Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri 54/2010 tentang pelaksanaan PP 8/2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah tentang rumusan visi disebutkan bahwa visi adalah “Rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan”. Sedangkan misi adalah “Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi”. Visi dan Misi sanitasi adalah konsep awal dalam penyusunan strategi sanitasi kota yang diturunkan dari visi dan misi kabupaten. Secara gamblang akan dijabarkan dalam penjelasan sub bab berikut ini :
2.1
Visi Misi Sanitasi
Sumber : RPJMD Kab. Tapin Tahun 2008 - 2012 dan Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Hal 2-8 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Visi dan misi sanitasi diturunkan dari visi dan misi Kabupaten Tapin periode 2008 – 2012, secara periodik sudah mencapai akhir masa jabatan kepala daerah tetapi tetap dipakai sebagai acuan karena masih relevan dan belum adanya kejelasan tentang visi dan misi kepala daerah periode 2013 – 2018 yang baru akan dilantik pada tahun 2013. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa nilai-nilai religius yang dipegang teguh masyarakat Kabupaten Tapin akan bergerak secara dinamis dan senantiasa menjadi bingkai perilaku menuju masyarakat sejahtera. Penekanan akan pentingnya aspek agama bukan berarti sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua agama semestinya dapat diterapkan dalam membangun Kabupaten Tapin dan interaksi sosial sehari-hari. Kabupaten Tapin yang religius, bahwa Visi Pembangunan Kabupaten Tapin mencerminkan keinginan yang makmur sejahtera lahir dan bathin. Kabupaten Tapin yang religius digambarkan dengan masyarakat Kabupaten Tapin yang memiliki jati diri dan karakter yang berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melestarikan dan menerapkan nilai-nilai keagamaan, norma sosial dan budaya yang berkembang dimasyarakat. Kabupaten Tapin yang sejahtera, digambarkan dengan kemudahan dalam akses terhadap kebutuhankebutuhan akan hak dasar, yang meliputi; pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, kesempatan berusaha, dan rasa aman. Masyarakat Tapin dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan menguasai IPTEK, infrastruktur yang mantap dan pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan, sehingga mampu sejajar dihadapan hukum, partisipasi publik dalam kebijakan pembangunan, pendapatan perkapita yang tinggi dan merata, dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi Penetapan sistem dan zona sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan. Sistem sanitasi adalah suatu proses mulitilangkah dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (air limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Dalam menetapkan sistem sanitasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah : a. faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan O&M, kepemilikan asset) b. faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfaatan lahan dan topografi) c. faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan dan mekanisme pendanaan) Terkait dengan pilihan sistem yang sanitasi yang akan diterapkan dalam wilayah kabupaten Tapin bersangkutan maka langkah pertama yang dilakukan perhitungan proyeksi penduduk untuk 15 tahun mendatang dan klasifikasi wilayah berdasarkan kepadatan penduduk yang dihitung berdasarkan tabel berikut : Klasifikasi Wilayah
Kepadatan Penduduk (org/ha)
Rural
< 25
Peri-Urban
25 – 100
Urban low
100 – 175
Urban Medium
175 – 250
Urban High
> 250
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat pada peta berikut bahwa sebaran kepadatan penduduk Kabupaten Tapin masih 98% (132 desa) masih area rural atau desa sementara hanya ada 3 desa yang termasuk peri urban. Hal ini tentu akan berdampak pada pilihan sistem yang akan diterapkan pada subsektor air limbah, persampahan dan drainase serta aspek PHBS, ketiga hal tersebut akan lebih rinci dijelaskan pada tahapan pengembangan masing-masing subsektor. Hal 2-9 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Peta 2.1. Sebaran Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapin
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Hal 2-10 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
2.2.1 Tahapan Pengembangan Subsektor Air Limbah Peta 2.2a Peta tahapan pengembangan air limbah domestik – system onsite
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Hal 2-11 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Peta 2.2b Peta tahapan pengembangan air limbah domestik – system offsite
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.1 : Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tapin Cakupan layanan eksisting* (%)
2013
2014
2015
2016
2017
SISTEM ONSITE
100
100
100
100
100
100
Individual (jamban keluarga)
62.13
63
63
65
61
58
a. tangki septik
53.51
59
61
65
61
58
b. jamban cubluk
8.62
4
2
0
0
0
Komunal
0.87
4
9
16
24
32
a. MCK
0.87
4
9
16
22
27
b. Septictank komunal
0
0
0
0
2
4
c. IPAL komunal
0
0
0
0
0
1
Lain-lain tidak memenuhi syarat
37
33
28
18.5
15
10
SISTEM OFF-SITE
0
0
0
0
0
0
1
Skala kota Rantau
0
0
0
0
0
0
2
Skala kabupaten Tapin
0
0
0
0
0
0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
169,780
172,683
175,587
178,491
181,394
184,298
33,956
34,537
35,117
35,698
36,279
36,860
No
Sistem
A 1
2
3 B
jumlah penduduk jumlah KK (1KK = 5org)
Cakupan layanan* (%) Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
Ket : *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012 Sumber data : Dinkes, 2011
Pada tabel diatas terlihat bahwa pengelolaan air limbah di Kabupaten Tapin kondisi eksisting masih menggunakan sistem onsite (jamban pribadi, cubluk ataupun MCK umum) sebesar 63% sementara yang masih belum memenuhi syarat sebesar 37% (BAB di sungai, kebun atau tempat lain). Sesuai dengan target MDGs yaitu mengurangi separuh proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi pada tahun 2015, di Kabupaten Tapin mentargetkan pada tahun 2015 jumlah penduduk yang BABS sebesar 19% dan diharapkan pada tahun 2017 sebesar 10%. Adapun yang menjadi tujuan yang akan dicapai untuk menjawab permasalahan-permasahan air limbah di Kabupaten Tapin salah satunya adalah meningkatnya cakupan kepemilikan pengelolaan air limbah melalui sistem onsite (MCK++, Tangki septic komunal) dan sistem offsite (IPLT dan IPAL komunal dibeberapa kawasan) sehingga prosentase penduduk yang BABS dapat mencapai target yaitu 10% pada tahun 2017. Namun pencapaian berkurangnya jumlah penduduk yang BABS bukan hanya dicapai dengan strategi penyediaan akses layanan sanitasi tetapi juga harus ditunjang dengan penyediaan dokumen perencanaan pengelolaan air limbah yang komprehensif, tersusunnya perangkat perundang-undangan, serta kampanye yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah (terutama daerah yang berpotensi untuk dibangunnya sarana pengelolaan air limbah)
Hal 2-13 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
2.2.2 Tahapan Pengembangan Subsektor Persampahan Peta 2.3 Peta tahapan pengembangan persampahan
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Hal 2-14 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.2 : Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tapin
No
Sistem
Cakupan layanan* (%)
Cakupan layanan eksisting* (%)
2013
2014
2015
2016
2017
Jangka Panjang
30
31
32
33
34
35
15
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Skala Kota A
Penanganan (Direct)
langsung
B
Penanganan tidak langsung (indirect)
0
2
3
7
10
15
85
C
Lain-Lain (tidak tertangani, ke sungai, dll)
70
67
65
60
56
50
0
10
12
15
18
20
25
50
Skala Kabupaten A
Penanganan (Direct)
langsung
B
Penanganan tidak langsung (indirect)
0
1
1.5
2
3.5
5
50
C
Lain-Lain (tidak tertangani, ke sungai, dll)
90
87
83.5
80
76.5
70
0
Ket : *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Dari tabel 2.2 terlihat bahwa cakupan layanan persampahan di skala kota kondisi eksisting sebesar 30% sementara untuk skala kabupaten sebesar 10%. Berdasarkan kondisi eksisting maka target pencapaian hingga tahun 2017 adalah 35% skala kota dan 25% untuk skala kabupaten. Untuk mencapai target tersebut ditempuh berbagai strategi diantaranya adalah meningkatkan cakupan layanan persampahan hingga 40% skala kabupaten melalui optimalisasi sarana dan prasarana, penyediaan dokumen perencanaan skala kota dan skala kabupaten, tersusunnya peraturan perundangundangan persampahan serta pengurangan timbulan sampah dari sumbernya melalui program 3R (pengelolaan sampah berbasis masyarakat terutama daerah-daerah yang belum terjangkau dengan pelayanan persampahan).
Hal 2-15 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
2.2.3 Tahapan Pengembangan Subsektor Drainase Peta 2.4 Peta tahapan pengembangan drainase
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Hal 2-16 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.3 : Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Tapin Cakupan layanan* (%)
No
Sistem
Cakupan layanan eksisting* (%)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
1
Sekunder
38.115 M
2
Tersier
2.813 M
Ket : *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Dalam rangka mengendalikan genangan air di waktu musim hujan dan banjir musiman, di wilayah Kabupaten Tapin telah dibangun saluran drainase. Fungsi saluran drainase akan berkurang dengan berjalannya waktu. Hal ini disebabkan pendangkalan saluran dan tumbuhnya gulma di saluran akan mempercepat pendangkalan. drainase yang direncanakan merupakan saluran terbuka yang berfungsi untuk menampung aliran permukaan. Jaringan drainase terbagi atas jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu atau merugikan masyarakat. Topografi Kabupaten Tapin yang relatif datar/rata terutama pada bagian Tengah dan Barat. Kondisi topografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah dan sedikit berbukit sampai pegunungan mengkondisikan Wilayah Kabupaten Tapin rawan terhadap bencana banjir. Kawasan rawan banjir di Wilayah Kabupaten Tapin terdapat 2 (dua) jenis yaitu daerah rawan tergenang air musiman dan daerah tergenang sepanjang tahun. Adapun daerah yang rawan tergenang musiman terjadi di wilayah Kecamatan Candilaras Utara, Candilaras Selatan, Tapin Tangah, Tapin Selatan dan sebagian kecil Wilayah Kecamatan Binuang. Sedangkan wilayah yang berpotensi banjir dengan wilayah tergenang sepanjang tahun merupakan daerah rawa yaitu di Kecamatan Candilaras Utara dan Kecamatan Candilaras Selatan. Beberapa permasalahan sub sektor drainase adalah : a. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharan saluran drainase yang telah terbangun b. Sistem jaringan drainase yang tidak teratur dan tidak terencana (konstruksi belum memenuhi standar teknis) c. Baseline data genangan yang tidak ada sehingga pokja mengalami kesulitan dalam melakukan perencanaan target pencapaian jangka pendek hingga jangka panjang. d. Belum ada perencanaan drainase yang mengarah kepada perencanaan drainase yang berwawasan lingkungan (eco-drainase) Mengacu pada dokumen perencanaan daerah Kabupaten Tapin sehingga alternatif pemecahan bidang drainase adalah : a. Pembuatan saluran drainase primer (skala kota) b. Rehab/normalisasi saluran drainase sekunder (skala kota) c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase yang terbangun d. Penyusunan dokumen perencanaan drainase yang berwawasan lingkungan.
Hal 2-17 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
2.3
Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tapin untuk Sanitasi No
Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) 2009
2010
2011
Rata-rata Pertumbuhan
2012
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
7,264,255,000
1,813,009,122
4,296,060,000
7,061,933,000
0.42
1.1
Air Limbah Domestik
668,255,000
576,132,000
69,430,000
881,933,000
3.56
1.2
Sampah rumah tangga
180,000,000
109,885,000
1,344,450,000
455,000,000
3.39
1.3
Drainase lingkungan
6,416,000,000
1,106,672,122
2,825,235,000
5,650,000,000
0.58
1.4
PHBS
-
20,320,000
56,945,000
75,000,000
0.71
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
-
510,052,892
556,800,000
918,760,000
0.25
2.1
DAK Sanitasi
-
510,052,892
556,800,000
918,760,000
0.25
2.2
DAK Lingkungan Hidup
-
-
-
-
-
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
-
-
-
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
7,264,255,000
1,302,956,230
3,739,260,000
6,143,173,000
0.56
Total Belanja Langsung
7,264,255,000
2,323,062,014
4,852,860,000
7,980,693,000
0.35
1.00
0.56
0.77
0.77
-0.02
1
2
3
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung atau pun penetapan nilai absolut)
1.00
Sumber : Realisasi Fisik dan Keuangan Kabupaten Tapin tahun 2009-2012
Hal 2-18 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan No
Uraian
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) n+1
n+2
n+3
n+4
n+5
Total Pendanaan
1
Perkiraan Belanja Langsung
2,802,075,550
983,827,769
345,428,616
121,282,335
42,583,052
4,295,197,321
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
3,464,909,112
1,954,298,724
1,102,275,234
621,711,859
350,661,634
7,493,856,564
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
39,903,465,000
Sumber : Realisasi Fisik dan Keuangan Kabupaten Tapin tahun 2009-2012 Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tapin untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi No 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Biaya operasional / pemeliharaan (justified) Sampah rumah tangga Biaya operasional/pemeliharaan (justified) Drainase lingkungan
Belanja Sanitasi (Rp.) 2009
2010
2011
2012
7,264,255,000
4,358,016,372
4,887,399,000
9,241,933,000
0.204
668,255,000
576,132,000
69,430,000
881,933,000
3.562
-
-
-
80,000,000
-0.333
180,000,000
109,885,000
1,344,450,000
455,000,000
3.395
-
1,483,100,000
560,470,000
2,100,000,000
0.708
6,416,000,000
1,106,672,122
2,825,235,000
5,650,000,000
0.575
30,869,000
-
-0.324
56,945,000
75,000,000
0.706
-
-
-0.333
Biaya operasional/pemeliharaan 1,049,657,250 (justified) Aspek PHBS (pelatihan, 1.4 20,320,000 sosialisasi, dan pendampingan) Biaya operasional/pemeliharaan 1.4.1 12,250,000 (justified) Sumber : Realisasi Fisik dan Keuangan Kabupaten Tapin tahun 2009-2012 1.3.1
Pertumbuhan rata-rata
Hal 2-19 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.8 : Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tapin Untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017 No 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1 1.4
Uraian
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) n+1
n+2
n+3
n+4
n+5
Total Pendanaan
Belanja Sanitasi
1,886,497,519
385,078,846
78,603,717
16,044,881
3,275,140
2,369,500,104
Air Limbah Domestik
3,141,190,125
11,188,010,201
39,848,454,654
141,928,663,797
505,508,827,934
701,615,146,710
(26,666,667)
8,888,889
(2,962,963)
987,654
(329,218)
(20,082,305)
Sampah rumah tangga
1,544,567,950
5,243,275,061
17,799,109,038
60,421,831,561
205,111,262,675
290,120,046,285
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
1,487,331,795
1,053,407,557
746,079,311
528,413,086
374,250,278
4,189,482,026
Drainase lingkungan
3,249,184,209
1,868,530,624
1,074,548,708
617,948,087
355,367,640
7,165,579,269
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
(9,987,061)
(7,073,369)
(5,009,736)
(3,548,162)
(2,512,997)
(28,131,325)
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan)
52,986,793
188,723,625
672,178,936
2,394,106,850
8,527,115,774
11,835,111,978
1,361,111
(453,704)
151,235
(50,412)
(3,075,103)
Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
Biaya operasional/pemeliharaan (4,083,333) (justified) Sumber : Realisasi Fisik dan Keuangan Kabupaten Tapin tahun 2009-2012 1.4.1
Hal 2-20 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012
Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tapin dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No
Uraian
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) n+1
n+2
n+3
n+4
n+5
Total Pendanaan
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
1,446,594,734
1,056,584,188
737,652,908
526,003,813
371,357,651
4,138,193,293
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
3,464,909,112
1,954,298,724
1,102,275,234
621,711,859
350,661,634
7,493,856,564
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
7,980,693,000
39,903,465,000
4
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
2,018,314,379
897,714,536
364,622,327
95,708,046
(20,696,017)
3,355,663,271
5
Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
6,534,098,266
6,924,108,812
7,243,040,092
7,454,689,187
7,609,335,349
35,765,271,707
Sumber : Realisasi Fisik dan Keuangan Kabupaten Tapin tahun 2009-2012
Hal 2-21 Strategi Sanitasi Kabupaten Tapin tahun 2012