PENGARUH KEKUATAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PRAJURIT BATALYON PERHUBUNGAN
THE INFLUENCE POWER OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON PERFORMANCE SOLDIERS OF THE SIGNAL BATTALION Bambang Agung Prasetyo1 Universitas Petahanan (
[email protected] )
Abstrak -- Batalyon Perhubungan merupakan satuan pelaksana dari Direktorat Perhubungan Angkatan Darat yang bertugas pokok menyelenggarakan dan melaksanakan dukungan komunikasi perhubungan di tingkat Markas Besar Angkatan Darat dan kegiatan Pernika serta kegiatan Konstruksi, instalasi dan uji coba Mathub dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Dithubad. Tulisan ini dilatar belakangi keinginan penulis untuk mengetahui pengaruh kekuatan kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja prajurit di Batalyon Perhubungan. Fokus penelitian adalah pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan. Daerah penelitian di Batalyon Perhubungan Depok, Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah pertama, untuk menganalisis pengaruh kekuatan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan. Kedua, untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan. Ketiga, untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan. Keberhasilan kepemimpinan Transformasional tergantung pada kemampuannya menciptakan lingkungan yang memungkinkan para pengikut menciptakan suasana kerja yang melampaui kinerja masa sebelumnya. Menurut Bass (1985) kinerja prajurit sangat dipengaruhi oleh peran kepemimpinan dan budaya organisasi yang berkembang di dalam organisasinya. Dari hasil analisis membuktikan bahwa (1) tidak terdapat pengaruh yang kuat antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan hanya sebesar 0,04 atau 4%, (2) terdapat pengaruh yang kuat antara budaya organisasi terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan sebesar 0,379 atau 37,9%, (3) Terdapat pengaruh yang kuat antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja prajurit Batalyon Perhubungan sebesar 0,419 atau 41,9% . 1
Bambang Agung Prasetyo adalah mahasiswa program studi magister terapan pertahanan Fakultas Stategi Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia.
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 27
Kata Kunci:
Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Kinerja Prajurit.
Abstract -- Signal Battalion is implementing units of army signal directorate in charge of principal coordinating and implementing signal support at the level of army headquarters and Pernika activities as well as activities of construction, installation and testing of signal matterial in order to support the implementation of the basic tasks Signal directorate. The background of this thesis the author wishes to know the effect of the power of transformational leadership and organizational culture on performance of soldiers in the Signal Battalion. The focus of research is the effect of transformational leadership and organizational culture on the performance of Signal Battalion soldiers. Signal Battalion research areas in Depok, West Java. The purpose of research is the first to analyze the effect of transformational leadership strength of the performance of the Signal Battalion soldiers. Second, to analyze the influence of organizational culture on the performance of Signal Battalion soldiers. Third, to analyze the effect of transformational leadership and organizational culture together on the performance of Signal Battalion soldiers. Transformasional leadership success depends on its ability to create an environment that allows the followers create a work atmosphere that surpass the performance of the previous period. Therefore the soldier’s performance is strongly influenced by the role of leadership and organizational culture that developed within the organization. From the analysis prove that (1) there is no strong influence of transformational leadership on the performance of Signal Battalion soldiers just 0.04, or 4%, (2) there is a strong influence of organizational culture on the performance of Signal Battalion soldiers of 0.379 or 37, 9%, (3) There is a strong influence between transformational leadership and organizational culture together on the performance of Signal Battalion soldiers of 0.419 or 41.9% Key words: Transformational Leadership, Organizational Culture and Performance Soldiers. Pendahuluan
O
satu faktor yang mendukung tercapainya
rganisasi adalah suatu sistem
keberhasilan suatu organisasi. Kinerja
kerjasama antara dua orang
merupakan hasil kerja dari tingkah laku2.
atau lebih yang secara sadar
Pengertian kinerja ini mengaitkan antara
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
hasil kerja dengan tingkah laku. Sebagai
setiap
tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas
organisasi
harus
senantiasa
meningkatkan kualitas kinerja sumber
manusia
daya
tercapainya
pelaksanaan
ditetapkan.
dibebankan kepadanya. Namun demikian
Peningkatan kualitas kinerja sumber daya
dalam pelaksanaanya terkadang faktor
manusia
rendahnya
manusianya
tujuan
yang
sangat
untuk telah
dipengaruhi
oleh
kepemimpinan dan budaya organisasi.
yang tugas
kinerja
diarahkan organisasi
kurang
pada yang
mendapat
perhatian dari pihak organisasi dan
Oleh karena itu, kinerja merupakan salah 2
Amstrong, Kinerja, 1999.
28 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
pimpinan, hal ini dapat menjadi kendala
ini TNI telah melakukan reformasi di
bagi organisasi. Apabila kinerja yang
dalam organisasinya. Namun reformasi
tinggi telah dapat dirasakan oleh anggota
yang
maka dengan sendirinya semangat dan
maksimal, khususnya reformasi budaya
motivasinya akan meningkat, dengan
yang terkadang masih cenderung bergaya
demikian
feodal
secara
meningkatkan
otomatis
akan
dan
dilakukan
masih
pragmatis
serta
belum
masih
target
diterapkan oleh anggota ataupun para
Oleh
pemimpinnya. Hal ini menjadi menarik
karena itu, guna meningkatkan kinerja
ketika budaya organisasi yang masih
prajurit
organisasi
feodal dan pragmatis telah melahirkan
diperlukan iklim budaya organisasi yang
dan membentuk gaya kepemimpinan
baik dan peran pemimpin yang mampu
yang otoriter dalam diri pemimpin TNI.
menggerakkan seluruh komponen dalam
Sikap otoriter, keras, tidak ada kompromi
mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan
dan
kepemimpinan
terhadap
kinerjanya
pencapaian
telah
terhadap
dan
tergantung
organisasi.
kemajuan
Transformasional pada
menciptakan
lingkungan
memungkinkan menciptakan
kemampuannya
para suasana
jauh
dari
nilai-nilai
anggota
kepedulian
apabila
masih
diterapkan dalam organisasi TNI dapat
yang
menimbulkan penurunan kinerja di dalam
pengikut
diri anggota. Semestinya TNI harus
kerja
yang
kembali
kepada
nilai-nilai
yang
melampaui kinerja masa sebelumnya.
terkandung di dalam Sapta Marga dan
Oleh karenanya kinerja prajurit sangat
Sumpah Prajurit sebagai falsafah dan
dipengaruhi oleh peran kepemimpinan
pedoman hidup setiap anggota TNI.
dan budaya organisasi yang berkembang
Karena dapat dijadikan sebagai landasan
di dalam organisasinya.
untuk menciptakan dan mewujudkan
Fenomena penurunan kinerja tidak
budaya organisasi baru di dalam Institusi
hanya terjadi pada organisasi swasta
TNI. Hal ini sejalan dengan butir ke 3 pada
namun dapat juga terjadi di dalam
arah kebijakan Panglima TNI (2015) yang
organisasi
menjelaskan
militer.
Tentara
Nasional
bahwa
TNI
akan
Indonesia (TNI) merupakan organisasi
membangun kompetensi sumber daya
yang menanamkan nilai-nilai pragmatis
manusia dengan meminimalisasi ego
dan
sektoral kematraan guna meningkatkan
terstruktur
dalam
pengelolaan
sumber daya manusianya, meskipun saat
TNI
yang
solid,
kuat,
profesional,
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 29
mencintai dan dicintai rakyat. penguatan
merupakan faktor terpenting di dalam
Institusi TNI ditujukan ke arah budaya
setiap organisasi. Keberadaannya menjadi
baru TNI yang berdasarkan Sapta Marga
sangat penting karena menjadi kunci
dan Sumpah Prajurit, yakni sebagai
terciptanya
tentara pejuang, tentara rakyat tentara
organisasi. Keberhasilan dan kegagalan
nasional dan tentara professional.
suatu organisasi sangat ditentukan oleh
TNI
dalam
organisasinya,
mencapai
harus
tujuan
didukung
oleh
kualitas
keberhasilan
dari
Demikian
seorang
juga
dalam
pemimpinnya.
keberhasilan
dan
sumber daya manusia serta adanya
kegagalan suatu organisasi baik yang
seorang pemimpin yang reformis dan
bersifat publik maupun swasta, biasanya
peduli terhadap perubahan dan dapat
dipersepsikan sebagai keberhasilan dan
memberikan peran penting di dalam
kegagalan
jalannya roda organisasi. Sesuai dengan
merupakan
perannya, pemimpin sebagai penunjuk
manajemen yang masih cukup menarik
arah dan tujuan di masa depan (direct
untuk diperbincangkan hingga dewasa ini.
setter),
Media
agen
perubahan
(agent
of
pemimpin. salah
massa,
Kepemimpinan
satu
baik
isu
cetak
dalam
maupun
change), negosiator (spokesperson), dan
elektronik, seringkali menampilkan opini
sebagai
dan
pembina
(coach)
dalam
pembicaraan
yang
membahas
menggerakkan seluruh komponen atau
seputar
sumber
untuk
kepemimpinan yang sangat strategis dan
itu,
penting dalam pencapaian misi, visi, dan
mampu
tujuan organisasi, merupakan salah satu
dengan
motif yang mendorong manusia untuk
menciptakan kondisi (iklim) organisasi
menyelidiki secara mendalam terkait
melalui pembentukan budaya organisasi
dengan kepemimpinan. Selain dari pada
sehingga para anggota merasa terpacu
itu pemimpin juga sangat berperan
untuk bekerja lebih keras agar kinerja
terhadap tumbuh kembangnya budaya
yang dicapai juga tinggi. Salah satu
organisasi
elemen yang bernilai penting dalam
organisasinya. Baik dan buruknya suatu
sistem organisasi selain budaya organisasi
organisasi adalah tergantung dari kondisi
adalah
kepemimpinan
(leadership).
atau iklim organisasi yang diciptakan oleh
Dengan
demikian
kepemimpinan
pemimpinnya yang nantinya terbentuk
daya
organisasinya
mencapai
tujuan.
seorang
pemimpin
mengarahkan
Oleh
karena
harus
motivasi
kepemimpinan.
yang
ada
30 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
Peran
di
dalam
menjadi suatu budaya organisasi di
seni tersendiri yang berbeda antara satu
dalamnya. Dengan begitu pentingnya
dengan yang lainnya. Setiap pemimpin
peran pemimpin sehingga isu mengenai
dalam
pemimpin menjadi fokus yang menarik
membina,
perhatian para peneliti bidang perilaku
mengarahkan semua potensi anggota
organisasi.
dilingkungan organisasinya memiliki pola
Variabel kepemimpinan dan budaya
yang
memberikan
perhatian
untuk
menggerakkan
berbeda-beda.
dan
Perbedaan
itu
organisasi memiliki kaitan erat dengan
disebabkan oleh karena gaya dan seni
kinerja prajurit. Untuk lebih jelasnya
kepemimpinan yang ada dalam diri
diperlukan penelitian untuk mengkaji dan
pribadi seorang pemimpin berbeda-beda.
mengetahui tingkat pengaruh dari kedua
Demikian juga dengan budaya organisasi
variabel tersebut terhadap kinerja prajurit
yang ada di dalam suatu organisasi
yang akan diaplikasikan pada prajurit
mempunyai
peran
Batalyon
menentukan
pertumbuhan
Perhubungan
Direktorat
penting
dalam
organisasi
Perhubungan Angkatan Darat (Batalyon
karena budaya yang terdapat didalamnya
Perhubungan)
mampu
di
Cimanggis
Depok.
merangsang
semangat
kerja
Penelitian dilakukan terhadap semua
sumber daya manusianya sehingga kinerja
prajurit
organisasi
sesuai
organisasi
Batalyon
meningkat3.
Batalyon
Perhubungan yang pada pelaksanaannya
Perhubungan
menggunakan
sesuai
pelaksana dari Direktorat Perhubungan
keterwakilan di tiap strata pangkat dan
Angkatan darat yang bertugas pokok
jabatan. Kepemimpinan yang dijadikan
menyelenggarakan
sebagai
dalam
dukungan komunikasi/Perhubungan di
penelitian ini difokuskan pada masa
tingkat Markas Besar Angkatan Darat dan
kepemimpinan Mayor Chb Kristia Wisnu
kegiatan
Wardana, S.Sos yang pada saat penelitian
Konstruksi, instalasi dan uji coba Mathub
dilakukan yang bersangkutan menjabat
dalam rangka mendukung pelaksanaan
sebagai
tugas pokok Dithubad. Dengan tugas
sampel
variabel
yang
independen
Komandan
Batalyon
Perhubungan. Seperti yang kita pahami bersama
tersebut
merupakan
dan
Pernika
maka
satuan
melaksanakan
serta
diharapkan
kegiatan
Batalyon
Perhubungan memiliki anggota yang
bahwa kepemimpinan adalah seni, di mana setiap pemimpin memiliki gaya dan
3
Wibowo, Budaya Organisasi, 2013.
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 31
selalu dinamis dan memiliki kinerja yang
dan Konstruksi, Pembekalan dan Instalasi
tinggi. Oleh sebab itu komandan yang
(Konbekharstal) dimana masing-masing
memimpin Batalyon Perhubungan sudah
kompi memiliki kekhususan sesuai fungsi
seyogyanya
teknisnya. Oleh karena keberhasilan tugas
memiliki
kepemimpinan
visi
dan
transformasional,
pokok
Batalyon
Perhubungan
mengembangkan budaya organisasi yang
berorientasi
baik dan memilik anggota yang berkinerja
dukungan bidang Perhubungan maka
yang baik.
keberadaan SDM Batalyon Perhubungan
Berangkat dari uraian di atas yang
sangat
untuk
kepemimpinan
kepemimpinan
tentang
pengaruh
dipengaruhi
oleh
Danyon
dan
seni budaya
dan
organisasi yang diterapkan di Batalyon
kinerja
Perhubungan untuk meningkatkan kinerja
prajurit Batalyon Perhubungan. Alasan
prajuritnya. Titik berat kinerja prajurit
lain yang membuat peneliti tertarik untuk
adalah meningkatnya kemampuan teknis
menjadikan
sesuai bidang komunikasi, Pernika dan
budaya
transformasional
terlaksananya
harus dikelola dengan baik dan hal ini
melatar belakangi ketertarikan peneliti mengkaji
pada
organisasi
sebagai
terhadap
Batalyon lokus
merupakan
Perhubungan
penelitian
batalyon
karena
satu-satunya
di
Fotfilmil serta Konbekhartsal. Metode Penelitian
Indonesia yang merupakan kebanggaan
Dalam
korps Perhubungan. Dirhubad memiliki
menggunakan
pendekatan kuantitatif
peran dan fungsi yang strategis untuk
(quantitative
approach).
menonjolkan
kuantitatif yang sesuai dengan paradigma
peran
dan
fungsi
penelitian
ini
Penelitian
Perhubungan satuan di jajaran TNI AD.
kuantitatif,
Orgas Batalyon Perhubungan terdiri dari :
penyelidikan tentang masalah sosial atau
1) Eselon Pimpinan; 2) Eselon Pembantu
masalah manusia yang berdasarkan pada
Pimpinan; 3) Eselon Pelayanan; dan 4)
pengujian sebuah teori yang terdiri dari
Eselon Pelaksana4. Pada Eselon Pelaksana
variabel-variabel, diukur dengan angka,
terdapat
Komunikasi
dan dianalisa dengan prosedur statistik
Markas(Komma), Komunikasi Lapangan
untuk menentukan apakah generalisasi
(Komlap), Perang Elektronika (Pernika)
prediktif teori tersebut benar5. Tipe
4
kompi
Orgas Yonhub Dithubad, Kep Kasad nomor Kep/13/V/2006 tanggal 12 Mei 2006.
5
merupakan
penulis
Creswell, John W. 2010.
32 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
sebuah
penelitian yang digunakan adalah tipe
2) Pengamatan (Observation)
eksplanatif, yang menjelaskan keterkaitan
Merupakan metode penelitian dimana
antara
peneliti melakukan pengamatan secara
variabel
kepemimpinan budaya
transformasional
organisasi
dependen
kinerja
Perhubungan.
independen
dengan prajurit
Selanjutnya
dan
langsung pada obyek penelitian baik
variabel
berupa kegiatan maupun materiil yang
Batalyon dijelaskan
ada. 3) Riset Kepustakaan (Library Research)
secara deskriptif dalam menganalisis hasil
Merupakan
penelitian.
yang
data yang dilakukan dengan membaca
digunakan adalah metode survey, yakni
buku, literature, jurnal dan referensi
penelitian yang mengambil sampel dari
lainnya
populasi dan menggunakan kuesioner
penelitian ini.
sebagai alat pengumpulan data pokok.
4) Dokumentasi
Penelitian survey adalah penelitian yang
Merupakan
dilakukan pada populasi besar maupun
data
kecil dengan memilih serta mengkaji
mengumpulkan
sampel yang dipilih dari populasi tersebut,
dokumen-dokumen,
untuk menentukan insidensi, distribusi
maupun catatan yang dikeluarkan oleh
dan
satuan yang diteliti.
Metode
interelasi
penelitian
relatif
dari
variabel-
variabelnya6.
metode
yang
pengumpulan
berkaitan
metode
yang
dengan
pengumpulan
dilakukan dan
dengan
mempelajari
buku
petunjuk
Data Primer, adalah data mengenai
Untuk mendapatkan data pada
pendapat
responden
tentang
penelitian ini penulis menggunakan teknik
kepemimpinan transformasional, budaya
pengumpulan data sebagai berikut:
organisasi, dan kepuasan kerja yang
1) Daftar
(Quistionaire)
diperoleh secara langsung dari responden
pengumpulan
dengan memberikan tanggapan atas
data yang dilakukan dengan cara
pernyataan kuesioner. Dalam penelitian
memberikan pertanyaan – pertanyaan
ini penulis mengawali dengan melakukan
yang tertuang ke dalam lembaran
uji validitas dan reliabilitas terhadap 30
kertas
responden yang terdiri dari prajurit
Pertanyaan
Merupakan
metode
secara
tertulis
kepada
responden dengan panduan kuesioner.
Batalyon
Perhubungan
yang
terbagi
secara rata dengan menggunakan teknik 6
Kerlinger, 1973 dalam Sugiyono, 2010 : 7.
stratified random sampling yakni teknik
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 33
pengambilan sampel yang memberikan
potensi kepemimpinan, tetapi sayang
peluang sesuai strata bagi setiap unsur
banyak yang tidak menyadari7.
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi
Kepemimpinan
sampel.
adalah
suatu
proses dalam mempengaruhi orang lain
Data Sekunder, adalah data yang
agar mau atau tidak melakukan sesuatu
diperoleh secara tidak langsung melalui
yang
perantara (diperoleh dan dicatat oleh
mengatakan
pihak lain). Dalam penelitian ini, data
(leadership) adalah hubungan interaksi
sekunder
antara pengikut (follower) dan pimpinan
hanya
mendukung
diinginkan.
Ada
bahwa
yang
kepemimpinan
pengumpulan data awal sebagai output
dalam
penelitian.
Pendapat lain mengatakan bahwa lebih
Hasil dan Pembahasan
cenderung untuk melihat kepemimpinan
Tinjauan pustaka akan menguraikan dan
dari segi kualitas sehingga kepemimpinan
membahas mengenai pendekatan teori
yang berkualitas ialah kemampuan atau
yang
seni
digunakan
dalam
penulisan
penelitian ini meliputi disiplin akademis yang
digunakan,
kepemimpinan, transformasional,
budaya
organisasi,
memimpin
orang
Kepemimpinan
bersama.
biasa
untuk
transformasional
didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi.
kinerja prajurit, penelitian terdahulu dan
Kepemimpinan
kerangka teori yang digunakan oleh
sebagai
peneliti.
menekankan
Kepemimpinan memiliki berbagai
tujuan
mencapai hasil-hasil yang luar biasa.
pengertian kepemimpinan
mencapai
juga
ini
juga
kepemimpinan
didefinisikan yang
pada
lebih
kegiatan
pemberdayaan (empowerment) melalui
macam pengertian yang terkadang sering
peningkatan
sulit didefinisikan, sehingga banyak orang
bawahan/anggota organisasi yang positif.
dan
ahli
mencoba
memperkenalkan
konsep
Kepemimpinan
diri
transformasional
definisinya sesuai versi masing-masing.
memiliki pengertian kepemimpinan yang
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan
bertujuan
yang menggerakkan perjuangan atau
dengan natur kepemimpinan yaitu adanya
kegiatan anda menuju sukses serta yakin
pergerakan untuk mencapai tujuan, maka
untuk
perubahan.
bahwa dalam diri setiap orang terdapat 7
Robert Schuller dalam Salusu : 2005.
34 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
Sesuai
tujuan yang dimaksud di sini adalah
motivasional. Visi tersebut menyatakan
perubahan. Perubahan yang dimaksud
dengan tegas tujuan organisasi dan
diasumsikan sebagai perubahan ke arah
sekaligus
berfungsi
yang lebih baik, menentang status quo
inspirasi
dan
dan aktif.
transformasi dapat dicapai melalui salah
Dengan demikian kepemimpinan tranformasional
ini
memotivasi
para
sebagai
sumber
komitmen.
Proses
satu dari tiga cara berikut: 1) Mendorong
dan
meningkatkan
bawahan agar bersedia bekerja demi
kesadaran tentang betapa pentingnya
sasaran-sasaran tingkat yang lebih tinggi
dan bernilainya sasaran yang akan
yang dianggap melampaui kepentingan
dicapai kelak menunjukkan cara untuk
pribadinya pada saat itu. Para bawahan
mencapainya.
memiliki konsep diri positif sehingga
2) Mendorong
bawahan
untuk
mampu mengatasi permasalahan dengan
mendahulukan kepentingan kelompok
mempergunakan
daripada kepentingan pribadi.
potensinya
masing-
masing, tanpa tertekan atau ditekan,
3) Meningkatkan
orde
akhirnya mereka mempunyai komitmen
bawahan/memperluas
yang tinggi terhadap pencapaian tujuan
kebutuhan tersebut.
organisasi.
Dengan
transformasional merasakan
kepemimpinan
Kepemimpinan
kebutuhan cakupan
transformasional
para
pengikut
adalah sebagai pengaruh pemimpin atau
kepercayaan,
kekaguman,
atasan terhadap bawahan. Para bawahan
kesetiaan dan penghomatan terhadap
merasakan
pemimpin, dan mereka termotivasi untuk
kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat
melakukan lebih daripada yang awalnya
kepada atasan, dan mereka termotivasi
diharapkan dari mereka. Kepemimpin
untuk melakukan melebihi apa yang
transformasional bisa berhasil mengubah
diharapkan.
status quo dalam organisasinya dengan
transformasional
cara mempraktikkan perilaku yang sesuai
mengartikan
pada setiap tahapan proses transformasi.
sebuah visi untuk organisasi, sehinggga
Apabila cara-cara lama dinilai sudah tidak
para
lagi sesuai, maka sang pemimpin akan
kredibilitas pemimpin tersebut Bass.
menyusun visi baru mengenai masa depan
dengan
fokus
strategik
dan
adanya
Kepemimpinan
dengan
pengikutnya
Fungsi pemimpin
kepercayaan,
utama
harus
dapat
jelas
mengenai
akan
dari
transformasional
menerima
seorang adalah
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 35
memberikan
pelayanan
sebagai
2) Konsiderasi
Individual
(Individual
katalisator dari perubahan (catalyst of
Consideration)
change), namun saat bersamaan sebagai
Pemimpin transformasional memiliki
seorang pengawas dari perubahan (a
perhatian khusus terhadap kebutuhan
controller
selanjutnya
individu dalam pencapaiannya dan
“bahwa meskipun terdapat beberapa
pertumbuhan yang mereka harapkan
perbedaan
mendefinisikan
dengan berperilaku sebagai pelatih
kepemimpinan transformasional, akan
atau mentor dan memberikan nasehat.
tetapi
of
change)”.
dalam
secara
umum
mereka
3) Motivasi
Inspirasional
mengartikannya sebagai agen perubahan
Motivation)
(an agent of change)”.
Pemimpin
Selanjutnya,
untuk
menghasilkan
produktivitas,
kepemimpinan didefinisikan
transformasional sebagai
Idealized
dapat
“Fours
influence,
telah I’s”
–
(Inspirational
transformasional
berperilaku
dengan
tujuan
untuk
memberi motivasi dengan inspirasi terhadap
orang-orang
Mengkomunikasikan
disekitarnya.
harapan
inspirational
tinggi,
motivation, intellectual stimulation, dan
untuk
individualized
mengungkapkan sesuatu yang penting
consideration.
dimensi-dimensi
Adapun
kepemimpinan
transformasional, sebagai berikut: 1) Stimulasi
Intelektual
memfokuskan
(Intelectual
transformasional usaha
usaha
secara sederhana.
Pemimpin berperilaku
Pemimpin
slogan-slogan
4) Pengaruh Idealis (Idealized Influence).
Stimulation)
menstimulasi
menggunakan
yang
bawahannya
bawahannya.
Transformasional sebagai
model
Pemimpin
bagi
sepeti
ini
biasanya dihormati dan dipercaya,
untuk berlaku inovatif dan kreatif
cenderung
dengan
perumusan visi dan misi secara jelas,
mempertanyakan
asumsi,
kharismatik,
melalui
pembatasan masalah dan pendekatan
memperoleh
dari situasi lama dengan cara yang
kepercayaan dari bawahan/anggota
baru,
organisasi dan/atau rekan kerja.
menggalakan
kecerdasan, rasionalitas
penggunaan mengutamakan
dan
melakukan
pemecahan masalah secara teliti.
Budaya
dukungan
organisasi
dan
merupakan
sesuatu yang sulit untuk didefinisikan atau diukur secara tepat karena budaya
36 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
ini
hanya
dari
perkembangan yang lebih baik. Adapun
keluasannya dan observasi dari yang
penerapan budaya tersebut di dalam
dikatakan, dilukis dan dilakukan oleh
organisasi menjadi budaya organisasi. Di
anggota organisasi. Budaya adalah suatu
antara
pola asumsi dasar yang ditemukan dan
pengertian tentang budaya organisasi
dikembangkan
dengan cara sangat beragam, karena
tertentu
dapat
oleh
karena
disimpulkan
suatu
kelompok
mempelajari
dan
para
masing-masing
pakar
memberikan
memberikan
tekanan
menguasai masalah adaptasi eksternal
pada sudut pandang masing-masing. Hal
dan integrasi internal, yang telah bekerja
seperti itu adalah wajar, seperti kita
dengan
untuk
memandang sebuah benda dari sudut
dipertimbangkan secara layak dan karena
yang berbeda, maka masing-masing akan
itu diajarkan pada anggota baru sebagai
mendeskripsikan apa yang terlihat dalam
cara yang dipersepsikan, berpikir dan
pandangannya.
cukup
baik
dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah tersebut. Budaya
organisasi
Namun, di antara pendapat para pakar
tersebut
pada
umumnya
(corporate
bersumber pada pandangan Edgar Schein
culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai,
yang mengemukakan bahwa budaya
simbol-simbol
dan
organisasi adalah sebagai filosofi yang
dipatuhi bersama, yang dimiliki suatu
mendasari, aturan main untuk bergaul,
organisasi sehingga anggota organisasi
dan perasaan atau iklim yang dibawa oleh
merasa satu keluarga dan menciptakan
persiapan
suatu kondisi anggota organisasi tersebut
organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-
merasa berbeda dengan organisasi lain.
norma bersama yang terdapat dalam
Budaya organisasi adalah suatu sistem
suatu organisasi dan mengajarkan pada
nilai yang diperoleh dan dikembangkan
pekerja
oleh organisasi dan pola kebiasaan dan
menganjurkan bahwa budaya organisasi
falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk
menyangkut keyakinan dan perasaan
menjadi aturan yang digunakan sebagai
bersama, keteraturan dalam perilaku dan
pedoman dalam berfikir dan bertindak
proses historis untuk meneruskan nilai-
dalam
nilai dan norma-norma.
yang
mencapai
dimengerti
tujuan
organisasi.
Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu
memacu
organisasi
kearah
fisik
yang
organisasi.
datang.
Budaya
Definisi
ini
Budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 37
nilai, norma perilaku dan harapan yang
antar anggota organisasi dan tidak ada
diterima
anggota
kesamaan atau kesepakatan nilai-nilai
organisasi. Akar setiap budaya organisasi
yang dianut pada anggota organisasi.
adalah serangkaian karakteristik inti yang
Dengan kata lain budaya perusahaan
dihargai secara kolektif oleh anggota
tersebut tidak ada, yang ada nilai-nilai
organisasi.
pribadi anggota organisasi.
bersama
oleh
Banyak definisi budaya organisasi,
Pengertian-pengertian
di
atas
namun pada dasarnya definisi-definisi
menunjukkan bahwa budaya organisasi
tersebut
adalah kebiasaan yang berlaku pada
mengacu
pada
tiga
pendekatan8, yaitu : 1) Integration
organisasi. Bisa jadi, dengan demikian
approach,
menyatakan
antara satu organisasi dengan organisasi
bahwa setiap organisasi mempunyai
lainnya
satu jenis budaya yang mewarnai
berbeda meski keduanya bergerak pada
semua nilai dan kegiatan anggotanya.
bidang aktifitas yang sama. Kebiasaan-
Pendekatan
ini menekankan pada
kebiasaan yang terjadi dalam sebuah
konsensus semua anggota organisasi
organisasi tersebut sesungguhnya berasal
terhadap satu budaya yang dominan.
dari nilai-nilai organisasi (organizational
2) Differentiation approach, menekankan
values) atau nilai-nilai yang bersifat
pada konsensus sub budaya. Pada
idealistik, karena merupakan elemen yang
pendekatan ini dimungkinkan setiap
tidak tampak kepermukaan (hidden) dan
organisasi mempunyai satu atau lebih
hanya orang-orang organisasi saja yang
sub
tahu apa sesungguhnya ideologi mereka
budaya
yang
masih
dapat
mempunyai
dan
budaya yang sejalan dan sama dengan
didirikan. Sebagai elemen yang tidak
budaya perusahaan, sub budaya yang
tampak dan bersifat idealistik sehingga
berbeda dengan budaya perusahaan
merupakan inti dari budaya organisasi
dan sub budaya yang berlawanan
(core of culture).
3) Fragmentation
approach,
organisasi
yang
dibedakan menjadi tiga yaitu sub
dengan budaya perusahaan.
mengapa
kebiasaan
tersebut
Budaya organisasi adalah sistem pada
pendekatan ini tidak ada konsensus
makna
bersama
anggota-anggota
yang
dianut
oleh
yang
membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi 8
Martin, 1992, dalam Andreas Budi Rahardjo, 2003.
lain. Dengan demikian bahwa budaya
38 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
organisasi memiliki karakteristik yang
7) Kemantapan;
yaitu
berbeda antara satu dengan lainnya dan
kegiatan
berdasarkan
dipertahankannya
riset
terbaru
yang
dilakukannya maka dia mengemukakan ada tujuh dimensi/karakteristik primer
sejauh
organisasi
mana
menekankan status
quo
bukannya pertumbuhan. Keberhasilan
suatu
oleh
organisasi
dari suatu budaya organisasi, (Robbins,
dipengaruhi
2006) yaitu :
performance) sumber daya manusia,
1) Inovasi dan pengambilan resiko; yaitu
untuk
itu
setiap
kinerja
(job
perusahaan
akan
sejauh mana para karyawan didorong
berusaha untuk meningkatkan kinerja
agar inovatif dan mengambil resiko.
dalam mencapai tujuan organisasi yang
2) Perhatian terhadap detail; yaitu sejauh
telah ditetapkan. Budaya organisasi yang
mana
para
karyawan
diharapkan
tumbuh dan terpelihara dengan baik akan
memperlihatkan presisi (kecermatan),
mampu memacu organisasi ke arah
analisis, dan perhatian terhadap detail.
perkembangan yang lebih baik. Disisi lain,
3) Orientasi hasil; yaitu sejauh mana manajemen
memusatkan
kemampuan
pemimpin
dalam
perhatian
menggerakkan dan memberdayakankan
pada hasil bukannya pada teknik dan
pegawainya akan mempengaruhi kinerja.
proses
Istilah kinerja dari kata job performance
yang
digunakan
untuk
mencapai hasil itu.
atau actual performance (prestasi kerja
4) Orientasi orang; yaitu sejauh mana keputusan
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
manajemen
oleh seseorang). Prestasi kerja pada
memperhitungkan dampak hasil-hasil
umumnya dipengaruhi oleh kecakapan,
pada orang-orang di dalam organisasi
keterampilan,
itu.
kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang
5) Orientasi
tim;
kegiatan berdasarkan
yaitu
kerja tim,
sejauh
mana
pengalaman
dan
bersangkutan.
diorganisasikan
Secara etimologi, kinerja berasal
bukannya
dari kata prestasi kerja (performance).
berdasarkan individu. 6) Keagresifan; yaitu sejauh mana orang-
Istilah
kinerja
dari
kata
kata
job
performance atau actual performance
orang itu agresif dan kompetitif dan
(prestasi
bukannya santai-santai.
sesungguhnya seseorang)
kerja
atau
yang
yaitu
hasil
dicapai kerja
prestasi oleh secara
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 39
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
menyesuaikan dengan cara kerja dan
seorang pegawai dalam melaksanakan
situasi kerja yang ada, Keempat Sikap
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
Kerja: Tingkat semangat kerja dan sikap
yang diberikan padanya. Pada umumnya
positif
kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu
pekerjaan.
kinerja individu dan kinerja organisasi.
pengukuran kinerja tersebut maka kinerja
Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu
prajurit juga memiliki esensi yang sama
pekerjaan, baik bersifat fisik/ material
dari keempat aspek tersebut.
maupun non fisik/ non material. Kinerja
dalam
melaksanakan
Sesuai
Penulis
dengan
mengambil
tugas dimensi
beberapa
adalah tingkatan pencapaian hasil atas
penelitian sebelumnya yang menurut
pelaksanaan tugas tertentu.
penulis
memiliki
relevansi
dengan
Pengukuran kinerja diarahkan pada
penelitian yang akan penulis teliti dan kaji,
4 aspek yaitu: Pertama Hasil kerja: tingkat
yaitu tentang analisis pengaruh kekuatan
kuantitas
kepemimpinan
dan
kualitas
yang
telah
transformasional
dan
dihasilkan dan sejauhmana pengawasan
budaya organisasi dengan kinerja prajurit
dilakukan, Kedua Disiplin waktu dan
Batalyon Perhubungan. Untuk dapat
absensi: tingkat ketepatan waktu dan
dijadikan
kehadiran, Ketiga Kecakapan mental :
perbandingan
tingkat kemampuan dan kecepatan dalam
sebagai berikut:
menerima
instruksi
kerja
bahan
referensi
dalam
dan
penulisannya
dan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
Andrie Rondonuwu
Pengaruh Kepemimpinan
Terdapat
pengaruh
yang
(2011) Universitas
Transformasional dan
signifikan
Indonesia
Budaya Organisasi terhadap
Transformasional
kepuasan kerja anggota
organisasi dengan kepuasan kerja
Kepolisian di Polres Bogor
anggota
Kepemimpinan dan
budaya
Kota Sri Lelis Maryati
Pengaruh Budaya Organisasi
Terdapat
pengaruh
(2011) Universitas
dan Perilaku Kepemimpinan
signifikan Budaya Organisasi dan
40 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
yang
Indonesia
Kepala Sekolah terhadap
Perilaku Kepemimpinan Kepala
Kinerja Guru SMA di
Sekolah terhadap Kinerja Guru
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat Dian Musriyanto,
Pengaruh Profesionalisme
Terdapat
S.AP (2015) Sekolah
dan Motivasi terhadap
signifikan Profesionalisme dan
Staf dan Komando
Kinerja Prajurit Batalyon
Motivasi terhadap Kinerja Prajurit
Angkatan Darat
Kavaleri 4/Tank
Dari
penelitian
terdahulu
pengaruh
yang
yang
tulisan penulis adalah membandingkan
dijadikan penulis sebagai referensi, ada
variabel kepemimpinan dan budaya
perbedaan dan kesamaan variabel yang
organisasi untuk digunakan dalam
digunakan dalam penulisan tesis ini
perbaikan kinerja prajurit Batalyon
sebagai berikut :
Perhubungan.
1) Tulisan Tesis dari Andrie Rondonuwu,
2) Tulisan Tesis dari Sri Lelis Maryati, 2011,
2011, Universitas Indonesia dengan
Universitas Indonesia dengan judul
judul
Pengaruh
Budaya
Perilaku
Kepemimpinan
Pengaruh
Transformasional
Kepemimpinan dan
Budaya
Organisasi
dan
Kepala
Organisasi terhadap kepuasan kerja
Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA di
anggota Kepolisian di Polres Bogor
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa
Kota. Dalam tesis tersebut membahas
Barat. Dalam tesis tersebut membahas
variabel
variabel Budaya Organisasi, Perilaku
kepemimpinan
transformasional, budaya organisasi
Kepemimpinan
dan kepuasan kerja. Perbedaannya
Perbedaannya pada lokus penelitian di
pada
SMA Kabupaten Indramayu, variabel
lokus
penelitian
di
jajaran
dan
terikatnya
kepuasan
Sedangkan
Sedangkan persamaannya adalah pada
persamaannya adalah pada variabel
variabel budaya organisasi dan kinerja.
bebas,
Yang menjadi kelebihan tulisan penulis
yaitu
transformasional
kepemimpinan dan
budaya
organisasi. Yang menjadi kelebihan
adalah
kinerja
Guru.
kepolisian, variabel terikatnya adalah kerja.
adalah
Kinerja
membandingkan
guru.
variabel
kepemimpinan dan budaya organisasi
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 41
untuk digunakan dalam perbaikan
adalah pada variabel terikat, yaitu
kinerja prajurit Batalyon Perhubungan.
Kinerja
3) Tulisan Karlismil Ilmiah dari Dian
Prajurit.
Yang
menjadi
kelebihan tulisan penulis adalah lebih
Musriyanto, S.AP (2015) Sekolah Staf
menitikberatkan
dan
Darat,
variabel kepemimpinan dan budaya
Pengaruh
organisasi untuk digunakan dalam
Profesionalisme dan Motivasi terhadap
perbaikan kinerja prajurit Batalyon
Kinerja
Prajurit
Perhubungan.
4/Tank.
Dalam
Komando
dengan
tersebut
Angkatan
judul
Batalyon Karlismil
membahas
Kavaleri Ilmiah
Dalam
penelitian
penelitian
ini
tentang
penulis
variabel
menyajikan kerangka pemikiran untuk
Profesionalisme, Motivasi dan Kinerja
mempermudah memahami permasalahan
Prajurit. Perbedaannya pada lokus
yang sedang diteliti. Perkiraan kerangka
penelitian di Yonkav 4 Tank, variabel
teoritis ini disajikan dalam bentuk skema
bebasnya adalah profesionalisme dan
atau
motivasi. Sedangkan persamaannya
hubungan masing-masing variabel yaitu
gambaran
yang
sebagai berikut:
Kepemimpinan Transformasional 1. Stimulasi intelektual 2. Konsiderasi Individual 3. Motivasi Inspirasional 4. Pengaruh Idealisme Budaya Organisasi 1.Inovasi dan pengambil resiko 2.Perhatian thd detail 3.Orientasi Hasil 4.Orientasi Orang 5.Orientasi Team 6.Keagresifan 7.Kematangan
Kinerja Prajurit Yonhub
42 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
menunjukkan
Penentuan
dimensi
kepemimpinan
perbaikan
kinerja
prajurit
transformasional ada 4 (empat) yaitu:
Perhubungan.
pengaruh
motivasi
kelemahan diantaranya : kepemimpinan
inspirasional, stimulasi intelektual dan
Dansat yang belum optimal, kualitas SDM
konsiderasi individual yang merupakan
yang dimiliki masih rendah, dan tingkat
variabel bebas atau variabel independen.
kepedulian anggota yang rendah.
idealisme,
Untuk budaya organisasi ada 7 (tujuh)
Faktor
Batalyon
Selanjutnya
yang
setelah
menjadi
dilakukan
dimensi yaitu: inovasi dan pengambilan
penelitian Pengaruh Budaya Organisasi
resiko,
terhadap
perhatian
terhadap
detail,
kinerja
prajurit
Batalyon
orientasi hasil, orientasi orang, orientasi
Perhubungan ternyata variable X2
team, keagresifan, dan kematangan yang
Budaya Organisasi ) memiliki pengaruh
juga merupakan variabel bebas atau
0,379 atau 37,9 % terhadap variable Y
variabel
(Kinerja
independen.
Sedangkan
Prajurit).
Dengan
kata
(
lain
kepuasan kerja sebagai variabel terikat
Budaya Organisasi berpengaruh secara
atau variabel dependen terdiri dari 4
signifikan terhadap perbaikan kinerja
(empat) dimensi, yaitu : hasil kerja,
prajurit Batalyon Perhubungan. Faktor
disiplin waktu dan absensi, kecakapan
yang menjadi kekuatan diantaranya :
mental, sikap kerja. Variabel bebas atau
Disiplin prajurit, Prosedur kerja yang baik
variabel independen yang terdiri dari
dan
kepemimpinan
dan
menggerakkan organisasi dalam rangka
budaya organisasi, berpengaruh terhadap
meningkatkan kinerja prajurit Batalyon
variabel terikat atau variabel dependen
Perhubungan.
Sedangkan
yaitu kinerja prajurit.
kepemimpinan
transformasional
Setelah tentang
Transformasional
dilakukan
pengaruh
penelitian
kepemimpinan
loyalitas
prajurit
untuk
pengaruh dan
Budaya Organisasi secara bersama-sama terhadap
kinerja
prajurit
Batalyon
transformasional terhadap kinerja prajurit
Perhubungan setelah dilakukan penelitian
Batalyon Perhubungan ternyata variable
ternyata variable X1 ( Kepemimpinan
X1 ( Kepemimpinan Transformasional )
Transformasional ) dan variable X2
memiliki pengaruh 0,040 atau 4 %
Budaya Organisasi ) memiliki pengaruh
terhadap variable Y (Kinerja Prajurit).
sebesar 41,9 % terhadap variable Y
Dengan kata lain Kepemimpinan tidak
(Kinerja Prajurit). Sisanya sebesar 58,1 %
berpengaruh secara signifikan terhadap
dipengaruhi
oleh
faktor
lain
(
yang
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 43
diabaikan penulis. Dengan kata lain
yang
Kepemimpinan
dan
menyelidiki secara mendalam terkait
Budaya Organisasi secara bersama-sama
dengan kepemimpinan. Selain dari pada
berpengaruh secara signifikan terhadap
itu pemimpin juga sangat berperan
perbaikan
terhadap tumbuh kembangnya budaya
Transformasional
kinerja
prajurit
Batalyon
mendorong
manusia
Perhubungan.
organisasi
Kesimpulan
organisasinya. Baik dan buruknya suatu
Kesimpulan merupakan hasil temuan dan
organisasi adalah tergantung dari kondisi
analisis penelitian terhadap permasalahan
atau iklim organisasi yang diciptakan oleh
penelitian.
analisis
pemimpinnya yang nantinya terbentuk
membuktikan bahwa (1) tidak terdapat
menjadi suatu budaya organisasi di
pengaruh
antara
dalamnya. Dengan begitu pentingnya
transformasional
peran pemimpin sehingga isu mengenai
Dari
hasil
yang
kuat
kepemimpinan terhadap
di
dalam
pemimpin menjadi fokus yang menarik
Perhubungan hanya sebesar 0,04 atau 4%,
perhatian para peneliti bidang perilaku
(2) terdapat pengaruh yang kuat antara
organisasi.
organisasi
prajurit
ada
Batalyon
budaya
kinerja
yang
untuk
terhadap
kinerja
Berdasarkan
hasil
kesimpulan
prajurit Batalyon Perhubungan sebesar
diatas, Dihadapkan dengan tugas pokok
0,379 atau 37,9%, (3) Terdapat pengaruh
batalyon perhubungan
yang
kepemimpinan
memberikan saran secara teoritis agar
transformasional dan budaya organisasi
Direktorat Perhubungan Angkatan Darat
secara bersama-sama terhadap kinerja
menyusun
prajurit Batalyon Perhubungan sebesar
pembinaan satuan perhubungan di jajaran
0,419 atau 41,9%. Dengan demikian hasil
TNI
penelitian
meningkatkan kinerja satuannya, serta
kuat
antara
mengenai
kepemimpinan budaya
pengaruh
transformasional
organisasi
terhadap
dan kinerja
AD
maka
pedoman
agar
dan
lebih
baik
penulis
acuan
dalam
secara praktis untuk komandan batalyon dapat
mewujudkan
kinerja
prajurit
prajurit Batalyon Perhubungan dapat
Batalyon Perhubungan ke arah yang lebih
disimpulkan bahwa Peran kepemimpinan
baik maka perlu adanya inovasi dan
yang sangat strategis dan penting dalam
penyempurnaan
pencapaian
tujuan
kepemimpinan transformasional dengan
organisasi, merupakan salah satu motif
memberikan suri tauladan yang baik,
misi,
visi,
dan
penerapan
44 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | Agustus 2017 | Volume 3 Nomor 2
teori
membangun kedekatan komandan dan seluruh prajurit melalui kegiatan-kegiatan bersama yang bersifat membangun jiwa korsa
dan
rasa
kepedulian
guna
mempererat silaturahmi antara atasan dan bawahan, menerapkan reward dan punishment secara adil serta senantiasa memberikan
pemahaman
yang
lebih
mendalam tentang pentingnya nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung di dalam budaya organisasi TNI kepada setiap prajurit batalyon perhubungan sehingga
dapat
menumbuhkan
kencintaan dan pengabdian terhadap satuannya.
Daftar Pustaka Andrie Rondonuwu, 2011. Tesis: Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap kepuasan kerja anggota Kepolisian di Polres Bogor Kota. Jakarta : Universitas Indonesia Badeni, 2014 Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dino Pati Jalal, 2008. Harus Bisa. Jakarta: REW Press. Dian Musriyanto, S.AP (2015) Tesis: Pengaruh Profesionalisme dan Motivasi terhadap Kinerja Prajurit Batalyon Kavaleri 4/Tank. Bandung, Seskoad. Eko Maulana Ali, 2014. Kepemimpinan Integratif, Jakarta:Bars Media Komunikasi.
Eko Maulana Ali, 2012. Kepemimpinan Transformasional, Jakarta:Multi Cerdas Publishing. Gary Yukl, 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT.Indeks. Hadari Nawawi, 2006. Kepemimpinan yang efektif. Yogyakarta: Gajah Mada Offset. Hendardji Soepandji, 2010. Membangun Karakter Pemimpin Militer. Jakarta: Penta Samudra. Irham Fahmi, 2014. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Miftah Thoha, 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo. Matondang, 2008. Kepemimpinan Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salusu, 2005, Pengambilan keputusan stratejik. Jakarta: Gramedia. Sugiono, 2013, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sudarwan Danim, 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Jakarta: Pustaka Setia. Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta. Sutrisno Edie, 2009, Kinerja(Manajemen Sumber Daya Manusia), Jakarta, Kencana Media Group. Stepen P. Robbin, 2006, Perilaku Organisasi, Jakarta, Salemba. Sri Lelis Maryati,2011. Tesis : Pengaruh Budaya Organisasi dan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Jakarta, Universitas Indonesia Tikno Iensufiie, 2010. Leadership for Profesional. Jakarta: Erlangga. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Wirawan, 2013. Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo. Wibowo, 2013. Budaya Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo.
Pengaruh Kekuatan Kepemimpinan Transformasional dan … | Bambang Agung Prasetyo | 45