KEMAMPUAN PANDANG RUANG SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR GUGUS SAPTA PESONA KECAMATAN GEBANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dhita Paramitha Safitri; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected];
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan pandang ruang siswa kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Populasi penelitian semua siswa SD kelas VI se-Gugus Sapta Pesona di Kecamatan Gebang berjumlah 171 siswa. Sampel penelitian berjumlah 114 siswa yang mengerjakan instrumen tes dan 15 siswa yang diwawancarai. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Random Sampling dan snowball sampling. Pengambilan data menggunakan tes kemampuan pandang ruang dan wawancara. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa kelas VI SD se-Gugus Sapta Pesona di Kecamatan Gebang kemampuan pandang ruang subjek penelitian masih rendah karena subjek baru belajar bangun geometri, namun tidak mengetahui sifat-sifat dari bangun geometri tersebut. Subjek tidak memahami hubungan antar objek geometri.
Kata kunci: Kemampuan, pandang ruang
PENDAHULUAN Dienes (dalam Karso, 2014: 1.17) menyatakan bahwa “matematika sebagai pelajaran struktur, klasifikasi struktur, relasi-relasi dalam struktur dan mengklasifikasikan relasi-relasi antara struktur”. Salah satu pembelajaran penting dalam matematika adalah pembelajaran geometri. Geometri adalah pembelajaran mengenai bangun ruang dan bentuk. Mempelajari tentang objek seperti garis, bentuk, dan jaring-jaring. Dari hasil observasi, pembelajaran geometri masih terfokus pada kemampuan siswa sebatas devinisi, rumus-rumus yang digunakan dan penyelesaian soal-soal di buku, tanpa memahami konsepnya secara mendalam. Padahal, objek-objek geometri bersifat abstrak. Akibatnya, perkembangan kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari geometri menjadi terhambat. Dalam materi bangun dimensi tiga masih banyak permasalah yang muncul seperti banyaknya siswa yang menganggap materi bangun dimensi tiga merupakan materi yang sulit. Hal ini disebabkan karena tingkat keabstrakan objek
Ekuivalen: Kemampuan Pandang Ruang Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang Tahun Pelajaran 2015/2016
129
geometri yang cukup tinggi serta kurangnya kemampuan visualisasi objek abstrak atau objek dalam pikiran siswa yang merupakan salah satu unsur kemampuan pandang ruang yang harus dimiliki siswa. John A. Van De Walle (2008: 150) menyatakan “pemahaman ruang diartikan sebagai sebuah naluri akan bentuk-bentuk dan kaitan di antaranya”. Seseorang yang memiliki pemahaman ruang mempunyai kepekaan terhadap aspek-aspek geometri di sekelilingnya dan berbagai bentuk bangun yang terbentuk dari objek di sekitarnya. Leonard M. Kennedy (2008: 391) menyatakan bahwa: “Spatial sense, also called spatial perception or spatial visualization, help stu-dents understand the relationship between objects and their location in a three-dimensional world. It also helps them to orient themselves in their three-dimensional world. Spatial sense is the ability to perceive objects in relation to one another and to oneself, the ability to mentally change the orientation of an object in relation to other objects or to oneself”. Kemampuan keruangan, juga disebutpersepsi keruangan atauvisualisasi keruangan, membantu siswamemahami hubunganantara objekdanlokasi merekadalamdunia dimensi tiga.Hal ini juga membantumerekauntuk menyesuaikan dirididu-nia dimensi tiga. Kemampuan keruangan adalah kemampuan untukmelihatobjek da-lam hubungan dengansatu sama lain dandiri sendiri,kemampuan untukmentalmengubah orientasiobjekdalam hubungannya denganobjek lainatau untukdiri sen-diri.Peter Herbert Maier (1998: 63) menyatakan bahwa:Spatial ability is a human qualification that is relevant to a high degree to our lives. Several studies (Ethingto &Wolfe 1984; Gallagher 1989, Tartre 1990) and a metaanalysis (Kleime 1986), show, that in school spatial skills can be used in specific ways for many mathematical tasks. Kemampuan pandang ruang adalah kecakapan seseorang yang relevan terhadap posisinya yang tinggi di dalam kehidupan. Beberapa studi (Ethington & Wolfe 1984; Gallagher 1989, Tartre 1990) dan sebuah metaanalisis (Kleime1989), menunjukkan bahwa dalam kemampuan pandang ruang di sekolah dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan matematika. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan pandang ruang siswa kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang. Tujuan pe-
130 Ekuivalen: Kemampuan Pandang Ruang Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang Tahun Pelajaran 2015/2016
nelititian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pandang ruang siswa kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang. Kaitannya dengan kemampuan pandang ruang, penelitian yang relevan dilakukan oleh Suprayan (2007) meneliti tentang (1) mendeskripsikan kemampuan keruangan mahasiswa, (2) mengetahui kelemahan mahasiswa dalam penguasaan materi Geometri Ruang, (3) mengetahui sikap mahasiswa terhadap pembelajaran Geometri Ruang. Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Semarang. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil (1) kemampuan keruangan tinggi meliputi unsur-unsur Spatial orientation, Spatial Relation, dan Spatial Visualization; kemampuan keruangan sedang meliputi unsur-unsur Spatial Visualization dan Mental Rotation; kemampuan rendah meliputi unsur-unsur Spatial Perception, Spatial Visualization, Mental Rotation, Spatial Relations, dan Spatial Orientation, (2) kelemahan pada penguasaan materi kedudukan dua garis dalam ruang, garis tegaklurus bidang, jarak anatar dua garis bersilangan, menyebut bentuk dan menghitung luas daerah bidang irisan, malukis bidang melalui sebuah garis dan sebuah titik di luar garis, melukis bidang melalui dua garis yang berpotongan dan melukis bangun ruang dengan syarat bidang frontal, surut dan perbandingan proyeksi, (3) secara umum mahasiswa calon guru belum sepenuhnya memiliki kemampuan dan sikap yang diharapkan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan selama 10 bulan dimulai pada bulan April 2015 sampai bulan Januari 2016. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gugus Sapta Pesona Di Kecamatan Gebang. Populasi penelitian semua siswa SD kelas VI se-Gugus Sapta Pesona di Kecamatan Gebang berjumlah 171 siswa. Sampel penelitian berjumlah 114 siswa yang mengerjakan instrumen tes dan 15 siswa yang diwawancarai. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Random Sampling dan snowball sampling. Pengambilan data menggunakan tes kemampuan pandang ruang dan wawancara. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Ekuivalen: Kemampuan Pandang Ruang Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang Tahun Pelajaran 2015/2016
131
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dilakukan dengan cara pemberian soal dan wawancara. Peneliti menyajikan gambar seperti di bawah ini.
Ketika subjek diminta untuk menyebutkan bentuk dari sisi ABFE, subjek menjawabnya berbentuk persegi karena dari gambar bentuknya seperti persegi. Sisi ABCD berbentuk jajargenjang karena bentuknya seperti jajargenjang. Sudut EAB merupakan sudut siku-siku dan sudut ABC merupakan sudut tumpul karena terlihat seperti tumpul. Sudut DAB merupakan sudut lancip karena dari gambar terlihat seperti lancip. Panjang EF sama panjang dengan BF dan panjang EF tidak sama panjang dengan panjang FG. Subjek penelitian tidak mengetahui unsur-unsur kubus sehingga subjek menjawab berdasarkan apa yang dilihat saja. Peneliti kemudian menyajikan gambar lain seperti dibawah ini.
Ketika subjek diminta untuk menyatakan panjang AC dan panjang BG, subjek menjawab panjang AC sama panjang dengan BG karena dari gambar terlihat sama panjang. Subjek tidak mengetahui bahwa AC dan BG merupakan diagonal sisi, di mana semua diagonal sisi pada kubus panjangnya sama. Segitiga BCG merupakan segitiga sikusiku, ada pula yang menjawab segitiga BCG bukan merupakan segitiga siku-siku dengan alasan yang sama yaitu hanya berdasarkan gambar. Peneliti menyajikan gambar seperti di bawah ini.
Ketika subjek diminta utnuk menyatakan apakah segitiga BDG merupakan segitiga sama kaki, subjek menjawab segitiga BDG merupakan segitiga sama kaki dan ada pula yang menjawab bukan sama kaki. Dari kedua jawaban tersebut memiliki alasan
132 Ekuivalen: Kemampuan Pandang Ruang Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang Tahun Pelajaran 2015/2016
yang sama yaitu hanya berdasarkan gambar saja. Subjek tidak mengetahui bahwa BD, BG, dan DG merupakan diagonal sisi yang panjangnya sama. Dari hasil deskripsi di atas diperoleh bahwa subjek penelitian tidak mengetahui unsur-unsur kubus serta hubungan antar bagian dari kubus, sehingga hanya menjawab berdasarkan gambar saja. Subjek belum bisa membayangkan suatu benda tiga dimensi yang digambarkan dalam dua dimensi dan belum bisa memposisikan objek yang dimaksud.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai kemampuan pandang ruang siswa kelas VI SDN segugus Sapta Pesona, dapat diambil simpulan bahwa subjek penelitian memiliki kemampuan kemamuan pandang ruang yang masih rendah karena subjek baru belajar bangun geometri, namun tidak mengetahui sifat-sifat dari bangun geometri tersebut. Subjek juga tidak memahami hubungan antar objek geometri. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa perlu dilatih persepsi keruangan dan relasi keruangannya. Guru diharapkan mengenalkan bagian-bagian dari suatu bangun ruang dengan cara mengenalkan bentuk asli dari bangun ruang tersebut, dengan menggunakkan media pembelajaran. Guru juga harus memberikan penekanan terhadap perubahan bila objek tiga dimensi digambarkan pada bidang dua dimensi.
DAFTAR PUSTAKA Karso,dkk. 2014. Pendidikan Matematika I. Tanggerang: Universitas Terbuka. M.Kennedy, Leonard, dkk. 2008. Guiding Children’s Learning of Mathematics. United States of America: Thomson. Maier, Peter Herbert. 1998. Spatial Geometry and Spatial Ability - How to Make Solid Geometry Solid. Selected Papers from the Annual Conference of Didactics of Mathematics 1996. Elmar Cohors-Fresenborg et all (ed). Osnabrueck, ISBN 39-25386-40-8, 63-75. Suprayan. 2007. Kajian Kemampuan Keruangan (Spatial Abilities) dan Kemampuan Penguasaan materi Geometri Ruang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang. Tesis. Universitas Negeri Semarang.
Ekuivalen: Kemampuan Pandang Ruang Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Gugus Sapta Pesona Kecamatan Gebang Tahun Pelajaran 2015/2016
133