BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian BUMN Menurut Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002, BUMN adalah badan usaha milik negara yang berbentuk perusahaan (persero) sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah No.12 tahun 1998 dan perusahaan umum (perum) sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah No.13 tahun 1998. Pada UU no. 19 tahun 2003 disebutkan bahwa Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan yang dipisahkan. Maka secara garis besar yang disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian besar atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. 2.1.1.1 Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN Menurut UU No. 19 Tahun 2003, maksud dan tujuan dari pendirian BUMN yaitu: 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khusunya, 2. Mengejar keuntungan yang sesuai dengan tuntutan usaha bisnis,
7
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. 2.1.1.2 Jenis-jenis BUMN Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 1981, berdasarkan sifat BUMN dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Perusahaan Jawatan (PERJAN) berusaha di bidang penyediaan jasa-jasa bagi masyarakat termasuk pelayanan kepada masyarakat; 2. Perusahaan Umum (PERUM) berusaha di bidang penyediaan pelayanan bagi kemanfaatan umum di samping mendapatkan keuntungan; 3. Perusahaan Perseroan (PERSERO) bertujuan memupuk keuntungan dan berusaha di bidang-bidang yang dapat mendorong perkembangan sektor swasta dan/atau koperasi, di luar bidang usaha PERJAN dan PERUM. 2.1.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan memuat informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan pernyataan manajemen tentang kondisi perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata uang (rupiah).
8
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendefinisikan bahwa laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Sedangkan Munawir (2002:5) menyatakan bahwa pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal dimana neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan
sumber-sumber
penggunaan
dana
atau
alasan-alasan
yang
menyebabkan terjadinya perubahan modal perusahaann. Zaki Baridwan (2004:17) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Dengan melihat beberapa pengertian laporan keuangan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporanlaporan yang melaporkan tentang posisi keuangan, tentang hasil operasi perusahaan, dan tentang perubahan yang terjadi dalam posisi keuangan perusahaan dimana nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pemakai.
9
2.1.2.1 Tujuan Laporan Keuangan Menurut IAI (2007:4) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dann arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan
(stewardship)
ekonomi
manajemen
atas
serta
menunjukan
penggunaan
pertanggungjawaban
sumber-sumber
daya
yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Dwi Prastowo (2005:5) menyatakan laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.
10
2.1.2.2 Jenis-jenis Laporan keuangan Penyajian laporan keuangan harus mengacu pada Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). PABU adalah suatu kebiasaan atau aturan yang baik untuk melaporkan laporan keuangan. PABU berfungsi juga sebagai aturan minimum yang harus dipatuhi ketika membuat laporan keuangan. Di dalam neraca keuangan terdapat lima jenis laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Neraca Menurut Darsono dan Ashari (2004:18), pengertian neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Biasanya Neraca dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Neraca terdiri dari beberapa komponen, yaitu: a. Aktiva Menurut IAI (2007:13), aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa yang akan datang diharapkan akan diperoleh. Aktiva terdiri atas: 1) Aktiva lancar yaitu aktiva yang paling mudah dan cepat untuk dijadikan uang atau kas. Pengelompokkan yang umum adalah: kas, piutang dagang, persediaan, investasi. Kas adalah yang paling likuid sehingga ditempatkan pada bagian paling atas.
11
2) Aktiva tetap yaitu investasi pada tanah, bangunan, kendaraan, dan peralatan lain yang dilakukan oleh perusahaan. 3) Aktiva lain-lain yaitu investasi atau kekayaann lain yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain adalah kekayaan atau investasi yang tidak bisa dikelompokkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. b. Kewajiban dan Ekuitas Menurut IAI (2007:13), kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat, sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan dikurangi semua kewajiban. Kewajiban terdiri atas: 1) Kewajiban jangka pendek yaitu kewajiban kepada pihak kreditor yang akan dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Komponen kewajiban jangka pendek diantaranya adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak, hutang bank jatuh tempo dalam satu tahun, dan hutang lain-lain. 2) Kewajiban jangka panjang yaitu kewajiban yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. Komponen kewajiban jangka panjang ini meliputi hutang bank, hutang obligasi, hutang wesel, hutang surat-surat berharga lain.
12
Ekuitas terdiri atas: 1) Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan perkiraan tambahan modal disetor. 2) Agio saham yaitu kelebihan selisih antara nilai jual saham dengan nilai nominal saham. 3) Laba ditahan 2. Laporan Laba Rugi. Menurut Darsono dan Ashari (2004:20), pengertian laba rugi merupakan akumulasi aktiva yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. 3. Laporan arus kas (cash flow). Laporan ini menggambarkan perputaran kas (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. 4. Laporan perubahan ekuitas. Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio atau disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan. 5. Catatan atas laporan keuangan. Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi.
2.1.3 Kinerja
13
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya. 2.1.3.1 Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:503), kinerja adalah sesuatu yang dicapai/prestasi yang diperlihatkan/kemampuan kerja. Mulyadi (2001:435) penilaian kinerja adalah penentu secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.1.3.2 Manfaat dan penilaian kinerja Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat melakukan perencanaan serta memilih strategi yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001:420) penilaian kinerja mempunyai manfaat bagi manajemen untuk: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, mutasi dan pemberhentian. 3. Mengidentifikasikan
kebutuhan
pelatihan
dan
pengembangan
karyawan dann untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
14
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 2.1.3.3 Analisis kinerja melalui laporan keuangan Kinerja dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangann perusahaan yang bersangkutan. Dari laporan tersebut dapat diketahui keadaan keuangan dan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu. Bambang Riyanto (2001:327) menyatakan laporan financial memberikan ikhtisar
mengenai
keadaan
finansial
suatu
perusahaan
dimana
neraca
mencerminikan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dari analisa yang dilakukan terhadap laporan keuangan dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat menggunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Mengadakan interprestasi adalah analisa terhadap laporan financial suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan financial perusahaan yang bersangkutan.
2.1.4 Privatisasi Privatisasi merupakan kebijakan publik yang mengarahkan bahwa tidak ada alternatif lain selain pasar yang dapat mengendalikan ekonomi secara efisien, serta
15
menyadari bahwa sebagian besar kegiatan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini seharusnya diberikan kepada sektor swasta. Menurut Mardiasmo (2004:24), privatisasi merupakan salah satu upaya reformasi perusahaan publik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan publik. Jadi privatisasi berarti pelibatan modal swasta dalam struktur modal perusahaan publik sehingga kinerja finansial dapat dipengaruhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang. Indra Bastian (2001:224) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan privatisasi adalah berarti transaksi penjualan aset publik dan proses transfer kepemilikan. Privatisasi telah menaikkan peran pokok pada strategi ekonomi dan publik pemerintah. Dalam PP RI No.33 tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan, yang dimaksud dengan privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta kepemilikan saham oleh masyarakat.
2.1.4.1 Tujuan Privatisasi
16
Dalam PP RI No.33 tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan, disebutkan bahwa privatisasi merupakan alat pembenahan BUMN untuk mencapai beberapa sasaran sekaligus, antara lain: 1. Peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan. 2. Perbaikan struktur keuangan dan manajemen. 3. Penciptaan struktur industri yang sehat dan kompetitif. 4. Pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi global. 5. Penyebaran kepemilikan oleh publik. 6. Pengembangan pasar modal domestik.
2.1.4.2 Metode Privatisasi Indra Bastian (2001:226) menyatakan bahwa secara umum ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memprivatisasi organisasi, yaitu: 1. Penawaran umum adalah penjualan suatu perusahaan melalui pasar modal sampai dengan 100% dari kepemilikan saham tersebut. Penjualan saham di pasar modal yang dilakukan untuk pertama kalinya dikenal dengan istilah Penawaran Umum Perdana atau Initial Publik Offering (IPO). 2. Penempatan langsung (direct placement) adalah penjualan saham organisasi sampai dengan 100% kepada pihak lain dengan cara negosiasi, umumnya melalui tender.
17
3. Management Buy-Out/MBO adalah pembelian saham mayoritas oleh suatu konsorsium yang diorganisasi dan dipimpin oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan. 4. Likuidasi adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan kembali aset dan tenaga kerja atau karyawan untuk tujuan pemanfaatan yang lebih produktif. 5. Privatisasi lelang, berdasarkan SK Menkeu No.47/KMM.01/1996, pelelangan aset negara dapat dilakukan oleh Balai Lelang Swasta. 6. Kepemilikan dengan menggunakan Dana Perwakilan Privatisasi (Privatisation Trust Fund), metode yang akan dipertimbangkan penggunaannya, apabila saat ini organisasi tidak dapat dijual kepada pemilik modal atau kepada masyarakat. 7. Penjualan Aset, adalah metode yang memisahkan aset perseroan dari permasalahannya
dan
menjual
aset
tersebut
sehingga
dapat
dipergunakan oleh swasta.
2.1.4.3 Keuntungan Privatisasi Bagi BUMN Dari segi ekonomi mikro meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi dan pengurangan utang perusahaan BUMN. Privatisasi juga diharapkan dapat meningkatkan Good Corporate Governance (GCG), masuknya sumber keuangan baru ke perusahaan, dan pengembangan pasar. Manfaat alih teknologi dan peningkatan jaringan juga diharapkan dalam privatisasi BUMN yang melalui proses strategic sale.
18
Dari sisi ekonomi makro, tujuan privatisasi berorientasi pada ekonomi fiskal, yaitu untuk menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah, perbaikan iklim investasi, dan pengembangan pasar modal. Obyektivitas ekonomi politik bertujuan melindungi aset nasional dengan pertimbangan melindungi bidang usaha yang berkaitan dengan nasionalisme, keamanan negara dan sumber daya alam.
Banyak
sekali
pendapat
yang
berbeda dengan adanya privatisasi ini. Terdapat pro dan kontra. Ada yang menyatakan sangat setuju dengan privatisasi ini karena privatisasi memberi keuntungan bagi perusahaan tersebut. Privatisasi sebenarnya bukanlah menjual asset negara, namun memberi kesegaran bagi perusahaan. Perusahaan dapat berkembang dengan bertambahnya modal. Namun banyak orang yang menilai bahwa privatisasi membawa dampak yang kurang baik dari segi kepemilikannya. Dengan penguasaan saham yang mayoritas dimiliki oleh perusahaan asing seolaholah memberi kesan bahwa kita akan diatur atau disetir oleh orang asing. Namun itu tidak perlu dikhawatirkan bila pemerintah tidak menjual sahamnya lebih besar dari 40 %, hal itu untuk membatasi peranan kepada investor yang sebagian besar memiliki sahamnya
2.1.5 Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi finansial suatu perusahaan diperlukan suatu alat ukur yang dapat membantu menginterprestasikan kondisi perusahaan tersebut. Alat bantu untuk mengukur kondisi tersebut dapat berupa rasio-rasio dan skor dari masing-masing rasio.
19
Menurut Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN, bahwa penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan dalam kaitannya dengan tingkat kesehatan BUMN meliputi : 1. Imbalan kepada pemegang saham/ Return On Equity (ROE) Rumus : Laba Setelah Pajak X 100% …………………………………..(1)
ROE = Modal Sendiri
Definisi : a. Laba setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari : 1) Aktiva tetap 2) Aktiva Non Produktif 3) Aktiva Lain –lain 4) Saham Penyertaan Langsung b. Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Dalam modal sendiri tersebut tersebut di atas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya.
20
c. Aktiva tetap dalam pelaksanaannya adalah posisi pada akhir tahun buku aktiva tetap yang sedang dalam tahapan pembangunan. 2. Imbalan Investasi/Return On Investment (ROI) Rumus : EBIT + Pernyusutan X 100% …………………………………. (2)
ROI = Modal Usaha
Definisi : a. EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari : 1) Aktiva Tetap 2) Aktiva Lain-lain 3) Aktiva Non Produktif 4) Saham Penyertaan Langsung b. Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi dan deplesi. c. Modal Usaha/Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.
3. Rasio Kas/Cash Ratio Rumus : Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek X 100% ……(3)
Cash Ratio = Hutang Lancar
Definisi :
21
a. Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masingmasing pada akhir tahun buku. b. Hutang Lancar/Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku. 4. Rasio Lancar/Current Ratio Rumus : Current Asset X 100% ………………………….. (4)
Current Ratio : Current Liabilities
Definisi : a. Current Asset adalah posisi total aktiva lancar pada akhir tahun buku b. Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku. 5. Collection Periods (CP) Rumus : Total Piutang Usaha X 365 hari ……………………………(5)
CP = Total Pendapatan Usaha
Definisi : a. Total Piutang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku. b. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku.
22
6. Perputaran Persediaan (PP) Rumus : Total Persediaan X 365 hari ………………………….. (6)
PP = Total Pendapatan Usaha
Definisi : a. Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang. b. Total Pendapatan Usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan. 7. Perputaran Total Aset/ Total Asset Turn Over ( TATO ) Rumus : Total Pendapatan X 100% ……………………………. (7)
TATO = Modal Usaha
Definisi : a. Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. b. Modal Usaha/Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.
23
8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset ( TMS terhadap TA) Rumus : Total Modal Sendiri X 100% ………………… (8)
TMS terhadap TA = Total Aset
Definisi : a. Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. b. Total Asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan. 2.2.
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian – penelitian yang mengkaji dampak privatisasi terhadap kinerja
keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti diberbagai negara. 1. Penelitian Megginson, Nash dan Radenborgh (1994) yang berjudul “The Financial and Operating of Newly Privatized Firm : An International Empirical Analysis.” Hasil penelitian ini menunjukkan ada
perbaikan
kinerja
perusahaan
setelah
privatisasi
dimana
profitabilitas lebih tinggi, tingkat hutang yang lebih rendah dan pembayaran dividen yang lebih tinggi. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu return on equity dan return on investment,. Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada dimensi waktu dan teknik analisis data. Dimana penelitian
24
sebelumnya melakukan dengan sampel perusahaan dari 18 negara yang diprivatisasi antara tahun 1960-1990 dengan menggunakan teknik analisis Wilcoxon Signed Rank Test, sedangkan penelitian ini meneliti BUMN di Indonesia yang diprivatisasi dari tahun 2000-2006 dengan menggunakan t-test sample related. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Boubakri et al (1998) yang berjudul “The Financial and Operating of Newly Privatized Firm : Evidence From Developing Countries” juga memberikan gambaran yang positif terhadap program privatisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam hal output (real sales), operating efficency, profitability, capital investment spending, dividen payment dan employment. Selaras dengan temuan Megginson et al (1994), mereka juga menemukan penerimaan leverage. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu rasio profitabilitas, yang terdiri dari return on equity dan return on investment,. Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada dimensi waktu dan teknik analisis data. Dimana peneliti sebelumnya melakukan penelitian dengan mengambil sampel perusahaan dari 21 negara yang diprivatisasi antara tahun 1980- 1992 dan menggunakan teknik analisis Wilcoxon Signed Rank Test, sedangkan penelitian ini meneliti BUMN di Indonesia yang diprivatisasi dari tahun 2000-2006 dengan menggunakan t-test sample related.
25
3. Studi yang dilakukan oleh Qian dan Tang (2001) yang berjudul “Malaysia Privatization : A Comprehensive Study”. Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbaikan dalam profitabilitas maupun pembayaran dividen selepas privatisasi. Sekalipun demikian, studi ini menemukan peningkatan output dan dalam skala yang lebih kecil pada penurunan leverage. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu rasio profitabilitas, yang terdiri dari return on equity dan return on investment. Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada dimensi waktu dan teknik analisis data. Perbedaannya dimana peneliti sebelumnya melakukan penelitian dengan mengambil sampel BUMN Malaysia
yang
diprivatisasi
antara
tahun
1983-1997
dengan
menggunakan teknik analisis Wilcoxon Signed Rank Test, sedangkan penelitian ini meneliti BUMN di Indonesia yang diprivatisasi dari tahun 2000-2006 dengan menggunakan t-test sample related. 4. Ibnu Khajar (2002) telah melakukan evaluasi kinerja BUMN di Indonesia pasca privatisasi berdasarkan kinerja keuangan dan kinerja operasional. Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja BUMN setelah privatisasi menjadi lebih baik hanya dari aspek efisiensi, tetapi tidak dari aspek profitabilitas. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel kinerja keuangan yang sama, yaitu rasio profitabilitas yang terdiri dari return on sales, return on equity dan return on assets. Perbedaan penelitian berfokus pada kinerja keuangan
26
dengan disertai penambahan dua variabel yaitu leverage dan dividend payment. Perbedaan lainnya terletak pada dimensi waktu dan teknik analisis data. Dimensi penelitian sebelumnya melakukan penelitian dengan mengambil sampel BUMN Indonesia yang diprivatiasasi antara tahun 1991-1995 dengan menggunakan teknik analisis data Wilcoxon Signed Rank Test, sedangkan penelitian ini meneliti dua BUMN di Indonesia yang diprivatisasi yaitu PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) periode 2000 – 2006 dengan menggunakan t-test sample related. 5. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh LPA Dewi Yunitasari ( 2006) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (persero) tbk (Studi komparatif sebelum dan sesudah privatisasi) “. Penelitian ini menggunakan teknik analisis paired sample t-test. Alat uji yang digunakan hanya satu yaitu uji paired sample test dengan taraf kesalahan 5% dengan dimensi waktu yang digunakan 2 tahun sebelum privatisasi dan 2 tahun sesudah privatisasi yaitu tahun 2001-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan Return On Equity dan Return On Investment mengalami perbedaan secara signifikan setelah privatisasi. Nilai kedua rasio tersebut menurun setelah privatisasi. Perbedaan secara signifikan juga terjadi pada Current Ratio dan Cash Ratio. Nilai kedua rasio tersebut meningkat setelah privatisasi, sedangkan ketiga rasio lainnya yaitu Collection Periods, Total Asset Turn Over dan Debt To Assets Ratio berada pada nilai yang relatif stabil, artinya perbedaan
27
tetap terjadi pada ketiga rasio tersebut sebelum dan sesudah privatisasi namun tidak secara signifikan. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
kinerja keuangan BUMN khususnya PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan menggunakan analisis paired sample test. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian sebelumnya hanya meneliti satu sample saja, namun pada penelitian ini menggunakan dua sampel perusahaam BUMN dengan dimensi waktu 3 tahun sebelum privatsasi dan 3 tahun sesudah privatisasi, yaitu pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk periode 2000-2006 dengan menggunakan t-test sample related. 2.3.
Hipotesis Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan
penelitian sebelumnya yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2
Bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi.
H1 : µ1 ≠ µ2
Bahwa terdapat perbedaan tingkat kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi.
28