PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 BINTAN TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh ISMAIL NIM 120388201211
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Ismail. 2016. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemahiran Berbicara Melalui Diskusi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Bintan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Indah Pujiastuti, M.Pd. Pembimbing II: Siti Habiba, Lc. M.Ag. Kata kunci: pendekatan kontekstual, berbicara, diskusi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemahiran berbicara siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual melalui diskusi pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Bintan.. Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Bintan Jalan Pendidikan Nomor 2 Tembeling Tanjung Teluk Bintan. Bentuk penelitian ini adalah eksperimen one group Pretest-posttest ini hanya memiliki 2 set data hasil pengukuran yaitu pretest (O1) dan pengkuran Post-test (O2). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 68 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes lisan melalui diskusi dengan tahapan pre-test dan post-test. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pembelajaran berbicara siswa. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa pada tahapan pre-test hanya 62,91 kategori cukup baik, sedangkan pada post-test nilai rata-rata siswa yaitu 76,51 kategori baik. Skor rata-rata tersebut menandakan adanya kenaikan sebesar 13,6. Pada pengujian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya dengan menggunakan pendekatan kontekstual melalui diskusi dapat memengaruhi kemahiran berbicara siswa.
ABSTRAC Ismail. 2016. The influence of Contextual Approaches Towards Proficiency Speaking through discussion Grade VII junior high school school year Negeri 6 Bintan 2015/2016. Thesis Department of language and literature Education Indonesia. Faculty of teacher training and educational sciences. The Maritime University Of Raja Ali Haji. Supervisor I: Beautiful Pujiastuti, M. Pd. Supervisor II: Siti Habiba, Lc. M.Ag. Key words: contextual approach, talk, discussion The purpose of this research is to know the influence of students ' speaking skills before and after using a contextual approach through discussion on grade VII middle school 6th Bintan. Country. This research takes the location of the first secondary school in the country 6 Bintan Road Education number 2 Tembeling Cape Bay Bintan. This is experimentation research form one group Pretestposttest only have 2 sets of data measuring results i.e. pretest (O1) and measurement Post-test (O2). The sample in this study is the whole grade VII of 68 people. Engineering data collection using the oral tests through discussion with the phases of pre and post test-test. The result of this research is to use the contextual approach can improve learning speaking students. It is characterized by the average value of the students at the stage of pre-test only 62.91 category is quite good, while in the post-test the value of the average students that is 76.51 good categories. The average score is indicative of a rise of 13.6. On testing this Ho is rejected and the Ha are received. The conclusion by using the contextual approach through discussion can affect students ' speaking skills.
1. Pendahuluan Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga untuk kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan. Melalui bahasalah manusia belajar berbagai macam pengetahuan yang ada di dunia. Menurut King (2011:1), “Berbicara itu seperti bermain golf, mengendarai mobil, atau mengelola toko maka semakin sering melakukannya, semakin mahir anda jadinya, begitu juga dengan kemahiran berbicara tetapi perlu mengetahui dasar-dasarnya terlebih dahulu”. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Suprapto (2013: 26), dalam penelitian ini menggunakan metode Praeksperimen one Group Pretest-Posttest. Desain ini untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen, dilakukan tes awal sebelum perlakuan dan tes akhir sesudah perlakuan. Hasil tes awal merupakan kemampuan awal. Perbedaan antara skor tes awal dan tes akhir tersebut menunjukan adanya pengaruh perlakuan pada kelompok. Dalam hal ini tidak terdapat kelompok kontrol. Dalam metode ini peneliti mengamati ada tidaknya pengaruh dalam model pembelajaran Pendekatan Kontekstual terhadap kemahiran berbicara dalam diskusi kelas dengan membedakan hasil tes pertama (Pretest) dan hasil tes kedua (Posttest)”. 3. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pre-test yang telah dilakukan, terdapat 13 siswa yang mampu mencapai nilai KKM. Sedangkan 55 siswa tidak mencapai nilai KKM. Hasil pretest keseluruhan siswa hanya mencapai rata-rata 62,91. Dari hasil pre-test tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa belum mampu sepenuhnya mahir berbicara dalam forum diskusi kelas. Berdasarkan nilai post-test yang telah dilakukan, nilai rata-rata berbicara siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat 60 siswa berhasil mencapai nilai KKM, dan 8 siswa yang tidak mencapai nilai KKM. Hasil Keseluruhan nilai kemahiran berbicara pada post-test siswa mencapai rata-rata 76.51. Nilai tertinggi dalam post-test ada 14 orang salah satunya adalah firman dengan nilai 94. Nilai terendah yang belum mencapai KKM ada 8 orang salah satunya adalah sabastian dengan nilai 68. Perolehan skor rata-rata kemahiran berbicara siswa pada post-test adalah 76.51. dengan skor rata-rata tersebut menandakan adanya peningkatan sebesar 13,6 dari skor rata-rata pre-test yang tidak menggunakan pendekatan kontekstual adalah 62,91. 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian berikut dengan pembahasan dalam penelitian eksperimen one group design dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama pada taha pre-test kemahiran berbicara siswa kelas VII sekolah menengah pertama negeri 6 bintan sebelum menggunakan pendekatan
kontekstual masih tergolong rendah. Dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 62,91 yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Hanya 13 siswa yang memperoleh nilai 75, sedangkan 55 siswa tidak mencapai nilai ketuntasan. Kedua pada tahap post-test kemahiran berbicara siswa kelas VII sekolah menengah pertama negeri 6 bintan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual sudah tergolong baik. Peningkatan yang signifikan dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 76,51. Dengan penggunaan pendekatan kontekstual ini menghasilkan 60 siswa dengan mencapai nilai ketuntasan, sedangkan 8 siswa tidak mencapai nilai ketuntasan. Ketiga berdasarkan penjabaran di atas, penggunaan pendekatan kontekstual terhadap kemahiran berbicara siswa berpengaruh terhadap kemahiran berbicara siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negri 6 Bintan Tahun Ajaran 2015/2016. Dalam hal ini pengujian pada hipotesis Ho ditolak, dan pada hipotesis Ha diterima. Hal ini disebabkan adanya pengaruh pendekatan kontekstual terhadap kemahiran berbicara melalui diskusi siswa kelas VII Sekolah Menengah pertama Negri 6 Bintan Tahun Ajaran 2015/2016. 5. Saran Dalam penelitian ini 1. Untuk siswa kemahiran berbicara yang sudah membaik, harus dipertahankan dan dikembangkan lagi. 2. Untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, disarankan untk dapat menggunakan strategi dalam pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran kemahiran berbicara siswa. Bisa juga menggunakan dalam pembelajaran kemahiran berbicara dengan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan ini siswa mengali pengetahuannya dengan pengamatan yang ada disekitarnya. 3. Untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan pendekatan kontekstual hendaknya mengkaji lebih mendalam lagi. Pendekatan kontekstual ini bisa dikembangkan lagi, seperti PTK, perbandingan, menggunakan pendekatan konteksual dan metodemetode lainnya, baik digunakan untuk pembelajaran menulis, berbicara dan pembelajaran lainnya sesuai dengan kebutuhan siswa yang akan menjadi objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.Bandung: PT Rafika Aditama. Academi. http://www.academia.edu/5345027/Rubrik_penilaian. ( di akses pada jam 19.49 wib. 18-05-2016) Ardana. 2008. assessmen perkembangan dan evaluasi hasil mendengarkan. https (diakses pada jam 19:26 wib. 23-05-2016) Arief, Zaenal. 2005. Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X-4 SMA Negeri I Jepara Melalui Diskusi Dengan Pendekatan Kontekstual Fokus Pemodelan tahun pelajaran 2004/2005. Arikunto, Suharsimi .2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi .2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arrahmi Nasir. 2015. Kemahiran Berbicara dengan Metode Diskusi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Katolik Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014. Aqib, Zainal. 2013. Model-model Media dan Strategi Pembeajaran Kontekstual (Invatif).Bandung: yrama Widya. Citra Aulia . 2014. Peningkatan kemampuan berbicara melalui html. http://auliacitra03.blogspot.co.id/2014/07/peningkatan-kemampuanberbicara-melalui.html. (di akses pada jam 7;30 wib. 12-04-2016). Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar.Bandung: CV Yrama Widya. Direktorat. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Pendidikan: Kementerian Pendidikan Nasional. Djiwandono, M. Soenardi . 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa: Malang. PT Macanan Jaya Cemerlang. Endang . 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta CV. Eprint. 2011. http://eprints.uny.ac.id/13297/2/BAB%20II.pdf ( di akses pada jam 19.44 wib. 18-05-2016) Gilbert, Larry. 2007. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja Di Mana Saja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_ind_0606074_ chapter3.pdf . (diakses pada jam 19:32 wib. 23-05-2016) Kesuma, Dharma. 2010. Contextual teaching and learning. Yogyakarta: Rahayasa. Mawan arie. 2012. Keterampilan berbicara. http://ariermawan. blogspot.co.id /2012/09/ keterampilan-berbicara.html. (di akses pada jam 7;30 wib. 1204-2016) Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Subana, M. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Susilawati. 2015. Kemahiran Berbicara dengan Menggunakan Metode Diskusi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 di Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2014/2015. Suprapto.2013. Metode Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: CAPS (Center For Akademic Publishing Service) Suyitno, Imam. 2011. Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah dalam Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Refik Aditama. Syaodih, Sukmadinata. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.Bandung: PT Refika Aditama. Tarigan , Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS – FKIP. Trianto, M.Pd. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas(claaroom Action Research). Jakarta: Prima. Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.