PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 39 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : LUPI DYAH ASRIYANA NIM. E1E 212 126
PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016 i
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………………....... Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Jurnal Skripsi …………………………. ……………………………………………………………………………... Daftar Isi …………………………………………………………………………….. Abstrak ……………………………………………………………………………... Abstract
i ii iii iv v
Pendahuluan …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. Metode Hasil dan Pembahasan ………………………………………………………………... …………………………………………………………………………….. Simpulan
1 1 3 4 5 5
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….
iii
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 39 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Lupi Dyah Asriyana, Khairun Nisa, Heri Hadi Saputra Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dalam proses kegiatan belajar mengajar IPS, sehingga para siswa kurang bisa memahami dan mengingat materi yang dipelajari. Keadaan tersebut berakibat pada hasil belajar siswa tahun ajaran 2015/2016 dengan presentase ketuntasan klasikal siswa adalah 12,90%. Nilai tersebut masih dibawah presentase minimal yaitu sebesar 85% dengan KKM sebesar 75. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV, oleh karena itu peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif metode pair checks yang dapat diartikan sebagai suatu motif kerjasama. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 39 Mataram dengan jumlah siswa 31 orang. Dengan siswa perempuan 17 dan 14 siswa laki-laki. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Data hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian tes tertulis bentuk pilihan ganda dan isian pada tiap akhir siklus. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I yaitu 44,8% meningkat menjadi 90% pada siklus II dengan nilai rata-rata 77,16 yang dalam hal ini siswa telah belajar secara tuntas dengan KKM ≥ 75. Keberhasilan pembelajaran yang terlihat pada perolehan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I memperoleh skor 31 dengan kategori cukup aktif, meningkat pada aktivitas belajar siswa pada siklus II menjadi 50 dengan kategori sangat baik. Keberhasilan pembelajaran juga terlihat pada perolehan nilai aktivitas mengajar guru pada siklus I memperoleh skor 48 dengan kategori sangat baik, meningkat pada aktifitas belajar siswa pada siklus II menjadi 57,5 dengan kategori sangat baik pula. Kata-Kata Kunci : Metode Pembelajaran Pair Checks, Hasil Belajar
iv
Application Of Pair Checks Methods To Improving Studens Learning Outcomes In Social Scince At Fourth Grade Of SDN 39 Mataram In Academic Year 2015-2016
Abstract: This research is motivated by the lack of the use of innovative learning methods in the process of learning social studies, so students are less able to understand and remember the material being studied. That situation results in student learning outcomes academic year 2015/2016 with a percentage of classical completeness of students is 12.90%. This value is still below the minimum percentage that is equal to 85% with the chief engineer of 75. This study aims to improve student learning outcomes in social studies class IV, therefore researchers are using cooperative learning methods pair of checks that can be interpreted as a motive cooperation. This research is a classroom action research. This research was conducted at SDN 39 Mataram by the number of students 31 people. With 17 female students and 14 male students. This classroom action research conducted in two cycles and each cycle was conducted in two sessions. Data obtained from the student learning outcomes giving multiple choice written test and field at the end of each cycle. Improved learning outcomes can be seen from classical learning completeness percentage of students in the first cycle that 44.8% increased to 90% in the second cycle with an average value of 77.16 in this case the students have studied thoroughly with ≥ 75. KKM Success learning that looks at the acquisition value of the learning activities of students in the first cycle obtained a score of 31 in the category of fairly active, increasing the activity of students in the second cycle to 50 with very good category. Learning success is also visible on the acquisition value of the teaching activities of teachers in the first cycle obtained a score of 48 with excellent category, an increase in the activity of students in the second cycle to 57.5 categorized as very good anyway. Keywords: Method Learning Of Pair Checks, Learning Outcomes
v
PENDAHULUAN Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. R. Gagne (dalam Susanto, 2013:1) belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sedangkan menurut Skinner (dalam Sagala, 2012:14) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Menurut Skinner dalam belajar ditemukan hal-hal berikut: (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons belajar; (2) respons si pelajar, dan (3) konsekuensi yang bersifat menggunakan respons tersebut, baik konsekuensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman. Begitu pula pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar, seorang guru dalam menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif pada hakekatnya berperan menjadi agen pembaharuan, pemimpin dan pendukung nilai-nilai kemasyarakatan serta menjadi fasilitator dalam menciptakan kondisi yang baik bagi siswa untuk membelajarkan dirinya agar menjadi warga negara yang baik. Mata pelajaran IPS mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik. Ternyata kenyataan di lapangan berbeda. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11 September 2015 di kelas IV SDN 39 Mataram, diperoleh informasi tentang kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dalam proses kegiatan belajar mengajar IPS, sehingga para siswa kurang bisa memahami dan mengingat materi yang dipelajari. Keadaan tersebut berakibat pada hasil
belajar siswa tahun ajaran 2015/2016 dengan presentase ketuntasan klasikal siswa adalah 12,90%. Nilai tersebut masih dibawah presentase minimal yaitu sebesar 85% dengan KKM sebesar 75. Tidak tercapainya KKM yang ditetapkan oleh guru disebabkan selama proses pembelajaran berlangsung guru masih menggunakan metode ceramah dan latihan, tidak menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan psikomotor yang disenangi oleh anak, serta tidak adanya pemberian reward atau penghargaan dari guru. Oleh karena itu guru harus lebih cermat dalam memilih metode belajar dan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dapat menjelaskan konsep yang diajarkan, disamping itu juga dapat menimbulkan minat dan hasil belajar. Dilihat dari sebab belum tercapainya KKM, jika dalam pengajaran IPS tidak juga diterapkan metode yang inovatif dan menyenangkan, maka hasil belajar diduga akan mengalami hal serupa karena dalam menyelesaikan materi pembelajaran IPS dibutuhkan kemampuan mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa. METODE Untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif metode pair checks yang dapat diartikan sebagai suatu motif kerjasama berpasangan, yang setiap individunya dihadapkan pada preposisi dan pilihan yang harus diikuti apakah memilih bekerja sama-sama, berkompetisi, atau individualistis. Pada metode pembelajaran 1
pair checks ini, siswa akan dipasangkan dengan temannya, dimana yang satu menjadi pelatih dan yang satu lagi menjadi partner kemudian akan bertukar peran. Dengan begitu, siswa akan dipandu belajar oleh bantuan temannya (peer tutoring), siswa akan lebih terlatih dalam berkomunikasi dengan temannya yang menciptakan kerjasama antar siswa, dan yang paling penting adalah dengan menerapkan metode pair checks ini akan dapat meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran siswa. Stahl (dalam Isjoni,2009) Pembelajaran kooperatif metode pair checks ini dapat meningkatkan belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong, dalam beberapa perilaku sosial. Dengan menerapkan metode pembelajaran pair checks ini juga dapat melatih rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan memberi penilaian kepada teman lainnya dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Secara umum, sintak pembelajaran pair checks adalah (1) bekerja berpasangan; (2) pembagian peran partner dan pelatih; (3) pelatih memberi soal; partner menjawab; (4) pengecekan jawaban; (5) bertukar peran; (6) penyimpulan; (7) evaluasi; (8) refleksi. Penelitian dilakukan di SDN 39 Mataram yang bertempat di Jl. Dewi Sartika No.13 Lingkungan Udayana. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 39 Mataram yang berjumlah 31 orang dengan siswa perempuan 17 dan 14 laki-laki. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan tes evaluasi. Untuk analisis data, digunakan analisis deskriptif dengan tahap-tahap: pengumpulan data, olah data, penyajian data, membuat hipotesis, dan membuat simpulan terakhir. 1. Data Hasil Belajar a. Ketuntasan Individu
b. Nilai Rata-rata X X N c. Ketuntasan Klasikal ∑ Siswa yang tuntas belajar x100% P= ∑ Siswa 2. Data Aktivitas Siswa a. Skor Maksimal Ideal SMI = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor b. Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) Mi = ½ x SMi = ½ x 60 = 30 SDI = ⅓ x Mi =⅓ x 30 = 10Mi = x (skor maksimal + skor minimal) = x 15 = 7,5 3. Data Aktivitas Guru a. Skor Maksimal Ideal SMI = banyaknya indikator x banyaknya deskriptor setiap indikator x skor maksimal tiap deskriptor
2
b. Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) Mi = ½ x SMi = ½ x 60 = 30 SDI = ⅓ x Mi =⅓ x 30 = 10Mi = x (skor maksimal + skor minimal) = x 15 = 7,5
1
I
Jumlah Siswa Yang Tuntas 13
2
II
27
No
Siklus
Ketuntasan Belajar
hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Tabel di atas menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 44,8% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 orang dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 90% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang. Selain menunjukkan perkembangan hasil belajar, tabel di atas juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan siklus II, siklus I diperoleh aktivitas siswa sebesar 31 dengan kategori cukup aktif dan aktivitas guru sebesar 48 dengan kategori sangat baik, sedangkan pada siklus II mengalami HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran pair checks mampu meningkatkan aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SD 39 Mataram, seperti yang disajikan pada tabel berikut. Aktivitas Siswa
44,8%
Total Skor 31
90%
50
Kegiatan Guru
Cukup aktif
Total Skor 48
Sangat baik
Sangat aktif
57,5
Sangat baik
Kategori
Kategori
Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode pembelajaran pair checks. Penelitian ini dilaksanaan dalam II siklus selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. Berdasarkan tabel hasil tersebut pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan terlaksana dengan baik dengan menerapkan metode belajar pair checks. Hal ini terlihat adanya perolehan dan peningkatan aktivitas dan
peningkatan pada aktivitas siswa sebesar 50,5 dengan kategori sangat aktif dan aktivitas guru sebesar 57,5 dengan kategori sangat baik. Berarti, indikator ketercapaian penelitian yang diharapkan peneliti sudah tercapai. Pada siklus I terdapat kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran seperti: siswa kurang memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran, kurangnya siswa yang mau mengajukan pertanyaan bila belum jelas/belum 3
dimengerti dan menjawab pertanyaan dari guru jika guru mengajukan pertanyaan, hal ini terjadi karena media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik dan interaksi siswa dengan guru belum terjalin akrab. Siswa sangat kurang aktif merespon pertanyaan dan bimbingan guru serta siswa tidak mau meminta guru untuk menjelaskan kembali materi dengan menerapkan metode pembelajaran pair checks, sehingga siswa belum bisa belajar dengan serius. Banyak siswa yang masih pasif, tidak mau mendengarkan pendapat temannya dengan seksama, siswa sangat belum bisa memeriksa jawaban dengan teliti dan jujur, dan sangat sedikit siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar. Untuk itu peneliti sebagai guru mengadakan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I tersebut. Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan seperti pada siklus I dengan melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II terlihat rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 60,7 menjadi 77,16. Hasil observasi kegiatan guru juga mengalami peningkatan pada siklus II, 48 menjadi 57,5, dan ketuntasan klasikal dari siklus I sebesar 44,8% menjadi 90%, hal ini berarti sudah memenuhi ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu minimal 85%. Hal ini sejalan dengan pendapat Trinandita (1984) menyatakan bahwa “Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing
siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. Dengan demikian, penerapan metode pembelajaran pair checks dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada kelas IV SDN 39 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah penerapan metode pair checks dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 39 Mataram. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I yaitu 44,8% meningkat menjadi 90% pada siklus II dengan nilai rata-rata 77,16 yang dalam hal ini siswa telah belajar secara tuntas dengan KKM ≥ 75. Keberhasilan pembelajaran yang terlihat pada perolehan nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh skor 31 dengan kategori cukup aktif, meningkat pada aktivitas belajar siswa pada siklus II menjadi 50 dengan kategori sangat baik. Keberhasilan pembelajaran juga terlihat pada perolehan nilai aktivitas mengajar guru pada siklus I memperoleh skor 48 dengan kategori sangat baik, meningkat pada aktivitas belajar siswa pada siklus II menjadi 57,5 dengan kategori sangat baik pula. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini yaitu: 1. Bagi guru kelas IV SDN 39 Mataram agar memberikan perhatian lebih kepada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran ini sehingga siswa tersebut dapat bersaing dengan siswa yang lain, begitu pula untuk siswa yang telah 4
tuntas diharapkan guru memberikan pengayaan untuk menambah pengetahuan siswa pada pembeajaran ini 2. Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menggunakan metode pembelajaran pair checks 3. Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran pair checks ini, dapat mencobanya pada mata pelajaran IPS dengan materi pokok yang berbeda dan untuk mengoptimalkannya diharapkan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dan dapat mengacu pada kekurangan dan langkah perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian, Edisi I, Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bloom, BS. 1979. Taxonomy Of Educational Objectives, The Clas-sifications Of Education Goals. USA: Longmen Inc. Guniantari, Deta. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Sains dengan Menggunakan Media Flipchart pada Siswa Kelas 3 SDN 1 Ubung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1 PGSD Universitas Mataram Tidak Dipublikasikan.
Hariyanto. 2010. Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah. Mataram: Cendas Press. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Indrawati. 2000. Keterampilan Proses Sains, Tinjauan Kritis dari Teori ke Praktis. Bandung: Dirjen Dikdasmen Pusat PPG IPA Depdikbud Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kurniasih, Imas dkk. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkataan Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Kata Pena. Murni, Wahid dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Litera Nurkancana dan Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawa, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Ruseffendi, ET. 1991. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semaran Press. Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran I. Bandung: Alfabeta Sapriya. 2002. Studi Sosisal Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
5
Utami. Reni dkk. 2014. Penerapan Tipe Pair Checks untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Wahab, Abdul Aziz dkk. 2007. Konsep Dasar IPS. Universitas Terbuka. Wasliman, Iim. 2007. Problematika Pendidikan Dasar (Modul). Bandung: SPs-UPI. Womack, J.G. 1970. Discovering The Structure Of Social Studies. New York: Benviger Brothers. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgsd/ article/view/6113
6