Palestina
Pekan
Edisi : 010/ 2015 | Senin, 06 Juli 2015
Palestina Berita Utama
Al-Quds
kondisi Warga
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Internasional
Edisi : 010/ 2015 | Senin, 06 Juli 2015
BERITA Utama Dukung Palestina, Gereja di AS Boikot Produk Israel
Zionis
Pekan
“Untuk warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan atau mereka yang mendapatkan diskriminasi sistematis sebagai warga negara Israel, tindakan ini mengirim sinyal kuat bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa ada gereja yang masih berani berbicara tentang kebenaran dan mendukung mereka yang tertindak,” kata Raheb. sindonews.com (1/7/2015)
Subhanallah, Tawanan Palestina Raih Gelar Master di Penjara Al-Quds – Tawanan Palestina di penjara Israel, Islam Shalih Jarrar dari kota Jenin, Tepi Barat Utara, menyelesaikan tesis master dalam studi Israiliyat dari Universitas Al-Quds. CLEVELAND - Dukungan untuk Palestina terus mengalir. Bukan hanya dari kelompok Muslim, dukungan juga mengalir dari kelompok-kelompok non-Muslim. Sebuah kelompok gereja di Amerika Serikat (AS) membuat gerakan boikot produk Israel, sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. United Church of Christ, sebuah perkumpulan gereja protestan di AS, mengambil langkah tersebut setelah sebelumnya digelar pemungutan suara. Dari sekitar 670 anggota kelompok tersebut, 508 diantaranya setuju untuk memboikot produk-produk Israel, sedangan hanya 124 yang menolak, sisanya abstain. Namun, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (1/7/2015), pemungutan suara yang digelar dalam pertemuan ke-30 kelompok tersebut yang berlangsung di Cleveland, Ohio gagal untuk memutuskan bahwa Israel telah melakukan tindakan apherteid atau pemusnahan etnis di Palestina. Mitri Raheb, pendeta dari Gereja Lutheran Injili di Yordania dan Tanah Suci (Yarusalem), sengaja datang ke Cleveland untuk menghadiri pertemuan itu. Ia mengatakan, tindakan yang diambil kelompok gereja ini adalah bukti bahwa Palestina tidaklah sendirian, dan dirinya berharap hal ini juga mampu memberikan tekanan kepada Israel.
Jarrar mendaftar di sekolah tinggi saat berada dalam tahanan di penjara Israel, dan salah seorang lulusan sarjana sebelum ditahan. Jarrar merupakan salah satu tawanan yang pernah aktif di Brigade Al-Qassam distrik Jenin, dan ditangkap tahun 2002, kemudian divonis penjara seumur hidup sebanyak 9 kali, beliau termasuk tokoh pejuang saat Intifadah AlAqsha, dan anggota lembaga pimpinan organisasi tawanan Hamas, ayahnya adalah Shalih Jarrar, seorang penyair dan pensiunan guru. Tokoh Fatah di penjara Israel, Marwan Bargutsi, doktor ilmu politik bertindak sebagai pembimbing tesis Jarrar. Gerakan Islam di propinsi Jenin menyampaikan apresiasi dan penghargaan terhadap Jarrar dan keluarganya, ditegaskannya bahwa tekad para tawanan dalam melanjutkan pendidikan tak bisa dihalangi siapapun. Infopalestina.com (5/7/2015)
AL-QUDS Zionis Israel Perketat Izin Shalat Jum’at di Masjid Al Aqsa Al-Quds - Juru bicara militer Zionis Israel, Ovijaa Odraei menetapkan beberapa syarat bagi warga Palestina yang ingin melaksanakan sholat Jumat di Masjid suci Al Aqsa, kota terjajah Al-Quds.
Palestina Berita Utama
Al-Quds
kondisi Warga
Gaza
Diantara syarat yang ditetapkan penjajah Israel itu adalah mendapatkan surat keterangan izin masuk dari pihak Israel, Seperti dilansir laman situs Islammemo.cc, Kamis (2/7/2015). Syarat lainnya adalah mereka yang laki-laki dibatasi usia 30 sampai 50 tahun, sedangkan untuk wanita usia 16 sampai 30 tahun, semua dengan catatan sudah mengantongi surat izin sholat Jumat dari aparat keamanan Israel.. Islammemo.cc, (2/7/2015)
200 Ribuan Kaum Muslimin Tunaikan Shalat Jumat ke 3 Ramadhan di Al-Aqsha Al-Quds - Prosedur ketat yang diberlakukan kepolisian Israel berdampak pada jumlah kaum muslimin yang shalat Jumat di Masjidil Aqsha, hanya sekitar 200 ribuan yang bisa masuk Al-Aqsha. Syekh Azzam Khatib, Kepala Bagian Wakaf Islam di AlQuds dalam keterangan persnya mengatakan, sekitar 200 ribuan kaum muslimin menunaikan shalat Jumat di Masjidil Aqsha. Menurutnya, prosedur ketat Israel berdampak jelas pada jumlah kaum muslimin yang shalat di Masjidil Aqsha. Ribuan aparat kepolisian Israel bertebaran di kawasan sekitar Masjidil Aqsha, kota Lama dan sekitarnya. Khatib Masjidil Aqsha, syekh Ikrimah Shabri dalam khutbah jumatnya menyampaikan, kedatangan Anda semua ke Masjidil Aqsha untuk menunaikan shalat fardhu dan shalat Jumat merupakan respon nyata keimanan, dan pesan nyata kepada penjajah yang menguasai Al-Aqsha, serta pesan kuat kepada dunia internasional bahwa warga Baitul Maqdis mencintai Al-Aqsha, cinta karena keimanan, hati dan perasaan mereka terikat erat dengan Al-Aqsha. Penjajah Israel memberlakukan prosedur ketat sejak pagi bagi kaum muslimin dari Tepi Barat yang hendak menunaikan shalat Jumat ke 3 Ramadhan di Al-Aqsha. Departemen Wakaf Islam di Al-Quds memperkirakan sekitar 350 ribu kaum muslimin bisa menunaikan shalat
Tepi Barat
Zionis
Pekan Tawanan
Internasional
Jumat di Al-Aqsha, setelah sebelumnya diijinkan bagi lakilaki berusia di atas 40 tahun dan kaum muslimat dari Tepi Barat untuk shalat di Al-Aqsha. Infopalestina.com, (3/7/2015)
KONDISI WARGA Israel Tutup Gerbang Magharibah Saat Suasana I’tikaf Al-Quds – Pasukan Israel pagi ini Ahad (5/7) menutup gerbang Magharibah di tengah ratusan warga Palestina sedang i’tikaf di masjid Al-Aqsha. Sebelumnya, sejumlah kelompok di organisasi pembela kuil Solomon dengan berbagai nama, menyerukan agar dilakukan aksi penggerebekan massal ke Masjid Al-Aqsha pagi ini sebagai persiapan untuk memperingati “hancurnya pagar-pagar Al-Quds” sebagai langkah awal dan persiapan hari raya-hari raya Yahudi. Sebelumnya juga, ratusan warga Palestina dari wilayah 1948, Al-Quds, dan Tepi Barat melakukan itikaf malam kemarin di mushola Al-Qibli (bagian dari masjid Al-Aqsha). Sementa pada subuh dan setelahnya masjid ramai dengan majlis dzikir di ruang-ruang yang ada. Infopalestina.com, (5/7/2015)
Israel Tangkap 370 Palestina Selama Juni, 65 Anak dan 26 Wanita Al-Quds – Otoritas penjajah Zionis melakukan eskalasi selama bulan Juni melalui operasi penangkapan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Pusat Kajian Tawanan Tawanan Palestina menyebutkan ada 370 kasus penangkapan dilakukan penjajah Zionis terhadap warga Palestina di Tepi Barat, al Quds dan Jalur Gaza selama bulan Juni. Sekitar 130 di antaranya dari kota al Quds saja dan sekitar 100 dari kota Hebron. Sebanyak 65 korban adalah anak-anak, 26 wanita. Di antara korban ada 24 orang dari Jalur Gaza, sebagian besarnya adalah para nelayan. Di antara korban penangkapan ada warga yang ditangkap di gerbang perlintasan Beit Hanun “Erez” di utara Jalur
Palestina Berita Utama
Al-Quds
kondisi Warga
Gaza
Gaza, Yaser Shaleh Hathab, bekerja sebagai karyawan di sebuah yayasan dan ditahan di penjara Ashkelon. Di antara korban ada pemuda bernama Muayyid Umar Sadi dari Jenin, mengalami gangguan akal. Ada juga wartawan wanita Fathimah Abu Sabitan dari kantor berita Quds Press di kota al Quds. Jurubicara Pusat Kajian Tawanan Palestina Riyad Asyqar menjelaskan bahwa otoritas penjajah Zionis selama bulan Juni menangkap tidak kurang dari 65 anak, sebagian besarnya dari kota al Quds dan yang paling kecil bernama Ahmad Jasim Syuwaiki berusia 9 tahun dari kampung ast Tsauri al Quds. Sementara itu juga terjadi peningkapan penangkapan wanita di bulan Juni. Menurut Pusat Kajian Tawanan Palestina, ada 26 wanita ditangkap, 19 di antaranya terjadi di al Quds, tepatnya di area Masjidil Aqsha. Infopalestina.com, (2/7/2015)
GAZA Haniyah: Al-Qassam Kini Lebih Kuat dari Pertempuran Sebelumnya Gaza – Wakil Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah menegaskan bahwa seluruh faksi militer di Gaza yang dikomandai sayap militer Hamas, batalion Izzuddin Al-Qassam saat ini dalam kondisi siaga bahkan jauh lebih kuat ketimbang perang terakhir yang dinamakan Al-Ashfu Al-Ma’kul.
Tepi Barat
Tawanan
Internasional
blokade. Mantan PM.Palestina ini kemudian mengapresiasi aksi heroik tersebut dan yakin suatau saat nanti Freedom Flotilla mampu mengakhiri blokade yang menimpa Gaza. Safa.ps (1/7/2015)
Israel Lakukan 1182 Serangan pada Nelayan Gaza Sejak Gencatan Gaza - Sebuah laporan yang menyoroti pelanggaran yang dilakukan penjajah Zionis terhadap para nelayan Palestina di Jalur Gaza mencatat terlah terjadi 1182 serangan terhadap mereka sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata, pasca agresi luas yang dilancarkan penjajah Zionis ke Jalur Gaza pada Juli-Agustus 2014 lalu. Laporan yang diterbitkan oleh Komite Daerah Nelayan dari Persatuan Komite Kerja Pertanian, menegaskan bahwa pasukan penjajah Zionis masih melarang para nelayan Palestina sampai ke tempat mencari rizki mereka dan membatasi mereka dari 85% area yang diizinkan bagi nelayan untuk menangkap ikan sesuai dengan perjanjian dan kesepahaman yang telah ditandatangani. Pada 25 Agustus 2014, pasca agresi luas yang dilancarkan penjajah Zionis ke Jalur Gaza selama 51 hari, faksi-faksi perlawanan Palestina menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pihak Zionis yang disponsori Mesir.
Seperti dilansir laman Safa.ps, Rabu (1/7/2015) terkait dengan Freedom Flotilla 3, mantan PM. Palestina ini mengatakan, dirinya telah menghubungi via telpon mantan PM. Tunisia, Moncef Marzouk pada hari Selasa sore kemarin. Haniyah kemudian berpesan, kendati tak berhasil menembus blokade, esensi dari misi Freedom Flotilla 3 telah sampai ke Jalur Gaza. Haniyah kemudian menambahkan, aksi Freedom Flotilla kemarin telah membongkar kembali keburukan Israel di mata dunia internasional, mengabarkan kepada dunia bahwa Gaza hingga detik ini masih hidup di bawah
Zionis
Pekan
Nelayan Gaza
Palestina Berita Utama
Al-Quds
kondisi Warga
Gaza
Tepi Barat
Zionis
Pekan Tawanan
Internasional
Laporan ini menyatakan bahwa pasukan penjajah Zionis selama bulan Juni 2015 lalu telah menangkap 15 nelayan dan melukai 10 nelayan lainnya. Sementara itu mereka juga menghancurkan sebagian 3 perahu nelayan Gaza. Laporan ini juga menyoroti perampasan perhu dan peralatan nelayan yang dilakukan oleh angkatan laut penjajah Zionis. Laporan ini mengingatkan bahwa aksi-aksi penangkapan terakhir terfokus di kalangan nelayan pada perahu-perahu yang di atasnya ada anak-anak, selain menggelontorkan air limbah ke perahu-perhu nelayan, tepatnya adalah perahuperahu yang digunakan untuk menangkap ikan sarden. Infopalestina.com (6/7/2015)
TEPI BARAT Otorita Palestina tangkap lebih dari 100 anggota Hamas Tepi Barat - Aparat keamanan Otorita Palestina menangkap lebih dari 100 anggota kelompok Hamas di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ini adalah gelombang penangkapan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Para pejabat Otorita Palestina mengatakan penangkapan ini ditujukan untuk mencegah Hamas “mengganggu” keamanan di Tepi Barat. “Kami menahan mereka untuk diinterogasi atau diajukan ke pengadilan berdasarkan bukti-bukti bahwa mereka mengancam stabilitas keamanan internal Palestina,” kata Adnan Al-Damiri, juru bicara bidang keamanan Otoritas Palestina, kepada kantor berita Reuters.
Abu Zuhri
“Tindakan kolaborator seperti ini tidak akan menghancurkan (Hamas) atau melemahkan perlawanan kami,” kata Abu Zuhri, juru bicara Hamas. Militer Israel mengatakan tak punya informasi tentang penangkapan anggota-anggota Hamas oleh Otorita Palestina. Penangkapan dilakukan beberapa hari setelah Israel menangkap puluhan anggota Hamas yang mereka katakan berencana menyerang Israel. BBC.com (3/7/2015)
ENTITAS ZIONIS Intelijen Israel Sebut Hamas Mampu Kontrol Perang Mendatang
“Mereka mencoba menjerumuskan kami untuk terlibat dalam konfrontasi militer,” tambahnya.
Palestina – Kepala intelijen Israel, Yoram Cohen mengatakan, gerakan Hamas saat ini dalam kondisi siap untuk menghadapi perang baru.
Namun juru bicara Hamas menggambarkan penangkapan ini sebagai upaya menghentikan serangan-serangan mematikan Israel di Tepi Barat dalam beberapa waktu terakhir.
Dihadapan para pejabat Zionis Israel, Cohen mengingatkan, Hamas tengah mengembalikan kekuatannya paska kerugian yang mereka dapati dalam perang terakhir yang terjadi dua tahun lalu.
Hamas juga menuduh Otoritas Palestina bekerja untuk kepentingan Israel.
Sebagaimana dilansir laman Al-Majdu Al-Amni, Selasa (1/7/2015), menurut kepala intelijen Sinbad itu, Hamas kini
Palestina Berita Utama
Al-Quds
kondisi Warga
Gaza
tengah merenovasi terowongan mereka yang digunakan untuk menyerang Israel, mereka juga mengembangkan kemampuan militer yang selama ini dimiliki baik darat, laut maupun udara, kondisi ini menurutnya memungkinan Hamas mengontrol perang yang akan terjadi di waktu mendatang. Almajd.ps, (1/7/2015)
Netanyahu Meradang UNHCR Sahkan Laporan Kejahatan Perang Gaza Palestina – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Jumat (3/7), mengecam keputusan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) terkait pengesahan laporan yang menuduh Israel dan Hamas melakukan kejahatan perang selama agresi militer musim panas lalu ke Jalur Gaza. “UNHRC tak tertarik pada kenyataan dan tidak benarbenar tertarik pada hak asasi manusia,” demikian tuduhan Netanyahu di dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya. Netanyahu mengencam UNHRC karena mengutuk Israel. Padahal, katanya, Israel tidak melakukan kesalahan sebab bertindak untuk membela dirinya dari organisasi teror pembunuh. Ia menambahkan tentara Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional. Resolusi untuk mendukung laporan itu disahkan dengan dukungan kuat Eropa. Sebanyak 41 negara anggota Dewan tersebut, termasuk Jerman, Prancis dan Inggris memberi suaara untuk mendukung laporan itu.
Tepi Barat
Zionis
Pekan Tawanan
Internasional
Sementara cuma Amerika Serikat yang memberi suara menentangnya. India, Kenya, Paraguay, Ethiopia dan Makedonia abstain. Menurut laporan Komisi Penyelidik Independen UNHRC, 1.462 warga sipil Palestina, sepertiga dari mereka anakanak dan enam warga sipil Israel tewas selama 51 hari pertempuran di Jalur Gaza dari Juli sampai Agustus 2014. Komisi itu menyatakan tembakan membabi-buta Israel menimbulkan kerugian yang sangat besar dan tak pernah terjadi sebelumnya pada rakyat di Jalur Gaza. “Ratusan warga sipil Palestina tewas di dalam rumah mereka sendiri, terutama perempuan dan anak kecil,” kata laporan itu. Republika.co.id, (4/7/2015)
TAWANAN Mogok Makan Kembali Dilakukan Tawanan Palestina di Penjara Israel Ramallah - Sejumlah sumber menyebutkan, seorang tawanan Palestina dari kota Ramallah, Tepi Barat mengumumkan mulai menggelar mogok makan terbuka, sebagai protes penangkapan dirinya tanpa dakwaan apapun, saat ini mendekam di penjara Israel. Forum Peduli Tawanan Palestina dalam keterangan persnya, Kamis (2/7) mengatakan, tawanan Ammar Aliyan dari kamp pengungsi Jalzon, Ramallah Utara, mengumumkan mogok makan terbuka, sebagai protes atas perpanjangan masa tawanan administrative di penjara Israelm, tanpa dakwaan ataupun persidangan. Israel memperpanjang penahanan Aliyan untuk 6 bulan kedepan, pasca berakhirnya penahanan pertama selama 4 bulan. Saat ini dua orang tawanan lainnya menggelar mogok makan terbuka, yaitu Nur Aliyan dari kamp Jalzon hari ke 4 berturut-turut, dan Adi Istiti dari kamp Jenin hari ke 15 berturut-turut. Penjajah Israel menahan para tawanan mogok makan di sel isolasi penjara padang pasir Negev. Infopalestina.com, (2/7/2015)
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Abu Marzuq Tegaskan Persyaratan Hamas Untuk Transaksi Pertukaran Tawanan Beirut - Dr. Musa Abu Marzuq anggota biro politik gerakan perlawanan Islam Hamas menegaskan syara-syata yang dipegang gerakanya terkait transaksi pertukaran tawanan yang mungkin bisa digagas dengan Zionis demi membebaskan sejumlah serdadu Zionis yang ditahan perlawanan di Gaza.
Zionis
Pengungsi
Pekan Tawanan
Internasional
lainya juga melakukan hal yang sama. Oleh karena itu kami berharap tujuanya adalah untuk menertralkan kamp-kamp pengungsian Palestina dan menjauhkan mereka dari ranah pertempuran. Infopalestina.com, (4/7/2015)
INTERNASIONAL Ditangkap Israel dalam Kapal Freedom Flotilla, Mantan PM. Tunisia ini Akhirnya Dideportasi ke Paris Tunisia - Mantan PM. Tunisia, Moncef Marzouk akhirnya dibolehkan untuk meninggalkan wilayah yang diduduki Israel pada hari ini, Selasa (30/6/2015). Marzouk ditangkap penjajah Israel pada hari Senin dini hari (29/6/2015) bersama dengan aktivis Palestina lainnya di kapal Marianne yang tengah berlayar menuju Jalur Gaza.
Abu Marzuq
Abu Marzuq menegaskan, tuntutan mendasar atas semua pembahasan mengenai pertukaran tawanan adalah kesepakatan Israel untuk membebaskan 54 tawanan yang sudah dibebaskan dalam transaksi pertukaran sebelumnya. Adapun terkait dengan gencantan dengan Israel, Abu Marzuq mengatakan, para pejabat Hamas tidak bertemu langsung dengan para pejabat Israel sama sekali. Karena perundingan apapun yang dilakukan dengan Israel harus secara tidak langsung telah berakhir di Mesir dengan berakhirnya perang Gaza. Terkait dengan informasi yang disebarkan televise AlQuds, Jum’at (4/7) bahwa ada inisiatif dari dari beberapa pribadi diantaranya yang dilontarkan delegasi Tim Kuartet Timur Tengah, Toni Blair. Adapun terkait dengan hubunganya dengan pemerintah Suriah Abu Marzuq menegaskan, sama sekali tidak ada pembicaraan apapun dengannya. Sementara faksi-faksi
Adnan Manshur, salah seorang loyalis Marzouk mengatakan, dirinya telah mengontak mantan orang nomor satu di Tunisia itu, dan disampaikan bahwa pihak Israel akan mendeportasi diri Marzouk ke Paris, Prancis. Seperti dilansir laman felesteen.ps, Selasa (30/6/2015) Manshur menegaskan bahwa keikutsertaan Marzouk dalam Freedom Flotilla telah menjadi bagian dari simbol perlawanan. Sebelumnya diberitakan, konvoi kapal Freedom Flotilla yang berlayar menuju Jalur Gaza dihadang oleh boat militer Israel, kapal utama mereka kemudian digiring untuk merapat ke pelabuhan Usdud yang diduduki oleh Israel. Felesteen.ps, (30/6/2015)
ISIS Ancam Gulingkan Hamas Gaza - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Selasa (30/6) mengancam akan mengubah Jalur Gaza menjadi wilayah kekuasaan mereka lainnya di Timur Tengah. ISIS menuduh Hamas kurang ketat dalam menegakkan hukum Islam di wilayah Gaza. ISIS mengeluarkan pernyataan tersebut dalam sebuah video yang dirilis di dunia maya. Pernyataan ISIS ini
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
menjadi tantangan publik langka bagi Hamas. Hamas belakang juga kerap menindak para militan di Gaza yang menentang gencatan senjata dengan Israel dan rekonsiliasi dengan Fatah. “Kami akan menumbangkan negara Yahudi (Israel), anda (Hamas), Fatah, dan semua sekularis dan anda akan kami gulingkan,” kata salah satu anggota ISIS bertopeng dalam pesan videonya yang ditujukan kepada Hamas. Ia menambahkan, aturan syariah akan dilaksanakan di Gaza. ISIS, menurut dia, bersumpah apa yang terjadi di Suriah saat ini, khususnya di kamp Yarmouk akan terjadi di Gaza. Ungkapan ISIS tersebut mengacu pada kemajuan ISIS di sejumlah wilayah di Suriah, termasuk di kamp pengungsi Palestina di Yarmouk.
Zionis
Pengungsi
Pekan Tawanan
Internasional
Hamas merupakan gerakan Islam di Palestina yang bersama ISIS menyatakan permusuhan mereka dengan Israel. Namun perbedaannya, Hamas tak melakukan perang global dan lebih mendefinisikan diri mereka dalam kerangka nasionalisme Palestina. Namun, Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Negara tetangga mereka, Mesir juga menganggap Hamas sebagai ancaman keamanan regional. Perjuangan Hamas selama ini memerangi militan yang terkait ISIS belum merebut simpati internasional. Republika.co.id, (1/7/2015)
Penanggung Jawab: Ketua ASPAC for Palestine. Pemimpin Umum: Muhammad Ilham. Pemimpin Redaksi: Muhammad Syarief. Keuangan: Dewi Muliawati. Redaksi: Ahmad Yani, Salman Alfarisy, Dina Fitria. Bagian Sirkulasi & Distribusi: Iskandar Samaullah, Djoko. Design dan Tata Letak: Ardy. Donasi: Rekening Bank Syariah Mandiri Cab. Saharjo 704 575 2121 atas nama ASPAC FOR PALESTINE.