DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 210
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK MENULIS PUISI AKROSTIK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Sri Harini *) SMP Negeri 5 Rembang Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang *)
Email :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penemuan ide, penulisan, dan penyajian puisi. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016. Kegiatan penelitian meliputi proses pembelajaran menulis puisi dan produk puisi yang dihasilkan siswa. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan mendeskripsikan daftar pribadi siswa untuk bahan/ ide, dilanjutkan menulis puisi secara individual, dan diakhiri dengan pembacaan/pemajangan puisi karya siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penemuan ide terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang. Pembelajaran menulis puisi dengan TMPA pada tahap penemuan ide dapat meningkatkan 1) motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga menjadi bersemangat dan aktif mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran, 2) kreativitas dan keantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis puisi 3) kemampuan siswa menemukan sendiri ide puisi yang bersumber dari dirinya, dan 4) kemampuan siswa mengumpulkan kata-kata yang akan digunakan dalam puisi dan juga memperkaya perbendaharaan kata. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penulisan berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran menulis puisi dengan TMPA pada tahap penulisan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 1) mengembangkan ide menjadi puisi dengan memanfaatkan daftar kata yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan 2) merevisi puisi dengan mempertimbangkan tipografi, diksi, dan kesesuaian isi dengan judul puisi. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penyajian berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran menulis puisi dangan TMPA pada tahap ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 1) memberi ilustrasi sederhana yang sesuai dengan isi puisi yang dibuatnya, 2) membaca puisi di depan kelas, 3) memajang puisi di masing, dan 4) mengemukakan penilaiannya terhadap puisi teman yang telah dipajang. Kata Kunci: menulis puisi, teknik, akrostik
1. Pendahuluan Melalui studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri 5 Rembang diketahui bahwa siswa kelas VII di sekolah tersebut masih menghadapi kendala dalam menulis puisi. Kendala yang dihadapi siswa tersebut ditandai dengan beberapa kesulitan yang terjadi pada kegiatan menulis puisi, yaitu 1) siswa kesulitan menemukan ide; 2) siswa kesulitan menentukan kata-kata pertama dalam puisinya; 3) siswa kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata; dan 4) siswa kesulitan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, dan imajinasinya ke dalam puisi. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis puisi di SMP Negeri 5 Rembang masih rendah.
Melihat kenyataan tentang pembelajaran menulis puisi yang belum memenuhi harapan tersebut, perlu ditempuh upaya-upaya untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas. Dalam hal ini, diperlukan suatu teknik yang dapat membantu siswa mengatasi permasalahan dalam menulis puisi. Teknik pembelajaran tersebut adalah teknik yang memenuhi beberapa karakteristik, yaitu 1) dapat mengarahkan siswa dalam menemukan ide puisi yang berasal dari dirinya sendiri atau hal-hal yang ada di sekitarnya; 2) dapat membantu siswa menemukan kata-kata pertama dalam menulis puisinya; 3) dapat membantu siswa memperkaya perbendaharaan kosakatanya; dan 4) membimbing siswa dalam melaksanakan tahap-tahap menulis puisi. Teknik pembelajaran dengan karateristik seperti yang dikemukakan di atas adalah teknik menulis puisi akrostik
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 211
(TMPA). Teknik ini memungkinkan siswa memiliki banyak kesempatan untuk menuangkan ide, pikiran, dan perasaannya secara terpandu dari huruf-huruf namanya sebagai awal baris dalam puisi. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk menemukan diksi yang tepat dalam puisinya. Melalui metode ini, kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Siswalah yang lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru menempatkan diri sebagai fasilitator pembelajaran. Untuk menumbuhkan kreativitas menulis puisi di kalangan siswa, proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik. Salah satunya guru harus kreatif menciptakan situasi belajar yang menarik, menyenangkan dan kondusif, sehingga siswa tertantang untuk berkreasi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Melalui TMPA ini diharapkan tercapai keefektifan pembelajaran menulis sastra dan juga dapat menghilangkan kelesuan yang diakibatkan oleh suasana yang terus-menerus sama dalam kegiatan pelajaran lain sehingga secara tidak langsung dapat menumbuhkan motivasi siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang membantu keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis kreatif puisi dengan TMPA ini. Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini penulis membuat judul penelitian tindakan kelas “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Menulis Puisi Akrostik pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penerapan metode dan teknik ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat mengenalkan hal baru tentang salah satu teknik menulis kreatif puisi. Diharapkan pula, TMPA ini dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan menjadi proses latihan dan rangsangan (stimulasi) bagi siswa untuk dapat belajar menulis secara kreatif. Diharapkan siswa dapat mengemukakan ide, perasaan, atau pengalamannya dalam bentuk puisi. TMPA diharapkan juga dapat meningkatkan keterampilan menulis sastra siswa dan meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penemuan ide, 2) Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penulisan, 3) Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penyajian.
2. Materi dan Metode 2.1. Materi 2.1.1 Pengertian Teknik Menulis Puisi Akrostik Akrostik berasal dari kata Perancis acrostiche dan Yunani akrostichis yang artinya sebuah sajak yang huruf awal baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata. Disebut puisi akrostik, dari dua kata “puisi” dan “akrostik”.
Puisi adalah baris-baris kata untuk mengungkapkan/menyampaikan/menceritakan, seperti puisi pada umumnya. Akrostik pada dasarnya adalah puisi, sama seperti puisi pada umumnya, tetapi memiliki cara/teknik penulisan yang berbeda. Dapat dipahami bahwa “puisi” adalah identitas puisi itu sendiri, sedangkan “akrostik” adalah identitas teknik penulisan dalam puisi tersebut (se7se7.heck.in). Tugiman (dalam Jabrohim, 2001:56) menyatakan bahwa puisi akrostik (acrostichon) adalah puisi yang huruf awal bait-baitnya merupakan suatu nama atau peribahasa. Secara lebih terinci, Ahmadi (1990:114) mengemukakan bahwa teknik menulis puisi akrostik merupakan suatu teknik yang digunakan oleh penyair untuk membuat pola penampilan puisinya. Dalam pola jenis ini huruf-huruf pertama suatu larik (akrostik tunggal), atau huruf pertama dan huruf-huruf akhir suatu larik (akrostik rangkap; dwiakrostik), atau huruf-huruf pertama, tengah dan akhir (triakrostik) suatu larik membentuk kata-kata yang merupakan judul puisinya. Dari kedua pendapat ini terlihat bahwa puisi akrostik dapat ditulis dengan pola huruf awal setiap larik atau digunakan pada setiap awal huruf tiap bait. Huruf-huruf pertama setiap larik, bila dirangkaikan akan menampilkan nama seseorang, peristiwa, dan sebagainya. Kadang-kadang yang diambil adalah kata pertama setiap larik, atau katakata yang ada di tengah, atau akhir larik puisi sehingga terbaca sebagai nama, peristiwa, dan sebagainya. Teknik menulis puisi akrostik ditulis dengan menggunakan pola-pola tertentu. Pola yang digunakan dalam puisi salah satunya menggunakan huruf-huruf yang sama dengan judul puisinya untuk ditulis dalam larik-larik atau bait puisi. Berikut ontoh puisi akrostik dengan teknik penulisan menggunakan huruf-huruf dalam judul puisi di setiap awal larik puisi. RANGGA Raut wajah yang penuh misteri Antarkan aku pada sebuah arti Nyanyian sunyimu hadirkan puisi di hati Gemakan rasa, mencoba usir sepi Gelorakan kerinduan sambut pelangi Akankah kita bertemu lagi? Judul puisi RANGGA dirinci menjadi enam baris puisi. Huruf awal setiap baris puisi menggunakan huruf pada judul puisi tersebut. Penulis puisi mengemukakan perasaannya tentang sahabatnya bernama Rangga. 2.1.2 Penerapan TMPA dalam Pembelajaran Menulis Puisi Penerapan TMPA dalam pembelajaran menulis puisi diuraikan pada empat tahapan. Tahapan tersebut adalah 1) tahap penemuan ide, 2) tahap penulisan, 3) tahap penyajian. Selain itu, disajikan pula penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran menulis pusi.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 212
1.
2.
3.
Penerapan TMPA pada Tahap Penemuan Ide Pada tahap ini, siswa menemukan potensi dirinya untuk dijadikan ide penulisan puisi akrostik. Langkahlangkah pembelajarannya yaitu: a) Guru memberikan apersepsi dengan cara memotivasi dan membangkitkan skemata siswa. b) Memperkenalkan word play melalui permainan mengisi teka-teki silang. c) Guru membimbing siswa membuat rincian data pribadi yang dibuatnya. d) Dengan memperhatikan daftar deskripsi diri yang telah dibuat pada LKS, siswa memilih bagian yang paling menarik untuk dijadikan ide puisinya. e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca ulang daftar deskripsi diri dan ide yang dipilihnya. f) Siswa menyusun daftar kosakata yang akan digunakannya dalam menulis puisi akrostik. Kosakata tersebut sebaiknya mengandung unsur puitis. Penerapan TMPA pada Tahap Penulisan Kegiatan penulisan puisi mengikuti langkah berikut ini. a) Guru memberikan beberapa model puisi akrostik yang bervariasi. Siswa mengamati tiap model yang diberikan. Mereka mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan puisi akrostik. b) Setelah menentukan model puisi akrostik yang akan ditulis, siswa mulai menulis puisi akrostik. c) Guru membantu siswa menyempurnakan puisi akrostik yang ditulisnya. Penerapan TMPA pada Tahap Penyajian Secara terinci tahap penyajian diuraikan berikut ini. a) Guru membimbing siswa memberikan ilustrasi yang sesuai dengan puisinya. b) Setelah puisi ditulis dalam bentuk yang utuh, siswa diberi kesempatan untuk membacakannya di depan kelas. c) Siswa memajang puisi karyanya di mading kelas. Setiap puisi yang dipajang di mading diberi komentar tentang kelebihan dan kekurangannya.
2.2. Metode Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 pada SMP Negeri 5 Rembang yang berjumlah 32 siswa. 2.2.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, yang direncanakan terdiri dari 2 Siklus, dengan langkah-langkah sebagaimana pada Gambar 1.
Studi Pendahuluan Kemampuan menulis puisi siswa dan proses pembelajaran menulis puisi di
Analisis dan Temuan Studi Pendahuluan Kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus I • Tahap Penemuan ide • Tahap penulisan • Tahap Penyajian
Analisis dan Refleksi
Simpulan Akhir
Rencana Tindakan Siklus I • Mendiskusikan teknik menulis puisi akrostik • Menyusun rencana pembelajaran dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
Simpulan Sementar
Analisi s dan refleks
Rencana Tindakan Siklus II Menyusun rencana pembelajaran dan prosedur tindakan yang akan diterapkan
• • •
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus II Tahap Penemuan ide Tahap penulisan Tahap Penyajian
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan
2.2.2 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan lembar kerja siswa. Observasi digunakan untuk mengamati latar kelas dan suasana pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan TMPA. Instrumen yang dipergunakan dalam kegiatan pengumpulan data itu adalah pedoman observasi. Kegiatan observasi diarahkan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang dilakukan siswa pada setiap tahapan menulis puisi. Wawancara diarahkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa pada setiap tahapan kegiatan menulis puisi. Pada tahap penemuan ide, wawancara diarahkan pada tanggapan tentang 1) pembangkitan skemata melalui permainan mengisi TTS; 2) pemahaman dan pemilihan pola puisi akrostik melalui kegiatan mengamati dan mendiskusikan model-model puisi akrostik; 3) penulisan daftar deskripsi diri; 4) penemuan ide puisi dari daftar
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 213
deskripsi diri yang telah dibuat; dan 5) penulisan daftar kata sesuai dengan judul puisi yang dibuat. 2.2.3 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dasar analisis data model alir yang terdiri atas tiga tahap, yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis data tersebut dilakukan selama dan sesudah tindakan penelitian, mulai dari tahap penemuan ide, penulisan, dan penyajian. Data yang diperoleh dari tiap teknik pengumpulan data akan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Reduksi data dilakukan setelah data terkumpul melalui kegiatan observasi, penugasan, dan wawancara. Seluruh data yang terkumpul diseleksi sehingga diperoleh data yang jelas dan sesuai dengan tahapan pelaksanaan tindakan. Data yang tidak relevan dengan masalah penelitian akan dibuang, sedangkan data yang relevan dengan penelitian akan dianalisis.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 5 Rembang. Studi pendahuluan dilakukan dengan melihat tulisan siswa saat diminta untuk menulis puisi secara bebas. Kegiatan wawancara terhadap siswa dilakukan pula agar didapatkan hasil pengalaman yang lebih mantap. Hasil observasi dan wawancara pada kegiatan studi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi belum dilaksanakan secara optimal. Pembelajaran menulis puisi masih dititikberatkan pada kegiatan yang sifatnya reseptif, yakni terbatas pada tahap membaca dan memaknai karya puisi. Siswa masih menemukan kendala dalam pembelajaran ini. Berdasarkan hasil studi awal, dilakukanlah kegiatan perencanaan penelitian, yaitu 1) merancang kegiatan pembelajaran; 2) menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian; 3) menetapkan dan menyusun jadwal pelaksanaan tindakan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Teknik Menulis Puisi Akrostik (TMPA). 3.2 Deskripsi Tiap Siklus 3.2.1 Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Perencanaan tindakan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan TMPA pada siklus I disusun sebelum tindakan dilaksanakan. Perangkat rencana pembelajaran dipersiapkan untuk melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan TMPA. Rencana pembelajaran dirancang agar relevan dengan kondisi siswa. Oleh karena itu, ditentukan upaya tindakan yang memiliki tujuh unsur pembelajaran yang meliputi tema, tujuan, langkahlangkah, strategi/teknik, materi, media, dan penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pelaksanan Tindakan Tahap Penemuan Ide Tindakan dilaksanakan melalui beberapa langkah kegiatan, yaitu 1) pengarahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, 2) membangkitan motivasi dan skemata siswa terhadap penulisan kata-kata puitis yang menggunakan pola yang hampir sama dengan pola penulisan puisi akrostik, 3) mengamati dan mendiskusikan model-model puisi akrostik, 4) menentukan pola puisi akrostik yang akan digunakan, 5) menuliskan deskripsi diri dan menentukan salah satu bagian yang menarik untuk dijadikan ide puisi, dan 6) mengumpulkan kosakata sesuai dengan pola akrostik yang dipilih. 2) Pelaksanaan Tindakan Tahap Penulisan Pada tahap ini, langkah kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan ide menjadi puisi, perevisian, dan penulisan kembali puisi yang telah direvisi. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Selama kegiatan pembelajaran, guru memberikan bimbingan dan memberikan pemodelan tentang cara mengembangkan ide menjadi puisi dan cara memanfaatkan daftar kata yang telah dibuat. 3) Pelaksanaan Tindakan Tahap Penyajian Fokus tindakan pada tahap ini adalah 1) memberi ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi yang dibuat, 2) membaca puisi di depan kelas, 3) memajang puisi di mading kelas, dan 4) mendiskusikan serta memberikan penilaian terhadap puisi karya teman. c. Hasil Tindakan 1) Hasil Tindakan yang Berupa Proses Indikator hasil tindakan yang berupa proses pada tahap penemuan ide meliputi keaktifan, keseriusan, ketekunan, kreativitas, keresponsifan, keantusiasan, dan ketelitian siswa dalam mendiskusikan model-model puisi akrostik, menuliskan daftar deskripsi diri, menemukan ide puisi dari daftar deskripsi yang dibuat, dan menyusun daftar kata yang akan digunakan dalam puisi. Tahap berikutnya siswa menulis puisi. Indikator hasil tindakan yang berupa proses pada tahap penulisan meliputi keaktifan, keseriusan, ketelitian, ketekunan, dan kerja sama siswa dalam menulis dan merevisi puisi yang dibuat. Indikator hasil tindakan yang berupa proses penyajian meliputi keaktifan, kreativitas, keantusiasan, keberanian, dan keseriusan siswa dalam memberikan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi, membacakan, memajang puisi di mading kelas dan memberi penilaian terhadap puisi yang telah dipajang. 2) Hasil Tindakan yang Berupa Produk Indikator yang digunakan pada tahap penemuan ide meliputi 1) siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur dan pola penulisan puisi yang digunakan pada model-model puisi yang diamati, 2) siswa dapat menentukan salah satu pola puisi akrostik yang akan digunakan dan
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 214
mengemukakan alasan pemilihannya, 3) siswa dapat menuliskan daftar deskripsi diri secara rinci, 4) siswa dapat menemukan ide puisi dari daftar kata yang telah dibuatnya, dan 5) siswa dapat menyusun daftar kata sesuai dengan judul dan pola puisi akrostik yang dipilihnya. a) Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penemuan Ide Pada aktivitas permainan mengisi TTS, sebagian besar siswa sudah dapat menjawab lebih dari setengah pertanyaan dengan benar. Melalui kegiatan mengisi TTS, skemata siswa terhadap kata-kata berpola mulai terbentuk. Siswa juga dapat menuliskan deskripsi pribadinya. Contoh: Daftar Pribadi Hal yang disukai/yang tidak disukai Ø Sahabat yang setia dan jujur di setiap suasana (disukai) Ø Teman egois dan posesif atau suka mengatur kehidupan saya dan sombong (tidak disukai) Impian/Rencana Ø Keinginan terbesar dalam hidup saya yaitu memberikan yang terbaik pada orang yang ada disamping saya yaitu orangtua saya sendiri Kepribadian Ø Tak pernah berpikir panjang Ø Cepat marah Ø Tidak pernah memutuskan sesuatu dengan benar Ø Angkuh
menyusun daftar kata. Hal tersebut dapat dilihat pada daftar kata yang telah dibuat siswa berikut ini. Judul puisi : Aku A: alam, air, akan, angan, asa, ada, aku, awan. K: kami, kasar, kejam, korban, karena, kenapa. U: urai, umpama, utama. Dari daftar kata yang dibuat siswa tersebut terlihat bahwa kata-kata yang mereka kumpulkan masih belum puitis. Siswa cenderung menggunakan bahasa sehari-hari. Secara umum, produk pada kegiatan tahap penemuan ide ini masih perlu ditingkatkan. Penyesuaian perlu dilakukan pada jumlah pertanyaan TTS, penulisan daftar deskripsi diri siswa, dan pendiskusian model-model puisi akrostik. b) Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penulisan Hasil tindakan yang berupa produk pada tahap penulisan dapat dinyatakan cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan melihat puisi yang dihasilkan siswa. Hampir seluruh siswa mampu mengembangkan ide menjadi puisi. Namun, judul yang dipilih siswa memang masih belum variatif. Siswa masih terpaku dengan contoh yang disajikan guru berupa model-model puisi. Pada langkah pertama, siswa menyusun huruf dengan pola tertentu, sesuai dengan pola puisi akrostik yang dipilihnya. Contoh berikut ini merupakan pemanfaatan daftar kata yang dibuat oleh Ika Nur.
Hal-hal berharga/benda-benda yang berkesan Ø Foto kenang-kenangan bersama teman-teman saat masa terakhir SD
Judul Puisi : Sahabatku S: senyum, sahabat, sejuta, sejati, selalu, suasana A: aku, angin, angkuh, anggun, andaikan H: hari, harapan, halangan, hampa B: berlari, bersama, berdampingan, bahagia, berbagi T: tangis, tawa, tatkala, teman K: kau, keraguan, kegelisahan, kebahagiaan, keluh U: untuk, ungkapkan, ubah
Kehidupan keluarga dan lingkungannya Ø Saya anak pertama dari dua bersaudara Ø Adik saya laki-laki bernama Septian dan saya sendiri Aditya
Daftar kata di atas dimanfaatkan oleh siswa Ika Nur untuk digunakan dalam puisinya. Puisi yang ditulis Ika Nur sebelum melalui tahap revisi dapat diamati pada kutipan berikut.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa siswa sudah dapat menuliskan daftar deskripsi dirinya. Akan tetapi, beberapa bagian dari daftar deskripsi diri yang dibuatnya masih belum dapat dirinci secara detail. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa bagian masih sulit dipahami siswa.
Sahabatku Sejuta teman memberiku arti kehidupan Aku ingin selalu bersamamu Hari demi hari kita lalui bersama Anggun dan angkuh kita ungkapkan bersama Berbagi kebahagiaan dan kegelisahan bersama Andai kita selalu bersama dalam setiap suasana Tawa kita menghapus keraguan Keluh kesah tak ada dalam hari-hari kita Untukmu sahabatku, ubah tangisku menjadi senyum
Karakter fisik/ciri-ciri fisik Ø Tinggi kurus Ø Rambut panjang dan lurus Ø Perempuan
Kesamaan daftar deskripsi diri yang dibuat oleh siswa mengindikasikan bahwa beberapa bagian dari LKS 1 (daftar deskripsi) masih perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Namun demikian, walaupun banyak terdapat kesamaan atau kemiripan dalam daftar deskripsi diri, ide yang dipilih siswa dari daftar deskripsi diri yang dibuatnya tersebut tidak sama. Kegiatan terakhir pada tahap penemuan ide adalah penyusunan daftar kata yang mungkin akan digunakan dalam puisi. Sebagian besar siswa sudah mampu
Puisi karya Ika Nur di atas dapat dengan lancar ditulis karena adanya bantuan dari daftar kata yang telah disusun pada kegiatan sebelumnya. Dengan memanfaatkan daftar kata, siswa berhasil mengembangkan idenya menjadi puisi. Meskipun demikian, puisi yang dihasilkan masih belum maksimal.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 215
Walaupun telah disarankan oleh guru agar siswa merevisi puisi yang telah dibuat, masih ada siswa yang belum mengikuti tahapan kegiatan tersebut. Hal ini mengakibatkan terdapat banyak kesalahan yang tidak diperbaiki oleh siswa. Contoh puisi lain yang tidak melalui tahap perevisian dapat dilihat berikut ini.
.
KEINDAHAN ALAM Gambar-gambar yang indah di pegunungan Awan bagai bunga di angkasa Langit yang biru dihiasi bintang-bintang Ikan-ikan berenang di lautan Hutan dipenuhi pohon-pohon nan rindang Kekurangtepatan yang terdapat pada puisi tersebut sangat beragam, yaitu ketidaktepatan pemilihan kata, kekurangsesuaian isi dengan judul puisi, dan kekurangsesuaian makna antarlarik. Keseluruhan kesalahan tersebut membuat puisi menjadi kurang baik. Sebenarnya kesalahan dapat diminimalkan apabila kegiatan perevisian telah berjalan dengan baik. c) Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penyajian Kegiatan pertama pada tahap penyajian ini adalah pemberian ilustrasi pada puisi yang dibuat siswa. Pemberian ilustrasi pada puisi disesuaikan dengan isi puisi yang ditulis. Sebagian besar siswa telah dapat memberikan ilustrasi pada puisi dengan baik. Hal itu dilihat dari kesesuaian dan keindahan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi.
Gambar 2. Ilustrasi Bagus pada Puisi Siswa Tahap Penyajian Siklus I
Pada umumnya ilustrasi yang dibuat anak sudah baik karena ada pelajaran seni budaya, utamanya menggambar, sehingga anak terbiasa melakukan kegiatan seperti di atas.Pemberian ilustrasi ini dapat membuat siswa merasa senang dan puas melihat hasil karyanya. Gambar 2 dan Gambar 3 memberikan dua contoh ilustrasi yang dibuat siswa dengan cara menyesuaikan ilustrasi dengan isi puisi. Ilustrasi dibuat dengan memilih gambargambar dan warna-warna cerah sehingga terlihat indah. Ilustrasi lain dibuat dengan sangat sederhana untuk menggambarkan perasaan siswa terhadap keindahan alam di pegunungan. Namun, karena puisi yang dibuatnya kurang pencermatan dalam pemilihan diksinya, ada beberapa baris yang tidak sesuai dengan keindahan pegunungan yang dimaksud. Terjadi kontradiksi karena keindahan gunung yang ditulis, tetapi gambarnya kincir angin yang berada di pantai. d. Refleksi Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan respon yang disampaikan siswa pada saat wawancara pada akhir tindakan siklus I. Refleksi diarahkan pada perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil tindakan baik yang berupa proses maupun hasil tindakan yang berupa produk.
Gambar 3. Ilustrasi Kurang Cermat Puisi Siswa Tahap Penyajian Siklus I
Yang perlu diperbaiki pada perencanaan pembelajaran yang digunakan pada tindakan siklus I yaitu perlu
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 216
dicantumkan pembagian waktu pada setiap langkah kegiatan agar guru dapat mengelola waktu pembelajaran secara efektif. Pembuatan daftar pertanyaan pada permainan mengisi TTS juga perlu diperbaiki. Perlu disusun daftar pertanyaan yang lebih sederhana dengan jumlah yang disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Daftar pertanyaan TTS juga perlu diperbarui agar siswa lebih tertantang dan termotivasi untuk menjawab. Perevisian juga dilakukan secara berpasangan dengan teman. Siswa dapat memperhatikan masukan dan saran dari teman lain untuk perbaikan puisinya. 3.2.2 Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan refleksi pada siklus I, penyempurnaan perencanaan pembelajaran ditekankan pada pengaturan alokasi waktu yang lebih terinci dan jelas. Tahap penemuan ide dilaksanakan pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat 1) memilih salah satu pola penulisan puisi dari model-model puisi yang disajikan, 2) menuliskan deskripsi diri, 3) menemukan ide puisi dari deskripsi diri yang dibuat siswa, dan 4) menyusun daftar kata yang sesuai dengan ide puisi. Perencanaan tindakan tahap penulisan diterapkan pada pertemuan kedua. Pada tahap penemuan ide penilaian proses diarahkan pada kegiatan siswa yang meliputi beberapa aspek, yaitu 1) keaktifan, keresponsifan, keseriusan, dan keantusiasan siswa dalam proses kegiatan mendiskusikan model-model puisi dan menentukan pola akrostik yang akan digunakan, (2) keaktifan, kedisiplinan, keseriusan, dan ketekunan siswa dalam proses membuat deskripsi diri, dan 3) keaktifan, kreativitas, ketekunan, dan kedisiplinan siswa pada proses menemukan ide puisi. Penilaian produk diarahkan pada ketepatan siswa dalam 1) memilih pola penulisan puisinya, 2) menuliskan deskripsi diri, 3) menemukan ide puisi dari deskripsi diri yang dibuatnya, dan 4) menyusun daftar kata yang sesuai dengan judul puisinya. b. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini disajikan pelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan tiga tahapan pembelajaran, yaitu 1) tahap penemuan ide, 2) tahap penulisan, dan 3) tahap penyajian. Hasil selengkapnya disajikan berikut ini. 1) Pelaksanaan Tindakan Tahap Penemuan Ide Tindakan pada tahap ini dilaksanakan melalui beberapa langkah kegiatan, yaitu 1) pengarahan dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, 2) pembangkitan motivasi dan skemata siswa terhadap penulisan kata-kata puitis yang menggunakan pola yang hampir sama dengan pola penulisan puisi akrostik melalui permainan menjawab TTS, 3) pengamatan dan mendiskusikan model-model puisi akrostik, 4) penentuan pola puisi akrostik yang akan digunakan, 5) penulisan deskripsi diri dan menentukan salah satu bagian yang
menarik untuk dijadikan ide puisi, dan 6) pengumpulan daftar kata sesuai dengan judul dan pola akrostik yang digunakan. 2) Pelaksanaan Tindakan Tahap Penulisan Pada tahap ini, langkah kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan ide menjadi puisi, perevisian, dan penulisan kembali puisi yang telah direvisi. Seperti juga pelaksanaan kegiatan siklus sebelumnya, pada siklus II ini siswa dibebaskan memilih tempat, tetapi dibatasi hanya di sekitar kelas. Sebelum mempersilakan siswa menuju tempat yang diinginkan, guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan siswa sebelum dan selama menulis puisi. Guru mengingatkan agar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan efektif. Sebagai bahan pertimbangan, hasil kerja siswa yang tertuang dalam LKS 1 dan 2 dibagikan kepada siswa. 3) Pelaksanaan Tindakan Tahap Penyajian Fokus tindakan pada tahap ini adalah 1) memberi ilustrasi sederhana sesuai dengan isi puisi yang dibuat, 2) membacakan puisi di depan kelas, 3) memajang puisi di mading kelas, dan 4) memberikan penilaian terhadap puisi karya teman. c. Hasil Tindakan Pada bagian ini diuraikan hasil tindakan yang berupa proses pada tiap tahapan kegiatan, yaitu tahap penemuan ide, penulisan, dan penyajian. Hasil tindakan yang berupa proses tersebut secara lengkap diuraikan berikut ini. 1) Hasil Tindakan yang Berupa Proses Hasil tindakan yang berupa proses pada siklus II ini mengacu pada keberhasilan pembelajaran menulis puisi yang telah dilaksanakan. a) Hasil Tindakan yang Berupa Proses pada Tahap Penemuan Ide Pada kegiatan pembuka guru memberikan pengarahan singkat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Pada saat menyimak penjelasan siswa terlihat antusias karena siswa merasa yakin bahwa mereka dapat membuat puisi seperti yang telah mereka lakukan pada kegiatan di siklus I. Aktivitas kedua yang dilaksanakan pada pertemuan ini adalah permainan mengisi TTS. Sebelumnya guru membagikan lembar TTS kepada tiap-tiap kelompok siswa. Siswa bekerja sama dengan teman sebangkunya dalam menjawab TTS. Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan pembahasan jawaban bersama tentang jawaban TTS. Pada kegiatan ini, kosa kata siswa semakin bertambah. Kegiatan ketiga adalah siswa melakukan pengamatan terhadap model-model puisi akrostik. Siswa terlihat serius dalam mengamati model-model puisi akrostik yang disajikan. Keaktifan siswa terlihat pada kegiatan mendiskusikan pola penulisan puisi akrostik dan unsurunsur yang terdapat dalam model puisi. Siswa sudah berani
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 217
mengemukakan pendapatnya tentang puisi yang akan dibuat. Kegiatan selanjutnya pada tahap penemuan ide adalah membuat deskripsi diri dan memilih bagian yang menarik sebagai ide puisi. Kreativitas siswa terlihat pada saat siswa memilih sendiri bentuk penulisan deskripsi diri yang akan ditulis. Pada proses kegiatan menulis deskripsi diri, secara umum siswa serius dan antusias. Mereka menyimak dengan seksama penjelasan dan petunjuk guru. Siswa menuliskan deskripsi dirinya dengan tekun dan disiplin sehingga tidak ada lagi siswa yang meniru hasil kerja teman. b) Hasil Tindakan yang Berupa Proses pada Tahap Penulisan Hasil tindakan yang berupa proses pada tahap penulisan dibagi dalam dua aktivitas siswa, yaitu pengembangan ide menjadi puisi dan perevisian puisi. Pada kegiatan pengembangan ide menjadi puisi siswa diberikan kebebasan untuk memilih tempat yang disenanginya untuk menulis puisi. Seluruh siswa terlihat serius dan antusias ketika menyimak penjelasan dan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan pada pertemuan itu. Siswa mempersiapkan deskripsi diri yang sudah ditulisnya sebagai bahan untuk membuat puisinya. Berikut gambar siswa pada tahap penulisan Siklus II
Pada saat kegiatan memberikan penilaian terhadap puisi yang dipajang, siswa telah menunjukan keantusiasan dan keseriusannya dalam mengamati puisi-puisi yang dipajang. Secara aktif dan berani siswa menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan puisi-puisi yang dipajang di mading kelas. 2) Hasil Tindakan yang Berupa Produk Hasil tindakan yang berupa produk pada penelitian ini meliputi hasil tindakan tahap penemuan ide, penulisan, dan penyajian. a) Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penemuan Ide Pada kegiatan pembangkitan motivasi dan skemata melalui permainan mengisi TTS, siswa dapat menjawab hampir seluruh pertanyaan dengan tepat sesuai alokasi waktu yang disediakan. Bahkan, beberapa siswa meyelesaikan TTS dalam waktu 5 menit. Pada kegiatan menulis deskripsi diri, siswa telah mampu menuliskannya dengan baik. Salah satu deskripsi siswa yang dibuat siswa disajikan berikut ini. Namaku Siskawati. Aku adalah seorang murid kelas VII SMP Negeri 5 Rembang. Aku punya seorang teman. Dia orangnya baik dan selalu memperhatikan aku. Dia dulu adalah kakak kelasku sewaktu aku masih di SD. Sayang sekali dia pindah mengikuti orang tuanya yang bekerja ke kampung lain. Meskipun dia sudah pindah, tapi dia masih sering main ke rumahku. Minggu kemarin dia bilang akan bekerja di pabrik. Dia tidak melanjutkan sekolah karena tidak punya biaya. Sejak pamit itu dia belum pernah lagi ketemu aku. Aku heran kenapa aku merasa sepi sekali padahal aku sudah biasa tinggal di tempat yang sepi. Aku juga bingung kenapa aku terus memikirkan dia. Deskripsi yang dibuat siswa tersebut isinya telah menunjukkan suatu kesatuan sehingga siswa yang bersangkutan lebih mantap dalam menemukan ide puisinya. Hal tersebut tercermin dari ide yang dipilihnya untuk puisinya. Ide yang dipilih siswa berdasarkan deskripsi diri tersebut adalah kesepiannya. Ide itu kemudian dispesifikkan menjadi judul puisi Kesunyian. Selain berbentuk uraian, sebagian siswa juga membuat deskripsi diri yang berbentuk daftar. Contoh daftar deskripsi diri yang dibuat siswa disajikan berikut ini.
Gambar 4. Aktivitas siswa pada Tahap Penulisan Puisi Siklus II
c) Hasil Tindakan yang Berupa Proses pada Tahap Penyajian Kegiatan pertama pada tahap penyajian adalah pemberian ilustrasi pada puisi yang telah dibuat. Keantusiasan, kreativitas, kedisiplinan dan kerja sama siswa sudah tampak pada kegiatan ini.
Daftar Pribadi: Hal yang disukai/yang tidak disukai Ø Sahabat yang setia dan jujur pada setiap suasana (disukai) Ø Teman egois dan suka mengatur kehidupan (tidak disukai) Impian/Rencana Ø Saya ingin menjadi perawat.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 218
Karakter fisik/ciri-ciri fisik Ø Kecil kurus Ø Rambut panjang dan lurus” Hal-hal berharga/benda-benda yang berkesan Ø Foto kenang-kenangan bersama teman-teman saat masa terakhir SD Kehidupan keluarga dan lingkungannya Ø Saya anak kedua dari tiga bersaudara Ø Kakak saya perempuan Ø Adik saya masih kecil Ø Saya tinggal di Desa Mondoteko. Ø Kampung saya sepi Ø Aku senang tinggal di kampungku karena tenang. Ø Sawah kami luas tapi bila hujan banjir Ø Bila musim tanam saya membantu menanam padi sambil mencari burung. Melalui pengamatan terhadap daftar deskripsi diri yang dibuat, siswa menemukan ide tentang kampung halamannya yang dispesifikasikan menjadi judul puisi Sawah Membentang Luas. b) Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penulisan Siswa telah dapat menghasilkan puisi yang sesuai dengan judul yang dipilihnya. Contoh puisi yang telah ditulis siswa disajikan berikut ini. ALANGKAH KAYANYA NEGRIKU Negeriku kaya akan lautan Usaha petani menjaga sawahnya Rumput hijau di tanah lapang Kicauan burung di pagi hari seakan membangunkanku Hujan yang sangat dingin Angin berhembus sepoi-sepoi Suara ombak lembut nan indah Alam ini harus dijaga Namun aku harus bisa Air hujan tampak bercucuran di atas genting Luasnya negriku Udara yang sejuk Bagaikan samudra membentang luas Air terjun berkilauan Indahnya ciptaan Tuhan Derasnya ombak menabrak karang Arus suka membawa duka Hawa terasa sejuk di pinggir pantai. Laut nan luas membentang Udara yang meniup pasir pantai Burung bernyanyi-nyanyi di atas pohon Ikan meloncat-loncat nan tinggi Suara ombak nan indah terasa di telingaku Puisi yang ditulis siswa di atas merupakan draf puisi yang masih belum mengalami proses revisi. Siswa kemudian membaca dan mempertimbangkan kembali isi puisinya. Perevisian dilakukan sendiri oleh siswa, kemudian didiskusikan dengan teman, dan selanjutnya ditanggapi
oleh siswa. Contoh puisi yang masih dalam proses perevisian dapat dilihat berikut ini. ALANGKAH KAYANYA NEGRIKU Negeriku kaya akan lautan Usaha petani menjaga sawahnya nelayan membudidayakan Rumput hijau di tanah lapang laut sebagai bahan pangan Kicauan burung di pagi hari seakan membangunkanku Hujan yang sangat dingin Angin berhembus sepoi-sepoi Suara ombak lembut nan indah Alam ini harus dijaga Nelayan Namun aku harus bisa Air hujan tampak bercucuran di atas genting Luasnya negriku lautku Udara yang sejuk Bagaikan samudra membentang luas membelaiku Air terjun berkilauan di kejauhan Indahnya ciptaan Tuhan Derasnya ombak menabrak karang Arus suka membawa duka Hawa terasa sejuk di pinggir pantai. Laut nan luas membentang Udara yang meniup pasir pantai nan tenang Burung bernyanyi-nyanyi di atas pohon pinang Ikan meloncat-loncat nan tinggi riang Suara ombak nan indah terasa di telingaku c)
Hasil Tindakan yang Berupa Produk pada Tahap Penyajian Siswa telah dapat menyajikan puisi dengan cara membuat ilustrasi, membacakan, dan memajang puisinya.Pada kegiatan pembuatan ilustrasi pada puisi, seluruh siswa telah berhasil membuat ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi. Kegiatan terakhir adalah memberikan penilaian atau tanggapan terhadap puisi-puisi karya teman. d. Refleksi Refleksi diarahkan pada perencanaan, pelaksanaan, dan hasil tindakan baik yang berupa proses maupun hasil tindakan yang berupa produk.Perencanaan yang dibuat telah mampu menciptakan pembelajaran yang dapat mengondisikan siswa sehingga siswa dapat menulis puisi dengan TMPA. Refleksi hasil tindakan yang berupa produk menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui TMPA. Pada tahap penemuan ide, siswa telah dapat membentuk skemata dan pemahamannya melalui permainan mengisi TTS dan pendiskusian model-model puisi akrostik. Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan siklus II, dapat disimpulkan bahwa tindakan penerapan TMPA telah dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang. Oleh karena itu, tidak diperlukan lagi tindakan siklus selanjutnya.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 219
3.3 Pembahasan 3.3.1 Penerapan TMPA untuk Kemampuan Menulis Puisi Penemuan Ide
Meningkatkan pada Tahap
Kegiatan pembelajaran dengan TMPA pada tahap penemuan ide diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan ide yang berasal dari deskripsi diri yang dibuat siswa. Tahap penemuan ide ini merupakan bagian yang penting dalam proses kegiatan menulis puisi karena hal ini menjadi landasan awal untuk mengikuti tahap kegiatan selanjutnya. Pada awal pembelajaran siswa diajak bermain mengisi lembaran TTS. Pertanyaanpertanyaan yang dikemukakan dalam TTS berisi kata-kata yang mengandung sinonim, antonim, dan kata-kata kias. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan skemata siswa tentang kata-kata berpola seperti kata yang terdapat pada puisi akrostik. Selain itu, permainan ini juga dimaksudkan agar siswa merasa bahwa kegiatan pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan. Setelah memasuki kegiatan permainan mengisi TTS, keantusiasan dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran mulai terlihat. Motivasi dalam pem-belajaran merupakan hal penting untuk dimiliki siswa sebagai bekal untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Anderson (1990:34) bahwa faktor motivasi, lingkungan, keluarga, dan guru sebagai faktor yang sangat berpengaruh. Motivasi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, motivasi merupakan faktor penentu keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Kegiatan menghubungkan pola penulisan TTS dengan pola penulisan puisi akrostik menarik bagi siswa. Siswa menyampaikan keinginan untuk segera melihat modelmodel puisi akrostik seperti yang dijelaskan guru. Kegiatan itu menumbuhkan keingintahuan siswa sehingga lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kegiatan selanjutnya adalah pengamatan dan pendiskusian unsur-unsur dan pola penulisan puisi yang terdapat dalam model-model puisi akrostik yang diberikan guru. Pemberian model atau contoh puisi ini membuat siswa termotivasi untuk dapat juga membuat puisi seperti yang dilihatnya pada contoh. Pada kegiatan ini, siswa juga memilih salah satu pola penulisan puisi yang akan digunakan dalam puisinya. Selain itu, melalui kegiatan ini siswa juga diajak untuk mengenal unsur-usur yang terdapat dalam puisi. Kegiatan penemuan ide puisi dilakukan melalui proses perenungan dan pencarian ide yang berasal dari diri siswa sendiri. Kegiatan dilakukan dengan menuliskan hal-hal yang berhubungan dengan diri siswa. Siswa menuliskan apa saja yang ingin ditulisnya berhubungan dengan apa yang dirasakan, dilihat, dan dialaminya sendiri. Ide yang dipilih siswa merupakan hal yang berasal dari dirinya sendiri. Dengan demikian, siswa dapat menguraikan hal-
hal yang akrab dan dialaminya sendiri. Pemilihan ide yang berasal dari sesuatu yang dikenal siswa ini akan membantu siswa dalam menuliskan puisi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurhadi (2002:1) yang mengemukakan bahwa sebaiknya guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Ide yang dipilih siswa kemudian diwujudkan dalam bentuk judul puisi. Berdasarkan judul dan pola penulisan puisi akrostik yang dipilih siswa, disusun daftar kata yang disesuaikan dengan kedua hal tersebut. Kegiatan ini membantu siswa yang berdasarkan studi pendahuluan mengalami kesulitan dalam menentukan ide dan menuliskan kata pertama dalam puisinya. Daftar kata dikumpulkan sendiri oleh siswa dan juga dilakukan dengan saling memberi saran dan masukan dengan siswa lain. Dengan demikian kata yang dikumpulkan siswa menjadi lebih beragam. 3.3.2 Penerapan TMPA untuk Kemampuan Menulis Puisi Penulisan
Meningkatkan pada Tahap
Pada tahap pertama, siswa mengembangkan ide puisinya dengan menyusun pola huruf yang sama sesuai dengan judul yang dibuatnya. Selanjutnya, siswa mengembangkan larik-larik puisi dengan memanfaatkan daftar kata yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Dengan adanya daftar kata, siswa yang pada mulanya mengalami kesulitan dalam menuliskan kata-kata pertama dalam puisinya dapat mengatasi sendiri kesulitan yang dihadapinya itu. Hal itu sejalan dengan pendapat Janecko (2000:8-9) yang mengemukakan bahwa menulis puisi akrostik merupakan cara yang tepat untuk memperkenalkan konsep kata yang digunakan dalam puisi. Siswa mendapatkan pengalaman dengan pemilihan kata yang dicari sebagai kata yang tepat untuk dicocokkan dengan judul puisi yang ditulis. Puisi yang telah ditulis siswa merupakan puisi yang masih dalam bentuk draf. Draf puisi tersebut masih perlu direvisi. Siswa membaca dan mempertimbangkan kembali draf puisinya tersebut. Hal tersebut senada dengan pendapat Tompkins (1994:17) yang mengemukakan bahwa penulis adalah orang pertama yang memperbaiki karangannya. Melalui tahap ini, siswa dapat lebih memperhatikan diksi yang digunakan. Selain itu, siswa juga memperhatikan kesesuaian makna antarlarik dan kesatuan makna puisi secara keseluruhan. Tipografi yang digunakan dalam puisi juga menjadi pertimbangan dalam penulisan puisi ini. Selain direvisi sendiri, siswa juga melakukan revisi secara silang. Dengan demikian, terjadi sharring antarsiswa untuk saling memberi masukan terhadap puisi yang ditulis. Pada kegiatan itu terlihat keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau saran, keterbukaan dalam menerima saran atau pendapat, mampu bersikap kritis, dan bersedia bekerja sama. Sebagai kegiatan terakhir, guru juga memberikan balikan terhadap puis yang ditulis siswa.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 220
Berdasarkan pertimbangan, saran, dan balikan guru, siswa memperbaiki puisinya dan menulis kembali puisi yang telah direvisi tersebut. 3.3.3 Penerapan TMPA untuk meningkatkan kemampuan Menulis Puisi pada Tahap Penyajian Penyajian puisi dilakukan dengan dua cara, yaitu dibacakan di depan kelas dan dipajangkan di mading kelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tompkins (1994:24) bahwa tahap final dalam proses menulis adalah siswa mempublikasikan hasil tulisannya dan bersama-sama membahasnya dengan teman sejawat dan guru. Pada kegiatan awal siswa diberikan kesempatan untuk memberikan ilustrasi sederhana yang sesuai dengan isi puisinya. Keantusiasan siswa terlihat pada kegiatan itu. Siswa saling berlomba memberikan ilustrasi yang terbaik untuk puisinya. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang menyenangkan karena siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya dalam memberi ilustrasi puisi. Kegiatan selanjutnya adalah membacakan puisi di depan kelas. Melalui pemodelan, siswa dapat membacakan puisinya dengan baik. Hal ini sesuai pendapat Trianto (2010:117) yang menyatakan dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Selanjutnya, Tompkins (1994:127) juga mengungkapkan bahwa cara siswa berbagi tulisan antara lain adalah dengan membacakan tulisannya di depan kelas. Penguatan juga diberikan setiap siswa selesai membaca puisi. Siswa lain memberikan tepuk tangan, sedangkan guru memberikan penguatan dengan ungkapan kata dan ekspresi wajah sehingga siswa merasa lebih percaya diri. Setelah dibacakan, siswa kemudian memajang puisinya di mading kelas. Puisi yang telah dipajang kemudian ditanggapi dan dinilai oleh siswa.
4. Kesimpulan Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penemuan ide terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang. Pembelajaran menulis puisi dengan TMPA pada tahap penemuan ide dapat meningkatkan 1) motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga menjadi bersemangat dan aktif mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran, 2) kreativitas dan keantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis puisi 3) kemampuan siswa menemukan sendiri ide puisi yang bersumber dari dirinya, dan 4) kemampuan siswa mengumpulkan katakata yang akan digunakan dalam puisi dan juga memperkaya perbendaharaan kata. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penulisan berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran menulis puisi dengan TMPA pada tahap
penulisan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 1) mengembangkan ide menjadi puisi dengan memanfaatkan daftar kata yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan 2) merevisi puisi dengan mempertimbangkan tipografi, diksi, dan kesesuaian isi dengan judul puisi. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 5 Rembang dengan teknik menulis puisi akrostik pada tahap penyajian berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran menulis puisi dangan TMPA pada tahap ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 1) memberi ilustrasi sederhana yang sesuai dengan isi puisi yang dibuatnya, 2) membaca puisi di depan kelas, 3) memajang puisi di masing, dan 4) mengemukakan penilaiannya terhadap puisi teman yang telah dipajang.
Daftar Pustaka Akhadiah, S.,dkk. 1997. Menulis I. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas. Imam, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Jabrohim. 2001. “Unsur-unsur Pembentuk Puisi”, dalam Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiantoro, Burham. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yokyakarta: BPFE. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang. Puskur Depdiknas. 2002. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Rofi’uddin, Ahmad. 2002. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Sujana, Nana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparno. 2001. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah Disajikan dalam Simposium Guru di Wisma Jaya Raya Bogor, 2-6 Nopember 2001. Suyanto, Kasihani K.E. 2002. Contextual Teaching and Learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Makalah disajikan dalam kegiatan sosialisasi CTL. Bagi dosen UM, Jumat 15 Februari 2002. Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henri Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tompkins, Gael E.& Kenneth Hoskisson. 1991. Language Arts Content and Teaching Strategies. New York: Mcmillan Publising. Tompkins, Gael E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York: Mcmillan Publishing. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 221
Irin, FC. 2015. Contoh Membuat Puisi Akrostik. Diunduh 31 Mei 2016 dari se7se7.heck.in/contoh-membuat-puisiakrostik.xhtml.
Thornberry, Holly & Lisa Carson. 2003. Neighborhood Walk. http://education.Baisestate.Edu/interchange/Lesson2000.Neighb orhoodWalk/htm.