KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016 Tentang Pedoman Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Menimbang : a) Bahwa STIKes
Mitra
Bunda Persada
perlu
menetapkan kinerja akademik sebagai bagian dari cita - cita STIKes Mitra Bunda Persad sesuaai peraturan yang berlaku. b) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu merevisi kinerja akademik tersebut untuk mendapatkan jaminan diperolehnya hasil pendidikan STIKes Mitra Bunda Persada yang terukur dan memenuhi syarat standar profesi. c) Bahwa
untuk
kegiatan
peningkatan
kualitas
akademik di perlukan peningkatan standar muu secara terus menerus. d) Bahwa dalam mencapai tujuan tersebut diatas badan penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda
Persada 1
telah
menyiapkan
pedoman
penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada. e) Bahwa pedoman penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada dapat dijadikan acuan peningkatan standar mutu di STIKes Mitra Bunda Persada. f) Bahwa pedoman penjaminan mutu akademik STIKes Mitra Bunda Persada tersebut ditetapkan dengan keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada. g) Bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi harus menjunjung tinggi nilai nilai mutu dan tuntutan akuntabilitas sehingga menjadikan penjamin mutu akademik yang tersistem merupakan kebutuhan pokok Mengingat : a) Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional b) Undang - Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen c) Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi 2
d) Peraturan pemerintah No 37 tahun 2009 tentang Dosen e) Peraturan pemerintah No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi f) Peraturan pemerintah
No 4 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi g) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor
124/D/O/2006
tentang
Ijin
Operasional STIKes Mitra Bunda Persada Batam. h) Keputusan
Ketua
Yayasan
No...................Tentang
Pengangkatan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada i) Statuta Pendirian STIKes Mitra Bunda Persada MEMUTUSKAN Menetapkan : Surat Keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada Tentang Standar Mutu Perguruan Tinggi Mitra Bunda Persada. PERTAMA
- Menetapkan Pedoman Penjamin Mutu Akademik STIKes Mitra Bunda Persada Sebagai Acuan Untuk Penyelenggaraaan Penjamin Mutu Di STIKes Mitra Bunda Persada
3
- Memberlakukan Dokumen Standar Akademik Yang Merupakan Bagian Tak Terpisahkan Dari Keputusan Ini Di Lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada KEDUA
- Penjabaran
Standar
-
Standar
Mutu
Secara
Operasional Serta Upaya Peningkatan Standar Mutu Secara Terus Menerus Dilakukan Di Tingkat Program Studi. KETIGA
- Dengan berlakunya surat keputusan ini, maka surat keputusan STIKes No 05/ K/ STIKes-MBP/II/2015 tidak berlaku lagi
KETIGA
- Surat Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal Di Tetapkan Dengan Ketentuan Apabila Di Kemudian Hari Terdapat Kekeliruan Dalam Keputusan Ini Akan Di Adakan Perbaikan Sebagai Mana Mestinya. Ditetapkan Di Batam November 2016 STIKes Mitra Bunda Persada Ketua
(dr.H.MAWARDI BADAR, MM)
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi yang penuh tantangan telah menimbulkan persaingan antar bangsa semakin tajam terutama dalam bidang ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin sulit dan agar dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara maka perguruan tinggi melalui Direktorat Jenderal, Dikti Depdiknas mencanangkan Higher Education Long Term Strategy (HELTS 2003 - 2010) dalam tiga kebijakan dan program pendidikan tinggi, yaitu : (1). pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Berdasarkan pada kebijakan dan program tersebut,
proses
pembelajaran
merupakan
esensi
dari
penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Peningkatan kualitas, efektifitas, efisiensi, produktifitas merupakan aspek-aspek mutlak yang harus dipenuhi demi mewujudkan suatu visi suatu perguruan tinggi.
5
Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi menekankan pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi dan bermuara pada tujuan akhir peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Di pihak lain, kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat dan tuntutan persaingan yang semakin ketat menuntut komitmen yang tinggi pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyusunan penjamin mutu STIKes Mitra Bunda Persada mengacu kepada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang menyatakan bahwa pemerintah menentukan
kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Dan permenristekdikti
No
44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi
1.2 Tujuan Dan Fungsi Buku pedman ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi program studi dalam melaksanakan manajemen mutu akademik di lingkungn masing - masing. Selain itu buku ini dimaksudkan untuk mempermudah pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan akademik sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada.
6
1.3 Sasaran Sasaran buku pedoman ini adalah penyelenggara kegiatan akademik pada masing - masing program studi.
7
BAB II KETENTUAN UMUM
2.1 Definisi Sistem Penjaminan Mutu Internal Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah Kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan
tinggi
(internally
driven),
untuk
mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement). Dalam arti bahwa SPMISTIKes Mitra Bunda Persada Batam dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam melalui Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance).
2.2 Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam Bagian unit kerja didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes.
8
2.3.
Landasan
hukum
Badan
Penjaminan
Mutu
(Quality
Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas b. Permenristekdikti No 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi c. Permen No 50 tahun 2014 tentang Sisiem Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi d. Surat Keputusan yang Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam
/K/ STIKes-MBP/XI/206 tentang Standar Mutu
Pendidikan Tinggi STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
2.4. Visi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam Terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu yang mampu membawa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan. Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengutamakan dan mengembangkan budaya mutu dalam setiap aktifitasnya.
9
2.5. Misi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam. 1. Menetapkan harkat mutu program studi di STIKes Mitra Bunda Persada secara berkala. 2. Memberikan saran perbaikan terhadap proses Pendidikan, Penelitian, Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat (P2M), serta program pengembangan akademik di STIKes Mitra Bunda Persada; 3. Memberikan saran terhadap perbaikan dan peningkatan mutu akademik secara bertahap dan berkelanjutan 4. Mendampingi persiapan program studi untuk akreditasi 5. Memberikan masukan terhadap masalah-masalah tertentu yang dihadapi oleh pengelola STIKes Mitra Bunda Persada berkaitan dengan penjaminan mutu 6. Mempersiapkan personil Badan Penjamin Mutu Akademik yang kompeten dalam penjaminan mutu akademik.
2.6. Tugas Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut : 1. Menyiapkan data dari semua unit kerja yang ada di STIKes Mitra Bunda Persada Batam
10
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan SPMSTIKes Mitra Bunda Persada Batam 3. Menyusun dokumen-dokumen mutu dan perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam 4. Melakukan koordinasi pelaksanaan SPM-STIKes Mitra Bunda Persada Batam 5.
Memantau,
menilai,
mengaudit
dan
mengevaluasi
pelaksanaan SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam 6. Melakukan kajian - kajian terhadap pelaksanaan penjaminan mutu pada unit kerja dan menyampaikan hasil kajiannya kepada ketua STIKES, dengan tembusan sebagai masukan untuk Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam 7.
Menyiapkan
sumberdaya
manusia
yang
kompeten
melaksanakan penjaminan mutu, maupun penjaminan mutu (auditor internal) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam
11
2.7. Fungsi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan konsultasi terkait kegiatan pada unit kerja keempat prodi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam Mitra Bunda Persada Batam 2. Badan
Penjaminan
menyelenggarakan
Mutu
sistem
bertanggungjawab
penjaminan
mutu
secara
keseluruhan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan mencapai indikator - indikator kinerja sesuai target yang telah ditetapkan. 3. Mengembangkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) di STIKes Mitra Bunda Persada Batam 4. Memberikan
layanan
konsultasi,
pendampingan
dan
kerjasama dalam bidang penjaminan mutu perguruan tinggi. 5. Mengembangkan sistem informasi penjaminan mutu yang adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
12
2.8. Organisasi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra Bunda Persada Batam Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah Suatu lembaga didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes. Yang bertugas menyelenggarakan sistem penjaminan mutu di STIKes Mitra Bunda Persada Batam guna mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Sistem penjaminan mutu dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat STIKes, Prodi dan Unit Penunjang (perpustakaan, laboratorium). Badan Penjaminan Mutu/Quality Assurance STIKes Mitra Bunda Persada Batam dilengkapi dengan unit – unit penunjang antara lain : 1. Unit pelaksana pangkalan data 2. Unit pelaksana penjaminan mutu akademik 3. Unit pengembangan SDM 4. Unit pengelola sistem informasi dan soft skill akademik 5. Unit pengelola alumni 6. Unit sarana dan prasarana Pada tingkat STIKES dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, serta Unit Tugas Badan 13
Penjaminan Mutu yaitu suatu tim yang dibentuk oleh Kepala Badan untuk suatu penugasan tertentu. Kepala Badan Penjaminan Mutu bertanggung jawab langsung kepada
Ketua, serta
berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua dan pimpinan unitunit kerja dalam pelaksanaan penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam . Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STIKes untuk masa jabatan tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 2 (dua) kali masa jabatan berikutnya.. Mekanisme serupa berlaku pula untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam, dengan diketuai oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan.
2.9. Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Mitra Bunda Persada 2.9.1. Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan STIKes Mitra Bunda Persada Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dilakukan di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan tercapai peningkatan standar yang berkelanjutan (continous quality improvement). Salah satu model manajemen kendali 14
mutu yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang menghasilkan pengembangan yang berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu perguruan tinggi. Model manajemen kendali mutu berbasis PDCA, dapat digambarkan sebagai berikut :
Continous Improvement/K aizen
P D C SDC A
SDC A
P D C A
A
P D C SDC A
SDC A
A
S= Standard D = Do C= Check A= Action
P = Plan D = Do C= Check A= Action
Gambar 2.2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA 15
Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah : a. Quality first yaitu Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memrioritaskan mutu . b. Stakeholder-in
yaitu Semua pikiran dan tindakan
pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal). c. The next process is our stakeholders yakni Setiap orang yang menjalankan tugasnya dalam proses pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan. d. Speak with data yaitu Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan
dalam
proses
pendidikan
pada
PT
seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan pada asumsi atau rekayasa e. Upstream management
yaitu Setiap pengambilan
keputusan / kebijakan dalam proses pendidikan pada
16
PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif . Sedangkan untuk proses peningkatan mutu secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : KEBIJAKAN & STANDAR
PELAKSANAAN KERJA
MONITORING
STANDAR BARU
PENINGKATAN MUTU
RUMUSAN KOREKSI
AUDIT OLEH AMI
EVALUASI DIRI OLEH UNIT KERJA
Gambar 2.3. Skema Peningkatan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada.
17
2.9.2. Menajemen Kendali Mutu dalam SPMI STIKes Mitra Bunda Persada Batam
.
PENENTUAN STANDAR MUTU
AUDIT BUTIR MUTU
KESENJANGAN STANDAR MUTU DAN HASIL AUDIT
YA
IDENTIFIKASI ACTION UNTUK MEMENUHI STANDAR MUTU
MELAKSANAKAN ACTION
TIDAK GABUNGAN PADA PROSES PDCA BERIKUTNYA
EVALUASI PENINGKATAN STANDAR MUTU
Gambar 2.4. Manajemen Kendali Mutu
18
2.9.3 Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam dilakukan atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI), Penjaminan Mutu Eksternal (PME),
dan Evaluasi Program Studi
Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan dengan perijinan penyelenggaraan program studi. PMI- STIKES
Mitra Bunda Persada Batam adalah
penjaminan mutu yang dilakukan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam (internally driven). Sistem beserta parameter dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu pada visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. PME-STIKES
Mitra Bunda Persada Batam adalah
penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi
yang melakukan.
Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan akreditasi wajib dilakukan oleh program studi seperti yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas. EPSBED adalah 19
bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah, sesuai dengan amanah UndangUndang
Sisdiknas,
dan
dikaitkan
dengan
izin
penyelenggaraan program studi. Dokumen ini terutama menuju pada Pemenuhan Penjaminan Mutu Internal, STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu, melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan dengan perkembangannya
dan
sesuai
dengan
harapan
dari
pemerintah, maka di samping Senat Akademik dalam badan penjaminan mutu STIKES
Mitra Bunda Persada Batam
terdapat Senat Akademik dan Unit Jaminan Mutu.
2.9.4. Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda Persada Batam, Berdasarkan Permenristekdikti
Nomor 44
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi meliputi:: 1. Standar Nasional Pendidikan a. Standar kompetensi lulusan b. Standar isi pembelajaran 20
c. Standar proses pembelajaran d. Standar penilaian pembelajaran e. Standar dosen dan tenaga kependidikan f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran g. Standar pengelolaan pembelajaran h. Standar pembiayaan pembelajaran 2. Standar Nasional Penelitian a. Standar hasil penelitian b.
Standar isi penelitian
c. Standar proses penelitian d. Standar penilaian penelitian e. Standar peneliti f.
Standar sarana dan prasarana penelitian
g.
Standar pengelolaan penelitian
h.
Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat 21
g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat
STIKES
Mitra Bunda Persada Batam menambahkan
sejumlah standar selain selain yang terdapat pada SNPT, misalnya : 1. Standar identitas 2. Standar kerjasama 3. Standar kemahasiswaan 4. Standar pengelolaan 5. Standar suasana akademik 6. Standar Sarana dan prasarana 7. Standar lahan praktik
2.9.5. Perangkat Sistem Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam a. Visi, misi, dan tujuan b. Kebijakan c. Renstra d. Renop dan Anggaran e. Peraturan dan Prosedur ( SOP) 22
f. Laporan g. Audit
2.9.6. Proses Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Untuk
menjamin
bahwa
pelaksanaan
kegiatan
akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi, STIKES
Mitra Bunda Persada Batam
mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut diatas, senat menetapkan kebijakan dan standar. 2. Tahap kedua, berdasarkan kebijakan dan standar yang telah ditetapkan, pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam menyusun renstra yang berisi rencana kerja untuk kurun waktu 3 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, Unit Pelayanan Teknis (UPT) terkait. Pengesahan renstra dilakukan oleh Senat STIKES Persada Batam dan Pengurus Yayasan.
23
Mitra Bunda
3. Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, Ketua
STIKES
Mitra Bunda
Persada Batam bersama Kepala Program Studi, UPT terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja secara lebih rinci untuk kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik dilakukan oleh Senat pimpinan Program Studi, UPT terkait dan Pengurus Yayasan. 4. Tahap keempat, berdasarkan renop yang telah disahkan oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan Pengurus Yayasan, STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi, UPT terkait menyusun standar operasional kegiatan akademik. Pengesahan standar akademik ini dilakukan oleh Ketua STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 5. Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional yang telah disahkan, pimpinan Program Studi, UPT terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik serta Standard Operating Procedure (SOP) agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan di Program Studi, UPT terkait. 24
6. Tahap keenam, secara periodik ( minimal setiap semester ) Pimpinan Program Studi, UPT terkait. membuat laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi anggarannya. 7. Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh pimpinan Program Studi, UPT terkait, Ketua STIKES melakukan evaluasi dengan meminta UPT Penjaminan Mutu (UPT-JM) melakukan audit. Laporan hasil audit oleh UPT-JM akan diserahkan ke Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi UPT-JM akan dijadikan dasar oleh Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan,
standar,
mendatang.
25
dan
peraturan/SOP
dimasa
BAB III STANDAR MUTU
3.1 Pengertian Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Standar Mutu adalah :
Pernyataan
berisi
kriteria
untuk
menetapkan
dan/atau
mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan).
Pernyataan berisi jabaran/rincian karakteristik dari suatu hal (mis: kompetensi lulusan dan kualifikasi dosen).
Pernyataan berisi perintah untuk melakukan sesuatu. Pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi atau cita-cita atau ide Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam adalah Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam. Contoh : Paling lambat pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:20 26
Setiap dosen pada perguruan tinggi X paling lambat pada tahun 2015 harus telah memiliki : Setiap dosen gelar minimal magister Setiap dosen jabatan akademik minimal asisten ahli Setiap dosen memiliki sertifikat dosen
3.2 Jumlah Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam Tidak ada jumlah ideal
standar mutu dalam SPMI, SPMI-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam, berlandaskan pada Permenristekdikti
No.
44
Tahun
2015
Tentang
Standar
Nasional Perguruan Tinggi menetapkan 3 standar mutu yang wajib , yaitu : 1. Standar Nasional Pendidikan 2. Standar Nasional Penelitian 3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam menambah jumlah standar minimum dengan cara : Menambah jumlah standar secara horizontal Misal standar penelitian ilmiah, kesejahteraan, kerjasama, sistem informasi 27
Menambah jumlah standar secara vertikal yaitu di atas dielaborasi lebih rinci menjadi beberapa standar turunan. Misal standar sarana dan prasarana dijabarkan menjadi standar kebersihan dan standar pemeliharaan ,Sedangkan melampaui secara kuantitatif berarti Stikes Mitra Bunda Persada Batam menambahkan sejumlah standar yang dijabarkan pada visi perguruan tinggi, misalnya :
1.
Standar identitas
2. Standar kerjasama 3. Standar pengelolaan 4. Standar suasana akademik 5. Standar Sarana dan prasarana 6. Standar pembiayaan
3.3 Penetapan Standar STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar, yaitu: Standar adalah penjabaran visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi Kepatuhan pada peraturan perundangundangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi 28
Kesesuaian
standar
dengan
kebutuhan,
tuntutan
atau
harapan pemangku kepentingan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study) 3.3.1. Teknik Perumusan Standar Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat
diukur,
contoh: menetapkan,
membuat,
menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan Rumusan standar harus memenuhi unsur : 1. AUDIENCE 2. BEHAVIOR 3. COMPETENCE 4. DEGREE
Contoh Perumusan Standar Standar Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai
kewenangan
melakukan
masing-masing
rekrutasi,
pembinaan,
harus dan
pengembangan dosen tetap agar paling lambat pada
tahun
2015 tercapai
mahasiswa sebesar 1:25.
29
rasio
dosen dan
Contoh Perumusan Standar Anatomi Standar Audience
(subjek
yang
harus
melakukan
sesuatu): Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai dengan kewenangan masing masing Behavior harus
(apa yang harus dilakukan/dicapai):
melakukan
rekrutasi,
pembinaan
dan
pengambangan dosen tetap Competence
(kriteria, target, cita-cita): tercapai
rasio dosen mahasiswa sebesar 1:20 Degree
(tingkat/level/periode/frekuensi dari
behavior ): paling lambat tahun 2015
3.3.2. Tahap Penetapan Standar 1. Tim dibentuk sesuai dengan jenis standar yang akan disusun beranggota antara lain unsur
pimpinan,
unsur dosen, tenaga kependidikan, dan eksternal stakeholders , yang disetujui oleh perguruan tinggi 2. Analisis kebutuhan standar dilakukan oleh Tim. Analisis
bermanfaat
lingkup,
jenis 30
dan
untuk menentukan jumlah
standar
ruang yang
dibutuhkan. Untuk perguruan tinggi yang telah memiliki standar, analisis kebutuhan dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi penerapan standar. 3. Standar
dirumuskan
perudang-undangan
berdasarkan
terkait,
peraturan
hasil evaluasi diri
tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan dari
stakeholders , dan hasil studi pelacakan
(kalau diperlukan). 4. Alternatif
standar
mempertimbangkan
dianalisis
kondisi
dan
dengan kemampuan
perguruan tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ada, ataupun benchmarking . Standar ditetapkan
dengan
meramu
visi
dengan
kebutuhan stakeholders . 5. Sebelum disahkan, konsep standar disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika, umpan balik (apabila ada) dan perumusan ulang oleh tim 6. Standar
perlu
disahkan
oleh
pimpinan
perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing masing perguruan tinggi.
31
3.3.3. Formulir 1. Dokumen/formulir dibutuhkan
dalam
(sebagai rangka
dokumen
yang
penerapan, SPMI),
dirancang bersamaan dengan perumusan standar mutu. 2. Dokumen/formulir dapat berupa berbagai bentuk dan
jenis
formulir,
buku laporan, petunjuk
operasional (SOP), catatan tertulis dari pengguna standar maupun pengelola SPMI (auditor)
32
BAB IV STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
4.1 Definisi Tujuan utama dari penyelenggaraan program
studi
(selanjutnya disebut prodi) yang terdapat pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah menghasilkan lulusan sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Stikes sebagai pengelola prodi itu. Kriteria kelulusan mahasiswa dari suatu prodi lazimnya dirumuskan dalam bentuk standar Kompetensi Lulusan.
untuk
jenjang
pendidikan
tinggi
yang
menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, maupun vokasi, keberadaan standar ini menjadi sangat mutlak dan strategis sifatnya. Pasal 5 butir 1 Permen no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi , menyebulkan bahwa "Standar Kompetensi
Lulusan
merupakan
k
tentang
kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan". Pasal 5 butir 2 sampai dengan 3 dari peraturan yang sama disebutkan bahwa : 1. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan 33
capaian pembelajaran lulusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar dosen tenaga pendidikan dan standar sarana prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran 2. Rumusan
capaian
pembelajaran
lulusan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu capaian pembelajaran lulusan KKNI, memiliki kesetaraan dan jenjang kualifikasi pada KKNI.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang berakhlak
keterampilan,kemandirian,
mulia,
dan
sikap
memiliki
pengetahuan,
untuk
menemukan,
mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan'. Terakhir, Pasal 27 ayat (2) menegaskan bahwa "Standar Kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam". Pada bagian penjelasannya diketahui bahwa "Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi dikembangkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada
Batam sesuai dengan karakteristik progmm studi
akademik, vokasi, dan profesi". 34
Sementara 045/U12002
itu
Pasal
tentang
1
Keputusan
Kurikulum
Mendiknas
lnti Pendidikan
No.
Tinggi,
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah "seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung – jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu". Kemudian,
Pasal
2
ayat
(1)
menyebut
bahwa
"Kompetensi hasildidik suatu program studilerdiri atas: (a). kompetensi utama (b). kompetensi pendukung, (C) kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama”. Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu prodi yang membedakan dengan lulusan prodi lainnya. Ayat 2 pada pasal yang sama hanya menyebutkan bahwa elemen kompetensi terdiri atas :(a) landasan
kepribadian,
(b)
penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) kemampuan berkarya, (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat kehalian berdasaarkan ilmu dan keterampilan dikuasai, (e) pemahaman kaidah
berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya.
35
4.2 Mekanisme Penetapan Standar Kompetensi Lulusan Berdasarkan keputisan Mendiknas tahun 2002 tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi, sebagaimana dikutip diatas, dapatlah
dikatakan
bahwa
setiap
perguruan
tinggi
perlu
mengidentifikasi terlebih dahulu jenis atau ragam kopetensi lulusannya sesuai dengan tiga kategori kopetensi yang disebut dalam Keputusan Mendiknas tersebut sebelum menyusun atau merumuskan isi dari standar Kompetensi kelulsan. Oleh karena peraturan perundang-undangan tersebut tidak menyebutkan criteria tentang masing-masing kategori kopetensi ( kecuali kompetensi utama yang disebut sebagai kompetensi yang membedakan lulusan dari setiap prodi ), maka setiap perguruan tinggi memiliki kebebasan untuk membuat criteria tersebut yang tentunya harus sesuai atau sejalan dengan: a. Visi misi dan tujuan dari perguruan tinggi ; dan b. Visi, misi dan tujuan dari setiap fakultas / jurusan / program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tersebut Oleh karena itu,
kompetensi utama lulusan dari ilmu
kebidanan pasti berbeda dengan kompetensi utama lulusan dari prodi keprawatan , prodi DIII keperawatan berbeda dengan prodi S! keperawatan , dstnya walaupun semuannya adalah lulusan dari Stikes
Mitra Bunda
Persada. 36
Lebih
lanjut
terbuka juga
kemungkinan bahwa stikes mitra bunda persada menetapkan pula kompetensi lulusan yang sifatnya lebih umum yang harus dimiliki oleh para lulusan terlepas dari apapun prodinya. Dengan demikian lulusan dari stikes mitra bunda persada tersebut harus memiliki kompetensi yang khas atau sesuai dengan prodinya, dan kompetensinya yang lebih umum sifatnya yang juga dimiliki oleh rekanya lulusan dari prodi lain. Sebagai contoh kompetensi lulusan yang sifatnya umum adalah sebagai berikut :” setiap lulusan program Statra ! di Stikes mitra bunda persada harus memiliki kecakapan berbahasa inggris yang ditentukan berdasarkan nlai minimum TOEFEL 550”. Contoh lain misalnya kompetensi yang menyangkut sikap atau perilaku yang terbuka ( inklusif, demikratis, dan toleran ). Tentunya dapat dipahami mengapa kompetensi berupa kecakapan berbahasa inggris menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Stikes Mitra Bunda Persada apapun asal prodinya. Demikian juga kompetensi berupa sikap dan perilaku yang peduli pada mereka yang tersisih tidak cukup hanya disyaratkan bagi lulusan prodi tertentu melainkan untuk lulusan semua prodi dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Kompetensi yang sifanya lebih umum ini dapat diturunkan atau diolah dari nilai-nilai dasar ( basic values ) yang menjiwai penyelenggaraan suatu STIKES Mitra 37
Bunda Persada batam. Sedangkan contoh kompetensi lulusan yang sifatnya khusus / khas prodi ( atau kompetensi utama menurut keputusan mentri diatas ) adalah sebagai berikut “ setiap lulusan program studi ilmu kebidanan STIKES Mitra bunda persada batam harus : a. Memiliki kemahiran untuk pelayanan antenatal care b. Memiliki kemahiran untuk membantu persalinan normal c. Memiliki kemahiran untuk pelayanan setelah melahirkan d. Memiliki kemahiran untuk merawat bayi baru lahir e. memiliki pengalaman sebagai
mahasiswa magang pada
pusat pelayanan ibu dan anak selama 3 bulan,dst
Sampai
pada
contoh
ini
memang
dapat
muncul
pertanyaan: bila mengacu pada Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002, maka ke dalam kategori kompetensi apa rumusan kompetensi umum di atas (misal kemampuan berbahasa asing,
bersikap
toleran
dan terbuka, dsbnya) Layak
dikategorikan? apakah masuk ke dalam kategori kompetensi pendukung atau kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi ulama? Jawabannya : terserah pada masing-masing prodi dari setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk
menatanya
sendiri 38
dengan
memperhatikan
masukan dari masyarakat profesi dan dunia kerja sebagai pengguna lulusan. penataan
atau
penjabaran
jenis
kompetensi
kedalam
beberapa kategori/ kelompok inidapat dilakukan bersamaan misalnya dengan penataan kurikulum prodi termaksud. Perlu diingat bahwa walaupun
terdapat
berbagai
kompetensilulusan.
semuanya
tidak
namun
kategori
boleh saling
bertentangan atau tumpang tindih. Kompetensi lulusan tentunya juga menyesuaikan dengan visi, misi, nilai dasar STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Sehingga bisa dirumuskan beberapa
pertanyaan sebelum menetapkan standar kompetensi lulusan : apa yang menjadi visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda? a) apa yang menjadi visi dan misi fakultas / jurusan / program studi anda? b) apa nilai-nilai dasar yang diyakini oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam / fakultas / jurusan/ c) prodi anda? sudahkah fakultas / jurusan / program studi anda mengidentifikasi kategori d) kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusannya? sudahkah fakultas / jurusan I program studi anda memperhatikan keselarasan antara 39
e) visidan
misi
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam,
fakultas/ jurusan / prodidengan kategori kompetensiyang harus dimiliki oleh lulusan? apakah STIKES Mitra Bunda Persada Batam anda juga mensyaratkan kompetensi yang sifatnya umum f)
yang tidak hanya harus dimiliki oleh lulusan dari prodi anda? bagaimana seluruh kompetensi lulusan tersebut mendapat tempat di dalam isi
g) kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda? sudahkah kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda diramu sedemikian rupa h) sehingga mendukung proses pembelajaran agar lulusannya dapat menguasai seluruh kompetensi lersebut? siapa saja yang
bertanggungjawab
untuk
memenuhi
isistandarersebut (audiences), i)
apakah dosen, dekan, ketua jurusan, ketua prodi, atau lainnya? siapa
pemangku
kepentingan
(stakeholders)
yang harus dilibatkan dalam upaya j)
menetapkan kompetensi lulusan, dan bagaimana caranya?
40
4.3
Mekanisme Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan Agar Standar
memudahkan pelaksanaan Kompetensi
Lulusan,
atau pemenuhan
isi
maka sebaiknya dalam
merumuskan isi standar perlu diperhatikan bahwa: 1) Standar berupa pemyataan yang menggambarkan sesuatu hal (dapat berupa kondisi,keadaan, atau lainnya) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi (what should be) 2) Agar standar tersebut dapat dilaksanakan atau diupayakan pemenuhannya, mengikuti
maka rumusan
rumus
atau
prinsip
standar
sebaiknya
Audience,
Behaviour,
Competence, dan Degree (ABCD). Artinya, isi sebuah standar idealnya : a. Menyebutkan siapa pengelolanya atau siapa yang ditugasi untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar (Audience). Bila dibandingkan dengan struktursebuah kalimat lengkap, maka audience ini menunjuk pada subyek kalimat b. Memuat kondisi/keadaan yang bersifat 'should be' yang selalu harus dapat diukur. Hal yang dapat diukur ini lazimnya akan berupa
perilaku
(Behaviour).
Dalam
struktur kalimat
lengkap,bagian ini dapat disamakan dengan predikat. c. Memuat target I sasaran / tugas /materi / obyek , seperti 41
obyek
dalam
struktur sebuah kalimat lengkap. Bagian ini
disebut Competence d. Memuat tingkatan / satuan waktu / periode yang disebut Degree. Bagian ini mirip dengan kata keterangan dalam struktur sebuah
kalimat.
Berikut
ini beberapa contoh
rumusan
isi
Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi unsure ABCD tersebut : 1)"Ketua program studi menetapkan kualifikasi kompetensi rumusan
yang
meliputi pengetahuan,
keterampilan,
dan
sikap.', Dalam rumusan ini Audience nya adalah ketua prodi, Behaviournya adalah menetapkan, competence nya adarah
kualifikasi kompetensi rurusan, dan Degree nya
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2) "Ketua menetapkan kompetensi utama yang harus dimiriki oleh lulusan dari prodi ilmu Teknik Sipil dengan syarat sebagai berikut: a) harus meliputi kompetensi daram ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. b) perbandingan
bobot
masing-masing
kelompok
kompetensi pada butir “a” harus proporsional udiencenya adalah Dekan Fakultas, Behaviournya kompetensi
utama
rumusan, 42
menetapkan
competencenya
kedua
syarat tersebut 3) "Untuk menentukan kompetensi utama lulusan dari prodi ilmu
keperawatan,
dengan organisasi
Ketua
program
Studi
profesi". Audiencenya
berkonsultasi adalah Ketua
program Studi, Behaviournya berkonsultasi, competencenya untuk menentukan 4) kompetensi utama lulusan. 5) "Setiap dosen pada setiap awal semester harus membuat satuan Acara Perkuliahan untuk mata kuliah yang diasuhnya dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: a) mengidentifikasi jenis kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai mahasiswa melalui mata kuliah tersebut. b) menyebut metode pembelajarannya. c) Dsbnya 6)".Setiap dosen adalah Audience, harus membuat SAP adalah Behaviour,
seperangkat kriteria sebuah SAP adalah
competence, dan setiap awal semester adalah Degree.
4.4
Mekanisme Pengendalian Standar Kompetensi Lulusan Mekanisme pengendalian Standar Kompetensi Lulusan mensyaratkan agar setiap unit didalam lingkungan
STIKes
Mitra Bunda Persada Batam harus mampu mengontrol dan 43
memantau penerapan standar secara konsisten di lapangan atau
pada
kondisi
faktual.
Kemudian, bilamana
perlu
pimpinan unit tersebut segera mengambil tindaka korektif apa bila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Dengan kata lain, pesan utama dalam mekanisme ini adalah
agar
unit yang bersangkutan selalu melakukan
pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Sebagai pedoman, mekanisme pengendalian standar ini harus mengacu pada aturan normatif (bila ada), visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan/atau fakultas/jurusan/prodi, serta keterkaitannya dengan isi standar lain yang relevan di dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Untuk kepentinga pengembangan isi standar pada siklus penjaminan mutu berikutnya (misalnya bila SPMISTIKes Mitra Bunda Persada
Batam
tersebut
dievaluasi
berkala setiap 5 tahun), maka sebaiknya pengelola Standar Kompetensi Lulusan membuat catatan tertulis yang memuat semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar, penyebab terjadinya ketidaksesuaia antara tingkat pencapaian dengan substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil. Sebagai contoh konkrit, isi Standar Kompetensi Lulusan yang mewajibkan penguasaan kemampuan berbahasa lnggris setiap 44
mahasiswa ekuivalen dengan nilai TOEFL minimal 500, dalam penerapannya temyata menghadapi kendala atau bahkan gagal dicapai sebab terbukti misalnya hanya 40% dari jumlah lulusan keseluruhan setiap tahun yang mampu meraih nilai tersebut. Apabila hal ini lerjadi maka Dekan Fakultas dan/atau Kepata Prodi serta Pimpinan Universitas harus mampu mencari
penyebab
kegagalan pencapaian isi standar mutu
tersebut dan kemudian mengambil tindakan korektif dengan tepat sambil mencatat semua penemuan itu untuk kepentingan penyempumaan standar mutu pada siklus berikutnya. Mungkin saja, pejabat atau para pengelola standar mutu Kompetensi Lulusan tersebut menemukan bahwa penyebab kegagalan adalah (a). jumlah kelas terstruktur untuk matakuliah Bahasa lnggris terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang harus mengambil matakuliah tersebut, atau (b). metode penyelenggaraan kursus Bahasa lnggris ternyata tidak tepat / tidak sesuai dengan pola test TOEFL, atau (c). kualifikasi pengajar Bahasa inggris temyata belum memenuhi standar (unqualified), atau mungkin juga (d). mutu mahasiswanya yang temyata jauh di bawah standar karena sistem rekruitasi calon mahasiswa sejak awal yang tidak baik, dsbnya. 45
Pada
akhirnya,
Kompetensi
mekanisme
Lulusan
pengendalian
kemudian
Standar
akan diikuti dengan
mekanisme pengembangan Standar Kompetensi Lulusan setelah terlewatinya jangka waktu tertentu, misalnya 5 atau 7 tahun. Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini adalah untuk mengevaluasi sejauh-mana pencapaian isi standar oleh para pengelola
standar, dan menjajagi kemungkinan untuk
meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara bertahap dan berkelanjutan. Tahap inilah yang disebut sebagai langkah akhir dari satu siklus penjaminan mutu secara utuh, dan sekaligus menjadi langkah awal dari siklus berikutnya Sebagai
penutup, dapatditambahkan bahwa setiap STIKes
Mitra Bunda Persada Batam dapat memperluas isi dari Standar Kompetensi Lulusan dengan misalnya memasukkan unsur-unsur lain yang tetap berkaitan erat dengan kompetensi lulusan. Sebagai contoh, misalnya tentang
dapat
peningkatan kemampuan
ditetapkan standar mutu para
lulusan
seperti
penyediaan informasi bagi para lulusan baru (fresh graduates) untuk meniti karir, dan penyediaan kursus/pelatihan/pendidikan berkela
njutan
dalam
upaya
meningkatkan kompetensi
lulusan. Dengan kata lain, isi standar mutu Kompetensi Lulusan tidak hanya berhenti pada upaya peningkatan mulu para calon 46
lulusan saja, melainkan juga ditujukan untuk para alumni STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan
47
BAB V STANDAR ISI PEMBELAJARAN
5.1
Definisi Buku
tentang
Standar
isi ini
dimaksudkan
untuk
memberi inspirasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan SPMI, khususnya dalam hal menetapkan, melaksanakan, dan mengendalikan Standar Isi. Tentunya, pelaksanaan pemenuhan berbagai standar dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada bertahap
sesuai
Batam, termasuk Standar Isi,
dengan
kesiapan
perlu
STIKes Mitra Bunda
Persada Batam, namun sebaiknya perlu disusun kerangka waktu yang jelas untuk pelaksanaannya atau perlu disusun Blue Print. Berdasarkan
Buku
Panduan
Pelaksanaan
Sistem
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2006) ada beberapa formulasi SPMI, tetapi apabila dicermati lebih dalam, maka dapat dicatat beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam kegiatan tersebut, yaitu : 1. Penetapan standar 2. Pelaksanaan 3. Monitoring dan Evaluasi 48
4. Audit mutu Internal (AMI) 5. Peningkatan kualitas dan benchmarking Pada prinsipnya, STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila akan merumuskan dan menetapkan substansi dari berbagai standar mutu dalam SPMI nya, dan khusus dalam hal ini tentang Standar Isi, seyogjanya terlebih dahulu memahami peraturan
perundang-undangan
yang
mengatur, atau yang
relevan dengan, Standar Isi. Dalam konteks ini,
peraturan
tersebut adalah (a). Permen No. 44 tahun 2015 tentang SNPT). Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000
tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa, dan (c). Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. 5.2
Mekanisme Penetapan Standar Isi Standar Isi Stikes Mitra Bunda Persada Batam adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang
kompetensi
lulusan,
kompetensi
bahan
kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Hal ini berarti bahwa substansi Standar Isi tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain di dalam SPMI - Stikes 49
Mitra Bunda Persada Batam
yaitu
Standar
Proses
Pembelajaran, Standar Penilaian pendidikan, dan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk memperjelas posisi Standar Isi dalam kurikulum suatu program studi dan kaitannya dengan Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan dapat dilihat skema kurikulum pada
Tabel 5.1 Kandungan dalam Kurikulum STIKES Mitra Bunda Persada Batam KURIKULUM DOKUMEN
KEGIATAN NYATA
(CURRICULUM PLAN)
(ACTUAL CURRICULUM)
Serangkaian Mata Kuliah
Proses Pembelajaran
Silabus
Proses Evaluasi
Program Kegiatan
(Assessment)
Pembelajaran (RPS)
Penciptaan Suasana Pembelajaran
Berdasarkan Tabel. dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Standar Isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum 50
(curriculum plan)
suatu program studi. Kegiatan nyata
kurikulum (actual curriculum)
yaitu proses pembelajaran
dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar proses dalam SNP dan proses evaluasi
(assessment)
sama
dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP. Adapun kualifikasi kemampuan lulusan pendidikan tinggi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang tercakup dalam kurikulum tersebut dinyatakan dalam standar kompetensi lulusan dalam SNP. Berdasarkan informasi ini dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4 butir standar dalam SNP. Untuk itu peningkatan mutu kurikulum merupakan keniscayaan bagi suatu perguruan tinggi. Karena Standar Isi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kurikulum maka untuk memperjelas maksud Standar Isi dalam bab ini dituliskan definisi kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana clan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya pedoman
penyelenggaraan
yang digunakan sebagai
kegiatan
belajarmengajar
diperguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 1 butir 6). Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai 51
kegiatan nyata
pendidikan
tinggi
yang
menjadi
dasar
penyelenggaraan program studi. Kurikulum tersusun atas dua hal yaitu : 1.
Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama.
2.
Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari kurikulum
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam,
komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan
lingkungan
serta ciri khas STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 145/D/O/2009). Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen – elemen kompentensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi
lain.
Proses
penetapan
Standar
Isi
perlu
dilakukan secara berjenjang dimulai di tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu di tingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan
standar
menyempurnakannya,
mutu ditingkat yang lebih tinggi sehingga
standar
mutu
dan
tersebut
menjadi sesuai untuk masing-masing unit kerja . Standar Isi STIKes Mitra Bunda Persada merupakan
penjabaran
Batam
secara deduktif
visi STIKes Mitra Bunda Persada 52
Batam dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakeholders dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Proses penetapan Standar lsi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai ditingkat
Stikes, kemudian dan tingkat
program studi. Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan menyempumakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing institusi. Standar lsi perguruan tinggi secara deduKif merupakan penjabaran visi perguruan tinggidan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakehalders dari perguruan tinggi tersebut. Apa substansi (atau kriteria) dari Standar lsi yang perlu dirumuskan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam agar dapat dikatakan memenuhi kriteria dari SNP? Jawabannya adalah dengan mempelajari isi dari Pasal 5, 9,15, 17 ayat (4), dan 18 dari Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 sebagaimana telah dikutip di atas, dan berikut ini diulang kembali dalam bentuk Tabel 4.l. Dalam Tabel l terlihat ada substansi dari Standar lsi yang telah ditetapkan oleh PP. No. 19/2005 dan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas), tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh 53
STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Jumlah substansi standar yang perlu ditetapkan
oleh
STIKES Mitra Bunda Persada
Batam relatif lebih banyak dari pada yang telah ditetapkan oleh Permenristekdikti No. 44/2015 dan Permendiknas. Hal ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa pemerintah memberi keleluasaan terhadap
STIKES Mitra
Bunda Persada Batam
sesuai
untuk berkembang
dengan
kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu perguruan tinggiwajib menetapkan dan melaksanakan secara konsisten'dan bekelanjutan kandungan Standar lsitersebut. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi dapat memenuhi SNP bahkan selanjutnya dapal melampaui SNP baik dalam jumlah maupun level dari substansi (kriteria) standar tersebut. Dalam proses penetapan Standar lsi, tim atau satuan tugas
SPMl-
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam perlu
memetakan dan merum uskan secaia lebih detil substansi dari Standar lsi, baik yang secara minimal telah diatur oleh Pemerintah melalui SNP seperti disebut di atas, ataupun substansi Standar lsi yang melebihi standar minimal menurut SNP itu. Berikut ini contoh dari pemetaan tersebut.
54
I. Substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP : a.
Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh PP. No. 19/2005: 1. Kurikulum memuat
tingkat mata
pendidikan kuliah
tinggi
wajib
Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan , Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada program sarjana dan diploma. 2. Kurikulum
tingkat
pendidikan
tinggi
program
sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian,
kebudayaan serta
mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika b.
Substansi Standar isi yang telah
ditetapkan oleh Per
mendiknas: 1. Beban
sks
pendidikan
minimal pada
dan
maksimal
pendidikan
program
tinggi dirumuskan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen (perlu mengacu permen yang akan ada). 2. Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur lebih
lanjut
dengan
Permen (perlu mengacu
permen yang akan ada). c.
Substansi Standar Isi yang perlu ditetapkan oleh STIKES 55
Mitra Bunda Persada Batam : 1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk setiap program studi. 2. Dalam mengembangkan
kerangka
dasar
dan
struktur kurikulum, STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah
terkait,
dan
kelompok
ahli yang
relevan. 3. Kurikulum tingkat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan kedalaman muatannya diatur oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam. 4. Beban sks efektif diatur oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam. 5. Kurikulum
tingkat
pendidikan
untuk
setiap
program studi di Stikes Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu
56
Tabel 4.2 Anatomi Standar Isi Menurut PP No.19 TAhun 2005 Tentang SNP Diatur Oleh PP.No.19 / 2005
Permen Diknas
Perguruan Tinggi
Kurikulum
Beban sks
Kerangka
tingkat
minimal dan
dasar dan
pendidikan
maksimal
struktur
tinggi wajib
program
kurikulum
memuat mata
pendidikan
pendidikan
kuliah
pada
tinggi
pendidikan
pendidikan
dikembangkan
agama,
tinggi
oleh PT ybs.
pendidikan
dirumuskan
Untuk setiap
kewarganegara
oleh BNSP
program studi.
an, Bahasa
dan
Indonesia, dan
ditetapkan
mengembangk
Bahasa Inggris,
dengan
an kerangka
pada program
Permen.
dasar dan
Kalender
struktur
akademik
kurikulum,
sarjaa dan
diploma. 57
Dalam
Kurikulum
untuk
perguruan
tingkat
perguruan
tinggi
pendidikan
tinggi diatur
melibatkan
tinggi program
lebih lanjut
asosiasi
sarjana dan
dengan
profesi,
diploma wajib
Permen.
instansi
memuat mata
pemerintah
kuliah yang
terkait, dan
bermuatan
kelompok ahli
kepribadian,
yang relevan.
kebudayaan
Kurikulum
serta mata
Tingkat
kuliah
pendidikan
Statistika,
tinggi dan
dan/atau
kedalaman
Matematika.
muatannya diatur oleh perguruan tinggi masingmasing.
Beban SKS efektif
58
program pendidikan tinggi diatur oleh masingmasing perguruan tinggi.
Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masingmasing perguruan tinggi dengan mengacu pada SNPO.
59
II. Substansi Standar Isi yang melampaui SNP Salah
satu
cara
sederhana
dan
praktis
dalam
perumusan substansi Standar Isi yang melampaui SNP dapat dilakukan dengan Cara memperhatikan dua aspek tersebut dan merujuk pada Standar Penjaminan Mutu Eksternal (akreditasi atau sertifikasi) yang dicita citakan. Tim yang ditunjuk melakukan pencermatan substansi yang sesuai dengan visi dan kebutuhan stakeholders dan yang ada dalam Standar yang diacu tersebut tetapi belum ada dalam SNP. Penetapan Standar Isi seyogyanya secara bertahap sesuai dengan kemampuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut tetapi terprogram dengan baik. Tabel 4.3 Standar isi yang ditetapkan oleh per guruan tinggi sesuai dengan SNP dan melampaui SNP Standar Isi Suatu
Standar Isi Suatu Prodi
Prodi sesuai dengan
diluar
SNP No 1
Sub Kriteria Struktur
No 1
60
Sub Kriteria Kesesuaian
Kurikulum
Kurikulum
dengan
visi dan misi program studi. 2
Cakupan
2
Kurikulum 3
Ketersediaan
Peta
Kurikulum
Relevansi
3
Kurikulum
Urutan
(sequence)
mata kuliah di dalam peta kurikulum
4
Beban
Kredit
4
Kurikulum
Urutan
(sequence)
pelaksanaan kuliah
di
mata dalam
kurikulum dibandingkan
peta
kurikulum 5
Integrasi
5
Kurikulum
Kesesuaian
keahlian
dosen dengan mata kuliah yang diajarkan
6
Fleksibilitas
6
Kurikulum
Relevansi peninjauan kurikulum
7
Fleksibilitas
mata
kuliah pilihan 8 61
Kesesuaian
keahlian
dosen matakuliah
dengan yang
diajarkan 9
Kesesuaian Praktikum
10
Kecukupan
modul
praktikum
5.3
Mekanisme Pemenuhan Standar Isi
Mekanisme Pehan Standar Isi oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan untuk mendapatkan standar isi sebagai mana yang diharapkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pemenuhan standar isi dapat dinyatakan dalam tahapan kegiatan mulai dari penyusunan, penyempurnaan atau peninjauan kurikulum oleh STIKes Mitra Bunda Persada dokumen kurikulum.
62
Batam yang menghasilkan
Gambar 4.1. Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum
5.4
Mekanisme Pengendalian Standar Isi
Manejemen pengendalian standar isi mengandung dua makna yaitu : evaluasi dan usaha peningkatan standar. Oleh karena
itu dalam tahap
ini
dilaksanakan kegiatan evaluasi
terhadap implementasi Standar Isi (Proses pembelajaran, Proses evaluasi dan menciptakan suasana pembelajaran) yang selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilakukan usaha peningkatan yang berkelanjutan (Continous Quality Improvement/CQI). 63
Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan standar isi bertujuan mengetahui kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan standar
isi
dibandingkan
ditetapkan. Untuk
dengan
standar
isi
yang
telah
itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan atas
: (1) implementasi dokumen kurikulum, (2) kalender akademik (proses pembelajaran, proses evaluasi dan penciptaan suasana pembelajaran) (3) evaluasi penyempurnaan kurikulum yang dilaksanakan secara terus menerus setiap akhir semester dan (4). Evaluasi peninjauan kurikulum dilaksanakan setiap 4 – 5 tahun sekali.
64
Tabel 4.4. Mekanisme manajemen pengendalian standar isi Kegiatan
Penanggung jawab
Perumusan Standar Mutu Prodi :
Ket.Jurusan/Ka.Pro
Misi dan Visi Prodi dan Spesifikasi
di dan disyahkan
Prodi dan Kompetensi Lulusan,
rapat jurusan . Bila
Kurikulum
diperlukan dibentuk tim perumus
Pemenuhan standar
Ket.Jurusan/Ka.Pro
Kegiatan Akademik dan penunjang
di/Sek.Jurusan/Sek. Prodi
Kegiatan Perkuliahan, Kerja Praktek,
Sek.Jurusan/Sek.Pr
Penelitian Mahasiswa dan Tugas Akhir
odi/Pembantu Pengurus Jurusan 1 (PPJ 1)
Kegiatan kerjasama, penelitian dan
Pembantu
pengabdian masyarakat
Pengurus Jurusan 2
Kegiatan co-kurikuler : Success skill training, personal
Pembantu
development programs, career
Pengurus Jurusan 3
workshop, dll
Pengendalian standar
Sek.Jurusan/Sek.Pr
Evaluasi Penyempurnaan Kurikulum
odi/PPJ
65
1/Dosen/Mahasisw a
Pengendalian Standar
Badan Penasehat,
Evaluasi Peninjauan Kurikulum
Penguji dari luar, Alumni, Pengguna, Mahasiswa
66
BAB VI STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
6.1 Definisi Di dalam Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan RI.No.44/2015 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan
dosen dan sumber belajar pada
suatu
lingkungan belajar. Dilingkungan pendidikan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan
dosen. Dalam
interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student
Centered
Learning ) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam
empat
kognitif ,
kemampuan
yaitu
ranah,
yang yang
pengetahuan, penalaran atau pikiran,
disebut
ranah
berkenaan dengan ranah afektif yaitu
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi -
reaksi
yang
berbeda
berdasarkan penalaran, misalnya
penerimaan, partisipasi, penentuan sikap ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya
persepsi,
kreativitas, ranah kooperatif, yaitu
kemampuan untuk bekerjasama. Agar proses pembelajaran dapat rnenghasilkan perubahan 67
pada mahasiswa dalam empat ranah seperti dikemukakan di atas dan
bermutu
(memenuhi
standar
kompetensi
lulusan),
diperlukan standar mutu proses pemberajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan
stakeholders.
Pelaksanaan
proses
harus
memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterrelasi. Komponen – komponen
tersebut
adalah
dosen, mahasiswa,
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran. Komponen-komponen yang mempengaruhi kebesaran proses pembejaran seperti dikemukakan di atas, (yang ditetapkan, dilaksanakan dikendalikan oleh perguruan Tinggi, perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan mutu pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah diperlukan standar mutu untuk berbagai komponen tersebut.
68
6.2 Mekanisme Penetapan Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian Minimal pada suatu siklus penjaminan mutu tentang seluruh proses kegiatan pembelajaran pada setiap program studi yang diselenggarakan oleh
STIKES
Mitra
Bunda
Persada
Batam,
serta
pengembangannya secara berkelanjutan. Tujuan standar ini adalah menjamin pemenuhan mutu seluruh proses pembelajaran di dalam lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, kreatif yang mampu memotivasi dan meningkatkan psikomotorik,
kemampuan dan
kooperatif,
aspek
kognitif,
afektif,
secara utuh, menyeluruh, dan
berkelanjutan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk menetapkan Standar Proses Pembelajaran di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam,
dapat dilakukan melalui langkah – langkah
sebagai berikut : 1. Melakukan ketentuan
studi normatif
pendahuluan
penelusuran
yaitu peraturan
terhadap
perundangan
yang
mengatur tentang proses pembelajaran. Selain ketentuan normatif, harus pula diperhatikan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam sebagai landasan sekaligus 69
tujuan dalam menentukan isi standar proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, tentukan standar yang rnenggambarkan
sesuatu
(dapat
berupa
keadaan,
proses ) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi. 2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis. 3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui kebutuhan stakeholders tentang kompetensi lulusan. 4. Rumuskan
standar
prinsip Audience,
dengan
menggunakan
rumus
Behaviour, Competence, dan
atau
Degree
(ABCD), dengan memperhatikan acuan normatif yaitu perundang – undangan yang relevan, nilai – nilai dasar, visi, misi, tujuan
dan sasaran STIKES Mitra Bunda Persada
Batam, serla keterkaitan antar standar. Penjelasan :
1. Studi Pendahuluan Penelusuran Terhadap Ketentuan Normatif a. Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan RI.No.49/2014 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 70
b.
Pasal 35 ayat (1) UU No. 20/2O03 tentang Sistem Pendidikan Nasional, proses
harus
berkara.
yang
ditingkatkan
Hal
intinya bahwa secara
ini dimaksudkan
standar
berencana
dan
untuk meningkatkan
keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan kompetisi antar bangsa dalam peradaban dunia. c. Pasal 60 huruf b UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa tugas keprofesionalan dosen adalah merencanakan,
melaksanakan
proses
pembelajaran,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. d. Pasal 19 PP No- 19/2005 tentang standar Nasional pendidikan, yang intinya: 1). Proses
pembelajaran diserenggarakan
secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi aktif,
peserta
didik
untuk
berpartisipasi
serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2). Pendidik memberikan keteladanan. 3). Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, 71
pelaksanaan
proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses
pembelajaran
untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, e. Pasal 12 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional pendidikan : Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,dan penilaian hasil belajar. f. Pasal 21
PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
pendidikan : Pelaksanaan proses pembelajaran
harus
memperhatikan
didik
jumlah
maksimal
peserta
perkelas dan beban mengajar maksimal perpendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. g. Pasal 23 PP No. 19/2005 tentang standar Nasional pendidikan : Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan,
supervisi,
evaluasi,
pelaporan,
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan
72
dan
Mekanisme penetapan standar proses pembelajaran adalah tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan dalam perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan
proses
pembelajaran oleh Prodi di STIKes Mitra Bunda Persada Batam.
Seluruh
proses
pembelajaran
tersebut perlu
ditetapkan standar mutunya, yaitu: a. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam. c. Standar Pengawasan Proses Pembelajaran oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam 2. Evaluasi Diri Dengan Menerapkan SWOT Analysis Setelah perumus standar mutu dalam SPMl- STIKES Mitra Bunda Persada Batam
menetapkan komponen atau
unsur – unsur apa saja yang sebaiknya ditetapkan di dalam standar mutu tentang perencanaan, pengawasan
proses
perundangan
sebagaimana
pelaksanaan,
pembelajaran dipaparkan
sesuai di
dan
peraturan atas,
maka
langkah berikutnya adalah melakukan analisis swot ( strengths, weaknesses, apportunities, and Threats dengan dukungan studi pelacakan. 73
)
Untuk aspek Strengths, yang harus menjadi fokus analisis
adalah
keunggulan
berbagai
dari
hal
yang menjadi
kekuatan/
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam,
sedangkan untuk aspek weaknesses, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi kelemahan/ kekurangan STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Jadi, analisis terhadap kedua aspek ini lebih berupa analisis terhadap faktor intemal STIKes Mitra Bunda Persada Batam, seperti misalnya
jumlah dosen, kualifikasi dosen, ketersediaan
ruangan dll. Threaths
Sedangkan untuk aspek Opportunities dan
yang
harus
menjadi
fokus
analisis
adalah
berbagai hal yang merupakan peluang dan ancaman bagi STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Dengan
demikian, analisis terhadap kedua aspek terakhir
harus diarahkan pada faktor eksternal STIKes Mitra Bunda Persada Batam, misalnya perkembangan teknologi informasi, peraturan Perundangan dll. Dengan standar
demikian,
Perencanaan
untuk
merumuskan
substansi
Proses Pembelajaran, Pelaksanaan
Proses Pembelajaran, dan Pengawasan Proses Pembelajaran, harus mengetahui
lebih
dahulu
kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman yang dihadapi STIKES Mitra 74
Bunda Persada Batam melalui analisis SWOT. Jika dilakukan secara cermat, terarah sesuai cita-cita
bersama, dan
melibatkan segenap potensi yang ada, maka analisis SWOT dapat mengidentifikasi arah pengembangan STIKes Mitra Bunda Persada akurasi
Batam
yang sangat
didukung
dengan
yang
minimal
baik Hasil hasil
dengan tingkat
analisis SWOT yang
kajian normative
peraturan
perundangan yang relevan, kemudian diramu dengan visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam
sehingga
menghasilkan rumusan substansi standar proses dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam. 3. Merumuskan standar dengan rumus ABCD Penjabaran rumus ABCD ke dalam perumusan, bahasa, standar mutu adalah sebagai berikut : a. Siapa
yang
bertugas
untuk
menjalankan
atau
menjamin terpenuhinya isi standar (Audience). b. Kondisi atau keadaan atau proses yang diharapkan terjadi. Kondisi
tersebut sifatnya harus terukur.
(Behaviour). c. Apa sasaran/ target tugas
yang harus dicap ai
(Competence). d. Tentukan periode atau satuan waktu, yang disebut 75
(Degree).
Contoh perumusan standar dengan rumus tersebut: 1). Setiap awal semester Dekan menentukan dan mempersiapkan jadwal perkuliahan, jadwal ujian, ruang kuliah, dan dosen pengampu matakuliah. 2). Setiap dosen wajib menyusun bahan ajar yang dibagikan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan. 3). Setiap awal tahun akademik, Dekan masing-masing fakultas menyelenggarakan untuk
menentukan
rapat dosen
matakuliah
lengkap
yang
akan
diselenggarakan dan dosen pengajamya. 4. Uji publik untuk mengetahui kebutuhan stakeholders Setelah isi standar proses telah berhasil dirumuskan, maka sebelum standar ter sebut resmi ditetapkan, lebih dahulu disosialisasikan kepada publik, khususnya ke pada perwakilan dari unsur pemangku hepentingan STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Tujuannya antara lain untuk memperkenalkan dan/atau menguji sejauh mana tingkat akses STIKES Mitra Bunda Persada Batam, abilitas dan akurasi dari isi standar tsb menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh usulan – usulan yang konstruktif.
76
Dari hasil uji coba ini, bila perlu isi standar dapat disempurnakan. 6.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Proses Pembelajaran 1. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh Prodi di STIKES Mitra Bunda Persada Batam Standar mutu tentang perencanaan proses pembelajaran yang sekurang-kurangnya mengatur berbagai hal berikut ini: a. Penetapan matakuliah yang dilaksanakan pada semester tersebut b. Penunjukan PJMK c. Jadwal perwalian akademik d. Jadwal pendaftaran matakuliah (Kartu Rencana Studi) oleh mahasiswa. e. Penetapan kalender perkuliahan f. Jadwal dan tempat perkuliahan g. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Dan ditambahkan Kode matakuliah, jumlah
SKS
dalam
Diskusi,Praktika/Lab,Klinik),
distribusi
(Ceramah-
PJMK,
Diskripsi
matakuliah, Waktu dan Tatap muka perkuliahan. 77
Demikian
pula
merencanakan
halnya
proses
dengan
dosen,
pembelajaran
harus
sesuai dengan
perencanaan proses pembelajaran yang telah ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam (cq. program studi). Untuk menetapkan standar mutu perencanaan proses pembelajaran STIKES
Mitra Bunda Persada
Batam,
beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan : a. Standar silabus, standar perwalian akademik, standar Kartu Rencana Studi, standar pembelajaran, standar penilaian harus mengacu pada visi - misi program studi yang diturunkan dari v isi – misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Menetapkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan stakeholders c. Substansi matakuliah, yang sesuai dengan visi dan misi
program
studi,
kebutuhan stakeholders, dan
keunggulan lokal. d. Strategi
pemberajaran
yang
sesuai,
agar
tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan
demikian,
pembelajaran,
penyusunan langkah
pemanfaatan 78
berbagai
– langkah
fasilitas
dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya. e. Metode
pengajaran,
yaitu
untuk
merealisasikan
strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa metode, karena itu dosen harus dapat menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien. 2. Standar pelaksanaan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Pelaksanaan proses pembelajaran yang sekurang – kurangnya mengatur perihal : a. Jumlah ± 40 mahasiswa/kelas b. Beban megajar seorang dosen 8 SKS / equivalen 112 Jam / Semester, yang lain menyesuaikan kebijakan institusi c. Rasio jumlah mahasiswa untuk setiap dosen tetap : 1 : 20 d. Prasarana dan sarana perkuliahan : Kursi mahasiswa, Meja-Kursi
dosen-pengajar, White board-Spidolnya,
LCD projector, AC, Sound System. Pelaksanaan perkuliahan : 79
a. Penguasaan Materi Kuliah oleh dosen/ pengajar b. Kemampuan Menjelaskan Materi Kuliah c. Sistematika menjelaskan kuliah d. Kemampuan
Membangkitkan
minat
belajar
bagi
mahasiswa e. Kemampuan memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan f. kedisiplinan (Kehadiran dan ketepatan waktu) g. Kesediaan membantu mahasiswa diluar jam kuliah h. Kepatuhan terhadap silabus i. Kejelasan kompetensi yang akan diperoleh setelah mengikuti kuliah j. Kejelasan rangkaian mata kuliah ini dengan matakuliah lainnya k. Tugas yang diber ikan sesuai dengan beban kuliah l. Manfaat kuliah bagi mahasiswa m. Pemanfaatan sarana/fasilitas pendukung perkuliahan
3. Standar pengawasan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, terutama oleh dosen, maka perlu ada mekanisme 80
untuk mengawasinya dan mekanisme pengawasan ini perlu dibuatkan standar mutunya. Standar mutu pengawasan proses pembelajaran, meliputi : a. Pemantauan Adanya suatu kegiatan pengawasan secara terus menerus oleh PJMK, Sekprodi, Kaprodi dan Ketua dalam pelaksanaan proses pembelajaran b. Supervisi Adanya suatu kegiatan pengawasan secara berkala oleh Sekprodi, Kaprodi dan Ketua dalam pelaksanaan proses pembelajaran c. Evaluasi Kegiatan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran
dalam
ranah
kognitif, afektif dan
psikomotor. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai. d. Standar kegiatan mengukur : Ujian (UTS dan UAS, Ujian Perbaikan), Tugas Presensi. e. Standar pelaksanaan dan soal ujian : 1). Ujian boleh dilaksanakan bila jumlah tatap muka perkuliahan mencapai 75 % dari rencana. 2). Menetapkan jadual ujian satu minggu sebelum ujian 81
dilaksanakan 3). Menetapkan pengawas dan tempat ujian satu minggu sebelum ujian dilaksanakan. 4). Adanya tempat pengamanan soal ujian. 5). Melengkapi berita acara dan daftar hadir mahaiswa dalam ujian. 6). PJMK diperkenankan memberikan kisi – kisi soal. 7). PJMK diharuskan menyerahkan soal maksimal satu minggu sebelum ujian dilaksanakan. 8). Pembuatan
soal
disesuaikan
dengan
tujuan
pembelajaran f. Menilai (menentukan katagori kemampuan mahasiswa) 1). Penilaian PAP atau PAN 2). Nilai diserahkan maksimal dua minggu setelah ujian dilaksanakan 6.4 Mekanisme Pengendalian Standar Proses Pembelajaran Pemenuhan standar pada prinsipnya menuntut setiap program
studi
danatau
dosen sesuai dengan tugas
dan
kewenangan masing – masing berdasarkan struktur organisasi STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
yang
bersangkutan
secara konsisten memenuhi atau melaksanakan Standar Proses Pembelajaran
yang
telah 82
ditetapkan.
Dengan
demikian
pejabat atau pimpinan unit atau dosen harus menjadikan standar ini sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing – masing. Dalam tahap ini, pimpinan unit perlu melakukan sosialisasi isi Standar Proses Pembelajaran kepada
para
pemangku kepentingan
internal,
khususnya
dosen dan tenaga kependidikan. Setelah upaya ini dilakukan, pimpinan unit
mulai bekerja
untuk memenuhi atau
melaksanakan isi standar tersebut. Pada tahap ini, pimpinan juga harus rnemperhatikan semua ketentuan normatif yang relevan (bila ada), agar upaya pemenuhan isi standar tidak melanggar peraturan perundangan. sebagai
bagian
dari mekanisme pemenuhan
standar Proses Pembelajaran, pengelola standar harus pula menyiapkan perangkat dokumen tertulis seperti formulir borang, bagan checklist, tabel atau instrumen lain yang relevan
dengan
administrasi
isi
standar
pelaksanaannya,
ini.Untuk maka
semua
memudahkan instrument
Tertulis tersebut harus diberi nama dan kode numerasi tertentu. Beberapa contoh dikemukakan di bawah ini. Pemenuhan standar perencanaan proses pembelajaran, termasuk
juga
administrasi kegiatan
pendukung
proses
pembelajaran dilakukan secara transparan dan akuntabel. 83
Program studi sesuai dengan kewenangan masing – masing mempersiapkan
administrasi
kegiatan
pendukung
proses
pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui : Penyelenggaraan rapat dosen lengkap dengan acara : 1). Memahami kembali visi dan misi program studi Penetapan standar administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran, antara lain: a). Jumlah tatap muka rata-rata persemester, Jika semester sebelumnya mencapai 75 %, maka pada semester berjalan ditargetkan meningkat menjadi 80 %' b). Jumlah penugasan kepada mahasiwa rata - rata persemester, jika semester sebelumnya mencapai 50 % dari tugas yang seharusnya diberikan, maka pada semester berjalan ditargetkan 60 %. c). Jumlah kelulusan dalam suatu mata kuliah, jika semester sebelumnya mencapai rata - rata 90 %, maka pada semester berjalan ditargetkan 95 % dengan parameter yang sama dengan semester sebelumnya. d). Kualitas kelulusan mahasiswa dari suatu mata kuliah, jika pada semester sebelumnya rata-rata 84
dominan pada nilai akhir c, maka pada semester berjalan ditargetkan dorninasi nilai akhir B dengan parameter yang sama dengan semester sebelumnya. 2). Koordinasi materi perkuliahan, termasuk evaluasi RPS 3). Pengembangan metode pengajaran (bila ada) 4). Manajemen kelas Koordinasi metode evaluasi proses pembelajaran. dll 6.5 Pemenuhan Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran Penyelenggraan proses pebelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka yang diselenggarakan selama 16 minggu termasuk UTS dan UAS atau kegiatan lain yang setara dan bahkan lebih baik dan alat bantu berupa : a. Rencana Pembelajaran Semester
(RPS)
yang
dibagikan
kepada seluruh mahasiswa peserta suatu mata kuliah, untuk memantau kelengkapan pemberian dan pentahapan materi pembelajaran. b. Berita acara tatap muka perkuliahan yang berisi data dan informasi
tentang materi pembelajaran, tugas yang telah
diberikan
kepada
mahasiswa,
penggunaan
alat
bantu
pembelajaran. c. presensi
(daftar
kehadiran) mahasiswa
dan dosen untuk
memantau standar minimal kehadiran mahasiswa dan dosen, 85
misalnya sebanyak 90 % dari 14 minggu tatap muka dalam satu semester. d. Pemberian
tugas
kepada
mahasisrva
untuk
menunjang
keberhasilan kegiatan tatap muka, yang dapat terdiri atas penyusunan makalah, praktek di laboratorium, kuliah kerja, penelitian, workshop, dan lain – lain
sesuai dengan
kebutuhan mata kuliah terkait. Pemberian test formatif (test penyerapan) kepada mahasiswa, untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa. Hasil test formatif digunakan oleh dosen untuk menguatkan materi pembelajaran yang telah berhasil diserap oleh mahasiswa, dan/atau memperbaiki pemberian materi pembelajaran yang belum kurang/tidak dapat diserap oleh mahasiswa hingga Tujuan lnstruksional Khusus (TlK) yang dicantumkan dalam SAP dapat dicapai. 6.6 Pemenuhan Standar Pengawasan Proses Pembelajaran a.
Prodi menyiapkan berita acara tatap muka/ perkuliahan yang
berisi
pembelajaran,
data
dan
tugas
yang
informasi telah
tentang
materi
diberikan
kepada
mahasiswa. b. Prodi
menyiapkan
presensi
mahasiswa dan dosen untuk 86
(daftar
kehadiran)
memantau standar
minimal kehadiran mahasiswa dan dosen. 6.7 Mekanisme Pengendalian Standar Pengawasan Proses Pembelajaran Pengendalian perencanaan,
Standar
Proses
pelaksanaan,
pembelajaran) harus
Pembelajaran
dan
dilakukan oleh
pengawasan
(tentang proses
STIKES Mitra Bunda
Persada Batam yang dalam hal ini dilakukan oleh pejabat yang berwenang (misalnya, Ketua dan Program Studi). Tujuannya adalah untuk nemantau penerapan standar secara konsisten tersebut
pada segera
kondisi Prodi. mengambil
Bilamana tindakan
perlu
pejabat
korektif
apabila
ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Jadi setiap unit akademik (Prodi) yang bersangkutan selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati. Pengendalian Standar Perencanaan Proses Pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen: a.
Prodi mengecek pada dosen koordinator mata kuliah sebelum
suatu
semester dimulai,
apakah
sudah
menyerahkan RPS mata kuliah yang dibinanya agar dapat dibagikan kepada mahasiswa sebelum kuliah pada awal semester dimulai. 87
b.
Prodi mengecek pada Dosen apakah sudah mempersiapkan diktat perkuliahan atau power point sebagai bahan ajar. Pengendalian standar Pelaksanaan Proses pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen : Pengendalian oleh ketua/program studi dilakukan dengan pengisian daftar hadir dosen dan mahasiswa, pengisian Berita Acara Perkuliahan, penyiapan bahan ajar dan teknologi informasi , peralatan Up to date yang siap digunakan. Pengendalian oleh dosen: a. Dosen memperhatikan mutu
pembelajaran dengan
mengikut sertakan secara aktif mahasiswa (student centered).
Konsep
pembelajaran
berfungsi
untuk
memfasiliiasi pembelajaran berdasarkan standar yang telah ditetakan. b. Dosen
menciptakan
lingkungan
yang
mendorong
pembelajaran kolaboratif (colaborative learning). c. Dosen memenuhi standar kualitas pembelajaran, dengan: mendorong mahasiswa belajar mandiri dan dapat memilih sendiri pengembangan lebih lanjut model belajar untuknya mendorong pengembangan kualitas pribadinya memberi
kemungkinan 88
proses
pemt-.elajaran
berlangsung dengan tujuan life long learning menjamin bahwa mahasiswa aktif selama proses pernbelajaran, yang dicerminkan pengalaman
dan
dalam pengenalan
memiliki wawasan yang luas.
89
penguasaan
teori,
problem nyata, dan
BAB VII STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
7.1 Pendahuluan Paradigm baru dalam system pendidikan tinggi yang di tuangkan dalam HELTS 2003-2010 dan kemudian di jabarkan dalam beberapa peraturan dan undang undang system pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ( Sisdiknas ) dan peraturan pemerintah No. 19/2005 tentang standar Nasioanl Pendidikan ( SNP ) telah memberikan wacana berkelanjutan. Dalam PP tentang SNP, proses penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: 1.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik ( dosen )
2.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian hasil hasil belajar oleh pendidik ( dosen )
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan untuk mematau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam berbentuk tugas /test/ujian. Bahwa system penilaian dan Sedangkan hasil penilaian pencapaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua kuliah.lebih lanjut, PP tersebut juga menetapkan penjaminna standar mutunya di tetapkan oleh 90
masing – masing PT dengan tetap mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku.
7.2 Mekanisme Penetapan Standar Penilaian Pendidikan Sebagaimana
disebutkan
di
atas,
standar
penilaian
pendidikan pada intinya terdiri dari 2 ( dua ) standar turunan, yaitu a.
Standar penilaian pendidikan oleh dosen
b.
Standar penilaian pendidikan oleh PT Kedua standar turunan di dalam kelompok standar penilaian
pendidikan ini betujuan untuk menetapkan tolok ukur minimum penilaian atas hasil dari proses pembelajaran terhadap mahasiswa. 1. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak
menetapkan
standar
penilaian
pendidikan
pertama hendaknya di pahami terlebih dahulu seluruh peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang system penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. Peraturan perundang – undang tersebut dapat berupa undang – undang, peraturan pemerintah, ataupun keputusan menteri bpendidikan nasional. Tujuannya 91
agar
substansi
atau
isi
standar
tersebut
tidak
bertentangan dengan peraturan normative yang berlaku secara nasional itu. Kedua,
PT
juga
harus
memastikan
bahwa
substansibstandar benar – benar selaras dengan visi, misi dan tujuan dari PT yang bersangkutan. Ketiga,
PT
juga
seyogianya
mencari
dan
memperhatiakan masukan/ konstribusi pemikiran dari para stakeholders termasuk alumni, dan/ atau dari asosi. Keempat, dalam proses penetapan standar penilaian pendidikan
terhadap
empat
aspek
yang
perlu
mendapatkan perhatian, yaitu: 1. validitas isi dan konsep penilaian pendidikan yang sesuai dengan tujuan penilaian. 2. Reabilitas informasi dan konsistenssi penilaian 3. Kepraktisan prosedur dalam melakukan penalian 4. Memberikan efek terhadap system pendidikan secara keseluruhan, khusunya pada improving quality of education system. 2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak menetapkan
standar
turunan
pendidikan oleh dosen 92
yaitu
standar
penilaian
Sejalan dengan paradigm dalam system pembelajaran di PT yang mengacu pada pengembangan dan penerapan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ), ada pergeseran pada aspek “ method of delivery “ atau dari “teacher – centered learning “ menuju student – centered learning “membawa konsekuensi pada perlunya perbaikan sistem penilaian pendidikan yang dapat mencerminkan mutu kompetensi lulusan sesuai dengan tuntutan pengguna ( market demand ). If we wish to discover the truth about an educational system, we must look into its assessment procedures, pertanyataan tersebut memiliki arti yang cukup mendalam terkait dengan arti pentinggnya dan peran suatu proses penilaian dalam sistem pendidikan. Dilain pihak, masih banyak pertanyaan yang muncul dalam prosess pendidikan, antara lain: a. apakah yang di maksud dengan penilaian adalah pemberian angka pada hasil belajar mahasiswa? b. Ranah kemampuan apa yang akan di nilai dari mahasiswa, kognitif psikomotorik dan efektif? c. Apakah teknik penilaian paper / karangan, syair, matematika,
maket
patung,
menggunakan cara yang sama?
93
ujian
tulis,
apakah
d. Apakah tes dan ujian tulis merupakan satu – satunya cara yang tepat untuk melihat kemampuan mahasiswa? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas, perlu rasanya kitasamakan persepsi tentang apa yang di maksud dengan penilaian dan lingkup batasannya pada pendidikan. Berikut kita mencoba melihat lebih dalam lagi terkait tujuan kita melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa, yaitu antara lain: a. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh mahasiswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu b. Mengetahui
posisi
atau
kedudukan
seorang
mahasiswa dalam kelompok. c. Mengetahui tingkat usaha yang di lakukan oleh mahasiswa dalam belajar. d. Mengatahui hingga sejauh mana mahasiswa telah mendaya gunakan dosen dalam proses pembelajaran. Sedangkan kegunaa lebih lanjut dari hasil penilaian nantinya dapat mendudkung dalam proses pengambilan keputusan – keputusan yang berhubungan dengan (i) proses dan hasil pembelajaran, (ii )diagnosis dan usaha – 94
usaha perbaikan yang berkelanjutan, (iii)placement test dan seleksi, (iv) bimingan dan konseling, (v) kurikulum dan ( vi ) penilaian kelembagaan. Ada beberapa model atau metode penilaian hasil pembelajaran yang telah di kembangkan oleh para ajli pendidikan. Pada umumnya yang dijadikan dasar pengembangan moel penilaian adalah tujuan yang gendak dicapai dalam melakuka proses tersebut, apa yang akan kita nilai? Metode penilaian yang lazim dilakukan adalah seperti terlihat paga Gambar 1,
95
BAB VIII STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
8.1
Definisi Mengawali uraian tentang praktik baik yang telah dilakukan oleh perguruan Tinggi (Stikes Mitra Bunda Persada Batam) dalam
menetapkan,
melaksanakan
(memenuhi),
dan
mengendalikan standar pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dari sistem penjaminan Mutu Internal , akan dijelaskan terlebih
dahulu pengertian darisebutan pendidik
dan tenaga kependidikan dalam bab ini. Ketentuan umum dalam Undang – Undang
Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional
(UU
sisdiknas) menyebutkan
bahwa
Tenaga
Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan
diangkat
untuk
menunjang
penyerenggaraan
pendidikan; sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi seperti guru, dosen, konselor, pamong penbelajaran, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator, serta sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyerenggarakan pendidikan. 96
Namun kemudian, dalam pasal 39 disebutkan bahwa Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan-
Sedangkan
pendidik
merupakan
tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, merakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi, Jadi, tampak ada sedikit inkonsistensi : di satu sisi Tenaga Kependidikan seolah mempunyai arti yang luas sebab mencakup Pendidik, namun di sisi lain Tenaga Kependidikan diartikan
hanyalah
sebagai
pelaksana
administratif dan teknis untuk menunjang proses pendidikan, sehingga Pendidik terkesan 'dikeluarkan' dari pengertian itu. Sementara itu, dalam PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP SNP) walaupun ditemukan Standar
Pendidik
dan
Tenaga
definisi
Kependidikan,
dari yaitu
pendidikan prajabaian dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan
dalam jabatan,
tetapi
tidak
ditemukan
definisi dari sebutan Pendidik dan Tenaga Kependidikan itu sendiri. 97
Lebih lanjut, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dengan tegas menggunakan istilah Dosen untuk merujuk pada pengertian Pendidik pada jenjang pendidikan tinggi, yaitu pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan,
menyebarluaskan melalui
ilmu
pendidikan,
mengembangkan,
pengetahuan, teknologi,
penelitian,
dan
dan
dan
pengabdian
seni
kepada
masyarakat (Pasal 1). Oleh sebab itu, dalam bab ini digunakan istilah Dosen dan Tenaga Kependidikan, dengan catatan bahwa yang terakhir ini meliputi pula laboran, pustakawan, teknisi, pegawai adminisirasi, sopir, hingga pekarya. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dapat pula disebut
Standar
Sumberdaya Manusia
sebagaimana
disebutkan di dalam lnstrumen Akreditasi lnstitusi Badan Akreditasi Nasional perguruan Tinggi (BAN-PT). merupakan salah satu standar dari delapan standar yang terdapat di dalarn PP tentanq SNP. Di dalam bab ini diuraikan praktik baik yang berlaku pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam tentang
bagaimana
menetapkan, melaksanakan,
dan
mengendalikan standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sebagai bagian dalam SPMl-STIKES Mitra Bunda Persada 98
Batam. Perlu diingat bahwa standar yang diberlakukan di suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam belum tentu cocok apabila diterapkan pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam lain karena, bagaimanapun, visi dan misi adalah hal dasar yang perlu diperhatikan didalam penetapan sebuah standar.
8.2
Mekanisme Penetapan Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Seperti penetapan seluruh standar di dalam SPMlSTIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka untuk nenetapkan standar Dosen dan Tenaga Kependidikan ini sebaiknya ditempuh langkah – langkah sebagai berikut: 1.
Melakukan
studi
terlebih
ketentuan
normative
dahulu
terhadap
seluruh
berupa peraturan perundang-
undangan yang mengatur lentang dosen dan nondosen. 2.
Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis.
3.
Melakukan
uji
publik,
apabila
perlu,
terhadap
rancangan isi standar dengan mengundang penvakilan dari
unsur-unsur
para
pemangku
ke
pentingan
(stakeholders) STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
99
A. Uraian rinci setiap langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Studi Pendahuluan Terhadap Ketentuan Normatif Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah pemerintah melalui perundang-undangan telah menetapkan standar minimum nasional tentang Dosen dan Tenaga Kependidikan. Apabila standar minimum nasional itu temyata telah ada, maka setiap Stikes Mitra Bunda Persada Batam harus terlebih dahulu memenuhi standar
nasional
tersebut. Dengan demikian setiap
STIKES Mitra Bunda Persada Batam akan taat asas dan patuh pada aturan nonnatif yang berlaku. Berikut ini uraian detil tentang perundangundangan tersebut : a)
Hak – Hak normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan Setiap
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
dalam menetapkan standar mutu Dosen dan Tenaga Kependidikan harus menjamin terpenuhinya semua hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU Sisdiknas, yaitu: 1). Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2). Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja 100
3). Pembinaan
karier
sesuai
dengan
tuntutan
pengembangan kualitas 4). Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual 5). kesempatan prasarana,
untuk
menggunakan
dan fasilitas
sarana,
pendidikan
untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Khusus Dosen, Pasal 51 menambahkan bahwa
UU Guru
dalam
dan
Dosen
melaksanakan tugas
keprofesionalan, dosen berhak : 1). Memperoleh
kesempatan
untuk
meningkatkan
kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 2). Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; 3). Memiliki kebebasan dalam
memberikan
penilaian
dan menentukan kelulusan peserta didik; dan 4). Memiliki
kebebasan
untuk
berserikat
dalam
organisasi profesi/organisasi profesi keilmuan. b) Kewajiban normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan Setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam 101
menetapkan standar mutu bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan harus pula memperhatikan kewajiban normatif
mereka
sebagaimana secara minimum diatur
oleh pasar 40 UU Sisdiknas, sebagai berikut : 1). Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; 2). Mempunyai
komitmen
secara
profesional
untuk
meningkatkan mutu pendidikan 3). Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Lebih jauh,
UU Guru dan Dosen menambahkan
bahwa Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, wajib untuk : 1). Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat 2). Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 3). Meningkatkan akademik
dan
dan
mengembangkan
kompetensi
kualifikasi
secara berkeranjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 102
4). Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran 5). Menjunjung tinggi peraturan perundang_undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Dapat saja Stikes Mitra Bunda Persada Batam menambahkan kewajiban bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan untuk, misalnya, memberi perhatian lebih pada masyarakat tersisih, apabila hal ini memang sesuaidengan visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut.
c) Kualifikasi Akademik Dosen Pasal 26 permen tentang SNPT menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi jasmani untuk
dan
sebagai rohani,
mewujudkan
agen
pembelajaran,
serta
memiliki kemampuan
tujuan
pendidikan
sehat
nasional,
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kualifikasi 103
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh
seorang
pendidik
yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yarg belaku. Kualifikasi pendidikan minimum menurut Permen tersebut adalah : 1). Dosen proram diploma tiga dan diploma empat harus berkualifikasi akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program 2). Dosen
proram
sarjana
harus
berkualifikasi
akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. 3). Dosen
program
profesi
harus
berkualifikasi
akademik paling rendah magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. 4). Dosen yang bertugas di Program Vokasi atau Program Profesi selain mempunyai ijazah, juga harus mempunyai sertifikat kompetensi yang sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan atau dihasilkan oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pasal 45 dan 46 UU 104
tentang Guru dan Dosen, menetapkan ketentuan yang agak lebih tinggi yaitu dosen wajib memiliki kualifikasi pendidik,
akademik kompetensi,bersertifikat sehat
jasmani
dan rohani,
dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dosen tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan
bidang
keahlian
Standar
rninimum
kualifikasi akademik dosen menurut UU ini adalah 1). lulusan program rnagister untuk program diploma atau program sarjana 2). lulusan
program
doktor
untuk
program
pascasarjana.
Dengan demikian,
jumlah dan kualifikasi dosen
tetap untuk setiap program studi jenjang sarjana di STIKES Mitra Bunda Persada Batam sekarang minimal adalah 6 dosen tetap bergelar magister (bukan lagi 2 magister dan 4 sarjana seperti diatur dalam Keputusan 105
Mendiknas Nomor 234 N1206 Tentang Pedoman Pendirian Stikes Mitra Bunda Persada Batam). Perlu diingat pula bahwa gelar sarjana, magisler dan doktor yang dimiliki oleh dosen harus sama/sesuai dengan program studi/ jurusan yang menjadi tempat bertugas dosen tersebut (Pasal 8 Keputusan tersebut). STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang menyelenggarakan program
studi
jenjang pascasarjana tentu
harus
mempunyai dosen tetap bergelar doktor lebih banyak. Kondisi ideal, yaitu lebih dari 80% dosen tetap bergelar minimal magister dan lebih dari 35% dosen tetap bergelar doktor, sebagaimana tercantum di daram
lnstrumen
Akreditasi institusi
BAN-PT,
merupakan contoh praktik baik di perguruan tinggi yang mempunyai program pascasarjana. d) Sertifikasi Dosen Pasal
3
UU
tentang
Guru
dan
Dosen
menyatakan bahwa Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesionar pada jenjang pendidikan tinggi
yang diangkat
perundangan. tenaga
sesuai
dengan peraturan
pengakuan kedudukan dosen sebagai
profesional tersebut 106
dibuktikan
dengan
sertifikat pendidik. Perlu dicatat bahwa sertifikat pendidik yang dimaksud kompetensi yang
disini bukanlah
sertifikat
harus dimiliki oleh dosen yang
bertugas di program vokasi atau program profesi, melainkan
sertifikasi
yang
diperoleh melalui
program sertifikasi dosen yang diselenggarakan oleh PT yang penyelenggara sertifikasi Dosen. e) Kompetensi Dosen Kompetensi, menurut pasal 1 UU tentang Guru dan Dosen, adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oreh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Uraian lebih rinci tentang kompetensi,
khususnya
untuk
guru,
justru terdapat di dalam pasal 28 PP tentang SNP, yaitu kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan
pendidikan pedagogik,
anak
dasar
dan menengah
usia dini meliputi:
serta
kompetensi
kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi
sosial. Keempat ranah
kompetensi ini dapat saja diterapkan pada dosen, namun dengan penyesuaian: kompetensi pedagogik 107
yang perlu diubah rnenjadi kompelensi andragogik karena yang mengalami proses pembelajaran adalah manusia dewasa (mahasiswa), bukan anak –anak (siswa). f) Jabatan Akademik Dosen Tentang jabatan akademik dosen diatur dalam pasal 48 Ayat 2 UU tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan
bahwa
jeniang
jabatan
akademik
dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala,
dan
menyebutkan
profesor.
Kemudian
bahwa STIKES
ayat
4
MITRA BUNDA
PERSADA BATAM dapat mengatur kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen tidak – tetap sesuai
dengan
peraturan
perUUan.
Kewenangan
untuk masing-masing jenjang jabatan akademik yang masih berlaku dapat dilihat di dalam : 1). Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur
Negara
3B/Kep/Mk.Waspan/8/1999
Nomon Tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya dan 2). Keputusan
Menteri 108
Pendidikan
NasionaI
Nomor: 36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Dosen
Perlu
penjelasan
Angka
Kredit
diperhatikan
Pasal48,
yang
bahwa dimaksud
Jabatan sesuai dengan
dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap
pada
satuan pendidikan tinggi tertentu.
Jabatan akademik tertinggi, yaitu profesor, hanya dapat dicapai oleh dosen dengan gelar akademik doktor, sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 48 UU tentang Guru dan Dosen. Bergantung pada visi dan misinya, STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat saja menerapkan standar lebih tinggi dari itu, misalnya untuk mencapai jabatan akademik lektor kepala, seorang dosen harus
mempunyai gelar akademik
doktor.
Sebagai pedoman, persentase ideal yang terdapat didalam Instrumen Akreditasi Institusi BANSTIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat digunakan,
yaitu
dosen
akademik
profesor
lebih
tetap dari
berjabatan 20%
(untuk
universitas, institut, atau sekolah tinggi) dan 109
dosen tetap berjabatan akademik lektor kepala lebih dari 50 % (untuk politeknik dan akademi).
Sebagaimana ditetapkan di dalam Pasal 71 UU tentang Guru dan Dosen, kualifikasi akademik dan kompetensi dosen perlu dibina dan dikembangkan oleh : Pemerintah (untuk STIKES PT/BHMN), dan Perguruan
Tinggi
(STIKes Mitra Bunda Persada
Batam). Agar pembinaan dan pengembangan dosen dapat dilakukan dengan baik, peta distribusi dosen di STIKES
MITRA BUNDA PERSADA BATAM
maupun di tingkat program studi, perlu ada. g) Beban Tugas Dosen Sesuai ketentuan pasal 72 UU tentang Guru dan Dosen, beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok rnelaksanakan
yaitu
merencanakan
proses
pembelajaran,
pembelajaran, melakukan
evaluasi pembelajaran, membimbjng dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Keseruruhan
kegiatan
dosen
tersebut
dapat
dirangkum menjadi kegiatan Tridharma Stikes Mitra 110
Bunda Persada Batam dan kegiatan penunjangnya. Beban
kerja
tersebut
sepadan
dengan
12
– kurangnya
sekurang
(dua
beras)
satuan
kredit
semester dan sebanyak-banyaknya 16 (enam belas; satuan kredit semester, yang besarnya diatur oleh setiap satuan peraturan
pendidikan
tinggi
–
perundang
sesuai
undangan.
dengan
Komposisi
penugasan dosen didalam masing – masing kegiatan sebaiknya diatur sesuai visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Stikes Mitra Bunda Persada Batam
dapat
saja
mengatur
penugasan
dosen
dengan titik berat pada dharma penelitian, apabila visi dan misinya memang kearah tersebut. Sejumlah Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang melengkapi formulir penugasan dosen (yang diisi disetiap awal semester) dengan formulir kinerja dosen (yang diisi di setiap akhir semester) merupakan contoh praktik baik penjaminan mutu dosen.
h) Rasio Dosen Tetap : Mahasiswa Agar
seluruh proses pelaksanaan Tridharma
STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat terlaksana 111
dengan baik, bukan hanya kualifikasi dosen yang harus memadai jumlah dosen, terutama dosen tetap, harus memadai. Rasio jumlah dosen ietap dan jumlah mahasiswa yang ideal menurut lnstrumen Akreditasi lnstitusi BAN-PT sebesar 1 : 15, dapat saja digunakan sebagai standar mutu Stikes Mitra Bunda Persada Batam, sejauh hal ini sesuai dengan kebutuhan Stakeholders dan sesuai visi dan misi Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Perlu diperhatikan bahwa didalam menetapkan rasio ini, STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
perlu memerhatikan pola
pembelajaran yang dilaksanakannya. Sebagai contoh, dengan pola pembelajaran jarak jauh (e-learning) mungkin saja rasio dosen tetap dibanding mahasiswa 1 : 100, atau lebih dari itu. i) Rekrutasi Dosen UU
tentang
Guru
dan
Dosen,
Pasal
50
mengamanatkan bahwa STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
harus melakukan
proses
rekrutasi
dosen
dengan prinsip tanpa diskriminasi. Artinya, suku, agama, ras, jenis kelamin, dan golongan tidak 112
dapat digunakan sebagai dasar di dalam rekrutasi dosen.
Stikes
Mitra Persada Batam harus
menggunakan kualifikasi akademik, kompetensi, dan pengalaman sebagai dasar rekrutasi dosen. Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang telah sangat maju dengan
misi
mensyaratkan
research
university
dapat
saja
kualifikasi akademik berupa gelar
akademik doktor di dalam proses rekrutasinya. j) Tenaga Kependidikan PP tentang SNP dalam Pasal 36 menetapkan bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus
memiliki
kualifikasi,
sertifikasi
sesuai
Kualifikasi,
kompetensi,
dikembangkan
dengan
oleh
dan
kompetensi,
dan
bidang tugasnya. sertifikasi
tersebut
Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Sementara
Peraturan
Menteri
dimaksud
belum ada, ketentuan yang ada di dalam Keputusan Mendiknas tentang Pedoman Pendirian STIKES Mitra Bunda Persada Batam sebagaimana ditunjukkan didalam Tabel 4 dapat digunakan sebagai standar minimum. Untuk
peningkatan 113
kompetensi
tenaga
kependidikan,
Stikes
Mitra Bunda Persada Batam
perlu melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, pustakawan, misalnya, harus mengikuti pelatihan kepustakaan, terutama apabila gelar sarjana yang diperolehnya bukan
sarjana
perpustakaan.
Bahkan, bidang tugas tenaga kependidikan tertentu mungkin membutuhkan lulusan minimal magister, misalnya pengembang sistem informasi perguruan tinggi. Sertifikasi yang sesuai dengan bidang tugas tenaga kependidikan merupakan amanat PP tentang SNP. Kondisi ideal, sebagaimana disebutkan didalam lnstrumen Akreditasi lnstitusi BAN-PT, adalah lebih dari 70 % tenaga kependidikan (khususnya laboran, teknisi, pustakawan,
seperti pada standar Dosen,
rekrutasi yang tidak diskriminatif juga harus ada di dalam standar Tenaga Kependidikan. Rekrutasi ini harus
memerhatikan
kualifikasi,
kompetensi,
sertifikasi, dan pengalaman tenaga kependidikan. Dengan demikian, dari studi terhadap ketentuan perundang – undangan sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa Pemerintah telah menetapkan berbagai tolak ukur minimum yang harus dipenuhi 114
terlebih dahulu oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam dalam menjalankan SPMI khususnya ketika Stikes
Mitra Bunda Persada Batam
menetapkan
Standar
Dosen
dan
tersebut Tenaga
Kependidikan. Apabila Stikes Mitra Bunda Persada Batam menghendaki substansi standar yang lebih tinggi dari ketentuan minimum tersebut tentu saja hal
itu
akan
lebih
baik.
kriteria/ukuran/tolok ukur
Semakin
sebuah
tinggi
standar maka
tentunya mutunya akan lebih tinggi. Kecuali itu, Stikes
Mitra Bunda Persada Batam
juga
dapat
menambah jumlah standar mutu yang tergabung dalam kelompok Dosen dan Tenaga Kependidikan ini, misalnya, menetapkan standar mutu tentang kinerja
dosen
kesejahteraan
dan
dosen
dan
tenaga tenaga
kependidikan, kependidikan,
pembinaan karir dosen dan tenaga kependidikan, perjalanan dinas dosen, dan sebagainya.
k) Evaluasi Diri Menqgunakan SWOT Analysis Setelah perumus standar mutu di dalam SPMI-STIKES Mitra Bunda Persada Batam menetapkan substansi atau butir115
butir standar mutu
apa saja yang masuk ke dalam lingkup
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan (seperti Kualifikasi, Kompetensi, Rekrutasi, dan sebagainya, seperti dijelaskan di atas), maka mulailah melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dengan dukungan data. Untuk merumuskan
isi Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan
dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan adanya kerjasama antara Stikes Mitra Bunda Persada Batam dengan para pemangku kepentingan (stakehoLders) internal rnaupun eksternal. Sebagaimana diketahui, untuk aspek Strengths dan Weaknesses suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan institusi
tersebut,
berfokus pada factor internal
yang
berarti
analisis
ini
institusi, seperti misalnya
ketersediaan dana, sarana, serta prasarana, faktor fungsional dari unit-unit dalam institusi, dan sebagainya Untuk aspek opportunities dan Threats Stikes Mitra Bunda Persada Batam, yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi peluang dan ancaman institusi tersebut, yang berarti analisis ini berfokus pada faktor ekstemal institusi tersebut, misalnya keadaan perkembangan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 116
lain, perkembangan teknologi informasi, perubahan peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Setelah melakukan analisis SWOT, barulah substansi standar
Dosen
dan
Tenaga Kependidikan dapat disusun.
Dengan cara demikian, suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam tidak akan menetapkan suatu standar yang secara nyata tidak dapat dipenuhinya. sebagai ilustrasi, tidak mungkin sebuah Stikes Mitra Bunda Persada BAtam dapat mempunyai standar 80 % dosen-tetap bergelar doktor'', tanpa melakukan analisis terlebih dahulu pada ketersediaan dana di Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut, tersedianya peluang mendapatkan beasiswa studi lanjut doktor, pemetaan gelar akademik dosen tetap, dan sebagainya.
B. Uji Publik Dengan Para pemangku Kepentingan Apabila
substansi/isi
standar
Dosen
dan
Tenaga
Kependidikan telah dirumuskan, maka sebelum standar itu resmi dilaksanakan sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu kepada publik, khususnya dari unsure pemangku kepentingan Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Tujuannya antara lain adalah untuk memperkenalkan dan/atau menguji sejauhmana tingkat aksesabilitas dan akurasi dari isi standar tersebut 117
menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh usulan – usulan yang konstruktif. Dari hasil uji publik ini bila perlu isi standar
dapat
lebih
disempurnakan.
Dengan
demikian
diharapkan pada akhimya seluruh isi standar didalam SPMlStikes Mitra Bunda Persada Batam dapat diterima sebagai standar oleh seluruh unsur pemangku kepentingan STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut sebagai ilustrasi, apabila standar
tentang
tenaga
mensyaratkan pendidikan perpustakaan, standar
ini
maka harus
kependidikan
minimal
pustakawan siap
untuk
pustakawan
Magister yang
studi
di
bidang
belum mencapai lanjut
di
bidang
Perpustakaan, atau siap untuk dipindahkan ke bidang tugas lain yang sesuai, atau kemungkinan terburuk berupa pemutusan hubungan kerja pensiun dini. Apabila sosialisasi telah dijalankan dengan baik, maka
apapun
kemungkinan
yang
terjadi
diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak di semua unsur pemangku kepentingan.
8.3
Mekanisme Pemenuhan Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dosen pada umumnya bekerja diunit akademik (urusan, fakultas) sedangkan tenaga kependidikan ada yang bekerja di 118
unit akademik dan ada pula yang bekerja di unit penunjang (biro,
unit
pelaksana teknis).
Keseluruhan unit
tersebut,
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing didalam struktur organisasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut, harus pemenuhan
melakukan
Standar
–
langkah
Dosen
dan
langkah
untuk
Tenaga Kependidikan,
misalnya, persiapan administrative dan keuangan, sosialisasi substansi standar, serta upaya pencapaian pemenuhan standar secara konsisten. sebagaicontoh praktik baik, pada Tabel 5 ditunjukkan
formulir/dokumen
yang
diperlukan
untuk
mengukur pemenuhan Standar Dosen yang tentu saja dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kebutuhan suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Sebagai ilustrasi, formulir penugasan dosen, dalam hal ini dosen tetap, persemester dapat dilihat di dalam Lampiran 1 Bab ini.
Tabel 8.1 Pemenuhan standar dosen dan tenaga kependidikan STIKES Mitra Persada Batam
Standar
Contoh Formulir / Dokumen Yang dibutuhkan 119
Kualifikasi
akademik
Ijazah, Transkip akademik setiap
dosen
dosen
Kompetensi dosen
Formulir rekam jejak kompetensi dosen
Sertifikasi dosen
Daftar dosen yang sudah dan belum mempunyai sertifikat dosen
Jabatan Akademik Dosen
Foemulir
pengusulan
jabatan
akademik dosen, keputusan pihak berwenang
tentang
jabatan
akademik setiap dosen. Beban kerja dosen Rasio
dosen
Mahasiswa
tetap
Formulir penugasan dosen :
Peta komposisi dosen berdasarkan gelar
akademik
dan
jabatan
akademik ditingkat program studi dan di tingkat perguruan tinggi. Peta komposisi mahasiswa disetiap program
studi
dan
perguruan
tinggi,. Rekrutasi Dosen
Formulir
penilaian
wawancara
dosen, soal seleksi dosen, misalnya tes potensi akademik dan bahasa inggris. 120
Kualifikasi akademik dosen Ijazah, transkrip akademik setiap dosen Kompetensi dosen Sertifikasi dosen
Formulir rekam jejak kompetensi dosen
Daftar dosen yang sudah dan belum mempunyai
sertifikat dosen Jabatan akademik dosen Formulir pengusulan jabatan akademik dosen, keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik setiap dosen Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen Rasio dosen tetap :
Peta komposisi dosen berdasarkan gelar akademik dan jabatan
akademik di tingkat program dan di tingkat perguruan tinggi. Peta komposisi mahasiswa di setiap program studi dan di perguruan tinggi . Rekruitasi Dosen Formulir penilaian wawancara dosen, soal seleksi dosen, misalnya test potensi akademik dan bahasa inggris
8.4
Mekanisme Pengendalian Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Maksud
dari
pengendalian
standar,
dalam
hal
ini
standar Dosen dan Tenaga kependidikan, adalah setiap unit di
STIKes Mitra Bunda Persada
memonitor
dan mengevaluasi
konsisten
dan
Batam
pemenuhan
harus
mampu
standar
secara
pada kondisi faktual, untuk selanjutnya
mengambil tindakan korektif apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Hal terpenting adalah setiap unit, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing 121
dalam
sruktur organisasidi perguruan tinggi, harus selalu melakukan pengecekan
untuk
memastikan
bahwa
standar
telah
terpenuhi atau telah ditaati. Bila sebuah standar belum terpenuhi, perlu dicari apa penyebabnya dan dapat segera diketahui upaya untuk memenuhi standar tersebut. Sebagai contoh, misalkan standar Kualifi kasi Akademik Dosen menetapkan bahwa Dosen yang
mengajar
disuatu
program sarjana sebuah Stikes Mitra Bunda Persada Batam minimal
bergelar akademik
magister.
Apabila
setelah
dilakukan pemantauan di Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut, ternyata di salah satu program sarjana ternyata ada dosen tidak tetap yang belum bergelar magister, maka perlu dicari penyebabnya. Apabila peyebabnya adalah idak ada dosen tetap yang mempunyai bidang keahlian sama dengan dosen tidak tetap ersebut (sebut saja bidang keahlian A), maka beberapa alternatif upaya pemenuhan standar tersebut adalah: (a) nencari dosen tidak tetap lain yang mepunyai bidang keahlian A. namun bergelar magister, (b) melakukan pengembangan, misalnya rekrutasi dosen tetap baru bergelar minimal magister dengan yang mempunyai bidang keahlian A, atau (e) memagangkan dosen tetap yang telah bergelar magister
kedosen
tidak
tetap dengan bidang keahlian A
122
tersebut. Altematif mana yang dipilih, bergantung pada tingkat urgensi pemenuhan standarersebut. apabila setelah dievaIuasi temyata seluruh program sarjana
di
Stikes
Mitra Bunda
Persada Batam tersebut telah memenuhi standar Kualifikasi Dosen sebagaimana disebutkan di atas, maka Stikes Mitra Bunda Persada Batam
dapat
meningkatkan standarnya
menjadi, misalnya, 30% dosen yang mengajar di program sarjana bergelar
minimal bergelar
akademik
akademik magisler.
berkelanjutan
seperti
ini
doktor dan sisanya
Peningkatan standar secara dikenal
dengan
continuous
improvement atau kaizen. Hal inilah yang diharapkan terjadi didalam sistem penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Pencatatan / pendokumentasian adalah bagian penting didalam pengendalian standar. Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat merancang dua formulir, masing-masing untuk pemenuhan Standar dan pengendalian standar. Cara lain adalah dengan menggunakan formulir yang sekaligus dapat dipakai untuk
kedua langkah tersebut. Sebagai
contoh, di dalam
formulir penugasan dosen di suatu semester dapat dilengkapi dengan
kolom
atau
bagian
yang menunjukkan
proses
monitor dan evaluasi atas pelaksanaan tugas dosen tersebut. 123
UntukTenaga Kependidikan, yang mencakup administrasi, teknisi, laboran, dan pustakawan, formulir/dokumen yang dibutuhkan
untuk
pemenuhan
standar
dan pengendalian
standar dapat berbeda-beda untuk masing-masing bidang tugas
tersebut. Untuk
administrasi,
misalnya,
kemampuan menggunakan pengolah kata,
sertifikat
dan pengolahan
basis data, mungkin dibutuhkan di suatu STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk laboran, misalnya, sertifikat penggunaan suatu alat uji serta pemeliharaannya,
diperlukan di suatu
laboratorium. Untuk memastikan apakah penggunaan dan pemeliharaan alat tersebut sesuai dengan standar yang ada, dibutuhkan formulir pengendalian
standar, yang
tentu saja
tidak sama dengan formulir pengendalian yang digunakan pada tenaga administrasi.
8.5
Monitoring, Evaluasi dan Kinerja Tenaga Pendidik 1.
Monitoring Tenaga Pendidik Pemantauan program merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program, untuk melihat apakah pelaksanaan program
sudah
sesuai
124
dengan
yang
direncanakan.
Monitoring atau pemantauan sering kali disebut ”evaluasi proses”. Monitoring (pemantauan) dilingkungan STIKes Mitra Bunda Persada dilakukan pada kegiatan proses belajar mengajar pada, dan kegiatan pengabdian masyarakat. Monitoring dilakukan untuk dosen dan untuk mahasiswa. Format Monitoring Terlampir. 2.
Evaluasi Tenaga Pendidik Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya kesuksesan dalam mencapai tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya. Evaluasi bukanlah tujuan, melainkan alat dalam mencapai tujuan. Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator
mengetahui
hasil
programnya,
dan
berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Evaluasi dilakukan dalam setiap kegiatan dan diperbaiki di setiap tahap proses evaluasi. Evaluasi tenaga pendidik dilakukan berjenjang sbb : a. Evaluasi oleh mahasiswa b. Evaluasi Tri Dharma Perguruan Tinggi c. Penilaian Kinerja Dosen 125
Masing-masing Format Evaluasi terlampir. 3.
Kinerja Tenaga Pendidik Penilaian Kinerja Dosen yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi di tuangkan dalam suatu daftar yang di sebut Daftar Penilaian Kinerja Dosen (DPKD). Unsur unsur yang dinilai dan bobot dalam Daftar Penilaian Kinerja Dosen (DPKD) terdiri dari : a. Proses Belajar Mengajar 1. Memenuhi Jumlah Tatap muka sesuai dengan yang di jadwalkan, termasuk hadir dan selesai tepat waktu dengan bobot 10% 2. Membuat soal ujian, jawaban dan mengoreksi tepat waktu dengan bobot 10% 3. Mengawas Ujian sesuai dengan penjadwalan dengan bobot 5% 4. Menguji magang kerja dan skripsi sesuai penjadwalan dengan bobot 5% 5. Hasil feed back/penilaian dari mahasiswa tentang proses belajar mengajar dengan bobot 10%. b. Bimbingan dan Konsultasi 1. Memberikan bimbingan magang kerja / KKN & Skripsi dengan bobot 10% 126
2. Menjadi Penasehat akademik (Dosen Wali) dengan bobot 10% c. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 1. Membuat karya ilmiah : penelitian, makalah, buku, diktat, artikel di jurnal / majalah / koran dsb dengan bobot 10% 2. Melakukan pengabdian masyarakat : Bakti sosial, memberikan penyuluhan/pelatihan, termasuk membina mahasiswa dengan bobot 10% d. Tugas lain lain di luar tugas utama : 1. Bertugas sebagai panitia dengan bobot 5% 2. Menghadiri Kegiatan yang diselenggarakan STIKes Mitra Bunda Persada Batam berupa seminar, pelatihan, simposium, rapat kerja, upacara dsb. dengan bobot 5% e. Disiplin dan Kesehatan 1. Pemenuhan Jam Kerja dengan bobot 5% 2. Absensi (skit, ijin, alpha) dengan bobot 5% f. Faktor Pengurang 1. Surat Teguran 1 dengan bobot -2% 2. Surat Teguran 2 dengan bobot -4% 3. Surat Teguran 3 dengan bobot -5% 127
4. Surat Peringatan 1 dengan bobot -10% 5. Surat Peringatan 2 dengan bobot -15% 6. Surat Peringatan 3 dengan bobot -20% Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk menentukan kenaikan gaji. Tujuan jangka menengah dan panjangnya adalah untuk menyusun program pelatihan, promosi dan pengembangan karier, mutasi, demosi dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tujuan penilaian kinerja dalam kaitannya penentuan
kenaikan
gaji
misalnya
pada
tahun
dengan 2003
manajemen/yayasan perguruan tinggi menetapkan kenaikan maksimal adalah 20%. Agar tujuan ini dapat memotivasi dosen, maka dapat dilakukan kenaikan secara proporsional berdasarkan kinerja seorang dosen dibandingkan dengan kenaikan yang telah ditetapkan perguruan tinggi. Pada hasil penilaian kinerja di atas, kenaikan gaji dosen yang bersangkutan ialah :
128
Tahapan terakhir dalam kaitannya dengan penilaian kinerja ialah melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja yang telah dilakukan. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendapatkan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kinerja, termasuk alat ukur yang dipakai, penilai, kesesuaian komponen yang dinilai dengan kondisi pekerjaan dan perguruan tinggi. Evaluasi dapat dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi maupun tim dosen yang dibentuk. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk memperoleh masukan mengenai pedoman penilaian kinerja yang telah diterapkan. Evaluasi penilaian kinerja yang efektif harus melibatkan pihak yang dinilai dan penilai (Bernadin & Russell, 1993 : 399). Ada lima kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi penilaian kinerja (Dessler, 1997 : 17) yaitu : a. Faktor kejelasan : waktu pelaksanaan, tujuan, siapa yang menilai, kriteria yang dinilai dan prosesdur penilaian. b. Faktor motivasi : dampak terhadap promosi, kompensasi, penghargaan dan keterlibatan penilai dan yang dinilai. c. Faktor keadilan : objektif penilai, penilai adalah orang yang tepat.
129
d. Faktor feed back : laporan/salinan hasil penilaian, hasil penilaian dibicarakan dengan karyawan. e. Faktor tindak lanjut : pembinaan terhadap dosen yang kinerjanya kurang,
evaluasi
terhadap pedoman dan
pelaksanaan penilaian. Untuk memudahkan evaluasi, faktor-faktor tersebut di atas dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan atau kuesioner yang diisi oleh dosen dan penilai. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, manajemen dapat mengambil keputusan untuk memperbaiki keseluruhan penilaian, mulai dari alat ukur, proses penilaian sampai ke evaluasinya. 4.
Kinerja Tenaga Kependidikan (Staff) Penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan di tuangkan dalam suatu daftar yang disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Unsur – Unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Kesetiaan. Kesetiaan adalah ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah. b. Prestasi Kerja.
130
Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya. c. Tanggung Jawab Tanggung Jawab adalah kesanggupan seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan
yang diambilnya atau tindakan
yang
dilakukannya. d. Ketaatan Ketaatan adalah kesanggupan seorang karyawan untuk mentaati segala peraturan perundang – undangan dan peraturan
kedinasan
yang
berlaku,
mentaati
perintah
kedinasan yang di berikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang di tentukan. e. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang di berikan kepadanya. f. Kerjasama
131
Kerjasama adalah kemampuan seseorang karyawan untuk bekerja
bersama
sama
dengan
orang
lain
dalam
menyelesaikan tugas yang di tentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar – besarnya. g. Prakarsa Prakarsa adalah kemampuan seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah – langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang di perlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan. h. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seorang karyawan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat di kerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur kepemimpinan di kenakan kepada karyawan yang memangku jabatan struktural. Pejabat Penilai adalah atasan langsung karyawan yang dinilai, dengan ketentuan serendah rendahnya kepala/ketua Program Studi.
132
Skala
ukur
hasil
evaluasi
pembelajaran
mahasiswa
dinyatakan sebagai berikut:
NO
Nilai absolut
Rentang
Lambang
1
79-100
3,51-4,00
A
2
68-78
2,75 – 3,3
B
3
56 -67
2,00-2,74
C
4
41- 55
1,00-1,99
D
5
0-40
0,00-0,99
E
133
BAB IX STANDAR SARANA DAN PRASARANA
9.1 Definisi Penjaminan mutu pendidikan tinggi sangat penting agar lulusan pendidikan tinggi dapat menyelesaikan permasalahan individu dan bangsa. Untuk menyelenggarakan
pendidikan
tinggi diperlukan (1) tujuan yang jelas, (2) rencana mutu keluaran dan perkiraan out comes, (3) proses pendidikan, (4) input, (5) sumberdaya, (6) prasarana dan sarana. Prasarana dan sarana adalah salah satu bagian input ( sedangkan input merupakan salah satu subsistem dari sistem penjaminan mutu internal PT. Dengan demikian, didalam SPMI-PT perlu dibuat standar mutu prasarana dan sarana sesuai dengan kemampuan setiap PT sepanjang standar minimum yang berlaku secara nasional dipenuhi oreh PT yang bersangkutan. Khusus tentang sarana dan prasarana ini, peraturan pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Slandar Nasionar
pendidikan
(SNP)
menyatakan
perlu
adanya
standar mutu sebagai tolok ukur minimal untuk menilai tingkat mutu penyediaan, pemanfaatan, pemeriharaan, dan pengembangan sarana dan prasarana yang tersedia pada 134
setiap perguruan Tinggi. Memang, didalam PP tersebut disebutkan
bahwa
standar
nasional untuk
sarana
dan
prasarana masih harus ditetapkanpemerintah (menteri) namun demikian peraturan yang rama hingga saat ini masih berlaku yaitu Keputusan Mendiknas No.234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi (PT). Didalam peraturan ini misalnya (pada bagian Lampiran), ditetapkan persyaratan minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada setiap PT di lndonesia. Sesuai dengan prinsip di dalam Sistem Penjaminan Mutu lnternal Perguruan Tinggi (SPMl-PT) yaitu bahwa setiap PT di lndonesia hendaknya memiliki seperangkat standar mutu yang sangat esensial dan diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, maka sangatlah wajar apabila salah satu standar mutu tersebut adalah tentang Sarana dan prasarana. Substansi atau isi dari standar mutu tersebut minimal sama dengan standar minimal yang berlaku secara nasional, namun di
sisi
lain PT memiliki
otonomi yang luas untuk
meningkatkan / meninggikan / memperluas substansi standar itu. Semakin tinggi tolok ukur yang dipakai untuk menilai tingkat mutu, maka berarti semakin tinggi pula mutu institusi itu. Standar mutu ini harus ditingkatkan secara berkelanjutan 135
agar tercapai peningkatan mutu berkelanjutan. Bab ini menguraikan praktik baik yang berlaku di banyak PT dalam melakukan penjaminan mutu khusus di bidang sarana dan prasarana, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran
maupun
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan lain yang
menunjang
dimaksudkan
seluruh untuk
tridharma
PT.
memberikan
Uraian
inspirasi
ini
kepada
penyelenggara PT, bahwa kebijakan di bidang prasarana dan sarana merupakan open ended solution. Artinya
prasarana
dan sarana yang diperlukan tergantung situasi dan kondisi terlentu,
tetapi
terbaik
dalam
penyelenggara PTwajib keterbatasan
yang
melakukan
ada.
Agar
yang terjadi
persamaan persepsi, maka dalam bab ini definisi tenlang Standar Sarana dan Prasarana yang dipakai adalah definisi di dalam PP tentang SNP, yaitu standar pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpuslakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar
lain,
proses
pembelajaran
yang
diperlukan
termasuk
informasi dan komunikasi. 136
untuk menunjang
penggunaan
teknologi
9.2 Mekanisme Penetapan Standar Prasarana Dan Sarana Dalam menetapkan Standar Sarana dan Prasarana perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu : a.
Substansi atau isi dari Standar Sarana dan Prasarana harus sesuai atau tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang relevan dengan bidang sarana dan prasarana untuk PT. Konkritnya, substansi standar tersebut minimaI harus
memenuhi
terlebih dahulu ketentuan yang telah
diatur dalam perundang - undangan, setelah itu apabila PT yang bersangkutan memang benar-benar sangat mampu maka
dapatlah
dibuat standar dengan substansi yang
melebihi standar minimal nasional. b.
Substansl standar tersebut juga harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari PT yang bersangkutan dan bila perlu juga harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari unit – unit di dalarn lingkungan PT seperti Prodi, jurusan, dan program studi
c.
Substansi standar tersebut juga harus sedapal mungkin selaras dengan keinginan, masukan atau saran dari para stakeholders PT Agar substansi Standar Sarana dan Prasarana yang akan ditetapkan olehPT didalam SPMI nya 137
tidak bertentangan dengan ketentuan
normatif
yang
berlaku secara nasional, maka perlu dipahami terlebih dahulu aturan tersebut yang antara lain terdapat dalam PP tentang SNP dan Keputusan Mendiknas tentang Pedoman
Pendirian
PT.
sebagaimana
disebut
pada
bagian Pendahuluan. Pasal 42 hinqga 47 PP No. 19 lahun 2005 tentang SNP menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan, dalam konteks pendidikan tinggi adalah PT, wajib mempunyai standar Mutu Sarana dan Prasarana, yang mengalur tenlang : a. Sarana dan prasarana apa saja yang minimal harus dipunyai oleh setiap Perguruan Tinggi (PT). b. Jenis dan jumlah peralatan minimal laboratorium yang harus tersedia yang dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan permahasiswa. c. Jenis dan jumlah buku perpustakaan khususnya buku teks yang dinyatakan dalam rasio rninimal jumlah buku teks pelajaran untuk setiap mata kuliah permahasiswa d. Jenis dan jumlah sumber belajar lainnya yang dinyatakan dalam rasio jumlah minimal sumber belajar tersebui permahasiswa. e. Lahan untuk bangunan PT, lahan praktik, lahan untuk 138
prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. yang dinyatakan dalam rasio luas lahan permahasiswa. f. Letak lahan bangunan PT juga harus memperhatikan, antara
lain,
pertimbangan keamanan,
kenyamanan,
kesehatan lingkungan, dan jarak tempuh maksimal yang harus dilalui mahasiswa untuk menjangkau bangunan tersebut. g. Rasio luas ruang kuliah per mahasiswa. h. Kualitas bangunan minimal yaitu kelas A dan/atau bangunan
tersebut
harus
tahan gempa khususnya
apabila terletak didaerah yang rawan gempa. i. Fasilitas khusus untuk mahasiswa, dosen, dan tenaga non-dosen yang memerlukan layanan khusus karena keterbatasan fisik mereka (kaum difabel). Pemeliharaan sarana
dan
prasarana
secara
berkala
dan
berkesinambungan.
Dari kutipan PP di atas tampak bahwa substansi Standar Sarana dan Prasarana yang harus dimiliki oleh setiap PT sekurang – kurangnya
harus : mengatur atau menetapkan
berbagai hal sebagaimana tercantum dalam butir “a” hingga ” j” di alas Jadi, misalnya saja harusdapat ditetapkan standar 139
mutu yang menetapkan lolok ukur minimum yang berlaku pada suatu PT tentang : (1). jenis sarana dan prasarana apa saja yang harus disediakan oleh penyelenggara PT yang bersangkutan (2). perlengkapan minimum yang harus tersedia pada setiap laboratorium di dalam lingkungan PT yang bersangkutan (3). rasio luas ruang kuliah
untuk
tiap
mahasiswa (4). Rasio buku teks untuk setiap matakuliah untuk
setiap mahasiswa
yang
harus
tersedia
di
perpustakaan PT dan seterusnya, hingga standar tentang bagairnana PT tersebut harus memelihara seluruh sarana dan prasarana yang tersedia secara berkala dan berkelanjutan. Sebagai contoh berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa standar mutu yang terdapat di dalam kelompok
Standar
Sarana
dan
Prasarana
berdasarkan
praktek baik pada beberapa PT : 1. Standar Prasarana dan Sarana bangunan, kesehatan serta ketenangan lingkungan 2. Standar Prasarana dan Sarana sumber belajar (leaming resources) 3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan dan perbaikan alat 4. Standar prasarana umum berupa air, listrik' dan telefon 140
Ad 1. Standar Prasarana dan Sarana (PS) bangunan, kesehatan dan ketenangan lingkungan substansi standar ini mencakup infrastruktur perguruan tinggi, harus memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan, Serta kesehatan lingkungan
yang
berlaku
untuk
daerah
tersebut,
dan
dengan memperhatikan pertumbuhan akademik. standar PS fasilitas pembelajaran mencakup ruang kelas lengkap dengan sarana dan cukup untuk melaksanakan kurikulum. Standar PS laboratorium
mencakup
peralatan
laboratorium,
sesuai
dengan jenis laboratorium masing – masing program studi. Dalam praktek baik, jumlah butir standar dalam setiap jenis standar ditetapkan olehprogram studi, sesuai dengan visi, kebutuhan stakeholders, serta urgensi dan kemampuan program studi yang bersangkutan standar PS sumber belaiar (leaming resources) antara lain terdiri atas peralatan, bahan, dan teknologi informasi. Ad 2. Standar Prasarana dan Sarana (PS) Sumber belajar utama Substansi standar ini terdiri atas buku – buku teks (perpustakaan/lainnya), laboratorium, jumal, majalah, lembar informasi, intemet dan intranet, CDROM' dan citra satelit. Sumber belajar harus diseleksi, dipilah, dan disinkronkan dengan tujuan Pembelajaran. 141
Ad 3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan perbaikan alat Standar mutu ini sangat diperlukan agar peralatan
dapat
dioperasikan dengan
baik
dan sesuai
fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan dan apa bila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat sehingga mengurangi waktu mati (down time) atau out of work dari peralatan tertentu tersebut. Ad 4. Standar Prasarana dan Sarana (PS) umum Standar mutu tentang penyediaan dan ketersediaan air, listrik, dan telefon
merupakan bagian
penting
dalam
kegiatan
perguruan tinggi, karena itu perlu dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan tata kelola yang jelas dan pasti sehingga
penyediaan
prasaran-sarana umum terselenggara
secara baik dengan keandalan tinggi. Proses penyusunan standar PS tidak berdiri sendiri, tetapi dilaksanakan bersama
- sama dengan penyusunan
standar akademik secara keseluruhan dan lengkap. Hanya saja tiap PT dapat menentukart butir mutu yang akan diprioritaskan dilakukan
untuk
oleh suatu
dilaksanakan. Penyusunan tim
ad hoc yang
Standar
diangkat oleh
pimpinan PT. Tim terdiri atas wakil-wakil tingkat perguruan tinggi dan Prodi. Tim seperti ini terkadang dirasa terlalu 142
besar,
sehingga dapat menurunkan efisiensi kerja
dan
penyebabkan perlu waktu lama untuk menghasilkan standar. Untuk menghindari tim yang terlalu besar, maka anggota tim tidak diambil dari semua Prodi, tetapi diambil Dari wakil cluster atau kelompok bidang ilmu. Dalam pembuatan standar PS perlu dlpertimbangkan standar
PS untuk gedung.
Standar PS gedung harus
memenuhi persyaralan teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan yang ditentukan oleh perguruan tinggi dan
departemen teknis
terkait.Perlu
juga
diperhatikan
keamanan dan kenyamanan mahasiswa di dalam ruang kuliah, diperpustakaan, dan di laboratorium. Dalam penyusunan standar, panitia meminta masukan dari Prodi, lembaga laboratorium, dan unit akademik lain dilingkungan
Stikes
Mitra Bunda.
Perlu
dikemukakan
bahwa penyusunan standar tidak sama dengan penyusunan daftar
pengadaan
barang. Penyusunan standar tidak
menghasilkan daftar yang sangat rinci, tetapi berupa patokan. Yang harus diperhatikan dalam penyusunan standar PS adalah agar PS dapat digunakan secara optimal dan harus dirawat dengan baik, sehingga PS dapat dipakai secara efektif
dengan
selalu 143
memperhatikan
keamanan
penggunanya Draf standar PS yang telah disusun oleh panitia ad hoc STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat dikirim ke Prodi untuk dikaji ulang, dikoreksi,
dan
disempurnakan. Hasil kaji ulang ini dipakai oleh panitia untuk menyusun draff akhir standar. Draff akhir dikirim ke eksekutif yang akan mempelajari dan menyempurnakannya lagi, sebelum dikirim untuk dibahas di Senat Akademik untuk diolah dan disahkan menjadi standar mutu Sarana dan Prasarana STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
9.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Prasarana Dan Sarana Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : 1.
Pemenuhan Visi, Misi, Strategi, dan program Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada dengan Stikes
tahap
awal
diperlukan kejelasan visi dan
memperhatikan
misi
aspirasi seluruh stakeholders
Mitra Bunda Persada. visi
dan
misi lersebut
menjadi tujuan dan sasaran pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas bagaimana bentuk ideal Stikes Mitra Bunda Persada dimasa yang akan datang.
144
2.
Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang kondusif.
3. Penguatan Kelembagaan Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi Stikes Mitra Bunda Persada Batam, tersebut
perlu
maka
perangkat
kelembagaan
dilengkapi dengan beberapa instrumen
organisasi seperti : a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang ditetapkan
pemerintah
dandokumen-dokumen acuan
kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop, b. Penetapan
deskripsi
jabatan
dan
spesifikasi/
kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi tersebur.
penetapan
ini
dapat
dirangkum
ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK). 145
dalam
c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif. d. Pembakuan
mekanisme
kerja
kelembagaan
dan
mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal. 4. Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang kuat maka
program pelatihan dan
sosialisasi
yang
dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini antara lain untuk membangun kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk mencapai visi dan misi tersebut. Program pelatihan dan
sosialisasi
tersebut
berjenjang, sebagai berikut.: 146
dapat
dilakukan
Secara
1. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan sistem/mekanis medalam organisasi. 2. Tahap
sebelum
menduduki
jabatan
baru,
yang
merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan tersebut. 3. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama/ baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan tupoksi suatu
jabatan
tertentu
terkait
dengan
perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat 5. Penguatan Suasana Kerja Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang kondusif yang melibatkan seluruh stake holders yang terkait dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta secara dinamis mengikuti perkembangan dan tuntutan masyarakat sebagai pengguna layanan. Keterlibatan setiap 147
anggota
organisasi
pelaksanaan,
dalam
monitoring
proses
dan
perencanaan,
evaluasi program dapat
menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat secara
luas
dan pemerintah. Membangun kepatuhan
tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan. Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai
tanggung
jawab
terhadap
peraturan
perundangan yang berlaku dengan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran internal yang mengakar pada setiap individu dan organisasi.
9.4 Mekanisme Pengendalian Standar Prasarana Dan Sarana Manajemen diarahkan
untuk
pengendalian
standar
pada
dasarnya
mengoptimalkan berlangsungnya
proses
peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dalam hal ini perlu diatur
satu siklusSPMB-PS,
dengan
keyakinan
terjadinya peningkatan pada setiap tahun (rentang waktu tertentu) dapat dijamin. Betapapun kecilnya peningkatan apa bila selalu ada pada setiap tahun (rentang waktu tertentu), 148
SPMB-PS akan berlangsung baik. Suatu siklus SPMB-PS wajib dirancang terintegrasi dengan SPMB keseluruhan. Sebagai satu ilustrasi, untuk proses pembelajaran dapat dikembangkan peraturan, pengaturan, dan kesepakatan menyangkut kata – kata kunci berikut ini : 1.
Pada tingkat perguruan tinggil/Prodi jurusan, standar PS dinyatakan dalam daftar prasarana dan sarana, serta tersedia
organisasidan
tata
kerja
(OTS)
dalam
pemakaiannya. 2.
Pada tingkat program studi, standar PS dinyatakan dalam
spesifikasi
prasarana dan sarana
yang
lebih
spesifik, terkait dengan implementasi Rencana Program Evaluasi dilakukan lerhadap utility factor dan unjuk hasil kinerja pemakaian prasarana dan sarana. Berdasar hasil evaluasi dengan siklus tahunan, setiap tahun Cilakukan perbaikan standar dan penjaminan dalam SPMB-PS sebagai bagian SPMB keseluruhan
149
BAB X STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
10.1 Pendahuluan 1.
Proses Utama Pendidikan Tinggi STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
merupakan
lembaga yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam menjalankan dan mengembangkan proses pendidikan tinggi, mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menerapkan keunggulan iptek tersebut
untuk
kemanfaatan
bagi masyarakat
dan
kelestarian lingkungan. Disamping melaksanakan fungsi tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda Persada Batam juga menjadi salah satu pilar dalam upaya menegakkan demokrasi, menjaga nilai-nilai moral dan kemanusiaan, serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi masyarakat. Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang demikian penting tersebut harus didukung dengan upayaupaya untuk selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, tata kelola baik, akuntabilitas, pencitraan publik, serta menjaga pemerataan dan perluasan akses atas layanan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Layanan 150
akademik lembaga pendidikan tinggi dicakup dalam istilah tridarma
STIKes Mitra Bunda Persada
pendidikan,
penelitian,
Batam
dan pengabdian
yaitu kepada
masyarakat. Dengan memperhatikan karakter pendidikan tinggi dan tuntutan
masyarakat
atas
peran
strategis
STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka proses utama pendidikan tinggi dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut : Untuk melaksanakan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
diperlukan
serangkaian
input
yang
mencakup kurikulum, mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan,
fasilitas fisik, informasi, dan
keuangan. Output kegiatan tridarma adalah lulusan, karya penelitian, dan karya pengabdian kepada masyarakat. Penggunaan outp ut kegiatan tridarma adalah kalangan pemerintah maupun swasta. Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai faktor input dan ouput diperlukan suatu manajemen kelembagaan yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa semakin baik output suatu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka penghargaan masyarakat terhadap STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut akan semakin baik 151
dan berdampak pada input yang semakin baik pula. 2.
Manajemen Kelembagaan Manajemen sistematis
merupakan
menuju
langkah
pencapaian
dinamis
dan
tujuan dengan
menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja, modal,
dan
potensi
besar).
Kegiatan
manajemen
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan evaluasi. Tujuan dalam manajemen pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak (moving target) yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal dan
eksternal
serta
kesiapan
sumber
raya
yang
dimiliki. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu disertai dengan upaya penguatan terusmenerus sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara berkelanjutan.
152
GOAL
SCOOPE OF MANAGEMENT PLANNING
CONTROLLING
DIRECTING
EVALUATING
RESOURCES MAN
MATERIAL
MACHINERY
METHOD
MONEY
MARKET
Gambar10.2 Prinsip Dasar Manajemen
Manajemen menghasilkan
kelembagaan
layanan tridarma
diharapkan dapat STIKes Mitra Bunda
Persada Batam yang terwadahi oleh organisasi formal yang memiliki kekuatan hukum. Dengan cara demikian diharapkan
masyarakat
dapat
memperoleh
layanan
pendidikan tinggi secara berkelanjutan dengan rasa aman
dan
kepercayaan 153
tinggi.
Selanjutnya
dalam
kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang bersifat tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum formal.
3.
Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen Kelembagaan Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi diatur
dalam UU No.20/Tahun
2003 tentang sistem
pendidikan Nasional (sisdiknas) : Pasal 51 ayat 2 : “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan
atas
prinsip
otonomi, akuntabilitas,
jaminan mutu dan evaluasi yang transparan ".
Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam diharapkan dapat merumuskan visi dan misi yang diemban, proses utama pendidikan yang diselenggarakan, dan wadah kelembagaannya. - Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025 Pilar pertama
: pemerataan dan perluasan Akses 154
Pilar kedua
: peningkatan mutu. Relevansi, dan
Daya Saing PilarKetiga
: penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas,
dan pencitraan publik
- Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 2010 Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness Pokok Pikiran Kedua
: University Autonomy
Pokok Pikiran Ketiga
: Organizational Health
Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010 tersebut menetapkan organization Health dengan beberapa point penting antara lain :
University Governance,
capacity Building, Hurnan Resources, Financial performance, dan Quality Assurance sebagai pikiran dasar tentang manajemen kelembagaan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
10.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama pendidikan tinggi, prinsip – prinsip manajemen kelembagaan 155
dan
peraturan-peraturan
yang
berlaku
serta
kebijakan
manajemen STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
1.
Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas Dalam
mendirikan
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam para pendiri yang dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat tentu memiliki alasan dan maksud yang kuat. Perumusan alasan dan maksud
tersebut
perlu
dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan strategi pengembangan Batam.
STIKes Mitra Bunda Persada
Dokumen-dokumen
pemikiran
dasar
manajemen
yang
memuat pokok
kelembagaan
adalah
STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda Persada Batam serta Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah Tangga (ART) bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep dasar pendirian
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
selanjutnya perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dijabarkan lebih lanjut pada tataran operasional
ke
dalam
dokumen
Rencana
Operasional (Renop) yang memuat sasaran-sasaran baik yang
bersifat
kualitatif
maupun
kuantitatif.
Kedua
dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja 156
oleh para pimpinan dan seluruh stakeholder
Stikes
Mitra Bunda Persada Batam.
2.
Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki mekanisme kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen statuta, renstra,
dan
renop tersebut. Pemimpin STIKES Mitra
Bunda Persada Batam dipilih melalui
suatu mekanisme
yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. Mekanisme kepemimpinan
harus diselenggarakan
secara transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Penetapan pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan diikuti oleh penetapan pimpinan lembaga/unit lain di lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada penetapan
kepemimpinan
Batam. Mekanisme
tersebut
menjadi
dasar
legitimasi seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam menjalankan strategi dan program untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran. 157
3.
Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien Untuk melaksanakan statuta,
renstra dan renop
diperlukan lembaga – lembaga atau unit – unit dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang saling mendukung dan
melengkapi.
Besar
atau
kecilnya
lembaga/unit
disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan efisiensi serta efektifitas
kinerja lembaga/unit
lembaga/unit
tersebut
harus
tersebut.
Bentuk
mempertimbangkan
hubungan kerja vertikal ke atas dan ke bawah dan hubungan horisontal dengan lembaga di sampingnya untuk menjaga fungsi koordinasi dan komunikasi antar lembaga di dalam maupun di luar organisasi. Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada suatu bentuk keputusan yang berkekuatan hukum formal dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berada di atasnya, misal: Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri,
Keputusan
Dirjen,
dll.
Gambaran
umum
tentang peran masing-masing tupoksi dan kelembagaan dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi dapat dilihat pada gambar di bawah ini
158
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANAJEMEN AKADEMIK
MANAJEMEN KEMAHASISWAAN
VISI/ MISI
MEKANISME KEPEMIMPINAN
KOORDINASI/MO NITORING
LEMBAGA PELAKSANA
STRATEGI/P ROGRAM
PENJAMINAN MUTU
INTERNAL AUDIT
MANAJEMEN FASILITAS/INFRASTRUKT UR SUMBER DAYA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PROSES PENDIDIKAN
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
PROSES PENELITIAN
MANAJEMEN KEUANGAN
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
Gambar.10.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi
a. Manajemen Akademik Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses 159
pembelajaran,
layanan sarana penunjang proses pembelajaran, dan penjaminan mutu proses pembelajaran. Proses utama manajemen akademik meriputi : seleksi calon mahasiswa baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan pengisian KRS, pembelajaran di kelas dan di luar kelas (laboratorium, workshop,
studio
dan
perpustakaan)
serta
berbagai
kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti :
kegiatan
minat dan bakat, penalaran dan kesejahteraan mahasiwa. Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam kerangka acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pengembangan manajemen akademik tersebut
akan
semakin kompleks dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang tercatat dalam STIKES Mitra Bunda Persada Batam, sehingga sistem administrasi perlu dilaksanakan dengan rapih dan didukung
dengan
sistem
informasi
yang
memadai. Kebijakan manajemen akademik ditetapkan oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan operasionarisasinya
dilaksanakan
oleh
beberapa
lembaga/unit yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian Akademik,
Pusat
Penjaminan
mutu
(PPM),
pusat
pengkajian dan Pengembangan Akitifitas Instruksional 160
(P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan akademik (seperti: UPT Multi Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer, UPT penerbita, dil).
b. Manajemen Kemahasiswaan STIKes Mitra Bunda Persada mengembangkan
berbagai
layanan
Batam yang
perlu
melengkapi
kegiatan mahasiswa selain proses – proses pembelajaran di kelas dan laboratorium. Kegiatan kemahasiswaan antara lain terdiri atas : pengembangan minat dan bakat, pengembangan kegiatan
penalaran
dan
pengembangan
fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa. Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan berbagai
fasilitas
penunjang
dan organisasi
yang
mengelolanya. Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama mahasiswa, fasilitas olahraga, kantin, berbagai toko yang menyediakan kebutuhan mahasiswa, sarana kesehatan dll. organisasi pengelola fasilitas tersebut perlu dibentuk khusus berupaya
dan
dalam
untuk
melaksanakan
dapat
harus
menampung berbagai aspirasi
mahasisara yang sangat beragam. 161
tugasnya
Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan di bawah pimpinan universitas dan secara
operasional
dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang relevan seperti :
Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan
(BAAK), Kepala Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit pelaksana
Teknis
(UPT)
untuk
penunjang
kegiatan
kemahasiswaan (seperti: UPT Asrama, UPT Fasilitas Olah raga, UPT Medical Centre, UPT SAC dit).
c. Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Karya tersebut merupakan hasil dari proses penelitian
dan
pengabdian kepada
masyarakat
yang
dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan kependidikan beserta mahasiswa, sebagai respon atas kebutuhan yang berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk mengembangkan iptek, dukungan
SelaIu
Kegiatan tersebut memerlukan
sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada
Batam yang harus dikelola secara profesional. Manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut Secara kebijakan di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda 162
Persada Batam dan secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga Penelitian dan berbagai
unit
yang
relevan
Pengabdian untuk
danpengabdian
seperti :
Lembaga
kepada Masyarakat dan
penunjang
kegiatan
penelitian
kepada masyarakat (seperti ; UPT
Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll).
d. Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang meliputi :
ruang kelas, laboratorium, studio,
workshop, perpustakaan, ruang dosen dan administrasi dan berbagai penunjang lainnya, seperti : asrama, fasilitas olah rag, kantin, dll. Fasilitas dan infra struktur tersebut perlu dikelola dengan baik, dengan beberapa tahap
pelaksanaan
inventarisasi
seperti
operasi
dan
:
proses
pemeliharaan,
penghapusan (bila telah rusak berat) serta
pengadaan, perbaikan, administrasi
pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset yang dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan infrastruktur
secara
universitas dan
kebijakan
di
secara operasional 163
bawah
pimpinan
dikelola oleh Biro
Administrasi umurn dan Kepegawaian, dan ditingkat fakultas dibawah Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll'
e. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka
sumber
daya
manusia
yang meliputi tenaga
pendidik dan kependidikan merupakan faktor yang penting. Manajemen sumber daya manusia meliputi tahapan : rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan baru, penempatanpada tugas dan jabatan yang sesuai, penyusunan jenjang karir, pelatihan dan penguatan kapasitas diri, penegakan disiplin dan pemberian penghargaan serta persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang rapi
yang
memungkinkan
semua
pihak untuk
memperoleh akses informasi yang terkait dengan rencana pengembangan karir masing-masing. Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut secara kebijakan di bawah pimpinan
perguruan
dilaksanakan
oleh
tinggi beberapa 164
dan
secara
lembaga
operasional
yang
relevan
seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit Pelaksana sumberdaya
Teknis
(UPT) untuk
manusia
penunjang kegiatan
(seperti:UPT
Medical
Centre,
Koperasi Pegawai, dll).
f. Manajemen Keuangan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat menentukan keberhasilan program dan layanan kepada masyarakat. Kemampuan
untuk
merencanakan
potensi
penerimaan dan rencana pengeluaran yang berimbang dapat mendorong dinamika lembaga dan pertumbuhan menuju pencapaian visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Manajemen keuangan lersebut perlu didukung oleh kerapihan administrasi khususnya terkait dengan
kepatuhan
dan
ketaatan
terhadap peraturan
perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik yang dituntut masyarakat. Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di bawah tanggung jawab pimpinan 165
STIKes Mitra Bunda
Persada Batam dan secara operasional dikelola oleh Biro Administrasi Umum dan Kepegawalan, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan unsur pelaksana di tingkat jurusan.
g. Manajemen Sinstem Informasi Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan tinggi
yang
memberikan
layanan kepada
ribuan
mahasiwa, jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak sedikit, banyaknya fasilitas dan infrastruktur serta jumlah
uang
yang beredar cukup besar, maka
manajemen sistem informasi menjadi suatu keharusan, Manajemen sistem informasi ini meliputi :
penyediaan
sarana dan prasarana sistem informasi dan backbone jaringan telekomunikasi yang memungkinkan informasi proses Utama pendidikan
tinggi tersebut dapat diakses
dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model informasi bahwa terhenti
tersebut
luga
harus memberikan
layanan informasi karena
kerusakan
kepada
sistem jaminan
masyarakat
jaringan
tidak
telekomunikasi
ataupun kesalahan dalam perangkat lunak sistem informasi Manajemen sistem informasi secara kebijakan di bawah 166
pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan secara operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap unit
pelaksatra
akademik
seyogyanya menriliki unsur
pelaksana sistem informasi.
h. Penempatan Personel Yang Tepat Dengan
terbentuknya
suatu
lembaga
yang
mampu
menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana strategis dan operasional' maka tahap selanjutnya adalah perlunya untuk mencari personel dengan kualifikasi yang tepat pada setiap posisi jabatan untuk menjalankan roda organisasi. Pemilihan personel tersebutd apat dilakukan melalui serangkaian tahap seleksi yang terdiri atas: (1)seleksi administrasi berupa rekam jejak kualifikasi pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi kompetensi dan kesesuaian teknis dengan jabatan yang ditawarkan, dan (3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk model wawan cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan.
10.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : 167
1.
Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program Untuk
mencapai
manajemen
kelembagaan
yang
baik, pada tahap awal diperlukan kejelasan visi dan misi dengan
memperhatikan
aspirasi seluruh stakeholders
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. visi
lersebut menjadi tujuan dan sasaran
dan
misi
pengembangan ke
depan dan memberikan gambaran atas bagaimana bentuk ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam dimasa yang akan datang. 2.
Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang kondusif.
3.
Penguatan Kelembagaan Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka perangkat kelembagaan 168
tersebut
perlu
dilengkapi dengan beberapa instrumen
organisasi seperti : a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop, b. Penetapan
deskripsi
jabatan
dan
spesifikasi/
kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi tersebur.
penetapan
ini
dapat
dirangkum
dalam
ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK). c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif. d. Pembakuan
mekanisme
kerja
kelembagaan
dan
mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal. 4.
Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen yang kuat maka
kelembagaan
program pelatihan dan sosialisasi yang
dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini antara lain untuk membangun 169
kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk mencapai visi dan misi tersebut. Program
pelatihan
dan
sosialisasi
tersebut
dapat
dilakukan Secara berjenjang, sebagai berikut.: a. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan sistem/mekanis medalam organisasi. b. Tahap
sebelum
menduduki
jabatan
baru,
yang
merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan tersebut. c. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama / baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan 170
tupoksi suatu
jabatan
tertentu
terkait
dengan
perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat 5.
Penguatan Suasana Kerja Pada
tahap implementasi
suatu
pelaksanaan
manajemen kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang kondusif yang melibatkan selu ru h stake holders yang terkait kelembagaan
serta
perkembangan
dengan
secara
dan tuntutan
pelaksanaan dinamis
masyarakat
tugas
mengikuti sebagai
pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat
secara
luas
dan pemerintah. Membangun
kepatuhan tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan. Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran 171
internal yang mengakar pada setiap individu dan organisasi.
10.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di suatu kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga) proses utama, yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan secara eksternal, dan akuntabilitas publik. 1.
Pengawasan Internal Pengawasan internal dilaksanakan oleh suatu unit independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam sering disebut sebagai lnternal Audit (lA) atau Satuan Audit lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas lnternal
(SPl).
Fungsi
utama unit ini
adalah untuk
mendampingi semua unit di lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam serta ketentuan yang berlaku. Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai pada saat
penyusunan
rencana
kegiatan tahunan,
pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian program dalam satu kurun waktu terteniu dengan butir-butir 172
pengawasan sebagai berikut : a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap perencanaan yang telah disusun. b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang dan jasa. d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam suatu
borang
pemeriksaan
yang berisi
keseluruhan
informasi yang terkait dengan dokumen perencanaan, proses pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu tertentu. Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada setiap untuk diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan lapangan. Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam menentukan kebijakan perbaikan dan pengembangan program pada kurun waktu berikutnya. 2.
Pengawasan Eksternal Pengawasan eksternal Jenderal,
BPKP
dan 173
dilakukan BPK
oleh
lnspektorat
yang merupakan
suatu
instansi
pengawasan
pemerintah
baik
maupun lembaga
ditingkat tinggi
departemen
negara
Program
pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga tersebut merupakan suatu bentuk pengawasan, kinerja organisasi, kepatuhan
dan
ketaatan terhadap peraturan dan
perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap setiap penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara prosedural maupun perseorangan yang berindikasi pada tindak
pidana
korupsi
Mekanisme
kerja
satuan
pengawasan eksternal ditetapkan oleh masing – masing instansi tersebut berdasar peraturan perundangan yang terkait dengan mekanisme audit instansi Pemerintah 3.
Akuntabilitas Publik Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka pengguna layanan diletakkan pada tempat tertinggi dalam mernahami
apa kebutuhan atas layanan pendidikan
tinggi yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction
lndex')
menjadi
faktor
menentukan keberhasilan sebuah program
174
utama dalam
BAB XI STANDAR PEMBIAYAAN
11.1 Pendahuluan Dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi, unsur pembiayaan merupakan salah satu unsur utama demi kelancaran dan
keberhasilan
penyelenggaraan
seluruh
kegiatan yang
dilakukan oleh satuan pendidikan tinggi tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
tinggi
pada
pendidikan
Stikes
Mitra Bunda Persada
tinggi
yakni
setiap
satuan
Batammembutuhkan tolak ukur minimum atau standar agar pembiayaan penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam transparan, akuntabel dan bermutu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa masalah pengelolaan pembiayaan dalam Stikes Mitra Bunda Persada Batammasuk menjadi salah satu komponen dari Sistem Penjaminan Mutu
lnternal Stikes
Mitra Bunda Persada
Batam(SPMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam). Pembiayaan pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam tidak hanya
diperuntukkan
melainkan
bagi
kegiatan pembelajaran
saja
juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian 175
kepada masyarakat Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam,
serta
untuk
kesejahteraan
Dosen,
Tenaga
Kependidikan, dan Mahasiswa juga. oleh karena itu, standar mutu pembiayaan sebagai salah satu komponen dalam SPMIPT, bertujuan
untuk meningkatkan
mutu pembiayaan, dan
meningkatkan relevansi kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan rencana pembiayaan yang telah ditetapkan. Pembiayaan yang berhasil baik dan bermutu pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam itulah yang menjadi sasaran atau tujuan dari SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Untuk mengukur keberhasilan dan bermutu atau tidaknya pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam diperlukan adanya standar mutu yang selanjutnya akan diberi nama Standar Pembiayaan. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 butir 10, menyebutkan bahwa Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini harus ditingkatkan secara terus menerus dari waktu ke waktu, sehingga
dapat
berkembang
dan
berkelanjutan.
Semakin
tinggi standar yang digunakan dalam pembiayaan STIKes 176
Mitra Bunda Persada
Batam,
diharapkan
akan
semakin
bermutu pula hasil kegiatan yang dibiayai. Tentang kata mutu ini, kiranya dapat diartikan sebagai (a) sesuai dengan standar
(b)
sesuai dengan harapan pelanggan (c) sesuai dengan harapan 'pihak – pihak terkait (stakeholders)
(d) sesuai dengan yang
'dijanjikan, dan (e) semua karakterislik produk dan layanan yang memenuhi persyaratan dan harapan. Bila kelima arti tersebut diaplikasikan untuk pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam maka hasilnya adalah sebagai berikut. Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam disebut bermutu jika pembiayaan itu, khususnya tentang aspek pengelolaannya, sesuai dengan standar keuangan yang berlaku, misalnya saja
standar
akuntansi.
Pengertian
mutu
sesuai
dengan harapan pelanggan adalah jika apa yang dihasilkan sudah
sesuai
dengan
harapan
pelanggan
pada
saat
melakukan'transaksi' dengan penyelenggara/pengelola. Didalam pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, pelanggan dapat diberi batasan sebagai sumber dana, baik berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun masyarakat. Bermutu dalam pengertian sesuai dengan harapan pihak-pihak terkait mirip dengan pelanggan, tetapi mencakup pihak-pihak yang lebih luas termasuk mahasiswa, pegawai, dan pimpinan unit kerja. 177
Selanjutnya pengertian mutu sesuai dengan yang dijanjikan adalah pengertian umum untuk menunjukkan, bahwa setiap program harus didahului dengan suatu perencanaan, dan perencanaan itu
hakikatnya berisi Janji yang harus dipenuhi
dalam implementasinya. Didalam pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, yang dimaksud dengan Janji adalah perencanaan
anggaran,
disebut dengan
yang
dalam terminologi lain sering
Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan
(RKAT). RKAT inilah yang menjadi salah satu indicator keberhasilan pembiayaan
pada STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Selain indicator lain yaitu hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran, serta
outcome
atau
dampak
yang
ditimbulkan dari kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan /dilaksanakan.
11.2 Mekanisme Penetapan Standar Pembiayaan Stikes Mitra Bunda Persada Batam Langkah
pertama
yang
STIKes Mitra Bunda Persada
sebaiknya Batam
dilakukan apabila
oleh hendak
menetapkan substansi atau isi dari Standar Pembiayaan adalah : a. Meneliti terlebih dahulu peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang persoalan pembiayaan pada STIKES 178
Mitra Bunda Persada Batam b. Merumuskan substansi atau isi standar mutu sedemikian rupa agar tetap konsisten atau selaras dengan visi, misi dan tujuan STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Ketika merumuskan substansi standar ini pun terbuka kemungkinan bagi STIKes Mitra Bunda Persada Batam untuk mencari dan menerima masukan / kontribusi pemikiran dari para stakeholders dan/atau pihak-pihak lain di luar lingkungan STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila memang dipandang perlu. Apabila melihat pada Pasal 62 PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
diketahui
bahwa
substansi Standar Pembiayaan pada setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam setidaknya mengatur atau menetapkan butir-butir mutu tentang : 1.
Pembiayaan
pendidikan
terdiri
atas
biaya
investasi,
biaya operasi, dan biaya Personal. 2.
Biaya dimaksud sarana
investasi pada
satuan ayat
pendidikan
(1)
dan prasarana,
meliputi biaya pengembangan
manusia, dan modal kerja tetap 179
sebagaimana penyediaan sumberdaya
3.
Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4.
Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat Pada gaji b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air,
telekomuniKasi,
pemeliharaan
sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
Jadi, Standar Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam diharapkan berisi tentang
tolok ukur atau
kriteria
minimum tentang biaya inv estasi, biaya operasi, dan biaya personal. Luas lingkup ketiga jenis biaya yang masuk sebagai susbtansi atau isi dari Standar Pembiayaan dapat dilihat dari definisi dalam Pasal 62 PP tentang SNP di atas. Tentang luas lingkup dari biaya investasi
dan
biaya operasi, misalnya,
lazimnya dalam praktik penyelenggaraan PT disebut sebagai 180
pengelolaan keuangan PT, yang umumnya terdlri atas komponen – komponen sbb : 1.
Proposal Rencana Kegiatan danAnggaran Tahunan
(RKAT), 2. Pembahasan RKAT; 3. Pengajuan Persekot Kerja (PQ; 4. Realisasi Dana; 5.
Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan Laporan
Keuangan; 6.
Evaluasi terhadap kesesuaian antara RKAT, Persekot Kerja, dan SPJ
7. Auditing atau Penilaian. Dengan demikian, contoh penetapan Standar Pembiayaan pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat dimulai dengan membuat beberapa standar turunannya, yaitu misalnya : a. Standar arah kebijakan pengelolaan keuangan; b. Standar proses pengelolaan keuangan; dan c. Standar pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Standar mutu kegiatan pengelolaan keuangan disusun berdasarkan RKAT, dengan mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan itu. Standar ditetapkan dengan mengacu pada visi dan misi STIKes Mitra Bunda 181
Persada Batam dan kebutuhan stakeholders dalam setiap satuan
kegiatan
dalam
Tridharma
STIKes Mitra Bunda
Persada Batam. STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat merumuskan
substansi
standar
sesuai
dengan
situasi
lingkungan internal dan eksternal, yang secara singkat dapat digambarkan melalui analisis lingkungan strategis (Renstra & Renop) sebagai bahan untuk penyusunan RKAT setiap kegiatan Tridhanna STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
1.
Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan rnerupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mewujudkan good governance dalam sebuah institusi tak terkecuali institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Good governance ini mernpunyai karakteristik antara lain partisipatif taat hukum, transparan, responsif, orientasi pada konsensus, keselaraan, efisien dan efektif, akuntabel, dan bervisi strategis. Dalam
hal
pengelolaan
keuangan,
dari
semua
karakteristrk di atas yang paling utama adalah partisipatif, taat hukum, transparan, efisien dan efektif, dan akuntabel. Penetapan standar
arah
kebijakan
pengelolaan
keuangan
harus mengacu pada unsur-unsur utama tersebut partisipatif 182
artinya bahwa seluruh stake hotders bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan dengan turut serta memikirkan partisipasi masing-masing, khususnya dalam hal penggalian dana untuk menunjang kegiatan pendidikan untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan Taat hukum artinya seluruh aktivitas yang
berkenaan
dengan
pengelolaan
keuangan
dilakukan dengan mematuhi semua aturan yang disepakati dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Aktivilas yang bersifat strategis sebagai sumber pendapatan (evenue) di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam akan
dan dijalankan
mengikuti rambu-rambu hukum maupun peraturan intemal. Penggunaan dana diarahkan pada pembiayaan kegiatan dalam rangka pencapaian mutu kademik yang dicita – citakan. Penggunaan
dana
harus
melalui
suatu
perencanaan
dengan mematuhi tahapan dan aturan yang telah ditetapkan oleh
institusi.
seluruh
penggunaan
dana
dipertanggung
jawabkan melalui standar pelaporan pertanggung jawaban yang telah ditetapkan institusi. Transparansi artinya dibangun atas dasar kebebasan arus informasi semua informasi
tentang
pengelolaan keuangan harus secara langsung dapat diterima oleh siapapun yang memerlukan. lnformasi harus dapat dipahami dan dipantau. Efisien dan efektif adinya penggunaan 183
dana
atau
penganggaran
yang
efisien
dapat dilakukan
melalui tahapan perencanaan yang baik. Perencanaan harus dikoordinasikan dengan seluruh unit di STIKES Mitra Bunda Persada Batam agar duplikasi kegiatan maupun anggaran tidak terjadi.
Efektivitas
perencanaan
yang
penggunaan didasarkan
dana
dicapai
dengan
atas rencana stratejik dan
rencana operasional yang disusun dalam rangka mencapai visi yang ditetapkan. Akuntabilitas artinya pembuat keputusan yang berhubungan dengan masalah keuangan bertanggung
jawab
secara
internal,
tidak melainkan
hanya juga
bertanggung jawab kepada publik maupun seluruh stakeholders.
2.
Standar Proses Pengelolaan Keuangan Setelah RKAT disusun, diperoleh jumlah anggaran yang diperlukan
untuk
membiayai seluruh kegiatan yang
direncanakan tersebut. Sejauh mana ketersediaan dana yang dapat dianggarkan
untuk
melaksanakan
RKAT.
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan inventarisasi sumber – sumber pemasukan keuangan beserta besaran dananya. Sumber – sumber pemasukan keuangan tersebut antara lain dapat berupa donatur, SPP mahasiswa, SPMA mahasiswa baru,
kontrak
penelitian, 184
kegiatan
usaha,
dana
rutin
pemerintah, pinjaman bank dan lain-lain. Rencana penerimaan keuangan ini sangat penting karena menentukan
keberhasilan
implementasi
RKAT.
Perlu
ditetapkan tentang apa yang sebaiknya dilakukan jika estimasi pemasukan keuangan dari sumber – sumber pendapatan yang
sudah
anggaran
pasti,
untuk
temyata jumlahnya melaksanakan
lebih
RKAT.
kecil
dari
Terdapat
dua
kemungkinan yang dapat dilakukan yaitu merevisi RKAT, atau
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
akan sumber
pemasukan baru. Merevisi RKAT dengan menyesuaikan kegiatan terhadap dana yang tersedia sebaiknya menjadi pilihan terakhir, karena pilihan ini akan berdampak pada penurunan capaian sasamn dan tujuan yang telah digariskan dalam rencana str ategis. STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan sumber pemasukan baru tidak terbatas pada mencari kontrak penelitian, kegiatan usaha, pinjaman bank yang baru tetapi dapat juga melalui kebijakan – kebijakan baru seperti melakukan investasi dengan return yang cepat dengan resiko kecil, menerapkan
manajemen
energi
untuk
menghemat
pengeluaran pembiayaan, menerapkan manajemen aset untuk menurunkan pemborosan atau meningkatkan efisiensi.
185
3.
Standar Pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan ditetapkan berdasarkan standar atau sistem akuntansi yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan karena selain dapat memperlancar audit atau penilaian, baik secara internal maupun eksternal, dapat pula menjamin ketercapaian mutu dalam pengelolaan keuangan. Audit
internal
dilaksanakan
dalam
rangka penyesuaian
perencanaan anggaran dan pelaksanaannya, sehingga dengan cepat
dapat
diketahui
kesesuaian
danperubahannya,
Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan dapat menjamin mutu ketercapaian program kegiatan. Sedangkan ketidak sesuaian atau perubahan diperlukan penjelasan agar dapat
diketahui
penyusunan Standar
kendala pelaksanaan
perencanaan
akuntasi
yang
keuangan dimaksud
sebagai
periode antara
lain
dalam
berikutnya meliputi
penyusunan neraca danpenjelasannya, penulisan satuan alokasi anggaran, modifikasi dan pelaporan
186
11.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Keuangan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 1.
Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Sebagai
upaya untuk
menjamin arah
pengelolaan
keuangan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
harus
membentuk badan pengawas internal, misalnya satuan Pengawas lnternal (SPl) atau satuan Audit lntemal (SAl) atau nama-nama lain di STIKes Mitra Bunda Persada Batam
yang mencakup ranah keuangan. Komitmen
terhadap perencanaan anggaran keuangan juga harus dipegang teguh oleh penentu kebijakan STIKes Mitra Bunda Persada
Batam,
dalam
mengalokasikan
dana
untuk setiap kegiatan Tridharma STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
2.
Standar Proses Pengelolaan Keuangan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan pada hakikatnya adalah panduan bagi semua pihak dalam setiap pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam, Dengan RKAT diharapkan setiap kegiatan dapat diikuti dan dilacak kesesuaiannya dengan 187
perencanaan. Dengan perkataan lain, setiap kegiatan yang
didasarkan
atas
RKAT
dapat
akuntabilitasnya setiap kegiatan sebagai
dijamin
pelaksanaan
Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam jenjang dan unit manapun harus dilaksanakan berdasarkan RKAT
Dengan
dipertanggung
demikian, jawabkan
setiap sejak
kegiatan
dari
dapat
perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya . Tahapan penyusunan RKAT dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasar visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, disusunlah rencana strategik berupa tindakan,
langkah
atau
cara
untuk mencapainya.
Rencana strategik tersebut dinyatakan dalam kebijakan – kebijakan yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, kerjasama, dan pengabdian kepada masyarakat serta bidang kemahasiswaan, dan bidang – bidang lain sesuai dengan kebutuhan Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan. Masing-masing tindakan, langkah atau Cara tersebut mempunyai satu
atau
lebih tujuan yang
dijadwalkan akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan yang bersifat umum dituangkan lagi ke dalam bentuk sasaran yang diprediksikan akan dapat dicapai 188
dalam kurun tersebut
akan
waktu
satu
dicapai
tahun
melalui
sasaran program
–
sasaran
– program
kegiatan. Sebagai langkah pengendali, setelah disusun RKAT lebih baik disertai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), sehingga dapat diketahui secara terukur target sasaran dalam setiap kegiatan. HaI ini sesuai dengan tata
alur
yang diberlakukan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstan
Pemerintah (LAKIP), yang dikeluarkan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Beberapa STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
di
lndonesia
menciptakan sendiri tata alir dalam pengelolaan
189
telah
kegiatan RENCANA STRATEGIK
PERUMUSAN PROGRAM KERJA
PENJABARAN PROGRAM KERJA
SUB PROGRAM KERJA
PENAJAMAN RENCANA STRATEGIK Arah dan Kebijakan Umum STIKes. Strategi dan Prioritas Kondisi Ekonomi dan Keuangan
RENCANA KINERJA
RENCANA KEUANGAN
KEGIATAN
RKT / RKAT
Gambar 11.1 Diagram hubungan antara Renstra dan RKAT
Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam, terutama Secara
mengenai ringkas
pertanggungjawaban
unsurnya
terdiri
atas
keuangan. Rencana
Strategik (Renstra), Rencana Operasional (Renop), Rencana Kegiatan Angaran Tahunan (RKAT), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan diakhiri dengan Laporan Pertanggung jawaban dalam bentuk Laporan Kinerja.
190
lndikator kinerja mempunyai karakteristik antara lain 1. Terkait
pada
tujuan
dan
program,
serta
menggamabarkan pencapaian hasil 2. Dibatasi pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengamblian keputusan 3. Diutamakan pada hal – hal yang perlu mendapatkan priioritas 4. Terkait dengan sistern pertanggung jawaban yang memperihatkan hasil dari kegiatan. Indikator kineria mempunyai fungsi : 1. Apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan 2. Menciptakan konsesus untuk menghindari kesalahan intepretasi 3. Sebagai dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja Sebuah program tidak harus mengacu pada satu tujuan ajau sasaran tertentu saja.sangat dimungkinkan sebuah program yang diiaksanakan dapat sekaligus mencapai lebih dari satu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
191
3.
Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan Salah satu aktivitas paling krusial dalam setiap pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam adalah sistem dan mekanisme realisasi anggaran. Oleh karena itu agar kegiatan tidak terhambat oleh
penetapan
panduan pelaksanaan
sistem
yang
pencairan
berlaku, dana
atau
diperlukan realisasi
anggaian dalam bentuk bagan alir yang sederhana, mudah dipahamidiketahui Semua pihak, dan diiaati oleh semua yang terlibat didalamnya. Hal ini dapat dikemas dalam bentuk buku Manual Prosedur yang berisi tahapan – tahapan yang harus dilalui berikut institusi personel penangung jawab tiap tahapannya.
192
STIKes ARAH & KEBIJAKAN UMUM Tujuan Umum Sasaran Umum STRATEGI PRIORITAS INDIKASI OUTCOME PROGRAM KEGIATAN
UNIT KERJA
RKAT UK : Tupoksi Tujuan UK Sasaran UK Prioritas Program
FORMULIR USULAN Kegiatan RK
REKAP KEGIATAN : Target Keluaran Indikasi Outcome
RINGKASAN RKAT
DASAR PENILAIAN OLEH TIM ANGGARAN EKSEKUTIF
Nama Kegiatan Masukan Keluaran SAB / RKAT Belanja Pegawai B. Barang & Jasa B. Perjalanan
Gambar 4.9. Contoh tata alur praktek baik dalam pengelolaan keuangan perguruantinggi
193
11.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pembiayaan Stikes Mitra Bunda Persada Batam 1.
Evaluasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan Tahap akhir dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKES Mitra Bunda Persada Batam berdasarkan RKAT adalah evaluasi kegiatan" Evaluasi dilakukan sebagai pengendalian
atas
pelaksaaan kegiatan yang telah
didasarkan atas RKAT, dan melibatkan alokasi anggaran dalam satuan anggaran tertentu sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Evaluasi dilakukanterhadap kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanaan
kegiatan
dan
anggaran yang mendukung kegiatan itu. Perubahan jenis kegiatan dimungkinkan sesuai dengan kondisi setempat, tanpa mempengaruhi jumlah nominal anggaran yang ditetapkan dalam RKAT. Perubahan seperti ini diperlukan penjelasan yang rasional tentang jenis kegiatan yang berubah dalam pelaksanaannya, agar dapat dipertanggung jawabkan prosedur pengelolaan keuangan mengharuskan adanya
Pengendalian
Mutu
Jurnal(pendampingan pengelola keuangan), yang
secara
terus
keterlibatan
menerus
Asistensi
membina
kualitas
publikasi
dan
pengelolaan jumal menggunakan pedoman tersebut diatas. 194
Praktik baik penerapan anggaran tahunan dalam kegiatan
pengembangan
pendidikan antara lain dapat
berujud : 1.
Peningkatan
kuatitas metode
pembelajaran
STIKES Mitra Bunda Persada Batam,
di
misalnya
dariTCL ke SCL; 2.
Penerapan peninjauan
pendidikan silabi
didukung
matakuliah
oleh
kebijakan
yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
2.
Standar Pelaporan Keuangan Pada tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam /program studi, standar dinyatakan dalam kebijakan pengelolaan
keuangan
dan
standar
keuangan.
Pengendalian standar dilakukan melalui evaluasi yang dilakukan sesuai dengan siklus penjaminan.mutu di masing – masing STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
(dapat
semesteran atau tahunan). Perlu dijadwalkan monitorirtg dan evaluasi untuk mengetahui apakah standar yang ditetapkan telah dipenuhi dan perlu ditingkatkan lagi. Beberapa aspek penting dalam pengelolaan keuangan termasuk indicator kinerja seperti yang tercantum dalam 195
Lampiran 1 dievaluasi sebagai berikut : 1. Laporan pertanggungjawaban keuangan tentang evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
dan laporan
akuntabilitasnya ; 2. Evaluasi
pelaksanaan
anggaran
biaya
dalam
setiap kegiatan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan dalam RKAT.
Penqendalian standar melalui auditing keuangan 1. Evaluasi
kualitas
kinerja
keuangan
oleh
tim
pendamping keuangan 2. Jumlah dan
kualitas pencapaian anggaran sesuai
dengan RKAT berdasarkan indikator yang telah ciitetapkan.
3.
Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan dan Ketaatan pada Hukum 1) Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan Evaluasi akuntabilitas keuangan dilakukan pada tahapan-tahapan
yang
dimulai
dari perumusan
perencanaan keuangan, pelaksanaan kegiatan evaluasi atas kinerja keuangan dan pelaksanaan pelaporannya 196
2) Evaluasi atas proses penganggaran Evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada prinsip bahwa : 1. Anggaran yang dibuat oleh perguruan ringgi harus
didasarkan
pada
rencana
strategik
organisasi; 2. Anggaran
harus dibuat
memperhatikan
realistik dengan
tingkat capaian kinerja yang
diinginkan pada tahun yang bersangkutan; 3. Anggaran menyediakan informasi mengenai standar kinerja keuangan Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, maka langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi adalah: 1.
Meneliti
kesesuaian
angaran
yang
dibuat
kegiatan
yang
dengan prinsip – prinsip di atas; 2.
Meneriti
apakah
semua
direncanakan telahdiakomodasi pembiayaannya dalam anggaran keuangan yang diajukan. 3.
Meneliti
kelengkapan
anggaran
yang
diajukan mencakup sumber pembiayaan dan jenisnya, penerimaan dari Negara, rencana 197
investasi, rencana pinjaman, dan lain-lain. 4.
Peneliti apakah dari jumlah anggaran yang disetujui telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan
dalam
tingkatan
kinerja
yang
diinginkan. 5.
Meneliti keuangan
kewajaran yang
mencantumkan
standar
dibuat
rasio
kinerja
apakah
kehematan
telah
efisiensi,
efektivitas pelaksanaan kegiatan 3) Evaluasi atas pelaksanaan pembiayaan kegiatan Dalam
pelaksanaan
kegiatan
perlu
difahami
peraturan yang mengatur tentang pelaksanan penerimaan' penyimpangan' penyetoran' dan pengeluaran uang untuk pembiayaan kegiatan' Langkah-langka'r evaluasi yang dilakukan adalah : 1.
Meneliti
apakah
terdapat
hambatan
dalam
pelaksanaan Pembiayaan kegiatan; 2.
Meneliti sebab terjadi hambatan tersebut;
3.
Meneliti hal – hal
seperti masalah ekonomi
makro atau masalah ekonomi pada umumnya yang menimbulkan masalah dalam pencapaian tingkat kinerja keuangan 198
4.
Melakukan analisis atas hasil evaluasi di atas'
4) Evaluasi atas kinerja keuangan Dalam melakukan evaluasi atas capaian kinerja keuangan perlu dilakukan langkah –langkah berikut: 1.
Meneliti kewajaran perhitungan capaian kinerja keuangan
termasuk
tingkat
akurasi data yang
dihasilkan data pembanding dan data lain yang berkaitan 2.
Meneliti kemungkinan terdapat data lain yang dapat digunakan untuk menilai tingkat capaian yang belum dimanfaatkan;
3.
Melakukan analisis apakah ev aluasi pencapai dan
kinerja
yang
dilakukan, menggunakan
standard yang telah ditetapkan tedebih dahulu atau standar lain yang mungkin dapat digunakan 4.
Meneliti hasil evaluasi atas capaian kinerja, apakah telah mencakup seluruh masalah yang berkaitan dan memiliki alasan yang dapat diterima kewajarannya.
5) Evaluasi atas pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan
merupakan
bagian
yang
tidak terpisahkan dari akuntabilitas keuangan. Oleh sebab
itu,
perlu 199
dilakukan
evaluasi
mengenai
pelaksanan
pelaporan keuangan yang mencangkup
langkah sebagai berikut: 1.
Meneliti
mengenai
pelaksanaan
pelaporan
keuangan apakah telah di laksanakan semestinya dan
tidak
ditemukan
hambatan
dalam
pelaksanaannya 2.
Meneliti apakah telah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan pelaporan yang dilakukan
3.
Melakukan analisis yang mencakup kewajaran frekuensi pelaporan, kebenaran isi laporan, dan lain-lain.
6) Evaluasiatas ketaatan pada hukum Pelaksanaan eval uasi atas ketaatan pada peraturan perundang-undang
mencangkup
langkah
sebagai
berikut : a.
Meneliti yang
peraturan
berkaitan
perundang
dengan
–
undangan
pelaksanaan kegiatan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam, termasuk ketentuan mengenai pengelolaan keuangan dan sumberdaya lainnya b.
Meneliti apakah laporan akuntabilitas yang ada telah mengungkapkan dengan jelas dan cukup, 200
semua
hal
ketidaktaatan
yang
menyangkut
terhadap
ketaatan
dan
peraturan perundang-
undangan yang ada c.
Melakukan analisis mengenai sebab dan alasan yang
dikemukakan
apabila
terdapat
pengungkapan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang – undangan tertentu.
201
Gambar 4.9.Tahapan dalam pengelolaan perguruan tinggi untuk memenuhi akuntabilitas kinerja institusi
202
203
BAB XII
pada saat yang sama menghasilkan sumber daya manusia yang berilmu
STANDAR NASIONAL PENELITIAN
pengetahuan dan pada saat yang pada giliranya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi harus memandu, mengelola
12.1
dan memfasilitasi agar dharma pendidikan dan penelitian dapat
Pendahulaun Penelitian ilmiah selanjutnya disebut sebagai penelitian adalah
dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara individu
kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
maupun kelompok
sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang
Selain karena kewajiban oleh UU Nomor 14 Tahuan 2005 tentang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidak
Guru dan Dosen, setidaknya ada tiga alasan mengapa dosen pada
benaran suatau asumsi dan / atau hipotesis dibidang ilmu pengetahuan
perguruan tinggi harus melakukan penelitian. Dalam melaksanakan
dan teknologi serta menari kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan
perkuliahan dosen dapat mengajarkan materi yamg mereka kembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi ( UU Nomor 18 tahuan 2002 tentang
sendiri dan kuasai dengan baik, sehingga perkuliahan yang mereka
sistem
mampu menjadi lebih menarik dan bermakna, dosen juga dapat melatih
nasional
penelitian,
pengembangan
dan
penarapan
ilmu
pengetahuan dan tegnlogi )
mahasiswa kemampuan pemecahan masalah dan learning how to learn
Dalam pendidikan tinggi, penelitian merupakan salah satu dharma
dengan fasih, karena mereka telah dan senantiasa mengalaminya. Selain
perguruan tinggi ( PT ) yang tak kalah pentingnya dari dharma
itu, dosen dapat
pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 18 Tahun 2002,
terhadap ilmu pengetahuan, karena mereka tahu betul berapa indah dan
perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang berfungsi
menarinya ilmu pengetahuan tersebut. Di perguruan tinggi pendidkan
membentuk sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan tegnologi, serta
pene;itian bagaikan dua sisi mata uang koin yang walaupun dapat
bertanggung
dibedakan namun tak dapat dipisahkan
jawab
menngkatkan
kemampuan
pendidikan
dan
menumbuhkan keinginkan dan apresiasi mahasiswa
pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengambdian pada masyarakat sesui dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara universal, misi utama STIKES Mitra Bunda Persada
12.2
Mekanisme penetapan standar penelitian
adalah
Penetapan standar penelitian biasanya dilakukan setelah perguruan
menghasilkan , melestarikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan
tinggi menetapkan visi, misi dan rencana induk pengembanganya. Dalam 204
bidang akademik perguruan tinggi yang mengemban misi tri dharma
Ketaatan penelitian terhadap kode etik penelitian sngat penting oleh
harus
Untuk
karena hal ini menjadi wujud dari integritas ilmiah penelitian dan
melaksanakan dharma penelitian perguruan tinggi harus memiliki
institusi tempat melakukan penelita yang mendukung. Agar setiap
lembaga atau unit yang mengelola, mengkoordinasi, memfasilitasi dan
penelitian terjamin validasinya maka setiap institusi harus membuat
memantau kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosenya dan
standar mutu yang berisi tentang kode etik penelitian dan keharusan
perguruan tinggi harus memiliki prasaqrana yang memadai untuk
bagi setiap penelitian untuk menggunakan metode penelitian yang
mendukung penelitian.
sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti
mempunyai
agenda
yang
mencakup
penelitian.
Dengan demikian standar penelitian yang perlu ditetapkan setidanya meliputi :
d. Pendanaan penelitian
a. Agenda penelitian
Pendanaan perlu diperhatiakan bahwa standar yang bersangkutan
Agenda pemnelitian berisi antara lain area penelitian yang akan
harus berisi pula aturan dan atau prosedur pengajuan dana atau
digarap, tujuan sasaran dan dapat pula disertai dengan roadmap dan
anggaran penelitian, pancarian dana , penggunaan serta pelaporan
atau target capaianya yang menjadi pemandu bagi unit-unit akademik
penggunaan dana penelitian.
yang melaksanakan penelitian serta para dosen di perguruan tinggi
e. Sarana dan prasarana pendukung penelitian
yang bersangkutan.
Pelaksanaan penelitian perlu didkung oleh sarana dan prasarana yang
b. Pelaksanaan dan manajemen penelitian
memadai seperti perpustakaan, laboratorium, computer dan lainnya
Penelitian secara umum dilaksanakan oleh dosen. Namun bagai mana
f. Output dan outcome penelitian Output penelitian dapat berupa
caranya perguruan tinggi mewujudkan agenda penelitianya serta
publikasi, karya, paten dan sedangkan outcome dapat berupa sitasi,
bagaimana caranya perguruan tinggi mengelola, mengkoordinasi,
produk baru, penghargaan atau implikasi kebijakan
memfasilitasi memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosenya, merupakan standar yang perlu
12.3 Mekanisme pemenuhan standar penelitian
diperhatiakan
Pemenuhan dan standar penelitian berarti standar atau kerangka acuan
c. Kode etik dan metode penelitian
kerja yang telah ditetapkan atau disepakati dalam bentuk agenda 205
penelitian dijadikan acuan. Pemenuhan standar merupakan implementasi
Pengendalian merupakan tindakan manajemen agar standar yang
nyata agar penjamnan mutu penelitian dapat terpenuhi dari tingkat
telah ditetapkan dapat dicapai, langka selanjutnya meningkat standar
institusi hingga dosen.
menjadi standar baru yang lebih tinggi. Dengan demikian mutu penelitian
a.
Tingkat institusi pemenuhan standar penelitian diawali oleh
dari waktu ke waktu akan menjadi lebih baik. Beberapa hal yang perlu
perguruan tingggi dengan menyusun agenda penelitian, yang
dilakukan antara lain :
menetapkan area penelitian gerapan untuk beberapa tahuan
a. Serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan
kedepan. b.
penelitian
Untuk melaksanakan penelitian, selain unit0unit akademik yang
b. Kegiatan membandingkan hal yang telah dilakukan dalam penelitian
ada yaitu fakultas dan jurusan, pusat-pusat penelitian mukin perlu
dengan hal yang belum dilakukan
didrikan sebagai rumah kedua bagi dosen c.
Penelitian yang baik bukan semata untuk memperoleh hasil yang
dicapai
baik nemun juga memperhatiakan kode etikoleh karena itu
Hasil monitoringdan evaluasi serta audit internal tentu perlu
STIKES Mitra bunda persada membuat sebgai
d.
e.
f.
c. Kegiatan mencari kesesuain antara tujuan dan hasil penelitian yang
rambu-rambu
bagi
penelitian
kode etik penelitian dalam
didokumentasikan. Rekaman perjalanan pelaksanaan penelitian kelak
melaksanakan
menjadi bahan berharga bak dalam rangka memenuhi dan meningkatkan
penelitiannya
mutu penelitian maupun melakukan pengembangan agenda dan tujuan
Pelaksanaan penelitian yang bermutu memerlukan pendanaan yang
penelitian.
memadai
1. Standar hasil penelitian
Mutu sarana dan prasarana pendukung penelitian tentunya harus
Mencakup kriteria minimal tentang: a) mutu hasilpenelitian; b)
diperhatikan
diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Mutu output dan outcome penelitian perlu ditetapkan dan dipantau
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;
pencapaianya
c) semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan
12.4 Mekanisme pengendalian standar penelitian
dan budaya akademik; d) terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan 206
serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) tidak
rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain
bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan
harus memenuhi ketentuan dan juga harus mengarah pada
kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara
terpenuhinya
diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang
ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.
dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada
capaian
pembelajaran
lulusan
serta
memenuhi
4. Standar penilaian penelitian
masyarakat.
Merupakan kriteria minimal penilaian yang meliputi: a) proses dan hasil penelitian yang dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip
2. Standar isi penelitian, Merupakan kriteria minimal yang meliputi: a) kedalaman dan
penilaian paling sedikit edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan
keluasan materi penelitian dasar dan penelitian terapan; b)
yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan; b) harus
penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, berupa inovasi serta
memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat
standar proses penelitian; c) penggunaan metode dan instrumen yang
bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri; d) mencakup materi
relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja
kajian khusus untuk kepentingan nasional; dan d) memuat prinsip-
proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian dengan mengacu
prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan
ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. Standar peneliti,
masa mendatang.
merupakan kriteria minimal peneliti yang meliputi: a) kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian; b) kemampuan tingkat
3. Standar proses penelitian Meliputi: a) kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan,
penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang
pelaksanaan, dan pelaporan; b) memenuhi kaidah dan metode ilmiah
keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat
secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya
kedalaman penelitian yang ditentukan berdasarkan kualifikasi
akademik; c) mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja,
akademik dan hasil penelitian; c) menentukan kewenangan
kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan
melaksanakan
lingkungan; d) penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
dikeluarkan oleh Direktur Jenderal. 207
penelitian
diatur
dalampedoman
rinci
yang
dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat; b)
5. Standar sarana dan prasarana penelitian Merupakan kriteria minimal: a) sarana dan prasarana yang
digunakan untuk membiayai perencanaan penelitian, pelaksanaan
diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian
penelitian, pengendalian penelitian, pemantauan dan evaluasi
dalam rangka memenuhi hasil penelitian; b) fasilitas perguruan tinggi
penelitian, pelaporan hasil penelitian, dan diseminasi hasil penelitian;
yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait
c) dana pengelolaan penelitian digunakan untuk membiayai
dengan bidang ilmu program studi serta dapat dimanfaatkan juga
manajemen penelitian (seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi,
untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada
pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian), peningkatan
masyarakat; c) memenuhi standar mutu, keselamatan kerja,
kapasitas peneliti, dan insentif publikasi ilmiah atau insentif hak
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, dan
kekayaan intelektual (HKI).
lingkungan. 6. Standar pengelolaan penelitian Merupakan
kriteria
minimal
tentang:
a)
perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian; b) pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian seperti lembaga penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi. 7. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian Yaitu: a) kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian yang berasal dana penelitian internal pergruan tinggi, pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di 208
tingkat perkembangan dan kemampuan PT.
BAB XIII STANDAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT
13.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam
13.1 Pendahuluan
menetapkan
substansi
standar
pengabdian
kepada
Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan Tinggi
masyarakat memperlihatkan bahwa STIKes Mitra Bunda Persada
(PT) tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memperhatikan beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan
(IPTEK), serta tuntutan masyarakat, seirama dengan meningkatnya
pengabdian kepada masyarakat. Prinsip dasar ini relevan sebab dapat
kualitas hidup mereka. Didalam Pasal 24 Butir 2 UU No.20 Tahun
menjadi arah bagi para perencana dan pelaksana dari kegiatan tersebut.
2003, tentang system pendidikan nasional telah dinyatakan bahwa PT
Berikut ini uraian tentang prinsip tersebut.
memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
Prinsip Dasar Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian
1. Keterpaduan Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi
masyarakat. Strategi-Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010
Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi PT yaitu pendidikan,
(HELTS) juga menyebutkan bahwa daya saing bangsa seyogyanya
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga aspek
ditumbuhkan melalui pengembangan dan layanan masyarakat sebagai
tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis
bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan.
dan terpadu.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bagian dari jasa PT, dilaksanakan dengan menganut asas kelembagaan, asas ilmuamaliah dan amal-ilmiah, asas kerjasama, asas kesinambungan serta Pendidi kan
asas edukatif dan pengembangan. Dalam pelaksanaannya di lapangan yang dapat menjadi stakeholders : (a) perorangan, (b) kelompok, (c) komunitas, dan (d) lembaga. Cakupannya meliputi masyarakat perkotaan atau pedesaan, misalnya industry atau agraris, dan pemerintah maupun swasta. Pemilihan stakeholders sasaran, disesuaikan dengan 209
Penelitia n
Pengabd ian Kepada Masyara kat
2. Empati-Partisipatif Pengabdian
partisipatif, interdisipliner, realistis-pragmatis, dan environmental
kepada
masyarakat
dilaksanakan
untuk
development dilaksanakan secara terpadu. Agar kegiatan tersebut
menggerakan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan
yang dapat
menumbuhkan
rasa
berjalan baik maka pelaksanaan perlu memperhatikan sebagai berikut :
melibatkan, mengikutsertakan, dan memiliki
masyarakat
terhadap
1. Co-creation
pembangunan.
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama
3. Interdisipliner Pengabdian
antara PT dengan pihak pemerintah daerah, mitra kerja, dan kepada
masyarakat
di
laksanakan
oleh
masyarakat setempat.
dosen/mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan pelaksanaanya dikoordinasikan oleh
lembaga
2. Co-financing
pengabdian
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan pendanaan
kepada masyarakat.
bersama antara PT, pemerintah daerah, mitra kerja, dan
4. Realistis-Pragmatis
masyarakat setempat disesuaikan dengan tema dan program
Program-program kegiatan yang direncanakan pada dasarnya
yang telah di sepakati.
bertumpu pada permasalahan dan kebutuhan nyata di lapangan
3. Flexibility
5. Environmental Development
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk melestarikan
suatu tema dan program yang sesuai dengan situasi dan
dan mengembangkan lingkungan fisik dan social untuk
kebutuhan pemerintahan daerah, mitra kerja dan masyarakat
kepentingan bersama.
setempat dalam proses pembangunan daerah. 4. Sustainability pengabdian
13.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Mekanisme pemenuhan standar pengabdian kepada masyarakat
kepada
masyarakat
dilaksanakan
secara
berkelanjutan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai
yang memiliki prinsip keterpaduan aspek tri dharma PT, empati-
dengan tempat dan target tertentu. 210
Pengumpulan
Untuk pelaksanaan tersebut perlu disusun tahapan-tahapan kerja
Survei Awal
sebagai berikut
ke Lapangan /
data dari aparat
Analisis
dan
Situasi
menyangkut
Tahap
Rincian Kegiatan
Kegiatan Persiapan
masyarakat
kondisi Penetapan Judul
potensi wilayah. Pengumpulan
Kegiatan Pengabdian
data
Ipteks
sasaran
yang
menyangkut
akan dilakukan Penetapan
kebutuhan
Tim
khalayak sasaran
Tugas
serta
Pokok Penetapan
dan
kondisinya. Analisa Data
Sasaran Review
Identifikasi perumusan masalah
Kepustakaan
yang
potret,
profil
Kelompok
Terkait
dari
kelompok
Penerepan
dan
dan
Ipteks
Perumusan
akan
Tujuan Manfaat
diabdikan
211
dan
Kegiatan
perbaikan
Penetapan
Implementasi
Prosedur Implementasi
kerangka
Evaluasi
pemecahan Masalah Penetapan waktu dan
metode
13.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
kegiatan
Hasil evaluasi harus dapat dijadikan dasar untuk peningkatan
Penetapan
mutu selanjutnya. Dalam hal mutu PT, terdapat dua tujuan evaluasi yaitu (1) untuk pengendalian mutu dan (2) untuk peningkatan mutu.
rancangan
1.
evaluasi Penyusunan
Perbaika langsung dilakukan jika terjadi kesalahan, sehingga mutu terjamin. Dengan demikian, semua proses
Rencana Biaya Penetapan
Pengendalian standar tahap proposal
Penyusunan
terkendali dengan baik. Tahapan seleksi proposal yang berjenjang, dapat sampai tiga tahap utama : tahap seleksi I (pra
Proposal
proposal), tahap seleksi II (Proposal Lengkap), tahap seleksi III
Diskusi
(Site Visit).
perbaikan proses
2. Pengendalian
Pengabdian
Standar
Melalui
Tahap
Pelaksanaan
(Monitoring) Pengabdian Kepada Masyarakat.
dalam proposal
Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat pada dasranya
Penyusunan
tidak berdiri sendiri tetapi membutuhkan kegiatan lain, yaitu
tindakan
monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan 212
yang saing melengkapi. Dengan monitoring dan evaluasi dapat
masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang
diketahui berbagai al yang menyangkut perencanaan, proses
relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu
pelaksanaan, dan hasil yang dicapai.
pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul pelatihan untuk
3. Pengendalian Standar melalui hasil akhir pengabdian
pengayaan sumber belajar.
Untuk peningkatan mutu, evalusi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh PT dilakukan secara menyeluruh
B. Standar isi pengabdian kepada masyarakat
terhadap proses, penyajian, dan hasil pengabdian masyarakat.
Merupakan kriteria minimal tentang: a) kedalaman dan keluasan
4. Pengendalian Standar Keberlanjutan
materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil
Sebagai suatu program bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
kegiatan
yang
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
tinggi
dengan kebutuhan masyarakat, b) hasil penelitian atau pengembangan
(dosen/mahasiswa), masyarakat dan kelembagaan diharapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan langsung dan
dapat menimbulkan dampak positif. Fungsi dari evaluasi ini
dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, memberdayakan masyarakat,
adalah untuk menjaga agar dampak positif dari pelaksanaan
teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dapat terus di kembangkan dan
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, model
dilestarikan serta meminimalkan dampak negatif.
pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan
melibatkan
secara
pengabdian sinergis
kepada
masyarakat
unsur
perguruna
pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil penelitian
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah, serta hak kekayaan intelektual (HKI)
A. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat Merupakan kriteria yang meliputi: a) minimal hasil pengabdian kepada
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha,
masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan
dan/atau industri.
ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa; b) hasil pengabdian kepada
C. Standar proses pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria
masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi
minimal tentang: a) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang 213
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan; b)
ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan,
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan
terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta
kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu
dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau
pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan
pemberdayaan masyaraka; c) pengabdian kepada masyarakat yang
rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku
wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja,
kepentingan; e) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan
instrument yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran
lingkungan; d) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian
dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran
kepada masyarakat.
harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) kegiatan
E.
Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat, merupakan
pengabdian kepada masyarakat yng harus diselenggarakan secara
kriteria minimal yang meliputi: a) kemampuan pelaksana untuk
terarah, terukur, dan terprogram.
melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; b) wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan
D.
Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat, merupakan
bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman
kriteria minimal penilaian terhadap: a) proses dan hasil pengabdian
sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik
kepada masyarakat; b)penilaian proses dan hasil pengabdian kepada
dan hasil pengabdian kepada masyarakat; c) kemampuan pelaksana
masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian
pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan kewenangan
paling sedikit dari sisi edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan; c)
melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur dalam
kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses
pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.
pengabdian kepada masyarakat; d) tingkat kepuasan masyarakat, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada
F.
masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat dimanfaatkannya
Standar sarana dan prasarana pengabdian Merupakan criteria minimal tentang: a) sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
214
G.
menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
pengabdian
memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan
pemantauan, evaluasi pelaksanaan, diseminasi hasil pengabdian
tinggi untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang terkait
kepada masyarakat; d) kelembagaan yang dapat memfasilitasi kegiatan
dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola
peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat,
perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan; b) sarana dan prasarana
memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada
pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas perguruan tinggi
masyarakat yang berprestasi, mendayagunakan sarana dan prasarana
yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama;
penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja,
e) kemampuan lembaga untuk dapat melakukan analisis kebutuhan
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.
yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana
Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
pengabdian kepada masyarakat, serta menyusun dan menyampaikan
Merupakan kriteria minimal tentang: a) perencanaan, pelaksanaan,
kelembagaan
H. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian Merupakan
pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan
pembiayaan pengabdian kepada masyarakat melalui dana internal
pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis
perguruan tinggi, pendanaan pemerintah, kerja sama dengan lembaga
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi; b)
lain, baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat;
kelembagaan yang wajib untuk menyusun dan mengembangkan
b) pengelolaan pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen
rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
atau instruktur yang digunakan untuk membiayai perencanaan,
rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta
serta menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem
diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; c) mekanisme
penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; c)
pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat yang harus
kelembagaan
diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi; d) perguruan tinggi
memfasilitasi
untuk
pelaksanaan
kriteria minimal: a) sumber dan mekanisme pendanaan dan
dapat
bertugas
meliputi
mengelola
yang
yang
yang
pangkalan data pendidikan tinggi.
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja bentuk
masyarakat
laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya ke
pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
dalam
kepada
pelaksanaan
kegiatan 215
wajib menyediakan dana pengelolaan termasuk peningkatan kapasitas
BAB XIV
pelaksana pengabdian kepada masyarakat.
STANDAR IDENTITAS
Selain mengembangkan berbagai program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat langsung ke perguruan tinggi, STIKes
14.1
Mitra Bunda Persada Batam juga senantiasa membangun kerjasama
Definisi Identitas atau identity secara sederhana dapat diartikan sebagai jati
dengan berbagai lembaga mitra, baik di tingkat nasional maupun
diri atau sekumpulan unsur
internasional. Di tingkat nasional, kerjasama dilakukan dengan
mencitrakan tentang siapa dan atau apa Stikes Mitra Bunda Persada
lembaga
Batam. Identitas atau identity sebagai sebuah kata benda yang diambil
pemerintah,
seperti
kementerian/non-kementerian,
pemerintah daerah, dan lembaga kemasyarakatan.
yang
secara
bersamaan
mampu
dari kamus adalah identitas : ingin jadi siapa atau seperti apa ;
Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di
kondisi dimana ingin menjadi sama dengan sesuatu gambaran atau
STIKes Mitra Bunda Persada dipercayakan pengelolaannya kepada
memiliki karakter yang diinginkan. Singkatnya, identitas menunjuk
LPPM
pada
STIKes
mengarahkan,
Mitra
Bunda
Persada
mengkoordinasikan,
yang
bertugas
melaksanakan,
untuk dan
tampilan
(look)
dari
Stikes
Mitra Bunda Persada Batam.
Sehingga identitas Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat dilihat dari
mengadministrasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
nama, logo, alamat, visi, misi, dst.
masyarakat sehingga diharapkan kedua dharma tersebut dapat
Untuk STIKES Mitra Bunda Persada Batam, identitas tidak lain
dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara
adalah karakteristik esensial dan khas yang melekat pada STIKes Mitra
individual maupun kelompok.
Bunda Persada
Batam
sehingga
membedakannya dengan institusi
mampu
mencitrakan
dan
serupa yang lain. Karakteristik
identitas yang harus dipenuhi adalah (a) bersifat administrative : nama, logo/lambang, alamat (b) bersifat substansial : nilai – nilai dasar, visi, misi, tujuan, bidang kajian dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Berbeda dengan standar mutu lainnya, standar identitas dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam sebenarnya dapat menjadi payung 216
bagi beragam mutu lainnya yaitu menjadi dasar dan arah bagi seluruh
sebuah Perguruan Tinggi agar dapat disebut sebagai sebuah institusi
unit kerja didalam lingkungan dari Stikes Mitra Bunda Persada
perguruan tinggi yang memiliki identitas :
Batam untuk meningkatkan mutunya secara utuh, menyeluruh dan
1. Memiliki tujuan
berkelanjutan.
2. Memiliki statuta 3. Memiliki anggaran dasar
14.2
4. Memiliki rencana induk pengembangan
Mekanisme Penetapan Standar Identitas Untuk menetapkan isi dari standar identitas Stikes Mitra Bunda Persada Batam
ditempuh
5. Memiliki kode etik civitas akademika
langkah-langkah utama sebagai
Elemen lain yang tidak tersebut dalam aturan normative, yang bersifat
berikut :
esensial dan perlu ditambahkan adalah :
1. Melakukan studi terlebih dahulu terhadap seluruh ketentuan
1. Memiliki visi
normative berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur
2. Memiliki misi
tentang identitas perguruan tinggi.
3.Memiliki keterangan : Nama, lambang /logo, motto, kartu nama (Id
2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan analisis SWOT dan
Card), emblem, cap stempel, dsb
atau studi pelacakan untuk merumuskan isi standar, khusus bila
4. Bila perlu sampai pada tataran indikator keberhasilan.
akan merumuskan pernyataan visi, misi institusi.
Catatan :
3. Melakukan uji public, apa bila perlu terhadap rancangan isi
1) Pernyataan visi, misi dan tujuan menjadi acuan utama bagi
dengan mengandung perwakilan dari unsure – unsure
seluruh standar mutu didalam SPM- STIKES Mitra Bunda Persada
standar
pemangku kepentingan (stake holders) perguruan tinggi.
Batam. logikanya adalah jika semua standar mutu di dalam SPMSTIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu visi,misi dan
14.3
tujuan,
Standar Identitas Minimum STIKes Mitra Bunda Persada Berdasarkan PP No. 60 Tahun 1999, Pasal 2 dan Kepmendiknas
maka
ketika
seluruh standar tersebut dapat diupayakan
pemenuhannya hal ini berarti visi, misi dan tujuan STIKES Mitra
No. 234/U/2000, Pasal 5, 118. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah
Bunda Persada Batam tersebut telah tercapai.
telah menetapkan standar minimum yang harus dipenuhi oleh
2) Kesesuaian visi, misi, tujuan dalam tingkatan Stikes, Prodi dan UPT 217
yang ada.
Bunda
Persada
Batam
senantiasa
mengontrol/memantau
bagi
3) Pernyataan visi, misi rumusanya jelas dan ringkas tidak lebih dari satu
terlaksananya standar identitas secara konsisten di lapangan atau pada
paragraf, pilihan kata dan struktur kalimatnya lugas, jelas dan
kondisi faktual. Dengan kata lain pimpinan unit kerja selalu melihat
komunikatif.
kondisi faktual,
4) Rumusan visi, misi dan tujuan prodi harus bersifat strategis dan
mengambil
mampu menunjukan kekhasan prodi yang sesuai dengan lokalitas,
bila mana perlu pimpinan unit kerja segera
langkah koreksi bila didapatkan penyimpangan atau
kesalahan.
potensi sumber daya, serta gairah dan atau yang dapat memotivasi
Kemudian untuk kepentingan pengembangan standar pada siklus
semua unsur didalam program studi.
penjaminan mutu Stikes Mitra Bunda Persada Batam
berikutnya
dievaluasi secara berkala yaitu 5 tahunan. Untuk itu sebaiknya 14.4
pengelola standar identitas membuat catatan tertulis yang memuat
Mekanisme Pemenuhan Standar Identitas Pada prinsipnya pada tahap ini setiap unit kerja pada STIKES
semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar,
Mitra Bunda Persada Batam haruslah secara konsisten melalui
penyebab
terjadinya
ketidaksesuaian antara pencapaian dengan
kebijakan – kebijakan tersetruktur berupaya memenuhi untuk
substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil.
memenuhi atau mencapai isi dari standar identitas yang telah
Mekanisme Proses Pengendalian
ditetapkan. Hal ini berarti pimpinan dari unit tersebut harus secara
a. Pimpinan unit kerja harus memeriksa apakah fakta dilapangan
sadar menjadikan standar ini sebagai tolak ukur bagi unit masing –
Standar benar-benar telah sesuai dengan apa yang dituliskan di
masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pada tahap ini
standar identitas
perlunya bagi pimpinan unit kerja melakukan sosialisasi standar
b. Pimpinan unit segera mengambil langkah koreksi apabila ditemukan
isi kepada seluruh pemangku kepentingan: dosen, mahasiswa, bila
ada suatu kesalahan / ketidaksesuaiann antara apa yang terjadi
perlu orang tua/wali dan alumni.
dilapangan dengan isi standar. c. Pimpinan unit kerja mencatat semua temua dilapangan yang
14.5
tidak sesuai dengan isi standar, atau hal – hal lain yang berkaiitan
Mekanisme Pengendalian Standar Identitas Pada tahap ini setiap unit kerja di dalam lingkungan STIKES Mitra
dengan upaya pengendalian isi standar pada formulir yang telah 218
disediakan Pemenuhan Ilustrasi Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar
Standar
Identitas
a. Semua pimpinan unit kerja Stikes Mitra Bunda Persada Batam membuat Standar pernyataan visi, misi dan tujuan sesuai dengan isi standar identitas
Tabel 14.1.
Stikes,
Tabel Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar
menggunakan
studi terhadap peraturan perundang –
Proses Pengendalian
undangan yang relevan.
Penetapan
Pimpinan unit kerja dengan melibatkan
Standar
pemangku
prodi
b. Pimpinan unit kerja harus mengisi
harus
borang /formulir checklist pernyataan
menetapkan visi, misi dan tujuan unit
visi yang telah disediakan dan juga
kerja,
menuliskan pernyataan visi tersebut
yang
kepentingan
cara
analisi SWOT, studi pelacakan, dan
Identitas STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam Mekanisme
dengan
rumusannya harus memenuhi
kreteria antara lain :
pada formulir visi
a. Mencerminkan nilai – nilai dasar
c. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab
STIKES Mitra Bunda Persada Batam b. Tidak
bertentangan
untuk melakukan berbagai upaya agar visi bernar – benar terpenuhi.
dengan
visi,misi,dan tujuan STIKES Mitra
Caranya tentu saja dapat diwujudkan
Bunda Persada Batam
melalui
c. Singkat jelas dan komunikatif
proses
pembelajaran,
penyusunan kurikulum dan kompetensi
Borang/formulir yang butuhkan adalah :
lulusan, pembinaan
a. Checklist pernyataan visi dan misi
perencanaan
b. Formulir yang berisi visi dan misi
sarana 219
dosen, penelitian,
anggaran,
penyediaan
dan prasarana, unit penunjang
BAB XV
teknis, dst.
STANDAR KERJASAMA
d. Pimpinan unit membuat catatan atas semua upayanya untuk memenuhi isi standar tersebut.
Catatanbisa
Standar
Pendahuluan
dan
Kerjasama dulakukan untuk mendukung tercapainya peningkatan
belum dilakukan, hambatan-hambatan,
kualitas tau mutu suatu institusi, dengan demikian maka kerjasama
strategi mengatasi, dst.
suatu institusi termasuk institusi pendidikan sebaiknya diarahkan untuk
apa saja yang telah
Pengendalian
15.1
berupa
dilakukan
a. Semua Pimpinan Unit kerja harus
mendukung tercapainya visi dan misi institusi tersebut.Kerjasama yang
memeriksa apakah fakta di lapangan
dilakukan oleh stikes mitra bunda persada batam merupakan langkah
benar-benar telah sesuai dengan apa
nyata perwujudan pendidikan dalam mencapai solusi terhadap
yang di tuliskan dalam standar.
permasalahan,
kesenjangan
atau
langkah
nyata
dalam
upaya
peningkatan mutu suatu pendidikan.
b. Semua Pimpinan Unit kerja segera mengambil langkah koreksi apabila
Agar kerjasama terlaksana dengan baik perlu adanya standar mutu
ditemukan ada suatu kesalahan / ketidak
tentang tentang kerjasama dengan institusi lain, agar tidak adanya
sesuaian antara apa yang terjadi di
pelanggaran peraturan-peraturan yang telah ada. Standar mutu ini
lapangan dengan isi standar.
manjadi tolak ukur atas keberhasilan yang telah tercapai , dan selalu ada peningkatan dari waktu kewaktu berkembang secara berkelanjutan.
c. Semua Pimpinan Unit kerja mencatat temuan di lapangan yang tidak sesuai
Kerjasama dalam dan luar negeri dilakukan dengan maksud agar
dengan isi standar, atau hal lain yang
mahasiswa Stikes mitra bunda persada batam mendapat ilmu yang lebih
berkaitan dengan upaya pengendalian isi
luas dan pengalaman kerja yang lebih baik.
standar
pada
formulir
yang
telah
disediakan.
220
15.2
terjadi sehingga dapat saling mengisi kekosongan dan saling
Mekanisme penetapan standar kerjasama Penetapan standar kerjasama merupkan langkah awal untuk
memperkaya serta mamperkuat institusi untuk berkembang
tercapainya penjaminan mutu kerjasama. Dalam penetapan standar
lebih optimal
kerjasama harus mempelajari peraturan perundang-undangan yang telah ada yaitu pada peraturan mendiknas. perundang-undangan
yang
harus
c. azas manfaat atau saling menguntungkan
penjelasan tentang peraturan
diperhatikan
dalam
kerjasama yang dilakukan hars saling menguntungkan
peraturan
antara kedua belah pihak yang telah melakukan perjanjian,
mendiknas no 26 tahun 2007
apabila tidak saling menguntungkan maka kerjasama telah
Prinsip dasar penyelenggaraan kerjasama
melenceng dari perjanjian perundang-undangan yang telah
kerjasama sebaiknya dilakukan berdasarkan pemahaman
ditetapkan dan bukanlah kerjasama yang baik diantara
dan kesadaran bersama yang telah disepakati untuk mencapai tujuan
bersama.
dlakukan
secara
kesetaraan,
saling
pasal 6-8 peraturan mendiknas menyebutkan bahwa
menghormati dan saling menguntungkan, memperhatikan
kerjasama meliputi kegiatan pengelolaan pergutuan tinggi,
hukum-hukum
pendidikan dan penelitian atau pengabdian masyarakat yang
kelembagaan,
Kerjasama
berdasarkan
internasional
hanya
institusi tersebut
prinsip
dan
nasional
dan
d. bidang kerjasama
tidak
mengganggu kebijakkan pembangunan bangsa dan negara
dapat berbentuk :
pertahanan dan keamanan nasional ( pasal 4 )
1). kerjasama manajemen, dengan pendirian program
a. azas kesetaraan
secara bersama dan wajib mengikuti peraturan dari
dengan kesetaraan diharapkan kedua belah pihak
program tersebut
melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing untuk
2). program kembaran, terutama perguruan tinggi luar
mengembangkan kerjasama yang telah dirintis tanpa ada
negri agar diakui dima saja
paksaan dari pihak lain dan tercapai prestasi yang baik
3). program gelar ganda, yng dilakukan oleh luar dan
b. azas penghormatan identitas
dalam negeri
setiap institusi harus saling menghormati perbedaan yang
4). program credit transfer system, pengakuan bersama 221
kredit mata kuliah tertentu antara perguruan tinggi yang
terjadi akan mudah terselesaikan dan dapat dengan mudah
telah melakukan kerhjasama
dievaluasi
5). kerjasama penelitian,
j. rentang waktu kerjasama harus pasti
6). kerjasama tukar menukar staff pengajar
k. pemilihan mitra kerjasama harus dipertimbangan dengan baik
7). kerjasama pemanfaatan sumberdaya dalam kegiatan
bagi perguruan tinggi yang mendapat kesempatan untuk melakukan
akademik
kerjasama harus mengkuti prakualifikasi sebelum kerjasama
8). kerjasama penerbitan karya ilmiah
disepakati, dan perguruan tinggi harus menyiapkan surat penawaran
9). kerjasama dalam pemberian beasiswa dan pemberian
yang berisi
kesempatan magang
a. doumen administarasi
e. tujuan kerjasama harus jelas perumusan
kerjasama
butir-butir ; surat penawaran, syrat kesanggupan melaksanakan langkah
awal
yang
sangat
pekerjaan, surat kuasa yang ditanda tangani, kartu NPWP, dst
menentukan perjalanan kejasama selanjutnya
b. dokumen usulan teknis
f. kemampuan kerjasama mita bervariasi
butir-butir : latar belakang kerjasama dilakukan, penetapan
kemampuan yang berbeda dan saling melengkapi baik
tujuan dan sasaran, skema dan alur pemikiran yang logis dalam
dalam keterampilan,penetahuan, teknologi dan sumberdaya
penyelesaian masalah, rencana kerja serta tahap, daftar tenaga
akan menguntungkan kerjasama
kerja yang terlibat, riwayat hidup personal yang terlibat, daftar
g. penggunaan dana harus efektif
peralatan dan fasilitas yag digunakan
penggunaan dana kerjasama harus efektif, adil dan
c. dokumen usulan biaya
seimbang sesui dengan tujuan kerjasama
butir-butir : beban biaya personal dan upah dasar, biaya
h. kompetensi pihak yang bekerjasama harus dipaparkan dengan
pemakaian alat dan bahan habis pakai, analisa harga satuan
jelas
apabila persyaratan telah dilengkapi dan penandatangan
i. kerangka masalah dalam kerjasama harus jelas, denga adanya
perjanjian kerjasama akan dilakukan maka dalam pembuatan
kejelasan kerangka dalam perjanjian maka masalah yang
naskah kesepahaman ( MOU ) beberapa hal merupak kisi-kisi yang 222
diperhatiakan
a.
serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan
a. judul naskah
kerja sama
b. nomor naskah
b.
c. nama lembaga
kegiatan membandingkan kerjasama yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan
d. pernyataan kesepahaman
c.
kegiatan mencari kesesuaian tujuan dan rancangan serta
e. masa berlaku
standar kerjasama dan pelaksanaan kerjasama yang telah
f. keterangan tentang jumlah naskah
dilakukan
g. waktu dan tempat pelaksanaan penandatanganan naskah
dalam pengendalian standar kerjasama, setelah diadakan penilaian
h. penutup
baik tidaknya kinerja kerjasama atau sesuai tidaknya dengan standar mutu yang telah ditetapkan maka dapat diketaui dengan jelas kendala
15.3
yang terjadi atau mungkin penyimpangan pelaksanaan kerjasama
Mekanisme pemenuhan standar kerjasama pemenuhan standar mutu kerjasama berarti standar atau kerangka
semuanya perlu didokumentasikan.
acuan kerja telah ditetapkan dan disepakati yang dijadikan acuan.
Dengan prinsip perbaikan terus menerus maka pelaksanaan
Dalam pelaksanaany, langkah-langkah implementasi kerjasama perlu
kerjasama dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dibut secara rinci dan diperlukan tindakan tambahan sekiranya ada
atau jika kendala besar perlu dlakukan peninjauan kembali kontrak
beberapa hal yang yang harus dilakukan koreksi.
kerjasama
yang
dilakukan
untuk
dilakukan
perbaikan
bahkan
pemberhentian kerjasama apabial memeng tidak bisa dilanjutkan lagi 15.4
dengan sebaiknya.
Mekanisme pengendalian standar kerjasama pengendalian merupaka tindakan manajemen agar standar yang telah ditetapkan dapat tercapai. Langkah berikutnya meningkatkan standar baru yang lebih tinggi dan baik.dengan demikian kualitas kerjasama dari waktu ke waktu akan lebih baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan 223
Persada Batam yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
BAB XVI
kepada masyarakat. Dengan
PENGOLOLAAN
memperhatikan
karakter
pendidikan tinggi dan tuntutan
masyarakat atas peran strategis STIKes Mitra Bunda Persada
16.1 Pendahuluan
Batam,
16.1.1 Proses Utama Pendidikan Tinggi STIKes Mitra Bunda Persada Batam merupakan lembaga
maka
proses
utama pendidikan tinggi dapat
ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut :
yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam menjalankan dan mengembangkan proses pendidikan tinggi, mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menerapkan keunggulan iptek tersebut untuk kemanfaatan bagi masyarakat
dan
kelestarian
lingkungan.
Disamping
melaksanakan fungsi tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda Persada Batam juga menjadi salah satu pilar dalam upaya menegakkan
demokrasi,
menjaga
nilai-nilai
moral
dan
kemanusiaan, serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi masyarakat. Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang demikian penting tersebut harus didukung dengan upaya-upaya
untuk
Gambar 8.1. Proses Utama Pendidikan Tinggi
selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, tata kelola baik, akuntabilitas,
pencitraan
publik,
serta
Untuk
menjaga
melaksanakan
tridarma
STIKes Mitra Bunda
Persada Batam diperlukan serangkaian input yang mencakup
pemerataan dan perluasan akses atas layanan pendidikan
kurikulum,
tinggi bagi masyarakat. Layanan akademik lembaga pendidikan
kependidikan, fasilitas fisik, informasi, dan keuangan. Output
tinggi dicakup dalam istilah tridarma STIKes Mitra Bunda
kegiatan tridarma adalah lulusan, karya penelitian, dan karya 224
mahasiswa,
tenaga
pendidik
dan
tenaga
pengabdian kepada masyarakat. Penggunaan outp ut kegiatan
berkelanjutan.
tridarma adalah kalangan pemerintah maupun swasta. Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai faktor
GOAL
input dan ouput diperlukan suatu manajemen kelembagaan yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa semakin baik output suatu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka penghargaan masyarakat
terhadap STIKes Mitra Bunda Persada
SCOOPE OF MANAGEMENT
Batam
tersebut akan semakin baik dan berdampak pada input yang
PLANNING
CONTROLLING
DIRECTING
EVALUATING
semakin baik pula.
16.1.2
Manajemen Kelembagaan
RESOURCES
Manajemen merupakan langkah dinamis dan sistematis menuju
pencapaian
tujuan dengan menggunakan dukungan
MAN
MATERIAL
MACHINERY
METHOD
MONEY
MARKET
sumber daya yang tersedia sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja, modal, dan potensi besar). Kegiatan manajemen pemantauan,
mencakup dan
perencanaan,
evaluasi.
Tujuan
pengorganisasian, dalam
Gambar 8.2. Prinsip Dasar Manajemen
manajemen
Manajemen kelembagaan diharapkan dapat menghasilkan
pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak (moving target)
layanan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang
yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal
terwadahi oleh organisasi formal yang memiliki kekuatan
dan eksternal serta kesiapan sumber raya yang dimiliki.
hukum. Dengan cara demikian diharapkan masyarakat dapat
Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu
memperoleh layanan pendidikan tinggi secara berkelanjutan
disertai dengan upaya penguatan terus-menerus sumberdaya yang
dengan rasa aman dan kepercayaan tinggi. Selanjutnya
dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara
dalam kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan 225
antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang bersifat
- Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 - 2010
tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum formal.
16.1.3
Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness
Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen
Pokok Pikiran Kedua
: University Autonomy
Pokok Pikiran Ketiga
: Organizational Health
Kelembagaan Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi diatur dalam UU No.20/Tahun
Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010 tersebut
2003 tentang sistem pendidikan
menetapkan organization Health dengan beberapa point penting
Nasional (sisdiknas) :
antara lain :
Pasal 51 ayat 2 :
Hurnan Resources, Financial performance,
“Pengelolaan
satuan
pendidikan
tinggi
dilaksanakan
Assurance
berdasarkan atas prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu
sebagai
pikiran
dan
Quality
dasar tentang manajemen
kelembagaan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
dan evaluasi yang transparan ".
16.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan
Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam
University Governance, capacity Building,
Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama pendidikan tinggi, prinsip – prinsip manajemen
diharapkan dapat
kelembagaan
dan
peraturan-
merumuskan visi dan misi yang diemban, proses utama
peraturan yang berlaku serta kebijakan manajemen STIKES Mitra
pendidikan
Bunda Persada Batam.
yang
diselenggarakan,
dan
wadah
kelembagaannya. - Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025
16.2.1 Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas
Pilar pertama
: pemerataan dan perluasan Akses
Dalam mendirikan STIKes Mitra Bunda Persada Batam para
Pilar kedua
: peningkatan mutu. Relevansi, dan Daya Saing
pendiri yang dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat tentu
PilarKetiga
: penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas, dan
memiliki alasan dan maksud yang kuat. Perumusan alasan dan maksud tersebut perlu dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan
pencitraan publik
strategi pengembangan 226
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam.
Dokumen-dokumen
yang
memuat pokok
pemikiran dasar
lingkungan
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Mekanisme
manajemen kelembagaan adalah STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda
penetapan kepemimpinan tersebut menjadi dasar legitimasi seorang
Persada Batam serta Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah
pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh
Tangga (ART) bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep
sumber daya yang dimiliki STIKES Mitra Bunda Persada Batam
dasar pendirian STIKes Mitra Bunda Persada Batam selanjutnya
dalam menjalankan strategi dan program untuk mencapai visi, misi,
perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana Strategis (Renstra)
tujuan, dan sasaran.
dan dijabarkan lebih lanjut pada tataran operasional ke dalam dokumen Rencana Operasional (Renop) yang memuat sasaran-
16.2.3 Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien
sasaran baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kedua
Untuk melaksanakan statuta,
renstra dan renop diperlukan
dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja oleh para
lembaga – lembaga atau unit – unit dengan tugas pokok dan fungsi
pimpinan dan seluruh stakeholder
(tupoksi)
Stikes Mitra Bunda Persada
Batam.
yang saling mendukung
dan melengkapi. Besar atau
kecilnya lembaga/unit disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan efisiensi serta
efektifitas
kinerja lembaga/unit
tersebut.
Bentuk
lembaga/unit tersebut harus mempertimbangkan hubungan kerja
16.2.2 Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki mekanisme
vertikal ke atas dan ke bawah dan hubungan horisontal dengan
kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan yang
lembaga di sampingnya untuk menjaga fungsi koordinasi dan
ditetapkan dalam dokumen statuta, renstra, dan renop tersebut.
komunikasi antar lembaga di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin STIKES Mitra Bunda Persada Batam dipilih melalui suatu
Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada suatu
mekanisme yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. Mekanisme kepemimpinan
harus diselenggarakan
bentuk
secara
keputusan
yang berkekuatan
hukum
formal
dengan
mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berada di atasnya,
Persada Batam. Penetapan pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada
Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Dirjen, dll.
Batam akan diikuti oleh penetapan pimpinan lembaga/unit lain di
Gambaran 227
misal:
umum
Undang
–
transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKes Mitra Bunda
tentang
Undang,
Peraturan
peran masing-masing
Pemerintah,
tupoksi
dan
kelembagaan dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi
A) Manajemen Akademik
dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, layanan sarana
SUMBER DAYA MANAJEMEN AKADEMIK
MANAJEMEN KEMAHASISWAAN
penunjang proses pembelajaran, dan penjaminan mutu proses
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN VISI/ MISI
MEKANISME KEPEMIMPINAN
STRATEGI/P ROGRAM
PENJAMINAN MUTU
KOORDINASI/MO NITORING
LEMBAGA PELAKSANA
seleksi calon mahasiswa baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan INTERNAL AUDIT
(laboratorium,
minat
workshop,
studio
dan
di
luar
perpustakaan)
kelas serta
dan
bakat,
penalaran dan kesejahteraan
mahasiwa.
Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam kerangka
SUMBER DAYA
MANAJEMEN KEUANGAN
pengisian KRS, pembelajaran di kelas dan
berbagai kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti : kegiatan
MANAJEMEN FASILITAS/INFRASTRUKT UR
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
pembelajaran. Proses utama manajemen akademik meriputi :
acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pengembangan
PROSES PENDIDIKAN
manajemen akademik tersebut akan semakin kompleks dengan PROSES PENELITIAN
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
banyaknya jumlah mahasiswa yang tercatat dalam STIKES Mitra Bunda Persada Batam, sehingga sistem administrasi perlu dilaksanakan dengan rapih dan didukung
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
dengan
sistem
informasi yang memadai. Kebijakan manajemen akademik
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
ditetapkan oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan operasionarisasinya dilaksanakan oleh beberapa lembaga/unit Gambar.8.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi
yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK),
Kepala Bagian
Akademik,
Pusat
Penjaminan mutu (PPM), pusat pengkajian dan Pengembangan Akitifitas Instruksional (P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana 228
Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan akademik (seperti:
Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit pelaksana Teknis
UPT Multi Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer,
(UPT) untuk penunjang kegiatan kemahasiswaan (seperti: UPT
UPT penerbita, dil).
Asrama, UPT Fasilitas Olah raga, UPT Medical Centre, UPT SAC dit).
B) Manajemen Kemahasiswaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu mengembangkan
C) Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
berbagai layanan yang melengkapi kegiatan mahasiswa selain
Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam
proses – proses pembelajaran di kelas dan laboratorium.
adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan kemahasiswaan antara lain terdiri atas : pengembangan
Karya tersebut merupakan hasil dari proses penelitian dan
minat dan bakat,
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga
pengembangan kegiatan
penalaran
dan
pengembangan fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa.
pendidik dan kependidikan beserta mahasiswa, sebagai respon
Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan
atas kebutuhan yang berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk
berbagai fasilitas penunjang dan organisasi yang mengelolanya.
SelaIu mengembangkan iptek,
Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama mahasiswa, fasilitas
dukungan
olahraga, kantin, berbagai toko yang menyediakan kebutuhan
yang harus dikelola secara profesional.
mahasiswa, sarana kesehatan dll. organisasi pengelola fasilitas
dan pengabdian kepada masyarakat tersebut Secara kebijakan
tersebut
melaksanakan
di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
tugasnya harus berupaya untuk dapat menampung berbagai
secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang
aspirasi mahasisara yang sangat beragam.
relevan seperti : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
perlu
dibentuk khusus
dan
dalam
Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan di
Kegiatan tersebut memerlukan
sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada Batam
Masyarakat dan
berbagai
untuk
penunjang
kegiatan
bawah pimpinan universitas dan secara operasional dilaksanakan
penelitian
oleh
Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll).
beberapa
lembaga
yang
relevan
seperti
:
Biro
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala 229
danpengabdian
unit
Manajemen penelitian
kepada masyarakat (seperti ; UPT
D) Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur
dan tenaga kependidikan baru, penempatanpada tugas dan jabatan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka
yang sesuai, penyusunan jenjang karir, pelatihan dan penguatan
diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang
kapasitas diri, penegakan disiplin dan pemberian penghargaan
meliputi :
ruang kelas, laboratorium, studio, workshop,
serta persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia
perpustakaan, ruang dosen dan administrasi dan berbagai
tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang rapi
penunjang lainnya, seperti : asrama, fasilitas olah rag, kantin,
yang memungkinkan semua pihak untuk memperoleh akses
dll. Fasilitas dan infra struktur tersebut perlu dikelola dengan
informasi yang terkait dengan rencana pengembangan karir
baik, dengan beberapa tahap pelaksanaan seperti : proses
masing-masing. Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut
pengadaan, inventarisasi operasi dan pemeliharaan, perbaikan,
secara kebijakan di bawah pimpinan perguruan tinggi dan
penghapusan (bila telah rusak berat) serta
administrasi
secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang
pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset yang
relevan seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian,
dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan infrastruktur
Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit
secara kebijakan di bawah pimpinan universitas dan secara
Pelaksana
operasional
sumberdaya manusia (seperti:UPT Medical Centre, Koperasi
dikelola oleh Biro
Administrasi
umurn
dan
Kepegawaian, dan ditingkat fakultas dibawah Kepala Bagian Tata
Teknis
(UPT)
untuk
penunjang
kegiatan
Pegawai, dll).
Usaha Fakultas dan di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll'
F) Manajemen Keuangan Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka
E) Manajemen Sumber Daya Manusia
pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat menentukan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka sumber
daya
manusia
keberhasilan
yang meliputi tenaga pendidik dan
program
dan
layanan
kepada
masyarakat.
Kemampuan untuk merencanakan potensi penerimaan dan
kependidikan merupakan faktor yang penting. Manajemen sumber
rencana
daya manusia meliputi tahapan : rekrutmen tenaga pendidik
dinamika lembaga dan pertumbuhan menuju pencapaian visi 230
pengeluaran
yang berimbang
dapat
mendorong
dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Manajemen
informasi kepada masyarakat tidak terhenti karena kerusakan
keuangan lersebut perlu didukung oleh kerapihan administrasi
jaringan telekomunikasi ataupun kesalahan dalam perangkat lunak
khususnya terkait dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap
sistem informasi Manajemen sistem informasi secara kebijakan di
peraturan perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik
bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan
yang dituntut masyarakat.
secara operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap
Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di bawah
unit pelaksatra akademik seyogyanya menriliki unsur pelaksana
tanggung jawab pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam
sistem informasi.
dan secara operasional dikelola oleh Biro Administrasi Umum dan Kepegawalan, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan
H) Penempatan Personel Yang Tepat
unsur pelaksana di tingkat jurusan.
Dengan
terbentuknya
suatu
lembaga
yang
mampu
menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana strategis dan G) Manajemen Sinstem Informasi
operasional' maka tahap selanjutnya adalah perlunya untuk
Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan tinggi
mencari personel dengan kualifikasi yang tepat pada setiap
yang memberikan layanan kepada ribuan mahasiwa, jumlah
posisi jabatan untuk menjalankan roda organisasi. Pemilihan
tenaga
sedikit,
personel tersebutd apat dilakukan melalui serangkaian tahap
banyaknya fasilitas dan infrastruktur serta jumlah uang yang
seleksi yang terdiri atas: (1)seleksi administrasi berupa rekam
beredar cukup besar, maka manajemen sistem informasi menjadi
jejak kualifikasi pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi
suatu keharusan, Manajemen sistem informasi ini meliputi :
kompetensi dan kesesuaian
penyediaan
sarana
prasarana
sistem
ditawarkan, dan (3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk
backbone
jaringan telekomunikasi
yang
pendidik
dan
dan
kependidikan
yang
tidak
informasi
dan
memungkinkan
teknis
dengan
jabatan
yang
model wawan cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan.
informasi proses Utama pendidikan tinggi tersebut dapat diakses dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model sistem informasi tersebut luga harus memberikan jaminan bahwa layanan 231
dilengkapi dengan beberapa instrumen organisasi seperti :
16.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas
b.
Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang
diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut :
ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan kerja
A.
yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop,
Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada tahap
awal
memperhatikan
diperlukan kejelasan visi dan
d.
misi dengan
jabatan
aspirasi seluruh stakeholders STIKes Mitra
dapat pelaksanakan
ini
dapat
dirangkum
tupoksi
tersebur.
dalam
ketentuan
Organisasidan Tata Kerja (OTK).
sasaran pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas
e.
Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik
bagaimana bentuk ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam
internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran
dimasa yang akan datang.
utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif.
Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan Peran
kepemimpinan
menjadi
f. sangat
penting
dalam
Pembakuan
mekanisme
kerja
kelembagaan
dan
mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat
menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu
memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut
program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh
mampu bekerja dan berkinerja yang optimal.
perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga
D.
diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan
C.
yang
penetapan
Bunda Persada Batam. visi dan misi lersebut menjadi tujuan dan
B.
Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/ kuatifikasi
telah
Pelatihan dan Sosialisasi Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang kuat
kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan
maka
program pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakaan
dengan suasana kerja yang kondusif.
Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini
Penguatan Kelembagaan
antara lain untuk membangun kesadaran stakeholders internal
Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas
untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada
pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra Bunda
Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan
Persada Batam, maka perangkat kelembagaan tersebut perlu
mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran 232
masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun
kondusif yang melibatkan selu ru h stake holders yang terkait
kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk
dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta secara dinamis
mencapai visi dan misi tersebut.
mengikuti perkembangan
Program pelatihan dan sosialisasi tersebut dapat dilakukan
dan tuntutan
masyarakat
sebagai
pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi dalam
Secara berjenjang, sebagai berikut.:
proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
a.
Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru,
program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung
yang
jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja.
merupakan
pendekatan
b.
c.
tahap pengenalan
terhadap
Suasana
organisasi
kerja
baru
dan dan
Peguruan
tinggi
memiliki
tanggung
jawab
terhadap
sistem/mekanis medalam organisasi.
masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan
Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang merupakan
tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum
tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai
dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan.
bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan
Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung
dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda
jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan
Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan
mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk
tersebut.
kesadaran internal yang mengakar pada setiap individu dan
Tahap
pembentukan
dan
penguatan
lembaga
baru
organisasi.
merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama / baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan tupoksi suatu
16.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan
jabatan tertentu terkait dengan perkembangan ke butuhan
Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di suatu
dan tuntutan masyarakat E.
kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga) proses utama,
Penguatan Suasana Kerja
yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan secara eksternal, dan
Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen
akuntabilitas publik.
kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang
A. 233
Pengawasan Internal
Pengawasan
internal
dilaksanakan
oleh
suatu
unit
pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu tertentu.
independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada
Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada setiap untuk
Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam
diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan lapangan.
sering disebut sebagai lnternal Audit (lA) atau Satuan Audit
Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat menjadi
lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas lnternal (SPl). Fungsi
dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam menentukan
utama unit ini adalah untuk mendampingi semua unit di
kebijakan perbaikan dan pengembangan program pada kurun
lingkungan
waktu berikutnya.
STIKes Mitra Bunda Persada
Batam
dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan visi dan misi
STIKes Mitra Bunda Persada
B.
Batam serta
Pengawasaneksternal dilakukan oleh lnspektorat Jenderal,
ketentuan yang berlaku.
BPKP dan BPK yang merupakan suatu instansi pengawasan
Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai pada saat
penyusunan
Pengawasan Eksternal
rencana
baik ditingkat departemen pemerintah maupun lembaga tinggi
kegiatan tahunan, pelaksanaan
negara Program pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga
pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian program dalam satu kurun
tersebut merupakan
waktu terteniu dengan butir-butir pengawasan sebagai berikut :
organisasi, kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan
a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap perencanaan
perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap setiap
yang telah disusun.
suatu
bentuk
pengawasan,
kinerja
penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara prosedural
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
maupun perseorangan yang berindikasi pada tindak pidana
c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang dan
korupsi
d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan
satuan
pengawasan eksternal
peraturan perundangan yang terkait dengan mekanisme audit
Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam
instansi Pemerintah
suatu borang pemeriksaan yang berisi keseluruhan informasi terkait
kerja
ditetapkan oleh masing – masing instansi tersebut berdasar
jasa.
yang
Mekanisme
dengan
dokumen
perencanaan,
proses 234
C.
Akuntabilitas Publik
BAB XVII
Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka pengguna layanan diletakkan pada tempat
tertinggi
KEMAHASISWAAN
dalam
mernahami apa kebutuhan atas layanan pendidikan tinggi
17.1
Pendahuluan
yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction
Mahasiswa adalah seluruh peserta didik yang terdaftar dan
lndex') menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan
belajar pada perguruan tinggi tertentu. Peserta didik menurut Undang
sebuah program
Undang No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dir melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Undang undang tentang system pendidikan nasional tersebut mengamanatkan : “Pendidikan Nasioanl berfungsi mengemnbangkan kemampuan dan
membentuk
watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa., bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pembimbingan
mahsiswa
pada
dasarnya
merupakan
pembimbingan pembelajaran, agar potensi yang dimiliki mahasiswa dapat membentuk kompetensi yang bergunadalam kehidupannnya. Acuan adalah pasal 1 butir 1 Undang Undang tentang siistem 235
pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan
jenis jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
A. Penetapan jenis kegiataan kemahasiswaan
proses pembelajaran, agar peserta idik secara aktif mengembangkan
Siswa Penetapan jenis kegiatan kemahasisiwaan mengacu
potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,
pada visi dan misi Perguruan Tinggi, yang kemudian
pengendalian diri, kepribadian, ahklak mulia serta keterampilan yang
diturunkan menjadi visi dan misi dalam pembimbingan
diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan Negara.
kemahasisiwaan.
Yang dimaksud dengan kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan
mampu
Kegiatan
meningkatkan
kemahasiiswaan
kepekaan
diharapkan
mahahasiswa
terhadap
kemahasiswaan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler, dengan
permasalhan kehidupan masyarakat, menganngkat nama PT,
tujuan mendorong perubahan sikap mahasiswa menjadi dwasa
melestarikan kekayaan budaya bagsa, dsb.
khususnya dibidang keilmuan, tingkah laku dan manajemen
Kegiatan
hidup.Pembimbingan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler
bidangnya sbb:
antara lain diarahkan pada pembimbingan kecakapan hidup yang
a. Bidang penalaran
meliputi
b. Bidang minat, bakat dan kegemaran
kecakapan
intelektual,
keolahragaan,
kesenian,
kepemimpinan, kewirausawan dsb.
kemahasiswaan
dikelompokkan
sesuai
c. Bidang organisasi d. Bidang kesejahteraan dan bakti social
17.2
B.
Mekanisme Penetapan Standar
Target target kegiatan
Semua kegiatan kemahsiswaan ini dilaksanakan sesuai dengan
Keberhasilan target kegiatan yang akan dicapai antara lain
standar yang telah ditetapkan oleh setiap institusi dengan melakukan
dipengaruhi oleh pembimbing kemahasiswaan dan fasilitas
benchmark.Untuk mengukur tingkat keberhasilan, setiap kegiatan
yang tersedia.
kemahasiswaan harus dapat dukuantifikasi dan dievalusi secara
C. Pembimbing Kemahasiswaan
prodik. Makin tinggi standar yang diguakan makin tinggi pula mutu
Pembimbing kemahasiswaan adlah Dosen atau tenaga
kegiatan kemahasisswaan yang dilakukan .
kependidikan di Perguruan Tinggi yang karena tugas atau
Sebelum mennetukan standar mutu terlebuh dahulu ditentukan
jabatannya ditetapkan meangani bidang kemahasiswaan. 236
Pembimbing kemahasiswaan adalah orang orang yang
a. Bidang Penalaran
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang kegiatan yang yang
Dilaksanakan satu kali setahun didalam maupun diluar
terdiri atas dosen pembimbing kegiatan kemahasiswaan, dosen
kampus.
mata kuliah, dan pembimbing internal dari kalangan
b. Bidang minat , bakat dan kegemaran
mahasiswa (Badan Ekskutif Mahasiswa/ Himpunan atau
Seperti pramuka, resimen mahasiswa perkampus, pencinta
Keluarga Mahasiswa), yang dinilai memiliki kemapuan dan
alam, korp sukarela palang merah, olahraga dan kesenian
kegiatan dalam suatu kegiatan teetentu. Ketua jurusan/
c. Bidang organisasi
Bagian/Departemen dan Dosen mata kuliah juga perlu
Mengikuti kegiatan organisasi yang bersifat kepanitiaan,
memahami
maupun kelembagaan, intra maupun ekstrakampus.
masalah
kemahasiswaan,
sehingga
dapat
membantu pembimbing kemahasiswaan.
d. Bidang kesejahteraan dan bakti social
D. Fasilitas Kegiatan
Kegiatan bakti social, didalam maupun diluar kampus.
Fasilitas kegiatan terdiri dari sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kemahsiswaan untuk pengembangan
17.3
minat, bakat dan kegemaran, organisasi kesejahteraan dan
Mekanisme Pemenuhan Standar A.
bakti social.
Standar cara Pembimbingan kemahasiswaan Untuk
Penyediaan fasilitas untuk kemahasiswaan diarahkan
menyelenggarak
proses
bimbingan
dosen
pembimbing wajib mempunyai keterampilan yang diperoleh
sedemikian rupa untuk dapat menunjang perwujudan Susana
melalui
akdemik yang kondusif.
pengembangan
E. Standar mutu Kegiatan
Pelatihan
Standar mutu kegiatan ditentukan dengan mengacu kepada
pelatihan
khusus
pembimbing
pelatih
orientasi
seperti
pelatihan
kemahasiswaan pengembangan
orientasi (OPPEK),
pembimbing
kemahassiwaan(PROPPEK), training for trainers bidang
sasarn yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan. Sebagai contoh,
penalaran,
praktek baik dibawah ini dapat dijadikan standar pada keempat
manajemen mahasiwa (PPLKMM), diselenggarakan oleh
bidang kegiatan kemahasiswaan :
Dirjen Dikti maupun oleh Pt tersebut. 237
pelatihan
pemandu
latihan
keterampilan,
B.
Standar
kegiatan
dan
proses
Pembimbingan
a. Prilaku mahasiswa
kemahasiswaan
Semakin positif dan terus termotivasi untuk belajar melalui
Untuk melakukan kegiatan dibuatlah suatu peremncanaan,
organisasi
maupun
bekerja
dalam
tim,
memiliki
jiwa
pemenuhan kegiatan dilaksanakan berdasarkan perencanaan,
kepemimpinan, sportif, menghmati norma dan etika yang berlaku
atau bersifat incidental, serta dudukung sarana dan prasarana
dimasayarakat yang secara keseluruhan mendorong mahasiswa
yang memadai.
untuk selalu kreatif dan berprestasi.
Pembimbingan dapat berupa pelatihan jangka pendek
b. IPK mahasiswa
dengan target kompetensi yang spesifik. Standar kegiatan
Kegiatan kemahasiswaamn yang diikuti mahasiswa harus
ditetapkan secara realistis yang dapat memberikan informasi
meningkatkan semangat belajar, sehingga positif mempengaruhi
tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
prestasi akademis (IPK)
lanjuthasil evaluasi (PDCA). C.
c. Pembimbing
Standar fasilitas kegiatan
Para pembimbing harus selalu mencari peluang untuk
Standar fasilitas untuk mencapai standar kegiatan kemahasiswaan
yang
baik
dapat
disesuaikan
meningkatkan kegiatan kemahassiwaan baik secara kualitatif
dengan
maupun kuantitatif di tingkat local, nasional, regional, maupun
kondisidan potensi masing masing PT. Kelengkapan dan kualitas
fasilitas
yang
disediakan
hendaknya
internasional.
selalu
d. Institusi
ditingkatkan, sehingga jenis kegiatan yang diprogramkan dapat
Tersedianya berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan
ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya.
kemahasiswaan sperti saran olahraga, kesenian, kelompok belajar, atau kegiatan lain, sejalan dengan skala prioritas yang tercantum
9.1
dalam visi dan misi PT.
Manajemen Pengendalian Standar Manajemen pengendalian standar merupakan tahap evaluasi
Mekanisme pengendalian lazim dikenal dengan manajemen
dari penetapan dan pemenuhan standar. Keberhasilannya ditunjukkan
mutu sebagai langkah PDCA(plan, Do, Check, Action). Contoh :
antara lain :
a. Keikutsertaan mahaiwa dalam kegiatan kemahasiswaan 238
b. Kehadiran dosen dalam proses bimbingan
BAB XVIII
c. Persentase dosen yang mengikuti pelatihan OPPK
SUASANA AKADEMIK
d. Peningkatan jumlah atau jenis kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.
18.1 Pendahuluan Proses pendidikan adalah sebuah proses transformasi-produktif yang intinya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, berkualitas dan mampu memenuhi kepuasan dari mereka (user) yang akan memanfaatkannyasebagai sumber daya produksi aktif di industri ataupun lapangan kerja yang lain. Suasana akademik, seperti halnya komponen-komponen masukan dan proses lainnya, merupakan salah satu komponen yang akan memberi pengaruh signifikan di dalam menghasilkan kualitas keluaran (lulusan, dll). Suasana akademik merupakan komponen evaluasi diri yang harus selalu di perbaiki dan ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu komponen penjamin mutu. Suasana Akademik (academic atmosphere) merupakan kondisi yang harus diciptakan untuk membuat proses pembelajaran di perguruan tinggi berjalan sesuai visi, misi, dan tujuannya. Dalam lingkungan pendidikan tinggi, suasana akademik menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan akademik, seperti interaksi antara dosen dan mahasiswa, interaksi antarmahasiswa, maupun interaksi antardosen, untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Perguruan Tinggi. Suasana akademik bukan komponen fi sik 239
yang memiliki dimensi yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang jelas, namun suasana akademik yang berkualitas akan mampu dikenali
Masukan Lingkungan
dan dirasakan. Suasana akademik yang kondusif akan menghasilkan
Visi dan Misi
Sasaran dan Tujuan
proses pembelajaran (transformasiproduktif) yang berkualitas. Untuk memberikan gambaran tentang suasana akademik yang kondusif, maka langkah praktis yang bisa dilakukan adalah dengan melihat dan melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen pendukungnya. Metode pendekatan bisa terfokus pada berbagai hal seperti interaksi
Masukan (Mahasiswa)
akademik, kegiatan akademik, akses terhadap sumber belajar, kecukupan dan ketepatan sumber belajar, keikutsertaan mahasiswa
PROSES Tata Pamong (Governance) Pengelolaan Program Proses Pembelajaran SUASANA AKADEMIK Penelitian Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat
Keluaran (Lulusan, dll)
dalam aktivitas kurikuler (termasuk penelitian) maupun ko-kurikuler dan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan (dosen, fasilitas/sarana prasarana,
Dosen dan Tenaga Pendukung Sarana dan Prasarana Kurikulum, Biaya dan Sumber Daya
laboratorium, perpustakaan, organisasi manajemen dan kurikulum) yang mampu memberikan kontribusi dukungan untuk kelancaran proses
Masukan Instrumental
pembelajaran
Sistem Informasi & Kendali Mutu
Gambar 18.1 Proses Transformasi-Produktif di Perguruan Tingg
240
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fi sik serta psikologi peserta didik
18.2 Landasan Hukum Standar Suasana Akademik 1.
Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
b) Pasal 19 ayat (3)
Pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Setiap
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
didik
proses
dengan
pendidik
dan
sumber
belajar
pada
suatu
lingkunganbelajar. 2.
pendidikan
pembelajaran
melakukan
untuk
perencanaan,
terlaksananya
proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 60 butir b Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan
Dosen:
tugas
keprofesionalan
dosen
3. Statuta STIKes Mitra Bunda Persada Batam tentang mahasiswa dan
adalah
alumni.
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai
4. Rencana strategis (Renstra) STIKes Mitra Bunda Persada Batam
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Proses pembelajaran
5. Kebijakan Mutu STIKes Mitra Bunda Persada Batam
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
3.
satuan
18.3 Luas Lingkup Standar Suasana Akademik
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
Suasana akademik yang kondusif akan tercermin dari proses
kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik
pembelajaran yang berlangsung dalam sebuah suasana ”feeling at
serta psikologis peserta didik.
home”. Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang standar
(dosen,
nasional pendidikan (SNP) menjelaskan:
organisasi manajemen dan kurikulum) dan mahasiswa yang mampu
a) Pasal 19 ayat (1) Proses
pembelajaran
fasilitas/
memberikan diselenggarakan
secara
interaktif,
sarana
kontribusi
prasarana,
dukungan
laboratorium,
untuk
perpustakaan,
kelancaran
proses
pembelajaran. Untuk mencapai hal itu maka perlu ditetapkan Standar
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
Suasana Akademik.
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup 241
18.4 Mekanisme Penetapan Standar Susana Akademik
Pengetahuan (Knowledge)
Seberapa jauh suasana akademik sudah berhasil mencapai tingkat
Sikap/Mental (Attitude) Etika, Moral, Integritas, Tanggung Jawab Liability dan Accountability
Specific Technical Issues Hukum & UU Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya
kualitas yang diidealkan, maka hal tersebut bias diukur dengan bias diwujudkannya budaya akademik yang mengedepankan nilai-nilai dan etika akademik dari seluruh sivitas akademik PT. milai –nilai standar etika tersebut adalah sbb : A. Standar Etika Akademik Istilah etik dan moral metupakan istilah-istilah yang memiliki konotasi yang sama yaitu sebuah pengertian tentang salah dan benaratau buruk dan baik. Sementara itu banyak orang
Keterampilan (Skill)
menaruh harapan terhadap lembaga pendidikan agar tidak hanya
memberi bekal pengetahuan (knowledge), ataupun keterampilan (skill) saja kepada anak didik, melainkan juga pemahaman dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku (attitude) di dalam kehidupan sehari-hari. Tiga
aspek
tersebut
akhirnya
akan
menjadi
dasar
pembentukan dan penilaian terhadap kompetensi seseorang sebagai hasil dari sebuah proses pendidikan seperti yang di tunjukan dalam gambar di bawah ini
242
Keterampilan Teknis Komunikasi Interpersonal Skill Sadar Kualitas Organisasi, Bisnis, Manajemen, dan Kepemimpinan.
Sebagai contoh mekanisme penetapan standar suasana
b.
Etika Mahasiswa
akademik dapat dikemukakan beberapa standar etika akademik,
Seperti halnya dengan dosen, maka mahasiswa sebagai
direpresentasikan sebagai etika
salah satu unsur sivitas akademika yang merupakan obyek
dosen dan etika mahasiswa, yang akan memberikan
dan sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga
jaminan mutu proses interaksi dosen-mahasiswa dan suasana
perlu memiliki, memahami dan mengindahkan, etika
akademik yang kondusif sbb :
akademik khususnya pada saat mereka sedang berinteraksi
a.
Etika Dosen
dengan dosen maupun sesama mahasiswa yang lain pada
Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan
saat mereka berada dalam lingkungan kampus. Mahasiswa
secara sadar diambil oleh seseorang yang ingin terlibat
PT memiliki sejumlah hak, berbagai kewajiban dan
dalam proses mencerdaskan bangsa. Untuk itu dosen wajib
beberapa larangan (plus sanksi manakala dilanggar) selama
untuk
berada dilingkungan akademik.
senantiasa
meningkatkan
kompetensi
dan
kualitasnya dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan bertanggung
B. Standar Budaya Akademik
jawab. Berkaitan dengan hal-hal tersebut seorang dosen
Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang sudah lama
harus mematuhi beberapa etika akademik yang berlaku
dikenal orang, yang memiliki tradisi maupun budaya akademik
bagi dosen pada saat melaksanakan kewajiban serta
yang khas, unik, spesifik sampai ke eksklusif. Budaya akademik
tanggung jawabnya. Kalau perlu etika akademik (dosen)
adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang beranekaragam,
ini dijabarka melalui peraturan atau kontrak kerja yang
majemuk, multicultural yang bernaung dalam sebuah institusi
mengikat, serta diikut dengan sanksi akademik maupun
yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan
kepegawaian bagi mereka yang melakukan pelanggaran.
obyektifitas. Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip
keebasan berpikir, berpendapat dan mimbar akademik dalam
berbagai sumber daya pendidikan hanya factor pendukung, tetapi
suasana akademik yang dinamis, terbuka serta ilmiah.
kesadaran akan tanggung jawab dari sivitas akademika yang lebih
Hal yang disebut terkhir merupakan suatu standar untuk
signifikan dan menjadi roh terwujudnya suasana akademik yang
menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama
diharapkan.
berkaitan dengan model interaksi dosen-mahasiswa di dalam proses pembelajaran maupun penelitian. Suasana akademik yang dibangun dengan prinsip ini jelas akan menghapuskan doktrin in-loco parentis yang seringkali dijumpai dalam sebuah
A.
Standar Sarana dan Prasarana Akademik
komunitas tradisional dan tertutup. Doktrin ini menempatkan
STIkes Mitra Bunda Persada memiliki ruang kuliah dalam
dosen sebagai manusia superior yang tidak pernah salah, dan
jumlah dan luas yang memadai. Dalam hal ini standar yang
memiliki otoritas kebenaran yang harus sepenuhnya di taati oleh
digunakan sebagai acuan yaitu sekitar, 1,25 m2/mahasiswa.
mahasiswa.
Untuk
menciptakan kenyamanan dalam penyelenggaraan
pembelajaran di ruang kuliah telah dilengkapi fasilitas system
18.5 Mekanisme Pemenuhan Standar Suasana Akademik Suasana akademik harus mampu diwujudkan, dipelihara, dan
pengatur udara (AC) di setiap ruangan kuliah. Dan telah
ditingkatkan secara persuasif, dinamis, serta berkelanjutan dengan
memiliki ruangan Aula yang digunakan untuk kegiatan seminar
memperbaiki segala kekurangan yang ada. Beberapa parameter seperti
ataupun kegiatan wisuda dengan kapasitan 200-350 orang
sarana/prasarana akademik, mutu dan kuantitas interaksi kegiatan,
mahasiswa.
rancangan kegiatan, keterlibatan sivitas akademika dalam berbagai
B.
Standar Mutu dan Kuantitas Interaksi Kegiata Akademik
kegiatan, dan pengembangan kepribadian ilmiah akan dijadikan sebagai
Pemenuhan standar kuantitatif antara lain dapat diukur
tolak ukur pemenuhan standar terwujudnya suasana akademik yang
melalui frekuensi kehadiran yang harus dipenuhi per semester.
diharapkan.
Interaksi kegiatan akademiktidak hanya mencakup perubahan
Dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif, fasilitas dan
ranah kognitif saja, melainkan juga meliputi perubahan ranah 244
afektif, psikomotorik dan kooperatif.
Berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar,
Untuk menjamin mutu akademik diperlukan pemantauan
symposium, konfrensi, workshop, pelatihan merupakan upaya
secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan pembeajaran, baik
sivitas akademika untuk menunjukan kepada masyarakat
mengenai
maupun
maupun profesimengenai fungsi dan peran PT sebagai lembaga
keseluruhan substansi perkuliahan yang dibahas dengan Satuan
pendidikan yang memberi perhatian pada pengembangan ilmu
acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana Program Kegiatan
dan teknologi, serta problematika yang dihadapi bangsa dan
Pembelajaran Semester (RPKPS).
Negara.
frekuensi
kehadiran
dosen/mahasiswa
Seluruh sivitas akademika juga memiliki tanggung awab C.
Standar Rancangan Pengembangan Suasana Akademik
dan komitmen yang kuat untuk terlibat aktif dalam setiap upaya
Setiap materi kuliah memerlukan rancangan yang berbeda.
untuk mencari serta menawarkan alternative solusi terbaik untuk
Demikian pula kematangan mahasiswa yang berbeda akan
kemaslahatan bersama. Pendidikan/Pengajaran Wawasan/Knowledge Buku Ajar/Hand-Out Studi Kasus Nyata
memerlukan scenario pembelajaran yang berbeda. Mahasiswa semester awal berbeda kematangannya dengan mahasiswa semester akhir, karena itu memerlukan pendekatan maupun strategi
pembelajaran
perancangan metode
yang
berbeda
pula.
Tentu
Wawasan Baru Knowledge Teori/ Information Metodologi
saja
pembelajaran harus sesuai dengan
kebutuhan kurikulum, silabus RPS yang telah ditetapkan.
D.
Standar Keterlibatan Sivitas Akademika Dalam Kegiatan Akademik
Penelitian Publikasi Ilmiah Patent Kompetensi Kepakaran
Jasa Konsultasi, Pelatihan dll
Problem solving (Aplikasi) Permasalahan
Studi kasus nyata
Pengabdian/Pelayanan Pada Masyarakat Jasa Produk, Informasi Nilai-Nilai Baru
Gambar 18.3 Mekanisme Standar Keterkaitan Tri Dharma
Sarana & Prasara na
Perguruan Tinggi Terintegrasi dengan Perwujudan Suasana Akademik Kondusif E.
Standar Pengembangan Kepribadian Ilmiah
SP BelajarMengajar (OHP, LCD, Multimedia, dll)
Pengembangan kepribadian ilmiah dikalangan dosen difokuskan dengan cara memotivasi dosen melakuakn kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara proporsional. Selain itu juga didorong untuk senantiasa aktif menjalankan dan melestarikan budaya baca-tulis. Kemampuan dan kemauan dosen untuk melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan
Fasilitas OR, Refreshing, Student Centre, Asrama
Pustakawan , Laboran, Staf Adm
Peralatan & Petunjuk Praktiku m
Ruang Lab/ Workshop/S tudio
3. Tupo ksi
Staff Dosen Mahasis wa
1.
At ura n Metod a Tu PP
ju an U m u m
Sebab 4. Tuju (Cause)
Tinggi selain akan membentukkepribadian ilmiah, juga dapat
an UK
dijadikan panutan dan memberi teladan kepada mahasiswa atau sejawat dosen lainnya yang lebih muda.
a. Nam a Kegi atan
Kualitas Suasana Akademik
Akibat (Effect)
2. Sa sa ra b.Mas n Secara sederhana, suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan ukan U dari derajat kepuasan dan derajat motivasi sivitas akademika dalam berprilaku m c. Kelu untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai ufungsi dari tujuan PT. Dalam aran m
18.6 Mekanisme Pengendalian Standar Suasana Akademik A.
Manus ia (SDM)
Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik Suasana akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai macam komponen pendukung seperti digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini
pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang tidak ku Teks,
Jurnal, tujuan CD terlepas dan dilandasi dengan pribadi) terkait menunjang kinerja Akademi Rom, dll
246
k
kelembagaan. B.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
Pengukuran Knaerja Suasana Akademik
pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementrian
Peningkatan suasana akademik seperti halnya dengan peningkatan
kesehatan
yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan
kinerja, tidak terjadi secara acak atau kebetulan, tetapi lebih merupakan
berkeadilan
melalui
pelaksanaan
misi.
Meningkatkan
derajat
akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang direncanakan,
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
diorganisasikan dilaksanakan dan dikendalikan, komprehensif dan
swasta dan madani. Melindungi kesehatan masyarajat dengan
terintegrasi.
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. Tujuan
pembangunan
kesehatan
diwujudkan
melalui
penyelenggaraan berbagai upaya keehatan yang harus didukung oleh tenaga
kesehatan
yang
memasai
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan, untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui BAB XIX
pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan
STANDAR LAHAN PRAKTIK
penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga
19.1
Latar Belakang
pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi
Pendidikan Tenaga Kesehatan.
19.3 Pengertian
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
1.
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan
jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu
mengerjakan tugas –tugas dibidang pekerjaan tertentu
pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam
2.
implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang
Praktik Klinik adalah Pembelajaran yang dilaksanakan dilahan praktik dalam jangka waktu tertentu
pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah
3.
Standar Praktik adalahKriteria minimal yang harus dipenuhi
satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang
dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai
diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan.
kompetensi peserta didik 4.
dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk
19.2 Tujuan Standar lahan praktik ini bertujuan untuk: 1.
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah
Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dan lahan praktik
didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi yang
dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai
diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan
dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan
2.
3.
Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang
5.
Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja
kewenangan profesinya
pada institusi pendidikan dan memiliki tugas dan tanggung jawab
Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dalam memilih
memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan
lahan praktikyang menunjang pencapaian kompetensi
praktik klinik
Membantu institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik
6.
dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik
Laporan Praktik klinik adalah Merupakan laporan hasil kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-
.
hal yang telah dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran Praktik klinik, kendala yang 248
dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah
1.
dan bertukar pengalaman didalam kelompok. 7.
a) Memiliki
MoU adalah model kerjasama dan kemitraan antara institusi
proses
awal
sebelum
pelayanan
keperawatan,
jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8)
bersama-sama melaksanakan proses pembelajaran praktik klinik merupakan
dan
b) Memiliki instruktur klinik sesuai kualifikasi dengan
klinik dari pendidikan dan instruktur klinik dari wahana praktik
Pembekalan
fasilitas
kebidanan dan farmasi
pendidikan dengan wahana praktik pendidikan, dimana instruktur
8.
Rumah Sakit
c) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan
mahasiswa
dengan Lahan Praktik
mengelola klien dimana pembimbing mengevaluasi kesiapan
d) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien
mahasiswa dalam mengelola klien yang meliputi kesiapan
yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan
instrumen dan tugas yang harus dikerjakan praktikan sebagai
dicapai
bahan untuk mencapai kompetensi.
e) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fitting, dan evaluasi
19.4 Standar Lahan Praktik Standar lahan praktik klinik adalah standar minimal yang harus
2.
Puskesmas sebagai lahan untuk melaksanakan praktik CBR
dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik klinik untuk
(Community Based Rehabilitation)
mencapai kompetensi peserta didik.
a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai
A. Lahan Praktik Klinik Lahan praktik Klinik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik klinik sebagai berikut ini :
dengan bidang keilmuannya b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik
c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien
Fungsi utama dari pembimbing adalah melaksanakan
yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan
bimbingan pada peserta didik sehingga dapat mencapai
dicapai
kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.
d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan,
2.
termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan
Kriteria pembimbing praktik klinik sebagai berikut : a.
asessment, casting, fitting, dan evaluasi
3.
Dosen berkualifikasi minimal Diploma III atau Sarjana dengan masa kerja minimal tiga tahun
Bidan Praktik Mandiri
b.
Dosen memiliki kompetensi sesuai keahliannya
c.
Dosen tim mata ajar yang terlibat dalam proses belajar
a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai
mengajar
dengan bidang keilmuannya
d.
Memiliki SK pengangkatan sebagai pembimbing.
b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik
C. Instruktur Klinik
c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien
1.
Fungsi
yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan
Fungsi
dicapai
utama
Instruktur
Klinik
adalah
memfasilitasi dan melaksanakan bimbingan praktik di lahan
d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan,
praktik sehingga peserta didikdapat mencapai kompetensi
termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan
sesuai tuntutan kurikulum.
asessment, casting, fitting, dan evaluasi
2.
Kriteria instruktur klinik sebagai berikut: Mempunyai
B. Pembimbing 1.
dari
latar
belakang
pendidikan
dengan
kualifikasi Diploma IIIatau setingkat lebih tinggi
Fungsi
dengan pendidikan yang diselenggarakan a. 250
Mempunyai latar belakang di bidang Diploma III
Ortotik Prostetik sesuai dengan bidang keilmuannya dengan pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai tenaga di lahan praktik b.
Memiliki
Surat
Tanda
Registrasi
(STRMemiliki
BAB XX
sertifikat sebagai pembimbing praktik klinik c.
Memiliki SK pengangkatan sebagai instruktur Lahan Praktik
d.
e.
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Merencanakan, melaksanakan mengevaluasi proses
20.1 Pendahuluan Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu
pembelajaran praktik klinik
pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.
Instruktur Klinik khusus untuk lahan praktik Puskesmas
Pemerintah
tidak harus berasal dari pendidikan Ortotik Prostetik,
pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana.
melainkan berkualifikas
Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang
melalui
menteri
pendidikan
menerbitkan
peraturan
standar nasional pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
20.2 Definisi
a.
Standar sarana dan prasarana adalah criteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,serta sumber bekajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan sumber informasi dan komunikasi
b. Sarana adalah segala informasi yang didapat sebagai alat/media c.
Lampiran 1
Prasarana adalah perangkat penunjang suatu proses pendidikan agar Struktur Organisasi STIKes Mitra Bunda Persada
tujuan pendidikan tercapai
20.3 Prasarana
KETUA YAYASAN
Prasarana akademik dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1.
Prasarana Bangunan KETUA
Mencangkup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan
Senat STIKes
STIKes MITRA BUNDA PERSADA
ruang kuliah, ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang rapat, ruang alboratorium, ruang perpustakaan, ruang komputer, Dewan Pertimbangan
kegiatan mahasiswa, fasilitas umum, dan pelayanan mahasiswa
D
seperti kantin, tempat ibadah, sarana olahraga, dan transportasi
2.
berupa mobil bus untuk kegiatan praktik mahasiswa ke lapangan
PUKET I
PUKET II
Prasarana umum berupa air, sanitasi, drainase, listruk, jaringan
BIDANG AKADEMIK
Bid. Adm. Umum dan Kepegawaian
Bag. Administrasi Akademik (BAA)
telekomunikasi dan gedung parker
Bag. Administrasi Um dan Kepegawaian Bag. Administrasi Keuangan
Bag. Sistem Informasi Manajemen
252
PRODI
PRODI
S-1 Kep
Ners
PRODI
Bag. Koperasi
PRODI
PRODI
D-III Keperawatan
S-1 Farmasi
Ka. LPPM
Laboratorium
Lampiran 2 Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Nama Unit di No.
(1) 1
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
(2)
(3)
Pimpinan STIKes
Ketua
Tugas Pokok dan Fungsi
(4) Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada sebagai penanggung jawab utama untuk melaksanakan dan
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
memberikan arahan serta
lingkungan
kebijakan umum dan
b.
Membina
dan
menetapkan peraturan, norma,
melaksanakan
dan tolak ukur
kerjasama
penyelenggaraan pendidikan
instansi, badan swasta
tinggi yang berada dibawah
dan masyarakat untuk
dan bertanggung jawab
memecahkan persoalan
langsung kepada Yayasan
yang timbul, terutama
Harapan Bunda Batam. Ketua
yang
mempunyai tugas dan fungsi:
bidang tanggung jawab
a.
Memimpin
yang
menyelenggarakan
lembaga
pendidikan,
penelitian
c.
Ketua
dengan
menyangkut
menguntungkan
bertanggung
dan pengabdian kepada
jawab atas ketertiban
masyarakat,
membina
dan keamanan didalam
tenaga
pendidik,
kampus STIKes Mitra
mahasiswa,
tenaga
administrasi,
serta
hubungannya
dengan
Bunda Persada Batam. d.
Ketua semua
254
membentuk panitia
dan
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
e.
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
menghadiri semua rapat
pengurusan
dilingkungan
serta
STIKes
Mitra Bunda Persada
kepada
Ketua
yayasan
berkewajiban
yayasan
mengusulkan pengurus tentang
menilai laporan semua
pengangkatan, kenaikan
bidang kegiatan semua
pangkat,
rapat
pemberhentian
STIKes
Mitra
mutasi
dan staf
Bunda Persada Batam
personalia
Pembantu
baik
dengan prosedur yang
Ketua I
Ketua, Ketua program
berlaku
dengan
studi,
memberi
laporan
dari
Pegawai
f.
Pembantu
Staf
Pengajar,
Administrasi
sesuai
berkala tentang keadaan
lainnya.
dan
perkembangan
Ketua sebagai anggota
STIKes
Mitra
ex-officio dari yayasan
Persada Batam kepada
menghadiri semua rapat
Yayasan
Bunda
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
g.
Ketua
atas
No.
prakarsa
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi Ketua III
kurikulum, bahan pengajaran,
Pembantu
sendiri
Ketua II
berdasarkan atas usulan
pengembangan SDM
dari Pembantu Ketua
akademik, kegiatan
merumuskan
kepustakaan maupun sumber
mengolah rencana
maupun
Tugas Pokok dan Fungsi
dan ujian, penelitian dan
serta rencana-
belajar lainnya;
untuk
Dalam menjalankan tugasnya
melaksanakan
Pembantu Ketua I mempunyai
pengembangan pembangunan
dan
fungsi :
STIKes
a. Pelaksana kegiatan dalam
Mitra Bunda Persada
rangka membantu Ketua
Batam sesuai dengan
dalam
prosedur
pelaksanaan
kebijaksanaan
/ kepada
memimpin pendidikan,
penelitian dan pengabdian
Menristekdikti
kepada masyarakat. b. Membantu Ketua dalam
Pembantu
Pembantu Ketua I Bidang
pelaksanaan
Akademik membantu Ketua
STIKes
Mitra
dalam bidang pengembangan
Persada
Batam
256
pembinaan Bunda serta
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
mengkoordinasikan
memberikan
kegiatan
dan petunjuk pelaksanaan
perancanaan,
pelaksanaan
dan
bimbingan
tugas;
pengembangan pendidikan
d. Pelaksana
pengajaran, penelitian, dan
kedinasan
lain
yang
pengabdian
diberikan
oleh
Ketua
kepada
masyarakat
tugas-tugas
STIKes;
c. Membantu
Ketua
menentukan
Pembantu Ketua II Bidang
Kebijaksanaan
dan
Keuangan dan administrasi
bertanggung jawab untuk
umum membantu Ketua
memimpin
dalam bidang pengelolaan
dan
mengkoordinasikan semua
administrasi umum dan
unsur
pengembangan SDM non
yang
dilingkungan sekolah
terkait pendidikan
tinggi
serta
akademik; Dalam menjalankan tugasnya,
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III Bidang
mempunyai fungsi:
Kemahasiswaan membantu
a. Pelaksana kegiatan dalam
Ketua dalam penerimaan
rangka membantu Ketua
mahasiswa baru, pembinaan
dalam
mahasiswa dan alumni,
kegiatan
pelaksanaan di
kepegawaian,
bidang
kerjasama serta bantuan hukum
keuangan
untuk mahasiswa.
dan administrasi umum;
Dalam menjalankan tugasnya,
b. Pelaksana kegiatan dalam
Pembantu Ketua III
rangka membantu Ketua
mempunyai fungsi :
dalam
menentukan
kebijaksanaan keuangan,
a. Pelaksana
dibidang
mahasiawa baru STIKes
kepegawaian
Mitra Bunda Persada
dan administrasi umum; c. Pelaksanaan
penerimaan
b. Membantu Ketua
tugas-tugas
dalam
pengabdian masyarakat;
dinas lain yang diberikan oleh Ketua STIKes Mitra
c. Membantu Ketua
Bunda Persada
pembinaan serta 258
dalam
mahasiswa layanan
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
kesejahteraan mahasiswa; d. Membantu Ketua
dalam
pengurusan ijazah; e. Membantu Ketua
bantuan
hukum
dalam
Unit
Tinggi
Akademik
Tugas Pokok dan Fungsi
pertimbangan penyelenggaraan akademik,
akademik serta hubungan
dalam
melaksanakan tugas
untuk
sebagaimana dimaksud ayat (1) Senat Akademik
g. Melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh STIKes
Perguruan
dengan lingkungannya. Dalam
mahasiswa;
Ketua
Nama Generik
kebijakan dan pengembangan
pembinaan alumni; f. Membantu Ketua
No.
Mitra
Bunda Persada.
mempunyai fungsi : 1. Perumusan akademik
dan
pengembangan akademik; 2. Perumusan
2
kebijakan
kebijakan
Senat
Senat
Senat Akademik mempunyai
penilaian prestasi akademik
perguruan
Akademik
tugas merumuskan, menilai,
dan
memberikan persetujuan dan
kepribadian
tinggi/senat
kecakapan
serta civitas
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
akademik; 3. Perumusan
akademik norma
dan
pendidikan,
7. Penegak
sesuai
8. Bersama ketua menyiapkan
anggaran
program akademik seperti
belanja
Renstra, RIP dan Peraturan
akademik yang diajukan
Akademik
oleh pimpinan akademik;
3
5. Penilaian
Dewan
Dewan
Melakukan monitoring dan
Pengawas
Pengawas
evaluasi terhadap kegiatan
pertanggungjawaban
civitas akademika
pimpinan akademik atas pelaksanaan
4
kebijakan
Dewan
Dewan
Memberikan pertimbangan
Pertimbangan
Pertimbangan
kepada Ketua dalam membuat
yang telah ditetapkan; 6. Perumusan peraturan
norma-norma
akademik
4. Pemberian persetujuan atas
dan
otonomi
yang berlaku bagi civitas
pedoman penyelenggaraan;
rencana
dan
keilmuan akademik
tolok ukur penyelenggaraan
pendapatan
Tugas Pokok dan Fungsi
norma
kebijakan-kebijakan untuk dan
civitas akademik dan
pelaksanaan
kebebasan
akademik,
kebebasan
mimbar
stakeholder 5
260
Dewan Kode
Dewan Kode
Menegakan terhadap
Etik
Etik
implementasi kode etik bagi
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
civitas akademika 6
Program Studi
Tugas Pokok dan Fungsi
b. Menyiapkan
proses
Ketua
Ketua program studi
pembelajaran pada program
Program Studi
membantu Ketua STIKes
studi masing-masing c. Melaksanakan
Mitra Bunda Persada dalam
proses
proses pembelajaran, dalam
pembelajaran pada program
program studi tersebut dan
studi masing-masing d. Melaksanakan
bertanggung jawab kepada
evaluasi
Ketua STIKes Mitra Bunda
proses pembelajaran pada
Persada .Dalam menjalankan
program
tugasnya, Ketua program
masing
studi mempunyai fungsi :
e. Pelaksana
a. Pelaksana kegiatan dalam rangka dalam
membantu
Ketua
masing;
masing-
tugas-tugas
kedinasan
lain
yang
diberikan
oleh
Ketua
STIKes
pelaksanaan
pendidikan di prodi masing-
studi
7
Sekretaris
Sekretaris program studi
Program Studi
mempunyai tugas
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
melaksanakan sebagian
akademik pada program
urusan proses pembelajaran di
studi;
masing-masing program studi. Untuk
melaksanakan
d. Pengkoordinasi tata tertib
tugas
perkuliahan,
jadwal
sebagaimana dimaksud ayat
kegiatan dosen
(1)
dan efektifitas kurikulum
pasal
program
ini
studi
sekretaris mempunyai
lainnya
fungsi :
program
studi;
a. Pelaksana kegiatan proses
e. Pengatur penyelenggaraan
pembelajaran;
ujian akhir dan ujian tengah
b. Pelaksana pengolahan
urusan data
semester
dan
pada
program
studi;
program kegiatan program
f. Penyusun
studi;
laporan
dan
evaluasi terhadap berbagai
c. Mengkoordinasikan tugastugas
pada
pengajar
penilaian
pendidikan pengembangan
kegiatan
hasil
administrasi
akademik program studi;
dan
g. Menghimpun
data
dan
dalam
menyusun rencana kegiatan
rangka peningkatan mutu
yang berhubungan dengan 262
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
kurikulum mahasiswa pada
menghimpun bahan laporan
program studi;
serta
h. Mengatur penyelenggaraan jam
perkuliahan
pendidikan praktek
teori
pada
supervisi
terhadap
kegiatan yang menyangkut
serta
administrasi akademik pada
atau
program studi;
program
k. Pelaksana tugas-tugas lain
studi;
yang diberikan oleh Ketua / Ketua Program Studi;
i. Mengatur
pelaksanaan
Bagian
Membuat perencanaan
program pemberian materi
Perencanaan
pengembangan tentang
pelajaran
dan
kegiatan pengajaran,
dan
dosen
8
pengajar
ditempat
pengembangan
penelitian, pengabdian
perkuliahan
maupun
Tri Dharma
masyarakat serta penunjang
ekstrakurikuler
lainnya
Perguruan
Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tinggi
yang akan dikoordiansikan
pada program studi; j. Memantau
dan
dengan Pembantu Ketua I, Ka
Nama Unit di No.
9
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
Program Studi dan Ka LPPM
pengembangan
dalam
Pelaksana
Bagian
Bagian Administrasi
rangka
kegiatan
Administrasi
Akademik mempunyai tugas
mutu akademik.
akademik
Akademik dan
dan fungsi :
Kemahasiswaan
a. Bertugas melaksanakan
(BAAK)
peningkatan
4. Pengkoordinasian tata tertib
perkuliahan,
sebagian urusan koordinasi
jadwal kegiatan dosen
dan kegiatan administrasi
pengajar,
di bidang akademik
efektifitas kurikulum. 5. Penyelenggaraan ujian
b. Fungsi :
tengah
1. Pelaksana pengolahan
dan
6. Menyusun
dan program akademik,
berhubungan
kegiatan
kurikulum.
administrasi
yang dengan
7. Mengatur
akademik.
penyelenggaraan
3. Mengkoordinasikan
pendidikan
rencana
kegiatan
laporan
EPSBED dan evaluasi
penilaian
akhir
semester
data
2. Penyusun
dan
perkuliahan
hasil
jam serta
pendidikan teori dan
dan 264
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
praktek.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
mahasiswa, serta alumni.
8. Pelaksana tugas-tugas lain
No.
yang
diberikan
oleh Pembantu Ketua I
b. Fungsi : 1. Pelaksana data
pengolahan
dan
kegiatan serta
program pembinaan pelayanan
Bagian Administrasi
kesejahteraan
Kemahasiswaan di
kemahasiswaan.
lingkungan STIKES Mitra
2. Penyelenggaraan dan
Bunda Persada yang memiliki
penerimaan mahasiswa
tugas dan fungsi :
baru.
a. Bertugas
melaksanakan
sebagian
urusan,
3. Penyusunan laporan dan evaluasi
kegiatan
koordinasi, dan kegiatan di
administrasi
kegiatan
bidang
kemahasiswaan.
kemahasiswaan,
penelitian dan pengabdian
4. Pengelola
data
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
administrasi mahasiswa
b. Melaksanakan
serta dokumentasi. 5. Pelaksana
kegiatan
dalam bentuk neraca, buku
penelitian
dan
kas serta semua transaksi harian
6. Pelaksana study
c. Melakukan
pembayaran
transaksi pengadaan sarana
kerja.
dan prasarana; tugas-tugas
d. Menyusun dan membuat
lain yang diberikan oleh
Kepegawaian
Pembantu Ketua III.
tugas :
pelayanan dan
a. Merencanakan membuat
pengajuan
laporan buku kas dan buku bank, e. Melakukan
Unit Keuangan mempunyai
administrasi,
pendukung
memberikan
informasi lowongan
7. Pelaksana
Keuangan
dan
nomor bukti transaksi.
pelacakan alumni dan
Pelaksana
kegiatan
pencatatan dan pelaporan
pengabdian mahasiswa.
10
Tugas Pokok dan Fungsi
penyusunan
data
rekapitulasi
dan
pembayaran
berdasarkan
kas
usulan dan aturan yang berlaku.
untuk menunjang kegiatan tri dharma perguruan tinggi
f. Melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan tugasnya; 266
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
lain yang diberikan oleh
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
d. Melaksanakan administrasi
Ketua STIKes Mitra Bunda
Kepegawaian,
Persada ;
melaksanakan pembinaan, peningkatan disiplin dan pengembangan karier serta
Unit Kepegawaian mempunyai
upaya
Umum dan
tugas :
kesejahteraan pegawai;
Perlengkapan
a. Merencanakan menganalisa
dan kebutuhan
SDM berdasarkan rasio. b. Melaksanakan
rekrutmen
pegawai baru.
dengan pendidikan.
baru
e. Mengusulkan
jabatan
fungsional dosen. f. Melaksanakan mutasi pada semua pegawai.
c. Melaksanakan penempatan pegawai
peningkatan
g. Melaksanakan tugas-tugas
sesuai
lain yang diberikan oleh
kualifikasi
Ketua STIKes Mitra Bunda Persada ;
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
melaksanakan
keindahan,
kebersihan dan keamanan Unit Umum dan Perlengkapan
kantor;
mempunyai tugas : a. Merencanakan
kebutuhan
e. Menyusun
rencana
kebutuhan
barang,
sarana dan prasarana PBM
mengatur dan mengelola
dan
barang-barang
non
PBM
sesuai
kebutuhan.
inventaris
kantor;
b. Menyiapkan
data
f. Menangani
pengaduan
inventarisasi perlengkapan
masyarakat terkait dengan
dan
pelaksanaaan tugas.
informasi
penyusunan
guna kebijakan
g. Melaksanakan tugas-tugas
teknis dan operasional; c. Melaksanakan
lain yang diberikan oleh
urusan
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
administrasi umum, rumah
Kesehatan
tangga,
Persada
perlengkapan,
ketatalaksanaan
rencana
Bunda
(surat
menyurat) dan kearsipan; d. Menyusun
Mitra
11
dan 268
Pelaksana
Penjaminan
Penjaminan mutu merupakan
Penjaminan
Mutu
kegiatan sistemik penjaminan
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
mutu pendidikan tinggi di
Mutu
perguruan
tinggi,
oleh
perguruan tinggi (internally driven),
12
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
sumber daya. b. Fungsi : 1. Pelaksanaan,
untuk
mengawasi
perencanaan,
penyelenggaraan
pendidikan
pengarahan
tinggi oleh perguruan tinggi
pengembangan
secara berkelanjutan.
pendidikan dan profesi
Lembaga
Pendidikan,
Pendidikan memiliki tugas dan
untuk kemajuan ilmu
Penelitian dan
Penelitian, dan
fungsi :
pengetahuan.
Pengabdian
Pengabdian
a. Bertugas
Masyarakat
Masyarakat
melaksanakan, 2. Pelaksanaan
mengkoordinasikan, memantau,
dan
pelaksanaan
menilai kegiatan
peningkatan
mutu
pengembangan
pengembangan pendidikan
pendidikan dan profesi
dan
secara berkelanjutan
profesi,
serta
mengusahakan administrasi
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
Penelitian dan Pengabdian
bidang
Masyarakat memiliki tugas
dan Kebidanan.
dan fungsi : a. Bertugas
3. Mengkoordinasikan melaksanakan,
kegiatan
mengkoordinasikan, memantau,
Keperawatan
dan
dengan menilai
pelaksanaan
penelitian instansi
terkait/pihak ketiga.
kegiatan
4. Melaksanakan
penelitian dan pengabdian
pengabdian masyarakat
masyarakat
sesuai
b. Fungsi :
kemampuan,
1. Melaksanakan pengkajian
dengan
tugas, dan
kewenangan. penelitian
5. Melaksanakan
dan pengembangan di
tugas
bidang keperawatan dan
diberikan oleh Ketua
kebidanan.
STIKes Mitra Bunda
2. Melaksanakan
lain
tugasyang
Persada.
pengembangan
hasil
13
Dosen dan
Dosen adalah tenaga pengajar
penelitian dalam rangka
Tenaga
di lingkungan STIKes Mitra
perumusan
Pendidik
Bunda Persada yang berada di
kebijakan 270
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
bawah tanggung jawab Ketua
c. Melaksanakan
kegiatan
STIKes Mitra Bunda Persada ;
pengabdian
kepada
Kelompok Dosen mempunyai
masyarakat dalam rangka
tugas:
pendidikan dan pengajaran
a. Melaksanakan
kegiatan
atau dalam kegiatan lain
pendidikan dan pengajaran
yang
sesuai dengan wewenang
pelaksanaan tugas umum
jenjang
pemerintah
jabatan
akademiknya b. Melaksanakan penelitian
dalam
dalam
dan
pembangunan kegiatan rangka
pendidikan dan pengajaran atau
menunjang
kegiatan
sesuai
dengan wewenang jenjang jabatan akademiknya d. Menyusun
silabus
mata
ajaran berdasarkan tujuan
pengembangan ilmu sesuai
pendidikan
yang
ingin
dengan wewenang jenjang
dicapai
dengan
cara
jabatan akademiknya
melaksanakan
koordinasi
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
dengan pihak yang terkait e. Membuat
satuan
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
dapat
acara
berjalan
sesuai
apa
yang
dengan
perkuliahan f. Memberikan
Nama Generik
diharapkan bimbingan
h. Menyusun
serta
kepada peserta didik secara
mengembangkan
khusus
atau
dalam
paket
modul
pendidikan
melaksanakan penugasan/
sesuai
diskusi dalam kelas, agar
perkembangan
tujuan instruksional yang
kesehatan serta situasi dan
telah
kondisi
ditentukan
dapat
tercapai
dengan
tuntutan program
yang
dihadapi
dalam
g. Memberikan
bimbingan
meningkatkan
kepada peserta didik dalam penatalaksanaan
rangka kualitas
program pendidikan
praktek
i. Membuat
instrumen
lapangan yang menghadapi
evaluasi bersama – sama
masalah
tim
dan
memberi
dari
mata
ajaran
pertimbangan penyelesaian
tersebut
agar pelaksanaan praktek
dengan mata ajaran yang
lapangan praktek lapangan
sudah 272
disesuaikan
diberikan
dalam
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
mata ajaran satuan kredit
pada ketua program studi
semester
agar
(SKS)
rangka
dalam
meningkatkan
kualitas pendidikan
mengumumkan
pada
didik
menentukan
sekaligus waktu
perbaikan sebelumnya
menentukan
evaluasi dari peserta didik dalam
j. Memeriksa hasil test dan
peserta
dapat
rangka
penyelenggaraan pendidikan l. Melaksanakan
evaluasi
uji
mata ajaran bersama –
(yang
sama dengan tim mata
telah
ajaran
tersebut
untuk
dikonsultasikan pada ketua
melihat
program
dalam
kompetensi
yang
rangka tercapainya tujuan
diharapkan
sekaligus
proses
membuat
alternatif
studi)
belajar
dan
mengajar. k. Memberikan
ketercapaian
pemecahan masalah dalam nilai
final
rangka meningkatkan mutu
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
ajaran
oleh ketua program studi.
m. Memberikan
bimbingan
yang berhubungan dengan
14
pengalaman dengan teknis pendidikan
serta
penatalaksanaan
tugas
belum
Unit Perpustakaan mempunyai fungsi :
b. Memberi
d. Melakukan
laporan
reverensi.
mengenai
kegiatan
e. Melakukan
pendidikan, pengajaran dan
layanan
tata
usaha
perpustakaan
penelitian sebagai masukan
f. Melaksanakan tugas-tugas
untuk
lain yang diberikan oleh
mengambil kesimpulan tugas
bahan
c. Memelihara bahan pustaka.
n. Membuat
o. Melaksanakan
dan
pustaka.
dan
pemimpin
layanan
pendayagunaan
meningkatkan mutu dosen
bagi
dan
mengolah bahan pustaka
menjalin
kerjasama
Perpustakaan
a. Menyediakan
berpengalaman rangka
Unit Penunjang Teknis
lainnya kepada dosen yang
dalam
Tugas Pokok dan Fungsi
Ketua STIKes Mitra Bunda –
Persada
tugas lain yang diberikan 274
Nama Unit di No.
15.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
Penanggung
Tugas
Jawab
laboratorium:
Laboratorium
a.
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
penanggungjawab
laboratorium
Pemeliharaan
prasarana
Melaksanakan
Pelaksana
bimbingan
STIKes
memperdalam
Ilmu
Persada
Keperawatan
dan
Kebidanan.
16 pemantauan
kegiatan praktek dilakukan
yang
mahasiswa
dalam laboratorium. d.
oleh Ketua / pimpinan
untuk
Pelaksana
Mengevaluasi melaporkan kegiatan
tugas-
tugas lain yang diberikan
praktek
c.
sesuai
dengan kurikulum.
laboratorium. b.
Tugas Pokok dan Fungsi
Komputer
fungsi : a. Menyusun persiapan pengadaan komputer.
semua
b. Menyusun
di
Bunda
Unit Komputer mempunyai
dan
praktek
Mitra
program dalam
rangka
laboratorium
program
pelatihan komputer civitas
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
akademika.
a. Melaksanakan
c. Mengadakan jaringan
Tugas Pokok dan Fungsi
sarana
internet
perencanaan,
dan
pengelolaan
dan pengawasan asrama.
membuat sharing dengan beberapa komputer.
b. Mempertanggungjawabkan
d. Mengumpulkan,
atas keadaan/kondisi pada
mengelola,
menyajikan,
menyimpan
data
informasi
lingkungan asrama.
dan
c. Mengawasi kebutuhan dan
serta
penghuni asrama.
memberikan layanan untuk program
d. Melaksanakan tugas lain
pendidikan,
yang diberikan oleh Ketua
penelitian dan pengabdian
STIKes
kepada masyarakat.
Persada .
e. Melaksanakan tugas-tugas
18
lain yang diberikan oleh
17
Asrama
Koperasi
Mitra
Bunda
Koperasi mempunyai tugas : a. Merencanakan
pengadaan
Ketua STIKes Mitra Bunda
barang kebutuhan sehari-
Persada .
hari bagi civitas akademika
Unit
Asrama
dan
mempunyai
tugas :
masyarakat
kampus. 276
sekitar
Nama Unit di No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Nama Unit di Tugas Pokok dan Fungsi
b. Menyediakan pokok
No.
Nama Generik
Perguruan
Unit
Tinggi
Tugas Pokok dan Fungsi
kebutuhan
kepada
akademika
STIKes
civitas
Mitra
Bunda
Persada .
maupun
masyarakat sekitar kampus. Lampiran 3 c. Mengelola koperasi menjadi
kegiatan
INSTRUMEN EVALUASI KINERJA DOSEN DALAM TRI
yang
DHARMA PERGURUAN TINGGI
berkembang dan mandiri. d. Melaksanakan
tertib
administrasi serta keuangan koperasi. e. Sebagai untuk pegawai
bentuk
usaha
kesejahteraan STIKes
Mitra
Bunda Persada.
Nama Dosen
:
Program Studi
:
Tahun Akademik
:
1. ASPEK PENGAJARAN No
Komponen Penilaian
Prestasi
Skor
Nilai
(P)
(S)
Dose
f. Melaksanakan tugas-tugas
n (P
lain yang diberikan Ketua
X S)
1.
Ketaatan
terhadapa
rencan
perkuliahan
semester/
kalender
akademik
1. Sangat kurang
15 %
hari
2. Kurang
5. Tepat
3. Cukup
lebih awal
4. Baik
5
5. Sangat baik 2
Persiapan
bahan
perkuliahan:
silabus,
15 %
(1
2. Kurang 3. Cukup
alat bantu
4. Baik
Ketepatan
dalam
minggu
sesudah
Kehadiran memberi (sesuai
dalam
2. 40 -50 %
pertemuan
3. 60 – 70 %
seharusnya)
dalam
menyerahkan soal ujian sesuai
waktu
yang
ditentukan (1 minggu sebelum ujian)
pelaksanaan
1. Terlambat
minggu
5. Tepat
waktu/
lebih awal 6
Hasil
feed
back
penilaian >1
/ (
sesuai
hasil
25 %
dari penilaian dosen oleh
mahasiswa
10 %
tentang mahasiswa)
proses perkuliahan 1
minggu 3. Terlambat
3-5
hari
15 %
minggu 2. Terlambat
1
4. Terlambat 1- 2
4. < 90 %
Ketepatan
10 %
hari
5. > 90 % 4.
2. Terlambat
3. Terlambat
1. < 40%
perkuliahan
>1
minggu
pelaksanaan ujian)
5. Sangat baik 3.
1. Terlambat
menyerahkan nilai ujian
1. Sangat kurang
SAP, materi kuliah dan
waktu/
7 3-5
Hasil
self-evaluation (
penilaian kinerja dosen
hari 4. Terlambat 1- 2
sesuai
penilaian
self-
ovaluation
oleh
dosen) 278
hasil
10 %
NILAI TOTAL
100 % 4
2. ASPEK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH
Identitas dosen yang dinilai Nama Dosen
:
NIDN
:
Program Studi
:
Tahun Akademik
:
NO 1 2
3
KRITERIA Tidak melakukan penelitian
Dana Penelitian
KUALIFIKASI JUMLAH SKOR -
0
1
a. Tingkat Kota
1 >1 1 >1 1 >1
2 3 3 4 3 4
b. Tingkat Provinsi a. Dana STIKes
NILAI DOSEN
5
b. Dana Dikti/ Pemerintah Kota Publikasi a. Tidak penelitian/ Dipublikasik Karya ilmiah an b. Jurnal/ Makalah ilmiah nasional tidak terakreditasi c. Jurnal/ Makalah ilmiah nasional terakreditasi d. Jurnal/ Makalah internasional Penelitian Tingkat karya ilmiah regional/ lokal dipresentasikan Tingkat nasional dalam pertemuan Tingkat
1 >1
4 5
-
2
1 >1
3 4
1 >1
4 5
≥1
5
1 >1 1 >1 ≥1
2 3 3 4 5
ilmiah
3.
internasional TOTAL NILAI
Nilai Kinerja Dosen Aspek Penelitian = Total Nilai/4
ASPEK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Dosen yang dinilai
:
NIDN
:
Program Studi
:
Semester/Tahun Akademik
:
NO
KRITERIA 1 Tidak melakukan kegiatan 2 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Kota 3 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Provinsi 4 Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tingkat Nasional
280
JUMLAH
SKOR
0
1
1 >1
2 3
> 1
4
> 1
TOTAL NILAI
5
NILAI DOSEN
RATA-RATA PENILAIAN KINERJA DOSEN
STANDAR PENILAIAN KINERJA DOSEN
OLEH TIM AUDIT MUTU INTERNAL
Rata-rata Skor
Klasifikasi Kinerja
Nilai Kinerja Dosen
Dosen
Nama Dosen yang dinilai
:
4,51 - 5
Sangat Baik
NIDN
:
3,51 - 4,50
Baik
Program Studi
:
2,01 - 3,50
Cukup
Semester/Tahun Akademik :
1.01 – 2.00
Kurang
<1
Sangat Kurang
No
ASPEK
BOBOT
1
Pengajaran
60%
2
Penelitian
25%
3
Pengabdian
15%
Kepada Masyarakat
TOTAL NILAI
KINERJA DOSEN
NILAI
BOBOT
DOSEN
X NILAI
Batam, …………………..
Penilai,
Lampiran 4
2
Dosen menyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta
INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN OLEH MAHASISWA Nama Dosen yang dinilai
:
NIDN
:
Program Studi
:
Semester/Tahun Akademik
:
setiap mahasiswa memilikinya 3
Dosen mengisi absensi peserta mata kuliah
4
Kesesuaian pelaksanaan perkuliahan dengan jadwal
Petunjuk pengisian:
perkuliahan
1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja dosen dalam
5
Dosen mengisi berita acara
melaksanakan tugas pembelajaran.
perkuliahan
2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala
6
Dosen menetapkan atau
penilaian yang telah ditetapkan.
menginformasikan tata tertib dan
3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang
ketentuan akademis yang harus
sekali
diikuti mahasiswa 7
No
Aspek-Aspek yang Dievaluasi
Skala
perkuliahan kepada mahasiswa
Penilaian 1 2 3 4
Dosen menyampaikan program
dan tujuan perkuliahan yang 5
ingin dicapai
A
Persiapan
1
SAP, Silabus, materi perkuliahan
B
Pelaksanaan
dan alat bantu pembelajaran
8
Ketepatan waktu dosen dalam
yang dipersiapkan oleh dosen 282
mengawali dan mengakhiri perkuliahan 9
Pada saat kuliah pertama, dosen melakukan sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran, tujuan mata kuliah, materi tugas, dan penilaian
10 Penggunaan media/ alat pelajaran dalam setiap pertemuan 11 Penguasaan materi kuliah oleh dosen pada saat mengajar 12 Penggunaan metode perkuliaha yang sesuai dengan materi kuliah dan tujuan pembelajaran 13 Dosen melakukan pembelajaran berpusat pada mahasiswa 14 Kemampuan dosen dalam menegakkan peraturan dalam
perkuliahan 15 Dose memberikan tugas tersktruktur dan tugas mandiri pada mahasiswa sesuai dengan bobot SKS dan tujuan perkuliahan 16 Dosen memberikan pertemuan tambahan jika jumlah pertemuan belum mencapai 16 pertemuan 17 Kemampuan dosen dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif 18 Kemampuan dosen dalam menciptakan lingkungan fisik atau penataan sarana pembelajaran di kelas 19 Kemampuan dalam memotivasi mahasiswa agar aktif dalam proses belajar mengajar
20 Penampilan dosen, seperti kerapihan, kebersihan, dan keserasian dalam berpakaian C
Penilaian hasil belajar mahasiswa
21 Penggunaan bahasa dalam
25 Dosen melaksanakan UTS dan
pelaksanaan perkuliahan (kejelasan, sopan dan santun
UAS sesuai dengan waktu yang
berbahasa)
telah ditetapkan/ kalender akademik
22 Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentang upaya-
26 Dosen melayani mahasiswa
upaya perbaikan kualitas
mengikuti UAS yang jumlah
pembelajaran
kehadirannya dalam perkuliahan
23 Skap dosen dalam menerima pendapat mahasiswa yang terkait
sekurang-kurangnya 75%dari
dengan materi perkuliahan
jumlah tatap muka
27 Obyektifitas dalam memberikan
24 Kemampuan dosen dalam
nilai kepada mahasiswa
menghindari penggunaan bahasa
28 Transparasi dalam penetapan
yang bersifat menghina, melecehkan, mengejek dan
nilai akhir mahasiswa dan
menyinggung perasaan orang
pengumuman nilai akhir kepada
lain
mahasiswa 284
29 Dalam pelaksanaan ujian dosen hanya melayani mahasiswa yang
memperoleh nilai D dan E pada semester yang baru berjalan
terdapat sebagai pesera mata kuliah
33 Jika ada keberatan atas nilai ujian, mahasiswa peserta ujian
30 Dosen memberikan ujian susulan
dapat menyampaikan keberatan
bagi mahasiswa peserta ujian
tersebut kepada dosen
yang tidak dapat hadir pada saat
penanggung jawab
ujian dengan alasan yang kuat 34 Kesesuaian antara materi yang 31 Dosen penanggung jawab mata kuliah menentukan waktu dan
diujiankan dengan materi kuliah yang disampaikan
tempat penyelengggaraan ujian susulan selambat-lambatnya satu
35 Kesesuaian materi yang
minggu setelah mahasiswa
diujiankan dengan materi kuliah
meminta ujian susulan
yang disampaikan
32 Dosen menyelenggarakan ujian ulang bagi mahasiswa yang
36 Kesesuaian materi ujian dengan tujuan pembelajaran
INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN
37 Bentuk-bentuk soal ujian yang
(self evaluation)
diberikan oleh dosen JUMLAH 1. Identitas dosen a. Nama dosen
b. Mata kuliah yang diampu c. Jurusan/ prodi
Petunjuk pengisian: 1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja anda sendiri dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala penilaian yang telah ditetapkan. 3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang sekali Skala No
Aspek-Aspek yang Dievaluasi
Penilaian 1 2 3 4 5
A 1
Persiapan Penyiapan SAP, Silabus, materi perkuliahan dan alat bantu pembelajaran
286
2
Dalam menyusun materi perkuliahan mempertimbangkan
11
perkembangan keilmuan, baik secara nasional maupun internasional 3
melecehkan, mengejek, dan menyinggung perasaan
materi kuliah yang sama di PT lain dengan melihat silabus
mahasiswa 13
sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran,
berakhir dan merevisinya sesuai dengan perkembangan
tujuan mata kuliahan, materi tugas, penilaian,tugas. 14
Membawa daftar hadir mahasiswa saat perkuliahan Pelaksanaan Perkuliahan
6
Kesesuaian perkuliahan yang disampaikan dengan silabus dan
Bapak/Ibu memberi tugas terstruktur dan tugas mandiri pada
dipenuhi mahasiswa 15
Ketepatan waktu dosen dalam melaksanakan
9
Pengisian berita acara perkuliahan oleh dosen dan penandatanganan berita acara oleh dosen Menyerahkan berita acara perkuliahan ke prodi
Kemampuan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan mahasiswa atau suasana kelas yang kondusif
16
Kemampuan dosen dalam menyampaikan tujuan yang akan dicapai
mahasiswa 8
Kemampuan dosen dalam memberikan sanksi akademis dan non akademis jika tata tertib dan ketentuan akademis tidak
materi yang telah ditetapkan
10
Kegiatan dosen pada pertemuan pertama melakukan
Meninjau ulang materi yang disampaikan setiap semester
B
7
Menghindari penggunaan bahasa yang bersifat menghina,
Materi kuliah yang disusun dosen di-banchmark dengan
keilmuan 5
mahasiswa memilikinya 12
mata kuliah di internet 4
Penyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta setiap
17
Dosen melakukan absensi kehadiran mahasiswa setiap pertemuan
18
Keterbukaan dalam menerima pendapat mahasiswa, dengan memeperhatikan kaidah ilmiah dan kebenaran umum
19
Bapak/Ibu dalam melakukan pembelajaran berpusat pada
29
mahasiswa 20
21
kelender akademik)
Dosen memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlambat
23
30
penilaian
Kemampuan dosen dalam memberikan tugas kepada
transparan kepada mahasiswa 31
25
Menghindarkan diri dari sikap arogan terhadap pendapat
32
Ketepatan waktu dalam mengumumkan dan menyerahkan nilai ke BAAK
Bapak/Ibu menggunakan metoda pengajar yang sesuai dengan
33
Kegiatan dosen dalam memberikan tes formatif atau kuis
tujuan kuliah
untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh
Dosen mengajar mata kuliah yang diampu sebanyak 16x
mahasiswa 34
Dosen memerikasa dan menilai tugas mahasiswa dan hasil penilaian disampaikan kepada mahasiswa
Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan 35
Kesuaian soal UTS dan UAS sesuai dengan silabus dan materi yang telah disampaikan
Kemampuan dalam menguasai materi kuliah pada mata kuliah 36
Ketepatan waktu penyerahan soal ke koordinator evaluasi untuk digandakan
Penggunaan alat bantu pembelajaran oleh dosen dalam setiap 37
perkuliahan C
Pengolahan nilai yang merupakan akumulasi dari berbagai
lainnya)
yang diampu 28
secara
pada mahasiswa
benar dalam mengajar 27
menyampaikan
kegiatan yang telah dilaksanakan (Tugas,UTS,UAS,dan
pertemuan.Jika kurang maka akan melenggkapi 26
(UTS,UAS,Tugas,dsb)
Bapak/Ibu memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri
mahasiswa 24
Kemampuan melakukan Administrasikan setiap komponen
lebih dari 30 menit
mahasiswa 22
Ketetapan waktu pelaksanaan UTS dan UAS (sesuai dengan
Konsistensi
dosen
dalam
melayani
mahasiswa
untuk
mengikuti ujian adalah yang terdaftar perserta mata kuliah
Penilaian Hasil Belajar
288
38
39
Konsistensi
dosen
dalam
melayani
mahasiswa
untuk
mahasiswa peserta ujian selambat-lambatnya 2 minggu setelah
perkuliahan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah tatap muka
pelaksanaan ujian melalui papan pengumuman dijurusan
Ketertiban dalam pengisian berita acara perkuliahaan, yaitu
Sikap dosen terhadap keberatan atas nilai ujian,mahasiswa peserta ujian dapat menyampaikan keberatan tersebut kepada
acara ujian sebanyak rangkat dua, satu untuk dosen pengampu
dosen penanggung jawab 45
Pelayanan dosen terhadap mahasiswa peserta ujian yang tidak
ujian susulan kepada dosen penanggung jawab selambatlambat 1 minggu setelah ujian Penetapan waktu ujian susulan oleh penanggung jawab mata kuliah dalam menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan ujian susulan selambat-lambatnya satu minggu setelah mahasiswa meminta ujian susulan 42
44
dosen sebagai pengawas membuat dan menandatangani berita
hadir pada saat ujian dengan alasan yang kuat, dapat meminta
41
Dosen penanggung jawab mata kuliah mengumumkan nilai
mengikuti UAS adalah yang jumlah kehadirannya dalam
mata kuliah dan untuk jurusan setelah ujian selesai ujian 40
43
Penyelenggaraan ujian ulang bagi mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E pada semester yang baru berjalan selambat-lambatnya 1 minggu setelah nilai akhir mata kuliah diumumkan
Dosen memberikan konsultasi kepada mahasiswa yang mengalami masalah dalam perkuliahan
46
Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentangtentang upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran JUMLAH