Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 – 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing sub sektor selanjutnya tersaji dalam bentuk tabel berikut : 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Permasalahan subsektor air limbah di Kab. Tapin berdasarkan data EHRA secara umum adalah tidak adanya akses layanan sanitasi yang layak sebesar 25,5% yang berdampak pada perilaku BABS dan selebihnya adalah kepemilikan jamban keluarga yang tinggi yaitu sebesar 75,5 % namun tidak ada pengolahan limbah lebih lanjut sehingga ada indikasi pencemaran tanah yang cukup tinggi yaitu 100% (berdasarkan data EHRA). Dalam tabel berikut disajikan tentang tujuan yang akan dicapai secara global adalah untuk menyediakan akses layanan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan penyediaan pengolahan air limbah sistem terpusat untuk masyarakat yang telah memiliki septik tank. Dari tujuan tersebut dijabarkan kembali pada pencapaian target/sasaran hingga tahun 2017 dengan mengestimasikan sarana yang akan terbangun berdasarkan proyeksi penduduk, untuk pencapaian target/sasaran tersebut diturunkan kembali dalam bentuk strategi berdasarkan aspek teknis, aspek PMJK, aspek komunikasi, aspek pendanaan, aspek kelembagaan. TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Sasaran/Target Tujuan Meningkatnya akses layanan sanitasi masyarakat melalui pembangunan sarana dan prasarana sistem onsite (setempat) dan sistem offsite (terpusat) air limbah rumah tangga yang layak & memenuhi syarat Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik yang komprehensif Meningkatnya peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya cakupan kepemilikan sistem onsite dari 63% menjadi 90% pada tahun 2017
Meningkatnya cakupan keluarga yang memiliki pengelohan limbah sistem onsite sebanyak 27% pada tahun 2017 Terbangunnya 1 unit IPLT pada tahun 2016 Tersedianya dokumen Master Plan air limbah skala kabupaten pada tahun 2014.
Terbangunnya IPLT Tersusunnya rencana pengelolaan air limbah rumah tangga yang terarah dan terpadu pada tahun 2014. Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan dari 37 % menjadi
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Penduduk yang melakukan praktek BABS berkurang sebanyak 27% di
Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana pengolahan air limbah sistem setempat di perkotaan maupun dipedesaan melalui sistem komunal Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat di kawasan perkotaan Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah pemukiman Mengoptimalkan media lokal untuk menyebarluaskan informasi peraturan perundangan yang terkait penyelenggaraan pengelolaan
penyelenggaraan/pengel olaan sistem air limbah domestik
10 % pada tahun 2017 Tersedianya regulasi tentang pengelolaan air limbah permukiman Meningkatkan peran masyarakat lewat pembetukan kelompok swadaya masrakat (KSM)
tahun 2017 Tersusunnya perda pengelolaan air limbah pemukiman dan industry tahun 2015 Terbentuknya 47 KSM air limbah sampai tahun 2017
air limbah pemukiman Mengoptimalkan media lokal untuk menyebarluaskan informasi peraturan perundangan yang terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah pemukiman Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah pemukiman
3.2 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN Permasalahan subsektor persampahan di Kab. Tapin masih rendahnya cakupan layanan kebersihan/persampahan di skala perkotaan yaitu hanya sebesar 30% dan yang belum tertangani sebesar 70% sementara cakupan layanan skala kabupaten sebesar 10% dan yang belum tertangani sebesar 90% serta rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam tabel berikut disajikan tentang tujuan yang akan dicapai secara global adalah untuk meningkatkan cakupan layanan dan kualitas pengelolaan persampahan melalui penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan untuk wilayah perkotaan dan pengurangan timbulan sampah dari sumbernya melalui program 3R untuk wilayah-wilayah skala kabupaten. Dari tujuan tersebut dijabarkan kembali pada pencapaian target/sasaran hingga tahun 2017 dengan mengestimasikan sarana yang akan terbangun berdasarkan proyeksi penduduk, untuk pencapaian target/sasaran tersebut diturunkan kembali dalam bentuk strategi berdasarkan aspek teknis, aspek PMJK, aspek komunikasi, aspek pendanaan, aspek kelembagaan. TABEL 3.2 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN Tujuan Meningkatnya cakupan layanan dan kualitas pengelolaan persampahan melalui penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah di wilayah kota. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan persampahan berbasis masyarakat. Tersedianya dokumen perencanaan dan pengelolaan
Sasaran/Target Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya cakupan layanan persampahan di Kabupaten Tapin dari 10% menjadi 40% pada tahun 2017
Terbangunnya 9 unit TPS di wilayah Kab. Tapin dan 26 Rehab TPS Penambahan 4 unit container & 1 unit container + armroll Penambahan sarana pengumpulan sampah: Gerobak sampah 29 bh, Motor sampah 9 bh Penambahan sarana pengangkutan sampah: dump truck 3 unit, armroll truck 6
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Strategi Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan menjadi 40% di skala kabupaten melalui peningkatan kapasitas prasarana dan sarana persampahan Mendorong peningkatan pengelolaan persampahan berbasis masyarakat melalui program 3R Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan Meningkatkan kelengkapan produk hukum tentang pengelolaan persampahan Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan
persampahan Tercapainya kuantitas pengurangan sampah semaksimal mungkin dari sumbernya melalui program 3R Tersusunnya perangkat peraturan perundangan pengelolaan persampahan (termasuk reward & punishment)
unit Tersedianya 1 unit truk penyapu jalan
Meningkatnya fasilitas pendukung kinerja di TPA suato tatakan pada tahun 2017
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan Berkurangnya timbulan sampah dari sumbernya sebesar 5% di tahun 2017 melalui pembangunan Tempat Pengolahan Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Terbangunnya prasarana dasar/fasilitas umum TPA (Saluran Drainase, Jalan Masuk, Pagar keliling TPA, Jembatan Timbang, kantor, Pos Jaga, gudang alat berat/workshop terbangun) Terbangunnya fasilitas perlindungan lingkungan TPA (1 bh sel & instalasi pengolah) Terbangunnya fasilitas penunjang TPA (1 paket fasilitas monitoring kualitas air, 1 unit air bersih, 1 unit bengkel, 1 unit tempat cuci mobil) Tersedianya fasilitas operasional TPA (2 unit Bulldozer, 2 unit excavator, 1 unit land compactor, 1 unit loader, 1 unit dump truck) Terbentuknya 4 Pokmas tahun 2017 Terbentuknya 95 org kader warga peduli ingkungan di setiap kelurahan (area beresiko) tahun 2017 Tersedianya sarana pengolahan & pewadahan sampah 3R (4000 bh keranjang sampah komposter, 300 bh Tempat Sampah
persampahan kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan media lokal.
Sampah Terpadu (TPST /TPS 3R) yang didukung oleh program 3R
Tercapainya penangan sistem pengolahan persampahan secara komprehensif Tersusunnya Perda Pengelolaan Persampahan tahun 2014
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Terpilah utk RT dan 72 bh Tempat Sampah Terpilah untuk Umum/jalan) Tersedianya sarana pengumpulan sampah system 3R (8 unit gerobak sampah bersekat,3 unit gerobak sampah bermotor bersekat) Terbangunnya 3 unit TPS 3R Terbangunnya sarana komposting komunal (2 Unit composting kamunal di kawasan perumahan) Tersedianya sarana pengangkutan system 3R (1 unit dump truck terpilah & 1 unit compactor terpilah) Adanya dokumen perencanaan /Masterplan persampahan tahun 2013 (skala perkotaan) & 2014 (skala kabupaten) Terselenggaranya perda pengelolaan persampahan (termasuk reward & punishment) tahun 2014
3.3 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DRAINASE Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan kawasan jasa/industri yang selanjutnya menjadi kawasan terbangun. Hal-hal tersebut di atas membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun, dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut. Secara umum kendala-kendala yang dihadapi dalam penanganan drainase antara lain : Menurunnya perhatian pengelola pembangunan bidang drainase khususnya mengenai masalah operasi dan pemeliharaan Pola pikir dan kesadaran masyarakat yang rendah akan lingkungan hidup yang bersih dan sehat sehingga diperlukan upaya penyadaran untuk mendorong peningkatan peran masyarakat dalam memelihara dan membersihkan prasarana Drainase lingkungannya Lemahnya institusi pengelola prasarana dan sarana drainase dan ketidak mampuan untuk menyusun program yang dibutuhkan Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain Topografi Kab. Tapin yang relatif datar/rata terutama pada bagian Tengah dan Barat. Kondisi topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah dan sedikit berbukit sampai pegunungan mengkondisikan Wilayah Kabupaten Tapin rawan terhadap bencana banjir. Kawasan rawan banjir di Wilayah Kabupaten Tapin terdapat 2 (dua) jenis yaitu daerah rawan tergenang air musiman dan daerah tergenang sepanjang tahun. Adapun daerah rawan tergenang musiman terjadi di wilayah Kecamatan Candilaras Utara, Candilaras Selatan, Tapin Tangah, Tapin Selatan dan sebagian kecil Wilayah Kecamatan Binuang. Sedangkan wilayah yang berpotensi banjir dengan wilayah tergenang sepanjang tahun merupakan daerah rawa yaitu di Kecamatan Candilaras Utara dan Kecamatan Candilaras Selatan. Dalam tabel berikut dipaparkan tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan drainase dimana didalamnya disebutkan strategi yang bukan hanya bermuara pada pembangunan maupun rehab/normalisasi drainase akan tetapi harus ditunjang dengan dukungan secara kelembagaan, pendanaan, pemberdayaan maupun perencanaan (ketersediaan dokumen perencanaan yang berwawasan lingkungan)
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
TABEL 3.3 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN DRAINASE Tujuan Tertatanya drainase lingkungan pemukiman di perkotaan melalui pembangunan dan rehablitasi saluran drainase Tersedianya dokumen perencanaan yang komprehensif dan berwawasan lingkungan (skala kota maupun skala kabupaten) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan sarana drainase yang terbangun. Berkembangnya perangkat peraturan perundangan sektor drainase.
Sasaran/Target Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Tersedianya sistem Terbangunnya sistem jaringan drainase perumahan di 2 drainase primer skala perumahan kota rantau perumahan. dan drainase primer di 3 desa Meningkatnya kegiatan pemeliharaan saluran drainase sekunder sampai tahun 2017 Tersedianya rencana pengelolaan drainase skala kawasan yang berwawasan lingkungan tahun 2017 Peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pemeliaraan saluran drainase yang telah terbangun Tersusunnya peraturan dan produk hukum penanganan & pengelolaan drainase
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Strategi
Mengoptimalkan sistem yang ada, rehabilitasi/normalisasi, pengembangan dan pembangunan saluran drainase baru Penyiapan peraturan, produk hukum dalam penanganan Pendanaan drainase pemeliharaan/normalisasi Penyusunan dokumen saluran drainase perencanaan drainase skala sekunder kabupaten Mengembangkan pendanaan melalui retribusi lingkungan Tersedianya master plan Pengembangan kampanye drainase skala peningkatan peran serta kabupaten masyarakat.
Sosialisasi & kampanye pemeliharaan drainase (9 kecamatan) Sosialisasi perda pengelolaan drainase (9 kecamatan) Terselenggaranya peraturan perundangan penanganan & pengelolaan drainase (1 dokumen)
3.4 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas). Permasalahan-permasalahan aspek PHBS di Kab. Tapin berdasarkan data EHRA secara umum adalah masih terdapat 79,8% masyarakat yang belum menerapkan CTPS (Cuci Tangan Pake Sabun) di lima waktu penting dan perilaku masyarakat BABS sebesar 25,5% serta rendahnya pengelolaan sampah sebesar 89,1%. Dalam tabel berikut disajikan tentang tujuan yang mengacu pada permasalahan dari STUDI EHRA adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS dimana PHBS ini bukan hanya mengacu pada perilaku CTPS di lima wkatu penting tetapi menyangkut pada permasalahan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (program 3R) dan stop BABS. Dari tujuan tersebut dijabarkan kembali pada pencapaian target/sasaran hingga tahun 2017 diturunkan kembali dalam bentuk strategi berdasarkan aspek teknis, aspek PMJK, aspek komunikasi, aspek pendanaan, aspek kelembagaan. TABEL 3.4 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGELOLAAN SANITASI RUMAH TANGGA Sasaran/Target Tujuan Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah Meningkatnya kesadaran masyarakat melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya perilaku CTPS masyarakat dari 20,2 % sampai 70 % 2017
Perilaku cuci tangan pakai sabun sebesar 50 % 2017
Mengurangi perilaku BABS ke sungai dari 37% menjadi 10 % tahun 2017 Adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengeloaan sampah berbasis masyarakat (program 3R) melalui peran kader-kader peduli lingkungan sampai tahun 2017 Dioptimalkannya peran media dalam promosi PHBS dalam meningkatkan peran serta masyarakat
Perilaku BABS masyarakat berkurang sebesar 27% pada tahun 2017 Terlatihnya 95 org kader peduli lingkungan (berasal dari kader kesling/kader posyandu)
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Optimalisasi 3 media lokal dalam promosi PHBS dibawah pemantauan SKPD & Humas
Strategi Meningkatkan kualitas dan kuantitas kader kesehatan dalam promosi PHBS Mengoptimalkan peran instansi sekolah dalam penerapan PHBS Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran Mengembangkan program PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat Mengoptimalkan program UKBM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS
Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012