PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU ASERTIF ANTAR SEBAYA PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Elga Andina Paramita Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah eksperimen. Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar yang berjumlah 189 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data perilaku asertif antar sebaya sebelum dan sesudah pemberian bimbingan kelompok, sedangkan metode dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang identitas siswa. Teknik analisis data menggunakan rumus t test. Berdasarkan dari analisis data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Ini dibuktikan dengan t hitung = 7,344 dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) = 32-1 = 31 dalam taraf signifikansi 5% dan 1%, yaitu 2,042 dan 2,750. Jadi dapat disimpulkan t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,042<7,344>2,750. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikan 5% dan 1%. Kata Kunci : Bimbingan kelompok, Perilaku Asertif Antar Sebaya
1
THE EFFECT OF GROUP GUIDANCE TOWARD PEER ASSERTIVE BEHAVIOUR AT CLASS VIII OF SMP NEGERI 1 GONDANGREJO KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By : Elga Andina Paramita Sari
ABSTRACT
The research is aimed at finding out whether or not there is an effect of Group Guidance toward Peer Assertive Behaviour at Class VIII of SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar in the Academic year 2015/2016. The research design was experimental research. The population was class VIII of SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar which consists of 189 students. The samples were 32 students taken by using simple random sampling. The technique of collecting data employed questionnaire and documentation. Questionnaire was used to collect the data about peer assertive behavior before and after given Group Guidance, while documentation method was used to gain the data about students’ identity. The technique of analyzing data used t test. Based on the data analysis, it can be concluded that there is an effect of Group Guidance toward Peer Assertive Behaviour at Class VIII of SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar in the Academic year 2015/2016. This can be seen from t count = 7,344 compared with t table with d.b = (N-1) = 32-1 = 31 and significance level of 0,05 and 0,1 resulting 2,042 and 2,750. Hence, it can be concluded that t count is higher that t table or 2,042<7,344>2,750. Therefore, the hypothesis “there is an effect of Group Guidance toward Peer Assertive Behaviour at Class VIII of SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar in the Academic year 2015/2016” is accepted either in the significance level of 0,05 or 0,1. Key words : Group Guidance, Peer Assertive Behavior
2
secara sosial dan selalu dapat memperhitungkan perasaan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang asertif lebih mampu menghadapi konflik dan kecemasan daripada orang yang tidak asertif. Orang yang asertif mampu memberikan tanggapan terhadap masalah yang mempengaruhi hidupnya, mampu membela diri ketika diperlakukan tidak adil, dan mampu menyatakan cintanya terhadap orang yang berarti dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak asertif secara umum mengalami stres yang meningkat yang disertai munculnya kemarahan, frustrasi, perasaan terbebani secara tidak adil, dan ketidakberdayaan untuk melakukan apa yang diinginkan. Kenyataannya perilaku asertif di kalangan masyarakat Indonesia saat ini dan khususnya pada remaja dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini ditandai oleh semakin menurunnya kesediaan untuk berani menyampaikan pikiran atau perasaan yang sebenarnya kepada orang lain, kecenderungan untuk mengungkapkan perasaan secara agresif, adanya kecenderungan menyalahkan orang lain bila terdapat konflik, tidak berani membela hakhaknya ketika diperlakukan tidak adil dan membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukannya, dan meningkatnya upaya penyelesaian konflik dengan kekerasan. Salah satu momen yang banyak para peneliti amati biasanya adalah kejadian saat seorang remaja sedang jatuh cinta. Saat itu seorang remaja menjadi tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sikap tegas di beberapa kalangan masyarakat saat ini cenderung menurun. Banyak orang yang susah tegas dengan beberapa penawaran yang dihadapkan. Untuk itu beberapa orang perlu perilaku asertif guna menunjang membentuk sikap tegas pada dirinya karena orang yang bersifat tegas akan cenderung lebih sukses. Apalagi bagi peserta didik sikap tegas sangat diperlukan untuk mewujudkan masa depan yang sukses. Perilaku Asertif yaitu perilaku tegas, yang biasa diartikan ketegasan diri. Ketegasan diri berarti perilaku orang yang cenderung membuat orang dapat menyatakan apakah dirinya setuju atau tidak. Misalnya siswa yang diajak temannya bermain, padahal pekerjaan rumahnya banyak maka ia harus berani bersikap tegas untuk mengatakan tidak tanpa harus melukai perasaan temannya tersebut. Sehingga perilaku asertif sangat penting bagi kalangan remaja atau siswa yang sedang menempuh dunia pendidikan. Perilaku asertif adalah sebuah istilah yang bermakna luas. Perilaku asertif setidaknya meliputi tiga kelompok perilaku yang umum, yaitu : kemampuan untuk menolak permintaan orang lain dengan tepat dan dapat diterima secara sosial, kemampuan untuk mengemukakan pendapat dan perasaan secara tepat, dan kemampuan untuk berekspresi secara benar terhadap permintaan seseorang. Dengan demikian, orang yang berperilaku asertif akan mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara jujur, membuat respon-respon yang dapat diterima
3
perasaannya kepada orang yang dicintainya, merasa kurang percaya diri pada kemampuannya, dan membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukannya, dan sangat jarang yang berinisiatif untuk berani secara jujur mengungkapkan isi hatinya. Contoh yang lain adalah banyaknya upaya penyelesaian konflik di antara pelajar SMP dan SMU dengan tawuran dan bahkan merusak segala fasilitas umum atau terkadang dengan salingmelukai atau membunuh. Sesuai observasi di SMP Negeri 1 Gondangrejo ada beberapa hal yang sesuai dengan tanda-tanda menurunnya perilaku asertif di kalangan siswa. Hal tersebut ditandai dengan perilaku : 1. Merasa kurang percaya diri pada kemampuannya. 2. Rasa menghargai terhadap orang lain rendah. 3. Membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukannya. 4. Sangat jarang ada siswa yang berinisiatif untuk berani secara jujur mengungkapkan isi hatinya atau menyampaikan pendapat. 5. Menyelesaikan masalah dengan agresif atau kekerasan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan masih banyak orangorang yang kurang memahami pentingnya perilaku asertif, termasuk siswa-siswi yang belajar di lembaga pendidikan. Hal ini tentunya menjadi suatu pelajaran yang tidak mudah bagi tenaga pendidik dan guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta didik memiliki perilaku asertif yang tinggi. Demikian pula masalah yang dihadapi pada siswa kelas VIII di
SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar, mereka kurang memiliki perilaku asertif yang tinggi. Hal ini disebabkan siswa di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar minim menerima layanan Bimbingan Kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap, dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan diri. Dalam meningkatkan perilaku asertif siswa bimbingan kelompok sangat menarik untuk diterapkan oleh guru Bimbingan dan Konseling karena salah satu keuntungan bimbingan kelompok dapat memanfaatkan pengaruh-pengaruh seseorang atau beberapa orang individu terhadap anggota lainnya. Penelitian tentang Perilaku Asertif pernah dilakukan juga oleh Dwi Kusuma Wardani mahasiswa Universitas Negeri Semarang dengan judul “Hubungan Perilaku Asertif dengan Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas IX SMA Bhakti Praja Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2009/2010”. Berdasarkan judul penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif sangat menarik untuk diteliti karena perilaku asertif sangat penting untuk siswa. Penelitian berikutnya akan dilakukan menggunakan pengaruh bimbingan kelompok bukan korelasi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
4
melakukan penelitian “Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Asertif Antar Sebaya Pada Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Gondangrejo Karanganyar Pelajaran 2015/2016?”
Tahun
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang disampaikan pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar memiliki perilaku asertif antar sebaya yang rendah. 2. Masih minimnya pemberian layanan bimbingan kelompok, sehingga siswa kurang memiliki pemahaman yang tinggi terhadap perilaku asertif yang menjadikan perilaku asertif antar sebaya siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar rendah.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini : a. Dapat memberikan kontribusi kepada pengembangan teori Bimbingan dan Konseling khususnya bimbingan kelompok dan pengembangan perilaku asertif. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian sejenis berikutnya dengan tempat dan subjek penelitian yang berbeda sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih valid dan memuaskan. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan : a. Bagi Siswa Dapat meningkatkan perilaku asertifnya sehingga dapat menciptakan karakter yang berkualitas tinggi pada siswa di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar. b. Bagi Guru Dapat memberikan acuan kepada guru Bimbingan dan Konseling agar supaya lebih
Pembatasan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini masalahnya dibatasi pada : “Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Asertif Antar Sebaya Pada Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016” Perumusan Masalah Uraian latar belakang di atas dapat digunakan untuk merumuskan permasalahan sesuai dengan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu : “Apakah ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1
5
variatif dalam memberikan layanan dan sekaligus dapat meningkatkan perilaku asertif siswa yang akhirnya dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan bahagia. c. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkahlangkah kebijakan bagi sekolah, sehingga sekolah dapat memberikan fasilitas yang memadai bagi terlaksananya programprogram layanan Bimbingan dan Konseling.
2. Sampel Sampel adalah kelompok kecil yang diambil dari lingkungan populasi dan kemudian diobservasi atau dilakukan penelitian (Samsudi, 2009 :40). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah salah satu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar yang berjumlah 32 siswa yaitu kelas VIII C. 3. Sampling Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik ini dilakukan dengan cara undian dari semua kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar, yang terdiri dari 6 kelas, yaitu kelas : VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F. Setelah dilakukan teknik Simple Random Sampling ternyata yang terpilih adalah kelas VIII C.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian ini adalah di SMP N 1 Gondangrejo Karanganyar. Adapun pemilihan lokasi tersebut dengan alasan adanya relevansi masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai akhir bulan Februari sampai dengan awal bulan April 2016 di SMP N 1 Gondangrejo Karanganyar. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2010 : 8). Adapun populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 189 siswa.
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2012 : 38-38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel : 1. Variabel Independen (variabel bebas) : variabel bebas adalah
6
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini biasanya sering diberi kode (X). Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu bimbingan kelompok (X). 2. Variabel Dependen (variabel terikat) : variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini biasanya sering diberi kode (Y) Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu perilaku asertif antar sebaya (Y).
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penilitian (Riduwan, 2013 : 31). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data-data siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Suharsimi Arikunto, 2006 : 211). Pegujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen dalam pengukuran variabel dapat digunakan untuk mengukur secara cermat topik yang dibahas. Adapun item dikatakan valid atau tidak yaitu dengan menguji item tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih tepat digunakan suatu alat pengumpulan data sebagai berikut : 1. Angket Angket atau kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Item-item atau daftar pertanyan dalam angket bukan dimaksudkan untuk menguji kemampuan responden sebagaimana alat dan teknik tes, melainkan pertanyaan pada angket dimaksudkan untuk menggali informasi dari responden. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
∑ √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
∑ ∑
}
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi X : Jumlah X ganjil Y : Jumlah Y genap N : Jumlah subjek (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170).
7
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178). Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah teknik belah dua dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menggunakan Korelasi Product Angka Kasar ∑ √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
Teknik Analisis Data Setelah data-data terkumpul terutama data yang diperlukan dalam menganalisis data ini penulis menggunakan analisis data rumus uji-t (t-test) :
√
Keterangan : t = t-test MD = Mean defferences atau perbedaan dua mean. ∑ 2 = Deviasi individual dari MD N = Jumlah Subjek (Fadjeri, 2011 : 44)
rumus Moment ∑ ∑
∑
}
Keterangan : rxy : koefisien korelasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh t hitung yaitu sebesar 7,344 (lampiran 15), selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) Jadi (32-1)= 31 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,042 dan 2,750. Jadi dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,042<7,344>2,750. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016” tidak terbukti kebenarannya. Maka hipotesis kerja
X : Jumlah X ganjil Y : Jumlah Y genap N : Jumlah subjek (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170). b. Kemudian hasil dari penghitungan di atas dimasukkan ke dalam rumus Spearman-Brown sebagai berikut :
Keterangan : r11 :Koefien reliabilitas soal yang sudah disesuaikan :Korelasi antara skor-skor setiap belahan soal (Suharsimi Arikunto, 2006 : 180).
8
yang menyatakan “Ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Prayitno (2012 : 151-152) tujuan khusus bimbingan kelompok pada dasarnya terletak pada : bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topiktopik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkan tingkah laku yang lebih efektif dan bertanggung jawab. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan. Dalam hal ini peran guru pembimbing sangat diperlukan agar siswa memiliki perilaku asertif antar sebaya yang tinggi. Guru pembimbing dituntut mampu menerapkan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu layanan bimbingan dan konseling yang bisa diterapakaan untuk membantu siswa dalam memahami potensi diri adalah dengan memberikan bimbingan kelompok sehingga dapat meningkatkan hubungan pribadi sosial siswa dalam mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Sebaliknya apabila perilaku asertif rendah akan menghambat hubungan pribadi sosial siswa dan tidak akan mencapai tujuan hidup yang diinginkan seperti pengertian perilaku asertif menurut pendapat Sugiyo (2005 : 105) bahwa orang tersebut telah belajar dari hidupnya untuk mendapatkan apakah dia lurus
Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat diterima dengan baik, pada taraf signifikansi 5% dan 1% bahwa “Ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016”. Dapat penulis jelaskan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok berpengaruh signifikan terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII C SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan demikian dapat dikatakan bimbingan diperoleh t hitung yaitu sebesar 7,344 yang selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) Jadi (32-1)= 31 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,042 dan 2,750 atau 2,042<7,344>2,750. Di SMP N 1 Gondangrejo sebelumnya perilaku asertif antar sebaya siswa sangat rendah, seperti kurangnya rasa percaya diri pada siswa, susah menolak ajakan jelek, berkata sesuka hati, dan menyelesaikan masalah dengan kasar. Wujud dari bimbingan kelompok yang diharapkan adalah siswa memiliki perilaku asertif yang tinggi secara nyata yang diaplikasikan dalam kehidupan
9
dan tegas dan berkomunikasi dengan cara-cara yang jujur serta konstruktif. Terbukti setelah pemberian bimbingan kelompok yang dilaksanakan empat kali pertemuan, perilaku asertif siswa meningkat. Siswa lebih memahami apa itu perilaku asertif antar sebaya dan pentingnya perilaku asertif antar sebaya sehingga siswa dengan sendirinya sadar dan menerapkan perilaku asertif antar sebaya dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi setelah dilihat dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bimbingan kelompok berpengaruh terhadap perilaku asertif antar sebaya. Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan bisa membantu siswa dalam meningkatkan perilaku asertif antar sebaya.
kelas VIII SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan t tes diperoleh nilai t hitung yaitu sebesar 7,344. Selanjutnya t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) Jadi (32-1)= 31 dalam taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,042 ternyata hasil analisis data yang diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu sebagai berikut 2,042<7,344>2,750. Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat disarankan beberapa hal kepada: 1. Sekolah Diharapkan, hasil penelitian ini dapat digunakan bagi kepala sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan perilaku asertif siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok. 2. Guru Diharapkan Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Gondangrejo sebaiknya melaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok secara menarik dan terprogram, supaya siswa lebih termotivassi dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dan mampu meningkatkan
Keterbatasan Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih kurang sempurna karena keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan adanya kelemahan pada instrumen penelitian yang digunakan sehingga mempengaruhi hasil penelitian. 2. Terbatasnya jumlah sampel yang digunakan yang memungkinkan terjadinya perbedaan hasil bila diteliti pada jumlah sampel yang lebih banyak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data secara statistik tentang pengaruh bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif antar sebaya pada
10
3.
perilaku asertif pada diri mereka masing-masing. Siswa Diharapkan siswa sebaiknya meningkatkan minat, motivasi dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan untuk meningkatkan perilaku asertif yang ada pada diri mereka.
Praktik. Jakarta: Asdi Maha Satya.
DAFTAR PUSTAKA Fadjeri, 2011. Statistik. Surakarta : FKIP UNISRI Surakarta. Prayitno, 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang : Universitas Negeri Padang. Riduwan, 2010. Statistika. Alfabeta
Dasar-dasar Bandung :
,2013.SkalaPengukuranVari abel-VariabelPenelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyo, 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press. Samsudi, 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
11