3.
3.1.
METODE DAN PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW
Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga akhir pelaksanaan dan analisis serta pelaporannya berlangsung mulai bulan Juli 2009. 3.2.
Rancangan Penelitian dan Perlakuan
3.2.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Adapun model matematis dari Rancanganm Acak Kelompok adalah sebagai berikut: Yij = µ + τi + βj + Єij
Yij
: hasil pengamatan perlakuan ke i dan ulangan ke j
µ
: rata-rata umum
τi
: penyimpangan hasil dari nilai purata umum yang disebabkan oleh pengaruh perlakuan ke i
βj
: penyimpangan hasil dari nilai purata umum yang disebabkan oleh pengaruh khusus kelompok ke j
Єij
: pengaruh acak yang masuk dalam percobaan
3.2.2. Jumlah Perlakuan dan Ulangan Banyaknya perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini ada 6 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Adapun perlakuan yang dicobakan meliputi: P0 : Kontrol (tanpa perlakuan) P1 : Perendaman benih dengan GA3 konsentrasi 3,5 ppm selama 12 jam
13
P2 : Perendaman benih dan penyemprotan GA3 dengan konsentrasi 3,5 ppm selama 2 minggu setelah berkecambah (msk) P3 : Perendaman benih dan penyemprotan GA3 dengan konsentrasi 3,5 ppm selama 4 minggu setelah berkecambah (msk) P4 : Perendaman benih dan penyemprotan GA3 dengan konsentrasi 3,5 ppm selama 6 minggu setelah berkecambah (msk) P5 : Perendaman benih dan penyemprotan GA3 dengan konsentrasi 3,5 ppm selama 8 minggu setelah berkecambah (msk) 3.2.3. Tata Letak Penelitian Tata letak penelitian untuk setiap perlakuan dan ulangan, diacak dengan menggunakan tabel acak. Tata letak penelitian dilihat pada gambar 3.1. Ulangan (U)
Perlakuan (P)
U1
U2
U3
U4
P2
P4
P0
P2
P5
P0
P4
P0
P3
P1
P4
P3
P3
P1
P2
P5
P5
P0
P5
P1
P2
P4
P3
P1
Gambar 3.1. Tata Letak Perlakuan 3.3.
Teknik Penentuan Sampel Setiap unit percobaan terdiri atas 10 polibag dengan 1 tanaman/polibag
Untuk penentuan sampel, maka diambil 9 sampel tanaman dari setiap unit percobaan.
14
3.4.
Pengamatan Pengamatan dalam penelitian ini meliputi pengamatan utama dan
pengamatan selintas. 3.4.1. Pengamatan Utama Pengamatan utama yang dilakukan selama penelitian ini meliputi: 1. Umur berbunga 2. Tinggi tanaman 3. Jumlah daun 4. Berat brangkasan basah tanaman 5. Berat brangkasan kering tanaman 6. Diameter batang 7. Berat brangkasan basah akar 8. Jumlah anakan per rumpun 9. Jumlah tunas bunga per rumpun 3.4.2. Pengamatan Selintas Pengamatan
selintas
yang
dilakukan
dalam
penelitian
meliputi
pengamatan terhadap : 1. Serangan hama dan penyakit tanaman 2. Keadaan cuaca selama penelitian meliputi suhu, kelembaban udara, curah hujan 3.5.
Analisis Data Data hasil pengamatan utama dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui pengaruh antara rataan perlakuan digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%.
15
3.6.
Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Timbangan elektrik 2. Oven 3. Cangkul 4. Gembor 5. Mistar 6. Sabit 7. Papan nama 8. Polibag 9. Sprayer 10. Jangka sorong 3.6.2. Bahan Penelitian 1. Giberelin jenis GA3 (murni) 2. Benih leek varietas MPLKAT (AMS Seed) 3. Pupuk kandang kambing 4. Pupuk Urea, SP-36 dan KCl 5. Pestisida organik 3.7.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
3.7.1. Persemaian Benih Benih leek yang digunakan adalah varietas MPLKAT (AMS Seed). Untuk mendapatkan bibit leek yang nantinya dapat ditanam di polybag, maka benihbenih tersebut harus disemaikan terlebih dahulu. Persemaian pada polybag ukuran 10x15 cm dan dilakukan di green house. Media yang digunakan adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kandang sapi dengan komposisi/perbandingan 2:1. Persemaian ini meliputi persemaian benih yang telah direndam dengan GA3 sebelumnya dan benih-benih yang tidak direndam sebagai kontrol. Benih lalu dikecambahkan pada media tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang
16
sapi yang tersedia tiap polybag dengan kedalaman kurang lebih 0,5 cm dengan jarak tanam (antar polybag) 5 cm. 3.7.2. Perlakuan Pemberian GA3 3.7.2.1.
Perendaman Benih
Sebelum penyemaian benih, dilakukan perendaman benih leek dengan larutan GA3 dengan konsentrasi 3,5 mg/l (setara dengan 3,5 ppm), selama 12 jam. 3.7.2.2.
Penyemprotan GA3 Saat di Persemaian
Pada waktu di persemaian setelah benih tampak berkecambah (awal munculnya plumula dan radikula) yakni ± 2 minggu setelah semai, larutan GA3 dengan konsentrasi 3,5 mg/l mulai disemprotkan. Penyemprotan GA3 dilakukan sesuai perlakuan waktu pemberian yaitu selama 2 minggu setelah berkecambah, 4 minggu setelah berkecambah, 6 minggu setelah berkecambah dan selama 8 minggu setelah berkecambah. 3.7.3. Pindah tanam Pindah tanam dilakukan ke polybag yang lebih besar ukurannya setelah tanaman mencapai usia ± 8-10 minggu. Polybag yang digunakan adalah polybag hitam dengan ukuran diameter 40 cm dan tinggi 15 cm. Jarak antar polybag dalam 1 unit adalah 15 cm, jarak tiap unit di dalam 1 ulangan adalah 50 cm, dan jarak antar ulangannya adalah 1 meter. Proses pindah tanam ke polybag yang lebih besar dilakukan secara hati-hati dengan cara menyobek polybag secara perlahan dan mengambil tanaman beserta tanah yang masih menempel di bagian akarnya. 3.7.4. Pemeliharaan Tanaman 3.7.4.1.
Pemupukan Awal Pemupukan awal yang dimaksud adalah pemberian pupuk majemuk yakni
Urea dengan dosis 3 kw/ha, SP-36 sebanyak 2 kw/ha dan KCl sebanyak 2 kw/ha saat tanaman berumur 4 minggu setelah berkecambah.
17
3.7.4.2.
Pengairan Pada stadium awal pertumbuhan, bibit leek perlu mendapatkan air yang
cukup. Maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin 2-3 kali seminggu tergantung keadaan cuaca dan kebutuhan. Sewaktu melakukan penyiraman, tanah tidak boleh terlalu becek karena dapat menyebabkan busuknya akar tanaman. Kegiatan pengairan ini sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. 3.7.4.3.
Penyulaman Penyulaman dilakukan bila terdapat bibit yang tidak tumbuh (mati)
ataupun busuk. Caranya adalah dengan mengganti bibit yang mati dengan bibit leek yang baru. Kegiatan penyulaman ini dilakukan seawal mungkin (tidak lebih dari 15 hari setelah tanam) agar pertumbuhan tanaman seragam dan memudahkan pengamatan dan pemeliharaan berikutnya. Kegiatan penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari. 3.7.4.4.
Penyiangan Kegiatan penyiangan gulma di lahan minimal rutin dilakukan 3-4 minggu
sekali. Hal ini dilakukan agar gulma liar tidak tumbuh dominan dan bersaing dengan tanaman utama. 3.7.4.5.
Pemupukan Pemupukan dilakukan rutin 4 minggu sekali bersamaan dengan kegiatan
penyiraman atau penyiangan. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan diantaranya adalah Urea sebanyak 3 kw/ha, SP-36 sebanyak 2 kw/ha dan KCl sebanyak 2 kw/ha. Jumlah dosis pupuk tersebut dapat diberikan sekaligus pada waktu tanaman berumur 4 minggu setelah tanam, atau dua kali yaitu pada umur 3-4 minggu dan 6 minggu setelah tanam. Cara pemupukannya adalah dengan disebar merata dalam lubang yang telah dibuat di dekat batang tanaman leek kemudian ditutup dengan tanah agar tidak mudah menguap.
18
3.7.4.6.
Pembumbunan Bersamaan dengan pemupukan, maka dilakukan pula pembumbunan.
Pembumbunan dilakukan pada tanaman leek untuk mencegah tanaman roboh dan tindakan blanching (agar pangkal tanaman leek tetap putih). 3.7.4.7.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik (fisik) atau
kimiawi. Tekhnik pengendalian secara mekanik adalah dengan mematikan OPT secara langsung baik dengan tangan atau bantuan alat. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit tanaman leek secara kimiawi adalah dengan aplikasi pestisida organik merk Super Farm dan pestisida kimia non organik Decis.
19