MEDIA INFORMASI UNILA
Edisi IV/2013. Diterbitkan oleh Humas Universitas Lampung www.unila.ac.id
Pelayanan Prima Segera Terwujud di Unila
DAFTAR ISI Pembaca yang berbahagia Apakah anda tahu, berapa usia Unila sekarang ? Ya, ternyata sekarang usia Unila sudah 48 tahun pada 23 September lalu, hampir setengah abad. Tentu usia yang cukup dewasa untuk menjadi perguruan tinggi pengawal tridarma berpenghasilan SDM yang berkualitas. Memang masih banyak yang perlu diperbaiki, sambil terus mengisinya dengan prestasi. Seluruh warga Unila harus manyatukan tekad untuk mencapainya. Dukungan dari mitra kerjasama juga perlu ditingkatkan, termasuk dari anda, pembaca yang budiman. Oleh karenanya Dies Natalis Unila ke-48 kami sajikan dalam liputan khusus edisi ini. Bulan Agustus 2013 juga menjadi penting bagi Unila. Bulan yang menjadi waktu berikrar bangsa Indonesia untuk merdeka ini juga dijadikan Unila untuk berikrar mulia. Transformasi menuju Layanan Prima berbasis ISO 9001:2008 adalah ikrar itu. Edisi ini akan memberikan ulasan layanan prima tersebut dan menjadikannya sebagai fokus utama yang dapat anda simak. Selain warta tentang tridarma yang dilakukan Unila, juga terdapat kabar aktifitas mahasiswa yang berprestasi. Memang tidak semua bisa disajikan, oleh karenanya kami tetap memmbutuhkan informasi dari anda tentang prestasi atau hal menarik lainnya yang terjadi di Unila. Masukan sekecil apapun dari anda akan kami jadikan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kualitas di edisi berikutnya. Pungkasnya, kami turut mengucapkan Selamat Ulang Tahun, Semoga tercapai visimisi Unila. Terima kasih. Redaksi Pengarah Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S Prof. Dr. Sunarto DM, SH, M.H
Pelayanan Prima Segera Terwujud di Unila Diharapkan dengan spanduk ini, bukan hanya sekadar slogan, namun memacu motivasi seluruh civitas akademika Unila dalam mendukung upaya ini.
1
Layanan Prima Berbasis ISO 9001:2008 diterapkan di FMIPA Unila menerapkan standar layanan prima berbasis ISO 9001:2008. Secara umum standar tersebut belum berlaku di Unila, baru FEB Unila saja yang sudah berhasil meraihnya.
16 Dies Natalis Unila: Terus Serukan Target Visi Menjadi 10 Universitas Terbaik di Indonesia Universitas Lampung (Unila) menggelar Dies Natalis ke-48. Pada kegiatan rutin tahunan tersebut, akan digelar serangkaian acara dan perlombaan.
Penanggung Jawab Drs. Mardi Syahperi, M.M. Pemimpin Umum Lukman Hakim, SH Pemimpin Usaha Sumardjo Jefry, A.Md Pemimpin Redaksi M. Badrul Huda, S.Ikom
27
Tim Unila yang mengikuti program Pekan Ilmiah Mahasiswa (Pimnas) berhasil membawa pulang medali perak. Tim yang diketuai oleh Ari Setiawan, mahasiswa Agroteknologi 2009 ini menjadi juara II dalam ajang yang tahun ini digelar di Universitas Mataram tersebut.
Fotografer Saifulhad Layout Tri Purna Jaya
Penerbit Humas Universitas Lampung Ruang Humas LT. 3 Rektorat Unila JL. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Gd. Meneng, Bandar Lampung 35145 Tlp: 0721-701609 Fax: 0721-702767 e-mail:
[email protected]
20 Berprestasi Menghadirkan “Rubah” di Pulau Pahawang
Redaksi Dedi Iswanto, SE, Andry Kurniawan, S.Sos., Evanti
Sirkulasi Slamet
11
Dua Mahasiswa Unila Ikut SUSI ke Amerika Beberapa waktu yang lalu dua mahasiswa Universitas Lampung (Unila) berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat melalui program Study of US Institute (SUSI).
FOKUS UTAMA 1
Pelayanan Prima Segera Terwujud di Unila Unila: Pelayanan prima yang digadang-gadang oleh Universitas Lampung (Unila) terus digalakkan. Berbagai spanduk bertuliskan semangat pelayanan prima tampak di beberapa sudut Unila. Diharapkan dengan spanduk ini, bukan hanya sekadar slogan, namun memacu motivasi seluruh civitas akademika Unila dalam mendukung upaya ini.
Rektor Unila Prof. Sugeng P. Harianto, M.S., menegaskan upaya untuk menggaungkan pelayanan prima di kampus hijau. “Kita sudah melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan pelayanan prima di Unila. Sebagai rektor, saya mendukung penuh upaya ini. Kita libatkan seluruh satuan kerja di Unila,” paparnya. Nantinya, lanjut Sugeng, akan ada standar operasional prosedur (SOP) untuk tim pelaksana pelayanan prima di Unila. “Namun, sebagai langkah kecil, saya harus mencontohkan pelayanan prima ini dari diri saya sendiri. Misalnya sering berkoordinasi dengan pembantu rektor dan para dekan. Dengan koordinasi tersebut akan ada pengawasan yang baik,” terus Sugeng. Kemudian, ia mencontohkan lagi bentuk pelayanan prima yang konkret. Misalnya, tentang kenaikan pangkat dan pensiun para pegawai di Unila. Pimpinan harus
EDISI IV/2013 | REAKSI
2 FOKUS UTAMA lebih proaktif mencari data para pegawai yang harus naik pangkat dan akan pensiun. Dengan begitu, sistem rekruitmen pegawai di Unila bisa lebih tertata. Rektor Unila juga berjanji akan terus berupaya meningkatkan pelayanan yang prima pada semua stake holder Unila. “Salah satu yang terpenting adalah mahasiswa. Mahasiswa wajib mendapat pelayanan prima dari Unila,” ungkap Sugeng. Maka, untuk mewujudkan pelayanan prima terhadap mahasiswa, seluruh pimpinan di ruang lingkup Unila harus proaktif. Pimpinan Unila juga harus memahami tugas dan fungsinya. Misalnya, tutur Sugeng, pimpinan Unila harus mengetahui status mahasiswa, “Apakah mahasiswa itu mau dropout (DO) atau belum, pimpinan harus tahu,” tukas Sugeng. “Jika mahasiswa dalam status mau DO, maka pimpinan harus memanggilnya. Kemudian ditanyakan apa alasannya dan segera dicari jalan keluarnya,” imbuhnya
lagi. Menurut Sugeng, hal ini tentu sangat penting untuk perhatian terhadap salah satu entitas paling besar dan penting di Unila tersebut. Selain permasalahan mahasiswa DO, peran pimpinan Unila juga sangat penting dalam mendukung dan memantau seluruh kegiatan kemahasiswaan. “Pelayanan prima harus pula ditunjukkan pada kegiatan kemahasiswaan, harus pula tegas,” kata Sugeng. Pimpinan di Unila harus bisa pula memantau bawahannya agar bisa memberikan pelayanan prima terhadap kegiatan kemahasiswaan. Bila perlu, lanjut Sugeng, para pimpinan baik di universitas maupun fakultas harus terjun langsung memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang ada di Unila. “Pimpinan Unila harus mengajak mahasiswa aktif mengikuti kegiatan,” tegasnya. Untuk itu, pimpinan Unila harus juga memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia (SDM) atau karyawan untuk mendukung hal tersebut agar pelayanan administrasi untuk mahasiswa juga berjalan lancar. “Inti dari pelayanan prima adalah merubah mindset kita, bahwa tidak ada pegawai atau PNS di Unila yang malas. Akan ada reward dan punishment nantinya. Dukungan Semua Karyawan Unila Cita-cita mewujudkan pelayanan prima tentu tidak akan terwujud tanpa dukungan seluruh karyawan Unila. Beruntungnya, semua karyawan Unila di masing-masing bidang dan satuan kerja bekerja keras untuk mewujudkannya. Seperti dituturkan Kepala Bagian Kemahasiswaan Unila, Dra. Retno Daruwati.
REAKSI | EDISI IV/2013
“Pelayanan prima yang paling utama ya kepada mahasiswa, karena merekalah Unila ini ada, mahasiswa harus dilayani secara prima dan professional,” ungkapnya. Terlebih lagi pelayanan kepada kegiatan kemahasiswaan yang menjadi concern Bagian Kemahasiswaan. Namun, menurut Retno, semua unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di Unila juga harus dikenalkan dengan mekanisme pelaporan keuangan negara dan mekanisme pemerikasaan keuangan yang ketat. Hal ini, lanjut Retno, agar semua sistem berjalan baik. “Ada timbal balik yang baik antara Unila dan mahasiswa. Jika sistem ini berjalan baik, maka pelayanan prima akan terwujud di Unila,” tukas Retno. Maka, untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya telah mengadakan dua kali pelatihan kepada seluruh UKM di Unila tentang mekanisme keuangan. “Pada pelatihan tersebut, seluruh UKM juga harus mengetahui standar operasional prosedur (SOP) pelaporan keuangan untuk kegiatan yang ketat,” tukas Retno. Selebihnya, Retno menegaskan bahwa pelayanan prima yang harus dilakukan karyawan kepada mahasiswa Unila dengan memberikan pelayanan yang baik, seperti senyum dan tutur kata yang santun. Begitupula dengan bagian beasiswa yang diampu Eny Maryani, SH., MH. Pelayanan beasiswa pada mahasiswa yang memang berhak menerimanya juga menjadi fokus utama. “Kita harus sabar melayani mahasiswa yang mengurus beasiswa atau yang membutuhkan informasi soal beasiswa,” ungkap Eny. Eny juga setali tiga uang dengan Retno bahwa sebagai pegawai yang melayani mahasiswa, tugas mereka adalah mengarahkan, bukan
FOKUS UTAMA 3 memarahi mahasiswa. “Mahasiswa yang memang membutuhkan beasiswa harus kita layani, karena itu terkait kesejahteraannya,” terus Eny. Eny juga berharap jika kedepannya, untuk mendukung pelayanan prima yang digadang-gadang Unila, ada pelatihan pada semua karyawan Unila. “Pelatihan harus dilakukan pada semua sumber daya manusia di bagian pelayanan,” ungkapnya. Kemudian, untuk memantau dan evaluasi pelayanan prima tersebut, nantinya ia berharap dibuatkan kotak saran dan pengaduan dari mahasiswa kepada karyawan. Yodhi Rahmadani, SE., selaku Kepala Sub Bagian Sarana Pendidikan juga mendukung upaya pelayanan prima tersebut. Bahkan, bagian pelayanan Sistem Informasi Akademik (Siakad) Online mahasiswa ini bahkan sudah menyusun standar operasional prosedur (SOP) tugas dan fungsinya. SOP ini diwajibkan dibuat disemua bagian bagian pelayanan Unila. SOP itu antara lain berisi; editorial informasi administrator Siakad Online, jadwal kegiatan kalender akademik Siakad Online, unlock akun mahasiswa Siakad Online, validasi SPP mahasiswa Siakad Online, pengisian/update KRS mahasiswa diluar jadwal Siakad Online. Kemudian update biodata mahasiswa Siakad Online, upload hasil evaluasi DO Siakad Online, dan terakhir pembuatan NPM alih program Siakad Online. “Selain pelayanan langsung, bagian kami juga melayani konsultasi mahasiswa soal Siakad Online. Misalnya jika ada mahasiswa yang terlambat mengisi KRS, kami memberikan arahan pada mahasiswa soal mekanismenya seperti mengurus surat pengantar dari fakultas,” papar Yodhi.
Deklarasi Transfromasi Unila melalui Layanan Prima berbasis ISO 9001:2008 ditandatangani oleh Rektor Unila, Pembantu Rektor, pimpinan fakultas dan Lembaga di Unila.
Pada intinya, SOP ini dibuat untuk menghindari kecurangan mahasiswa pada sistem Siakad Online. Seperti kecurangan yang sering dilakukan mahasiswa dalam hal validasi SPP. Sistem dan SOP yang dibuat juga dirancang khusus untuk mendeteksi kecurangan itu. Selain mahasiswa, bagian yang dibawahi Yodhi juga melayani dosen. “Misalnya soal pelayanan pada dosen yang disertifikasi. Namun, pelayanan pada dosen hanya sebatas pada pelayanan informasi saja. Jika misalnya ada user dari dosen yang terkunci, bagian kami mengarahkan dosen untuk mengurusnya ke pusat komputer Unila. Kami mancoba memecahkan masalah yang dihadapi dosen soal online,” papar Yodhi. Deklarasi Pelayanan Prima Dilakukan Saat Upacara HUT RI ke-68 Pembacaan Deklarasi Transformasi Universitas Lampung melalui Pelayanan Prima, dibacakan oleh Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P.
Harianto, M.S. di hadapan peserta upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-68 di Lapangan Sepak Bola Unila, Sabtu (17/8) lalu. Deklarasi tersebut berbunyi “Bahwa dalam upaya meningkatkan kepuasan seluruh pemangku kepentingan, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami pimpinan dan staf Unila berkomitmen untuk melakukan transformasi Unila melalui pelayanan prima berbasis ISO 9001:2008 demi terwujud Unila yang dicita-citakan menjadi perguruan tinggi sepuluh besar di Indonesia”. Rektor Unila menegaskan, langkah Unila dalam mendeklarasikan Layanan Prima melalui Transformasi Unila berbasis ISO 9001:2008 ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan selaras dengan Rencana Strategis (Renstra) Unila dalam Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) Unila priode 2011-2015 tentang Penguatan Pelayanan (Strengthening Capac-
EDISI IV/2013 | REAKSI
4 FOKUS UTAMA
ity of Services), yakni Unila harus mau dan mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap semua pemangku kepentingan. Pembantu Rektor II Unila Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., menjelaskan, deklarasi ini akan diikuti dengan tahapan lanjutan antara lain: (1) Dilaksanakan executive training bagi pejabat esselon III dan II di lingkungan Unila; (2) Pelatihan tim teknis pencapaian ISO 9001:2008 bagi para pejabat esselon IV di masing-masing unit kerja (biro, lembaga, dan UPT); (3) Penyusunan dokumen dan tahapan lanjutan lainnya. Baik Rektor maupun Pembantu Rektor II mengharapkan doa, dukungan, dan komitmen dari seluruh civitas akademika dan karyawan Unila untuk mewujudkan Layanan Prima berbasiskan ISO 9001:2008. Pascapembacaan deklarasi, para pembantu rektor, dekan, dan direktur pascasarjana, para ketua lembaga, dan ketua unit pelaksana teknis
REAKSI | EDISI IV/2013
melakukan penandatanganan pada teks deklarasi tersebut. Pelatihan untuk pelayanan prima juga terus digalakkan, hal ini diwujudkan dengan dilaksanakannya dua pelatihan dalam waktu bersamaan. Pelatihan Kompetensi Manajerial atau executive meeting diikuti pejabat esselon II dan III atau para kepala biro, kepala unit pelaksana teknis, dan kepala lembaga dan berlangsung di Ruang Rapat Lantai IV Rektorat Unila. Pelatihan dilaksanakan pada medio September lalu dan mengusung tema “Meningkatkan Sinergi Tim Berbasiskan 6 Kecerdasan Manusia”. Executive meeting ini diresmikan oleh Pembantu Rektor II Unila Dr. Ir. Dwi Haryono, M.Si. Unila menghadirkan Ismet Ali, ATP., ACP., dan Metta Paramita, Psi., CBA., dari 3C Virtual Human Capital sebagai trainer. Pelatihan lainnya yang juga diresmikan oleh PR II Unila adalah Pelatihan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Ruang Rapat Lantai II Rektorat Unila. Pelatihan ini diikuti oleh para kepala subbagian di lingkungan Unila. Para peserta pelatihan mendapatkan penjelasan tentang ISO, standar sistem manajemen mutu ISO 9000, prinsip-prinsip manajemen mutu, dan tahapan penerapan ISO 9000. [Andry]
Inset: Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S. Pembantu Rektor II Universitas Lampung.
SOSOK 5
EDISI IV/2013 | REAKSI
6 SOSOK
REAKSI | EDISI IV/2013
LIPUTAN TRIDHARMA 7
Fakultas Pertanian Tumbuhkan Iklim Berwirausaha Bagi Mahasiswa (UNILA) Kesungguhan Universitas Lampung untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa terus digalakkan. Salah satu wujud nyata usaha tersebut adalah dengan mengundang pakar wirausaha internasional. Seorang pakar wirausaha, Mr. Pit W.G Titulaer didatangkan dari negeri Kincir Angin. Senior Expert dari PUM Belanda ini menyumbangkan gagasannya demi pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa pertanian. Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc. mengungkapkan bahwa fakultasnya tengah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha. Menurutnya, kemampuan berwirausaha tak hanya dimiliki oleh mahasiswa fakultas ekonomi. Kemampuan ini juga perlu diasah sebagai bekal bagi lulusan fakultas pertanian. Dengan kemampuan tersebut, mahasiswa dapat menciptakan Inset: Prof. Dermiyati, Ph.D. PD I Bidang Akademik Fakultas Pertanian Unila
lapangan pekerjaan. “FP juga akan membahasnya secara serius” ungkap Dermiyati saat ditemui di ruang kerjanya. Ia mengakui, setelah diundangnya Mr. Pit W.G. Titulaer, gairah berwirausaha di kalangan warga FP Unila meningkat. “Baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa FP itu sendiri,” ujar Demiyanti. Iklim wirausaha yang sudah terbangun itu akan terus diasah secara rutin. Keterlibatan Mr. Pit W.G. Titulaer tidak hanya memberikan motivasi kepada mahasiswa. Ia juga menyumbangkan ide untuk pengembangan mata kuliah kewirausahaan. Setelah ini, kurikulum untuk mata kuliah kewirausahaan akan digodok matang. Fakultas yang memiliki guru besar terbanyak di Unila itu akan melibatkan seluruh dosen kewirausahaan. “FP selalu menggadang-gadang bahwa lulusannya harus menjadi sarjana plus, bahkan harusnya seluruh mahasiswa di Unila,” tuturnya. Fokus utama pengembangan mata kuliah kewirausahaan adalah
Penyegaran ini dilakukan dengan caracara yang lebih kreatif. membangun kemampuan soft skill mahasiswa. “Tuntutan untuk meningkatkan soft skill bagi lulusan fakultas pertanian salah satunya dapat dipenuhi dengan meningkatkan kemauan dan kemampuan mahasiswa dalam menciptakan pekerjaan melalui wirausaha,” ungkap Demiyanti lebih lanjut. Selain pengembangan soft skill, pola pengajaran dalam silabus kewirausahaan juga akan dibuat lebih segar. Penyegaran ini dilakukan dengan cara-cara yang lebih kreatif. Sebagai contoh adalah dengan pemutaran film-film seputar dunia usaha saat awal perkuliahan. Pemutaran film ini bertujuan untuk memotivasi minat mahasiswa untuk berwirausaha. [Vina]
EDISI IV/2013 | REAKSI
8 LIPUTAN TRIDHARMA
UKT Unila akan di Verifikasi Ulang UNILA: Universitas Lampung terus berusaha meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa. Salah satunya dengan melakukan verifikasi ulang penetapan golongan sejak pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Langkah ini dilakukan untuk menjawab berbagai komplain atas ketidaksesuaian penetapan kemampuan orang tua mahasiswa.
Tahun ini, sistem UKT mulai berlaku bagi mahasiswa baru. Universitas Lampung telah melakukan langkah yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Penetapan golongan didasarkan pada data yang telah diserahkan oleh mahasiswa. Kemampuan ekonomi orang tua menjadi dasar penggolongan ini. Dalam sistem baru ini, mahasiswa dibagi menjadi lima golongan. Golongan I mendapat subsidi penuh sehingga tak dikenai biaya SPP. Golongan II dikenakan biaya mulai dari satu juta rupiah. Golongan III membayar mulai dari tiga juta rupiah. Sementara itu, golongan IV dan V masing-masing membayar empat juta dan lima juta rupiah. Meski telah maksimal, Unila masih menerima keberatan dari beberapa orang tua mahasiswa. “Ada di antara orang tua yang merasa membayar UKT terlalu tinggi,” ujar Pembantu Rektor I Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.S., saat ditemui. Hasriadi meminta, mahasiswa melakukan pembayaran sesuai golongan yang ditetapkan saat ini. “Jika memang nantinya terbukti kurang mampu, selisih uang yang
REAKSI | EDISI IV/2013
telah disetorkan akan dikembalikan pada semester berikutnya,” tambahnya. Panitia verifikasi ulang ini akan menyesuaikan kembali data jumlah pendapatan orang tua dengan golongan UKT yang tersedia. Hasriadi juga menghimbau seluruh panitia verifikasi melakukan home-visit untuk menilai kemampuan ekonomi mahasiswa. “Misalnya, si A sekarang di golongan lima dan harus membayar lima juta. Ya, bayarkan saja dulu. Jika setelah diverifikasi ulang dia dinyatakan masuk golongan dua yang hanya membayar dua juta, uang tiga jutanya akan kami kembalikan. Pada dasarnya kami berusaha menempatkan mahasiswa di golongan UKT yang tepat,” kata Hasriadi. Hasriadi menghimbau agar orang tua mahasiswa yang merasa keberatan dapat melapor ke fakultas masing-masing. Hasriadi memprediksi banyak orang tua yang merasa keberatan atas penggolongan UKT. Keberatan ini biasanya muncul jika keluarga memiliki tanggungan yang cukup banyak. Oleh karena itu, Unila akan melakukan verifikasi ulang terhadap mahasiswa yang merasa keberatan .
“Jika hasil verifikasi ulang menyatakan terdapat kekeliruan penggolongan UKT yang ditetapkan saat ini, mahasiswa yang bersangkutan akan dimasukkan kelompok UKT lain,” ungkap Hasriadi mengakhiri perbincangannya. [Vina]
Inset: Pembantu Rektor I Unila, Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S.
LIPUTAN TRIDHARMA 9
FKIP Tingkatkan Kualitas Guru Melalui PPG UNILA: Pendidikan adalah faktor utama kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan yang baik akan tercipta jika guru sebagai pendidik memiliki kualitas yang baik. Tenaga pendidik harus mempunyai kompetensi dibidangnya dan terampil mengajar. Demi meningkatkan kualitas guru, program rencana Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan pun digulirkan. “Ke depan, tidak semua lulusan FKIP dapat langsung menjadi guru. Mereka harus lulus PPG terlebih dahulu,” Ungkap dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Bujang Rahman pada Jumat (2/8). Ia juga mengatakan wacana pengubahan pola rekrutmen guru memang sudah digulirkan pada tataran Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia. PPG yang dilakukan ini akan
lebih mengutamakan penguatan praktek calon guru di lapangan. Setelah melakukan praktek, calon guru dapat langsung mengajar di sekolah. Rangkaian proses tersebut merupakan sertifikasi guru yang benar dan sesuai prosedur. Tidak semua lulusan S1 FKIP dapat langsung mengikuti PPG. Namun, mereka juga akan diseleksi secara terbatas dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Pelaksanaan tes pun akan berbeda dengan tes penerimaan mahasiswa baru saat ini. Seluruh civitas akademika ber-
harap PPG dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pendidik yang berkualitas. Dengan demikian, visi dan misi Unila untuk menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia akan semakin dekat. [Vina]
Inset: Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan FKIP Universitas Lampung
Ke depan, tidak semua lulusan FKIP dapat langsung menjadi guru. Mereka harus lulus PPG terlebih dahulu EDISI IV/2013 | REAKSI
10 LIPUTAN TRIDHARMA
Unila Terapkan Pendidikan Karakter Berkelanjutan UNILA: Unila merupakan sentral pendidikan yang ada di Lampung. Lulusan sekolah menengah atas dari berbagai kabupaten yang ada di Lampung banyak yang memilih Unila sebagai tujuan kuliah. Oleh karena itu, Unila perlu melibatkan diri sebagai leader dalam memperbaiki karakter kaum intelektual. Salah satu langkah yang dilakukan oleh Unila adalah penerapan pendidikan berkarakter.
Berbagai persiapan terkait penerapan pendidikan karakter berkelanjutan di lingkungan segera dilakukan. Salah satunya adalah dengan membentuk tim terkait. Koordinasi tim khusus yang terdiri dari jajaran internal kampus dipegang Pembantu Rektor I Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin dan Pembantu Dekan I tiap fakultas sebagai koordinator di pihak fakultas. Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., mengatakan, program pendidikan karakter berkelanjutan di perguruan tinggi telah dipelajari sejak tahun lalu. Rektor menambahkan, pihaknya sudah merancang semua hal yang berkenaan dengan program. Model, metode, aturan, hingga buku-buku pendidikan karakter sudah selesai digodok. Persiapan lain yang dilakukan Unila adalah menyusun regulasi yang akan diterapkan. Hal itu dilakukan mengingat aturan main di setiap kampus berbeda-beda. “Nantinya jadwal perkuliahan ini akan diterapkan kepada seluruh mahasiswa. Setidaknya mereka
REAKSI | EDISI IV/2013
mendapatkan 10 jam pembelajaran di setiap semester,” ujarnya. Program pendidikan berkarakter juga dinilai memiliki muatan penting terhadap makna budaya bangsa yang mulai hilang. “Kami terapkan budaya khas Lampung secara tekstual dan kontekstual. Itu mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan, serta tujuan kebudayaan baik dan terpelihara rapi yang diwariskan turun-temurun,” papar rektor yang telah menjabat dua pereiode ini. Meski telah menyiapkannya dengan matang, Unila mengaku masih ada kesulitan dalam prakteknya. “Agar terwujud, harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Kami ingin terapkan juga role model pendididikan karakter ini ke tingkat SMP, SMA, dan SMK. Namun, itu hak Dinas Pendidikan provinsi maupun kota. Kami tak ingin melampaui kewenangan tersebut. Sebab itu, kami fokuskan di internal Unila dulu,” tutur Prof. Sugeng. [Vina]
Kami terapkan budaya khas Lampung secara tekstual dan kontekstual.
Inset: Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. Rektor Universitas Lampung
LIPUTAN TRIDHARMA 11
Layanan Prima Berbasis ISO 9001:2008 diterapkan di FMIPA
UNILA: Sistem manajemen sebuah lembaga tentu butuh penyegaran. Sebagai Universitas ternama di Lampung, Unila juga sangat memahami hal tersebut. Mulai 2013, Unila menerapkan standar layanan prima berbasis ISO 9001:2008. Secara umum standar tersebut belum berlaku di Unila, baru FEB Unila saja yang sudah berhasil meraihnya. Langkah ini tentu membutuhkan dukungan dari seluruh fakultas yang ada di Unila. Tak terkecuali Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Fakultas ini telah melaksanakan pelatihan International Organization for Standardization (ISO) 9001:2008 pada (9-10/9). Pelatihan tersebut dibuka langsung oleh dekan FMIPA Prof. Suharso, Ph.D. Narsumber yang dihadirkan dalam acara tersebut adalah Oni Harining dan Widyastuti selaku konsultan ISO. Acara yang berlangsung di ruang sidang dekanat lantai dua ini juga dihadiri oleh para pembantu dekan, dosen, dan karyawan. Pelatihan tersebut memaparkan segala hal yang berkaitan dengan layanan prima. Konsep mutu, manfaat dan persyaratan ISO berdasar IWA-2 (Internasional Workshop Agreement-2) dipaparkan dengan baik oleh pemateri. Langkah-langkah persiapan penerapan sistem manajemen mutu untuk memper-
mudah proses sertifikasi ISO dan memahami proses sertifikasi ISO juga dijelaskan secara rinci. Salah seorang pembicara, Oni mengungkapkan sistem manajemen mutu adalah suatu instrumen untuk memastikan bahwa tupoksi yang melekat pada jabatan atau fungsi telah dilaksanakan sesuai peraturan. Nantinya, universitas yang sudah mendapat sertifikasi ISO harus bisa melaksanakan tugasnya sesuai tupoksi dengan tertib. Adapun manfaat ISO 9001:2008 adalah sebagai alat kendali manajemen yang efektif. Selain itu, dapat digunakan sebagai alat bantu sehingga menghilangkan ketergantungan individu dan mendapatkan jaminan mutu produk demi meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Pembantu Dekan II, Ir. Netti Herawati, M.Sc mengatakan Fakultas MIPA sangat siap menerapkan layanan prima ISO 9001:2008. “Ini tugas bersama karena instrumen ini juga digunakan untuk mempermudah tercapainya akreditasi,” ujar Netti. Ia menambahkan, FMIPA berharap visi dan misi fakultas yang sudah dicanangkan dapat terwujud. Sebagai salah satu pimpinan FMIPA, Netti mengharapkan doa dan dukungan kepada semua pihak. Dosen, mahasiswa, dan karyawan juga menjadi penentu agar program ISO dapat berjalan lancar dan sesuai harapan. “Intinya kalau kita ingin itu semua terwujud maka harus ada komitmen yang kuat dari semua pihak.” jelas Netty bersemangat. [Vina]
EDISI IV/2013 | REAKSI
12 LIPUTAN TRIDHARMA
Syafarudin: Politik Uang Sebabkan Angka Golput Tinggi UNILA: Pemilihan gubernur Lampung yang sempat tertunda membuat beberapa dosen Unila memberikan tanggapannya. Sebagai Akademisi, dosen Unila banyak memberikan masukan demi kemajuan Provinsi Lampung. Selain itu, masukan ini juga diharapkan menjadi gagasan yang menggugah masyarakat.
Selain ketidakjelasan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, permasalahan lain dalam proses pemilukada adalah meningkatnya praktek money politic. Masalah ini menjadi sorotan karena berpengaruh langsung kepada pemilih. Fenomena money politic yang marak di Lampung ditanggapi oleh banyak akademisi di Unila. Salah satu akademisi yang memberikan tanggapannya adalah Syafarudin. Menurutnya, politik uang yang dilakukan calon kepala daerah diperkirakan menjadi penyebab utama meningkatnya angka golon-
Inset: Syafarudin S.Sos., M.A. Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila
REAKSI | EDISI IV/2013
gan putih (golput) pada pemilihan kepala daerah. “Praktik money politic membuat pemilih merasa dilematis dan sulit dalam menentukan pilihan,” ungkapnya saat ditemui pada Kamis (22/8). Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila ini menambahkan, politik uang yang terjadi akan membuat pemilih bingung karena ada rasa tidak enak akibat menerima berbagai imbalan dari para kandidat. Akibatnya, masyarakat pun cenderung tidak memilih dan jadilah golput. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Safarudin di beberapa daerah yang menggelar pemilukada 2012, sebanyak 65% masyarakat menerima pemberian materi dari calon. Ini artinya, lebih dari separuh masyarakat tidak dapat menolak praktek ini. Sementara itu, hanya 30% pemilih yang menolak pemberian dari calon kandidat dan 5% sisanya tidak menjawab. Hasil penelitian lainnya menunjukkan hanya 20% dari penerima sembako yang bersedia memilih calon kandidat tersebut. Sedangkan, 80% pemilih justru memilih calon kandidat lain. Bahkan, se-
telah diteliti lebih jauh, dari 20% pemilih yang terikat itu, ternyata banyak yang tidak memilih saat pemilukada. Dari penelitian tersebut, Safarudin menyimpulkan politik sembako tidak begitu efektif menarik simpati masyarakat. Banyak warga yang tetap independen dalam memilih meskipun sudah menerima bantuan dari salah satu calon kepala daerah. “Salah satu penyebab golput adalah politik uang. Warga yang sudah menerima bantuan dari berbagai kandidat, merasa tidak nyaman, dan memilih untuk tidak datang ke tempat pemungutan suara,” ujar Syafarudin. Ia menilai masyarakat sudah semakin cerdas dan rasional dalam menentukan pilihan. [Vina]
permasalahan lain dalam proses pemilukada adalah meningkatnya praktek money Prof. Dr. Ir. Benyamin Lakitan, M.Sc politic. (Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pangan)
LIPUTAN TRIDHARMA 13
Hasil Penelitian Unila Butuh Inkubator
Inset: Prof. Sutopo Hadi M.Sc, Ph.D Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung
UNILA: Universitas Lampung memiliki banyak potensi penelitian yang dapat dikembangkan. Langkah untuk pengembangan hasil penelitian civitas akademika Unila memerlukan dukungan fasilitas yang memadai. Saat ini, Unila masih perlu mengembangkan inkubator penelitian agar aplikasinya dapat dinikmati masyarakat. Guru Besar Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila Prof. Sutopo Hadi mengatakan hasil pengembangan penelitian akan bermanfaat bagi masyarakat. “Di Indonesia baru dua kampus yang memiliki inkubator penelitian yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Intitut Pertanian Bogor (IPB),” jelasnya usai menjadi pemateri pada program orientasi mahasiswa (propti) di Gedung Serba Guna (GSG) Unila, Jumat (30/8) lalu. Menurutnya, pengembangan riset di Unila belum banyak diterima masyarakat karena terkendala fasilitas. Selama ini penerapan hasil riset berupa teknologi tepat guna di masyarakat maupun kalangan industri belum banyak diterapkan. Ia mencontohkan, ada beberapa teknologi hasil penelitian yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Teknologi hasil penelitian tersebut diantaranya pembuatan semir dari getah karet, sensor gempa, keramik antipecah, sampai pengolahan air dari saluran air limbah sampah. Pembantu Rektor III Unila “Tapi tanpa inkubator, teknologi Prof. Dr. Sunarto
pencapaiannya kurang maksimal,” kata dia. Dengan adanya inkubator, teknologi hasil riset dapat masuk tahap pengembangkan sehingga dapat ditawarkan ke pihak industri atau diproduksi sendiri oleh pihak universitas. Peneliti akan mendapat keuntungan dari materi dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Konsep itu sudah dijalankan ITB dan IPB. “Sekarang yang mulai mengejar UI, UGM, dan Undip,” urainya. Menurut profesor termuda Unila ini, keterbatasan dana internal masih menjadi kendala utama dalam pengembangan inkubator penelitian. Di sisi lain, orientasi penelitian saat ini masih pada riset dasar belum ke tahap aplikasi.Ditambahkannya, Unila bisa dikatakan sangat baik dalam hal publikasi ilmiah. Bahkan, dari daftar peringkat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Ditjen Dikti) 2012, penelitian Unila nomor 11 di Indonesia. Prestasi ini menjadi tertinggi penelitian terbaik nomor satu terbaik di luar Pulau Jawa.
Ke depannya, Sutopo berharap peran Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unila lebih ditingkatkan, terutama mewadahi hasil riset peneliti kampus untuk ditawarkan ke industri atau inhouse production. “Sumbangsih ke masyarakat masih minim. Untuk beberapa penelitian butuh kajian lanjut,” ungkap Sutopo mengakhiri perbincangan. [Vina]
Dengan adanya inkubator, teknologi hasil riset dapat masuk tahap pengembangkan sehingga dapat ditawarkan ke pihak industri atau diproduksi sendiri oleh pihak universitas.
EDISI IV/2013 | REAKSI
14 LIPUTAN TRIDHARMA
Pentingnya Memperjuangkan Access to Justice UNILA: Fakultas Hukum Universitas Lampung aktif menyelenggarakan berbagai diskusi publik di bidang hukum. Langkah ini dilakukan agar mahasiswa hukum tidak hanya menerima pembelajaran di dalam kelas. Beberapa pembicara yang diundang juga merupakan tokoh hukum nasional. Salah satu diskusi yang digelar oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik dan HAM (PKKPHAM) Fakultas Hukum Unila adalah diskusi “Access to Justice: A Restatement”. Diskusi ini diselenggarakan Senin (16/9), di Ruang Sidang Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pembicara yang diundang adalah FX. Adji Samekto, Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Diponegoro. Dalam diskusi tersebut, FX. Adji Samekto mengatakan prinsip Rule of Law sesungguhnya tidak diciptakan untuk mendekatkan keadilan substansi seperti yang idealkan. Namun dalam kemunculannya, prinsip tersebut ada dalam
kemunculan rule of law dan access to justice dalam perspektif pembangunan hukum banyak dipengaruhi oleh kekuatan global Indonesia.
REAKSI | EDISI IV/2013
rangka menopang sistem ekonomi kapitalis. Oleh karena itulah letak pentingnya access to justice perlu terus diperjuangkan dalam konteks ke-Indonesiaan dewasa ini. Ia menambahkan konteks kemunculan rule of law dan access to justice dalam perspektif pembangunan hukum banyak dipengaruhi oleh kekuatan global Indonesia. Menurutnya, hal ini membuat Indonesia tidak memiliki banyak pilihan selain mengikuti rule of law dalam sistem common law. “Program Justice for the poor dari Bank Dunia misalnya, hanya berfokus pada akses masyarakat miskin di pengadilan dan melupakan persoalan regulasi sebagai persoalan yang cukup penting di negara-negara hukum sipil,” papar Adji. Dalam diskusi tersebut, tokoh hukum lainnya juga memberikan gagasan segarnya. Salah satunya adalah Amri Walid, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwilkumham Provinsi Lampung. Ia menjelaskan bahwa lahirnya UU Bantuan Hukum adalah wujud implementasi perlindungan hak konstitusional setiap warga negara. “Upaya pihak kami memang belum maksimal karena UU tersebut baru dua tahun ada. Meski demikian,
sebelumnya sudah ada juga bantuan hukum di setiap institusi penegak hukum, tapi sifatnya masih parsial,” papar Amri. Dalam acara tersebut, penghormatan kepada Prof. Soetandyo Wignyosoebroto, Guru Besar Universitas Airlangga juga dilakukan. Ahli hukum yang berpulang pada awal September lalu ini dinilai banyak berkontribusi bagi kemajuan hukum di Indonesia. “Sudah selayaknya kita meneruskan pemikiran-pemikiran Prof. Tandyo yang dikenal dekat dengan isu keadilan bagi masyarakat miskin,” ujar salah satu dosen FH Unila, Tisnanta. [Vina]
Inset: Prof. Dr. FX Adji Samekto, Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang
LIPUTAN TRIDHARMA 15 Inset: Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA Ketua Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Dosen Universitas Lampung Siap Menjadi Asesor UNILA: Berbagai pelatihan bagi dosen di Unila terus diselenggarakan sebagai upaya peningkatan kualitas.
Salah satunya adalah Pelatihan Assesor Sertifikasi Dosen 2013. Kegiatan itu dibuka langsung oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin Senin (30/9) lalu. Beberapa pimpinan fakultas turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 4 Rektorat Unila. Ketua Panitia Sertifikasi Dosen Pusat Prof. Dr. Zainuddin diundang sebagai pembicara. Guru besar dari Universitas Airlangga ini berbicara tentang penyamaan persepsi calon asesor sertifikasi dosen di hadapan 73 dosen Unila. Menurutnya, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang asesor. Seorang dosen harus telah menempuh pendidikan S-3. Selain itu, telah lulus sertifikasi dosen dan menjabat sebagai lektor kepala atau telah bergelar profesor. Prof Zainuddin juga menjelaskan untuk menjadi asesor, seorang dosen diwajibkan mengikuti kegiatan penyamaan persepsi. Pelatihan
ini juga membimbing para dosen untuk mendapatkan Nomor Induk Register Asesor (NIRA) yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Pada kesempatan itu Mudji Rachmat Ramelan. S.E., M.B.A, seorang panitia sertifikasi mengatakan, Unila sedikit kesulitan dalam memperbaharui data para dosen calon asesor. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan agar para dosen mengumpulkan fotokopi kepangkatan dan kependidikan kepada panitia atau BAAK Unila. Selanjutnya, namanama dosen yang hadir pada pelatihan ini dan telah memenuhi syarat lainnya akan diajukan sebagai calon asesor ke Dikti. Pelatihan ini memberikan banyak pengetahuan baru yang bermanafaat bagi peserta. Dampaknya mereka menjadi lebih siap dalam proses menjadi asesor. Dari pelatihan ini juga terdapat beberapa dosen yang telah memenuhi syarat siap untuk menjadi asesor. [Vina]
untuk menjadi asesor, seorang dosen diwajibkan mengikuti kegiatan penyamaan persepsi. Pelatihan ini juga membimbing para dosen untuk mendapatkan Nomor Induk Register Asesor (NIRA)
EDISI IV/2013 | REAKSI
16 LIPUTAN KHUSUS
Dies Natalis Unila: Terus Serukan Target Visi Menjadi 10 Universitas Terbaik di Indonesia Unila: Universitas Lampung (Unila) menggelar Dies Natalis ke-48. Pada kegiatan rutin tahunan tersebut, akan digelar serangkaian acara dan perlombaan. Kegiatan yang digelar saat pembukaan adalah sarasehan di Ruang Sidang Rektorat, senam aerobik, lomba solo song, futsal mahasiswa, bulu tangkis, dan tenis lapangan di lingkungan Unila serta sepeda santai yang akan melintasi lingkungan sekitar Unila. Lomba webometric juga berlangsung pada 17–20 September, lomba cepat tepat ilmu pengetahuan sosial pada 20–21 September di Gedung Serba Guna Unila (GSG) Unila, dan lomba cepat tepat matematika dan ilmu pengetahuan alam pada 19–20 September di Aula K FKIP. Pada 19 September berlangsung doa bersama (istighosah) di GSG Unila. Terdapat pula seminar hasil penelitian yang dimotori oleh Lembaga Penelitian (Lemlit) Unila dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Unila. Kegiatan ini berlangsung 7–20 September. Pengobatan gratis juga menjadi rangaian kegiatan Dies Natalis Unila yang digelar pada 21 September di Kampung Baru. Selanjutnya, terdapat kegiatan penghijauan pada 17–22 september dan lomba tumpeng pada 22 September. Malamnya akan berlangsung kegiatan malam tembang kenangan. Seluruh rangaian Dies Natalis akan ditutup dengan Rapat Senat dan pembagian hadiah pada 23 September di GSG Unila. Peringatan Dies Natalis Universitas Lampung (Unila) ke-48 resmi dibuka (17/9). Pembukaan berlangsung di Lapangan Rektorat Unila. Peresmian ditandai dengan pelepasan balon ke udara oleh Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. Dalam sambutannya, ia berharap agar Unila Kunjungan kerja Kedeputian Jiandra menjadi lebih baik dan dapat mencapai visi Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) yangdi telah dicanangkan, yakni menjadi Ruang Sidang Lantai II Rektorat Unila10
REAKSI | EDISI IV/2013
universitas terbaik di Indonesia. Pembantu Rektor III Unila, Prof. Dr. Sunarto, M.H. menyatakan, pada peringatan dies natalis kali ini diisi dengan kegiatan Istighosah Qubro. Kegiatan ini akan diikuti oleh para pejabat Unila serta perwakilan organisasi mahasiswa Unila. Kegiatan tersebut akan berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Sunarto menambahkan, terdapat lomba kebersihan lingkungan yang diikuti oleh 8 fakultas yang ada di Unila. Perlombaan ini akan memberikan predikat juara I, II, dan III serta harapan I, II, dan III untuk 6 fakultas di Unila. Dua fakultas yang tidak mendapatkan predikat dianggap sebagai fakultas terjorok. Berbagai Rangkaian Kegiatan Pada Dies Natalis Unila Unila memberikan Piagam Satyalancana Karya Satya kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Unila. Pengumuman para penerima piagam dilakukan pada upacara rutin di Lapangan Rektorat Unila. Upacara rutin berlangsung pada tanggal tujuh belas di setiap bulannya. Upacara yang berlangsung Selasa (17/9) diikuti oleh Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S., Pembantu Rektor (PR) I Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, PR II Unila Dr. Dwi Haryono, dan PR III Unila Prof. Dr. Sunarto, M.H.. Selain itu, terdapat para dekan, dosen, dan karyawan Unila.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila Drs. Agus Hadiawan, M.Si. bertindak sebagai pemimpin upacara. Piagam Satyalancana Karya Satya yang dibagikan hari ini merupakan penghargaan bagi pengabdian para PNS di lingkungan Unila yang telah mengabdi selama 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Penerima piagam kategori 10 tahun sebanyak 12 orang, kategori 20 tahun sebanyak 43 orang, dan 30 tahun sebanyak 27 orang. Pascapembukaan, rangkaian dies natalis dilanjutkan dengan lomba aerobik. Lomba ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dan puluhan karyawan Unila. Penilaian dan pengumuman pemenang dilakukan saat itu juga. Panitia menetapkan dua kategori pemenang, yakni kategori mahasiswa dan karyawan Unila. Sebagian besar pemenang kategori mahasiswa berasal dari FKIP Penjaskes Unila. Rangkaian acara dies natalis hari ini dilanjutkan dengan lomba solo song. Lomba ini terdiri dari tiga kategori, yakni lagu pop, lagu dangdut, dan lagu Lampung. Di lingkungan Lapangan Rektorat juga terdapat bazar yang dimotori Dharma Wanita Unila. Terdapat berbagai barang yang dijual, antara lain : tas wanita, pakaian, jilbab, obat-obatan/suplemen, sayur, dan berbagai makanan ringan. Salah satu kegiatan yang juga sangat penting pada rangkaian Dies Natalis Unila adalah kegiatan Istighotsah Qubro. Kegia-
tan ini berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Unila, Kamis (19/9). Pada salah satu rangkaian Dies Natalis Unila ke-48 ini, Unila mengundang 48 kiai khos seProvinsi Lampung. Selain mendatangkan para kiai, Unila juga mengundang mahasiswa baru yang memperoleh beasiswa bidik misi untuk mengikuti kegiatan ini. Sejumlah pejabat Unila yang terdiri dari rektor, para pembantu rektor, kepala UPT dan lembaga, serta para dekan hadir pada kegiatan yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini. Istighotsah merupakan kegiatan doa bersama memohon pertolongan Allah. Para peserta dipandu oleh para kiai untuk membaca surat Al-Fatihah dan mengucapkan rangaian zikir dan membaca surat Yaasiin bersama. Berbagai olahraga tradisional juga turut menyemarakkan Dies Natalis Unila. Pada kegiatan ini, regu tarik tambang putri dari Fakultas Teknik Unila berhasil meraih juara satu pada Lomba Olahraga Tradisional yang berlangsung di Lapangan Rektorat Unila, Jumat (20/9). Kemenangan ini disusul oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Hukum (FH) pada posisi kedua dan ketiga. Lomba olahraga tradisional lainnya adalah bakiak dan balap karung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berhasil menempati posisi pertama pada lomba bakiak kategori putri, sementara posisi kedua lagilagi diraih oleh FMIPA. Kemudian, posisi ketiga dimiliki regu putri dari FKIP. Namun, pada kategori balap karung, FKIP berhasil mengungguli fakultas lainnya dan ke luar sebagai juara. Posisi kedua dan ketiga masing-masing diraih oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Kedokteran (FK). Untuk regu putra, juara pertama, kedua, dan ketiga tarik tambang dimenangkan oleh Rektorat, FEB, dan FT. Pada lomba bakiak, FKIP berhasil mengungguli fakultas lainnya dan menjadi juara satu. FEB dan FH harus puas pada posisi kedua dan ketiga.
Regu putra dari FKIP Unila lagi-lagi menembati posisi puncak pada lomba balap karung. Posisi kedua dan ketiga masingmasing diraih oleh FK dan Rektorat. Kegiatan ini berlangsung meriah karena diikuti oleh ratusan peserta, baik dosen maupun karyawan Unila. Sejumlah pejabat Unila juga turut hadir memberikan dukungan bagi para peserta lomba. Dies Natalis ke-48, Unila Bagikan Piagam Penghargaan Selain beberapa perlombaan, pada Dies Natalis Unilajuga dibagikan piagam penghargaan bagi Fakultas, Program Studi, Laboratorium, Unit Pelaksana Teknis/ Badan Usaha Unila, dosen, karyawan, dan mahasiswa Unila yang berprestasi, baik di dalam maupun di luar kampus. Fakultas dengan mutu kinerja terbaik adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Terbaik kedua adalah Fakultas Pertanian (FP), dan ketiga adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Hasil audit mutu kerja tahun 2013 secara rinci menyebutkan tiga prodi D-3 yang memiliki kinerja terbaik. Terbaik ke-1 diraih oleh Program Studi (Prodi) Survei dan Pemetaan, Fakultas Teknik (FT), terbaik ke-2 Prodi Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan terbaik ke-3 Prodi Hubungan Mayarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Kinerja terbaik untuk kategori Prodi S-1 diraih oleh Prodi Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Pertanian (FP), disusul oleh Prodi Agribisnis (FP) dan Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada urutan kedua dan ketiga. Unila juga mengaudit kinerja laboratorium, baik eksakta maupun noneksakta. Untuk kategori eksakta, kinerja terbaik diraih oleh Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian (Prodi THP). Posisi kedua dan ketiga diraih oleh Laboratorium Sistem Tenaga (Prodi Teknik Elektro) dan Laboratorium Jalan Raya (Prodi Teknik Sipil). Selanjutnya, untuk laboratorium noneksakta, kinerja terbaik diraih oleh Laboratorium Multimedia, Prodi Ilmu Komunikasi (FISIP). Peringkat kedua
dan ketiga masing-masing diraih Laboratorium Analisis Agribisnis (FP) dan Laboratorium Pendidikan Fisika (FKIP). Unit Pelaksana Teknis (UPT) pun tak luput dari penilaian kinerja. “Audit kinerja UPT baru dimulai pada tahun 2012,” kata Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto. Ia melanjutkan, audit kinerja UPT dan Badan Usaha Unila (BUU) dilakukan terhadap aspek: pertama, visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi pencapaian. Kedua, tata pamong, kepemimpinan, dan sistem pengelolaan. Ketiga, sumber daya manusia. Keempat, prasarana, sarana, dan pendanaan. Kelima, penjaminan mutu dan manajemen sistem informasi, dan keenam, tugas pokok, program, capaian, dan perbaikan kinerja. Kepala UPT Puskom Unila M. Komarudin, M.T. menerima penghargaan Terbaik ke-1 UPT/BUU tingkat Universitas. Nilai mutu kinerja terbaik UPT/BUU diraih oleh UPT Pusat Komputer (Puskom) dengan nilai 944. Terbaik kedua diraih UPT Pelayanan Pembelajaran dengan nilai 819 dan terbaik ketiga diraih oleh UPT Penjaminan Mutu Universitas dengan nilai 799. Setelah Deklarasi Pelayanan Prima pada 17 Agustus 2013 lalu, unit-unit kerja di lingkungan Unila berkomitmen kuat untuk dapat memperoleh sertifikasi mutu internasional khususnya ISO 9001:2008 pada rentang waktu 2013—2015 dalam rangka mewujudkan pelayanan prima. Ditahun ini, Rektor Unila juga mengeluarkan surat keputusan penetapan dosen berprestasi. Dosen yang meraih penilaian tertinggi dan mendapat predikat dosen berperestasi Unila adalah Prof. Sutopo Hadi, M.Sc., Ph.D., dari FMIPA dengan nilai 470. Selanjutnya, posisi kedua adalah Dr.Eng. Suryadiwansa Harun, M.T., dari FT, dengan nilai 400 dan Dr. Sri Hidayati, M.P., dari FP, dengan nilai 390 di posisi ketiga. Ratusan mahasiswa Unila juga mendapatkan piagam penghargaan atas prestasi mereka dalam mengikuti perlombaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. [dok/Andry]
EDISI IV/2013 | REAKSI
18 UNILA DALAM LENSA
REAKSI | EDISI IV/2013
UNILA DALAM LENSA 19
EDISI IV/2013 | REAKSI
20 LIPUTAN TRIDHARMA Prestasi Ari dan empat temannya mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Tim ini berhasil masuk dalam 7045 proposal terbaik dari 38.500 proposal yang mengikuti seleksi. Dari jumlah tersebut, hanya 400 proposal yang diundang tampil di Pimnas yang di gelar pada 12-13 September 2013. Dalam ajang ini, tim PKM Unila bidang pengabdian kepada masyarakat ini menggagas ide pembuatan Rumah Baca Harapan (Rubah). Program ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak Pulau Pahawang di Kabupaten Pesawaran yang kurang akses pendidikan. Keberhasilan mereka di Pimnas tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dari seluruh civitas akademika Faperta Unila. “Upaya ini merupakan salah satu menifestasi dari visi dan komitmen pimpinan untuk membangun iklim akademik yang semakin positif di lingkungan Faperta Unila,” ungkap Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Faperta Unila. Menurutnya, iklim akademik harus ditumbuhkan dikalangan mahasiswa Unila melalui ajang serupa. “Kita di kampus, selayaknya senantiasa mengembangkan iklim akademik, bukan mempraktekan politik praktis,” imbuhnya. Dukungan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi kepada tim Rubah karena dapat berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat yang membutuhkan. “Pimnas merupakan ajang adu kreativitas antar mahasiswa paling bergengsi di Indonesia, kami harapkan dengan lolosnya tim Rubah dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain di Faperta untuk turut berpartisipasi pada tahun yang akan datang ” kata guru besar bidang ekonomi pertanian ini.
REAKSI | EDISI IV/2013
Berprestasi Menghadirkan “Rubah” di Pulau Pahawang
LIPUTAN TRIDHARMA 21
Anak-anak di Pulau Pahawang merangkai harapan, mereka ceria belajar bersama kakakkakak dari Fakultas Pertanian Unila.
Unila: Salah satu prestasi membanggakan dibuat oleh mahasiswa Unila. Kali ini, tim Unila yang mengikuti program Pekan Ilmiah Mahasiswa (Pimnas) berhasil membawa pulang medali perak. Tim yang diketuai oleh Ari Setiawan, mahasiswa Agroteknologi 2009 ini menjadi juara II dalam ajang yang tahun ini digelar di Universitas Mataram tersebut.
Rubah Diadopsi oleh Provinsi Sulawesi Selatan Selain mengembangkan Rubah, Ari dan timnya juga mengembangkan program lain yang bermanfaat bagi pendidikan anak-anak Pulau Pahawang. “Upaya lain yang kami lakukan selain mendirikan rumah baca adalah membentuk kakakadik asuh dengan memberdayakan teman-teman mahasiswa yang bersedia menjadi volunteer serta memberikan sumbangan peralatan sekolah dan pemberian beasiswa,” ujar Ari saat diwawancarai tim faperta. Selama satu tahun, mereka konsisten mengunjungi Pulau Pahawang setiap dua minggu untuk membimbing dan memotivasi anakanak untuk belajar dan bersekolah. Mahrus Ali, S.Pi., M.P selaku dosen pembimbing tim ini mengatakan bahwa kini Rubah telah menjadi wadah belajar, bermain, dan berinteraksi antara kakak asuh dengan anak pulau Pahawang. “Program ini bisa dijadikan sebagai model pendidikan nonformal di pulaupulau terpencil seluruh Indonesia dengan memberdayakan pemuda (mahasiswa) sebagai kakak asuh,” jelasnya. Dia melanjutkan, anak didiknya juga menyumbangkan ide dan gagasan baru dalam ajang Pimnas tersebut. “Metode pada proposal rumah baca tim mahasiswa Unila saat ini sudah diadopsi Provinsi Sulawesi Selatan dan diterapkan di daerah Enkerang,” terang dosen yang pernah menjadi juara Pimnas ini. Mahrus berharap program tersebut bisa diadopsi tiap-tiap provinsi yang memiliki daerah kepulauan. “Ya, karena itu juga yang melatarbelakangi tim mengambil tema tersebut,” pungkasnya. [Vina]
EDISI IV/2013 | REAKSI
22 KERJASAMA
Pemprov-FH Unila Jalin kerja sama Pendidikan UNILA: Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah setempat, Pemerintah Provinsi Lampung menjalin kerja sama pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila).
Penandatanganan kerja sama dilakukan Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang dan Dekan FH Unila Heryandi di ruang rapat Sekprov Lampung, Kantor Gubernur Lampung, Rabu (31/7) lalu. Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Pemerintah Provinsi Lampung mengungkapkan bahwa FH Unila memiliki nama besar dalam melahirkan sosok andal di bidang hukum sehingga Pemprov Lampung memercayakan pendidikan bagi pegawainya di universitas negeri . “Kami mendorong kawan-kawan PNS bisa memilih fakultas yang
punya mutu. Nantinya akan ada seleksi Baperjakat untuk menentukan siapa saja yang bisa mengikuti program ini,” ungkapnya. Pemprov akan memberikan subsidi pembebasan biaya perkuliahan sebesar 75 persen. PNS yang mengikuti program kerja sama hanya membayarkan 25 persen biaya pendidikan. “Kami sangat ingin membantu pegawai yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan S-2 sehingga Pemprov memiliki sumber daya manusia yang benar-benar bagus, profesional, dan punya kemampuan,” ujarnya.
Menurut Berlian Tihang, dalam visi pembangunan Lampung, peningkatan kualitas SDM merupakan prioritas pembangunan daerah. Salah satu faktor dominannya adalah pendidikan berkualitas bagi PNS di lingkungan pemerintah setempat. “Kerja sama ini juga menjadi jalan menyinergikan potensi yang ada dalam rangka mengantisipasi dinamika perkembangan terkini. Sekaligus, juga mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Lampung,” kata Berlian, seusai penandatanganan perjanjian kerja sama. [Silvana] ilustrasi: Gedung Fakultas Hukum Universitas Lampung
REAKSI | EDISI IV/2013
KERJASAMA 23 Rektor Unila, Prof. Dr. Sugeng P. Harianto didampingi Dr. Admi Syarif (Ketua Lembaga Penelitian Unila), Dr. Erna Rochana (Kepala Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Unila), berfoto dengan beberapa anggota tim peneliti dari Saga University, Jepang.
EDISI IV/2013 | REAKSI
24 KERJASAMA
Mahasiswa FMIPA Unila Juara Pertama Lomba Teknologi Terapan Harteknas. UNILA: Bermula dari mengamati cara pencatatan kendaraan saat parir yang masih manual, sekelompok mahasiswa FMIPA Unila tergerak untuk menciptakan inovasi teknologi yang mamudahkan. Bahkan karya mereka akhirnya menjadi juara pertama pada Lomba Teknologi Terapan yang digelar Pemprov Lampung pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-18 pada Selasa (20/8) lalu. Di Bandar Lampung ini masih banyak parkir yang melakukan pencatatan nomor polisi kendaraan oleh petugas, kemudian di-entri ke aplikasi parkir. Kelemahan dari sistem ini di antaranya proses pengetikan oleh petugas memerlukan waktu yang lama. Berdasarkan itulah Zaitun, Eko Sariyanto, Sahtoni, Gurum Ahmad Pauzi, dan Warsito melakukan penelitian dengan memanfaatkan teknologi pengolahan citra digital (image processing). Teknologi ini adalah mencatat pelat nomor kendaraan secara otomatis. Sehingga hanya perlu mengambil gambar dari pelat kendaraan dan kemudian membaca pelat nomor kendaraan tersebut secara otomatis. Zaitun, ketua tim menuturkan, banyak penelitian tentang pengenalan pelat nomor yang telah dilakukan. Namun penelitian itu, data masukan berupa arsip citra yang telah diolah terlebih dahulu menggunakan program semisal Photoshop. Mereka lantas mencoba membuat sistem pengenalan karak-
REAKSI | EDISI IV/2013
ter menangkap (capture) citra pelat nomor secara langsung menggunakan kamera, Serta mengenali pola karakter pada citra tersebut dengan metode template matching sehingga menghasilkan teks. Penelitian mereka menggunakan bahasa pemrograman Delphi. Langkah-langkah pengembangan aplikasinya meliputi akuisisi citra pelat kendaraan, pengolahan citra, dan ekstraksi ciri. Lebih lanjut ia menjelaskan, proses yang dilakukan adalah cropping untuk mengambil bagian karakter citra yang akan diolah. Kemudian dilakukan proses grayscale, threshold, negasi, dan scalling. ’’Pada penelitian ini, kami menggunakan tiga sampel pelat nomor kendaraan dengan berdasarkan proses pengambilan gambar pelat terhadap jarak pelat, cahaya ruangan, sudut kemiringan, serta ukuran piksel pada citra hasil threshold,” papar wanita berkerudung tersebut. Penelitian ini menghasilkan keakuratan 100% pada jarak 60cm. Menurutnya, sistem ini mem-
liki prospek bagus, karena mampu melakukan pembacaan citra objek kendaraan bermotor yang direpresentasikan dalam sebuah teks arial yang tersimpan ke dalam sebuah database. Database dapat digunakan sebagai bahan rujukan oleh instansi penegak hukum untuk memantau keberadaan sebuah kendaraan. Misalnya jika terjadi sebuah kasus ketika melakukan parkir di tempattempat yang menerapkan sistem ini. “Selain itu, dengan dilengkapi sebuah database, akan mempermudah user untuk melakukan pengecekan banyaknya pengunjung dalam satu layar,” pungkasnya. [RL/ Dedi]
Teknologi ini adalah mencatat pelat nomor kendaraan secara otomatis.
IPTEK 25
EDISI IV/2013 | REAKSI
26 KEMAHASISWAAN
Empat Dosen Pertanian Patenkan Hasil Riset UNILA: Penelitian Unila yang mendapat hak paten terus bertambah. Kali ini empat dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) berhasil mendapatkan hak pengakuan intelektual dalam bentuk paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Paten dikukuhkan atas hasil riset tentang pembuatan mineral mikroorganik untuk pakan ternak. Muhtarudin dan ketiga rekan peneliti lainnya yakni Liman, Yusuf Widodo, dan Ali Husni. Terhitung pada 22 Maret 2013, salah satu hasil riset mereka tentang pembuatan mineral mikroorganik untuk pakan ternak akhirnya dipatenkan Kemenkumham. Mengenai penerimaan paten, Muhtarudin mengaku bukan perkara mudah. Ia bersama timnya sudah mengajukan paten hasil risetnya sejak Februari 2007. Se-
Inset: Prof. Dr. Muhtarudin, M.Si. Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Unila
REAKSI | EDISI IV/2013
lama lima tahun itu, mereka harus mengikuti beberapa prosedur yang cukup rumit. Beberapa kali hasil riset mereka harus direvisi sebelum dipublikasikan. Namun, karena pemahaman akan pentingnya hak paten, Muhtarudin dan rekan-rekan tetap semangat mengikuti prosedur yang ada. Peneliti yang juga ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Unila ini bersama timnya mengembangkan proses pembuatan mineral khusus yang akan dijadikan suplemen untuk hewan ternak. Mineral tersusun atas campuran asam amino dan mineral lain yang bermanfaat untuk ternak dicampurkan dengan pakan ternak. Suplemen yang dihasilkan sudah terbukti mempercepat perkembangan ternak. Penelitiannya sudah diterapkan langsung pada ternak sapi, kambing, dan itik yang ada di kandang Fakultas Pertanian Unila. Menurutnya, Semakin bagus kandungan mineral dalam pakan ternak, akan semakin cepat perkembangan ternak. “Hasil yang diperoleh cukup bagus, bobot daging ternak serta susu yang dihasilkan meningkat
termasuk produksi telur pada itik,” ujarnya. Muhtarudin mengatakan, mampu memberikan karya bermanfaat bagi masyarakat tentu menjadi idaman setiap peneliti, terlebih jika hasil karya ilmiahnya itu dikukuhkan dalam bentuk paten. “Alhamdulillah, setelah melalui berbagai tahapan penelitian hingga pengajuan paten yang berliku, saya dapat memberikan paten yang kedua bagi almamater kami,” ungkapnya.
Paten dikukuhkan atas hasil riset tentang pembuatan mineral mikroorganik untuk pakan ternak.
KEMAHASISWAAN 27
Dua Mahasiswa Unila Ikut SUSI ke Amerika UNILA: Beberapa waktu yang lalu dua mahasiswa Universitas Lampung (Unila) berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat melalui program Study of US Institute (SUSI).
Mereka adalah Hetty S. Samosir (FKIP P. Fisika ’09) dan Novindri Adji (FH ’10). Hetty mengikuti SUSI pada 12 Januari–19 Februari 2013 dan Novindri pada 22 Juni–28 Juli 2013. Pada program ini terdapat 20 mahasiswa Indonesia yang turut serta. Hetty menjelaskan selama 5 minggu mengikuti program SUSI ia berkesempatan mempelajari tentang pluralisme agama. Ia turut mempresentasikan tentang keindahan alam dan budaya Lampung serta memperkenalkan Kampus
Hijau Unila. Selama mengikuti program ini, ia dan peserta lain tinggal bersama orang tua asuh. Mereka tidak hanya belajar di dalam ruangan, tetapi juga berkesempatan mengunjungi beberapa kota seperti New York, Philadelphia, Virginia, Washington DC, dan Maryland. Berbeda dengan Hetty, Novindri mengukuti program new media and journalism. Ia berkesempatan mempelajari tentang jurnalistik, politik di Amerika Serikat, hukum media, multimedia, dan repor-
Hetty Samosir menerima Sertifikat dari Temple University, USA
Nouvindri_Adji_memakai Pakaian tradisional Lampung saat presentasi
tasi. Selain itu, terdapat program education and cultural study, house family, site visiting, dan kunjungan kehormatan ke kantor wali kota dan senat. Ditambah lagi dengan studi banding ke beberapa media seperti kantor New York Times, Voice of Amerika (VoA). Baik Hetty maupun Novindri mengaku bangga dapat menjadi perwakilan mahasiswa Unila yang mengikuti SUSI. Mereka berkesempatan mempelajari budaya bangsa Amerika secara langsung di tengah masyarakatnya. Mereka berharap mahasiswa Unila lainnya dapat memperoleh kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar untuk memperluas wawasan. [Silvana]
EDISI IV/2013 | REAKSI
28 KEMAHASISWAAN
8 Mahasiswa Asing Belajar Bahasa Indonesia dan Budaya Lampung di Unila Kedelapan mahasiswa asing tersebut yaitu, Yuzu Okubo dan Arana Ogawa (Jepang), Prak Sivorn, Lek Savy, dan Pov Sophea (Kamboja), Ji Min Oh (Korea Selatan), Aleksandra Dudzinska (Polandia), dan Michal Valach (Slovakia). Mereka akan mengenyam pendidikan di Unila selama 1 tahun, kecuali Ji Min Oh yang hanya 6 bulan. Di Unila, mereka tidak hanya mempelajari bahasa Indonesia, tetapi juga budaya Lampung, seperti bahasa Lampung, bermacan tari tradisional Lampung, musik tradisional Talo Balak (Gamelan Lampung), kerajinan Sulam Usus, dan Sulam Tapis Lampung. Rektor mengatakan, mempelajari bahasa Indonesia lebih mudah daripada belajar bahasa Inggris karena lebih sedikit aturan tata bahasa. Ia berharap seluruh mahasiswa asing yang belajar di Unila dapat menikmati seluruh kegiatan belajarnya. Di awal kedatangannya, para mahasiswa asing mengikuti kegiatan orientasi oleh pihak International Office Unila. Bersama Prof. Cipta Ginting, mereka diperkenalkan tentang Bandarlampung dan Lampung secara umum. Misalnya,bila memasuki wilayah Lampung lewat jalur laut, akan me-
REAKSI | EDISI IV/2013
Unila: Universitas Lampung menerima 8 mahasiswa yang tergabung dalam Program Darmasiswa. Kedatangan mereka disambut oleh Rektor Univeristas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S di ruang kerjanya pada Senin (2/9) lalu.
8 mahasiswa asing akan mengikuti perkuliahan Bahasa dan Budaya Indonesia melalui Program Beasiswa Darmasiswa RI di Universitas Lampung.
lihat Menara Siger di Bakauheni, Lampung Selatan. Selain itu, Lampung juga memiliki Gunung Anak Krakatau. Ditambah lagi dengan
Way Kambas yang merupakan tempat pemeliharaan dan pelatihan Gajah yang ada di Lampung. [Silvana]
KEMAHASISWAAN 29
EDISI IV/2013 | REAKSI
30 KEMAHASISWAAN
Mahasiswa Baru Geografi Gagas Desa Binaan UNILA: Program studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) gagas program desa binaan. Kegiatan berlangsung pada 28–29 September 2013 lalu di di Desa Batu Putu Lk1 Kelurahan Teluk Betung Barat.
Kegiatan ini diisi dengan beragam kegiatan lain, di antaranya pentas seni antarkelompok dan training motivasi yang diisi oleh para senior, serta pembelajaran lapangan. Melalui desa binaan, para mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat I Kadek Agus Setiawan selaku ketua pelaksana kegiatan desa binaan mengatakan, mahasiswa baru dalam melaksanakan kegiatan tetap mendapatkan bimbingan para senior dan dosen. Program desa binaan ini merupakan konsep baru menggantikan keakraban untuk mahasiswa baru sehingga terjadinya celah perpeloncoan bisa diminimalisir. Para mahasiswa ditugasi mencari data-data kependudukan sekaligus menerapkan beberapa materi perkuliahan. Selain itu, digelar pelatihan pembuatan monografi desa untuk para perangkat desa. Dalam kegiatan ini beberapa dosen menjadi pemateri. “Jadi dengan beberapa kegiatan ini diharapkan mahasiswa baru dapat semakin akrab dengan teman angkatan dan para senior,” ujar Kadek. Dalam kesempatan yang sama Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku kepala prodi Pendidikan Geografi men-
REAKSI | EDISI IV/2013
gungkapkan, kegiatan keakraban yang sarat akan tindak perploncoan sudah tidak sesuai lagi terutama untuk lembaga pendidikan. Oleh karena itu, mahasiswa sekarang harus lebih berperan untuk turut meningkatkan kualitas lembaga tempatnya belajar. “Program desa binaan merupakan salah satu cara agar mahasiswa bisa melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat. Sehingga kualitas lembaga bisa menjadi baik dan akreditasi bisa terangkat,” kata dia. [Silvana]
Program desa binaan ini merupakan konsep baru menggantikan keakraban untuk mahasiswa baru sehingga terjadinya celah perpeloncoan bisa diminimalisir.
NUANSA 31
Social Media di Tangan Orang Muda Susana Indriati Dosen Jurusan Administrasi Negara Universitas Lampung
Tulisan ini dinsipirasi oleh kuliah umum yang diberikan oleh Melani Budianta, M.A., Ph.D., (Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia) di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta pada hari Selasa 19 November 2013. Pada kuliah umum itu berjudul Gender Issues in Post Reformasi Indonesia, di dalamnya dia menyampaikan paper, yang pernah disampaikan pada pertemuan ISEAS, berjudul Gender and Women’s Empowerment in the New Democratic Era in Indonesia: A Reflection.
Sebagaimana kita ketahui terjadi keliru paham dalam masyarakat awam, termasuk orang muda, mengenai istilah gender. Seorang mahasiswi bingung membedakan arti gender dan sex (jenis kelamin) ketika ditanya saat kuliah umum. Seringkali masyarakat umum mengartikan gender sama dengan perempuan, sehingga ketika ada pembicaraan tentang isu gender, kaum laki-laki berpikir hal itu bukan urusan mereka. Gender merupakan suatu pemahaman sosial budaya tentang apa dan bagaimana perempuan dan laki-laki seharusnya berperilaku. Perbedaan yang bukan kodrat melainkan diciptakan oleh masyarakat (perempuan dan laki-laki) melalui proses sosial budaya yang panjang. (Oakley dlm Fakih:171). Jadi terungkap bahwa memasak, mencuci bukanlah kodrat perempuan. Demikian pula memasang antena televisi, memperbaiki motor/mobil juga bukan kodrat laki-laki. Kedua kegiatan itu bisa dipelajari dan dilakukan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Dalam kuliah umum tersebut, teori-teori tidak dibicarakan tetapi memiliki pemahaman yang benar tetap diperlukan. Refleksi dimulai pada kekacauan bulan Mei 1998, dimana perempuan dari etnis tertentu menjadi sasaran kekerasan yang masiv. Peristiwa tersebut menjadi titik mula pemikiran bahwa sebagai insan kampus tidak cukup untuk duduk manis di kampus, tetapi mesti keluar bersama masyarakat untuk mencari hal apa saja yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi. Lahirlah Komisi Nasional Anti kekerasan terhadap Perempuan melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 181 Tahun 1998 dan diperbaharui dengan
EDISI IV/2013 | REAKSI
32 NUANSA Peraturan Presiden (Perpres) No. 65 Tahun 2005. Setelah 15 tahun 6 bulan berlalu, perubahan menarik terjadi. Pertama, Indonesia menjadi negara yang berani membagikan kuasa otonomi yang cukup luas sampai pada tingkat kabupaten/kota. Desentralisasi di satu sisi memberikan keuntungan karena jarak rakyat dengan pemerintah menjadi lebih dekat, daerah juga bisa memunculkan kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan daerahnya. Tetapi dengan kewenangannya, daerah bisa menerbitkan peraturan yang seringkali berbenturan dengan peraturan di atasnya. Misalnya tentang dilarangnya perempuan keluar sendirian pada jam tertentu di suatu daerah, tidak selaras dengan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU No. 7 tahun 1984. Kedua, terbitnya UU Pemilu No. 12 Tahun 2003 sebuah langkah afirmatif agar kaum perempuan berpeluang masuk di parlemen. Sehingga keterwakilan perempuan terpenuhi. Bahwa pada prakteknya proses pemenuhan ini disertai kolusi-nepotisme dan asesorisme (artis), juga ternyata para perempuan parlemen terjerat masalah yang sama dengan laki-laki yaitu korupsi, tidak berarti langkah afirmasi ini percuma. Dalam praktek politik yang belum sehat, ketika peluang partipasi perempuan dan laki-laki setara maka peluang mendapatkan persoalan pun tidak berbeda. Ketiga, kemajuan teknologi informasi yang luar biasa meluas. Dalam papernya, Ibu Melani menyebut istilah netizen. Jika dulu istilah citizen muncul Teks dan karena kita Foto: adalah warga sebuah kota, netizen berarti warga Dedimaka Iswanto
REAKSI | EDISI IV/2013
internet. Netizen dimaksudkan adalah pertama, perlu adanya pebagi mereka yang aktif mengikuti mahaman yang memadai bagi para atau menjadi bagian jaringan social pembuat kebijakan di daerah tenmedia; facebook, twitter, blog dan tang nilai keadilan gender dan tata sebagainya. perundang-undangan di Indonesia. Media sosial tersebut memi- Kedua, kesadaran partai politik liki dua sisi; ide/pemikiran kreatif untuk menyiapkan kader, termasuk muncul, misalnya komunitas hijab- didalamnya adalah melakukan peners yang saling berbagi model dan didikan politik yang berkeadilan. berbisnis; penggalangan solidaritas, Ketiga, barangkali ini yang paling misalnya peristiwa koin untuk mungkin, menjadikan social media Prita; aktivitas politik, kemenangan sebagai alat gerakan perubahan. Jokowi-Basuki tidak lepas dari gera- Orang muda, perempuan dan lakikan media sosial kelas menengah di laki, yang biasanya adalah netizen, Jakarta. terus melakukan peningkatan kaAda salah satu blog. Blog terse- pasitas diri dengan mengembangbut milik seorang perempuan kan cara berpikir kritis. Seseorang etnis Tionghoa yang pada tahun mampu berpikir kritis ketika ia 1998 dikirim ke Singapura den- bersedia membuka pikiran dan hatgan bekal yang sangat terbatas, inya. Karena kita bisa belajar dari karena kekuatiran orangtuanya,. siapapun, manapun, bahkan pada Ketika bersekolah di Singapura, yang sama sekali berbeda dengan ia mendapati kenyataan bahwa kita. dirinya mengalami lompatan jauh, yaitu menjadi mayoritas dari yang semula minoritas. Ia mendapati teman-teman etnis Melayu berjumlah sedikit. Pengalaman merasakan sebagai minoritas menjadikannya Orang muda, bisa merasakan rasanya menjadi perempuan dan minoritas. Dengan demikian ia bisa bergaul baik dengan teman-teman laki-laki, yang Melayunya. Tulisan-tulisan tersebut biasanya adalah dibukukan dengan judul “Mendadak Mayoritas”. Sisi sebaliknya, netizen, terus pemikiran/ide yang melawan ketmelakukan erbukaan, pemikiran-pemikiran peningkatan rasis, pemikiran diskriminatif juga dengan mudah disebarkan. kapasitas Dalam konteks gerakan/akdiri dengan tivitas, dari yang tersentral, dulu mengembangkan dipegang oleh non governmental organization (NGO) di Jakarta, kini cara berpikir menyebar secara pelaku (warga kritis. daerah, netizen) maupun geografis (daerah-daerah). Sehingga isu-isu perubahan yang dibawa juga beragam. Catatan, dari tiga situasi diatasTekun Belajar Tapis Lampung
ESSAY FOTO 33
Antusias Belajar Bahasa Indonesia EDISI IV/2013 | REAKSI