MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh Fitriana Pratiwi 132012026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
PENDAHULUAN perilaku agresif secara signifikan siswa kelas VIII SMP Bhinneka Karya Klego
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal
yang
secara
melaksanakan
Boyolali
sistematik
kegiatan
sedangkan
penelitian
Lestari
pengajaran,
(2014) hasil penelitian menunjukkan bahwa
bimbingan dan latihan dalam rangka
roleplay tidak dapat secara signifikan
membantu
peserta
mengembangkan menyangkut
didik
untuk
menurunkan perilaku agresif kepada siswa
potensinya
baik
SMP kelas VII. Dapat disimpulkan bahwa
aspek
moral-spiritual,
hasil
kedua
penelitian
tersebut
intelektual, emosional maupun sosial. Di
bertolakbelakang sehingga perlu dilakukan
lingkungan
mengemban
penelitian ulang untuk memastikan role
tugas untuk merangsang dan membina
play dapat menurunkan secara signifikan
perkembangan
perilaku agresif atau tidak
sekolah,
guru
intelektual
siswa
serta
membina pertumbuhan nilai-nilai, sikap,
Penelitian ini dirumuskan sebagai
dan perilaku dalam diri siswa. Namun
berikut:
dalam kenyataannya di sekolah dapat
kelompok
menjadi tempat atau ajang melakukan
menurunkan
tindakan
signifikan bagi siswa kelas VIII E di SMP
atau
perilaku
agresif.
Bagi
beberapa siswa, sekolah menjadi tempat yang
mencekam,
dikarenakan
apakah teknik
layanan role
perilaku
bimbingan play
agresif
dapat secara
Negeri 10 Salatiga?
mereka
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menjadi korban perilaku agresif yang
mengetahui signifikasi penurunan perilaku
terjadi seperti tawuran, perkelahian, dan
agresif peserta didik melalui layanan
penindasan dari sesama peserta didik
bimbingan kelompok teknik role play bagi
ataupun senior terhadap junior. (Suharto
siswa kelas VIII E SMP Negeri 10 Salatiga.
2014) Penelitian
Supriati
(2013)
menunjukkan bahwa bimbingan kelompok teknik
roleplay
dapat
menyimpulkan 1
Perilaku agresif yang dipaparkan oleh
LANDASAN TEORI A.
Buss dan Perry (1992) lebih menitik
Perilaku Agresif Buss
dan
Perry
beratkan
(1992)
pada
adanya
perilaku
yang
mengungkapkan bahwa perilaku agresif
menyakiti atau melukai orang lain baik
individu dapat terlihat sejak masa kanak-
secara fisik, verbal, maupun psikologis
kanak. Setiap manusia memiliki perilaku
yang dapat merugikan orang lain.
agresif dan hal tersebut tidak dapat
Buss dan Perry (1992) menyebutkan
dihindarkan.
ada empat bentuk perilaku agresif yaitu
Kemarahan atau anger menyiratkan
(dalam Widian, 2012)
aktivasi fisiologis dan mewakili komponen
1.
Physical Aggression (PA)
emosional.
merupakan
2.
Verbal Aggression (VA)
jembatan antara benci dengan agresif fisik
3.
Anger (A)
dan
4.
Hostility (H)
Kemarahan
agresif
verbal,
dan
biasanya
mendahului perilaku agresif, orang yang marah
cenderung
melakukan
B. Bimbingan kelompok teknik Roleplay
agresif
Prayitno
(1999)
mengemukakan
dibandingkan dengan orang yang tidak
bahwa bimbingan kelompok adalah suatu
marah.
kemarahan
layanan bimbingan yang di berikan kepada
merupakan dorongan yang dapat hilang
siswa secara bersama-sama atau kelompok
dengan
agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan
Meski
demikian,
bergulirnya
kemarahan
menurun,
waktu. masih
Setelah ada
sisa
mandiri.
berbentuk kognitif seperti rasa sakit hati, dendam, dan kecurigaan terhadap motif
C. Roleplay
orang lain
yang ada
pada
individu.
M.E Young (dalam Erford, 2016)
Sementara
permusuhan
atau
hostility
bermain peran adalah teknik yang dimana
melibatkan
perasaan
oposisi
dan
seseorang
memainkan perannya sendiri,
ketidakadilan yang mewakili komponen
peran orang lain, sejumlah keadaan di
kognitif. (Bryan and Smith, 2001)
seputar
2
sebuah
situasi,
atau
reaksi-
reaksinya
sendiri.
Tahapan
5.
roleplay
Sharing and feedback
menurut M.E Young (dalam Erford, 2016) :
Konselor memberikan umpan balik yang
1.
spesifik, sederhana, dapat dilihat dan dapat
Warm-up
Konselor menjelaskan tekniknya kepada
dipahami oleh konseli.
konseli, dan konseli memberikan deskripsi
6.
terperinci tentang perilaku, sikap, atau
Konseli
performa yang ingin diubah. Konseli
perilaku yang ditargetkan dalam dan di luar
seharusnya didorong untuk mendiskusikan
sesi-sesi bimbingan konseling sampai ia
keengganan apa pun yang dipunyainya
dan konselor professional yakin bahwa
tentang teknik role play.
tujuannya telah tercapai.
2.
7.
Scene setting
Reenactment berulang-ulang
mempraktikkan
Follow-up
Konselor membantu konseli dalam menata
Konseli memberi tahu konselor tentang
panggungnya. Bila perlu, perabotan bisa
hasil dan kemajuan latihannya.
ditata ulang. 3.
Selecting roles
METODE
Konseli menyebutkan dan mendeskripsikan
Jenis
penelitian
yang
tepat
orang-orang signifikan yang terlibat di
digunakan untuk penelitian ini adalah
dalam adegan.
penelitian eksperimen semu atau Quasi
4.
Experimental. Dan design memperoleh
Enactment
Konseli
memerankan
perilaku
target.
informasi yang didapat dengan mengontrol
Konseli harus memulai dengan adegan-
variabel secara relevan. Penelitian ini
adegan yang paling tidak sulit dan sedikit
menggunakan desain Pre test - Post test
demi sedikit beranjak ke adegan-adegan
Control Design.
yang lebih sulit. Selama langkah ini,
adalah siswa kelas VIII E yang berjumlah
konselor dapat menyela konseli untuk
29 orang. Dari 29 siswa terdapat 14 siswa
menunjukkan kepada konseli bahwa apa
yang memiliki perilaku agresif Sangat
yang dilakukannya memberikan kontribusi
Tinggi dan Tinggi.
pada gangguan yang dialaminya. 3
Subjek penelitian ini
Untuk homogenitas,
memenuhi peneliti
syarat
bahwa terdapat perbedaan antara mean
menggunakan
rank
kelompok
eksperimen
kriteria jenis kelamin yang sama, usia yang
kelompok
kontrol.
sama dan hasil kuesioner perilaku agresif
treatment
bimbingan
yang
sama.
roleplay pada kelompok eksperimen, mean
diperoleh subjek penelitian
rank hasil kuesioner perilaku agresif pada
rata-rata
Sehingga
jumlah
skornya
Setelah
dengan diberikan
kelompok teknik
dengan 10 siswa yang dibagi menjadi 2
kelompok
kelompok
Sedangkan pada kelompok kontrol yang
yaitu kelompok eksperimen
eksperimen
sebesar
3,00.
berjumlah 5 siswa dan kelompok kontrol
tidak mendapatkan
berjumlah 5 siswa. Teknik sampling yang
kelompok teknik roleplay, mean rank hasil
digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner perilaku agresif pada kelompok
teknik purposive sampling.
kontrol sebesar 8.00.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah
kuesioner
treatment bimbingan
Berdasarkan hasil analisis, diketahui
perilaku
bahwa ada perbedaan yang signifikan
agresif yang diadaptasi dari Buss dan Perry
antara hasil kuesioner perilaku agresif
(1992). Kuesioner ini berisi 29 item
kelompok
perilaku agresif.
kuesioner perilaku agresif
eksperimen
dengan
hasil
kelompok
Teknik analisis data yang digunakan
kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan
dalam penelitian ini analisis deskriptif dan
hasil Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.009 <
analisis uji beda
0.05.
dua
mean
yang
menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan hasil pre-test dan posttest
pada
kelompok
eksperimen
PEMBAHASAN
dan
Berdasarkan
kelompok kontrol.
hasil
post
test,
diketahui bahwa terjadi penurunan perilaku agresif yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan
HASIL PENELITIAN Berdasarkan
hasil
analisis
data
hasil analisis data skor pre test dan post test
menggunakan uji Mann Whitney, diketahui
kuesioner perilaku agresif pada kelompok 4
eksperimen,
hal
ini
berbeda
dengan
PENUTUP Terdapat perbedaan yang signifikan
kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment
bimbingan
kelompok
perilaku agresif siswa kelas VIII E SMP
teknik
roleplay dan tidak mengalami penurunan
Negeri
yang signifikan.
eksperimen setelah mengikuti bimbingan
Dengan
demikian,
maka
10
Salatiga
pada
kelompok
kelompok teknik roleplay dengan koefisien
dapat
Asymp.Sig (2-tailed)
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
sebesar 0,009 < 0,05 dan terdapat
teknik roleplay dapat menurunkan perilaku agresif siswa kelas VIII E di SMP Negeri
penurunan
mean
rank
kelompok
10 Salatiga.
eksperimen dari pretest 8,00 dan posttest sebesar 3,00.
Pada treatment ketiga dengan topik
Pelaksanaan
Mengendalikan Emosi dan Amarah, siswa
treatment
dilakukan
perubahan
bersamaan dengan teknik roleplay yaitu 4
perilaku yang ditandai dengan tidak terjadi
kali treatment masing-masing 2 sesi.
konflik antar anggota kelompok selama
Penurunan perilaku agresif mulai terlihat
kegiatan berlangsung. Perubahan perilaku
pada
terjadi juga disebabkan dengan tahap
roleplay Enactment
roleplay
mampu
memainkan perilaku target dan Follow up
memainkan perilaku target), dan Follow up
yaitu siswa mampu menyimpulkan hasil
(siswa mampu menyatakan hasil selama
selama kegiatan berlangsung.
mulai
terlihat
mengalami
Enactment
(siswa
treatment
ketiga
dengan
tahap
yaitu siswa mampu
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
kegiatan berlangsung.
rekomendasi.
Dengan demikian, hasil penelitian
Bagi
Guru
Bimbingan
ini sejalan dengan penelitian Supriati
Konseling Dapat menggunakan bimbingan
(2013) yang menyatakan bahwa bimbingan
kelompok teknik roleplay sebagai salah
kelompok
satu
teknik
roleplay
dapat
menurunkan perilaku agresif.
alternatif
layanan
yang
dapat
menurunkan perilaku agresif siswa namun harus tetap memperhatikan tahap-tahap roleplay dan melakukan tahap reenactment. 5
Dan bagi peneliti selanjutnya disarankan
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002
agar melakukan penelitian terutama dengan
205010-3-BAB%20II.pdf diakses
topik agresif fisik, verbal, dan permusuhan
19 Januari 2016
sehingga memiliki hasil yang pasti dengan
Reyna, Cecilia.(2011). The Buss-Perry
lebih menurunkan perilaku agresif siswa.
Aggression Questionere: Construct validity and gender invariance among Argentinean
DAFTAR PUSTAKA
adolescents. international Journal of
Azwar, S. (2000).Reabilitas dan Validitas.
Psychological Reseach. Vol 4. No. 2
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Krahe, B. (2005). Perilaku agresif.
Bradley, T. Erford. (2016). 40 Teknik
PUSTAKA PELAJAR:
Konseling yang harus dikuasai setiap
Yogyakarta.
Konselor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lestari, Zuni. (2014). Efektivitas RolePlay
Bryan and Smith. (2001). Journal of
Dalam Mengurangi Perilaku
Research in Personality 35, 138–
Agresif Pada Siswa SMP. Skripsi
167 (2001)
tidak diterbitkan. Ningsih. (2012). Mengurangi Perilaku
Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire.
Agresif pada Siswa Broken Home
Journal of Personality and Social
menggunakan Layanan Konseling
Psychology, 63, 452-459
Behaviouristik dengan Teknik
Hermawan, Oky. (2014). Mengurangi
RolePlay di SMK Andalusia
Perilaku Agresif Melalui
Prayitno. (1999). Layanan Bimbingan Dan
Layanan Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok (Dasar dan
pada Siswa Kelas XI IS 2 SMA
Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia
Negeri 2 Salatiga Semester II
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Tahun Pelajaran 203/2014
Kualitatif, Kuantitatif dan RND.
Resitha, Dewi Ayu. Hubungan Antara
Bandung: Alfabeta
Kecenderungan Pola Asuh
Suharto, Tendik Dwi. (2014). Pemanfaatan
Otoriter. Skripsi tidak diterbitkan.
Bimbingan Kelompok Teknik 6
Roleplay untuk Mengurangi
esisdoc/Bab2/2012-2-00033-
Tindakan Bullying Pada Siswa
PS%20Bab2001.pdf diakses tgl 19
Kelas VII A SMP Kristen 2
Januari 2016
Salatiga Suntari, Eria. (2015). Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Roleplay terhadap Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII E SMP 1 Barat Kabupaten Magetan Supriati. (2013). Keefektifan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Roleplay
Untuk Mengurangi
Perilaku Agresif Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Bhinneka Karya Klego Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 Suwanda, M.S. (2011). Desain Eksperimen. Bandung: Penerbit Alfabeta Wahyuningsih, Lenny. (2013). Penggunaan Teknik Bermain Peran Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Weru. Widian Poetra, Chinranaya. (2012). Gambaran Agresivitas Andikpas Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang. Tangerang: Binus. http://library.binus.ac.id/eColls/eTh 7