PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah1 Universitas Islam 45 Bekasi
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) angkatan 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tahun angkatan 2015/2016. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 203 orang. Teknik analisis datanya menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. Terdapat beberapa instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya: 1) pengukuran indeks massa tubuh, 2) sprint 50 meter, 3) illinois agility run test, 4) sit up, 5) pull up, 6) vertical jump, 7) sit and reach, 8) push up, 9) tes koordinasi mata-tangan dan 10) bleep test. Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil tes IMT menunjukkan 13 atau 6,44% mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang, 129 atau 63,86% mahasiswa pada kategori berat badan normal, 41 atau 20,30% mahasiswa pada kategori berat badan lebih dan 19 atau 9,41% mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas, (2) Hasil tes kebugaran jasmani menunjukkan bahwa 13,26% pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang. Kata Kunci: Profil, Indeks Massa Tubuh, Kebugaran Jasmani, Mahasiswa PJKR
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pola
penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada perguruan tinggi melalui pola seleksi secara nasional dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi secara bersama untuk diikuti oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 4 tentang Sistem Pendidikan 1
Aridhotul Haqiyah: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi
24
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Nasional mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya pontensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-undang RI Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, dijelaskan
bahwa
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi dikembangkan sejalan dengan visi menghasilkan tenaga kependidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang profesional, menguasai iptek yang berlandaskan “STAF” (Sidiq, Tabliq, Amanah, Fathonah), serta mampu mengembangkan kewirausahaan dibidang olahraga dan rekreasi pada tahun 2019. Sedangkan misi yang akan dicapai antara lain: (1) Menyelenggarakan pendidikan terkini guna menghasilkan tenaga kependidikan di ti_ngkat sekolah dasar, menengah, dan atas, (2) Mengembangkan mutu kompetensi lulusan melalui agama, ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan olaraga yang terintegrasi, (3) Memberdayakan sivitas akademik, tenaga pendukung, stakeholder serta masyarakat untuk menciptakan suasana akademik yang optimal dan kondusif, (4) Meningkatkan etos kerja organisasi, disiplin dan kepemimpinan bagi sivitas akademik dan tenaga pendukung menuju era globalisasi
melalui
manajemen
yang
bersih
dan
transparan
(http://fkipunismabekasi.com). Adapun tujuan dari Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi diarahkan pada tujuan yang cukup komprehensip dalam kemampuan generic dalam bidang Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan formal dan non formal di masyarakat, antara lain: (1) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas ilmu keolahragaan, (2) Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dan pengembangan ilmu keolahragaan yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan
25
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 atau mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang pendidikan jasmani kepada masyarakat. Salah satu sasaran dan strategi pencapaian Program studi PJKR adalah menghasilkan lulusan dengan kemampuan sebagai pendidik yang berpengetahuan luas dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi serta mampu menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional serta menyebarluaskan pengetahuannya pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Sebelum menjadi seorang pendidik, seorang mahasiswa PJKR perlu mempunyai kebugaran jasmani yang baik agar dalam proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Kebugaran jasmani guru pendidikan jasmani akan sangat mempengaruhi kompetensi dan kinerja guru. Dalam upaya mengoptimalkan lulusan, program studi PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi menyusun beberapa instrumen tes fisik dan keterampilan yang mampu mengidentifikasi kebugaran jasmani dan keterampilan calon mahasiswa baru, yaitu: tes kesehatan dan tes kebugaran jasmani. Rangkaian tes tersebut dilaksanakan untuk menjaring calon guru penjas sesuai kriteria yang diharapkan. Pada tes kesehatan, dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh, pemeriksaan tekanan darah serta pemeriksaan mata menggunakan tes buta warna Ishihara. Sedangkan pada tes kebugaran meliputi: sprint 50 meter, illinois agility run test, sit up, pull up, vertical jump, sit and reach, push up, tes koordinasi mata tangan dan tes daya tahan kardiorespirasi dengan bleep test. Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya adalah indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi angkatan Tahun 2015/2016. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui profil indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi. Indeks Massa Tubuh Salah satu item tes yang ada pada tes kesehatan adalah pengukuran indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi, dan sering digunakan sebagai indikator kesehatan umum. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Angka IMT antara 18,5 dan 24,9 dianggap normal untuk kebanyakan orang dewasa. IMT yang lebih tinggi mungkin
mengindikasikan
kelebihan
berat
badan
atau
obesitas
(http://kamuskesehatan.com). Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks massa
26
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 tubuh adalah: IMT = BB/TB². Metode ini bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. Metode ini sangat berguna untuk memperkirakan berat badan seseorang yang ideal dari hasil perbandingan dari berat badan dan tinggi badannya. Tabel 1. Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa (Sumber: Giriwijoyo, dkk (2007: 265) Kategori
Keterangan
Wanita
Pria
BB Kurang BB Ideal BB Normal BB Lebih Gemuk/Obes
IMT = < 90% IMT = 100% IMT = 90 – 110% IMT = 110 – 120% IMT =>120%
<18,9 21 18,9 – 23,1 23,1 – 25,2 >25,2
<20,2 22,5 20,2 – 24,7 24,7 – 27,0 > 27
Kebugaran Jasmani Dalam dunia olahraga dan kesehatan dikenal suatu istilah untuk menggambarkan tentang kesanggupan atau kemampuan fisik terhadap suatu beban atau tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti yaitu kebuga ran jasmani / kesegaran jasmani/ kesamaptaan jasmani (physical fitness). Menurut Widiastuti (2015: 13-14) kesegaran atau kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti. Sedangkan menurut Giriwijoyo (2007: 43) kebugaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik tersebut. Lebih lanjut lagi Menurut Widiastuti (2015: 14) kebugaran jasmani dibagi menjadi dua aspek, yaitu: kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (1) daya tahan jantung paru (kardiorespirasi), (2) kekuatan otot, (3) daya tahan otot, (4) fleksibilitas, dan (5) komposisi tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan yaitu: (1) kecepatan, (2) power, (3) keseimbangan, (4) kelincahan, (5) koordinasi, dan (6) kecepatan reaksi. Adapun pengertian mengenai komponen kebugaran jasmani menurut Widiastuti (2015: 13-15) dapat dilihat pada tabel 2.
27
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Tabel 2. Komponen Kebugaran Jasmani Komponen Kebugaran Jasmani
Pengertian
Daya tahan jantung dan paru
Kesanggupan
sistem
jantung,
paru-paru
dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari, dalam waktu cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. kekuatan otot
Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.
Kelentukan (fleksibility)
Kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal.
Kecepatan
Kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu sesingkat-singkatnya
Daya eksplosif (power)
Gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum.
Kelincahan (agility)
Kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya.
Keseimbangan (balance)
Kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance)
Koordinasi
Kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien.
METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik analisis data deskriptif persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi tahun ajaran 2015/2016
28
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 yang berjumlah 203 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian. Maka, sampel penelitian berjumlah 203 orang. Adapun instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: (1) pengukuran indeks massa tubuh, (2) sprint 50 meter, (3) illinois agility run test, (4) sit up, (5) pull up, (6) vertical jump, (7) sit and reach, (8) push up, (9) tes koordinasi mata tangan, dan (10) bleep test. Teknis analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah adalah deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang profil indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi tahun ajaran 2015/2016. Maka persentase dan daftar distribusi frekuensi per item tes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Pengukuran Indeks Massa Tubuh Tabel 3. Rekapitulasi hasil IMT mahasiswa PJKR No 1 2 3 4
Kategori BB Kurang BB Normal BB Lebih Gemuk/Obes Jumlah
Frekuensi 13 129 41 19 202
Persentase (%) 6,44 63,86 20,30 9,41 100
Berdasarkan tabel 3, terdapat 13 mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang (6.44%), 129 mahasiswa pada kategori berat badan normal (63.86%), 41 mahasiswa pada kategori berat badan lebih (20.30%), dan 19 mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas (9.41%). Tes Kebugaran Jasmani Berikut ini dipaparkan hasil tes kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam “45” Bekasi.
29
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Tabel 4. Hasil tes sprint 50 meter No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 0 7 97 82 16 202
Persentase 0 3,47 48,02 40,59 7,92 100
Berdasarkan tabel diatas, hasil tes sprint 50 meter dari 202 mahasiswa adalah: 7 mahasiswa berada pada kategori baik (3.47%), 97 pada kategori sedang (48.02%), 82 pada kategori kurang (40.59%), dan 16 pada kategori sangat kurang (7.92%).
No 1 2 3 4 5
Tabel 5. Hasil illinois agility run test Kategori Frekuensi Sangat Baik 0 Baik 0 Sedang 0 Kurang 0 Sangat Kurang 202 Jumlah 202
Persentase 0 0 0 00 100 100
Dari hasil tes kelincahan (illinois agility run test) semua mahasiswa berada pada kategori sangat kurang (100%).
No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Tabel 6. Hasil tes sit up Frekuensi 64 103 32 2 1 202
Persentase 31,68 50,99 15,84 0,99 0,50 100
Berdasarkan tabel 6, hasil tes sit up terhadap 202 mahasiswa terdapat 64 orang (31,68%) pada kategori sangat baik, 103 orang (50,99%) pada kategori baik, 32 orang (15,84%) pada kategori sedang, 2 orang (0,99%) pada kategori kurang, dan 1 orang (0,50%) pada kategori sangat kurang.
30
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Tabel 7. Hasil tes pull up No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 1 8 28 81 84 202
Persentase 0,50 3,96 13,86 40,10 41,58 100
Berdasarkan tabel 7, hasil tes pull up terhadap 202 mahasiswa terdapat 1 orang pada kategori sangat baik (0.50%), 8 orang pada kategori baik (3.96%), 28 orang pada kategori sedang (13.86%), 81 orang pada kategori kurang (40.10%), dan 84 orang pada kategori sangat kurang (41.58%). Tabel 8. Hasil tes vertical jump No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 0 24 63 88 27 202
Persentase 0 11,88 31,19 43,56 13,37 100
Berdasarkan tabel 8, hasil tes vertical jump terhadap 202 mahasiswa tidak ada mahasiswa yang dalam kategori sangat baik (0%), 24 orang pada kategori baik (11.88%), 63 orang pada kategori sedang (31.19%), 88 orang pada kategori kurang (43.56%), dan 27 orang pada kategori sangat kurang (13.37%). Tabel 9. Hasil tes sit and reach No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 39 95 68 0 0 202
Persentase 19,31 47,03 33,66 0 0 100
Berdasarkan tabel 9, hasil tes kelentukan dengan sit and reach test terhadap 202 mahasiswa terdapat 39 orang pada kategori sangat baik (19.31%), 95 orang pada kategori baik (47.31%), 68 orang pada kategori sedang (33.66%), dan tidak ada yang 31
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 berada dalam kategori kurang (0%). Tabel 10. Hasil tes push up No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 0 7 33 85 77 202
Persentase 0 3,47 16,34 42,08 38,12 100
Berdasarkan tabel 10, hasil tes push up terhadap 202 mahasiswa tidak ada yang berada dalam kategori sangat baik (0%), 7 orang pada kategori baik (3.47%), 33 orang pada kategori sedang (16.34%), 85 orang pada kategori kurang (42.08%), dan 77 orang pada kategori sangat kurang (38.12%). Tabel 11. Hasil tes koordinasi mata-tangan No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 137 38 26 1 0 202
Persentase 67,82 18,81 12,87 0,50 0 100
Berdasarkan tabel 10, hasil tes koordinasi mata-tangan atau lempar tangkap bola terhadap 202 mahasiswa terdapat 137 orang pada kategori sangat baik (67.82%), 38 orang pada kategori baik (18.81%), 26 orang pada kategori sedang (12.87%), 1 orang pada kategori sangat kurang (0.50%), dan tidak ada yang berada pada kategori sangat kurang (0%). Tabel 12. Hasil bleep test No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah
Frekuensi 0 1 79 104 18 202
32
Persentase 0 0,50 39,11 51,49 8,91 100
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 Berdasarkan tabel 12, hasil tes daya tahan kardiorespirasi dengan bleep test terhadap 202 mahasiswa tidak ada mahasiswa yang berada dalam kategori sangat baik (0%), 1 orang atau (0.50%) pada kategori baik, 79 orang (39.11%) pada kategori sedang, 104 orang (51.49%) pada kategori kurang, dan 18 orang (8.91%) pada kategori sangat kurang. Selanjutnya, hasil tes kebugaran jasmani tersebut dibuat norma sehingga terlihat kategorinya secara keseluruhan. Berikut hasil rekapitulasi tes kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam “45” Bekasi. Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Tes Kebugaran Jasmani No 1 2 3 4 5
Berdasarkan
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Jumlah ringkasan
dan
Persentase 13.26 15.57 23.43 24.37 23.38 100 rekapitulasi
hasil
tes
kebugaran
jasmani
menunjukkan bahwa 13,26% mahasiswa berada pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif dapat diketahui bahwa keadaan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi tahun 2015/2016 dominan dalam kategori kurang, meskipun dengan persentase yang mendekati kategori sedang. Hasil pengukuran indeks massa tubuh mahasiswa dominan pada kategori normal. Terdapat satu tes yang persentase terbesar pada kategori sangat baik, yaitu tes koordinasi mata-tangan. Sedangkan dua jenis tes yang persentasenya termasuk dalam kategori baik yaitu pada tes sit up dan kelentukan (sit and reach test). Item tes yang dominan dalam kategori kurang adalah tes push up, vertical jump dan bleep tes dan yang berada pada kategori sangat kurang adalah tes kelincahan (illinois agility run test)
33
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 dan tes pull up. Kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dari beberapa komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Menurut Dewi Laelatul Badriah (2009: 33), kebugaran jasmani meliputi berbagai sistem tubuh, yaitu: sistem otot (muscular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem pernapasan (respirasi), sistem jantung (cardio), sistem ginjal (eksresi) dan kerjasama antara berbagai sistem secara holistik. Berdasarkan pada sistem tubuh yang membentuknya, maka komponen kebugaran jasmani meliputi: 1) kekuatan otot, 2) kelentukan, 3) daya tahan kardiorespirasi dan daya tahan otot, 4) daya ledak otot, 5) kecepatan, 6) kelincahan, 6) keseimbangan, 7) kecepatan reaksi, 8) koordinasi, 9) komposisi tubuh yang ideal. Lebih lanjut lagi, Dewi Laelatul Badriah (2009: 33) mengatakan bahwa sesungguhnya kebugaran jasmani merupakan derajat sehat dinamis tertentu yang diharapkan dapat menghadapi tuntutan pekerjaan serta masih mempunyai cadangan energi untuk mengerjakan tugas fisik lainnya. Derajat kebugaran jasmani maksimal, dimungkinkan untuk meminimalkan seseorang mengalami penyakit kronik-degeneratif pada usia menjelang tua dan masih produktif pada usia tua. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang. Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas, perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi yaitu yang bersifat anatomis dan fisiologis terhadap semacam intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan. Dengan demikian kebugaran yang harusnya dimiliki seorang mahasiswa baru adalah dengan kategori baik, bahkan kalau mungkinkan pada kategori baik sekali. Hal ini sangat dibutuhkan karena banyak matakuliah praktik yang membutuhkan tingkat kebugaran yang sangat baik. Jika tidak, maka banyak mahasiswa yang akan masalah dalam kuliah, bahkan jatuh sakit ketika mereka dalam sehari harus mendapatkan 2 sampai 3 kali mata kuliah praktek. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik yaitu faktor latihan, prinsip prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi. Faktor latihan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Dengan latihan yang teratur akan dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat juga mengurangi lemak yang berada dalam tubuh, yang berarti seluruh organ yang
34
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016 dilatih secara teratur dapat beradaptasi terhadap mata kuliah. Di samping itu penyelenggaraan pola makan yang memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kondisi tubuh yang baik sangat diperlukan oleh tubuh. Karena dengan menu empat sehat lima sempurna tersebut kebutuhan gizi tubuh akan dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya gizi tubuh makan kondisi tubuh akan selalu sehat, tidak mudah lelah, mudah mengantuk, atau mudah terserang penyakit. Dengan kenyataan yang sudah dihadapi bahwa hasil tes fisik penerimaan mahasiswa baru tahun 2015/2016 yang memiliki tingkat kebugaran yang kurang baik, maka perlu adanya pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan oleh dosen pengampu matakuliah khususnya matakuliah praktek dengan menggunakan metode pembelajaran
yang
tepat
sehinga
akan membatu mahasiswa dalam
meningkatkan kebugaranya secara bertahap dan memungkinkan untuk mencapai derajat sehat yang baik dalam meningkatkan kinerja lulusan guru penjasorkes Universitas Islam 45 Bekasi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil tes IMT menunjukkan mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang sebanyak 13 (6,44%), mahasiswa pada kategori berat badan normal sebanyak 129 (63,86%), mahasiswa pada kategori berat badan lebih sebanyak 41 (20,30%), dan mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas 19 (9,41%), dan (2) Hasil tes kebugaran jasmani menunjukkan bahwa 13,26% pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA Badriah, Dewi Laelatul. 2009. Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam. Giriwijoyo, dkk. 2007. Ilmu Kesehatan Olahrga (Sport Medicine). Bandung: FPOK UPI Bandung. http://kamuskesehatan.com/arti/indeks-massa-tubuh/. Diakses pada tanggal 20 April 2016.
35
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
http://fkipunismabekasi.com/statis-6/penjaskesrek.html. diakses pada tanggal 21 April 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Pendidikan Nasional.
20 tahun
2003 tentang Sistem
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 olahragaan Nasional.
tahun 2005 tentang Sistem Ke-
Widiastuti. 2015. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Rajawali Pers.
36