82 9. 192.168.1.208 – 192.168.1.223/28
Gambar 4.29 Konfigurasi IP EDP Setelah konfigurasi jaringan kabel yang menggunakan IP static di mikrotik, Lakukan konfigurasi VLAN di switch cisco 2950. Hal ini diharapkan jaringan yang akan kami buat tidak bercampur dengan jaringan yang lain, sehingga bila ada jaringan lain sedang mengalami gangguan tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan yang ada. Kami menggunakan switch cisco 2950 dalam membuat VLAN. Berikut perintah untuk membuat VLAN, Jika dari switch ke switch : switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#interface fastEthernet 0/2 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#switchport nonegotiate
83 Switch(config-if)#exit Code ini diletakan diseluruh switch cisco, yang membedakan code switch satu dengan yang lain adalah angka port di fastEthernet nya. Jika dari switch ke PC : Switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#vlan 2 Switch(config-vlan)#name Operation OB & IB Switch(config-vlan)#exit Switch(config)#interface fastEthernet 0/5 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 2 Switch(config-if)#switchport nonegotiate Switch(config-if)#exit Code ini diletakan di switch cisco sesuai VLAN, dari VLAN 2 sampai 10 sesuai VLAN dimikrotiknya. Setelah VLAN di switch sudah di setting, karena IP Static, maka sekarang setting IP pada seluruh client secara manual yang berjumlah 114,
dengan
memasukkan range IP yang tersedia setiap departemen. Kemudian isi subnet mask: 255.255.255.0, dan dengan default gateway: sesuai dengan Range IP setiap departemen dan isi juga DNS Internet Biznet: 202.169.33.220 dan 202.169.33.222.
84 Tabel 4.4 No. Default Gateway pada setiap Departemen
Nama Departement
Default Gateway
Operation OB & IB
192.168.1.1
Outbound & Inbound
192.168.1.33
Acc, A/R, Tax
192.168.1.65
Finance, Compt,Audit
192.168.1.97
Ticketing
192.168.1.129
Sales dan Marketing
192.168.161
Adm & Cashier
192.168.1.177
Group Reservation
192.168.1.193
EDP
192.168.1.209
Gambar 4.30 Setting IP Client
85 Kemudian setting juga IP wireless dengan tipe DHCP IP : Untuk konfigurasi IP Wireless Konfigurasinya : Winbox pilih menu IP » Hostpot Hostpot : Pilih tab Server » Hostpot Setup
1. Pilih Wireless
Gambar 4.31 Hotspot Setup
86 2. Setting IP
Gambar 4.32 Setting IP Hotspot
3. Setting DHCP IP pool (Batasan IP untuk DHCP)
Gambar 4.33 Setting DHCP IP Pool Hotspot
87 4. Setifikat (isi dengan none saja)
Gambar 4.34 Setting Sertifikat Hotspot
5. SMTP Server (biarkan dengan 0.0.0.0 saja)
Gambar 4.35 Setting SMTP Server Hotspot
88 6. DNS Server (diisi dengan DNS provider biznet)
Gambar 4.36 Setting DNS Server Hotspot
7. DNS Name (Berupa inisial saja)
Gambar 4.37 Setting DNS Name Hotspot
89
Gambar 4.38 Setup Hotspot telah sukses Setelah diset IP Hotspot, maka ketika user connect maka halaman login akan terbuka, dan admin yang berwewenang memberikan name dan password untuk user. Konfigurasinya : ip » hotspot » user » + add.
Gambar 4.39 New Hotspot User
90 Kemudian Setting routing ke internet gateway dengan mengklik IP » Routes » + (Add), dan masukkan IP gateway 120.29.150.162.
Gambar 4.40 Setting Routing ke Internet Gateway Setelah pengaturan routing selesai, komputer client belum dapat mengakses internet karena NAT (Network Address Translation) pada gateway mikrotik belum diaktifkan. Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah salah satu fasilitas router untuk meneruskan paket dari IP asal ke IP tujuan. Jadi semua komputer client terhubung dengan jaringan internet menggunakan IP publik router 120.29.150.162 Tanpa NAT, seluruh computer client tidak dapat terhubung dengan public network. Untuk mengaktifkan NAT yaitu dengan cara mengklik IP » Firewall » tab NAT » + (Add), di New NAT Rule tab General, masukkan output interface Biznet. Kemudian klik tab Action, Action: masquerade, dan OK.
91
Gambar 4.41 Setting NAT IP
Gambar 4.42 Setting NAT Action
92 4.4.2
Security •
Filter Mac Address dan IP Address
Secara garis besar filtering ini dilakukan untuk menghindari penyusup terutama dalam wireless network. Pada umumnya dengan cara lock mac komputer didalam wireless access point. Selain itu filtering ini juga dapat dilakukan pada mikrotik. Jadi apabila mac address dan IP address yang tidak terdaftar dalam rules mikrotik, maka komputer tersebut tidak dapat mengakses mikrotik dan internet. Hal ini juga berlaku pada komputer client, apabila mac address tidak sama dengan IP address yang telah diatur dalam rules mikrotik, maka komputer client juga tidak dapat mengakses mikrotik dan internet. Konfigurasinya: IP » ARP, Setiap PC yang memakai kabel atau wireless akan terdeteksi di ARP list.
Gambar 4.43 ARP list
93 Kemudian setelah IP masuk, maka inisialisasikan IP tadi didalam address list, konfigurasinya: IP » Firewall » Address List » (+)Add. Masukkan semua IP yang telah terdaftar untuk menggunakan internet.
Gambar 4.44 Address List Setelah IP sudah dilist, kemudian buat rule atau aturan, agar setiap IP bisa diidentifikasi dan juga setiap IP baru yang masuk tidak bisa langsung mengakses internet. Konfigurasinya: IP » Firewall » Filter Rules » (+)Add. Didalam layar add » General: isi Chain Forward » Advance: isi Scr Address dengan ! user ( nama inisialisasi di Address List ) » Action: isi dengan drop. Hal ini mengartikan bahwa selain kelompok IP user tidak dapat mengakses internet.
94
Gambar 4.45 Filter Rule 4.4.3
Pengaturan Bandwidth Membatasi penggunaan bandwidth untuk masing-masing client bertujuan
agar tidak ada satupun client yang akan memonopoli penggunaan bandwidth. Dalam pengaturan Bandwidth Download Dan Upload, konfigurasinya: Buka Winbox » Queues » Klik Simple Queues » Add » isi max bandwidth limit pada tab general » dan isi minimal bandwidth (limit At) pada tab advance.
95
Gambar 4.46 Tampilan Simple Queue Maximal Bandwidth Operation Outbount and Inbount
Gambar 4.47 Tampilan Simple Queue Minimal Bandwidth Operation Outbount and Inbount
96 Gambar diatas memiliki faslitas limit at dan max limit, fasilitas itu diisi dengan pamberian kapasitas margin bandwidth. Untuk hotspot, untuk konfigurasi manajemen bandwidth terdapat di ip » hotspot » user profile » limits.
Gambar 4.48 Bandwidth pada Hotspot •
Pengaturan Bandwidth Download Tabel 4.5 List Max dan Min Bandwidth Download Nama Departement Operation OB & IB
Max 512k
Min 128k
Outbound & Inbound
512k
128k
Acc, A/R, Tax
256k
128k
Finance, Compt,Audit
256k
128k
Ticketing
1M
128k
Sales dan Marketing
512k
128k
Adm & Cashier
256k
128k
Group Reservation
1M
128k
EDP
1M
128k
97
Tabel 4.6 List Max dan Min Bandwidth Download Hotspot Nama Departement Pemimpin
Max unlimited
Min 256k
Pegawai
512k
128k
User Lain
128k
64k
• Pengaturan Bandwidth Upload Tabel 4.7 List Max dan Min Bandwidth Upload Nama Departement Operation OB & IB
Max unlimited
Min 128k
Outbound & Inbound
unlimited
128k
Acc, A/R, Tax
unlimited
128k
Finance, Compt,Audit
unlimited
128k
Ticketing
unlimited
128k
Sales dan Marketing
unlimited
128k
Adm & Cashier
unlimited
128k
Group Reservation
unlimited
128k
EDP
unlimited
128k
Tabel 4.8 List Max dan Min Bandwidth Upload Hotspot Nama Departement Pemimpin
Max unlimited
Min 256k
Pegawai
unlimited
128k
User Lain
128k
64k
98 4.4.4
Mikrotik Web Proxy Salah satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache dan memblok
alamat-alamat situs. Dalam hal ini proxy hanya digunakan untuk memblok situssitus internet, yang tidak diperlukan. Konfigurasinya: IP » Web proxy » (+) Add: isi dst. Host dengan nama situs yang akan diblok » Kemudian klik web proxy setting dan check list pada Enable.
Gambar 4.49 Setting Web Proxy
99
Gambar 4.50 Web Proxy 4.4.5
Konfigurasi Backup Mikrotik Konfigurasi backup di mikrotik merupakan hal yang sangat penting.
Apabila suatu waktu konfigurasi pada router mikrotik mengalami masalah atau error, maka sistem router mikrotik dapat direset dan direstore kembali. Backup dapat juga dilakukan di winbox, konfigurasinya : 1. Buka Winbox » Pilih menu File. 2. Dari jendela File List » Klik Tombol Backup. 3. Akan Tercipta File baru » Select Pada File. 4. Setelah file tersorot » klik pada icon "Copy". 5. Buka windows explorer » buat folder baru, klik kanan mouse » lalu pilih paste.
100
Gambar 4.51 Bakup Mikrotik 4.4.6
Mikrotik Network Tools •
Graphing
Sebagai network admin tentunya ingin mengetahui apakah traffic yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan semestinya. Caranya yaitu dengan menggunakan monitoring traffic pada mikrotik yang disebut sebagai graphing. Berikut konfigurasinya: Klik: Tools » Graphing » Queue Rules » Settings » Store every: 5 min; Interface Rules » Add (+) » Interface:SmailingTour, Allow Address; Resource Rules » Add (+) » Allow Address Setelah itu, masukkan address berikut pada browser :http://[Router_IP_address]/graphs/ » http://10.10.10.1/graphs/ Graphing ini dapat untuk memonitor Bandwidth, CPU usage, Memory usage, dan Disk usage mikrotik.
101
Gambar 4.52 Network Monitoring Tools Mikrotik •
Ping (Packet Internet Groper)
Pada mikrotik juga dapat dilakukan ping secara langsung melalui console atau melalui Tools » Ping, kemudian masukkan alamat IP yang ingin dimonitor konektivitas jaringannya. Konektivitas jaringan yang dimonitor yaitu connect atau tidaknya komputer asal ke komputer atau IP tujuan.
Gambar 4.53 Mikrotik Ping
102 4.5
Evaluasi Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, berikut adalah perbandingan sistem
lama, yang tidak memakai mikrotik dibandingkan dengan sistem baru yang menggunakkan mikrotik dan winbox sebagai pengatur manajemen jaringan.
4.5.1 Evaluasi Bandwidth
Gambar 4.54 Graphing Bandwidth Jika sebelumnya disistem lama perusahaan tidak terdapat monitoring bandwidth. Sekarang, pada Gambar 4.54 kita dapat melihat hasil pengukuran bandwidth pada keseluruhan jaringan.
103 4.5.2 Evaluasi Pengaturan Bandwidth
Gambar 4.55 Manajemen Bandwidth Pada gambar di 4.55 kita dapat mengatur dan memonitoring setiap VLAN dengan manajemen bandwidth setiap VLAN yang telah terkoneksi. Disistem lama perusahaan tidak memakai VLAN yang dapat mengakibatkan gangguan jaringan secara menyeluruh.
104 4.5.3 Evaluasi Jaringan
Gambar 4.56 Interface Jaringan Pada gambar di 4.56 kita dapat memonitoring setiap jaringan yang telah terkoneksi. Sehingga kita hanya perlu melihat interface pada mikrotik. Pada sistem lama tidak ada.
105 4.5.4
Evaluasi hotspot login
Gambar 4.57 Halaman Hotspot Login Gambar di 4.57 Pada PT Smailing Tour untuk wireless udah terdapat hotspot login, jadi apabila ada user dari luar yang mempergunakan wireless tidak bisa sembarang masuk, harus melalui autentifikasi terlebih dahulu.
106 4.5.5 Evaluasi Network Monitoring Tools
Gambar 4.58 Network Monitoring Tools Gambar di 4.58 dan 4.54 Pada PT Smailing Tour sudah dapat mengontrol terutama jaringan dan bandwidth berupa graph. Yang setiap saat dapat dilihat dan dapat diset permenit, perhari, perminggu bahkan perbulan. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk mengevaluasi kinerja jaringan.
107 Tabel 4.9 Evaluasi Perbandingan Sistem Lama dengan Sistem Baru No 1
Sistem Lama
Sistem Baru
Tidak ada pembagian bandwidth. Dengan
mikrotik,
pembagian
bandwidth
Jika seluruh user atau karyawan upload dan download menjadi teratur pada mengakses
internet,
maka setiap departemen. Jadi setiap departemen
bandwidth akan menjadi kecil. 2
Tidak
adanya
data
monitoring jaringan.
memiliki bandwidth sesuai dengan kebutuhan.
laporan Dengan mikrotik, adanya laporan monitoring jaringan dengan Network Monitoring Tools berbentuk grafik secara real time.
3
Tidak ada pembagian IP
Dengan mikrotik, IP per-departemen dibagi dengan menggunakan VLAN, sehingga jika adanya gangguan pada salah satu departemen, tidak menggangu departemen lain.
4
Tidak ada Remote akses interface Dengan mikrotik, IT administrator dapat admin.
mengontrol
jaringan
dengan
hanya
mengunakan PC user menggunakan aplikasi winbox.