FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN BERSAING PADA MASKAPAI PENERBANGAN (Studi Pada Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Semarang)
Reza Adhi Nugroho (C2A004099) Dra, Retno Hidayati, MM
ABSTRACT
Through the business development nowadays, the economic growth, either services or industrial sector has been developing rapidly. Competition in the airlines business increasingly fragmented because the presence of private players that had enough capital and brilliant business penetration strategy. Especially with the emergence of new players which is very confident and succeed to take the positioning as a low cost carrier those who had the competition through the route increasingly easier for customers to reach the destination. The purpose of this study was to determine the effect of flight routes, service quality, and promotion to competitive advantage in partial and simultaneous. The population of this study were all service users of Lion Airlines in the city of Semarang, while the sample was 100 respondent. The sampling technique was purposive sampling. Type of data used are primary data with questionnaire data collection methods. Analytical tool used was multiple regression. The result of this study is: The route has a positive and significant impact to competitive advantage, it seen from t count > t table or significant < 0,05, it means that the more flight routes they had, then the competitive advantage will increase. Quality of service has a positive and significant impact to competitive advantage, it seen from t count > t table or significant < 0,05, it means the better service quality they had, then the competitive advantage will increase. Promotion has a positive and significant impact to competitive advantage, it seen from t count > t table and significant < 0,05, it means more interesting promotion or campaign they had, then the competitive advantage will increase. Coefficient of determination was 0,586 (adjusted R square) indicating that the flight route (X1), service quality (X2), promotion (X3) were able to explain jointly towards a competitive advantage of Lion Airlines for 58,60% , while the remaining 41,40% were influenced by another variables that not studied.
Keywords: flight route, service quality, promotion, competitive advantage
1 PENDAHULUAN Seiring perkembangan dunia usaha sekarang ini, pertumbuhan di bidang perekonomian baik jasa ataupun sektor industri berkembang dengan sangat pesat. Persaingan di bisnis penerbangan makin terfragmentasi karena hadirnya pemain – pemain swasta dengan permodalan yang cukup dan strategi penetrasi bisnis yang brilian. Khususnya munculya pemain – pemain baru yang amat percaya diri dan cukup sukses mengambil positioning sebagai low cost carrier yaitu persaingan melalui rute penerbangan yang semakin mempermudah pelanggan untuk mencapai tujuan. Ditengah persaingan antar maskapai penerbangan yang semakin ketat, banyak upaya yang dilakukan maskapai-maskapai penerbangan tak terkecuali Lion Air. Sebagai salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia, Lion Air masih stabil dalam bersaing dengan maskapai penerbangan baru lainnya. Yaitu dalam mencari, menarik dan mempertahankan pelanggan untuk memuaskan pengguna jasanya, terutama melalui sisi peforma pelayanannya. Perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dimana pelaksanaan / kinerja jasa yang dilakukan haruslah sesuai dengan tingkat kepentingan / harapan konsumen. Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas. Dalam kondisi persaingan yang cukup ketat diantara Jasa maskapai penerbangan saat ini, menuntut Perusahaan untuk menciptakan strategi baru untuk memenangkan persaingan. Aspek pelayanan merupakan key performance indicator yang penting dalam kegiatan operasional, oleh karena itu penataan seluruh mata rantai pelayanan merupakan langkah strategis dalam mempertegas komitmen Lion Air sebagai full service arline yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan yaitu memberikan pelayanan dari pre filght service, in flight service hingga post flight service journey. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan meningkatkan kualitas pelayanan jasa penerbangan Lion Air akan meningkatkan penjualan, mempertahankan pelanggan dan memperluas pangsa pasar konsumen. Peningkatan kualitas pelayanan melalui bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan karyawan (responsiveness), jaminan keselamatan (Assurance)
dan empati (Empathy) akan meningkatkan kepercayaan konsumen Lion Air untuk tidak beralih ke maskapai penerbangan lainnya. Hal ini menjadi perhatian utama perusahaan dalam memenangkan persaingan dimana kualitas pelayanan adalah salah satu strategi perusahaan dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Untuk mengetahui apakah konsumen (pelanggan) puas atau tidak terhadap produk jasa yang diterima sangat tergantung dari harapan dan kenyataan, yaitu apakah harga yang dibayarkan sesuai dengan harapannya. Apabila harapan (ekspektasi) konsumen ternyata lebih besar dari kenyataan yang mereka terima dari jasa yang telah dibeli maka konsumen akan merasa kecewa, karena produk tidak sesuai kenyataan. Apabila harapan konsumen ternyata sama dengan kenyataan yang mereka terima maka kedua belah pihak, yaitu perusahaan pemberi jasa dan konsumen sebagai pembeli jasa, akan sama-sama puas. Tetapi bila harapan konsumen ternyata lebih rendah dari kenyataan yang mereka terima, itu merupakan suatu kejutan yang menyenangkan bagi konsumen tersebut. Tentu saja ini akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan itu. Ditengah ketatnya persaingan antar maskapai penerbangan dalam upaya memasarkan produknya selain perlu mempersiapkan strategi pemasaran tradisional dengan pendekatan empat P : Product, Price, Place, Promotion, belum cukup dan masih perlu ditambah lagi dengan tiga P : People, Physical Evidence, dan Process. Karena banyaknya faktor yang berinteraksi dalam organisasi, maka harus dilakukan pemasaran kepada pihak eksternal, internal, maupun interaktif. Strategi pemasaran organisasi jasa, secara garis besar berkaitan dengan tiga hal pokok yaitu : strategi diferensiasi kompetitif, strategi pengelola produktivitas, dan strategi pengelola kualitas jasa. Strategi pengelola kualitas jasa dirasakan sangat penting, karena semua
unsur
dalam
organisasi
terlibat
secara
total
dalam
perbaikan
yang
berkesinambungan, guna memenuhi keinginan dan harapan konsumen, dan dalam pengelola kualitas jasa tersebut didalamnya tergabung budaya kerja yang dapat memacu naik atau turunnya nilai keunggulan kerja perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini diberi judul ”FAKTORFAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEUNGGULAN
BERSAING
PADA
MASKAPAI PENERBANGAN (Studi pada Maskapai Penerbangan Lion Air di Kota Semarang)”
2 TELAAH TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Kegiatan pemasaran bagi perusahaan merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Stanton (1998) konsep pemasaran merupakan filosofi bisnis bahwa kepuasan pelanggan merupakan tolak ukur secara ekonomi maupun sosial terhadap kelangsungan perusahaan. 2.2 Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. Dalam bukunya Consumer Behavior (1993) Bahwa secara umum perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan fisik individu yang komplek dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. 2.3 Strategi Keunggulan Bersaing Menurut Porter dalam Purnama dan Setiawan (2003), keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahamui perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Porter, beberapa cara untuk memperoleh keunggulan bersaing antara lain :
Cost Leadership
Differentiation
Focus
2.4 Rute Penerbangan Luasnya wilayah di Indonesia dengan ribuan pulau yang dipisahkan oleh lautan merupakan peluang yang sangat besar bagi dunia transportasi khususnya penerbangan. Maskapai penerbangan ramai-rami menambah frekuensi penerbangan dengan rute penerbangan yang semakin banyak.
Berdasarkan hasil penelitian Anita Jauhari
(2003), positioning (rute
peenrbangan) akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis : H1 : Diduga
terdapat
pengaruh
positif
Rute
Penerbangan
terhadap
keunggulan bersaing. 2.5 Kualitas Pelayanan Menurut Paul J. Peter dan Jerry C. Oleson (2000:142) mendefinisikan pelayanan adalah perilaku penjual kepada pembeli dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, agar konsumen merasa dihargai dan mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan hasil penelitian Hendrar Adhinugroho (2002), kualitas pelayanan akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis : H2 : Diduga
terdapat
pengaruh
positif
kualitas
pelayanan
terhadap
keunggulan bersaing. 2.6 Promosi Menurut Swatha (1987) “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran “. Singkatnya promosi memberi informasi dan membujuk. Berdasarkan hasil penelitian Hendrar Adhinugroho (2002), citra perusahaan melalui promosi akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis : H3 : Diduga terdapat pengaruh positif promosi terhadap keunggulan bersaing.
3 METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa Maskapai Penerbangan Lion Air di kota Semarang. 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Keunggulan bersaing merupakan atribut produk yang menjadi strategi perusahaan dibendingkan dengan produk pesaing (Purnama dan Setiawan, 2003) Indikator variabel ini adalah : a. Produk selalu unggul dalam pelayanan dibandingkan dengan produk lainnya b. Produk yang selalu direkomendasikan oleh para konsumennya kepada kepada orang lain. c. Kemampuan
perusahaan
untuk
pesaingnya.
mengembangkan
teknologi
dibandingkan
34
2. Rute Penerbangan (X1) Jumlah rute penerbangan yang dibuka oleh Lion Air adalah banyak untuk seluruh wilayah di Indonesia (Fahrizal Arifianto, 2005). Indikator variabel ini adalah : a. Banyaknya rute penerbangan b. Membuka rute sesuai dengan kebutuhan pelanggan c. Membuka rute yang jarang diuka oleh maskapai penerbangan lainnya 3. Kualitas Pelayanan (X2) Pelayanan yang diberikan oleh Lion Air agar memuaskan pelanggan (Tjiptono, 1997). Indikator variabel ini adalah : a. Bukti fisik b. Keandalan c. Daya tanggap d. Jaminan e. Empati 4. Promosi (X3) Promosi adalah penilaian konsumen atas tingkat perhatian terhadap kegiatan promosi yang dilakukan oleh Lion Air pada berbagai media (Fahrizal Arifianto, 2005). Indiklator variabel ini adalah : a. Frekuensi penayangan iklan di TV
b. Kualitas iklan di TV c. Iklan di media cetak d. Kualitas kegiatan pameran
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa maskapai penerbangan Lion Air di kota Semarang sebanyak 100 responden. Secara rinci responden dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. 4.1 Analisis Kualitatif Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 orang responden tentang pengaruh rute penerbangan, kualitas pelayanan, promosi terhadap keunggulan bersaing, maka peneliti akan menguraikan secara rinci jawaban responden yang dikelompokan dalam satu katagori skor dengan menggunakan rentang skala. Dalam penelitian ini digunakan kriteria 3 kotak (thee box method), maka rentang sebesar 10 -100 akan dibagi 3. Rentang tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi konsumen terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006:292), yaitu sebagai berikut : Skala 1-5 atau 20 %-100 %, dengan skala interval 100-20 = 26,67 = 27 3 20-46
= Jelek
47-73
= Cukup
74 – 100 = Baik Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan dari masing-masing indikator dari setiap variabel sebagai berikut :
4.1.1 Tanggapan Responden Tentang Variabel Rute Penerbangan Pendapat responden mengenai rute penerbangan Lion Air, maka diajukan pertanyaan mengenai : jumlah rute penerbangan, membuka rute penerbangan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan kebanyakan, dan membuka rute penerbangan yang jarang dibuka oleh maskapai penerbangan pesaing. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Variabel Rute Penerbangan (X1)
Jawaban No.
Jumlah Indeks Kategori resp
SS
S
N
TS
STS
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
1.
38
38
15
8
1
100
80,80
Baik
2.
25
38
29
7
1
100
75,80
Baik
3.
25
37
32
5
1
100
76,00
Baik
Sumber : data primer yang diolah
Perhitungan indeks tanggapan responden adalah sebagai berikut : No. 1 = ((1X1) +(8X2) + (15X3) + (38 X 4) + (38X5))/5 = (1 + 16 + 45 + 152 + 190)/5 = 404/5 = 80,80 Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap tute penerbangan kategori tinggi, yaitu jumlah rute penerbangan yang dibuka oleh Lion Air adalah banyak untuk seluruh wilayah di Indonesia. Lion Air juga membuka rute penerbangan serta jam terbang yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan kebanyakan sehingga pelanggan tidak mengalami kesulitan apabila menginginkan bepergian dengan menggunakan pesawat terbang disetiap waktu. Lion Air membuka rute penerbangan yang jarang dibuka oleh maskapai penerbangan pesaing. Hal ini membuat peluang untuk mendapatkan penumpang menjadi lebih besar, terutama untuk wilayah Indonesia Timur yang jarang dibuka oleh penerbangan lain.
4.1.2 Tanggapan Responden Tentang Variabel Kualitas Pelayanan (X2) Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan Lion Air kepada pelanggan, maka diajukan pertanyaan mengenai : bukti fisik dalam pesawat, kehandalan petugas pelayanan dalam memberikan jasa kepada pelanggan, kecepatan dan kesigapan petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan, jaminan keamanan penerbangan sampai tujuan, dan perhatian petugas kepada semua pelanggan. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Variabel Kualitas Pelayanan (X2)
Jawaban No.
Jumlah Indeks Kategori resp
SS
S
N
TS
STS
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
1.
61
29
5
3
2
100
88,80
Baik
2.
40
43
10
7
0
100
83,20
Baik
3.
46
27
21
6
0
100
82,60
Baik
4.
41
32
22
3
2
100
81,40
Baik
5.
50
38
9
3
0
100
87,00
Baik
Sumber : data primer yang diolah
Perhitungan indeks tanggapan responden adalah sebagai berikut : No. 1 = ((2x1) + (3 x2) + (5 x 3) + (29 x 4) + (61 x 5 )/5 = (2 + 6 + 15 + 116 + 305)/5 = 444/5 = 88,80 Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap indikator kualitas pelayananadalah tinggi, yaitu bukti fisik dalam pesawat seperti kenyamanan ruangan pesawat, tempat duduk, fasilitas pendukung seperti toilet
dalam pesawat sangat baik dan bersih sehingga penumpang merasa nyaman dalam menikmati perjalanan. Petugas pelayanan Lion Air juga handal (paham tentang pelayanan di pesawat yang baik dalam memberikan jasa kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa kebutuhan dan keinginannya terpenuhi. Petugas pelayanan memiliki daya tanggap (cepatan dan sigap) dalam memberikan pelayanan penumpang sehingga kebutuhan penumpang dapat terpenuhi dengan baik. Lion Air memberikan penerbangan sampai tujuan
jaminan keamanan
sehingga penumpang tidak perlu merasa khawatir atas
keselamatan jiwa dan barang bawaannya. Namun jaminan keamanan yang diberikan t ersebut dirasa belum cukup untuk memenuhi ekspektasi pelanggan, akibat sering terjadinya keterlambatan (delay). Disamping itu petugas pelayanan Lion Air memiliki perhatian kepada semua pelanggan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa petugas pelayanan Lion Air sangat memperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh setiap penumpang dan sesegera mungkin mencarikan jalan keluar. 4.1.3 Tanggapan Responden Tentang Variabel Variabel Promosi (X3) Untuk mengetahui pendapat responden mengenai promosi yang dilakukan oleh manajemen maskapai penerbangan Lion Air, maka diajukan pertanyaan mengenai : sarana promosi yang digunakan, kualitas iklan yang ditampilkan di televisi, variasi media iklan yang digunakan, dan stand yang ditampilkan di bandara. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Variabel Promosi (X3)
Jawaban No.
Jumlah Indeks Kategori resp
SS
S
N
TS
STS
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
1.
50
40
4
5
1
100
86,6
Baik
2.
39
38
19
4
0
100
82,40
Baik
3.
30
27
36
6
1
100
75,80
Baik
4.
60
20
12
4
2
100
87,20
Baik
Sumber : data primer yang diolah
Perhitungan indeks tanggapan responden adalah sebagai berikut : No. 1 = ((1x1) + (5 x2) + (4 x 3) + (40 x 4) + (50 x 5 )/5 = (1 + 10 + 12 + 160 + 250)/5 = 433/5 = 86,60 Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap promosi berada pada kategori tinggi, yaitu sarana promosi yang digunakan oleh maskapai penerbangan Lion Air menggunakan sarana televisi untuk promosi sehingga dapat menjangkau konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Iklan Lion Air di televisi memiliki kualitas yang bagus dan membuat Lion Air dikenal oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan iklan dilakukan secara baik dan benar sehingga konsumen merasa tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan Lion Air. Disamping menggunakan televise sebagai media iklan, Lion Air juga menggunakan sarana media lain seperti koran/majalah untuk promosi sehingga bisa menjangkau semua kalangan masyarakat. Stand Lion Air yang ditampilkan di bandara Ahmad Yani Semarang juga sangat menarik sehingga banyak masyarakat yang merasa tertarik untuk mengunjungi s tand tersebut. 4.1.4 Variabel Keunggulan Bersaing (Y) Untuk mengetahui pendapat responden mengenai keunggulan bersaing maskapai penerbangan Lion Air, maka diajukan pertanyaan mengenai : keunggulan pelayanan yang diberikan dibandingkan para pesaing, keinginan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan jasa layanan Lion Air, dan keunggulan pengembangan teknologi yang dilakukan dibanding pesaing. Adapun hasil jawaban responden dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Variabel Keunggulan Bersaing (Y)
Jawaban No.
Jumlah Indeks Kategori resp
SS
S
N
TS
STS
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
1.
45
43
10
1
1
100
86,00
Baik
2.
36
47
10
7
0
100
82,40
Baik
3.
55
34
7
4
0
100
88,00
Baik
Sumber : data primer yang diolah
Perhitungan indeks tanggapan responden adalah sebagai berikut : No. 1 = ((1x1) + (1 x2) + (10 x 3) + (43 x 4) + (45 x 5 )/5 = (1 + 2 + 30 + 172 + 225)/5 = 430/5 = 86 Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap keunggulan bersaing berada pada kategori tinggi, yaitu keunggulan pelayanan yang diberikan Lion dibandingkan para pesaing adalah lebih unggul. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen Lion Air selalu berusaha untuk memberikan pelayanan prima kepada pelanggan. Sebagian besar responden juga berkeinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan jasa layanan Lion Air. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas setelah menggunakan jasa Lion Air sehingga berkeinginan untuk mengajak teman, sudara atau keluarga untuk menggunakan jasa Lion Air. Secara tidak langsung kondisi ini sangat menguntungkan perusahahaan karena merupakan promosi yang efektif dan efisien. Lion Air juga senantiasa mengembangkan teknologi agar lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti penggunaan pesawat terbang yang baru dengan ditunjang oleh teknisi yang berpengalaman. Semua ini dilakukan adalah untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
4.2 Analisis Kuantitatif 4.2.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk keterkaitan item pertanyaan dalam satu variabel. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus moment pearson. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9 Uji Pengujian Validitas No.
Indikator
r hitung
r tabel Keterangan
1.
2.
3.
Rute penerbangan Indikator 1
0,851
Indikator 2
0,876
Valid
Indikator 3
0,861
Valid
0,195
Valid
Kualitas pelayanan Indikator 1
0,801
Indikator 2
0,820
Valid
Indikator 3
0,849
Valid
Indikator 4
0,806
Indikator 5
0,941
0,195
Valid
Promosi Indikator 1
0,790
Indikator 2
0,799
Valid
Indikator 3
0,639
Valid
Indikator 4
0,808
0,195
Valid
5.
Keunggulan bersaing Indikator 1
0,783
Indikator 2
0,831
Valid
Indikator 3
0,942
Valid
0,195
Valid
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel 4.11 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel rute penerbangan, kualitas pelayanan, promosi dan keunggulan bersaing mempunyai r
tabel
untuk n = 100 yaitu 0,195, sehingga semua indikator
tersebut adalah valid. 4.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan pengujian tentang konsistensi hasil jawaban responden, apakah konsisten dari waktu ke waktu. Adapun hasil uji reliabilitas antara
rute
penerbangan, kualitas pelayanan, promosi dan keunggulan bersaing dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Nilai r No.
Indikator
Alpha
Keterangan
1.
Rute penerbangan
0,827
Reliabel
2.
Kualitas pelayanan
0,894
Reliabel
3.
Promosi
0,748
Reliabel
4.
Keunggulan bersaing
0,810
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel antara rute penerbangan, kualitas pelayanan, promosi, dan keunggulan bersaing
ternyata
diperoleh r Alpha hitung lebih besar cronbach alpha sebesar 0,6. Dengan demikian, maka hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik a. Normalitas Normal tidaknya data pada variabel dependen dilakukan dengan melihat grafik plot normal. Apabila data distribusi normal, maka penyebaran plot akan berada disepanjang garis 45 o. Dari grafik plot normal (lampiran) dapat diketahui bahwa penyebaran plot berada di sepanjang garis 45
o
sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal. Keterangan diatas dapat digambarkan sebagai berikut : Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keunggulan Bersaing 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1 : Normalitas b. Uji Multikolinearitas Pada dasarnya model persamaan regresi ganda dengan menggunakan dua variabel bebas atau lebih, hampir selalu terdapat kolinier ganda. Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antara variabel bebas dalam model regresi. Apabila terjadi multikolinieritas maka variabel bebas yang berkolinier dapat dihilangkan. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier menurut perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS dapat diketahui dengan berpedoman
bahwa nilai
VIF > 10 dan Tolerance < 0,1. Mengacu pada kedua pendapat di atas maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh nilai :
Coeffi ci entsa
Model 1
Rute Penerbangan Kualitas Pelay anan Promosi
Collinearity Statistics Tolerance VI F ,590 1,694 ,429 2,332 ,473 2,113
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Berdasarkan hasil tersebut maka variabel rute penerbangan, kualitas pelayanan, dan promosi dalam model regresi diatas tidak terjadi hubungan yang sempurna antar variabel (multikolinieritas) karena VIF < 10 dan Tolerance > 0,1. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak ada kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Scatterplot
Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
-3
-4 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Studentized Residual
Gambar 4.2 : Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik hasil penelitian di atas, deteksi yang ada adalah penyebaran, dan tidak mempromosipola tertentu, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.4 Analisis Regresi Berganda Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara rute penerbangan (X1), kualitas pelayanan
(X2), promosi (X3) terhadap keunggulan bersaing
(Y) dengan dibantu
program SPSS dalam proses penghitungannya dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Rute Penerbangan Kualitas Pelay anan Promosi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 2,781 ,864 ,209 ,071 ,219 ,055 ,179 ,070
St andardized Coef f icients Beta ,246 ,397 ,241
t 3,220 2,924 4,020 2,565
Sig. ,002 ,004 ,000 ,012
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Y = 0,246 X1 + 0,397X2 + 0,241 X3 Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa :
b1 (nilai koefisien regresi X1) positif, mempunyai arti bahwa jika rute penerbangan (X1) semakin beragam, maka keunggulan bersaing akan meningkat.
b2 (nilai koefisien regresi X2) positif, mempunyai arti bahwa jika kualitas pelayanan (X2) semakin baik, maka keunggulan bersaing akan meningkat.
b3 (nilai koefisien regresi X3 ) positif, mempunyai arti bahwa jika promosi (X3) semakin menarik, maka keunggulan bersaing akan mengalami peningkatan. 4.2.5 Pengujian Hipotesis Uji t ini digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh antara rute penerbangan (X1), kualitas pelayanan (X2), promosi (X3) terhadap keunggulan bersaing (Y) secara parsial. 1. Uji Hipotesis antara Variabel rute penerbangan terhadap keunggulan bersaing
Perumusan hipotesis Ho : 1 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara rute penerbangan (X1) terhadap keunggulan bersaing (Y).
Ha : 1 > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara rute penerbangan (X1), terhadap keunggulan bersaing (Y). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X1 adalah 2,924 dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar 1,661 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai 1,661. Signifikasi t =0,004 < 0,05,
t tabel yaitu 2,924 >
menandakan bahwa rute penerbangan (X1)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara rute penerbangan (X1) terhadap keunggulan bersaing (Y) dapat diterima. 2. Uji Hipotesis antara variabel kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing
Perumusan hipotesis Ho : 2 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh
positif yang signifikan antara kualitas
pelayanan (X2) terhadap keunggulan bersaing (Y). Ha : 2 > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan (X2), terhadap keunggulan bersaing (Y). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X2 adalah 4,020 dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar 1,661 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai 1,661. Signifikasi t =0,000 < 0,05,
t tabel yaitu 4,020 >
menandakan bahwa kualitas pelayanan
(X2)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan (X2) terhadap keunggulan bersaing (Y) dapat diterima. 3. Uji Hipotesis antara Variabel Promosi terhadap keunggulan bersaing
Perumusan hipotesis Ho : 3 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara promosi (X3) terhadap keunggulan bersaing (Y). Ha : 3 > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi (X3), terhadap keunggulan bersaing (Y).
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X3 adalah 2,565 dan dengan menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar 1,661 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai 1,661. Signifikasi t =0,012 < 0,05,
t tabel yaitu 2,565 >
menandakan bahwa promosi
(X2) mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing
(Y). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi (X3) terhadap keunggulan bersaing (Y) dapat diterima. 4.2.6 Uji F (Uji Model) Uji F digunakan untuk uji fit model atau untuk mengetahui baik/buruknya model. Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh F hitung
sebesar 47,702 pada level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh F tabel sebesar 2,47 sehingga nilai F hitung = 77,846 > dari F tabel = 2,47 atau signifikan 0,000 kurang dari 5%, artinya
ada pengaruh antara rute penerbangan, kualitas
pelayanan, promosi, dan ukuran kemasan secara bersama-sama terhadap keunggulan bersaing sehingga model dalam regesi ini adalah baik. 4.2.7 Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,586 yang menunjukkan bahwa antara rute penerbangan (X1), kualitas pelayanan (X2), promosi (X3) mampu menjelaskan secara bersama-sama terhadap keunggulan bersaing Lion Air sebesar 58,60%, sedangkan sisanya 41,40% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 4.3 Pembahasan Rute penerbangan berpengaruh terhadap keunggulan bersaing, hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,004 < 0,05, koefisien regresi yang bernilai positif dapat diartikan bahwa apabila rute penerbangan Lion Air semakin luas, maka keunggulan bersaing akan semakin meningkat. Fenomena ini terjadi karena berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap rute penerbangan berada pada kategori tinggi, yaitu jumlah rute penerbangan yang dibuka oleh Lion Air adalah banyak untuk seluruh wilayah di Indonesia. Lion Air
juga
membuka rute penerbangan sesuai dengan kebutuhan pelanggan kebanyakan
sehingga pelanggan tidak mengalami kesulitan apabila menginginkan bepergian dengan menggunakan pesawat terbang disetiap waktu. Lion Air membuka rute penerbangan yang jarang dibuka oleh maskapai penerbangan pesaing. Hal ini membuat peluang untuk mendapatkan penumpang menjadi lebih besar, terutama untuk wilayah Indonesia Timur yang jarang dibuka oleh penerbangan lain. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keunggulan bersaing, hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,000 < 0,05, koefisien regresi yang bernilai positif dapat diartikan bahwa apabila kualitas pelayanan Lion Air semakin baik, maka keunggulan bersaing akan semakin meningkat. Fenomena ini terjadi karena
berdasarkan hasil tanggapan
responden terhadap kualitas pelayanan berada pada kategori tinggi, yaitu bukti fisik dalam pesawat seperti kenyamanan ruangan pesawat, tempat duduk, fasilitas pendukung seperti toilet dalam pesawat sangat baik dan bersih sehingga penumpang merasa nyaman dalam menikmati perjalanan. Petugas pelayanan Lion Air juga handal (paham tentang pelayanan di pesawat yang baik dalam memberikan jasa kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa kebutuhan dan keinginannya terpenuhi. Petugas pelayanan memiliki daya tanggap (cepatan dan sigap) dalam memberikan pelayanan penumpang sehingga kebutuhan penumpang dapat terpenuhi dengan baik. Lion Air memberikan jaminan keamanan penerbangan sampai tujuan sehingga penumpang tidak perlu merasa khawatir atas keselamatan jiwa dan barang bawaannya. Disamping itu petugas pelayanan Lion Air memiliki perhatian kepada semua pelanggan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa petugas pelayanan Lion Air sangat memperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh setiap penumpang dan sesegera mungkin mencarikan jalan keluar Promosi berpengaruh terhadap keunggulan bersaing, hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,012 < 0,05, koefisien regresi yang bernilai positif dapat diartikan bahwa apabila promosi semakin menarik, maka keunggulan bersaing akan semakin meningkat. Fenomena ini terjadi karena berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap promosi berada pada kategori tinggi, yaitu sarana promosi yang digunakan oleh maskapai penerbangan Lion Air menggunakan sarana televisi untuk promosi sehingga dapat menjangkau konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Iklan Lion Air di televisi memiliki
kualitas yang bagus dan membuat Lion Air dikenal oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan iklan dilakukan secara baik dan benar sehingga konsumen merasa tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan Lion Air. Disamping menggunakan televise sebagai media iklan, Lion Air juga menggunakan sarana media lain seperti koran/majalah untuk promosi sehingga bisa menjangkau semua kalangan masyarakat. Stand Lion Air yang ditampilkan di bandara Ahmad Yani Semarang juga cukup menarik sehingga banyak masyarakat yang merasa tertarik untuk mengunjungi stand tersebut.
5. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Rute penerbangan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan
bersaing, ini
dilihat dari hasil t hitung > t tabel atau signifikasi < 0,05, artinya
apabila rute
penerbangan semakin banyak, maka keunggulan bersaing akan
semakin meningkat. 2. Kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan
bersaing, ini dilihat dari hasil t hitung > t tabel atau signifikasi < 0,05, artinya apabila kualitas pelayanan semakin baik, maka keunggulan bersaing akan semakin meningkat. 3. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing, ini dilihat dari hasil t hitung > t tabel atau signifikasi < 0,05, artinya apabila promosi semakin menarik, maka keunggulan bersaing akan semakin meningkat. 4. Koefisien determinasi sebesar 0,586 (adjusted R Square), menunjukkan bahwa rute penerbangan (X1), kualitas pelayanan
(X2), promosi (X3) mampu
menjelaskan secara bersama-sama terhadap keunggulan bersaing Lion Air sebesar 58,60%, sedangkan sisanya 41,40% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Keterlambatan yang sering terjadi pada Lion Air di karenakan kualitas pelayanan yang kurang baik, yaitu kurangnya jaminan keamanan bahwa para penumpang akan sampai tujuan dengan selamat dan tepat waktu.
5.1 Saran Berdasarkan hasil penelitian telah dikemukakan, maka diberikan beberapa saran yaitu : 1. Rute penerbangan lebih banyak, dengan menambah rute-rute yang masih jarang dilakukan oleh maskapai penerbangan lain, seperti Semarang-Singapura., SemarangDenpasar, dll. 2. Pelayanan lebih ditingkatkan, khususnya yang berhubungan dengan keterlambatan jadwal penerbangan (Delay) serta kemudahan dalam pemesanan tiket contohnya seperti: pemesanan tiket melalui internet banking dengan bank-bank di Indonesia. 3. Promosi
lebih ditingkatkan, khususnya tentang pemberitahuan tentang rute-rute
penerbangan yang ada. 4. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
dengan
cara
menghindari
keterlambatan
penerbangan, misalnya dengan penambahan armada pesawat sehingga dapat menyesuaikan dengan banyaknya rute yang ada, serta pembenahan sistem manajemen Lion Air dalam hal penentuan jadwal penerbangan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan keterlambatan jadwal penerbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Jauhari, 2003,
Analisis Strategi Perusahaan Penerbangan:Telaah Faktor
Internal dan Eksternal Sebagai Dasar Pemilihan Strategi Operasional, Scribd.com. Christianta, B.T. dan Drew, R.D., 1988, Market Percevied Quality: key Strategic Concept:, Planning Review Journal, Vol 17, Mar/April, 6-15. Damodar Gujarati, 1999, Ekonometrika Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga. Engel, James F., Roger, D. Blackwell dan Paul W. Miniard, 1993, Perilaku Konsumen, Jakarta : Bina Rupa Aksara. Fahrizal Arifianto, 2005, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Aqua Galon (Studi Kasus Di Perumahan Plamongan Indah Semarang), Skripsi, Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang Ferdinand, Agusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, BP UNDIP, Semarang Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, RPUD Semarang Hair, JR., Joseph F., Ralph E. Anderson Ronald, L. Tatham and William C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis With Readings, fourth ed, Prentice Hall International Inc. Hasan Basri, 2002, Metode Penelitian Untuk Manajemen dan Akuntansi, Bandung : PT. Eresco. Hendrar Adhinugroho, 2002, Sistem Informasi Pemasaran Dan Environmental Scaning Pengaruhnya Terhadap Kualitas Layanan, Keunggulan Bersaing Dan Pertumbuhan Pelanggan, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 1 No. 3 Desember 2002 Henry Assael. 1992. Consumer Behavior & Marketing Action. Cincinnati Ohio : International Thomson Publishing Husein Umar, 2004, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia.
Kotler Philip, 1995, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta : Salemba Empat. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2003, Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk Akuntansi dan Manajemen), Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-UGM. Paul, J.Peter dan Jerry C. Oleson, 2000,
Perilaku Konsumen, Jakarta: Binarupa
Aksara. Permadi,M.F, 1998, Pengembangan Market Performance, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13, no 3. Porter,
Michael
E.,
1985,
Keunggulan
Bersaing
Menciptakan
dan
Mempertahankan Kinerja Unggul, Erlangga, Jakarta Pramudya. S, 2006, Manajemen Ujung Tanduk, EDSA, Mahkota. Proctor, R., Kenneth, 1996, Expectations, Performance Evaluatuon, and Consumer Perception of Quality, Journal of Marketing , Vol. 57, October, 18-34. Purnama, Nursya’bani dan Setiawan, Hery, 2003, Analisis Pengaruh Sumber-sumber Keunggulan
Bersaing
Bidang
Pemasaran
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Manufaktur Di Indonesia, Siasat Bisnis No. 8 Vol.2 Desember 2003. Radiosunu, 1983, Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE. Rao. Purba, 1996, Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis, The Asian Manager, February-March, p28-32. Singarimbun,Masri dan Sofyan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES. Singgih Santoso, 2000, Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta : Elex Media Komputindo. Stanton, William J.,1998, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta : Erlangga. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Suharyadi dan Purwanto S.K., 2003, Metode Riset, Jakarta : Rineka Cipta.
Swastha, Basu, 1987, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Yogyakarta : Liberty. Swastha, Basu dan Irwan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta : Liberty. Terry, F. John, 1986, Asas-asas Manajemen, Jakarta : Penerbit Erlangga. Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Andi Offset : Yogyakarta. www.kompas.com www.marketing.com www.scribd.com www.swa.co.id