KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Ahmad Rizky 1111013000030
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 201512016
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuJc Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Saijana Pendidikan
Dosen Pembimbing,
Nuryati Djihadah, M.Pd. M.A. NIP 196629081999032003
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA F AKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
VIN SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH Skripsi berjudul "Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/20 16" disusun oleh Ahmad Rizky, NIM
1111013000030, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jaka1ia dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 10
Oktober 2016 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa1jana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jaka11a, 10 Oktober 2016 Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jmusan.IProdi)
Tanggal
fj1.ff57.....
Makyun Subuki, M.Hum. NIP. 198404092011012015 Sekeitaris Panitia (Seke11aris .Jurusan/Prodi)
Toto Edidarmo, M.A NIP. 197602252008011020
~
2016
. fcJ ·······
Penguji I
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. NIP. 196010171987031001 Penguji Il Dr. Hinclun, M.Pd. NIP . 197012152009122001
TandaTan~
~l{ Okl ?.OlC,, ············
~
SURAT PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ahmad Rizky
Tempat, Tanggal Lahir
: Bekasi, 30 Mei 1993
NIM
: 1111013000030
Jurusan
: Pendidikan Bahasa clan Sastra Indonesia
Alamat
: Pondok ungu n. Sultan Agung gg. Denyo Rt 0 l/02 No. I Kee. Medan Satria Bekasi Barat
Menyatakan dengan sesungguhnya Bahwa skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMP NEGRI 2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016" adalah benar
basil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama
: Nuryati Djihadah, M.Pd
NIP
: 196629081999032003
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima konsekuensi apabila temyata skripsi ini buka basil karya sendiri. Jakarta, 23 Juli 2016
Yang menyatakan
AhmadRizky
ABSTRAK Ahmad Rizky: 1111013000030, Jurusan Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. Tujuan penulis melakukan penelitian kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui kemampuan membaca cepat, Mengkatagorikan, Mengetahui sejauh mana pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca siswa/i dengan menggunakan rumus statistika korelasi pearson kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes membaca cepat pada teks biografi B.J Habibie dan tes pemahaman isi dengan soal essai. Dengan penyajian data berupa angka dan hasil pemahaman siswa diuji dengan rumus statistika menggunakan uji hipotesis menggunakan rumus korelasi pearson. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kemampuan membaca cepat yang disertai isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dalam pada kategori lambat 60-80 kpm dengan rata-rata 86,4 Kpm. Dan pada uji statistik menggunakan rumus korelasi pearson diketahui
sebesar 0,77 dan 0,73 berada di antara 0,600 – 0,800
pada kelas VII C dan B SMPN 2 Cikarang Barat. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat.
Kata Kunci: membaca cepat, keterampilan membaca
ABSTRACT Ahmad Rizky: 1111013000030, Indonesian majoring
and Indonesian literature,Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan faculty, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, the theme of scription is “KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. Interest authors conducted a study's ability to read quickly students of class VII SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016. To determine the ability to read quickly, categorize, the extent to which the influence of understanding of the content of the reading ability of students using the formula Pearson correlation statistics class VII SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016. The collecting data is doing by reading fast test at biography test and mastering and understanding text by an essay. by collecting data using a mark and also using a mastering and understanding the text result, and it would be correlated using a test of hypotesis test .by a correlation form of a pearson. The result of the research, the reading skill which have mastering and understanding the text material at first year of SMPN 2 Cikarang Barat in a lower category 60-80 kpm which a rates 86,4 Kpm. in a statistic test using a correlation form of a pearson the result is
in a mark of 0,77 and 0,73 is between 0,600 s/d 0,800 at the
class of VII C and B SMPN 2 Cikarang Barat. The result is implied that the correlation between X variable and Y variable is a high variable.
Key word: fast reading, skill of reading
KATAPENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dengan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARATTAHUN PELAJARAN 2015/2016". Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, dorongan dan do' a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah.; dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Nuryati Djihadah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan; pengetahuan dan bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukannya_. untuk membantu peneliti . dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. Orang tua penulis, kepada lbu Hj. Yuyun Hayuni, dan keluarga Besar H. Sulaeman yang selalu memotivasi dan terns berjuang serta berdoa untuk kesuksesan penulis, semoga Allah SWT senantiasa menjaga beliau, amin. 6. Drs. Abang Suhamo Selaku kepala SMPN 2 Cikarang Barat yang telah memberikan izin penelitian skripsi di SMPN 2 Cikarang Barat 7. Intan Dwi Oktavianti S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia dan para guru-guru serta staf di SMP N 2 Cikarang Barat yang salalu mensuport selama penelitian
ini berlangsung di SMPN 2 Cikarang Barat tanpa beliau semua penulisan ini tidak akan berlaj an dengan lancar. 8. Teman-teman seperjuangan PBSI A angkatan 2011; tenmtuk Darmawan dan Muhammad Adi Alvi an serta teman-teman yang selalu memotivasi dan yang selalu memberikan yang terbaik. 9. Rekan-rekan kos'an haji doleh, Komunitas Kamar Wina, Komunitas Bekasi Symphony Orchestra, guru-guru cantik di Purwacaraka, Koeman Saga, spesial untuk Fajar Maulana, Anggi Yulianto, dan Andriansyah Nur Hidayat yang tidak pemah berhenti memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 10. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penu)isan ini masih jauh dari sempuma, mengingat kemampuan dan keterbatasan waktu peneliti. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan mereka yang telah membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini serta melimpahkan keberkahan dan selalu berada dalam lindungan-N ya.
Jakarta, 23 Juli 20 16
Ahmad Rizky
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Membaca ...................................................................................... 10 1. Membaca ........................................................................................ 10 2. Tujuan Membaca ........................................................................... 12 3. Manfaat Membaca ......................................................................... 14 4. Cara Menumbuhkan Minat Membaca ........................................... 15 B. Membaca Intensif dan Ekstensif ................................................................ 18 1. Membaca Cepat ............................................................................. 20 2. Kiat Membaca Cepat...................................................................... 22 3. Mengukur Kemampuan Membaca ................................................. 22 C. Hipotesis .................................................................................................... 26 D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 32 B. Populasi dan Sample Penelitian ................................................................. 32 C. Metode Penelitian ...................................................................................... 34 D. Teknik Pengumpulan data.......................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 36 F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMP N 2 Cikarang Barat ................................................................ 43 1. Identitas Sekolah .................................................................................. 43 2. Visi dan Misi SMP N 2 Cikarang Barat............................................... 43 a. Visi SMP N 2 Cikarang Barat ........................................................ 43 b. Misi SMP N 2 Cikarang Barat ....................................................... 44 3. Keadaan Guru dan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ............................ 44 a. Struktur Organisasi dan Keadaan Guru ......................................... 44 b. Keadaan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ...................................... 45 4. Sarana dan Prasarana SMP N 2 Cikarang Barat .................................. 46 B. Deskripsi Data ............................................................................................ 48 C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................................... 60 B. Saran .......................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 ................................................................................................................ 39 Tabel 3.2 ................................................................................................................ 41 Tabel 3.3 ................................................................................................................ 42 Tabel 4.1 ................................................................................................................ 45 Tabel 4.2 ................................................................................................................ 45 Tabel 4.3 ................................................................................................................ 45 Tabel 4.4 ................................................................................................................ 46 Tabel 4.5 ................................................................................................................ 46 Tabel 4.6 ................................................................................................................ 47 Tabel 4.7 ................................................................................................................ 49 Tabel 4.8 ................................................................................................................ 50 Tabel 4.9 ................................................................................................................ 51 Tabel 4.10 .............................................................................................................. 53 Tabel 4.11 .............................................................................................................. 54 Tabel 4.12 .............................................................................................................. 57
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk menunjang kehidupannya, karena semua aspek kehidupan yang dijalani oleh manusia tidak luput dari berinteraksi. Agar dapat berinteraksi dengan baik, manusia harus memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat, yaitu: Keterampilan menyimak
(listening
skills).
Keterampilan
berbicara
(speaking
skills).
Keterampilan membaca (reading skills). Keterampilan menulis (writing skill).1 Henry Guntur Tarigan mengungkapkan bahwa, menyimak ialah “suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”2 Henry Guntur Tarigan mengutarakan bahwa, “berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau ujaran dipelajari.”3 Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa, Menulis ialah “menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
1
Henry Guntur Taringan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.2. 2 Ibid., hlm. 31 3 Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.3
1
2
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut.”4 Menurut Harimurti Kridalaksana, Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar, diagram maupun dari kombinasi itu semua.5 Dari teori yang dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan bahasa saling berhubungan. Dengan menyimak kita mendapatkan informasi yang bisa kita tulis. Dengan menulis, kita mendapatkan bahan bacaan berupa teks. Dengan teks kita mendapatkan informasi dari aktivitas membaca. Dengan membaca kita mendapatkan informasi yang bisa kita sampaikan lewat aktivitas berbicara. Semua kegiatan tersebut saling berhubungan dengan kata lain bahwa manusia diberikan anugrah keterampilan tersebut dengan indra yang dipunyainya. Aktivitas tersebut kita lakukan sehari-hari dengan manusia lain. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat esensial bagi siswa/i dalam menerima pelajaran, Tanpa membaca sangat sulit seseorang
mendapatkan
informasi.
Keterampilan
membaca
merupakan
keterampilan mengartikan lambang-lambang. Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.6 Pada dasarnya membaca itu bukan hanya ketepatan dan kecepatan melafalkan lambang saja namun yang lebih penting adalah memahami apa yang dibacanya. Dalam penelitian ini peneliti memilih membaca cepat sebagai objek penelitian, karena keefektifan membaca nantinya membutuhkan keterampilan membaca cepat. Melalui membaca cepat ini seseorang akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru. Tentu saja dengan pemahaman isi semua yang 4
Henry Guntur Taringan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.22 5 Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). Hlm. 151 6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) hlm 2
3
dilakukan oleh siswa/i apabila pemahaman terhadap isi kurang akan mengalami informasi yang ambigu atau tidak memahami teks tersebut secara penuh. Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. 7 Dengan teknologi yang modern sekarang memang siswa/i tidak hanya mendapatkan informasi dengan melakukan kegiatan membaca buku atau teks saja. Tetapi, siswa/i bisa mendapatkan bahan bacaan dari internet atau media online lainnya. Di sini peran guru atau tenaga pendidik sangat dibutuhkan untuk mencari dan menyaring bahan bacaan yang berkualitas dan baik dibaca untuk siswa/i nya. Dari perkembangan teknologi yang sekarang kita hadapi tentu saja ada dampak positif dan negatifnya. Positifnya siswa/i dapat memperoleh bahan bacaan dari media online dengan mudah dan tanpa batas. Negatifnya siswa/i banyak bahan bacaan yang kurang berkualitas tanpa melewati penyaringan terlebih dahulu oleh seorang guru ataupun orang tua yang bisa saja dibaca siswa/i. Kemajuan teknologi memang tak dapat lagi dibendung oleh semua kalangan dan daerah tertentu. Tiga puluh sembilan persen dari semua siswa kelas 4 di Amerika Serikat sekitar 4 dari 10 siswa memeliki kemampuan membaca pada tingkat “di bawah dasar” menurut National Assesment of Educational Progress. Di kelas 8, ketika pola keberhasilan atau kegagalan telah terbentuk, 43 persen dari murid yang kurang berprestasi memiliki kemampuan baca pada tingkat “dibawah dasar.”8 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa negara maju juga mengalami kendala dalam membaca. Tidak dipungkiri bahwa dengan kemampuan membaca seseorang bisa memiliki tingkat keberhasilan yang baik bukan hanya di bidang akademik saja bahkan di bidang profesi sekali pun. Memang banyak yang mempengaruhi dari faktor kurangnya kemampuan membaca bukan hanya pada 7
Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.7 8 Mike schmoker, Menjadi Guru yang Efektif, (jakarta: gelora aksara pratama 2012) hlm 19
4
usia muda di bangku Sekolah Dasar bahkan di tingkat lanjut pun masih banyak orang yang memiliki kemampuan membaca cepat di bawah rata-rata tentunya dengan pemahaman isi yang tidak baik. Kurangnya kemampuan membaca cepat pada diri siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kurangnya motivasi siswa untuk membaca, siswa jarang membaca atau latihan membaca, kurangnya guru memberikan tugas membaca, masih banyak rumah baca yang disediakan oleh pemerintah ataupun lembaga masyarakat tertentu di daerah masing-masing yang tidak digunakan secara maksimal dan sumber bacaan yang tersedia masih kurang. Namun, guru tetap harus profesional memberikan pelayanan terbaik bagi siswa/i. Bagaimana pun beratnya permasalahan mendidik siswa, guru harus tetap selalu eksis mencari solusi yang terbaik bagi kemajuan siswanya. Jika faktor penyebab tadi ditemukan oleh guru atau tenaga pendidik, Maka cara mengantisipasinya dengan berbagai metode dan teknik. Contohnya disebuah daerah ada rumah baca yang disediakan tapi tidak digunakan dengan maksimal guru atau tenaga pendidik bersama siswa/i atau warga sekitar bisa bergantian membangun sistem yang disepakati secara bersama untuk menjaga dan memberdayakan rumah baca tersebut dengan bergotong royong. Contoh lainnya siswa yang jarang latihan membaca biasanya minat baca atau pemahaman dalam isi bacaannya kurang siswa tersebut sudah pasti mempunyai kualitas baca yang tidak baik. karena suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tidak tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.9 Apabila anak sudah merasakan manfaat dari membaca, maka mereka akan sering melakukan membaca dan merasa senang dengan kegiatan membaca. Namun dikarenakan mereka masih belum merasakannya maka motivasi meraka 9
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008) hlm. 7
5
masih kurang. Dengan banyak membaca dunia akan terbuka, segala misteri akan terungkap, sedikit demi sedikit kebodohan akan terhapus, karena dengan membaca akan menambah wawasan keilmuan. Jika ilmu sudah dikuasai maka akan mendapatkan apa yang mereka harapkan. Saya harap Anda mau merenungi kisah tentang turunnya Malaikat Jibril pertama kali kepada Rasulullah bukankah kalimat pertama kali yang mengajak kita berpikir ialah kalimat agung, yang menjadi permulaan wahyu yang turun kepada Rasulullah yakni kalimat, “Bacalah!”. Bisa saja wahyu pertama kali turun dengan dimulai kalimat yang lain selain kalimat tersebut. Akan tetapi, Al-Qur’an yang turun selama dua puluh tiga tahun ini dimulai dengan kalimat, “Bacalah!” sebagai pedoman hidup manusia.10 Membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu nyaring dan dalam hati. Membaca dalam hati dapat dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan secara luas. Membaca intensif dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu Membaca Survai (Survey Reading), Membaca sekilas/skimming, Membaca Dangkal (Superficial Reading). Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah Membaca Telaah Isi dibagi menjadi dua Membaca Teliti dan Membaca Pemahaman. Membaca pemahaman di bagi menjadi empat yaitu Membaca literal, Membaca Kritis, Membaca Kreatif, Membaca Cepat. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat yaitu Konsentrasi saat membaca, Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak, Perluas 10
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, (solo: aqwam, Cet ke-1 2007) hlm 15
6
jangkauan mata ketika membaca, Tidak mengulang-ulang bacaan. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tingkat kecepatan yang seharusnya sudah dikuasai dalam per jenjang sebagai berikut: Tingkat SD : 200 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 kpm Tingkat PT : 350 – 400 kpm Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KM-nya sebagai berikut: Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm Dari berbagai teknik membaca tadi yang harus sudah dikuasai oleh siswa tingkatan SMP di kelas VII adalah membaca cepat 200 kata per menit. Namun dengan demikian masih banyak siswa SMP yang membacanya masih dibawah 200 kpm. Melihat kenyataan ini mesti ada suatu tindakan, khususnya dari guru bahasa Indonesia, umumnya oleh semua guru mata pelajaran untuk membimbing anak agar kecepatan membaca siswa lebih meningkat. Bahkan kemampuan membaca yang lebih optimal sampai dengan melebihi 200 kpm untuk kelas VII tingkatan SMP bahkan jika bisa mencapai 1.500 kata per menit. Setelah mencoba beberapa kali melihat kemampuan siswa/i pada kelas VII di MTs Soebono Mantofani sejak Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Peneliti mencoba mengkatagorikan kemampuan membaca cepat kelas VII di
7
SMPN 2 Cikarang Barat. Dengan jumlah data siswa/i kelas VII yang terdapat 422 siswa/i. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi Siswa dalam membaca. 2. Kurangnya latihan yang diberikan kepada Siswa. 3. Terbatasnya media yang mempermudah latihan siswa membaca. 4. Kurangnya pemanfaatan dan sosialisasi rumah baca.
C. Pembatasan Masalah Masalah yang akan dibahas benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penerimaan maupun dalam pembahasan. Masalah yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada Kecepatan Membaca pada Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat? 2. Bagaimana kategori kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecepatan membaca siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat? 4. Bagaimana pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis menggunakan Korelasi Pearson?
8
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat. 2. Mengetahui kategori kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca siswa/i di SMPN 2 Cikarang Barat. 4. mengetahui pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis menggunakan Korelasi pearson?
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pihak yang bersangkutan terutama pada siswa dan guru. Kegunaan praktis penelititan ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menambah pengetahuan mengenai objek studi yang diteliti. 2. Untuk menambah kajian bagi pengembangan penelitian yang akan datang dalam dunia pendidikan. 3. Bagi guru, dengan penelitian ini dapat memberikan umpan balik (feed back) yaitu
sebagai
referensi
mengajar
dalam
meningkatkan
kemampuan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi pelajaran “Membaca Cepat”. 4. Bagi siswa, melalui metode pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar
pada
mata
pelajaran
bahasa
Indonesia,
maka
akan
meningkatkan minat dan cara belajar sehingga hasil yang didapat akan lebih optimal.
9
5. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dari penelitian ini dapat mendorong penelitian selanjutnya yang sejenis dan lebih baik, karena peneltitan ini dilaksanakan dalam lingkungan yang sempit. Adapun kegunaan penelitian secara teoritis adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya, juga sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut dalam peneltian kependidikan khususnya tentang penggunaan latihan dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori Untuk mengkaji penggunaan mengukur kemampuan membaca cepat bagi siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, digunakan teori yang berkaitan dengan keterampilan membaca cepat dengan tes kemampuan membaca yang dilakukan dalam upaya mengukur keterampilan membaca cepat bagi siswa kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat di Kabupaten Bekasi. B. Membaca Anderson dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.1 Henry Guntur Tarigan mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.”2 Menurut Harimurti Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguitik Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar, diagram maupun dari kombinasi itu semua.3 Bahwa membaca memang mencakup lebih dari sekedar mampu menyuarakan bunyi yang diwakili oleh tanda-tanda yang kita gunakan untuk 1
Alek A S & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010) hlm 74 2 Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.7 3 Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). hlm. 151
10
11
mencatat ucapan dan pemikiran. “Membaca juga menyangkut suatu rentang keterampilan lainnya, termasuk keterampilan yang membuat kita menafsirkan muatan makna kata-kata berdasarkan konteksnya, karena suatu kata bisa memiliki lebih dari satu makna, dan mendapatkan secara sekilas makna yang dimaksudkan dalam suatu kalimat tanpa harus membaca setiap kata yang tercantum.”4 Dari teori yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses kegiatan suatu keterampilan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang dalam mendapatkan pesan ataupun informasi dari yang tersirat di dalam yang tersurat melalui media kata-kata atau bahasa tulis, baik berupa tulisan, gambar, diagram ataupun lambang yang ada di dalam teks. Untuk memperoleh pemahaman bacaan, seseorang pembaca memerlukan pengetahuan kebahasaan dan nonkebahasaan. Bahkan, keluasan latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca sangat berguna sebagai bekal untuk mencapai keberhasilan membaca. Sebab pembaca harus mengenali konsep, dan kosakata dan latar yang terdapat dalam bacaan. Model membaca sebagai proses memperoleh pemahaman ada tiga, bawah ke atas (bottom up), atas ke bawah (top down), dan interaktif (interactive). Proses pemahaman bottom up dilakukan dengan pemahaman kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Proses pemahaman top down dilakukan pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif kemudian ditelaah makna paragraf, kalimat, frasa, dan kata. Sementara itu proses pemahaman interactive merupakan campuran kedua proses tersebut.5 Dari uraian secara singkat tentang proses membaca tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait dengan pengenalan huruf, bunyi, dari huruf, makna atau maksud, dan pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana.
4
Gavin J. fairbairn dan susan A. Fairbairn, Reading at University a Guide For Student, (Jakarta: Indeks 2005) hlm 6 5 Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1. 2012) hlm 68
12
Membaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat kesamaan pengetahuan antara pembaca dan penulis. Komunikasi itu terjadi bergantung pada pemahaman yang dirasakanya melalui semua proses membaca. Oleh karenanya, membaca sering disebut proses konstruktif (menyusun gagasan atau maksud penulis). Dengan perkataan lain bahwa membaca sebagai hasil berupa tercapaianya komuniikasi pikiran dan perasaan pembaca dengan penulis, yang di peroleh pembaca melalui proses membaca. Komunikasi yang terjadi karena terdapat kesesuaian pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis. Pengetahuan dan pengalaman pembaca, baik berupa kebahasan maupun nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab, pada hakikatnya penulis pun mengungkapkan gagasanya menggunakan alur berpikir tertentu dan kaidah bahasa yang berlaku. C. Tujuan Membaca Setelah memahami pengertian membaca tersebut, kita perlu memahami lebih dalam mengenai apa tujuan dan maksud seseorang dalam membaca sebuah teks. Berikut ini beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi antara lain: pertama, Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta. Kedua, Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang diepelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Ketiga, Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula pertama, kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. Keempat, Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
13
menyimpulkan, membaca inferensi. Kelima, Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengklasifikasikan. Keenam, Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti apa yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi. Ketujuh, Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimna dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan.6 Secara umum tujuan membaca dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa berikut. Pertama, tujuan penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai serta sikap sosial budaya. Pendeknya identitas dan kepribadian seseorang. Kedua, tujuan instrumental, menyangkut penggunaan bahasa yang dipelajari itu untuk tujuan material dan konkret. Umpamanya, supaya tahu memakai alat-alat, memperbaiki kerusakan mesin, memperlajari suatu ilmu, dan melakukan korespondesi komersial. Ketiga, tujuan integratif, menyangkut keinginan seseorang menjadi anggota suatu masyarakat yang menggunakan bahasa itu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu seperti seorang penutur asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan dianggap asing lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek itu. Keempat, tujuan kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin mengetahui atau memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau masyarakat. Ini didasarkan atau asumsi bahwa bahasa adalah suatu inventaris dari unsur-unsur
6
Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hlm 75-76
14
suatu kebudayaan atau mastarakat bahasa. Untuk memenuhi semua tujuan tersebut salah satu cara efektif yang dapat ditempuh adalah dengan membaca.7 Dengan teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang melakukan aktivitas membaca sudah pasti seseorang tersebut mempunyai tujuan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membaca informasi yang terkandung dalam teks. Dengan tujuan tersebut seseorang bisa mencapai apa yang diharapkan ataupun yang diinginkan dalam kegiatan tersebut baik nanti berguna bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. D. Manfaat membaca Dalam buku Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (teori dan aplikasi) manfaat membaca antara lain: 1. Memperoleh banyak pengalaman hidup 2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan 3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa 4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia 5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa 6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi cerdik dan pandai 7. Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lainlain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis
7
Budinuryanta, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka. 2008) hlm 11.2
15
8. Mempertinggi
potensialitas setiap pribadi
eksistensi dan lain-lain.
dan mempermantap
8
Dari teori yang dijelaskan diatas tentu saja manfaat membaca sangat penting bagi siswa/i di sekolah. Bagi siswa/i yang mengalami proses belajar tentu banyak membaca banyak mendapatkan informasi baik dari buku pelajaran atau pun buku-buku yang lain. Dengan membaca, Semuanya akan kita ketahui dan kita temukan jawabanya. E. Cara Menumbuhkan Minat Baca Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca Menumbuhkan Minat Baca:
menuliskan 10 cara
9
1. Apa Tujuan Membaca? Inilah cara pertama dan terpenting yang bisa membantu Anda supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan. Dengan selalu memperhatikan cara ini, anda akan memperoleh beberapa perkara yang sangat penting. Di antaranya, setiap kali membaca ilmu yang bermanfaat, anda akan memperoleh pahala. Setiap huruf yang Anda baca akan menjadi kebaikan untuk Anda dan ilmi yang Anda baca dengan niat yang lurus akan terpatri dalam pikiran anda secara baik. Selain itu, anda akan merasakan kebahagian yang hakiki dari apa yang Anda baca. 2. Menyusun Perencanaan dalam Membaca Menyusun sebuah perencanaan yang baik perlu melihat fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan Anda, 8
Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1 2012) hlm 66 9 Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, (solo: aqwam. Cet ke-1. 2007) hlm 29-42
16
yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk menguasainya. 3. Mengatur Waktu Pilihlah waktu yang tepat tatkala pikirian Anda sedang semangat dan saat Anda begitu mood. Dengan demikian, anda bisa berkonsentrasi dalam membaca dan selesai dengan hasil yang memuaskan. Biasakan jangan menunggu sampai malam untuk membaca, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca. 4. Mulailah Setahap demi Setahap Ketika sebagian orang membaca lembaran tentang urgensi membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya, dan akan buru-buru membeli setumpuk buku. Ia akan bersegera membacannya dan meluangkan waktu yang sangat banyak untuk itu. Bahkan keberadaannya akan lebih menyita waktu kerja yang penting dalam hidupnya untuk membaca. Kepada orang seperti ini kita katakan, “hendaknya Anda perlahan-perlahan atau berangsur-angsur.” Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan penuh kelembutan, khususnya lagi jika Anda belum terbiasa membaca. Jika tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari membaca. Jadilah seperti pelari meraton, yang berlari untuk jangka panjang. Mulailah dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian selangkah demi selangkah mulai dipercepat. 5. Totalitas dalam Membaca Jika Anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh kesungguhan.
17
6. Teratur dalam Mengikat Makna Setelah Anda membaca, berusahalah agar selalu teratur mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus. 7. Buatlah Perpustakaan di Rumah Membuat perpustakaan yang dapat menampung berbagai macam buku di rumah Anda. Kategorikan proyek ini dalam daftar proyek-proyek yang paling penting dalam hidup Anda. Dengan demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah tertentu, anda akan mendapatkannya. Kadang-kadang, jika Anda merasa bosan dengan membaca satu buku, Anda akan mendapatkan buku yang lain dengan mudah. 8. Sampaikan Apa yang Anda Baca Dalam hal ini, faedahnya banyak sekali dan sangat besar manfaatnya. Di antaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak Anda dan orang lain pun bisa mengambil manfaatnya. 9. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan. Lalu, adakanlah pertemuan sepekan sekali, dua kali, atau dua pekan sekali sesuai situasi dan kondisi. 10. Carilah Ilmu dari Ulama Menimba ilmu dari ulama, ahli, dan orang-orang yang memiliki pengalaman. Sehingga dalam hal ini, kita mulai ketika orang lain sudah selesai. Bertanyalah kepada seorang ahli, “apa yang Anda baca? Dari buku apa Anda memulai? Buku mana yang lebih bagus dalam masalah ini? Jika Anda telah membaca permasalahan tertentu, lalu judul apa
18
yang
Anda
baca?”
demikian
seterusnya.
Kebanyakan
orang
menghabiskan waktu untuk membaca sesuatu yang tak berguna, atau membaca buku yang sulit. Padahal, di sana ada buku yang lebih mudah atau buku yang ringan. F. Membaca Intensif dan Ekstensif Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf relatif rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman. Broughton mengatakan bahwa, membaca ekstensif meliputi tiga bagian: 1. Membaca survei yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan untuk meneliti telebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah. Dalam menyurvei hal-hal tersebut di atas, kecepatan dan ketepatan sangat penting karena turut menentukan apakah pembaca berhasil atau tidak. Begitu juga halnya dengan latar belakang pandangan dan ilmu pengetahuan seseorang turut menentukan tepat atau tidaknya, lambat atau cepatnya dalam menyurvei bahan bacaan. 2. Membaca sekilas yakni suatu kegiatan membaca yang lebih mengaktifkan mata, memerhatikan bahan tertulis untuk mencari, serta mendapatkan informasi dan penerangan. Dalam membaca sekilas, pembaca harus mengetahui cara dan kapan melakukannya sehingga tidak memenuhi kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bahacan yang diinginkan. 3. Membaca dangkal yakni suatu kegiatan pemahaman becaan yang bertujuan memperoleh pemahaman dangkal, bersifat luaran, dan tidak mendalam dari suatu bacaan. Kegiatan membaca seperti ini biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang dilakukan
19
untuk mendatangkan kebahagian di waktu senggang misalnya membaca cerita pendek, dan novel ringan. Tarigan membagi kegiatan membaca intensif atas dua bagian, pertama membaca telaah isi, yakni kegiatan pemahaman yang dilakukan setelah menemukan bahan bacaan yang menarik pada pembaca sekilas, sehingga mendorong kita untuk mengetahui lebih mendalam, membaca telaah isi menuntut adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Kedua, membaca telaah bahasa, yakni suatu kegiatan membaca yang menuntut adanya pemahman yang mendalam terhadap bahasa yang membangun bacaan. Pada hakikatnya, bacaan terdiri dari isi dan bahasa, keduanya merupakan dwitunggal tangutuh, isi dianggap sebagai yang bersifat rohanian dan bahasa yang dianngap yang bersifat jasmaniah, keserasian keduanya dapat mencerminkan keindahan dan kemanunggalan bahaan bacaan.10 Dari teori yang dijelaskan bahwa dapat disimpulkan membaca terbagi menjadi dua yaitu ekstensif dan intensif, membaca ekstensif terbagi menjadi tiga bagian membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan, membaca intensif terbagi menjadi dua bagian membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca ekstensif dikatakan lebih rendah tentang pemahaman bacaan ketimbang membaca intensif. Akan tetapi, membaca ekstensif jauh lebih menggunakan kecepatan membaca. Sedangkan membaca intensif jauh lebih terperinci untuk lebih detail agar lebih dapat menyerap informasi dan ketepatan dalam mendapatkan hal yang tersirat di dalam teks tetapi kecepatan membaca intensif lebih lemah dibandingkan membaca ekstensif karna faktor tentang ketelitian dalam membaca teks.
10
Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010) hlm 89-90
20
G. Membaca Cepat Sejak anak duduk di bangku Taman Kanak-kanak, guru sudah mulai mengarahkan anak untuk dapat membaca. Maka, terjadilah proses membaca permulaan. Anak diajak mengenal lambang-lambang tulis huruf demi huruf, fonem demi fonem. Dengan pengenalan tersebut anak-anak akhirnya dapat mengucapkan bunyi / a / sampai dengan / z /. Lebih jauh lebih berkembang, mereka dapat mengenali dan mengucapkan bunyi- bunyi kata bahkan kalimat. Pada keadaan itu anda sering berkata “anak taman kanak-kanak itu sudah dapat membaca”. Apakah mereka itu sudah dapat dikatakan memiliki daya baca? Jawabanya tidak. Daya baca bukan terarah pada mereka yang berada pada taraf membaca permulaan. Daya baca ada pula tatanan membaca senyap atau membaca lanjut. Daya baca merupakan perpaduan dua unsur kekuatan. Kekuatan ini sangat menentukan kualitas baca seseorang. Sebagai contoh, tiga orang siswa diberi wacana yang sama. Siswa membacanya dalam waktu yang serentak. Setelah waktu berselang, tiga siswa menyelesaikan membaca dalam waktu yang berbeda. Siswa pertama membaca dalam waktu 30 detik, siswa kedua 40 detik, siswa ketiga 1 menit. Kemudian, guru menanyai mereka satu persatu mengenai isi wacana. Siswa pertama dan ketiga itu dapat menjelaskan isi wacana dengan baik, sedangkan siswa kedua hanya mampu menjelaskan sebagian isi wacana. Dari kasus atau contoh di atas, dapatlah anda menentukan siswa mana yang paling tinggi daya bacanya. Ya bagus, tentu saja siswa pertama. Mengapa demikian? Sekalipun dapat menjelaskan isi bacaan sama dengan siswa ketiga, siswa pertama mempunyai kelebihan, yaitu dalam hal waktu. Dia membaca lebih cepat daripada siswa ketiga. Dari gambaran tadi, dapatlah dijelaskan bahwa di dalam istilah daya baca terkandung unsur “waktu” dan “pemahaman” unsur pertama berhubungan dengan kecepatan mata menangkap lambang-lambang visual, dalam hal ini tulisan. Unsur kedua berhubungan dengan ketepatan otak menangkap makna bacaan. Maka, terjadilah dua perselisihan, yakni lama membaca dan pemahaman bacaan. Lebih
21
cepat anda membaca dan lebih tepat anda memhami makna atau isi bacaan lebih tinggilah daya baca yang anda miliki. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa daya baca merupakan perpaduan yang harmonis dalam diri individu berupa kekuatan atau kemampuan menangkap lambang visual dan memahami makna bacaan secara optimal. Istilah membaca cepat merupakan terjemahan dari speed reading, istilah ini berkembang di Indonesia sejak tahun 80-an, padahal di negara maju istilah ini sudah berkembang jauh sebelum negara Indonesia mengenalnya. Lewis berpendapat bahwa seseorang menjadi pembaca yang tidak baik disebabkan tiga hal: 1. Kebiasaan yang jelek 2. Persepsi yang salah tentang membaca 3. Tidak agresif terhadap makna Kebiasaan jelek yang masih dijumpai dalam membaca banyak ragamnya antara lain: mengucapkan secara nyaring kata-kata yang dibaca. Kebiasaan ini merupakan perpanjangan dari membaca permulaan yang dilakukan masa kecil. Dapat anda bayangkan, betapa kebiasaan ini akan menghambat kecepatan membaca anda. Kebiasaan lainnya adalah terjadi “regresi” selama membaca. Artinya, terjadi pengulangan terhadap bagian yang sudah dibaca. Kebiasaan yang paling berbahaya adalah kebiasaan membaca kata demi kata. Sementara orang ada yang berpendapat bahwa membaca bagi dirinya hanya diperlukan saat menghadapi tugas atau ujian. Pengalihan pandangan ini dengan persepsi baru mutlak dilakukan. Seharusnya membaca menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Bukankah setiap calon cendikiawan abad modern dituntut membaca 850.000 kata per minggu, seperti yang ditemukakan Baldridge(1979). Penyebab ketiga seorang menjadi pembaca yang tidak baik adalah tidak agresif terhadap makna. Terhadap
22
hal ini ada cara yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Salah satu caranya adalah membaca frase.11 H. Kiat Membaca Cepat Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca menuliskan 8 kiat membaca cepat:12 1. Paksa diri membaca dengan cepat. 2. Bacalah ungkapan dan kalimat-kalimat yang ada dalam buku, jangan membaca kata-katanya. 3. Bacalah dengan melompat-lompat dan berilah tanda khusus pada topik yang penting. 4. Ujilah diri Anda setiap saat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan kecepatan membaca Anda. 5. Lepaskan dirimu dari hiruk pikuk, keributan, atau hal-hal lain yang bisa membuyarkan konsentrasi. 6. Membaca dengan suara keras ataupun hanya menggerak-gerakan mulut, akan memakan waktu yang cukup banyak dana memerlukan kesungguhan yang lebih besar. 7. Konsentrasi penuh dan berinteraksi dengan khayalan dalam ide dan topik yang disajikan dalam buku yang Anda baca. 8. Ketika Anda sedang membaca duduklah dengan benar dan rileks, tetapi tidak berarti terlalu santai.
I. Mengukur Kemampuan Membaca Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan 11
Djago Tarigan dkk, Pendidikan Keterampilan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka. Cet ke-17 2005) hlm 5.4- 5.7 12 Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, (solo: aqwam. Cet ke-1. 2007) hlm 152-155
23
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata yang dapat dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan presentase dari jawaban yang benar tentang isi bacaan, tetapi hasil pengukuran kedua aspek ini harus diintegrasikan agar dapat menunjukan kemampuan membaca secara keseluruhan oleh karena itu rumus yang dipergunakan ialah: Jumlah kata dalam bacaan
x presentase pemahaman isi
Lama membaca dalam sekon : 60 Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara yang berikut: 1) Hitung jumlah kata yang terdapat dalam satu garis penuh (dari pinggir kiri ke pinggir kanan pada suautu halaman bacaan. Tuliskan jumlah itu pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikut tidak perlu dihitung). 2) Kemudian, hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris pertama sampai baris akhir. Baris yang hanya smpai separuh dari panjang garis, atau kurang, tak perlu dihitung. 3) Kalikanlah jumlah kata pada a dan jumlah bari pada b hasil perkalian inilah jumlah kata (lebih kurang) yang terdapat dalam halaman bersangkutan. Jika bacaan itu terdiri dari bebebrapa halaman maka jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris dan jumlah halaman. Jika bacaan terdiri dai kolom-kolom seperti pada surat kabar, cara diatas dapat juga dipakai, tetapi dengan dasar kolom, bukanlah halaman. Untuk mengukur waktu-baca biasanya yang dipergunakan ialah sekon, karena lama membaca tidak selalu tepat dalam menit. Oleh karena itu, jam yang
24
dipakai sebaiknya ialah jam yang pakai digit sampai sekon atau stopwatch. Yang dimaksud dengan waktu baca ialah jumlah sekon yang dipergunakan untuk membaca seluruh bacaan hingga selesai, tetapi tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca pertanyaan. Angka 60 yang ada dalam rumus tersebut dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu-baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per-menit. Yang dimaksud dengan presentase pemahaman isi ialah persentase jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, misalnua jika ada 5 pertanyaan, jawaban yang benar adalah 3, maka presentase pemahaman isi adalah 3/5 x 100% = 60%. Untuk menyederhanakan rumus di atas simbol-simbol berikut dapat dipergunakan: Kemampuan membaca
= KM
Jumlah kata per menit
= KPM
Jumlah kata dalam bacaan
= KB
Jumlah sekon membaca
= SM
Persentase pemahaman isi
= PI
Rumus tersebut ialah: KM =
KB SM : 60
Contoh : KB = 500 SM = 120 PI = 70
x
PI 100
25
Maka KM =
500
x
120 : 60
70 100
Kpm = 17513 Tingkat SD : 200 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 kpm Tingkat PT : 350 – 400 kpm Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KEM-nya sbb: Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm Untuk kalian yang masih duduk di bangku SMP, usahakan agar bisa mencapai kecepatan membaca seperti berikut ini. Untuk kelas VII, Membaca Cepat 200 kata per menit. Untuk kelas VIII, Membaca Cepat 250 kata per menit. Untuk Kelas IX, Membaca Cepat 300 kata per menit14
13
D.P Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, (Bandung: Angkasa. edisi revisi 2008) hlm 243-245 14 Haryadi, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Mahasiswa Jurusan BSI UNNES Dengan Perkulihan Berbasis Latihan Berjenjang Dan Pengalaman, (semarang :journal, ) hlm 4
26
J. Hipotesis Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenaranya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.15 Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tesebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenaranya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.16 Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis secara etimologis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenaranya melalui data yang terkumpul.17 Dari teori di atas yang dijabarkan dapat disimpulkan hipotesis adalah dugaan sementara peneliti yang masih diragukan kebenaranya sampai diuji kebenaranya melalui data yang terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut bisa menjadi kebenaran atau menjadi tumbang sebagai kebenaran. Hipotesis yang digunakan untuk menguji kebenaran bahwa ada hubungan positif pemahaman isi terhadap kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yang terarah dengan menggunakan analisis korelasi moment product (korelasi pearson).
15
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Cet ke-6. 2010) hlm 57 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2013) hlm 55 17 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1 2008) hlm 145 16
27
Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “Ha”. Untuk hipotesis alternatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: “hipotesis terarah” dan “hipotesis tidak terarah”. Untuk memperjelas perbedaan antara hipotesis alternatif terarah dengan hipotesis tidak terarah adalah: 1. Dalam hipotesis terarah peneliti sudah berani dengan tegas menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel tergantung. 2. Dalam hipotesis tidak terarah, peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum berani secara tegas menyatakan pengaruh tersebut. Ia baru berani menyatakan bahwa ada pengaruh.18 Korelasi pearson adalah statistik yang mengukur keserasian hubungan di antara dua variabel yang masing-masing diukur pada skala interval atau ratio, dengan asumsi bahwa masing-masing variabel.19 (
√(
(
) (
)
(
)
(
)
)
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
(
)
(
)
Cara Menghitung Korelasi Product Moment Dengan Angka Kasar Tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan Rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar adalah:
18 19
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2013) hlm 47-48 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia. Cet Ke-6 2010) hlm 181
28
1. Jika jumlah pemahaman isi merupakan variabel X, kemampuan membaca cepat merupakan variabel Y. 2. Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel Korelasi Product Moment dengan angka kasar. 3. Menjumlahkan subyek penelitian 4. Menjumlahkan variabel X dan variabel Y 5. Mengalikan antara variabel X dan variabel Y 6. Mengkuadratkan variabel X dan menjumlahkannya 7. Mengkuadratkan variabel Y dan menjumlahkannya Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus Korelasi Product Moment dengan Angka kasar, maka angka-angka tersebut kita masukkan dalam rumus di atas. Cara Memberi Interpretasi Terhadap Untuk memberikan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi ada dua cara, yaitu dengan kasar atau sederhana dan dengan berkonsultasi dengan Tabel Nilai r Product Moment. Namun sebelumnya saya perlu mengemukakan suatu pedoman statistik yang terkait dengan interpretasi nanti. Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar: 1. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. 2. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya,
29
apabila skor/nilai dari variabel X turun, maka skor/nilai dari variabel Y akan naik. 3. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi( mendekati 0 atau sama dengan 0). Hal ini berarti bahwa naik turunnya skor/nilai satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor/nilai variabel yang lainnya. Apabila skor/nilai variabel X naik, maka tidak selalu diikuti dengan naik atau turunnya skor/nilai variabel Y. Demikian juga sebaliknya. Hasil perhitungan korelasi product moment bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi kalau ada hasil perhitungan korelasi product moment lebih besar (>) dari pada +1 atau kurang dari (<) -1, maka perhitungan tersebut jelas salah. Dengan berpedoman pada pernyataan tersebut maka dapat dilakukan rincian sebagai berikut: -antara 0,800 s/d 1,000
=hubungan sangat tinggi/sangat kuat
-anatara 0,600 s/d 0,800
=hubungan tinggi/kuat
-antara 0,400 s/d 0,600
=hubungan cukup
-antara 0,2000 s/d 0,400
=hubungan rendah/lemah
-antara 0,000 s/d 0,2000
=hubungan rendah sekali/lemah sekali
Interpretasi juga dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi terhadap Tabel Nilai r Product Moment dengan jalan: a.Membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). b.Menguji benar tidaknya hipotesis yang dikemukakan dengan cara membandingkan antara r diperoleh(ro) dengan cara r tabel (rt).
30
K. Penelitian yang Relevan Berdasarkan dari hasil tinjauan peneliti. Bahwa penelitian kemampuan membaca cepat dengan berbagai metode masih banyak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa/I. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, seperti tiga penelitian di bahwah ini: 1. Skripsi Ayu Wulandari, “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP di Kota Yogyakarta”, Yogyakarta, Universitas Negri Yogyakarta, 2012. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wulandari Kemampuan membaca pemahaman siswa dideskripsikan melalui skor rerata pada tingkatan pemahaman faktual, interpretif, dan aplikatif. Sedangkan, penelitian yang peneliti lakukan dideskripsikan dengan tingkatan kategori kemampuan membaca cepat yaitu: sangat cepat, cepat, lambat, dan lambat sekali. 2. Journal Rikke Kurniawati, “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XII SMA di Surabaya”, Surabaya, Universitas Negri Surabaya, 2012. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rikke Kurniawati Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ada tiga jenis tes pemahaman bacaan, yakni ilmiah, umum, dan sastra. Ketiga jenis itu dibuat dalam bentuk tes objektif berupa tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Sedangkan, penelitian yang peneliti lakukan instrumen pengumpulan data yang digunakan hanya satu yaitu tentang teks biografi dan jenis tesnya menggunakan essai. 3. E-journal Syarifah Fitriannisa, “Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII SMP Negri 1 Pulau Tiga Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Tahun Ajaran 2012/2013” Tanjung Pinang, Universitas Maritim Ali Haji, 2013. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Fitriannisa pada pengambilan sample yang dilakukan adalah sample
31
acak terhadap 40 Siswa/i. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan pengambilan sample dilakukan dengan teknik Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan peseorangan atau pertimbangan peneliti.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bekasi. Subyek Penelitian adalah siswa kelas VII pada SMPN 2 Cikarang barat Semester Genap, Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 422 Siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama satu tahun, yaitu dari bulan maret 2015 sampai dengan bulan Maret 2016.
B. Populasi dan Sampel Penelitian “Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.”1 “Populasi merupakan keseluruhan sampel, misalnya seluruh tukang kuli batu adalah populasi, seluruh santri pondok pesantren Darussalam, seluruh petani tambak udang, dan semacamnya adalah populasi.”2 Dari teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi sasaran penelitian yang merupakan dari keseluruhan sampel. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah : 1. Populasi target adalah seluruh siswa SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015-2016 2. Populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Sampel adalah bagian kecil dari populasi, Contoh “jika populasinya seluruh santri Ponpes Darusalam, sampelnya bisa hanya santri laki-laki, dan apabila santri laki-laki dapat merupakan populasi, sampelnya bisa santri laki-laki kelas tiga aliyah; jika santri laki-laki kelas tiga Aliyah merupakan populasi, 1 2
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia. Cet ke-6 2010) hlm 76 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1 2008) hlm 165
32
33
sampelnya bisa santri laki-laki kelas tiga Aliyah yang prestasi akademiknya di atas tiga, dan jika populasinya santri laki-laki yang berprestasi akademiknya di atas tiga berjumlah 100 orang, sampelnya dapat ditetapkan 10 orang. Demikianlah seterusnya.3 Beberapa teknik pengambilan sampel (sampel techniques) yang biasa dikenal antara lain adalah: sampling acak (random sampling), sampling kelompok (cluster sampling), sampling berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan (purposive sampling), sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling), sampling kembar (double sampling), dan sampling berimbang (proportional sampling).4 Sampel penelitian ialah siswa kelas VII yang diambil dari populasi terjangkau dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu pengambilan sampel
yang
dilakukan
pertimbangan peneliti.
berdasarkan
pertimbangan
perseorangan
atau
5
Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Purposive sampling didasarkan atas informasi yang mendahului (previous knowledge) tentang keadaan populasi dan informasi ini tidak perlu diragu-ragukan, masih samar-samar, atau masih berdasarkan dugaandugaan atau kira-kira. Penyelidik secara intensional hanya mengambil beberapa daerah atau kelompok kunci dalam populasi akan diwakili dalam sampel penyelidikan.6 Dari hasil sampling purposive dengan pertimbang Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat didapatkan kelas VII B
3
Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setiaCet ke -1 2008) hlm 165 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta. 2013) hlm 55 5 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, Cet ke-4 2009), hlm. 115. 6 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setia Cet ke-1 2008) hlm 179 4
34
dan VII C. karena kedua sampel tersebut mewakili populasi kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat.
C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang peneliti tidak hanya
mampu
melihat
fakta
sebagai
kenyataan,
tetapi
juga
mampu
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.7 Penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.8 Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.9 Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Dengan penelitian deskriptif peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan gejala. Ada beberapa macam penelitian yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, yaitu: penelitian survei, studi kasus, penelitian perkembangan, penelitian tindak lanjut, analisis dokumen, dan penelitian korelasional.10
7
Prof Dr. Syamsudin AR, M.S. dan Dr Vismaia S. damaianti, M.Pd. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (bandung : Remaja Rosdakarya. Cet ke-4 2011) hlm 14 8 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (depok: Rajagrafindo Persada 2012) hlm 20 9 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2013) hlm 234 10 Ibid. hlm 250
35
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. Perlu diketahui dan diingat terus menerus bahwa korelasi tidak selalu menunjuk pada hubungan sebab-akibat. Hasil penelitian iseng yang dilakukan oleh peneliti.11 Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi, penulis menggunakan metode Kuantitaif Deskriptif dengan penyajian data berupa angka dan dideskripsikan secara “apa adanya” tanpa adanya pelakuan atau pengontrolan terhadap perlakuan dengan menggunakan pengujian korelasional terhadap pemahaman isi dan kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat.
D. Teknik Pengumpulan Data Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara. Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab ataudi respon oleh responden.isi pertanyaan atau penyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan focus masalah atau variable yang dikaji dalam peneliti.12 Wawancara dilakukan kepada
kepal Tata Usaha untuk mendapatkan
informasi sekolah yang mencakup profil sekolah, Guru, struktur sekolah, fasilitas sekolah dan berapa jumlah siswa dan siswi di SMPN 2 Cikarang Barat. Dalam pengumpulan data, penelitian kuantitatif menggunakan intrumen yang ditentukan terlebih dulu, dan tidak fleksibel, tidak reflektif, yaitu tidak mengandung interpretasi, karena penelitian menuntut jawaban yang pasti, jelas, dan tidak ambigu. Oleh karena itu intrumennya dalam bentuk kuesioner atau tes.13
11
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2013) hlm 247-248 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya) h.216 13 Dr. Abdul Halim Hanafi, M.Ag. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, (jakarta: diadit media press 2011) hlm 32 12
36
Intrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.14 Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes. Teknik tes keterampilan membaca teks biografi dilakukan untuk memperoleh data keterampilan membaca cepat siswa. Teknik tes dilakukan dengan cara siswa diminta membaca salah satu biografi yang disediakan oleh penulis dengan diberikannya waktu 60 detik.
E. Teknik Analisis Data Analisis data, menurut Patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.15 Dalam penelitian kuantitatif, secaara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu: (1) persiapan; (2) tabulasi dan ; (3) penerapan data sesuaai dengan pendekatan pilihan. 1. Persiapan Kegiatan dalam langkah persiapan, antara lain: mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk kelengkapan lembaran intrumen, barangkali ada yang terlepas atau sobek). 2. Tabulasi Klasifikasi analisis data adalah sebagai berikut: a) Tabulasi data b) Penyimpulan data c) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis 14
Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setia Cet ke-1 2008) hlm 183 15 Prof.Dr.Lexy J. Maleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007) hlm.280
37
d) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan 3. Penerapan data. Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional diolah dengan rumus statistika yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Teknik analisis yang penulis gunakan yaitu teknik analisis kuantatif deskriptif. Langkah pertama adalah mengolah data yang diperoleh dari hasil tes membaca cepat biografi yang disediakan. Nilai pada hasil tes membaca cepat dihitung jumlahnya kemudian dihitung dalam presentase rumus.
Untuk menghitung KM seseorang dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini: Kemampuan membaca
= KM
Jumlah kata per menit
= KPM
Jumlah kata dalam bacaan
= KB
Jumlah sekon membaca
= SM
Persentase pemahaman isi
= PI
Rumus tersebut ialah:
KM =
KB SM : 60
Contoh : KB = 500 SM = 120 PI = 70
x
PI 100
38
Maka KM =
500
x
120 : 60 KPM
70 100
= 175.16
Tingkat SD : 200 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 kpm Tingkat PT : 350 – 400 kpm Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KEM-nya sbb: Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
16
D.P Tampubolon, kemampuan membaca teknik membaca efektif dan efisien, ( Bandung : Angkasa. Edisi revisi. 2008) hlm 243-245
39
Tabel 3.1 Rentang Nilai Kategori Keterampilan Membaca Cepat untuk SMP No
Rentang Nilai
Katagori
1
>120 kpm
Sangat Cepat
2
90-119 kpm
Cepat
3
60-89 kpm
Lambat
4
<59 kpm
Sangat Lambat
Setelah dihitung lalu hasil dari pemahaman isi dan kemampuan membaca cepat dilakukanya pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi pearson. (
√(
(
)
(
) (
)
(
)
)
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
(
)
(
)
F. Instrumen Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca cepat. Pada hasil tes dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kemampuan siswa/i pemahaman siswa/i dalam membaca cepat.
40
Teks Biografi yang akan menjadi teks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin Jusuf Habibi Presiden ketiga Republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Tharrq Kemal. Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda ini harus kehilangan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 september 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibi pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gohuvernments Middlebare School. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibi menjadi sosok favorit di sekolahnya. Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (sekarang ITB). Beliau mendapat gelar diploma dari Techinsche Hochschule, di Jerman, tahun 1960, yang kemudian mendapat gelar doktor dari tempat yang sama pada tahun 1965. Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, beliau menjadi profesor kehormatan (guru besar) pada ITB (Institut Teknologi Bandung). Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi, Theodore van Karman Award, itu kembali dari habitatnya Jerman beliau selalu menjadi berita. Habibi hanya setahun kuliah di ITB, kemudian 10 tahun beliau kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di jerman dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB
41
GMBH Jerman, sebelum memenuhi panggilan presiden Soeharto untuk kemabali ke indonesia. Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat Menteri Negara Ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua Mahkamah Agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibi dipaksa pula lengser akibat referendum Timor-timor yang memilih merdeka. Pidato pertanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bermukim di Jerman.17
Tabel 3.2 Soal Latihan yang menjadi penilaian untuk pemahaman siswa/i No
Soal Latihan
Bobot
1
Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
10
2
Apa yang menjadi kegemaran BJ habibi?
10
3
Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
10
4
Berapa jumlah anak dari BJ habibi?
10
5
Siapa nama Istri dari BJ habibi?
10
6
Siapa nama orang tua BJ habibi?
10
7
Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai
10
Presiden? 8
Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala
10
BPPT? 9
Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor?
10
10
Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
10
17
Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, hlm 26
42
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Menjawab Soal Latihan No 1
Aspek Penilaian
Deskriptif
Skor
Katagori
Pemahaman
Sesuai dengan teks dan tepat
10
Tepat
tentang teks
Tepat namun siswa hanya
bacaan
menjawab 70% Hanya bisa menjawab 50%
8 5
Tepat tidak lengkap Kurang tepat Berusaha
Salah menjawab namun siswa berusaha
2
menjawab namun tidak tepat
Tidak berusaha sama sekali menjawab
0
Tidak menjawab
BAB IV Deskripsi Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum SMPN 2 Cikarang Barat 1. Profil Sekolah a. Identitas Sekolah NPSN
: 20243973
Nama Sekolah
: SMPN 2 Cikarang Barat
NSS
: 2010 222 08 002
Alamat
: Jl desa telaga murni Cikarang Barat
Kelurahan
: Telaga Murni
Kecamatan
: Cikarang Barat
Kabupaten
: Bekasi
Provinsi
: Jawa Barat
Telepon
: (021) 8902349
Kode Pos
: 17520
Status Sekolah
: SMP Negeri
Nama Kepala Sekolah
: Drs. Abang Suharno
Luas Bangunan
: 4.335 m
Luas Tanah
: 8.670 m
2. Visi dan Misi SMPN 2 Cikarang Barat a. Visi SMPN 2 Cikarang Barat Mempersiapkan sumber daya manusia yang agamis, unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, mampu berkomunikasi dan berkreasi.
43
44
b. Misi SMPN 2 Cikarang Barat 1) melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi 2) mengoptimalkan penggunaan sarana prasarana dan fasilitas sekolah 3) menambah sarana prasarana dan fasilitas sekolah 4) mengoptimalkan manajemen sekolah 5) melaksanakan kegiatan tambahan belajar, kulikuler, dan ekstrakulikuler 6) penyediaan sarana kompetensi bagi siswa/i/murid dan guru 7) mengoptimalkan pembinaan organisasi kesiswa/ian 8) meningkatkan pelatihan,
dan
kesejahteraan
personal
pengembangan
bakat
pembinaan, &
prestasi
siswa/i/murid dan guru 9) melaksanakan kegiatan keagamaan
3. Keadaan Guru, Siswa/i, Sarana, dan Prasarana SMPN 2 Cikarang Barat a. Struktur Organisasi dan Keadaan Guru SMPN 2 Cikarang Barat merupkan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki struktur organisasi yang berguna untuk menentukan tugas pokok dan profesi masingmasing setiap guru atau karyawan. Berikut merupakan tabel yang berisi tentang struktur organisasi dan nama tenaga pendidik yang ada di SMPN 2 Cikarang Barat.
45
Tabel 4.1 Nama-nama wakil sekolah di SMPN 2 Cikarang Barat No jabatan 1 Kepala Sekolah 2 Wakil kepala Sekolah Wakil bidang 3 kurikulum dan sarana Wakil bidang 4 kesiswa/ian dan humas 5 Kepala tata usaha
Nama Drs. Abang Suharno Lili Amanah, M.Pd Edi Priyanto, S. Pd Marhalim, S.Pd Jhon Khaiking
Tabel 4.2 Keadaan Guru SMPN 2 Cikarang Barat
No
Golongan
L
P
Jumlah
1
PNS
16
19
35
2
GTT
3
8
11
3
GTT PNS
2
-
2
4
CPNS
-
1
1
b. Keadaan Siswa/i Tabel 4.3 Jumlah Siswa/i No
Kelas
Jumlah
Jumlah
siswa/i
kelas
1
VII
422
7 kelas
2
VIII
391
7 kelas
3
IX
398
7 kelas
46
c. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4 Keadaan sarana dan prasarana SMPN 2 Cikarang Barat No
Status
Keterangan
1
Kepemilikan
milik sendiri
2
Luas
4.335 m
bangunan 3
Luas tanah
8.670 m
4
Jumlah ruang
28 Ruangan
belajar 5
Ukuran ruang
7x9m
belajar
Tabel 4.5 Fasilitas Sekolah No
Fasilitas
Jumlah Fasilitas
1
Ruang belajar
28 Ruang
2
Laboratorium
1 Ruang
Bahasa 3
Laboratorium
1 Ruang
Komputer 4
Perpustakaan
1 Ruang
5
Ruang
1 Ruang
Kepala
Sekolah 6
Ruang Guru
1 Ruang
7
Ruang BK
1 Ruang
47
8
Ruang UKS
1 Ruang
9
Ruang TU
1 Ruang
10
Ruang OSIS
1 Ruang
11
Tempat Ibadah
Tersedia
12
Lapangan
Tersedia
Olahraga 13
Kantin
2 ruangan
14
Ruang Pramuka
1 Ruang
15
Ruang Kesenian
1 Ruang
Tabel 4.6 Sarana Sekolah No
Sarana
1
Komputer
Unit Lab.
1 unit
Bahasa 2
Komputer TU
3
Komputer
2 unit Ruang
4 unit
Guru 4
Laptop/netbook
3 unit
5
Overhead Projector
3 unit
6
Projector
3 unit
7
TV edukasi
2 unit
8
VCD/DVD Player
1 unit
48
B. Deskripsi Data Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMPN 2 Cikarang Barat peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui profil sekolah dan melakukan wawancara terhadap Kepala Tata Usaha untuk mengetahui fasilitas, sarana dan prasarana, keadaan tenaga kerja baik maupun pengajar dan bagian administrasi yang ada di SMPN 2 Cikarang Barat, setelah itu saya diberi guru bahasa Indonesia kelas VII yang membimbing saya untuk penelitian ini. Sampel penelitian ialah siswa/i kelas VII yang diambil dari populasi terjangkau dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan peseorangan atau pertimbangan peneliti1. Dari hasil purposive sampling yang di arahkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat didapatkan kelas VII B dan VII C. Dari 86 siswa yang ada pada kelas VII B dan VII C didapat 78 siswa pada saat penelitian ada 8 orang yang tidak hadir dalam penelitian dikarenakan 3 orang sakit dan 5 orang lainya tidak hadir tanpa keterangan. Menurut Arikunto “Penentuan pengambilan Sample apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik2
1
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana,Cet ke-4. 2009) hlm. 115. 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Rineka Cipta : Jakarta 2013) hlm 95
49
Dari 422 total Populasi kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat peneliti mendapatkan 18% yaitu pada 78 siswa di kelas VII B dan VII C . C. Hasil Penelitian Tabel 4.7 Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi Kelas VII B
No
NAMA
kecepatan membaca permenit (KPM)
perolehan tes yang dapat dijawab dengan benar
presentase pemahaman isi 5,7 4,5 4,5 2,2 2,5 4,2 2,7 4,8 6,5 5,5 5 6,3
kecepatan membaca dengan pemahaman isi (KM) 90,6 68,8 78,7 45,5 54,5 56,7 120 59 111,8 101,2 99,5 160
4 6,3 7,5 5,8 3 3,7 5,2 S
70 77,4 187,5 111,3 61 49,2 142,4 S S 79,2 165,1
1
ABIMANYU MAHAROKA
159
2
AKMAL ADHIRA HANIF
153
3
ALDAM WILDAN SAPUTRA
175
4
ANANDA SABRINA
207
5
ANDINI ANGGI EKA PRIHATIN
218
6
BUNGA ROSSI JULIANDINI
135
7
CINDY SETYOWATI
448
8
DETASYA AULIA
123
9
DEWI AGUSTINI PUTERI
172
10
DZANIES ADELIA PUTRI
184
11
ELISA PUTRI PRININGTYAS
199
12
254 175
40
14
FADLAN ANUGERAH FAHDIANA NUR INAYATUR ROHMAH FARIZ ALVIAN PUTRA
57 45 45 22 25 42 27 48 65 55 50 63
123
15
GIRI GALINGGI HANDYARTA
250
16
GLADESHA MAHA SAJIDHA
192
17
GUFRANAKA SAMUDRA
203
18
IRGI FAHREZI
133
19
IRSYAD ZAKIROHMAN
274
20
ISNAENI OKTAFIRMAN
S
63 75 58 30 37 52 S
S
S
198
40
S 4
254
65
6,5
13
21 22 23
MUHAMAD IHWAN TRI YULIANTO MUHAMMAD IKHWAN MUHAMMAD REYNALDI AZHARI
50
24
MUHAMMAD RIZKIYADI
123
25
ORYZA AGUSTIN
197
26
PURWITA WIDI HASTUTI
209
27
RANGGA ADITYA EKA SAPUTRA
105
28
RIFAI NURCHOLIS
143
29
RINDIYANI
186
30
RIZAL SETIAWAN
200
31
ROBY DAUD
32
SAFIRDA CAHYA UTAMI
253
33
SHEILA MAHARANI
173
34
SYIFA AULIA ZAHRA
305
35
SYIFA SAFA’AH
189
36
TAUFIK MARWAN
259
37
TEDY FIRMANSYAH
146
38
TEGAR YUDHA PRATAMA
195
39
TIA KHAERANI
212
40
VINA OKTAVIA
132
41
WIRYA SAPUTRA
117
42
YUNIAR KUSUMA WARDANI
196
40 30 46 30 33 65 40 A 62 45 45 17 20 63 47 20 37 40 35
A
4 3 4,6 3 3,3 6,5 4 A 6,2 4,5 4,5 1,7 2 6,3 4,7 2 3,7 4 3,5
Jumlah KM Rata-rata KM
A: ALPHA
S: SAKIT
I: IZIN
Tabel 4.8 Katagori Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi No
Rentang Nilai
Katagori
1
>120 kpm
Sangat Cepat
2
90-119 kpm
Cepat
3
60-89 kpm
Lambat
4
<59 kpm
Sangat Lambat Total
Jumlah
Persen
6 orang
15,3%
7 orang
17,9%
13 orang
33,3%
13 orang
33,3%
39 orang
100%
49,2 59,1 96,1 31,5 47,1 120,9 80 A 156,8 77,8 137,2 32,13 51,8 92 91,6 42,4 48,8 46,8 68,6 3319,23 85,1
51
Data dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes keterampilan membaca cepat mencapai nilai 85,1. Hal tersebut mengandung arti bahwa kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII B SMPN 2 Cikarang Barat termasuk dalam kategori lambat. Dari 39 siswa/i yang mengikuti tes dalam penelitian ini, untuk kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh 6 orang atau sebesar 15,3% dan kategori cepat dengan rentang nilai 90-119 dicapai oleh 7 orang atau sebesar 17,9%. Untuk kategori lambat dengan rentang nilai 60-89 berhasil dicapai oleh 13 orang atau sebesar 33,3%. Untuk kategori sangat lambat dengan rentang nilai <59 berhasil dicapai oleh 13 orang atau sebesar 13,3% dari jumlah keseluruhan siswa/i. Hasil tersebut adalah kemampuan siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat Kelas VII B dengan hasil pemahaman dan latihan soal yang diberikan.
Tabel 4.9 Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi Kelas VII C
NAMA
No
kecepatan membaca permenit (KPM)
1
MOH. FAJAR KHOERIHI
A
2
ABDUL
115
3
AFNI UMMAMI
180
4
ALESSANDRI ALVARO
5
ALVA RIZAL
110
6
ALVIN HIDAYAT
59
7
AMELIA PUTRI
219
8
ARIF AHMAD SANI
185
9
ARTI LAMBANG MUSTIKA
126
10
ASEP ABDUL ROHMAN
11
AZKA AURA SALSABILA
150
12
BONARDO JONATHAN MANIK
230
A
A
perolehan tes yang dapat dijawab dengan benar
presentase pemahaman isi
A 45 40 A 40 20 45 85 60 A 45 45
A 4,5 4 A 4 2 4,5 8,5 6 A 4,5 4,5
kecepatan membaca dengan pemahaman isi (KM) A 51,7 72 A 44 11,8 98,5 157 75,6 A 67,5 103,5
52
185
75 35 65 52 90 A S 55 40 22 90 75 95 44 45
7,5 3,5 6,5 5,2 9 A S 5,5 4 2,2 9 7,5 9,5 4,4 4,5
140 75 91 139,8 105 A S 188,6 73,2 23,5 118 123,7 109 55,4 83,2
179
40
LILIS ARISKA
250
30
MARIO REZA
106
31
MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT
150
32
MUHAMMAD FIRZI
123
33
MUHAMMAD PHALA PERDANA
181
34
NINDA AULIYA RAHMAN
209
35
NUR SABILA
142
36
PIRMANSYAH
141
37
PRAYUGO NITIS PAMBAGYO
175
38
PUSPITA KOMALA DEWI
160
39
PUTRI KINANTI RAHAYU
267
40
RENALDY DARMAWAN
175
41
RIKA ANJANI
192
42
SYIFANI AULIA WARDAH CITRA AMBAR ARUM WAHONO WULAN RAHMAWATI
178
22 30 65 42 37 35 36 55 50 40 77 65 55 10
4 2,2 3 6,5 4,2 3,7 3,5 3,6 5,5 5 4 7,7 6,5 5,5 1
71,6 55 31,8 97,5 51,6 66,9 73,1 51,1 77,5 87,5 64 205,5 113,7 105,6 17,8
275
65
190
35
6,5 3,5
178,7 66,5 3422,4
13
DHEA NATALIA
187
14
DHETA WIJAYA
214
15
DHIETA AULIA MAHARANI
140
16
DINDA DWI NASTITI
269
17
ERIKA FAKHIRA RISMANSYAH
117
18
FARHAN AL FIANSYAH
A
19
FATAH NUR ROHMAN
S
20
FAUZAN AZMI FADHILAH
343
21
FURQON KHOIRUDIN
183
22
HALDI SADDAM
107
23
IKA ANGGUN FITRI YULIANTI
132
24
ILHAM MAULANA
165
25
INTAN SALSABILA
115
26
ISA RIZKIA MALIK
126
27
JAKA LESMANA JONATAN SALOM PARASIAN DONGARAN
29
28
43 44
Jumlah KM
87,7
Rata-rata KM
A: ALPHA
S: SAKIT
I: IZIN
53
Tabel 4.10 Katagori Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi
No
Rentang Nilai
Katagori
1
>120 kpm
Sangat Cepat
2
90-119 kpm
Cepat
3
60-89 kpm
Lambat
4
<59 kpm
Sangat Lambat Total
Jumlah
presentase
7 orang
17,9%
9 orang
23,07%
14 orang
35,8%
9 orang
23,07%
39 orang
100%
Data dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes keterampilan membaca cepat mencapai nilai 87,7. Hal tersebut mengandung arti bahwa kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII C SMPN 2 Cikarang Barat termasuk dalam kategori Lambat. Dari 39 siswa/i yang mengikuti test dalam penelitian ini, untuk kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh 7 orang atau sebesar 17,9% dan kategori cepat dengan rentang nilai 90-119 dicapai oleh 9 orang atau sebesar 23,07%. Untuk kategori lambat dengan rentang nilai 60-89 berhasil dicapai oleh 14 orang atau sebesar 35,8%. Untuk kategori sangat lambat dengan rentang nilai <59 berhasil dicapai oleh 9 orang atau sebesar 23,07% dari jumlah keseluruhan siswa/i. Hasil tersebut adalah kemampuan siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat Kelas VII C dengan hasil pemahaman dan latihan soal yang diberikan. Dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cepat yang disertai isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dalam pada kategori lambat sebagian besar siswa/i berkemampuan 60-80 kpm adapun rata-rata yang diperoleh 86,4 KM. Sedangkan, kategori normal untuk
54
kecepatan dan kemampuan membaca untuk tingkat SMP seharusnya 140–175 kpm. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan banyak faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat. Faktor pertama kurangnya kemampuan membaca cepat pada siswa/i kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat adalah faktor suara. Para siswa/i sebagian besar masih mengeluarkan suara dalam membaca. Dengan membaca bersuara akan mempengaruhi pemahaman dalam
isi teks. Faktor kedua kurangnya siswa/i
melakukan tes kecepatan membaca. Bahkan ada beberapa siswa/i yang ketika penelitian ini dilakukan belum pernah melakukan tes kecepatan membaca. Faktor ketiga kurangnya siswa/i dalam memahami isi teks. Padahal pemahaman isi sangat mempengaruhi kemampuan membaca cepat siswa/i. Faktor keempat tentang penilaian terhadap pemahaman hasil bacaan. Guru telah memberikan penghargaan terhadap usaha siswa/i memahami isi bacaan teks dengan penilain yang diberikan kepada siswa/i jika benar dan sesuai isi teks nilainya 10, jika hanya tepat dan siswa/i menjawab 70% nilainya 8, jika hanya bisa menjawab 50% nilainya 5, dan jika salah menjawab namun siswa/i berusaha nilainya 2. Dari hasil penelitian masih banyak siswa/i yang mengkosongkan jawaban. Ini terjadi kurangnya rasa percaya diri terhadap siswa/i dalam menjawab tes pemahaman dalam membaca cepat. Padahal guru menghargai setiap jawaban yang diberikan siswa/i.
Tabel 4.11 Data table pengujian hipotesi menggunakan rumus korelasi pada kelas VII B SMPN 2 Cikarang Barat siswa/i ke 1 2 3 4 5
X 57 45 45 22 25
Y 90.6 68.8 78.7 45.5 54.5
Xy 5164.2 3096 3541.5 1001 1362.5
3249 2025 2025 484 625
8208.36 4733.44 6193.69 2070.25 2970.25
55
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 N=39
42 27 48 65 55 50 63 40 63 75 58 30 37 52 40 65 40 30 46 30 33 65 40 62 45 45 17 20 63 47 20 37 40 35
56.7 120 59 111.8 101.2 99.5 160 70 77.4 187.5 111.3 61 49.2 142.4 79.2 165.1 49.2 59.1 96.1 31.5 47.1 120.9 80 156.8 77.8 137.2 32.1 51.8 92 91.6 42.4 48.8 46.8 68.6 1719
3319.2
2381.4 3240 2832 7267 5566 4975 10080 2800 4876.2 14062.5 6455.4 1830 1820.4 7404.8 3168 10731.5 1968 1773 4420.6 945 1554.3 7858.5 3200 9721.6 3501 6174 545.7 1036 5796 4305.2 848 1805.6 1872 2401 163380.9
1764 729 2304 4225 3025 2500 3969 1600 3969 5625 3364 900 1369 2704 1600 4225 1600 900 2116 900 1089 4225 1600 3844 2025 2025 289 400 3969 2209 400 1369 1600 1225
3214.89 14400 3481 12499.2 10241.4 9900.25 25600 4900 5990.76 35156.3 12387.7 3721 2420.64 20277.8 6272.64 27258 2420.64 3492.81 9235.21 992.25 2218.41 14616.8 6400 24586.2 6052.84 18823.8 1030.41 2683.24 8464 8390.56 1797.76 2381.44 2190.24 4705.96 84065
342380.2
56
Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di atas adalah: N=39
Y= 163380,9
=1719
=3319,2
=84065
=342380,2
Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, maka angka-angka tersebut kita masukkan dalam rumus di bawah ini. Dengan demikian, maka hasil perhitungan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar sebagai berikut: )(
(
√(
(
√(
) (
)(
)
(
)
)
)
= 0,7663 = 0,77 Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. Dari perhitungan di atas diperoleh terdapat hubungan searah. Dan
sebesar 0,77, ini menunjukkan
sebesar 0,77 berada di antara 0,600 s/d
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat kelas VII B adalah tinggi/kuat.
57
Tabel 4.12 Data tabel pengujian hipotesi menggunakan rumus korelasi pada kelas VII C SMPN 2 Cikarang Barat siswa/i ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 45 40 40 20 45 85 60 45 45 75 35 65 52 90 55 40 22 90 75 95 44 45 40 22 30 65 42 37 35 36
Y 51.7 72 44 11.8 98.5 157 75.6 67.5 103.5 140 75 91 139.8 105 188.6 73.2 23.5 118 123.7 109 55.4 83.2 71.6 55 31.8 97.5 51.6 66.9 73.1 51.1
xy 2326.5 2880 1760 236 4432.5 13345 4536 3037.5 4657.5 10500 2625 5915 7269.6 9450 10373 2928 517 10620 9277.5 10355 2437.6 3744 2864 1210 954 6337.5 2167.2 2475.3 2558.5 1839.6
2025 1600 1600 400 2025 7225 3600 2025 2025 5625 1225 4225 2704 8100 3025 1600 484 8100 5625 9025 1936 2025 1600 484 900 4225 1764 1369 1225 1296
2672.89 5184 1936 139.24 9702.25 24649 5715.36 4556.25 10712.3 19600 5625 8281 19544 11025 35570 5358.24 552.25 13924 15301.7 11881 3069.16 6922.24 5126.56 3025 1011.24 9506.25 2662.56 4475.61 5343.61 2611.21
58
31 32 33 34 35 36 37 38 39 N= 39
55 50 40 77 65 55 10 65 35
77.5 87.5 64 205.5 113.7 105.6 17.8 178.7 66.5 1967
4262.5 4375 2560 15823.5 7390.5 5808 178 11615.5 2327.5
3422.4
3025 2500 1600 5929 4225 3025 100 4225 1225
197969.3
114941
6006.25 7656.25 4096 42230.3 12927.7 11151.4 316.84 31933.7 4422.25 376423.4
Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di atas adalah: N=39
Y=197969,3
=1967
=3422,4
=114941
=376423,4
Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, maka angka-angka tersebut kita masukkan dalam rumus di bawah ini. Dengan demikian, maka hasil perhitungan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar sebagai berikut: )(
(
√(
(
√(
) (
)(
)
(
)
)
)
= 0,732 = 0,73 Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
59
Dari perhitungan di atas diperoleh terdapat hubungan searah. Dan
sebesar 0,73, ini menunjukkan
sebesar 0,73 berada di antara 0,600 s/d
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat kelas VII C adalah tinggi/kuat.
BAB V
A. Simpulan Dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca cepat yang disertai isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat pada kategori lambat 60-80 kpm dengan rata-rata 86,4 Kpm. Dari 78 siswa/i kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 20152016 yang mengikuti test kemampuan membaca cepat yang disertai isi pemahaman pada kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh 13 orang atau sebesar 16,6%, untuk kategori cepat dengan rentang nilai 90-119 dicapai oleh 16 orang atau sebesar 20,5%, untuk kategori lambat dengan rentang nilai 60-89 dicapai oleh 27 orang atau sebesar 34,6%, dan untuk kategori sangat lambat dengan rentang nilai <59 dicapai oleh 22 orang atau sebesar 28,2%. dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut adalah kemampuan siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat Kelas VII dengan hasil pemahaman dan latihan soal yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan banyak faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat. Faktor pertama faktor suara. Faktor kedua kurangnya siswa/i melakukan tes kecepatan membaca. Faktor ketiga kurangnya siswa/i dalam memahami isi teks. faktor keempat tentang penilaian terhadap pemahaman hasil bacaan. Guru telah memberikan penghargaan terhadap usaha siswa/i memahami isi bacaan teks dengan penilain yang diberikan kepada siswa/i jika benar dan sesuai isi teks nilainya 10, jika hanya tepat dan siswa menjawab 70% nilainya 8, jika hanya bisa menjawab 50% nilainya 5, dan jika salah menjawab namun siswa berusaha nilainya 2. Dari hasil penelitian masih banyak siswa/i yang mengkosongkan jawaban. Ini terjadi kurangnya rasa percaya diri terhadap siswa/i dalam menjawab tes pemahaman dalam membaca cepat. Padahal guru menghargai setiap jawaban yang diberikan siswa/i.
60
61
Dari perhitungan yang didapat untuk menguji hipotesis menggunakan rumus statitiska korelasi pearson diperoleh
sebesar 0,77 dan 0,73 pada
kelas B dan kelas C di SMP N 2 Cikarang Barat, ini menunjukkan terdapat hubungan searah. Dan
sebesar 0,77 dan 0,73 berada di antara 0,600 –
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMP N 2 Cikarang Barat kelas VII C adalah tinggi/kuat. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, pembahasan pada bab IV, serta simpulan yang diperoleh, maka, saran yang diberikan yaitu: agar lebih ditanamkan lagi rasa dan minat baca siswa/i, dilakukanya latihan terhadap siswa/i dalam membaca cepat, dan perbanyak lagi bahan untuk bacaan siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis, pembahasan pada bab IV, serta simpulan yang diperoleh, maka, saran yang diberikan yaitu: agar lebih ditanamkan lagi rasa dan minat baca siswa/i, dilakukanya latihan terhadap siswa/I dalam membaca cepat, dan perbanyak lagi bahan untuk bacaan siswa/I SMPN 2 Cikarang Barat
DAFTAR PUSTAKA
Alek A S & H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2013 As-Sirjani, Raghib dan Al-Madari Amir. Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca. Solo: aqwam. Cet ke-1. 2007. Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, Cet k-4. 2009. Fairbairn, Gavin J. dan Fairbairn, susan A. Reading at University a Guide For Student, Jakarta: Indeks. 2005. Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta : Gramedia. Cet ke-6. 2010. Hanafi, Abdul Halim,. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, Jakarta: diadit media press. 2011. Haryadi, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Mahasiswa Jurusan BSI UNNES dengan Perkulihan Berbasis Latihan Berjenjang dan Pengalaman, semarang :journal Kasuriyanta, Budinuryanta, dan Koermen, Imam. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Pustaka Utama. 2008. Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, hlm 26 Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif. Depok: Rajagrafindo Persada. 2012. Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. 2007.
Saddhono, Kundharu, Slamet, St. Y. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1. 2012. Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1. 2008. Schmoker, Mike. Menjadi Guru yang Efektif. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syamsudin AR, M.S. dan Damaianti,Vismaia S. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet ke 4 2011 Tampubulon, D.P , kemampuan membaca teknik membaca efektif dan efisien, Bandung : Angkasa. Edisi revisi. 2008. Tarigan, Djago dkk. Pendidikan Keterampilan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet ke-17. 2005. Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. __________. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. __________. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008 ___________.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008
UJI REFERENSI
Nama
: Ahmad Rizky
Nim
: 1111013000030
Judul Skripsi
: KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMP NEGRI 2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
No
Referensi
Bab I
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
No Footnote
Halaman Skripsi
Paraf Pembimbing
~---
Hemy Guntur Taringan, Menyimak Sebagai Suaru Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 Hemy Guntur Taringan, Menu/is Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 Harimurti K.ridalaksana. Kamus Linguistik. Jakarta: Pustaka Utama, 2008 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2007 Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 Mike sclunoker, menjadi Guru yang Efektif, jakarta: gelora aksara pratama 2012
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, solo: aqwam, 2007 cetakan l Bab II 9. Alek AS & H. Achmad H.P, BAHASA JNDONESIA untuk PERGURUAN TJNGGJ, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 10. Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008
.
1, 2
1, 1
3
1
I
YA ///
. 4
2
5
2
6
2
7,9
3,4
8
3
'f I
I
10
5
1, 6, 10
10, 13, 19
2
10
ef
f/ /
I I
I
11.
12.
Harimurti Kriclalaksana. Kamus Linguistik. Jakarta: Pustaka Utama, 2008
3
10
Gavin J. fairbaim clan susan A. Fairbairn,
4
11
5,8
] 1, 1
7
14
9, 12
15,22
11
22
13
25
14
26
15, 19
26,27
16, 18
26,27
17
26
1
32
READING AT UNIVERSITY A GUIDE FOR STUDENT, Jaka11a: Jndeks 2005 13. Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Bandung: Karya Putra Darwati,
s
2012 cet 1 14. Budinuryanta, Kasuriyanta, Imam Koermen,
PENGAJA RAN KETERAMP!LAN BERBAHASA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 15.
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, solo: aqwam, 2007 cetakan 1
16. Djago Tarigan dkk, PENDIDIKAN
KETERAMPILAN BAHASA, Jaka11a: Universitas Terbuka, 2005 cet 17
D.P Tampubolon, kemampuan membaca teknik membaca efektifdan efisien, Bandung : An kasa 2008 edisi revisi 18. Haryadi, PENINGKATAN 17.
KETERAMPILA.N M4HASJSWA
MEMBACA
JURUSAN
CEPAT
BS!
UNNES
DENGAN PERKULJAHAN BERBASIS LATIHAN BER.JEN.JANG DAN PENGALAJ.1AN, semaran : ·ournal, 19. W. Gulo, METODOLOGI PENELITIAN, Jakarta: Gramedia 2010 cet keenam
20.
Prof.
Dr.
Suharsimi
MANAJEMEN PENELITL4N,
Arikunto, Jakarta
Rineka Cipta 2013 21 .
Drs. Beni Ahmad Saebnani, METODE PENELITIAN, Bandung: Pustaka Setia Bandung 2008 cet 1
Bab III 22. W. Gulo, METODOLOGJ PENELITIAN, Jakarta: Grarnedia 20 IO cet keenam
23.
Drs. Beni Ahmad Saebnani, Jv!ETODE PENELITIAN, Bandung: Pustaka Setia 2008 cet 1
2, 3, 6, 14
32, 33, 33, 36
4, 9, 10, 11
33, 34, 34,
5
33
7
34
8
34
12 •
35
Dr. Abdul Halim Hanafi, M.Ag. metode penelitian bahasa untuk penelitian, tesis, dan disertasi. jakarta: diadit media press 2011 30. Prof.Dr.Lexy J. Maleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,2007
13
36
15
36
31. D.P Tampubolon, kemampuan membaca teknik membaca efektifdan ejisien,
16
39
17
41
24.
Prof. Dr. Suharsimi Ariklmto,
MANAJEMEN PENELITIAN, Jakarta:
35
Rineka Cipta 2013 25.
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian
Kuantitatif:
Komunikasi,
Ekonomi,dan
K ebUakan Publik, serta llmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2009 Cet. 4 26. Prof Dr. Syamsudii1 AR, M.S. dan Dr Vismaia S. damaianti, M.Pd. metode penelitian pendidikan bahasa, bandung: Remaja Rosdakarya 2011 cet ke 4 27. Nanang Maitono, lvfetode Penelitian Kuantitatif, depok: Rajagrafindo Persada 2012
28.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metodc penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
29.
Bandung : Angkasa 2008 edisi revisi
32. Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VIII smt genap
..,..
m
KEMENTB~IAN
AGAMA
UINJAKARTA
FORM (FR)
FITK
JI. Ir. 1-1. Juanda No 95 Ciputat 15412 Jnclones/a
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 • 01 1/1
·-
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.O l /F.1/KM.Ol.3/.3.1~.~-- ./2014 Lamp. Hal : Bimbingao Skripsi
Jakarta, 2/12/2014
Kepada Yth. Nuryati Djihadah, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakai1a.
Assalamu 'alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
..
Saudara
untuk
menjadi
pembimbing
Nama
: Ahmad Rizky
NIM
: 1111013000030
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: VII (Tujuh)
Judul Skripsi
: Meningkatkan Sikap Bahasa di SMPN 13 Kota Bekasi
VII
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 1 Desember 2014 ,
abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesaj dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bu Ian berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb. ia
Tembusan: l. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
.•1
I )'
~
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen
FORM (FR)
JI. Ir. H. Juanria No 95 Clpulal 1!i412 Indonesia
FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit
1 Maret 2010
No. Revisi:
01
Hal
1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
-
Un.01/F1/KM.01.3/.~~2016
Nomor: Lamp. : Outline/Proposal
Hal
Jakarta, 09 mei 2016
: Pennohonan lzin Peneljtian
l<epada Yth.
Kepala Sekolah SMP N 2 Cikarang Barat di Tempat Assalamu'alaikum wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nam a
: Ahmad Rizky
NIM
: 1111013000030
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: 1 Cl (sepuluh)
Judul Skripsi : KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMP N 2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara melaksanakan penelitian dimaksud.
dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum wr. wb.
~~~.._!Bahasa
"""LIVV'I,
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
dan Sastra Indonesia
~~ !
PEllERINTAH KABUPATEN BEKASI
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2CIKARANG BARAT
.JLDeu1'elllpmmd~BuatBebll 17M1 Telepeal.21~
Nomor: 074/218 .113/Disdik.08/2016
Hal
: Pemberian Jzin Penelitian
Kepada Yth.
An. Dekan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Jakarta
Sehubungan dengan surat permohonan Saudara Nomor
Un.Ol/Fl/KM.01.3/758/2016
tanggal 09 Mei 20 t 6 tentang Permohonan Izin Penelitian : Nama
: Ahmad Rizky
NIM
: 1111013000030
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: 10 (sepuluh)
Dengan ini disampaikan bahwa kami memberikan izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian di sekolah kami, dan yang bersangkutan telah melaksanakan kegiatan tersebut dari tanggal 16 sld 20 Mei 20 t 6, dalam rangka penyusunan Skripsi.
Demikian smat keterangan ini karni buat dengan sebenarnya..
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMP Negeri 2 Cikarang Barat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/1
Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam teks nonsastra dengan bl!rbagai cara ml!mbac;1.
KompE:tensi Dasar
: 3.1 Menyimpulkan isi bacaan setelab membaca cepat 200 kata per menit.
lndikator
1. Mampu menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan melalui membaca cepat. 2. Mampu menjawab dcngan benar 75 % dari jumlah pertanyaan yang disediakan. 3. Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokok~pokok bacaan.
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran I. Siswa mampu menemukan pokok-pokok pikiran dalam bacaan. 2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar 75 % dari jumlah pertanyaan yang disediakan.
1
3. Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokokpokok pikiran dalam bacaan. B. Materi Pembelajaran
1. Menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan. 2. Menjawab pertanyaan bacaan 3. Menyimpulkan isi bacaan C. Metode Pembelajaran
l. Metode Latihan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awai
a. Salah satu siswa diberi kesempatan untuk mernbaca teks yang disediakan guru untuk dibaca secara cepat. b. Guru dan siswa bertanya jawab
tentang kesalahan cara
membaca cepat siswa penampil. c. Guru menyampaikan apersepsi mengenai pentingnya membaca cepat 2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca bacaan yang terdiri atas 200 kata atau kelipatannya secara cepat. b. Siswa menghitung jumlah kata yang dibaca dalam waktu yang dibatasi. c. Siswa menghitung kecepatan membaca dengan rurnus tertentu untuk mengetahui kategori kecepatan membacanya (rendah, sedang atau tinggi). d. Siswa menjawab pertanyaan
yang berhubungan dengan
bacaan. e. Siswa menemukan pokok-pokok pikiran dalam bacaan. 2
f.
Siswa merangkai pokok-pokok pikiran dalam satu paragraf.
g. Siswa menyimpulkan isi bacaan.
3. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri mcmbuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau reflcksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan sccara konsistcn dan tcrprogram;
c. memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran;
-
d. merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut
dalam
bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan kouseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. menyampaikan
rencana
pembe!ajaran
pada
pertemuan
berikutnya.
E. Sumber Belajar 1. Stopwatch/jam/HP
2. Buku Bahaasa Indonesia Piranti 3. LKS Ratih
F. Penilaian 1. Teknik
: Tes Unjuk Kc1ja
2. Bentuk Intrumen
: Uji Petik Ke1ja Prosedw· dan Produk
3. Intrumen Penilaian :
3
Nama
Kelas Sekolah
Teks Biografi yang akan menjadi tcks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin Jusuf Habibi Presiden ketiga Republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau mernpakan anak keempat dari delapan bersaudara, dati pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu llham Akbar dan Tharrq Kemal. Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang k:uda ini harus kehilangan bapakanya yang mcninggal durua pacla 3 september 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibi pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gohuvernments Middlebare School. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibi menjadi sosok favorit di sekolalmya. Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beJiau masuk
Universitas Indonesia di Bandung (sekarang JTB). Beliau mendapat gelar diploma dari Techinsche Hochschule, di Jerman, tahun 1960, yang kemu
4
Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi, Theodore van Karman Award, itu kembali dari habitatnya Jennan beliau selalu menjadi berila. Habibi hanya setahun kuliah di lTB, kemudian l 0 tahun beliau kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawal terbang di jerman dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB GMBH Jerman, sebelum memenuhi panggilan presiden Soeha110 untuk kemabali ke indonesia. Di Indonesia, selama 20 tahun H:ibibi mcnjabat Menteri Negara Ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, d1pilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua Mahkamah Agung menjadi presiden RI menggangtikan Socha110. Soeharto menyerahkan jabatan presidcn itu kepada Habibi berdasarkan pasal 8 UUD I 945. Sampai akhimya Habibi dip&ksa pula lengser akibat referendum Timor-timor yang memilih merdeka. Pidato pe11anggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bcrmukim di Jerman. 1
Jumlah kata permenit: ....... KPM
1
Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, him 26
s
Pertanyaan. I. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
Jawab:
2. Apa yang menjadi kegemaran BJ habibi?
Jawab:
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab:
4. Berapajumlah anak dari BJ habibi? Jawab:
5. Siapa nama Istri dari BJ habibi?
Jawab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi? Jaw ab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Bera.pa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT? .Tawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor? Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi? Jawab:
6
T ab eI 3 K ri'ter1a . P em'Iaian . M en.1awab SoaILat'h I an No
Aspek Penilaian
Deskriptif
1
Pemahaman tentang teks bacaan
Sesuai dengan teks dan tepat T epat namun siswa hanya menjawab 70% Hanya bisa menjawab 50% Salah menjawab namun siswa berusaha Tidak berusaha sama st:kali mt:njawab
I -~
Skor
Katagori
10
Tepat
8
Tepat tidak Jengkap
5
Kurang tepat
2
0
Berusaha menjawab namun tidak tepat Tidak menjawab
Untuk menghitung KM seseorang dapat menggunakan rnmus seperti di bawah ini: Kemampuan membaca
=
KM
Jumlah kata per menit
=
KPM
Jumlah kata dalam bacaan
=KB
Jumlah sekon membaca
= SM
Persentase pemahaman isi
=
PI
Rumus tersebut ialah:
x
KB
KM=
PI
SM: 60 Contoh : KB
100
= 500
SM= 120 PI Maka KM =
=
70
500 120: 60
x
70
= 175 KM
100
7
Tingkat SD : 200 kpm Tingkat SMP : 200 - 250 kpm Tingkat SMA : 250 - 350 kpm Tingkat PT : 350 - 400 kpm Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KM-nya sbb: Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm Tingkat SMP: 200 - 250 x 70% = 140- 175 kpm Tingkat SMA : 250 - 350 x 70% = 175 - 245 kpm Tingkat PT : 350 - 400 x 70% = 245 - 280 kpm
Tabe11. R en t ang N'l I aI' K a t egon'Keteramp1'Ian Mem b aca Cepat untu kMTS/SMP
Rentang Nilai
No
1
>120 kpm
Katagori Sangat Cepat -
2
90-119 kpm
Cepat
3
60-89 kpm
Lambat
<59kpm
4
I
Sangat Lambat
\
Mengetahui
I
Bekasi, 09 ju11i 2016
Guru Mata Pelajaran
Intan Dwi Olctavianti S.Pd N1P 196803241997021001 8
Nama
:M· l\f..h~an
Kelas
: \}\\ ~
Sekolah
: SY\ PN
2
6\JjkfO~ k~~
Teks Biografi yang akan rnenjadi teks bacaan dalam membaca ccpat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahi,r__ di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Bcliau merupa kan anak
ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
llham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi. Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare Sulawesi selatan. Sifat tegas bcrpegang pada prinsip telah ditunjukan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kcgcmaran menw1ggang kuda ini harus kehi langan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 scptember
1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal,
Habibi
pindah
kebandung
untuk
menuntut
ilmu I
di
Gohuvernments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol . terutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi rnenjadi sosok favorit di sekolahnya. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk universitas indonesia di bandung (sckarang ITD). Deliau mendapat gelar diploma dari tcchinsche hochschule, di j enna n, tahun 1960, yang kemudian rnendapat gelar doktor dari tempat yang sama pada tahun 1965. Habibi rnenikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak., Tahun 1967, beliau menjadi profesor ke honnatan (guru besar) pada institut bandung. Banyak langkah H abibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih penghargaan
bcrgengsi, theodore van karman award, itu kembali dari habitatnyajerman beliau selalu menjadi berita. Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun bcliau kuliah hingga meraih gelar cloktor konstruks i pesawat terbang di
jerman dengan predikat sumacamlo ud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat terbang terkemuka mbb gmbh j erman, sebelum mcmenuhi panggilan presiden Soeharto untuk kemabali ke indoncsia. Di Indonesia, selama 20 ta hun Habibi menjabat mcntri negara
ristek/ kepala BPPT, memimpin l 0 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR mcnjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh kctua mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato pertanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau p un kembali menjadi
warga n egara biasa, kembali pula hijrah untuk bennukim di Jennan.
. v)\s
Jumlah kata permerut : .. :J... KPM
.
.
Pertanyaan. 1. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan? Jawab: ~· ~~?~
~~
I -, C
~"'" · ~ r. lnLrlh
\
uJt\
\J
2. Apa yang mcnjadi kegernaran BJ habibi? Jawab: ~\Yi\,~~
\0
~
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya? Jawab:
~ ~
l~o
4. Berapa jumlah anak dari BJ habibi? Jawab:
;i.
5. Siapa nama lstri dari BJ habibi? Jawab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi? Jawab:
7. Apa yang mcnjadi p enyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden? Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala B PPT? Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor? Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi? Jawab: \\~l»T'
\x,.¥-ti t
hobib\t, ~ ~!;>.Yl)Jrll>O
\0
Nama
: kj I fa Vire 1 I
Kelas
:7B
Sekolah
: } MP
-i
cd1-.~1M'"
Teks Biografi yang akan menjadi teks bacaan dalam membaca ccpat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, Jahir di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi. Masa kecil Habibi dilalui bcrsama saudara-saudaranya di Pare-pare Sulawesi scJatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda ini harus kehilangan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 september
1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama sctclah bapaknya meninggal,
Habibi
pindah
kebandung
untuk
menuntut
ilmu
di
Gohuvernments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol tcrutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, bcliau masuk univcrsitas indoncsia di bandung (sekarang ITD). Deliau mendapat gelar
diploma dari techinsche hochschu le, di jerman, tahun 1960, yang kemudian mcndapat gelar doktor dari tempat yang sama pada tahun l 965. Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, beliau menjadi profcsor kehonnatan, (guru besar) pada institut bandung. Banyak langkah Habibi dikagumi , penuh kontroversi, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih penghargaan
bergengsi, theodore van kannan award, itu kembali dari habitatnya jemrnn beliau selalu menjadi berita. Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun beliau kuliah hingga mcraih gelar doktor konstruks i pesawat terbang di
jennan dengan predikat s umacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat terbang terkemuka mbb gmbh je1111an, sebelum memenuhi
panggilan presiden Soeharto untuk kemabal i ke indonesia. Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat mentri negara ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri stratcgis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua
mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato pertanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bermukim di Jerman.
~ ~ .. KPM
Jumlah kata permenit : .\
Pertanyaan. L Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
Jawab:
?S
t
Par--e . . pare
<
2. Apu yang mcnjadi kegemaran BJ habibi? Jawab:
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab:
-b 3) 3
4. Berapa jumJah anak dari BJ habibi? Jawab:
a:d.V\
~
,---
\0
\OD
5. Siapa nama Istri dari BJ habibi?
Jawab:
s:-1?~
/,\.\t\v(\
\ ()
6. Siapa nama orang tua BJ habibi? Jawab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengscr darijabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi mcnjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT? Jawab:
l ~ lo. It\u I\
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar d;ptoma dan doktor?
Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi? Jawab: _ f"l--i ~ e1~M~
tl .tore q__
ha~ ;h,·
- 1\\i\C\M ~ ~6Yj'~·,
c:tV~r>.\
\ \) "-
Awa
Na ma
4~/::a
Kclas
7c
Sckolah
SMPl'f 1. CIK~IZAN
S'o1so/J)la
Teks Biografi yang aka n menj adi teks bacaan d alam membaca cepat
Bachrud in Jusuf Habjbi Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara, dan pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. T uty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi.
Musa kccil Habibi dilalui bcrsama saudara-saudarnnya di Pare-pare Sulawesi sclatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda ini harus kchi langan bapakanya yang mcninggal dunia pada 3 september
1950 karcna terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal,
Habibi
pindah
kebandung
untuk
menuntut
ilmu
di
Gohuvemments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol tcrutama dalam pelaj aran-pelajaran eksata. Habibi menjadi sosok favorit di sekolahnya. Setelah tamat SMA di barn.lung tahun 1954, beliau masuk universitas indoncsia.di bandung (seknn:mg ITB). Beliau mendapat gclar
diploma dari techinsche hochschulc, di jennan, lahun 1960. yang kemudian mendapat gelar doktor dari tempat yang sam a padn tahun 1965 . Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, beliau me1\jadi profcsor kehormatan (gum bcsar) pada institut bandung. Banyak langkah Hab ibi dikagumi , penuh kontroversi, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih pe nghargaan
bergengsi~ theodore
van kannan award, itu kcmbali dari habitatnya jennan
beliau selalu menjadi berita. Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun heliau kuliah hingga mcrai h gelar doktor konstruksi pesawat terbang di jcnnan dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerjn di indushi pesawat tcrbang terkcmuka mbb gmbh jennan, sebelum memcnuhi panggilan presiden Soeharto untuk kemabali ke indoncsia. Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi rnenjabat mentri negara ristek/ kcpala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR menj adi Wakil Presiden RL dan di sumpah oleh ketua mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato pe1tanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bem1ukim di Jcnnan.
Jumlah kata permenit:
(~f:?.. KPM
Pertanyaan. l. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
. J)oclt; 60rJfj,?ot
2g- ,.Joni
.J awab. r · u J'(Jl Otve.r-; .retal-an
19 3'
pare-fore
\0
2. Apa yang mcnjadi kegemaran BJ habibi? Jawab:
Menu/Jg.9°".9 l:.t.tei:J
\.0
3. Kapan-BJ Habibi kehilangan Bapaknya? Jawab: S"
Cep6em6er
l{}d'r)
\. 0 4 . Berapajumlah anak dari BJ habibi? Jawab:
2 Cdl.O)
'-o 5. Siapa nama Istri dali BJ habibi? Jawab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi? Jawab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden? Jawab:
8. Berapa tahun BJ I Iabibi menjabat sebagai m1..:nteri ncgara ristek/kepala BPPT?
Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mcndapatkan gelar diploma dan doktor? Jawab:
I 0. Sebutkan 2 nama anak: BJ habibi?
Jawab: Thar~'!
'CJ
Nama
KcJas Sekolah
: (/Hf TA .WI )A1A : f-t : Srv> f/v O). [i'?·pf\R
Teks Biografi yang akan menjadi tcks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin .Jusuf Habibi Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Bcliau merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi . Masa keci l Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare Sulawesi selatan. Sifat tegas berpegang pada ptinsip telah ditunjukan Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda ini harus kehilangan bapakanya yang mcninggal dunia pada 3 scptcmber
1950 karcna terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal,
Habibi
pindah
kebandung
untuk
menWltut ilmu
di
Gohuvemments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol tcrutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi menjadi sosok favori t di sekolahnya. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk w1ivcrsitas indoncsia di bandung (sekarang ITB). Beliau 111cndapat gda1
diploma daii techinsche hochschulc, di jernrnn, tahun 1960, yang kemudian mendapat gelar doktor dari tempat yang sama pada lahun 1965. Jlabibi menikah pada tabun 1.962. clan dikaruniai dua ora.ng anak. Tahun 1967, beliau menjadi profesor kehormatan (guru besar) pada institut bandung. Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontrovers i, namun tak sedikit pula yang tak sepedapat denganya1 Setiap kali, peraih penghargaan
bergengsi, theodore van kannan award, itu kembali dari habitatnyaj erman beliau selalu menj adi berita. Habibi hanya setahun kuliah di ITB banclung, kemuclian IO tahun beliau kuliah hingga mcraih gelar doktor konstruksi pesa\\ at tcrbang di jerman dengan p redikat sumacamloudt Lalu, beliau beke1ja di industri pesawat terbang terkemuka mbb gmbh jennan, sebclum mcmenuhi panggilan presiden Soeh arto untuk kcmabali ke indonesia. D i Indonesia, selama 20 tahun Habib i menjabat mentri ncgara ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 pcrusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua mahk:amah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presidcn itu kepada Habibi berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato p e1tanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk benn ukim di Jennan.
Jumlah katapermenit : )...1.-; •• KPM
Pertanyaan. l . Kapan dan dirnana BJ Habibi dilahirkan?
Jawab: 4 i..ii( Lv~ £;. ~l loV'n
2. Apa yang mcnjadi kegemaran BJ habibi? Jawab:
.r!:.,. • ?i-"f"'
P.
\_J
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya? Jawab:
4. B erapa jumlah anak dari BJ habibi? Jawab: ). anc1!t
5. Siapa nama Istri dari BJ habibi? Jawab: ;:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi? Jawab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden? Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT? Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor?
Jawab:
J 0. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
Jawab:
,... /
Profil Penulis Ahmad Rizky anak ke Sembilan dari Sembilan bersaudara. Lahir pada hari Minggu 30 Mei 1993 memiliki hobi bermusik sejak kecil. Mulai menempuh pendidikan sejak taman kanak-kanak di TK Mutiara Insani pada tahun 1998 dan berlanjut meneruskan ke jenjang selanjutnya di SDN Medan Satria V Kota Bekasi pada tahun 1999 sampai 2005. Pada tahun 2005 – 2008 menempuh pendidikan di SMPN 13 Kota Bekasi dan tahun 2008 – 2011 menempuh pendidikan Menengah Atas di SMA N 2 Cikarang Utara. Seorang pemuda yang memiliki cita-cita mulia membahagiakan orang tua, menyelesaikan kuliah pada tahun 2016 di UIN Syarif Hidayatullah sebagai Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain sibuk menuntut ilmu, pemuda kelahiran Bekasi juga sibuk bermusik, dan tergabung dalam beberapa komunitas musik di daerah Bekasi dan Jakarta, seperti Bekasi Symphony Orchestra dan Kamar Wina. Sekarang selain tetap bermain musik, penulis juga bekerja sebagai supervisior bidang Kontraktor di PT. Kharisma Karya Persada.