PERAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh : Yongki Tiswan
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran layanan bimbingan kelompok dalam pengembangan kecerdasan interpersonal pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan bentuk deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Gondangrejo yang berjumlah 10 orang. Dan obyek penelitian ini adalah pengembangan kecerdasan interpersonal pada siswa. Keabsahan data yang digunakan adalah tehnik triangulasi sumber dan triangulasi metode, sedangkan untuk menganalisis datanya digunakan analisis interaktif dengan langkah-langkah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal siswa di bagi menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Melalui metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa setelah pemberian layanan bimbingan kelompok selama 4 kali pertemuan ada perubahan dan pengembangan terhadap kecerdasan interpersonal anak menjadi lebih baik, terbukti bahwa subyek yang memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal rendah yang awalnya cenderung pasif dalam kegiatan bimbingan dan mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok serta cenderung di jauhi oleh temannya. Setelah pemberian layanan bimbingan kelompok subyek tersebut sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan subyek sangat antusias dalam mengikuti bimbingan kelompok serta saling bersosialisasi dengan baik. Dengan kata lain terjadi dinamika kelompok. Kata kunci :
kecerdasan interpersonal, bimbingan kelompok, sekolah menengah pertama
1
Layanan yang tepat di berikan yaitu Layanan Bimbingan Kelompok. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008 : 78) pelayanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik (konseli) secara bersama – sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) dan atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan tertentu Layanan Bimbingan kelompok memberikan bantuan terhadap siswa karena : 1) Bimbingan kelompok lebih bersifat efektif dan efesien 2) Bimbingan kelompok dapat memanfaatkan pengaruh-pengaruh seseorang atau beberapa orang individu terhadap anggota lainnya. 3) Dalam bimbingan kelompok dapat saling tukar pengalaman diantara para anggotanya yang dapat berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku individu. 4) Bimbingan kelompok dapat merupakan awal dari konseling individual, sehingga bimbingan kelompok dapat di manfaatkan untuk mempersiapkan individu yang akan mendapat layanan konseling. 5) Bimbingan kelompok dapat menjadi pelengkap dari tehnik konseling individual dalam arti sebagai layanan untuk tindak lanjut dan konseling individual. 6) Bagi kasuskasus tertentu bimbingan kelompok dapat di guanakan sebagai subtitusi yakni di laksanakan karena kasus tidak dapat di tangani dengan tehnik lain. 7) Dalam bimbingan kelompok terhadapat kesempatan untuk menyegarkan pikiran.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Untuk menjadikan peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan Interpersonalnya siswa perlu di latih untuk menjalin suatu hubungan yang baik terhadap sesama di lingkungan sosial. Lingkungan sosial ini memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan orang lain dan saling menjalin suatu kerjasama dengan baik. Namun pada kenyataannya di lapangan masih banyak peserta didik yang belum dapat mengembangkan kecerdasan Interpsernalnya. Terbukti bahwa di SMP N 1 Gondangrejo kelas IX B masih terdapat beberapa peserta didik yang belum mampu mengembangkan kecerdasan Interpersonal diantaranya : 1) Masih terlihat sikap saling mementingkan kepentingan diri sendiri daripada membantu teman yang memerlukan suatu bantuan. 2) Terdapat peserta didik yang sulit menjalin hubungan sosial terhadap teman-teman sekelasnya karena dengan alasan urusan masingmasing dan tidak ingin ikut campur. 3) Peserta didik dalam suatu kegiatan di kelas maupun di luar kelas belum menunjukkan adanya kerjasama dalam menjalin relasi kerja yang baik misalnya, dalam hal gotong royong di sekolah. 4) Ada beberapa siswa yang masih menyendiri dalam suatu kelompok dan enggan berinteraksi. 5) Sulit menjalin persahabatan yang baik antar teman. Masalah - masalah di atas menunjukkan masih perlu adanya suatu layanan yang perlu di berikan terhadap peserta didik kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo agar membantu peserta didik menyelesaikan masalahnya yang berkaitan dengan bagaimana mengembangkan kecerdasan Interpersonal yang ada pada dirinya.
2
Identifikasi Masalah 1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas IX SMP N 1 Gondangrejo masih terpusat pada siswa atau peserta didik. 2. Siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo masih belum dapat mengembangkan kecerdasan Interpersonal pada dirinya. 3. Terdapat siswa atau peserta didik yang masih belum mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan teman-temanya. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah di fokuskan pada Lingkup penelitian “ Peran Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Pengembangan Kecerdasan Interpersonal pada siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016” . Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana peran layanan Bimbingan Kelompok dalam membantumengembangkan Kecerdasan Interpersonal pada siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo tahun ajaran 2015/2016 ?”. Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini yaitu : “Untuk mengetahui peran Layanan Bimbingan Kelompok dalam Pengembangan Kecerdasan Interpersonal pada siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo tahun ajaran 2015/2016”. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penulis mengharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terhadap guru dan khususnya guru Bimbingan dan konseling karena dengan adanya
2.
3
penelitian ini maka akan memberikan manfaat terhadap guru sebagai acuan dalam memberikan layanan bimbingan kelompok dengan permasalahan kecerdasan Interpersonal sebagai upaya pengembangan teori Bimbingan dan Konseling. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Dapat membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan Interpersonal melalui layana Bimbingan Kelompok pada siswa kelas IX B,agar kecerdasan Interpersonalnya dapat terasah dan berkembang sehingga peserta didik mampu menciptakan relasi sosial baru secara efektif dan dapat mengembangkan hubungan kerjasama yang baik dengan teman dan lingkungan sosial. b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan suatu layanan yang bervariasi dan menambah wawasan bagi guru khususnya guru Bimbingan dan Konseling untuk dapat melakukan inovasi melalui layanan Bimbingan Kelompok serta sebagai motivasi diriuntuk meningkatkan kemampuan Interpersonal yang ada pada Guru Bimbingan dan Konseling sehingga tidak hanya murid saja yang belajar mengembangkan kemampuan kecerdasan Interpersonal tetapi juga berguna untuk guru Bimbingan dan Konseling untuk selalu di terapkan di kehidupan sehari-hari.
c.
Bagi sekolah Dapat bermanfaat sebagai masukan dalam membina dan mengembangkan kecerdasan interpersonal dari masingmasing peserta didik agar dapat melahirkan peserta didik yang berkualitas dan unggul dalam kemampuan mennjalin hubungan yang baik di antaranya peserta didik memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal yang tinggi.
selenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Menurut Bennett dalam (Tatiek Romlah, 2006 : 14) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut : 1) Memberikan kesempatankesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. 2) Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan : a. Mempelajari masalahmasalah manusia pada umumnya. b. Menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi, menambah pengertian mengenai dinamika kepribadian, dan mengarah kan kembali energi yang terpakai untuk memecahkan kembali energi yang terpakai untuk memecahkan masalahmasalah tersebut dalam suasana yang permisif. 3) Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efeektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual. 4) Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif. Dengan mempelajari masalah-masalah yang umum dialami oleh individu dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatanhambatan emosional melalui kegiatan kelompok, maka
KERANGKA TEORITIS Deskripsi Teori 1. Definisi Layanan Bimbingan kelompok Menurut Rochman Natawidjaja dalam (Syamsu Yusuf,L,N dan A.Juntika Nurihsan, 2014 : 6) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang di lakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Menurut W.Y.H. Sproot dalam (Slamet Santosa, 2009 : 6) memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Menurut Gazda dalam (Prayitno dan Erman Amti, 2013 : 309) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada kelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok di
4
pemahaman terhadap masalah individu menjadi lebih mudah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa hal yang paling penting dalam kegiatan bimbingan pada umumnya dan bimbingan kelompok pada khususnya adalah bahwa bimbingan merupakan proses belajar baik bagi para petugas bimbingan maupun bagi individu yang di bimbinng. Proses belajar ini berlangsung baik dalam kegiatan bimbingan individual maupun bimbingan kelompok. Ada beberapa fungsi bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai berikut : 1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman diri. 2) Fungsi pencegahan, yaitu akan menghasilkan terhindarnya siswa dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, ataupun mmenimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses perkembangannya. 3) Fungsi perbaikan, yaitu teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. 4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yang akan menghasilkan terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan (prayitno dam Erman Kamti, 2013 : 197 ). Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan yaitu :
1) 2) 3) 4) 5)
2.
5
Tahap pembentukan Tahap peralihan Tahap kegiatan Tahap penyimpulan Tahap penutupan Beberapa tehnik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu : 1) Tehnik pemberian informasi (Ekspository Techniques) 2) Diskusi Kelompok 3) Tehnik pemecahan Masalah (Problem-Solving Techniques) 4) Permainan Peranan (Role Playing) 5) Permainan Simulasi (simulation Games) 6) Karya Wisata (Field Trip) 7) Teknik Penciptaan Suasana Kekeluargaan (Tatiek Romlah, 2006 : 86-123). Definisi kecerdasan Interpersonal Kecerdasan adalah perihal cerdas , kesempurnaan akal budi manusia. Kata kecerdasan ini di ambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya. Menurut Gardner dalam (Thomas Amstrong, 2014 : 15) mengemukakan bahwa kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan untuk melihat dan membuat perbedaan di antara individu-individu lainnya yang berkaitan dengan suasana hati, temperamen, motivasi, niat,dan menggunakan informasi ini dengan cara yang pragmatis,seperti untuk membujuk, mempengaruhi, memanipulasi, mediasi, atau memberikan nasihat kepada individu atau kelompok individu untuk mencapai beberapa tujuan.
Karakteristik orang yang memiliki kecerdasan Interpersonal menurut Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim (2013 :132-133) yaitu : 1) Belajar dengan sangat baik ketika berada dalam situasi yang membangun interaksi antara satu dengan yang lainnya. 2) Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, semakin merasa bahagia. 3) Sangat produktif dan berkembang dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif. 4) Ketika menggunakan interaksi jejaring sosial,sangat senang dilakukan melalui chattingatau teleconference. 5) Merasa senang berpartisipasi dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan, dan politik. 6) Sangat senang mengikuti acara talk showdi rv dan radio. 7) Ketika bermain atau berolahraga, sangat pandai bermain secara tim (double atau kelompok) daripada main sendirian (single). 8) Selalu merasa bosan dan tidak bergairah ketika bekerja sendiri, 9) Selalu melibatkan diri dalam club-club dan berbagai aktivitas ekstrakulikuler. 10) Sangat peduli dan penuh perhatian pada masalahmasalah dan isu-isu sosial. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian ini berfokus pada peran Layanan Bimbingan Kelompok dalam pengembangan kecerdasan interpersonal siswa.ada beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini.
Penelitian yang di lakukan oleh Siti Mumun Munawaroh yang berjudul “Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak” SDIT Ulul Albab Kota Pekalongan , dimana hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan interpersonal siswa SDIT Ulul Albab Kota Pekkalongan, sebagai berikut : 4 % kategori tinggi , 89 % kategori sedang dan 7 % kategori rendah. Nilai skor rata-rata kelas satu sampai 6 bernilai 84 % dengan kategori sedang.Dengan demikian, tingkat kecerdasan interpersonal anak SDIT Ulul Albab Kota Pekalongan termasuk dalam kategori sedang. Makna intrepretatif atas hasil uji kecerdasan interpersonal di atas adalah sebagai berikut : pertama, jika skor anak dalam kategori tinggi, maka anak tersebut termasuk orang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi. Anak akan mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial secara baik dan juga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Kedua, jika skor anak dalam kategori sedang maka anak memiliki kecerdasan interpersonal dalam kategori rata-rata, artinya cukup baik dalam membangun hubungan sosial.Kemampuan anak dalam membangun hubungan sosial.Kemampuan anak dalam mempertahankan relasi sosial bisa di katakana cukup. Ketiga, jika skor anak termasuk dalam kategori rendah, maka anak tersebut ternyata sangat sulit untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Anak masih di warnai dengan keragu-raguan dan tampaknya masih terdapat ketidakpercayaan pada orang lain, anda belum mampu membangun relasi sosial yang baik dan bahkan mengabaikan relasi sosialnya. Anak lebih suka menyendiri daripada
6
bergabung dalam lingkungan sosial.Anak juga kesulitan dalam menangani permasalahan yang terdapat dalam hubungan sosial.Keterampilan komunikasi anak masih di bawah ratarata, sehingga hal ini merupakan salah satu kelemahan terbesar yang anda miliki. Anak harus banyak lagi mengembangkan diri dengan berlatih atau membaca buku-buku yang menambah pengetahuan dan keterampilan sosial anak. Kerangka Berpikir Kecerdasan Interpersonal Sebelum di beri Layanan Bimbingan Kelompok
Di berikan Layanan Bimbingan Kelompok
2.
Sumber data sekunder Yaitu sumber data yang tidak secara langsung memberikan keterangan dan bersifat melengkapi sumber data primer. Adapun yang termasuk sumber data sekunder adalah dokumen sekolah/bukubuku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian, dan catatancatatan penting yang berkaitan dengan kegiatan siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun pelajaran 2015/2016 yang sedang di teliti. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Menurut Tohirin (Syamsudin 2015 : 24)” Jumlah anggota Bimbingan Kelompok yang ideal adalah antara 8-10 oraang”. Berdasarkan wawancara atau rekomendasi dari guru bimbingan dan konseling dan catatan guru mata pelajaran peneliti akan mengambil 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan dengan kemampuan yang heterogen. 2. Obyek dalam penelitian ini adalah peran Layanan Bimbingan Kelompok dalam mengembangkan Kecerdasan Interpersonal. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2014 : 196) bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu kegiatan mengemukakan proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Observasi berpedoman pada aktifitas di SMP N 1 Gondangrejo dan sumber dokumen yang relevan dengan masalah yang di teliti atau data yang dibutuhkan. Kegiatan
Kecerdasan Interpersonal setelah di beri Layanan Bimbingan Kelompok
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Gondangrejo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2016. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang di nyatakan dalam bentuk kata-kata dan simbol. (Suharsini Arikunto, 2013 : 282 ). Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. (Sugiyono, 2104 : 6). Sumber Data 1. Sumber data primer Yaitu pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang di jadikan obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, Guru Kelas , Guru BK dan siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Gondangrejo melalui wawancara dan observasi.
7
2.
3.
observasi dilaksanakan dengan cara formal dan informal untuk mengambil berbagai keadaan (situasi dan kondisi aktual) berbagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku yang di lakukan oleh siswa yang berkaitan dengan hubungan interpersonal dengan temannya melalui layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan pengembangan kecerdasan interpersonal pada siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo. Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 198 ) wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid,orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan kecerdasan interpersonal sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok. Wawancara di lakukan dengan Wali Kelas, Guru BK, dan siswa kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu metode untuk mencari data, hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasast, dan lainnya (Suharsini Arikunto, 2013 : 158). Dokumentasi merupakan salah satu bukti dari kegiatan penelitian. Dokumentasi dapat di jadikan bukti untuk memperkuat data yang di peroleh.
Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data tentang pribadi responden yaitu nama, nomor induk dari responden dan kemampuan kecerdasan interpersonal pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan metode triangulasi.Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi menurut Sugiyono (2010 : 274) dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Triangulasi Sumber 2. Triangulasi Tehnik. 3. Triangulasi waktu Variasi triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi tehnik dan sumber. Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara, dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap sumber yaitu Guru BK dan siswa lain. triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui kedua sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan. Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data adalah proses mengolah data yang di hasilkan. Menurut Sugiyono (2014 : 333) analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara,catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
8
Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif. Dalam analisis ini peneliti melakukan kegiatan yaitu : 1) pengumpulan data, 2) redukasi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan dan verifiksi data. (Sugiyono, 2014 : 335).
dikelas, (3) siswa kurang aktif berpendapat dalam diskusi kelompok, (4) siswa berbicara celometan dan tidak menghargai temannya yang sedang berbicara, (5) siswa selalu mementingkan kepentingan nya sendiri dan tidak mau membantu teman yang sedang membutuhkan. Dalam memberikan layanan bimbingan kelompok akan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu (1) Tahap Pembentukan, (2) Tahap Peralihan, (3) Tahap Kegiatan, (4) Tahap Pengakhiran. Tabel Hasil Layanan Bimbingan Kelompok Nama Sebelum Sesudah Siswa bimbingan bimbingan kelompok kelompok AW a. Siswa a. Siswa mulai sangat tenang dan gaduh di memperhatikan kelas peneliti setelah b. Siswa suka mengikuti menjahili bimbingan temannya kelompok, c. Siswa tidak siswa lebih menghargai menghormati teman lain dan ketika menghargai sedang teman ketika berbicara sedang berbicara NM a. Awalnya a. Siswa aktif siswa pasif dalam dalam berpendapat proses dan berani diskusi dalam kelompok. menyampaikan Siswa argumentasi bersikap dan solid sopan dan dalam santun kelompok. dan terhadap bersikap guru dan menghargai temanteman yang temannya sedang berbicara
Pengumpula n data
Penyajian Data
Redukasi Data Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Gambar Analisis Interaktif HASIL PENELITIAN Dalam pembahasan penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana ”Peran Layanan Bimbingan Kelompok dalam pengembangkan kecerdasan interpersonal pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun pelajaran 2015/2016”. Permasalahan tersebut dikemukakan berdasarkan studi kelayakan dan kenyataan yang ada.Setelah diteliti lebih lanjut permasalahan akan dibuktikan secara empirik. Di mana dalam penelitian ini terdapat beberapa temuan terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti. Permasalahan yang muncul yaitu dari 10 siswa yang mengikuti bimbingan kelompok terdapat siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah dimana hal tersebut terlihat seperti diantaranya :(1) siswa sulit untuk bersosialisasi dengan temantemannya dan cenderung diam,(2) siswa menunjukkan sikap sering gaduh
9
CA
EB
a. CA kurang a. Mulai antusias antusias ketika ketika mengikuti mengikuti pelajaran di bimbingan dalam kelas kelompok, dan CA sikap siswa bersikap berubah masa bodoh menghormati terhadap dan teman lain menghargai kecuali teman lain. dengan berani sahabatnya. menyampaika b. Memilih n dalam pendapatnya berteman dalam kelompok dan solid dalam anggota kelompok a. Siswa a. Siswa sudah selalu bersikap baik gaduh di terhadap guru dalam dan siswa kelas dan lain.terbukti kurang di dalam memperhat kegiatan ikan ketika kelompok guru siswa memberika mengikuti n arahan. arahan yang Sikap di sampaikan terhadap peneliti dan guru baik terhadap namun teman terhadap kelompok temankompat dan temanya lebih yang menghargai bukan temanmerupakan temannya dan geng nya menerima terkadang pendapat semenayang di sema sampaikan oleh temannya
10
HK, NR, RL
RS,M H, BK
a. Terlihat a. Sangat antusias diam di ketika kelas dan mengikuti tidak bimbingan antusias kelompok dan ketika guru siswa sudah sedang mulai bisa memberikan menyesuaikan materi di karakter teman depan kelas, di dalam sulit untuk kelompok dan bersosialisas mulai mudah i dengan untuk teman di berinteraksi kelas. dan berkomunikasi di kelas a. Siswa aktif a. Siswa sangat di kelas pandai dalam menyampaikan pendapatnya masing-masing dan siswa tersebut sangat focus ketika mengikuti bimbingan kelompok dan siswa berperan penting diantara temantemannya yang mengikuti bimbingan .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian yang di lakukan melalui pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan juga dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas IX B khususnya yang mengikuti layanan bimbingan kelompok, siswa memiliki kecerdasan interpersonal yang berbeda, di bagi menjadi tiga kategori kecerdasan interpersonal yaitu kategori
2.
tinggi,sedang dan juga rendah. Permasalahan kecerdasan interpersonal yang terjadi pada siswa yang memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal rendah yaitu kesulitan untuk berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan teman sebaya nya. Selain itu yang mengalami permasalahan kecerdasan interpersonal cenderung pasif dalam kegiatan bimbingan serta mengalami kesulitan bekerja dalam kelompok serta cenderung dijauhi oleh orang lain Peran layanan bimbingan kelompok sangat membantu siswa dalam pengembangan kecerdasan interpersonal anak dimana dalam bimbingan kelompok mengadakan sebuah diskusi yang akan membuat siswa lebih aktif dalam menyampaikan pendapatnya serta siswa lebih berani berkomunikasi dan berinterasi dengan temanya. Setelah siswa mengikuti bimbingan kelompok siswa mengalami pengembangan kecerdasan interpersonal, baik dalam sikap dan juga perilaku. Dengan kata lain terjadi dinamika kelompok dimana siswa yang mempunyai kemampuan kecerdasan interpersonal tinggi mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial secara baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, serta siswa yang memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal sedang mampu membangun hubungan sosial dan mampu mempertahankan relasi sosial nya, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal rendah yang awalnya siswa sangat sulit untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan di warnai dengan keragu –
raguan dan tidak percaya diri dan sulit membangun relasi sosial dengan temannya dapat belajar mengembangkan kecerdasan interpersonalnya bersama dengan siswa yang memiliki kemampuan kecerdasan interpersonal sedang dan tinggi. Saran 1. Guru BK a) Guru BK hendaknya meningkatkan layanan bimbingan dan konseling agar permasalahan yang terjadi pada siswa dapat ditangani dengan cepat. b) Guru BK hendaknya menjalin kolaborasi dengan guru wali kelas dan guru mata pelajaran guna memantai keadaan siswa di dalam kelas saat mengikuti jam mata pelajaran, sikap dan perilaku apa yang ditunjukkan oleh siswa yang terlihat berbeda dari tingkah laku yang ditunjukkan sehingga dengan begitu guru BK lebih mudah untuk mengetahui permasalahan yang sedang di alami siswa dan akan lebih mudah memberikan suatu bimbingan dan konseling. 2. Siswa a) Untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dengan teman di kelas maupun di luar kelas. b) Siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok agar menjalin suatu kerjasama yang baik dengan teman. c) Di dalam lingkungan sekolah siswa lebih menghormati dan menghargai orang lain baik dalam segi sikap dan perilaku terhadap teman.
11
Syamsu Yusuf, L.N & A. Juntika Nurihsan. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, Thomas. 2014. Kecerdasan Jamak, dalam membaca dan menulis. Jakarta. Permata Putri Media.
Tatiek Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E.Nila Kusumawati. .2008. Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta. PT Rineka Cipta. Prayitno, & Erman Amti. 2013. Dasardasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. PT Rineka Cipta. Samsudi. 2009. Desain Penelitian Pendidikan. Semarang. UNNES PRESS. Siti
Slamet
Mumun. 2005. Dari http://ejournal.stainpekalongan.ac.id/index.php/Pe nelitian Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pada jam 06:13. Santosa. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Suharsini arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. Syamsudin. 2015. Upaya Meningkatkan Kualitas Antar Pribadi Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Tehnik Modeling. Surakarta : FKIP UNISRI.
12
Romlah. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang : Universitas Negeri Malang.