PENERAPAN METODE LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 GOLONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
JURNAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Studi Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH: FAUZAN HABIBI E1E 212 066
PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No. 62 Mataram NTB 83125 Telp. (0370) 623873
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI Jurnal skripsi yang disusun oleh: Fauzan Habibi (E1E212066), dengan judul : “PENERAPAN METODE LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 GOLONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. Telah diperiksa dan disetujui:
ii
PENERAPAN METODE LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 GOLONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh : Fauzan Habibi, H. Muhammad Yusuf, Hj. Nurhasanah.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa sehingga di lakukan penelitian di sekolah ini. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas IV SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan penerapan metode pembelajaran learning community (masyarakat belajar). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri 2 kali pertemuan dan di tempuh melalui empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, tes hasil belajar dan dokumentasi. Observer pada penelitian ini sebanyak satu orang yaitu : guru kelas IV. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 62,36, dengan ketuntasan kelaksikal yaitu 36,36% sedangkan skor perolehan aktivitas siswa 42% yang berkategiri aktif dan aktivitas guru 68% yang berkategori sangat baik . Pada siklus II terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata siswa yaitu 86,72 dengan ketuntasan klasikal 86,36% sedang dengan skor perolehan aktivitas siswa yaitu 63,88% dengan kategori sangat aktif dan aktivitas guru yaitu 84,72% dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi indikator yang ingin dicapai. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode learning community pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: Learning Community (Masyarakat Belajar) dan Hasil belajar IPS.
iii
APPLICATION METHODS LEARNING COMMUNITY (COMMUNITY LEARNING) TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IPS CLASS IV SDN 2 GOLONG YEAR ACADEMIC 2015/2016. By: Fauzan Habibi, Drs. H. Muhammad Yusuf, Hj. Nurhasanah.
Teacher Education Courses Elementary Schools Department of Science Education, FKIP Mataram University Email:
[email protected]
ABSTRACT This research was motivated by the low student learning outcomes so that in doing research in this school. This study was a classroom action research that aims to improve student learning outcomes in social science subjects in grade IV SDN 2 Golong in the academic year 2015/2016, with the application of learning methods learning community (learning community). This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings and travel through four stages: planning, implementation, monitoring/ observation, and reflection. The research instrument is observation sheet, achievement test and documentation. Observer in this study as many as one person, namely: fourth grade teacher. And the results showed that the average student learning outcomes in the first cycle is 62.36, with a thoroughness kelaksikal ie 36.36% while acquisition activity score of students 42% were categorized as inactive and the activities of teachers 68% were categorized as very good. In the second cycle an increase in the average value is 86.72 students with classical completeness with a score of 86.36% was the acquisition of 63.88% of student activity is categorized as very active and the activity of teachers ie 84.72% with a very good category. This means a Class Action Research (PTK) has met the indicators to be achieved. Therefore, based on the results of this study concluded that the application of community learning methods in social science subjects can improve student learning outcomes SDN 2 Golong fourth grade in the academic year 2015/2016. Keywords: Learning Community (Learning Community) and Learning Outcomes IPS
iv
A. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang sekolah dasar (SD/MI) sampai sekolah menengah (SMA/MA/SMK), dan didalam kurikulum sekolah pada hakikatnya IPS merupakan mata pelajaran wajib sebab mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, prinsip, prosedur, generalisasi dan teori berkaitan dengan isu dan masalah sosial. Berdasarkan hasil observasi dengan melakukan wawancara kepada guru kelas dan menganalisis data hasil belajar siswa yang dilakukan pada tanggal 7 dan 17 Desember di SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016. Terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya: 1. Penggunaan metode pembelajaran yang belum optimal. Metode pembelajaran yang sering kali diabaikan oleh guru dalam proses pembelajaran, padahal metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan tercapai secara optimal, namun guru kelas di SDN 2 Golong masih menggunakan metode lama yang masih monoton seperti ceramah dan penugasan (PR). Penggunaan metode pembelajaran yang memiliki kontribusi tinggi untuk pemahaman konsep IPS dan program yang menitik beratkan pada pengembangan individu, siswa sebagai aktor sosial belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan: a. Rendahnya minat dan motivasi siswa b. Siswa menjadi enggan untuk melakukan kerjasama atau diskusi kelompok, c. Siswa menjadi belum terbiasa untuk saling bertukar pendapat. d. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran baik dalam berdiskusi kelompok atau sharing antar teman menjadi kurang optimal, dan e. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS menjadi banyak yang belum mencapai atau memenuhi KKM yang telah di tetapkan sekolah. Dapat dilihat pada tabel berikut:
1
Tabel 1.1 Nilai ulangan semester 1 (ganjil) siswa kelas IV SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016, sebagai berikut : No Nilai Jumlah Siswa 1 35 1 2 50 1 3 52,5 1 4 55 5 5 57,5 3 6 60 2 7 62,5 2 8 65 4 9 67,5 1 10 70 1 11 72,5 1 Jumlah 22 Nilai Rata-Rata 29,43 Ketuntasan Belajar Klaksikal 10% Sumber: Nilai murni hasil ulangan semester ganjil siswa kelas IV SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan tabel diatas, jumlah kseluruhan siswa kelas IV yaitu 22 siswa dan dari keseluruhan siswa yang dapat dilihat dari tabel diatas, menunjukkan bahwa 90% siswa yaitu 20 orang siswa belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan 10% siswa yaitu 2 orang siswa lainnya sudah memenuhi KKM dengan standar nilai 70. Dari hasil tersebut dapat diambil suatu kesimpulan yaitu ketuntasan belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Golong tahun pelajaran 2015/2016 sangat rendah karena masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Maka salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan dan dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah melalui metode Learning Community (Masyarakat Belajar). Langkah-langkah pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa dengan berbagai latar belakang kemampuan dan kondisi sosial yang berbeda untuk bekerja sama saling berbagi informasi dan mengungkapkan penddapat dan belajar saling menghargai satu dengan yang lainnya dan memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Dengan metode learning community (masyarakat belajar) dapat meningkatkan hasil belajar IPS
2
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPS setelah menerapkan metode Learning Community (Masyarakat Belajar) pada siswa kelas IV SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Kajian Pustaka Dan Hipotesis Tindakan 1. Metode Learning Community (Masyarakat Belajar) Metode pembelajaran Learning Community adalah salah satu bagian dari komponen CTL (Contextual Teaching and Learning). Learning community adalah hasil pembelajaran yang dapat diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari hasil sharing antar teman, kelompok, antar kelompok dan antar mereka yang tahu dengan belum tahu, dengan pendekatan kontekstual. Dalam hal tertentu, guru dapat mengundang orang-orang yang dianggap memiliki keahlian khusus untuk membelajarkan siswa. Misalnya, dokter untuk memberikan atau membahas masalah kesehatan, para petani, tukang reparasi radio, dan lain-lain. Demikanlah masyarakat belajar, setiap orang bisa saling terlibat; bisa saling membelajarkan, bertukar informasi dan bertukar pengalaman 2. Hasil Belajar IPS Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang di sebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional. Tujuan telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional (Abdurahman, 2003: 37-38). 3. Pembelajaran IPS SD Hakikat pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapakan melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benar-benar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir keritis. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: a. Sahabuddin yang berjudul dengan judul: Meningkatkan hasil belajar matematika melalui strategi Learning Community pada siswa kelas V SDN Negri Lekong kecamatan alas barat kabupaten sumbawa tahun pelajaran 2013/2014” 3
b. Wira Hidayati (2013), dengan judul: Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode Learning Community pada siswa kelas 1 SDN 45 Ampenan Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari kajian teori dii atas hipotesis pada penelitian ini adalah jika metode Learning Community (Masyarakat Belajar) di terapkan pada siswa kelas IV SDN 2 Golong tahun pelajaran 2015/2016, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. C. Pelaksanaan Penelitian Lokasi Penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas IV di SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penyusuunan proposal dilakukan pada mulai pada awal bulan Februari 2016 2. Siklus I dilakukan pada tanggal 14 dan 21 Mei 2016. 3. Siklus II dilakukan pada tangggal 24 dan 26 Mei 2016 4. Penyusunan skripsi dilakukan pada awal bulann Juni 2016. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Golong yang berjumlah 22 orang siswa yang terdiri dari10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Observer dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SDN 2 Golong. Faktor-faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini diantaranya adalah faktor guru, yang diteliti adalah kemampuan guru dalam menerapkan metode learning community dan faktor siswa, yang diteliti yaitu dengan melihat hasil belajar siswa selama proses pembelajaran sebagai dampak penerapan pembelajaran yang berorientasi pada metode learning community. Variabel penelitian ini dibagi menjadi variabel harapan dan variabel tindakan. Definisi operasional variabel harapan yaitu hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disebabkan karena pencapaian penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses pembelajaran, pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada hasil belajar kognitif anak yang dapat dilihat melalui tes. Definisi operasional variabel tindakan yaitu metode learning community, metode learning community (masyarakat belajar) yaitu kegiatan pembelajaran yang di peroleh dari kerjasama dengan orang lain (guru, siswa dan narasumber), hasil sharing, bertukar pendapat sehingga terjadi komunikasi dua arah antara peserta didik dalam pembelajaran IPS. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan setiap siklus, yaitu 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2x35 menit untuk setiap pertemuan.
4
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut. 1. Sumber Data dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari selurus siswa kelas IV semester II dengan jumlah siswa 1 orang, serta peneliti sebagai pengajar dan guru kelas sebagai observer. Adapun jenis-jenis data sebagai berikut: a. Data kualitatif, berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran dikelas berlangsung. b. Data kuantitatif, berupa skor hasil tes atau evaluasi belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut. 2. Sumber Data dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari selurus siswa kelas IV semester II dengan jumlah siswa 1 orang, serta peneliti sebagai pengajar dan guru kelas sebagai observer. Adapun jenis-jenis data sebagai berikut: a. Data kualitatif, berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran dikelas berlangsung. b. Data kuantitatif, berupa skor hasil tes atau evaluasi belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu: 1. Lembar Pengamatan (Observasi) a. Lembar Observasi Aktivitas Guru Indikator keberhasilan aktivitas guru ditandai dengan aktivitas guru berkategori baik pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode learning community. b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Observer akan mengamati aktivitas siswa. Indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif pada proses pembelajaran. Beberapa aspek penilaian aktivitas belajar adalah sebagai berikut: 1) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 2) Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada metode lerning community. 3) Interaksi siswa dengan guru 4) Aktivitas siswa dengan penerapan metode learning community. 5) Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok 6) Partisipasi dalam refleksi hasil belajar
5
2. Tes Hasil Belajar Data hasil belajar bersumber dari siswa yang diambil dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan isian yang telah dibuat oleh peneliti. Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung yang berorientasi pada metode learning community (masyarakat belajar). a. Data Aktivitas Siswa Adapun teknik penilaian untuk aktivitas belajar siswa terdiri dari 6 indikator, setiap indikator terdiri dari 3 deskriptor dan mempunyai skala 4. Penskoran dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Skor 4 diberikan jika deskriptor yang diamati dilakukan oleh siswa antara 75 – 100 % (19 – 22 orang siswa) 2) Skor 3 diberikan jika deskriptor yang diamati dilakukan oleh siswa antara 50 – 74 % ( 13 – 18 orang siswa) 3) Skor 2 diberikan jika deskriptor yang diamati dilakukan oleh siswa antara 25 – 49 % (7 – 12 orang siswa) 4) Skor 1 diberikan jika deskriptor yang diamati dilakukan oleh siswa antara 0 – 24 % (1 – 6 orang siswa) Data aktivitas belajar siswa di atas dianalisis dengan cara sebagai berikut: Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka data hasil observasi diolah menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal). 1) Menentukan Skor Maksimal ideal (SMI) Mentukan Skor Maksimal Ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai jika semua item dapat tercapai. Banyaknya indikator = 6 Banyaknya deskriptor tiap indikator = 3 Skor maksimal untuk setiap deskriptor = 4 Skor minimal untuk setiap deskriptor = 1 Jadi Skor Maksimal Ideal (SMI) = 6 x 3 x 4 = 72 Sedangkan skor minimal semua indikator = 6 x 3 x 1 = 18 2) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) dengan rumus. Rumus : MI = ½ (skor maksimal + skor minimal) = ½ (72+18) = 45 SDI = 1/5 (skor maksimal – skor minimal) = 1/5 (72-18) = 10,8 =11
6
a) Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa Berdasarkan skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas siswa dijabarkan pada tabel berikut ini (Nurkancana, 1990: 103). Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Pedoman Konversi Interval Skor Kategori X ≥ MI + 1,5 SDI MI + 0,5 SDI ≤ X < MI +1,5 SDI MI 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI MI 1,5 SDI ≤ X < MI 0,5 SDI X < MI 1,5 SDI
X ≥ 62 51 > X ≤ 62 40 > X ≤ 51 29 > X ≤ 40 X ≤ 29
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
b. Data Aktivitas Guru Pengolahan data untuk aktivitas guru dalam pembelajaran sama dengan cara pengolahan aktivitas siswa yaitu menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal). Menentukan skor aktivitas guru untuk masing-masing deskriptor yaitu: 1) Skor 1 diberikan jika deskriptor yang dilakukan kurang baik (tiadak ada deskriptor yang terlaksanakan) 2) Skor 2 diberikan jika deskriptor yang dilakukan cukup baik (1 deskriptor dilaksanakan) 3) Skor 3 diberikan jika deskriptor yang dilakukan baik (2 deskriptor dilaksanakan) 4) Skor 4 diberikan jika deskriptor yang dilakukan sangat baik (3 deskriptor dilaksanakan Berdasarkan skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas guru dijabarkan pada tabel berikut ini (Nurkancana dan Sunarta, 1990: 103). Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Mengajar Guru Pedoman Konversi Interval Skor X ≥ MI + 1,5 SDI MI + 0,5 SDI ≤ X < MI +1,5 SDI MI 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI MI 1,5 SDI ≤ X < MI 0,5 SDI X < MI 1,5 SDI
7
X ≥ 62 51 > X ≤ 62 40 > X ≤ 51 29 > X ≤ 40 X ≤ 29
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
c. Data Hasil Belajar Siswa Analisis data untuk mengetahui hasil evaluasi siswa adalah sebagai berikut: 1) Ketuntasan individu Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu apabila mampu memperoleh nilai ≥70 sebagai standar ketuntasan belajar minimal. Nilai akhir individual per siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut: S or erolehan ilai S or Ma simal 100 (Purwanto, 2011: 207). d. Menghitung Nilai Rata-rata X
X N
Keterangan:
X
: Nilai rata-rata
∑X
: Jumlah seluruh skor
N
: Subjek
(Sudjana, 2012: 109). e. Ketuntasan klasikal ∑ Sis a an
un as belajar
100
Keterangan: P : Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal adalah ketuntasan keseluruhan dalam setiap mata pelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah. Di SDN 2 Golong ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu minimal 75% dari seluruh siswa mendapa nilai ≥ 70 sesuai den an KKM an elah ditentukan.
8
Indikator Kinerja 1. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas siswa dalam belajar mencapai kategori aktif. 2. Kemampuan guru dalam menerapkan metode Learning Community (Masyarakat Belajar) dikatakan berhasil apabila kriteria aktivitas guru minimal berkategori baik. 3. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila tercapai ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 75% dari seluruh siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian yang diperoleh sebagai berikut: 1. Siklus I Jumlah siswa yang mencapai KKM 8 orang (36,36%), nilai siswa yang kurang dari KKM 14 orang ,skor aktivitas guru 49 dengan kategori cukup baik dan skor aktivitas siswa 30 dengan kategori kurang aktif. Penelitian belum tuntas dan dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II Jumlah siswa yang mencapai KKM 19 orang (86,36%). Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 47, rata-rata kelas adalah 86,72, skor aktivitas guru 61 dengan kategori sangat baik dan skor aktivitas siswa 46 dengan kategori aktif. E. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan telah diterapkannya metode pembelajaran learning community (masyarakat belajar) pada siswa kelas IV SDN 2 Golong pada mata pelajaran IPS dengan materi pembahasan yakni tentang perkembangan teknologi produksi serta pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Melalui pembelajaran yang berorientasi pada metode learning community (masyarakat belajar) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN 2 Golong Tahun Pelajaran 2015/2016. Saran-saran yang diajukan oleh peneliti adalah: 1. Bagi siswa Siswa diharapkan lebih giat dan mampu menggunakan kesempatan dalam belajar secara kelompok agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat bertukar pendapat dengan teman-temanya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya pada mata pelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lainya.
9
2. Bagi guru, a. Guru kelas IV dalam pembelajaran dengan menerapkan metode learning community (masyarakat belajar) dapat dijadikan alternatif pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar IPS. b. Guru diharapkan dapat memberikan pengayaan serta remidial terhadap siswa yang belum memenuhi standar yang telah ditentukan atau siswa yang belum tuntas pada KKM yang telah di tetapkan. 3. Bagi sekolah a. Kepala sekolah, semoga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran learning community (masyarakat belajar).
10
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Arikunto Suharsimi dkk. 2012. Pnelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hariyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah. Mataram: Cerdas Press. Hidayati Wira. 2013. Meningkatkan Kemampuan Membaca Dengan Metode Learning Community Pada Siswa Kelas 1 SDN 45 Ampenan Tahun Pelajaran 2013/2014. Mataram: Univeritas Mataram. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia Ischak SU dkk. 2002. Penidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nanang Hanifah dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditya. Nurkencana, Wayan dan Sunarta.1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Sahabuddin. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Learning Community Pada Siswa Kelas V SDN Negri Lekong Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa Tahun Pelajaran 2013/2014. Mataram: Universitas Mataram. Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Bandung: Fajar Interprtama Mandiri. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahidmurni dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kopetensi dan Praktik. Malang: Nuha Litera.
11