KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KATOLIK TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL E – JOURNAL
Oleh
Desi Kardina NIM : 090388201054
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Kardina, Desi. 2016. Kemampuan Bercerita melalui Media Gambar Siswa Kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katholik. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Pembimbing I: Ahada Wahyusari, M.Pd. Pembimbing II: Drs. Wagiman, M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Bercerita, Media Gambar. Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Kemampuan Bercerita melalui Media Gambar Siswa Kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katholik. Tanjungpinang”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimanakah Kemampuan Bercerita melalui Media Gambar Siswa Kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katholik? Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan media gambar berupa gambar kerusakan keadaan alam. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada babbab sebelumnya dapat dilihat nilai rata-rata tes kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar siswa kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katolik Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 74,5. Siswa yang memiliki skor dengan interval 85-10 tergolong sangat baik berjumlah 6 siswa, siswa yang memiliki skor dengan interval 70-84 tergolong baik berjumlah 22 siswa, siswa yang memiliki skor dengan interval 55-69 tergolong cukup berjumlah 10 siswa, dan siswa yang memiliki skor dengan interval 40-54 tergolong kurang berjumlah 1 siswa. Jika mengacu pada skala penilaian, maka nilai rata-rata tersebut berada pada interval 70-84 yang berarti nilai tes kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar siswa kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katolik Tahun Pelajaran 2015/2016 berada pada kategori baik. Hal ini berarti hipotesis diterima. Oleh karena itu, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: a) Guru dapat mendorong siswa untuk lebih banyak berlatih bercerita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kemampuan siswa yang belum maksimal pada aspek-aspek bercerita, seperti menemukan gagasan cerita, intonasi, lafal, ekspresi, diksi, dan penggunaan struktur kalimat dalam bercerita. b) Siswa harus selalu meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan banyak membaca buku-buku pengetahuan, buku-buku cerita sehingga dapat melatih pikiran atau kemampuan kognitif dengan lebih baik. c) Sekolah dapat menyediakan sarana dan prasaran dalam bentuk buku-buku tentang keterampilan bercerita dan selalu mendorong siswa untuk lebih semangat berkunjung ke perpustakaan sekolah.
ABSTRACT Kardina, Desi. 2015. Ability of Telling The Story Was Used Picture Grade VII Tanjungpinang Catholic Junior High School Academic Year 2015/2016. Thesis. Department of Indonesian Language and Literature. Faculty of Teacher Training and Education. University of Maritime Raja Ali Haji Tanjungpinang. Advisor I: Ahada Wahyusari, M.Pd. Advisor II: Drs. Wagiman, M.Pd. Keywords: Ability of Telling The Story, Picture. This topic of research is Ability Telling of Story Used Picture Grade VII Catholic Junior High School Academic Year 2015/2016 Tanjungpinang.” Aim this research is to know how Ability Telling of Story Used Picture Grade VII Tanjungpinang Catholic Junior High School Academic Year 2015/2016 Tanjungpinang? According result of research got from used picture tools, the students has summer rate 74,5 before. The students has score between 85-100 was 6 person with the very good, students has score between 70-84 was 22 person with the good value, and students has score between 5569 was 10 person with the enough value, and students has score between 40-54 only 1 person with the less value. If tsight to evaluation scale it summer into between score 70-84, it’s means ability of telling story with used picture tools grade VII Catholic Junior High School Academic Year 2015/2016 Tanjungpinang was good score or good value. So, researcher could given advised like this: the teacher has to gave motivation to students for more practice telling of story used Indonesian language good and right. This activity was does for repaired ability of students was not maximal before like, type-type of telling story, how to found story of idea, intonation, lafal, expression, diction, and structure of sentence; the students has to always improve ability Indonesia language with always read science books and than could exercise minds or ability cognitive better; the school must make facilities like boos about skill of telling story and always given motivation to students always come to library.
1. Pendahuluan Menurut Nugraheni (2012:116) menyatakan, “Bercerita, atau merangkai peristiwa dalam ujaran, anak-anak memperoleh kesempatan mengungkapkan hal yang sudah terjadi, menyampaikan apa yang sedang terjadi, dan meramalkan apa yang akan terjadi.” Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian secara lisan dalam upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa. Cerita yang baik akan membuahkan pengalaman-pengalaman estetik. Penggunaan bahasa yang imajinatif akan menghasilkan responsi-responsi intelektual dan emosional. Hal ini akan membawa pembaca merasakan dan menghayati para tokoh, aneka konflik, berbagai unsur dalam suatu latar, dan masalah-masalah kesemestaan manusia. Selain itu akan dapat membantu pembaca ikut merasakan kesenangan dari keindahan, keajaiban, kelucuan atau keputusasaan dari kesedihan, ketidakadilan dan kesewenangwenangan. Secara menakjubkan, pembaca akan menjelajah tempat-tempat lain dan mengalami gaya hidup yang lain. Juga mengenai orang lain dan menemukan jati dirinya sendiri. Pembaca dapat mengamati alam secara lebih dekat atau dari perspektif yang berbeda, menemukan atau mengenali hal-hal yang menggairahkan dari pengambilan resiko dan menemukan keajaiban. Pembaca ditantang untuk memimpikan berbagai mimpi, merenungkan dan mengemukakan masalah mengenai dirinya sendiri (Tarigan, 2008: 5). Media gambar merupakan media yang paling efektif untuk pengajaran dalam mengembangkan perbendaharaan kata, melatih diri untuk mendengarkan dan bercerita.
Penggunaan media gambar dimaksudkan untuk memotivasi siswa supaya berpikir kreatif. Siswa dapat mengorganisasikan ide-ide untuk bercerita yang ditemukan dari sebuah gambar, lalu dituangkan secara bebas dengan kata-kata sendiri. Pemilihan media gambar juga dilatarbelakangi oleh kedekatan siswa dengan media gambar. Gambar cerita adalah gambar susun yang terdiri dari sejumlah panel gambar yang saling berkaitan yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2010:402). Media gambar adalah media yang berupa gambar-gambar tanpa disertai dengan suara-suara. Media ini biasanya digunakan untuk pembelajaran pada semua aspek kemampuan berbahasa, termasuk kemampuan berbicara. Media gambar dibedakan menjadi dua yaitu media gambar diam dan media gambar gerak. Contoh adalah gambar ilustrasi, gambar pilihan, potongan gambar transparans, proyektor dan gambar kartun, dan lain-lain. Fungsi media gambar dalam proses belajar mengajar adalah untuk mengembangkan kemampuan gambar, mengembangkan imaginasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas, mengembangkan kreativitas siswa. Menurut Sukiman (2012:87-88), adapun beberapa keunggulan dan kelemahan dari media gambar antara lain: 1.
Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan visual. Sel atau penampang daun yang tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
2.
Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa sajaa dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
3.
Gambar murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan media gambar atau foto setidak-tidaknya ada tiga macam, yaitu: 1.
Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
2.
Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3.
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Gambar-gambar yang dipakai berhubungan dengan tema/ subtema yang sesuai dengan kompetensi dasar Bahasa Indonesia pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Gambar sebagai rangsangan kemampuan berbicara sangat baik diberikan pada siswa sekolah dasar pada tahap awal. Hal ini ditegaskan oleh Nurgiyantoro (2010: 402) bahwa rangsang yang berupa gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia sekolah dasar ataupun pembelajar bahasa asing bahkan pada pembelajar yang kemahiran berbahasanya telah tinggi tergantung pada keadaan gambar yang dipergunakan itu sendiri. Dengan syarat gambar-gambar tersebut tidak mengandung tulisan yang bersifat menjelaskan. Dengan penjelasan tersebut gambar yang tidak mengandung tulisan sebagai rangsangan yang dapat membantu siswa dalam mengekspresikan gagsannya serta memproduksi bahasa (kata atau kalimat) yang akan diungkapkan melalui bahasa lisan. Begitu juga yang diungkapkan oleh Manurung dan Daulay (2013:49-50), beberapa kelebihan media gambar atau foto yang lain dijelaskan di bawah ini.
1.
Sifatnya konkret. Lebih realitas menunjukkan poko masalah dibandingkan dengan verbal semata.
2.
Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.
3.
Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan siswa.
4.
Gambar memperjelas suatu masalah.
5.
Murah dan gampang.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Siregar (2014:15), Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau perhubungan dengan variabel yang lain . Hal yang hendak dideskripsikan ialah kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar.
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai kemampuan bercerita melalui media gambar yang dilakukan oleh siswa kelas VII Sekolah Menegah Pertaman Katolik Tanjungpinang dapat diketahui nilai rata-rata tes kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar siswa kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katolik Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 74,5. Siswa yang memiliki skor dengan interval 85-10 tergolong sangat baik berjumlah 6 siswa, siswa yang memiliki skor dengan interval 70-84 tergolong baik berjumlah 22 siswa, siswa yang memiliki skor dengan interval 55-69 tergolong cukup berjumlah 10 siswa, dan siswa yang memiliki skor dengan interval 4054 tergolong kurang berjumlah 1 siswa. Jika mengacu pada skala penilaian, maka nilai rata-rata tersebut berada pada interval 70-84 yang berarti nilai tes kemampuan bercerita
dengan menggunakan media gambar siswa kelas VII B Sekolah Menengah Pertama Katolik Tahun Pelajaran 2015/2016 berada pada kategori baik.
4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai kemampuan bercerita siswa dengan menggunakan media gambar di Sekolah Menengah Pertama Katolik, Tahun Pelajaran 2015/2016, masih terdapat aspek-aspek dalam bercerita siswa yang belum mampu bercerita dengan maksimal. Adapun rekomendasinya adalah bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar dapat mendorong siswa untuk lebih banyak berlatih bercerita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kemampuan siswa yang belum maksimal pada aspekaspek bercerita, seperti menemukan gagasan cerita, intonasi, lafal, ekspresi, diksi, dan penggunaan struktur kalimat dalam bercerita dan agar sekolah dapat menyediakan sarana dan prasaran dalam bentuk buku-buku tentang keterampilan bercerita dan selalu mendorong siswa untuk lebih semangat berkunjung ke perpustakaan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Bumi Aksara. Ariyanti, Nurvia. 2008. “Keefektifan Media Film Kartun Cerita Rakyat Dalam Pembelajaran Keterampilan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Pacitan.” Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri Yogyakarta (tidak diterbitkan). Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagafindo Perkasa. Cipto, Nur. 2004. “Efektifitas Penggunan Media Pembelajaran dalam Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Ditinjau dari Jumlah Anak dalam Keluarga pada Siswa SMP Negeri Gondang Kabupaten Sragen.” Skripsi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Tidak diterbitkan). Depdiknas. 2004. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. BNSP: Jakarta Kurniasari, Rina. 2011. “Peningkatan Keterampikan Bercerita Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Karanganyar, Kebumen dengan Menggunakan Media Komik Tanpa Kata.” Skripsi. Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri Yogyakarta (tidak diterbitkan). Mulyati, Yeti. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Mustafa, Nur dan Sinaga, Mangatur. dkk., 2006. Berbicara. Pekanbaru: Cendikia Insani. Nugraheni, Sri Aninditya. 2012. Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter. Yogyakarta: Mentari Pustaka. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Rahmanto, Bambang. 2008. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sadiman, Arief S. 2006. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2001. Media Pengajaran. Sinar Baru: Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Solchan. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yogyakarta: Insan Madani. Sumarti. 2002. Pengaruh Media Gambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Disiplin Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas II SD. Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung : Angkasa Tarigan, H.G. 2007. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago. 2007. Pengembangan Keterampilan Bebricara, Jakarta : PTK Dwi Salma Prawiradilaga dan Evillne Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Wahyuni, Sri dan Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa.Bandung: PT Refika Aditama.