TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN LION AIR TERHADAP PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU ARTIKEL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh : ANNISA KHAIRUL 1310012111193
Bagian Hukum Perdata
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016 No. Reg 194/pdt/02/01-2017
1
2
TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN LION AIR TERHADAP PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU Annisa Khairul1, Yansalzisatry1, Suamperi1 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
Abstract Air transport agreements are not required to be in writing. This agreement is consensus means the agreement between the parties to the agreement are considered existing freight and birth. The problems studied were 1) How is the implementation of the air transport agreement between the airline Lion Air with passengers? 2) What is the nature and resolution efforts defaults by airline Lion Air at Minangkabau International Airport? The method used in this study is that juridical sociological research conducted in the field to obtain primary data through interviews. Data were analyzed qualitatively. Results of research menyipulkan 1) The carrier shall carry passengers place of destination safely by way of supervision and inspection strictly against people and goods transported in order to safely reach the goal 2) Based on the findings missing items and damaged not entirely get restitution whereas compensation over the delay in practice is rarely obtain compensation. Keywords: Responsibility, Lion Air, Passenger Goods
yang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini
Pendahuluan seperti
terbukti dengan banyaknya perusahaan
sekarang ini, mobilitas yang cepat sudah
atau maskapai penerbangan yang melayani
menjadi
jasa penerbangan ke berbagai daerah, baik
Pada
era
kebutuhan
globalisasi
bagi
masyarakat.
Efektifitas waktu dan pelayanan yang
itu
penerbangan
domestik
diberikan membuat jasa transportasi udara
penerbangan internasional.
maupun
menjadi lebih dipilih oleh masyarakat
Menurut Pasal 1 angka 13 Undang
dibanding jenis transportasi darat maupun
– Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
transportasi laut.
Penerbangan yang selanjutnya disebut
Industri
jasa
penerbangan
di
Indonesia telah mengalami pertumbuhan
Undang
–
Undang
Penerbangan,
pengangkutan udara adalah setiap kegiatan 3
dengan menggunakan pesawat udara untuk
saling
mengangkut penumpang, kargo, dan/atau
pengangkut dan penumpang. Pengangkut
pos untuk suatu perjalanan atau lebih, dari
yang dimaksud disini adalah perusahaan
satu bandar udara ke bandar udara yang
penerbangan,
lain.
adalah setiap orang yang diangkut maupun Untuk melakukan pengangkutan
bersangkutan
sedangkan
udara
pengangkut
menyelenggarakan
penumpang.
Dari
hanya
penumpang
yang harus diangkut di dalam pesawat
udara ini diperlukan perjanjian antara dan
yaitu
ataupun
badan
yang tersebut.1
angkutan
perjanjian itu timbul hubungan hukum,
Dengan adanya perjanjian yang mengikat
dan hubungan hukum itu melahirkan hak
kedua
dan kewajiban. Berdasarkan Pasal 1 angka
hubungan hukum yang mengakibatkan
29
lahirnya hak dan kewajiban yang harus
Undang-Undang
Penerbangan,
perjanjian pengangkutan udara adalah
untuk mengangkut penumpang dan/atau kargo dengan pesawat udara, dengan imbalan
bayaran
atau
dalam
bentuk
imbalan jasa lainnya.
pihak,
maka
muncul
dipenuhi.
perjanjian antara pengangkut dan pihak penumpang dan/atau pengiriman kargo
belah
Apabila tidak dilaksanakan hak dan kewajiban oleh para pihak atau yang disebut dengan wanprestasi maka para pihak
yang
melakukan
wanprestasi
tersebut akan mendapatkan sanksi yang terbagi atas 4 macam, yaitu:
Dari bunyi pasal tersebut ada pihak yang saling berkaitan dalam perjanjian pengangkutan pengangkut dan/atau
tersebut dan
kargo.
pihak
yaitu
pihak
penumpang
Sedangkan
dalam
pengangkutan penumpang pihak yang
1. Pihak yang melakukan wanprestasi harus memberikan ganti kerugian terhadap pihak yang dirugikan. Seperti yang diatur dalam Pasal 1243 KUHPerdata yang menyatakan “Pengantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu 1
Damardjati, 2001, Istilah-istilah Dunia Parawisata, Pradnya Paramita, Jakarta, hlm.94
4
perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya”. 2. Pembatalan perjanjian dan ditambah dengan ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan. Hal ini diatur dalam Pasal 1267 KUHPerdata yang menyatakan “Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dapat dilakukan, akan memaksa pihak yang lain untuk memenuhi perjanjian, ataukah ia akan menuntut pembatalan perjanjian, disertai penggantian biaya kerugian dan bunga”. 3. Peralihan resiko kepada pihak yang melakukan wanprestasi. Mengenai peralihan resiko diatur didalam Pasal 1237 KUHPerdata yang menyatakan “Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan, adalah atas tanggung jawab si berpiutang. Jika si berpiutang lalai akan menyerahkannya, maka semenjak saat kelalaian, kebendaan adalah atas tanggung jawabnya. 4. Pihak yang melakukan wanprestasi membayar biaya perkara apabila perkara tersebut diperkarakan di muka hakim. Hal ini diatur dalam Pasal 181 ayat 1 HIR yang menyatakan “Barang siapa, yang dikalahkan dengan keputusan akan dihukum membayar biaya perkara. Akan tetapi semua atau sebagian biaya perkara itu dapat diperhitungkan antara: laki isteri, keluarga sedarah dalam turunan yang lurus, saudara laki-laki dan saudara perempuan atau keluarga semenda, lagi pula jika dua belah fihak masingmasing dikalahkan dalam beberapa hal”.
PT Lion Air sebagai salah satu perusahaan pengangkutan udara dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengangkut juga
pernah
wanprestasi,
ditemukan
melakukan
diantaranya
hilang/rusaknya
delay
barang
dan
penumpang
dibagasi tercatat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis
meneliti
merasa
lebih
tertarik
lanjut
ingin
mengenai
permasalahan tersebut dan menyusunnya dalam skripsi yang berjudul : “Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Lion Air Terhadap
Penumpang
di
Bandara
Internasional Minangkabau” Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah : 1.
Bagaimanakah implentasi perjanjian pengangkutan udara antara maskapai penerbangan
Lion
Air
dengan
penumpang ? 2.
Bagaimanakah wanprestasi
upaya
penyelesaian
oleh
maskapai
penerbangan Lion Air di Bandara Internasional Minangkabau ? Berdasarkan batasan masalah yang akan dikaji oleh peneliti maka dapat ditarik 5
tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh
officer
peneliti sebagai berikut :
Internasional
1.
Untuk
2.
mengetahui
charge
di
Bandara
Minangkabau,
bapak
implentasi
Yayan Hendriyan sebagai penumpang
perjanjian pengangkutan udara antara
Lion Air yang pernah mengalami
maskapai penerbangan lion air dengan
barang hilang dan 12 orang penumpang
penumpang
Lion Air yang pernah mengalami
Untuk mengetahui upaya penyelesaian
kerugian
wanprestasi
keberangkatan (delay).
oleh
maskapai
penerbangan Lion Air di Bandara Internasional Minangkabau
dengan
hukum
melihat
sosiologis
norma
hukum
yuridis yang
berlaku, dan menghubungkannya dengan fakta yang ada dilapangan. Disamping itu dilakukan
penelitian
terhadap
bahan–
bahan kepustakaan hukum untuk mendapat sekunder.
dihubungkan
penundaan
b. Data Sekunder
diperoleh
Penelitian ini dilakukan melalui penelitian
karena
Data Sekunder adalah data yang
Metodologi
data
in
dengan
dari
–
bahan
bahan
kepustakaan, yang berupa : 1) Bahan hukum primer a) Kitab Undang–Undang Hukum Perdata (KUHPer) b) Kitab undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) c) Undang – Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
masalah yang dirumuskan dalam penelitian
d) Peraturan Menteri Perhubungan
yang membahas tentang tanggung jawab
Nomor PM 77 Tahun 2011
maskapai penerbangan Lion Air terhadap
tentang
penumpang
Pengangkut Angkutan Udara
di
Bandara
Internasional
Minangkabau. Dalam
Tanggung
Jawab
2) Bahan hukum sekunder penelitian
ini
penulis
menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan melakukan wawancara dengan informan yaitu bapak Fauzan selaku manager service operation Lion Air, bapak Suparman selaku kepala bagian
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan
yang
penjelaskan
memberikan
mengenai
bahan
hukum primer, seperti hasil – hasil penelitian, buku – buku dan karya ilmiah yang ada kaitannya dengan permasalahan. Baik data primer ataupun data sekunder diharapkan dapat memberikan
6
gambaran tentang objek penelitian secara tepat dan benar. Ada dia kegiatan utama yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu :
Hasil dan Pembahasan A. Implentasi Perjanjian Pengangkutan Udara
Antara
Maskapai
a. Wawancara Wawancara
adalah
teknik
pengumpulan data untuk memperoleh
Penerbangan
Lion
Air
Dengan
Penumpang
keterangan dengan melakukan tanya
Berdasarkan
hasil
wawancara
jawab secara lisan dengan informan. Wawancara ini dilakukan dengan wawancara
semi
terstruktur yaitu
penulis akan mengajukan pertanyaan
dengan Bapak Suparman selaku kepala bagian officer in charge di Bandara Internasional
Minangkabau
perjanjian
yang telah disusun terlebih dahulu kemudian
dikembangkan
sesuai
pengangkutan antara pihak pengangkut dan pihak terangkut otomatis dimulai sejak
dengan masalah yang diteliti.
penumpang
b. Studi Dokumen Studi dokumen adalah pengumpulan
data
mempelajari
bahan
teknik
dengan –
cara bahan
membeli
tiket
pesawat.
Perjanjian tersebut berlangsung sampai penumpang meninggalkan bandar udara,
kepustakaan atau literatur – literatur
setelah penumpang meninggalkan bandar
yang
udara
ada,
terdiri
dari
peraturan
perundang- undangan, dokumen resmi, buku–buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang telah terkumpul baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara kualitatif yaitu menganalisis data
maka
pengangkut
perjanjian dengan
antara
pihak
pihak
terangkut
dianggap telah selesai. Perjanjian pengangkutan udara tidak dilakukan secara tertulis, namun disertai
dengan mengelompokan data tersebut
dengan sebuah dokumen pengangkutan
sesuai dengan masalah yang diteliti
yang digunakan sebagai alat bukti telah
kemudian diambil kesimpulan, setelah itu diuraikan dalam bentuk kalimat.
terjadinya kesepakatan antara pengangkut
7
dan terangkut serta memiliki kekuatan
penumpang yang tidak berititkad baik,
hukum, yang terdiri dari :
sedangkan
kewajiban
pihak
maskapai
adalah memberikan pelayanan kepada 1.
Tiket penumpang pesawat udara
penumpang dengan baik dan benar serta
2.
Pas masuk pesawat udara ( Boarding
memberikan informasi mengenai prosedur
Pass)
penerbangan dan memberikan kompensasi
Tanda pengenal bagasi ( Baggage
atau ganti rugi kepada penumpang atas
Identification/Claim Tag)
kelalaian yang dilakukan oleh pihak
3.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Suparman,
untuk
penumpang
mendapatkan
kenyamanan,
dan
berhak
keamanan,
keselamatan
dalam
maskapai. 1.
Pelaksanaan kewajiban pengangkut terhadap barang bagasi kabin dan bagasi tercatat
menggunakan jasa penerbangan, serta hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
prosedur
penerbangan,
sedangkan kewajiban penumpang adalah mengikuti prosedur dalam pemanfaatan jasa penerbangan dan membayar atas jasa penerbangan tersebut. Selain penumpang, pihak maskapai juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu hak maskapai adalah mendapatkan bayaran atas
jasa
yang
diberikan
penumpang
dan
perlindungan
hukum
kepada
mendapatkan atas
tindakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak
Fauzan
selaku
Manager Service Operation Lion Air di
Bandara
Internasional
Minangkabau dalam menjalankan kewajibannya
untuk
mengangkut
maka harus memenuhi prosedur pengangkutan
barang
dengan
memberikan informasi yang jelas terhadap bahwa
barang bagasi pada
melakukan
saat check-in,
tercatat,
penumpang petugas
memberitahukan kepada penumpang 8
agar melaporkan isi bagasi kepada
adalah bagasi tercatat yaitu barang
petugas
barang
penumpang yang diserahkan oleh
berharga atau tidak karena maskapai
penumpang kepada pengangkut yang
tidak bertanggung jawab terhadap
diangkut dengan pesawat udara yang
hilangnya barang berharga yang ada
sama, apabila barang tersebut hilang,
di dalam koper dan penumpang
musnah atau rusak maka pihak
dapat
maskapailah yang akan bertanggung
apakah
terdapat
mengasuransikan
barang
tersebut. Namun apabila penumpang tidak
bersedia
barang
mengasuransikan
berharganya
dapat
jawab.
membawa
penumpang
sendiri
barang
tersebut sehingga barang itu tidak berada dalam tanggung jawab pihak maskapai.
Untuk bagasi
menjaga
penumpang,
keamanan Lion
Air
melakukan beberapa tahap dalam memindahkan barang penumpang ke bagasi pesawat yang diawasi oleh security, alur perpindahan bagasi
Pada dasarnya jenis barang
tersebut
yaitu
dimulai
penumpang di dalam pengangkutan
penumpang
udara
dua,yang
bagasi, pada tahap ini bagasi diberi
dibagasi
lebel sesuai dengan rute dan jadwal
kabin yaitu barang yang dibawa oleh
penerbangan agar barang tersebut
penumpang
dalam
tidak salah masuk ke pesawat yang
pengawasan penumpang itu sendiri.
lain. Lebel tersebut ada dua yaitu
Apabila terjadi hilang, musnah atau
lebel untuk barang dan lebel untuk
rusaknya
pemilik
dibagi
pertama
menjadi
adalah
dan
bagasi
barang
berada
kabin
bukan
melakukan
saat
barang dicocokan
yang
check-in
digunakan
merupakan tanggung jawab pihak
untuk
setelah
barang
maskapai. Sedangkan yang kedua
tersebut sampai ketempat tujuan agar 9
tidak tertukar dengan barang milik
yang ditempekan pada barang agar
orang lain. Setelah barang diberi
tidak tertukar dengan barang milik
lebel
orang lain.
maka
barang
tersebut
dipisahkan sesuai rute penerbangan dan
dimasukan
kedalam
lambung
pesawat
pengawasan
oleh
Berdasarkan hasil wawancara
area
dengan Della Ana Safitri, salah satu
dengan
security
penumpang
yang
Air mengatakan bahwa prosedur
hilang atau rusak,
tersebut dilakukan dengan baik oleh
setelah itu baru petugas melaporkan
Lion Air dan pelayanannya cukup
kepada pilot agar pesawat dapat
memuaskan,
lepas landas. Setelah barang tersebut sampai
ke
pengecekan
tujuan kembali
pernah
menggunakan jasa penerbangan Lion
bertugas mengawasi agar barang tersebut tidak
yang
tapi
pada
saat
melakukan check-in Della mengaku
dilakukan
tidak pernah menerima informasi
untuk
dari
mencocokan jumlah barang yang
petugas
untuk
melaporkan
barang berharga yang ada di dalam
dimasukan ke dalam pesawat dan
bagasi secara langsung.
disesuaikan dengan jumlah barang yang
dikeluarkan
dari
pesawat.
Setelah itu dimasukan ke dalam area
2.
Pelaksanaan kewajiban pengangkut terhadap penumpang
conveyor agar penumpang dapat
Maskapai penerbangan Lion
mengambil barangnya dan sebelum
Air sebagai perusahaan pengangkut
membawa barang tersebut dilakukan
mempunyai
pengecekan
memberikan pelayanan yang baik
kembali
untuk
kewajiban
untuk
mencocokan kode lebel yang ada
bagi
pada penumpang dengan kode lebel
mengangkut penumpang pengangkut
penumpang.
Dalam
10
juga harus memperhatikan keamanan
keselamatan
dan kenyamanan penumpang, dalam
seperti demo prosedur keselamatan
menjalankan
naik
kewajiban
untuk
kepada
pesawat
oleh
penumpang
pramugari,
memberikan pelayanan yang baik
menyediakan
kepada penumpang dimulai sejak
(snack) untuk penerbangan sampai
penumpang
check-in
dengan 90 menit dan makanan berat
yaitu petugas memberikan pelayanan
(heavy meal) untuk penerbangan
yang
memberikan
lebih dari 90 menit. Pihak maskapai
kebutuhan
juga wajib memberitahukan kepada
penerbangan
penumpang saat berada di dalam
melakukan
ramah
dan
informasi
terhadap
penumpang
selama
makanan
ringan
berlangsung, dan untuk memberikan
pesawat
keamanan
penerbangan dan berapa ketinggian
kepada
penumpang
petugas
melakukan
beberapa
prosedur
untuk
menjamin
keselamatan
selama
pesawat penerbangan.
mengenai
saat
lamanya
melakukan
Untuk
menjaga
penerbangan
keamanan penumpang saat pesawat
seperti pemerikasaan barang sebelum
mendarat, kru pesawat memperingati
memasuki
penumpang
pesawat
dan
untuk
mengenakan
mengamankan barang yang dianggap
sabuk pengaman sampai pada saat
membahayakan
pesawat benar-benar berhanti dan
keselamatan
penumpang dan memeriksa mesin
penumpang
pesawat agar tidak terjadi kerusakan
mengambil barang di bagasi kabin
selama dilakukannya penerbangan.
dan meninggalkan pesawat.
Kewajiban
maskapai
kepada
penumpang saat di dalam pesawat adalah
memberikan
dipersilahkan
untuk
B. Bentuk dan Upaya Penyelesaian Wanprestasi
Oleh
Maskapai
petunjuk
11
Penerbangan Lion Air Di Bandara
bagasi, jika setelah 14 (empat belas)
Internasional Minangkabau
hari kalender barang tidak ketemu,
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan Bapak Fauzan selaku Manager
maka penumpang akan mendapatkan ganti kerugian.
Service Operation Lion Air di Bandara Internasional Minangkabau bentuk dan upaya
penyelesaian
wanprestasi
pengangkut terhadap penumpang dibagi menjadi sebagai berikut:
Pihak
maskapai
seharusnya bertanggung jawab penuh terhadap barang-barang penumpang yang
diletakan
tercatat
maskapai
Lion
ditemukan Berdasarkan hasil wawancara Bapak
Fauzan,
apabila
terjadinya barang hilang, musnah, atau rusak dalam prakteknya pihak Lion Air memang harus melakukan ganti kerugian. Bentuk tanggung jawab PT Lion Air terhadap barang bagasi hilang
dilakukan
dengan
cara
pencarian bagasi selama 14 (empat belas) hari kalender, selama 14 (empat belas)
hari
ditemukan, kepada namanya
kalender barang
pemilik dalam
di
dalam
bagasi
tercatat, namun pada kenyataannya
1. Hilang, musnah, atau rusaknya bagasi
dengan
sudah
barang
dikembalikan
yang
tercantum
tanda
pengenal
pelayanan
Air
tidak yang
juga
pernah
memberikan baik
terhadap
penumpang yang kehilangan barang bawaannya
di
bagasi
tercatat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yayan Hendriyan, salah satu penumpang Lion Air yang melakukan penerbangan dari Padang-Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2013 pukul 20:55 juga pernah mengalami kehilangan salah satu bagasi. Namun setelah melapor dan membuat berita acara kehilangan
di
kantor
pengurusan
kehilangan bagasi Lion Air, dan mencantumkan
identitas
lengkap 12
dalam formulir kehilangan ia tidak
keberadaan barang tersebut sangat
kunjung
sulit.
mendapatkan
mengenai
kejelasan
masalah
tersebut.
Bahkan
mencoba
kehilangan
beberapa
menghubungi
kali
Pihak memang
maskapai
Lion
Air
sudah
seharusnya
kantor
memberikan tanggung jawab terhadap
kehilangan bagasi Lion Air namun
hilang, musnah atau rusaknya barang
tidak mendapatkan jawaban.
bagasi
Menanggapi
hal
tercatat
walaupun
pihak
tersebut
maskapai memberikan berbagai alasan
berdasarkan hasil wawancara dengan
dalam menangani masalah tersebut,
Bapak
Fauzan
namun pada prakteknya tidak ada
Service
Operation
selaku
Manager
Lion
Air
di
kejelasan
dari
pihak
Lion
Air
Bandara Internasional Minangkabau,
mengenai pemberian ganti kerugian
dalam memberikan ganti kerugian
yang dialami oleh penumpang.
terhadap hilang, musnah atau cacatnya barang
di
bagasi
tercatat
pihak
2. Ganti rugi terhadap keterlambatan penerbangan (delay)
maskapai Lion Air sering ditemukan lama
dalam
memberi
respon,
Menurut
Undang-undang
penerbangan,
keterlambatan
disebabkan sulitnya mencari barang
penerbangan (delay) adalah terjadinya
penumpang yang hilang karena Lion
perbedaan
Air merupakan maskapai yang paling
keberangkatan atau kedatangan yang
banyak melakukan penerbangan dan
dijadwalkan dengan realisasi waktu
mempunyai pesawat paling banyak di
keberangkatan
Indonesia
termasuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan
sehingga
untuk
di
Padang
mendeteksi
waktu
antara
atau
Bapak
Fauzan
Service
Operation
waktu
kedatangan.
selaku Lion
Manager Air
di
13
Bandara Internasional Minangkabau,
keterlambatan penerbangan (delay).
masalah keterlambatan penerbangan
Misalnya badai, petir, asap, kabut,
(delay) terjadi karena beberapa faktor,
hujan lebat, dan lain-lain.
yaitu: Secara teori yang menjadi tanggung jawab maskapai apabila a.
Faktor non teknis operasional terjadi salah satu faktor keterlambatan Faktor
non
teknis
operasional di atas adalah katerlambatan karena
adalah faktor keterlambatan yang faktor non teknis operasional karena disebabkan oleh kelalaian maskapai. merupakan
kelalaian
dari
pihak
Misalnya keterlambatan kru pesawat, maskapai
itu
sendiri.
Sedangkan
catering, ketidak siapan pesawat, dan keterlambatan penerbangan (delay) lain-lain. yang disebabkan faktor teknis dan b.
Faktor teknis operasional faktor cuaca adalah keadaan memaksa Faktor teknis operasional adalah maka
pihak
maskapai
tidak
faktor keterlambatan yang disebabkan bertanggung
jawab
atas
kejadian
karena kondisi bandara yang diluar tersebut. dugaan pihak maskapai. Misalnya Pada tahun 2015 periode juli lintasan pesawat yang tidak dapat s/d desember maskapai penerbangan digunakan karena rusak,banjir atau Lion
Air
melakukan
86.043
kebakaran, terlambat saat mengisi penerbangan, dari sekian penerbangan bahan bakar (refuelling), dan lain-lain. tersebut c.
Lion
Air
tepat
waktu
Faktor cuaca sebanyak 60.280 penerbangan atau Faktor
cuaca
juga
merupakan 70.06 % sedangakan yang mengalami
faktor
yang
paling
sering penundaan
menyebabkan
keberangkatan
(delay)
terjadinya adalah 25.403 penerbangan atau 29,52 14
%.
Dari
data
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa hampir 30 %
keterlambatan penerbangan (delay) selama 3 jam hanya diberi makanan ringan (snack) di ruang tunggu saat
penerbangan di Lion Air mengalami keterlambatan (delay) yang menurut penulis persentase tersebut cukup
menunggu pesawat tetapi saat di dalam pesawat penumpang tersebut tidak mendapatkan makanan ringan (snack).
besar.
Berdasarkan data di atas dapat Perusahaan
pengangkutan
disimpulkan bahwa maskapai Lion Air
udara yang melakukan penundaan penerbangan memberikan
berkewajiban pelayanan
untuk kepada
penumpang selama menunggu, yaitu berupa
menyediakan
konsumsi
atau
pengalihan
penerbangan
sebagai perusahaan jasa penerbangan pada umumnya tidak memberikan kompensasi
ganti
rugi
kepada
tempat,
mengupayakan dengan
pesawat lain. Namun pada prakteknya
penumpang
yang
mengalami
keterlambatan sesuai dengan yang telah diatur di dalam undang-undang.
PT Lion Air pernah ditemukan tidak menjalankan
kewajibannya
untuk
melakukan ganti rugi dan kompensasi sebagai pihak pengangkut. Hal ini
Berasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden yang mengalami keterlambatan penerbangan (delay)
dapat dilihat dari wawancara penulis dengan beberapa responden, dari 12 orang
responden
mengalami
yang
keterlambatan
pernah dapat
selama 3 jam hanya diberi makanan ringan (snack) di ruang tunggu saat menunggu pesawat tetapi saat di
disimpulkan bahwa maskapai Lion Air sebagai perusahaan jasa penerbangan pada umumnya tidak memberikan kompensasi penumpang
ganti yang
rugi
kepada
dalam pesawat penumpang tersebut tidak mendapatkan makanan ringan (snack).
mengalami Menanggapi
keterlambatan sesuai dengan yang telah diatur di dalam undang-undang. Berasarkan hasil wawancara dengan
hal
tersebut
berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Fauzan
selaku
Manager
salah satu responden yang mengalami 15
Service
Operation
Lion
Air
di
adalah mendapatkan bayaran atas jasa yang diberikan kepada penumpang dan
Bandara Internasional Minangkabau
mendapatkan perlindungan hukum atas sampai saat ini pihak maskapai Lion Air
belum
memberikan
sepenuhnya kompensasi
tindakan
dapat
penumpang
yang
tidak
berititkad baik, sedangkan kewajiban pihak maskapai adalah memberikan
dikerena
pelayanan kepada penumpang dengan kekurangan
tenaga
kerja
pemberian
kompensasi
karena
baik dan benar serta memberikan
terhadap
informasi
mengenai
penerbangan
penumpang adalah sepenuhnya berada
dan
prosedur memberikan
kompensasi atau ganti rugi kepada dibawah kewenangan tiap counter
penumpang
atau costumer service Lion Air yang ada di setiap bandara, dan banyaknya
atas
membuat kurangnya perhatian kepada pesawat yang mengalami penundaan
yang
dilakukan oleh pihak maskapai 2.
Bentuk
dan
upaya
wanprestasi pesawat yang harus mereka tangani
kelalaian
penyelesaian
pengangkut
terhadap
penumpang dibagi menjadi sebagai berikut: Bentuk tanggung jawab PT Lion Air terhadap barang bagasi hilang
keberangkatan (delay).
dilakukan
cara
pencarian
bagasi selama 14 (empat belas) hari
Simpulan 1.
dengan
Penumpang berhak untuk mendapatkan
kalender, selama 14 (empat belas) hari
keamanan,
dan
kalender barang ditemukan, barang
keselamatan dalam menggunakan jasa
dikembalikan kepada pemilik yang
penerbangan, serta hak atas informasi
tercantum
yang benar, jelas dan jujur mengenai
pengenal bagasi, jika setelah 14
prosedur
sedangkan
(empat belas) hari kalender barang
adalah
tidak ditemukan, maka penumpang
mengikuti prosedur dalam pemanfaatan
akan mendapatkan ganti kerugian.
jasa penerbangan dan membayar atas
Dalam memberikan ganti kerugian
jasa
terhadap hilang, musnah atau cacatnya
kewajiban
kenyamanan,
penerbangan, penumpang
penerbangan
penumpang,
pihak
tersebut. maskapai
Selain juga
barang
di
namanya
bagasi
dalam
tercatat
tanda
pihak
mempunyai hak dan kewajiban yang
maskapai Lion Air sering ditemukan
harus dipenuhi, yaitu hak maskapai
lama
dalam
memberi
respon, 16
disebabkan sulitnya mencari barang penumpang yang hilang karena Lion
1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum
Air merupakan maskapai yang paling banyak melakukan penerbangan dan mempunyai pesawat paling banyak di Indonesia
termasuk
sehingga
untuk
di
Padang
2. Ibu Dr.Sanidjar Pebrihariati, S.H., M.H
selaku
Dekan
Fakultas
mendeteksi
keberadaan barang tersebut sangat
Hukum Universitas Bung Hatta. 3. Bapak Adri, S.H., M.H, selaku
sulit. Perusahaan pengangkutan udara yang
Universitas Bung Hatta.
melakukan
penerbangan
penundaan
berkewajiban
memberikan
pelayanan
untuk kepada
penumpang selama menunggu, yaitu berupa
menyediakan
konsumsi
atau
pengalihan
penerbangan
tempat,
mengupayakan dengan
Ketua
Bagian
Hukum
Perdata
Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, serta
karyawan
dan
karyawati
pesawat lain. Namun pada prakteknya
Fakultas Hukum Universitas Bung
PT Lion Air sebagai jasa penerbangan
Hatta.
pada umumnya
tidak memberikan
kompensasi ganti kerugian dikerena
Daftar Pustaka
kekurangan
tenaga
pemberian
kompensasi
Abdul Khadir Muhammad, 1996, Hukum Perikatan, PT.Aditya Bakti, Bandung
kerja
karena terhadap
penumpang adalah sepenuhnya berada di bawah kewenangan tiap counter atau costumer service Lion Air yang ada di setiap bandara, dan banyaknya pesawat yang harus mereka tangani membuat kurangnya perhatian kepada pesawat yang mengalami penundaan keberangkatan (delay). Ucapan Terimakasih
Ahmadi Miru, 2007, Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta Damardjati, 2001, Istilah-istilah Dunia Parawisata, Pradnya Paramita, Jakarta E.Suherman, 1962, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia, N.V.Eresco I,Bandung Herlien Budiono, 2011, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang 17
Kenotariatan, Bandung
Citra
Aditya,
HMN Purwosutjipto dalam Hasim Purba, 2005, Hukum Pengangkutan di Laut Perspektif Teori dan praktek, Pustaka Bangsa Press, Medan HMN Purwosutjpto, 1987, Pengertian Hukum Dagang Indonesia Jilid 3, Penerbit Djambatan, Medan I Ketut Oka Setiawan, 2015, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta J.Satrio, 1992, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta
http://hirzanrafdi96.blogspot.co.id/ 2016/03/tanggung-jawabpengangkutan-dalam.html, Akses 29 Oktober 2016 Kukuh Airport Operation, 2011, Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, 11 Desember 2011, http://kukuhairportoperation.blogsp ot.co.id/2011/12/tanggung-jawabpengangkut-angkutan.html, Akses 9 September 2016 Law
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, PT. Raja Grafindo, Jakarta Munir Faudy, 1999, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung R. Setiawan, 1977, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Soerjono Soekanto, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta
Subekti, 1981, Aneka Perjanjian, Penerbit Alumni, Bandung ______, 2001, Hukum Intermasa, Jakarta
Perjanjian,
Sudikno Mertukusumo, 1986, Mengenal Hukum (suatu pengantar), Liberti, Jakarta Hirzan Rafdi, Tanggung Jawab Pengangkutan dalam Undang – undang,
aducation, 2009, Pengangkutan Udara dan Asuransi, https://balianzahab.wordpress.com /makalah-hukum/hukumpengangkutan/pengangkutanudara-dengan-asuransi/, Akses 6 Desember 2016
Life Of A Law Student, Asas Umum dalam Perjanjian dan Unsurunsurnya, http://ilmuhukumuinsuka.blogspot.co.id/2013/12/asasumum-dalam-perjanjian-danunsur.html, Akses 5 Desember 2016 Pengangkutan Udara Dihubungkan dengan Asuransi, https://balianzahab.wordpress.com/ makalah-hukum/hukumpengangkutan/pengangkutanudara-dengan-asuransi/, Akses 30 Agustus 2016. Rudi Pradisetia Sudirdja, 2010, Unsurunsur Perjanjian, 14 November 2010, http://www.rudipradisetia.com/201 0/11/unsur-unsur-dalam-perjanjiandalam.html, Akses 5 Desember 2016 Sudut
Hukum, 2016, Dokumen Pengangkutan Udara, 20 Oktober 2016, http://www.suduthukum.com/2016/ 18
10/dokumen-pengangkutanudara.html, Akses 4 November 2016 Sugeng Purnomo, 2015, Perjanjian Pengangkutan, 5 Mei 2015, http://soegengpoernomo.blogspot.co.id/2015/05/p erjanjian-pengangkutan.html, Akses 9 September 2016
19