HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIUWUNG KOTA TANGERANG TAHUN 2015
Nama Peneliti
: Adelina Romaito
Nim
: 2013-31-173
Tanggal wawancara
: ……/……/2015
A. Data Umum Identitas Balita Nama Balita : Umur
:
Jenis Kelamin :
Identitas Orang Tua Nama Responden
:
Umur
:
Pekerjaan
:
Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta Lain-lain………………………
Pendidikan Terakhir :
Pendidikan Dasar (SD,SMP/sederajat) Pendidikan Menengah (SMA/sederajat) Pendidikan Tinggi (DI-DIII,S1,S2)
Alamat
:
B. Pengetahuan Ibu tentang penyakit ISPA Jawablah pernytaan dibawah ini dengan tepat dan berilah tanda checklist atau contreng (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan.
No
Item Pernyataan
Jawaban Ya
1.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang berlangsung selama 14 hari
2.
ISPA dapat ditularkan lewat udara dan percikan ludah
3.
Batuk merupakan gejala ISPA
4.
Pilek merupakan gejala ISPA
5.
Serak merupakan gejala ISPA
6.
Panas atau demam lebih dari 37°C merupakan gejala ISPA
7.
Lingkungan dapat mempengaruhi penyebab terjadinya ISPA
8.
Kebiasaan merokok didalam ruangan merupakan penyebab ISPA
9.
Perilaku ibu mempengaruhi penyebab ISPA
10. Menjaga gizi anak merupakan pencegahan dari ISPA 11. Imunisasi lengkap merupakan pencegahan dari penyakit ISPA 12. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan perupakan pencegahan dari penyakit ISPA 13. Menjauhkan balita dari penderita ISPA merupakan pencegahan ISPA 14. Tidak membakar sampah di lingkungan rumah merupakan cara pencegahan penyakit ISPA 15. Membuka jendela di pagi hari merupakan cara pencegahan penyakit ISPA 16
Cukupnya cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar dapat menurunkan kejadian risiko ISPA
17. Tidak menutup mulut saat batuk dan bersin merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ISPA
Tidak
C.
Perilaku Ibu dengan Kejadian ISPA pada Balita Jawablah pernyataan dibawah ini dengan tepat dan berilah tanda checklist atau contreng (√) pada pada salah satu kolom yang telah disediakan.
No
Pernyataan
Jawaban Ya
1.
Menutup mulut dan hidung saat bersin
2.
Menjaga anak dalam keadaan bersih
3.
Mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang ISPA
4.
Menggunakan masker saat flu
5.
Membuka jendela rumah pada pagi hari
6.
Tidak membiarkan anggota keluarga yang lain untuk merokok di dalam rumah
7.
Memberikan ASI Eksklusif pada balitanya selama 6 bulan
8.
Tidak membakar sampah di lingkungan rumah
9.
Menjauhkan anak berhubungan dengan penderita ISPA
10.
Membawa anak ke Puskesmas ketika mengalami demam dan batuk
11.
Membawa balita ke posyandu rutin setiap bulannya
12.
Memberikan imunisasi lengkap pada balita sebagai pencegahan penyakit ISPA
Tidak
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIUWUNG KOTA TANGERANG TAHUN 2015
Adelina Romaito(1), Nurul Wandasari Singgih, SKM, M.Epid(2), Zelfino, SKM, MM, MKM(3)
ABSTRAK Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang. Pada tahun 2014 tercatat 2.059 balita golongan umur 1-4 tahun menderita ISPA di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung. Padatnya pemukiman penduduk dan banyaknya industri di kawasan Jatiuwung merupakan faktor risiko bagi masyarakat terutama pada balita untuk terkena penyakit ISPA karena kondisi lingkungan yang buruk. Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA dan perilaku ibu terhadap kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang tahun 2015. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu yang memiliki anak balita berusia 1-4 tahun dan berdomisili di wilayah Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang yang terbagi dalam 6 kelurahan sebanyak 2.059 orang dan diambil sampel sebanyak 183 orang yang dipilih secara systematic random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat Chi Square. Hasil penelitian yang didapat dari analisis bivariat adalah ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap kejadian ISPA pada balita dengan nilai p value = 0,029 < 0,05. Begitu pula pada perilaku bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung dengan nilai p value = 0,004 < 0,05. Diharapkan ibu yang memiliki anak balita menjadi lebih baik lagi dalam pencegahan ISPA, selain itu balita juga harus mendapatkan imunisasi lengkap untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka kejadian ISPA pada balita. Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Perilaku Ibu, ISPA, Balita PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang. (1)
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi ISPA di Indonesia tahun 2013 adalah 25,0%. Provinsi Banten masuk dalam 10 besar provinsi ISPA
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
1
tertinggi dengan prevalensi 25,8% (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2014 tercatat 2.059 balita golongan umur 1 – 4 tahun menderita ISPA di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung. lingkungan yang buruk. Buruknya keadaan lingkungan mencerminkan perilaku kebersihan masyarakat sekitar yang kurang peduli dengan lingkungan, seperti masih melakukan pembakaran sampah disekitar rumahnya, jarang membuka jendela rumah setiap pagi hari terutama pada rumah kontrakan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA dan perilaku ibu terhadap kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik, yaitu penelitian yang menggambarkan objek yang diteliti melalui data sampel yang mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara variabel independen dan dependen dimana pengukurannya pada secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang. Populasi target Populasi target penelitian adalah seluruh penderita ISPA yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang yang (1)
Padatnya pemukiman penduduk dan banyaknya industri di kawasan Jatiuwung merupakan faktor risiko bagi masyarakat untuk terkena penyakit ISPA karena kondisi terbagi dalam 6 kelurahan sebanyak 9.643 orang. Populasi study adalah jumlah penderita ISPA pada balita yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang yang terbagi dalam 6 kelurahan sebanyak 4.597 orang. Subyek dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak balita usia 1 – 4 tahun yang menderita ISPA dan berdomisili di wilayah Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang yang terbagi dalam 6 kelurahan sebanyak 2.059 orang. Sehingga besar sampel dalam penelitian adalah dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
n=
Z² − ½ α P 1 − P N d² N − 1 + Z² − ½ α P 1 − P
Maka besaran sampel yang didapat adalah 183, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1 Proporsi Sampel Penelitian Kelurahan Alam Jaya Keroncong Pasir Jaya Jatake Manis Jaya Gandasari Total
N 1354 1050 964 1180 1003 1177 6728
Sampel 37 29 26 32 27 32 183
Instrumen penelitian berupa kuesioner pengetahuan dan sikap dalam pencegahan ISPA pada anak balita. Kuesioner sebelum digunakan
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
2
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas menggunakan uji product moment dan alpha cronbach. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas menunjukkan kuesioner terbukti valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Skala data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah ordinal, sehingga uji yang digunakan adalah uji yaitu uji Chi Square. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Umur Umur responden pada penelitian ini dibagi tiga kategori, yaitu < 25 tahun, 25 – 35 tahun, > 35 tahun. Distribusi frekuensi umur responden pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur < 25 tahun 25–35 tahun >35 tahun Total
N 53 87 43 183
% 29,0 % 47,5 % 23,5 % 100 %
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden umur <25 tahun memiliki jumlah frekuensi 53 responden (29,0%), sedangkan umur 25–35 tahun memiliki jumlah frekuensi 87 (47,5%) dan umur >35 tahun memiliki jumlah frekuensi 43 responden (23,5%). b. Pendidikan Responden Pendidikan responden pada penelitian ini dibagi lima kategori (1)
yaitu SD, SMP, SMA, D3 dan S1. Tabel distribusi pendidikan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 Total
N 2 49 120 8 4 183
% 1,1 % 26,7 % 65,6 % 4,4 % 2,2 % 100 %
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui bahwa tingkat pendidikan SD memiliki jumlah frekuensi 2 responden (1,1%) sedangkan SMP sebanyak 49 responden (26,7%), SMA sebanyak 120 responden (65,5%), DIII sebanyak 8 responden (4,4%) dan S1 frekuesinya sebanyak 4 responden (2,2%). c. Pekerjaan Responden Pekerjaan responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang dibagi menjadi 2 kategori yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Tabel distribusi pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total
N 102 81 183
% 55,7 % 44,3 % 100 %
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebanyak 102 responden dengan persentase
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
3
(55,7%) sedangkan tidak bekerja sebanyak 81 responden dengan persentase (44,3%). d. Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Kesehatan Partisipasi ibu dalam mengikuti penyuluhan kesehatan digolongkan menjadi dua yaitu Ya (pernah mengikuti penyuluhan kesehatan) dan Tidak (tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan). Tabel distribusi partisipasi Ibu dalam kegiatan penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut : Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan Kesehatan Ya Tidak Total
N
%
85 98 183
46,4 % 53,6 % 100 %
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Balita Ke Posyandu Kunjungan Balita Ke Posyandu Rutin Tidak Rutin Total
N
%
89 94 183
48,7% 51,3 % 100 %
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden dengan golongan rutin melakukan kunjungan ke posyandu sebanyak 89 responden dengan persentase (48,7%), sedangkan responden yang tidak rutin melakukan kunjungan ke posyandu sebanyak 94 responden dengan persentase (51,3 %). f. Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa responden dengan golongan pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebanyak 85 responden dengan persentase (46,4%), sedangkan responden yang tidak pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 98 orang dengan persentase (53,6 %).
Dalam pemberian ASI Ekslusif dikategorikan menjadi dua golongan yaitu tidak dapat ASI Eksklusif 0–6 bulan (Tidak), dan dapat ASI Eksklusif 0–6 bulan (Ya). Tabel distribusi Ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada balitanya adalah sebagai berikut : Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
e. Kunjungan Posyandu Partisipasi kunjungan balita ke posyandu digolongkan menjadi dua yaitu rutin (melakukan kunjungan setiap bulan) dan tidak rutin (jarang melakukan kunjungan setiap bulan). Tabel distribusi kunjungan balita ke posyandu sebagai berikut :
(1)
Pemberian ASI Eksklusif Ya Tidak Total
N
%
78 105 183
42,6 % 57,4 % 100 %
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa Ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 78 orang dengan persentase (42,6%) sedangkan Ibu yang tidak
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
4
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 105 orang dengan persentase (57,4%).
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit ISPA Pada Balita
g. Pemberian Imunisasi Dalam pemberian imunisasi lengkap (Hepatitis B, Polio, BCG, DPT dan Campak) digolongkan menjadi dua yaitu imunisasi lengkap (Ya) dan imunisasi tidak lengkap (Tidak). Tabel distribusi Ibu yang memberikan imunisasi lengkap pada balitanya adalah sebagai berikut : Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Imunisasi Lengkap Imunisasi Lengkap Ya Tidak Total
N
%
117 66 183
63,9 % 36,1 % 100 %
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa anak yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 117 orang dengan persentase 63,9 % dan anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 66 orang dengan persentase 36,1%. h. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Pengetahuan responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang baik (jika skor jawaban yang benar ≤ 14) dan baik (jika skor jawaban yang benar > 14). Tabel distribusi pengetahuan Ibu tentang penyakit ISPA adalah sebagai berikut :
(1)
Pengetahuan N Kurang baik ( ≤14) 110 Baik ( > 14) 73 183
% 60,1% 39,9 % 100 %
Berdasarkan data pada tabel 9 dari 183 responden, menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA yang masuk dalam kategori cukup sebanyak 110 orang (60,1%) dan yang masuk kategori baik sebanyak 73 orang (39,9%). i. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Perilaku responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang baik (jika skor jawaban yang benar ≤ 10) dan baik (jika skor jawaban yang benar > 10). Tabel distribusi perilaku Ibu tentang pencegahan penyakit ISPA adalah sebagai berikut : Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Tentangn Pencegahan ISPA Pada Balita Perilaku Kurang baik ( ≤ 10) Baik ( > 10). Total
N 105
% 57,4 %
78 183
42,6 % 100 %
Berdasarkan data pada tabel 10 dari 183 responden, menunjukkan bahwa perilaku ibu terhadap kejadian ISPA yang masuk dalam kategori cukup sebanyak 105 orang (57,4%) dan yang masuk kategori baik sebanyak 78 orang (42,6%).
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
5
h. Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA Frekuensi kejadian ISPA pada balita dikategorikan menjadi dua yaitu tinggi (≥ 4 kali dalam 1 tahun) dan rendah (≤ 3 kali dalam 1 tahun). Tabel distribusi frekuensi kejadian ISPA pada balita adalah sebagai berikut : Tabel 11 Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Tahun 2015 Kejadian ISPA Tinggi (≥ 4 kali) Rendah (≤ 3 kali)
N 25 158 183
% 13,7 % 86,3 % 100 %
Berdasarkan data pada tabel 11 dari 183 responden, menunjukkan bahwa balita yang mengalami kejadian ISPA tinggi (≥ 4 kali) sebanyak 25 orang (13,7%) dan kejadian ISPA rendah (≤ 3 kali) sebanyak 158 orang (86,3%). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian ISPA
Kurang Baik Baik P Value OR 95% CI (1)
Kejadian ISPA
b. Hubungan Perilaku Ibu Dengan Kejadian ISPA Tabel 13 Hubungan Perilaku Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Tahun 2015
Ibu Perilaku
Tabel 12 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Tahun 2015 Pengetahuan
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa proporsi kejadian ISPA pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik 3,022 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian ISPA pada ibu berpengetahuan baik. Dari seluruh ibu yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 90 orang (81,8%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah sedangkan ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 68 orang (93,2%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah. Keputusan tolak Ho terima Ha, dengan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian ISPA di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Tahun 2015 dengan nilai P = value 0,029.
∑
Rendah 90
Tinggi 20
110
68
5
73
0,029 3,022 1,080 - 8,460
Kurang Baik Baik P Value OR 95% CI
Kejadian ISPA Rendah 80
Tinggi 21
105
74
4
78
0,004 4,625 1,518 – 14,090
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa proporsi kejadian ISPA pada ibu yang mempunyai perilaku kurang 4,625 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian ISPA pada ibu berpengetahuan baik. Dari seluruh ibu yang berpengetahuan
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
∑
6
kurang baik sebanyak 84 orang (80%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah sedangkan ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 74 orang (94,9%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah. Keputusan tolak Ho terima Ha, dengan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian ISPA di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Tahun 2015 dengan nilai P = value 0,004. PEMBAHASAN 1. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin membuat penulisan ini kurang sempurna, diantaranya yaitu : a. Penelitian ini menggunakan sampel dari data kasus penderita ISPA dari bulan Januari – Desember 2014 dikarenakan keterbatasan data yang peneliti peroleh dari Puskesmas Kecamatan Jatiuwung sedangkan penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sehingga memungkinkan terjadinya bias pada saat menyebar kuesioner. b. Sesuai dengan tema yang diambil, maka pengukuran penelitian hanya dilakukan dengan berdasar dari hasil kuesioner yang disebarkan oleh peneliti dimana hasil dari kuesioner ini tergantung pada responden yang menjawab pernyataan ini. 2. Analisa Univariat a. Umur Responden Berdasarkan Hasil penelitian di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang dengan sampel 183 orang, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagian besar yang menjadi responden dalam penelitian ini ada pada kelompok umur 25–35 tahun (1)
sebanyak 87 orang atau sebesar 47,5%. Menurut (Depkes R1,2011) Umur tersebut masuk ke usia produktif dimana dalam usia tersebut termasuk tahap dewasa awal merupakan puncak dari kondisi fisik yang sangat prima. Dalam tahap ini setiap individu memiliki kemampuan kognitif dan penilaian moral yang lebih kompleks. Mereka menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk mencapai apa yang diinginkannya. b. Pendidikan Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, dapat dilihat pada tabel 4.2 yaitu tingkat pendidikan terbanyak yang dimiliki oleh responden yaitu SMA sebanyak 120 orang dengan persentase (65,6%), banyaknya responden dengan pendidikan SMA dikarenakan ketidakmampuan orang tua responden dalam menyekolahkan anaknya untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini juga didukung oleh pendapat Warman (2008), bahwa pendidikan orang tua, terutama ibu merupakan salah satu kunci perubahan sosial budaya. Pendidikan yang relatif tinggi akan memiliki praktik yang lebih terhadap pemeliharaan kesehatan keluarga terutama balita. c. Pekerjaan Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, dapat dilihat pada tabel 4.3 bahwa sebagian besar responden yang bekerja sebanyak 102 orang dengan persentase (55,7%) sebagian besar bekerja dikarenakan rata–rata responden memiliki tingkat pendidikan SMA, sehingga banyak
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
7
responden yang memilih untuk bekerja menjadi karyawati di sebuah industri dalam rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan dan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari–hari. d. Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebanyak 98 orang dengan persentase 53,6%. Berdasarkan hasil penelitian Fitri (2015) di PHPT Muara Angke yang tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebanyak 32 orang dengan persentase (91,4%). Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa peduli dan ingin tahu mengenai kesehatan serta peran petugas kesehatan yang tidak aktif kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang peneliti lakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang bahwa tingginya angka responden yang tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebagian besar disebabkan oleh responden yang bekerja sehingga responden kurang memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan seperti pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan kesehatan gizi. e. Kunjungan Posyandu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang membawa balitanya tidak rutin berkunjung ke posyandu sebanyak (1)
94 orang dengan persentase (51,3%). Dimana kegiatan posyandu ini diadakan setiap bulannya secara serentak di 6 kelurahan pada minggu pertama dan minggu kedua. Ibu yang tidak rutin membawa balitanya ke posyandu dikarenakan beberapa hal diantaranya sebagian besar ibu bekerja sehingga kurang memiliki waktu dan tidak dapat membawa balitanya setiap bulan ke posyandu. Alasan lainnya adalah kurangnya jumlah petugas kesehatan yakni 6 orang petugas kesehatan yang dibantu oleh kader harus memberikan pelayanan ke 60 posyandu balita dan 15 posyandu lansia dan kelas ibu hamil yang tersebar di 6 kelurahan sehingga pelayanan yang diberikan kurang maksimal dan hal tersebutlah yang membuat sebagian ibu berpikiran bahwa ketika balitanya sudah mendapatkan imunisasi lengkap, ibu tidak perlu lagi membawa balitanya setiap bulan ke posyandu untuk menimbang berat badan. f. Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan sebanyak 105 orang sebesar 57,4%. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar ibu bekerja sehingga tidak dapat memberikan ASI Eksklusif tanpa pendamping makanan apapun. Hal yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang untuk meningkatkan angka pemberian ASI Eksklusif adalah memberikan penyuluhan tentang ASI Ekslusif terhadap ibu – ibu yang
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
8
memiliki balita bahwa ASI Eksklusif itu sangat penting untuk tumbuh kembang balitanya, khususnya kepada ibu yang tidak bekerja dan memiliki lebih banyak waktu untuk merawat balitanya sudah selayaknya jika balitanya mendapatkan ASI Ekskusif. g. Pemberian Imunisasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 183 responden di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, mengenai pemberian imunisasi lengkap dapat dilihat pada tabel 4.7 yaitu ibu yang memberikan imunisasi lengkap pada balita sebanyak 117 orang dengan persentase 63,9%. Hal ini sejalan dengan penilitian Fitri (2015) yang dilakukan di PHPT Muara Angke mengenai pemberian imunisasi DPT pada balita sebanyak 18 orang dengan persentase (51,4%). Hal ini dikarenakan imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang dapat diterima semua kalangan dan sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita serta tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan pada anak balita terhadap penyakit tertentu, imunisasi dasar bagi balita meliputi imunisasi DPT, polio, dan campak sebelum balita berumur 1 tahun balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap maka akan mudah terserang penyakit. Imunisasi dasar yang tidak lengkap hanya dapat memberikan perlindungan 25-40% (Ibrahim dalam Arianto, 2006). Hal tersebut sejalan dengan peneliti lakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang dikarenakan bahwa sebagian besar ibu yang berpendidikan SMA menyadari bahwa imunisasi lengkap itu penting dan dibutuhkan oleh (1)
balitanya untuk memperkuat kekebalan imunitas tubuh balita terhadap penyakit tertentu. Walaupun sebagian besar ibu bekerja tetapi responden selalu memastikan untuk memberikan imunisasi lengkap kepada balitanya, jika responden tidak sempat membawa balitanya ke posyandu maka responden akan membawa balitanya untuk diimunisasi ke bidan praktek. h. Pengetahuan Ibu Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, dari 183 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 110 orang (60,1%) . Hal ini terjadi karena latar belakang tingkat pendididkan ibu yang sebagian besar tamatan SMA sehingga ibu dapat menerima penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan dan informasi yang didapatkan mengenai ISPA baik dari media elektronik dan media cetak serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari–hari dalam merawat dan menjaga balitanya. Selain itu usia responden yang sebagian besar 25–35 tahun yang termasuk dalam usia produktif juga dapat mempengaruhi pengetahuan yang ibu dapatkan, yakni melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali, jika seseorang memiliki pengalaman yang lebih sering maka akan menghasilkan pengetahuan yang lebih juga. Hal ini sesuai dengan pendapat Herliansyah (2007), pengetahuan juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali, jika seseorang memiliki pengalaman yang lebih maka menghasilkan pengetahuan yang lebih. Umur sangat mempengaruhi ibu dalam
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
9
memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung maupun tidak langsung akan menambah pengalaman dan akan meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. i. Perilaku Ibu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, dari 183 responden yang memiliki perilaku cukup sebanyak 105 orang (57,4%) dan perilaku baik sebanyak 78 orang (42,6%). Menurut Lawrence Green dalam (Notoatmodjo, 2007), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Dalam penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang, faktor predisposisi yang dimiliki oleh responden sudah cukup namun perlu menambah wawasan atau pengetahuan mengenai penyakit ISPA pada balita. Faktor pemungkin yang dimiliki responden sudah cukup diantaranya ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses sarana atau fasilitas kesehatan misalnya Posyandu dan Puskesmas. Untuk itu petugas kesehatan di Puskesmas harus lebih aktif lagi untuk mengadakan penyuluhan kepada ibu–ibu mengenai bagaimana cara pencegahan dan penanganan penyakit ISPA yang tepat, sehingga dengan adanya penyuluhan ini diharapkan pengetahuan ibu dapat bertambah sehingga perilaku ibu dapat berubah kearah yang lebih baik lagi dalam merawat dan menjaga balitanya untuk mengurangi angka kejadian ISPA pada balita. j. Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita (1)
Berdasarkan hasil pengambilan data di lapangan dan mengacu dari hasil pemeriksaan diagnosa dokter yang telah ditegakkan diperoleh kejadian ISPA pada anak balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang sebagian besar mengalami kejadian ISPA rendah (≤ 3 kali) pertahunnya sebesar 86,3%. Hal ini terjadi karena sebagian besar balita telah mendapatkan imunisasi lengkap sebesar 63,9% sehingga kekebalan tubuh balita tidak mudah terserang penyakit ISPA. 3. Analisa Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang dengan menggunakan uji statistik maka didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang tahun 2015 dengan nilai P value = 0,029. Hal ini dapat dilihat dari proporsi kejadian ISPA pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik 3,022 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian ISPA pada ibu berpengetahuan baik. Dari seluruh ibu yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 90 orang (81,8%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah sedangkan ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 68 orang (93,2%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah. Hal ini terjadi kemungkinan karena pola pikir ibu yang beranggapan bahwa penyakit ISPA bukanlah penyakit yang berbahaya karena penyakit ISPA dapat sembuh dengan sendirinya
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
10
tanpa diberikan pengobatan tradisional ataupun medis. Hasil ini sejalan dengan penelitian Mariza dan Trisnawati (2013) yang menyatakan ada hubungan pengetahuan ibu tentang pencegahan ISPA dengan terjadinya ISPA pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung dengan hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,038 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan responden dengan kategori pengetahuan kurang baik berpeluang memiliki bayi terkena ISPA sebesar 4,160 kali lebih besar dibandingkan dengan kategori pengetahuan baik. Kemungkinan pertama dapat disebabkan karena ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang ISPA akan membentuk pola pikir bahwa ISPA bukanlah penyakit yang berbahaya bagi bayi sehingga mempengaruhi perilaku ibu yang diwujudkan kedalam tindakan untuk tidak melakukan upaya pencegahan ISPA dengan menjaga kebersihan lantai dan tidak melarang anggota keluarga yang merokok dalam ruangan. Kemungkinan yang kedua adalah ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup mempunyai persepsi yang salah tentang ISPA, hal ini disebabkan karena pengalaman sebelumnya bahwa meskipun bayi mengalami ISPA tetapi dapat sembuh setelah diobati baik pengobatan tradisional maupun medis sehingga mempengaruhi pola pikir ibu yang diwujudkan kedalam tindakan untuk tidak mencari tahu faktor yang dapat menyebabkan ISPA dan pencegahan terjadinya ISPA, sehingga ada kemungkinan penyakit ISPA dapat terulang kembali. Hal tersebut dapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan di (1)
Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang karena dilatarbelakangi oleh alasan yang sama seperti penelitian Mariza dan Trisnawati (2013) yakni pola pikir ibu yang beranggapan bahwa penyakit ISPA bukanlah penyakit yang berbahaya karena penyakit ISPA dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan pengobatan sehingga upaya yang dilakukan untuk pencegahan ISPA belum maksimal, misalnya tidak membuka jendela pada pagi hari, tidak melarang apabila ada keluarga yang merokok di dalam rumah, tidak menutup mulut ketika batuk dan bersin. Selain itu faktor kurang aktifnya ibu dalam mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan di Puskesmas ataupun di posyandu dikarenakan sebagian besar waktu ibu banyak dihabiskan untuk bekerja sehingga ibu kurang memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan tersebut yang mengakibatkan ibu memiliki pengetahuan cukup mengenai apa itu penyakit ISPA, bagaimana cara pencegahan dan penanganan penyakit ISPA. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Juniati (2005), bahwa rendahnya kualitas kesehatan anak terhadap penyakit ISPA disebabkan karena rendahnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan. Ibu cenderung lebih mengutamakan pengobatan daripada upaya pencegahan, karena waktu yang ibu miliki lebih banyak dihabiskan untuk bekerja sehingga ibu kurang memiliki waktu dalam menjaga dan merawat balitanya sehingga angka kejadian ISPA pada balita selalu tinggi. Maka dari itu pihak Puskesmas perlu mengadakan upaya penyuluhan lebih aktif lagi misalnya mengadakan penyuluhan pada hari
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
11
libur, dimana kemungkinan sebagian besar ibu yang bekerja dapat mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut. Sehingga ibu yang bekerja dapat meningkatkan pengetahuannya dari mengikuti kegiatan penyuluhan tentang kesehatan secara umum khususnya mengenai penyakit menular (ISPA), sehingga diharapkan ada perubahan perilaku ibu untuk menurunkan angka kesakitan terjadinya ISPA pada balita. b. Hubungan Perilaku dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang dengan menggunakan uji statistik maka didapatkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang tahun 2015 dengan nilai P value = 0,004. Hal ini dapat dilihat dari proporsi kejadian ISPA pada ibu yang mempunyai perilaku kurang baik 4,625 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian ISPA pada ibu berperilaku baik. Dari seluruh ibu yang berperilaku kurang baik sebanyak 84 orang (80%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah sedangkan ibu yang berperilaku baik sebanyak 74 orang (94,9%) ibu mengalami kejadian ISPA rendah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran ibu untuk menerapkan perilaku hidup bersih dalam kehidupan sehari–hari seperti tidak menutup mulut ketika bersin, tidak menggunakan masker ketika flu berat dan tidak membuka jendela rumah pada pagi hari. Selain itu perilaku ibu yang tidak pernah (1)
mengikuti kegiatan penyuluhan, tidak memberikan ASI Eksklusif pada balitanya dan jarang membawa balitanya berkunjung ke posyandu dikarenakan waktu yang ibu miliki lebih banyak dihabiskan untuk bekerja. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahman (2013), tentang Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tangga dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banyumas Jawa Tengah dengan hasil uji statistik yakni ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan tingkat kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Banyumas dengan nilai P value = 0,001 karena (p < 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari–hari seperti tidak menutup mulut dan hidung ketika bersin, tidak membuka jendela rumah pada pagi hari, tidak melarang jika ada anggota keluarganya yang merokok di dalam rumah dan tidak menjauhkan balita dari penderita ISPA. Hal tersebut dapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang karena dilatarbelakangi oleh alasan yang sama seperti dikemukakan diatas yakni kurangnya menerapkan perilaku hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perilaku ibu yang tidak pernah mengikuti kegiatan penyuluhan, tidak memberikan ASI Eksklusif pada balitanya dan jarang membawa balitanya berkunjung ke posyandu dikarenakan waktu ibu banyak dihabiskan untuk bekerja, sehingga ibu kurang memiliki waktu dalam merawat dan menjaga balitanya. Hal tersebutlah yang membuat kejadian
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
12
ISPA pada balita tinggi di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang. Dari hasil analisa di lapangan dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku ibu terhadap ISPA maka semakin berkurang angka kejadian ISPA pada balita. Hal ini senada dengan pendapat (Kartini, 2002) semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap kesehatan anak maka akan mengurangi resiko terjadinya penyakit ISPA pada balita, dan sebaliknya semakin buruk pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap kesehatan anaknya maka resiko terjadinya ISPA pada balita akan semakin tinggi. Maka dari itu pihak Puskesmas perlu mengadakan upaya penyuluhan lebih aktif lagi misalnya mengadakan penyuluhan pada hari libur, dimana kemungkinan sebagian besar ibu yang bekerja dapat mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut. Sehingga ibu yang bekerja dapat meningkatkan pengetahuannya dari mengikuti kegiatan penyuluhan tentang kesehatan secara umum khususnya mengenai penyakit menular (ISPA), sehingga diharapkan ada perubahan perilaku ibu untuk menurunkan angka kesakitan terjadinya ISPA pada balita. KESIMPULAN 1.Sebagian besar dari 183 responden proporsi umur ibu 25–35 tahun sebesar 47,5%, pendidikan terakhir ibu terbanyak adalah pada tingkat SMA dengan persentase 65,6%, Ibu yang bekerja dengan persentase 55,7%, Ibu yang tidak mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan sebesar 53,6%, ibu yang tidak rutin membawa balitanya berkunjung ke posyandu sebesar (1)
51,3%, ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan sebesar 57,4%, ibu yang memberikan imunisasi lengkap pada balita sebesar 63,9%. 2.Ibu di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang mempunyai tingkat rata – rata pengetahuan yang cukup tentang ISPA sebesar 60,1%. 3.Ibu di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang mempunyai tingkat rata – rata perilaku yang cukup terhadap pencegahan ISPA sebesar 57,4%. 4. Balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang rata–rata mengalami kejadian ISPA rendah (≤ 3 kali) pertahun sebesar (86,3%). 5.Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang tahun 2015. 6.Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Kecamatan Jatiuwung Tangerang tahun 2015. SARAN 1. Untuk Puskesmas a. Membuat program penyuluhan kesehatan secara intensif tentang bahaya ISPA dan cara pencegahannya kepada masyarakat. b. Membuat program imunisasi tambahan seperti Hib dan Pneumokokus yang dapat meningkatkan imunitas tubuh balita dari virus ataupun bakteri penyebab ISPA. 2. Untuk Masyarakat a. Diharapkan lebih proaktif terhadap berbagai penyuluhan maupun informasi yang
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
13
berkenaan dengan masalah penyakit ISPA. b. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu yang kurang baik mengenai upaya pencegahan ISPA sedangkan untuk ibu yang memiliki pengetahuan dan perilaku baik tentang ISPA harus mempertahankannya serta melakukannya dalam kehidupan sehari - hari. c. Diharapkan ibu lebih rutin membawa balitanya ke posyandu setiap bulannya untuk mengetahui tumbuh kembang balitanya dan mendapatkan imunisasi lengkap ataupun vitamin. DAFTAR PUSTAKA Abbas
P, Haryati AS. 2011. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Bayi. Achmadi dkk, 2004. Faktor Penyebab ISPA. Jakarta : Gramedia. Aderita NI, Irdawati. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan ISPA dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita di Desa Puncangan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura I. Agustina A, Susanti R, Pranowati P. 2013.Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ISPA dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Puskesmas Bergas. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
(1)
Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI .2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi SaluranPernafasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta: Depkes RI. . 2008. Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2007. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Elyana M, Candra A. 2013. Hubungan Frekuensi ISPA dengan Status Gizi Balita. Journal of Nutrition and Health. Kartini. 2002. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam memberikan Perawatan Penunjang dirumah pada Balita Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Sidoarjo. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Maramis PA, Ismanto AY, Babakal A. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang ISPA dengan Kemampuan Ibu Meraawat Balita ISPA pada Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp). 2013 Agustus; 1. Marhamah, Arsin AA, Wahiduddin. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Anak
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
14
Balita di Desa Bontongan Kabupaten Enkerang. Mariza, Trisnawati. 2013. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya ISPA Pada Bayi (1-12 Bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Lampung. Lampung : Universitas Malahayati Bandar Lampung. Misnadiarly. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa, Usia Lanjut. 1st ed. Jakarta: Pustaka Obor Populer; 2008. 14-29. Mulyana E. 2012. Hubungan Antara Status Imunisasi, Status Gizi dan Lingkungan Tempat Tinggal dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Anak Balita yang Berobat ke Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh Tahun 2012. Murharyati A. 2010. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Praktik cara Perawatan Balita yang menderita ISPA Nonpneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban I Kabupaten Sukoharjo. Noor NN. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. . Epidemiologi. Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lephas); 2004. 26. Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010. Metodologi Riset Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. (1)
. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. .2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas Kecamatan Jatiuwung. 2014. Data Distribusi Penyakit Tahun 2014. Tangerang : Puskesmas Kecamatan Jatiuwung. Rahim R. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013. The Jambi Medical Journal. 2013:1. Rahman, Nirwan Fathur . 2013. Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banyumas Jawa Tengah. Somantri I. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika: 2007.67. Syahrani, Santoso, Sayono. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Penatalaksanaan ISPA terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Ibu merawat Balita ISPA dirumah. 2012. Sugiyono.2008.Statistika Untuk Penelitian. Jakarta : Alfa Beta. Suyami, Sunyoto(2004). Karakteristik Faktor Resiko ISPA Pada Anak Usia Balita di Puskesmas Pembantu KRAKITAN,Bayat,Klaten. diakses melalui (http ://www.academia.edu/889948
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
15
8/karakteristik_faktor_resiko _ISPA_pada_anak_usia_balit a) pada tanggal 7 Januari, 2016. Trisnawati Y, J. Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga 2012.
(1)
Widoyono D. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Safitri A, Astikawati R, editors, Jakarta: Erlangga: 2008. 156158.
Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul
(2) (3)
16
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
14 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
17 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
Total
Kategori
15 15 15 12 12 15 12 15 14 13 12 15 17 16 12 15 12 12 10 12 11 12 12 15 15 15 11
Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
Nomor Responden 1 28 0 29 0 30 1 31 1 32 1 33 1 34 0 35 1 36 1 37 1 38 0 39 1 40 0 41 1 42 1 43 0 44 0 45 0 46 0 47 1 48 1 49 0 50 0 51 0 52 1 53 1 54 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
17 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
Total
Kategori
14 15 15 16 16 13 11 14 17 16 14 13 10 15 13 12 14 15 12 11 16 15 11 15 17 15 16
Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
Nomor Responden 1 55 1 56 0 57 0 58 1 59 0 60 1 61 1 62 1 63 1 64 1 65 0 66 0 67 0 68 1 69 0 70 1 71 1 72 1 73 0 74 0 75 0 76 1 77 1 78 1 79 1 80 1 81 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
6 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
Total
Kategori
15 15 12 15 12 14 14 12 11 15 12 13 16 16 13 14 13 12 12 15 12 16 14 14 12 15 14
Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
Nomor Responden 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
13 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
17 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1
Total
Kategori
13 12 15 15 14 15 12 14 16 13 15 15 15 16 13 14 16 11 14 14 16 13 14 15 16 12 11
Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Nomor Responden 1 109 1 110 1 111 0 112 0 113 0 114 0 115 0 116 1 117 0 118 1 119 1 120 1 121 1 122 0 123 1 124 1 125 1 126 1 127 0 128 1 129 0 130 1 131 1 132 1 133 1 134 0 135 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
5 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
Total
Kategori
12 14 14 13 15 15 13 14 14 14 16 16 15 11 13 13 14 14 12 11 11 15 14 14 14 13 14
Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Nomor Responden 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
5 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
6 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
13 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
16 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
Total
Kategori
14 13 15 14 13 15 13 13 15 15 16 15 15 17 16 13 15 14 13 13 15 14 16 15 14 11 16
Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah
Nomor Responden 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
6 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengetahuan 8 9 10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
12 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
17 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
Total
Kategori
14 14 15 11 15 14 16 12 14 13 13 15 13 13 15 14 15 13 12 13 16
Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
4 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Perilaku 6 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
8 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
11 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Total
Kategori
10 11 8 9 8 7 11 10 10 11 12 8 11 8 8 11 11 7 5 9 9 10 12 8 7 7 11
Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Nomor Responden 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perilaku 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total
Kategori
8 11 11 9 9 9 10 11 9 9 9 11 10 10 10 11 7 11 9 10 11 12 11 12 10 11 12
Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah
Nomor Responden 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perilaku 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
8 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Total
Kategori
10 11 11 10 11 10 11 11 11 11 10 11 11 11 8 12 9 9 10 11 9 12 9 9 11 10 11
Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah
Nomor Responden 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
Perilaku 6 7 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
8 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total
Kategori
9 9 10 9 11 11 11 11 9 10 10 11 11 10 11 8 8 11 8 11 11 9 11 11 11 9 8
Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik
Kejadian ISPA Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Nomor Responden 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Perilaku 6 7 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Total
Kategori
10 11 9 11 12 12 11 9 10 10 8 9 11 8 11 11 12 10 12 11 10 12 9 11 10 10 10
Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah
Nomor Responden 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perilaku 6 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
9 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total
Kategori
12 9 10 11 11 10 9 11 10 10 11 9 12 9 12 10 11 11 9 10 12 12 11 12 10 10 10
Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi
Nomor Responden 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Perilaku 6 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total
Kategori
12 11 10 9 11 10 10 10 10 9 11 9 10 11 9 11 12 9 10 9 12
Baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Kurang baik Baik Kurang baik Baik Baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Baik
Kejadian ISPA Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah
OUT PUT SPSS HASIL PENELITIAN UNIVARIAT
Umur_Responden
Frequency Percent Valid < 25 tahun
Valid Percent
Cumulative Percent
53
29.0
29.0
29.0
25 – 35 tahun
87
47.5
47.5
76.5
>35 tahun
43
23.5
23.5
100.0
183
100.0
100.0
Total
Pendidikan_Ibu
Frequency Percent Valid SD
Valid Percent
Cumulative Percent
2
1.1
1.1
1.1
49
26.8
26.8
27.9
120
65.6
65.6
93.4
D3
8
4.4
4.4
97.8
S1
4
2.2
2.2
100.0
183
100.0
100.0
SMP SMA/SM K
Total
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Bekerja Tidak Bekerja Total
Valid Percent
Cumulative Percent
102
55.7
55.7
55.7
81
44.3
44.3
100.0
183
100.0
100.0
Penyuluhan_Kesehatan
Frequency Percent Valid Ya
Valid Percent
Cumulative Percent
85
46.4
46.4
46.4
Tidak
98
53.6
53.6
100.0
Total
183
100.0
100.0
Kunjungan_Balita_Ke Posyandu
Frequency Percent Valid Rutin Tidak Rutin Total
Valid Percent
Cumulative Percent
89
48.7
48.7
48.7
94
51.3
51.3
100.0
183
100.0
100.0
ASI_Eksklusif
Frequency Percent Valid Ya
Valid Percent
Cumulative Percent
78
42.6
42.6
42.6
Tidak
105
57.4
57.4
100.0
Total
183
100.0
100.0
Imunisasi_Lengkap
Frequency Percent Valid Ya
Valid Percent
Cumulative Percent
117
63.9
63.9
63.9
Tidak
66
39.1
39.1
100.0
Total
183
100.0
100.0
Pengetahuan_Ibu Frequency Percent Valid Cukup (56% 75%) Baik (>76%) Total
Valid Percent
Cumulative Percent
110
60.1
60.1
60.1
73
39.9
39.9
100.0
183
100.0
100.0
Perilaku_Ibu Valid Percent
Frequency Percent Valid Cukup (56% 75%) Baik (>76%) Total
Cumulative Percent
105
57.4
57.4
57.4
78
42.6
42.6
100.0
183
100.0
100.0
Kejadian_ISPA
Frequency Percent Valid Rendah
Valid Percent
Cumulative Percent
25
13.7
13.7
13.7
Tinggi
158
86.3
86.3
100.0
Total
183
100.0
100.0
OUT PUT SPSS HASIL PENELITIAN BIVARIAT
Pengetahuan_Ibu * Kejadian_ISPA Crosstab Count Kejadian_ISPA Tinggi Pengetahuan_Ib Kurang Baik (≤ 14) u Baik (>14) Total
Rendah
Total
20
90
110
5 25
68 158
73 183
Chi-Square Testsd
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df a
1
.029
3.865
1
.049
5.178
1
4.752c
1
4.778 b
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Point sided) (2-sided) (1-sided) Probability
183
.046
.022
.023
.030 .030
.022 .022
.029
.046
.022
.016
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pengetahuan_Ibu ( Kurang Baik ( ≤ 14) / Baik(> 14) ) For cohort Kejadian_ISPA = Tinggi For cohort Kejadian_ISPA = Rendah N of Valid Cases
Lower
Upper
3.022
1.080
8.460
2.655
1.043
6.757
.878
.789
.978
183
Perilaku_Ibu * Kejadian_ISPA
Crosstab Count Kejadian_ISPA Tinggi Perilaku_Ibu Kurang Baik (≤ 10) Baik (>10) Total
Rendah
Total
21
84
105
4 25
74 158
78 183
Chi-Square Testsd Risk Estimate
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Point Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. Probabilit sided) (2-sided) (1-sided) y
df a
8.392 7.178 9.309
1 1 1
.004 .007 .002
.004
.003
.004 .004
.003 .003
8.346c
1
.004
.004
.003
183
.002
95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Perilaku_Ibu (Cukup (≤ 10) / Baik (> 10) ) For cohort Kejadian_ISPA = Tinggi For cohort Kejadian_ISPA = Rendah N of Valid Cases
Lower
Upper
4.625
1.518
14.090
3.900
1.395
10.906
.843
.756
.940
183