MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016
PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA ATAU KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 73 TAHUN 1958 TENTANG MENYATAKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA UNTUK SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DAN MENGUBAH KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN AHLI PEMOHON (V)
JAKARTA SENIN, 1 AGUSTUS 2016
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juncto Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang Menyatakan Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana untuk Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Mengubah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 284 ayat (1) sampai dengan ayat (5)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Euis Sunarti 2. Rita Hendrawaty Soebagio 3. Dinar Dewi Kania, dkk. ACARA Mendengarkan Keterangan Ahli Pemohon (V) Senin, 1 Agustus 2016, Pukul 14.06 – 16.25 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Arief Hidayat Anwar Usman I Dewa Gede Palguna Suhartoyo Aswanto Maria Farida Indrati Wahiduddin Adams Patrialis Akbar
Fadzlun Budi SN
(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Rita Hendrawati Soebagio 2. Nurul Hidayati Kusuma Hastuti Ubaya 3. Sitaresmi Sulistyawati Soekanto 4. Tiar Anwar Bachtiar 5. Sabriati B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Feizal Syah Menan 2. Anggi Aribowo 3. M. Andrian Kamil 4. Asri Hayat Saputra C. Ahli dari Pemohon: 1. Neng Djubaedah 2. Adian Husaini 3. Dewi Inong Irana D. Pemerintah: 1. Surdiyanto 2. Hotman Sitorus 3. Yunan Hilmy
ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.06 WIB 1.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang dalam Perkara Nomor 46/PUUXIV/2016, dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saya cek kehadirannya, siapa yang hadir? Dari Pemohon, silakan.
2.
KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Terima kasih, Yang Mulia. Alhamdulillah pada hari ini, hadir Ibu Rita Hendrawati Soebagio. Kemudian, Ibu Dr. Dinar Dewi Kania. Kemudian, Dr. Sitaresmi Sulistyawati Soekanto. Kemudian keempat, Ibu Nurul Hidayati Kusuma Hastuti Ubaya, S.S., M.A. Kelima, Dr. Sabriati Azis. Dan terakhir, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, S.S., M.Hum. Jadi hari ini hadir enam orang Pemohon, Yang Mulia.
3.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, didampingi Kuasanya, ya?
4.
KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Betul, Majelis.
5.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, dari DPR tidak hadir. Dari Pemerintah yang hadir? Silakan.
6.
PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Terima kasih, Yang Mulia. Pemerintah hadir Pak Yunan Hilmy. Saya sendiri Hotman Sitorus dan Pak Surdiyanto. Terima kasih, Yang Mulia.
7.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Agenda kita pada siang hari ini adalah mendengarkan keterangan Ahli dari Pemohon. Sudah dihadirkan tiga orang Ahli, yang pertama Dr. Neng Djubaedah, betul? Kemudian Dr. Adian Husaini. 1
8.
KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Betul.
9.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Kemudian, yang terakhir dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK. Baik, kalau begitu sebelum memberikan keterangan, untuk maju terlebih dahulu untuk diambil sumpahnya. Saya persilakan maju ke depan. Ketiga Ahli beragama Islam. Saya persilakan mohon berkenan, Bapak Dr. Wahiduddin.
10.
HAKIM ANGGOTA: WAHIDUDDIN ADAMS Kepada Ahli untuk mengikuti lafal yang saya tuntunkan. “Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.”
11.
AHLI BERAGAMA ISLAM: Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.
12.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Silakan kembali ke tempat. Pemohon, secara berturut-turut siapa dulu yang akan kita dengar keterangannya?
13.
KUASA HUKUM PEMOHON: Yang Mulia, jika diizinkan, kami mohon agar secara berturut-turut, pertama-tama adalah Bapak Dr. Adian Husaini, kemudian Ibu dr. Dewi Inong Irana, dan terakhir Ibu Dr. Neng Djubaedah. Demikian, Yang Mulia.
14.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Silakan, Pak Dr. Adian terlebih dahulu di mimbar. Di meja Hakim sudah diterima keterangan tertulis secara lengkap dan tebal, ini tidak bisa disampaikan keseluruhannya, jadi ada waktu yang sangat terbatas.
2
Silakan, sama saja. Di situ juga engak apa-apa, Pak, silakan. Nanti malah dekat Pemerintah, mestinya dekat Pemohon juga bagus kan. Baik, Pak Adian, jadi waktunya maksimal persentasi 20 menit ya, nanti kita lanjutkan dengan memperdalam apa yang sudah disampaikan. Saya persilakan. 15.
AHLI DARI PEMOHON: ADIAN HUSAINI Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb.
16.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam.
17.
AHLI DARI PEMOHON: ADIAN HUSAINI Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, Yang Mulia. Alhamdulillah saya bisa berdiri di sini untuk yang kedua kali. Dulu tahun 2010 waktu menjadi Saksi Ahli untuk masalah Undang-Undang Nomor 1 PNPS Tahun 1965. Kali ini saya memenuhi harapan beberapa orang yang menurut saya luar biasa, sangat peduli dengan masalah moralitas, concern dengan persoalan yang sekarang ini sedang … khususnya bagi kami yang bergelut di bidang pendidikan, baik sebagai pendidik, sebagai orang tua, maupun sebagai pengelola suatu program doktor di bidang pendidikan. Majelis Hakim Yang Mulia, perkenankan saya menyampaikan persentasi, khususnya tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kaitan dengan beberapa pasal yang oleh Para Pemohon diajukan untuk di-judicial review. Yang pertama adalah bahwa sebetulnya dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional maupun dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi, ya, bangsa kita telah sepakat. Tujuan pendidikan nasional dan pendidikan tinggi itu adalah membentuk manusia yang beriman ya, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan seterusnya. Tujuan ini begitu mulia dan sayangnya kemudian bagi kami yang di bidang pendidikan ini, merasakan betapa beratnya menghadapi tantangan-tantangan moral ya, yang baik melalui media, bahkan juga di lingkungan-lingkungan di lembaga pendidikan itu sendiri. Khususnya, Yang Mulia, pada kaitan kali ini saya ingin lebih menyoroti masalah ... apa ... masalah LGBT. Karena kebetulan berapa kali saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan presentasi masalah LGBT, khususnya tentang perkembangan LGBT. Sebab dalam dunia kawin sejenis ini, sekarang ini saya melihat bahwa yang berlaku bukan saja masifnya, ya, perkembangan orang-orang yang melakukan praktik kawin sejenis, ini 3
yang pernah tekankan juga waktu di ... kira-kira 3 bulan yang lalu di Dewan Pertimbangan Presiden, juga berapa kali saya diundang oleh Pemerintah Malaysia untuk menyampaikan masalah LGBT ini kepada guru-guru di sekolah. Karena meskipun di Malaysia itu undangundangnya tegas, ya, menyatakan bahwa masalah homoseksual, lesbian itu adalah kejahatan, tapi ternyata perkembangan praktik homoseksual di ... khususnya di sekolah berasrama, itu luar biasa. Sampai ketika itu sekretaris perdana menteri sendiri mengaku, sehingga beliau peduli karena pernah beliau hadir di suatu majelis di perguruan tinggi ketika menyampaikan tantangan LGBT ini banyak sekali mahasiswa yang menyoraki dia. Akhirnya, dia kumpulkan banyak guru dan waktu itu saya berkesempatan untuk berbagilah tentang masalah LGBT, juga di Indonesia. Yang Mulia, saya melihat bahwa sebetulnya yang kita hadapi masalah LGBT ini bukan sekadar maraknya, ya, praktik ... apa ... praktik homoseksual, tapi yang merisaukan bagi kami betul sekarang ini adalah ada usaha yang sangat sistematis dan masif untuk melegalkan, ya, praktik kawin sejenis ini. Saya sudah menulis buku juga untuk masalah ini dan ternyata memang kasus-kasus apa yang terakhir misalnya terjadi di Amerika merupakan negara ke-21 yang mengesahkan perkawinan sejenis, ya, itu kemudian dijadikan momentum untuk gerakan ini lebih masif lagi, termasuk ... apa ... LSM-LSM di Indonesia. Saya ingin berbagi sedikit tentang apa yang menjadi concern saya selama belasan tahun ini. Ini adalah kasus yang terjadi di Amerika, tahun 2003 saya sudah menulis artikel tentang kasus yang terjadi di New Hampshire di Amerika seorang pendeta, seorang pastur tepatnya, dia dari Gereja Anglikan, yang tengah itu adalah Gene Robinson, dia kawin dengan Mark Andrew selama 14 tahun, berkeluarga, ya, serumah sebagai suami-istri. Tahun 2003 ada pemilihan uskup, maksudnya kepala Gereja Anglikan tingkat negara bagian dan kemudian voting dia menang. Itulah waktu media massa internasional menyebutkan ini peristiwa yang luar biasa karena selama 2.000 tahun baru, ya, terjadi seorang homo bisa memimpin gereja untuk tingkat negara bagian. Ini menjadi isu dan perkembangan ini kemudian saya lihat cepat sekali, tahun 2003, 2016 kemudian sudah resmi, ya ... apa ... perkawinan sejenis ini legal, itu. Dan pola inilah yang mirip sekali, ya, apa yang terjadi di Amerika ini sekarang sedang ... ini kasus misalnya yang terjadi di Irlandia, bagaimana kampanye yang masif, ya, selalu memanfaatkan media sosial, film, dan sebagainya dan mengubah persepsi Bangsa Irlandia yang mayoritasnya Katolik dengan kampanye ... apa ... akhirnya mereka referendum dan menang, ini yang sangat memprihatinkan bagi Vatikan, ya, khususnya karena Vatikan tetap ... apa ... menegaskan bahwa perkawinan sejenis ini tidak sah.
4
Ini sama kasus-kasus di Amerika … dan Yang Mulia, rupanya dari hasil penelitian saya, betul-betul sesuatu yang bagi saya tidak mengejutkan bahwa ternyata yang melakukan gerakan legalisasi ini adalah sekelompok kecil kaum Yahudi di Amerika. Di tahun 2005 mereka sebenarnya sudah melakukan gerakan untuk melegalkan kawin sejenis di sinagoga-sinagoga mereka, Liberal Judaism ini, mereka sudah mengesahkan kawin sejenis dan sekarang berhasil ... apa ... menurut saya memaksakan, memaksakan paham ini dan akhirnya menjadi legal. Ini pengakuan resmi dari Wakil Presiden Amerika, Joe Biden yang mengucapkan terima kasihnya kepada tokoh-tokoh Yahudi karena telah berhasil mengubah persepsi Bangsa Amerika dari yang asalnya tidak suka kawin sejenis sampai akhirnya mereka menyetujui dan bahkan melegalkan. Ini sama proses-proses yang terjadi. Adalah sesuatu yang sebetulnya dari segi nilai-nilai moral, ya, Bangsa Amerika dan Eropa ini mengalami suatu kegamangan yang sangat serius, khusus dalam masalah homoseksual ini. Dulu kalau kita lihat dalam sejarah, ya, orang homo dan lesbi itu dihukum sangat berat oleh gereja. Hukumannya adalah digergaji hidup-hidup, ya, dibelah dua tubuhnya. Sekian ribu tahun kemudian, ya, kemudian nilai moral itu bergeser dan terpaksa kemudian banyak gereja, bahkan banyak warga masyarakat yang mengesahkan. Di Indonesia, ini waktu itu 2012 saya presentasi di IKIM (Institut Kefahaman Islam Malaysia) waktu itu sedang terjadi kasus ini, ya. Judul beritanya itu “Selangkah Lagi Tokoh Gay Hingga Dokter Menjadi Komisioner” ini sampai kepada 39 nama. Artinya, memang ada usahausaha serius untuk legalisasi, ya, terutama masuk ke lembaga-lembaga yang strategis ya. Lembaga-lembaga negara yang strategis. Ini ada legalisasi di tingkat masyarakat, pesantren waria sudah dibubarkan di Yogya. Yang pojok kiri itu adalah seorang mantan waria ya, kalau di Malaysia disebut “Mak nyah” dia. Akhirnya dia bertobat dan oleh Pemerintah Malaysia kemudian diberikan biaya untuk membentuk suatu LSM, ya, menyadarkan waria yang lain. Ada komitmen waktu pertemuan di Dewan Pertimbangan Presiden, insya Allah Kementerian Sosial juga sudah aktif, ya, membina para waria khususnya dan untuk mereka sampai ... khususnya mereka sekarang dikasih fasilitas untuk bekerja di bengkel ya, bukan di salon. Yang dikasih biaya oleh pemerintah supaya dijauhkan dari sifat yang agak feminin begitu, ya, tapi itu sudah berjalan. Nah, ini adalah contoh-contoh ya bagaimana gerakan legalisasi homoseksual itu di Indonesia memang terjadi betul, ini tokoh yang di ... diagungkanlah, begitu ya. Datang berapa kali di Indonesia, bukubukunya diterjemahkan, dia berceramah di pesantren-pesantren, di pascasarjana di UGM pernah, di berapa kampus yang lain, yaitu Irshad Manji yang disebut sebagai seorang Muslimah yang gigih menyerukan 5
ijtihad. Padahal dia dalam ceramahnya, dalam bukunya, terang-terangan mengaku sebagai seorang lesbi dan kawin sesama jenis. Jadi ini waktu itu, ya, bagi kami sangat menyedihkan. Misalnya, ceramah dia di PP Muhammadiyah, di Menteng itu sempat dibatalkan karena sebagian tidak tahu bahwa dia seorang lesbi. Ini buku-buku dia yang diterjemahkan di Indonesia. Nah, ini Yang Mulia, misalnya adalah The Yogyakarta Principles, ini sangat serius karena … apa ... pihak kami ini yang kemudian sekarang dijadikan sebagai pijakan internasional. Dan lembaga-lembaga resmi misalnya ya, seperti ini Komnas HAM, kemudian Komnas Perempuan, itu aktif ya dalam mempromosikan legalisasi perkawinan sejenis ini ya, dengan bahasa-bahasa yang cukup. Nah, di tingkat keagamaan, ini sama kasusnya di Amerika dan lain-lain, ya. Biasanya legalisasi nanti dimulai dari perubahan tafsir ya, terhadap Bible maupun terhadap Alquran. Ini buku yang saya temukan di SOAS (School of Oriental and African Studies) di London ini. Buku ini menjadi rujukan karena buku ini dari sudut pandang Islam, dia bahas tentang Alquran, Hadist, dan lain sebagainya, tapi ujungnya adalah kawin sesama jenis itu halal, begitu ya. Itu pernah … di Indonesia juga sudah mulai, ya. (Suara tidak terdengar jelas) ini jurnal perempuan yang Komnas ... jurnal perempuan yang wawancara dengan seorang professor yang terang-terangan juga memberikan pendapat yang baru bahwa boleh kawin sejenis ini. Jadi berapa mahasiswa Fakultas Syariah yang menerbitkan buku Indahnya Kawin Sesama Jenis. Ini ada ... ada program ... mereka ada programprogram yang praktis ya, gerakan-gerakannya ada semua. Jadi ini bukan sesuatu yang ... ini dari segi ... dari segi LGBT, ya, dari segi homoseksual. Juga misalnya legalisasi pelacuran. Ini buku yang luar biasa, ya, cetak ulang sampai belasan kali ya. Judulnya Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur ya, ini seorang pelacur berjilbab, kemudian dia bukannya tobat, tapi malah dia kemudian berkampanye tentang ... apa ... bahwa menjadi pelacur itu juga mulia. Ada buku juga yang terang-terangan, ya, bahkan sekarang sudah ... penulisnya sudah menjadi seorang profesor di ... apa namanya ... mengajar di Arab Saudi. Dia terang-terangan juga menghalalkan seks bebas, ya, kalau kita baca di sini, “Saya rasa Tuhan tidak mempunyai urusan dengan seksualitas. Jangankan masalah seksual, persoalan agama atau keyakinan saja yang sangat fundamental, Tuhan seperti secara eksplisit tertuang dalam Alquran, telah memberikan manusia untuk memilih menjadi mukmin atau kafir,” dan seterusnya. Jadi, Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Mulia. Inilah beberapa contoh, ya, ini gerakan juga kalau di masyarakat, di buku, gerakan intelektual melalui pendanaan yang besar, melalui film, dan seterusnya. Itu ada usaha untuk melegalkan ya, terutama atas nama Indonesia tanpa diskriminasi. Tanpa diskriminasi agama, tanpa 6
diskriminasi aliran keagamaan, tanpa diskriminasi gender, dan tanpa diskriminasi orientasi seksual. Nah, saya sebetulnya melihat bahwa ini adalah gejala umum dari modernity. Di mana masyarakat modern tidak mau menerima standar moral dari Tuhan, ya. Sartre mengatakan bahwa kalau Tuhan pun itu ada, harus kita tolak karena ide tentang Tuhan itu membunuh kebebasan kita. Yang sangat diagungkan adalah freedom ... our freedom ini, ya. Di mana-mana legalisasi kampanye untuk kawin sejenis, seks bebas, ini adalah atas nama kebebasan. Jadi, Majelis Hakim Yang Mulia, inilah yang kami hadapi di dunia pendidikan, ya. Oleh karena itu, kami betul-betul terharu, ya, ketika ada sekelompok masyarakat ini yang berani, ya karena ini tidak mudah me … apa namanya ... berani, kalau dulu di masa Nabi Luth AS, Nabi Luth dan kaumnya itu diejek mereka sebagai innahum unassun yatatoharun. Mereka ini orang-orang yang sok suci, sok moralis. Itu yang sekarang ini juga diterima oleh Para Pemohon ini mereka juga kadang-kadang menerima cemoohan, sok sucilah, sok moralislah, ya. Jadi saya hanya ikut saja bagaimana berharap bahwa mudahmudahan ada sesuatu, ya, paling tidak secara hukum ini ada kejelasan. Saya mendengar, misalnya, dari aparat hukum pun, gitu ya, itu kalau tidak ada dasar hukumnya mereka juga susah di lapangan. Kalau orang zina karena sama-sama dewasa, sama-sama suka tidak masuk dalam pidana, ya, tidak masuk dalam bentuk kejahatan. Anak-anak yang bingung mengapa kok orang dewasa boleh kami tidak boleh? Padahal mereka sekarang sudah mereka sekarang sudah merasa mereka sudah bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa itu. Begitu juga dalam soal kasus homoseksual itu, ya, pengalaman di Malaysia menunjukkan bagaimana mereka hukumnya sudah tegas pun, ya, ternyata marak sekali usaha untuk promosi, ya, praktik perkawinan sejenis ini. Demikian Yang Mulia, mudah-mudahan dari sudut pendidikan saya hanya menyampaikan betapa negeri kita ini mudah-mudahan ada kejelasan, ya, saya berharap ada kejelasan bahwa paling tidak, ya, ini tidak baik, ini jelas-jelas secara hukum itu dinyatakan keliru. Jadi saya sangat mendukung kalau Pasal 292 memang kemudian dinyatakan bukan hanya dengan anak-anak, tapi praktik sesama jenis itupun adalah meskipun sama-sama dewasa adalah sebuah bentuk kejahatan. Demikian, terima kasih, ya, kepada Majelis Hakim Yang Mulia, kepada Para Pemohon, terima kasih juga atas kesempatannya yang diberikan, ya. Wabilahitaufik walhidayah. Wassalamualaikum wr. wb.
7
18.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam. Terima kasih, Pak Adian. Silakan duduk terlebih dahulu. Untuk di sebelah sana kembali, nanti gabung di situ kacau nanti, Pak. Silakan Ibu dr. Dewi. Ya, kelihatannya semuanya aliran sebelah kiri kita ini, milih podiumnya di kiri, tapi dari sisi sana aliran kanan berarti. Silakan, Ibu Dewi Inong.
19.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRANA Bismillahirrahmaanirahiim. Majelis Hakim yang saya hormati, kali ini saya akan mengenai tinjauan medis tentang zina, cabul sesama jenis dan perkosaan, serta pengaruhnya terhadap ketahanan nasional. Saya pernah bekerja selama 3 tahun mengurusi 500 waria dan gay di daerah Ancol yang kalinya bau itu, di depan. Bayarannya mereka jual diri dengan harga cuma Rp3.000 sampai Rp5.000. Saya ikut waktu itu di LSM Yakmi bekerja sama dengan HAPP (HIV Aids Prevention Program) dari Amerika, mereka memberikan dana untuk kita berikan pelatihan supaya mereka tidak menjajakan diri. Jadi saya pengalamannya sangat banyak Bapak-Bapak, Ibu-Ibu mungkin tidak mau lihat apa yang saya lihat, dan bagaimana kalau sudah kena HIV Aids, sedih sekali sudah tidak ada lagi yang peduli, para temannya yang katanya pacarnya gay dan lain-lain itu. Ada juga gay yang menjadi peliharaannya waria, dia punya isteri dan anak, bayangkan betapa banyak penyebaran yang sudah ... ini semua data saya dapatkan dari sahabat saya sekarang nanti ada data-data dari Departemen Kesehatan, beliau adalah pejabat Direktur Jendral Penyakit Menular dr. Muhammad Subuh adalah sahabat saya satu angkatan di FKUI Tahun 1987 saya lulusan dari sana. Jadi pengalaman saya ini adalah kebenaran, saya menyampaikan kebenaran yang harus diketahui oleh Bapak-Ibu yang selama ini kami diam, sebagai dokter kami menyimpan ini semua selama ini, barangkali bisa menjadi pertimbangan nanti untuk Pasal 292, 285, dan 284. Berikutnya, mohon maaf, berikut. Penyakit kelamin itu dulu disebut penyakit kelamin kita sekarang sebutnya IMS, tahun 1498, sifilis sama dengan AIDS sekarang. Berikut, ya, berikutnya. Jadi hubungan penyakit kelamin itu adanya dari hubungan seks sebagian besar, jadi hubungan seks yang bisa menularkan penyakit infeksi menular seksual adalah kelamin ke kelamin, mohon maaf kalau saya bicaranya terangterangan karena ini yang saya hadapi sehari-hari. Kelamin ke mulut atau oral, kelamin ke anal, atau dubur, atau anus yang terjadi pada kaum gay, kelamin pada alat pada lesbian, kelamin dengan tangan itu juga pada lesbian. Bukan hanya hubungan kelamin dengan kelamin saja, ini sangat penting karena sekarang pembunuh nomor satu wanita Indonesia 8
adalah kanker mulut rahim atau kanker serviks. Itu penyebabnya adalah virus HPV tipe tertentu, tipe 16, tipe 18. Dan itu terjadi penularannya terjadi melalui hubungan seks berganti-ganti pasangan atau zina. Kalau dia tidak berzina, suaminya yang berzina. Kenapa sekarang banyak sekali dan pembunuh nomor 1 angkanya 0,8/mil wanita Indonesia saat ini kena? Banyak bapak-bapak tidak mengaku kalau dia berzina. “Enggak, saya enggak berzina dokter.” “Kena saya tadi, saya ada gambar-gambarnya ya. Enggak mungkin bapak, bapak kena penyakit ini namanya condyloma, itu virusvirus HPV, pasti bapak zina.” “Enggak, saya enggak berzina.” “Pakai mulut mungkin?” “Lho memang pakai mulut itu zina? Memang bisa kena?” Saya selalu bilang kalau menyuluh di depan anak-anak SMA yang laki-laki atau anak-anak muda. Saya selalu bilang, itu penis kamu masuk lubang hidung kek, lubang kuping kek, lubang mana saja yang bukan istri kamu itu zina dan ada penyakitnya. Ini ekstremnya, tapi ini yang saya hadapi sehari-hari sebagai dokter kelamin, teman-teman saya juga hadapi. Tapi selalu melambatkan kelamin, tadi ya. Kelamin, kelamin, kelamin, oral, kelamin anal, kelamin alat, alat kelamin tangan. Ini penting sekali, Bapak-Bapak dan Ibu Hakim Yang Terhormat. Berikutnya. Ini kelihatanya seriawan, padahal ini penyakit sipilis stadium 1. Kalau si bapak main sama perempuan di kantor yang berapa penis sudah masuk ke dalam mulutnya dan ada seperti ini. Kemudian, ini stadium 1 dia hilang sendiri, sembuh sendiri, tidak usah diobati. Ada yang pergi ke dukun, disembur, disembuh. Dikiranya sembuh, padahal masuk ke dalam ... ke dalam darah, menjadi stadium laten dan bisa menular. Tidak ada gejalanya, tapi menularkan kepada istri atau kepada orang lain. Berikut. Jadi naik angkanya karena banyak kasus tidak bergejala merasa tidak sakit, tapi ternyata menulari orang lain, merasa aman dengan antibiotik, kondom, dan kontrasepsi. Khusus kodom, saya akan bicara khusus ini nanti. Berikutnya, kita lihat itu angka HIV AIDS dari tahun 1987 sampai Juni 2015 saya dapatkan dari dr. Muhammad Suhu ya, dari Dirjen P2M PLP Penyakit Menular. Naik dengan sangat cepat HIV saja, ini belum yang lain, penyakit kelamin bukan hanya HIV, tapi ini enggak ada obatnya. Berikutnya. Nah, yang jadi … kita bahayanya apa? Inveksi, komplikasi, bisa macam-macam ya penyakit alat dalam, kanker kelamin, menulari bayi dalam kandungan. Ini cacat lebih gampang kena HIV AIDS. Berikutnya, saya mau kasih lihat alat reproduksi laki-laki. Kenapa sih? Jadi pertanyaan. Jadi waktu saya di LSM itu yang benar-benar dari jiwanya itu dia gay atau waria cuma 0,00% sekian. Penelitian yang ini 9
belum ada waktu itu, saya tidak boleh sampaikan karena dari LSM-nya, karena haknya dari HAP Indonesia. Tapi sebagian besar adalah karena terjebak. Asal tahu saja, begitu seorang laki-laki disodomi, di sini ada prostat … boleh berikutnya. Nah, ini, dubur di sini kalau disodomi masuk di sini penis, kena prostat di sini, itu laki-lakinya merasa yang disodomi merasa nikmat dan tetap ejakulasi, keluar sperma. Jadi rasanya katanya menagih, ingin terus, itulah sebabnya. Begitu sekali disodomi, biasanya ingin terus, jadi korban akhirnya. Itu yang kita Pasal 285 perkosaan, ya. Kemudian Pasal 292 juga. Jadi jangan hanya terhadap perempuan mungkin ya delik perkosaanya ya Bapak. Kalau anak laki-laki kita diperkosa dari … di dubur itu bagaimana? Dia jadi korban seumur hidup. Dia jadi gay lagi karena dia ketagihan, Bapak-Ibu. Ya, ini penting sekali. Kenapa? Jadi ini sekarang sudah suatu … apa namanya … seperti gerakan ya. Jadi gampang sekali mereka jadi korban. Sudah enggak bisa lepas, mereka ingin tapi sulit sekali. Berikutnya. Kalau perempuan mungkin tahu, di sini ada leher rahim di sini. Mulut rahim di sini kalau kesenggol sama penis yang mengandung virus. Virusnya dari mana? Dari mungkin suaminya berzina atau pasangannya berzina, atau berganti-ganti pasangan, atau dia sendiri sering berganti-ganti pasangan. Kesenggol di sini dia jadi kanker mulut rahim. Boleh berikutnya, berikutnya. Ini dia sebentar, kembali boleh? Ini mulut rahim ya, kesenggol penis. Kalau penisnya tidak ada virusnya, tidak pernah berzina si suami, tidak akan kena. Kenapa? Sekarang pembunuh nomor 1 wanita Indonesia adalah kanker serviks. Artinya, telah terjadi perzinaan banyak sekali di Indonesia. Maaf, itu hasilnya dari segi medis. Berikutnya. Jenis-jenisnya Bapak-Bapak, Ibu-Ibu mungkin tahu dari bakteri virus, protozoa. Jangan lupa juga hepatitis b ini sudah menjadi masalah sekarang, tapi sudah ada vaksinasinya. Hepatitis c sekarang ya, jadi liver ya. Jadi ini semua yang virus tidak ada … yang tidak ada obatnya. Jadi bukan hanya AIDS HIV, tapi ini herpes, hepatitis, condyloma yang bikin kanker serviks, kanker mulut rahim, baru HIV. Ini semua tidak ada obatnya, tidak bisa sembuh kalau sudah kena ini. Berikutnya. Gejalanya macam-macam. Berikutnya. Ini kencing nanah, mohon maaf. Kalau ada yang merekam, boleh kalau bisa jangan untuk dipublikasi karena gambarnya tidak sopan. Yang ini, yang gambarnya jangan. Ini gonore (cairan nanah). Berikut. Kalau ibunya hamil, bapaknya berzina, kemudian kena penyakit itu, kemudian lahir bayinya, catat ini, matanya buta. Berikut. Pada perempuan, gonore. Berikutnya. Sifilis, ini penelitian saya sendiri dengan dr. Mamoto Gultom. Ya, dr. Mamoto Gultom sekarang adalah Wakil Ketua Gay 10
Indonesia. Beliau gay sudah menikah sejenis di Medan … eh, di Medan, di Amsterdam, maaf, di Belanda. Saya bekerja sama dengan … dengan berbeda … berbeda pandangan, tetapi kami bekerja waktu itu. Saya berusaha supaya para waria dan gay kembali ke jalan yang benar, ya, supaya selamat. Tapi, kalau beliau ternyata tetap malah jadi seperti itu, ya. Kami berdua melakukan penelitian dengan dibiayai oleh waktu itu … tapi 75% ternyata, sifilis di darah. Berikutnya. Ini stadium 1, bisa sembuh sendiri, sama seperti yang di lidah tadi. Ini sembuh sendiri. Kadang-kadang makan saja antibiotik amoxicilin, tetrasiklin, makan, sembuh. “Oh, sembuh lho, Dokter. Kenapa sekarang saya jadi begini seluruh badan?” Berikutnya. Ini juga stadium 1 sembuh sendiri. Tidak sakit, tidak gatal, jadinya orang lalai. Berikutnya. Ini tadi di mulut. Berikut. Ini … ya, ini. Berikut. Sifilis tadi mendua, masuk ke darah. Bukannya hilang tadi dia, bukan sembuh, tapi akhirnya muncul stadium 2 seperti ini, sangat menular. Berikutnya. Berikut, ini pada perempuan. Ya, berikut. Stafilum stadium 3. Kalau misalnya ibunya ketularan sama bapaknya. Bapaknya berzina, ibunya sedang hamil, kemudian kena ibunya, bayi dalam 16 minggu, dia terjadi abortus atau cacat otak. Dan ini banyak sekali sekarang saya hadapi, dikirim oleh dokter-dokter kebidanan ke tempat saya, juga teman-teman saya yang lain, yang dokter spesialis kulit dan kelamin. Berikutnya. Stadium 2. Berikut. Herpes kelamin. Bukan yang di badan, Bapak, Ibu. Kalau yang di badan itu dari cacar air, ya. Jadi, kalau ada nanti temannya yang kena di sini atau di sini, itu artinya bukan karena berzina, tapi karena cacar air yang tidur. Waktu kecil kena cacar air, dia tidur sampai 70 tahun itu virusnya. Kalau kita capai, sudah tua, keluar cacar air … itu herpes zooster. Beda, kalau ini simpleks. Ini … yang ini tidak bisa sembuh, belum ada obatnya, sangat nyeri. Berikutnya. Ini berikut di penis. Berikut. Pada perempuan, mohon maaf, saya banyak sekali dapat pasien sekarang. Anak-anak berzina umur 17 tahun sudah seperti ini. Berikut. Mohon maaf, diantar oleh ibu, bapaknya. Seperti ini. Berikutnya. Dan virus menular melalui plasenta kalau ibunya hamil dan kambuh. Kematian janin 60%, 50% dari yang hidup cacat syaraf atau mata. Bayangkan, kalau semakin banyak perzinahan terjadi di Indonesia, kemudian bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang kena penyakit ini, tanpa diketahui. Karena dia bisa tidak ada gejalanya dulu, baru muncul ketika daya tahan tubuhnya rendah. Bayangkan, bagaimana mutu anak-anak Indonesia kita di kemudian hari?
11
Berikutnya. Ini dia penyakit jengger ayam, ya. Seperti kutil, seperti ini. Tidak bisa dimatikan. Biasanya ini kami suntik, dikebalkan, kemudian dibakar. Sakit sekali yang di penis. Dalam waktu sebulan tumbuh lagi, tidak ada obatnya. Ini … dan ini adalah kalau seorang lakilaki, bapak-bapak punya seperti ini, dia main dengan perempuan nakal di luar, berhubungan seks, berzina. Kemudian, dia ke istrinya, istrinya kena … apa … mulut rahimnya tersenggol pasti kalau hubungan, itu akan terjadilah kanker serviks. Dan sudah terbukti sekarang adalah pembunuh nomor 1 wanita Indonesia. Berikutnya. Ini dia lagi. Berikutnya. Ini pada perempuan … nah, ini … ini normal, ini ke stadium 1B. Ini kita sudah jelas ini masih bisa diobati. Kalau sudah sampai sini, sudah menyebar ke mana-mana, dan bisa meninggal ibunya dengan sangat cepat, sangat menderita. Ya, berikutnya. Data Depkes 2013=0,8/mil penyebab kematian nomor 1 … itu lebih tinggi dari kanker payudara=0,5/mil. Dan sebabnya adalah virus HPV yang ditularkan melalui hubungan seksual bergantiganti pasangan atau zina. Berarti, Bapak, Ibu sekalian sudah tahu bahwa sekarang di Indonesia angka perzinahan sangat tinggi yang kita tidak ketahui. Berikutnya. Ini di dubur. Berikutnya, ini kanker penis, (suara tidak terdengar jelas) saya punya pasien 23 tahun, tinggalnya dekat tempat pelacuran. Sejak SMP sudah dikasih gratis 3 kali seminggu oleh para PSK di sana, ya. Kemudian, sudah seperti kembang kol, maaf saya tidak foto. Karena saya sendiri yang biopsy waktu itu, jelas terjadi kanker … kanker penis. Kemudian, terpaksa kita amputasi sebagian penisnya, ya. Jadi, orangnya jadi gila. Saya bilang, “Kenapa kok bisa seperti ini?” “Soalnya saya ditawari dokter, sama itu dekat rumahnya dengan tempat pelacuran.” Waktu itu masih ada lokalisasi. Saya juga sudah bertugas ke seluruh Indonesia, mengikuti suami. Suami saya dokter TNI, wajib militer. Saya sudah bertugas ke Sulawesi Selatan. Kemudian ke Madiun, Kabupaten Madiun, saya pegang lokalisasi WTS di sana. Kasus pertama HIV AIDS di Kabupaten Madiun tahun 1993 ada di binaan saya dan kita tutup waktu itu dan sangat menyebar dengan sangat cepat. Alhamdulillah, sekarang lokalisasi sudah tidak ada lagi, saya sangat bersyukur juga teman-teman saya yang lain. Kemudian, saya juga sudah ber … Kabupaten Karawang, Bogor. Kemudian pada waktu darurat militer, saya juga ke Nanggroe Aceh Darussalam. Jangan salah walaupun di Nanggroe Aceh Darussalam juga angkanya infeksi menular seksual sangat tinggi. Jadi, pengalaman saya sudah jauh, banyak sekali. Berikutnya. Ini bakteri, luka kotor sangat nyeri, ya, saluran kemih. Berikut, berikut, berikut, juga penyakit pelamin. Berikut. Virus HIV itu tanpa … HIV adalah tanpa gejala 10 … 2 tahun pengobatan sulit dan mahal, menular pada bayi dalam kandungan. 12
Berikutnya. Kita lihat tadi angka, kembali naik dengan sangat cepat. Berikutnya. Penularan HIV adalah menulari hubangan seks, kontak darah, penggunaan jarum suntik pada pengguna narkoba. Suntik dari ibu terhadap yang terinfeksi HIV terhadap bayi dan kandungannya. Tidak menular melalui gigitan nyamuk, bersalaman, berpelukan, makan dan minum, tinggal serumah. Seperti saya, banyak sekali pasien yang saya tangani, tapi alhamdulillah tidak ada. Berikutnya. Nah, ini baru saya dapatkan, saya baru pulang dari Kongres Internasional saya anggota American Academy of Dermatology, itu Persatuan Dokter Kulit seluruh dunia, peserta kongres bisa sampai 11.000 orang. Saya baru pulang bulan Maret kemarin. Prof. Maurer ternyata di Amerika karena perkawinan sejenis sudah disahkan. Jadi, di sana ternyata timbul penyakit baru, silakan dicari di internet, namanya sarkoma kaposi, ya, pada LSL itu gay. HIV yang sudah diobati dia muncul, bahkan yang HIV negatif 30% ini muncul, Bapak dan Ibu. Penyakit baru, jangan sampai ada di Indonesia. Berikutnya. Ini kalau sudah begini, siapa, siapa yang akan menemani seperti ini? Biasanya kami yang dari sukarelawan, misalnya Yayasan Pelita Ilmu yang mendampingi, yang namanya pacarnya sudah pergi semua. Berikutnya. Ya, berikut. Sekarang ini banyak juga terjadi ibu rumah tangga dan laki-laki jumlahnya yang terinfeksi itu 2 kali perempuan. Di Indonesia jumlah penderita HIV 2 kali perempuan, laki-lakinya terbanyak. Berikut. Ya, jadi ini 25 sampai 40% akan terjadi cacat bayi yang terinfeksi HIV. Berikutnya. Sekarang kita beralih ke cabul sesama jenis, LGBT. Apa artinya LGBT untuk Bapak, Ibu yang mungkin belum paham, L adalah Lesbian, definisinya adalah woman who having seks with woman (perempuan hubungan seks dengan perempuan). Gay, kita sebut Man who having seks with man (lelaki seks dengan lelaki). Biseks itu berhubungan seks dengan lawan jenis juga dan sesama jenis kelamin. Transgender itu adalah waria. Ada lagi Q, queer, queer itu dia enggak ngerti dia itu apa jenis kelaminnya, ini sudah terjadi di Indonesia sekarang. Mohon maaf, Bapak, Ibu supaya tahu, ini sudah beredar dari tahun 2014, bahkan ada yang dari tahun … 7 tahun yang lalu dan sekarang, ya, dari tahun 2009. Di sini untuk pendidik sebaya disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Departemen Kesehatan, di sini sebutkan ini pendidikan seks untuk remaja oleh remaja sendiri. Di sini materinya saya bacakan sudah difotokopikan mungkin. “Fakta menunjukkan bahwa kini identitas gender tidak lagi hanya sebatas perempuan dan laki-laki, lho. Boleh memilih dengan siapa kita tertarik secara seksual fisik, spiritual, atau emosional adalah definisi apakah 13
kamu hetero, biseks, homo, aseksual?” Maaf, anak-anak kita ternyata sudah diajari seperti ini dan kita lalai tidak tahu seperti ini. Tidak heran banyak sekali sekarang terjadi. Bapak, Ibu, apakah tidak sedih? Saya yang setiap hari hadapi Bapak, Ibu, saya yang hadapi dan teman-teman saya yang lain. Berikutnya. Saya selalu bertanya kalau bicara di depan para mahasiswa atau anak muda. Sekarang saya tanya, bicara cuma masalah HAM, hak asasi, hak asasi. Tadi seperti ustaz katakan ada, bisa enggak LGBT tidak berhubungan seks, seks bebas berganti-ganti pasangan? Tidak bisa. LGBT adalah seks, seks, seks, mohon maaf. Berikutnya. Bapak, Ibu pernah tahu ini di kompas.com biasanya kalau itu ada namanya aplikasi chatting di kalangan gay Indonesia, Grindr dan Jack’d. Jangan coba-coba ya, Ibu, Bapak ini di itu … apa … di-download. Kita masuk situ, kita bisa cari radius 1km, radius berapa pun di mana ada gay di situ. Kita bisa chatting-an sama dia, bisa janjian ketemuan, dan pertanyaan adalah, “Kamu top atau bottom?” “Kamu yang menyodomi atau yang disodomi?” Bayangkan, ini sudah di Indonesia seperti ini dan kita diam Bapak, Ibu, saya yang menerima setiap hari pasiennya, maafkan kalau saya emosional. Saya berkata di bawah sumpah dan ini kenyataan. Mungkin dokter lain diam, tapi saya saatnya saat ini memberi tahu. Kita harus melindungi negara ini Bapak, Ibu. Ini Grindr ini sudah benar-benar, ya. Berikutnya. Ini ada kaum gay Indonesia. Ini dia punya dia, waspada, meningkat tajam. Jadi, persentase faktor risiko 15% lebih persen dari jarum suntik. Berikutnya. Ini kondiloma di daerah anus ya, ini sih yang belum seberapa. Saya pernah lihat di sini lubang semua. Semua kotoran dari dalam keluar sendiri. Jadi, baunya tidak bisa … tidak bisa dijahit atau apa, dia lubang lagi karena infeksi sudah parah sekali. Saya lihat 500 waria dan gay yang sudah saya lihat. Berikutnya. Sesuaikah ini dengan Pancasila, Bapak, Ibu? Mana Ketuhanan Yang Maha Esa? Apakah hubungan lewat dubur itu kemanusiaan yang adil dan beradab? Tidak usah membawa-bawa agama. Apakah itu beradab? Dubur tempat kotoran dan itu harus kita akui sebagai hak asasi? Dan itu normal? Dan akibatnya saya … kami dari Perdoski, saya juga membawa nama Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, kemarin saya sudah izin dengan … dengan Ketua Laksamana Pertama, dr. Syarief. Berikutnya. Jadi, masalah utama LGBT adalah HIV AIDS. Berikutnya dan penyakit menular seksual. Tidak usah bicara masalah lain atau HAM. Inilah dia nantinya muaranya akan ke sini semua. Berikutnya. Jadi, di Amerika pertama kali munculnya HIV itu dari MSM, mungkin sudah tahu Bapak, Ibu semua di Amerika tahun 1981. Berikutnya, ini. 14
Berikutnya, risiko penularan tertinggi jangan lupa. Berikutnya, dari satu nomor dari: 1. Anus 2. Vagina 3. Mulut. Nah, ini dilakukan oleh 1, 3 oleh gay. Vagina juga dari … oleh lesbian. Jangan lupa, nomor 1 adalah lewat anal. Bukan saya yang bicara. Berikutnya, boleh dibuka CDC adalah departemen kesehatan Amerika, ya. Jadi, anal sex is the highest risk sexual behavior, reseptif anal seks adalah riskier dan insentif. Jadi, dia yang penerima. Jadi, kita nomor satu adalah anus. Bayangkan kalau sampai nanti negara ini mengakui gay, bahkan mengesahkan perkawinan sejenis, bagaimana? Pancasila kita di mana? Dan kami akan bagaimana berteriak lagi karena kalau kami kongres dengan dokter-dokter di sana, sama mereka berteriaknya karena kita ini menghadapi penyakit. Berikutnya, di Amerika terbanyak pada kelompok LGBT. Berikutnya, HIV AIDS di Indonesia. Berikut. Ya, berikutnya, ibu rumah tangga dari segi pekerjaan tidak diketahui ini barangkali ya itu, ya. Berikutnya, ini laki-laki, ini perempuan. Berikut, ini gay, LSL, ini heteroseksual, tetapi berikut, prevalensi persentase orang dengan HIV AIDS pada populasi LGBT belum ada data karena saya kemarin langsung telepon dr. Subuh, belum ada data resmi jumlah populasi LGBT di Indonesia, tapi angka prevalensinya jauh lebih besar dibandingkan ODA di kalangan heteroseksual. Saya waktu itu dengan dr. Mamoto memeriksa waktu saya mau pergi ke Aceh ikut suami, saya tinggalkan setelah tiga tahun, LSM kita periksa 200 waria dan gay ternyata 8 positif HIV. Berapa persen Bapak, Ibu? Dan ini adalah gunung es. Berikutnya, terbanyak antara usia 20 sampai 49. Artinya, usia produktif. Berikutnya. HIV AIDS terbanyak laki-laki di Indonesia, LGBT meningkat, penderita HIV laki-laki meningkat, kelompok usia produktif. Berikutnya. Biaya pengobatan HIV per bulan per orang adalah Rp500.000,00 sampai Rp1.000.000,00 seumur hidup dan harus ditanggung negara. Saya kemarin langsung ke markas HAM, beli buku ini. Di sini di Indonesia disebut yang masih tidak setuju dengan ini, pokoknya tidak melanggar HAM untuk hak. Ini silakan nanti Bapak/Ibu kalau mau melihat, ini asli dari sana. Saya kemarin langsung ke pusat di Jenewa, kebetulan ada kongres. Coba kita hitung berapa harus ditanggung negara, berapa triliun yang habis karena kalau tidak dibayarkan oleh negara, maka HAM akan menuntut, Pak. Bapak, silakan tanyakan ke bagian ... ke Departemen 15
Kesehatan ini, berapa yang kita harus keluarkan sekarang per bulan untuk mengobati orang HIV. Bagaimana pembangunan? Berapa ... usia produktif berapa yang hilang orang-orangnya, berapa jam kerja yang hilang karena orang-orang HIV biasanya sakit-sakitan. Berikutnya. Ingat, risiko penularan tertinggi adalah dari dubur, vagina, baru oral. Berikutnya. Ini ulkus mole, lain lagi, juga sama. Berikutnya. Kalau di mulut aman atau tidak, tadi. Berikut. Yang jilatannya paling enak dapat hadiah. Berikut. Penyakit. Kondiloma akuminata pada bibir, ya, ini. Berikut. Nah, bayangkan ini di mulut, makanya Bapak-Bapak merasa enggak berzina. Kenapa kok bilang enggak berzina? Tapi kok angka kematian pembunuh nomor 1 wanita Indonesia kanker serviks, ternyata mainnya di mulut, menganggap itu tidak berzina, ternyata kena. Berikutnya. Ini di mulutnya kayak gini, penuh. Jadi seks berzina ... oral berzina, berganti pasangan dengan suami istri, sama risikonya. Berikut. Berikut. Tidak bisa dicegah dengan antibiotik, banyak penderita penyakit kelamin tidak bergejala, tampak sehat, tapi bisa menularkan penyakit. Berikut. Dapat menular kepada bayi dalam kandungan. Ingat kualitas generasi muda kita, bila menderita penyakit kelamin, istri/suami harus diobati juga dan kita enggak tahu kadang-kadang enggak mau bilang suaminya habis jajan, bukan jajan siomay. Berikutnya. Nah, ini. Berikut. “Dok, ceweknya bersih banget.” Berikutnya. Kita enggak tahu di dalamnya seperti ini, ini di mulut rahim. “Wangi, Dokter. Wangi, Dokter. Saya cium-cium.” Ternyata dalamnya seperti ini. Berikutnya. Nah, ini dia. Saya boleh minta ada yang punya jarum pentul, Ibu-Ibu? Alhamdulillah kampanye kondom sekarang sudah dihilangkan karena kami Persatuan Dokter Kulit Kelamin se-Indonesia marah. Ternyata tidak 100% aman. Ini pasien saya, dia pakai kondom. Kondom itu hanya melindungi lho sampai di pangkal. Dia juga bilangnya, “Saya lewat mulut dokter, kenapa saya kena herpes kelamin.” “Itu sudah berapa penis, Pak, yang masuk ke mulutnya si perempuan itu.” Saya bilang. Tetap ini cairannya bisa ke sini, jadi di sini kena, ya. Dan jangan lupa, pori-pori kondom lebih besar dari virus HIV, virus HIV bisa lewat. Berikutnya. Kondom hanya mampu mengurangi risiko tertular AIDS 26 saja dan ini bisnis jutaan dollar. Mohon maaf Bapak-Bapak dan Ibu juga mungkin sudah lihat CV saya. Saya juga sekarang mengajar di TNI, pasukan TNI yang akan berangkat ke Libanon dan Kongo. Alhamdulillah angka menurun sangat drastis, saya sudah 18 angkatan saya suruh, alhamdulillah, turun drastis sekali. Kita ... jadi jangan di ... coba di UN dikasih kondom, dibagikan, ya, jangan mau dikibulin. Alhamdulillah kami semua sudah berubah, jadi di mana-mana di TNI 16
juga bilangnya, “Pergaulan bebas ... hindari pergaulan bebas untuk mencegah AIDS.” Sudah begitu. Untuk remaja juga kami begitu, dari Perdoski. Waktu itu ada yang protes, “Dokter bohong, menakut-nakuti kami.” Katanya ini di TNI. Kita tiup kondom 3 hari 3 malam enggak kempes. Ya, jelas saja. Molekul kon ... molekul angin … apa ... udara itu lebih besar dari virus HIV ... eh, dari pori-pori kondom, maaf. Bisa lewat, Pak. Berarti ukurannya lebih kecil dari pori-pori kondom. Ini pernah dikasih tahu? Tidak. Ini bisnis jutaan dollar. Berikutnya. Berikut. Ini juga saya ambil. Bukan saya, saya waktu itu sempat … apa namanya ... diskusi mungkin dari AILA ada beberapa yang datang, waktu di comprehensive sexual education, (suara tidak terdengar jelas) mereka, didanai oleh Ruetgers dari Jerman. Jadi mereka ada pendidikan untuk anak SMP-SMA. Kalian tidak boleh berhubungan seks bebas karena nanti gini-gini. Tapi, ”Kalau sudah siap, boleh berhubungan dengan cara aman, yaitu memakai kondom.” Wah, saya protes, maju paling depan sama Pak Jo dari itu. Saya bilang, “Tidak bisa begitu, kami ini Indonesia, kami ini beragama, kami Pancasila, tidak bisa dijadikan first line itu kondom.” Ini bahkan di Amerika, boleh dibuka, Bapak, Ibu, nanti dari CDC, dari Departemen Kesehatan ini dia, “The most reliable ways to avoid STD, penyakit kelamin, termasuk HIV adalah jangan berzina, dan setia pada pasangan.” Amerika, bukan saya. Saya waktu itu ngotot, “Bukan saya! Apalagi saya di Indonesia, kita punya budaya sendiri, punya kehormatan negara sendiri, kebudayaan kita yang lain, dibanding yang lain, ketimuran Indonesia.” Berikutnya. Ini salah, alhamdulillah sudah berhasil kami dari Perdoski (Perkumpulan Penyakit Kulit Kelamin Indonesia), berikutnya. Berikut. Berikut. Ya, yang ini yang benar, mungkin Bapak, Ibu mudah-mudahan setuju. Ya, setuju. Berikutnya. Save Sex adalah No Zina, bukan Save Sex is Use Condom. Salah. Berikutnya. Berikutnya. Ini dari WHO, a, b, c, d, untuk mencegah penyakit kelamin dan AIDS. A dan b, mohon dilihat bahwa tidak berzina, a dan b. Jadi, kami memohon juga untuk tadi Pasal 292, Pasal 285, dan Pasal 284 ini nanti yang kami diajukan mungkin saya sangat senang sekali bisa membantu untuk Pemohon. Jadi, ini penting sekali, kondom kalau sudah telanjur kena dengan pertimbangan (...)
17
20.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Maaf, maaf, Dok. Waktunya agak dipersingkat, sudah lebih dari 20 menit.
21.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRANA Ya, berikut. Ini hampir selesai, surat Al-Isra, buat yang Muslim mungkin tahu semua dan saya yang menghadapi akibatnya, di agama apa pun sama, saya sahabat-sahabat saya juga dari PGI, dari Hindu, dari Budha, sahabat-sahabat saya ini juga mendukung. Berikut. Berikut. Perilaku kita adalah masa depan mereka. Berikut, inilah hasilnya kalau anak-anak kita kena dari perzinaan, anak-anak AIDS. Berikutnya. Berikut. Coba ini, Rumah Sakit Umum Sragen. Berikutnya. Jadi, zina, cabul sesama jenis, dan perkosaan adalah muaranya ada di infeksi penularan seksual, HIV/AIDS, pemiskinan negara tadi harus membiayai Rp1.000.000,00 per bulan seumur hidup, kualitas manusia Indonesia hancur jelas, ketahanan nasional hancur. Berikutnya, jangan lupa Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, mohon maaf karena saya juga bergerak di TNI, ini adalah proxy war (perang tanpa senjata) yang akan menghancurkan negara ini. Berikutnya, masa depan kita ada di tangan mereka, dan perilaku kita adalah masa depan mereka. Mungkin sekian dulu, mohon maaf bila ada kesalahan kata. Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb.
22.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam, terima kasih, Ibu dr. Dewi, silakan duduk dulu. Yang terakhir, Ibu Dr. Neng Djubaedah, saya persilakan. Waktunya juga sama, 20 menit maksimal.
23.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb. Majelis Hakim Konstitusi Yang Mulia, izinkan saya untuk menyampaikan sekadar pendapat saya mengenai pengujian yang diajukan oleh Para Pemohon terhadap Pasal 284, Pasal 285, dan Pasal 292 kita punya UndangUndang Hukum Pidana. Tentunya saya beranjak adalah pertama dari Pancasila sebagai dasar pandangan saya. Saya ingin menyampaikan kutipan ... mengutip dari Prof. Notonegoro pada tanggal 19 September 1951 di Yogyakarta di Universitas Gadjah Mada, dimana beliau ketika melantik Bung Karno menjadi doktor honoris causa di bidang ilmu hukum bahwa Pancasila
18
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia adalah sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Tentunya, sudah kita pahami semuanya bahwa Pancasila yang terdapat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 itu adalah di dalam Alinea Keempat. Izinkan saya membaca Alinea Keempat dari Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 bahwa kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian yang abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia di dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemudian, saya ingin menyampaikan pendapat Hazairin tentang Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang bermuatkan Pancasila. Bahwa menurut Hazairin Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengandung Pancasila menguasai setiap garis hukum maupun yang tumbuh dalam masyarakat ataupun yang diciptakan oleh badan–badan legislatif dalam Negara Republik Indonesia malah menguasai setiap keputusan MPR sendiri. Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila yang sila pertamanya bulat-bulat telah menjadi satu garis hukum dalam UndangUndang Dasar Tahun 1945, berkewajiban menjalankan hukum setiap agama yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa jika agama itu ada memberikan hukum yang memerlukan kekuasaan negara untuk dapat menjalankannya. Selanjutnya, negara juga berkewajiban mengindahkan kesusilaan masyarakat yang diberikan oleh setiap agama yang berKetuhanan Yang Maha Esa, kecuali dalam hal-hal darurat, yakni jika ada suatu garis hukum yang bertentangan dengan sistem kenegaraan Pancasila yang bukan negara Islam, bukan pula negara gereja, dan bukan pula negara Hindu atau negara Buddha. Saya tambahkan, bukan juga negara Kong Hu Cu karena waktu Prof. Hazairin menulis ini belum … Kong Hu Cu sudah dicabut. Pendeknya, menurut Hazairin, Negara Republik Indonesia bukan suatu negara teokrasi dan bukan pula suatu negara sekularistis. Kemudian, saya juga ingin menyampaikan sebagaimana sudah diketahui semuanya bahwa Pancasila adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, tentunya adalah sudah kita ketahui bersama bahwa dasarnya ada dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Alinea Keempat, kemudian Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 19
Tahun 1945 yang menentukan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, kemudian juga dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menentukan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Saya ingin juga mengemukakan tafsir Hazairin atas Pasal 29 ayat (1) ini yang kurang-lebih adalah hampir sama dengan tafsiran beliau terhadap Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, tapi ini terkait dengan pasal-pasal yang akan ... yang sedang diajukan oleh Para Pemohon. Menurut Hazairin, tafsiran terhadap Pasal 29 ayat (1) UndangUndang Dasar Tahun 1945 bahwa di dalam Negara Republik Indonesia tidak boleh terjadi atau berlaku sesuatu yang bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam bagi umat Islam atau yang bertentangan dengan kaidah-kaidah agama Nasrani bagi umat Nasrani, atau yang bertentangan dengan kaidah-kaidah agama Hindu bagi umat Hindu, atau yang bertentangan dengan kesusilaan Agama Buddha bagi orang-orang Buddha, atau yang bertentangan dengan Agama Kong Hu Cu bagi pemeluk agama Kong Hu Cu. Yang kedua, menurut Hazairin, “Negara Republik Indonesia wajib menjalankan syariat Islam bagi orang Islam, syariat Nasrani bagi orang Nasrani, syariat Hindu bagi orang Hindu, sekadar menjalankan syariat tersebut memerlukan perantaraan kekuasaan negara. Syariat yang tidak memerlukan bantuan kekuasaan negara untuk menjalankannya dan karena itu dapat sendiri dijalankan oleh setiap pemeluk agama yang bersangkutan adalah menjadi kewajiban pribadi terhadap Allah bagi setiap orang itu yang dijalankannya sendiri menurut agamanya masingmasing.” Nah, tentunya hal ini adalah Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara juga dimuatkan di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di dalam Pasal 2. Mohon maaf, bukan saya menggurui, ini hanya untuk sebagai basic saya dalam pendapat saya berikutnya. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menentukan bahwa Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Begitu juga di dalam penjelasan Pasal 2 yang kurang lebih adalah sama dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, tetapi ingin saya sampaikan adalah menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, serta sekaligus dasar filosofis negara, sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tentunya hal ini dalam menentukan Pancasila sebagai sumber hukum negara, lalu sumber badan ... sumber bahan hukumnya seperti apa? Itu terdapat di dalam TAP MPR Nomor 9 ... maaf, TAP MPR Nomor 4 Tahun 1999, ternyata setelah saya mengkaji dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional, TAP MPR tersebut adalah masih berlaku. Jadi pada intinya adalah juga sesuai 20
dengan pendapat Muhammad Radi [Sic!], Teuku Muhammad Radi [Sic!] bahwa bahan hukum ... sumber bahan hukum pembentukan hukum di Indonesia adalah hukum adat, hukum agama, termasuk hukum Islam, hukum warisan nasional atau barat, termasuk hukum barat yang kontemporer asal saja sesuai dengan falsafah bangsa kita, yaitu Pancasila. Kemudian, sekarang saya ingin masuk kepada pengertian zina. Saya melihatnya dari tiga sistem hukum yang menjadikan sumber bahan hukum tadi bagi pembentukan hukum nasional di Indonesia. Pertama adalah menurut hukum adat, saya di sini mengambil hukum adat di Bali. Mohon maaf, saya bukan pakar hukum adat sebetulnya, tapi saya ingin menyampaikan hal ini bahwa di dalam Pasal 359 Kitab Adi Gama merumuskan tentang Lokika Sanggraha adalah hubungan cinta antara seorang laki-laki dengan seseorang wanita. Kemudian, di Bali pun ada namanya delik kesusilaan disebut dratikrama, yaitu hubungan seksual antara lelaki dengan perempuan yang keduanya terikat perkawinan dengan yang lain. Kemudian yang berikutnya tentang Gama ... maaf … Gamia-Gamana, yaitu hubungan seksual antara lelaki dengan perempuan yang masih mempunyai hubungan keluarga, mungkin atau incest. Yang berikutnya, Memitra Ngalang, yaitu seorang lelaki beristri mempunyai hubungan dengan wanita lain yang belum dikawininya secara sah. Kemudian juga di sana ada kumpul kebo. Jadi, kesimpulannya adalah menurut hukum adat yang diwakili oleh hukum adat di Bali bahwa zina menurut hukum adat adalah hubungan seksual di luar perkawinan antara lelaki dan perempuan yang mana di antara mereka tidak terikat perkawinan. Kemudian, menurut hukum Islam sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa zina adalah persetubuhan di luar nikah yang dilakukan oleh laki-laki, baik yang terikat perkawinan maupun tidak terikat perkawinan, dengan perempuan yang terikat perkawinan atau tidak terikat perkawinan yang mana di antara mereka juga tidak terikat perkawinan yang sah dan dilakukan berdasarkan suka sama suka. KUHP memang tidak merumuskan tentang apa itu zina, tetapi bisa disimpulkan dari Pasal 284 KUHP bahwa zina adalah atau persetubuhan di luar nikah yang dilakukan oleh laki-laki yang sedang terikat perkawinan atau sedang beristri, dengan perempuan yang bukan istrinya, atau persetubuhan di luar nikah yang dilakukan perempuan yang sedang terikat perkawinan atau bersuami, dengan laki-laki yang bukan suaminya. Kemudian, saya ingin menyampaikan tentang ketentuan hukuman perzinaan, perkosaan, dan percabulan sesama jenis yang terdapat di Indonesia. Pertama, sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana adalah dahulu Wetboek van Strafrecht ini adalah diundangkan di Indonesia atau berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1918 pada masa penjajahan Hindia Belanda. 21
Di dalam Pasal 284 KUHP seperti yang diajukan oleh Para Pemohon bahwa ditentukan hukum penjara selama 9 bulan lelaki yang beristri berbuat zina yang diketahuinya bahwa Pasal 27 Kitab UndangUndang Hukum Perdata berlaku padanya. Yang berikutnya adalah perempuan yang bersuami berbuat zina. Kemudian, pada Pasal 284 ayat (1) angka 2A, “Laki-laki yang turut melakukan perbuatan zina, sedang diketahuinya bahwa kawannya itu bersuami.” Pasal 24 ... 284 ayat (1) huruf b, “Perempuan yang tidak bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa kawannya itu beristri.” Dan Pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku pada kawannya itu. Kemudian, dalam pasal berikutnya tidak saya bacakan. Saya langsung ke rumusan Pasal 285 KUHP tentang Perkosaan bahwa barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum karena memperkosa dengan hukum penjara selama-lamanya 12 tahun. Di dalam Pasal 292 KUHP ditentukan, “Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang belum dewasa dari jenis kelamin yang sama, sedang diketahuinya atau patut harus diduganya hal belum dewasa itu, dihukum penjara selama-lamanya 5 tahun.” Itu di dalam KUHP. Nah, kemudian saya juga ingin menyampaikan tentang bagaimana di dalam hukum adat. Saya menyampaikan tentang pendapat Ter Haar dan Imam Sudiyat, bahwa ... saya mungkin menyampaikan akibatnya dulu dari zina itu. Anak yang dilahirkan di luar perkawinan dalam beberapa lingkungan hukum masyarakat adat adalah mempunyai hubungan hukum dengan perempuan tidak menikah yang melahirkannya. Itu ada di Minahasa, Ambon, Timor, dan Mentawai. Menurut Ter Haar dan Imam Sudiyat bahwa di tempat-tempat lain terdapat penolakan yang keras dari masyarakat terhadap ibu yang tidak menikah beserta anak yang dilahirkan di luar perkawinannya itu. Pada awalnya dahulu menurut Ter Haar dan Imam Sudiyat, mereka diasingkan dari masyarakat, dibunuh, atau dimatikan lemas, atau ditenggelamkan, atau diserahkan kepada raja sebagai budak. Jadi, mereka dipindahkan ke golongan orang-orang yang asing bagi masyarakat yang bersangkutan. Tapi kemudian sekarang ada aturan-aturan adanya kawin paksa, yaitu perempuan hamil di luar nikah itu dinikahkan dengan laki-laki yang ditunjuk oleh perempuan tersebut untuk menjadi suaminya. Kemudian, juga diadakan kawin darurat, yaitu perempuan hamil di luar nikah dikawinkan dengan laki-laki yang mungkin itu bukan ayah biologis atau yang memiliki sperma supaya ketika dilahirkan anak
22
tersebut adalah mempunyai bapak. Ini disebut ... di Jawa disebut Nikah Tambelan, kalau di Bugis disebut Pattongkog Sirig. Nah, tetapi ingin saya sampaikan di sini bahwa di Sumatera dan Bali, ini menurut Hilman ... Profesor Hilman bahwa masih menjatuhkan hukuman terhadap lelaki yang menghamili perempuan agar mengawininya. Di Bali, hukuman dijatuhkan terhadap laki-laki yang menghamili perempuan karena dia tidak mau mengawininya. Nah, Supomo juga mengungkapkan hal yang sama itu di Jawa Barat, tidak usah saya bacakan. Kemudian, saya ingin menyampaikan ini tentang pendapat dari I Made Suarta mengemukakan dalam Pasal 359 Kitab Adi Gama yang menentukan bahwa lokika sanggraha adalah hubungan cinta antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, namun pihak laki-laki tidak melanjutkan cintanya atau tidak setia akan janjinya karena takut akan dipersalahkan, maka ia mencari upaya untuk menghindarkan diri dari kesalahannya, dimana pihak pria mengaku diperkosa oleh si wanita. Kalau demikian halnya, maka sepatutnya dihukum denda sebesar 24.000 uang kepeng. Nah, ini memang ada perkembangan berikutnya di peradilan di Bali bahwa mengenai lokika sanggraha itu merupakan tindak pidana materiil karena kehamilan merupakan syarat untuk dapat diajukannya tuntutan lokika sanggraha tersebut. Kemudian saya ingin menyampaikan di sini, ternyata di Indonesia, saya menemukan beberapa tahun tentang perundang-undangan Majapahit yang berlaku pada abad ke-13 dan ke-14 masehi tentang ketentuan hukuman terhadap pelaku perzinaan, perkosaan, dan pencabulan sejenis kelamin. Di sini dalam Pasal 199 ini diterjemahkan oleh Prof. Dr. Slamet Muljana tentang perundang-undangan Majapahit, dalam Pasal 199 itu mengenai larangan meniduri istri orang lain ditentukan bahwa barang siapa meniduri istri orang lain setelah mengikutinya sampai di rumah perempuan itu karena ia berminat kepadanya dikenakan pidana mati oleh raja yang berkuasa. Begitu juga mengenai larangan pencabulan, hukumannya adalah denda 4 kali, supaya menyingkat saja. Nah, ini larangan perkosaan ... mungkin kalau ini saya bacakan bahwa siapa pun guru, anak-anak, orang yang telah lanjut usianya, brahmana, cendikiawan, dan semua orang yang dipandang pendeta seperti orang banyak jika melakukan tatayi atau kejahatan kemudian perbuatan itu terbukti, maka ia akan dikenakan hukuman mati. Itu ada dalam Pasal 205 dari perundang-undangan Majapahit. Apa yang disebut tatayi? Yaitu membakar rumah orang, terutama membakar rumah raja yang berkuasa, meracuni sesama manusia, menenung sesama manusia, mengamuk, menfitnah raja yang berkuasa, merusak kehormatan wanita. Barang siapa melakukan salah satu dari 23
enam kejahatan di atas, tidak layak diampuni oleh raja yang berkuasa. Jika kesalahannya terbukti, harus dipidana dengan pidana mati tanpa proses apapun. Larangan homoseksual terdapat di dalam Pasal 17 dari perundang-undangan Majapahit, yaitu baik orang kedi [Sic!] artinya di sini homoseksual, pencuri maupun pendusta jika telah terbukti, dikenakan hukuman mati oleh raja yang berkuasa. Barang siapa menghalangi atau (suara tidak terdengar jelas) orang yang mendapat perintah untuk (suara tidak terdengar jelas) orang kedi dikenakan denda 4 laksa orang raja yang berkuasa. Setelah membayar denda, maka orang itu pun dikenakan pidana mati. Nah, ini di antaranya ada beberapa peraturan dalam perundangundangan Majapahit begitu juga di dalam Pasal 214, “Jika ada wanita mengawinkan atau menyuruh kawin temannya perempuan, jika ada wanita yang hidup bersama dengan wanita lain yang lari dari kejaran suaminya, jika ada wanita yang memberi tempat kepada wanita yang lari, tiga macam wanita itu dikenakan denda 4 tali oleh raja yang berkuasa.” Nah, ini ada juga ternyata larangan perzinaan juga terdapat di dalam serat angger-anggeran jawi yang berlaku di Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta pada tahun 1766, di dalam Pasal 39 mungkin boleh saya bacakan mohon izin. “Bila ada orang yang berselingkuh dengan istri orang lain atau sanak saudara, dan sebagainya sedangkan orang yang berbuat serong itu tertangkap, maka serahkanlah kepada pengadilan, jika sudah jelas, dipaksa oleh ngabehi pamong praja segera diteruskan ke pemerintah, dan adipati sosodiningrat yang akan menjatuhkan hukuman 50 real kepada orang yang bertindak serong tadi. Kalau tidak membayar dendanya, dirotan sebanyak 200 kali dan segera dibuang ke luar daerah.” Ini ada beberapa peraturan berikutnya, tapi mungkin untuk menyingkat waktu saya bacakan sampai ketentuan tersebut saja. Kemudian, saya ingin menyampaikan juga tentang bagaimana ketentuan hukum mengenai perzinaan, perkosaan, dan pencabulan sejenis kelamin menurut hukum Islam. Sebelumnya saya ingin menyampaikan dalam hukum Islam itu ada hak Allah, di antaranya adalah tentang hukuman terhadap orang yang melakukan zina yang dapat dibuktikan menurut syariat Islam, yaitu had zina. Ada hak manusia yang terkait dengan hak keperdataan, ada hak Allah, dan hak manusia yang tergabung di sini misalkan terhadap orang yang dituduh melakukan zina padahal dia tidak dapat membuktikan 4 orang saksi had qadzaf, kemudian juga ada had sulton. Ini adalah hak negara berkaitan dengan hukuman berdasarkan ta’zir, misalkan perzinaan yang tidak dapat disaksikan oleh 4 orang saksi lelaki yang memenuhi syarat, itu bisa ditentukan hukumannya berdasarkan ta’zir.
24
Dasar hukum di Alquran di dalam Surat An-Nur ayat 2 yang terjemahannya adalah pezina perempuan dan pezina laki-laki, maka deralah masing-masing dari keduanya 100 kali, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya (suara tidak terdengar jelas) kamu untuk menjalankan agama Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian dan dalam pelaksanaan hukuman disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. Begitu juga perbuatan mendekati perbuatan zina pun sudah dilarang dalam Surat Al-Isra ayat 32. Nah, kemudian di dalam hadist Rasulullah itu mengenai hukuman zina di sini adalah tentang Ma’iz Bin Malik hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah yang mana pada waktu itu secara singkat bahwa Ma’iz Bin Malik datang kepada Rasulullah yang mengaku dirinya adalah telah berzina diakui 4 kali, dan kemudian dikenakan hukuman rajam oleh Rasulullah SAW. Begitu juga Ghamidiyah, Ghamidiyah juga mengaku di hadapan Rasulullah bahwa dia telah berzina dan sedang mengandung anak hasil zinanya. Kemudian oleh Rasulullah karena dia sedang hamil dan dia sudah mengakui juga 4 kali di hadapan Rasulullah, maka ditunda hukumannya karena dia sedang hamil. Kemudian, ditunggu sampai dia melahirkan dan akhirnya juga dikenakan hukuman zina. Nah, kemudian tentang pemerkosaan. Ini menurut saya adalah hukumannya sama dengan hadis zina karena saya sendiri tidak mendalami tentang pemerkosaan ini, tetapi menurut Imam Malik dan Imam Syafii, dan imam Hambali, Korban perkosaan dapat ganti kerugian sebesar mahar mitsil. Nah, setelah saya kaji, mahar mitsil ini cukup besar juga karena mungkin kalau di Indonesia mahar mitsil ini tidak ada, artinya tidak disebutkan seperti di daerah-daerah yang lain. Saya mengacunya adalah kepada Imam Syafii yang mengatakan bahwa mahar untuk perempuan itu sebanyak 500 dirham. Dan Rasulullah juga memberikan mahar kepada istrinya menurut Siti Aisyah R.A. adalah sebesar 12,5 uqiyah. Setelah dihitung ada sekitar 600 dirham. Kemudian, Rasulullah juga pernah memberikan mahar kepada istrinya Ummu Habibah kalau tidak salah, itu atas pemberian seorang raja sebesar 4.000 dinar dan 4.000 dirham, ternyata miliaran juga. Nah, ini mengenai ganti kerugian memang kalau di dalam hukum Islam tidak dibedakan secara tegas antara hukum publik atau hak Allah dengan hukum privat. Ini dasar hukum dari larangan … maaf … hubungan sesama jenis di dalam surah As Syuarah ayat 165 yang terjemahannya, “Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia untuk berbuat homoseks? Dan kamu tinggalkan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu, kamu memang orang-orang yang melampaui batas.” Nah, hal ini hukumannya ada di dalam hadis Rasulallah SAW yang diriwayatkan oleh imam yang 5 kecuali Nasa’i dan Ikrimah dari Ibnu 25
Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah S.A.W bersabda, “Siapa yang menjumpai seseorang yang bermain liwath atau homoseks, maka bunuhlah fa’il dan maf’ulnya.” Begitu juga dengan lesbian. Saya ingin menyampaikan tentang data empiris, data empiris, ya. Itu saya melakukan penelitian tentang perzinaan di daerah Jakarta Raya, di daerah DKI Jakarta juga di daerah Provinsi Banten, di Kota Tangerang, dan di Kota Pandeglang … maaf … di Kabupaten Pandeglang. Ini penelitian dari disertasi saya bahwa di Jakarta menurut para responden, respondennya beragama Islam semuanya, adalah menurut mereka 48% responden mengetahui bahwa di lingkungannya pernah terjadi orang Islam melakukan zina. Itu di Jakarta. Di Banten, itu di Kota Tangerang 34%. Ternyata di Kabupaten Pandeglang 73%. Nah, mengapa demikian? Karena di sana adalah dekat Pantai Carita itu yang saya ketahui sehingga Pantai Carita adalah lingkungan Kabupaten Pandeglang. Di sini saya menyampaikan tentang tabel mengenai sebab orang Islam tidak melakukan zina. Pertama adalah karena kesadaran dan ketaatan orang Islam menjalankan hukum agama Islam yang melarang zina itu di Jakarta diberikan oleh 63% responden. Kemudian, di Tangerang 67%. Di Pandeglang 57%. Kemudian, mereka tidak melakukan zina adalah karena dilarang oleh norma masyarakat atau hukum adat yang berdasarkan hukum Islam. Di sini berlaku teori receptio a contrario. Di Jakarta 21%, di Tangerang 24%, kemudian di Pandeglang 25%. Jadi, di sini mereka setelah saya hitung bahwa jumlah responden yang memilih hukum Islam dan hukum adat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam adalah sebanyak 84% di Jakarta, 91% di Tangerang, dan 82% di Pandeglang. Kemudian anggota masyarakat atau responden yang memilih KUHP adalah 3%. Jadi, menurut mereka sebab orang tidak melakukan zina itu adalah karena KUHP melarang zina dengan hukuman 9 bulan penjara. Nah, ini dijawab oleh di Jakarta responden 3%, di Tangerang 3%, dan di Pandeglang 4%. Yang berikutnya adalah ketentuan hukuman yang dapat mencegah orang Islam dari perbuatan zina. Menurut responden di Jakarta, ketentuan apa yang dapat mencegah orang berbuat zina? Ketentuan menurut hukum Islam yaitu ha … zina, di Jakarta dijawab oleh 66% responden, di Tangerang 71%, dan di Pandeglang 72%. Kemudian yang dapat mencegah orang Islam untuk tidak berzina juga karena … eh, maaf … penerapan terhadap orang pelaku zina adalah hukum Islam, hukum adat, dan juga RUU KUHP. Hukum adatnya seperti apa? Misalkan diusir atau diarak keliling kampung. Di Jakarta 3%, kemudian, di Tangerang 8%, di Pandeglang 5%. Nah, jumlahnya ini adalah setelah digabungkan, hukum Islam dan hukum yang tidak bertentangan dengan hukum Islam 69% di Jakarta. 26
Mereka berpendapat bahwa hukum Islam dan hukum adat atau hukum … KUHP yang tidak bertentangan dengan hukum Islam yang diterapkan atau mencegah … maaf … mencegah orang Islam tidak berbuat zina adalah 69%. Kemudian, di Tangerang 79%, di Pandeglang 77%. Kemudian masyarakat yang berpendapat bahwa KUHP dapat mencegah orang tidak berbuat zina bagi orang Islam. Ada 12% di Jakarta, di Tangerang=10%, di Pandeglang=9%. Kemudian, responden yang menjawab bahwa RUU KUHP Tahun 2008 yang mengancam hukuman lima tahun dapat mencegah orang Islam yang tidak melakukan zina, dipilih oleh 15% responden di Jakarta, di Tangerang=19%, kemudian di Pandeglang=16%. Yang … responden memilih hukum adat dan KUHP (…) 24.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ibu Neng, maaf.
25.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya.
26.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Waktunya supaya dipersingkat.
27.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Oh, baik, baik. Karena ini mungkin ada beberapa data yang ingin saya sampaikan, mungkin nanti … ya, pada intinya adalah (…)
28.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Sudah ada … semua bisa di (…)
29.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Oh, baik, ya.
30.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Yang lain, yang tidak dibacakan atau tidak disampaikan secara lisan dianggap sudah dibacakan, Ibu.
27
31.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Oh, baik. Ini saya juga menyampaikan tentang teori hubungan Islam dengan hukum adat dan … hubungan hukum Islam dengan hukum adat dan hukum barat, ada lima teori, Theory Receptio In Complexu, Theory Receptie, Theory Receptie Exit, Theory Receptie A Contrario, dan yang saya temukan sendiri Theory Neo Receptio A Contrario. Mungkin di sini yang disampaikan adalah mengenai akibat zina terhadap keluarga dan tatanan masyarakat. Di sini adalah di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, dalam Pasal 43, itu ditentukan tentunya juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 pada tahun 2012 dahulu. Bahwa ini berkaitan dengan hubungan nasab karena hubungan nasab itu untuk anak hasil zina atau anak hasil perkosaan, itu tidak mempunyai hubungan nasab dengan ayah yang pemilik sperma sekalipun itu telah dibuktikan menurut Pasal 43 yang telah frasanya diubah oleh putusan MK. Begitu juga mengenai … maaf. Mengenai hukum adat juga sama. Bahwa anak hasil zina itu menurut Soepomo [Sic!] adalah hanya punya hubungan hukum dengan ibunya dan keluarga ibunya saja. Nah, sedangkan … sebentar, menurut hukum Islam, di sini sudah saya sampaikan tadi. Kalau di dalam … mungkin di sini saya ada yang tertinggal. Kalau di dalam hukum barat, tentunya itu bisa dilakukan pengakuan terhadap anak hasil zina tersebut yang kedudukannya dalam hukum kewarisan dia tidak sebanyak seperti anak sah. Ini … hubungan darah ini perlu saya sampaikan, mengapa? Karena anak hasil zina, menurut Imam Syafi’i dan Imam Maliki, jadi seorang laki-laki dapat menikahi anak perempuan hasil zina, atau cucu perempuan hasil zina, saudara perempuan dan keponakan perempuan dari anak perempuan hasil zinanya karena perempuan-perempuan tersebut tidak mampunyai hubungan nasab secara syar’i, tapi berbeda dengan Imam Hambali dan Imam Hanafi di sini. Jadi, kalau tentang waris-mewaris, memang di antara mereka sudah ditentukan tidak bisa … bisa saling mewaris sebagaimana ditentukan dalam kompilasi hukum Islam Pasal 186. Bidang kewarisan sudah saya sampaikan. Kemudian, berkaitan juga dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Karena di sini adalah di dalam Undang-Undang Perlindungan Anak dihubungkan dengan PP Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Anak. Ada syarat untuk orang menjadi calon orang tua angkat, yaitu bukan merupakan pasangan sejenis. Jadi, tidak boleh pasangan sejenis melakukan pengangkatan anak. Kemudian, juga di dalam … saya juga mengkaji dari undangundang yang lain, yaitu Undang-Undang Kesehatan juncto PP … atau dihubungkan dengan PP Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Ternyata, reproduksi dengan bantuan atau kehamilan di luar 28
cara alamiah, hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah. Artinya, pasangan sejenis juga tidak boleh, berzina juga demikian. Ini di Malaysia. Nah, kemudian, di sini saya juga ingin menyampaikan bahwa menurut saya, berdasarkan keterangan di atas bahwa Pancasila adalah sebagai dasar ideologi filosofis Bangsa dan Negara Republik Indonesia dan seterusnya. Kemudian, Pasal 24 KUHP, itu tidak memberikan peluang bagi banyaknya anak hasil zina yang dilahirkan. Nah karena apa? Karena ternyata anak hasil zina itu hak keperdataannya juga menurut hukum adat maupun hukum Islam adalah tidak terpenuhi dalam melakukan hubungan dengan ayah biologisnya. Karena kalau misalkan anak hasil zina itu atau anak hasil perkosaan itu perempuan, maka ayah biologisnya tidak dapat menjadi wali nikah dari anak perempuan tersebut kalau menurut Islam, juga di sebagian masyarakat adat. Mungkin ini tidak saya bacakan semua, Yang Mulia. Bisa diperdalam di dalam diskusi nanti (…) 32.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.
33.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya, Yang Mulia.
34.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.
35.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya, pada intinya adalah bahwa saya … ini juga sudah saya rumuskan. Rumusan-rumusan frasa yang harus diubah di dalam halaman-halaman atau slide berikutnya. Yang pada intinya adalah saya mendukung, Ahli mendukung Para Pemohon. Terima kasih, Yang Mulia. Wassalamualaikum wr. wb.
36.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, baik. Waalaikumsalam wr. wb. Baik, giliran berikutnya, waktunya masih singkat. Apakah ada dari Pemohon yang akan ditanya? Atau sudah komplet penjelasan dari Para Ahli ini?
29
37.
KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Mohon izin, ada satu pertanyaan untuk dr. Dewi dan satu pertanyaan untuk Ibu Dr. Neng Djubaedah.
38.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Silakan secara ringkas disampaikan.
39.
KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Ya, untuk dr. Dewi Inong. Kami mau bertanya terkait dengan keterangan Ahli dok … Prof. Dadang Hawari pada persidangan minggu lalu. Beliau menyampaikan bahwa seorang … maaf … seorang homo atau lesbian itu bisa disembuhkan. Dan dalam pengalaman beliau itu tingkat kesembuhannya bisa mencapai 90%. Nah, tapi tadi dalam urian … uraian Dokter, Dokter menyampaikan bahwa tidak bisa disembuhkan. Nah, kami agak bingung di sini. Jadi, mohon Dokter bisa menjelaskan bagaimana pendapat Dokter dibandingkan dengan pendapat Prof. Dadang Hawari minggu lalu tersebut. Kemudian, untuk Ibu dr. Neng Djubaedah. Pertanyaan kami hanya menurut Ahli, apakah … apa urgensinya judicial review ini sehingga patut untuk dipertimbangkan … untuk dikabulkan? Mengingat pada saat yang sama sekarang sedang juga berlangsung pembahasan RUU KUHP di parlemen. Demikian, Yang Mulia. Terima kasih.
40.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Dari Pemerintah?
41.
PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Terima kasih, Yang Mulia. Pemerintah ada pertanyaan.
42.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan.
43.
PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Ya.
44.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Secara ringkas, ya (…) 30
45.
PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Satu saja.
46.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Dipersilakan.
47.
PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Ya, saya mulai dari Pak Dr. Adian Husaini, terima kasih. Pak Ahli menyatakan tadi bahwa di Malaysia LGBT sudah menjadi kejahatan, tetapi LGBT meningkat. Pertanyaannya adalah apakah ini kegagalan penerapan kriminal X di sana ataukah memang kita bergerak di pendidikan? Apakah ini kegagalan pendidikan? Jadi, statement-nya Ahli. Kemudian yang kepada dr. Dewi. Yang mengobati 500, pertanyaan Pemerintah adalah apakah dalam pandangan Ahli, apakah mereka pendosa yang perlu diobati ataukah penjahat yang harus dikirim ke penjara? Dari pengalaman praktik Ibu Dewi, dari pengalaman karena permohonan ini adalah permohonan kriminalisasi. Pemerintah belum menetapkan ini kriminal, tapi Para Pemohon memohonnya, sehingga apakah mereka pendosa yang perlu diobati? Ataukah para penjahat yang harus dikirim ke penjara? Kemudian, kepada Ibu Neng, dr. Neng … apakah Dok, Ahli bisa melihat jika permohonan ini dipenuhi, beban kerja polisi menjadi terfokus, jaksa terfokus, pengadilan terfokus, penjara juga akan menjadi over kapasitas? Karena mereka akan konsentrasi menangani ini. Satu juta, ratusan ribu mungkin akan terkirim ke penjara. Apakah Ahli melihat potensi seperti itu? Demikian, Yang Mulia. Terima kasih.
48.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Dari meja Hakim? Dari pojok, Yang Mulia Pak Patrialis. Kemudian, nanti Yang Mulia Pak Palguna. Silakan.
49.
HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Terima kasih, Pak Ketua. Pertama saya ingin mendalami dari Bapak Dr. Adian Husaini. Ahli, di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 31 ayat (3) itu menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Untuk apa? Yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Dalam rangka apa? Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 31
Jadi, konstitusi kita setelah kita melakukan perubahan UndangUndang Dasar Tahun 1945 ini, sangat luar biasa bahwa negara ini, bangsa ini sudah punya cita-cita yang sangat jauh ke depan memikirkan persoalan pendidikan nasional ini adalah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Jadi, iman dan takwa itu sudah masuk di dalam konstitusi. Ya, ini patut kita syukuri. Demikian pula dengan Pasal 28B ayat (1) mengatakan bahwa setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Jadi, ini juga nanti ke Ibu dokter Dewi, ya. Kalau LGBT yang lesbi, yang gay tentu tidak akan pernah bisa mendapatkan satu keturunan, itu sudah bisa dipastikan, ya. Nah, pertanyaan saya adalah apakah praktik yang kita alami sekarang, baik itu LGBT, perzinaan, dan seks bebas yang ada sekarang itu bertentangan apa tidak dengan cita-cita luhur konstitusi kita Pasal 31 ayat (3) dan Pasal 28B ayat (1)? Ini kita bicara dalam konteks konstitusi, ya. Dalam konteks konstitusi yang sudah sangat maju ini. Kemudian untuk Ibu dr. Dewi Inong ya, terima kasih, Bu, informasinya yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan bisa disosialisasikan presentasi Ibu ini oleh teman-teman pers ke seluruh Republik ini karena ini jarang ada orang yang mau membuka. Nah, pertanyaan saya adalah pengalaman Ibu yang sudah cukup panjang tadi, apakah seluruh penyakit-penyakit yang disampaikan tadi, termasuk terakhir di Amerika ditemukan lagi satu penyakit baru yang juga tidak ada obatnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman Ibu sebagai dokter ya yang sangat mengerikan tadi itu dari ceritanya itu pengalamannya apakah semua penyakit-penyakit yang tidak ada obatnya itu memang berasal dari tindakan-tindakan atau perbuatanperbuatan LGBT, perzinaan, dan seks bebas? Dari hasil penelitian ya karena bisa saja orang sakit berdasarkan apa penyebab lain, tetapi berdasarkan penelitian, apakah ini musibah besar yang dialami oleh manusia di seluruh dunia ini gara-gara persoalan yang saya sampaikan tadi. Karena terus terang tadi Ibu juga bicara tentang masalah HAM, ya. Di dalam Alquran Nur Karim Surat Hud ayat 18 itu, itu Allah sendiri telah memberikan posisi pada negeri Luth itu akan adalah negeri sodomi ya, LGBT. Bahkan tidak hanya penyakit yang diberikan oleh Allah, tetapi justru negerinya dibalikkan yang atas ke bawah, yang dari bawah ke atas, dan itu semuanya berguling-guling ke dalam laut yang luar biasa. Jadi, ini sebetulnya tidak hanya persoalan penyakit, tetapi Allah Yang Maha Kuasa pun telah memberikan konkret azab yang diberikan. Bahkan pada saat itu juga ditanya tentang istri Luth. Apakah istri Luth lesbi? Ada dua pendapat, ada yang mengatakan tidak, tetapi istri Luth itu dianggap adalah sebagai pejuang HAM untuk memperjuangkan agar LGBT dibolehkan. Itu pun juga dihancurkan oleh Allah SWT, Nabi Luth diamankan. Bahkan juga di dalam riwayat itu di negeri Luth itu 32
masih banyak ulama-ulama, tokoh-tokoh agama. Bagaimana halnya dengan ulama-ulama? Ternyata pada saat itu para tokoh-tokoh agama itu diam seribu bahasa tidak berani menyuarakan kepada pemerintah, kepada penguasa, takut dengan keadaan, itu pun juga dihancurkan, termasuk ulama yang membiarkan pun juga dihancurkan. Jadi, tidak hanya pejuang, orang yang mengaku memperjuangkan untuk satu legalisasi. Jadi, pertanyaan saya ingin mendapatkan informasi yang akurat kepada Ibu dr. Dewi Inong tentang masalah hasil penelitiannya. Kemudian Ibu Dr. Neng, Neng Djubaedah, tadi Ibu mencoba mengangkat ke permukaan pendapat Hazairin yang kaitannya dengan Pancasila. Di situ antara lain Hazairin mengatakan kata Ibu bahwa Pancasila itu juga dimaknai adalah tidak boleh bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam, dengan ajaran-ajaran Kristen, dengan ajaran-ajaran Buddha, dan juga ajaran Hindu, terakhir Ibu tambah dengan Kong Hu Cu, ya. Pertanyaan saya adalah apakah ya, apakah semua agama-agama yang Ibu kutip dari Hazairin itu melarang semuanya praktik-praktik LGBT, perzinahan, dan seks bebas? Saya ingin tahu Ibu sebagai Ahli, ya. Jadi, itu saja yang ingin saya sampaikan tetapi sebagai suatu catatan bagi kita bahwa sebetulnya di dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana itu sudah ada perbuatan-perbuatan perzinaan itu adalah bagian dari kriminil. Jadi, teman-teman, adik-adik kita ... saya dari Kum HAM buktinya ada pasal perzinaan, 284, itu adalah perbuatan kriminil. Jadi, tidak boleh juga kita mengklaim bahwa Pemerintah tidak … apa namanya ... tidak ... belum mengatakan bahwa ini adalah kriminalisasi. Ada, anak-anak di bawah umur, perbuatan cabul juga banyak. Undangundang terhadap anak-anak juga banyak. Jadi, sudah banyak undangundang yang memberikan perlindungan memproteksi perbuatanperbuatan cabul ini. Jadi, saya kira kita harus hati-hati juga mengeluarkan statement itu, ya. Tapi ini negara yang telah memberikan posisi itu. Jadi, itu saja yang saya ingin sampaikan, ya, mudah-mudahan bisa dijawab. Terima kasih. 50.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih. Silakan, Yang Mulia.
51.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Sebenarnya ada beberapa pertanyaan, tapi saya tanya satu hal yang penting saja untuk Dr. Adian Husaini. Begini, Dok. Kalau saya me ... berangkat dari konteks pendidikan karena doktor pendidikan, ya ... Ahli adalah Doktor Pendidikan. Kalau kita berangkat dari statement pedagogi, ya, khususnya lewat taksonomi Bloom bahwa ada sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik itu dengan pemaparan yang Ahli sampaikan tadi, saya jadi ingin tahu satu hal: seberapa sebenarnya sisi kognitif itu 33
bisa mendorong atau berlanjut ke sisi afeksi ... afektif, sehingga itu akhirnya mempengaruhi psikomotorik seorang peserta didik? Misalnya. Nah, itu satu soal karena tadi kan, lewat informasi, Ibu Dokter menyampaikan beberapa itu lewat media sosial yang sekarang yang secara tidak langsung itu adalah sumber ini, ya ... sumber kognitif orang mendapatkan informasi tentang itu. Nah, pengaruhnya bagaimana? Mungkin nanti Dokter juga ada bisa menjawab konteksnya itu. Tapi yang ingin saya tahu kan karena ... mengapa pertanyaan jadi penting? Karena Dokter Dewi tadi sendiri menyampaikan bahwa sebenarnya yang genetik itu cuma 0,00%. Asumsinya kalau demikian berarti ada faktor yang di luar genetik yang menyebabkan angka itu terjadi dan dugaan saya dengan pemaparan Dokter Adian, itu pasti ada sangkut-pautnya dengan sisi kognitif tadi itu kan. Nah, sekarang kalau membenahi ini berarti kalau kita berbicara secara pedagogi kemudian dari sisi pendidikan, apa yang harus kita lakukan, nih? Satu pertanyaan saya sebenarnya sudah diambil oleh Pemerintah karena saya ingin juga menanyakan kalau dari sisi pendidikan kita melihat ini, apakah ini sebenarnya merupakan persoalan hukum atau persoalan patologi sosial? Itu kan, pertanyaan penting yang harus kita jawab dulu karena Pemohon beranggapan ini adalah kalau dikonstruksikan, kalau dengan menghadirkan ahli ini, ini ada persoalan patologi sosial yang mau dijawab lewat persoalan hukum. Nah, saya ingin mendapatkan jalan tengah paling tidak dulu, pendapat ketiga dari sisi pedagogi, gimana sebenarnya menjawab persoalan ini. Itu saja, Pak Ketua. Terima kasih. 52.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, sudah cukup. Waktunya sebenarnya pukul 16.00 WIB, sudah harus berakhir persidangan ini, tapi agak diperpanjang, menarik, ya. Masing-masing Ahli saya beri waktu maksimal 10 menit untuk bisa menjawab seluruh pertanyaan karena memang sangat terbatas. Saya persilakan dari Bu Neng dulu. Kemudian nanti Bu Dewi. Yang terakhir Pak Adian.
53.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Terima kasih, Yang Mulia. Saya insya Allah akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kami. Dari Pemohon tadi menanyakan, apakah urgensinya jiar patut dikabulkan, padahal RUU KUHP sedang dibahas di DPR RI. Saya akan melihat dari buku-buku yang ditulis, di antaranya buku yang ditulis oleh Prof. Jimly Asshiddiqie bahwa pembuatan tentang perubahan terhadap RUU KUHP itu terjadi sejak awal ... sejak tahun 1963. Saya sendiri mempelajari RUU KUHP itu ... RUU KUHP versi tahun 34
199 ... 1999, 2000, kemudian 2002, kemudian 2004, 2008, 2013, dan 2015. Sampai sekarang itu belum bisa disahkan. Lalu, bagaimana dengan jeda waktu dari sekarang sampai disahkannya RUU KUHP? Apakah kita akan tetap membiarkan anak-anak kita atau saudara-saudara kita untuk mereka diperbolehkan melakukan hal-hal yang menurut norma-norma agama kita dan masyarakat adat, dan hukum agama terutama di sini Islam adalah dilarang. Misalkan tentang bujang, gadis, janda, duda dalam KUHP itu kan, tidak dilarang, yang dilarang itu hanya untuk zina ... untuk zina, yang dilarang itu adalah hanya salah satu pihaknya sedang terikat dalam perkawinan. Nah, nyatanya saya sendiri tidak punya data tentang korban dari pasal tersebut. Saya sebutkan korban. Karena yang saya ketahui adalah banyak sekali orang-orang yang hamil di luar nikah, sampai dengan ke anak-anak remaja yang melakukan aborsi. Nah, itu juga bukan merupakan perlindungan terhadap anak yang dikandung oleh yang bersangkutan. Kemudian, kepada dari Pemerintah, “Apakah, jika permohonan ini dikabulkan atau dipenuhi, bagaimana dengan polisi? Terfokus ke perbuatan zina, juga jaksa dan pengadilan.” Ini berarti dari Pemerintah sudah mengakui banyaknya perilaku tersebut, tentu sudah mengakui. Nah, sedangkan norma-norma di negara kita tidak demikian karena itu patut di ... dikabulkan, kalau menurut saya, mohon maaf, Yang Mulia. Berarti dari Pemerintah mengakui itu adanya banyak sekali kasuskasus hal tersebut. Dalam melakukan permohonan jiar ini tentunya karena kita cinta kepada Saudara-Saudara kita, cinta kepada anak-anak kita, cinta kepada bangsa kita dan negara kita, bukan untuk menyiksa, justru karena kami cinta pada semua ini. Nah kemudian dari Bapak Patrialis, Bapak Hakim Yang Mulia tentang Hazairin kebetulan, itulah yang pendapat Hazairin itu yang kami selalu gunakan, mengapa? Karena di sini pendapat Hazairin itu sangat nasionalis, artinya tidak memihak pada salah satu pihak agama saja, dari ajaran Islam sudah jelas tadi saya sudah sampaikan, kebetulan disertasi saya tentang Perzinahan di Indonesia dan di Malaysia. Namun dari agama-agama lain, terus terang saya harus jujur karena saya disumpah tadi, saya tidak membaca secara ... secara khusus, kalau diperkenankan, saya hanya ingin menyampaikan tentang pendapat dari para tokoh agama yang saya dengar, tapi itu bukan yang saya baca. Kalau diperkenankan, saya menyampaikan hal itu adalah itu ketika pada Februari, ada acara di Kapolda, yang sekarang jadi Kapolri Pak Tito mengundang kami semua di antaranya saya sebagai narasumber tentang ada LGBT ini, kemudian juga para tokoh agama. Dari semua agama yang hadir ketika itu mengatakan bahwa itu adalah dilarang. Saya mohon maaf karena keterbatasan pengetahuan saya. Kemudian dari Romo Beni, kebetulan saya kenal baik dengan Romo Beni, ketika saya menjadi narasumber juga bersama di Jak TV 35
dengan beliau juga pendapatnya adalah dalam Injil. Mohon maaf kalau saya salah karena itu yang saya dengar adalah juga dilarang. Itu yang saya ketahui. Tetapi, saya terus terang, Bapak Yang Mulia, saya belum membaca. Berarti, ini tantangan untuk saya agar saya mempelajari dari agama-agama yang lain. Terima kasih, Yang Mulia. Wassalamualaikum wr. wb. 54.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ada satu saya, Ibu tolong dianu.
55.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Inggih.
56.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Begini, di dalam kesimpulan Ibu itu kan frasa yang terikat di dalam perkawinan menjadi dibuang.
57.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Inggih.
58.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Sehingga semuanya bisa.
59.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Inggih, eh ya, Yang Mulia.
60.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Apakah ada, misalnya begini, di situ pidananya kan sama.
61.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya.
62.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Apakah tidak dibedakan, misalnya sampai dibedakan. Kalau lakilaki yang terikat atau perempuan yang terikat dalam perkawinan 36
melakukan itu, pidananya bisa lebih berat, kalau yang tidak terikat bisa lebih ringan? Atau apa gitu terpikirkan enggak, Ibu? 63.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Kalau ... kalau mengenai terpikirkan, terpikirkan, Yang Mulia. Tapi di sini kan permohonan dari Para Pemohon adalah mengubah kalimat tersebut dan tidak mengubah hukuman.
64.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Hanya di situ ya.
65.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya. Karena (...)
66.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Masalahnya begini, Mahkamah itu dalam memutus sesuatu itu ada keterbatasan-keterbatasan dibanding kalau legislative review, itu saja yang saya anu.
67.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya.
68.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Apakah Ibu juga memikirkan bahwa Mahkamah itu kan peradilan, sehingga ada keterbatasan-keterbatasan pada waktu memformulasikan keinginan misalnya kalau itu dikabulkan, untuk memformulasikan sebagaimana yang harus dilakukan, perubahan itu harus sempurna. Kalau perubahan itu harus sempurna, komprehensif, holistik, memenuhi segala aspek seperti yang saya diskusikan, itu lebih tepat kepada legislative review misalnya.
69.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ya.
70.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Terpikirkan enggak, Ahli itu?
37
71.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Yang Mulia karena saya melihatnya di sini juga kalau saya melihat dari rumusan dahulu ketika saya menulis disertasi Pasal 485 RUU KUHP Tahun 2008 tentang Larangan Zina, istilahnya sudah zina. Di dalam Pasal 485 itu pun, RUU KUHP maksud saya, itu tidak dibedakan antara orang yang melakukan zina itu terikat perkawinan atau tidak terikat perkawinan. Kalau dari sisi hukum Islam itu adalah berdasarkan ta’zir berarti, Yang Mulia. Bukan berdasarkan hukum Islam, bukan berdasarkan had zina. Memang kalau di dalam hukum Islam, ada perbedaan antara orang yang melakukan zina (muhson) yang terikat perkawinan dan (...)
72.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Tidak terikat (...)
73.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Ghoiru muhson dibedakan.
74.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, ya.
75.
AHLI DARI PEMOHON: NENG DJUBAEDAH Tapi di sini kan tentunya saya melihatnya adalah ini berdasarkan ta’zir. Jadi, misalkan kalau di dalam Islam kan pembuktian zina itu ada tiga. Pertama karena pengakuan. Kedua adalah karena adanya indikasi atau qarinah. Ketiga, adanya 4 orang saksi laki-laki yang memenuhi syarat, itu kan, hal yang mustahil. Saya dari penelitian saya bahwa untuk perbuatan zina yang tidak bisa dibuktikan secara syar’i adalah bisa ditentukan berdasarkan takzir. Jadi, pada prinsipnya sebetulnya kalau melihat dari rumusan 284 itu boleh atau tidak? Boleh saja, tapi itu belum ... belum mencakup semua subjek hukum yang akan mencegah orang dari berbuat zina, itu hanya orang-orang yang disebutkan saja, yaitu terikat dalam perkawinan. Nah, sedangkan pada realita masyarakat banyak sekali, Yang Mulia, bahkan saya sekarang ini sebetulnya sedang ... apa mungkin saya terbuka saja, sedang menolong orang yang anaknya itu hamil umur 13 tahun karena zina oleh laki-laki yang berumur 14 tahun. Itu, Yang Mulia. Jadi, saya pun tidak tahu apa yang harus saya lakukan, artinya harus bagaimana ini terhadap anak tersebut, apakah diaborsi? Dosa dari hukum Islam. Kalau dilanjutkan, bagaimana masa depannya? Saya yakin 38
sekali, Yang Mulia, tidak hanya orang yang sedang saya bantu sekarang ini yang menjadi korban tersebut. Nah, karena itulah, perlu adanya perubahan frasa terhadap Pasal 284 tersebut, Yang Mulia. Paling tidak preventif, Yang Mulia. Karena itu mungkin saya menyebutkan ada peraturan Bupati Purwakarta itu berdasarkan budaya lokal setempat itu sifatnya preventif. 76.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Silakan, Bu Dewi.
77.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Terima kasih, Yang Mulia. Yang pertama, saya akan jawab dari pertanyaan dari Pemohon. LGBT itu memang secara kejiwaan bisa diterapi, saya juga bergabung pada sukarelawan peduli sahabat. Jadi, itu terdiri dari psikolog-psikolog muda seluruh Indonesia bergerak sendiri di Facebook, mereka psikolog-psikolog muda yang kebanyakan Muslim itu mereka menerapi dengan gratis lewat Facebook. Banyak sekali yang sembuh itu yang dari situs saja, belum yang seperti dokter ... kemarin Prof. Dadang Hawari, 90% ya, bisa sembuh. Dari segi saya sebagai dokter, kalau sudah kena AIDS, gay-nya sembuh, tapi negara akan menanggung seumur hidup. Jadi, jangan sampai terjadi di negara kita disahkan nanti perkawinan sejenis atau diberi hak mereka, kaum itu karena sudah jelas kalau sudah kena penyakit-penyakit kelamin yang saya sebutkan tadi, AIDS dan yang lain, bukan hanya AIDS, Bapak Yang Mulia, Bapak/Ibu, Yang Mulia, bukan hanya AIDS, tadi saya banyak sekali. Jadi begitu, barangkali ... jangan sampai. Kemudian Bapak dari Pemerintah, mohon maaf, Pak, Bapak, Yang Mulia juga, saya sebagai dokter tidak melihat secara dikotomi pendosa, penjahat, kirim ke penjara. Saya sebagai dokter adalah ingin sekali mengobati yang sudah sakit, tetapi saya sebagai orang tua, sebagai anggota masyarakat, itu kita juga harus punya batasan. Misalnya sekarang sudah ada ... nanti jadi penjara penuh, buktinya sekarang undang-undang korupsi sudah ada, apakah penjara penuh? Tidak. Tapi tetap harus ada jangan longgar, kita tetap sebagai orang ... ini ... saya sebagai ibu, ya, sebagai anggota masyarakat, apalagi yang menghadapi setiap hari kasus-kasus seperti itu, tetapi harus ada hukum yang tegas. Seperti saya tadi perzinaan itu misalnya, atau perkosaan terhadap hanya pada ... yang sesama jenis pada yang anak-anak. Kalau yang sama-sama, bagaimana kalau dia diperkosa? Yang sama umur yang sudah dewasa, tidak kena juga? Jadi, tetap hukumnya tetap harus ada seperti yang Pemohon karena kita jangan sampai nanti di negara ini disahkan LGBT seperti di 39
Amerika sudah rusak sama sekali. Di sana itu jangan salah, para dokternya sama pusingnya, pusing sekali karena sudah bingung masalah kesehatan sudah sangat berat karena LGBT sekarang pemegang nomor satu HIV dan sangat penyebar dengan ... apalagi ada penyakit tadi, sarkoma kaposi. Mungkin kalau saya sangat mendukung Pemohon karena kita sempurnakan ini hukumnya untuk pencegah tadi saja, because we care. Karena kita cinta pada negara ini, pada bangsa ini, tidak ada maksud sama sekali untuk ... tetap kita juga tadi mungkin bekerja sama antara pendidikan dengan ... kami sendiri juga bergerak dari Perdoski, penyuluhan-penyuluhan ke mana-mana, pengobatan, semuanya tetap kami berjalan. Di luar Pemerintah juga kami berjalan sendiri kok, Pak, biaya sendiri, ya. Kami bergerak selama ini sendiri seperti yang peduli sahabat, apakah kami minta dari negara? Tidak. Karena because we care. Karena kita sayang sama negara kita ini. Asal Bapak, Ibu tahu bahwa banyak sekali teman-teman yang masih bergerak di bawah, menolong, mereka tanpa pamrih, tanpa bayaran, lho. Itu. Jadi, saya setuju dengan Pemohon dan semoga dikabulkan supaya hukumannya disempurnakan, tetap harus ada aturan. Mau nanti dilaksanakan atau tidak, yang penting aturan jelas, supaya memagari jangan sampai terjadi nanti … nah, ini longgar ini, bisa kita jadi perkawinan sejenis. Ya, seperti itu. Mungkin itu pendapat saya sebagai anggota masyarakat dan ibu dari anak-anak saya. 78.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Mohon maaf, Pak Ketua. Ada yang mau saya luruskan dari yang ditanyakan Pemohon tadi. Untuk Dr. Dadang, supaya Dr. Dewi juga ndak keliru ya.
79.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Ya, ya.
80.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Dr. Dadang itu bukan menyatakan apa ini ... apa yang disampaikan oleh ... jadi ada dua pernyataan yang berbeda sedang yang dicampur baur oleh Pemohon ini. Dr. Dadang itu mengatakan, “LGBT itu menurut pengalaman Beliau itu dapat disembuhkan.” 90% itu.
81.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Betul, betul. 40
82.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Yang Ibu katakan tadi dalam bayangan saya adalah penyakitpenyakit yang timbul atau berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan LGBT, itu yang tidak dapat disembuhkan, kan?
83.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Betul, betul.
84.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Itu dua hal yang berbeda, jangan dicampur Saudara Pemohon, ya? Sehingga nanti informasinya ndak bias, justru kalau pertanyaannya begitu akan merugikan Anda itu. Itu gimana coba anunya ... jadi ada dua hal yang berbeda yang dicampur oleh ... jadi itu yang saya mau klirkan dalam persidangan ini. Jadi Dr. Dewi terima kasih tadi sudah menyampaikan itu.
85.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Ya.
86.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Ada penyakit yang sudah timbul dari akibat atau yang bersangkut paut dengan itu, yang tadi Dr. Dewi sampaikan. Itu yang tidak bisa disembukan.
87.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Ya.
88.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Termasuk yang jenis yang terbaru terakhir itu.
89.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Ya.
90.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Yang Dr. Dadang sampaikan tadi adalah yang berkaitan dengan homoseksual dan sebagainya. Itu yang bisa konon disembuhkan dan itu 41
yang ber … apa namanya ... bersesuaian dengan keterangan Dr. Dewi tadi bahwa yang genetik sebenarnya hanya 0,00 sekian persen. 91.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Ya, sedikit sekali.
92.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Memang begitu, kan?
93.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Betul.
94.
HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Itu lho, jadi saya maaf, Pak Ketua, maaf saya menyela.
95.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Ada lagi, Bu Dewi yang akan ditambahkan?
96.
AHLI DARI PEMOHON: DEWI INONG IRIANA Iya yang dari ... pertanyaan dari, Pak Patrialis. Yang Mulia Bapak Patrialis Akbar. Apakah seluruh penyakit-penyakit yang disebutkan tadi, ya ... ya adalah berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman sebagai dokter memang berasal dari tindakan seks bebas, antara lain perzinaan, LGBT? Jawaban saya secara tegas adalah ya. Ya, kan tadi AIDS itu dimulai dari gay di Amerika Tahun 1981, tanpa adanya gay mungkin tidak ada itu penyakit. Yang sekarang juga Sarkoma Kaposi mulainya juga dari gay, dari LGBT. Kalau misalnya tidak ... seseorang tidak berzina, insya Allah tidak ada yang kena. Seperti saya misalnya, saya tidak melakukan imunisasi kanker serviks, ada sekarang imunisasi untuk mencegah kanker serviks karena suami saya bilang, “Kamu tidak perlu imunisasi.” Terusnya dia bilang, “Saya tidak berzina.” Ya, seperti itu maksudnya. Jadi penyakit-penyakit kelamin yang disebut tadi, bukan, kalau penyakit-penyakit lain ya tidak karena zina ya. Penyakit jantung atau kanker payudara itu bukan karena zina. Penyakit penularan seksual yang tadi saya sebutkan itu berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagai dokter adalah memang berasal dari tindakan-tindakan seks bebas. Yang paling kasian adalah yang kalau istrinya dia tidak apa-apa, setia, tetapi suaminya seks bebas, akhirnya jadi korban. Itu banyak pasien saya 42
dikucilkan dari lingkungan karena kena AIDS, istrinya. Pokoknya dibilang pendosa, segala macam, Pak. Padahal dia tidak tahu apa-apa. Kena AIDS dari suaminya. Nah, ini penting sekali juga pengetahuan masyarakat. Jadi jangan sampai kita mengucilkan ODA, jadi jangan ... jadi hak-hak penderita HIV/AIDS orang dengan HIV/AIDS itu juga harus kita utamakan sekarang, harus. Jadi ini mungkin pendidikan masyarakat harus lebih luas. Kalau memang mau dimasyarakatkan, mohon gambar-gambar tersebut tidak disebarluaskan karena masuk delik pornografi nanti, bagian kelamin tadi. Mohon maaf, Yang Mulia Pak Patrialis. Kami dari Perdoski pun sudah dengan aktif sekarang dari Persatuan Dokter Spesialis Kulit Kelamin Indonesia sangat aktif sekarang dengan anak muda terutama. Untuk mencegah tadi, pergaulan bebas ini. Juga di TNI. Saya secara pribadi sukarela masuk ke TNI, tapi TNI lebih gampang, Pak. Kalau yang sulit justru yang di luar TNI. Gimana ngumpulin Bapak-Bapak untuk mendengarkan? Enggak bisa. Nontonnya film porno di ini. Mohon maaf juga, berbagi pengalaman saja. Anak saya pernah bersekolah dapat beasiswa waktu SMA di negara bagian Victoria di Melbourne, SMA-nya dapat beasiswa sekolah Islam di sana. Itu negara bagian di sana memblok situs porno, diblok oleh negara karena di sana banyak sekolah. Akhirnya terjadi pintar-pintar semua, jadi mereka memakai infrared, memantau betul untuk ini, tidak terjadi perzinaan dan lain-lain. Pendidikan juga baik sekali. Sama satu lagi. Saya mau berbagi saja. Jadi waktu saya di Ancol itu, masalah utama adalah kesejahteraan sebenarnya. Kita sudah bikinkan kursus lho, jadi kita cuma bikin ... enggak bilang ini jelek, ini nanti kamu begini, begini, tidak. Kita bikinkan kursus potong rambut, bengkel kalau mau jadi laki, kemudian bikin kue, tapi sebagian besar karena memang sudah terbiasa enak ya, “Dok, maleslah segini, berapa jam pakai motong-motong rambut cuma dapat sekian, mendingan ngangkang, mangap, nungging.” Mohon maaf. Jadi sebenarnya masalah kesejahteraan, Bapak, boleh barangkali biar sekali-kali berkunjung ke sana, yang di depan kali, yang bau sekali itu, yang rumah-rumah dari kardus. Sedih sekali ada anak umur 13 tahun jadi ... jadi waria. Dia lelaki asli, tapi Ayah Ibunya entah kemana. Barangkali juga saya usul adalah ketahanan keluarga perlu kita tingkatkan di Indonesia. Mungkin sekian dulu dari saya, terima kasih. 97.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terima kasih, Ibu. Yang terakhir, Pak Dokter Adian, saya persilakan. Ibu minta tolong dimatikan miknya, ya, baik.
43
98.
AHLI DARI PEMOHON: ADIAN HUSAINI Terima kasih, Pak Ketua dan Majelis Hakim Yang Mulia. Pertama, masalah di Malaysia itu begini, Pak, saya tiga kali diundang Biro Tata Negara Malaysia, ITU seperti Lemhamnas-nya. Jadi, beberapa kali memberikan penyuluhan kepada para guru sampai ratusan. Jadi, Malaysia itu seperti merasa kecolongan, kita sudah punya aturan yang jelas, tapi ternyata masalah ini merebak di kalangan siswa dan di kalangan mahasiswa, sehingga kemudian mereka melakukan gerakan maraton itu, ya, sampai guru-guru dikumpulkan diberi penyuluhan, dan tiga kali itu saya di panel dengan mantan homo dan mantan waria. Mantan homo itu juga sama, dia normal asalnya mengaku SMA dia mulai berubah karena dia konflik dengan orang tuanya, dengan ayahnya, ayahnya sangat keras, akhirnya dia hilang, dia lapar ayah, dia hilang kasih sayang ayah. Akhirnya dia cari di internet terhubung dengan komunitas homo, sampai umur 40 tahun dia enggak bisa sembuh karena dia waktu SMA itu pun dia sudah cinta dengan guru agamanya, bahkan kalau dia bilang kalau dia masuk masjid dia jatuh cinta dengan imam masjidnya. Nah, itu yang susah. Jadi, akhirnya dia perlu terapi konsultasi sampai akhirnya bisa sembuh, perlu waktu puluhan tahun untuk menyembuhkan itu. Jadi, dia … Pemerintah serius mengucurkan dana untuk LSM untuk ... dan kalau saya lihat di Indonesia ini Kementerian Sosial sudah punya program rehabilitasi waria, ya, tahun lalu ada sekitar 500 yang direhabilitasi, tapi masih jauh sekali. Ada kepedulian, nah, itulah saya pikir, ya … apa namanya ... perlunya kejelasan hukum tadi itu karena paling tidak hukum itu ... tadi Ibu Dokter Inong menyebutkan ada … apa namanya ... prefensilah bahwa ada pijakannya, jadi nanti kalau misalnya orang kampanye tentang kawin sejenis itu pidana, paling tidak begitu, ya. Saya baru pulang dari Singapura kemarin, itu orang-orang Singapura misalnya meletakkan orang yang ditangkap adalah seorang kasus terorisme itu karena dia tulis di Facebook dan mempengaruhi orang lain. Itu menteri dalam negerinya mengatakan, “Itu lebih berbahaya daripada teroris yang sebenarnya.” Karena dia mempengaruhi orang, gitu. Nah, sekarang bayangkan yang saya lihat sekarang ini sebagai di pendidikan sebagai orang tua, ya, bebas sekali kampanye itu di kita, enggak ada sanksi sama sekali, gitu lho. Ya, jadi ini kenapa tidak ada dasar hukumnya? Bahwa orang sama-sama dewasa, zina, atau homoseksual itu boleh-boleh saja. Nah, soal tentu idealnya adalah memang … apa, ya ... hukum itu disesuaikan dengan tadi legislative review. Mohon maaf, Pak Ketua, pengalaman saya lama sebagai wartawan mengikuti perdebatan KUHP ini kadang-kadang melelahkan dan saya enggak yakin nanti apakah 44
pasal zina itu akan … apa namanya ... diubah atau tidak. Ya, barangkali yang kenapa saya menyetujui ... mungkin untuk sementara ini, gitu ya, beberapa hal untuk mencegah kerusakan yang lebih besar lagi, itu saja sebenarnya barangkali. Nanti kalau misalnya apakah di legislatif akan lebih disempurnakan lagi itu barangkali lebih ideal lagi. Jadi itu, jadi paling enggak ada pegangan hukum. Jadi, kasusnya di Malaysia begitu, jadi bukan ... paling enggak pemerintah, guru, itu punya pegangan bahwa ini tidak baik, ya, ini kejahatan, ya. Kemudian, Majelis Hakim Pak Patrialis, Yang Mulia. Ini betul, ya, saya sangat bersyukur, Pak, makanya, ya, beberapa kali saya juga menyampaikan bahwa Undang-Undang Dasar Tahun 1945 kita luar biasa, undang-undang kita luar biasa. Nah, ini sebetulnya kalau dalam pendidikan yang penting itu sebetulnya sistem evaluasinya, ya, kita memang ada faktor kalau dalam pendidikan paling enggak 4 hal, ya, faktor tujuannya sudah bagus kemudian kurikulum kita ada kelemahan, tapi secara umum sudah bagus, program pendidikan juga, berarti evaluasi, Pak, terutama di evaluasi ini yang belum diterapkan. Jadi, konsep iman dan takwa ini belum diterapkan sebagai bentuk evaluasi. Ya, misalnya anak yang akhlaknya tidak baik, gitu ya, itu apakah masuk dalam komponen kelulusan atau tidak, gitu ya. Saya pernah, ya, belum kirim surat resmi, tapi saya berharap beberapa ceramah, ya, Presiden misalnya mengeluarkan semacam keppres iman takwa. Jadi kalau ada mahasiswa yang mau ujian skripsi, paling tidak dia juga ditanya tentang masalah iman, takwa, dan akhlaknya itu sesuai dengan agamanya dan sesuai dengan … apa ... kriteria-kriteria yang ditetapkan di situ. Nah, ini yang belum, ya, jangankan di sekolah umum, ya karena saya di lembaga pendidikan Islam sampai perguruan tinggi pun itu belum, belum diterapkan, kalau itu masuk dalam komponen evaluasi pendidikan itu sangat ideal, ya, tentu ini bertahaplah paling tidak, ya karena penanaman nilai itu kan, memang membutuhkan keteladanan, ya, membutuhkan pembiasaan, dan membutuhkan penegakan aturan, tiga komponen itu paling tidak, karakter nilai itu akan tertanam di situ. Nah, kita bisa mengevaluasi paling tidak kalau aturannya sudah ada, itu sudah lumayan ada satu pegangan, ya, kelemahan yang lain bisa ... seperti tadi Ibu dr. Dewi juga mengatakan kalau paling tidak ada pegangan dulu, ya, ya sekarang ini ada aturan lalu lintasnya jelas, ya, tapi ternyata di lapangan juga seperti itu, ya, tapi bukan berarti kemudian aturan lalu lintasnya diubah, ya. Kalau aturan lalu lintasnya tidak jelas lagi, itu lebih parah lagi, ya. Jadi itu barangkali apa … pemahaman saya tentang pendidikan. Jadi betul Pak Majelis Hakim Pak Palguna juga begitu ya, Yang Mulia. Memang betul ini masalah sosial, masalah kita kompleks kalau kita sudah menghitung ini juga masalah patroli sosial.
45
Tapi paling tidak, Pak. Informasi itu semua kalau kita tanya kasus perkosaan, kasus pembunuhan, itu berawalnya mesti dia dari kalau tidak video porno, ya dari cerita temannya pergaulan. Memang semua dari informasi. Nah, itu tentu tugas menteri … apa … Kominfo untuk menerjemahkan informasi. Tapi paling tidak ada menteri nanti di bidang pendidikan. Ya kita sebagai orang tua, pendidik, dan juga pemerintah bekerja sama di situ. Ada semua komponen. Saya melihat kemudian di lapangan melihat ini dari sisi hukumnya ini yang perlu, ya. Jadi bahwa orang zina itu tidak baik, gitu ya. Sebagai anak-anak itu sederhana, Pak. Kalau kami … kalau kami enggak boleh, kenapa orang tua boleh zina dan enggak apa-apa? Gitu, ya. Paling dia nunggu nanti ya. Tunggu waktu saya sampai dewasa. Atau … atau dia … sekarang pun saya sudah bisa (suara tidak terdengar jelas) umur 12 tahun, ya, sudah bangga lagi berzina. Saya ngerilah melihat sekarang ini ya bagaimana mereka sudah mempertontonkan diri ya, anak-anak remaja itu. Nah, ini barangkali tentu sekadar hukum saja memang materi hukumnya tidak menyelesaikan masalah, ya tapi tentu bekerja sama dengan yang lain, Pak. Jadi itu. Jadi memang betul dari … apa namanya … cognitive, ya afektif, psikomotorik itu susah. Apalagi cognitive-nya masuk, kemudian pergaulan dia mendukung itu ya. Dia sikapnya tidak ada yang menahan lagi. Apalagi kemudian ada masalah dengan orang tuanya lagi. Ini yang banyak terjadi, gitu ya. Seperti kasus homo dan … apa namanya … perzinahan itu ya masalah pergaulan ya, pergaulan ya. Saya maaf, saya secara pribadi ya, saya pendidik guru, istri saya juga guru, itu saja saya sering cerita. Dulu anak saya yang pertama, kami didik 24 jam di rumah. Itu saja dia kecanduan game waktu itu. Apa yang kami lakukan kemudian? Saya keluarkan dia dari sekolah. Saya pisahkan dari lingkungan. Ya, kemudian kami didik home schooling di rumah. Ya karena itu berat, ya. Jadi kita orang tua saja yang sudah merasa sampai mengevaluasi, apa salahnya kita sebagai orang tua? Kita sudah didik 24 jam, ya. Istri saya di rumah, mengawasi terus. Itu pun masih bisa kecolongan. Ya, jadi alhamdulillah akhirnya kita dengan segala usaha bisa anaknya kembali. Itu lama sekali, bertahun-tahun harus … apa namanya … menyembuhkan tadi yang seperti soal pornografi dan lainlain. Jadi itu saja sebenarnya. Tentu ini adalah tidak berpotensi dari pemerintah juga ini akan menyelesaikan semua masalah. Tapi paling tidak yang dilakukan Pemohon ini adalah sedikitlah ya, memberikan preventif ya. Bekal untuk aparat keamanan, ya. Misalnya juga untuk masyarakat, untuk kita orang tua juga paling tidak, tahu bahwa itu tidak baik, itu salah. Soal nanti bagaimana hukumannya, ya tentu apa … saya tidak tahu apakah Majelis Hakim punya kewenangan untuk merumuskan
46
sendiri ya, bentuk-bentuk hukumannya. Majelis Hakim lebih tahu. Terima kasih. Demikian, Pak Ketua. 99.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih Pak Dr. Adian. Jadi persidangan pada sore hari ini sudah cukup. Terima kasih pada Pak Adian, Ibu Dewi, dan Ibu Neng atas keterangannya di persidangan ini yang tentunya sangat bermanfaat untuk memperkaya persidangan ini dalam menangani perkara yang diajukan dalam Register Nomor 46 ini. Sekali lagi terima kasih Bapak dan Ibu-Ibu berdua sebagai Ahli yang telah memberikan keterangan. Dari Pemohon, masih akan mengajukan Ahli atau sudah cukup?
100. KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Terima kasih, Yang Mulia. Sesuai dengan persidangan minggu lalu. Kami masih diberi kesempatan mengajukan tiga orang ahli lagi, Yang Mulia. Yang rencana kami dalam persidangan yang berikutnya kami akan mengajukan dr. Maneger Nasution dari Komnas HAM. Kemudian Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra. Kemudian Dr. Asrorun Ni’am dari KPAI. Demikian, Yang Mulia. 101. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, jadi nanti kita dengar. Pemerintah masih juga akan mengajukan ahli atau tidak? 102. PEMERINTAH: HOTMAN SITORUS Terima kasih, Yang Mulia. Pemerintah tidak mengajukan ahli. 103. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, baik. Jadi persidangan yang akan datang kita akan mendengar keterangan tiga ahli dari Pemohon. Masih ada lagi atau yang terakhir ini? 104. KUASA HUKUM PEMOHON: FEIZAL SYAH MENAN Yang Mulia, sementara itu yang terakhir ahlinya, tiga lagi dan setelah itu kami akan ajukan saksi fakta, Yang Mulia. Jika diizinkan.
47
105. KETUA: ARIEF HIDAYAT Kalau saksi fakta apa anu … cukup itu untuk memberikan latar belakangnya dipentingkan dalam perkara ini, itu ahli sebetulnya. Atau saksi yang berpenyakit gitu, malah ngeri kita nanti, jangan. Tapi kalau anu, silakanlah ya. Tapi sementara persidangan yang akan datang tiga ahli yang akan kita dengar, ya. Jangan malah aksi sodomi di sini juga diperlihatkan di sini, kacau semua nanti malah. Saya melihat contohcontohnya Dokter Dewi saja ngeri saya. Baik, kalau begitu persidangan yang akan datang Selasa, 23 Agustus. Jadi jaraknya agak panjang karena Mahkamah dalam bulan Agustus ini ada kegiatan internasional yang harus dilakukan karena berakhir masa jabatannya MKRI menjadi Ketua Asosiasi MK se-Asia. Kita harus mengadakan kongres, ya, dalam waktu satu minggu kegiatan itu sehingga ada break sidang dalam satu minggu, ya. Kemudian, ulang tahun MK juga persis di tanggal … minggu depan itu sehingga, ya, break persidangan. Jadi, mohon bersabar. Persidangan yang akan datang, Selasa, 23 Agustus 2016 pada pukul 11.00 WIB, dengan agenda untuk mendengarkan keterangan ahli tiga orang yang diajukan oleh Pemohon. Ya, Pemohon, begitu? Baik. Pemerintah, cukup, ya? Sekali lagi, terima kasih kepada ketiga Ahli yang telah memberikan keterangan di Mahkamah. Sidang selesai, ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 16.25 WIB Jakarta, 1 Agustus 2016 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004
Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.
48