PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI MELALUI LAGU-LAGU ISLAMI (STUDI KASUS DI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : NURUL FAJRIYAH NIM. 131310000341
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nurul Fajriyah
NIM
: 131310000341
Jurusan/Program Studi : Tarbiyah/PAI Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian /karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, 28 September 2015 Saya yang menyatakan,
Nurul Fajriyah
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 Hal
: Naskah Skripsi An. Saudari Nurul Fajriyah
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama
: Nurul Fajriyah
N IM
: 131310000341
Judul
: Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi Kasus di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016)
Dengan ini kami beritahukan bahwa skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, 28 September 2015 Pembimbing
Drs. Maswan, M. Ag.
iii
MOTTO
اﻟﺸﺮف ﺑﺎ ﻷدب ﻻﺑﺎ ﻟﻨﺴﺐ
Artinya : Kemulyaan itu didapatkan dengan adab (sopan santun) bukan karena keturunan
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: a. Ayah dan alm. Bundaku yang selalu memberikan aku kekuatan, semangat dan dorongan dalam segala hal, serta selalu memberi do’a restu dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan cinta. b. Suami dan anakku tercinta yang selalu menguatkan aku dalam suka maupun duka dan selalu memberikanku inspirasi. c. Sahabat-sahabt senasib dan seperjuangan yang telah membantu dalam menyelasaikan skripsi. d. Almamater Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ Jepara tercinta. e. Dan tak lupa pembaca budiman sekalian. Semoga semua pengorbanan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas akan mendapat balasan dari Allah SWT.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi Kasus di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016)” di susun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada UNISNU (Universitas Islam Nahdlatul Ulama’) Jepara. Dalam penulisan ini banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. KH. Muhtarom HM, selaku Rektor UNISNU Jepara
2.
Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara.
3.
Drs. Maswan, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi.
4.
Para Dosen dan Staf pengajar di lingkungan UNISNU Jepara yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5.
Anif Rofi’ah,S.Pd.I selaku Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara yang telah mengijinkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah ini.
6.
Semua guru dan Karyawan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara khususnya saudara Khoidah yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam mencari data mengenai judul penelitian ini. vii
7.
Bapak dan Ibuku tercinta, suami dan anakku yang tersayang yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta kekuatan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
8.
Teman-temanku dan keluarga besarku yang telah membantuku baik moril naupun spiritual dalam pembuatan skripsi ini. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik beliau tersebut di atas dan juga semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan, mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Amin. Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sndiri dan para pembaca pada umunya. Jepara, 28 September 2015 Penulis,
Nurul Fajriyah NIM.131310000341
viii
ABSTRAK Nurul Fajriyah (NIM. 131310000341), Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi kasus di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara : Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pembentukan akhlak anak usia dini yang dilakukan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara; penggunaan lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara; dan untuk mengetahui efektifitas lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research) yang bersifat diskriptif analitik dengan teknik analisis data interaktif berdasarkan pada metode induktif kualitatif. Sifat diskriptif dalam penelitian ini termasuk dalam tipe studi kasus yang bersifat pengamatan, dalam pengumpulan data peneliti sebagai key instrument dilengkapi dengan tehnik wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan subyek penelitiannya adalah kepala sekolah dan guru kelas di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Untuk menghindari kesalahan maka diadakan pemeriksaan keabsahan data dengan tehnik perpanjangan pengamatan, ketekunan pengamatan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Pembentukan akhlak untuk anak usia dini yang dilakukan oleh guru di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah dengan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh guru untuk siswa, tujuan melakukan pembiasaan agar tertanam karakter yang kuat serta dapat menjadi kebiasaan atau akhlak yang baik, sebab akhlak seseorang sifatnya statis dapat berubah-ubah sesuai dengan faktor lingkungan maupun dalam dirinya yakni dengan pengaruh-pengaruh baik dari orang lain maupun yang timbul dari dalam dirinya, untuk itu usia perkembangan anak usia dini yang masih labil perlu mendapatka arahan, bimbingan serta motivasi untuk melakukan hal-hal yang baik; (2) Selain melakukan pembiasaan dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara juga dengan media lagu agar informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat mudah dimengerti dan mudah diingat dengan baik sehingga dapat dilakukan dengan pembiasaanpembiasaan. Penggunaan lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam pembentukan akhlak anak usia dini dilakukan dengan tiga dasar lagu, yakni yang menyangkut keimanan/akidah, akhlak/budi pekerti, dan ibadah; (3) Sesuatu dikatakan efektif apabila antara perencanaan dalam mencapai tujuan dapat terealisasikan melalui proses yang dilakukan, disini penggunaan lagu Islami sebagai salah satu upaya dalam membentuk akhlak anak usia dini, dan sejauh ini tujuan tersebut telah dilakukan dan mengalami keberhasilan yang cukup baik, untuk itu pengunaan lagu Islami efektif sebagai pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN MOTTO .............................................................................................v HALAMAN PESEMBAHAN .............................................................................. vi HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................... vii ABSTRAKSI ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ...........................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii BAB I
: PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .........................................................1 B. Penegasan istilah ....................................................................6 C. Rumusan Masalah ..................................................................8 D. Tujuan Penelitian ...................................................................8 E. Manfaat Penelitian .................................................................9 F. Kajian Pustaka ......................................................................10 G. Metode Penelitian ................................................................17 H. Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................25
BAB II
: LANDASAN TEORI ................................................................. 28 A.
Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak .......................................28 2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak ...............................33 3. Faktor-faktor yang memepengaruhi akhlak ...................35 4. Macam-macam bentuk akhlak .......................................39 5. Fungsi pendidikan akhlak dalam kehidupan ..................40 6. Peranan akhlak dalam kehidupan ...................................42
B. Lagu Islami 1. Pengertian Lagu islami ...................................................46 x
2. Kriteria lagu Islami untuk anak-anak .............................48 BAB III
: OBJEK KAJIAN ........................................................................ 51 A. Gambaran umum PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ...................................................................................51 1. Sejarah berdiri ................................................................51 2. Visi dan misi ..................................................................52 3. Struktur organisasi sekolah ............................................53 4. Keadaan guru dan karyawan ..........................................54 5. Keadaan siswa ................................................................55 6. Keadaan sarana dan prasarana .......................................56 7. Kurikulum dan pengembangan ......................................57 B. Pembentukan akhlak anak usia dini melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ..59 1. Lagu Islami yang digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ...............................................................59 2. Akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ..........63
BAB IV
: ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Lagu Islami yang digunakan untuk pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ....................................................................................68 B. Akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ............................74
BAB V
: PENUTUP A. Simpulan ..............................................................................81 B. Saran .....................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Instrumen wawancara
Lampiran 2
: Data Hasil Wawancara 1
Lampiran 3
: Data Hasil Wawancara 2
Lampiran 4
: Dokumentasi Hasil Penelitian
Lampiran 5
: Surat penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, sehat jasmani, dan rohani, berkepribadian mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam formulasi itu terdapat nilai–nilai luhur berupa ketuhanan,
kerohanian,
kemanusiaan,
kemasyarakatan,
kepribadian,
kebangsaan, pengetahuan dan keterampilan. Untuk mempersiapkan peserta didik yang handal diperlukan nilai–nilai yang mengarah pada masa mendatang.1 Dalam pembentukan mengaktualisasikan pendidikan Islam ke dalam realitas yang mampu merangsang anak didik agar dapat merealisasikan diri sebagai pribadi muslim yang utuh maka diperlukan adanya berbagai upaya yang mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, dan dalam hal ini adalah Pendidikan Anak Usia Dini sebagai salah satu pendidikan para sekolah yang dituntut berperan aktif sebagai pengenal nilai–nilai keagamaan dan nilai–nilai moral (akhlak) pada anak–anak setelah orang tua.
1
Syafiq A. Mughni, Nilai-nilai Islam Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2001),hlm. 288-289.
1
2
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan (Golden age), dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Perkembangan pada tahun-tahun pertama sangat penting menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada saat mencapai sekitar 18 tahun perkembangan telah mencapai 100%. Bagi anak, pendidikan yang tepat pada usia dini akan menjadi pondasi keberhasilannya pada masa yang akan datang. Ia akan menjadi individu yang cerdas, penuh percaya diri dan mampu mengurangi kehidupan dengan tentang gaya
dengan
baik.
Dia
akan
menjadi
manusia
yang berkualitas,
berkepribadian dan berguna bagi masyarakat. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan pendidikan anak usia dini yang berbasis akidah islam. Pendidikan anak usia dini yang berbasis agama islam adalah membentuk anak yang berkepribadian islam, yaitu memiliki akidah islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap di dalam menjalani kehidupan.2
2
http://paudanakceria.wordpress/2010/05/11/kurikulum-paud-berbasis-islam
tanggal 20 maret 2015 pukul 09.30 WIB)
(diakses
3
Pendidikan yang dihubungkan dengan “Islam” adalah suatu sistem keagamaan yang menimbulkan pengertian–pengertian dan yang secara eksplisit menjelaskan beberapa karakteristik, yakni karakteristik nilai–nilai akhlak dan ketauhidan. Pendidikan Islam menurut M. Chabib Thoha adalah pendidikan yang bersifat filosofis, dasar dan tujuan serta teori–teori dibangun berdasarkan nilai–nilai Islam yang terkandung dalam Al–Qur’an dan Al– Hadist. 3 Lagu adalah karya sastra yang merupakan simbol verbal dari ekspresi jiwa, perasaan, ide maupun gagasan yang mempunyai peranan penting bagi pendengarnya
sebagai
pemahaman
(mode
of
comprehension),
cara
berhubungan (mode of communication), maupun cara penciptaan (mode of creation).4 Dalam pendidikan islam, lagu diharapkan dapat menimbulkan kesegaran jiwa kemudian dengan sendirinya memberikan motivasi kepada manusia untuk meningkatkan hasil belajar. Perlu digaris bawahi tidak semua lagu mengandung nilai edukatif, karena kualitas sebuah lagu sangat dipengaruhi oleh penciptannya. Pencipta lagu dalam berkarya, ada yang hanya disertai motivasi meraih popularitas dan materi saja, mereka tidak mempertimbangkan nilainilai edukatif. Sebaliknya, ada juga yang sangat berhati-hati karena benar benar mengetahui peranan lagu bagi pendengarnya, lagu yang mereka
3
Chabib
Thoha,
Kapita
Selekta
Pendidikan
Islam,
(Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar,1996).hlm.6 4
Kuntowijoyo,Budaya
Yogya,1998).hlm.127
dan
Masyarakat,
(Yogyakarta:
Tiara
Wacana
4
ciptakan tidak lepas dari nilai-nilai kehidupan yang sangat berguna untuk memotivasi dan inspirasi serta semangat hidup. Bernyanyi atau mendengarkan suara musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian, anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Pemberian lagu-lagu Islam di PAUD dapat menciptakan suasana yang agamis yaitu suasana yang mencerminkan keadaan atau kondisi Islami dalam efektifitas sehari-hari, sehingga sangat efektif untuk menanamkan semangat keagamaan dalam diri anak, sebab syair, lirik, dan isi lagu yang dinyanyikan dapat melibatkan emosi anak, disamping itu yang terpenting adalah membantu anak untuk mempelajari bahan dengan lebih rileks. Misalnya, agar anak dapat berkelakuan baik terhadap temantemannya di sekolah saudara- saudaranya dan teman-temannya dirumah, maka guru menyampaikan dengan menyisipkan lagu yang sesuai materi tersebut. Dalam pendidikan agama Islam, media lagu dapat dijadikan sebagai metode alternatif kreatif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak sejauh tidak menyimpang dari aturan aturan ajaran Islam, mengingat lagu merupakan bagian dari seni yang sudah dikenal manusia sejak ia dalam kandungan dan sudah ada beratus-ratus tahun silam. PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara merupakan lembaga pendidikan non formal yang menitikberatkan pada pendidikan Islam yang mempunyai tujuan untuk membentuk insan berbudi pekerti, berkepribadian
5
baik, mempunyai cita-cita dan berakhlak tinggi, serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Salah satu pembentukan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam mencerdaskan rasa yang kini dilakukan diantaranya adalah akhlak sebagai muatan yang diajarkan secara khusus maupun disisipkan dalam keseluruhan pembelajaran. Dalam hal penyampaian agar mudah diterima maka perlu menggunakan metode yang dianggap tepat. Metode pembelajaran untuk anak perlu dirancang dan dipersiapkan dengan baik, kondisi dan karakter anak yang menjadi sumber pertimbangan utama. Secara teknis ada beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain; bermain, bercerita, bernyayi, bercakap (dialog dan tanya jawab) dan penugasan. Metode bernyanyi merupakan salah satu yang diterapkan oleh PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam pembelajaran akhlak, khususnya penyampaian lagu yang bersifat keislaman dimana syair syair lagunya mengandung nilai-nilai pendidikan agama Islam untuk anak -anak yang ada di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara serta penggunaanya sebagai pembentukan akhlak anak. Lagu atau nyanyian yang sesuai dengan pendidikan anak dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan fisikal, intelektual, emosional, dan sosial anak.5 Dengan berbagai cara edukatif dalam penyampaian lagu Islami diharapkan lagu Islami lebih menarik perhatian dari pada lagu-lagu yang 5
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal, Bermain, Bercerita dan Bernyanyi, (Jakarta:
LPTKAIBKPMI, 1992). hlm.56
6
kurang menguntungkan bagi perkembangan akhlak anak didik. Disamping itu, dengan menggunakan media lagu, dalam menyampaikan materi pelajaran agama bahkan lebih cepat dikuasai oleh anak terutama lagu anak-anak yang berisi materi pendidikan seperti akidah, syariah, akhlak dan ilmu sosial, sejarah dan lainnya.6 Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengangkatnya menjadi judul skripsi “Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu–Lagu Islami (Studi Kasus PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016)’’ B. Penegasan Istilah Sehubungan dengan judul tersebut diatas, perlu kiranya penulis memberikan ketegasan dan penjelasan terutama mengenai pokok – pokok permasalahan agar terhindar dari kekacauan pengertian yang tidak diinginkan. Adapun penegasan dan penjelasaanya adalah sebagai berikut: 1.
Pembetukan Akhlak Pembentukan bermakna alat atau sesuatu yang dicapai untuk membentuk.7 Sedangkan menurut Yuhanan Ilyas, akhlak adalah tingkah laku, tabiat, watak, moral atau budi pekerti. 8 Menurut Muhyidin Ibnu Arabi bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih 6
Achmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
1995). hlm.149 7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka,1999),cet.10,edisi II,hlm.1213 8
Yunahar ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta:LPPI,2000),hlm.1
7
dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan perjuangan. Jadi yang dimaksud dengan pembentukan akhlak yaitu proses pemindahan nilai–nilai ke dalam jiwa seseorang (anak didik) sehingga menjadi kebiasaan yang terwujud dalam tingkah laku yang sangat mudah dan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.9 2.
Anak Usia Dini Anak usia dini adalah individu yang memiliki karakteristik tersendiri sosial dengan tahapan usianya masih usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (Golden Age), yang pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting bagi perkembangan anak selanjutnya.10 Menurut J.Black, usia dini itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan atau sebelum dilahirkan (prenatal) sampai dengan usia 6 tahun. Ketika masih dalam kandungan ini, otak anak sebagai pusat kecerdasan, mengalami perkembangan yang sangat pesat.
3.
Lagu Islami Lagu diartikan sebagai suara, intonasi, panjang, dan pendek ketika seseorang membaca atau bertutur.11 Sedangkan Islami berarti bersifat keislaman (tidak hanya membicarakan hubungan jasmani tetapi sekaligus juga kebutuhan rohani dalam keadaan yang berimbang).12 9
Ibnu Maskawaih,Tahdzib Al-Akhlak wa Tahriq al-Iraq,(Mesir:tp.tt),hlm.25
10
Standar isi PAUD 38 Standar dan Bahan Ajar PAUD Non Formal,hlm 1
11
Jusuf Syarif Badudu, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung:Hasta,1994), hlm.876
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Op Cit.hlm.1109
8
Jadi yang dimaksud dengan lagu Islami adalah lagu yang diciptakan untuk anak yang syair, lirik, irama, dan bahasanya disusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berisi materi pendidikan Islam. Dengan demikian yang dimaksud dengan judul “Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu–Lagu Islami (Studi Kasus di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016)” adalah penelitian tentang penggunaan lagu Islami dalam pembelajaran terhadap pembentukan akhlak anak usia dini. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dalam hal ini dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1.
Lagu – lagu Islami apa saja yang bisa digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016?
2.
Apa saja akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui lagu-lagu Islami yang bisa digunakan untuk membentuk akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.
9
2.
Untuk mengetahui apa saja akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Adapun penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk : a.
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan.
b.
Memaparkan pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara melalui lagu-lagu Islami.
2.
Manfaat Praktis Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a.
Bagi sekolah yang menjadi fokus penelitian, hasil studi ini diharuskan bermanfaat menentukan
dan
sebagai
membantu
sumbangan lembaga
pemikiran untuk pendidikan
dalam
menggunakan lagu Islami untuk upaya pembentukan akhlak anak. b.
Bagi guru-guru PAUD dalam memperoleh umpan balik yang sangat berguna demi keberhasilan pendidikan agama Islam untuk masa mendatang
dan
diharapkan
dapat
membantu
anak
untuk
menumbuhkan akhlak terpuji. c.
Bagi masyarakat, dapat memberikan kontribusi pada khasanah pendidikan Islam.
10
F. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada sebelumnya. Rumusan dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada untuk dijadikan bahan perbandingan sekaligus acuan dalam penelitian yang lain. Dengan melaksanakan telaah terhadap bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, makalah, artikel di media massa dan yang lain sebagainya terhadap beberapa buku dan skripsi sebelumnya yang mengungkap suatu permasalahan : Buku-buku dan hasil penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Buku Nia Kurniasih dan Asep Zaenal, dengan judul “Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi” bahwa “ Lagu atau nyanyian yang sesuai dengan pendidikan anak dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan sosial anak”,13 apalagi bila lagu-lagu tersebut dikemas dalam lagu-lagu yang bernafaskan Islami. Tentunya akan sangat tepat sebagai penanaman pengetahuan awal anak pada usia dini, karena dalam usia dini merupakan usia keemasan yang mana anak akan selalu ingat pengalaman yang pernah ia dapat dan pemberian pendidikan pada masa ini sangat menentukan perkembangan pada tahap selanjutnya.
13
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal,Op-Cit,hlm.56
11
2.
Buku Agus Wibowo dengan judul “Pendidikan Karakter Usia Dini (Srategi Membangun Karakter Di Usia Emas)” bahwa anak-anak kita adalah anugrah paling berharga dari Allah SWT.14 Sebagai titipan atau amanah kita sebagai orang tua berkewajiban menjaga, mendidik, dan mengarahkan mereka agar dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menurut Don Campbell, pada tahuntahun awal perkembangan, otak anak dipengaruhi oleh keadaan atau situasi di sekelilingnya. Apa yang anak dengar, lihat, sentuh, rasakan, dan berbagai hal atau keadaan yang di alaminya, akan berpengaruh pada proses pembentukan jejaring neuron otak. Pada waktu lahir, kata Campbell keadaan perkembangan neuron otak anak masih jauh dari sempurna. Sebagian besar di antara ratusan milliar neuronnya belum berhubung dalam jejaring yang baik. Itulah mengapa kesibukan anak khususnya pada awal kanak kanak adalah mencari aneka macam interaksi yang akan membantu serta memperkuat koneksi antar jejaring dalam otak. Sewaktu anak mulai menjalin keakraban dengan orang tua atau dengan anggota keluarga lainnya, dan semuanya memberikan kasih sayang yang tulus, tulis Campbell, maka titik titik koneksi antar jejaring neuron membentuk sinaps yang jumlahnya mencapai ribuan. Ketika kondisi itu terus berlangsung dan stabil, maka pada usia sepuluh tahun otak otak anak sudah memiliki sekian triliunan sinaps. Campbell pada 14
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Usia Dini (Srategi Membangun Karakter Di Usia
Emas), (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2012).1-3
12
sampai kesimpulan bahwa jika sinaps tersebut digunakan secara berulang ulang dalam kehidupan keseharian anak, maka sinaps ini akan semakin kuat membentuk jejaring permanen dalam otak anak yang bersangkutan. Sebaliknya jika sinaps ini digunakan atau tidak terstimulasi dalam kehidupan keseharian anak, maka sinaps ini akan hilang dengan sendirinya. Agar pertumbuhan dan pertautan jejaring sinaps dalam otak anak bisa optimal, Campbell memberikan rekomendasi kepada para orang tua untuk menstimulasi anak dengan memperdengarkan alunan musik. Dengan mendengarkan musik, tumbuh kembang anak beserta aneka fisiologinya akan sempurna, disamping tumbuh kembang kecerdasan anak menjadi optimal. 3.
Fatchiya Sabila Hidayah (IAIN Walisongo Semarang : 2004) dengan judul “Efektifitas Penggunaan Lagu-lagu Islami dalam Pengembangan Kognitif Anak Pra Sekolah di TK Pertiwi 02 Telogo Pedurungan Semarang” Bahwa pembelajaran pada anak pra sekolah itu bertujuan untuk mengarahkan anak untuk sadar akan pendidikan sejak dini serta membentuk kemandirian. Pembelajaran yang dikemas dengan penggunaan lagu-lagu Islami dalam
menyampaikan
materi
sangat
besar
pengaruhnya
bagi
perkembangan kognitif anak terutama dalam penyampaian syiar agama Islam, karena dengan media lagu dapat dengan mudah diterima oleh anak yang pada dasarnya menyukai lagu dan bunyi-bunyian atau musik pada
13
akhirnya akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak, sehingga mereka akan menerima pesan dari lagu sebagai informasi dan tata cara kehidupan pada kehidupan mereka walaupun dalam bentuk sederhana. Namun dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam dengan media lagu Islami tidak akan efektif bila tanpa pemberian pengertian kepada anak oleh guru maupun orang tua. 4.
Siti Hanifah (STAIN Kudus : 2007) dengan judul “ Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini melalui penanaman sholat di RA Miftahul Huda Sokapuluhan
Pucakwangi
Pati”
Bahwa
dalam
penelitian
itu
mengungkapkan penanaman agama sejak dini sangat penting, karena dapat membentuk muslim yang berkarakter dengan melakukan pembiasaan yang baik pada anak, salah satu benteng utama umat Islam dalam kehidupan adalah melakukan penanaman sholat sejak usia dini, selain sebagai kewajiban bagi setiap muslim, sholat juga memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia terutama dalam pembinaan akhlak seseorang individu, karena kualitas iman seseorang yang baikakan memberi dampak positif dalam kehidupan yang dijalaninya, salah satu indikatornya adalah dengan berakhlak sesuai dengan yang diperintahkan dan diajarkan oleh Allah dan Rasulnya.” 5.
Artikel Karya Dwi Hastuti
yang berjudul “Penanaman Nilai Nilai
Agama Pada Anak Usia Dini Di RA Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman banguntapan Bantul” bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki program pembelajaran yang tersetruktur untuk mencapai tujuan
14
pendidikan yang diharapkan. Agar tercapai tujuan dengan baik, perlu ada sinergitas antara sekolah dan orang tua. Materi penanaman nilai agama yang telah diberikan di sekolah harus ada keberlanjutan di rumah melalui penciptaan suasana yang kondusif agar nilai agama dapat terinternalisasi dalam diri anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui apa saja
nilai-nilai agama yang ditanamkan kepada anak didik di RA
Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman, (2) mengetahui bagaimana metode yang digunakan dalam proses penanaman nilai-nilai agama kepada anak didik di RA Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman, (3) mengetahui dampak psikologis penanaman nilai-nilai agama bagi anak didik di RA Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif, yang mengambil latar di RA Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman Bangunpapan Bantul. Penelitian ini berusaha melihat secara mendalam dan memaparkan pelaksanaan penanaman nilai nilai agama kepada anak didik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan psikologi. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif yang terdiri dari tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian adalah: pertama, nilai nilai agama yang ditanamkan di RA Tahfidz Al Qur’an Jamilurrahman adalah nilai keimanan atau akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak. Ketiga nilai tersebut terperinci dalam beberapa materi, yaitu akidah, fiqih, akhlak, doa harian,
15
siroh dan bahasa arab. Sedangkan tahfidz al qur’an merupakan program yang menjadi unggulan di RA ini. Kedua, metode yang diterapkan yaitu metode keteladanan, metode pembiasaan, metode nasehat, metode hukuman, metode bercerita, metode karyawisata, dan metode ekletik. Adapun metode bernyayi yang menjadi salah satu metode yang banyak digunakan sekolah sekolah TK, tidak digunakan di RA ini. Ketiga, ditinjau dari efektifitas dan keberhasilan penanaman nilai nilai agama pada anak didik di RA Tahfidz Al Quran jamilurrahman yang telah diupayakan dengan berbagai kegiatan pembelajaran dan program yang ada di sekolah, mampu mewujudkan pribadi anak yang baik. Hal ini terlihat dari dampak psikologis yang dialami anak didik, dengan muncullnya kesadaran anak dalam menerapkan perilaku Islami dan melakukan ibadah (sholat fardhu,muroja’ah hafalan,dll). Baik dirumah maupun di sekolah. Anak juga mampu melakukan amar ma’ruf nahi mungkar kepada orang lain didlingkungan sekolah. 15 6.
Artikel karya Chamid Ngabdullah yang berjudul “Metode Pembiasaan Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Islami Anak Di TKIT Pelita Hati Muntilan Magelang” bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan betuk perlaksanaan metode pembiasaan dalam upaya pembetukan karakter islami di TKIT Pelita hati Muntilan Magelang serta dukungan dan hambatan yang dihadapi.16 Hasil ini diharapkan dapat
15 16
http://digilib.uin-suka.ac.id/15829 (diakses tanggal 4 juni 2015 jam 12.00 WIB) http://digilib.uin-suka.ac.id/2327 (diakses tanggal 4 Juni 2015 jam 16.00 WIB)
16
digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan pembiasaan dalam upaya pembentukan karakter islami. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar TKIT Pelita Hati Muntilan. Pengumpulan data dengan mengadakan observasi atau pengamatan, wawancara, mendalam dan pengamatan. Analisis data dilakukan berdasarkan analisis interaktif yang terdiri dari tiga alur yang saling berinterksi, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa : (1) Bentuk pembiasan yang diterapkan yaitu baca tulis Al-Qur’an, sholat dhuhur berjamaah, adab dimasjid, pemutaran lagu Islami, hafalan doa sehari-hari, mengucapkan salam, adap makan dan minum, latihan infaq dan shodakoh serta membuang sampah pada tempatnya. Pelaksanaan pembiasaan sudah berjalan dengan baik, karena pembiasaan tersebut masuk dalam kegiatan sehari-hari dan terjadwal dengan baik. (2) Karakter yang telah muncul dalam diri siswa melalui pembiasaan tersebut adalah ketaatan beribadah, tolong menolong dan kasih sayang dengan sesama, suka kebersihan dan hidup henat. Hal yang menjadi dukungan adalah kesadaran guru sudah tinggi, sarana dan prasaran yang cukup, memadai dan program yang jelas. Kendala yang dihadapi adalam pelaksanaan pembiasaan tersebut adalah minimnya dukungan orang tua, cara belajar siswa yang lamban,
17
kebiasaan dirumah yang kurang baik, serta tayangan atau kekerasan yang sering ditampilkan dimedia massa. G. Metode Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena merupakan merupakan salah satu upaya ilmiah yang mengangkat kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran suatu ilmu yang akan diselidiki. Metode penelitian secara teknis tentang metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian.17 1.
Setting Penelitian Penulis menetapkan setting penelitian di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, karena di sekolah tersebut melakukan upaya pembentukan akhlak dengan melalui lagu-lagu Islami sehingga dapat mendukung proses penelitian yang dilakukan penulis di sekolah tersebut. Penelitian dilaksanakan bulan Juni sampai dengan September 2015. Apabila data yang diperoleh belum mencukupi selama waktu tersebut maka penelitian akan diperpanjang.
2.
Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian a.
Jenis Penelitian Jenis peneliti yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan
17
Noeng
Sarasin,2002),hlm.3
Muhadjir,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif,
(Yogyakarta
:
Rakea
18
sosial, seperti : individu, kelompok, lembaga atau komunitas, akan tetapi dengan didahului oleh semacam intervensi (campur tangan) dari pihak peneliti.18 b.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian ini mempunyai cirri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan, yaitu kegiatan pembelajaran dengan melalui lagu-lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini. Oleh karena itu sasaran penelitian ini adalah pola-pola yang berlaku dan mencolok berdasarkan atas berwujudan dan gejalagejala yang ada pada kehidupan manusia. Jadi, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistik (menyeluruh).19
c.
Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu mendiskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sebagaimana adanya sekarang.20
18 19
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997).hlm.8. Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm.6 20
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta,2005),hlm.10.
19
Dalam penelitian ini menggambarkan penggulaan lagu-lagu Islami
dalam
penyampaian
pembelajaran
sebagai
upaya
pembentukan akhlak anak usia dini. d.
Sumber Data Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari berbagai sumber, di antaranya : 1) Data Primer Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai merupakan sumber data utama.21 Disini data primer berasal dari narasumber yaitu guru kelas di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 2) Data Sekunder Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari penelitian.22 Data sekunder diperoleh dari kepala sekolah, kurikulum, dan siswa-siswa untuk memperoleh data tentang pentingnya lagu Islami sebagai pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
21
Ibid,hlm.112.
22
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
1997), hlm.92.
20
3.
Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian Kualitatif, instrumen pengumpulan data utamanya adalah penulis sebagai peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen pengumpulan data sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.23
4.
Metode pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.24 Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : a) Observasi Observasi adalah teknik yang dilakukan secara langsung dan pencatatan secara otomatis terhadap fenomena yang diselidiki.25 Karena penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang. Pada observasi terus terang ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan 23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung : Alfabeta,2006),hlm.307. 24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta,2005),hlm.3.
25
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, ( Jakarta : LP3ES,
1989), hlm.5.
21
penelitian.26 Penulis juga menggunakan observasi partisipasi pasif (passive participation), yaitu peneliti datang di tempat penelitian tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari data atau informasi mengenai kegiatan pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, di samping itu juga di gunakan untuk mengamati keadaan fasilitas, sarana dan prasarana sekolah yang ada di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. b) Wawancara atau Interview Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.27 Wawancara ini dilakukan secara mendalam (indepth interview) untuk memperoleh informasi atau data yang tepat dan obyektif. Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang tepat dan obyektif, maka setiap interviewer atau pewancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik dengan interviewee atau mengadakan raport yaitu suatu situasi psikologis
yang
menunjukkan
bahwa
interviewer
bersedia
bekerjasama dan memberikan informasi sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.28
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitaif dan
R&D,Op.Cit,hlm.312. 27
Sugiyono , Memahami Penelitian Kualitatif,Op.Cit,hlm.72
28
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),hlm.165.
22
Metode ini berfungsi sebagai pelengkap metode observasi untuk mengetahui bagaimana kenyataan sebenarnya dari hasil observasi dan yang dijadikan sumber utama adalah kepala sekolah, guru kelas di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara tahun pelajaran 2015/2016. c) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat dan sebagainya.29 Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan interview
dalam
penelitian
kualitatif.30
Penggunaan
metode
dokumentasi ini untuk memperkuat dan mendukung informasiinformasi yang didapatkan dari hasil observasi dan interview. 5.
Uji Keabsahan Data Pengujian keabsahan data penelitian dalam hal ini dilakukan dengan uji kreadibilitas, uji transferbility, uji dependability dan uji confirmability.31 a) Uji Kredibilitas Uji
Kreadibiltas
yang
peneliti
lakukan
diantaranya
perpanjangan pengamatan dimana peneliti akan kembali ke 29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka
Cipta,1993),hlm.2 30
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Op.Cit.hlm.82
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung : Alfabeta,2008),hlm.368-377.
23
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini juga perlu di dukung dengan ketekunan dalam artian pengamatan yang dilakukan harus lebih cermat dan berkesinambungan. b) Uji Transferability Laporan penelitian dibuat serinci mungkin, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Sehingga pembaca laporan akan memperoleh gambaran secara jelas yang selanjutnya pembaca dapat menentukan dapat atau tidaknya penelitian diaplikasikan di tempat itu. c) Uji Dependability Penelitian ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, dalam artian peneliti benar – benar melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. d) Uji Confirmability Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Jadi, tidak mungkin prosesnya tidak ada, tetapi hasilnya ada. 6.
Teknik Analisi Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
24
Menurut
Miles
dan
Huberman
yang
dikutip
Sugiyono
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh analisis datanya yaitu : a.
Reduksi data (data reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi dan sebagainya. Data yang banyak tersebut kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Selanjutnya setelah penelaahan dilakukan maka sampailah pada tahap reduksi data. Pada tahap ini peneliti menyortir data dengan cara memilah mana data yang menarik, penting, dan berguna. Sedangkan data yang dirasa tidak pakai ditinggalkan.
b.
Penyajian data (data display) Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat sejenisnya. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
25
telah dipahami tersebut. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c.
Verifikasi (contlusion drawing) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak,
tergantung
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal dengan di dukung bukti valid dan konsisten yang menghasilkan kesimpulan yang kredibel atau kesimpulan awal yang bersifat sementara akan mengalani perubahan jika tidak ditemukan bukti yang kuat dan mendukung yang akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelahan pokok permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti menyusun sistematika penulisan dalam penelitian sebagai berikut : 1.
Bagian muka Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, nota persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
26
2.
Bagian isi Skripsi ini disusun dalam beberapa bab dengan gambaran masingmasing bab sebagai berikut : BAB I :
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II :
Pembahasann dibagi menjadi dua yakni Pendidikan Akhlak dan Lagu-lagu Islami. Pendidikan akhlak pembahasannya, meliputi: Pengertian Pendidikan Akhlak, Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Akhlak,
Macam-macam
dan
bentuk
Akhlak,
Fungsi
Pendidikan Akhlak dalam kehidupan dan peranan akhlak dalam kehidupan. Sedangkan dalam pembahsannya lagu Islami meliputi : Pengertian lagu Islami, Manfaat Lagu Islami untuk Anak usia Dini dan kriteria pemilihan lagu Islami untuk anak usia dini. BAB III : Dalam bab ini membahas kajian obyek penelitian yang meliputi 2 pembahasan yakni Gambaran Umum dan Efektifitas Lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Pada gambaran umum PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dibahas meliputi : Sejarah berdirinya sekolah,Visi dan Misi Sekolah, Letak Geografis, Struktur Organisasi Sekolah,
27
Keadaan
Sarana
dan
Prasarana,
Kurikulum
dan
Pengembangan. Sedangkan pada pembahsasan pembentukan akhlak anak usia dini melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Pembahasannya meliputi: lagu-lagu Islami yang bisa digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan jepara. Akhlak -akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. BAB IV : Dalam bab ini membahas Analisis Hasil Penelitian yang meliputi Analisis lagu-lagu Islami yang bisa digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Analisis apa saja yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara . BAB V :
Dalam penutup membahas simpulan dan saran-saran dalam penelitian.
3.
Bagian Akhir Pada bagian ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Riwayat Pendidikan Penulis.
29
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Sebelum mendifinisikan tentang metode pendidikan akhlak, terlebih dahulu di definisikan tentang akhlak. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendifinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasan, epistemologi) dan pendekatan terminologi (peristilahan). a. Definisi akhlak secara etimologi Secara etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab32 jama’ dari bentuk mufrodnya “khuluqun”33 yang menurut logat diartikan.perangai, tingkah laku atau tabiat.34 Mengandung segisegi persesuaian dengan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “khaliq” yang berarti pencipta dan “makhluk” yang berarti yang diciptakan. Perumusan perkataan akhlak ini timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan timbal balik antara khaliq dengan makhluk dan antara mahluk dengan mahluk. Perkataan ini
32
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1998), hlm.346. 33
Erwati Aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2003), Cet. 1,hlm.100. 34
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Mandhani Atas Berbagai
Persoalan umat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), cet.XV,hlm.253.
30
bersumber dari kalimat yang tercantum dalam Al-Qur’an surat AlMaidah ayat 8 sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.35
Berdasarkan pengertian diatas, akhlak bukan saja merupakan tata aturan norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, melainkan juga norma yang mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun karena itu, dalam akhlak sudah tercakup etika lingkungan hidup sebagaimana yang telah digalakkan pertumbuhannya, guna menjaga
keharmonisan
sistem
lingkungan
akibat
proses
pembangunan.36 b. Definisi akhlak secara terminologi
35
Al-Qur’an, Surat Al Maidah ayat 8, Al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Lajnah
Penterjemahan dan Penafsir Al-Qur’an Depag RI, 2005), hlm: 234. 36
IAIN
Syarif
Djambatan,tth),hlm.98.
Hidayatullah,
Ensiklopedia
Islam
Indonesia,
(Jakarta:
31
Beberapa pakar mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: 1) Imam Al-Ghazali ........................ “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengn tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu)”
Menurut pengertian diatas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-Ghazali harus mencakup dua syarat: a) Perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali, continue dalam bentuk sama, sehingga dapat menjadikan kebiasaan. b) Perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan, bujukan dari orang lain.37 2) Ali Abdul Halim Mahmudi, mengatakan: Akhlak menunjukkan sebuah tabiat, fitri (asli) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniah
37
Zaenudin
,
1991),cet.1,hlm.102-103.
Seluk
Beluk
Pendidikan
Al-Ghazali,
(Jakarta:
Bumi
Aksara,
32
(kejiwaan), dan yang kedua bersifat zahiriyah yang terwujud dalam perilaku.38 Jadi, pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan mejadi kepribadian hingga timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela (akhlak tercela). Akhlak juga disyaratkan, suatu perbuatan dapat dinilai baik juga timbulnya perbuatan itu dengan mudah sebagai suatu kebiasaan tanpa memerlukan pikiran. Selanjutnya untuk mendifinisikan tentang pendidikan akhlak, ada dua kelompok yang melihat tentang hakekat pendidikan akhlak. Kelompok pertama memandang bahwa pendidikan akhlak berkaitan dengan pembiasaan. Pada sendi-sendi akhlak berarti melatihnya dalam waktu yang lama, sehingga menjadi muncul kebiasaan
dari
seseorang
secara
otomatis,
tanpa
pertimbanganm, keraguan dan pemikiran. Pandangan ini dipelopori oleh Aristoteles, ia berpendapat bahwa pendidikan 38
Ali Abdul Hamid Mahmudi, Karakteristik Umat Terbaik Telah Manhaj, Akidah dan
Harakah, tar.As’ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),hlm.95.
33
akhlak adalah membiasakan untuk menempuh perilaku atau keutamaan nilai akhlak. Kelompok kedua memandang bahwa pendidikan akhlak adalah membedakan
antara jalan yang baik dan buruk,
menentukan sikap dengan pasti bahwa kebaikan mengandung keutamaan dan kebaikan mengandung kehinaan. Pendapat ini dipelopori oleh filosof Jerman yaitu Kenith, ia berpendapat “Sesungguhnya
manusia
tidak
akan
sampai
pada
kesempurnaan, kecuali melalui pendidikan, sebab pendidikan dapat mencerdaskan dan membuat hati baik”.39 Dari uraian di atas, penulis memberikan konklusi bahwa metode
pendidikan
akhlak
adalah
cara
atau
strategi
menanamkan nilai dan mengembangkan sifat tertanam dalam jiwa manusia (peserta didik), sehingga dari padanya timbul perbuatan yang positif dengan tanpa melalui pemikirkaan dan pertimbangan serta dapat dilakukan secara berulang-ulang. 2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Ruang lingkup pendidikan akhlak dalam istilah Islam, kata yang menunjuk pada perilaku atau fisik seseorang yang paling masyhur adalah “akhlak” lalu setelah itu ada “adab, kesusialaan, etika moral, dam sebagianya”. Dan biasanya akhlak diartikan 39
Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral Aspek Pendidikan yang Terlupakan, judul asli
Daurut Tarbiyah Al Akhlaqiyah Al Islamiyah Fi Bina’il Fardi Wal Mujtama’ Wal Hadhoroh Al Insaniyah, terj. Tulus Musthofa. (Sleman: Pustakan Fahmina,2003),hlm.19-21.
34
sebagai perilaku adab dan etika, sedangkan suluk atau kesusilaan sama dengan akhlak. Kata akhlak disini menunjukkan “sejumlah sifat, tabiat fitri pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolaholah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan) dan yang kedua besifat lahiriyah yang terwujud dalam perilaku”.40 Adapun “ruang lingkup pembahasan akhlak itu adalah membahas
tentang
perbuatan-perbuatan
manusia,
kemudian
menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk,”41 yaitu perkataan dan perbuatan yang termasuk dalam kategori perbuatan akhlak. Untuk lebih jelasnya, bahwa perbuatan-perbuatan manusia itu dapat dibagi tiga macam. Dari tiga ini, menurut Zahruddin AR dan Hasannudin Sinaga ada yang termasuk perbuatan akhlak dan ada yang tidak termasuk perbuatan akhlak. a. Perbuatan yang dikehendaki atau yang disadari, pada waktu dia berbuat dan disengaja. Jelas, perbuatan ini adalah perbuatan akhlak, bisa baik dan bisa buruk, tergantung pada sifat perbuatannya. b. Perbuatan yang dilakukan tidak dikehendaki, sadar atau tidak sadar diwaktu dia berbuat, tetapi perbuatan itu 40 41
Ali Abdul Halim Mahmudi,Loc.Cit.
Abdullah Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2000),cet.III.hlm 8.
35
diluar kemampuannya dan tidak bisa mencegahnya. Perbuatan demikian bukan perbuatan akhlak. Perbuatan
yang
samar-samar.
perbuatan
samar-samar
Maksud
(setengah-setengah)
dengan yaitu
perbuatan dapat dimasukkan dalam perbuatan akhlak akan tetapi bisa juga tidak. Pada lahirnya bukan perbuatan akhlak, tetapi mungkin perbuatan tersebut termasuk perbuatan akhlak. Sehingga berlaku hukum akhlak baginya, yaitu perbuatan itu baik atau buruk. Contoh perbuatan ini adalah khilaf, lupa, dipaksa, perbuatan di waktu tidur dan lain sebagainya”.42 Demikian ruang lingkup pendidikan akhlak adalah perbuatan yang berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Jika dikatakan dengan baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normatif. Selanjutnya jika dikatakan itu benar atau salah, maka itu termasuk masalah hitungan atau akal pikiran. 3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Segala tindakan dan perbuatan manusia memiliki corak berbeda antara satu dengan yang lainnya, pada dasarnya corak tersebut akibat adannya pengaruh dari dalam diri manusia (Insting) dan 42
Zahruddin AR Sinaga, Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm.7-10.
36
motivasi yang disuplaidari luar dirinya milieu, pendidikan dan aspek Warotsah. Menurut Zahruddin AR dan Hasannudin Sinaga ada empat faktor yang mempengaruhi akhlak, yaitu: a. Insting (naluri) Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Para sosiolog menjelaskan bahwa Insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku manusia. Diantaranya adalah sebagai berikut: naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibubapakan, naluri berjuang, naluri ber-Tuhan. Naluri manusia itu merupakan paket kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu. Dengan potensi naluri itulah manusia dapat memproduksi aneka corak perilaku sesuai dengan corak insting-nya. b. Adat/kebiasaan Adat / kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga, dan lainnya. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak cukup berulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya. c. Wirotsah (keturunan)
37
Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi asasi orang tuannya. Kadang-kadang itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuannya. Adapun sifat-sifat yang diturunkan orang tua terhadap anaknya bukanlah sifat yang dimilki yang tumbuh dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan, melainkan sifat-sifat bawaan sejak lahir. Sifat-sifat yang bisa diturunkan pada garis besarnya ada dua macam yaitu: sifat jasmaniah dan sifat rohaniyah. d. Millieu Salah satu aspek yang turut memberikan pengaruh terhadap pendidikan akhlak adalah corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana seseorang (anak) itu berada. Millieu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah dan udara, sedangkan lingkungan manusia ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. Dengan perkataan lain, lingkungan adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas-luasnya. “Millieu ada dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan rohani/sosial”.43 Dari keempat faktor yang mempengaruhi pendidikan atau pembentukan akhlak di atas, menurut Abuddin Natta dapat dikategorikan dalam ketiga alirang yang sudah populer yaitu:
43
Ibid, hlm.93-99.
38
a. Aliran Nativisme Menurut aliran ini bahwa faktor yang paling berpengaruh pada pembentukan akhlak anak adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah mempunyai pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. b. Aliran Empirisme Menurut aliaran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pendidikan akhlak anak adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan dan pendidikan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu, demikian juga sebaliknya. c. Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa “pendidikan akhlak anak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial”.44 Demikian beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak yang telah dikemukakan para aliran, penulis dapat
44
Abuddin Natta,Op.Cit. hlm.165
39
menyimpulkan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi
pembinaan/pendidikan akhlak anak (peserta didik) ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut, yang berupa potensi fisik, intelektual, hati yang dibawa oleh peserta didik dari sejak lahir dan faktor yang berasal dari luar anak. Hal ini adalah orang tua, pendidik, tokoh-tokoh agama dan pemimpin dimana peserta didik berada (masyarakat/lingkungan). Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, pendidik, dan masyarakat. Maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif(penghayatan), dan psikomotor (pengalaman/nilai) ajaran yang telah diajarkan akan terbentuk pada pesera didik tersebut. Dan inilah yang sering disebut dengan manusia seutuhnya (insan kamil). 4. Macam-macam dan bentuk akhlak Dilihat dari segi bentuk dan macamnya. Akhlak dapat dibagi kepada dua bagian, Pertama akhlak terpuji seperti berlaku jujur, amanah, ikhlas, sabar, tawakkal, bersyukur, memelihara diri dari dosa (wira’i),
rela
mnerima
dari
Allah
(Qo’naah),
berbaiksangka
(husnudzan), suka menolong, pemaaf, dan sebagainnya. Kedua, akhlak tercela, seperti menyalahgunakan kepercayaan, ingkar janji, menipu, berbuat kejam, pemarah dan sebagainnya.45 Sedangkan akhlak yang
45
Abuddin Natta, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm.197-198.
40
tercela harus dijauhi dan sebaliknya akhlak terpuji itu harus diamalkan. Akhlak selanjutnya lebih mengandung arti perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji.46 a. Akhlak Mahmudah (bahasa arab......) Akhlaqul mahmudah berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak yang mulia. Menurut A. Munir dan Sudarsono, pengertian akhlak kerap kali disamakan dengan etika Islam. “Akhlak Karimah biasanya disamakan dengan perbuatan atau nilai-nilai luhur etika Islam. Nilai-nilai luhur tersebut memilki sifat terpuji (mahmudah), sehingga akhlaqul karimah disebut pula dengan akhlak mahmudah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, akhlak mahmudah memiliki dimensi yang penting yang jawaban vertikal dan sangat mengikat.”47 “Akhlak Mahmudah harus didahului dengan keyakinan adanya hak prerogrative Allah, yang setiap saat Allah menurunkan sangsi dari kehendak-Nya. Wewenang yang mutlak ini harus diinternalisasikan ke dalam diri sebagai pengawasan melekat.”48 46
Said Agil Husain Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Sistem
Pendidikan Islam, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), hlm. 28-29. 47
A. Munir Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001),
cet.II,hlm. 391. 48
Sukanto, Paket Moral Islam Menahan Nafsu dari Hawa, (Solo: Indika Press, 1994),
cet.I,hlm. 82.
41
b. Akhlak Mazmumah (.....) Hidup manusia terkadang mengarah pada kesempurnaan jiwa dam kesuciannya, tetapi pula mengarah pada keburukan, hal tersebut tergantung pada hal-hal yang mempengaruhinya. Menurut Al-Gazhali akhlak mazmumah adalah akhlak yang tercela atau sering dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawannya kepada kebinasaan dan kehancuran dirinya, hal ini tentu saja bertengtangan dengan fitrahnya yang selalu mengarah kepada kebaikan. 5. Fungsi Pendidikan Akhlak Dalam Kehidupan Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan mahkluk hewani. “Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahkluk Allah yang paling mulia, menjadi turun ke martabat hewani.”49 Berkenaan dengan hal tersebut, Abuddin Natta menjelaskan tentang fungsi akhlak, yaitu: a. Akhlak
akan
berguna
secara
efektif
dalam
upaya
membersihkan diri anak (peserta didik) dari dosa dan maksiat.
Diketahui
bahwa
peserta
didik
(manusia)
mempunyai jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara
49
Zahruddin AR, Hassanuddin Sinaga, Op.Cit.hlm.13.
42
lahiriyah melalui fiqih, sedangfkan rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak. b. Akhlak berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktifitas kehidupan manusia dalam segala
bidang.50 Karena itu, akhlak memiliki fumgsi dan peranannya tersendiri dalam kehidupan, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri, dan juga masyarakat luas. Adapun fungsi akhlak bagi manusia (peserta didik) adalah sebagai berikut: a. Akhlak adalah bukti nyata keimanan/akhlak merupakan penentu kualitas keimanan. b. Akhlak hiasan orang beriman. c. Akhlak amalan yang paling berat timbangannya. d. Akhlak mulia sebagai simbol segenap kebaikan. e. Akhlak adalah tujuan akhir diturunkan Islam. f. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat.51 Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk memberikan pedoman, pengarahan, bimbingan, dan penerangan bagi peserta didik (manusia) untuk mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. 50
Abuddin Natta, Op.Cit, hlm. 95.
51
Sukanto, Op.Cit, hlm.95.
43
6. Peranan Akhlak Dalam Kehidupan Kedudukan akhlak dalam kehidupan menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa dan negara. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu masyarakat/bangsa, tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, akan sejahtera lahir dan batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir dan batinnya. Rahmat Djatnika berpendapat: Kejayaan seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaknya yang baik, dan kejatuhan nasib seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan karena kehilangan akhlaknya. Akhlak disini bukan sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat lahiriyah dari seseorang, terhadap orang lain, melainkan lebih dari pada itu. 52
Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan yang berhak. Dia melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain dan terhadap sesama manusia, yang menjadi hak mereka terhadap alam dan lingkungan dan terhadap segala yang ada secara harmonis. 52
hlm. 11.
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992),
44
Sebagai umat Islam baik masih anak-anak ataupun sudah dewasa sudah sepantasnya menunjukkan akhlak yang baik (akhlak mahmudah) dalam kehidupannya sehari-hari. Akhlak tersebut di dalam ruang lingkup akhlak Islami yang sama dengan ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan interaksi dan komunikasi.53 Akhlak tersebut mencakup berbagai aspek, sebagaimana yang diajarkan oleh Luqman Kepada anaknya, yaitu: a. Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk terhadap Allah SWT sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa mnusia perlu berakhlak kepada Allah SWT. Pertama, Allah-lah yang menciptakan manusia. Kedua, Allah-lah yang memberikan kesempurnaan panca indera, berupa pandangan, penglihatan, akal pikiran, dan hati sanubari disamping anggota badan yang kokoh
dan
sempurna.
Ketiga,
Allah-lah
yang
telah
menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak, dan sebagainya. Keempat, Allah yang telah memuliahkan manusia
53
Abuddin Natta, Op.Cit. hlm. 147.
45
dengan diberikannya kemampuan untuk menguasai daratan, lautan dan udara. b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia Akhlak sesama manusia dibagi menjadi: 1) Akhlak Terhadap Diri Sendiri Akhlak terhadap diri sendiri adalah pemenuhan kewajiban terhadap pribadinnya sendiri. Manusia sebagai makhluk yang berjasmani dan rohani dituntut untuk memenuhi hakhak jasmani dan rohani.54 2) Akhlak terhadap Orang Tua Ajaran Islam sangat menghormati dan memuliahkan kedudukan orang tua, bahkan ketaatan terhadapnya menduduki peringkat kedua setelah taat kepada Allah. Karena merekalah yang menjadi sebab lahirnya seorang anak. Akhlak terhadap kedua orang tua (Ibu dan Bapak) dapat berupa berbuat baik dan berterima kasih kepadanya.55 3) Akhlak terhadap Keluarga Akhlak tehadap keluarga adalah pemenuhan kewajiban seseorang terhadap keluarganya, baik jasmani maupun rohaniah, dan yang dimaksud keluarga disini mencakup
54
Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat, Hukum,
Politik dan Ekonomi, (Bandung: Mizan, 1993), hlm.227. 55
Zakiah Darajat, Op.Cit. hlm.58
46
suami, istri, anak, cucu, dan kerabat yang dekat maupun yang jauh. Akhlak terhadap kedua oran tua sangat erat kaitannya dengan akhlak terhadap lingkungan keluarga. Akhlak di lingkungan keluarga adalah dengan menciptakan dan mengembangkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Baik, komunikasi dalam bentuk perhatian melalui kata-kata, isyarat-isyarat ataupun perilaku. 4) Akhlak terhadap orang lain atau masyarakat Selain Islam memerintahkan manusia untuk menunaikan hak-hak pribadinya dan berlaku adil terhadap dirinya sendiri, Islam juga memerintahkan kepada manusia bahwa dalam pemenuhan hak-hak pribadinya itu tidak boleh merugikan
hak-hak
orang
lain.
Ajaran
Islam
menyeimbangkan antara hak-hak pribadi dan hak-hak orang lain serta hak-hak masyarakat sehingga timbul pertentangan antara keduanya dan semuanya harus bekerja sama dalam mengembangkan hukum-hukum Allah SWT.56 Islam juga mendorong manusia untuk berinteraksi sosial di tengahtengah manusia lainnya. 5) Akhlak terhadap lingkungan
56
Asmaran AS, Op.Cit, hlm.175.
47
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adannya interaksi antara manusia dengan sesama manusia dan alam.57 Uraian tersebut memperlihatkan bahwa akhlak (Islami) sengat komprehensif , menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk yang diciptakan oleh Allah. Ini dilakukan karena secara fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk Allah itu akan berdampak negatif bagi makhluk lainnya. Demikian akhlak Islami itu lebih jauh dari sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang, sebagainya.
tumbuh-tumbuhan, Dengan
cara
air,
udara,
demikian,
dan
lain
masing-masing
makhluk akan merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini. B. Lagu Islami 1. Pengertian Lagu Islami
57
Ali Anwar Yusuf, Op.Cit. hlm. 190.
48
Lagu adalah turun naiknya suara, intonasi, panjang, pendek ketika seseorang membaca atau bertutur.
58
pengertian lagu menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah ragam suara yang berirama (bernyanyi).59 Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah ragam suara yang disusun secara teratur dan berirama sehingga menghasilkan nyanyian yang enak didengar. Lagu Islami adalah bagian dari seni suara yang merupakan salah satu macam atau corak seni Islami karena di dalam seni Islami mencakup tentang puisi, musik (nyanyian atau lagu), drama, tari, dan lukisan yang mempunyai warna dan nilai-nilai Islam. Karya seni yang Islam adalah suatu karya yang eksistensinyaselaras dengan nilai-nilai dan prinsip Islam sehingga diridhoi Allah adanya.60 Sedangkan lagu Islami anak-anak sebagai salah satu karya Islami merupakan lagu yang diciptakan untuk anak yang syair, lirik, irama, dan bahasanya disusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berisi materi pendidikan Islam. Ayat Al-Qur’an yang dipakai untuk rujukan lagu adalah QS.Luqman: 6 yang berbunyi: ...................
58
Jusuf Syarif Badudu, dkk, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka,
1994), hlm. 876. 59
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999),cet.10,edisi II, hlm.624 60
Yanto Mujiyanto, Seni Islami, Rindang No.07 Tahun XII, Pebruari 1997,hlm. 23
49
“Dan diantara manusia (ada) orang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (QS. Luqman).
Lafadz “Lahwal Hadist” pada ayat diatas, ditafsirkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Akramah, Maimun bin Mahran, Makhul, alHasan al-Bashri, Mujahid, Sa’id bin Jubair dan Qatadah sebagai nyanyian.61 Dalam prespektif pendekatan kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristawa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral lebih tampak nyata dalam hampir setiap belajar siswa.
62
secara lahiriah seorang anak yang
sedang belajar bernyayi misalnya, tentu menggunakan perangkat jasmaniah
(mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata-kata dan
bertepuk atau menari. Akan tetapi perilaku tersebut bukan semata-mata respon atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Menurut Djohan, teori kognitif menunjukkan bagaimana musik dirasakan, bagaimana skema kognitif dapat aktif saat mendengar musik
61
Adnan Hasan Shalih Baharis, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki,
(Jakarta: Gema Insani, 1996), hlm. 431. 62
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 111.
50
dan bagaimana reaksi otak terhadap musik, “mendengar musik dapat menimbulkan emosi sebagai aktifnya berbagai kognisi dan perasaan. Dilihat dari aspek kognitif dan aktifitas otak bisa dikatakan bahwa sikap orang yang sehat dapat bereaksi terhadap musik baik secara fisik maupun psikis.63 2. Kriteria Lagu Islami Untuk Anak Dalam menciptakan atau hanya sekedar mengajarkan lagu anakanak kepada para siswa di dalam suatu proses pendidikan agar dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan mereka, tidak terlepas dari batasan dan kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: a. Mengandung nila-nilai pendidikan Pengaruh musik dan nyanyian itu diwarnai dengan nilainilai pendidikan. Tentang hal ini AT.Mahmud dan Bu Fat berpendapat: lagu atau nyanyian yang sesuai dengan pendidikan anak dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan fisikal, intelektual, emosional, dan sosial anak.64
b. Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti 63
Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Buku Baik, 2005),hlm. 39
64
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal, Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi, (Jakarta:
LPTKAIBPKPMI, 1992),hlm.56.
51
“Secara konkrit lagu anak-anak dapat dirinci menjadi dua yakni isi lagu sesuai dengan dunia anak dan bahasa yang diguanakan sederhana, mudah dipahami oleh anak-anak”.65 Hal ini penting mengingat bahwa anak-anak sudah memiliki sejumlah kemampuan tetapi masih dalam keterbatasan. Jadi, bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan berpikir mereka agar dapat dikembangkan sebagaimana mestinya. a. Iramanya mudah direncanakan dan ditirukan Dalam mengajarkan nyanyian kepada anak-anak, perlu diperhatikan tingkat kesukaran nyanyian yang meliputi mudah sukarnya irama dan biramanya (ketukannya) serta luas sempitnya nada nyanyian harus sepadan dengan kemampuan nada anak.66 b. Syair tidak terlalu panjang Karakteristik anak meliputi; Kemampuan berkomunikasi, beridentifikasi, berimajinasi, dan berfantasi oleh karenanya, dalam mengajarkan nyanyian kepada anak, syairnya harus disesuaikan dengan kondisi, diantaranya: 1) Panjang dan pendeknya nyanyian 2) Mudah dan sukarnya kata-kata 3) Bentuk-bentuk kalimat
65
Ibid, hlm. 5.
66
Depdikbud, Buku Penunjuk Mengajarkan Nyanyian PSPB Untuk TK, (Jakarta:
tp.1987),hlm.7-8.
52
c. Syair dan liriknya (isinya) bisa melibatkan emosi anak (gembira, semangat, kagum, bangga, dan lain-lain).67 Pada ahli berpendapat bahwa lagu atau nyanyian anakanak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak akan membantu pertumbuhan fiscal, intelektual, emosional dan sosial
67
Ibid,hlm.8.
68
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal,Op.Cit,hlm.9.
anak.68
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Akhlak 1.
Pengertian Pendidikan Akhlak Sebelum mendifinisikan tentang metode pendidikan akhlak, terlebih dahulu di definisikan tentang akhlak. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendifinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasan, epistemologi) dan pendekatan terminologi (peristilahan).
ﺿﻌَﻔًﺎ ﺧَﺎﻓـُﻮْا َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ ﻓَـ ْﻠﻴَﺘﱠـﻘُﻮْاﷲَ وَاﻟْﻴَـﻘ ُْﻮﻟ ُْﻮ ﻗـ َْﻮﻻً َﺳ ِﺪﻳْﺪًا ِ ًﺶ اﻟﱠ ِﺬﻳْ َﻦ ﻟ َْﻮﺗَـ َﺮﻛُﻮاْ ِﻣ ْﻦ َﺧﻠْ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ذُ ﱢرﻳَﺔ َ َو ﻟْﻴَ ْﺨ “Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. Annisa’ ayat 9)1
ﺿ َﻲ ِ ي َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ َﺳﻠَ َﻤﺔَ ﺑْ ِﻦ َﻋﺒْ ِﺪ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮةَ َر ْﺐ َﻋ ْﻦ اﻟ ﱡﺰْﻫ ِﺮ ﱢ ٍ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ آ َد ُم َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ اﺑْ ُﻦ أَﺑِﻲ ِذﺋ َﻮدَاﻧِِﻪ أ َْو ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ُﻛ ﱡﻞ ﻣ َْﻮﻟُﻮ ٍد ﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄْ َﺮةِ ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُﻬ ﱢ َ َﺎل اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ َ َﺎل ﻗ َ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋ ْﻨﻪُ ﻗ .َﺞ اﻟْﺒَﻬِﻴ َﻤﺔَ َﻫ ْﻞ ﺗَـﺮَى ﻓِﻴﻬَﺎ َﺟ ْﺪﻋَﺎء ُ َﺼﺮَاﻧِِﻪ أ َْو ﻳُ َﻤ ﱢﺠﺴَﺎﻧِِﻪ َﻛ َﻤﺜ َِﻞ اﻟْﺒَﻬِﻴ َﻤ ِﺔ ﺗُـ ْﻨﺘ ﻳـُﻨَ ﱢ “Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; 1
Al-Qur’an, Surat Annisa’ ayat 9, Al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Lajnah
Penterjemahan dan Penafsir Al-Qur’an Depag RI, 2005), hlm: 116.
28
29
Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiapanak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”2 a.
Definisi akhlak secara etimologi Secara etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab3 jama’ dari bentuk mufrodnya “khuluqun”4 yang menurut logat diartikan perangai, tingkah laku atau tabiat.5 Mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “khaliq” yang berarti pencipta dan “makhluk” yang berarti yang diciptakan. Perumusan perkataan akhlak ini timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan timbal balik antara khaliq dengan makhluk dan antara mahluk dengan mahluk. Perkataan ini bersumber dari kalimat yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8 sebagai berikut :
2
http://widopart.blogspot.co.id/2014/09/hadits-3-tarbawi-anak-lahir-
dalam.html.Diaksestanggal 05 Oktober 2015 pukul 13:20 WIB. 3
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm.346. 4
Erwati Aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2003), Cet. 1,hlm.100. 5
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Mandhani Atas Berbagai
Persoalan umat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), cet.XV,hlm.253.
30
ْﻂ ﺻﻠﻰ َوﻻَﻳَ ْﺠ ٍﺮَﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﺷﻨَﺌَﺎ ﻧـُﻘَﻮٍْم ﻋَﻠَﻰ أَﻻﱠ ِ َﻮ ِﻣﻴْ َﻦ اﷲ ُﺷ َﻬﺪَاءَ ﺑِﺎُﻟْ ِﻘﺴ ﻳَﺄَ ﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﱠ ٍﺬﻳْ َﻦ ءَا َﻣﻨُﻮا ﻛُﻮﻧُﻮا ﻗـ ﱠ َب ﻟِﻠﺘﱠـﻘْﻮَى ﺻﻠﻰ وَاﺗﱠـﻘُﻮااﷲَ ج إِ ﱠن اﷲَ َﺧﺒِْﻴـ ٌﺮﺑِﻤَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠ ُْﻮ َن ُ ُﻮأَﻗْـﺮ َ ﺗَـ ْﻌ ِﺪﻟُﻮا ج اُ ْﻋ ِﺪﻟُﻮا ﻫ “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.6 Berdasarkan pengertian diatas, akhlak bukan saja merupakan tata aturan norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, melainkan juga norma yang mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun karena itu, dalam akhlak sudah tercakup etika lingkungan hidup sebagaimana yang telah digalakkan pertumbuhannya, guna menjaga keharmonisan sistem lingkungan akibat proses pembangunan.7 b.
Definisi akhlak secara terminologi Beberapa pakar mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
6
Al-Qur’an, Surat Al Maidah ayat 8, Al-Qur’an dan terjemahannya (Jakarta: Lajnah
Penterjemahan dan Penafsir Al-Qur’an Depag RI, 2005), hlm: 234. 7
IAIN
Syarif
Djambatan,tth),hlm.98.
Hidayatullah,
Ensiklopedia
Islam
Indonesia,
(Jakarta:
31
1) Imam Al-Ghazali
ﻓﺎﻟﺤﻠﻖ ﻋﺒﺎرة ﻋﻦ ﻫﺌ ٍﺔ ﻓﻲ اﻟﻨﱠﻔﺲ راﺳﺨ ٍﺔ ﻋﻨﻬﺎ ﺗﺼﺪر اﻷﻓﻌﺎل ﺑﺘﺴﻬﻮ ﻟ ٍﺔ وﻳﺴﺮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﺣﺎﺟ ٍﺔ اﻟﻰ ﻓﻜﺮ ورؤﻳﺔ “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengn tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu)” Menurut pengertian diatas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-Ghazali harus mencakup dua syarat: a) Perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali, continue dalam bentuk sama, sehingga dapat menjadikan kebiasaan. b) Perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan, bujukan dari orang lain.8 2) Ali Abdul Halim Mahmudi, mengatakan: Akhlak menunjukkan sebuah tabiat, fitri (asli) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat
8
Zaenudin,
Seluk
1991),cet.1,hlm.102-103.
Beluk
Pendidikan
Al-Ghazali,
(Jakarta:
Bumi
Aksara,
32
batiniah(kejiwaan), dan yang kedua bersifat zahiriyah yang terwujud dalam perilaku.9 Jadi, pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan mejadi kepribadian hingga timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela (akhlak tercela). Akhlak juga disyaratkan, suatu perbuatan dapat dinilai baik juga timbulnya perbuatan itu dengan mudah sebagai suatu kebiasaan tanpa memerlukan pikiran. Selanjutnya untuk mendifinisikan tentang pendidikan akhlak, ada dua kelompok yang melihat tentang hakekat pendidikan akhlak. Kelompok pertama memandang bahwa pendidikan akhlak berkaitan dengan pembiasaan. Pada sendi-sendi akhlak berarti melatihnya dalam waktu yang lama, sehingga menjadi muncul kebiasaan dari seseorang secara otomatis, tanpa pertimbanganm, keraguan dan pemikiran. Pandangan ini dipelopori oleh Aristoteles, ia berpendapat bahwa pendidikan akhlak adalah membiasakan untuk menempuh perilaku atau keutamaan nilai akhlak. 9
Ali Abdul Hamid Mahmudi, Karakteristik Umat Terbaik Telah Manhaj, Akidah dan
Harakah, tar.As’ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),hlm.95.
33
Kelompok kedua memandang bahwa pendidikan akhlak adalah membedakanantara jalan yang baik dan buruk, menentukan sikap dengan pasti bahwa kebaikan mengandung keutamaan dan kebaikan mengandung kehinaan. Pendapat ini dipelopori oleh filosof Jerman yaitu Kenith, ia berpendapat “Sesungguhnya manusia tidak akan sampai pada kesempurnaan, kecuali melalui pendidikan, sebab pendidikan dapat mencerdaskan dan membuat hati baik”.10 Dari uraian di atas, penulis memberikan konklusi bahwa metode pendidikan akhlak adalah cara atau strategi menanamkan nilai dan mengembangkan sifat tertanam dalam jiwa manusia (peserta didik), sehingga dari padanya timbul perbuatan yang positif dengan tanpa melalui pemikirkaan dan pertimbangan serta dapat dilakukan secara berulang-ulang. 2.
Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Ruang lingkup pendidikan akhlak dalam istilah Islam, kata yang menunjuk pada perilaku atau fisik seseorang yang paling masyhur adalah “akhlak” lalu setelah itu ada “adab, kesusialaan, etika moral, dam sebagianya”. Dan biasanya akhlak diartikan sebagai perilaku adab dan etika, sedangkan suluk atau kesusilaan sama dengan akhlak. Kata akhlak disini menunjukkan “sejumlah sifat, tabiat fitri pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah 10
Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral Aspek Pendidikan yang Terlupakan, judul asli
Daurut Tarbiyah Al Akhlaqiyah Al Islamiyah Fi Bina’il Fardi Wal Mujtama’ Wal Hadhoroh Al Insaniyah, terj. Tulus Musthofa. (Sleman: Pustakan Fahmina,2003),hlm.19-21.
34
akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan) dan yang kedua besifat lahiriyah yang terwujud dalam perilaku”.11 Adapun “ruang lingkup pembahasan akhlak itu adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk,”12 yaitu perkataan dan perbuatan yang termasuk dalam kategori perbuatan akhlak. Untuk lebih jelasnya, bahwa perbuatan-perbuatan manusia itu dapat dibagi tiga macam. Dari tiga ini, menurut Zahruddin AR dan Hasannudin Sinaga ada yang termasuk perbuatan akhlak dan ada yang tidak termasuk perbuatan akhlak. a.
Perbuatan yang dikehendaki atau yang disadari, pada waktu dia berbuat dan disengaja. Jelas, perbuatan ini adalah perbuatan akhlak, bisa baik dan bisa buruk, tergantung pada sifat perbuatannya.
b.
Perbuatan yang dilakukan tidak dikehendaki, sadar atau tidak sadar diwaktu dia berbuat, tetapi perbuatan itu diluar kemampuannya dan tidak bisa mencegahnya. Perbuatan demikian bukan perbuatan akhlak. Perbuatan yang samar-samar. Maksud dengan perbuatan samar-
samar (setengah-setengah) yaitu perbuatan dapat dimasukkan dalam perbuatan akhlak akan tetapi bisa juga tidak. Pada lahirnya bukan perbuatan akhlak, tetapi mungkin perbuatan tersebut termasuk perbuatan akhlak. Sehingga berlaku hukum akhlak baginya, yaitu perbuatan itu baik 11 12
Ali Abdul Halim Mahmudi,Loc.Cit.
Abdullah Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2000),cet.III.hlm .
35
atau buruk. Contoh perbuatan ini adalah khilaf, lupa, dipaksa, perbuatan di waktu tidur dan lain sebagainya”.13 Demikian ruang lingkup pendidikan akhlak adalah perbuatan yang berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Jika dikatakan dengan baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normatif. Selanjutnya jika dikatakan itu benar atau salah, maka itu termasuk masalah hitungan atau akal pikiran. 3.
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Segala tindakan dan perbuatan manusia memiliki corak berbeda antara satu dengan yang lainnya, pada dasarnya corak tersebut akibat adannya pengaruh dari dalam diri manusia (Insting) dan motivasi yang disuplaidari luar dirinya milieu, pendidikan dan aspek Warotsah. Menurut Zahruddin AR dan Hasannudin Sinaga ada empat faktor yang mempengaruhi akhlak, yaitu: a.
Insting (naluri) Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Para sosiolog menjelaskan bahwa Insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku manusia. Diantaranya adalah sebagai berikut: naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibubapakan, naluri berjuang, naluri ber-Tuhan. Naluri manusia itu merupakan paket kehidupan manusia
13
Zahruddin AR Sinaga, Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm.7-10.
36
yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu. Dengan potensi naluri itulah manusia dapat memproduksi aneka corak perilaku sesuai dengan corak insting-nya. b.
Adat/kebiasaan Adat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga, dan lainnya. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak cukup berulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya.
c.
Wirotsah (keturunan) Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi asasi orang tuannya. Kadang-kadang itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuannya. Adapun sifat-sifat yang diturunkan orang tua terhadap anaknya bukanlah sifat yang dimilki yang tumbuh dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat, dan pendidikan, melainkan sifat-sifat bawaan sejak lahir. Sifat-sifat yang bisa diturunkan pada garis besarnya ada dua macam yaitu: sifat jasmaniah dan sifat rohaniyah.
d.
Millieu Salah satu aspek yang turut memberikan pengaruh terhadap pendidikan akhlak adalah corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana seseorang (anak) itu berada.
37
Millieu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah dan udara, sedangkan lingkungan manusia ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. Dengan perkataan lain, lingkungan adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas-luasnya. “Millieu ada dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan rohani/sosial”.14 Dari keempat faktor yang mempengaruhi pendidikan atau pembentukan akhlak di atas, menurut Abuddin Natta dapat dikategorikan dalam ketiga alirang yang sudah populer yaitu: a.
Aliran Nativisme Menurut aliran ini bahwa faktor yang paling berpengaruh pada pembentukan akhlak anak adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lainlain.
Jika
seseorang
sudah
mempunyai
pembawaan
atau
kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. b.
Aliran Empirisme Menurut aliaran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pendidikan akhlak anak adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan dan pendidikan yang diberikan
14
Ibid, hlm.93-99.
38
kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu, demikian juga sebaliknya. c.
Aliran Konvergensi Aliran ini berpendapat bahwa “pendidikan akhlak anak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial”.15 Demikian beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak yang telah dikemukakan para aliran, penulis dapat menyimpulkan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi
pembinaan/pendidikan akhlak anak (peserta didik) ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut, yang berupa potensi fisik, intelektual, hati yang dibawa oleh peserta didik dari sejak lahir dan faktor yang berasal dari luar anak. Hal ini adalah orang tua, pendidik, tokoh-tokoh agama dan pemimpin dimana peserta didik berada (masyarakat/lingkungan). Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, pendidik, dan masyarakat.
Maka
aspek
kognitif
(pengetahuan),
afektif(penghayatan), dan psikomotor (pengalaman/nilai) ajaran yang telah diajarkan akan terbentuk pada pesera didik tersebut. Dan inilah yang sering disebut dengan manusia seutuhnya (insan kamil).
15
Abuddin Natta,Op.Cit. hlm.165
39
4.
Macam-macam dan bentuk akhlak Dilihat dari segi bentuk dan macamnya. Akhlak dapat dibagi kepada dua bagian, Pertama akhlak terpuji seperti berlaku jujur, amanah, ikhlas, sabar, tawakkal, bersyukur, memelihara diri dari dosa (wira’i), rela mnerima dari Allah (Qo’naah), berbaiksangka (husnudzan), suka menolong, pemaaf, dan sebagainnya. Kedua, akhlak tercela, seperti menyalahgunakan kepercayaan, ingkar janji, menipu, berbuat kejam, pemarah dan sebagainnya.16 Sedangkan akhlak yang tercela harus dijauhi dan sebaliknya akhlak terpuji itu harus diamalkan. Akhlak selanjutnya lebih mengandung arti perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji.17 a.
Akhlak Mahmudah ()اﺧﻼق ﻣﺣﻣودة Akhlaqul mahmudah berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak yang mulia. Menurut A. Munir dan Sudarsono, pengertian akhlak kerap kali disamakan dengan etika Islam. “Akhlak Karimah biasanya disamakan dengan perbuatan atau nilai-nilai luhur etika Islam. Nilai-nilai luhur tersebut memilki sifat terpuji (mahmudah), sehingga akhlaqul karimah disebut pula dengan akhlak mahmudah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, akhlak mahmudah memiliki dimensi yang penting yang jawaban vertikal dan sangat mengikat.”18
16
Abuddin Natta, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2003),hlm.197-198.
17
Said Agil Husain Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Sistem
Pendidikan Islam, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), hlm. 28-29. 18
A. Munir Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001),
cet.II,hlm.391.
40
“Akhlak Mahmudah harus didahului dengan keyakinan adanya hak prerogrative Allah, yang setiap saat Allah menurunkan sangsi dari kehendak-Nya. Wewenang yang mutlak ini harus diinternalisasikan ke dalam diri sebagai pengawasan melekat.”19 b.
Akhlak Mazmumah ()اﺧﻼق ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ Hidup manusia terkadang mengarah pada kesempurnaan jiwa dam kesuciannya, tetapi pula mengarah pada keburukan, hal tersebut tergantung pada hal-hal yang mempengaruhinya. Menurut AlGazhali akhlak mazmumah adalah akhlak yang tercela atau sering dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawannya kepada kebinasaan dan kehancuran dirinya, hal ini tentu saja bertengtangan dengan fitrahnya yang selalu mengarah kepada kebaikan.
5.
Fungsi Pendidikan Akhlak Dalam Kehidupan Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan mahkluk hewani. “Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahkluk Allah yang paling mulia, menjadi turun ke martabat hewani.”20 Berkenaan dengan hal tersebut, Abuddin Natta menjelaskan tentang fungsi akhlak, yaitu:
19
Sukanto, Paket Moral Islam Menahan Nafsu dari Hawa, (Solo: Indika Press, 1994),
cet.I,hlm. 82. 20
Zahruddin AR, Hassanuddin Sinaga, Op.Cit.hlm.13.
41
a.
Akhlak akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri anak (peserta didik) dari dosa dan maksiat. Diketahui bahwa peserta didik
(manusia)
mempunyai
jasmani
dan
rohani.
Jasmani
dibersihkan secara lahiriyah melalui fiqih, sedangfkan rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak. b.
Akhlak berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktifitas kehidupan manusia dalam segala bidang.21 Karena itu, akhlak memiliki fumgsi dan peranannya tersendiri
dalam kehidupan, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri, dan juga masyarakat luas. Adapun fungsi akhlak bagi manusia (peserta didik) adalah sebagai berikut: a.
Akhlak adalah bukti nyata keimanan/akhlak merupakan penentu kualitas keimanan.
b.
Akhlak hiasan orang beriman.
c.
Akhlak amalan yang paling berat timbangannya.
d.
Akhlak mulia sebagai simbol segenap kebaikan.
e.
Akhlak adalah tujuan akhir diturunkan Islam.
f.
Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat.22 Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk memberikan pedoman,
pengarahan, bimbingan, dan penerangan bagi peserta didik (manusia) untuk mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. 21
Abuddin Natta, Op.Cit, hlm. 95.
22
Sukanto, Op.Cit, hlm.95.
42
6.
Peranan Akhlak Dalam Kehidupan Kedudukan akhlak dalam kehidupan menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa dan negara. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu masyarakat/bangsa, tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, akan sejahtera lahir dan batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir dan batinnya. Rahmat Djatnika berpendapat: Kejayaan seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaknya yang baik, dan kejatuhan nasib seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan karena kehilangan akhlaknya. Akhlak disini bukan sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat lahiriyah dari seseorang, terhadap orang lain, melainkan lebih dari pada itu. 23 Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan kewajibankewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan yang berhak. Dia melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain dan terhadap sesama manusia, yang menjadi hak mereka terhadap alam dan lingkungan dan terhadap segala yang ada secara harmonis. Sebagai umat Islam baik masih anak-anak ataupun sudah dewasa sudah sepantasnya menunjukkan akhlak yang baik (akhlak mahmudah) dalam kehidupannya sehari-hari. Akhlak tersebut di dalam ruang lingkup 23
hlm. 11.
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992),
43
akhlak Islami yang sama dengan ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan interaksi dan komunikasi.24 Akhlak tersebut mencakup berbagai aspek, sebagaimana yang diajarkan oleh Luqman Kepada anaknya, yaitu: a.
Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk terhadap Allah SWT sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa mnusia perlu berakhlak kepada Allah SWT. Pertama, Allah-lah yang menciptakan manusia. Kedua, Allah-lah yang memberikan kesempurnaan panca indera, berupa pandangan, penglihatan, akal pikiran, dan hati sanubari disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna. Ketiga, Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak, dan sebagainya. Keempat, Allah yang telah memuliahkan manusia dengan diberikannya kemampuan untuk menguasai daratan, lautan dan udara.
b.
Akhlak Terhadap Sesama Manusia Akhlak sesama manusia dibagi menjadi:
24
Abuddin Natta, Op.Cit. hlm. 147.
44
1) Akhlak Terhadap Diri Sendiri Akhlak
terhadap
diri
sendiri
adalah
pemenuhan
kewajiban terhadap pribadinnya sendiri. Manusia sebagai makhluk yang berjasmani dan rohani dituntut untuk memenuhi hak-hak jasmani dan rohani.25 2) Akhlak terhadap Orang Tua Ajaran Islam sangat menghormati dan memuliahkan kedudukan orang tua, bahkan ketaatan terhadapnya menduduki peringkat kedua setelah taat kepada Allah. Karena merekalah yang menjadi sebab lahirnya seorang anak. Akhlak terhadap kedua orang tua (Ibu dan Bapak) dapat berupa berbuat baik dan berterima kasih kepadanya.26 3) Akhlak terhadap Keluarga Akhlak tehadap keluarga adalah pemenuhan kewajiban seseorang terhadap keluarganya, baik jasmani maupun rohaniah, dan yang dimaksud keluarga disini mencakup suami, istri, anak, cucu, dan kerabat yang dekat maupun yang jauh. Akhlak terhadap kedua oran tua sangat erat kaitannya dengan akhlak terhadap lingkungan keluarga. Akhlak di lingkungan
keluarga
adalah
dengan
menciptakan
dan
mengembangkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga yang 25
Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat, Hukum,
Politik dan Ekonomi, (Bandung: Mizan, 1993), hlm.227. 26
Zakiah Darajat, Op.Cit.hlm.58
45
diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Baik, komunikasi dalam bentuk perhatian melalui kata-kata, isyarat-isyarat ataupun perilaku. 4) Akhlak terhadap orang lain atau masyarakat Selain Islam memerintahkan manusia untuk menunaikan hak-hak pribadinya dan berlaku adil terhadap dirinya sendiri, Islam juga memerintahkan kepada manusia bahwa dalam pemenuhan hak-hak pribadinya itu tidak boleh merugikan hakhak orang lain. Ajaran Islam menyeimbangkan antara hak-hak pribadi dan hak-hak orang lain serta hak-hak masyarakat sehingga timbul pertentangan antara keduanya dan semuanya harus bekerja sama dalam mengembangkan hukum-hukum Allah SWT.27 Islam juga mendorong manusia untuk berinteraksi sosial di tengah-tengah manusia lainnya. 5) Akhlak terhadap lingkungan Pada dasarnya akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adannya interaksi antara manusia dengan sesama manusia dan alam.28 Uraian tersebut memperlihatkan bahwa akhlak (Islami) sengat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk yang diciptakan oleh Allah. Ini dilakukan karena 27 28
Asmaran AS, Op.Cit, hlm.175. Ali Anwar Yusuf, Op.Cit. hlm. 190.
46
secara fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk Allah itu akan berdampak negatif bagi makhluk lainnya. Demikian akhlak Islami itu lebih jauh dari sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara, dan lain sebagainya. Dengan cara demikian, masing-masing makhluk akan merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini. B. Lagu Islami 1.
Pengertian Lagu Islami Lagu adalah turun naiknya suara, intonasi, panjang, pendek ketika seseorang membaca atau bertutur.
29
Pengertian lagu menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah ragam suara yang berirama (bernyanyi).30 Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah ragam suara yang disusun secara teratur dan berirama sehingga menghasilkan nyanyian yang enak didengar. Lagu Islami adalah bagian dari seni suara yang merupakan salah satu macam atau corak seni Islami karena di dalam seni Islami mencakup
29
Jusuf Syarif Badudu, dkk, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka,
1994), hlm. 876. 30
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999),cet.10,edisi II, hlm.624
47
tentang puisi, musik (nyanyian atau lagu), drama, tari, dan lukisan yang mempunyai warna dan nilai-nilai Islam. Karya
seni
yang
Islam
adalah
suatu
karya
yang
eksistensinyaselaras dengan nilai-nilai dan prinsip Islam sehingga diridhoi Allah adanya.31 Sedangkan lagu Islami anak-anak sebagai salah satu karya Islami merupakan lagu yang diciptakan untuk anak yang syair, lirik, irama, dan bahasanya disusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berisi materi pendidikan Islam. Ayat Al-Qur’an yang dipakai untuk rujukan lagu adalah QS.Luqman: 6 yang berbunyi:
ِﻚ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َ ﱠﺨ َﺬﻫَﺎ ﻫ ُْﺰوًا ج أ ُْوﻟَﺌ ِ ﷲ ﺑِﻐَْﻴ ِﺮ ِﻋﻠ ٍْﻢ َوﻳَـﻨ ِ ﻀﻠﱡ َﻌ ْﻦ َﺳﺒﱢـﻴ ِْﻞ ا ِ ُْﺚ ﻟِﻴ ِ ْﻮ اﻟْ َﺤ ِﺪﻳ َ ﱠﺎس َﻣ ْﻦ ﻳَ ْﺸﺘَﺮِى ﻟَﻬ ِ َوِﻣ ْﻦ اﻟﻨ (٦) َاب ﱡﻣ ِﻬ ْﻴ ٌﻦ ٌ َﻋﺬ “Dan diantara manusia (ada) orang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (QS. Luqman). Lafadz “Lahwal Hadist” pada ayat diatas, ditafsirkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Akramah, Maimun bin Mahran, Makhul, al-Hasan al-Bashri, Mujahid, Sa’id bin Jubair dan Qatadah sebagai nyanyian.32
31 32
Yanto Mujiyanto, Seni Islami, Rindang No.07 Tahun XII, Pebruari 1997,hlm. 23 Adnan Hasan Shalih Baharis, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-
Laki,(Jakarta: Gema Insani, 1996), hlm. 431.
48
Dalam prespektif pendekatan kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristawa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral lebih tampak nyata dalam hampir setiap belajar siswa.
33
secara lahiriah seorang anak yang
sedang belajar bernyayi misalnya, tentu menggunakan perangkat jasmaniah
(mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata-kata dan
bertepuk atau menari. Akan tetapi perilaku tersebut bukan semata-mata respon atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Menurut Djohan, teori kognitif menunjukkan bagaimana musik dirasakan, bagaimana skema kognitif dapat aktif saat mendengar musik dan bagaimana reaksi otak terhadap musik, “mendengar musik dapat menimbulkan emosi sebagai aktifnya berbagai kognisi dan perasaan. Dilihat dari aspek kognitif dan aktifitas otak bisa dikatakan bahwa sikap orang yang sehat dapat bereaksi terhadap musik baik secara fisik maupun psikis.34 2.
Kriteria Lagu Islami Untuk Anak Dalam menciptakan atau hanya sekedar mengajarkan lagu anakanak kepada para siswa di dalam suatu proses pendidikan agar dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan mereka, tidak terlepas dari batasan dan kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: 33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 111. 34
Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Buku Baik, 2005),hlm. 39
49
a.
Mengandung nila-nilai pendidikan Pengaruh musik dan nyanyian itu diwarnai dengan nilai-nilai pendidikan. Tentang hal ini AT.Mahmud dan Bu Fat berpendapat: lagu atau nyanyian yang sesuai dengan pendidikan anak dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan fisikal, intelektual, emosional, dan sosial anak.35
b.
Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti “Secara konkrit lagu anak-anak dapat dirinci menjadi dua yakni isi lagu sesuai dengan dunia anak dan bahasa yang diguanakan sederhana, mudah dipahami oleh anak-anak”.36 Hal ini penting mengingat bahwa anak-anak sudah memiliki
sejumlah kemampuan tetapi masih dalam keterbatasan. Jadi, bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan berpikir mereka agar dapat dikembangkan sebagaimana mestinya. a.
Iramanya mudah direncanakan dan ditirukan Dalam mengajarkan nyanyian kepada anak-anak, perlu diperhatikan tingkat kesukaran nyanyian yang meliputi mudah sukarnya irama dan biramanya (ketukannya) serta luas sempitnya nada nyanyian harus sepadan dengan kemampuan nada anak.37
35
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal, Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi, (Jakarta:
LPTKAIBPKPMI, 1992),hlm.56. 36
Ibid, hlm. 5.
37
Depdikbud, Buku Penunjuk Mengajarkan Nyanyian PSPB Untuk TK, (Jakarta:
tp.1987),hlm.7-8.
50
b.
Syair tidak terlalu panjang Karakteristik anak meliputi; Kemampuan berkomunikasi, beridentifikasi, berimajinasi, dan berfantasi oleh karenanya, dalam mengajarkan nyanyian kepada anak, syairnya harus disesuaikan dengan kondisi, diantaranya: 1) Panjang dan pendeknya nyanyian 2) Mudah dan sukarnya kata-kata 3) Bentuk-bentuk kalimat
c.
Syair dan liriknya (isinya) bisa melibatkan emosi anak (gembira, semangat, kagum, bangga, dan lain-lain).38 Pada ahli berpendapat bahwa lagu atau nyanyian anak-anak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak akan membantu pertumbuhan fiscal, intelektual, emosional dan sosial anak.39
38
Ibid,hlm.8.
39
Nia Kurniasih dan Asep Zaenal,Op.Cit,hlm.9.
BAB III OBYEK KAJIAN
A. Gambaran Umum PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara yang meliputi: 1.
Sejarah Berdirinya PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara didirikan pada tanggal 1 September 2007 yang diprakarsai oleh lembaga Pondok Pesantren Bustanul Ahsaniyah Krapyak Tahunan Jepara yang diprakarsai oleh ulama dan tokoh masyarakat. Adapun para tokoh masyarakat yang memprakarsai berdirinya PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara diantaranya adalah : No
Nama
Alamat
1.
KH. Muzayyin Ahsan,BA
Krapyak Tahunan Jepara
2.
Nor Saidah, S.Pd.I
Krapyak Tahunan Jepara
3.
Nor Yati,S.Pd.I
Krapyak Tahunan Jepara
4.
Imronah Hanani,S.Pd
Krapyak Tahunan Jepara
5.
Cik Jamilah,SE
Krapyak Tahunan Jepara
6.
Nikmatul Khasanah,S.Pd.I
Krapyak Tahunan Jepara
7.
Anif Rofi’ah,S.Pd.I
Krapyak Tahunan Jepara
Pada mulanya bapak KH. Muzayyin Ahsan melihat anak-anak kecil pada pintar membaca dan mengahafal surat-surat pendek.
51
52
Kemudian Bapak KH. Muzaayin Ahsan ingin mendirikan sebuah sekolah PAUD, dan kebetulan waktu itu di desa krapyak belum ada PAUD, dan beliau bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dan para ulama’. Pada akhirnya didirikan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara pada tanggal 1 September 2007, PAUD telah berjalan dan memiliki 25 peserta didik dan 4 guru.1 Mendapat izin dari dinas pada tanggal 16 Juni 2008. Tempatnya dulu di timur dekat dengan TK tetapi berhubung PAUD di atas menyebabkan kalau hujan lantai licin karena gentengnya bocor sehingga anak sering jatuh, jadi sekarang PAUD pindah ke aula pondok pesantren Bustanul Ahsaniyah Krapyak, halanmanya luas dan buat pembelajaran memadai. 2.
Visi dan Misi Adapun visi dan misi serta tujuan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sebagai berikut:2 a.
Visi Menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi diri generasi anak bangsa yang cerdas, ceria, sehat jasmani dan rohani berprinsip dasar Al-Qur’an dan hadist melalui program belajar “melalui bermain”.
1
Anif Rofi’ah, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara
pribadi, tanggal 20 Agustus 2015. Pukul 09.00 WIB 2
Anif Rofi’ah, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara
Pribadi, tanggal 20 Agustus 2015, pukul 09.00 WIB.
53
b.
Misi 1) Memahami potensi anak 2) Membantu
mengembangkan
potensi
diri
anak
dengan
memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan baik fisik, mental, emosional, spiritual yang seimbang. 3) Membantu untuk mewujudkan pribadi yang cerdas, ceria, sehat jasmani dan rohani dengan berilmu ‘amaliyah, beramal ilmiyah dan berakhlaqul karimah.3 Sekolah ini didirikan di atas tanah seluas 425 m2.4 Sedangkan status tanah adalah wakaf. Adapun batas-batas PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah sebagai berikut:
3.
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Krapyak RT 03 RW 06
b.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Krapyak RT 02 RW 06
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan makam Jatisari Krapyak
d.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Krapyak RT 05 RW 06.5
Struktur Organisasi Sekolah Sebagai pedoman tiap-tiap bagian organisasi memerlukan suatu struktur organisasi. Hal ini karena struktur organisasi merupakan petunjuk bagaimana tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara anggota dalam suatu organisasi, sehingga dapat memudahkan pimpinan
3
Dokumentasi Visi, Misi dan Tujuan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara.
4
Dokumentasi Buku Tanah PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
5
Observasi, Tanggal 20 Agustus 2015
54
dalam mengadakan pengawasan maupun meminta pertanggungjawaban kepada bawahan. Adapun struktur organisasi PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah sebagai berikut: Gambar 16 STRUKTUR ORGANISASI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA No
Nama
Jenis
Pendidikan
Jabatan
kelamin 1.
Muhammad
Laki-Laki
S1
Penasehat
Perempuan
SMA
Bimbingan
Zidnal Falah 2.
Niswatun Najikhah
Konseling
3.
Iffa Naili Izzah
Perempuan
S1
Tata Usaha
4.
Anif Rofi’ah
Perempuan
S1
Kepala PAUD
4.
5.
Nurul Fajriyah
Perempuan
SMA
Bendahara
6.
Khoidah
Perempuan
SMA
Tutor
7.
Puji Rahayu
Perempuan
PGTK
Turor
Keadaan Guru dan Karyawan Adapun keadaan guru dan karyawan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sebagai berikut:
6
Dokumentasi Struktur Organisasi Tanah PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
55
Tabel 27 Keadaan Guru dan Karyawan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara No 1.
Nama M.
TMT
Zidnal 14 Juli 2013
Pendidikan S1
Penanggung
Falah,Mz
5.
Jabatan
Jawab
2.
Anif Rofi’ah
16 April 2008
S1
Kepala PAUD
3.
Nurul Fajriyah
11 Juli 2011
SMA
Bendahara
4.
Khoidah
11 Juli 2011
SMA
Guru
5.
Puji Rahayu
11 Juli 2011
PGTK
Guru
Keadaan Siswa Siswa adalah komponen terpenting dalam pendidikan. Karena tanpa adanya siswa kegiatan tidak akan dapat berjalan. Adapun keadaan siswa di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sebagai berikut: Tabel 38 Keadaan Siswa PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
A
7
3
10
2.
B
8
5
13
3.
C
6
6
12
Jumlah 7 8
Dokumentasi Keadaan Guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Dokumentasi Siswa PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
35
56
6.
Keadaan Sarana dan Prasarana Guru tercapai tujuan pembelajaran, maka perlu ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadahi antara lain sebagai berikut. Adapun rincian sarana dan prasarana di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah sebagai berikut: Tabel 49 Keadaan Sarana dan Prasarana PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara No
9
Sarana Prasarana
Jumlah
1.
Perpustakaan
1
2.
Tempat bermain
1
3.
Ruang Kelas
3
4.
MCK
2
5.
Halaman
1
6.
Aula
1
7.
Ruang Kantor
1
8.
Alat-alat permainan a. Ayunan
1
b. Mangkok Putar
1
Dokumentasi Keadaan Guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
57
7.
Kurikulum dan Pengembangan 1) Kurikulum Kurikulum yang dikembangkan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah perpaduan antara kurikulum DISDIKPORA, Kurikulum Lembaga dan Kurikulum Yanbu’a yang secara inovatif dirancang sesuai dengan visi misi dan target institusi. Adapun bentuk aplikasi dari kurikulum tersebut adalah: a.
Struktur program yang menitik beratkan pada penguasaan basic knowledge of science, penguasaan ilmu agama serta penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab secara optimal.
b.
Mengintregasikan nilai-nilai ruhiyah dengan ilmu pengetahuan umum sehingga akan terjadi kesembangan antara iman, ilmu, dan amal.
c.
Memaksimalkan disiplin,
program
bermasyarakat)
pembentukan dan
program
perilaku
(emosi,
pengembangan
kemampuan dasar (daya, cipta, bahasa, daya pikir, ketrampilan dan jasmani).10 2) Strategi Pengembangan Dalam
upaya
mengefektifkan
dan
mengembangkan
pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara maka diberlakukan strategi sebagai berikut:
10
Data Dokumen, Kurikulum PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, dikutip pada tanggal 20 Agustus 2015.
58
a.
Melaksanakan program pembelajaran Senam Pagi, Lingkaran di aula.
b.
Melaksanakan program pembejaran Sentra dalam ruang kelas (maksimal 15 anak dalam satu kelas).
c.
Mengenalkan lebih dini bacaan Al-Qur’an melalui sistem Yanbu’a.
d.
Melaksanakan
program
makan
bersama
setiap
habis
pembelajaran untuk melatih dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan akhlak pada anak. e.
Melaksanakan program PKL (Pembelajaran Keluar Lapangan) 2 bulan sekali
f.
Melaksnakan rapat Paranting 2 bulan sekali
g.
Melaksankan program praktek wudhu dan praktek sholat berjamaah 1 minggu sekali Kemudian dalam memperdalam pengetahuan dan materi
yang diberikan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara menerapkan juga kegiatan unggulan yang termasuk kegiatan penting dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara antara lain: a.
Tahfidz Al-Qur’an sura-surat pendek Juz Amma yang terprogram.
b.
Tahfidz do’a-do’a harian dan bacaan sholat fardhu.
c.
Pengenalan bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
59
d.
Ekstrakurikuler (Mewarnai)
e.
Jam efektif belajar pukul 07.30-10.00 WIB. 11
B. Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara 1.
Lagu Islami yang digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara. Bernyanyi atau mendengarkan musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyan, kemampaun apresiasi anak berkembang, anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Kegiatan belajar untuk anak perlu dirancang dan dipersiapkan dengan baik. Kondisi dan karakter anak yang menjadi sumber pertimbangan utama. Bernyanyi merupakan salah satu metode yang digunakan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan kepala dan guru di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahuna Jepara diperoleh beberapa penjelasan mengenai penggunaan lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, antara lain: 1) Sebagai pembentuk watak dasar Budi pekerti luhur tidak akan tumbuh dalam jiwa yang kasar. Budi pekerti luhur hanya kan tumbuh dalam jiwa yang lembut dan halus. Jiwa yang keras dan kasar dapat menumbuhkan perilaku yang agresif, destruktif, dan merusak diri. Jika dihubungkan dengan 11
Data dokumentasi, kurikulum PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, dikutip tanggal 20 Agustus 2015.
60
proses pembentukan akhlak, peranan lagu adalah membantu proses penghalusan rasa, dimana ia berperan sebagai pembentuk watak dasar (basic character buiding). Namun, walaupun lagu dan musik memiliki peran yang penting dalam pembentukan akhlak, hal ini tidak berarti bahwa hanya dengan lagu saja maka persoalan kemorosotan akhlak dapat terselesaikan. Lagu Islami merupakan langkah awal dalam pencegahan kemorosotan moral. Selian itu baru strategi pendidikan akhlak dapat diterapkan seperti, keteladanan, pembiasaan, dan mengajarkan sopan santun pada anak. Salah satu cara efektif agar anak belajar menghargai orang lain adalah dengan memberi contoh lagu Islami adalah salah satu metode instruksi yang efektif utnuk menerapkan keterampilan sosialnya yang sedang berkembang. 12 2) Memberi jalan bagi imajinasi dan kreasi, mengkontribusikan ekspresi diri dan kreatifitas. Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa “kreatifitas merupakan sesuatu yang universal dan oleh karenanya semua kegiatan pembelajaran lagu Islami dipotong, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu.”13 12
Khoidah, Guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara Pribadi, tanggal 21 Agutsus 2015,pukul 10.00 WIB 13 Anif Rofi’ah, S.Pd.I, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, wawancara pribadi, tanggal 20 Agustus 2015, pukul 09.00 WIB.
61
3) Meningkatkan sensitifitas Guru berusaha membuka mata lahir dan mata batin anak dengan memperkenalkannya kepada keindahan melalui seni dan kata-kata stimulir rasa empati, cinta, kedamaian dan keindahan yang dapat diserap dengan kemampuan spiritualnya melalui lagu yang syarat makna spiritual.14 4) Membantu peningkatan disiplin dan komitmen Mengajari anak bertanggung jawab dapat memulainya dengan
memberinya
melalui
tugas
yang
ringan
seperti
membersihkan kembali mainan yang telah selesai dimainkannya. 15 5) Mengurangi dampak negatif dari pengaruh nyanyian yang buruk Anak-anak sangat menyukai dengan berbagai macam program acara ditelevisi, salah satunya adalah acara yang berisi lagulagu, baik lagu yang bernuansa religius maupun yang berisi kisah cinta.16 6) Mengajak, mengingat dan mengagungkanTuhan serta berbuat kebaikan17
14
Anif Rofi’ah, S.Pd.I, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, wawncara pribadi, tanggal 20 Agustus 2015, pukul 09.00 WIB. 15
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi, tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB. 16
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi, tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB 17 Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi, tanggal 21 Agustus 2015,pukul 10.00 WIB.
62
Lagu Islami bisa digunakan untuk mengajak kebaikan. Mengapa demikian? Seperti lagu “Jangan Berprasangka” isi lagu itu mengajak kita untuk tidak berburuk sangka atau juga dalam lagu “Ya Allah Ya Rabbi” intinya menyuruh kita untuk selalu mengingat Allah. Jadi, anak-anak diajari untuk berbuat baik dengan lagu Islami, anak juga mudah untuk memahami tentang keagungan ilahi. Kadang jika ada anak nakal saya juga sering mengingatkannya dengan lagu Islami. Dari beberapa paparan di atas, ternyata lagu Islami mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, individual, maupun sosial. Secara individual, lagu Islami dapat mempengaruhi perilaku manusia melalui perubahan atau pergerakan pada aspek mental dan fisik. Adapun lagu-lagu Islami yang digunakan dalam pembelajaran akhlak adalah sebagai berikut: a.
Jangan Berprasangka, ciptaan Wiwiek JS
b.
Beres-beres, ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
c.
Selamat Pagi, ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
d.
Aku Anak Sholeh, ciptaan Drs. H.Solihin MS
e.
Basmalah, ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyaj Tahunan Jepara
f.
Hamdalah, ciptaaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
63
g.
Tepuk Rukun Islam ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
h.
Tepuk Anak Sholeh ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara18
2.
Akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Anak usia dini adalah anak yang berusia diantara 2-6 tahun, dalam usia perkembangan tersebut anak-anak tersebut sedang asyikasyiknya mengenal lingkungan dan rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia dini mereka mulai belajar membedakan benar dan salah mengembangkan hati nurani, sehingga terbentuk anak didik yang memiliki akhlak yang baik, maka perlu untuk dikenalkan pendidikan akhlak.19 Peran pendidikan bagi anak usia dini adalah sebagai pondasi mereka pada tingkat pendidikan masa depan sehingga dalam masa depan anak-anak tersebut akan menjadi generasi terdidik yang penuh dengan kreasi dan inovasi. Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama karena akhlak merupakan bagian dari salah satu elemen agama.
18
Data Dokumen, Program pengembangan PAI PAUD Bustan Qur’ani Krapyak tahunan
Jepara, dikutip tanggal 20 Agustus 2015. 19
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi,
tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB.
64
Akhlak adalah suatu sikap dan perilaku (tata krama) yang tertanam pada anak sejak masih kecil sampai akhir hayat. Akhlak ini dapat dibentuk dari berbagai sisi, sebab akhlak dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan tempat tinggal maupun suasana yang menaunginya. Akhlak seseorang juga dapat dibentuk, pembentukan akhlak lebih mudah dilakukan sejak anak usia dini sebab mereka masih perlu bimbingan dan pengarahan dalam bertindak dalam bentuk melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik.20 Selain itu menurut kepala PAUD, akhlak dapat dibentuk sebab akhlak dapat rusak dan dapat berubah dengan baik sebab lingkungan atau dari diri sendiri. Agar akhlak anak lebih baik perlu adanya pengarahan yang lebih baik khususnya di sekolah dengan menciptakan iklim yang diarahkan kepada hal-hal positif seperti pengenalan kepada Islam. Yakni dengan melalui media lagu. Kenapa dengan media lagu? Sebab anakanak dalam usia perkembangan antara 2-6 tahun sangat suka dengan suara musik, bernyayi atau sekedar bertepuk tangan.21 Pembiasaan-pembiasaan tersebut dapat dimulai dari sekolah yakni dengan mengajarkan kepada anak hal-hal yang sederhana, misalnya jika anak berbuat salah kepada temannya segera untuk berjabat tangan dan mengucapkan maaf, sebab sifat dasar anak-anak akan mudah lupa tentang kesalahan yang dilakukan temannya terhadap dirinya. Untuk itu 20
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi, tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB. 21
Anif Rofi’ah,S.Pd.I, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, wawncara pribadi, tanggal 20 Agustus 2015. Pukul 09.00 WIB.
65
jika perbuatan meminta maaf ini selalu dibiasakan maka akan menjadi karakter anak tersebut yang selanjutnya akan menjadi takdir dari akhlak yang dimilikinya. Selain melakukan pembiasaan ada hal lain yang dapat membentuk akhlak anak, yakni memberikan cerita terhadap teladanteladan yang baik, dengan melalui cerita ini anak akan dapat mengembangkan imajinasi dan pemahamannya terhadap cerita tersebut yang nantinya akan dapat diingat kapanpun dan hal tersebut menjadi sebuah nilai dalam dirinya. Dan dengan melalui lagu khususnya lagu Islami yang memaparkan tentang akhlak. Anak akan senang jika diajak untuk bernyanyi. Dari nyanyian ini dapat kita ajarkan pendidikan akhlak seperti berbakti kepada orang tua. Adapun akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara menurut Anif Rofi’ah,S.Pd.I selaku kepala PAUD adalah sebagai berikut: a.
Keimanan kepada Allah
b.
Larangan dan perintah Allah
c.
Sopan santun
d.
Bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diperoleh.22 Berdasarkan program pengembangan agama Islam aspek akhlak,
secara keseluruhan materi pembentukan akhlak anak usia dini melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara mencakup akhlak manusia kepada Allah, akhlak manusia dengan diri 22
Anif Rofi’ah,S.Pd.I, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi, tanggal 20 Agustus 2015. Pukul 09.00 WIB.
66
sendiri, akhlak manusia dengan sesama manusia dan akhlak manusia dengan lingkungan atau makhluk lain. Materi yang mengenai akhlak manusia kepada Allah adalah beriman dan bertaqwa kepada Allah, selalu mentaati patuh terhadap segala larangan dan perintah-Nya serta menjalankan ibadah yang sesuai dengan tuntutan syariat Islam, seperti : berdo’a sebelum dan sesudah makan,berdo’a sebelum dan sesudah tidur dan lain sebagainya. Dari sikap tersebut diharapkan akan menimbulkan sikap hati-hati dalam setiap perbuatan agar tidak terjatuh dalam perbuatan yang tidak diridhoi-Nya. Akhlak manusia terhadap diri sendiri meliputi: sikap bagun pagidan setelah bangun tidur serta adab makan dan minum yang baik dan sebagainnya. Mengenai akhlak yang diharapkan kepada sesama manusia menyangkut masalah pergaulan sesama manusia seperti mengucapkan salam, tidak menggangu orang lain, suka bekerja sama dan tolong menolong, menghormati Ibu dan Bapak, guru dan orang yang lebih tua. Pembelajaran di pendidikan anak usia dini bukan bertujuan untuk menentukan pintar atau tidaknya seorang anak, melainkan mengasah kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan sehingga akan terbentuk karakter anak didik yang baik, dan pemberian pendidikan sejak dini juga dapat mengenalkan dan menanamkan sikap yang baik. Dengan demikian pendidikan yang ditempuh oleh anak sejak dini sebagai pondasi awal menuju perkembangan pendidikan tingkat selanjutnya. Anak usia dini merupakan
67
masa emas pertumbuhan sebab dalam kurun waktu tersebut daya ingat atau memori anak sangat kuat untuk mengingat hal-hal yang dilihat maupun yang didengar meskipun mereka tidak untuk menjelaskannya leawt perkataan namun memori tersebut akan sangat mempengaruhi pada tingkat perkembangan selanjutnya.Sebab pengalaman bagi anak usia dini sangat berarti ketimbang diajarkan dengan lewat buku. Dan sejauh ini penggunaan lagu Islami cukup efektif dalam membentuk akhlak anak, indikatornya adalah anak dapat mengikuti norma yang diajarkan dalam lagu Islami tersebut. Contoh seperti penggunaan lagu Islami judul “Tata Cara Makan (makan pakai tangan, tangannya yang kanan, makan sambil duduk tidak boleh berdiri, makanan yang halal bolehlah kamu makan, makanan yang haram harus engkau tinggalkan)” isi bait lagu yang demikian mudah diingat anak yang selanjutnya akan diingat dan dilakukan ketika ia makan. Dengan demikian penggunaan lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini melalui lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sudah terkait.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang analisis Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi Kasus di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016). Beberapa pembahasan ini secara langsung berkaitan dengan fakta empiris di lapangan dan merupakan hasil dari pemikiran penulis sendiri setelah membandingkan antara teori di Bab II dengan hasil penelitian/pelaksanaannya di tempat penelitian pada Bab III, dalam beberapa hal sangat tidak mungkin untuk menghindari adanya pengulangan bahasa. Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penganalisaan. Mengingat data-data yang diperoleh secara fenomenoligis (sulit untuk diangkakan) dan bersifat kualitatif, maka dalam menganalisis data digunakan analisis deskriptif. Selanjutnya untuk menguji kredibilitas data penelitian, digunakan teknik analisis triangulasi. Triangulasi dalam penyajian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. A. Lagu Islami yang bisa digunakan untuk pembentukan akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, karen pada masa ini saat terciptanya perasaan keindahan, anak seusia ini senang dengan segala sesuatu yang indah, berwarna-warni, dan warna yang cerah dapat menarik
68
69
hatinya. Disebut masa indera, karena pada masa ini indera anak berkembang dengan pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan sebelumnya. Berkat kepesatan perkembangan indera itulah, anak usia dini senang bereksplorasi. Kemudian disebut dengan masa menantang karena dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan berbagai aspek fisik dan psikis disuatu pihak, di sisi lain belum berfungsinya kontrol akal dan moral. Oleh karena itu orang tua atau pendidik bertanggung jawab terhadap pendidikan anak yakni harus membimbing, mengarahkan, dan membina kepribadian anak dengan pendidikan akhlak Islami dalam rangka menyiapkan masa depan yang berakhlaqul karimahdan mampu menjadi tumpuan umat dalam meneruskan pembangunan. Salah satu media yang dapat digunakan oleh pendidik di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam membina akhlak anak didiknya selain melakukan pembiasaan yang baik dalam kegiatan sehari-hari juga dengan melalui lagu-lagu. Tujuan penggunaan lagu adalah agar ajakan yang dilakukan oleh guru melalui tiga ceria dapat dipahami oleh siswa dengan mudah serta mudah untuk diingat, megapa dengan lagu? Sebab anak usia dini menyenangi keceriaan. Lagu yang dipakai disini bukan hanya sembarang lagu melainkan lagu yang bercorak atau bernuansa Islam yang didalamnya mengandung unsur pendidikan agama Islam.1Diharapkan dengan penggunaan lagu Islami tersebut pembentukan akhlak yang dilakukan oleh guru pada anak didiknya
1
Analisis Peneliti.
70
dapat lebih maksimal. Peran penggunaan lagu Islami disini adalah sebagai media pesan pembelajaran, karena pada umumnya anak-anak usia dini sangat senang jika diajak untuk bernyanyi, bertepuk tangan dan melakukan eksplorasi.2 Lagu yang digunakan oleh pendidik di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara disesuaikan dengan tema maupun kurikulum yang berlaku. Program kegiatan belajar PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara didasarkan pada tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Program kegiatan belajar PAUD merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang utuh. Program kegiatan belajar ini berisi bahan-bahan pembelajaran yang dapat dicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan. Dengan demikian bahan itu dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional.3 Kurikulum pendidikan agama Islam yang diberlakukan di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara merupakan kurikulum lokal yang dibuat oleh guru-guru PAUD yang lebih memprioritaskan ataupun memperbanyak materi-materi agama dibandingkan materi umum. Kurikulum
2
Observasi Penelitian pada kegiatan pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak
Tahunan Jepara, 20Agustus 2015. 3
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara Pribadi,
tanggal 21 Agustus, pukul 10.00 WIB
71
ini merujuk pada kurikulum PAUD di Jepara. Inilah salah satu keunggulan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara.4 Satu langkah yang diambil PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sebagai lembaga yang bergerak dibidang dakwah dan pendidikan anak-anak Islam, mencoba mengadakan pendekatan pada dunia anak-anak melalui seni khususnya di bidang seni musik dan vokal, dimana sebuah lagu bisa mempengaruhi persepsi seorang apalagi kalau pendengar itu adalah anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. Bagi anak, menyanyi adalah sarana untuk mengspresikan diri yang menyenangkan. Sementara lirik lagunya sendiri ibarat sumber informasi yang bisa mengajarkan mereka tentang keesaan Tuhan, rasa kemanusiaan, tentang cara bergaul, tentang indahnya alam dan lain-lain. Melalui hal yang paling dekat dan disenangi anak, yaitu melalui lagu, tidak menutup kemungkinan nilainilai Islam dapat disisipkan melalui bahasa yang sederhana dan warna musik ceria yang sesuai dengan anak-anak.5 Adapun pokok-pokok pendidikan yang diberikan kepada anak didik di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni, akidah, ibadah dan akhlak. Maka pokok-pokok pendidikan yang harus
4
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, wawancara pribadi,
tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB. 5
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara pribadi,
tanggal 21 Agustus 2015 , pukul 10.00 WIB.
72
diberikan kepada anak pun sedikitnya harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.6 a) Bagian Keimanan/Akidah Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar yang pertama dari rukun Islam yang lima sekaligus sebagai kunci yang membedakan antar orang Islam dengan non Islam. Lamanya waktu dakwah Rasullullah SAW dalam rangka mengajak umat agar bersedia mentauhidkan Allah menunjukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan akhlak Islamiyah bagi setiap umat muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi oleh akidah yang benar.7 Adapun lagu Islami yang digunakan dalam pembelajaran aspek akidah dan tauhid:8 1) Ya Rasullullah, ciptaan Adi 2) Rukun Islam dan Iman, ciptaan Wiwiek JS 3) Malaikat , ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara 4) Satu-satu cinta Allah, ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara.9 6
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara Pribadi,
tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB. 7
Anif Rofi’ah, S.Pd.I, Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara,
Wawancara Pribadi, tanggal 20 Agustus, pukul 09.00 WIB. 8
Data Dokumen, Program Pengembangan PAI PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan
Jepara, dikutip tanggal 20 Agustus 2015.
73
b) Bagian Budi Pekerti/Akhlak Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah Islamiyah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Salah satunya adalah dengan memasukkan aspek akhlak ke dalam kurikulum pembelajarannya. Diantara lagu-lagu yang digunakan oleh guru di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah sebagai berikut: 1) Tata cara makan ciptaan guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara 2) Aku anak Islam ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara10 c) Bagian Ibadah Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam Fiqih Islam itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjadi insan yang benar-benar taqwa, yakni insan yang taat melaksanakan segala perintah agama dan taat pula dalam menjalani segala laranganNya. Agar ibadah sebagai realisasi dari akidah Islamiyah tetap terpancardan teramalkan dengan baik oleh setiap anak, maka aspek ibadah dimasukkan dalam program Pendidikan Agama Islam.
9
Data Dokumen, Program Pengembangan PAI PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan
Jepara, dikutip tanggal 20 Agustus 2015. 10Anif Rofiah, S.Pd.I. Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara Pribadi, Tanggal 20 Agustus 2015 Pukul 09.00 WIB
74
B. Akhlak yang bisa dibentuk melalui lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara Islam merupakan agama yang santun karena Islam menjunjung tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup semua pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan khaliq atau dengan sesama mahluk. Akhlak adalah perangai yang dicitrakan oleh seseorang dalam kehidupan berupa tingkah laku atau perbuatan. Bila perbuatannya baik, maka akhlak seseorang disebut dengan akhlak baik, namun jika perbuatan yang dilakukan oleh seseorang buruk, maka ia memiliki akhlak yang jelek. Akhlak yang dimliki oleh manusia tidak stagnan, melainkan mengalami fluktuasi sesuai dengan lingkungan maupun keadaan jiwanya, untuk itu akhlak manusia dapat dibentuk dari yang buruk menjadi kahlak yang baik, sebaliknya akhlak yang baik akan bisa menjadi akhlak yang buruk jika terkontaminasi dengan akhlak yang buruk, salah satu hal yang dapat dijadikan untuk membentuk akhlak adalah dengan menciptakan lingkungan yang baik dengan memberikan uswah serta pembiasaan-pembiasaan perbuatan yang baik. Akhlak adalah tingkah laku atau perangai yang dapat dilihat dalam bentuk perilaku. Akhlak ini dapat dibentuk dari berbagai sisi, sebab akhlak dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan tempat tinggal maupun suasana yang menaunginya. “Akhlak seseorang juga dapat dibentuk.
75
Pembentukan akhlak lebih mudah dilakukan sejak anak usia dini sebab mereka masih perlu bimbingan dan pengarahan dalam bertindak yakni dalam bentuk melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik”.11 Anak usia dini adalah kelompok anak yang berbeda dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya fikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi
yang khusus
sesuai
dengan
tingkat
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003, yang dimaksud “anak usia dini adalah kelompok manusia antara 0-6 tahun, dan berdasarkan pakar pendidikan anak yaitu kelompok manusia yang berusia antara 8-9 tahun. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal”.12 Sedangkan “pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang
11
Khoidah, guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, Wawancara Pribadi,
tanggal 21 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB. 12
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hlm. 88-89.
76
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.13 Tujuan dari pendidikan anak usia dini salah satunya adalah memberikan pengalaman dan kesempatan yang akan membantu penguasaan dan kemampuan pada semua bidang perkembangan untuk meningkatkan kesempatan berhasil ketika anak memasuki jenjang pendidikan formal. Adapun materi pendidikan akhlak yang harus diajarkan kepada anak usia dini dan anak usia sekolah sebagaimana akhlak-akhlak mulia yang diperintahkan Rasulullah dan dicontohkan oleh beliau dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah : 1.
Jujur
2.
Amanah
3.
Sabar “Metode pendidikan akhlak anak usia dini dan anak usia sekolah yang
dipakai disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan dan kejiwaan anak pada umumnya yaitu mulai dengan contoh teladan, pembiasaan dan melatihnya kemudian berangsur-angsur memberikan penjelasan secara logis dan memaknai”.14 Hal tersebut sejalan dengan pengertian akhlak yang dikemukakan oleh Ahmad Amin bahwa “akhlak ialah kebiasaan kehendak, berarti bila membiasakan 13
sesuatu
maka
kebiasaan
itu
disebut
dengan
Undang-undang Sistem pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 5. 14 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhana, 1995), hlm. 83.
77
akhlak.”15Pembentukan akhlak dapat dilakukan sejak anak usia dini, tujuannya adalah agar anak terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan atau perbuatan-perbuatan yang baik, sehinga kebiasaan ini tertanam pada diri anak sejak dini, maka akan menjadi sebuah karakter yang baik dalam kehidupan seseorang dimasa yang akan datang. Segala tindakan dan perbuatan manusia memiliki corak berbeda antara satu denmgan yang lainnya, pada dasarnya corak tersebut akibat adanya pengaruh dari dalam diri manusia atau (insting) dan motifasi yang disuplay dari luar dirinya seperti milieu, pendidikan dan aspek Warotsah. Sebagai orang tua atau pendidik harus menyadari bahwa dengan memberikan nasehat moral saja tidak cukup, kita harus melatih anak-anak usia dini untuk senantiasa berbuat baik dan agar anak diberi pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islami yang akan menyuburkan fitrah manusia dengan
menyiraminya
nilai-nilai
kebajikan
yang
berupa
kejujuran,
keikhlasan, kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian, toleransi dan nilai kebajikan lainnya. Sehingga anak terbiasa berperilaku sesuai nilai-nilai kebajikan itu yang terukir dalam dirinya, dan ini merupakan perilaku manusia yang berkhlak mulia. Maka dari itu dalam melatih, membimbing dan mendidik anak didik di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara harus dilakukan secara perlahan dan bertahap agar keyakinan dan akhlaknya tertanam dengan kokoh.
15
hlm. 74.
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, terjemah Farid Ma’ruf, (Jakarta: Bulan Bintang), tth,
78
Beberapa
pembiasaan
yang
dilakukan
oleh
pendidik
dalam
membentuk akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah sebagai berikut :16 1.
Membiasakan siswa untuk selalu berdo’a dalam setiap kegiatan yang akan dijalaninya, misalnya berdo’a sebelum dan sesudah makan dan minum, mendoakan kedua orang tua sehabis sholat.
2.
Membiasakan memakai sesuatu dengan diawali tangan kanan atau kaki kanan, dan mendahulukan tangan atau kaki kiri ketika akan melepas sesuatu misalnya memakai dan melepas sepatu.
3.
Membiasakan mengucapkan salam dan berjabat tangan jika bertemu dengan guru maupun teman.
4.
Membiasakan berkata “tolong” jika akan meminta bantuan kepada orang lain untuk membantunya, misalnya meminta tolong untuk membukakan jajan.
5.
Membiasakan mengucapkan terima kasih dan “alhamdulillah” jika mendapatkan suatu kenikmatan.
6.
Membiasakan siswa untuk meminta maaf kepada teman jika melakukan sekecil apapun kesalahan dan mengucapkan kalimat “astaugfirullah” serta memaafkan kesalahan teman sebesar apapun.
7.
Membiasakan
siswa
untuk
selalu
menghargai
orang
lain
dan
menghormati orang yang lebih tua, yakni dengan cara tidak membentak ketika bicara. 16
Observasi peneliti pada kegiatan pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, 19 Agustus 2015.
79
8.
Membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan selalu bekerjasama dengan teman agar tumbuh rasa kemandirian dalam diri serta tumbuh solidaritas yang tinggi dengan sesama. Berdasarkan program pengembangan agama islam aspek akhlak,
secara keseluruhan materi pembentukan akhlak melalui lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara mencakup akhlak manusia kepada Allah, akhlak manusia kepada diri sendiri, akhlak manusia dengan sesama manusia dan akhlak manusia dengan lingkungan atau makhluk lain. Materi yang mengenai akhlak manusia kepada Allah adalah beriman dan bertakwa kepada Allah, selalu mentaati dan patuh terhadap segala larangan dan perintah-Nya serta menjalankan ibadah yang sesuai tuntunan syariat Islam, seperti : berdo’a sebelum dan sesudah makan, berdo’a sebelum dan sesudah bangun tidur dan sebagainya. Dari sikap tersebut diharapkan akan menimbulkan sikap hati-hati dalam setiap perbuatan agar tidak terjatuh dalam perbuatan yang tidak diridloi-Nya. Akhlak manusia terhadap diri sendiri meliputi; sikap bangun pagi dan setelah bangun tidur serta adab makan dan minum yang baik, dan sebagainya. Mengenai akhlak yang diharapkan kepada sesama manusia menyangkut masalah pergaulan sesama manusia, seperti mengucapkan salam, tidak mengganggu orang lain, suka bekerja sama dan tolong menolong, menghormati ibu dan bapak, ibu guru dan orang-orang yang lebih tua. Sesuatu dikatakan efektif jika antara proses dan hasil terjadi kesesuaian dengan perencanaan yang telah dirancang. Sejauh ini penggunaan
80
lagu Islami dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara memiliki dampak yang baik bagi perkembangan anak, khususnya dalam membentuk akhlak anak. Sebab dalam lagu yang disampaikan oleh guru kepada anak, terdapat unsur-unsur nasihat serta ajakan untuk berbuat sesuatu yang baik. Dan dari penggunaan yang baik maka upaya pembentukan akhlak yang dilakukan oleh guru untuk anak didik di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara benar-benar efektif.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berpijak dari pembahasan pembentukan akhlak usia dini melalui lagulagu Islami (Studi kasus di PAUD Bustan Qur’aniKrapyak Tahunan Jepara Tahun pelajaran 2015/2016) dan masalahnya dijadikan dasar berpijak dalam penelitian ini, serta dari berbagai data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembentukan
akhlak
anak
dapat
dibentuk
melalui
pembiasaan-
pembiasaan perilaku yang baik, selain melakukan pembiasaan dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara, juga dengan media lagu agar informasi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dapat mudah dimengerti dan dapat diingat dengan baik,
sehingga
dapat
dilakukan
dengan
pembiasaan-pembiasaan.
Penggunaan lagu-lagu Islami di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dalam melakukan pembentukan akhlak anak usia dini dilakukan dengan tiga dasar lagu, yakni yang menyangkut keimanan/ akidah, akhlak/ budi pekerti dan ibadah. Diantara lagu-lagu yang digunakan oleh guru di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara adalah jangan berprasangka, ciptaan Wiwiek JS, tata cara makan, ciptaan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara dan lain sebagainya.
81
82
2. Akhlak yang bisa dibentuk dengan lagu-lagu Islami diantaranya adalah keimanan kepada Allah, larangan dan perintah Allah, sopan santun, bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diperoleh. B. Saran 1.
Bagi sekolah a.
Untuk selalu memantau dan memberikan bimbingan pada anak usia dini yang sedang berkembang dengan memberikan pendidikan agama Islam yang kuat.
b.
Memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa yakni dengan memberikan uswah atau teladan yang baik dalam bersikap, serta membiasakan siswa untuk melakukan ibadah misal dengan mengajak pratek sholat, memberi sedekah kepada fakir miskin, agar timbul pengalaman yang baik sebagai pondasi pendidikan untuk jenjang selanjutnya.
2.
Bagi siswa a.
Untuk giat mengikuti kegiatan pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara.
b.
Menjadi anak Islam yang ceria agar pendidikan yang dijalani dapat berguna sebagai pondasi pendidikan untuk jenjang selanjutnya.
3.
Bagi masyarakat a.
Selalu memantau perkembangan siswa dirumah, terutama dalam bidang keagamaan.
b.
Mendukung para siswa untuk dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatnya melalui pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA A.Munir, Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Abuddin Natta, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, cet III. ___________, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2003. Achmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,1995. Adnan Hasan Shalih Baharis, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, Jakarta: Gema Insani, 1996. Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat, Hukum, Politik,Ekonomi, Bandung: Mizan, 1993. Ali Abdul Halim Mahmudi, Karakteristik Umat Terbaik Telah Manhaj, Akidah dan Harakah, tar.As’ad Yasin, Jakarta: Gema Insani Press, 1996. Al-Qur’an, surat Al-Qalam ayat 4, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Lajnah Penterjemah dan Penafsir Al-Qur’an Depag RI.2005. Chabib,Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1996. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka,1999. Depdikbud, Buku Petunjuk Mengajarkan Nyanyian PSPB untuk TK, Jakarta: 1987. Djohan, Psikologi Musik, Yogyakarta: Buku Baik,2005. Erwati Aziz, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003. IAIN Syarif Hidayatullah, Enslikopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,tth. http://paudanakceria.wordpress/2010/05/11/kurikulum-paud-berbasis-islam(diakses tanggal 20 maret 2015 pukul 09.30 WIB) http://digilib.uin-suka.ac.id/15829 (diakses tanggal 4 juni 2015 jam 12.00 WIB) http://digilib.uin-suka.ac.id/2327 (diakses tanggal 4 Juni 2015 jam 16.00 WIB) Ibnu Maskawaih, Tahdzib Al-Akhlak wa Tahriq al-Iraq,(Mesir:tp.tt) Jusuf Syarif Badudu,dkk, Pustaka,1994.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Bandung: Balai
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat,Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,1998. Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2002. Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1989. Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral Aspek Pendidikan yang Terlupakan, judul asli Daurut Tarbiyah Al akhlaqiyah Fi Bina’il Fardi Wal mujtama’ Wal hadhoroh Al Insaniyah, terj. Tulus Mustofa, Sleman: Pustaka Fahmina, 2003. Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafndo Persada, 1998. Muhammad Quraihs Shihab, Wawasan Al-Quran, Tafsir Madhui Atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004, cet.XV. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Nia Kurniasih dan Asep Zaenal, Bermain, Bercerita dan Bernyanyi, Jakarta: LPTKAIBKPMI, 1992. Noeng
Muhadjir, Sarasin,2002.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif,
Yogyakarta:
Rakea
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Rachmat Djanika, Sistem Etika Islam Akhlak Mulia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992. Said Agil Husain Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Al-Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005. Standar isi PAUD 38 Standar dan Bahan Ajar PAUD Non Formal S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rinek Cipta,1993. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung : Alfabeta,2008. ________, Statistik Untuk Penelitian, Bandung:Alfabeta,2005. ________, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,2005. Sukanto, Paket Moral Islam Menahan Nafsu dan Hawa, Solo: Indika Press, 1994, cet. 1
Syafiq A. Mughni, Nilai-nilai Islam Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001. Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997. Yanto Mujiyanto, Seni Islami, Rindang No.7 Tahun XII, Pebruari 1997. Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,Yogyakarta: LPPI,2000. Yusuf Al-Qardhawy, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Bana, Tarj.Bustami A. Gani dan Ahmad, Zainal Abidin, Jakarta: Bulan Bintang.tth. Wibowo,Agus, Pendidikan Karakter Usia Dini (Srategi Membangun Karakter Di Usia Emas),Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012. Zahruddin AR Sinaga, Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2004. Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. 1.
Lampiran 1 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA A. PedomanWawancara 1.
WawancarakepadaKepala
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara 1) Bagaimanasejarahberdirinya PAUD BustanQur’aniKrapyakini? 2) Bagaimanaprofil PAUD BustanQur’aniKrapyakini? 3) Bagaimanasaranadanprasarana
yang
ada
di
PAUD
BustanQur’aniKrapyakini? 4) Bagaimanaperanpendidikanpadaanakusiadini? 5) Apamanfaatmemberikanpendidikanpadaanakusiadini? 6) Bagaimanaakhlakanak di PAUD BustanQur’aniKrapyak? 7) Apakahakhlakitu? Dapatkahakhlakitudibentuk? 8) Bagaimanaupayadalammembentukakhlakpadaanakusiadini? 9) MenurutandaapaitulaguIslami? 10) Apakah di PAUD initelahmenerapkannya? 11) BagaimanaperanlaguIslamidalampembentukanakhlakanakusiadini di PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara? 2.
Wawancarakepada Guru 1) Bagaimanapersiapanmengajar ibulakukandalammelaksanakanpembelajaran
yang di
PAUD
BustanQur’aniKrapayakTahunanJepara? 2) Bagaimanamenyajikanmateripembelajarananakusiadini? 3) Metodepengajaranapakah yang ibugunakandalampembelajaran di PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara? 4) Bagaimanakonsepbelajarsambilbermain yang diterapkan di tingkat PAUD? 5) Menurutandabagaimanapembentukanakhlakuntukanakusiadini? 6) Bagaimanaperanpendidikanpadaanakusiadini? 7) Apamanfaatmemberikanpendidikanbagianakusiadini?
8) Bagaimanaakhlakanak
di
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara? 9) Apakahakhlakitu? Dapatkahakhlakitudibentuk? 10) Bagaimanaupayadalammembentukakhlakpadaanakusiadini? 11) MenurutandaapaitulaguIslami? 12) Apakah di PAUD initelahmenerapkannya? 13) BagaimanaperanpenggunaanlaguIslamidalampembentukanakhlakana kusiadini di PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara? 14) Bagaimanamelakukanevaluasipadaanakusiadini BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara?
Lampiran 1
di
PAUD
B. PedomanObservasi Data diambillangsungdarilokasipenelitianmeliputi : 1.
Mengamati
proses
kegiatanpembelajaran
di
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJeparadenganpemanfaatansaranadanprasa ranasebagai media pembelajarannya. 2.
Mengamatiakhlakanak di PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara.
3.
Mengamatisituasikelassaatpembelajaransedangberlangsung
di
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara. 4.
Mengamatikondisibangunan
di
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara. 5.
Mengamatifasilitas
yang
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara. 6.
MengamaticarapenggunaanlaguIslami.
Lampiran 1
tersedia
di
PAUD
C. PedomanDokumentasi Data
inidiambildokumentasi
yang
dimiliki
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara 1.
Sejarahberdirinya PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara.
2.
Letakgeografis PAUD BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara.
3.
Visi,
Misi,
danTujuanberdirinya
PAUD
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara. 4.
Keadaan
guru
dankaryawan
BustanQur’aniKrapyakTahunanJepara. 5.
Keadaansaranadanprasarana PAUD BustanQur’ani.
Lampiran 2 HASIL WAWANCARA
PAUD
Narasumber
: Anif Rofi’ah,S.Pd.I
Jabatan
: Kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
Tempat
: Kantor Kepala PAUD
Tanggal
: 20 Agustus 2015
Waktu
: 09.00 WIB
Peneliti
: Bagaimana sejarah berdirinya PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ini?
Narasumber
: PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara berdiri pada tanggal 1 September 2007 yang diprakarsai oleh masyarakat Muslim dukuh Jatisari Krapyak Tahunan Jepara dan para Ulama’ dan tokoh masyarakat. Pada mulanya bapak KH. Muzayyin Ahsan melihat anak-anak kecil pada pintar membaca dan mengahafal surat-surat pendek. Kemudian Bapak KH. Muzaayin Ahsan ingin mendirikan sebuah sekolah PAUD, dan kebetulan waktu itu di desa krapyak belum ada PAUD, dan beliau bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dan para ulama’. Pada akhirnya didirikan PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara pada tanggal 1 September 2007, PAUD telah berjalan dan memiliki 25 peserta didik dan 4 guru. Mendapat izin dari dinas pada tanggal 16 Juni 2008. Tempatnya dulu di timur dekat dengan TK tetapi berhubung PAUD di atas menyebabkan kalau hujan lantai licin karena gentenge bocor sehingga anak sering jatuh, jadi sekarang PAUD pindah ke aula pondok pesantren Bustanul Ahsaniyah Krapyak,halanmanya luas dan buat pembelajaran memadai.
Peneliti
: Bagaimana profil PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ini?
Narasumber
: Kalau mengenai profil lengkap kami seperti visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa dan lain sebagainnya nanti bisa ditanyakan atau minta data langsung pada TU.
Peneliti
: Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara ini?
Narasumber
: Sarana dan Prasarana yang ada di madrasah kami jauh dari lebih sempurna untuk itu setiap tahunnya kami mencoba untuk menambah maupun memperbaiki sarana dan prasaran yang telah ada.
Peneliti
: Bagaimana peran pendidikan pada anak usia dini?
Narasumber
: Sebagai pondasi bagi anak dan mengenal pendidikan yang sesungguhnya.
Peneliti
: Apa manfaat memberikan pendidikan bagi anak usia dini?
Narasumber
: Lebih mudah dilakukan karena pada dasarnya anak usia dini dengan usia perkembangan antara 3 tahun samapi 6 tahun, dan masa tersebut adalah masa emas dalam pertumbuhan.
Peneliti
: Bagaimana akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Seperti yang telah saya paparkan tadi, bahwa anak usia dini seperti kertas kosong yang perlu untuk ditulisi. Sejauh ini akhlak yang dimiliki oleh anak-anak PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara masih stabil sesuai dengan usia perkembangan yang dicapai oleh anak.
Peneliti
: Apakah akhlak itu? Dapatkah akhlak itu dibentuk?
Narasumber
: Akhlak adalah tingkah laku, iya akhlak dapat dibentuk sebab akhlak dapat rusak dan dapat berubah dengan baik sebab lingkungan atau dari diri sendiri.
Peneliti
: Bagaimana upaya dalam membentuk akhlak pada anak usia dini?
Narasumber
: Agar akhlak anak ini lebih baik perlu adanya pengarahan yang lebih baik khususnya di sekolah dengan menciptakan iklim yang
diarahkan kepada hal-hal positif seperti pengenalan kepada Islam. Yakni dengan media lagu. Peneliti
: Menurut anda apa itu lagu Islami?
Narasumber
: Lagu Islami sebenarnya sama dengan lagu pada isinya, yang membedakan adalah isinya, kandungan dari lagu Islami lebih cenderung pada pengenalan agama Islam, khususnya yang berhubungan dengan akhlak, akidah, dan lain sebagainnya.
Peneliti
: Apakah di PAUD ini telah menerapkannya?
Narasumber
: Iya di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak ini telah kami terapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Peneliti
: Bagaimana peran penggunaan lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Peran penggunaan lagu Islami dalam pembentukan akhlak pada anak usia dini lebih mudah difahami, karena pada dasarnya usia perkembangan antara 2-6 tahun anak lebih senang jika diajak bernyanyi atau sekedar untuk bertepuk-tepuk.
Mengetahui, Peneliti
Nurul Fajriyah
Narasumber
Anif Rofi’ah,S.Pd.I
Lampiran 3 HASIL WAWANCARA Narasumber
: Khoidah
Jabatan
: Guru PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara
Tempat
: Kantor Guru
Tanggal
: 21 Agustus 2015
Waktu
: 10.00 WIB
Peneliti
: Bagaimana persiapan mengajar yang ibu lakukan dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Persiapan saya dalam mengajar anak-anak: 1) Membuat RKM dan RKH terlebih dahulu kira-kira apa yang akan saya ajarkan besok kepada anak-anak dalam 1 minggu. Tentunya yang menarik perhatian anak-anak. 2) menyiapkan bahan dan alat yang akan dipergunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan. Peneliti
: Bagaimana menyajikan materi pada pembelajaran anak usia dini?
Narasumber
: Dalam menyajikan materi pembelajaran harus sesuai tema dan selektif dalam mencari pembelajaran apa yang disukai anak-anak agar anak-anak tidak bosan dan tetap semangat dalam proses belajar atau mengerjakan tugas tanpa paksaan dan beban tentunya kegiatan yang menarik minat dan bakat anak.
Peneliti
: Metode pengajaran apakah yang ibu gunakan dalam pembelajaran di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Metode pembelajaran yang saya gunakan adalah Metode Belajar sambil Bermain.
Peneliti
: Bagaimana konsep belajar sambil bermain yang diterapkan di tingkat PAUD?
Narasumber
: Konsep belajar sambil bermain yang diterapkan di PAUD yaitu percakapan atau bercerita dan tanya jawab.
Peneliti
: Apakah akhlak itu? Dapatkah akhlak itu dibentuk?
Narasumber
: Akhlak adalah suatu sikap dan perilaku (tata krama) yang bertanam pada anak sejak masih kecil sampai akhir hayat. Menurut saya akhlak itu dapat dibentuk dan ditanamkan kepada diri anak melalui hal-hal yang positif dan bermoral. Sepandaipandainya seseorang apabila seseorang itu tidak mempunyai akhlak yang baik itu tidak ada artinya di mata masyarakat di muka umum.
Peneliti
: Bagaimana peran pendidikan pada anak usia dini?
Narasumber
: Peran pendidikan anak usia dini sangat bagus sekali karena dapat mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotoik yang ada dalam anak usia dini yang masih perlu banyak digali dan dikembangkan lagi.
Peneliti
: Apa manfaat memberikan pendidikan bagi anak usia dini?
Narasumber
: Manfaat dalam memberikan pendidikan bagi anak usia dini yaitu untuk menggali dan memunculkan minat dan bakat dalam diri anak agar minat dan bakat anak dapat tersalurkan dengan baik dan terarah.
Peneliti
: Bagaimana akhlak anak di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Akhlak anak di PAUD masih perlu banyak bimbingan dan arahan yang benar, karena dalam memasuki usia dini anak emosinya masih belum terkontrol dan sensitif dan kita sebagai guru harus mengarahkan mana yang benar dan yang salah agar dapat membentuk anak yang bermoral dan bernilai agama yang kuat.
Peneliti
: Bagaimana upaya dalam membentuk akhlak pada anak usia dini?
Narasumber
: Upaya dalam membentuk akhlak pada anak usia dini yaitu kita harus mengarahkan anak kejalan yang positif, bermoral, dan bernilai agama.
Peneliti
: Menurut anda apa itu lagu Islami?
Narasumber
: Lagu-lagu Islami yaitu lagu yang dalam setiap syair mengandung nilai-nilai agama yang dapat membentuk moral pada diri anak, karena dengan melalui lagu Islami anak akan mudah faham dan tertarik.
Peneliti
: Apakah di PAUD ini telah menerapkannya?
Narasumber
: Ya, di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara sudah menerapkan lagu-lagu Islami.
Peneliti
: Bagaimana peran penggunaan lagu Islami dalam pembentukan akhlak anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Sangat mendukung sekali dalam membentuk akhlak anak usia dini, karena melalui lagu Islami anak-anak akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran dan melalui lagu-lagu anak-anak akan lebih tertarik dan sangat menyenangkan.
Peneliti
: Bagaimana melakukan evaluasi pada anak usia dini di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara?
Narasumber
: Mengevaluasi perkembangan anak dengan cara memperhatikan setiap perkembangan masing-masing anak dalam perkembangan kognitif, afektif, psikomotorik melalui catatatn anegdot.
Mengetahui, Peneliti
Narasumber
Nurul Fajriyah
Khoidah
Lampiran 4 DOKUMENTASI DATA PENDUKUNG PENELITIAN DI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA SENAM PAGI DI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA PEBELAJARAN DI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA BERMAIN ANAK PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
KEGIATAN CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN PAUD BUSTAN QUR’ANIKRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA MAKAN BERSAMA PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA MENGAJI DIPAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA WAWANCARA DENGAN KEPALA PAUD BUSTAN QUR’ANIKRAPYAK TAHUNAN JEPARA
SUASANA WAWANCARA DENGAN GURU PAUD BUSTAN QUR’ANIKRAPYAK TAHUNAN JEPARA
IK A
N ANAK U SI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI
NI
PE
ID
A
ND
Lampiran 5
“BUSTAN QUR`ANI” Alamat : Jl. RatukalinyamatGg. Pesantren RT.03 RW.06 Krapyak Tahunan Jepara
SURAT KETERANGAN RESEARCH/SURVEY Nomor: 09/PAUD-BQ/VIII/2015 Yang bertanda tangan di bawah ini kepala PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara menerangkan bahwa: Nama
: Nurul Fajriyah
NIM
: 131310000341
Tempat/Tgl.Lahir
: Jepara, 14 November 1992
Alamat
: Krapyak RT 03 RW 06 Tahunan Jepara
Judul Skripsi
: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI MELALUI LAGU-LAGU ISLAMI (STUDI KASUS DI PAUD BUSTAN QUR’ANI KRAPYAK TAHUNA JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016)
Nama tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan research untuk menyusun Skripsi di PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara . Dengan demikian kepada yang bersangkutan mohon untuk bisa menjadikan periksa dan maklum adanya. Jepara, 20 Agustus 2015 Kepala PAUD
Anif Rofi’ah, S.Pd.I