2016/08/06 21:57 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan
KERJA KERAS SAMSUL ARIBAMA, PENYULUH PERIKANAN PUSAT BINA KELOMPOK DI SEKITAR DEMFARM BUDIDAYA UDANG VANNAME
TANGERANG (6/8/2016) www.pusluh.kkp.go.id Samsun Aribama S.St.Pi, Penyuluh Perikanan Pusat dipekerjakan di BBPBAT Jepara diangkat menjadi PNS pada Desember 2010 dengan penempatan kerja sebagai calon penyuluh perikanan Pusluhdaya KP yang dipekerjakan di BBPBAP Jepara. Sejak Desember 2010 sampai dengan Juni 2011 penyuluh bekerja pada unit perekayasaan udang vaname di BBPBAP Jepara. Mulai Juli 2011 hingga Desember 2011 penyuluh ditugaskan ke Tangerang sebagai pelaksana teknis di instalasi milik BBPBAP Jepara Tersebut dengan tugas pendampingan teknis budidaya bandeng dan produksi benih bandeng berkualitas. Januari 2012 sampai dengan Juli 2012 penyuluh kembali ditugaskan di unit perekayasaan budidaya udang vaname di BBPBAP Jepara. Agustus 2012 hingga sekarang yang menjadi cerita bagi penyuluh dalam menemukan skil/bidang keahlian dalam melakukan tugas penyuluhan, dimana penyuluh ditugaskan sebagai pelaksana DEMFARM di Istalasi milik BBPBAP di Tangerang, tepatnya di Desa Lontar, Kec. Kemiri, Kab. Tangerang. Pelaksana Demfarm Di Instalsi BBPBAP Jepara – Tangerang Dengan adanya program kenaikan produksi KKP pada tahun 2015, DJPB mempunyai program revitalisasi tambak pantura untuk budiadaya vaname, yang akan dilakukan bertahap 2012 diawali Banten dan Jawa Barat, 2013 di rencanakan Jawa Tengah dan jawa Timur dan 2014 di Lampung dan Sulawesi. Singkat cerita dikumpulkan ahli budidaya udang dari swasta, UPT KKP-DJPB, dan dari universitas (diwakili IPB – Bpk Bambang Widigdo) bahwa dalam perencanaan percontohan
tersebut perlu dibuat percontohan sebagai langkah awal bersamaan dengan program awal revitalisasi di Banten dan Jawa Barat. Munculah Tangerang sebagai tempat percontohan yang merupakan daerah industry sehingga dinilai sebagai tempat crowded untuk budidaya udang vaname, sehingga bisa di artikan jika ditempat yang crowded bisa berhasil maka diasumsikan didaerah lain dengan potensi sumber daya alam yang lebih baik akan memiliki potensi keberhasilan yang lebih besar. Sehingga ditunjuklah BBPBAP Jepara untuk membuat percontohan tersebut dan ditugaskan penyuluh sebagai pelaksana DEMFARM sejak Agustus 2012. Pada awalnya banyak yang menentang terutama dari swasta tentang pemilahan instalasi BBPBAP Jepara di Tangerang tersebut, mengingat sarana dan prasarana yang kurang, mulai dari tidak tersedia listri, akses jalan kurang memadai dan kontruksi yang apa adanya yg dinilai pihak ahli dari swasta yang kurang memadai Ditambah dengan anggapan anggapan miring pembudidaya local akan keberhasilan DEMFARM mengingat sejak 1995 budidaya udang di tempat tersebut sudah vakum akibat serangan berbagai penyakit Siklus pertama Demfarm dimulai dengan penebaran pada akhir bulan November sebanyak 5 petak dengan penebaran sebanyak 250.000 ekor per petak pada luasan 4000 m per petak. pada perjalanannya di usia 22 dan 27 hari 2 petak percontohan mengalami kegagalan akibat serangan virus WSSV sementara 3 petak positif mio (hasil Lab LP2IL Serang), berdasarkan data harian yang dikumpulkan penyuluh dan hasil pengukuran kualitas air dan penyakit LP2IL serang, dilakukan analisa oleh penyuluh dan team teknis dari jepara, dimbilah kesimpulan permasalahan bahwa besarnya limbah yang mengakibatkan perairan lingkungan tambak menjadi tinggi kandungan bahan organiknya, yang apabila masuk ke petak budidaya meski sudah di treatment mampu di kurangi, melalui program probiotik menjadikan perairan subur diikuti meimpahnya plankton dan berkembangnya probiotik menyebabkan DO (Desolved Oksigen) menjadi drop sehinga udang stress dan timbul penyakit. Sehinga untuk menyelamatkan 3 petak tersebut ditambahkan kincir untuk meningkatkan DO, Padahal sebelunya sudah operasional kincir long arm 2 unit dengan jumlah kipas per unit dari hasil kajian di Jepara mampu mensuplai oksigen untuk 1000 kg biomas udang, sementara data actual yang di tambak dengan tebaran 250.000 ekor jika dianggap hidup semua dengan umur baru 22-27 hari berat udang 1-1.5 gram biomasa udang baru 250-350 kg. Melalui analisa dan penanganan yang intens pada
pertengahan Februari 2015 dipanen udang sebanyak 10 ton dengan size 70, umur 80 hari, dari 3 petak budidaya, dilakukan pemanenan karena dikhawatirkan terkena banjir (bersamaan dengan banjir Jakarta 2013, panen ini dipublikasikan beberapa media online dan cetak). Hingga saat ini kegiatan percontohan ini tetap berjalan dengan penyuluh sebagai pelaksanaanya. Saat ini sudah mencapai siklus ke IX dan akan dilakukan panen pada tanggal 11-12 Agustus 2016. Siklus II – VIII selalu panen tanpa ada masalah dengan produksi 3-4 ton perpetak ( 4000 meter) atau setara dengan 7,5 – 10 Ton per Ha . Mulai siklus IV sudah menggunakan Listrik. Pendampingan budidaya udang kelompok Mina Lestari Kelompok Mina Lestari berada di Desa Lontar, Kec. Kemiri, Kab. Tangerang, awal kebradaan Demfarm di Desa Ini sempat di beri stigma negative oleh kelompok, mengingat penyuluh yang masih terlalu muda untuk menjadi pelaksana dan pndamping teknis budaya udang dan kegagalan kegagalan pembudidaya udang oleh pembudidaya pada masa lalu yg menyebabkan pembudidaya trauma mendalam. Namun penyuluh mampu menjawab hal tersebut dengan panen siklus pertama Demfarm yang mana masih diberi komentar negative mengingat baru satu siklus. Alhamdulilah setelah panen pada siklus III muncul pembudidaya pembudidaya yang berminat untuk memulai kembali budidaya udang. Adapun pembudidaya yang memulai kembali budidaya udang adalah Bapak Aries Suhendar, Bapak H. Ruslani, Bapak H. Basar, dan Bapak Hambali. Penyuluh berperan mulai dari perencanaan hingga membantu pembudidaya pemasaran hingga memperoleh harga yang baik Tumbuhnya minat budidaya udang pembudidaya diawali dengan mulainya ketua kelompok (Bpk Aris Suhendar) berbudidaya udang kembali. Dengan di awali dengan dana percontohan dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Tangerang. Sampai saat ini Pak Aris sudah mengalami 3 kali siklus keberhasilan dengan lahan yang dimiliki 3.5 Ha, di desain dengan system cluster hanya 1,3 Ha yang dimanfaatkan untuk budidaya udang sisanya digunakan sebagai tandon. Dari 1.3 Ha tersebut terdisri dari 2 petak 6000 m dan 7000 m bergantian di operasionalkan, hasil panen per petak mencapai 3.3 s/d 4 ton dengan tebaran 250.000 -300.000 ekor dengan size rata rata
senilai 15 – 30 juta per siklus dengan budidaya udang mampu meningkat hingga 300 juta per siklus. Namun 2 Siklus terakhir mengalami kegagalan karena kesalahan memanage daya dukung lahan, dimana dikala bisa panen maka keinginan untuk menaikan target selalu di tambah tanpa memperhatikan daya dukung lahan yang dimiliki Pak H. Ruslani pernah berbudidaya udang sebanyak 2 siklus karena masalah sewa lahan sehingga berhenti. Pembudidaya memiliki luas lahan 4 Ha, terdiri dari 3 petak , 1 petak dijadikan tandon pengendapan, 1 petak tandon treatment dan 1 petak budidaya seluas 8000 m. Dengan teknologi tradisional plus pembudidaya Panen 700 kg pada siklus pertama dengan jumlah tebar 100.000 ekor, size 100 dengan masa pemeliharaan 50 hari sedangkan di siklus ke II di panen udang 600 kg jumlah tebar 100.000 ekor, size 10 masa pemeliharaan 40 hari. Dengan harga udang pada waktu itu mencapai Rp 30.000 -35.000. Pembudidaya masih bisa panen bandeng dari petak tandon pengendapannya yang seluas 1,7 Ha. Disayangkan karena masa sewa habis kegiatan budidaya udangnya berhenti. Pak H. Basar sekali berbudidaya udang dengan tambak yang di jadikan petak operasional seluas 4000 m2 panen 2.3 ton udang, jumlah tebar 250.000 ekor size 60. Memang bukan hasil produksi yang baik, karena permasalahan manajemen internal kegiatan budidaya udang terhenti. Pak hambali mengawali budidaya udang pada tahun 2015 dengan memulai penjajakan budidaya udang ini pada tahun 2014. Pembudidaya ini merupakan pembudidaya yang masih eksis hingga sekarang, dimana sekarang sudah memasuki siklus yg ke III. Pada siklus yang ke III ini sudah memasuki masa panen yg akan di panen pada minggu minggu ini. Panen terakhir siklus II sebanyak 6 ton, dengan petak budidaya 2 petak dengan luas masing masing 4.000 m, masa pemeliharaan 120 hari size 65. Pendampingan Budidaya Udang Kelompok Mina Mandiri Kelompok Mina Mandiri berada di Desa Karang Anyar, Kec. Kemiri, Kab. Tangerang. Dengan dana percontohan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Tangerang maka dilakukan persiapan mulai awal januari 2014 sebagai langkah awal keguatan budidaya udang. Penebaran dilakukan pada tanggal 18 Januari 2014 sebanyak 50.000 pada lahan seluas 8.000 m, dengan teknologi tradisional plus. Pada tanggal 10 April dengan usia pemeliharaan 105 hari, dipanen udang dengan size 38 sebanyak 1,2 ton. Hal tersebut merupakan suatu keberhasilan yang baik secara teknis namun tidak diketahui alasan jelasa mengapa pembudidaya tidak melanjutkan
kegiatan budidaya udang vaname ini. Pelaksana Demfarm Serang Demfarm serang awalnya dikerjakan oleh pihak swasta dengan pak Hikmat selaku investor yang dimulai persiapan sejak akhir 2012. Kegiatan ini bertempat di Kelompok Makmur Vaname Desa Domas, Kec. Pontang. Kab. Serang. Setelah 3 Siklus mengalami kegagalan maka investor mengembalikan kepada DJPB untuk mengkaji secara teknis lokasi Demfarm tersebut. Maka pada Januari 2014 mulai di identifikasi lokasi dan pemilihan tempat untuk dijadikan percontohan sehingga dipilihlah 4 petak tambak 2 petak sebagai tandon dan 2 petak untuk operasional. Di bentuklah team lapangan yg menjalankan demfarm tersebut penyuluh dan prekayasa balai selaku team teknis, 1 orang tenaga kontrak demfarm tangerang sebagai teknisi yang standby di lapangan dengan dibantu 2 anggota kelompok. Namun pada perjalanannya terjadi masalah pada umur 40 hari dimana terjhadi perubahan warna plankton mendadak yang menyebabkan keracunan. Hal tersebut diperparah dengan adanya kerusakan genset yang menyebakan probiotik tidak maksimal dalam proses nitrifikasi sehingga menjadi beracun. Sehingga dilakukan pemanenan dini. Percontohan tetap akan dilanjutkan dengan mengevaluasi percontohan pertama. Pada bulan Maret 2014 dilakukan persiapan awal kegiatan percontohan siklus II dan pada pertengahan april 2014 dilakukan penebaran siklus II. Dengan pembelajaran dari siklus I alhamdulilah siklus II berjalan lnih baik sehingga pada tanggal 14 Oktober 2014 di panen udang sebanyak 6.6 ton udang dengan size 70 pada masa pemeliharaan 110 hari, dengan jumlah penebaran 600.000 ekor udang pada dua petak budidaya, dengan FCR 1,6. Masa pemeliharaan yang cukup lama dan FCR yang agak tinggi disebabkan pemilihan periode budidaya yang melewati musim pancaroba sehingga mempengaruhi pertumbuhan udang, bahkan salinitas mencapai 50 ppt. Pendampingan Budidaya Udang Kelompok Patra Manggala Sakti
Kelompok Patra Manggala Sakti berada di Desa Patra Manggala, Kec. Kemiri, Kab. Tangerang. Budidaya udang vaname di kelompok Patra Manggala Sakti di lakukan oleh Bapak. H. Rohadi dan Bapak Rohim. Penyuluh berperan mulai dari perencanaan hingga membantu pembudidaya pemasaran hingga memperoleh harga yang baik Berita keberhasilan budidaya udang di tambak Demfarm Tangerang menggerakan minat Bapak H. Rohadi untuk kembali berbudidaya udang. Beliau berinisiatif melakukan budidaya udang pada tambaknya yang terdiri dari 6 petak luasan 5.000 meter dan 3 petak luasan 6.000 meter ditambah saluran total luasan 5 Ha. Dilakukanlah penebran 500.000 ekor udang pada 9 petak masing masing memiliki 1 unit kincir long arm. Baru berumur 20 hari terjadi kematian masal. Mendengar hal tersebut penyuluh tergerak untuk melakukan pendampingan intens dengan menawarkan paket teknologi budidaya system cluster yang lebih aman dalam menanggulangi penyakit. System ini adalah dengan menempatkan petak budidaya dikelilingi lingkungan yang terkontrol, petak budidaya bisa dibatasi barrier berupa petakan, saluran atau pematang yang kedap air. Dilakukan perencanaan kegiatan budidaya berdasarkan daya dukung lahan penyuluh menyimpulkan dari 9 petak budiaya cukup dioperasionalkan 2 petak untuk budidaya udang dan 1 petak untuk treatment air dengan jumlah kincir per petak budidaya 4 unit sisanya untuk cadangan. Pendampingan
ini
memperoleh
hasil
yang
bagus
dari
dua
petak
yang
dioperasionalkan denga jumlah tebar per petak 200.000 ekor, petak I dipanen udang 2,7 ton umur 85 hari dengan Size 58 di panen karena banjir, Sementara petak II dipanen udang 2,7 ton size 55 pada umur 100 hari. Keberhasilan ini semakin memotivasi pembudidaya untuk melangkah berbudidaya udang di siklus berikutnya. Pada siklus ke dua di operasionalkan 3 petak untuk budidaya udang dengan jumlah tebar 250.000 ekor per petak namun siklus ke dua tidak sebaik siklus pertama pada usia 30 hari udang terindikasi WSSV sehingga dilakukan panen dini dipanen udang 900 kg perpetak dengan ukuran 2-3 gram karena panen bersamaan dengan awal puasa pembudidaya memperoleh harga bagus rata rata Rp. 45.000 per kg. Penyakit menyerang setelah beberapa hari terjadi kerusakan mesin kincir. Pada siklus berikutnya pembudidaya tertarik beralih ke budidaya udang windu karena harga yang cenderung tinggi. Dioperasionalkan 2 petak budidaya dengan jumlah tebar 85.000 ekor per petak dengan masa penmeliharaan 120 hari diperoleh size rata rata 45
biomas petak I 1,150 kg dan petak II 1,100 kg dengan nilai jual rata rata per kg Rp 65.000 karena jual dalam partai besar. Berdasarkan hal tersebut pembudiya berencana kembali ke budidaya udang vaname. Pak Rohim menyampaikan minatnya untuk berbudidaya udang vaname. Dilakukan lah pendampingan oleh penyuluh diawali dengan identifikasi lahan dan mengihtung daya dukung lahan. Lahan pembudidaya 1 Ha, terdiri 3 petak yang memiliki besaran hampir sama,yang nantinya akan di fungsikan sebagai petak pengendapan, petak treatment dan petak operasional, memiliki satu unit pompa dan 2 unit kincir long arm dengan 7 kipas sehingga di analisa memiliki daya dukung lahan mampu memproduksi 1,5 ton biomas udang. Hasil analisa pembudidaya hasil yang akan diperoleh kurang sesuai dengan waktu yang di tempuh sehingga penyuluh menyarankan untuk menambah kincir 2 unit sehingga produksi bisa optimum menghasilkan hingga 3 ton udang. Pembudidaya menyepakati hal tersebut untuk menambahkan 2 unit kincir minimal pada usia udang 1 bulan. Pada siklus ini ditebar 175.000 ekor benur dengan masa pemeliharaan 120 hari dipanen udang 2,7 ton dengan size 60 dan FCR 1,4. Pertumbuhan kurang bagus karena budidaya berlangsung melewati musim pancaroba menyebabkan pertumbuhan lahan akibat fluktuasi suhu yang signifikan. Saat ini budidaya udang sedang off karena pembudidaya sekeliling kembali menanam udang secara tradisional yang sering terserang penyakit dan dapat menular jika tetap berbudidaya udang vaname. Penyuluh mensupport teknologi yg bisa diterapkan namun tingginya resiko berbudidayta udang pembudidaya memilih untuk berbudidaya bandeng terlebih dahulu sambil memantau kondisi sekitar. Pelaksana Demfarm Lampung
Demfarm Lampung berlokasi di Tambak P3UW Bumi Dipasena, Blok 9 Jalur 45, Kec. Rawa Jitu, Kab. Tulang Bawang. Demfarm ini bertujuan untuk membangkitkan motivasi pembudidaya bahwa di dipasena yang belakang terserang berbagai penyakit masih mampu dioptimalkan dengan sentuhan teknologi. Dibentuklah team dengan penyuluh dan prekayasa BBPBAP Jepara selaku team teknis dan 2 Orang team Demfarm Tangerang sebagai teknisi di bantu 5 Pembudidaya P3UW sebagai pembudidaya yang terlibat langsung dalam kegiatan percontohan. Penyuluh berperan melakukan monitoring, pendamping teknis dan memanage kebutuhan saprotam. Pada siklus pertama dilakukan percontohan sebanyak 5 petak budidaya. Setiap petak memiliki 4 unit kincir elektrik dengan sumber daya dari genset. Jumlah tebar per petak 150.000 ekor. Pada siklus pertama ini ditemui kegagalan, udang terserang penyakit akibat kegiatan double pembudidaya dalam berbudidaya udang di jalur lain, yang mana di jalur tersebut tanpa menggunakan SOP teknis. Hasil analisis team teknis pada siklus pertama kegagalan diakibatkan kontaminasi silang dari tambak jalur lain yang terserang penyakit terlebih dahulu. Pada siklus kedua dengan dana yang ada dibuatlah percontohan 2 petak, 1 petak dikelola team demfarm dari Tangerang dan 1 petak lagi dikelola pembudidaya. Pembudidaya yang dipilih adalah pembudidaya yang tidak memiliki kegiatan budidaya double di jalur lain. Ditebar 150.000 ekor per petak dengan 4 unit kincir, dengan kerja keras team siklus kedua menunjukan hasil yang cukup baik pada umur 73 hari di panen parsial masing masing per petak 400 kg dengan size 71 dan 79. Pada umur 93 hari dipanen parsial masing masing per petak 400 kg dengan size 60 dan 65. Akhirnya pada umur 113 hari dipanen udang size 50 per petak menghasilkan 1.500 kg. Secara keselurahan dari jumlah tebar 150.000 ekor per petak, dengan usia pemeliharaan 113 hari menghasilkan udang 2,3 ton dengan size 50 dan FCR 1,5 . Pendampingan Budidaya Udang Kelompok Mina Makmur Kelompok Mina Makmur berada di Desa Kronjo, Kec. Kronjo, Kab. Tangerang dengan pembudiaya yang berbudidaya udang Bapak H. Kamisan. Pembudidaya memperoleh dana bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten pada tahun 2014. Penebaran siklus pertama pada oktober 2014. Kesalahan fatal terjadi disaat penebaran karena salinitas air tambak mencapai 40 ppt , 3 hari sebelumnya
masa pemeliharaan udang tidak terlihat. Sehingga diputuskan untuk melakukan persiapan ulang sambil menunggu salinitas air memenuhi persyaratan untuk budidaya udang. Maka Pada 28 Januari 2015 dilakukan penebaran udang vaname sebanyak 150.000 ekor dengan penerapan teknologi yang baik pendampingan yang intens pada 3 Mei 2015 dipanen udang 2,350 kg, size 58 dengan usia pemelliharaan 120 hari FCR 1,33. Pendampingan Budidaya Udang kelompok Mina Gracilaria Kelompok Mina Gracilaria berada di Desa Kronjo, Kec. Kronjo, Kab. Tangerang melalui dana percontohan Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015. Kegiatan ini dilakukan di tambak anggota kelompok Bapak. Ikhsan, Bapak Darsim,dan Bapak Heru. Penyuluh sebagai pendamping teknis dibantu oleh staf dinas dan Penyuluh Perikanan Bantu dalam melakukan pendampingan. Persiapan lahan mulai dari pengeringan dan perbaikan konstruksi dilaksanakan mulai oktober 2015. Lokasi tambak yang berdekatan memudahkan untuk menerapkan sytem cluster. Bapak Heru dan Bapak Darsim masing masing memiliki 1 petak operasional dgn luasan 3000 m dan Bapak Iksan memiliki 2 petak operasional (3.000 m dan 8.000 m) serta 1 petak treatment. Pada Tanggal 14 Januari 2016 dilakukan penebaran, rencana penebaran Bapak Heru 150.000 ekor, Bapak Darsim 150.000 ekor, dan Bapak Ikhsan 150.000 dan 200.000 ekor. Namun karena jumlah benur yang sampai tidak sesuai atau mengalami penyusutan sehingga hasil perhitungan dilapangan Bapak Heru 135.000 ekor, Bapak Darsim 135.000 ekor, dan Bapak Ikhsan 135.000 dan 150.000 ekor. Pada umur 50 harian air petak budidaya sudah pekat mengarah ke BGA, anjuran untuk pembudidaya melakukan pengenceran dan usaha penambahan kincir. Pada tanggal 18 Maret petak Bapak Darsim dipanen dini diduga stress karena oksigen malam hari drop sehingga dipanen 860 kg udang size 130 umur pemeliharaan 60 harian. Dua hari berselang petak besar Bpk Ikhsan dengan kasus serupa panen 1.450 kg dengan size 100. Memperhatikan Hal tersebut untuk mempertahankan 2 petak tersisa untuk melakukan pengenceran dan segera melakukan penambahan kincir pada petak Bapak Ikhsan dan Bapak heru. Penambahan kincir untuk meningkatkan oksigen sambil berupaya untuk memperbaiki kualitas air. Pada Tanggal 16 April 2016 dilakukan pemanenan pada tambak Bapak Heru sebanyak 1.800 kg, dengan size 53 masa pemeliharaan 91 hari. Sedangkan tambak bapak Ikhsan dipanen tanggal 24 April sebanyak 2.200 kg dengan size 53 masa
pemeliharaan 99 hari. Total hasil panen percontohan ini adalah 6.310 kg.