PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016
A. PENDAHULUAN A.1. Konsepsi Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah) dengan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas sesuai dengan etika penelitian. Diharapkan dengan tumbuhnya inovasi dan teknologi yang disertai dengan pemanfaatan oleh pengguna, kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Salah satu upaya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memperkuat kelembagaan iptek adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Kegiatan Pengembangan Pusat Unggulan diharapkan akan menghasilkan lembaga litbang yang unggul dari sisi penguasaan iptek karena sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga. Namun di sisi lain akan dihasilkan juga lembaga litbang yang unggul keinovasiannya karena tugas dan fungsi lembaga memungkinkan untuk mencapai hal dimaksud. Adapun yang dimaksud dengan Pusat Unggulan Iptek adalah suatu organisasi atau lembaga yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna iptek. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Pusat Unggulan Iptek yaitu kemampuan lembaga untuk menyerap teknologi dari luar, kemampuan mengembangkan kegiatan riset, dan kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset sehingga kemanfaatannya dirasakan oleh masyarakat banyak dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, Kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek bertujuan untuk mengembangkan Pusat Unggulan Iptek yang mampu menyerap kebutuhan pasar serta menghasilkan dan mengalirkan teknologi ke pasar. Sedangkan maksud dikembangkannya Pusat Unggulan Iptek adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang mencakup kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan iptek menjadi bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini mendukung indikator kinerja utama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yaitu peningkatan kualitas lembaga litbang melalui peningkatan jumlah Pusat Unggulan Iptek.
A.2. Maksud dan Tujuan Panduan Teknis Pelaksanaan Supervisi Pengembangan Pusat Unggulan Iptek 2016 ini dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam menyusun bahan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan supervisi atas perkembangan aktivitas pengembangan Pusat Unggulan Iptek pada Semester I Tahun 2016. Adapun tujuan penyusunan panduan teknis ini antara lain : a. Memberikan pemahaman dan penjelasan materi substansi kinerja dan permasalahan yang dilaporkan dan menjadi bahan dalam pelaksanaan supervisi Tahun 2016. b. Menyampaikan outline presentasi yang merupakan laporan singkat lembaga PUI atas perkembangan yang telah dicapai dan rencana ke depan. c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan supervisi baik melalui skema online (pada website PUI – http://pui.ristekdikti.go.id ) maupun offline (penyerahan dokumen hardcopy).
B. RUMUSAN INDIKATOR KINERJA Peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas upaya lembaga menjadi fokus pengembangan dengan lingkup penguatan yang mencakup kegiatan :
1
(a) Sourcing Capacity : Kemampuan Lembaga untuk menyerap informasi dan teknologi dari luar: kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset. (b) R&D Capacity : Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan kegiatan litbangrap: kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri. (c) Disseminating Capacity : Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan hilirisasi hasilhasil litbangrap: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah).
Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur unggul, inovatif dan berdaya saing sebuah Pusat Unggulan Iptek ini disusun dengan pendekatan yang komprehensif mulai dari indikator pada komponen input, proses, output dan outcome (short outcome) – impact. Penyusunan indikator yang selaras dengan upaya penguatan lembaga ini diharapkan dapat memetakan output kinerja lembaga termasuk pula proses yang berkembang dan dilaksanakan oleh lembaga PUI. Secara rinci rumusan indikator kinerja tersebut antara lain : INDIKATOR KINERJA SOURCING – ABSORPTIVE CAPACITY PENDEKATAN
INPUT
PROCESS
OUTPUT
UPAYA PENGUATAN
INDIKATOR
Peningkatan Tata Kelola Organisasi
Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang
Pengembangan Kompetensi SDM
Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi
Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana
Ketersediaan Dukungan Sarana Prasarana dan tingkat Pemanfaatannya
Penguatan Tata Kelola Anggaran
Menguatnya Kapasitas Tata Kelola Anggaran (manajemen anggaran, kompetensi pengelolaan)
Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi
Perolehan Akreditasi, Standardisasi, dan Sertifikasi
Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi
Menguatnya Kapasitas Lembaga dalam Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi
Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi
Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional (target minimal = 3) Undangan menjadi Pemakalah Internasional (target minimal = 5) Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek (target minimal = 3)
2
INDIKATOR KINERJA RESEARCH & DEVELOPMENT CAPACITY PENDEKATAN
PROCESS
UPAYA PENGUATAN
Penguatan Fokus Riset
INDIKATOR Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM dlm Pelaksanaan Riset Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Pengembangan Fokus Unggulan Menguatnya Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI Lainnya
Pemanfaatan Produk Riset Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Berbasis Riset Unggulan Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kerangka Kerjasama yang mendukung Pemanfaatan Produk Riset Lembaga
OUTPUT
Penguatan Produktivitas Riset
Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5) Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi (target minimal = 20) Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 2) Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya (target minimal = 1)
INDIKATOR KINERJA DISSEMINATING CAPACITY PENDEKATAN
PROCESS
OUTPUT
UPAYA PENGUATAN
Penguatan Kerangka Diseminasi
Keberlanjutan dan Perluasan Diseminasi Produk Riset
INDIKATOR Menguatnya Strategi dan Implementasi Sistem Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga Menguatnya Strategi dan Implementasi dalam pelaksanaan Kerjasama Hilirisasi Produk Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional minimal = 3)
(target
Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional (target minimal = 1) Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan pengguna teknologi (target minimal = 15) Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk Unggulan Lembaga (target minimal = 1)
3
PENDEKATAN
OUTCOMESIMPACTS
UPAYA PENGUATAN
INDIKATOR
Perolehan apresiasi - National Recognition untuk Produk berbasis Riset Unggulan Produktivitas Diseminasi Perolehan apresiasi National References bagi Kinerja Pusat Unggulan Iptek Perolehan Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat
Adapun pertimbangan penyusunan dan penetapan indikator PUI tahun 2016 ini didasarkan pada beberapa hal antara lain : 1. Kinerja lembaga merupakan capaian tertinggi dari pelaksanaan aktivitas lembaga. Rangkaian pencapaiannya lebih merupakan hasil kerja bersama baik antar komponen internal lembaga maupun proses yang terjadi secara simultan dan integratif. Oleh karenanya, pendekatan yang perlu dilakukan adalah pendekatan menyeluruh baik dari sisi input, proses dan output serta memperhatikan outcome-impact. 2. Bahwa Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan pencapaian target kinerja lembaga litbang berbasis pembinaan kelembagaan yang mencakup Sourcing-Absorptive Capacity, R&D Capacity dan Disseminating Capacity. Oleh karenanya, maka Masing-masing upaya penguatan kapasitas mempunyai indikator kinerja sehingga dapat diperoleh gambaran kinerja yang komprehensif dan mencerminkan perkembangan kapasitas lembaga litbang. 3. Bahwa kondisi spesifik yang merupakan cerminan karakteristik lembaga, akan diperhatikan secara utuh sehingga akan mendorong bagi penciptaan keunggulan lembaga berbasis pada kompetensi lembaga. Rumusan indikator ini akan menjadi patokan dasar yang selanjutnya disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik lembaga. 4. Pencapaian indikator atas pelaksanaan upaya penguatan kapasitas ini mempunyai indeks bobot tersendiri yang berkontribusi pada indeks bobot keseluruhan, sehingga didapatkan total bobot per indikator-per kapasitas-per perkembangan kinerja lembaga litbang (capacity, capability dan continuity). 5. Terdapat perbedaan dalam perhitungan indeks bobot antara jenis dan karakteristik lembaga litbang LPK-LPNK, perguruan tinggi, dan badan usaha. Target minimal masingmasing indikator akan disesuaikan dengan perkembangan lembaga litbang : pratama, madya, utama dan unggul
C. LINGKUP SUBSTANSI BAHAN SUPERVISI Lingkup substansi bahan supervisi ini merupakan gambaran upaya penguatan yang dilakukan lembaga PUI 2016 dalam mencapai indikator kinerja pada Sourcing-Absorptive Capacity, R&D Capacity dan Disseminating Capacity. Supervisi yang dilakukan akan lebih menekankan pada penguatan fasilitasi dan asistensi lembaga yang dilakukan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi c.q. Tim Supervisi dan Monev PUI 2016. Untuk itu, dalam pelaksanaannya, diharapkan terjadi komunikasi dan interaksi yang dialogis antara lembaga PUI 2016 dan Tim Supervisi-Monev PUI 2016 terutama dalam menggali potensi rencana tindak lanjut atas penanganan permasalahan yang dihadapi. Adapun berita acara yang dihasilkan dari pertemuan supervisi ini sebagaimana dalam format sebagai berikut :
4
BERITA ACARA SUPERVISI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 No.
KRITERIA / UNSUR PENILAIAN
1
Kemampuan Lembaga untuk menyerap informasi dan teknologi dari luar: kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset
PERMASALAHAN
USULAN TINDAK LANJUT BAGI LEMBAGA
a) Perolehan akreditasi manajemen litbang; b) Rasio SDM peneliti; c) Ketersediaan sarana prasarana yang mendukung dan SOP pemanfatannya; d) Kapasitas tata kelola anggaran; e) Perolehan akreditasi, standardisasi, dan sertifikasi lainnya; f) Kapasitas akses informasi; g) Undangan menjadi pembicara dalam konferensi internasional; h) Undangan menjadi pemakalah internasional; i) Kunjungan lembaga internasional ke Pusat Unggulan Iptek; 2
Kemampuan lembaga untuk melakukan kegiatan litbang: kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri a) Strategi dan implementasi penguatan kapasitas dan kapabilitas riset; b) Tingkat pemanfaatan roadmap riset dalam penguatan fokus unggulan; c) Strategi dan implementasi lembaga dalam peningkatan perolehan paten dan rezim HKI lainnya; d) Strategi dan impelemntasi lembaga memperkuat produk unggulan berbasis riset; e) Strategi dan implementasi lembaga dalam memperkuat kerjasama pemanfaatan produk hasil riset; f) Publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi; g) Publikasi dalam jurnal internasional; h) Lulusan S3 sesuai tema riset unggulan lembaga; i) Perolehan paten atau rezim HKI lainnya;
3
Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan hilirisasi hasil-hasil litbang: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah) a) Strategi dan implementasi pengembangan basis data dan informasi produk unggulan lembaga; b) strategi dan implementasi penguatan mekanisme hilirisasi produk; c) Kerjasama riset pada tingkat nasional; d) Kerjasama riset pada tingkat internasional; e) Kerjasama non riset dengan pengguna teknologi; f) Kontrak bisnis dengan industri dala rangka hilirisasi produk unggulan lembaga; g)Perolehan apresiasi dari National Recognition untuk produk berbasis riset unggulan lembaga; h) Perolehan apresiasi dari National References bagi kinerja pusat unggulan iptek; i) Wujud impelentasi Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat;
5
D. OUTLINE BAHAN PRESENTASI SUPERVISI Adapun bahan yang perlu dipersiapkan dalam bentuk microsoft powerpoint (.ppt) akan menjadi bahan pembahasan dan diskusi sepanjang pelaksanaan supervisi. Bahan yang disampaikan tersebut dimohonkan disusun dengan outline sebagai berikut : OUTLINE
PENJELASAN
1.
Data Umum a. Nama Pusat Unggulan Iptek b. Nama Lembaga Induk c. Visi – Misi d. Tupoksi Lembaga e. Fokus Bidang Unggulan f. Tahun Pembinaan PUI g. Alamat Lembaga
Menjelaskan data umum dari lembaga menggambarkan kondisi umum lembaga
2.
Fokus Unggulan a. Latar Belakang b. Permasalahan c. Tujuan Penguatan Fokus Unggulan d. Lingkup Penguatan e. Strategi – Rencana Kerja Penguatan :
Menjelaskan informasi terkait fokus unggulan yang mencakup uraian latar belakang, point permasalahan, tujuan penguatan fokus unggulan, lingkup penguatan, ditambahkan informasi mengenai rencana kerja (sebagaimana telah disusun di awal tahun) yang terinci pada lingkup Sourcing – Absorptive Capacity, R & D Capacity, dan Disseminating Capacity dan jadwal pelaksanaannya
f. 3.
4.
Sourcing – Absorptive Capacity
R & D Capacity
untuk
Disseminating Capacity Jadwal Pelaksanaan Penguatan Fokus Unggulan
Perkembangan Capaian dan Permasalahan
Sourcing – Absorptive Capacity
R & D Capacity
Disseminating Capacity
Rencana Tindak Lanjut
Menjelaskan perkembangan capaian sesuai dengan uraian indikator kinerja hingga akhir juni 2016 dan permasalahan yang dihadapi lembaga (: terkait kelembagaan, sumber daya dan jaringan) pada lingkup Sourcing – Absorptive Capacity, R & D Capacity, dan Disseminating Capacity. Menjelaskan potensi rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan lembaga dalam durasi pelaksanaan semester II 2016
E. MEKANISME PELAKSANAAN SUPERVISI Pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan pada Rabu, 20 Juli 2016 merupakan bagian langkah pembinaan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas fokus unggulan lembaga PUI 2016. Tahapan supervisi PUI 2016 ini terbagi dalam dua aktivitas : (1) Pertemuan Supervisi 20 Juli 2016 dan (2) Kunjungan Lapangan dalam rangka Supervisi yang akan dilaksanakan sesuai kesepakatan jadwal antara Lembaga PUI 2016 dan Tim SupervisiMonev PUI 2016 (diharapkan dapat dilaksanakan pada Minggu IV Juli – Minggu I Agustus 2016. Adapun untuk pertemuan Supervisi yang dilaksanakan pada Rabu 20 Juli 2016 dimaksudkan untuk : 1. 2.
Menjadikan wahana - forum perkenalan Lembaga PUI 2016 dengan Tim Supervisi-Monev PUI 2016, oleh karenanya informasi umum lembaga perlu disampaikan dalam presentasi lembaga. Tim Supervisi – Monev PUI 2016 diharapkan mendapatkan informasi rencana kerja penguatan fokus unggulan dan permasalahan yang dihadapi lembaga PUI 2016.
6
3.
4.
Menghasilkan naskah Berita Acara Perkembangan Capaian Kinerja yang menjadi informasi perkembangan capaian atas indikator kinerja. Berita Acara ini akan menjadi dokumen pendukung yang melengkapi persyaratan bagi pencairan Termin II (bobot capaian 50% atas realisasi capaian rencana kerja) Insentif PUI Tahun 2016. Hal ini dimaksudkan untuk percepatan realisasi pencairan dana insentif PUI 2016. Selanjutnya Lembaga PUI 2016 berkewajiban menyusun laporan kemajuan yang akan diatur dalam panduan teknis tersendiri dan dikumpulkan bersamaan dengan kelengkapan dokumen administrasi lainnya. Bahwa diharapkan pada akhir pelaksanaan pertemuan 20 Juli 2016 ini dapat disepakati rencana tindak lanjut kunjungan lapangan sebagaimana rencana alokasi waktu yang telah ditetapkan.
Guna mendukung kelancaran pelaksanaan supervisi ini maka diharapkan Lembaga PUI 2016 dapat mengisi uraian permasalahan dalam dokumen supervisi online yang ada pada laman lembaga masing-masing pada website PUI (http://pui.ristekdikti.go.id) sebelum pelaksanaan supervisi pada 20 Juli 2016. Pertemuan Supervisi ini dilaksanakan secara paralel dalam 5 batch (disediakan 5 meja supervisi untuk 5 lembaga) dengan durasi masing-masing selama 1 jam. Masing-masing batch terdiri dari 5 Lembaga PUI 2016. Adapun rincian agenda dalam durasi 1 jam tersebut terdistribusi ke dalam : AGENDA
DURASI – ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
00.00 – 00.05
5’
Pembukaan dan Perkenalan
Tim Sekretariat PUI 2016
00.05 – 00.20
15’
Presentasi Capaian Kinerja dan Permasalahan
Tim Lembaga PUI 2016
00.20 – 00.50
30’
Supervisi : Tanya Jawab – Pembahasan Rencana Tindak Lanjut
Interaktif :
00.50 – 00.55
5’
00.55 – 00.60
5’
Penandatanganan Berita Acara Supervisi Kemajuan Capaian Kinerja Lembaga Penutup
Tim Supervisi – Monev PUI 2016 Tim Lembaga PUI 2016 Tim Sekretariat PUI 2016
Sementara untuk agenda kunjungan lapangan dalam rangka supervisi PUI 2016 akan dilaksanakan terpisah dengan rangkaian (a) diskusi - pembahasan perkembangan dan permasalahan, serta (b) kunjungan sarana dan prasarana.
F. PENUTUP Petunjuk Teknis ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai bahan penjelasan dalam penyusunan bahan dan pelaksanaan supervisi dalam rangka pembinaan PUI 2016. Apabila masih diperlukan penjelasan, dapat menghubungi Tim Sekretariat PUI – Direktorat Lembaga Litbang – Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Gedung II BPPT Lantai 16, MH. Thamrin 8 Jakarta 10340 Telp. 021. 3169580 Fax. 021. 3102014 Call Center PUI 0811 156 2656, email :
[email protected],
[email protected] website http://pui.ristekdikti.go.id.
7