BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Upaya 2.1.1 Definisi Upaya Upaya
secara
umum
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Upaya adalah usaha yang mantap berencana dan berkesesuaian untuk mencapai pengertian bersama antara organisasi dengan publiknya.1
Upaya Public Relations dapat di artikan sebagai usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations untuk mewujudkan hubungan - hubungan yang harmonis, sehat dan produktif, dan goodwill khususnya kepercayaan . Sehingga dapat disimpulkan upaya merupakan satu kesatuan yang menjadi bagian kegiatan di dalam Public Relations itu sendiri. Karena Upaya merupakan bagian dari kegiatan Public Relations dalam mencapai Goodwill.
1
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas- Azas Pengantar Kehumasan. Biro Humas, Jakarta. 1987. Hal .8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2. Komunikasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi, adalah “suatu proses simbolik yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, proses pemberian atau penyampaian makna terhadap suatu pesan”2. Komunikasi menurut Hovland.`Carl I. Hovland mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas - asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum ( public opinion ) dan sikap public ( public attitude ) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasnya sendiri, Hovland mengatakan bahwa “ Communication is the process by which an individual ( the communicator ) transmit stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals ( the audience )”3
2
Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Prinsip – prinsip komunikasi), Bandung .PT Remaja Rosda Karya.2002.hal 143. 3 Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2009. Hal 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikasi menurut H.Frazier Moore.“ Komunikasi merupakan proses penyampaian pengertian antar individu. Ada tiga butir penting yang perlu dipertimbangkan : Pertama, komunikasi harus melibatkan dua orang. Kedua, komunikasi merupakan pertukaran informasi yang bersifat dua arah. Ketiga, mengandung pemahaman. 4
Dalam melaksanakan aktivitas PR kepada stakeholder, PR harus mendapatkan feed back dalam pengiriman informasinya 2.2.2 Fungsi Komunikasi 1. Membangun Konsep Diri ((Establishing Self-Concept Self-Concept)) 2. Eksistensi Diri (Self Existence) 3. Kelangsungan Hidup ((Live Continuity Continuity)) 4. Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness) Stress 5 5. Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan ((Free from Pressure and Stress) 6. Adapun prinsip-prinsip dasar komunikasi itu antara lain : Adanya Proses Komunikasi Proses yang mendasar dalam komunikasi adalah penggunaan bersama atau dengan kata lain ada yang memberi informasi (mengirim) dan ada yang menerima informasi. Penggunaan bersama di sini tidak harus yang memberi dan yang menerima harus saling berhadapan secara langsung akan tetapi bisa melalui media lain, seperti tulisan, isyarat, maupun yang berupa kode-kode tertentu yang bisa dipahami.6 Kesimpulannya, bahwa dalam proses komunikasi, pihak-pihak peserta dalam komunikasi menciptakan pesan-pesan yang berupa informasi bisa berbentuk pola, 4
H.Frazier Moore, HUMAS membangun citra dengan komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal. 86. 5 Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Prinsip – prinsip Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya. Bandung ,2002.hal .144. 6 Ibid. Deddy Mulyana.hal 144
http://digilib.mercubuana.ac.id/
isyarat ataupun simbol, dengan harapan akan mengutarakan suatu makna tertentu bagi peserta-peserta lain (penerima). 2.3 Komunikasi Internal
Komunikasi Internal adalah komunikasi antara manajer dengan karyawan dari mulai level top management, middle management dan lower management yang berada didalam organisasi secara timbal balik. Karena dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan dipimpin , maka dalam manajemen tidak saja terjadi komunikasi antar pegawai yang sama status atau pangkatnya, tetapi juga antara pegawai yang memimpin dan dipimpin.7 Komunikasi Internal adalah komunikasi yang dilakukan oleh stakeholder internal di dalam perusahaan antara pimpinan dan karyawan,ataupun sebaliknya.8 Komunikasi Internal ” memperlakukan orang sebagai tujuan akhir itu sendiri, bukan sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir”9 Secara tidak langsung perusahaan melibatkan karyawan dalam melakukan proses selama kegiatan kerja dan memperhatikan
setiap
hasil
kerja
karyawan,
panduan
keamanan
dalam
mengoperasikan setiap alat - alat konstruksi serta fasilitas perusahaan. Dalam perspektif komunikasi internal dalam organisasi, jika melihat lima perspektif besar, tentu akan mengarah pada konteks kombinasi kelimanya. Tidak mengacu pada satu perspektif saja, namun kepada kombinasi. Dimana proses komunikasi internal tersebut dapat diselaraskan dan dikelola dengan baik. Pendekatan
7
8 9
Sr. Maria Assumpta. Dasar – dasar PR Teori dan Praktek. PT. Grasindo.Jakarta.2002 hal.24 . Anne Gregory, Public Relations dalam Praktek, Erlangga,Jakarta,2008.hal 45 - 47 Ibid.Anne Gergory.hal 48.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
humanistiklah yang paling dominan, karena pendekatan ini lebih mengutamakan pada konteks komunikasi antar manusia. Lebih dominan lagi jika komunikasi antarpersonal menjadi satu yang ideal. Di dalam organisasi ada dua macam komunikasi yang terjadi yaitu komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal menunjukkan pertukaran informasi antara manajemen organisasi dengan publik internalnya. Publik internalnya adalah orang - orang yang berada didalam atau tercakup dalam suatu organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai karyawan terbawah.10 Komunikasi diantara suatu organisasi penting, agar organisasi dapat melakukan fungsinya secara efektif. Sebagai seorang karyawan , bisa mengamati berbagai hal secara langsung
yang tidak dapat dilihat oleh supervisor atau rekan yang lain.
Manajer dan rekan sekerja perlu informasi kecil yang berharga untuk melaksanakan tugasnya. Bila tidak disampaikan informasi tersebut , tidak akan ada orang lain yang melakukan, karena tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Diperusahaan dengan kinerja puncak,komunikasi merupakan gaya hidup. Oleh karena manajer dan karyawan diperusahaan seperti itu berkomunikasi dengan bebas karyawan mengembangkan pengertian yang jelas mengenai misi organisasi, serta manjer mampu mengenali dan bereaksi cepat pada masalah potensial. Dalam perusahaan seperti ini, manajemen melakukan komunikasi secara komperhensif . Untuk mempertahankan arus informasi yang sehat, manajer yang efektif menggunakan saluran komunikasi dan informasi secara maksimal.
10
H. Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya 2004
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikasi internal menjadi suatu hal yang mutlak dalam organisasi, hal ini berkaitan dengan semakin bergesernya kebutuhan atas orientasi perusahaan . Yang awalnya sangat mengarah kepada konsumen , menjadi semakin kompetitif nya organisasi sehingga memerlukan khalayak internal dalam hal ini karyawan yang mendukung kebutuhan organisasi untuk lebih progresif. disisi lain muncul banyak masalah yang berkaitan dengan tidak adanya keterbukaan antara top manajement dan karyawan, tidak adanya dukungan terhadap keberhasilan karyawan melalui komunikasi yang baik secara internal. Hal ini akan memberi kecenderungan karyawan untuk tidak memiliki niat baik dan menolak untuk melakukan perubahan dalam organisasi. Termasuk didalamnya kecenderungan karyawan untuk tidak lagi mengetahui atau bahkan mengabaikan peraturan organisasi. Betapa ruginya suatu organsasi, jika tidak mampu mengelola komunikasi internal dengan cermat. Peran manajer dan top management dalam organisasi harus kuat dalam mendukung terjadinya arus komunikasi internal yang merasuk dalam semua bagian dan mampu mendongkrak satu hal prinsip dalam proses bekerja yaitu motivasi. Tentu saja institusi yang mendukung dalam konteks ini yaitu Public Relations yang didalamnya juga harus memiliki kompetensi dalam mengelola human relations antara karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Disisi lain faktor manusia dalam manajemen sangat penting untuk ditangani. Karena pengaruhnya yang besar terhadap jalannya manajemen.11 Hal ini disebabkan terjadi interaksi atau interkomunikasi yang saling pengaruh mempengaruhi diantara orang - orang yang terlibat dalam manajemen dalam organisasi. Karena itu, masalah masalah yang timbul akibat interkomunikasi oleh manajer dapat dipecahkan dengan komunikasi pula, baik dengan komunikasi secara umum, maupun secara khusus yakni Public Relations. 2.3.1. Fungsi Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan sistem komunikasi yang berada didalam lingkup suatu organisasi atau perusahaan. “Organisasi terdiri atas sejumlah orang, ia melibatkan keadaan saling bergantung ; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi” Oleh karena itu , bisa dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu kombinasi bagi organisasi.12 Dalam komunikasi internal kita mengenal beberapa fungsi komunikasi yaitu fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif dan fungsi integratif 13.
Fungsi Informatif
bertujuan agar seluruh anggota dalam organisasi dapat
memperoleh informasi lebih banyak , lebih baik dan tepat waktu14
11
Effendy,Onong Uchyana.Human Relations dan Public Relations.Bandung.PT. Remaja Rosda Karya, 2002.hal 93 :17. 12 Effendy Onong Uchjana, Dimensi – dimensi komunikasi,Penerbit Alumni, Bandung,1981.Hal.116 13 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi.Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka 2003.hal 4.8 14 Ibid, S. Djuarsa Sendjaja, hal 7.5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2. Metode Penyampaian Pesan Dalam Komunikasi Internal Dalam menyampaikan pesan - pesan dalam organisasi kita mengenal dua metode yaitu secara lisan ( oral communication) maupun secara tulisan (written communication). Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan masing – masing. Kelebihan dari metode lisan adalah : 1. Kecepatan Bahwa pesan yang ingin kita sampaikan dapat segera kita sampaikan. 2. Munculnya feedback yang segera. Penerima pesan dapat dengan segera memberi tanggapan atas pesan pesan yang kita sampaikan. 3. Dapat memberi kesempatan kepada pengirim pesan untuk mengendalikan situasi.15 Maksudnya adalah komunikator dapat melihat keadaan komunikan pada saat berlangsungnya komunikasi. Komunikasi lisan dalam internal organisasi meliputi kontak komunikasi antar pribadi baik secara face to face ataupun melalui media seperti telepon dan berbagai teknologi media lainnya seperti pertemuan kelompok, rapat , briefing, teleconferencing, pembicaraan dalam acara informal, seperti acara makan siang, selamatan dan lain – lain. Kelebihan dari metode tertulis adalah:
1. Bersifat permanen. Bahwa karena semua pesan organisasi disampaikan secara tertulis. 2. Catatan tertulis dapat mencegah kita terhadap penyimpangan (distorsi) terhadap gagasan yang disampaikan. Atau dengan kata lain bahwa adanya jaminan bahwa apa yang kita katakan adalah apa yang akan diterima komunikan.16 15 16
Ibid, S. Djuarsa Sendjaja, hal 4.22 S. Djuarsa Sendjaja,op. cit .,hal 4.21 – 4.22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode komunikasi tertulis dapat berbentuk naratif maupun yang dilengkapi dengan berbagai
visualissasi data. Media komunikasi tertulis antara lain adalah
memo, laporan, bulletin, selebaran , pengumuman, telegram, faksimilli, email, dan lain - lain. Media pesan secara visual adalah melalui billboards, poster, chart and graphs, slides, dan lain - lain. Dari berbagai teknik penyampaian pesan tersebut, menurut Pace dan Faules terdapat empat kombinasi metode penyampaian pesan yang lazim digunakan, yaitu tertulis (written), lisan (oral), tertulis diikuti lisan ( written followed by oral) dan lisan diikuti dengan tulisan (oral followed by written)17
2.3.3. Pola Jaringan Komunikasi Internal
Dalam Komunikasi Internal terdapat dua pola jaringan yaitu :
1) Komunikasi Formal, Jaringan komunikasi formal terikat pada struktur resmi sebuah organisasi, jaringan komunikasi ini menguraikan garis wewenang , rantai komando yang menjadi saluran formal untuk mengirimkan pesan resmi. Informasi mungkin bergerak turun, naik melintasi hirarki formal organisasi. Seorang manajer atau karyawan terlibat penggunaan saluran formal untuk
17
R. Wayne Pace & Don F. Faules editor Deddy Mulyana , Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinera Perusahaan .Bandung , Remaja Rosdakarya 2005. hal 186
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berkomunikasi, mereka menghadapi resiko distorsi atau salah pengertian. Setiap mata rantai dalam rantai komunikasi terbuka untuk terjadi kesalahan . Sehingga pada saat pesan bergerak naik turun, pesan tersebut mengandung sedikit persamaan dengan gagasan sebenarnya. Sebagai konsekuensinya orang yang tingkat nawah mungkin hanya menangkap secara semu apa yang diharapkan manajemen puncak dan eksekutif mempunyai gambaran tidak sempurna mengenai apa yang terjadi di rantai bawah. Kekurangan dari komunikasi ini adalah informasi menjadi terpecah - pecah, kecuali manajemen mendorong komunikasi keseluruh organisasi dan rajin berkomunikasi kebawah menurut jalur hirearki, hanya orang dipuncak yang dapat melihat ’ gambaran besar’. Orang yang ada dibawah dalam organisasi hanya mendapat informasi yang cukup untuk melaksanakan tugas mereka sendiri. Salah satu cara untuk mendorong karyawan berkonstribusi menyumbangkan gagasan adalah memeastikan arus komunikasi bebas mengalir naik dan turun, naik dan melintas antara bagian dalam bagian organisasi. 2) Komunikasi Informal, Komunikasi informal justru merayap dalam semua sisi komunikasi organisasi yang bisa menjadi pisau bermata dua, semakin menguat atau semakin melemah komunikasi formal organisasi. Jaringan komunikasi informal lebih umum dikenal dengan grapevine.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.4. Kegiatan Komunikasi Internal
Komunikasi Internal terbagi menjadi tiga kegiatan :
1.Komunikasi Vertikal (Vertical Communication) Adalah komunikasi dari pimpinan kebawahan kepimpinan secara timbal balik (two way traffic communication) dalam proses ini pimpinan atau manajer memberikan instruksi, petunjuk, pengarahan,informasi, penjelasan dan lain - lain kepada bawahannya. Kemudian bawahan memberikan laporan, gagasan, saran dan sebagainya kepada pimpinan. Kegiatan komunikasi seperti ini perlu dilakukan sehingga proses manajemen berjalan sesuai yang diharapkan, karena pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan ataupun saran dari karyawan sebagai petunjuk efektif tidaknya dan efisien tidaknya kebijakan yang telah dilakukan. Dalam Organisasi pada umumnya, keputusan dibuat oleh pimpinan dan kemudian dilaksanakan oleh karyawan. Arus informasi ke karyawan terjadi dalam pembicaran biasa atau wawancara formal antara seorang supervisor dengan karyawan yang terjadi dalam rapat. Arus kebawah terjadi melalui memo, pesan e - mail, petunjuk pelatihan, laporan berkala, buletin, pengumuman dan pegarah kebijakan. Tujuannya memberikan informasi yang kepada karyawan dalam melakukan tugasnya. 2.Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication) Dalam komunikasi mendatar ini mengalir informasi ke pimpinan dan ke karyawan sepanjang rantai komando, mengalir dari satu bagian ke bagian lain, baik ke samping maupun diagonal. Arus informasi horisontal ini membantu karyawan berbagi informasi dan mengkoordinasi tugas dan ini bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan sulit dalam organisasi. Jumlah komunikasi horisontal yang terjadi lewat saluran formal bergantung pada sejauh mana saling ketergantungan antar departemen. Kecenderungan paling mutakhir yang terjadi adalah lebih kearah interaksi lintas fungsional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication) Umumnya dinamakan komunikasi silang (cross comunication) yakni komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda kedudukan dan bagian. Mereka terlibat dalam komunikasi diagonal pada umumnya tidak menampakkan kekuatan seperti halnya pada komunikasi vertikal dan juga tidak menunjukkan kedekatan seperti halnya komunikasi horisontal.sehingga wajar apabila sering terjadi miss communication.18 2.4. Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.19 Suatu Organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi Organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah
proses
penciptaan
makna
atas
interaksi
yang
merupakan
organisasi.Komunikasi Organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Kegiatan komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional.
18
Effendy,Onong Uchyana. Human Relations dan Public Relations.PT Remaja Rosda Karya.Bandung,1993. hal 18 -21. 19 R. Wayne Pace & Don F. Faules editor Deddy Mulyana , Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinera Perusahaan .Bandung , Remaja Rosdakarya 2005. Hal. 31 – 32.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4.1. Pengertian Organisasi Organisasi adalah entitas yang menjadi tempat berkembangnya individu melalui proses komunikasi. Komunikasi bergerak bebas dalam penyampaian, pengolahan dan penerimaan pesan, mewarnai interaksi individu satu dengan yang lainnya, dalam kerangka sistem organisasi. Hal ini tampak dari beragam perspektif yang menkaji komunikasi dalam organisasi. Termasuk didalamnya komunikasi internal, komunikasi yang fokus menekankan pada interaksi khalayak internal organisasi, baik secara formal maupun non formal Kajian teori Organisasi menawarkan beragam cara memudahkan untuk memetakan apa yang terjadi dengan kompleksitas aktivitas komunikasi. Kebanyakan analisa organisasi mempertimbangkan komunikasi menjadi fungsi sentral bagi manajemen, namun tidak kepada semua karyawan. Terdapat lima pendekatan, yang dapat menjelaskan metafora komunikasi dalam kehidupan korporasi : 1. The Mechanictic Approach, Pendekatan mekanistis memvisualisasi organisasi sebagai mesin yang didesain untuk menyempurnakan tujuan spesifik. Berdasarkan metafoa ini pekerja saling berkaitan satu sama lain secara mekanis, sepanjang tujuan dan tindakan merka saling mendukung satu sama lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. The Human Relations Approach, Kontras dengan model mekanistis, pendekatan human relations melihat individu sebagai esensi isi dari organisasi. Pekerja sebagai manusia dilihat secara apa adanya. Pendekatan ini dipengaruhi oleh pandangan optimis terhadap
sifat
dasar
manusia,
bahwa
pendekatan
human
relations
menyarankan kesempatan yang maksimal bagi karyawan untuk terlibat dalam tugas - tugas yang
menantang. Karyawan akan memberi respon dengan
antusias dan kreatif. Manajer yang humanis dan tidak otoritan dalam organisasi akan memfasilitasi komunikasi dua arah dan pekerja bebas untuk memaksimalkan nilai - nilai potensial kemanusian mereka. 3. The General System Approach, Kata sistem digunakan untuk menguraikan banyak realitas penting atas kehidupan kita, apapun bentuk sistem tersebut. Sistem berkaitan dengan keseluruhan proses yang menginformasikan bahan mentah atau input dari lingkungan kedalam produk akhir atau output. Artinya dalam konteks organisasi pendekatan sistem menganggap manusia sebagai bahan baku yang harus diolah dan diproses sedemikian rupa tanpa melihat lagi aspek potensi dan kemanusian mereka seperti layaknya pendekatan humanistis. Karywan sebagai mesin yang setiap saat bisa digunakan untuk proses produksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. The Cultural Approach, Kaum simbolik berpendapat bahwa tindakan manusia terhadap sesuatu membawa arti tersendiri. Mengkaji dari pandangan teoritikal dan etnografi, terdapat kebersamaan arti yang unik terhadap kelompok manusia yang berkembang dalam organisasi. 5. The Political Approach, Pendekatan ini lebih mengarah pada aspek kekuatan atau power dalam organisasi yang signifikan mempengaruhi perilaku komunikasi individu dalam organisasi. Kekuatan tersebut menjadi pengontrol terhadap semua aspek kehidupan organisasi.
Pemahaman kelima pendekatan tersebut harus dilakukan oleh anggota organisasi. Termasuk institusi Public Relations yang memiliki kompetensi secara signifikan membentuk dan mempengaruhi komunikasi dalam organisasi. Langkah awal yang dilakukan oleh PR dalam konteks engelolaaan komunikasi organisasi, adalah memahami dan memetakan lebih dahulu programnya, khususnya dalam pola interaksi antar karyawan yang secara formal dan informal dalam organisasi. Praktisi PR diawal harus mengenali seluruh bagian dari organisasi dengan baik, sejarah, status organisasi, visi misi, coorporate value, rencana - rencana untuk masa mendatang serta program yang akan disusun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pemahaman awal yang dilakukan PR dalam kerangka fact finding (salah satu proses manajemen PR yang umum dilakukan diawal proses kerja), sekaligus juga melakukan mapping stakeholder dan SWOT analisis. Semua hal yang secara internal dan eksternal mempengaruhi proses organisasi, dipetakan secra spesifik. Hal ini berkaitan dengan proses pembuatan program PR berikutnya. 2.4.2. Aliran Informasi dalam Organisasi. Merupakan proses dinamik ,artinya dalam proses inilah pesan - pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan diinterpretasikan. Proses ini berlangsung secara terus - menerus dan berubah secara konstan sehingga komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti.20 Aliran informasi dalam organisasi terjadi dengan tiga cara : serentak, berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini. 2.4.2.1.Arah Aliran Informasi : 1. Komunikasi ke Bawah, Informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Ada dua masalah utama : a) Jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada pegawai. b) Bagaimana informasi tersebut disediakan. 20
R. Wayne Pace & Don F. Faules editor Deddy Mulyana , Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinera Perusahaan .Bandung , Remaja Rosdakarya 2005R. Hal 170 - 171
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada Lima komunikasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan : 1) Informasi bagaimana melakukan pekerjaan. 2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. 3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik organisasi. 4) Informasi mengenai kinerja pegawai. 5) Informasi untuk mengembangkan (sense of mission).21
rasa memiliki tugas
Para pegawai diseluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Kualitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat. 2. Komunikasi ke Atas, Informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tiingkat yang lebih tinggi (penyedia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali
yang
menduduki
posisi
jabatan
teratas,akan
melakukan
komunikasi ke atas yaitu , setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi
dari atau memberi informasi kepada
seseorang yang otoritasnya lebih tinggi. Suatu permohonan atau komentar
21
Ibid, R. Wayne Pace & Don F. Faules editor Deddy Mulyana ,. Hal 184 – 185.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas. 2.4.2.2. Pentingnya Komunikasi ke Atas a. Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang lain. b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyedia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang telah disampaikan. c. Komunikasi ke atas memungkinkan teguran serta keluh kesah muncul kepermukaan sehingga penyedia informasi tahu apa yang mengganggu para keryawan yang berkaitan langsung dengan operasional kerja. d. Komunikasi keatas mengizinkan penyedia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. e. Komunikasi ke Atas membantu pegawai mengatasi maslah pekerjaan mereka dengan pekerjaan mereka dengan organisasi tersebut. 2.5. Public Relations “Public” sendiri merupakan obyek dari kegiatan Public Relations dalam praktek, mempunyai arti yang lebih spesifik lagi yaitu sebagai
sasaran kemana
hubungan - hubungan yang sehat dan menguntungkan ( a sound and productive
http://digilib.mercubuana.ac.id/
relations). Unsur yang kedua dari Public Relations, yaitu “Relations”. Mengandung arti adanya hubungan timbal balik atau “Two way communication” kemudian perlu dilaksanakan pula bahwa “Relations” yang dimaksud oleh Publik Relations dalam praktek selalu dalam pengertian yang positif, artinya bahwa relations diadakan untuk memperoleh a sound and productive relations baik dengan publik (khalayak) maupun masyarakat pada umumnya. J.H Wright mengatakan : Public Relations modern adalah program kebijaksanaan dan perbuatan yang terencanakan yang dapat membangun kepercayaan publik (khalayak) dan menambah pengertiannya (Modern Public Relations is planned program of policies and conduct that will build public confidence and increase public understanding).22 Dari rumusan atau definisi tersebut, maka di dalam kegiatan Public Relations itu menonjol sekali usaha - usaha untuk menanamkan dan memperoleh pengertian goodwill, kepercayaan penghargaan dari publik (khalayak) tertentu pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam kegiatan Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan – hubungan yang harmonis, sehat dan produktif ( a sound and productive relations).23 PR
adalah
fungsi
manajemen
yang
mengevaluasi
sikap
public,
mengidentifikasi kebijakan dan aturan seseorang atua organisasi demi kepentingan publik dan melaksanakan sesautu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan publik.
22
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas – azas Penerangan dan Komunikasi, Biro Humas. Jakarta. 1981. hal 110 23 Ton Kertapati.,loc.cit.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PR adalah fungsi manajemen yang membantu meraih tujuan organisasi, merumuskan filosofi dan memperantarai perubahan organisasi. Praktisi PR berkomunikasi dengan seluruh publik internal dan eksternal yang terkait untuk membangun hubungan positrif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dan harapan masyarakat. Praktisi PR mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi dengan mendorong pertukaran pengaruh dan pengertian antara bagian-bagian pokok dan publik organisasi PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari langganannya, pegawainya dan public umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan). Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik mengidentisifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public,serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public.24 2.5.1 Empat cara Public Relations menurut James E. Grunic Menurut James E. Grunig ada empat cara komunikasi yang dapat dilakukan oleh PR dalam membina hubungan baik dengan para stakeholder yaitu :
24
Cutlip, M. Scott, Allen H.center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations, Eight Edition. New Jersey: 1999, Prentice .hal.3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Press Agentry Secara Praktik PR/ Humas pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk tujuan memberikan publisitas. Ciri lainnya adanya tindakan persuasif yang terkandung didalamnya dalam menyampaikan suatu informasi. 2. Public Information Dalam hal ini PR/ Humas bertindak sebagai Journalist in residence, artinya bertindak
sebagai
wartawan
dalam
menyebarluaskan
informasi
kepada
stakeholder. Bentuk ini lebih banyak kebenaran karena penyebarannya melalui news letter, brosur, dan surat langsung (direct mail). 3. Two way Asymmetrical Pada tahap ini, pihak PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset dan strategi ilmiah (Scientific Strategy) untuk berupaya membujuk stakeholder agar mau bekerja sama, bersikap dan berpikir sesuai dengan harapan organisasi. 4. Two way Symmetrical PR/ Humas melakukan kegiatan berdasarkan penelitian dan menggunakan teknik komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategik. Cara komunikasi ini lebih dapat diterima dan dianngap lebih etis dalam hal penyampaian pesan, informasi, komunikasi yang dapat membujuk untuk dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membangun saling pengertiann, pemahaman, dan mempercayai antara kedua belah pihak, cara ini lebih seimbang antara organisasi dengan stakeholdernya. Umpan balik dari stakeholder dgunakan organisasidalam pengambilan keputusan yang terbaik. Teori Grunig secara praktisi sebagai Public Relations profesional yang dikutip oleh Jim R. Macnamara, awalnya dimulai dari Press Agentry dan Public Information, pada tahun 1920, yang merupakan tujuan utama perusahaan yang selalu berorientasi pada komunikasi satu arah (one way communication) sebagai publik sasarannya. Ini merupakan konsep pokok yang mendasarinya, yaitu dimana pihak organisasi tidak memerlukan perubahan sikap, nilai – nilai dan tindakan tertentu, tetapi tugas dan kewajiban pihak Public Relations adalah untuk menciptakan pemenuhan kepatuhan dan persuasif dari pihak publik sebagai sasarannya. Kedua, sebaliknya dua model lainnya sebagaimana digambarkan oleh Grunig yang meliputi model komunikasi dua arah (Two way communication) antara organisasi dan khalayak yang saling beradaptasi satu sama lainnya. Para ahli komunikasi sependapat bahwa koorientasi dua arah kedua belah pihak tersebut adalah bertujuan membangun rasa saling beradaptasi, yaitu Two way Assymetrical bertujuan untuk membujuk secara ilmiah (scientific persuasion) dan sedangkan Two way Symetrical, untuk membangun rasa saling pengertian (mutual understanding) antar perusahaan dan publiknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Grunig mengembangkan definisi tersebut menjadi manajemen komunikasi antara organisasi dan publiknya. Cara utama yang paling strategis untuk mengakses komunikasi internal organisasi melalui pertimbangan perilaku karyawan dan pemahaman tentang perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui audit komunikasi. Berdasarkan hasil audit komunikasi praktisi PR dapat mendesain program komunikasi yang benar terhadap organisasi . Namun dalam kenyataannya, banyak sekali Public Relations dalam organisasi
tidak menggunakan aplikasi audit
komunikasi ini sebagai dasar semua program komunkasi. Untuk itu yang utama dari Public Relations adalah kemampuan melakukan edukasi, persuasi dan advokasi kepada semua khalayak organisasi agar karyawan memiliki pemahaman yang sama, minimal mendekati apa yang diinginkan oleh organisasi . sehingga PR perlu mengkaji mekanisme dan pengelolaan Komunikasi Internal. 1. Pembuatan atmosper yang menimbulkan respeksitas terhadap organisasi. 2. Perlakuan karyawan sebagai ’ orang dalam’ 3. Membangun loyalitas coorporate,yakni menempatkan karyawan menjadi ‘ duta komitmen’ 4. Meluangkan waktu yang leluasa bagi karyawan . 5. Meningkatkan komunikasi dua arah. 6. Menginvestasikan publikasi yang baik. 7. Mendengarkan dan mempergunakan grapevine (komunikasi informal).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.5.2. Komunikasi Internal Public Relations
Sebelum membahas mengenai komunikasi internal praktisi Public Relations , kita perlu mengetahui tugas – tugas Public Relations :
Tugas-tugas Inti Seorang PR Berikut beberapa job description PR yang disebut juga sebagai "nature of work":
1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan. Seorang PR spesialis menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan organisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan positif dengan publik. 2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest-group interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk "mengatakan sejarah organisasi", tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas public relations sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui tampilan visual kepada publik. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum (publik). 3. Memperbaiki citra atau image organisasi. 4. Tanggung jawab sosial, dimana Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. 5. Melaksanakan komunikasi persuasif yang timbal balik kepada publik.
2.5.3 Fungsi PR antara lain 1. To ascertain and evaluate public opinion as relates to his organization (mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya) 2. To counsel executive on ways of dealing with public opinion as it exists (menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul) 3. To use communication to influence public opinion (menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peran dan Fungsi Public Relations Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemampuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat Public Relations merupakan kegiatan nyata. Dari waktu ke waktu, praktisi menyesuaikan pola perilakunya untuk menangani situasi yang senantiasa terjadi di dalam pekerjaan mereka dan mengakomodasi ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pekerjaan mereka. Ada empat peran utama PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka. Akan tetapi kadang - kadang praktisi melakukan semua peran ini dan peran lainnya dalam tingkat yang berbeda - beda, meskipun ada peran dominan dalam pekerjaan mereka sehari - hari dan dalam cara mereka berhadapan dengan orang lain. Peran PR tersebut antara lain.25 2.5.4 Bagian - Bagian dari fungsi Public Relations Makna dan praktik Public Relations kontemporer mencakup semua aktifitas berikut ini : 1.
Hubungan Internal, adalah bagian khusus dari Public Relations
yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. 2.
Publisitas, adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tidak bisa di kontrol (uncontrolled)
25
Cutlip, M. Scott, Allen H.center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations, Eight Edition. New Jersey.1999 Prentice Hall. Hal. 37 - 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut. 3.
Advertising, adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media
4.
Press Agentry, adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik.
5.
Public Affairs, adalah bagian khusus dari public Relations yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik.
6.
Lobbying, adalah bagian khusus dari Public Relations yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang – undang dan regulasi.
7.
Manajemen Isu, adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu – isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka.
8.
Hubungan Investor, adalah bagian dari Publi Relations dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan bermanfaat dan saling menguntungkan degan shareholder dan pihak lain dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9.
Pengembang, adalah bagian khusus Public Relations dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela
2.5.5 Kegiatan Public Relations
Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya. Berdasarkan jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua yaitu :
1. Internal Public Relations.
Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya
Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.
Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan
bahan
pertimbangan
dalam
pengambilan
kebijakan
dalam
organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja (sense semaksimal mungkin.
b.
Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham,
serta
mampu
mengkomunikasikan
apa
yang
terjadi
dalam
organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Eksternal Public Relations
Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain sebagainya
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi/ perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya.
Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officer Officer, yaitu :
a.
Hubungan dengan komunitas (community relations)
Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b.
Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri.
Menurut Seitel (2001 : 455) tujuan hubungan konsumen antara lain (1) mempertahankan pelanggan lama, (2) menarik pelanggan baru, (3) memasarkan/ memperkenalkan produk atau jasa baru, (4) memudahkan penanganan keluhan pelanggan dan (5) mengurangi biaya. Costumer relations dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, dan special events.
c.
Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).
d.
Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum..
Komunikasi ini menempatkan organisasi dengan publiknya pada dua kutub yang berseberangan . Praktek Public Relations yang efektif menurut komunikasi ini merupakan hasil akumulasi dari praktek” Two way symetrycal” . Masing - masing pihak akan saling mempersuasi untuk mendapatkan kesepakatan .
Dalam kondisi ini , bisa saja yang terjadi adalah murni asymmetrical , yaitu situasi dimana dominan coalition mencoba menekankan publik untuk menerima posisi organisasi, atau bisa saja terjadi murni cooperation model, yaitu situasi dimana publik mneggunakan komunikasi untuk meyakinkan dominan coalition untuk menerima posisi publik. Posisi tengah dari situasi ini adalah
” win - win zone”, yaitu organisasi dan publik sama - sama berkomunikasi untuk mencapai kesepakatan bersama. hal ini memberikan pemahaman baru
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada kedua belah pihak sama - sama menjalankan praktek Public Relations, karena masing - masing menyusun strategi komunikasi.26
2.6. Sosialisasi Sosialisasi merupakan salah satu fungsi komunikasi yang berperan penting dalam pola tingkah laku seseorang di tengah - tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan - kebiasaan hidupnya. Dengan demikian , tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan27 Jadi dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan cara berfikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi juga merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut seorang individu pada masa belajar pola – pola tindakan dalam interaksi dengan individu di sekelilingnya28
2.6.1. Pengertian Proses Sosialisasi
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari aspek hukum.
26
Koalisi Dominan : Refleksi Kritis Atas Peran dan Fungsi Public Relations Dalam Manajemen. Jakarta 2002. hal,181 – 182. 27 Charlotte Buchler, Pschology For Contempory Living. A Delta Book, Dell Publication Co. Inc New York, 1986 hal 152 28 Sulaeman M, Munandar, Ilmu Sosial dasar : teori dan konsep ilmu sosial. PT. Eresco,Bandung 1991. hal 108-109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
Jadi, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial.
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan
sehari - hari, dengan demikian tingkah laku seseorang akan dapat
diramalkan .
Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku di tengah lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi terstruktur. Jadi dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri.29 2.6.2.Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi
2.6.2.1. Tujuan sosialisasi
yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-masing. Melalui sosialisasi, seseorang dapat menyesuaikan perilaku yang
29
Sulaeman M, Munandar, Ilmu Sosial dasar : teori dan konsep ilmu sosial. PT. Eresco,Bandung 1991. Hal. 108.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diharapkan, mengenal dirinya dan mengembangkan segenap potensinya untuk menjadi anggota masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:
1. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang individu bertempat tinggal, misalnya mengenal anggota keluarga (ayah, ibu dan saudara - saudaranya). 2. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat. 3. Untuk mengenal lingkungan alam sekitar. Misalnya mengenal kedudukan tempat tinggalnya di antara masyarakat dan mengenal lingkungan tempat bekerja. 4. Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Misalnya mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku dan sanksi-sanksi yang diterapkan. 5. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.30
2.6.2.2. Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi
Keberhasilan seseorang individu dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari adanya indikasi-indikasi sebagai berikut:
1. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan sekitarnya dalam lingkup bekerja, hal ini dapat dan seorang mengenal seorang atasan, mengenal teman satu kantor, mengenal divisi masing masing sesuai dengan ketentuan dari perusahaan. 2. Dapat berintegrasi dengan lingkungan pekerjaannya. 3. Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam usaha peningkatan prestasi.31 30
Sumakmur, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Penerbit : Haji Masagung - Jakarta.1988. hal 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi :
Keberhasilan proses sosialisasi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari diri individu, wawasan biologis, potensi dirinya dan faktor yang berasal dari luar dirinya.
a. Faktor dari dalam
Faktor yang berasal dan dalam individu seseorang meliputi :
1) Biologis yang meliputi bentuk tubuh, wajah, dan alat indera 2) Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ). 3) Tingkat emotional atau Emotional Question (EQ) 4) Potensi, bakat, serta keterampilan.
b. Faktor dari luar Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan pendidikan, dan lingkungan pekerjaan.32
31 32
Ibid, Sumakmur. Sumakmur, op.cit., 45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2.7.1. Perkembangan K3
Pada awal perkembangannya penanganan keselamatan dan kesehatan kerja masih terbatas pada kegiatan inspeksi untuk memeriksa kondisi lingkungan kerja.
Kemudian pada tahun 1930 an, H.W. Heinrich seorang ahli K3 dengan teori dominonya mengawali pendekatan K3 secara ilmiah dengan mengemukakan teori tentang sebab kecelakaan yang dikenal sebagai unsafe act dan unsafe conditon.33 Pada saat itu aspek pendekatan keselamatan dan kerja adalah untuk menghilangkan sebab kecelakaan dari tempat kerja.
Selanjutnya, aspek keselamatan kerja terus berkembang. Pada tahun 1949, perhatian masyarakat terhadap K3 semakin meningkat tidak hanya masalah kecelakaan kerja tetapi juga kesehatan di tempat kerja. Diketahui pula bahwa kondisi lingkungan kerja juga dapat menimbulkan behaya terhadap kebisingan, suhu, cuaca kerja dan sebagainya. Program mengenai pencegahan penyakit akibat kerja mulai dikembangkan dan menjadi bagian dari program K3.
33
Soehatman Ramli, Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.PT. Dian Rakyat.Jakarta, 2010.hal.5.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7.2 Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) K3 adalah cerminan kondisi Ketenagakerjaan, tempat kerja yang aman, lingkungan kerja yang menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan.34 K3 bukan hanya sekedar program yang dijalankan dalam perusahaan namun K3 harus dijadikan sebagai budaya atau kultur (safety culture) dalam organisasi dan K3 harus menjadi nilai - nilai (value) yang dianut dan menjadi landasan dalam perkembangan bisnis.35
a. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan - gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.36 Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah manusia b. Bersifat medis. b. Keselamatan kerja
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan langsung dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya,
34
Soehatman Ramli. op.cit., Hal.25 Soehatman Ramli. op.cit., Hal.24 36 Ibid,Sumakmur,1988. 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.37 Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah lingkungan kerja b. Bersifat teknik. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
2.7.3.Tujuan K3
Seringkali program K3 tidak berjalan dan mengalami hambatan karena kurangnya pengertian dan pemahaman mengenai K3, baik dari pekerja, pengawas, pengusaha ataupun pejabat pemerintah.
Sering timbul anggapan bahwa K3 merupakan pemborosan, pengeluaran biaya yang sia - sia atau sekedar formalitas yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Aspek K3 bersifat multi dimensi. Karena itu manfaat dan tujuan K3 juga harus dilihat dari berbagai sisi seperti dari sisi hukum, perlindungan tenaga kerja, ekonomi, pengendalian kerugian, sosial, dan lainnya.
37
Sumakmur, Keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Haji Masagung – Jakarta, 1993. Hal .61.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7.3.1. Perlindungan Tenaga Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja. Karena itu tenaga kerja juga harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Namun demikian, tenaga kerja seringkali berada pada posisi yang lemah baik secara struktural maupun ekonomi yan mendorong timbulnya gerakan moral yang melindungi kaum pekerja.
Perlindungan tenaga kerja ini menyangkut berbagai aspek seperti jaminan sosial, jam kerja, upah minimum, hak berserikat, hak berkumpul dan yang tidak kalah pentingnya lagi adalah perlindungan keselamatan. Namun dalam kenyataannya, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sering diabaikan, khususnya oleh mereka yang cenderung mencari keuntungan semata. Jika pekerja celaka atau tidak mampu bekerja, tinggal mencari pengganti dengan pekerja baru. Karena itulah diperlukan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Upaya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja telah bersifat universal. Berbagai negara mengeluarkan aturan perundangan untuk melindungi keselamatan tenaga kerjanya.
Di Indonesia dikeluarakan Undang - undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Pada tahun yang sama di USA juga diberlakukan Occupational Health and Safety Act tahun 1970 dan membentuk lembaga OHSA (Occupational Health and Safety Administration) yang bertugas menangani aspek K3 secara nasional.38 Di tingkat global, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja juga mendapat perhatian ILO (International Labour Organization) melalui berbagai pedoman dan konvensi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai anggota ILO, indonesia telah meratifikasi dan mengikuti berbagai standar dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja termasuk sistem K3.39 Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.40
38
Soehatman Ramli, Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.PT. Dian Rakyat.Jakarta, 2010.hal. 14 39 Ibid, Soehatman Ramli,.hal 15 40 Abdul Rachman. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi, Jakarta 1990
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7.3.2. Kerugian Akibat Kecelakaan
Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung (indirect cost). Kerugian langsung misalnya cedera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi.
Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi (hidden cost) misalnya kerugian akibat terhentinya proses produksi, penurunan produksi, kalim atau ganti rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen.
2.7.4. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi : 1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian 2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan 3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial 4) Proses produksi 5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6) Teknologi dan metodologi kerja c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa. d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.41 2.8. Karyawan (SDM)
Berasal dari terjemahan “ Human Resources”, para ahli yang menyamakan sumber daya manusia dengan “manpower” (tenaga kerja). Bahkan sebagian orang menyetarakan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia, kepegawaian, karyawan dan sebagainya)
Werther dan Davis menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah “ pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan - tujuan organisasi”42
Sehingga sumber daya manusia berkualitas tinggi adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif - generatif, Inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti : Intelligence, creativiti dan Imagination, tidak lagi semata - mata menggunakan energi kasar, seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot, dan sebagainya.
41
Abdul Rachman,. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi, JakartaDepkes RI, Pusdiknakes,1990 42 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1. Jakarta – Kencana Perdana Media Group 2009, hal 2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagi perusasahaan, ada tiga sumber daya strategis lain yang mutlak harus mereka miliki untuk dapat menjadi sebuah perusahaan unggul.Tiga sumber daya kritis tersebut adalah :
b. Financial resource, yaitu sumber daya berbentuk dana / modal finansial yang dimiliki. c. Human resource, yaitu sumber daya yang berbentuk dan berasal dari manusia yang secara tepat dapat disebut sebagai modal insani. d. Informational resource, yaitu sumber daya yang berasal berbagai informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis ataupun taktis.43 Dari ketiga resource yang bersifat strategis tersebut, hampir semua pimpinan perusahaan besar dan modern sekarang mengakui bahwa paling sulit diperoleh dan dikelola adalah human resource, yaitu mempunyai kualitas yang pas dengan yang diinginkan oleh perusahaaan.
Strategi sumber daya manusia berkaitan dengan misi, visi, strategi perusahaan, SBU (Strategi Bisnis Unit) dan juga strategi fungsional. Penentuan strategi sumber daya manusia perlu memperhatikan dan mempertimbangkaan misi, visi, serta strategi korporat, serta perlu dirumuskan secara logis, jelas dan aplikatif. Strategi sumber daya manusia mendukung pengimplementasian strategi korporat dan perlu diterjemahkan dalam aktivitas - aktivitas SDM, kebijakan - kebijakan, mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan.
43
Ibid, Edy Sutrisno,hal 2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Strategi SDM berkaitan antara lain dengan pembentukan budaya perusahaan yang tepat, perencanaan SDM, mengaudit dengan baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif, serta mencakup pula aktivitas SDM seperti pengadaan SDM (dari rekrutmen sampai seleksi), orientasi, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian SDM.
2.8.1. Kebijaksanaan Personalia – Landasan hubungan karyawan yang baik
Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan personalia yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai , kesempatan untuk memperoleh kemajuan penghargaan terhadap prestasi, pengawasan yang baik, kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang diinginkan kepada karyawannya .
Kebijakan kepuasan kepada karyawannya sehingga mereka akan memberikan usaha kecakapan dan kesetiaannya secara maksimum kepada perusahaan tersebut. Suatu program hubungan karyawan tidak akan memperoleh kebaikan serta pengertian dalam sebuah perusahaan yang memberikan gaji kecil, pekerjaan yang banyak dan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Apa yang dikatakan kepada karyawannya sama sekali tidak akan berarti apabila kata – kata tersebut tidak didukung oleh kebijaksanaan personalia dan praktik manajemen yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.8.2. Pentingnya Komunikasi Karyawan
Kegagalan
dalam
menyajikan
informasi
kepada
karyawan
tentang
kebijaksanaan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya, akan menimbulkan keselahpahaman, desas- desus, palsu, dan kecaman. Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat.
Para karyawan juga ingin menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang pekerjaan , kondisi pekerjaan, dan hal- hal lain yang mempengaruhi kepentingannya. Pelaksanaan komunikasi dua arah yang
memberi kesempatan
kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan usulan kepada manajemen adalah penting.
Hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dan masyrakat umum dimulai dengan komunikasi karyawan yang baik. Sebuah perusahaan tidak akan memperoleh hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan informasi atau diberikan informasi yang salah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/