4
4.1
KEADAAN UMUM HOME INDUSTRY KERUPUK IKAN
Gambaran Umum Daerah Penelitian Penelitian dilakukan pada daerah sentra home industry pengolahan kerupuk
ikan di Desa Pabean Kecamatan Tambak Boyo Kabupaten Tuban. Hasil pengamatan lapangan diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang beberapa hal yaitu sentra dan tenaga kerja, kondisi lingkungan, sosial budaya, bahan baku, produksi, pemasaran dan kebijakan.
4.1.1
Sentra dan Te naga Kerja Di daerah penelitian terdapat 15 sentra home industry, dengan jumlah tenaga
kerja mencapai 90 orang ( termasuk anggota keluarga ). Home industry kerupuk ikan yang ada adalah merupakan sentra nelayan Tuban, karena semua pemilik sentra juga sebagai nelayan yang pekerjaan sehari-harinya menangkap ikan. Kepemilikan sentra tersebut hanya dilakukan sebagai pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya maupun bila ada pesanan. Home industry ini rata-rata didukung oleh satu sampai dengan lima tenaga kerja tambahan dengan tujuan untuk menambah penghasilan.
Kondisi faktual terlihat bahwa sampai saat ini tidak ada
satupun sentra yang merupakan pekerjaan utama masyarakat di Desa Pabean. Dengan demikian maka harusnya ada peluang untuk me ngembangkan sentra ini agar menjadi lebih besar, sehingga usaha ini dapat dijadikan sebagai penghasilan utama bagi pemiliknya.
32
4.1.2
Kondisi Lingkungan Home Industry Kondisi lingkungan disekitar sentra industri sebagaimana kawasan nelayan
pada umumnya terlihat tidak teratur, kotor dan tidak higinis.
Kondisi ini lebih
diperparah lagi yaitu dengan kebiasan pembuangan residu pengolahan bahan baku ikan
disembarang
tempat
karena
kurang
memperhatikan
faktor
kebersihan.
Pembuangan dilakukan begitu saja pada aliran selokan kecil yang menjadi tempat pembuangan kotoran secara umum.
Dengan demikian kita tentu akan mencium bau
yang kurang sedap bila mendatangi dan melalui daerah tersebut.
Penyebab bau
adalah karena aliran selokan kecil dan tidak begitu lancar sebagai akibat dari ketinggian selokan dengan laut sebagai muara akhir selokan tidak begitu berbeda, sehingga air banyak tergenang di selokan.
4.1.3
Sosial Budaya Kondisi sosial budaya masyarakat setempat masih sangat memprihatinkan.
Sebagaimana masyarakat nelayan pada umumnya, masyarakat di sekitar daerah sentra home industry kerupuk tersebut secara sosial budaya masih sangat tertinggal. Pendidikan masyarakat masih sangat rendah, terlihat pada lingkungan sentra home industry kerupuk ikan tersebut hanya terdapat seorang yang berpendidikan tinggi (S-1) sedang yang lainnya tingkat pendidikannya masih rendah (SD – SMP). Budaya masyarakat di Desa Pabean memiliki tipikal khas masyarakat nelayan, dimana diliputi suasana yang egaliter di antara para nelayan sangat kental. Unsur kebersamaan dan perasaan senasib sangat tinggi tampak sekali pada kehidupan mereka. Hal ini terlihat pada suatu hubungan dan pembagian pekerjaan diantara mereka pada saat melaut serta kehidupan bermasyarakat sehari-hari, dimana selalu
33
ditandai dengan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupannya.
4.1.4
Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah :
1)
Ikan Ikan yang biasanya digunakan sebagai bahan baku adalah jenis ikan tepak atau ikan wadungan atau dodok ( Leiognathus sp ).
Berdasarkan data yang
berhasil dihimpun dari Dinas Perindustrian Kabupaten Tuban, kebutuhan berbagai jenis ikan untuk pembuatan kerupuk ikan adalah sebanyak 34.000 kg. Kebutuhan dalam jumlah tersebut, ternyata dapat dipenuhi sendiri oleh nelayan di Kecamatan Tambak Boyo sendiri. Dengan demikian maka tidak perlu mendatangkan bahan baku ikan dari tempat lain. 2)
Tepung Bahan baku utama yang diperlukan dalam pembuatan adonan adalah tepung terigu dan tapioka. Kebutuhan tepung terigu dan tapioka yang digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan tercatat sebanyak 72.000 kg per tahun dengan nilai sebesar
Rp. 172.800.000,-. Tepung terigu dan tapioka disuplai oleh
pedagang yang ada di Kabupaten Tuban.
4.1.5
Produksi Produksi dilakukan selalu pada saat musim panen yaitu pada musim Utara
(Januari – Maret), musim Timur (Maret–Juni) dan musim Selatan (Juli-September). Sedangkan musim Barat (Oktober-Desember) adalah sebagai musim paceklik karena ombak sangat besar sehingga riskan untuk melaut,
34
dengan demikian pada saat
tersebut akan sulit mendapatkan ikan segar sebagai bahan baku. Pelaksanaan proses pembuatan kerupuk ikan dilakukan mulai sore hari sekitar jam 15.00 sampai dengan pagi hari sekitar jam 08.00. Dengan demikian maka setelah selesai proses pembuatan dapat langsung dikeringkan dengan sinar matahari.
4.1.6
Pemasaran Pemasaran kerupuk ikan hasil home industry tersebut meliputi daerah Tuban
dan sekitarnya seperti Bojonegoro, Lamongan, Gresik bahkan sampai di Solo. Pemasaran lokal Tuban mencapai sekitar 90% produksi, sedangkan untuk regional di luar Tuban mencapai sekitar 10 %. Metode pemasarannya masih sangat sederhana yaitu dengan hanya menunggu pesanan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan daerah yang agak jauh dari Tuban. Untuk daerah Tuban dan sekitarnya para pedagang langsung datang ke sentra-sentra produksi untuk membeli dagangan dari produsen.
4.1.7
Kebijakan Pemerintah Permasalahan yang muncul akibat kebijakan pemerintah pusat menaikkan
harga BBM, memberikan pengaruh pada daya beli bagi para nelayan karena dengan penghasilan yang rendah boleh dikata mereka tidak mampu membeli BBM untuk motor perahu.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini para nelayan
mencampur minyak solar dengan sisa minyak goreng atau minyak tanah. Hal ini akan memberikan dampak bahwa akan terjadi kerusakan pada motor/mesin perahu. Menurut informasi yang didapat dari petugas TNI/Polri setempat, bahwa seringkali daerah tersebut sebagai sasaran pasar penjualan BBM ilegal oleh oknum instansi tertentu yang harga jualnya dibawah harga normal. Oleh petugas TNI/Polri setempat
35
sengaja dibiarkan karena walaupun disatu sisi hal tersebut merupakan pelanggaran hukum, tapi disisi lain menguntungkan karena lebih murah dan dapat terjangkau oleh para nelayan. Sebenarnya telah ada program pemerintah yaitu Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang bertujuan untuk menjual BBM/Solar kepada nelayan dengan harga murah.
Ada juga program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
(PEMP), di mana akan mendirikan koperasi-koperasi pesisir di bawah lembaga keuangan mikro, SPDN dan kedai pesisir. Hal ini dimaksudkan agar para nelayan tidak terjebak oleh para rentenir dan preman. Kedai pesisir diharapkan dapat menstabilkan harga kebutuhan sehari-hari, karena dengan ditambahnya program SPDN maka diharapkan mampu mencapai efisiensi pengeluaran para nelayan sebesar 30% (Anonim, 2006). Namun pada kenyataannya program-program tersebut di atas tidak dapat berjalan dengan semestinya, karena pada tataran bawah fungsi kontrol tidak berjalan dengan semestinya serta SDM pelaksana yang terlibat masih memiliki interest pribadi sangat menonjol. Dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan produksi home industry kerupuk ikan, pemerintah daerah Kabupaten Tuban pernah melakukan beberapa kebijakan terkait langsung dengan pengembangan sentra home industry kerupuk ikan. 1)
Bantuan pinjaman dana untuk kelompok Bantuan pinjaman dana untuk kelompok pernah diberikan pada tahun 2000 dengan nilai mencapai Rp. 10.000.000,- per kelompok. Dana ini digunakan untuk
menambah
pemodalan
serta
untuk
meningkatkan
kemampuan
kerjasama di antara para pemilik sentra agar menghasilkan kerupuk ikan
36
dengan hasil yang lebih baik. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena belum ada instrumen pendukung dari dana yang digulirkan tersebut. 2)
Bantuan peralatan Bantuan peralatan juga pernah diberikan oleh Pemda Kabupaten Tuban yaitu berupa mesin potong adonan. Namun alat ini juga tidak berfungsi lama karena tidak
sesuai
dengan
tuntutan
kebutuhan,
karena
ada
kesulitan
penggunaannya sehingga bahan sulit dipotong dengan peralatan baru tersebut. Kondisi ini memaksa masyarakat kembali lagi ke peralatan tradisional yang sebelumnya digunakan. 3)
Bantuan manajemen Bantuan manajemenpun telah diberikan oleh Pemda Tuban dalam bentuk penyuluhan tentang pengelolaan, mulai dari pengadaan bahan baku sampai dengan pasca produksi. Namun sejauh ini belum ada bantuan manajemen yang berarti. Padahal semestinya manajemen menjadi hal utama yang diperlukan oleh para pemilik sentra home industry. Sebab dengan manajemen yang baik akan menghasilkan kinerja yang efisien serta mampu memasarkan hasil produksinya yang mampu menjangkau kawasan yang lebih luas.
4.2
Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan terhadap 60 responden yang semuanya dapat
terkumpul dengan baik, karena saat penelitian para nelayan semuanya sedang tidak melaut sebab sedang musim angin sehingga berbahaya untuk kegiatan melaut. Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 14 item ( lihat Lampiran I ), karena 7 variabel masing-masing memiliki 2 pertanyaan. Jadi nilai terhadap jawaban adalah 1 sampai 5, sehingga nilai minimal untuk jawaban setiap variabel adalah 2 dan
37
maksimal 10. Hasil yang diperoleh pada hasil penelitian secara lengkap di lapangan dapat dilihat dalam Lampiran 2, yang kemudian dapat diringkas sesuai Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan jumlah nilai jawaban responden Jumlah Nilai
Alat
Kebijakan
Lingkungan
Kualitas
T_kerja
Perilaku
Pemasaran
2
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
4
2
10
-
-
-
-
-
5
13
30
9
3
19
25
15
6
21
18
25
13
26
25
25
7
17
2
26
23
15
10
18
8
7
-
-
21
-
-
2
9
-
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : Data diolah
38