Januari 1
2 Legi 2
8
3
5
7
4 Pon 4
9
10 11 12 13 14
10 Wage 10
4
6
2
3 Pahing 3
9 Pon 9
2 Robiul Awal 1438 - 3 Jumadil Awal 1438 2 Bakda Mulud 1950 - 3 Jumadil Awal 1950
5 Wage 5
6 Kliwon 6
7 Legi 7
8 Pahing 8
١٤
11 Kliwon 11
12 Legi 12
13 Pahing 13
14 Pon 14
15 Wage 15
Februari 29
5
8 Legi 8
25 Wage 25
2 Kliwon 2
21 Kliwon 21
22 Legi 22
26 Kliwon 26
27 Legi 27
28 Pahing 28
29 Pon 29
1
2
3
4
29 30 31
1 Wage 1
20 Wage 20
3 Legi 3
10 Pon 10
8
9
11 Wage 11
3
6 Wage 6
4
7 Kliwon 7
١٤
12 Kliwon 12
10 11
13 Legi 13
14 Pahing 14
16 Wage 16
23 Legi 23
17 Kliwon 17
24 Pahing 24
18 Legi 18
25 Pon 25
٣٠
26 27 28
29 Pahing 29
30 Pon 30
19 Pahing 19
1
1 Wage 1
20 Pon 20
21 Wage 21
26 Wage 26
27 Kliwon 27
28 Legi 28
2
3
4
April
4 Rajab 1438 - 3 Sya’ban 1438 4 Rejeb 1950 - 3 Ruwah 1950
30
8
7
27
28
29
30
31
2
3
6 Pon 6
4
5
6
7
9
10 11 12 13 14 15
8 Kliwon 8
9 Legi 9
4 Legi 4
10 Pahing 10
11 Pon 11
١٤
12 Wage 12
13 Kliwon 13
14 Legi 14
15 pahing 15
16 Pon 16
17 Wage 17
18 Kliwon 18
16 17 18 19 20 21 22
19 Legi 19
23
26 Pon 26
20 Pahing 20
21 Pon 21
22 Wage 22
23 Kliwon 23
24 Legi 24
25 Pahing 25
٣٠
24 25 26 27 28 29
30
27 Wage 27
3 Kliwon 3
28 Kliwon 28
29 Legi 29
30 Pahing 30
1 Pon 1
2 Wage 2
14 April : Wafat Yesus Kritus 24 April : Isra Mijraj Nabi Muhammad
10 Pahing 10
7 Syawal 1438 - 7 Zulqa’idah 1438 6 Sawal 1950 - 7 Sela 1950
25
26
27
28
29
30
2
8 Pon 7
3
9 Wage 8
4
5
6
7
9
16 Legi 15
23
29 Wage 28
30
6 Legi 6
24 ٣٠
30 Kliwon 29
31
7 Pahing 7
24 Wage 23
11 Legi 10
12 Pahing 11
1
7 Pahing 6
13 Pon 12
8
١٤
14 Wage 13
18 Pon 17
19 Wage 18
25 Kliwon 24
26 Legi 25
20 Kliwon 19
27 Pahing 26
21 Legi 20
28 Pon 27
25 26 27 28 29 1 Legi 1
3
2 Pahing 2
3 Pon 3
4 Wage 4
5 Kliwon 5
6
1
5 Pahing 5
2
6 Pon 6
8
9
10 11 12 13
11 Pon 11
12 Wage 12
4
5
4 Legi 4
7 Wage 7
8 Kliwon 8
9 Legi 9
١٤
13 Kliwon 13
14 Legi 14
15 Pahing 15
16 Pon 16
18 Kliwon 18
25 Pahing 25
19 Legi 19
26 Pon 26
20 Pahing 20
27 Wage 27
28 29 30 31 2 Pon 2
3 Wage 3
5 Legi 5
4 Kliwon 4
31
6
7
١٤
22 Wage 22
23 Kliwon 23
28 Kliwon 28
29 Legi 29
1 Pahing 1
2
3
4
Oktober 11 Wage 10
8
18 Legi 17
2
12 Kliwon 11
9
19 Pahing 18
3
13 Legi 12
11 Muharram 1439 - 11 Safar 1439 10 Sura 1951 - 10 Sapar 1951
4
١٤
14 Pahing 13
5
15 Pon 14
6
16 Wage 15
7
17 Kliwon 16
10 11 12 13 14
20 Pon 19
21 Wage 20
22 Kliwon 21
23 Legi 22
24 Pahing 23
٣٠
15 16 17 18 19 20 21
25 Pon 24
26 Wage 25
27 Kliwon 26
28 Legi 27
29 Pahing 28
30 Pon 29
1 Wage 30
22 23 24 25 26 27 28
2 Kliwon 1
3 Legi 2
4 Pahing 3
29 30 31
9 Pahing 8
10 Pon 9
11 Wage 10
8 Legi 8
7
2 Kliwon 2
1
3 Legi 3
2
4 Pahing 4
8
10 Pon 10
9
11 Wage 11
9 Pahing 9
3
4
5 Pon 5
10 11
12 Kliwon 12
١٤
12 13 14 15 16 17 18 14 Pahing 14
15 Pon 15
17 Kliwon 17
16 Wage 16
18 Legi 18
19 Pahing 19
19 20 21 22 23 24 25 21 Wage 21
22 Kliwon 22
23 Legi 23
24 Pahing 24
25 Pon 25
26 27 28 29 30 31
27 Kliwon 27
28 Legi 28
29 Pahing 29
1 Pon 1
5 Pon 4
6 Wage 5
7 Kliwon 6
8 Legi 7
1
2
3
4
Juni
2 Wage 2
3 Kliwon 3
26 Wage 26
1
8 Zulqa’idah 1438 - 9 Zulhijah 1438 8 Sela 1950 - 8 Besar 1950
2
8 Pahing 8
1
9 Wage 9
8
9
3
10 Kliwon 10
4
11 Legi 11
28
29
30
31
4
5
6
7
9 Kliwon 9
5
12 Pahing 12
1 Legi 1
29 Wage 29
1 Kliwon 30
24 Wage 24
2 Legi 1
27 28 29 30 31
5 Wage 4
6 Kliwon 5
7 Legi 6
8 Pahing 7
9 Pon 8
25 Kliwon 25
19 Wage 19
26 Legi 26
3 Pahing 2
4 Pon 3
1
2
30
31
5
25 Pon 24
12 Safar 1439 - 11 Robiul Awal 1439 11 Sapar 1951 - 11 Mulud 1951
1
12 Kliwon 11
2
13 Legi 12
9
3
١٤
14 pahing 13
4
15 Pon 14
8
19 Pahing 18
26 Wage 25
20 Pon 19
27 Kliwon 26
21 Wage 20
28 Legi 27
22 Kliwon 21
29 Pahing 28
٣٠
19 20 21 22 23 24 25
30 Pon 29
1 Wage 1
2 Kliwon 2
3 Legi 3
4 Pahing 4
26 27 28 29 30
7 Kliwon 7
8 Legi 8
9 Pahing 9
9
١٤
14 Kliwon 14
3
8 Wage 8
10
15 Legi 15
19 Kliwon 19
20 Legi 20
21 Pahing 21
22 Pon 22
26 Pahing 26
27 Pon 27
28 Wage 28
4 Wage 3
13 Pahing 12
5 Kliwon 4
6 Legi 5
29 Kliwon 29
1
27-30 Juni : Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri
١٤
14 Pon 13
10 Zulhijah 1438 - 10 Muharram 1439 9 Besar 1950 - 9 Sura 1951
30
31
6
16 Kliwon 15
15 Wage 14
7
10 Wage 9
1
11 Kliwon 10
8
18 Pahing 17
17 Legi 16
2
9
10 11 12 13 14 15 16 20 Wage 19
21 Kliwon 20
22 Legi 21
23 Pahing 22
24 Pon 23
25 Wage 24
17 18 19 20 21 22 23 27 Legi 26
28 Pahing 27
29 Pon 28
1 Wage 29
2 Kliwon 1
3 Legi 2
24 25 26 27 28 29 30
4 Pahing 3
5 Pon 4
6 Wage 5
7 Kliwon 6
8 Legi 7
9 Pahing 8
10 Pon 9
Desember
12 Robiul Awal 1439 - 12 Robiul Akhir 1439 12 Mulud 1951 - 12 Bakda Mulud 1951
27 ١٤
21 Wage 21
24 Pahing 23
3 Pon 2
4
12 13 14 15 16 17 18
23 Legi 22
7
18 Legi 17
2 Pahing 1
3
14 Pahing 14
6
17 Kliwon 16
25 Legi 25
29
10 11
5
16 Wage 15
8
13 Wage 13
2
1 September : Hari Raya Idul Adha 21 September : Tahun Baru Hijriyah
November 29
24 Kliwon 24
28
26 Kliwon 25
28 Pon 28
23Pon 23
18 Pon 18
18 Wage 18
27
20 21 22 23 24 25 26
22 Pahing 22
17 Pahing 17
17 Pon 17
September
19 Pon 18
21 Legi 21
16 Legi 16
12 Pon 12
7 Pon 7
25 26 27 28 29 30
13 14 15 16 17 18 19
15 Kliwon 15
11 Pahing 11
1
18 19 20 21 22 23 24
12 Legi 11
14 Wage 14
10 Legi 10
6 Pahing 6
11 12 13 14 15 16 17
10 11 12
13 Pon 13
6 Ramadan 1438 - 6 Syawal 1438 6 Pasa 1950 - 5 Sawal 1950
1Juni : Hari Lahir Pancasila 25-26 Juni : Hari Raya Idul Fitri
25 Mei : Kenaiakan Yesus Kritus
Agustus 30
21 Pon 21
17 Agustus : HUT Republik Indonesia
1
6
23 Wage 23
27 Pahing 27
23 Pon 22
7 Kliwon 7
21 22 23 24 25 26 27
24 Legi 24
16 17 18 19 20 21 22
22 Pahing 21
5
6 Wage 6
16 pahing 16
20 Kliwon 20
17 Pahing 16
28
14 15 16 17 18 19 20
17 Wage 17
10 11 12 13 14 15
15 Kliwon 14
4 Sya’ban 1438 - 5 Ramadan 1438 4 Ruwah 1950 - 5 Pasa 1950
1 Mei : Hari Buruh Internasional 11 Mei : Hari Raya Waisak
Juli
10 Kliwon 9
Mei
1
26
7 Wage 7
27
28 Maret : Hari Raya Nyepi
1 Januari : Tahun Baru Masehi 28 Januari : Tahun Baru Imlek
5 Pahing 5
2 Jumadil Akhir 1438 - 3 Rajab 1438 2 Jumadil Akir 1950 - 3 Rejeb 1950
26
20 Pon 20
22 Kliwon 22
24 Pon 24
19 Pon 19
9 Pahing 9
5 Pon 5
19 20 21 22 23 24 25
22 23 24 25 26 27 28
23 Pahing 23
18 Pahing 18
6
7
2
1
4 Pahing 4
13 Legi 13
15 Pon 15
17 Legi 17
31
Maret
12 13 14 15 16 17 18
15 16 17 18 19 20 21
16 Kliwon 16
30
4 Jumadil Awal 1438 - 1 Jumadil Akhir 1438 4 Jumadil Awal 1950 - 1 Jumadil Akir 1950
10 Pon 10
11 Wage 11
5 Pon 5
6 Wage 6
1
2
3
28
29
30
31
4
16 Wage 16
5
17 Kliwon 17
6
18 Legi 18
15 Pon 15
7
12 Kliwon 12
1
13 Legi 13
8
20 Pon 20
19 Pahing 19
2
9
10 11 12 13 14 15 16 22 Kliwon 22
23 Legi 23
25 Pon 25
24 Pahing 24
26 Wage 26
27 Kliwon 27
٣٠
17 18 19 20 21 22 23
28 Legi 28
24
5 Pon 5
31
12 Kliwon 12
29 Pahing 29
30 Pon 30
1 Wage 1
2 Kliwon 2
3 Legi 3
4 Pahing 4
25 26 27 28 29 30
6 Wage 6
7 Kliwon 7
8 Legi 8
9 Pahing 9
1 Desember : Maulid Nabi Muhammad SAW 25 Desember : Hari Raya Natal
10 Pon 10
11 Wage 11
Untuk Berlangganan dan Pengaduan hubungi:
SMS/WA : +62 811 789 6354 Telepon : 0711 - 5710845 #tabloiddesa Redaksi Tabloid Desa tabloiddesa Edisi
23
Periode 7 - 20 Januari 2017
Halaman 6 Halaman 9
Halaman 12
2
BerandaDesa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
SalamDesa
Menuntut Ilmu Ditengah Sawah
Sudah sering kita dengar ungkapan, ”Tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina, tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga keliang kubur”. Kata yang bersumber dari ucapan Rasulullah SAW tersebut, memiliki makna yang sangat dalam. Ilmu secara garis besar dipahami sebagai pengetahuan, bahkan sebagian orang memiliki persepsi ilmu sebagai kekuatan dan kedigjayaan. Ketika membaca cerita silat, novel fiksi, atau menonton film fiksi ilmiah bernuansa pertaruangan kekerasan, sering kali kita disuguhkan dengan aksi beladiri yang penuh darah. Hampir tidak ada hal positif yang bisa diambil dari suguhan hiburan tersebut, yang pada akhir cerita bagaimana seorang pahlawan tersebut berhasil mendapatkan pengetahuan, atau ilmu silat , atau pusaka yang memiliki kekuatan magis yang mampu mengalahkan kebatilan. Sedemikian pentingnya mendapatkan pengetahuan, sehingga dalam bernegara rakyat wajib mendapatkan pendidikan yang layak. Mendapatkan pendidikan merupakan hak azazi manusia yang harus dipenuhi. Pemerintah berupaya merealiasikan hal tersebut, bahkan program wajib belajar 9 dan 12 tahun menjadi agenda penting bagaimana terjadi penyetaraan pendidikan diseluruh wilayah di Indonesia. Anak-anak wajib mendapat pendidikan formal dan memiliki kecerdasan yang baik hingga dapat menumbuhkan sumber daya manusia yang handal. Bagaimana dengan anak-anak kita didesa? Mereka setiap harinya bekerja membantu orang tua bertani, atau berkebun. Nyaris mereka tidak menikmati waktu bermain, kecuali disela-sela mereka bekerja dengan tubuh penuh lumpur. Kondisi ini sungguh memperihatinkan, sepertinya para orang tua enggan menyekolahkan anaknya lantaran tidak memiliki biaya, jarak antara sekolah dan desa mereka sungguh sangat jauh, dan sangat sulit mengikuti aturan waktu sekolah.Sebenarnya mereka tidak sekejam itu pada anakanaknya. Kondisi ekonomi yang “pas-pasan” yang mengharuskan mereka bekerja, lantaran ekonomi rumah tangga yang sulit, atau tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai anak-anak mereka naik angkot setiap harinya. Di kota Palembang dan kota besar lainnya, juga ditemui beberapa keluarga yang hidupnya berpindah-pindah bahkan tidak memiliki rumah untuk berteduh. Manusia gerobak, salah satu contoh persoalan kemiskinan dikota besar. Seorang ayah, ibu, dan tiga orang anak hidup dalam satu gerobak yangdibawa berjalan jauh, menemani orang tuanya mencari nafkah dengan mengumpulkan berbagai sampah yang bisa dijual kembali. Berbeda dengan didesa, mungkin kesulitan mereka hanya karena jarak yang jauh dari sekolah. Pemerintah harusnya lebih tanggap melihat fenomena ini. Kewajiban memberi pendidikan, harus dibarengi dengan kondisi masyarakat tersebut. Model homeschooling, bisa menjadi alternatif sekolah formal bagi anak-anak desa, atau anak-anak kurang mampu. Meski tidak bisa disamakan dengan homeschooling yang digunakan oleh para orang-orang kaya, yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Namun, sekolah non formal bisa menjadi alternatifnya. Mereka bisa melakukan kegiatan belajar-mengajar di tengah sawah, dengan mendatangkan para guru, yangdibiayai oleh pemerintahan desa. Apakah terlalu mahal? Jawabannya ada di diri kita masingmasing. Masyarakat desa tidak harus mencari seorang pahlawan atau hero, yang membiayai guru private untuk mengajar anak-anak desa. Para warga desa bisa berembuk, bersama-sama dengan aparat desa meminta kepada pemerintah kabupaten, untuk dibuatkan lembaga seperti PKBM. Atau mendorong pemerintah membentuk program guru desa, dimana para sarjana-sarjana lulusan perguruan tinggi secara khusus mendidik, dan mengajar bagi anak-ana desa. Tidak ada yang mustahil untuk dilakukan, ditengah kekayaan sumber daya alam yang ada, ditengah kemampuan finansial APBDes yang terus berkembang,dan tidak ada kerugian ketika sebagian dana CSR perusahaan diberikan untuk pendidikan anak-anak desa. Mari kita belajar ditengah sawah, biarkan saja tanah dan lumpur mengotori kulit, asalkan anak-anak mengenyam pendidikan yang setara dan memiliki pengetahuan yang luas, untuk menjadi kekuatan dan kedigjayaannya dikemudian hari. (**)
Setiap wartawan TABLOID DESA dilengkapi dengan kartu pers dan tidak diperkenankan meminta imbalan dalam bentuk apapun.
Yang paling penting dalam proses pendidikan, yakni kesetaraan pendidikan baik formal maupun non formal. Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Dra. Isma Sri Rahayu, M.Pd mengatakan, meski berbagi model pendidikan bisa dilakukan, namun yang paling penting itu adanya kesetaraan pendidikan bagi anak desa. “Intinya nanti mereka bisa mendapatkan ijazah, yang nilai ijazahnya sama dengan anak-anak yang belajar disekolah formal,”kata dia. Hal ini sangat penting untuk dipahami, kata Isma, sering kali berbagai lembaga yang dibentuk hanya melakukan proses belajarmengajar tetapi tidak menggunakan nilai kesetaaran pendidikan. Akibatnya meski memiliki proses pemahaman yang sama, tetapi tanpa nilai kesetaraan tersebut mereka tidak mendapatkan ijazah. “Solusinya, para siswa yang nanti masuk dalam model pendidikan desa, mereka dapat mengikuti ujian kesetaraan. Artinya lembaga PKBM tersebut terdaftar di diknas, dan dapat menggelar ujian,” jelas dia. Hingga para lulusan PKBM didesa, memiliki ijazah yang setara SD, SMP, dan SMA. Ijazah tersebut bisa digunakan untuk melanjutkan sekolah kejenjang perguruan tinggi. “Ini yang perlu digaris bawahi,” ujarnya. Sementara, Pengamat Pendidikan dari Univesitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof. Abdullah Idi mengatakan, sudah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat. Artinya, pemerintah harus menyediakan sekolah, apapun bentuk modelnya hingga dapat dinikmati oleh masyarakat. Sayangnya, saat ini masih banyak anak usia sekolah yang belum mendapat pendidikan formal, karena beragam alasan. “ Banyak yang belum mendapat pendidikan formal, mungkin karena orang tuanya miskin, atau mereka bekerja membantu orang tuanya. Hingga tidak mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya,” tegas Abdullah Idi. Model pendidikan itu, bisa dengan sekolah alternatif dipedesaan dengan cara non formal, atau dengan regular yakni bersekolah di lembaga pendidikan yang ada. “Intinya anak-anak wajib mendapatkan pendidikan. Kalau sampai ada yang dengan sengaja tidak memberi kesempatan pada anaknya belajar, hal ini perlu mendapat perhatian,”kata dia. Atinya, jika pemerintah telah mendirikan
Diterbitkan oleh PT. Cipta Desa Mandiri Pemimpin Umum: Abdul Aziz Kamis, Wakil Pemimpin Umum: Joncik Muhammad, Pemimpin Redaksi: Abdul Aziz Kamis, Redaktur: Guntur Gunawan, Sekretaris Redaksi / Litbang: Devi Irwan, Koresponden Palembang: Rino Dwi CP, Prabumulih: Chandra Wahyudi, Pagar Alam: Rina Santoso, Muara Enim: Edwar Pusra, OKU: Kadin Kumala, Musi Banyuasin: Edi Setiawan Design Grafis: PADIStudio, Pemimpin Perusahaan: M. Nasir, Staf Keuangan: Dedek, Marketing & Sirkulasi: Marto Ali.
lembaga sekolah, atau sekolah alternatif bagi para anak-anak desa yang kurang mampu juga telah didirikan, pemerintah juga harus memberikan ketegasan kepada orang tua. Berkaca di negara maju seperti di Taiwan, jika ada anak-anak usia sekolah yang tidak mendapat pendidikan formal maka orang tuanya akan mendapat hukuman. “Hal ini harusnya dorong dan pemerintah bisa menerapkan hal tersebut, minimal memberikan sanksi kepada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya,”kata dia. Meski hal ini masih sulit diterapkan, tambah Abdullah idi, lantaran pola pemahaman masyarakat yang masih belum sampai pada pemikiran pentingnya anak-anak usia sekolah mendapat pendidikan yang maksi mal. Apalagi jika dibandingkan dengan pendidikan dinegara maju yang sudah memberlakukan hukuman bagi orang tua yang tidak memberi kesempatan pada anaknya untuk bersekolah. “Kita mungkin masih sulit merealiasikannya, tetapi tidak salah jika pemerintah mendorong hal tersebut. Karena sudah ada program pendi dikan sembilan dan 12 tahun,” terang dia. Senada dikatakan Anggota komite III DPD RI, Abdul Aziz. Menurut dia, program wajib belajar 9 dan 12 tahun harusnya memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk memberikan waktu kepada anak usia sekolah untuk mendapat pendidikan formal. “Apapun alasannya, anak usia sekolah harus mendapat pendidikan formal. Dalam bentuk lembaga apapun, baik sekolah regular, home schooling, atau lainnya,”kata dia. Komite III DPD RI, tegas Aziz, juga akan mendorong agar pemerintah memberikan sanksi kepada para orang tua yang dengan sengaja tidak menyekolahkan anaknya di pendidikan formal. “Kita dorong kearah itu, minimal pemerintah memberikan sanksi,” tegas dia. Meski harus juga disadari, tidak semua warga memiliki kemampuan untuk menyekolah anaknya seperti dari keluarga miskin atau rumahnya sangat terpelosok dan jauh dari sekolah. Dan wajib belajar 9 dan 12 tahun yang dilakukan pemerintah, merupakan jaminan agar pemerintah menyediakan sekolah dan fasilitas bagi anak-anak usia sekolah yang kurang mampu. “Jadi seharusnya tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak memberikan kesempatan bagi anak mereka untuk tidak bersekolah,” pungkas Aziz. n (Ronald) Diterbitkan pertama kali pada 10 Oktober 2004 sebagai usaha untuk membuka isolasi informasi pedesaan. Merupakan satu-satunya media di Sumatera Selatan yang mengupas tuntas tentang dan untuk masyarakat desa. Alamat Redaksi: Jl. Kolonel Sulaiman Amin Perum Pemda Blok I-1 No. 4-B Km 7 Palembang. Telp 0711-5710845, - eMail:
[email protected] Dicetak oleh: (Isi diluar tanggung jawab percetakan)
DesaUtama
TABLOID DESA
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
3
S
etiap orang harus mendapatkan pendidikan yang layak, dengan tidak dibatasi kemampuan finansial, usia, dan tidak pula dibatasi oleh waktu. Hingga masyarakat memiliki tingkat kecerdasan dan pemahaman sesuai potensi yang mereka miliki.
Dipedesaan yang letaknya jauh dari pusat keramaian dan pembangunan, mungkin akan banyak ditemui anak-anak yang berada ditengah sawah atau kebun pada waktu belajar. Mereka mencangkul, atau membantu orang tuanya memanen getah karet. Kondisi tersebut mungkin akan dinilai sangat miris, dan tergambar rasa ketidakadilan lantaran orang tua dengan sengaja melakukan “pembiaran” kepada anak-anaknya untuk tidak belajar di sekolah. Koordinator Program Sekolah Demokrasi Sumsel, Tarekh Rasyid menilai, berbagai alasan menjadi latar belakang para orang tua, tidak dapat memberikan waktu kepada anak mereka untuk tidak bersekolah formal. Menurut dia, beberapa anak desa banyak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengecap sekolah formal, lantaran persoalan kemiskinan, orang tua yang membutuhkan tenaga kerja anakanaknya menggarap lahan pertanian, hingga kondisi letak sekolah yang sangat jauh dari tempat tinggal. “Berbagai alasan bisa ditemui, tetapi para anak-anak wajib mendapatkan pendidikan. Intinya, mereka tidak terikat waktu atau fleksibel,tidak perlu tempat khusus, namun memiliki tingkat kecerdasan yang setara dengan anak-anak yang disekolah formal,”jelas dia. Sebab, tegas Tarekh, pendidikan merupakan salah satu hak dasar dari warga untuk memperolehnya. Jika masih ada anak yang tidak mendapatkan pendidikan, artinya telah terjadi kesalahan pemerintah dengan tidak memenuhi hak dasar
tersebut. “Pendidikan,kesehatan, dan tempat tinggal itu hak dasar. Jadi kalau sampai masih ada yang tidak sekolah ya artinya pemerintah tidak memberikan hak tersebut,”tegas dia. Menurut dia, masyarakat harusnya memahami landasan dasar pendidikan. Sebab,kata dia, pendidikan bagi masyarakat dan anak-anak desa yang dimaksudkan tersebut tidak harus dilakukan dengan sekolah formal. “Seharusnya mereka bisa tetap sekolah dengan kegiatan belajar-mengajar di tengah sawah, tanpa baju seragam, namun berkwalitas yang sama dengan pendidikan formal,”jelas dia. Tokoh masyarakat Sumsel, Abdul Aziz Kemis menilai, masyarakat harus memahami terlebih dahulu mengenai konsep pendidikan. Menurut bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara yaitu, tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anakanak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. “Banyak para pakar dan filusuf, seperti H. Horne dalam tulisannya mengatakan, pendidikan adalah proses yang di lakukan terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia,”terang dia.
Artinya, para anak-anak desa yang tidak memiliki waktu belajar tetap mendapatkan pendidikan yang setara pendidikan formal. Seperti homeschooling, meski hal tersebut dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial, namun terapan lembaga berbasis homeschooling juga bisa dilakukan oleh masyarakat desa. Pakar pendidikan anak, Seto Mulyadi menilai, homeschooling merupakan salah satu alternatif pendidikan masa depan. Karena homeschooling lebih fleksibel, artinya proses pembelajarannya dapat dilakukan di rumah atau dimanapun asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti di rumah, serta waktunya disesuaikan kesiapan anak sehingga anak merasa senang dan nyaman dalam belajar. Konsep ini, tambah Aziz, dapat dilakukan bagi anak-anak desa yang jauh dari sekolah formal, atau tidak mampu melakukan kegiatan belajar
karena persoalan taraf hidup keluarga yang kurang mampu secara finansial. “Kenapa tidak, karena pemerintah saat ini mendorong masyarakat untuk membentuk lembaga pendidikan non formal, seperti PKBM atau pusat kegiatan belajar masyarakat dapat merealisasikan hal tersebut terutama di pedesaan,”tambah dia.
PKBM dan Pendidikan Bagi Warga Desa Undang-Undang tentang Desa No 6 Tahun 2014 dan Permendesa No 5 Tahun 2015 tentang anggaran desa telah memberi wewenang bagi desa untuk mengelola desanya hingga mampu menjadi mandiri dan sejahtera. Aturan dasar itu juga, memberi peluang bagi desa untuk mendirikan berbagai lembaga pendidikan bagi masyarakatnya, seiring dengan prinsip Education for All (pendidikan untuk semua) dan Pendidikan Sepanjang Hayat. Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Dra. Isma Sri Rahayu, M.Pd menilai, pemerintah saat ini mendorong terciptanya pendidikan berbasis masyarakat dengan mengoptimalkan pelayanan pendidikan melalui Jalur Pendidikan Non Formal. Melalui
4
DesaUtama
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang diprogramkan oleh pemerintah dapat diwujudkan secara terpadu dengan upaya masyarakat setempat untuk meningkatkan
kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat itu sendiri. “Nah, PKBM sebagai Satuan Pendidikan Nonformal merupakan prakarsa pembelajaran dari, oleh dan
untuk masyarakat,”kata dia. Menurut Isma, Penyelenggaraan, pengembangan dan keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu
sendiri dengan makna semangat kebersamaan, kemandirian dan kegotongroyongan dalam pengelolaan. “Jadi, PKBM sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat mempunyai arti bahwa penyelenggaraan PKBM haruslah dikelola dan terlembagakan dengan baik sebagai pusat layanan pendidikan masyarakat. Bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat, serta PKBM selalu dinamis, kreatif dan produktif melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif bagi masyarakat setempat,”jelas dia. Demikian juga bagi anak-anak desa yang berada diusia sekolah, PKBM bisa mendirikan lembaga pendidikan khusus bagi anak-anak usia sekolah. “Bisa saja, seperti halnya konsep homeschooling, mereka bisa lebih fleksibel dalam belajar-mengajar, asalkan sesuai dengan ketentuan dan aturan,”tegas dia. Namun, tegas dia, muara dari pendidikan homescholling itu tetap pada ketentuan seperti halnya kesetaraan pendidikan formal. Para anak-anak harus mengikuti ujian kejar paket, untuk mendapatkan ijazah yang sesuai. Namun, untuk mendirikan PKBM, tambah dia, sebagai lembaga yang legal harus memenuhi persyaratan dan ketentuan dari lembaga induk yang membinanya. Sampai saat ini PKBM berada dibawah pembinaan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. “Dengan demikian ijin operasional lembaga PKBM dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bersangkutan setelah pemenuhan administrasi dan manajerial yang disyaratkan,”kata dia. n (Ronald)
Model “Homeschooling” Bagi Anak Desa Menurut Tarekh Rasyid, untuk bisa merealisasikan pendidikan yang lebih fleksibel bagi anak-anak desa untuk mendapatkan pendidikan diperlukan model yang sesuai dengan kondisi didesa tersebut. Beberapa model, seperti Indonesia mengajar juga bisa dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Dia menjelaskan, saat ini pemerintah desa bisa membentuk lembaga pendidikan yang dikhususkan bagi para anak-anak desa tersebut. “Didesa itukan ada anggaran desa, mereka bisa merealiasikan bentuk pendidikan apapun bagi masyarakatnya. Bahkan bisa membentuk model pendidikan seperti homeschooling, dengan pengajar yang didatangkan dan waktu belajar-mengajar yang fleksibel,” kata dia. Meski hal itu berbeda dengan konsep homeschooling yang dipahami, dimana orang tua
menjadi guru utamanya. Kondisi didesa sebagian besar orang tua juga kurang memiliki pendidikan yang tinggi. Hingga diperlukan guru-guru yang memiliki pengetahuan, untuk mengajar para anak-anak desa. “Jadi ruang gerak dan waktu belajarnya saja yang dibikin fleksibel. Sedangkan gurunya didatangkan untuk mengajar anak-anak desa,” tegas dia. Tekhnisnya, jelas Tarekh Rasyid, desa membentuk lembaga seperti PKBM, atau lembaga pendidikan lainnya yang kemudian mendatangkan para guru-guru untuk mengajar anak-anak desa yang disesuaikan waktu dan tempatnya. Untuk merealisasikan hal tersebut, jelas Tarekh, memang masyarakat desa sendiri yang harus mendorongnya, atau mengusulkan hal tersebut ke pemerintah kabupaten/kota. “Mereka bisa mengusulkannya. Dan konsep pendidikan formal
tetapi non formal tersebut bisa menjadi alternatif bagi anak desa,”kata dia. Dengan acuan kurikulum berstandar nasional, dan para anak-anak desa yang telah mendapat pendidikan mampu mengikuti ujian kesetaraan. “Pada akhir pendidikan, nantinya anak-anak bisa mengikuti ujian kesetaraan dan mendapat ijazah seperti halnya sekolah formal,”tambah Tarekh. Upaya lainnya, kata dia, bisa dengan inisiatif dari perusahaan-perusahaan yang memiliki dana CSR. Selama ini, dana tersebut digunakan untuk membangun sekolah. Namun, tidak salah jika perusahaan juga perduli dengan keberadaan pendidikan anak-anak desa, yang membutuhkan pendidikan secara khusus. “Ini yang dinantikan oleh masyarakat kita, bagaimana sebenarnya perusahaan perduli dengan pendidikan,” kata dia.
KolomDesa
TABLOID DESA
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
5
Bubu Aktif Karya Badrun Efektif Atasi Serangan Hama Tikus
D
alam budidaya tanaman pangan khususnya tanaman padi, petani selalu dihadapkan akan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Salah satu hama utama yang menjadi musuh bebuyutan para petani ketika bertanam padi adalah tikus. Hewan ini sangat mudah ditemui diarea lahan sawah. Bahkan keberadaannya sangat meresahkan bagi para petani, karena akibat yang ditimbulkan dari serangan hama ini sangat serius yaitu dapat menurunkan hasil produksi tanaman padi, pertumbuhan tanaman menjadi lambat, bahkan sampai gagal panen. Apabila hama tikus ini telah muncul dan banyak berkembang biak diarea lahan sawah, maka hewan ini bisa menjadi hama yang sangat menakutkan bagi para petani. Risiko kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan hama tikus pada tanaman padi bisa mencapai 40-60 %. Selama hidupnya, tikus biasanya
hidup dan tinggal dengan membuat lubang-lubang di tanah yang nantinya dijadikan sebagai sarang untuk tempat berlindung dan berkembang biak. Bahkan tikus termasuk kategori hewan yang cepat dalam berkembang biak. Untuk mengendalikan serangan hama tikus ini cukup sulit dilakukan, karena tikus termasuk hewan yang mempunyai insting dan kecurigaan yang sangat tinggi. Tikus akan merasakan jera pada setiap tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam melakukan pengendalian tikus biasanya para petani melakukannya dengan beraneka ragam cara, diantaranya dengan melakukan geropyokan massal menggunakan sistem 4 B (bongkar, buru, bunuh, betulkan kembali
bekasnya), pengemposan, TBS dan LTBS yang merupakan teknologi perangkap tikus dengan menggunakan perangkap bubu dan tanaman pemikat, penggunaan musuh alami, penggunaan rodentisida atau racun tikus. Dengan beraneka ragamnya model dan cara pengendalian tikus yang dilakukan oleh para petani. Hal inilah, yang menyebabkan para petani tertantang untuk mencari tahu cara mana yang paling efektif untuk dapat membunuh banyak tikus sekaligus dalam waktu yang singkat dan efisien biayanya, sehingga hal tersebut dapat mengoptimalkan hasil panen padi yang dihasilkan. Salah satu, petani yang tertantang tersebut adalah Badrun Sholihin. Pasalnya belum lama ini badrun telah berhasil mengatasi hama tikus yang menyerang sawahnya hanya dengan bermodal pipa paralon dan
Muhammad Syahri Mubarok, SST Penyuluh Pertanian BPTP Kalimantan Barat
jaring. Semua ini berawal dari semakin banyaknya populasi tikus sawah yang menyerang dan berkembang biak pesat di lahan sawah tempat badrun bertani. Tikus sawah tersebut kemudian berkembang biak begitu cepat sehingga mengakibatkan gangguan yang cukup serius bagi para petani disekitar areal lahan sawah milik badrun. Badrun dan sebagian besar petani yang ada disekitar arel lahan sawah miliknya tak jarang mengalami kerugian yang cukup besar. Selain itu, para petani juga kerap mengalami gagal panen dan dampak dari serangan hama tikus ini juga dapat mengakibatkan menurunnya kualitas padi yang dihasilkan. Menghadapi hal tersebut, badrun berinisiatif untuk membuat suatu terobosan baru dengan memodifikasi model dan cara pengendalian tikus yang sudah ada dan biasa digunakan oleh para petani. Ia berinovasi dengan membuat jebakan tikus sendiri yang terbuat dari pipa paralon berukuran sedang dan jaring yang kemudian ia namai alat tersebut “Bubu Aktif”. Alat jebakan tikus tersebut sangat efektif dan terbukti ampuh untuk menekan serangan hama tikus hingga 90 % lebih, dan caranya pun sangat mudah. Dalam membuat alat bubu aktif tersebut badrun hanya memerlukan pipa paralon ukuran 2 inci atau seukuran tubuh tikus sawah dengan panjang pipa paralon 20 cm dan jaring yang telah dibuat kantong yang panjangnya 30 cm. Jaring yang telah dibuat kantong tersebut kemudian diikat kencang pada salah satu ujung pipa paralonnya, kemudian pada salah satu ujung pipa paralon lainnya dibuat model gerigi dengan panjang 5 cm dengan tujuan supaya bisa ditancapkan pada lubang tikus. Adapun cara kerja dari penggunaan alat bubu aktif ini terbilang tidak rumit. …. Ketika tikus sudah masuk ke dalam bubu, maka tikus langsung dibunuh dengan cara dipukul dengan besi linggis. Ke depannya, badrun berharap alat bubu aktif ini nantinya bisa diproduksi secara massal, karena disamping mudah dalam pembuat annya, alat bubu aktif ini juga tidak memerlukan biaya yang mahal dalam pembuatannya, dan tentunya sangat ramah lingkungan. n
6
LapsusDesa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
S
wasembada pangan adalah salah satu prioritas utama dari pemerintahan Jokowi JK. Sebelumnya, Jokowi sempat mengancam akan mengganti Menteri Pertanian bila dinilai gagal mencapai target. Untuk mencapai target tersebut, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menjelaskan Indonesia harus mampu memproduksi padi sebanyak 73 juta ton per tahun dan produksi jagung sebanyak 20 juta ton setelah mencapai swasembada beras.
“Kalau untuk swasembada kedelai baru tiga tahun lagi tercapai karena harga sangat rendah sehingga antusiasme petani menurun. Dua prioritas swasembada pertama adalah padi dan jagung,” ujar Amran usai menandatangani surat edaran bersama tentang Upaya Khusus Pencapaian Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai di Kantor Wakil Presiden, Desember 2016 lalu.
swasembada.
Dalam kuliah umum di UGM, Yogyakarta (9/12) lalu, Jokowi menargetkan swasembada pangan dalam tiga tahun. Jokowi menyatakan sudah memberi perhitungan yang matang terkait target tersebut. Menurut dia, pembenahan seluruh saluran irigasi, yang 70 persen di antaranya rusak, bisa tuntas dalam setahun dengan dana hanya Rp 15 triliun. Dalam waktu yang sama, kata dia, target pembangunan 49 waduk di 11 provinsi dengan kebutuhan dana Rp 24 triliun juga realistis. “Saya enggak mau lagi Indonesia bergantung pada impor pangan,” kata Jokowi.
“Sudah prioritas, irigasinya sudah, peralatannya, kemudian benih, itu menjadi faktor prioritas. Komoditasnya padi, jagung, kedelai. Ini adalah tambah tanam tertinggi selama 10 tahun terakhir, tambah tanam padi, itu 640 ribu tambahan
Untuk mencapai target tersebut, Amran mengaku Kementerian Pertanian tidak bisa sendirian. Sebab peningkatan produksi pertanian erat kaitannya dengan irigasi yang menjadi wewenang Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pemerintah tegaskan siap swasembada pangan yang akan dimulai tahun ini dan mencapai target penuh pada 2017, meski aktivis mengatakan program itu sampai saat ini stagnan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah semakin siap menyongsong swasembada pangan dan pihaknya telah menjalankan berbagai program priortas sebagai pendukung
Swasembada untuk komoditas unggulan, yakni padi, jagung dan kedelai siap mulai tahun ini, sementara komoditas pangan lainnya ditargetkan tercapai pada tahun 2017, ujar Amran. Ia menambahkan bahwa pemerintah berhasil menambah 640 ribu hektar lahan untuk jenis tanaman padi.
2017, Indonesia Swasembada Pangan Penuh tanam,” ujarnya usai rapat dengan Komisi IV DPR RI yang menangani masalah pertanian, bulan April 2016. Menurut catatan Badan Pertanahan Nasional, hingga 2014 lahan untuk tanaman padi nasional mencapai 14 juta hektar dan luas tersebut dinilai tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan sekitar 240 juta orang di Indonesia. Sementara itu Thailand memiliki luas lahan 10 juta hektar untuk memenuhi sekitar 68 juta orang. Hal ini membuat Indonesia masih
mengimpor beras dari Thailand. Aktivis dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Witoro menilai program swasembada pangan di negara ini stagnan. “Ini perlu satu gerakan yang dilakukan bukan hanya (Presiden) Jokowi tetapi juga lapis provinsi, di kabupaten dan di tingkat desa. Potensi-potensi ini yang belum bisa digerakkan,” ujarnya seperti dikutip VOA. Witoro berpendapat saat ini petani
Produktivitas Pangan dengan Mina Padi
Dalam sebuah rapat kabinet, Presiden pernah mengatakan bahwa, makanan menyumbangkan 73 persen pada garis kemiskinan kita. Oleh sebab itu pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat.
Di sektor pertanian sebagai salah satu fondasi pangan, telah banyak dilakukan upaya dan terobosan untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya adalah pertanian terpadu yang dikenal sebagai sistem Mina Padi, yaitu cara yang digunakan petani untuk memadukan teknik budidaya padi dan peternakan ikan yang dilakukan bersamaan dalam satu sawah. Biasanya, sistem mina padi dilakukan di sistem pengairan sawah teknis dan setengah teknis, sebab keberadaan air di sawah dalam sistem mina padi sangat dibutuhkan. Presiden Joko Widodo juga telah meminta agar dalam merumuskan kebijakan pangan, setiap kementerian memiliki cara pandang yang komprehensif. Kementerian Pertanian misalnya, jangan hanya bisa memikirkan petani saja. Kementerian Perdagangan jangan hanya memikirkan perdagangan saja. Sistem Mina Padi adalah contoh cara bertani yang komprehensif. Mina padi dilakukan dengan cara membuat kubangan di bagian depan sepanjang 4X1 meter yang lahannya telah diolah dengan kompos sepanjang 50 cm. Kubangan ini akan menjadi tempat penampungan ikan Nila. Ikan Nila dipilih dalam sistem Mina Padi karena tidak mudah terserang penyakit selain itu harga pasaran ikan Nila cenderung naik dan stabil. Untuk 1500 ekor bibit nila ia bisa menghasilkan sebanyak 3 kuintal ikan yang bisa dipanen setengah bulan sebelum panen padi. Selain itu, teknik menanam bibit padi yang baik tidak perlu
ditancapkan terlalu dalam, cukup ‘ditempel’ dengan kedalaman sekitar dua sentimeter saja. Teknik ini berpengaruh pada hasil anakan tanaman padi. Dengan teknik ini padi bisa mengeluarkan anakan lebih banyak, jika biasanya sekitar 15 anakan, bisa meningkat jadi 45 anakan padi. Tak hanya itu, bulir padi yang biasanya hanya sekitar 160 bulir bisa mencapai hinga 250 bulir padi. Ikan dilepas ke kolam setelah 15 hari penanaman. Sistem ini jelas dapat melipatgandakan penghasilan petani. Para petani juga tidak perlu khawatir akan adanya gulma atau tanaman liar yang merusak padi. Tanaman liar atau gulma dengan sendirinya akan menjadi menjadi makanan ikan Nila. Dengan adanya simbiosis tersebut maka para petani tidak perlu lagi melakukan penyiangan terhadap padi. Petani juga bisa menghemat pupuk karena lahan yang sudah tercampur kotoran dan makanan ikan sudah bisa menjadi pupuk organik yang meminimkan penggunaan zat kimia. Kesulitan dalam sistem Mina Padi adalah banyaknya burung yang memakan padi pada masa menjelang panen. Selain itu, harus melakukan kontrol lahan setiap hari untuk memastikan pengairan berjalan dengan baik dan ikan-ikan telah diberi makanan. Namun dengan berbagai kelebihan seperti penghematan pupuk, irit tenaga penyiangan dan juga keuntungan dari ikan Nila, kerugian akibat kesulitan tersebut bukanlah hal besar. Melalui penerapan sistem ini, para petani bisa menerapkan teknik terpadu. Asal ada kemauan belajar, pasti berhasil. Mina Padi bisa mengubah pola pikir para petani di desa yang masih konservatif dalam bertani. Sistem Mina Padi juga berpotensi menarik minat para pemuda untuk menjadi petani sehingga akan lahir generasi baru petani yang lebih modern. n
LapsusDesa dan pemerintah daerah kehilangan semangat dalam uyapa meningkatkan produk-produk pertanian sehingga perlu kreasi baru dari pemerintah pusat agar bertani menjadi hal yang penuh semangat dan menyenangkan. Meski pemerintah sering menyampaikan akan menghentikan impor komoditas pangan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih bergantung pada impor berbagai komoditas terutama beras, jagung, kedelai dan bawang. Sebelumnya dalam beberapa kali kesempatan Presiden Joko Widodo menegaskan swasembada pada tahun 2017 tidak bisa ditawar lagi. Jika tidak terwujud ia mempersilakan menteri-menteri terkait mengundurkan diri.
Stop Impor Beras Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil swasembada padi tahun ini. Dengan produksi padi 79,14 juta ton, menurut Parlindungan merupakan prestasi tersendiri di tengah lahan pertanian yang semakin susut. “Ini sebuah prestasi. Di saat lahan makin susut karena alih fungsi, produksi justru malah naik. Karena kuncinya itu di lahan, khususnya yang di daerah-daerah, tapi ternyata kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berhasil mengatasi permasalahan yang ada,” ujar Parlindungan di Jakarta, Minggu (1/1). Parlindungan mencontohkan di Sumatera Utara (Sumut), yang menjadi permasalahan utama adalah lahan pertanian yang terus tergerus perumahan. Tetapi dengan kebijakan pemerintah pusat yang bersinergi kuat dengan pemerintah daerah menupayakan luas tambah tanam mampu meningkatkan produksi padi Sumut. “Di Sumut itu lahan terus tergerus perumahan. Tapi dengan upaya luas tambah tanam, yang biasanya nanam sekali jadi dua kali, yang dua kali jadi tiga kali, hasilnya produksi di Sumut meningkat signifikan,” ujarnya. Parlindungan yang senantiasa mengecek komoditas pangan langsung di lapangan, memastikan saat ini tidak ada beras impor di pasaran. Bahkan harga beras cenderung stabil, meski ada sedikit
TABLOID DESA
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
kenaikan saat Natal dan Tahun Baru. “Tidak hanya beras, saya ngecek sembilan komoditas yang harganya stabil. Kalaupun naik, itu hanya sedikit saat hari raya Natal dan Tahun Baru. Tidak ada beredar beras impor di pasar. Saya juga sudah ngecek di pasar induk-pasar induk, tidak ada beras impor masuk,” terangnya. Parlindungan mengakui dengan berlimpahnya produksi padi tahun ini, pemerintah tidak perlu mengeluarkan kebijakan impor untuk 2017. Parlindungan justru mengapresiasi keberhasilan pemerintah yang berhasil menghentikan impor beras 2016. “Pemerintah dengan berbagai kebijakannya telah berhasil meningkatkan produksi dan menghentikan impor beras 2016, ini patut diapresiasi. Tahun 2017 saya rasa juga tidak diperlukan impor beras karena dengan produksi padi saat ini sudah sangat mencukupi,” jelasnya.
bebas, independent, otonom dan mandiri. Artinya setiap negara yang yang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras penduduknya adalah negara yang terjamin akan kebutuhan pangan warganya. Seperti pilihan jalan yang ditempuh Mahatma Gandhi dalam membangun India. “Buat sendiri garam dapurmu, tenun sendiri pakaianmu.” Negara yang otonom dan independent dalam artian swasembada merupakan suatu pencapaian atas segala permasalahan pangan suatu negara, bukan karena berhasil meladeni pasar atau menang atas mekanisme pasar. Tetapi negara yang memfasilitasi rakyatnya untuk
7
menciptakan pasar mereka sendiri. Karena tidak ada negara yang miskin ketika rakyatnya terjamin kebutuhan pangannya, yang ada adalah negara yang kuat memegang pasar dan mendikte negara lain untuk meladeninya. Meminjam kata Mahfud MD. “Kalaupun negara ini miskin rakyat tidak memasalahkanya asal mereka diperlakukan dengan adil.” Swasembada adalah persoalan pembangunan dan keadilan, swasembada beras itu untuk memakmurkan patani dan rakyatnya bukan untuk memakmurkan pasar. Apa artinya swasembada, kalupun mereka masih membeli beras dengan harga yang mahal. n - Diolah dari berbagai sumber
Namun demikian, lanjut Parlindungan, pemerintah pusat harus terus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah. Menurutnya kunci keberhasilan dari kedaulatan pangan berada di tangan daerah dimana letak lahan-lahan pertanian tersebut berada. “Sekali lagi kuncinya adalah daerah untuk kedaulatan pangan. Karena lahan-lahan itu adanya di daerah. Jangan sampai kebijakan dari pemerintah pusat ini kurang dipahami oleh daerah sehingga salah dalam mengimplementasikannya. Jadi koordinasi antara pusat dan daerah ini sangat penting,” tuturnya. Selain itu, Parlindungan juga mengajak para kaum muda untuk menjadi entreprenur yang mengeluti sektor pertanian sebagai sebuah profesi kebanggaan.
Kebijakan untuk Memenuhi Hak Atas Pangan Salah satu tujuan kebijakan pangan Presiden Jokowi adalah membuat petani lebih sejahtera dan produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mencukupi kebutuhan pangan. Hak atas pangan adalah hak untuk mendapatkan akses yang teratur, tetap, dan bebas, baik secara langsung atau dengan membeli. Hak ini menjamin rakyat mendapat pangan yang memadai dan cukup baik secara kualitatif dan kuantitatif, yang berhubungan secara langsung dengan tradisi masyarakat.
“Kita harus mendorong para anak muda untuk menjadi entrepreneur yang mengeluti sektor pertanian karena mereka adalah generasi penerus bangsa yang memiliki semangat serta kreativitas tinggi,” kata Parlindungan.
Presiden sudah menegaskan bahwa tujuan utama kebijakan di bidang pangan adalah membuat rakyat cukup pangan. “Sekali lagi saya ulang, untuk membuat rakyat cukup pangan. Ini yang harus digarisbawahi, membuat rakyat cukup pangan,” ucap Presiden Joko Widodo
Apa Itu Swasembada Beras
Kovenan Internasional Hak-hak Ekosob mendefinisikan hak atas pangan sebagai hak setiap laki-laki, perempuan, dan anak-anak, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama untuk mendapatkan akses baik secara fisik dan ekonomi kepada pangan yang layak setiap waktu, atau dalam arti pengadaan secara konsisten dengan martabat manusia.
Menurut FAO, “Beras berperan penting bagi ketahanan pangan dunia” (FAO 2004:8). kemudian dari artikata swaembada memiki arti
Tujuan berikut kebijakan pangan, seperti dikatakan Presiden, adalah untuk menurunkan kemiskinan karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang besar terhadap angka kemiskinan. Setelah dua tujuan ini, tujuan lainnya adalah membuat petani lebih sejahtera, membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mencukupi kebutuhan pangan. Dan juga untuk membuat APBN kita semakin efektif menjangkau rakyat.
Prinsip-prinsip yang mesti dipenuhi adalah sebagai berikut: Pertama, availability atau ketersediaan. Bahwa pemenuhan hak atas pangan harus meluas sehingga mengeliminasi kemungkinan terjadinya diskriminasi karena terbatasnya sumber daya dalam rangka pemenuhan. Kedua accessability atau ketersediaan akses, artinya kondisi pemenuhan hak atas pangan bagi semua orang tanpa diskriminasi. Tujuanya adalah adanya stabilitas atas akses pangan. Ketiga, acceptability. Semua fasilitas pemenuhan hak atas pangan harus dilakukan dengan penghormatan terhadap budaya individu, minoritas, penduduk dan komunitas dan memenuhi prinsip-prinsip sensitive jender. Artinya pemenuhan hak atas pangan ini harus bisa diterima secara kultural. Keempat, quality atau kualitas. Pemenuhan hak atas pangan mencakup kelayakan pasok pangan, dan memenuhi tuntutan gizi. Keempat prinsip dasar dalam upaya pemenuhan hak pangan itu jelas harus dijadikan sebagai pegangan dalam menyelesaikan permasalahan hak atas pangan. Tanggungjawab Pemerintah tidak hanya berkisar antara ketersediaan pangan tapi mencakup ketersediaan air bersih dan makanan yang bebas dari campuran zat kimia sangat berbahaya. Negara bertanggungjawab dalam mencegah makanan dan air yang beredar agar tidak terkandung zat kimia berbahaya. Dalam berbagai program Nawacita, Presiden Jokowi berupaya agar desa-desa di seluruh Indonesia tak harus mengalami situasi rawan pangan. Salah satu yang sudah dilakukan adalah adanya Undang-undang Desa yang mengucurkan dana desa untuk mensejahterakan masyarakat desa. Selain itu, Presiden selama ini juga kerap langsung berdialog dengan para petani dalam berbagai kesempatan untuk mengetahui persoalan-persoalan nyata dan segera memberikan solusinya.
8
Desa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
Di OKI Banyak Pekerja TKA Bidang Konstruksi
S
etidaknya, sebanyak 250 Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan sebagian besar bekerja sebagai tenaga konstruksi PT OKI Pulp and Paper Mills di Kecamatan Air Sugihan sehingga membuat Pemerintah Kabupaten OKI harus memperketat pengawasanya. Namun, hasil pendataan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten OKI sampai saat ini belum mendeteksi adanya TKA ilegal.
Kabupaten OKI Diperkirakan Surplus Beras 442 Ribu Ton di Tahun 2017 Tabloid-DESA - Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan diperkirakan mengalami surplus beras sebanyak 442.855 ton pada 2017 yang diharapkan dapat mendukung program swasembada pangan nasional. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sarifuddin di Kayuagung, Selasa (3/1), mengatakan, jika pada tahun ini tidak dihadapkan persoalan gagal panen maka dengan luas tanam padi sebanyak 195.611 hektare, diperkirakan akan menghasilkan 899.811 ton gabah kering giling. “Jika sesuai rencana maka pada tahun ini akan surplus karena kebutuhan konsumsi penduduk OKI dari 776.253 jiwa hanya sebesar 97.031 ton,” kata dia seperti dikutip antaranews.com. Oleh karena itu, terdapat kenaikan 7,0 persen dari surplus tahun 2016 yakni sebesar 413.876 ton. Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten OKI, Husin mengatakan keberhasilan dalam hal swasembada padi menunjukkan produksi dari sisi hulu telah tercapai. “Pekerjaan rumah berikutnya adalah melanjutkan upaya yang sama di tahun-tahun akan datang, sekaligus memprediksi volume produksi beras di OKI,” kata dia. Selain itu, pemerintah kabupaten juga berupaya mengolah, menyimpan, dan mengendalikan keadaan logistik untuk mencapai kedaulatan pangan. Peningkatan produksi beras ini tak lain berkat program cetak sawah di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Sungai Menang 2.550 hektare, Tanjung Lubuk 1.053 hektare, Teluk Gelam 175 hektare, Cengal 4.200 hektare, Jejawi 500 hektare, Tulung Selapan 1.564 hektare, dan Kecamatan Pangkalan Lampam 1.000 hektare. n
Bupati OKI menyebutkan, pihaknya mengetahui ada kurang lebih 250 TKA yang bekerja di OKI yang sebagian besar bekerja sebagai tenaga ahli kontruksi. “Pengawasan terus kita lakukan terutama oleh Dinas tenaga kerja berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti pihak imigrasi dan yang lainya, sampai saat ini kita belum mendeteksi adanya TKA ilegal di OKI,” kata Bupati OKI H. Iskandar, SE. Menurutnya, untuk lebih meningkatkan pengawasan TKA ini, Pemkab OKI bersama DPRD tengah menggodok Raperda Per panjangan Izin Kerja TKA. “Selama ini perpanjangan izin kerja TKA masih dilakukan di Disnaker provinsi, jika kita sudah ada perda ini maka izin perpanjangan TKA bisa dilakukan di OKI, bagi TKA yang bekerja di OKI, ini juga sebagai sumber PAD kita,” ujarnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD OKI, H Sholahuddin Djakfar, Selasa (3/1) mengatakan, meski belum terdekteksi ada TKA ilegal di OKI, Pemkab OKI harus tetap waspada untuk pengawasan terhadap TKA yang masuk ke daerah OKI. “Pemerintah Kabupaten OKI harus bertindak cepat dan segera mengecek jumlah TKA yang masuk ke OKI. Jangan sampai ada TKA yang menanam tanaman berbakteri seperti yang ditemukan di Bogor. Makanya kita harus ekstra hati-hati,” kata politisi Partai NasDem OKI ini. Selain itu, kata Solahuddin, pemerintah juga harus gencar melakukan sosialisasi terhadap warga yang mengetahui keberadaan wisatawan, khususnya dari China yang tiba- tiba menetap atau bahkan sewa atau beli tanah. Pasalnya, wajah mereka sulit dibedakan dengan imigran China keturunan Indonesia. “Kita harapkan ada
koordinasi terkait permasa lahan ini karena ini menyangkut anak cucu kita dan kelangsungan bangsa ini,” ungkapnya. Dia berharap, kepada Disnakertrans OKI untuk bekerja ekstra dalam hal pengawasan terhadap TKA ini mengingat posisi Kabupaten OKI sangat rawan karena aksesnya sangat mudah bisa ditempuh melalui transportasi air. “Dari Bangka bisa masuk ke Pantai Timur melalui jalur air. Ditambah lagi banyak perusahaan di OKI yang mempekerjakan TKA,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) OKI, Muhammad Amin mengatakan, jumlah TKA di Kabupaten OKI yang resmi dan terdaftar mencapai 250 orang yang didominasi oleh TKA asal Malaysia, Singapura, dan China. “Perda tentang tenaga kerja asing saat ini sedang dibahas dan saat ini jumlah TKA yang ada di OKI sebanyak 250 orang itu yang tercatat di disnaker,” tandasnya. n
Merokok Sembarangan Bisa Kena Denda Rp 50 Ribu
Dana Desa Celikah Tahap Dua Upayakan Pemberdayaan dan Infrastruktur Tabloid-DESA - Melalui Dana Desa (DD), Pemerintah Desa Celikah akan mengupayakan pemberdayaan masyarakat desa dan juga pembangunan infrastruktur jalan dan MCK, begitu dikatakan Pjs kades Celikah Cik Ujang, Senin (2/1). “Dana Desa yang tersisa tahap dua tahun 2016 ini sebesar Rp 390 juta kita bangunkan jalan setapak cor beton sepanjang 675 meter dengan lebar 1,5 meter, satu unit MCK dan juga kambing sebanyak 38 ekor dengan rincian 32 betina 6 jantan, disamping itu juga sisa uang tahap dua kita bayarkan untuk menutupi kekurangan dana pembangunan 14 sumur bor ditahap pertama,” terang Cik Ujang seperti dikutip oganpost.com. Tambah dia, dengan adanya bantuan kambing melalui dana desa kiranya usaha ternak masyarakat desa Celikah ini bisa berkembang sesuai harapan pemerintah dan masyarakat itu sendiri, sehingga program pemberdayaan melaui dana desa dapat tercapai sesuai harapan. ”Ya, ternak kambing ini kita berharap berkesinambungan, tentu kalau ini dikelola dengan baik akan sangat besar manfaatnya bagi masyarakt,” ungkap Kades singkat. n
Tabloid-DESA – Awas!, ada tujuh kawasan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Barang siapa melanggar, akan dikenakan sanksi atau Denda Rp 50 ribu. Satuan Tugas akan mencari dan mengawasi siapa saja yang melanggar ketertiban yang masih merokok sembarangan di sekitar kawasan tersebut.
Kawasan Tanpa Rokok di kabupaten OKI, kami berharap masyarakat OKI dapat mematuhi perda tersebut,” harap Lubis.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, HM Lubis bahwa, sedikitnya ada tujuh titik Kawasan Tanpa Rokok itu adalah fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum yang di tetapkan sebagai kawasan tanpa rokok.
“Perda KTR tersebut dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari bahaya asap rokok, memberi ruang dan lingkungan yang bersih bagi masyarakat, melindungi kesehatan masyarakat dari dampak buruk merokok dan mencegah perokok pemula,” ujar Antonius.
“Jika satgas menemukan warga yang melanggar atau merokok di area KTR, maka akan diberikan sanksi kurungan paling lama 3 hari atau denda paling banyak Rp 50.000,” kata Lubis, Senin (2/1) lalu seperti dikutip sripoku.com. Menurut Lubis pengawasan kawasan KTR tersebut akan dilakukan oleh satgas dari Dinas Kesehatan, Pol PP, pihak pengelola program kesehatan puskesmas, Camat, manajemen perhotelan dan tokoh masyarakat. “Ini merupakan tindaklanjut, setelah diberlakukanya peraturan daerah (Perda)
Asisten III Setda OKI, H Antonius Leonardo mengatakan, adanya Perda KTR bukan berarti pemerintah melarang warga untuk merokok, tetapi hanya mengatur tempat dimana orang boleh merokok dan dimana yang dilarang.
Penerapan Perda KTR ini, lanjut asisten III, selain melaksanakan ketentuan Pasal 115 ayat 2 Undang undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan dan pasal 52 Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau terhadap kesehatan. “Agar Perda tersebut tidak sia-sia, diharapkan semua warga masyarakat mematuhi isi perda sehingga orang tidak akan merokok di sembarang tempat. Satgas KTR diharapkan nantinya juga bekerja secara maksimal dalam rangka menegakkan Perda KTR,” tandasnya. n
Desa
TABLOID DESA
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
9
Bupati OKU: Umat Beragama Harus Saling Hargai
B
upati Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan, Kuryana Azis mengatakan bahwa umat beragama harus saling menghargai, karena agama merupakan hal tak dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Di samping itu, agama merupakan sumber kekuatan dalam meraih kemerdekaan dan dalam mempertahankan kedaulatan nasional serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kata Kuryana pada upacara Hari Amal Bhakti ke 71 Kementerian Agama Ogan Komering Ulu (OKU) di Baturaja, Selasa (3/1) seperti dikutip sumsel. antaranews.com. Bupati OKU, Kuryana Aziz yang bertindak sebagai inspektur upacara mengatakan, toleransi dan kerukunan bukan milik sesuatu golongan umat beragama semata, tetapi harus menjadi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama.
Saling menghormati dan saling menghargai identitas keyakinan antar umat beragama harus terus dijaga dalam upaya melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tegas Kuryana. Sejalan dengan tema Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-71 tahun 2017 yaitu Bersih Melayani dan motto Lebih Dekat Melayani Umat, Kuryana berharap, peringatan ulang tahun Kementerian Agama ini semakin memperkuat komitmen terhadap integritas dan etos kerja sebagai pelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama. “Disiplin kerja dan memberikan pelayanaan terbaik bagi umat masyarakat harus kita lakukan
dengan ikhlas, jajaran Kementerian Agama agar senantiasa menjaga marwah Kementerian yang kita cintai sebagai organisasi sarat dengan nilai, kultur dan tradisi baik,” kata bupati. Sementara Kepala Kantor Kemenag OKU, Ishak Putih mengatakan, sesuai dengan Tema HAB ke 71 tahun 2017, diharapkan seluruh stafnya dapat menerapkan mandat yang telah disampaikan Menteri Agama RI.
Sumsel Targetkan Produksi Padi 4,4 Juta Ton Tabloid-DESA - Provinsi Sumatera Selatan pada 2017 menargekan produksi padi 4,4 juta ton mengingat potensi pertanian di daerah ini cukup besar.
“elain itu juga membantu petani berupa peralatan pertanian supaya dalam meningkatkan produksi semakin maksimal,” kata dia. Namun yang tidak kalah pentingnya pihaknya juga akan meningkatkan infrastruktur pendukung seperti irigasi dan lainnya.
“Apalagi pada 2015 Sumsel kelebihan beras 2,56 juta ton sehingga target tersebut optimistis akan tercapai,” kata Kepala Bappeda Sumsel Ekowati Retnaningsih di Palembang, Selasa (3/1).
Dia mengatakan, kesemuanya itu dilalukan supaya produksi pertanian di daerah ini terus meningkat.
Selain itu pihaknya akan mengoptimalkan lahan yang belum dikelola, lahan gambut termasuk pengembangan pertanian pasang surut, ujar dia.
“Memang program yang dietapkan itu termasuk dalam pembangunan jangka menengah daerah,” katanya.
Menurut dia, bukan itu saja tetapi pihaknya akan mengoptimalkan pembibitan supaya produksi pertanian meningkat dan berkualitas.
Bahkan dengan adanya program yang terarah tersebut sehingga produksi pertanian terus meningkat. Dia mencontohkan, produksi padi pada 2015 tercatat 4,2 juta ton dan terealisasi lebih dari itu. n
Pemkab OKU Akan Angsur Hutang ke Kontraktor Tabloid-DESA - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan terhitung Januari 2017 akan mulai mengangsur hutang sebesar Rp66 miliar kepada kontraktor yang ada di daerah itu. Angsuran tersebut dilakukan sesuai komitmen Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU) sebelumnya dimana kontraktor sudah bekerja duluan, sementara pembayarannya dilakukan belakangan karena pengaruh defisit anggaran dialami Pemkab setempat, kata Bupati OKU, Kuryana Azis di Baturaja, Selasa (3/1). Dikemukakannya, total hutang
pembangunan Pemkab OKU kepada seluruh kontraktor mencapai Rp66 miliar dan secara bertahap akan diangsur mulai Januari ini. Menurut Kuryana, kontraktor yang sudah menyelesaikan tanggungjawabnya sesuai beban APBD OKU tahun 2016 tidak perlu kuatir, karena seluruh hutang Pemkab akan dibayar lunas. “Bagi pihak ketiga yang sudah menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak tidak perlu merasa kuatir, karena saya jamin seluruh hutang pembangunan tersebut akan dilunasi tahun 2017 ini,” kata Kuryana.
Bupati juga mengaku, bangga dengan sikap pihak ketiga yang sangat kooperatif dengan Pemkab OKU. Pasalnya, mesti pembayaran baru bisa dilakukan pada 2017, namun semua proyek pembangunan tetap dikerjakan dengan baik dan profesional. “Saya bangga meskipun kita defisit anggaran, namun pembangunan bisa dilakukan dengan tepat waktu tanpa menemui kendala apapun di lapangan. Sekarang ini sebagai pihak pertama, Pemkab OKU akan segera menyelesaikan tanggung-jawabnya untuk membayar seluruh hutang itu kepada kontraktor,” katanya. n
“Seluruh ASN di lingkungan Kemenag OKU agar lebih proaktif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh elemen masyarakat,” tegasnya. Dalam kesempatan tersebut, Kemenag OKU juga memberikan santunan dan bingkisan kepada puluhan anak yatim piatu dan purnawirawan, serta penghargaan Satya Lencana kepada Pegawai di lingkungan Kemenag setempat. n
10
RagamDesa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
Kader dan Simpatisan Berpeluang Jadi Ketua di Muscab PAN Palembang Pendidikan Politik Pemilih Pemula Masih Minim Dilakukan Tabloid-DESA - Dewan Pengurus Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Palembang, menilai masih sangat sedikit parpol yang melakukan pendidikan politik bagi para pemilih pemula. Padahal, kata dia, jumlah pemilih pemula mencapai berkisar 30%. “DPD PAN Palembang sengaja melakukan hal ini, dan akan berlangsung secara terus menerus. Sebab, masih banyak para pemuda dan pelajar yang belum memahami bagaimana peraturan dan perundang-undangan pemilu,” ujar Sekretaris DPD PAN Kota Palembang, Ruspanda Karibullah dalam acara Dialog Publik dengan tema telaah Kritis Undang-Undang Pemilu dan UndangUndang Partai Politik, di Hotel Pave Palembang, Selasa (27/12) pekan lalu. Ruspanda menjelaskan, keberadaan partai sebagai organisasi politik bukan hanya merebut kekuasaan dan menjadi pemenang pemilu, tetapi juga turut berperan untuk mencerdaskan masyarakat khususnya dapat memahami hak dan kewajibannya dalam pilkada serentak dan pemilu legislatif 2019 akan datang. “Diskusi publik ini juga bagian dari peran politik PAN, untuk memberi pendidikan politik bagi masyarakat,” jelasnya. Senada dikatakan Advokat Palembang, Chairil Syah. Menurut dia, praktek pemilu di Indonesia selain memiliki ketentuan yang sangat rumit, partai politik juga nyaris tidak melakukan pendidikan politikbagi masyarakat. “Kesannya, partai hanya berusaha mencari simpatik masyarakat pemilih, saat pemilu. Hingga akibatnya, wakil rakyat hampir tidak merakyat,” kata dia. Sambung Chairil Syah, diakibatkan rapuhnya partai politik karena pola rekrutmen anggota yang sangat longgar. “Belum lagi sistem keuangan partai yang tidak memiliki managemen dan sumber keuangan yang jelas. Kemudian masih sangat sedikitnya parpol yang menyelenggarakan pendidikan politik,” imbuhnya. Kondisi ini juga diperparah, dengan sistem rekrutmen penyelenggara pemilu yang sarat dengan kepentingan politik dan kelompok tertentu saja. Hingga potensi kecurangan semakin banyak terjadi. “Akibatnya, pemilu di Indonesia menjadi arena praktek demokrasi kriminal,” tukasnya. n (mos)
Hanya 19KM dari Ibu Kota, Jalan Suka Damai Talang Ubi Memprihatinkan Tabloid-DESA - Meski hanya berjarak 19 KM dari Ibukota Talang Ubi, jalan yang terletak di Desa Suka Damai kondisinya sangat memprihatinkan. Alhasil, akibat jalan yang hancur dan berlumpur tersebut, untuk ke Pendopo masyarakat membutuhkan waktu hingga 1 jam. Berdasarkan pantauan, Rabu (4/1), terdapat 5 titik yang sulit dilewati dan membuat pengendara harus ekstra hati-hati saat melewati jalan itu. Asrin (38) warga Desa Suka Damai saat tengah melintasi jalan tersebut mengatakan bahwa dirinya sangat kesulitan meliwati jalan tersebut. “Namun mau gimana lagi, cuma ini jalan satu-satunya untuk menuju ke Pendopo,” ungkapnya ketika diwawancarai awak media seperti diberitakan beritapali.com. “Terkadang kalau sudah sampai ke Pendopo kami malu, karena sepeda motor kami diselimuti lumpur, ya tapi apa boleh buat itulah keadaannya,” keluh Asrin. Hal senada juga disampaikan Nila (15), salah satu pelajar di salah satu sekolah di Pendopo. Dikatakannya, meski tidak diguyur hujan, jalan tersebut tetap saja sulit untuk dilewati. “Kami berharap tahun 2017 ini, pemerintah bisa memperbaiki jalan ini, agar kami tidak sulit lagi melewatinya dan waktu tempuh ke Pendopo bisa lebih cepat,” harapnya. n
S
emua kader dan simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN) berpeluang untuk menjadi Ketua DPC, pada Musyawarah Cabang (Muscab) PAN Kota Palembang, Sabtu 14 Januari mendatang.
Ketua Pelaksana Muscab PAN Kota Palembang H.R Syahril Erwin SE mengatakan, jelang pelaksanaan Muscab nanti, sebagian besar kader dan simpatisan telah mengambil formulir pendaftaran. Namun untuk mengembalikan formulirnya diberi batas waktu hingga tanggal 10 Januari. “Tanggal 10 itu batas akhir, ralat dari sebelumnya batas akhir tanggal 7 Januari. Itu untuk memberikan kesempatan kader untuk melengkapi semua persyaratan,” katanya, saat dibinangi di Sekretariat PAN Kota Palembang.
Pria yang akrab disapa Yayak ini menuturkan, Muscab ini diikuti 16 kecamatan se-Kota Palembang dan dibuka untuk kader-kader PAN yang ada di kota palembang termasuk simpatisan. “Yak arena masa waktunya menang harus dilaksanakan Muscab sebelum pelantikan. Pembukaan pendaftarannya mulai tanggal 2-10 Januaridi Kantor PAN Kota Palemmbang di Jalan RE Martadinata No 88, 2 Ilir,” tuturnya. Yayak yang juga Ketua Pembinaan Organisasi dan Kaderisasai (POK) PAN
Kota Palembang ini mengungkapkan, rencana Muscab nanti digelar di Hotel Classie, Sabtu tanggal 14 Januari mulai pukul 09.00WIB sampai selesai. “Untuk calon sifatnya tidak ada penekanan, hanya saja kita akan tetap seleksi. Karena sistemnya formatur dan ada verifikasi terlebih dulu. Karena dari Ketua DPD mengarahkan agar kader yang duduk di cabang ini merupakan orang-orang yang berintegritas, berkualitas dan loyalitas terhadap partai, itu yang memang kita harapkan,” ungkapnya. Dengan adanya Muscab ini, semua kader-kader cukup antusias, terlebih kaderkader yang lama. Artinya kader yang lama maupun yang baru bisa mencalonkan. Tapi tetap mengikuti aturan sesuai dengan AD/ART yang memakai sistem formatur. “Dengan diberikannya kesempatan kader-kader yang lama untuk mencalonkan diri, diharapkan tidak akan muncul masalah-masalah baru lagi. Intinya semua berpeluang, apalagi moto mita memperkokoh kebersamaan kedepan,” tandasnya. n (mos)
Petani Lalan Keluhkan Sulit Dapat Pupuk TSP Tabloid-DESA - Petani padi di Desa Sariagung, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin (Muba), sulit mendapat pasokan pupuk TSP atau di kalangan petani setempat dikenal pupuk hitam untuk kebutuhan unsur hara phosphor pada tanaman. Pupuk TSP biasanya berbentuk granul (butiran) berwarna abu-abu kehitaman. Kandungan phosphor pada pupuk TSP hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga mudah diserap tanaman. Sangat cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman semusim (tanaman pangan dan holtikulura). “Satu hektare (ha), kebutuhan pupuk TSP tiga sampai empat sak. Namun, karena minimnya pasokan pupuk jenis ini, maka kami di sini (Desa Sariagung) hanya menggunakan dua sak saja. Kalau mengikuti standarnya jelas kurang, tapi mau diapakan lagi kami harus tetap bersyukur dan berdoa biar padi kami dapat tumbuh dengan baik,” ujar Arip (28), petani padi warga Dusun II RT7 Desa Sariagung, Kecamatan Lalan, Muba, yang ditemui di sawahnya Rabu (04/01). Dia harap berharap, pemerintah mengontrol distribusi pupuk. Sebab dia mengaku, di daerah lain di Lalan, pasokan pupuk TSP tetap aman. Padahal sambung Arip, daerah ini termasuk kawasan penghasil padi yang diproyeksi untuk menunjang pasokan pangan di Sumsel. “Warga di sini, mayoritas petani padi. Karenanya, kami sangat berharap pemerintah dan pihak distribusi pupuk hendaknya tidak mempersulit pasokan pupuk,” harapnya. Hal senada disampaikan Amirudin (38) petani lainnya. Dia menceritakan, untuk mendapat pasokan pupuk, petani harus menunggu lama. Melalui kelompok tani, mereka memesan
kepada pedagang pupuk jauh-jauh hari. Sebab jika tidak, maka hanya mengandalkan keberuntungan yang kemungkinan kecil memperolehnya. “Kalau sudah waktunya memupuk, sebenarnya tidak bisa ditunda. Hasilnya tidak bisa maksimal tentunya. Semestinya, pupuk bagi petani jangan sampai dihambat. Apalagi kami bergantung dari hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya. Ancaman Hama Tikus Selain persoalan pasokan pupuk yang tersendat. Petani di Lalan, juga dihadapkaan dengan serangan hama tikus yang mengancam keberhasilan panen. Sebab, bila tidak diantisipasi dalam semalam bisa menghabiskan tanaman padi berhektare-hektare. “Sekarang ini tikus menjadi ancaman besar bagi kami (petani). Sebab, serangan tikus dapat menyerang dalam waktu cepat dan sulit untuk dibasmi,” ungkap Amir. Sambung dia, petani hanya bisa meminimalisir dengan memburu dan memagari sawahnya dengan jaring atau plastik. Hal itu pun masih bisa ditembus dengan menggali tanah. “Jadi, secara bergotong royong kami memburu tikus secara tradisional. Menggali lobang, lalu membunuhnya dengan membacok atau memukulnya menggunakan kayu,” tukasnya, sembari mengatakan ada juga petani yang mengumpan dengan jagung muda yang sudah diberi racun. “Sekarang tikus juga makin pintar, kalau umpanya tidak memikat seperti jagung muda, maka tidak diperdulikan,” pungkasnya. n (mos)
RagamDesa
TABLOID DESA 11
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
Disdukcapil OI Akan Buka Stand Perekaman e-KPT Tanpa Syarat
Surat Himbauan KPK Pengelolaan Keuangan Desa termasuk Dana Desa merupakan bagian dari upaya membangun kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, KPK meminta kepada seluruh aparat pemerintah Desa untuk mematuhi seluruh peraturan tentang pengelolaan Keuangan Desa khususnya dalam penggunaan Dana Desa dengan menghindari pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak menimbulkan permasalahan hukum dikemudian hari. Berikut bunyi Surat Himbauan KPK Terkait Keuangan Desa/Dana Desa: Mematuhi seluruh peraturan tentang pengelolaan Keuangan Desa khususnya dalam penggunaan Dana Desa dengan menghindari pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak menimbulkan permasalahan hukum dikemudian hari; Memahami dengan baik dan menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk pengelolaan Keuangan Desa;
sama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dan Kementerian Dalam Negeri melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penggunaan Keuangan Desa khususnya Dana Desa;
Tabloid-DESA - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ogan Ilir (OI) terus kejar target perekaman e-KTP, setelah melakukan pelayanan di hari libur dan roadshow ke desa-desa, dalam beberapa hari kedepan Disdukcapil akan membuka stan perekaman e-KTP tanpa syarat di Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai.
Mendorong partisipasi masyarakat agar melakukan pengawasan dan melaporkan informasi serta keluhan yang dianggap perlu terkait penggunaan Keuangan Desa khususnya Dana Desa kepada Satgas Desa Kemendesa, PDTT dengan menghubungi :
Disdukcapil OI akan melakukan terobosan baru dimomen yang bertepatan dengan HUT OI ke 13 tersebut. Jika sebelumnya pembuatan e-KTP harus membawa surat keterangan dari Kades ataupun Lurah, kini penduduk tidak perlu lagi membawa syarat apapun, dan langsung direkam dilokasi.
Memperbanyak surat himbauan ini dan menempelkannya di tempat-tempat strategis misalnya di Kantor Desa atau di tempat-tempat lain yang mudah dibaca masyarakat. Surat himbaun KPK tersebut ditanda tangani oleh Ketua KPK Agus Rahardjo. n
Telepon: 1500040 SMS: 0812-88990040/0877-8899-0040 atau melalui website Satgas Kemendesa satgas. kemendesa.go.id;
Membuka ruang partisipasi aktif masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan atas pemanfaatan Keuangan Dana termasuk Dana Desa; Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama-
K
Wajib Pasang Poster Penggunaan Dana Desa
epala dan perangkat desa diwajibkan memasang poster rencana pembangunan desa dan realisasi penggunaan dana desa. Hal tersebut ditegaskan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo saat berdialog dengan Kepala dan Bendahara Desa se-Majalengka di Graha Sindang Kasih Majalengka, Kamis (22/12) seperti dikutip kemendesa.go.id.
“Yang belum melaksanakan itu, secepatnya buatkan poster yang besar (rencana pembangunan desa dan realisasi dana desa) paling sedikit pasang di kantor desa, kalau bisa pasang juga di tempat-tempat keramaian. Yang sudah punya website, pasang di website,” tegasnya. Eko menilai, hal tersebut adalah wujud transparanisasi dana desa agar diketahui dan mudah diawasi oleh masyarakat desa. Meski demikian, dia juga tetap memperjuangkan hak kepala desa agar tidak dikriminalisasi. Sebab ia pernah mendapat laporan adanya kriminalisasi terhadap kepala desa, mengingat besarnya dana yang dikelola oleh desa. “Soal ini, saya sudah bicara dengan Kapolri, bahwa jika desa ada kesalahan administrasi tapi tidak korupsi, maka tidak dikenakan sanksi secara hukum. Tapi syaratnya harus transparan,” ujarnya. Eko juga mengingatkan, agar dana desa tidak digunakan untuk membangun pagar kantor
desa. Artinya, dana desa harus digunakan sesuai prioritas dan kebutuhan desa, agar memiliki daya ungkit bagi perekonomian desa. “Kalau untuk membangun BUMDes boleh. Kita juga menyarankan buat sarana olahraga maksimal Rp50 juta untuk membuat sarana olahraga. Karena ini penting untuk mempertahankan kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat di desa,” katanya. Dana desa Tahun 2015, paparnya, memang hanya mampu terserap sebesar 80%. Namun hal tersebut mampu memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi desa. Bahkan di Kabupaten Morowali, ada desa yang peningkatan ekonominya melonjak tinggi hingga 60% akibat dana desa. Maka dana desa Tahun 2016 ditingkatkan dari Rp20,7 Triliun menjadi Rp46,9 Triliun, dan akan terus mengalami peningkatan. “Hingga Oktober 2016, pertumbuhan ekonomi negara naik menjadi 5,3%.
“Terobosan ini kita lakukan sebagai upaya meningkatkan partisipasi penduduk yang belum melakukan perekaman e-KTP. Kita akan memanfaatkan momen HUT OI nanti, bagi warga yang belum melakukan perekaman bisa langsung direkam dan tanpa syarat apapun, sehingga target Ogan Ilir semua penduduknya ber e- KTP tercapai,” jelas Kadisdukcapil OI, Akhmad Lutfi, Senin (02/01). Menurut dia, saat ini telah 90 persen penduduk melakukan perekaman e-KTP, sisanya ditaksir merupakan tingkat usia pemula yang baru diwajibkan ber KTP. Sehingga pagelaran HUT OI yang digelar pada 6-9 Januari ini mampu menyerap usia pemula untuk melakukan perekaman e-KTP tanpa syarat. “Nanti setelah dilakukan perekaman, warga akan kita berikan KTP sementara, kemungkinan pada maret mendatang KTP asli sudah bisa kita bagikan melalui kades setempat,warga nanti tidak perlu lagi kecapil, cukup kekadesnya saja, dan disini saya tegaskan semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun,” jelasnya. Lanjut pria yang akrab disapa Lutfi tersebut, sejauh ini pihaknya masih hanya sebatas melakukan perekaman saja, karena blanko dari pemerintah pusat belum ada,pihaknya juga saat ini membutuhkan kurang lebih 20 ribu keping blanko e-KTP yang rencananya diterima pada maret 2017 mendatang. “Jadi stan kita nanti mengutamakan pelayanan, warga cukup datang dan langsung kita lakukan perekaman,mesin yang kita pakai merupakan mesin sidik jari yang mampu mendeteksi seseorang meski tanpa melihat kode NIK kartu keluarga ataupun KTP yang lama,semoga dengan terobosan yang kita lakukan nanti, tingkat partisipasi penduduk dalam melakukan perekaman e-KTP meningkat, dan semua warga ogan ilir terdaftar di e-KTP,” tukas Lutfi. n
Pertumbuhan ekonomi desa rata-rata di atas 9%. Jadi desa masih menyumbangkan pertumbuhan ekonomi negara yang cukup signifikan,” urainya. Sementara, Anggota III BPK RI Eddy Mulyadi Soepardi menjelaskan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentu Ingin memastikan, program dana desa berjalan dengan baik dan lancar. Dana desa sudah mulai dianggarkan dari Tahun 2015 dan akan meningkat terus hingga Tahun 2019. Selain dana desa, desa juga mengelola dana dari sumber lain yakni Alokasi Dana Desa (ADD). “Pengelolaan uang desa harus transparan. Hati-hati.. Jadi kalau kita bicara uang negara tidak ada yang terlewat diperiksa. Karena semua harus dipertanggungjawabkan sesuai aturan. Tugas desa hanya menghabiskan uang sesuai kebutuhan rakyatnya, tentunya yang produktif,” jelasnya. Terhadap pendamping desa, Eddy menambahkan, pendamping desa tidak memiliki hak atas kesalahan penggunaan dana desa. Pendamping desa hanya memiliki tugas untuk melakukan fasilitasi dan mengingatkan perangkat desa. “Namun jika tidak didengarkan, maka pendamping desa tidak memiliki hak memberikan sanksi,” tandasnya. n
Penduduk Miskin Sumsel Turun Tabloid-DESA - Badan Pusat Statistik secara resmi merilis angka kemiskinan di Sumsel, kemarin. Tercatat, pada September 2016 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Sumsel mencapai 1.096.500 orang (13,39 persen). “Angka itu berkurang sebesar 4.690 orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2016 yang sebesar 1.101.190 atau 13,54 persen,” kata Kepala Bidang Statistik Sosial Timbul P Silitonga, dalam rilis, Selasa (3/1). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 sebesar 12,74 persen turun menjadi 12,73 persen pada September 2016. Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan turun dari 13,99 persen pada Maret 2016 menjadi 13,77 persen pada September 2016. Selama periode Maret 2016-September 2016 penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 3,35 ribu orang (dari 374,53 ribu orang pada Maret 2016 menjadi 377,88 ribu orang pada September 2016), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 8,05 ribu orang (dari 726,67 ribu orang pada Maret 2016 menjadi 718,62 ribu orang pada September 2016). Katanya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan September 2016 tercatat sebesar 76,04 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2016 yaitu sebesar 76,51 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, daging sapi dan cabe merah. Sedangkan komoditi bukan makanan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. n
12
RagamDesa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
Sebanyak 1.379 Pejabat Eselon Banyuasin Dilantik Tabloid-DESA – Pemkab Banyuasin, hari Kamis (5/1) melaksanakan pelantikan sebanyak 1.370 pejabat eselon di Banyuasin, yang dikukuhkan langsung oleh wakil Bupati selaku Pelaksana Tugas Bupati Banyuasin Ir SA Supriono MM bertempat di Gedung Sedulang Setudung (GSS) Banyuasin. Adapun pejabat yang dilantik dan dimutasikan diantaranya pejabat Eselon IIIB yakni Kepala Bidang, Iva Kepala Seksi di OPD, Eselon IV yaitu kasi-kasi di kelurahan, kepsek SMP, SD dan eselon V.
Ada Layanan SIM Masuk Desa di Banyuasin
Lebih lanjut Plt Banyuasin Ir H SA. Supriono MM mengatakan, Pelaksanaan kegiatan agar dilaksankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang telah dituangkan dalam dokumen anggaran APBD dan kepala SKPD harus terus menerus melakukan pemantapan serta strategi terhadap pelaksanaan rencana program dan kegiatan untuk lebih baik lagi sehingga target pembangunan yang telah tertuang dalam dokumen APBD sebagaimana yang telah ditetapkan dapat terlaksana tepat waktu dan tepat sasaran. Selamat bagi pejabat yang sudah dilantik semoga amanah dalam menjalankan tugas. n
P
olres Banyuasin mempunyai program Pelayanan SIM Masuk Desa (SIMMADA), bagi masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) tidak perlu khawatir lagi.
Pelantikan Struktural Eselon II dan III Banyuasin Tabloid-DESA – Pemerintahan Kabupaten Banyuasin Melaksanakan pelantikan struktural Eselon II dan III, adapun pejabat yang dilantik sebanyak 122 pejabat struktural di Pemkab Banyuasin yang terdiri dari pejabat eselon II, Sekertaris Dinas dan Badan, Kepala Bagian Setda Banyuasin dan 19 Camat. Pelantikan ini di kukuh langsung oleh Plt Banyuasin Ir H SA. Supriono MM. Dalam sambutanya, Sekda mengatakan pejabat yang dilantik sebanyak 122 orang, dengan jabatan yang baru saja dipercayakan kepada bapak/ibu mudah-mudahan dapat memberikan peningkatan kinerja di Kab. Banyuasin dan ini merupakan posisi yang tepat bagi bapak-ibu yang baru saja dilantik untuk mendapatkan kepercayaan dari pimpinan dan pimpinan mengharapkan agar memberikan output yang maksimal untuk kemajuan Banyuasin Lebih lanjut Plt Banyuasin Ir H SA. Supriono MM mengatakan Pelaksanaan kegiatan agar dilaksankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang telah dituangkan dalam dokumen anggaran APBD dan kepala SKPD harus terus menerus melakukan pemantapan serta strategi terhadap pelaksanaan rencana program dan kegiatan untuk lebih baik lagi sehingga target pembangunan yang telah tertuang dalam dokumen APBD sebagaimana yang telah ditetapkan dapat terlaksana tepat waktu dan tepat sasaran. n
Penderita Penyakit Tuberculosis di Banyuasin Meningkat Tabloid-DESA – Penderita Penyakit Tuberculosis atau disebut TB di Kab. Banyuasin cukup tinggi. dari data Dinas Kesehatan Kab. BanyuasinB yang didominasi usia produktif. melalui kepala Dinkes Kab. Banyuasin Dr Hakim M.Kes melalui wakil supervisor yulianti SKm Mengatakan penderita penyakit TB setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 4% dan penderita tertinggi terdapat di Puskesmas Sukajadi Kec. Talang Kelapa sebanyak 76 orang. adapun penderita tertinggi urutan kedua di Puskesmas Maryana Kec. Banyuasin I sebanyak 30 penderita dan ketiga terdapat di Puskesmas betung sebanyak 29 orang. ” meningkatnya penderita TB di Banyuasin karena petugas kesehatan yang tersebar di Wilayah Banyuasin Aktif mencari dengan tujuan agar penderita TB bisa langsung diobati sesuai dengan tingkat penyakit yang di deritanya.”ungkapnya. beliau menegaskan, tingginya penderita penyakit TB ini menunjukan petugas dilapangan bekerja dan dapat melakukan pencegahan sedini mungkin terhadap penyakit menular tersebut dan untuk masyarak untuk waspada terhadap penyakit TB. “dan untuk memutus mata rantai penyakit TB ini petugas kesehatan ini di bantu oleh kader comunity TB-HIV aisyiyah SSR, Banyuasin harus aktif dalam mencari dan memberikan pengobatan apalagi Banyuasinmerupakan tertinggi kedua di sumatera selatan,” ujarnya.
Kapolres Banyuasin AKBP Prasetyo R Purboyo Sik melalui Kasat Lantas AKP Asep Supriadi, belum lama ini, mengatakan, Satpas Salantas Polres Banyuasin melalui program layanan SIMMADE akan mengelar jemput bola ke Desa-desa sehingga masyarakt tidak perlu repot datang ke Polres dan mengeluarkan ongkos besar cukup di Kecamatan maupun datang Ke Posek terdekat bisa membuat SIM melalui Program SIMMADE. “masyarakat yang jauh dari Polres dapat mengusulkan ke
Polsek maupun tulisan bahwa ingin membuat SIM, pihak kecamatan maupun Polsek nantinya akan melapor ke Satpas dan jika kuotanya terpenuhi, kami akan melakukan tes pembuatan SIM di Kecamatan yang diminta tersebut,”ungkapnya. “program layanan SIMMADE ini merupakan upaya dan komitmen pihaknya untuk meningkatkan dan mempermudah pelayanan khusus dalam pembuatan SIM bagi masyarakat yang tinggal di desa, namun
dalam pelaksanaannya masyarakat harus mengikuti prosedur yang ada dalam pembuatan SIM,”jelasnya. beliau berharap masyarakat Banyuasin nantinya tidak hanya sekedar memiliki SIM namun juga menjadi pemilik SIM yang berpengetahuan baik tentang lalu lintas dan berkompeten dalam mengemudikan kendaraan bermotor, jadi masyarakat yang tinggal di daerah jauh dari Polsek untuk membuat SIM cukup melapor ke Kecamatan maupun Polsek terdekat. misalnya daerah maryana yang belum punya SIM lapor ke Polsek dan Polsek mariana akan mendata, jika kuota cukup maka kami akan melakukan pengujian di sana. n
Pemkab Banyuasin Diminta Selesaikan Sengketa Sungai Pinang di Rantau Bayur Tabloid-DESA - Pemerintah Desa Pagar Bulan Kecamatan Rantau Bayur meminta kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin agar dapat menyelesaikan sengketa Sungai Pinang. Pasalnya, sungai tersebut telah dikelola pihak pengemin sebagai peme nang lelang Sungai Pinang diduga atas dasar persetujuan Pemerintah Desa Tebing Abang. Padahal tidak boleh dilelang sebelum objek lelang ditetapkan melalui keputusan Bupati Banyuasin. “Kami minta Pemkab Banyuasin menyelesaikan sengketa sungai pinang antara Desa Pagar Bulan dan Tebing Abang. Pasalnya sungai itu dikuasai sepihak oleh Desa Tebing Abang,” Ujar Armansyah Sekretaris BPD Pagar Bulan. Adanya sengketa Sungai Pinang itu diperkuat Nota Dinas Inspektur Kabupaten Banyuasin tanggal 12 Februari 2008 Nomor : 700/078// Irkab/2008 yang ditandatangani oleh Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed. “Sampai sekarang surat ini masih berlaku dan belum ada keputusan Bupati, artinya Sungai Pinang sementara divakumkan tidak boleh dikelola Pengemin. Masalah ini telah dilaporkan kepada Bupati Banyuasin,” tegasnya seperti dikutip banyuasinkab.go.id. Senada dikatakan Sekdes Desa Pagar Bulan Zulkarnain, munculnya pengemin di Sungai Pinang itu kuat dugaan kalau lelang lebak lebung dilakukan secara diam-diam oleh Perangkat Desa Tebing Abang, dengan nilai kontrak ratusan juta dan sudah berlangsung selama dua tahun berturut-turut. “Kami sangat berharap kepada Bupati
Banyuasin untuk menyelesaikan sengketa Sungai Pinang itu. Seandainya nanti ada desakan masyarakat kalau tidak ada ketegasan dari Pemkab Banyuasin, dikhawatirkan akan ada gejolak dari masyarakat sebab Sungai Pinang salah satu sumber penghasilan nelayan di desanya,” katanya. Ketika dikonfirmasi Plt Kepala Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Riki Hardiansyah membantah jika status Sungai Pinang Kecamatan Rantau Bayur dalam sengketa kedua desa. Karena sungai tersebut secara peta desa adalah hak milik Desa Tebing Abang, bukan hak desa Pagar Bulan. “Makanya sah saja jika Sungai Pinang di kelola Desa Tebing Abang dan hasilnya juga diambil desanya. Justru kami bertanya apakah Desa Pagar Bulan memiliki peta desa yang menguat kan Sungai Pinang masuk desa mereka,” katanya. Kemudian, kalau mereka berpegang pada nota dinas tahun 2008 yang ditandatangani Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed, dia menegaskan itu tidak berlaku lagi. “Silahkan saja pihak mereka yang mengklaim demikian, tapi kami tetap pada pendirian kami selama tidak ada keputusan yang mengatur hal itu,” tegasnya. Ia menyebutkan sebelumnya sudah ada mediasi untuk penyelesaian Sungai Pinang, tapi malah mereka ngotot minta bagian uang Rp 30 Juta, namun sayangnya ditolak BPD dan Masyarakat. “Saya berharap masalah ini jangan dibesarbesarkan nantinya malah menyebabkan hubungan antara dua desa menjadi rengang,” pungkasnya. n
RagamDesa
TABLOID DESA 13
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
FITRA: Batalkan PP No. 60 Tahun 2016 Tentang Kenaikan PNBP Kendaraan
Kado Pahit untuk Rakyat !
P
emerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yeng berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Desember 2016. PP 60/2016 ini menggantikan PP Nomor 50 Tahun 2010 dan mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan atau tanggal 6 Januari 2017. Dengan berlakunya PP 60/2016 ini, terdapat penambahan jenis PNBP yang mulai berlaku seperti tarif Pengesahan STNK, Penerbitan Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor Pilihan, STRP & TNRP (lintas batas) dan Penerbitan SIM golongan C1 dan C2.
Kenaikan cukup tinggi untuk penerbitan surat mutasi kendaraan bermotor ke luar daerah. PP terdahulu surat mutasi ke luar daerah hanya Rp 75.000 untuk semua jenis kendaraan, sekarang tarifnya Rp 150.000 untuk kendaraan bermotor roda 2 atau roda 3 serta kendaraan bermotor roda 4 atau lebih mencapai Rp 250.000. Tarif mengurus SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian berdasarkan PP 60 Tahun 2016 naik 3x lipat menjad Rp 30.000 per
Catatan Kritis FITRA mencatat dari berbagai sektor : 1. Pelayanan : selama ini fakta dilapangan yang dirasakan oleh masyarakat, pengurusan SIM, STNK, BPKP rumit, boros waktu, tidak transparan dalam proses dan hasilnya. 2. PNBP : • FITRA menemukan terdapat kekurangan penerimaan Negara Rp. 270.530.855.000 (Dua Ratus Tujuh Puluh Miliar) dari hasil audit BPK Tahun 2015. • Target dari kenaikan PNBP dari PP 60/2016 hanya Rp. 1,7 Triliun. Harus diperhatikan sektor lain yang potensi penerimaannya lebih besar dari ini. Misalnya, kehutanan potensi hilang pertahun puluhan RP. 30,3 triliun. Inipun cuma 30 persen dari potensi seharusnya. 3. Bahan Materi STNK dan BPKP FITRA mencatat kenaikan harga kertas dan materai tidak meningkat tajam seperti kenaikan tariff di PP 60/2016. Demikian, Hormat Kami,
Presiden-Menkeu tak Tau Usulan Kenaikan Biaya STNK 300% Tabloid-DESA - Tokoh Islam KH Tengku Zulkarnain menyampaikan kegeramannya terkait aksi “saling lempar” antara Presiden, Kapolri, DPR, dan Menkeu terkait keputusan kenaikan biaya pengurusan STNK dan BPKB kendaraan bermotor. “Kenaikan biaya STNK sampai 300% bukan usulan siapa-siapa. Jadi usulan iblis dari neraka kah? Baru zaman ini mengalami hal seperti ini. Oh Tuhanku,” tulis Ustad Tengku di akun Twitter @ UstadTengku seperti dikutip up-news.com Ustad Tengku pun berharap pejabat berwenang terkait STNK dan BPKB untuk melapor terlebih dahulu ke Presiden. “Kami ingin tahu saja yang menaikkan 300 persen siapa? Semestinya tidak sampai presiden menanyakan. Pejabat berwenang lapor dulu ke Presiden…,” saran @ UstadTengku.
penerbitan Beberapa alasan kenaikan sebagai berikut : Sri Mulyani, pertama, meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua, penyesuaian tarif dari tahun 2010. Alasan Banggar dan BPK, pertama, pembelian materiil untuk pembelian STNK dan BPKB harga meningkat. Kedua, pengurusan paling murah di dunia. n
4. Tata Kelola : • Dari temuan BPK tahun 2015, Pengelolaan dana Samsat misalnya Jawa Tengah tidak sesuai dengan ketentuan. Seperti penyetoran dana ke Bank, terdapat selisih. • Dalam literasi luar negeri dan riset Bpk. Rimawan UGM, bahwa yang lebih baik mengelola penerbitan STNK dan BPKB dan lainya berkaitan dengan PBNP adalah Kementerian Perhubungan. 5. Proses penyusunan PP 60/2016 tidak transparan dalam penyusunan, misalnya tidak ada uji publik sehingga masyarakat kaget tiba-tiba naik.
Rekomendasi : 1. Menuntut Presiden Jokowi Membatalkan PP 60/2016.
2. Presiden dan Menkeu harus mencari alternatif PNBP yang lebih efektif. 3. Batalkan Kado Pahit untuk Rakyat : Kenaikkan Pajak Kendaraan, Tarif Dasar Listrik, dan BBM.
Yenny Sucipto, Sekjen FITRA (081333111446) FITRA : FITRA sumut, FITRA sumsel, FITRA jateng, FITRA jatim, FITRA sukabumi, Pokja 30 Samarinda, Fakta Kalbar, Yasmib Sulselbar, FITRA Riau, Formasi Kebumen, Awasi ApBD Cilacap, FITRA NTB, dan Solud NTB
Sebelumnya, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) telah memutuskan untuk menaikkan biaya pengurusan surat-surat kendaraan antara 2 hingga 3 kali lipat. Aturan ini efektif berlaku pada tanggal 6 Januari 2017. Pihak DPR akan segera memanggil Menkeu terkait kenaikan tarif STNK dan BPKB itu. Di sisi lain, Kapolri Tito Karnavian menyatakan usulan kenaikan tarif STNK dan BPKB bukan dari Polri. “Kenaikan ini bukan dari Polri, tolong dipahami. Kenaikan itu karena temuan BPK,” kata Tito (04/01). Pada hari yang sama Rabu (4/1), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, kenaikan tarif ini bukanlah merupakan usulan langsung dari Kementerian Keuangan. Keputusan ini adalah hasil pertimbangan dari usulan yang diajukan oleh Polri. Ironisnya, pada Kamis (05/01), Presiden Joko Widodo mempertanyakan kenaikkan signifikan pada tarif STNK dan BPKB itu. Menurut Jokowi kenaikan tarif hingga tiga kali lipat dianggap membebani masyarakat. n
OPD Baru, H Iskandar SE Lantik 887 Pejabat Pemkab OKI Tabloid-DESA - Dipenghujung tahun 2016, Bupati OKI H Iskandar SE melakukan pelantikan dengan mengukuhkan serta mengambil sumpah jabatan kepada 887 orang pejabat di lingkungan Pemkab OKI, Jumat (30/12) di Gor Biduk Kajang Kayuagung. Para pejabat tersebut terdiri dari Pejabat Pimpinan tinggi Pratama, administrator dan pengawas yang akan menempati Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akan mulai efektif tahun 2017, tampak ikut juga dikukuhkan Sekda OKI H Husin Msi. Dalam laporannya Kepala BKD OKI H Masherdata Musai mengatakan, jumlah ASN yang di lantik berjumlah 887 dengan rincian 35 pimpinan tinggi pratama, 213 Administrator dan 639 pengawas. “Selanjutnya kami minta kepada kepada bapak Bupati OKI bersedia untuk melantik dan mengambil sumpah pejabat yang dimaksud,” kata Masherdata. Sementara itu, Bupati OKI H Iskandar SE mengatakan, mutasi jabatan merupakan hal yang biasa sebagai abdi negara, hal ini sekaligus juga untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Bekerjalah dengan sebaik baiknya, tingkatkan kinerja dalam rangka pengabdian pada masyarakat dan negara. Saya yakin saudara yg terpilih sudah sesuai dengan aturan dan sudah melalui assesment dan hasilnya saya paham dari sekian calon pejabat tinggi pratama diketahui batas kemampuan dari hasil assesment baik loyalitas, integritas, manajerial, administrasi, birokrasi,” kata Iskandar. Menurut Iskandar, tantangan ke depan akan semakin berat dan diperlukan kerja keras dari seluruh stakeholders yang ada dan diperlukan senergitas dan soliditas untuk mewujudkan berbagai program kerja dan visi misi menuju OKI Mandira. “Jujur saja tidak mudah untuk menempatkan seseorang dalam jabatannya dan perlu satu pemikiran dan kearifan untuk menempatkan para pejabat melalui pertimbangan Baperjakat. Saya yakin saudara-saudara mampu untuk mengemban amanat ini,” tandasnya. n (mos)
14
RagamDesa
TABLOID DESA Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016 Lampiran Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Desa Bangkalan, Jatim; Pemotongan untuk uang pengamanan; Rp. 950 juta; Penangkapan Operasi Tangkap Tangan; MF (inisial), Pj Kepala Desa (Kades) Bandang Dayah; HDK, bendahara Kecamatan Tanjungbumi; serta FH, SY, DN, dan HD selaku staf di Kecamatan Tanjungbumi. Medan; pengerjaan itu tidak selesai dilakukan dan terdapat selisih dana; Rp 31 juta; dihukum tiga tahun penjara.; Mantan kepala desa Payah Itik. Malang; dugaan penyalahgunaan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2013 dan 2014.; Rp 420 juta; Penetapan tersangka Kades Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan berinisial MJ dan Kades Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, berinisial IB. Seram Bagian Timur; dugaan korupsi penyalahgunaan dana desa pada tahun 2015 dari total anggaran berkisar Rp. 250 – Rp. 300 juta per desa, sekitar 30% disalahgunakan.; Penetapan tersangka Kepala Desa Kilimuri; SFG, Kepala Desa Undur; ARW, Kepala Desa Kian Darat; MSK, Kepala Desa Kilwaru; AM, Kepala Desa Miran Manaban; dan IGK, Kepala Desa Rurat Tanggerang; Penyelewengan dana desal Rp. 383 juta pengecekan dan pengumpulan informasi; kepala desa di Kecamatan Balaraja. Bima; menyelewengkan alokasi dana desa (ADD); Rp. 500 juta per desa pengecekan dan pengumpulan informasi 9 desa yang dilaporkan berasal dari berbagai kecamatan di Bima, di antaranya Kecamatan Monta, Sape, dan Palibelo Wonogiril; penyalahgunaan dana; Rp. 416 Juta; tersangka Kepala Desa (Kades) Songbledek, Paranggupito, Semarang; korupsi Alokasi Dana Desa (ADD) persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kepala Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo (nonaktif), Samidin Mojokerto; Dugaan Penyalahgunaan dana desa (DD); Rp. 200-300 juta per termin per desa.; Pengecekan dan pengumpulan informasi 15 kepala desa yang diperiksa antara lain Kades Wonodadi Kecamatan Kutorejo, Kades Bakalan Kecamatan Gondang, Kades Watesumpak Kecamatan Trowulan, Kades Brangkal dan Jampirogo Kecamatan Sooko, Kades Jasem, Purwojati dan Wotanmas Jedong Kecamatan Ngoro, Kades Kintelan dan Medali Kecamatan Puri, Kades Nogosari, Padusan, Candiwatu dan Cempokolimo Kecamatan Pacet serta Kades Sugeng Kecamatan Trawas. Kudus; Dugaan dikorupsi bersumber dari beberapa pos anggaran di antaranya dari dana bantuan gubernur Rp50 juta, alokasi dana desa (ADD) Rp108 juta, dana desa Rp243.727.200, dana bagi hasil retribusi pajak Rp25.155.200, dan uang kas desa Rp6 juta; Rp. 432 juta; tersangka Kepala Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Pakpak Barat, Sumatra Utara; Penyalahgunaan wewenang Rp. 280 juta; Tersangka Kepala Desa Lae Merempat, Pendi Solin Pekanbaru; memalsukan tanda tangan pelapor yang menjabat sebagai penghulu atau Kepala Desa Langkai agar dana tersebut bisa diambil; Rp. 520 juta; tersangka Bendahara desa Desa Langkai Kecamatan Siak Mahakam Hulu; Tidak sesuai dengan peruntukan, seharusnya untuk infratruktur desa malah digunakan untuk merehap kantor desa - Masih di tindak lanjuti; tersangka pelaku Kepala Desa Batu Majang Karo; Kesalahan adminitrasi dalam pertanggungjawaban penggunaan ADD di desa; Rp. 478 juta; Tersangka Kepala desa Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo Kutai Barat; Dibuat untuk melanjutkan pembangunan sebelumnya berupa gedung serba guna, akan tetapi masih mangkrak karena dana keburu habis; Rp279,36 juta; Masih di tindak lanjuti; Kepala desa muara hujan.
n Masalah Dana Desa
Transfer Terlambat, Penyunatan & Penyalahgunaan
F
ITRA sejak pembahasan UU Desa terus selalu mengawal hingga kini proses implementasi. Sejak tahun 2015, FITRA membuka posko pelaporan Dana Desa secara Nasional dengan menyertakan 13 simpul jaringan FITRA di daerah. Sejauh ini semester I tahun 2016, FITRA telah menerima banyak laporan masyarakat.
Selain itu saat ini FITRA juga terus melakukan penelitian dan pengawasan terkait dengan Dana Desa. Berikut adalah beberapa hasil temuan dan laporan masyarakat :
dan hasilnya sama bahwa ada potensi pemotongan dana desa dari oknum Pemda, baik saat Pilkada ataupun tidak. Masalahnya Kemendes abai terhadap alarm dari masyarakat dan KPK ini.
Pertama, khusus untuk realisasi tahun 2016, bulan Juli ini baru realisasi tahap I sebesar 50 Persen atau Rp. 26,9 Triliun dari total Rp. 46 Triliun. Seharusnya transfer dana desa tahap pertama mencapai 60 persen dari pagu dalam APBN. Saat ini, dari 434 Desa terdiri dari 74.000 Desa, sebanyak 414 Daerah tercatat belum menerima karena alasan admnistratif. Kementrian keuangan beralasan Pemerintah daerah belum menyerahkan syarat administrasi yaitu APBDes, RKPDes, dan Pertanggunjawaban Dana Desa.
Ketiga, terjadi penyalahgunaan dana desa oleh aparatur desa. Laporan masyarakat dan Berdasarkan temuan FITRA di 15 Kabupaten setidaknya terdapat kerugian mencapai Rp. 4,9 Miliar, rata-rata modus yang dilakukan aparatur desa adalah pemotongan anggaran, mark up, dan pemalsuan tandatangan. Ada juga yang tertangkap karena masalah kesalahan administrasi dan tidak sesuai dengan peruntukan. Jika masalah ini tidak diperbaiki maka akan banyak lagi kepala desa yang tertangkap, efeknya bagai aparatur desa, ketakutan kepala desa dalam penggunakan/meganggarkan alokasi DD sehingga program pembangunan desa tidak berjalan dengan baik.
Catatan FITRA : keterlambatan ini adalah kebiasaan lama yang terus berlarut dari Pemerintah. Sebelumnya tahun 2015, untuk mengantisipasi keterlambatan ini maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk Percepatan Penyaluran Dana Desa yang ditandatangani oleh Kementerian yaitu Kemendes, Kemendagri dan Kemenkeu. Kedua, baru baru ini di Kabupaten Bangkalan Madura, Polisi Melakukan Operasi Tangkap Tangan kepada oknum Camat yang melakukan penyunatan dalam proses pencairan dana Desa. Ternyata, data penyutanan tersebut hasilnya dibagikan kepada beberapa oknum dan jaringan birokrasi. Berikut adalah data pemotongan Dana Desa di bangkalan. Besar Pemotongan mencapai Rp. 110 juta per desa (22 desa), berikut adalah rincian potongan dan modus pembagian potongan : Catatan FITRA : terkait pemotongan dana desa ini, sebelumnya telah diprediksi oleh FITRA pada tahun 2015. Bahkan secara khusus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah melakukan riset investigasi
Catatan FITRA : dalam riset FITRA dan KPK juga merekomendasikan agar potensi penyalahgunaan dana desa ini di minimalisir melalui pengawasan yang ketat dari Kemendes. Sayangnya, hal ini diabaikan sehingga beberapa pelanggaran terus terjadi. Namun sebenarnya, Kemendes telah membentuk Satgas Dana Desa tahun 2015, namun kerja nya sampai saat ini belum terasa khususnya terkait pengawasan dan pengawalan dana desa. Keempat, parahnya Badan Anggaran (Banggar) DPR justru mengusulkan
penyaluran dana desa tidak diaudit terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Alasan Banggar konon agar pencairan dana desa cepat terlaksana. Catatan FITRA : FITRA menilai, Banggar tidak update dan solusi yang ditawarkan tidak relevan karena masalah utama sebenarnya ada di administrasi dan koordinasi antar kementerian yaitu Kemendes, Kemendagri dan Kemenkeu. Rekomendasi FITRA 1. Perlu kerja keras Kemendes dalam mengawal implementasi dana desa agar tidak terjadi penyunatan dan penyalahgunaan di daerah. Sejauh ini FITRA menilai kurang fokus dan lambat dalam proses mengawal dan mengawasi ini. 2. Apakabar Satgas Desa, kinerja nya harus disampaikan secara transparan dan akuntabel ke masyarakat. 3. Kemendagri juga harus terlibat dalam menyiapkan aparat pemerintah daerah agar seutuhnya dana desa dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah desa untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat desa. 4. Agar dana desa secepatnya dapat dicairkan dan digunakan, maka perlu adanya penyederhanaan administrasi untuk daerah dan desa. 5. Menolak Usulan Banggar untuk meniadakan audit BPKP dengan alasan percepatan pencairan dana Desa. Demikian Hormat Kami, Yenny Sucipto Sekjen FITRA 081333111446 Apung Widadi Manager Advokasi 085293939999
ReligiDesa
TABLOID DESA 15
Edisi 23 - Periode 7 - 20 Januari 2016
D
i tengah kehidupan yang senantiasa bergulir, jumat demi jumat berlalu, seiring itu juga khutbah demi khutbah kita perdengarkan dan menyirami sejenak hati yang penuh ketundukan dan mengharapkan keridhoaan Allah. Kesadaran kemudian muncul dengan tekad untuk menjadi hamba yang Allah yang taat. Namun kadangkala dengan rutinitas yang kembali mengisi hari-hari kita kesadaran itu kembali tumpul bahkan luntur.
Marilah kita berupaya secara sungguhsungguh memperbaharui keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, memperbaharui kembali komitmen kita kepada Allah yang sering kita ulang-ulang namun jarang diresapi, sebuah komitmen yang mestinya menyertai setiap langkah kita:
“Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah termasuk orang orang yang menyerahkan diri.” Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya bahwa: Suatu ketika Umar bin Khathab ra bertanya kepada seorang sahabat bernama Ubay Ibnu Ka’ab ra tentang taqwa walau hal itu merupakan suatu yang hal yang sangat mereka ketahui, namun bertanya satu sama lainnya di antara mereka dalam rangka mendalaminya adalah hal yang sangat mereka sukai. Kemudian Ubay balik bertanya: “Wahai Umar, pernahkah engkau melalui jalan yang di penuhi duri?” Umar menjawab, “ya, saya pernah melaluinya. Kemudian Ubay bertanya lagi: “Apa yang akan engkau lakukan saat itu?”. Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sangat berhati-hati, agar tak terkena duri itu”. Lalu Ubayberkata: “Itulah takwa”. Dari riwayat ini kita dapat mengambil sebuah pelajaran penting, bahwa takwa adalah kewaspadaan, rasa takut kepada Allah, kesiapan diri, kehati-hatian agar tidak terkena duri syahwat dan duri syubhat di tengah perjalanan menuju Allah, menghindari perbuatan syirik, meninggalkan perbuatan maksiat dan dosa, yang kecil maupun yang besar. Serta berusaha sekuat tenaga mentaati dan melaksanakan perintah-perintah Allah dengan hati yang tunduk dan ikhlas. Setiap orang beriman pasti akan menyadari bahwa ketika ia hidup di dunia ini, ia akan hidup dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh penciptanya, Allah SWT. Usia manusia berbeda satu sama lainnya, begitu juga amal dan bekalnya. Setiap orang yang berimanpun amat menyadari bahwa mereka tidak mungkin selamanya tinggal di dunia ini. Mereka memahami bahwa mereka sedang melalui perjalanan menuju kepada kehidupan yang kekal abadi. Sungguh sangat berbeda dan berlawanan sekali dengan kehidupan orang-orang
yang tidak beriman. Allah berfirman: “Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la: 16-17) Sayangnya, kesadaran ini seringkali terlupakan oleh diri kita sendiri. Padahal, bukan tidak mungkin, hari ini, esok, atau lusa, perjalanan itu harus kita lalui, bahkan dengan sangat tiba-tiba. Jiwa manusia yang selalu digoda oleh setan, diuji dengan hawa nafsu, kemalasan bahkan lupa, kemudian menjadi lemah semangat dalam mengumpulkan bekal dan beribadah, membuat kita menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah manusia yang selalu membutuhkan siramansiraman suci berupa Al-Quran, mutiaramutiara sabda Rosulullah, ucapan hikmah para ulama, bahkan saling menasehati dengan penuh keikhlasan sesama saudara seiman. Sehingga kita tetap berada pada jalan yang benar, istiqomah melalui sebuah proses perjalanan menuju Allah SWT. Jika kita membuka kembali lembaran kisah salafus shalih, kita akan menemukan karakteristik amal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada diantara mereka yang konsent pada bidang tafsir, hadits, fiqih, pembersihan jiwa dan akhlak, atau berbagai macam ilmu pengetahuan lainnya. Namun, satu persamaan yang didapat dari para ulama tersebut, yaitu kesungguhan mereka beramal demi memberikan kontribusi terbaik bagi sesama. Sebuah karya yang tidak hanya bersifat pengabdian diri seorang hamba kepada Penciptanya saja, namun juga mempunyai nilai manfaat luar biasa bagi generasi berikutnya. Marilah kita renungi firman Allah berikut:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dari (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash: 77). Dari ayat ini kita dapat mengambil pelajaran penting, tentang beberapa prinsip yang perlu kita sadari bersama akan keberadaan kita di dunia ini. Pertama, prinsip mengutamakan kebahagiaan kehidupan akherat. Prinsip ini menghendaki agar dalam melaksanakan kehidupan di dunia, kita senantiasa mengutamakan pertimbangan nilai akherat. Namun perlu dipahami, mengutamakan kebahagiaan akherat
bukan berarti dalam mewujudkan kebahagiaan duniawi diabaikan begitu saja, sebab amal akherat tidak berdiri sendiri dan terlepas dari amal duniawi. Sungguh amat banyak amalan akherat yang berhubungan erat dalam mewujudkan kebahagian duniawi. Umpamanya sholat, seorang yang melaksanakan shalat dengan tekun dan disiplin bukanlah semata-mata sebagai amal akherat yang tidak berdampak duniawi, sebab bila shalat itu dilaksanakan menurut tuntutan Allah dan rasulNya, yang secara berjamaah, niscaya ia akan banyak memberikan hikmah dalam kehidupan dunia. Dengan shalat yang benar akan dapat mencegah seseorang dari berbuat keji dan munkar. Dengan demikian manusia akan terhindarnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain, sehingga terciptalah ketenteraman hidup bersama di dunia ini. Begitu juga dengan infak dan shodaqoh, seorang yang beramal dengan niatan mulia untuk mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah di akherat, maka dengan hartanya tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain yang membutuhkan. Kedua prinsip ‘ahsin’ yaitu senantiasa menghendaki kebaikan. Bila seseorang menanamkan prinsip ini dalam dirinya, niscaya ia akan menunjukkan diri sebagai orang yang pada dasarnya selalu menghendaki kebaikan. Ia akan senantiasa berprasangka baik kepada orang lain, selalu berusaha berbuat baik dan berkata baik dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Maka akan selalu tampillah kebaikan demi kebaikan, mempersembahkan sebuah karya terbaiknya untuk kemanfaatan masyarakat disekitarnya, peduli akan kemaslahatan umum, dan meninggalkan sebuah kebaikan yang akan selalu dapat dikenang oleh orang banyak walaupun ia sudah pergi terlebih dahulu menuju kehidupan yang abadi. Ketiga adalah prinsip walaa tabghil fasada fil ardh’ yaitu prinsip untuk tidak berbuat kerusakan. Bila prinsip ini dipegang teguh, seseorang akan lebih melengkapi prinsip yang kedua, yakni melengkapi upayanya berbuat baik dengan upaya menghindari perbuatan yang merusak. Terjadinya kerusakan alam, kerusakan moral, kerusakan dalam tatanan kehidupan masyarakat sering kali terjadi karena sudah hilangnya kesadaran akan tujuan hidup yang sesungguhnya, sehingga seorang lupa bahwa sesungguhnya ia tidak dibiarkan begitu saja, bahwa ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya ketika ia menghadap Allah di akherat kelak. Allah swt mengingatkan kita dengan firmannya:
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqoroh: 197)
Walaupun ayat di atas menjelaskan tentang bekal penting dalam perjalanan ibadah haji, namun sesungguhnya ia merupakan gambaran ketika manusia akan menghadap Allah di padang mahsyar kelak, ibadah haji merupakan miniatur gambaran manusia yang akan dikumpulkan di padang mahsyar nanti sebagaimana halnya mereka berkumpul di padang arafah. Maka bekalan utama yang dapat menyelamatkan itu adalah taqwa. Firman Allah SWT di atas juga memiliki makna tersirat bahwa manusia memiliki dua bentuk perjalanan, yakni perjalanan di dunia dan perjalanan dari dunia. Perjalanan di dunia memerlukan bekal, baik berbentuk makanan, minuman, harta, kendaraaan dan sebagainya. Sementara perjalanan dari dunia juga memerlukan bekal. Namun perbekalan yang kedua yaitu perbekalan perjalanan dari dunia menuju akhirat, lebih penting dari perbekalan dalam perjalanan pertama yakni perjalanan di dunia. Imam Fachrurrozi dalam dalam tafsirnya menyebutkan ada lima perbandingan antara keduanya: Pertama, perbekalan dalam perjalanan di dunia, akan menyelamatkan kita dari penderitaan yang belum tentu terjadi. Tapi perbekalan untuk perjalanan dari dunia, akan menyelamatkan kita dari penderitaan yang pasti terjadi. Kedua, perbekalan dalam perjalanan di dunia, setidaknya akan menyelamatkan kita dari kesulitan sementara, tetapi perbekalan untuk perjalanan dari dunia, akan menyelamatkan kita dari kesulitan yang tiada tara dan tiada habis-habisnya. Ketiga, perbekalan dalam perjalanan di dunia akan menghantarkan kita pada kenikmatan dan pada saat yang sama mungkin saja kita juga mengalami rasa sakit, keletihan dan kepayahan. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia menuju akhirat, akan membuat kita terlepas dari marabahaya apapun dan terlindung dari kebinasaan yang sia-sia. Keempat, perbekalan dalam perjalanan di dunia memiliki karakter bahwa kita akan melepaskan dan meninggalkan sesuatu dalam perjalanan. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia, memiliki karakter, kita akan lebih banyak menerima dan semakin lebih dekat dengan tujuan. Kelima, perbekalan dalam perjalanan di dunia akan mengantarkan kita pada kepuasan syahwat dan hawa nafsu. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia akan semakin membawa kita pada kesucian dan kemuliaan karena itulah sebaik-baik bekal. (Tafsir Ar-Raazi 5/168) Sesungguhnya perjalanan itu cukup berat, dan masih banyak bekal yang perlu disiapkan. Semua kita pasti tahu bekalan yang sudah kita siapkan masing-masing. Jika kita anggap bekalan itu masih kurang, tentu kita tidak akan rela seandainya tidak lama lagi ternyata kita harus segera menempuh perjalanan menuju akhirat itu. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. sumber: http://darminksdankumpulankhutbah. blogspot.co.id/