4.
Kecamatan Sipora Selatan dengan luas wilayah 268,47 km2 (4,47%) dan ibukota Sioban.
5.
Kecamatan Sipora Utara dengan luas wilayah 383,08 km2 (6,37%) dan ibukota adalah Sido Makmur.
6.
Kecamatan Siberut Selatan dengan luas wilayah 508, 33 km2 (8,46%) dan ibukota adalah Muara Siberut.
7.
Kecamatan Siberut Barat Daya dengan luas wilayah 649,80 km2 (10,80%) dan ibukota kecamatan adalah Pasakiat Taileleu.
8.
Kecamatan Siberut Tengah dengan luas wilayah 739,87 km2 (12,31 %) dengan ibukota kecamatan adalah Saibi Samukop.
9.
Kecamatan Siberut Utara dengan luas wilayah 816,11 km2 (13,58%) dan ibukota kecamatan adalah Muara Sikabaluan.
10. Kecamatan Siberut Barat dengan luas wilayah 1.124,86 km2 (18,71%) dan ibukota kecamatan adalah Simalegi. Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2012 adalah 78.511 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 40.684 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 37. 827 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai tercatat sekitar 12-13 jiwa /km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012). Pembangunan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011 – 2016 dan Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025. RPJMD Tahun 2011-2016 ditujukan
2
untuk lebih memantapkan pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Gambaran realitas pendidikan
di Kabupaten Kepulauan Mentawai
menunjukkan bahwa pendidikan dasar belum sepenuhnya dienyam oleh seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa 78,73 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012) masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai belum berhasil menikmati pendidikan dasar secara keseluruhan. Sebagian besar masyarakat yang belum menikmati pendidikan dasar secara keseluruhan
berada dalam kategori masyarakat yang tidak
menamatkan Sekolah Dasar (SD) dan tidak sekolah yakni sebesar 51,99 persen dari keseluruhan penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012 Level Pendidikan Jumlah Tidak/belum sekolah 9.176 Tidak Tamat SD 27.438 Tamat SD 18.829 Tamat SLTP 6.652 Tamat SMA 6.461 D I/D II 736 D III 205 Sarjana (S1, S2 Ddan S3) 931 Total 70.428 Sumber : BPS Kab. Kep. Mentawai Tahun 2012
Persentase 13,03 38,96 26,74 9,45 9,16 1,05 0,29 1,32 100,00
3
Data Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Mentawai pada umumnya masih relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kepulauan Mentawai juga rendah. Rendahnya tingkat pendidikan ini disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya adalah faktor kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas kehidupan seseorang, faktor ekonomi, faktor geografis di mana jarak sekolah dengan tempat tinggal warga setempat berjauhan, dan juga faktor transportasi atau akses jalan darat yang terbatas. Umumnya masyarakat Mentawai menggunakan transportasi laut yang berbiaya mahal dan sangat tergantung pada kondisi cuaca setempat, sehingga tingkat mobilitasnya relatif rendah. Hal in juga mempengaruhi peserta didik dalam menempuh pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan meningkatkan anggaran di bidang pendidikan untuk pembangunan gedung sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan peningkatan kualitas tenaga pengajar, serta sarana pendukung lainnya. Pemerintah Kabupaten Kepulaun Mentawai juga berupaya mempermudah masyarakat kepada akses pendidikan, misalnya dengan melaksanakan sekolah satu atap pada SD dan SLTP agar anak didik yang bertempat tinggal di sekitar SD tersebut, tidak kesulitan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTP. Kemudahan lainnya adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai
4
menyelenggarakan Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SLTP, dan Kejar Paket C setara SLTA. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatkan tingkat pendidikan seluruh masyarakat Mentawai untuk dapat melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi, terutama untuk menampung anak usia sekolah yang tidak tertampung dalam sekolah formal dengan target utama daerah dan masyarakat miskin, terpencil, dan terisolir. Data tentang kelulusan UN di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012 Kabupaten
Kepulauan
Mentawai
menempati
peringkat
ke-18
dari
19
kabupaten/kota, dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 46 orang. Kabupaten Kepulauan Mentawai tetap menempati peringkat ke-18 dari 19 kabupaten/kota, dengan jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 43 orang pada tahun 2013 (Dinas Pendidikan Kabupaten KepuluanMentawai, 2013). Kondisi ini menggambarkan bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai masih jauh tertinggal dengan kabupaten-kabupaten/kota-kota lainnya di Sumatera Barat
dalam hal
kualitas pendidikan yang diukur melalui tingkat kelulusan siswa. Jumlah siswa dan
jumlah guru SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan
Mentawai cenderung mengalami peningkatan setiap tahun, tetapi jumlah lulusan cenderung fluktuatif sejak Tahun Pelajaran 2008/2009 – 2013/2014. Deskripsi lengkap tentang hal ini tersaji pada Tabel 1.2.
5
Tabel 1.2 Jumlah Siswa, Jumlah Guru, dan Jumlah Lulusan SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun Pelajaran 2008/20009 - 2013/2014
Jumlah Siswa Tahun Pelajaran
Jumlah Guru
Jumlah Lulusan
SMA N 1 SIKA KAP
SMA N1 SIO BAN
SMA N 2 TUA PEJAT
SMA N1 SIBE RUT
SMA N 1 SIKABA LUAN
SMA N1 SIKA KAP
SMA N1 SIO BAN
SMA N 2 TUAP EJAT
SMA N1 SIBE RUT
SMA N 1 SIKABA LUAN
SMA N1 SIKA KAP
SMA N1 SIO BAN
SMA N 2 TUA PEJAT
SMA N1 SIBE RUT
SMA N 1 SIKABA LUAN
2008/2009
656
382
278
521
397
39
30
42
39
30
180
99
97
137
95
2009/2010
645
402
346
504
436
40
32
42
40
31
182
103
97
131
102
2010/2011
663
399
320
556
419
40
32
42
40
31
189
112
79
145
111
2011/2012
658
378
350
517
425
42
33
49
41
33
191
109
103
163
116
2012/2013 2013/2014
669
401
412
615
411
45
33
49
41
33
185
102
122
153
115
674
403
470
624
477
45
36
53
41
34
177
116
117
143
107
Rata-rata 661 394 364 556 428 42 33 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2014 (Data diolah)
46
40
32
184
107
103
145
108
6
Pendidikan merupakan salah satu prasyarat utama dalam meningkatkan martabat dan kualitas bangsa melalui peningkatan sumber daya manusia. Kebutuhan pendidikan semakin terasa mendesak dan penting terutama pada masa kini yaitu pada era globalisasi, karena dengan pendidikan dapat menciptakan SDM yang memiliki kualifikasi global yaitu manusia cerdas dan memiliki daya saing. Terkait dengan keadaan mutu pendidikan Indonesia pada era globalisasi ini, maka Pemerintah Indonesia merasa perlu untuk menyiapkan SDM unggul. Salah satu cara adalah melalui pembenahan sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar
hukum pelaksanaan dan reformasi pendidikan
nasional. Implementasi dari undang-undang tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan mengembangkan SMA. SMA yang dikembangkan adalah sekolah yang berpotensi untuk melaksanakan proses layanan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan menyelenggarakan UN. Ujian Nasional sebagai bentuk dari penilaian hasil belajar, bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi (PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan), pasal 63 ayat (1). Selanjutnya pada pasal 68, lebih jauh lagi dinyatakan bahwa hasil UN dapat digunakan
7
diantaranya untuk: a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, dan b) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya minat, motivasi dan kedisiplinan. Faktor eksternal mencakup faktorfaktor yang bersumber dari luar diri siswa, misalnya faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, faktor guru, materi pelajaran, sarana prasarana sekolah, dan manajeman sekolah. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Terutama faktor yang terkait dengan latar belakang pendidikan guru, profesionalitas, spesialisasi guru pada suatu bidang studi, dan rasio siswa-guru yang relatif ideal. Semua itu akan berdampak terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya juga menentukan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang
mempengaruhi tingkat kelulusan dan bagaimana pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap tingkat kelulusan siswa, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis kelulusan siswa SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2009-2014.
8
1.2 Keaslian penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini tersaji pada Tabel 1.3 di bawah ini. Tabel 1.3 Hasil Penelitian Terdahulu yang Terkait dengan Penelitian ini No.
1.
2.
3.
4.
5.
Peneliti
Lokasi
Alat Analisis
Alexandra (2004)
Lombok Tengah
Regresi OLS
Suardi (2006)
Payakumbuh
ML-Binary Probit
Samsidar (2007)
Indramayu
Regresi berganda
Silver, et al. (2008)
Los Angeles
Regresi logistik multilevel
Stewart, (2011)
San Francisco
Regresi logistik
Hasil Penelitian Hasil analisis terhadap 180 responden menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga berpengaruh positif, jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif, dan motivasi berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas pendidikan adalah perpustakaan yang lengkap, rasio kelayakan guru dan insentif yang diberikan kepada guru. Hasil menunjukkan bahwa variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai rata-rata ujian akhir sekolah untuk sekolah dasar (SD) adalah: kelayakan kelas, satuan biaya dan perpustakaan, sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang signifikan adalah kelayakan guru dan satuan biaya. Untuk jenjang SMP dan MTs, variabelyang signifikan adalah: rasio kelayakan guru, rasio kelayakan kelas dan satuan biaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik faktor-faktor yang berhubungan dengan siswa dan sekolah mempengaruhi penyelesaian sekolah (kelulusan) dan persiapan masuk ke perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang diteliti yaitu gender, etnik,
9
6.
7.
8.
Chamlou, et al. (2011)
Yordania dan Mesir
Single equation probit model
Siregar (2011)
DIY
Regresi berganda
Jasmawarni (2012)
Mentawai
Regresi berganda
waktu penempatan, tipe penempatan, jumlah penempatan, dan status pendidikan khusus mempunyai pengaruh terukur terhadap peluang anak asuh dalam hal kelulusan SMA. Pendidikan memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap penyediaan tenaga kerja wanita. Hasil estimasi juga menegaskan bahwa penambahan masa sekolah dapat meningkatkan partisipasi kerja wanita 3-4 persen, terutama bagi tenaga kerja wanita lulusan perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pada analisis daya serap UN, persentase daya serap materi pelajaran Kimia berdasar hasil UN SMA RSBI di Provinsi DIY tahun 2009/2010 cukup tinggi yaitu 76,24 persen (soal paket A) dan 73,66 persen (soal paket B), persentase daya serap terendah yaitu 11,29 persen (soal paket A) dan 24,96 persen (soal paket B), persentase daya serap ttertinggi yaitu 99,09 persen (soal paket A) dan 99,59 persen (soal paket B). (2) pada pemanfaatan hasil daya serap menunjukkan bahwa sekolah dan guru SMA RSBI melakukan analisis dan pemanfaatan hasil daya serap UN cukup tinggi. Kendala dalam pemanfaatan hasil analisis daya serap adalah penerimaan informasi hasil UN yang tidak lengkap dan sering terlambat. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dengan menggunakan α =0,05, jumlah murid kelas terakhir/peserta ujian, jumlah guru termasuk kepala sekolah, jumlah guru bersertikasi berpengaruh signifikan terhadap nilai ratarata ujian nasional untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
10
9.
Snyder, et al. (2012)
Hawai
MatchedPaired t-tests
Matematika. Variabel yang berpengaruh terhadap nilai rata-rata ujian nasional untuk mata pelajaran IPA adalah jumlah guru termasuk kepala sekolah dan jumlah guru bersertikasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sekolah mengalami penigkatan secara signifikan. Penelitian ini juga memberi bukti bahwa program pengembangan pendidikan sosial ekonomi dan karakter dapat meningkatkan kualitas sekolah dan memfasilitasi perubahan sekolah secara keseluruhan.
Penelitian mengenai analisis kelulusan SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai belum pernah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya, penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam hal teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini dan metoda analisisnya. Perbedaannya adalah dalam hal objek, waktu, dan lokasi pelaksanaan penelitian. Selain penelitian Jasmawarni, penelitian yang lain dilakukan di daerah yang lebih maju. Jasmawarni (2012) meneliti tentang nilai rata-rata Ujian Nasional di SD Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011, sedangkan penelitian ini tentang jumlah lulusan di SMA dengan variabel penjelas yang berbeda.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka rumusan masalah dapat diformulasikan. Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah hanya sekitar
11
2,66 persen penduduk Kabupaten Kepulaun Mentawai berpendidikan di atas SMA.
1.4 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dibuat untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini. Pertanyaan penelitian adalah apakah jumlah guru strata satu (S-1), jumlah guru bersertifikasi, jumlah guru yang mengajar rangkap mata pelajaran, dan rasio siswa terhadap guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah lulusan SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai?
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah guru strata satu (S-1), jumlah guru bersertifikasi, jumlah guru mengajar rangkap mata pelajaran, dan rasio siswa guru terhadap jumlah lulusan SMA Negeri di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini dibuat agar dapat memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1.
memberikan kontribusi bagi peningkatan jumlah lulusan SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai;
2.
menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya untuk memajukan mutu
pendidikan di Indonesia, khususnya dalam peningkatan jumlah lulusan SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
12
1.7 Sistimatika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Bab I memuat latar belakang penelitian, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika peneitian. Bab II berisi landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, dan formulasi hipotesis. Bab III menyajikan tentang desain penelitian, metoda pengumpulan data, definisi operasional, dan metoda analisis data. Bab IV membahas tentang deskripsi data, uji hipotesis dan pembahasan. Bab V merupakan bab penutup yang memuat uraian singkat tentang simpulan dan saran kepada pihak terkait yang berkepentingan secara khusus kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
13