PENGARUH MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016
(Skripsi)
Oleh Muhammad Kadafi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK PENGARUH MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh Muhammad Kadafi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah motivasi belajar. Motivasi belajar sangatlah penting untuk keberhasilan belajar, namun pada kenyataannya tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Dalam hal ini perlu adanya usahausaha guna meningkatkan motivasi belajar tersebut, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division yang menggunakan kerjasama kelompok diskusi dalam pembelajarannya, dengan adanya kelompok diskusi ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan, khususnya pada pelajaran IPS. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun ajaran 2015/2016. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun ajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan uji theta dan kai kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,5225 yang memiliki arti cukup berarti atau sedang dengan interpretasi semakin sering model Student Teams Achievement Division digunakan, maka motivasi belajar IPS siswa akan semakin baik dan nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 7,295 sehingga dapat diartikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division dapat dipercaya dan dihandalkan untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun ajaran 2015/2016.
PENGARUH MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
MUHAMMAD KADAFI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Muhammad Kadafi, yang dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 20 Agustus 1992. Putra ketiga dari tiga bersaudara, buah kasih pasangan Bapak Muhammad Nurdin dan Ibu Sunarti.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah tingkat sekolah dasar di SD Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2005. Jenjang SMP di SMP Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2008. Jenjang SMA di SMA Negeri 3 Metro yang diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.
Penulis pernah aktif di organisasi kemahasiswaan kampus tingkat Fakultas yaitu UKMF KSS, Himapis dan Fokma. Penulis pernah pula mengikuti LKMMTD yang diselenggarakan oleh seluruh Hima di FKIP Unila.
Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Jagaraga, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Sukau.
MOTTO Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini)
Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubah dunia. (Nelson Mandela)
Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi perubahan yang Anda harapkan dari orang lain. (Mahatma Gandhi)
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan dan kerendahan hati. Ku persembahkan sebuah karya kecil ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :
Ayahanda Muhammad Nurdin dan ibunda Sunarti tercinta, terima kasih atas doa yang kalian berikan, keringat dan pengorbanannya. Kalian selalu memberikan semangat, bimbingan serta nasehat yang selalu mengiringi langkah keberhasilanku.
Almamater Tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH
MODEL
STUDENT
TEAMS
ACHIEVEMENT
DIVISION
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016”. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir yaitu kepada: 1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 4. Bapak
Drs.
Supriyadi,
M.Pd.,
selaku
Wakil
Dekan
Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 6. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus Pembimbing II, terima kasih atas segala bimbingan, saran dan masukan yang diberikan dalam penulisan skripsi ini; 7. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik dan juga Pembimbing I, terima kasih atas dukungan, bimbingan serta saran dan masukan yang diberikan dalam penulisan skripsi ini; 8. Bapak Drs, Ali Imron, M.Hum., selaku Penguji Utama, terimakasih atas dukungan, bimbingan serta saran dan masukan yang diberikan dalam penulisan skripsi ini; 9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Drs. H. Maskun, M.H., Drs. H. Iskandar Syah, M.H., Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si., Dr. Risma Sinaga, M.Hum., Hendri
Susanto, S.S.M. Hum., M. Basri, S.Pd. M.Pd., Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Suparman Arif, S.Pd. M.Pd., Chery Saputra, S.Pd, M.Pd, dan Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd., terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan; 10. Bapak Drs. A. Kusnanto., selaku Kepala SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro beserta para dewan guru yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis; 11. Bapak Herbangun Sandi Hidayat, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran IPS kelas VIII SMP Muhammadiyah I Kota Metro, terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis; 12. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Muhammad Nurdin dan Ibu Sunarti, terima kasih atas doa, senyum, air mata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada terkira benilaianya dari segi apapun untukku; 13. Kakak-kakakku Indah Citra Halley, S.P., Ratna Liana Fanny, S.P., serta kakak iparku Arif Firmawan, Syukron Al – Ghazali, S.P., terima kasih atas dukungan, motivasi, dan pengorbanan yang kalian berikan padaku; 14. Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak; 15. Teman-teman seperjuanganku Andre Faysol, Nita Noviani, S.Pd., Setio Handayani, Anita Resianty, S.Pd., Virio Ilham, S.Pd., Ika Yulitha, S.Pd., Zhera Mantira, S.Pd., terimakasih untuk kebersamaannya dan dukungan yang kalian berikan;
16. Seluruh teman- teman di Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2011 baik ganjil maupun genap yang tidak saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaannya dan dukungannya selama ini; 17. Sahabatku Zulfikar, S.Pd., dan rekan-rekan Chelsea Indonesia Supporter Club Regional Lampung, Syaiful Bahri, S.Kom., Syani Ahmad AlKautsar, S.P., Firdaus Aunurifki, S.T., Desta Arief, Adit Nurmansyah, Fitriansyah Bakti Praja, S.P., Setiadi Saputra, S.T., M. Aji Darmawan, S.T., terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan; 18. Teman dari segala teman Ferdina Kastasari Alwa, S.Pd., terimakasih untuk kebersamaan, dukungan, dan dorongan untuk penulisan skrpsi ini;. 19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bandar Lampung, Penulis
Muhammad Kadafi NPM 1113033038
Januari 2017
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... i DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii 1.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... REFERENSI II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Pengaruh............................................................. 2.1.1 Pengertian Pengaruh ............................................................ 2.2 Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)................................. 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)................................. 2.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD .................. 2.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran STAD ............................... 2.2.4 Kekurangan Model Pembelajaran STAD ............................ 2.3 Tinjauan Tentang Motivasi Belajar ................................................. 2.3.1 Pengertian Motivasi ............................................................. 2.4 Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS ............................................... 2.4.1 Pengertian Pembelajaran IPS............................................... 2.4.2 Karakteristik Mata Pelajaraan Ilmu Pengetahuan Sosial..... 2.4.3 Fungsi Mata Pelajaran IPS................................................... 2.5 Kerangka Pikir................................................................................. 2.6 Paradigma ........................................................................................ 2.7 Hipotesis Penelitian ......................................................................... REFERENSI
1 6 6 6 7
8 8 9 9 10 11 11 12 12 15 15 15 16 17 19 20
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 21 3.2 Desain Penelitian ............................................................................. 21 3.3 Populasi dan Sampel........................................................................ 22
3.3.1 Populasi................................................................................ 3.3.2 Sampel ................................................................................. 3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 3.5 Langkah – Langkah Penelitian ........................................................ 3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 3.6.1 Angket.................................................................................. 3.6.2 Observasi ............................................................................. 3.6.3 Kepustakaan......................................................................... 3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 3.8 Validitas dan Reliabilitas................................................................. 3.9 Teknik Analisis Data ....................................................................... 3.9.1 Pengkonversian Skor Mentah Menjadi Skor Akhir............. 3.9.2 Uji Persyaratan..................................................................... 3.9.2.1 Uji Normalitas ......................................................... 3.9.2.2 Uji Homogenitas ...................................................... 3.9.3 Pengkategorisasian Motivasi Belajar IPS............................ 3.9.4 Uji Hipotesis ........................................................................ REFERENSI IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 4.1.1.1 Sejarah SMP Muhamadiyah 1 Metro ..................... 4.1.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SMP Muhammadiyah 1 Metro……………………………………………... 4.1.1.3 Kondisi Objektif Siswa, Pendidik dan Tenaga Kependidikan.............................................. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 4.1.2.1 Kelas Eksperimen .................................................. 4.1.2.2 Kelas Kontrol......................................................... 4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian.............................................. 4.1.3.1 Data Hasil Penelitian Pada Kelas Eksperimen....... 4.1.3.2 Data Hasil Penelitian Pada Kelas Kontrol ............. 4.1.4 Uji Persyaratan ...................................................................... 4.1.4.1 Uji Normalitas........................................................ 4.1.4.2 Uji Homogenitas .................................................... 4.1.5 Kategorisasi Motivasi Belajar IPS ........................................ 4.1.6 Uji Hipotesis ......................................................................... 4.1.6.1 Perhitungan Korelasi Theta.................................... 4.1.6.2 Perhitungan Kai Kuadrat........................................ 4.2 Pembahasan........................................................................................
22 24 24 25 26 26 27 27 27 29 32 32 33 33 34 34 36
39 39 40 42 48 49 55 61 61 66 74 74 76 76 81 81 83 85
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 91 5.2 Saran .................................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1. Daftar Nilai Tugas Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII D SMP Muhamadiyah 1 Metro........................................................... 4 Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro ....................................................................................... 23 Tabel 3.2 Kategori Skala Likert ....................................................................... 27 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ............................................... 29 Tabel 3.4 Uji validitas instrumen ..................................................................... 30 Tabel 3.5 Interprestasikan nilai korelasi .......................................................... 31 Tabel 3.6 Pedoman Kategorisasi Motivasi Belajar IPS ................................... 36 Tabel.3.7 Interval Nilai Koefesien Korelasi .................................................... 37 Tabel 4.1 Data Siswa (lima tahun terakhir) .................................................... 42 Tabel 4.2 Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ............................ 43 Tabel 4.3 Kualifikasi Pendidikan, Status, jenis Kelamin, dan Jumlah ............ 43 Tabel 4.4 Data Tenaga Pendukung .................................................................. 44 Tabel 4.5 Data Ruang Belajar (Kelas) ............................................................. 45 Tabel 4.6 Data Ruang Belajar lainnya ............................................................. 46 Tabel 4.7 Data Ruang Kantor........................................................................... 46 Tabel 4.8 Data Ruang Penunjang..................................................................... 47 Tabel 4.9 Lapangan Olahraga dan Upacara ..................................................... 47
ii
Tabel 4.10 Pembagian Nama-Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen.. 51 Tabel 4.11 Pembagian Nama-Nama Anggota Kelompok Kelas Kontrol ........ 56 Tabel 4.12 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Pertama 61 Tabel 4.13 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Kedua 62 Tabel 4.14 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Ketiga 64 Tabel 4.15 Rata-Rata Skor Akhir Motivasi Belajar IPS Siswa Pada Kelas Eksperimen........................................................................... 65 Tabel 4.16 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Pertama 67 Tabel 4.17 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Kedua 68 Tabel 4.18 Skor Akhir Angket Motivasi Belajar IPS Pada Pertemuan Ketiga 70 Tabel 4.19 Rata-Rata Skor Akhir Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol 71 Tabel 4.20 Perbandingan Rata-Rata Skor Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................................... 73 Tabel 4.21. Perhitungan Kenormalan Rata-Rata Pengambilan Data (Posttest) Kelas Eksperimen................................................. 75 Tabel 4.22. Perhitungan Kenormalan Rata-Rata Pengambilan Data (Posttest) Kelas Kontrol ....................................................... 75 Tabel 4.23 Pedoman Kategorisasi Motivasi Belajar IPS ................................. 78 Tabel 4.24 Kategori Motivasi Belajar IPS Kelas Eksperimen ......................... 79 Tabel 4.25 Pembagian Kategori Motivasi Belajar IPS Kelas Eksperimen ...... 79 Tabel 4.26 Kategori Motivasi Belajar IPS Kelas Kontrol................................ 80 Tabel 4.27 Pembagian Kategori Motivasi Belajar IPS Kelas Kontrol............. 80 Tabel 4.28 Perbandingan Tingkatan Motivasi Belajar IPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 81 Tabel 4.29 Perhitungan Korelasi Theta............................................................ 81 Tabel 4.30 Perhitungan Korelasi Theta Untuk Kai Kuadrat ............................ 83 Tabel 4.31 Perhitungan Signifikansi Pengaruh................................................ 84
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................ 85
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian……………………………………………. 92 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………………… 93 Lampiran 3. Silabus dan RPP………………………………………………... 94 Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………….. 115 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa……………………………………………. 119 Lampiran 6. Foto-foto Penelitian…………………………………………….. 122 Lampiran 7. Angket Responden…………………………………………........ 124 Lampiran 8. Perhitungan Uji Normalitas dan Homogenitas…………………. 132
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Bangsa yang besar tidak terlepas dari pendidikan yang berkualitas. Pembangunan sebuah bangsa didapat dari proses pendidikan yang baik. Melalui pendidikan diharapkan mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun bangsa kearah yang lebih baik. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan demi tercapainya tujuan nasional bangsa yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” (UU Sisdiknas 2003). Proses pendidikan menuntut semua pihak yang terlibat di dalamnya untuk berperan serta dalam pencapaian hasil pendidikan yang optimal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam
mencerdaskan
dan
mendewasakan
siswanya
melalui
proses
pembelajaran. Salah satu pihak yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang aktif dan efisien adalah guru. Pembelajaran adalah setiap
2
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang (siswa) mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.
Proses pembelajaran adalah sebuah interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Namun seringkali pembelajaran masih bersifat konvensional dan masih berpusat pada guru (teacher centered) yang membuat siswa menjadi monoton dalam menerima pembelajaran. Pembelajaran tersebut juga dapat membuat kurang efesien dan membuat siswa menjadi kurang aktif.
Didalam pembelajaran terjadi komunikasi dua arah dimana guru sebagai pendidik yang mentransfer pengetahuan sekaligus menjadi fasilitator atau pengetahuan yang diajarkan kepada siswa sebagai penerima pengetahuan sekaligus sebagai pengelola dari pengetahuan yang didapat tersebut untuk dapat dijadikan dasar dari pengetahuan tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. Seorang guru selain sebagai fasilitator juga berperan penting dalam proses belajar mengajar di dalam kelas agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana. Tujuan yang akan dicapai oleh seorang guru tidak lain ialah agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh murid. Namun tidak mudah bagi seorang guru untuk dapat menyampaikan materi agar dapat diterima dengan baik oleh murid. Hal itu dapat dikarenakan beberapa faktor seperti cara penyampaian materi yang kurang menarik, guru yang belum mengetahui keragaman kemampuan siswa, dan masih rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru agar
3
tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat.
Didalam
pembelajaran
terdapat
aspek
yang
berpengaruh
terhadap
keberhasilan tujuan tersebut yaitu penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan untuk menentukan
perangkat-perangkat
pembelajaran.
Model
pembelajaran
mempunyai peran yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa, akan ditentukan oleh ketepatan penggunaan suatu model yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan model pembelajaran
yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang
ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti pada hari Senin, 23 November 2015, rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang aktif. Proses pembelajaran
hanya
berpusat
pada
guru
sehingga
mengakibatkan
pembelajaran menjadi monoton dan kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kurang termotivasi serta kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPS di sekolah. Rendahnya motivasi belajar siswa menurut Bapak Herbangun Sandi Hidayat, S.Pd., disebabkan oleh kurangnya fasilitas sarana prasarana yang memadai dalam kegiatan belajar mengajar, seperti peta, buku pelajaran dan
4
fasilitas lainnya. Guru bidang studi juga menyatakan lebih sering mengajar secara konvensional daripada menggunakan alat- alat pendukung dalam pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai tugas siswa yaitu: Tabel 1.1. Daftar Nilai Tugas Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII D SMP Muhamadiyah 1 Metro
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa
Tgs 1
Alfian Maulana 63 Aprilia Fadila Filia 66 Athaya Khansa Dila 76 Aulia Noveliani 61 Aulia Sherly Sabrina 66 Avi Sena Feby K. 64 Bagas Putra Nanda 65 Bahar Pratama 61 Darul Ridho Saputra 69 Fahjri Ramadhani 62 Fitri Handayani 54 Ismiwati Intan Soraya 71 M. Ricard Abidin 64 May Risa Putri Erwanda 64 Peri Putra Pratama 61 Qonita Nabiliah Ananda 55 Raihan Yoga Pratama 70 Rendra Andriyan F. 69 Rini Asnontia Mega 19 68 Putri 20 Rinto Anugerah 67 21 Rizki Miswar 64 22 Santi Cahyaningsih 74 23 Sri Wahyuni 72 24 Tiara Putri Nelyati 69 Jumlah 1636 Sumber: Guru bidang studi IPS 2015
Tgs 2
Tgs 3
65 62 76 75 75 70 61 71 65 67 55 65 70 63 64 58 65 63
73 61 79 68 60 67 66 60 61 66 59 65 70 68 67 58 60 66
Nilai Jumlah Ratarata 201 67 189 63 231 77 204 68 201 67 201 67 192 64 192 64 195 65 195 65 168 56 201 67 204 68 195 65 192 64 171 57 195 65 198 66
61
66
195
65
66 60 77 68 60 1652
62 65 71 61 72 1641
195 189 222 201 201 4929
65 63 74 67 67 1643
5
Berdasarkan tabel di atas dengan KKM 68 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugas mata pelajaran IPS berjumlah 2 orang, siswa yang memiliki motivasi sedang dalam mengerjakan tugas mata pelajaran IPS berjumlah 2 orang, dan siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam mengerjakan tugas mata pelajaran IPS berjumlah 20 orang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dicari bagaimana caranya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Oleh karena itu guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang
melibatkan
siswa
secara
optimal.
Terdapat
beberapa
model
pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu model pembelajaran Student Teams Achievement Division.
Gagasan utama dibalik model Student Teams Achievement Division adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan (Hamdayama 2014: 117). Mereka harus mendorong teman mereka melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik menulis skripsi dengan judul Pengaruh Model Student Teams Achievement Division Terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016.
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh yang Positif dan Signifikan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan “Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun ajaran 2015/2016”.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat berguna sebagai berikut : 1) Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu alternatif pembelajaran oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif, efisien dan berkualitas. 2) Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat membantu memotivasi belajar dan mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya.
7
3) Bagi peneliti Hasil penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran yang efektif serta untuk menambah pengalaman dalam mendidik.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah : 1) Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup Ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 2) Ruang Lingkup Objek Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro. 3) Ruang Lingkup Subjek Subjek
Dalam
Penelitian
ini
adalah
Siswa
Kelas
VIII
Muhammadiyah 1 Kota Metro. 4) Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro 5) Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016.
SMP
REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)UU RI No. 2 pasal 44 tahun 2003 dan UndangUndang Guru dan Dosen UU Nomor 14 tahun 2005. Jakarta. Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor. Ghalia Indonesia. Hal 117
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Pengaruh 2.1.1 Pengertian Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardarminta, 1987:731).
Manusia memiliki dorongan untuk menggerakkan dirinya ketujuan yang positif (Sardiman, 2010:108). Dorongan yang dimaksudkan adalah hal yang menunjukkan bahwa seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya factor-factor, kebutuhan biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia (Sardiman, 2010:77).
Berdasarkan konsep pengaruh di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan sesuatu yang timbul dalam diri manusia akibat adanya dorongan untuk mengubah sesuatu kearah yang lebih baik. Maka pengaruh yang dilihat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa.
9
2.2 Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan (Anita Lie (Suryani, 2012: 80). Menurut Suryani (2012:82) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh untuk menghindari ketersimbungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup dimasyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kerjasama individu mencari hasil yang menguntungkan bagi semua anggota kelompok.
Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS adalah model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division. Student Teams Achievement Division merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang menggunakan pendekataan kooperatif (Slavin 2005:143). Menurut Hamdayama (2014: 115) model pembelajaran Student Teams Achievement Division merupakan model pembelajaran yang mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan
10
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.
Berdasarkan pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok belajar (diskusi) sebagai proses dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.2 Langkah-Langkah
Model
Pembelajaran
Student
Teams
Achievement Division Langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Division adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Guru memberikan tes/tes kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi,sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division, biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. g. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke kuis berikutnya (Hamdayama, 2014:117).
Dalam Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru dan peneliti.
11
Setiap langkah yang ada harus dilakukan secara runut dan benar karena masing-masing langkah tidak dapat dipisahkan satu sama lain. 2.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Kelebihan model pembelajaran Student Teams Achievement Division adalah sebagai berikut : a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjujung tinggi norma-norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antarsiswa seiiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat e. Meningkatkan kecakapan individu. f. Meningkatkan kecakapan kelompok. g. Tidak bersifat kompetitif. h. Tidak memiliki rasa dendam ( Hamdayama, 2014:118) 2.2.4 Kekurangan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Kekurangan model pembelajaran Student Teams Achievement Division adalah sebagai berikut: a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan. c. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. d. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. e. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelaaran kooperatif. f. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama (Hamdayama, 2014:118).
12
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai model Pembelajaran Student Teams Achievement
Division,
maka
peneliti
menyimpulkan
bahwa
model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division adalah suatu model pembelajaran yang dalam penerapannya menempatkan siswa agar aktif di dalam kelas dengan cara membentuk sebuah kelompok diskusi. Kelompok diskusi yang telah dibentuk masing-masing anggota kelompok bekerja sama untuk memecahkan masalah, saling mengandalkan kemampuan serta saling membantu dan memberikan motivasi sesuai dengan kelebihan dari model Pembelajaran Student Teams Achievement Division.
2.3 Tinjauan Tentang Motivasi Belajar 2.3.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif, yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu untuk memenuhui suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong seseorang berbuat sesuatu yang timbul dari dalam individu. Menurut Sumadi Suryabrata motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan (dalam Djaali, 2012: 101).
Pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lungkungannya (Hamzah B. Uno, 2008: 22). Pada dasarnya belajar adalah
13
melakukan untuk merubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati
dan Mudjiono, bahwa “Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik” (Sardiman, 2010:20). Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling memberi pengaruh satu sama lain.
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang menunjuk pada proses gerakan dan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Motivasi juga memiliki ciri-ciri dan fungsi. Ciri-ciri motivasi adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam. d. Lebih senang bekerja sendiri. e. Cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Sardiman , 2010:83)
14
Motivasi sebagai proses memiliki beberapa fungsi khususnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Fungsi tersebut meliputi: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak (Hamalik 2009:161)
Setelah memahami fungsi-fungsi dari motivasi, dalam kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa.
Hakikat motivasi belajar
adalah “Dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung” (Hamzah B Uno 2009:23). Indikator motivasi belajar adalah : a. b. c. d. e. f.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar. Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar. Adanya lingkungan belajar yang kondusif (Hamzah B. Uno 2008:23)
Dengan guru memperhatikan dan menggunakan indikator-indikator tersebut, maka akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Selain itu guru dapat menumbuhkan motivasi belajar yang bermula dari minat siswa sehingga mereka dapat melakukan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
15
2.4 Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS 2.4.1 Pengertian Pembelajaran IPS Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengkondisikan seseorang belajar. Dengan demikian pembelajaran lebih memfokuskan diri agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai kegiatan edukatif yang dilakukan pendidik.
Istilah Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) yang resmi mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social studies tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan teori keilmuan melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan. (Arep Ischak dan Tanjung Hendri 2003:136).
2.4.2 Karakteristik Mata Pelajaraan Ilmu Pengetahuan Sosial Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP / MTS antara lain sebagai berikut: a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewaraganegaraan, sosiologi,bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi yang dikemas sedemikain rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.Kompetensi
16
Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisimpliner dan multidisipliner. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilyahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, poses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta manusia secara keseluruhan (Puskur, 2006:6)
Menurut Kurikulum Dasar 1994 esensi tujuan pengajaran IPS di SKB adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional.
2 . 4 . 3 Fungsi Mata Pelajaran IPS Fungsi mata pelajaran IPS antara lain: 1. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari hari. 2. Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsep IPS. 3. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 4. Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengajungkan penciptaannya. 5. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa. 6. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi dalam bidang iptek. 7. Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS (Udin S. Winata Putra , 2007: 8), Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang membahas tentang keilmuan dasar yang memiliki hubungan dengan kepentingan sosial. Banyak
17
dari ilmu yang ada pada pelajaran IPS lebih banyak tentang pemahaman serta hafalan bukan tentang berfikir logis. Hal tersebut dapat membuat siswa kurang menggemari mata pelajaran IPS karena beranggapan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran dengan lingkup yang luas. Selain menimbulkan kejenuhan hingga akhirnya siswa kurang gemar dengan pelajaran IPS, hal tersebut bisa mengakibatkan siswa kurang fokus juga dalam belajar.
Proses pembelajaran yang menyenangkan adalah salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan
sutau
tujuan
pembelajaran
karena
ketika
pembelajaran itu dilakukan dengan cara yang menyenangkan, maka materi yang disampaikan oleh guru akan mudah difahami dan dimengerti dengan baik. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut maka penentuan suatu model pembelajaran yang tepat dapat digunakan.
Motivasi merupakan aspek dinamis yang sangat penting dalam proses belajar. Dalam proses belajar di dalam kelas, banyak ditemui siswa yang kurang semangat atau ada siswa yang kurang berprestasi bukan karena disebabkan oleh kemampuannya yang kurang namun disebabkan karena rendahnya motivasi belajar yang dimiliki. Kunci awal sebelum memulai pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa adalah meningkatkan motivasi siswa terlebih dahulu untuk semangat mengikuti kegiatan belajar. Khususnya untuk mata pelajaran IPS yang selama ini dirasa kurang optimal sebab dalam penerapannya masih menggunakan metode ceramah yang akhirnya membuat siswa menjadi jenuh dalam belajar di kelas. Sebelum
18
memulai pelajaran ada baiknya guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat untuk belajar.
2.5 Kerangka Pikir Ilmu Pengetahuan Sosial mrupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki tujuan untuk memberikan pengembangan dalam aspek penalaran dalam hal nilai dan moral. Dalam pelajaran IPS banyak materi memuat sosial dan yang memiliki sifat hafalan hingga akhirnya pengetahuan serta informasi yang didapat hanya sebatas hafalan. Dengan cara menghafal secara tidak langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas hanya didominasi oleh guru saja atau teacher centre justru proses pembelajaran di dalam kelas dapat dikatakan berjalan dengan baik ketika siswa dapat ikut berpartisipasi secara penuh.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS secara garis besar masih melakukan pembelajaran secara konvensional. Peran seorang guru dalam proses pembelajaran mempunyai hubungan yang erat dalam keaktifan siswa belajar . Proses pembelajaran seperti itu akan membuat siswa merasa bosan sehingga motivasi siswa untuk belajarpun menjadi menurun. Perlu adanya sebuah inovasi dalam melakukan proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran IPS. Inovasi tersebut dapat berupa diterapkannya model pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran tersebut yaitu Student Teams Achievement Division. Student Teams Achievement Division adalah model pembelajaran yang didalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan dengan
19
tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda atau kelompok ditentukan secara heterogen. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan yang lebih tinggi kemampuannya memiliki kesempatan untuk menjadi tutor sebaya sehingga pemahamannya lebih baik. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar mengajar yang teacher centered menjadi student centered. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengadakan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Division dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro. Dengan adanya penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division di dalam kelas pada proses belajar mengajar diharapkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan dapat meningkatkan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran IPS menjadi lebih baik. Sehingga siswa semakin aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin besar peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, secara tidak langsung dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
2.6 Paradigma
X
Y
20
Keterangan : X
: Model Student Teams Achievement Division
Y
: Motivasi Belajar IPS : Garis Pengaruh
2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011 :96). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis : H0 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 1 Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016. H1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 1 Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016.
REFERENSI
Poerwadarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Hal 731 Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Hal 108 Ibid. Hal 77 Suryani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak. Hal 80 Ibid. Hal 82 Slavin, E. R. 2005. Cooperative Learning – Teori, Riset, & Praktek. Bandung: Nusa Media. Hal 143 Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor. Ghalia Indonesia. Hal 115 Ibid. Hal 117 Ibid. Hal 118 Ibid. Hal 118 Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 101 Hamzah B.Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal 22 Sardiman. Op.Cit. Hal 20 Ibid. Hal 83 Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal 161 Hamzah B.Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal 23 Ibid. Hal 23 Arep, Ishak dan Tanjung Hendri. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal 136
Puskur. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta. Depdiknas. Hal 6 Winata, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Universitas Terbuka. Hal 8 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Hal 96
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2012: 6). Adapun perlakuan (treatment) dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.
3.2 Desain Penelitian Menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999: 102) desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh buktibukti empiris dan menjawab pernyataan penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain atau rancangan True-Experimental dengan teknik penelitian Posttest-Only Control Design. “Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.”
22
R
X
R
O1 O2
O1 = data kelompok yang diberi perlakuan O2 = data kelompok yang tidak diberi perlakuan Pengaruh perlakuan dan tidak diberi perlakuan terhadap motivasi belajar siswa = (O1 : O2) (Sugiyono, 2012:112). Penelitian akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yaitu selama tiga kali pertemuan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, di mana di setiap pertemuan setelah pembelajaran siswa akan diberikan posttes (pengambilan data) berupa angket motivasi belajar IPS, angket yang telah diberikan akan diisi sesuai dengan kondisi siswa mengenai kondisi yang siswa rasakan selama mengikuti pembelajaran IPS. Data yang diperoleh dari posttest (pengambilan data) sebanyak tiga kali ini akan diambil rata-ratanya baik data dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, hasil rata-rata tersebutlah yang akan digunakan dalam perhitungan. Siswa kelas eksperimen akan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division dalam proses belajar - mengajar sedangkan pada kelas kontrol dalam pembelajarannya ditiadakan perlakuan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersamasama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian (Babbie 1983 (dalam Sukardi, 2009:53). Jadi, populasi pada prinsipnya adalah keseluruhan objek
23
penelitian, baik yang berupa manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2012:117). Jadi populasi bukan hanya diartikan sebagai orang saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro pada tahun pelajaran 2015/2016, seperti tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro No 1 2 3 4 5
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah VIII A 10 14 24 VIII B 11 13 24 VIII C 14 10 24 VIII D 12 12 24 VIII E 8 16 24 Jumlah 55 65 120 Sumber : Tata Usaha SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro
Dari tabel tersebut, dapat diketahui yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah keseluruhan sebanyak 120 siswa yang terdiri dari 55 orang siswa laki-laki dan 65 orang siswa perempuan.
24
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk menjadi sumber data (Sukardi 2009:54). Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berdasarkan populasi yang ada maka sampel penelitian ini adalah menggunakan teknik Probability Sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih mendi anggota sampel. Jenis Probability Sampling yang digunakan yaitu teknik Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar. (Margono, 2007:126).
Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII D dan dan kelas VIII E, pengambilan sampel ini berdasarkan teknik Simple Random Sampling di mana untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan pengundian. Sehingga diperolehlah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sampel pada penelitian ini berjumlah 24 siswa pada kelas VIII D dengan jumlah siswa laki-laki 12 siswa dan jumlah siswi perempuan berjumlah 12 siswa, dan kelas VIII E yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 8 siswa dan jumlah siswi perempuan berjumlah 16 siswa. 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
25
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam pengertian lain menurut Kider, 1981 (dalam Sugiyono, 2013: 38) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi lima hubungan yaitu variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (x) dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (y).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 1. Variabel bebas: Model pembelajaran Student Teams Achievement Division. 2. Variabel terikat: Motivasi belajar siswa kelas VIII yang merupakan variabel akibat dari pengaruh variabel bebas.
3.5 Langkah-langkah Penelitian Tahap penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu : a, Penelitian pendahuluan dan b. Pelaksanaan penelitian. 1. Penelitian Pendahuluan a. Membuat surat penelitian pendahuluan, b. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar, c. Menentukan populasi dan sampel, d. Membuat instrumen tes penelitian, e. Melakukan validitas instrumen, 2. Pelaksanaan Penelitian
26
a. Mengujicobakan instrumen, b. Menentukan kelompok berdasarkan hasil pengamatan kelas, c. Mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas, d. Menganalisis data, e. Membuat kesimpulan
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono (2012:199). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan responden.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa dalam proses pembelajaran terhadap mata pelajaran IPS. Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh data mengenai tanggapan tentang model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS. Jenis angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah instrumen quesioner Skala Likert yang terdiri atas pertanyaan sangat positif hingga sangat negatif. Masingmasing butir pertanyaan diikuti dengan lima alternatif jawaban yaitu :
27
Tabel 3.2 Kategori Skala Likert Penilaian Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Sumber : Sugiyono, 2013;136
Nilai 5 4 3 2 1
3.6.2 Observasi Untuk mendapat data yang dibutuhkan dan relevan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik observasi langsung. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono 2012:203) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi ini dilakukan selama penulis melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro.
3.6.3 Kepustakaan Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti: teori-teori yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.
3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau sarana yang digunakan peneliti agar kegiatan penelitiannya dapat memperoleh data atau sarana yang digunakan peneliti agar kegiatan penelitiannya dapat memperoleh data secara efektif dan efisien (Jhoni Dimyati, 2006:160).
28
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain : 1. Masalah atau variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah mendapatkan jenis instrumen yang akan digunakan. 2. Sumber data / informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian. 3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpulan data baik dari keajengan, kesahihan maupun objektivitasnya. 4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian. 5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan (Margono, 2004:155). Indikator Motivasi dalam angket ini menggunakan indikator menurut pendapat Hamzah B. Uno.
29
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar No
Variabel
Indikator
Sub Indikator
Motivasi Belajar Motivasi IPS Intrinsik
1.
2.
3.
Motivasi Ekstrinsik
1.
2.
3.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif
No.Item Soal angket 1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
13,14,15
16,17,18
Sumber : Olah Data Peneliti
3.8 Validitas dan Reliabilitas Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Guy, 1983 (dalam Sukardi, 2003:121). Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus product moment pearson sebagai berikut: =
{ ∑
∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) }{ ∑
− (∑ ) }
30
Keterangan: = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas = Jumlah skor butir soal Y
= Jumlah skor total (seluruh item)
N
= Jumlah sampel (responden)
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat keberhasilan (dk = n-2), kriteria pengujian : jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya jika hasil thitung < ttabel berarti tidak valid. Hasil uji validitas angket dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen No rxy r tabel Kriteria Valid 1 0,433 0,423 Valid 2 0,459 0,423 Valid 3 0,446 0,423 Valid 4 0,523 0,423 Valid 5 0,435 0,423 Valid 6 0,508 0,423 Valid 7 0,548 0,423 Valid 8 0,449 0,423 Valid 9 0,478 0,423 Valid 10 0,477 0,423 Valid 11 0,435 0,423 Valid 12 0,439 0,423 Valid 13 0,473 0,423 Valid 14 0,565 0,423 Valid 15 0,505 0,423 Valid 16 0,456 0,423 Valid 17 0,427 0,423 Valid 18 0,556 0,423 Valid Sumber: Hasil Olah Data Peneliti Tahun 2016 Sedangkan suatu instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2009:127). Instrumen yang reliabel
31
berarti instrumen yang cukup baik untuk mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Pengukuran reabilitas intrumen menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
r11 = Dimana :
, 1−
∑
r11
= Nilai reabilitas
∑
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
Si
= Varians soal
K
= Jumlah item
Tabel 3.5 Interprestasikan nilai korelasi : Koevisien reabilitas (r11) 0,80 < r11
1,00
Kriteria Sangat Tinggi
0,60 < r11 ≤0,80
Tinggi
0,20 < r11≤0,40
Rendah
0,40 < r11 ≤0,60 0,00 < r11 ≤0,20
Cukup
Sangat Rendah
Sumber : (Arikunto, 2012 :89)
Kaidah keputusan : Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan tehnik ini, bila koofisien reliabilitasnya (r11) > 0,6 jika r11 > rtable berarti reliabel dan jika r11 < rtable berarti tidak reliabel (Sofyan Siregar, 2013:90).
32
Berdasarkan uji reliabilitas dari instrumen angket motivasi belajar IPS siswa maka diperoleh nilai r11 sebesar 0,801, dengan demikian soal uji coba angket ini dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian yang sebenarnya.
3.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh peneliti yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan dari data tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif atau analisis statistik yang juga didukung dengan penggunaan analisis statistik deskriptif.
3.9.1 Pengkonversian Skor Mentah Menjadi Skor Akhir Setelah pengambilan data dilakukan, maka akan diperoleh skor angket dari masing-masing siswa. Skor yang didapat dari penyebaran angket ini disebut skor mentah. Setelah dihitung skor mentah setiap siswa, langkah selanjutnya adalah mengolah skor mentah tersebut menjadi skor akhir. Skor akhir yang dimaksud adalah angka ubahan dari skor mentah dengan menggunakan acuan tertentu. Rumus yang digunakan untuk mengubah skor mentah menjadi skor akhir adalah sebagai berikut: N = Skor yang diperoleh X 100 Skor Maksimal Sumber (Arikunto, 2013:272)
33
3.9.2 Uji Persyaratan 3.9.2.1 Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang terpilih merepresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Langkahlangkah uji normalitasnya adalah sebagai berikut. 1. Hipotesis H0 : kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : kedua kelompok data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan α = 5% 3. Statistik Uji k X2 = ∑ (Oi - Ei)2 Ei i=1 Keterangan: Oi = frekuensi harapan Ei = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya pengamatan (Sudjana, 1996:280) 4. Keputusan Uji Tolak H0 jika X2 ≥ X(1-α)(Қ-1) dengan taraf α = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima.
34
3.9.2.2 Uji Homogenitas Persyaratan uji yang kedua adalah homogenitas data. Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak.. Uji statistika yang digunakan adalah perbandingan varians. Prosedur uji statisnya sebagai berikut. 1. Hipotesis H0 : data varians homogen H1 : data tidak varians homogen 2. Taraf signifikansi a. Taraf signifikansi yang digunakan α = 5% b. Nilai F dengan db pembilang (V1) = n-1 (untuk variant terbesar), db penyebut (V2) = n-1 (untuk variant terkecil) 3. Statistik uji F = Varian Terbesar Varian Terkecil 4. Keputusan uji H0 : diterima apabila: F0 ≤ F (V1)(V2) H0 : ditolak apabila: F0 ≥ F (V1)(V2) Sumber: (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013: 290-291)
3.9.3 Pengkategorisasian Motivasi Belajar IPS Setelah skor mentah yang diperoleh siswa dirubah menjadi skor akhir, maka data dari nilai motivasi belajar IPS siswa diuji normalitas dan homogenitasnya. Jika diketahui data berdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan analisis selanjutnya yaitu pengelompokkan data menjadi beberapa kategori motivasi belajar. Pengkategorian ini berguna
35
untuk membantu perhitungan selanjutnya yaitu pada uji hipotesis, dalam hal ini peneliti membagi kategorisasi motivasi belajar IPS berdasarkan tiga tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung Mean Hipotetik µ = 1 (Imax + Imin) ∑k 2 Keterangan : µ
= Rerata hipotetik
Imax
= Nilai maksimal item
Imin
= Nilai minimum item
∑k
= Jumlah item
b. Menghitung Deviasi Standar Hipotetik σ = 1 (Xmax + Xmin) 6 Keterangan : σ
= Deviasi Standar Hipotetik
Xmax
= Nilai maksimal subjek
Xmin
= Nilai minimal subjek
c. Kategorisasi Skor yang didapat kemudian ditafsirkan dan diklasifikasikan. Adapun rumus pengklasifikasian pada motivasi belajar IPS siswa adalah :
36
Tabel 3.6 Pedoman Kategorisasi Motivasi Belajar IPS No. Interval 1 X ≥ (µ + 1. σ) 2 (µ - 1. σ) ≥ X ≤ (µ + 1. σ) 3 X ≤ (µ - 1. σ) Sumber: (Zainal Arifin, 2009: 237)
Kategori Tinggi Sedang Rendah
3.9.4 Uji Hipotesis Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa, digunakan rumus korelasi theta. Dengan rumus sebagai berikut:
=
∑
Keterangan : ƩDi
: perbedaan absolut antara frekuensi diatas (fa) setiap rank dan
dibawah (fb) setiap rank untuk pasangan variabel subkelas nominal atau fafb. T2
: setiap frekuensi total pada subkelas nominal dikalikan dengan
setiap frekuensi. (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013: 55) Untuk menentukan kekuatan pengaruh antar variabel tersebut maka digunakan tabel koefesien korelasi sebagai patokan.
37
Tabel. 3.7 Interval Nilai Koefesien Korelasi No 1
Interval Nilai KK = 0,00
Kriteria Tidak ada Sangat rendah atau lemah 2 0,00 < KK ≤ 0,20 sekali Rendah atau lemah, tapi 3 0,20 < KK ≤ 0,40 pasti Cukup berarti atau 4 0,40 < KK ≤ 0,70 sedang 5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat Sangat tinggi atau kuat 6 0,90 < KK < 1,00 sekali, dapat diandalkan 7 KK = 1,00 Sempurna (Misbahuddin dan Iqbal Hasan , 2013: 48) Untuk signifikan pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa akan menggunakan uji statistik dengan uji Kai Kuadrat (χ2) dengan rumus sebagai berikut ; = ∑∑
(
− )
Keterangan : O
: nilai-nilai observasi
E
: nilai-nilai frekuensi harapan
(Misbahuddin dan Iqbal Hasab, 2013: 125). Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesisnya : H0 = tidak ada pengaruh yang signifikan X terhadap Y H1 = ada pengaruh yang signifikan X terhadap Y b. Menentukan taraf nyata dan nilai χ2 tabel : 1) Nilai taraf yang dipilih adalah 5% (0,05)
38
2) Nilai χ2 dengan db = (b-1) (k-1) χ2α (db) = ........ c. Menentukan kriteria pengujian : H0 : diterima apabila χ2 ≤ χ2α (db) / χ2 ≤ χ2tabel H0 : ditolak apabila χ2 > χ2α (db) / χ2 > χ2tabel d. Menentukan nilai statistik
= ∑∑
(
)
e. Membuat kesimpulan dalam hal penerimaan penolakan H0 (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013: 126).
REFERENSI
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 6 Ibnu Hadjar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 102 Sugiyono. 2012. Op.Cit. Hal 112 Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal 53 Sugiyono. 2012. Op. Cit. Hal 117 Sukardi. Op.Cit. Hal 54 Sugiyono. 2012. Op. Cit. Hal 118 Margono. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta. Rineka cipta. Hal 126 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 38 Sugiono. 2012. Op. Cit. Hal 199 Sugiono. 2013. Op. Cit. Hal 136 Sugiyono. 2012. Op. Cit. Hal 203 Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal 160 Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 155 Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 121 Sugiyono. 2013. Op. Cit. Hal 94
Sukardi. Op. Cit. Hal 127 Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Suharsimi Arikunto. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 272 Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Hal. 280 Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 290-291 Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 237 Misbahuddin dan Iqbal Hasan. Op. Cit. Hal 55 Ibid. Hal 48 Ibid. Hal 125 Ibid. Hal 126
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Metro tahun ajaran 2015/2016 sebesar 0,5225 yang jika dimasukkan kedalam interpretasi koefisien korelasi termasuk kedalam kategori cukup atau sedang dan dengan taraf signifikan sebesar 7,295.
5.2 Saran Kepada guru mata pelajaran IPS untuk dapat melakukan variasi dalam proses pembelajaran khususnya pada penggunaan model pembelajaran seperti model Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian
Suatu
Pendekatan
----------------------------. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Arep, Ishak dan Tanjung Hendri. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)UU RI No. 2 pasal 44 tahun 2003 dan UndangUndang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 tahun 2005. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor. Ghalia Indonesia. Hamzah B.Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ibnu Hadjar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Poerwadarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Puskur. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta. Depdiknas. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Slavin, E. R. 2005. Cooperative Learning – Teori, Riset, & Praktek. Bandung: Nusa Media. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. -------------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. -------------. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. -------------. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta. PT Bumi Aksara. Suryani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak. Winata, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Universitas Terbuka. Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.