1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang semakin berkembang saat ini merupakan salah satu kebutuhan yang dibutuhkan oleh semua orang baik secara individu maupun secara berkelompok baik lewat instansi yang ada, maka perkembangan teknologi dirasakan sangat mempengaruhi kebutuhan manusia akan informasi yang menyebar secara digital. Perkembangan teknologi yang kini semakin berkembang dan sangat dirasakan dengan adanya berbagai media informasi seperti lewat teknologi jaringan internet, teknologi mobile, juga lewat teknologi yang melibatkan peran multimedia seperti audio video atau sering disebut dengan teknologi streaming. Teknologi streaming merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan media informasi berupa audio video yang ditampilkan untuk menjadi media informasi, informasi yang dihasilkan juga dapat berbentuk media pembelajaran, hiburan, media promosi, juga sebagai media untuk pemantau atau monitoring dan lain-lain. Teknologi streaming sendiri merupakan teknologi yang memanfaatkan teknologi jaringan komputer lewat media internet untuk dapat diakses oleh manusia atau user dengan demikian teknologi streaming merupakan suatu media informasi yang sangat penting bagi kebutuhan manusia akan informasi karena akan lebih mempermudah dalam penyampaian informasi tersebut. Streaming itu sendiri merupakan pemanfaatan media audio video lewat jaringan yang dapat diakses server ataupun user baik secara publik maupun private. Dari penjelasan akan perkembangan teknologi streaming itu sendiri maka penulis akan mencoba meneliti tentang analisis video streaming yang ada pada Biro Teknologi dan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana (BTSI UKSW) Salatiga sebagai salah satu instansi yang dalam penyaluran informasi memanfaatkan media video streaming, dimana penulis mengamati akan pemanfaatan teknologi video streaming yang ada masih perlu adanya pengembangan seperti pada kualitas informasi yang disajikan maupun pada sistem jaringan komputer yang menjadi media penghubung informasi antara server streaming itu sendiri kepada user yang mengakses video streaming tersebut, seperti adanya delay, lambatnya akses dari user, dan juga penggunaan bandwith yang kadang menyebabkan streaming tersebut menjadi terputus atau lambat dalam pengaksesan. Untuk itu lewat latar belakang yang ada maka penulis mengambil topik “Analisis kinerja proses streaming pada BTSI UKSW”, dari judul tersebut penulis akan menjelaskan bagaimana menganalisis kinerja teknologi streaming yang ada pada BTSI UKSW. Yang menjadi alasan penulis dalam melakukan analisis ini adalah mengenai akses pada streaming tersebut yang mencakup pada pengaruh delay streaming, selain itu mengenai perbandingan QoS (Quality of service) pada streaming video yang ada, juga menganalisis mengenai penghitungan bandwith, dan delay yang ada agar dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan streaming video berikutnya. Hal ini dikarenakan adanya delay dalam pengaksesan streaming selain itu juga kadang mengalami lambatnya pengaksesan dalam streaming.
8
2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu mengenai teknologi streaming, ada beberapa penelitian mengenai teknologi streaming seperti analisis teknologi streaming dengan menggunakan jaringan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). Dengan hasil pengukuran transmisi data streaming dengan beberapa parameter untuk menunjukan kualitas streaming yang ada [1]. Sedangkan pada penelitian ini mengacu pada bagaimana menganalisis teknologi streaming yang ada, yang menjadi dasar dan acuan dalam penalitian ini yaitu bagaimana file yang dikirim untuk proses streaming dapat berjalan baik tanpa mengurangai kapasitas bandwith yang terpakai serta dengan melihat pada pemakaian bitrate sehingga dapat diakses secara baik tanpa mengurangi kualitas gambar pada proses streaming. Selain itu juga melihat bagaimana pengaruh delay pada streaming, serta melihat perbandingan QoS pada proses streaming, juga melihat pemakaian bandwith pada proses streaming ketika bitrate dirubah untuk memudahkan proses streaming pada user. Apakah dengan pergantin file streaming dapat mempengaruhi kualitas video yang juga akan berpengaruh pada bandwith streaming yang dilakukan. Penelitian lain juga mengenai analisis bitrate video streaming yang mengacu pada QoS dari video streaming tersebut serta memanfaatkan aplikasi streaming berbasis web untuk file streaming yang berlangsung secara ondemand. [2]. Sedangkan pada penelitian ini mencakup bagaimana menjalankan proses streaming video pada user dimana video yang akan dilihat oleh server secara broadcast, maka analisis yang akan dilakukan terkait penelitian ini apakah kualitas video yang dijalankan sebelumnya oleh BTSI bila diganti tipe file video atau bitate yang berbeda dapat mempengaruhi proses streaming, bila dilihat dari pemakaian bandwith atau delay yang ada atau pada kualias video yang disajikan kepada user. Cara kerja video streaming dapat dijelaskan mencakup, saat file video atau audio distream, akan terbentuk sebuah buffer di komputer client, Data audio atau video tersebut mulai diunduh ke dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin client, Dalam jangka waktu tertentu, buffer terisi penuh dan secara otomatis file video dapat dijalankan oleh sistem. Sehingga sistem membaca informasi dari buffer dan tetap melakukan proses download file, sehingga proses streaming tetap berlangsung pada mesin [3]. Streaming media merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponenkomponen yang saling mendukung. Komponen-komponen yang diperlukan untuk melakukan streaming media adalah: Media source, yaitu sumber yang akan menampilkan suatu konten presentasi, media source juga dapat berupa sumber yang sifatnya live, seperti kamera video atau microphone. Encoder adalah program yang digunakan untuk mengubah media source ke format yang sesuai untuk streaming, biasanya memiliki kompresi yang cukup tinggi untuk mengatasi keterbatasan bandwidth jaringan. Media server digunakan untuk mendistribusikan on-demand atau webcast suatu konten ke klien, Juga bertanggung jawab untuk mencatat semua aktivitas streaming, yang nantinya digunakan untuk billing dan statistik player yang dibutuhkan untuk menampilkan atau mempresentasikan konten multimedia (data stream) yang diterima dari media server. File-file khusus
9
yang disebut metafile digunakan untuk mengaktifkan player dari halaman web. Metafile berisi keterangan dari konten multimedia. Browser web mengunduh dan meneruskan ke player yang tepat untuk mempresentasikannya. Selain itu, juga berfungsi untuk melakukan dekompresi [4]. Quality of Service (Qos) dapat didefenisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu layanan. Melalui QoS, seorang network administrator dapat memberikan prioritas trafik tertentu. Dengan adanya QoS di jaringan komputer, network administrator memiliki kemudahan untuk dapat mengontrol aliran dan kejadian-kejadian yang ada melalui melalui pengamatan trafik pada jaringan. Tujuan utama QoS adalah bagaimana dapat memberikan prioritas kepada trafik tertentu yang mencakup bandwith yang tetap, delay serta jitter yang terkontrol dan penggunaan packet loss. Parameter-parameter yang digunakan dalam QoS yaitu delay, packet loss, throughput dan jitter [5]. Bitrate merupakan presentasi jumlah informasi, atau detail yang disampaikan perunit, waktu dalam rekaman file, biasanya ditaur dalam file video audio, bitrate sendiri dapat tergantung pada frekuensi sampel, jenis encoding dan lainya [6]. 3. Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan tahapantahapan seperti yang diperkenalkan Meier yaitu. Terdapat tujuh tahapan dalam penelitian ini yaitu Identify the Test Environment, Identify Performance Acceptance Criteria, Plan and Design Tests, Configure the Test Environment, Implement the Test Design, Execute the Test, Analyze Results, Report, and Retest [7] yang dapat digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Core Performance Testing Activities
10
Identify the Test Environment. Mengidentifikasi lingkungan pengujian fisik dan lingkungan produksi serta alat dan sumber daya yang tersedia untuk tim uji. Lingkungan fisik meliputi hardware, software, dan konfigurasi jaringan. Memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang seluruh lingkungan pengujian di awal memungkinkan desain tes lebih efisien dan perencanaan dan membantu Anda mengidentifikasi tantangan pengujian awal dalam proyek ini. Dalam beberapa situasi, proses ini harus ditinjau kembali secara berkala. Identify Performance Acceptance Criteria. Identifikasi kriteria yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian, seperti pada permasalahan analisis kinerja streaming pada BTSI UKSW dalam hal ini dilihat dari berbagai kriteria seperti, kriteria yang dibuat BTSI yaitu bagaimana layanan atau QoS, konektifitas user, serta ketersediaan sistem yang ada untuk pelaksanaan streaming sampai dapat diakses oleh para pengguna layanan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam proses streaming tersebut seperti permasalahan jaringan ataupun permasalahan mengenai QoS pada proses streaming yang dijalankan, krirteria yang dimaksud pada pelaksanaan penelitian ini yaitu bagaimana depat menganalisis kinerja sistem streaming dengan beberapa parameter sebagai pendukung untuk melakukan analisis dan penilaian terhadap sistem yang dijalankan oleh BTSI UKSW. Plan and Design Tests. Mengidentifikasi skenario kunci, menentukan variabilitas antara pengguna perwakilan dan bagaimana untuk mensimulasikan variabilitas itu, mendefinisikan data pengujian, dan menetapkan metrik untuk dikumpulkan. Konsolidasi informasi ini ke dalam satu atau lebih model penggunaan sistem yang akan diterapkan, dilaksanakan, dan dianalisis. Dalam tahapan ini penulis akan menentukan variabel yang akan digunakan sebagai patokan dalam perhitungan dan pengujian sistem yang terkait dengan proses streaming pada BTSI UKSW, serta menjelaskan topologi pada jaringan streaming yang ada. Dari desain topologi yang ada dan masih dijalankan oleh BTSI UKSW penelitian ini akan menganalisis bagaimana kinerja sistem yang ada untuk dijalankan secara baik lewat penghitungan paket data dengan menggunakan beberapa parameter pengujian jaringan dari proses streaming yang dilakukan, selain itu juga dilakukan proses streaming dengan beberapa nilai bitrate yang berbeda untuk dilakukan perbandingan kinerja QoS dari proses streaming. Configure the Test Environment. Siapkan lingkungan pengujian, peralatan, dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap strategi sebagai fitur dan komponen menjadi tersedia untuk pengujian. Pastikan bahwa lingkungan uji diinstrumentasi untuk memantau sumber daya yang diperlukan. Dalam tahapan ini dijelaskan begaimana konfigurasi yang dilakukan untuk pengujian streaming serta menjelaskan mengenai langkah-langkah pengujian sistem yang akan dilakukan, apakah sudah sesuai dengan standard pengujian sistem dengan dalam hal ini jika dilakukan pengujian apakah sudah tepat untuk dilakukan. Implement the Test Design. Mengembangkan tes kinerja sesuai dengan rancangan. Dalam tahap ini akan dilakukan implementasi rancangan pengujian.
11
Melakukan pembuatan scripts untuk melakukan pengujian sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dan dirancang. Execute the Test, Analyze Results. Jalankan dan memonitor tes Anda. Validasi tes, data uji, dan hasil pengumpulan. Jalankan tes divalidasi untuk analisis sementara pemantauan tes dan lingkungan pengujian. Dalam tahap ini akan dijelaskan tahapan dalam melakukan pengujian serta menjelaskan bagaimana teknik analisis data yang akan dilakukan pada sistem. Analyze Results, Report, and Retest. Konsolidasi dan hasil berbagi data. Menganalisis data baik secara individu maupun sebagai tim lintas fungsional. Prioritas ulang tes yang tersisa dan kembali jalankan sesuai kebutuhan. Ketika semua nilai masih dalam batas yang diterima, tidak ada batas set telah dilanggar, dan semua informasi yang diinginkan telah dikumpulkan, maka telah selesai menguji. 4. Pembahasan Analisis jaringan yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada jaringan juga bagaimana dapat memberikan sebuah masukan untuk dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BTSI UKSW dalam melakukan pengembangan sistem ke depan secara labih baik, maka analisis yang dilakukan seperti pada pembahasan metode penelitian yaitu bagaimana membahas dan mengidentifikasi ruang lingkup jaringan BTSI UKSW khususnya pada proses steaming yang ada. Konfigurasi jaringan pada BTSI UKSW untuk pelaksanaan proses streaming saat ini memang sudah memadai dengan dukungan peralatan yang sudah memadai, seperti beberapa kamera untuk merekam acara, beberapa komputer yang berperan sebagai server dan juga untuk mengolah gambar, selain itu juga ada mixer untuk melakukan proses konversi pada kamera sehingga dapat terkoneksi dengan PC sebelum adanya proses codec dari kamera ke file yang dapat diakses ke PC untuk kemudian dapat diproses sebagai proses streaming video. Berikut adalah gambar topologi jaringan yang digunakan BTSI UKSW untuk melakukan proses streaming.
Gambar 2 Topologi jaringan streaming BTSI UKSW
Pada topologi jaringan gambar 2 dapat dilihat ada beberapa komponen pendukung, seperti kamera, mixer, PC operator, PC server, dan internet.
12
Komponen-komponen dari topologi ini juga mempunyai fungsi masing-masing, seperti kamera yang berfungsi untuk mengembil gambar pada saat kegiatan yang dilakukan sedang berlangsung. Mixer yang digunakan pada topologi ini berfungsi untuk memonitoring gambar hasil pengembilan gambar dari kamera di mana pada saat proses streaming berlangsung ada penggunaan beberapa kamera yang dipasang pada beberapa titik tertentu, hal ini yang membuat fungsi dari mixer untuk memonitoring hasil pengambilan gambar dari berbagai titik pengambilan gambar yang ada. Selain itu juga ada PC operator, komponen ini berfungsi untuk mengolah gambar dari berbagai kamera yang telah terhubung ke mixer untuk untuk kemudian diedit menjadi sebuah file video streaming, sehingga hasil yang diterima dari kamera dapat diproses menjadi sebuah file streaming sebelum diakses lewat internet. Sedangkan PC server pada topologi ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengirim video streaming ke internat lewat port jaringan tersendiri dari BTSI UKSW untuk kemudian dapat diakses oleh user. Internet yang ada pada topologi ini berfungsi sebagai media di mana user dapat mengakses file streaming, media internet yang dipakai adalah akun BTSI UKSW yang ada pada situs youtube.com, di mana file streaming yang ada akan dijalankan pada situs youtube.com sehingga user dapat mengakses video streaming yang dilakukan BTSI UKSW secara online lewat internet yang ada pada akun BTSI UKSW yang ada pada situs youtube.com. Dari topologi pada gambar 2 terlihat sebelum video di-share ke internet, perlunya proses konversi gambar dari kamera ke file video agar dapat memenuhi QoS yang baik untuk user dalam pengaksesan, namun pada proses ini seringkali sering menemui kendala teknis seperti kualitas gambar yang sedikit kurang mendukung. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam pengaksesan seperti user ingin melihat video dengan kualitas yang baik maka perlu penambahan resolusi, hal ini dapat menyebabkan adanya penambahan bandwith untuk pengaksesan, maka bukan tidak mungkin ketika user hendak melakukan pengaksesan mendapat kendala seperti delay pada jaringan, atau jika ingin mengakses video dengan jaringan yang delay yang tidak terlalu lama maka harus melihat video yang diakses dengan kualitas gambar yang kurang memuaskan. Proses ini dikarenakan pada perangkat streaming seperti mixer yang digunakan belum bisa mendukung kualitas gambar dengan resolusi HD (High efinition), sehingga pada konvertsi gambar masih menggunakan tipe file standart seperti file .avi sehingga untuk mengakses dengan kualitas gambar yang baik maka user sendiri yang akan mengatur resolusi gambar sendiri dengan kendala jika ingin melihat hasil streaming dengan kualitas yang baik maka akan mengalami kendala seperti delay begitupun sebaliknya, jika melihat streaming tanpa delay maka perlu pengaturan resolusi. Melihat mengenai kendala tersebut maka perlunya analisis kinerja jaringan streaming terlebih pada pembahasan QoS, karena pada BTSI sendiri masih belum ada evaluasi yang serius untuk menangani hal ini, karena evaluasi yang dilakukan sampai sejauh ini hanya sebatas pembahasan lisan ketika proses streaming sedang dilakukan. Proses pengambilan data pada penelitian ini yaitu, dengan menggunakan capture paket data pada wireshark untuk mendapatkan hitungan paket data yang
13
diterima ketika dilakukan proses streaming, di mana ketika streaming sedang diakses lewat situs www.uksw.edu yang kemudian video streaming tersebut proses ke alamat www.youtube.com maka proses capture paket data akan dimulai ketika dalam waktu bersamaan aplikasi wireshark juga dijalankan. Pada proses pengambilan data pada penelitian ini juga telah membahas mengenai lingkup kerja pada metode penelitian yang ada pada tahapan identifikasi performa jaringan, di mana dalam pengambilan data dapat dilihat mengenai performa pada saat proses streaming sementara dijalankan, selain itu juga membahas mengenai bagaimana proses konfigurasi pada jaringan dalam melakukan proses test atau uji kinerja jaringan, sehingga dalam penelitian ini dapat membahas mengenai kinerja jaringan dalam proses streaming pada BTSI UKSW. Selain itu pada penelitian ini juga melakukan proses streaming dengan mengganti bitrate pada video streaming untuk menjadi pembanding dalam proses streaming yang telah dilakukan sebelumnya, dengan sampel video yang kualitas high definition (HD) agar sesuai dengan kualitas gambar yang sesuai dengan standard kamera yang dipakai oleh BTSI UKSW, selain itu juga pada proses pengeditan video untuk melakukan streaming, pengaturan bitrate yang lebih tinggi dari proses streaming yang sudah ada sebelumnya pada BTSI UKSW, hal ini untuk mengetahui pengaruh bitrate pada proses streaming, karena pada video streaming yang dilakukan BTSI UKSW hanya menggunakan video dengan bitrate 4MBps. Sedangkan pada percobaan pembanding pengaturan file video bitrate dinaikan menjadi 10Mbps dan 20Mbps, dan untuk proses persiapan streaming ini juga menggunakan spesifikasi streaming yang sama pada BTSI UKSW dengan memanfaatkan fitur google hangout yang akan dijalankan ke situs www.youtube.com, dan kemudian dilakukan proses streaming, selain itu video yang dijalankan sudah ditentukan pengaturan bitrate untuk kemudian dapat dilihat dampaknya dalam pengujian dengan penerapan parameter yang sudah ditentukan, pengaturan bitrate pada video yang akan dilakukan proses streaming terlihat pada gambar 3 juga proses streaming yang dilakukan dapat terlihat pada gambar 4
Gambar 3 Pengeaturan video sebelum streaming
14
Gambar 4 proses Streaming
Setelah streaming yang dilakukan telah dijalankan seperti terlihat pada gambar 4, maka proses capture pada wireshark dijalankan seperti pada gambar 5, capture yang dilihat yaitu untuk menghitung paket data yang berjalan dari pengaksesan internat sampai pada user.
Gambar 5 Contoh proses capture dari wireshark
15
Proses capture pada penelitian ini hasilnya akan dihitung untuk mengetahui nilai delay dan juga throughput pada proses streaming yang diakses, di mana nilai delay akan dilihat berapa lama nilai tunggu dari proses pengiriman data sampai ke tujuan, sedangkan nilai throughput yang dicari untuk melihat besarnya bandwith yang dipakai ketika pengaksesan proses streaming. Analisis data yang dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang dipakai yaitu, bagaimana hasil tes jaringan yang dilakukan dapat diimplementasikan menjadi suatu uraian atau kajian untuk mendapatkan hasil pengujian yang valid. Sehingga dalam penelitian ini yang dilakukan yaitu bagaimana menganalisis hasil data yang diambil lewat proses capture data dari streaming yang dilakukan. Untuk menghitung delay dan juga throughput yang menjadi parameter pengukuran kinerja jaringan, di mana delay merupakan penghitungan waktu tunda yang yang disebabkan oleh proses transmisi data dari suatu titik ke titik yang lain, sedangkan throughput merupakan suatu besaran yang mengukur laju bit informasi atau data sebenarnya dari laju bit dalam suatu jaringan. Delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Perhitungannya dapat dilakukan dengan mengurangi selang waktu penerimaan keseluruhan paket. Untuk menghitung total paket delay digunakan rumus Dari rumus delay dijelaskan dproc merupakan prosesing , d queue merupakan nilai antrian, sedangkan nilai dtrans merupakan nilai transmisi data, dan dprop merupakan nilai propagasi dari nilai delay Dalam video streaming, apabila data video menghabiskan terlalu banyak waktu pada saat berada di jaringan maka tidak dapat disebut sebagai real time. Dari 10 percobaan yang dilakukan dapat dilihat pada hasil uji nilai delay yang ditampilkan pada gambar 6
Hasil Perhitungan Nilai Delay 50 40 30 20 10 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 bitrate 4Mbps 44.733 44.521 45.037 44.371 44.431 45.102 44.846 44.634 45.118 44.303 bitrate 10Mbps 11.521 9.891 10.062 11.681 11.346 10.051 9.474 10.814 12.367 11.641 bitrate 20Mbps 6.327 5.664 5.214 5.136 7.234 5.681 6.183 6.914 5.871 6.234
Gambar 6 hasil perhitungan nilai Delay Dari hasil penghitungan pada gambar 6 dapat dilihat nilai delay paling besar terdapat pada percobaan dengan proses streaming yang menggunakan
16
bitrate 4Mbps dengan rata-rata nilai delay mencapai 44.7096ms sedangkan percobaan dengan menggunakan bitrate 10Mbps dengan rata-rata nilai delay mencapai 10.8848ms dan nilai delay terendah ada percobaan streaming dengan nilai bitrate 20Mbps dengan rata-rata nilai delay mencapai 6.0458ms. Dari gambar 6 juga dapat dijelaskan mengenai pengaruh nilai delay yang terjadi ketika adanya proses encoder dan decoder pada video yang mempengaruhi nilai bitrate pada pada sebuah video hal ini dikarenakan semakin rendah nilai bitrate yang dimiliki sebuah video maka semakin tinggi nilay delay yang didapat, sebaliknya apabila semakin besar nilai bitrate yang dimiliki sebuah video maka semakin kecil nilai delay yang didapat hal ini karena besarnya nilai bitrate dapat mempengaruhi besarnya paket data yang dikirim dalam jaringan. Throughput adalah suatu besaran yang mengukur laju bit informasi atau data sebenarnya dari laju bit jaringan. Dalam hal ini throughput merupakan jumlah paket streaming video yang berhasil dikirim dan sampai dengan sukses di tujuannya dibagi lama waktu pengiriman. Satuan throughput dinyatakan dalam MBit/sec. Pada wireshark, nilai throughput diperoleh dengan melihat summary pada setiap percobaan yang dilakukan. Pada summary tersebut, akan ditampilkan jumlah paket yang di kirm serta jumlah paket yang sukses dikirim yang kemudian berhasil ditampilkan. Percobaan yang dilakukan dalam 10 kali percobaan untuk mengetahui nilai throughput, dapat dilihat pada hasil pengujian yang ada pada gambar 7.
Hasil nilai Throughput 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 bitrate 4Mbps 0.278 0.326 0.291 0.317 0.259 0.361 0.281 0.312 0.288 0.321 bitrate 10Mbps 0.414 0.429 0.503 0.477 0.461 0.437 0.484 0.471 0.426 0.469 bitrate 20Mbps 0.529 0.542 0.537 0.541 0.562 0.548 0.557 0.568 0.529 0.544 Gambar 7 Hasil nilai Throughput Dari hasil penghitungan pada gambar 7 dapat dilihat nilai throughput paling besar terdapat pada percobaan dengan proses streaming yang menggunakan bitrate 20Mbps dengan nilai tertinggi mencapai 0.568 MBit/sec sedangkan percobaan dengan menggunakan bitrate 10Mbps dengan nilai tertinggi mencapai 0.503 MBit/sec dan nilai throughput terendah ada percobaan streaming dengan nilai bitrate 4Mbps dengan nilai terendah mencapai 0.259 MBit/sec
17
Dari gambar 7 juga dapat dijelaskan mengenai pengaruh nilai throughput pada proses streaming yaitu, besarnya nilai throughput yang berubah di setiap detik juga mempengaruhi proses streaming yang berlangsung pada jaringan, selain itu juga besarnya nilai throughput sangat bergantung pada pada ukuran file dan jumlah paket data yang dikirim per detik, sehingga semakin besar ukuran file dan jumlah paket data yang dikirim per detik, maka semakin besar pula nilai throughput yang didapat, selai itu juga pada percobaan ini bandwith jaringan yang digunakan dengan kecepatan download speed mencapai 1.56Mbps sedangkan kecepatan upload mencapai 13.71Mbps dengan ping yang didapat mencapai 147ms . Selain itu juga proses transmisi data pada bitrate yang lebih tinggi mempunyai hasil delay lebih kecil sehingga mempengaruhi nilai throughput semakin tinggi, hal ini disebabkan karena pengaruh dari besarnya nilai bitrate pada video dalam streaming yang mempengaruhi presentasi jumlah informasi yang ada dalam paket streaming yang dilakukan, sehingga pada performa jaringan delay dan throughput saling berpengaruh, hal ini terlihat ketika delay rendah maka grafik nilai throughput tinggi, sebaliknya semakin tinggi nilai delay maka grafik nilai throughput semakin rendah. 5. Kesimpulan Telah dilakukan analisis kinerja pada proses streaming BTSI UKSW, lewat pengujian dan perbandingan dengan uji coba streaming dengan melakukan proses streaming dengan penambahan bitrate yang berbeda dan hasilnya, terdapat perbandingan yang terlihat jelas di mana nilai delay dan throughput yang dihasilkan sangat berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perubahan nilai bitrate pada video streaming yang mempengaruhi proses transfer paket data yang berlangsung dalam jaringan, hal ini juga depat menyebabkan adanya pengaruh QoS pada proses streaming yang ada. Nilai delay yang dihasilkan pada penelitian ini terlihat sangatlah berbeda antara proses streaming di tiap video yang mempunyai nillai bitrate berbeda, dikarenakan pengaruh nilai bitrate yang ada pada video. Perbedaan nilai delay yang ada dikarenakan nilai bitrate yang berbeda sehingga mempengaruhi besarnya paket data yang diakses dalam jaringan di mana semakin besar paket data yang diakses maka semakin rendah nilai delay yang didapat begitupun sebaliknya. Nilai throughput yang berubah di setiap detik juga mempengaruhi proses streaming yang berlangsung pada jaringan, selain itu juga besarnya nilai throughput sangat bergantung pada pada ukuran file dan jumlah paket data yang dikirim per detik, sehingga semakin besar ukuran file dan jumlah paket data yang dikirim per detik, maka semakin besar pula nilai throughput yang didapat. Pengaruh dari besarnya nilai bitrate pada video dalam streaming juga mempengaruhi presentasi jumlah informasi yang ada dalam paket streaming yang dilakukan, sehingga pada performa jaringan delay dan throughput saling berpengaruh, hal ini terlihat ketika delay rendah maka grafik nilai throughput
18
tinggi, sebaliknya semakin tinggi nilai delay maka grafik nilai throughput semakin rendah. 6. Daftar Pustaka [1] Suhendra, Made, 2008, analisis performa live streaming dengan menggunakan jaringan HSDPA, Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [2] Widianto, Nataniel, 2010 analisis video bitrate dan jumlah user pada live streaming di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi UKSW [3] Surlialy, Elida, 2012, analisis dan perancangan jaringan MPLS untuk kecepatan transfer video streaming pada teknologi IPv6, Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi UKSW [4] Cahyono, Eko, 2009, konsep dasar video streaming, Bandung, Institut Teknologi Telkom. [5] Rizaldi, Haidar,2010, QoS (Quality of service), jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika Universitas Islam Sunan Kalijaga, Jogjakarta [6] Nur, Ihtiar2008, studi kualitas video streamingmenggunakan VLC dan Helix streaming pada jaringan testbed IPv4 dan Tunneling 6to4 berdasarkan parameter bitrate dan frame rate, Fakultas Teknik Universitas Indonesia [7] Meier J.D 2007, performance testing core activties, Microsoft Corporation
19