MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V SDN 02 BAJUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH : JULIA LESTARI NIM. E1E 212 110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
ii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPALAINING PADA SISWA KELAS V SDN 2 BAJUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Julia Lestari, Khairun Nisa, Muhammad Tahir, Nurul Kemala Dewi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Bajur oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V di SD 2 Bajur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Bajur semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Data dikumpulkan dengan penggunakan tes dan non tes untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana pada tiap siklus dilakukan pengamatan untuk memperoleh data aktivitas guru dan siswa dan disetiap siklus dilakukan evaluasi untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data aktivitas mengajar guru pada siklus I memperoleh nilai 62,5 dengan kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II yakni memperoleh nilai 80,55 dengan kategori aktif. Nilai aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 63 dengan kategori cukup aktif pada siklus I naik menjadi 83,33 dengan kategori aktif pada siklus II. Untuk hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikalnya mencapai 61,76% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dari 34 siswa yang mengikuti evaluasi. Pada siklus II presentasi ketuntasan klasikalnya mencapai 85,29% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 dari 34 siswa yang mengikuti evaluasi. Hasil ini menunjukkan bahwa, dengan memalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil bbelajar IPS pada siswa kelas V SDN 2 Bajur Tahun 2015/2016. Kata kunci : Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining, dan Hasil Belajar IPS
iii
IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF SOCIAL SCIENCES THROUGH MODELS OF STUDENT LEARNING FACILITATOR AND EXPLAINING TO THE STUDENTS OF CLASS V SDN 2 BAJUR SCHOOL YEARS 2015/2016 By
Julia Lestari, Khairun Nisa, Muhammad Tahir, Nurul Kemala Dewi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Mataram Email:
[email protected] Abstract This research is motivated by the poor results of social studies students of class V SDN 2 Bajur, therefore, this study was conducted with the aim to improve student learning outcomes IPS SD V in Bajur. The research subjects were students of class V SDN 2 Bajur second semester of 2015/2016 academic year with the number of 34 students consisting of 21 men and 13 women. Data were collected using the test and non-test to measure the activity of teachers, student activities and student learning outcomes, this research was conducted in two cysles in which each cycle is observed to obtain activity data and each teacher and student evaluation cycle to obtain data on student learning outcomes, from data analysis activities of teachers teaching in cycle I scored 62,5 with a category quite active and have increased in cycle II which scored 80,55 with the active category. The value of learning activities of students also increased from 63 in category quite active in cycle I rose to 83,33 with the active category in cycle I completeness klasikalnya reached 61,76% with the number of students who completed at least 21 people out of 34 students who take the evaluation. These results indicate that the model through student learning facilitator and explaining to improve learning outcomes IPS students of class V SDN 2 Bajur Year 2015/2016. Key Word: Models Of Student Learning Facilitator and Explaining, and Learning Outcomes Of Social Sciences
iv
A. Pendahuluan
Menurut R.Gagne, (Susanto 2015: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, Ilmu pengetahuan sosial yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disipllin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Menurut Piaget (Gunawan 2011: 56)
berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan
kongkret operasional anak dalam kelompok usia 7-11 tahun. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkret), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-
1
konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada SD. Berbagai cara dan tehnik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstark itu dipahami anak. Bruner (Gunawan 2011: 56) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkretkan yang abtrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya sebagai
contoh,
dari
dunia-negara-provinsi-kota/
kabupaten-kecamatan-
kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-aku. Namun, kenyataan yang terjadi di SD Negeri 2 Bajur Kecamatan Labuapi belum seperti apa yang diharapakan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dari evaluasi yang dilakukan guru pada materi mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang beskala nasional dari masa hindu budha dan islam di Indonesia hasil nilai murni dari 34 jumlah siswa yang mengikuti, nilai tertinggi: 90 nilai terendah: 50 rata-rata: 60 jumlah siswa yang tuntas belajar 2
13 sedangkan jumlah yang tidak tuntas 21 dengan KKM 70 berarti siswa kelas V belum mencapai standar KKM yang ditentukan sekolah, Rendahnya hasil belajar siswa karena proses pembelajaran IPS kelas V, sangat berpengaruh untuk mempersiapakan siswa agar berhasil dalam Ujian Nasional (UN) dengan mendapatkan skor yang tinggi. Kondisi tampak pada perilaku siswa, terutama pada guru dan kebijakan pimpinan sekolah, serta harapan-harapan orang tua. Akibatnya proses pembelajaran ditekankan kepada penguasan bahan sebanyak-banyaknya, sehinga penggunaan metode ceramah lebih banyak dilakukan dan di pandang lebih efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan uraian di atas (peneliti) menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi mengenal makna peninggalanpeninggalan sejarah yang berskala Nasional dari masa Hindu Budha dan Islam di Indonesia kelas V SD Negeri 2 Bajur Kecamatan Labuapi. Diharapkan melalui pembelajaran Model Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada umumnya. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemilihan model pembelajaran yang tepat.
3
B. Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian telah dilakukan di SDN 2 Bajur yang bertempat di Jl. Rengganis Desa Bajur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat 2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini telah dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Subyek dan Observer Penelitian 1. Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Bajur yang berjumlah 34 orang dengan siswa perempuan 13 dan 21 laki-laki. Objek penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan IPS. Peneliti berperan sebagai pelaksana skenario pembelajaran Faktor Yang Diteliti Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah faktor guru dan faktor siswa. Variabel Penelitian 1. Definisi operasional variabel harapan Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor
4
sebagai hasil dari kegiatan belajar, yang dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis. 2. Definisi operasional variable tindakan Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untu dapat mempresentasikan ide atau gagasan mereka pada teman-temanya. Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan dipresentasikan Rancangan dan Langkah-langkah Penelitian 1. Prosedur Penelitian tindakan kelas ini direncanakan minimal menjadi 2 (dua) siklus dan dari setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dimana setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi evaluasi dan refleksi 2. Langkah-langkah penelitian : a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan adapun kegiatan sebagai berikut: a) Menyiapkan Membuat LKS b) Menyediakan lembar soal latihan sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas. c) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa sesuai dengan penerapan
model
pembelajaran
Student
Facilitator
and
5
Explaining, dengan tujuan untuk melihat bagaimana guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d) Menyiapkan lembar evaluasi. e) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining b. Pelaksanan Tindakan a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. c) Guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. d) Guru menjelaskan dan mencotohkan kepada siswa bagaimana membuat bagan/peta konsep. e) Kemudian guru bisa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan. f) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. g) Meminta seseorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui h) Siswa lain boleh bertanya dan sang sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya i) Guru menerangkan materi yang disajikan saat itu j) Penutup
6
c. Tahap Pengamatan dan Evaluasi Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Adapun yang diamati oleh peneliti yaitu aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selanjutnya diberikan evaluasi kepada siswa dengan memberikan tes berupa tes tertulis. d. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji hasil tindakan beserta kelebihan dan kelemahan tindakan yang diterapkan tersebut. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dengan menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi. Hasil analisis siklus pertama inilah yang dijadikan acuan peneliti untuk merencanakan siklus kedua. Hal-hal yang belum berhasil pada siklus pertama akan ditindak lanjuti, sedangkan yang sudah baik akan dipertahankan atau ditingkatkan, sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan yang diharapkan dan hendaknya lebih baik dari siklus sebelumnya
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengambilan data selama penelitian adalah Observasi, dilakukan untuk
7
memperoleh data tentang aktivitas guru dan siswa dalam praktik penerapan model belajar sambil melakukan (student facilitator and explaining). Tes digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan pada akhir pertemuan
Analisis Data
Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka digunakan rumus sebagai berikut: a. Ketuntasan individu Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu apabila mampu memperoleh nilai ≥ 78 sebagai standar ketuntasan belajar minimal. Nilai akhir individual per siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Nilai =
Skor Perolehan Skor Maksimal
x 100
( Purwanto, 2011: 207) b. Menghitung Nilai Rata-rata X
X N
Keterangan:
8
X
: Nilai ata-rata
∑X
: Jumlah seluruh skor
N
: Subjek (Sudjana, 2012: 109)
c. Ketuntasan klasikal ∑ Siswa yang tuntas belajar P=
x 100 %
∑ Siswa
Keterangan: P
: Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal adalah ketuntasan keseluruhan dalam setiap
mata pelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah itu sendiri. Di SD Negeri 2 Bajur ketuntasan klasikal yang telah ditentukan adalah 75%. Artinya siswa yang dikatakan tuntas secara klasikal apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM tersebut mencapai 75% berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumus penentuan ketuntasan belajar secara klasikal.
Indikator Keberhasilan
Indikator keterampilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
9
1. Hasil belajar siswa dikatakan telah meningkat apabila rata-rata nilai siswa sudah mencapai KKM sekolah untuk mata pelajaran IPS yaitu 70 dengan persentase ketuntasan 85% . 2. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila kriteria aktivitas siswa minimal berkategori aktif. 3. Aktivitas mengajar guru dikatakan meningkat apabila kriteria aktivitas guru minimal berkategori baik.
10
C. Pembahasan/ Hasil Pembahasan 1. HASIL SIKLUS I Siswa yang mengikuti evaluasi sebanyak 34 siswa dengan nilai evaluasi tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 90, dan nilai rendahnya adalah 30. Dari 34 siswa yang mengikuti evaluasi, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang dengan ketuntasan klasikal 61,76%. Berdasarkan data di atas, penelitian dianggap belum berhasil karna ketuntasan belajar klasikal siswa masih belum mencapai 85% seperti target yang telah ditetapkan. 2. HASIL SIKLUS II Siswa yang mengikuti evaluasi sebanyak 34 siswa dengan nilai evaluasi tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 60. Dari 34 siswa yang mengikuti evaluasi, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 orang sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang dengan ketuntasan klasikal 85,29%.. Dari data di atas, dapat dikatakan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal yang meningkat dari 58,82% menjadi 85,29% dan sudah mencapai target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan refleksi setelah pelaksanaan siklus I ini dan melihat ketuntasan belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan klasikal ≥ 85% maka peneliti melanjutkan penelitian ini ke siklus II. Dimana, pada
11
siklus II diketahui bahwa jumlah nilai aktivitas guru adalah 80,55 dengan kriteria aktif, nilai aktivitas siswa 83,33 dengan kriteria aktif, serta ketuntasan belajar siswa 85,29%. Sehingga dari hasil penlitian pada siklus II ini dapat dikatakan bahwa sudah dapat mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas guru yang sudah melakukan persiapan yang baik untuk pelaksanaan penelitian pada siklus II ini, siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, siswa menjadi lebih semangat dalam belajar, suasana kelas menjadi lebih nyaman dan tidak ribut lagi sehingga siswa menjadi lebih berkonsentrasi saat belajar. Selain itu, peneliti juga mulai memberikan motivasi yang lebih untuk aktif bertanya pada siswa sehingga siswa tidak terlihat malu-malu
atau takut lagi dalam
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti dan sudah berani menjawab pertanyaan yang diberikan guru, bahkan memberikan tanggapan pada saat presentasi di kelas.
D. KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan Setelah melaksanakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 2 Bajur Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam bentuk penelitian tindakan kelas, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
12
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah pelaksanaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SDN 2 Bajur Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka data pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 62,5 meningkat menjadi 80,55 pada siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 61, 76 meningkat menjadi 85,29 % pada siklus II. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. b) Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a) Kepada siswa, diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran agar menjadi lebih mudah dalam memahami materi ajar yang disampaikan dan mempermudah untuk menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru. b) Kepada
guru,
diharapkan
dapat
menggunakan
model-model
pembelajaran yang bervariasi dan kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran guna mencapai pemahaman siswa yang maksimal terhadap materi yang disampaikan. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan optimal sehingga dapat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses
13
pembelajaran
dan
menjadikan
suasana
kelas
menjadi
lebih
menyenangkan. c) Kepada Kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi dan motivasi kepada guru mengenai penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa untuk aktif serta kreatif dalam belajar salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas belajar di sekolah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media
Grup. Komisyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta: Penerbit Teras. Aries, Erna Febru. 2012. Penelitian Tindakan Kelas: Teori & Aplikasinya. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Aqib, Zainal. 2013. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar Gunawan, Rudy.2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Kurniasih, Sani dkk. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkataan Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Kata Pena. Nurkancana, dkk. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto.2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
15