7
2 ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN CSR SANTOS (MADURA OFFSHORE) PTY LTD TERHADAP STAKEHOLDERS EKSTERNAL PERUSAHAAN Pendahuluan Keberlanjutan suatu industri memerlukan elaborasi tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu keadilan sosial, efisiensi ekonomi, dan kinerja lingkungan ke dalam praktek operasional perusahaan. Perusahaan yang bersaing dalam tataran global dituntut untuk berkomitmen dan melakukan pelaporan keberlanjutan secara holistik mencakup seluruh aspek operasionalnya. Mengingat CSR bersifat intangible sehingga sulit dilakukan penilaian tingkat keberhasilan yang telah dicapai, diperlukan berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggabungkan konsep triple bottom line (sosial, ekonomi, dan ekologi) atau lebih dikenal sebagai suistainability reporting, yaitu praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para stakeholders perusahaan baik internal maupun eksternal (GRI 2000). Laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk mengkomunikasikan CSR perusahaan, karena suatu laporan keberlanjutan menunjukkan akuntabilitas, peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan stakeholders, manajemen keberlanjutan, dan menunjukkan kondisi kerja. Selain pihak internal perusahaan, pembaca laporan keberlanjutan adalah masyarakat sipil, mereka yang termasuk value chain, dan investor. Pelaporan CSR dapat mengacu pada beberapa pedoman, yaitu ISO 26000:2010 untuk pedoman kegiatan CSR, International Performance Standards (IFC) untuk standar pelaporan, dan Global Reporting Initiative (GRI)-G3 dan GRI-Mining and Metals Sector Suplement (MMSS) untuk standar pelaporan (Futtera 2011 dalam Jalal dan Rahman 2011). Sambodo et al. (2012) menyatakan bahwa jumlah perusahaan di Indonesia yang telah melakukan kegiatan CSR bidang lingkungan dan mengungkapkan informasinya masih sangat sedikit. Memperhatikan hal tersebut, maka penyampaian kinerja CSR bidang lingkungan secara sederhana, informatif, dan mudah dimengerti kepada publik sangat dibutuhkan. Senada dengan hal tersebut, Wenbiao (2012) menyatakan bahwa semakin banyak praktek perusahaan dan hasil studi menunjukkan terdapat korelasi positif antara tanggung jawab sosial dan kinerja perusahaan. Perusahaan internasional sangat mementingkan tanggung jawab sosial, mendapat reputasi dari masyarakat dan publik, dan menjaga perkembangan trend perusahaan. Pedoman pelaporan keberlanjutan bagi perusahaan migas dapat mengacu pada IFC Performance Standards (2012), GRI Standard Disclosure G3.1 (2011), GRI Oil and Gas Sector Supplement (2011), International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) Indigenous Peoples and Oil and Gas Industry (2011), Oil and Gas Industry Guidance on Voluntary Sustainability Reporting (2010), serta Creating Succesful, Sustainable Social Investment (Zandvliet 2008) yang kemudian bisa digabungkan dengan ISO 26000:2010 karena CSR bersifat universal sekaligus partikular. Selain pedoman internasional tersebut, untuk mengevaluasi program CD pada perusahaan migas di Indonesia dapat mengacu pada Panduan Penilaian
8
Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas, BPMIGAS (2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan standar kinerja CSR dalam laporan keberlanjutan industri migas. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di wilayah operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang terletak di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur (Lampiran 1). Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Desember 2011-Februari 2012. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan image. Menurut Fauzi (2001) data text adalah data yang berbentuk alphabet maupun numerik, sedangkan data image adalah data yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tempat penelitian yang berupa gambar, diagram, dan tabel. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Observasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kegiatan pengembangan masyarakat serta pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Informasi dari responden diperoleh melalui wawancara secara individual dan berkelompok, yaitu dengan menggunakan metode in-depth interview dan Focus Group Disscusion, disertai pengisian kuesioner (Lampiran 2 dan 3). Informasi yang dibutuhkan juga diperoleh melalui metode triangulasi, yaitu dengan cara melakukan kroscek data dengan pihak-pihak terkait, yaitu officer pada Departemen Community Development dan Health, Safety, and Environment (HSE) perusahaan, tokoh masyarakat, dan lembaga pemerintahan desa dan Kecamatan Giligenting, dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan studi literatur. Matriks jenis dan sumber data penelitian tersaji pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Matriks jenis dan sumber data No 1. 2.
Data Ekologi Sosial dan Ekonomi
Jenis Sekunder Primer dan sekunder
Sumber : Data primer, diolah
Sumber - Dokumen Amdal Lapangan Gas Maleo - Dokumen Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode 2012 - Dokumen PROPER Lapangan Gas Maleo 2011 - Observasi ke fasilitas produksi Lapanga Gas Maleo - Dokumen laporan CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd - Masyarakat di Pulau Giligenting dan Giliraja - Aparat pemerintah desa - Aparat Kecamatan Giligenting - Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sumenep - Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep - Officer HSE dan CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
9
Metode Pemilihan Responden Teknik pemilihan responden dilakukan dengan metode non-probability sampling (tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih) jenis purposive sampling. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Nasution 2007). Responden merupakan perwakilan stakeholders yang terdiri atas dua kelompok, yaitu stakeholders internal diwakili oleh officer Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dan stakeholders eksternal diwakili oleh masyarakat Giligenting. Responden masyarakat merupakan perwakilan dari kelompok masyarakat yang ada di Pulau Giliraja dan Pulau Giligenting. Berdasarkan hasil social mapping Santos (Madura Offshore) Pty Ltd pada tahun 2010, kelompok masyarakat Kecamatan Giligenting terdiri atas kepala desa, kyai, pekerja lokal (petani, nelayan, peternak, petambak garam, pembudidaya rumput laut, dan buruh), kaum muda berpendidikan tinggi, juragan (pemilik modal dan alat produksi perikanan tangkap), pengepul ikan, dan pedagang. Pertimbangan pemilihan responden masyarakat berdasarkan pada tingkat pendidikan, lama tinggal lebih dari 10 tahun di Kecamatan Giligenting, jenis mata pencaharian, lokasi tempat tinggal, pengetahuan tentang program CD perusahaan, dan keterampilan berbahasa Indonesia. Jumlah total responden dalam rencana penelitian ini adalah 152 orang. Jumlah responden penelitian tersaji pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Jumlah responden penelitian No 1
2
Kelompok Responden Stakeholders Internal
Stakeholders Eksternal
Responden
Lokasi
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Kantor Surabaya Officer Santos (Madura Offshore) Pty Ltd HSE Kantor Jakarta Desa Aenganyar Masyarakat Desa Galis Pulau Desa Bringsang Giligenting Desa Gedugan Desa Lombang Masyarakat Desa Jate Pulau Desa Banbaru Giliraja Desa Banmaleng Jumlah Total Officer CD
Jumlah (orang) 1 1 18 11 14 22 22 20 27 16 152
Sumber : data primer
Metode Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif terhadap kondisi eksisting kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Tahapan dalam analisis deskripsi penelitian ini adalah: 1) menentukan indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd; Indikator kinerja berfungsi untuk mendeskripsikan secara kuantitatif dan kualitatif isu strategis yang teridentifikasi dari operasional Santos (Madura
10
Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting. Identifikasi isu strategis berasal dari studi literatur dan penelitian pendahuluan. Indikator kinerja ekologi CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd mengacu pada Oil and Gas Industry Guidance On Voluntary Sustainability Reporting diterbitkan oleh IPIECA (2010) dan indikator sosial ekonomi mengacu pada Panduan Penilaian Program Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas dari BPMIGAS (2008). Pemilihan indikator kinerja disesuaikan dengan pengelolaan komponen lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Indikator kinerja CSR komponen ekologi menurut IPIECA (2010) dan indikator CSR komponen sosial ekonomi menurut BPMIGAS (2008) tersaji pada Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3 Indikator kinerja CSR menurut IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) No 1.
Indikator Keanekaragaman hayati (Kehati) dan Jasa Ekosistem
2.
Emisi udara
3.
Air buangan dari fasilitas produksi
4.
Limbah
Komponen Penjelas 1. Company goals dan usaha perusahaan dalam melakukan konservasi terhadap Kehati dan jasa ekosistem 2. Manajemen resiko Kehati/ jasa ekosistem yang terintegrasi ke dalam sistem manajemen perusahaan 3. Persentase kawasan sensitif disekitar wilayah operasional (ditentukan oleh perusahaan), termasuk kriteria yang digunakan untuk menentukan area sensitivitas 4. Penilaian dan evaluasi persepsi masyarakat dan stakeholder terkait isu Kehati/jasa ekosistem 5. Studi kasus dari area operasional perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan adaptif dalam konteks pengelolaan dampak terhadap Kehati/jasa ekosistem 6. Penilaian efektivitas pengelolaan Kehati/jasa ekosistem 7. Pendekatan jasa ekosistem terkait dengan penggunaan SDA untuk proses produksi 1. Data emisi total : senyawa organik volatil (VOC) terdiri atas oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat (PM); oksidan (O3), emisi udara lainnya 2. Pengelolaan kualitas udara di daerah operasional 1. Kualitas air buangan/air limbah lainnya 2. Volume air terproduksi, air limbah yang telah diolah, dan jenis air lainnya yang dihasilkan dari fasilitas produksi dan dibuang ke perairan 3. Detail metode pengelolaan, tempat, dan proses daur ulang air limbah dari fasilitas produksi 4. Upaya pengelolaan air limbah sebelum dibuang ke perairan 5. Pembahasan tentang pengelolaan air di mudpit 1. Total kuantitas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Non B3 yg dihasilkan 2. Pengelolaan limbah B3, bukan limbah B3, dan
11 No
5.
Indikator
Kinerja Program CD
Komponen Penjelas limbah domestik tenaga kerja (reuse, reduce, and recycle atau 3R) Tahap Input 1. Profil CD perusahaan 2. Rencana strategis CD 3. Program CD (jangka pendek dan menengah) 4. Pemetaan sosial (social mapping/baseline study). Tahap Proses 1. Perencanaan program CD 2. Pelaksanaan program CD 3. Monitoring dan evaluasi program CD Tahap Output 1. Bentuk output program CD 2. Manfaat program CD bagi masyarakat 3. Pengaruh pogram CD pada komunitas 4. Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD Tahap Dampak 1. Taraf hidup Penilaian fokus pada indikator fisik, yaitu rumah/papan, sekolah, kesehatan, pangan, dan sarana komunikasi 2. Kelembagaan berkelanjutan Penilaian pada satu kelompok warga yang mewakili komunitas 3. Tata kelola Penilaian pada upper community/level makro, yaitu networking, pola-pola relasi yang berkenaan dengan nilai-nilai good governance system (transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll). 4. Kemandirian Penilaian aspek adanya inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas 5. Kohesi sosial Fokus penilaian mengacu pada isu kerjasama/konflik dan intergrasi/harmoni sosial yang timbul di level masyarakat
Sumber : IPEACE (2010) dan BPMIGAS (2008)
2)
menganalisis kesenjangan pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd; Analisis kesenjangan bertujuan untuk mengetahui perbedaan/kesenjangan antara pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang diterapkan sampai saat ini dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Penilaian kesesuaian pelaksanaan CSR dengan standar kinerja mengadopsi perhitungan Daftar Periksa Kesiapan Diri untuk Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 (Hadiwiardjo 1997). Langkah penilaian adalah sebagai berikut: 2.1) mengkuantifikasi setiap indikator kinerja dalam satuan nilai dengan ketentuan: 1 perusahaan sama sekali belum melaksanakan hal yang disyaratkan oleh : IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) 2 : perusahaan belum sepenuhnya melaksanakan atau perusahaan baru
12
melaksanakan sebagian hal yang disyaratkan oleh IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) perusahaan telah sepenuhnya melaksanakan hal yang disyaratkan oleh 3 : IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) 2.2) menghitung skor akhir dari setiap kriteria penilaian pelaksanaan CSR perusahaan yang didapat kemudian dijumlahkan; 3) melakukan perhitungan nilai kesesuaian CSR perusahaan terhadap ke-2 standar acuan tersebut dengan rumus: S=
𝐗𝐢 𝐌𝐢
.............................................................................................................1)
Keterangan : S ∑ Xi ∑ Mi i
4)
: : : :
Nilai kesesuaian kinerja CSR terhadap IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) Total nilai kesesuaian kinerja CSR ke-i terhadap IPIECA (2010 dan BPMIGAS (2008) Jumlah kriteria kinerja CSR IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008) Pertanyaan ke-i setiap kriteria kinerja CSR IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008
selanjutnya skor total yang diperoleh dikategorikan dalam interval kelas nilai untuk menentapkan kriteria penilaian kesesuaian pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008), yaitu sebagai berikut: a. nilai yang diperoleh 1 – 1.69; Pelaksanaan CSR perusahaan belum sesuai dengan standar IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008). Perusahaan harus mengidentifikasi tantangan-tantangan dari manajemen lingkungan. b. nilai yang diperoleh 1.79 – 2.39; Pelaksanaan CSR perusahaan telah berada pada jalur yang sesuai dengan IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008). Perusahaan harus selalu menerapkan penyempurnaan keberlanjutan. c. nilai yang diperoleh 2.4 – 3.0; Perusahaan telah menjalankan CSR yang sesuai dengan standar dan hampir memenuhi semua persyaratan dalam pelaksanaan CSR berdasarkan IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008) Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai kesesuaian kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd untuk komponen ekologi sebesar 2.63 (Tabel 2.4) dan komponen sosial ekonomi sebesar 2.27 (Tabel 2.5). Nilai kesesuaian kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd komponen ekologi tergolong dalam kriteria penilaian tertinggi pada kisaran 1-3 atau perusahaan telah menjalankan CSR yang sesuai dengan standar dan hampir memenuhi semua persyaratan dalam pelaksanaan CSR berdasarkan Oil and Gas Industry Sustainability Reporting dari IPIECA. Nilai kesesuaian kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd komponen sosial ekonomi tergolong dalam kriteria penilaian menengah pada kisaran 1-3 atau pelaksanaan CSR perusahaan telah berada pada jalur yang sesuai dengan kriteria Penilaian Program Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas dari BPMIGAS. Perusahaan harus selalu menerapkan penyempurnaan keberlanjutan.
13
Tabel 2.4 Pelaksanaan CSR komponen ekologi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria IPIECA (2010) No Indikator Komponen penjelas 1 Keanekaragaman 1. Company goals dan hayati (Kehati) usaha perusahaan dalam dan Jasa melakukan konservasi Ekosistem terhadap Kehati dan jasa ekosistem
2. Manajemen resiko tentang Kehati/ jasa ekosistem yang terintegrasi ke dalam sistem manajemen perusahaan 3. Persentase kawasan sensitif disekitar wilayah operasional (ditentukan oleh perusahaan). Termasuk kriteria yang digunakan untuk menentukan area sensitivitas 4. Penilaian dan evaluasi persepsi masyarakat dan stakeholder terkait isu Kehati/jasa ekosistem
Skor 3
2
Keterangan 1. Perusahaan telah memiliki visi lingkungan perusahaan, yaitu “kami akan memperkecil dampak kegiatan kami” yang tercantum dalam Kebijakan Lingkungan Santos Corporate Indonesia (Lampiran 4) 2. Upaya konservasi yang telah dilakukan perusahaan berupa penanaman mangrove pada Mei 2011 dan transplantasi terumbu karang pada Desember 2011 di pesisir Kecamatan Giligenting (Gambar 2.2) dan pemantauan struktur komunitas plankton dan terumbu karang di perairan sekitar lokasi anjungan yang terintegrasi dalam kegiatan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Manajemen resiko Santos (Madura Offshore) Pty Ltd belum secara eksplisit mencakup pengelolaan resiko keanekaragaman hayati.
2
Pada saat penelitian ini berlangsung, perusahaan belum melakukan pemetaan kawasan sensitif di sekitar lokasi kegiatan, baru pada tahap perencanaan.
3
1. Program Comunity Development berupa pengelolaan dan rehabilitasi hutan mangrove seluas 5 hektar atau sebanyak 25.000 bibit di tiga desa yaitu Desa Bringsang, Gedugan, dan Galis yang juga merupakan salah satu bentuk kompensasi kegiatan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd telah dilaksanakan pada periode 2010/2011. Evaluasi terhadap kegiatan tersebut hanya dilaksanakan pada 3 bulan pertama setelah kegiatan penanaman mangrove. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebesar 50.7% responden telah mengetahui program penanaman mangrove perusahaan di tiga desa tersebut (Gambar 2.1).
14 No
2
3
Indikator
Emisi udara
Air buangan dari fasilitas produksi
Komponen penjelas
Skor
5. Studi kasus dari area operasional perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan adaptif dalam konteks pengelolaan dampak terhadap Kehati/jasa ekosistem
3
6. Penilaian efektivitas pengelolaan Kehati/jasa ekosistem 7. Pendekatan jasa ekosistem terkait dengan penggunaan SDA untuk proses produksi
2
1. Data emisi total : Senyawa organik volatil (VOC) terdiri atas oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat (PM); oksidan (O3), emisi udara lainnya 2. Pengelolaan kualitas udara di daerah operasional 1. Pelaporan kuantitas air buangan fasilitas
3
3
3
2
Keterangan 3. Kegiatan evaluasi akan lebih baik apabila dilaksanakan secara berkala untuk melihat perkembangan program penanaman serta persepsi dari masyarakat dan stakeholders. Pelaksanaan program penanaman mangrove menerapkan konsep partisipatif dengan melibatkan masyarakat Giligenting. Program tersebut meliputi: 1) tahap perencanaan, berupa sosialisasi kepada masyarakat. Perusahaan bekerjasama dengan BLHD Kabupaten Sumenep sebagai mitra pelaksana; 2) tahap pelaksanaan, berupa kegiatan penyemaian dan penanaman yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaanya; 3) tahap evaluasi dan monitoring, dilaksanakan oleh BLHD Kabupaten Sumenep dan kelompok masyarakat. Penilaian efektivitas pengelolaan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem berupa penanaman mangrove belum dilaksanakan secara berkala. Sumberdaya alam yang digunakan dalam proses produksi berupa air laut. Pendekatan jasa ekosistem yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengkaji dampak kegiatan terhadap perubahan kualitas air laut di sekitar lokasi kegiatan yang terangkum dalam Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo dan melakukan pengelolaan dan pemantauan kualitas air laut seperti yang tercantum dalam RKL-RPL Dokumen AMDAL yang telah dibuat. Perusahaan telah melakukan perhitungan beban emisi total dari sumber emisi berupa turbin, mesin (diesel), flaring, dan fugitive dan melakukan pemantauan secara berkala terhadap kualitas udara ambient di lokasi kegiatan.
Perusahaan telah memiliki kebijakan mengenai perubahan iklim (Lampiran 5) dan melakukan pemantauan kualitas udara di lokasi kegiatan. Hasil pemantauan kualitas udara dari sumber emisi perusahaan pada periode I tahun 2012 tersaji pada Tabel 2.7. Perusahaan telah melakukan pemantauan kualitas air buangan selain dari fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yaitu air limbah drainase namun belum
15 No
Indikator
2.
3.
4.
5.
4
Limbah
Komponen penjelas produksi selain dari hasil limbah cair selain dari IPAL Volume air terproduksi, air limbah yang telah diolah, dan jenis air lainnya yang dihasilkan dari fasilitas produksi dan dibuang ke perairan Detail metode pengelolaan, tempat, dan proses daur ulang air limbah dari fasilitas produksi Upaya pengelolaan air limbah sebelum dibuang ke perairan Pembahasan tentang pengelolaan air di unit pengolah air terproduksi
1. Total kuantitas limbah B3 dan Non B3 yg dihasilkan 2. Pengelolaan limbah B3, Non B3, dan limbah domestik tenaga kerja (reduce, reuse, and recycle atau 3R)
Total kriteria ke-i dalam standar kinerja (∑ Xi) Nilai maksimum kriteria ke-i standar kinerja (∑ Mi) Nilai kesesuaian kriteria terhadap standar kinerja (S)
Skor
Keterangan melaporkan volume/kuantitas dari limbah tersebut.
2
Perusahaan telah melakukan pemantauan kualitas air terproduksi, air limbah saniter, air limbah domestik, dan cooling water, namun volume air limbah tersebut belum dilaporkan.
3
Perusahaan telah memiliki informasi mengenai metode, tempat, dan proses pengelolaan air limbah dari fasilitas produksi.
3
Perusahaan telah memiliki unit-unit pengolahan untuk mengelola air limbah sebelum dibuang ke perairan.
3
Gas yang dialirkan dari sumur produksi membawa air yang kemudian dipisahkan di production separator. Air terproduksi hasil pemisahan di production separator dialirkan ke produced water degasser untuk menghilangkan kandungan gas terikut supaya air terproduksi tidak berbau gas. Perusahaan telah melakukan pencatatan dan pelaporan kuantitas limbah B3 dan non B3 Perusahaan telah melakukan pengelolaan limbah B3, non B3, dan limbah domestik tenaga kerja (Tabel 2.9). Namun, prinsip 3R belum dioptimalkan baik yang dilaksanakan langsung oleh perusahaan maupun persyaratan yang diajukan perusahaan kepada pihak ke-3 yang mengelola masing-masing jenis limbah tersebut.
3 2
42 16 42/16 = 2.63
16
Tabel 2.5 Pelaksanaan CSR komponen sosial ekonomi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria BPMIGAS (2008) No 1
2
Indikator Tahap Input
Tahap Proses
Komponen penjelas 1. Profil CD perusahaan
Skor 3
2. Kebijakan dan rencana program CD
3
3. Program CD (jangka pendek dan menengah)
2
4. Pemetaan sosial (social mapping/baseline study).
3
1. Perencanaan program CD
3
2. Pelaksanaan program CD
3
Keterangan Perusahaan telah memiliki profil program CD dan membuat kebijakan lingkungan mengenai program tersebut, yaitu Kebijakan Hubungan Eksternal dan Investasi Sosial (Lampiran 6) Perusahaan telah membedakan pelaksanaan CSR aspek sosial dalam kegiatan Hubungan masyarakat (community relation atau CR) dan program pengembangan masyarakat (CD), yang sekarang dikenal sebagai Program Sosial Penunjang Operasi (PSPO). Klasifikasi program sosial perusahaan tersaji pada Tabel 2.11. Program CD perusahaan telah dibagi berdasarkan jenis, berupa peningkatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, pelestarian lingkungan hidup, serta seni dan budaya. Namun, perencanaan program berdasarkan waktu (periodisasi) belum dibuat. Perencanaan program CD perusahaan dimulai dengan melakukan Baseline study, Rapid Social Assessment (RSA), dialog, konsultasi publik, sosialisasi, dan koordinasi dengan berbagai kelompok masyarakat. 1. Program CD perusahaan berdasarkan mekanisme perencanaan dan pelaksanaan program CD sesuai Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000 (lampiran 7). 2. Mekanisme perencanaan program CD ditingkat desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes), lalu program disampaikan pada Musrembang Kecamatan, selanjutnya diteruskan pada Komite CD Kabupaten. 3. Program disusun berdasarkan skala prioritas dan dibandingkan dengan program yang didanai oleh APBD II, APBD I, APBN, serta dana Loan. 4. Sasaran program pengembangan masyarakat di Kabupaten Sumenep meliputi bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, fasilitas umum/sosial, lingkungan, dan bidang lainnya. 5. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan responden terkait mekanisme perencanaan dan pelaksana program CD adalah 47% responden menjawab melalui kepala desa dan 53% responden menjawab melalui Komite CD Kecamatan dan Pokmas (Gambar 2.3 dan Gambar 2.4) 1. Organisasi pelaksana program adalah Komite CD (tingkat kabupaten dan kecamatan) dan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk tingkat desa. 2. Sosialisasi program CD telah diatur dalam Keputusan Bupati Sumenep No.32/2000.
17 No
3
Indikator
Tahap Output
Komponen penjelas
Skor
3. Monitoring dan evaluasi program CD
3
1. Bentuk output program CD
3
2. Manfaat program CD bagi masyarakat
2
Aspek Sosial : a. Aksesibilitas wilayah b. Pola pikir c. Gaya hidup
Keterangan Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan oleh Komite CD Kecamatan dan Pokmas. 3. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebesar 60% responden menyatakan adanya sosialisasi program CD, yaitu melalui kepala desa yang nantinya diinformasikan kepada warga secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui tokoh/perwakilan masyarakat (Gambar 2.5). 1. Komite CD Kecamatan dan perusahaan memberikan laporan berkala kepada Komite CD Kabupaten sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program. 2. Sejak akhir 2011, perusahaan menggunakan jasa LSM Pupuk sebagai pihak ke-3 untuk melakukan monitoring langsung ke Kecamatan Giligenting. Program CD perusahaan sampai dengan tahun 2011 yang terealisasi berupa bidang sarana dan prasarana, pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan hidup (Lampiran 8). Berdasarkan hasil penelitian ini (Gambar 2.6): a. sebesar 80.7% responden telah mengetahui program CD bidang pendidikan; b. sebesar 13.2% responden mengetahui program CD ekonomi pedesaan c. sebesar 81.15% responden mengetahui program CD bidang kesehatan d. sebesar 97.4% responden mengetahui program CD bidang pembangunan/perbaikan fasilitas umum/sosial e. sebesar 54% responden mengetahui program CD bidang lingkungan hidup Evaluasi manfaat program CD telah dilakukan secara terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Namun demikian, evaluasi program CD tersebut belum melaporkan secara spesifik aspek sosial dan ekonomi sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Panduan Penilaian Program CD Perusahaan dari BPMIGAS. Hasil penelitian ini mengenai manfaat program CD berdasarkan aspek yang dipersyaratkan oleh BPMIGAS adalah sebagai berikut (Gambar 2.7): Aspek Sosial: 1. sebesar 88% responden menyatakan adanya perbaikan sarana aksesibilitas wilayah darat berupa pengerasan jalan desa dan dusun menggunakan aspal dan paving; 2. perubahan terhadap pola pikir dinyatakan oleh 36% responden. Perubahan tersebut berasal dari kesempatan menyampaikan pendapat pada forum Musrembangdes; 3. perubahan terhadap gaya hidup dinyatakan oleh 21.3% responden. Perubahan yang dirasakan terkait kesempatan bekerja pada program CD
18 No
Indikator
Komponen penjelas Aspek Ekonomi : a. Pendapatan b. Pekerjaan c. Pendidikan
Skor
3. Pengaruh program CD pada komunitas 4. Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD
1 3
Keterangan Aspek Ekonomi: 1. perubahan terhadap variabel pendidikan dinyatakan oleh 67.3% responden, perubahan tersebut berasal dari program beasiswa APS dan perbaikan sarana prasarana pendidikan; 2. perubahan terhadap variabel pendapatan dinyatakan oleh 46%. Perubahan pendapatan secara positif (meningkat) dinyatakan oleh 46% responden dan perubahan pendapatan secara negatif (menurun) dinyatakan oleh 53.6%. Hal ini berkaitan dengan adanya pembatasan wilayah penangkapan dengan jarak 1 km dari Anjungan Lapangan Gas Maleo; 3. perubahan terhadap variabel pekerjaan dinyatakan oleh 41% responden. Hal ini berasal dari penerimaan tenaga kerja sebagai security di Anjungan Lapangan Gas Maleo (Tabel 2.12) dan bekerja dengan Tim Pokmas; 4. kesempatan bekerja di perusahaan bagi masyarakat Giligenting merupakan salah satu dampak positif dari adanya kegiatan operasional perusahaan. Namun demikian, perusahaan belum menentukan proporsi/rasio jumlah tenaga kerja lokal dan kriteria (asal tenaga kerja sehingga dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja lokal). Informasi tentang adanya penerimaan tenaga kerja bagi warga lokal sebagai security pada Anjungan Lapangan Gas Maleo diketahui oleh 64.7% responden (Gambar 2.8); 5. secara umum, manfaat program CD perusahaan pada aspek sosial dan ekonomi belum dirasakan masyarakat Kecamatan Giligenting, hal ini terlihat dari jawaban responden terhadap empat indikator aspek sosial ekonomi yang masih dibawah 50%. Perusahaan belum melakukan kajian pengaruh program CD bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting. 1. Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD telah dilaporkan secara terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, tindak lanjut yang akan dilakukan oleh responden terhadap program CD adalah mengikuti sistem/kebijakan yang telah terbentuk (74%), melakukan diskusi (24%), dan mengusulkan ide langsung ke perusahaan (3%).
19 No 4.
Indikator Tahap Outcome
Komponen penjelas 1. Taraf hidup Penilaian fokus pada indikator fisik, yaitu rumah/papan, sekolah, kesehatan, pangan, dan sarana komunikasi
Skor 1
2. Kelembagaan berkelanjutan Penilaian pada satu kelompok warga yang mewakili komunitas
1
3. Tata kelola Penilaian pada upper community/level makro, yaitu networking, polapola relasi yang berkenaan
1
Tahap Outcome (lanjutan)
Keterangan Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel taraf hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variabel taraf hidup masyarakat terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.10): a. sebesar 62% responden menyatakan adanya perbaikan fasilitas pendidikan berupa renovasi dan pembangunan ruang kelas baru; b. sebesar 50.7% responden menyatakan adanya pembangunan fasilitas kesehatan berupa Polindes di tujuh desa Kecamatan Giligenting (Kecuali di Desa Aenganyar); c. sebesar 2% responden menyatakan adanya perbaikan fisik rumah warga di Desa Galis; d. sebesar 100% responden menyatakan belum ada pembangunan/perbaikan fasilitas komunikasi dari program CD perusahaan 1. Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kelembagaan berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap kelembagaan berkelanjutan terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.11): a. responden menyatakan bahwa sampai dengan tahun 2011 belum terdapat program pembinaan terhadap kelompok di masyarakat, seperti pembinaan terhadap kelompok tani atau nelayan. Kelompok yang dibuat dan berhubungan dengan program CD perusahaan adalah Pokmas (Kelompok Masyarakat) yang memiliki fungsi sebagai pelaksana program CD di tingkat desa; b. program CD yang diingat oleh responden (12%) terkait komunitas berupa bantuan alat tangkap yang langsung diberikan kepada nelayan secara perorangan, pelatihan budidaya rumput laut, pelatihan pembuatan gula siwalan kepada beberapa pembuat gula, home industry kue kering, dan pembuatan terumbu dari semen di Desa Gedugan. Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel tata kelola. Berdasarkan hasil penelitian ini (Gambar 2.12), sebesar 24% responden berpendapat bahwa pihak perusahaan telah melaksanakan konsep good governance dengan membentuk Komite CD di tingkat kecamatan dan kabupaten. Walaupun persentase dari konsep tersebut baru dirasakan oleh 50%
20 No
Indikator
Komponen penjelas dengan nilai-nilai good governance system (transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll).
Skor
4. Kemandirian Penilaian aspek adanya inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas
1
5. Kohesi sosial Fokus penilaian mengacu pada isu kerjasama/konflik dan intergrasi/harmoni sosial yang timbul di level masyarakat
1
Total kriteria ke-i dalam standar kinerja (∑ Xi) Nilai maksimum kriteria ke-i standar kinerja (∑ Mi) Nilai kesesuaian kriteria terhadap standar kinerja (S)
Keterangan responden dalam hal akses informasi terhadap transparansi dana CD, jenis program yang diusulkan, dan yang akan direalisasikan, desentralisasi pelaksanaan program CD yang diwaliki oleh Pokmas, demokratis dalam hal keterwakilan komponen masyarakat pada saat Musrembangdes dan pelaksanaan program CD yang melibatkan tenaga kerja lokal (contohnya pengerasan jalan), dan akuntabilitas dari anggota Pokmas dengan keanggotaan yang ditentukan oleh kepala desa. Sejak tahun 2011, pihak perusahaan mengajarkan Pokmas untuk taat administrasi dalam hal pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB), desain teknis, dan keseluruhan administrasi terkait program CD yang akan diusulkan kepada perusahaan Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kemandirian. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variable kemandirian terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.13): a. sebesar 10% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan inisiatif di masyarakat; b. sebesar 9.3% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan adaptasi di masyarakat; c. sebesar 10% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan otonomi di masyarakat. Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kohesi sosial. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variable kohesi sosial terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.13): a. sebesar 36% responden menyatakan Program CD perusahaan telah menciptakan hubungan kerjasama diantara masyarakat; b. sebesar 28.7% responden menyatakan Program CD perusahaan berpotensi menimbulkan konflik diantara masyarakat; c. sebesar 34.7% responden menyatakan Program CD perusahaan telah menciptakan intergrasi/harmonisasi social di masyarakat. 34 15 34/15 = 2.27
21
Pembahasan Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Indikator Ekologi Manajemen dampak atau CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dalam bidang ekologi berdasarkan standar laporan keberlanjutan industri migas menurut IPIECA adalah sebagai berikut: Keanekaragaman Hayati dan Jasa Ekosistem Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem pesisir dan laut di Kecamatan Giligenting berupa 1) pemantauan ekosistem terumbu karang, 2) pemantauan komunitas plankton, 3) penanaman mangrove, dan 4) transplantasi terumbu karang (telah dilaksanakan sampai tahun 2011). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Gosong Karang Katon merupakan ekosistem terumbu karang yang berjarak ± 2 km arah barat dari fasilitas Lapangan Gas Maleo. Sumber dampak perubahan ekosistem Gosong Karang Katon berasal dari pembuangan cooling water (air pendingin) dari fasilitas produksi, yang dapat menyebabkan fenomena bleaching (pemutihan) sehingga berdampak pada proses pertumbuhan dan kalsifikasi karang. Program pengelolaan lingkungan untuk mencegah terjadinya perubahan kualitas habitat Gosong Karang Katon adalah dengan membuang cooling water pada kedalaman 20 m. Suhu buangan cooling water berkisar 28oC – 31oC. Berdasarkan hasil pemodelan pembuangan cooling water dengan sumber kedalaman 0-150 meter, didapat kesimpulan bahwa suhu cooling water mencapai 28°C dalam pada kedalaman pembuangan 20 m (Tabel 2.6). Pembuangan pada kedalaman 20 m bertujuan untuk menurunkan suhu buangan cooling water sehingga tidak menyebabkan bleaching pada terumbu karang. Tabel 2.6 Jarak dari sumber (m) 0 5 10 25 50 100 150 400
Sebaran suhu cooling water pada berbagai jarak dari sumber pembuangan Suhu badan air setelah pembuangan cooling water 38 36.52 30.88 28.58 28.18 28.06 28.29 28.06
Perbedaan suhu dengan suhu normal badan air (280C) 10 8.52 2.88 0.58 0.18 0.06 0.29 0.06
Dokumen : ANDAL Pengembangan Lapangan Gas Maleo, 2005
Pengelolaan Komunitas Biota Air Laut (Plankton) Perubahan terhadap kualitas lingkungan perairan laut secara biologis dari proses produksi di Lapangan Gas Maleo merupakan dampak turunan dari pembuangan air terproduksi dan cooling water ke perairan di sekitar fasilitas produksi. Pengelolaan terhadap komunitas biota air laut (plankton) terintegrasi dengan pengelolaan terhadap air terproduksi dan cooling water.
22
Program Penanaman Mangrove dan Transplantasi Terumbu Karang Pelaksanaan program penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Sumenep. Penanaman mangrove berlokasi di pesisir Desa Bringsang, Gedugan, dan Galis dengan luas total 5 ha (25.000 bibit). Wilayah penanaman di Desa Bringsang dan Gedugan masing-masing seluas 2 ha (10.000 bibit) dan Galis seluas 1 ha (5000 pohon). Pemilihan lokasi penanaman berdasarkan hasil musyawarah pada tingkat desa dan kecamatan. Program penanaman mangrove tersebut bertujuan untuk mencegah abrasi gelombang dan intrusi air laut dan melibatkan masyarakat selama pelaksanaan kegiatan dimulai dari proses pembibitan hingga penanaman. Tahapan kegiatan penanaman mangrove Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, adalah sebagai berikut (BLHD Kab. Sumenep, 2011): 1) tahap perencanaan; melakukan sosialisasi program pengembangan masyarakat dan menyerap aspirasi masyarakat tentang kebutuhan dan sasaran dari program tersebut; 2) tahap pelaksanaan; tahap pelaksanaan program meliputi dua kegiatan yaitu penyemaian dan penanaman. Kegiatan penyemaian dilakukan pada bulan Februari 2011 yang meliputi: a. pengadaan polybag, pupuk, bambu, dan bibit mangrove; b. mobilisasi material ke lokasi penyemaian; c. proses penyemaian (± 3 bulan sampai bibit siap tanam); proses penyemaian berlokasi di Desa Bringsang untuk mempermudah mobilisasi. Jumlah orang yang terlibat dalam proses penyemaian sebanyak 24 orang untuk melakukan pengisian tanah ke polybag dan penanaman bibit mangrove. Sebagian besar pekerja pada proses penyemaian adalah wanita. Kegiatan penanaman dilakukan pada akhir bulan Juni 2011. 3) tahap monitoring dan evaluasi; monitoring dan evaluasi dilakukan mulai dari proses penyemaian sampai dengan 3 bulan pascapenanaman. Pengawasan dilakukan oleh pihak BLHD Kabupaten Sumenep bekerjasama dengan kelompok masyarakat. Sebagai pengawas di lapangan, kelompok masyarakat bertugas untuk mengetahui perkembangan yang terjadi selama proses penyemaian, penanaman, hingga pascatanam. Pengelolaan Komponen Fisika Kimia Kualitas udara Komitmen Santos Corporate Indonesia dalam kampanye perubahan iklim tertuang dalam bentuk kebijakan perubahan iklim (Lampiran 5). Sumber dampak perubahan kualitas udara dari fasilitas produksi Lapangan Gas Maleo berasal dari emisi dan pembakaran gas ikutan tiga generator dan dua booster compresor. Gas emisi sebagai hasil samping dari pembakaran bahan bakar dibuang ke atmosfer melalui cerobong yang didesain aman bagi lokasi proses maupun pekerja. Untuk menurunkan emisi gas maka dilakukan efisiensi pembakaran dengan perawatan berkala generator dan turbin. Pembakaran Gas ikutan berasal dari gas ikutan bertekanan rendah (5–7 psig) di degasser tank yang terikut aliran air terproduksi dikeluarkan melalui fasilitas
23
cold vent dan dibakar melalui LP flare. Pembakaran gas juga bertujuan untuk menjaga api pilot di flare tip tetap menyala, sehingga dalam keadaan emergency maka blowdown gas akan langsung dibakar di flare tersebut. Pembakaran gas di flare tip merupakan bagian dari Emergency Flare Disposal System. Kualitas udara dari sumber emisi di Lapangan Gas Maleo pada pemantauan periode I tahun 2012 tersaji pada Tabel 2.7 berikut ini. Tabel 2.7 Kualitas udara emisi dari fasilitas produksi Lapangan Gas Maleo Sumber emisi 1. Booster Compressor Train 1-23-KA211 Bahan bakar gas
Parameter SO2
2. Booster Compressor Train 2-23-KA211 Bahan bakar gas 3. Main Generator No.1 Kapasitas ≥ 570 KWth
TP SO2
Bahan bakar solar 4. Main Generator No.2 Kapasitas ≥ 570 KWth Bahan bakar solar
Satuan
Baku Mutu 150
Hasil 3.01
NO2
320
55.14
SO2
150
2.97
NO2
320
66.46
150 800
37.88 8.93
NO2
1000
234.79
CO TP SO2
600 150 800
138.46 48.1 15.26
NO2
1000
224.6
CO
600
66.23
mg/Nm
3
Sumber : Dokumen Pelaksanaan Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode I-2012 Keterangan : Baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Nagara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009, Lampiran I butir 1.a.1 dan 1.b.2 SO2 : Sulphur Dioxyde TP : Total partikulat NO2 : Nitrogen Oxyde CO : Carbon Monoxyde
Kualitas air laut Pengelolaan kualitas air laut dilakukan terhadap sumber dampak yang dapat menurunkan kualitas air laut di sekitar lokasi fasilitas produksi Lapangan Gas Maleo, yaitu pembuangan air terproduksi, air limbah domestik, air limbah saniter, air limbah drainase, dan cooling water ke perairan laut. Air terproduksi merupakan air yang diproduksi bersamaan dengan minyak dan gas. Pada umumnya, dalam suatu reservoir minyak atau gas terdapat lapisan air tanah alami yang terletak di bawah lapisan hidrokarbon tersebut. Pengelolaan terhadap air terproduksi dengan cara mengalirkan gas (beserta air) dari sumur produksi ke production separator untuk proses pemisahan. Air terproduksi hasil pemisahan dialirkan ke produced water degasser untuk menghilangkan kandungan gas terikut agar air terproduksi tidak berbau gas. Selanjutnya, air terproduksi dibuang ke laut melalui skim pile disposal caisson pada kedalaman 20 m dari permukaan laut. Pembuangan pada kedalaman tersebut bertujuan untuk menurunkan suhu air terproduksi yang dihasilkan. Simulasi penurunan suhu air terproduksi dengan jarak sumber pembuangan dari 0-150 meter tersaji pada Tabel 2.8. Pembuangan air terproduksi ini belum dilakukan
24
secara kontinyu karena air terproduksi yang dihasilkan sangat sedikit, sekitar 0,52 m3 per hari. Air terproduksi tersebut ditampung di water degasser hingga mencapai volume maksimum, kemudian dibuang ke lingkungan . Pada jalur pipa buangan sebelum skim pile telah dipasang ”Online Monitoring” secara khusus untuk baku mutu maksimum 40 ppm. Pengelolaan terhadap limbah saniter dengan mengalirkan limbah saniter ke sawage treatment plant. Pengelolaan limbah drainase dengan membuat penampungan limbah drainase dengan menerapkan open drain system. Cooling water digunakan dalam proses produksi sebagai pendingin gas. Limbah cooling water selanjutnya dibuang menggunakan pipa yang dijulurkan hingga 20 m dibawah permukaan laut. Dalam pengoperasiannya, air laut yang digunakan sebagai cooling water ditambahkan klorin sebagai desinfektan dari mikroorganisme air laut untuk mencegah kerusakan alat. Debit maksimum cooling water sebesar 630 m3/jam jumlah klorin yang ditambahkan sebanyak 2,53,0 liter/jam. Kualitas air luat di sekitar fasilitas produksi perusahaan pada periode pemantauan April dan Maret 2012 memperlihatkan hampir semua parameter kualitas air laut masih memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan, kecuali parameter NH3-N pada lokasi pemantauan 250 meter dan Cu pada lokasi pemantauan 750 meter dari Lapangan Gas Maleo (Tabel 2.8). Tabel 2.8
Kualitas air luat di sekitar Lapangan Gas Maleo periode April dan Maret 2012
Parameter Fisika TSS Turbidity Kimia (BOD5) Dissolved Oxygen (DO) PH Ammonia (NH3-N) Sulphide (H2S) Oil & Grease Phenol-T Logam Terlarut Arsen (As) Cadmium (Cd) Chromium Hexavalent (Cr6+) Copper (Cu) Lead (Pb) Mercury (Hg) Zinc (Zn)
April 250 m 750 m
Maret 250 m 750 m
Satuan
BML*
mg/L NTU
20 <5
16 0.78
16 0.55
16 0.31
16 0.36
mg/L mg/L -
20 >5 7-8.5
3.31
4.18
2
2
mg/L mg/L mg/L mg/L
0.3 0.01 1 0.002
7.2 7.61 0.321 0.009 0.9 0.0019
6 7.41 0.127
6.6 7.86 0.139
6.6 8.02 0.173
0.009 0.9 0.0019
0.008 0.9 0.0019
0.008 0.9 0.0019
mg/L mg/L
0.012 0.001
0.0004 0.0009
0.0004 0.0009
0.004 0.0004
0.004 0.0004
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
0.005 0.008 0.008 0.001 0.05
0.0049
0.0049
0.004
0.004
0.007 0.005 0.0004 0.001
0.01 0.005 0.0004 0.002
0.004 0.004 0.0004 0.009
0.003 0.004 0.0004 0.001
Sumber : Dokumen Pelaksanaan Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode I-2012 Keterangan : BML * : Baku mutu lingkungan berdasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 Lampiran III Biota air laut
25
Pengelolaan Limbah Penanganan limbah di Anjungan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dilakukan dengan mengklasifikasikan jenis limbah berdasarkan tingkat kebahayaannya dan penanganan limbah oleh pihak ke-3. Klasifikasi tersebut berupa 1) limbah tidak berbahaya, 2) limbah padat berbahaya, 3) limbah cair berbahaya, 4) limbah kimia cair, 5) limbah biologi/kimia, 6) synthetic mineral fiber, dan 7) asbestos. Pihak perusahaan telah memiliki rekap data untuk jumlah limbah yang masuk, keluar, dan disimpan di TPS Anjungan Maleo. Klasifikasi jenis limbah dan pengelolaannya tersaji pada Tabel 2.9 berikut ini. Tabel 2.9 Klasifikasi jenis limbah dan pengelolaannya No I 1. 2 3
4 II 1
2 III 1
Klasifikasi Limbah tidak berbahaya Kayu, kertas, majalah, kantong teh, tisu, dll Plastik, gelas, karet, styrene foam, peralatan listrik, dll Kaleng, sampah logam dan scrap, kabel, welding rods, drum logam, dll Sampah makanan, daging, ikan, sayuran, ayam, dll Limbah padat berbahaya Catridge tinta, ribbon, tippex, spidol white board, baterai kering, kaleng aerosol, tabung flouroscent, kaleng cat kosong, kaleng bahan kimia, baterai basah, lap dan sarung tangan bekas, filter bekas, kaleng gemuk, wadah bahan kimia, material terkontaminasi B3, dll Gemuk, pasir berminyak, sludge padat berminyak, dll Limbah cair berbahaya Crude oil, used oil, waste fuel oil, oil sludge, minyak goreng, dll
IV 1
Limbah kimia cair Limbah bahan kimia, bahan kimia sisa
V 1
Limbah biologi/kimia Perban, baju terkontaminasi (darah), sampah medis (bekas mengepel dan perban) Benda tajam
2
Warna
Pembuangan akhir
Dibawa ke darat untuk diserahkan kepada kontraktor pengelola limbah lokal
Dibuang ke laut
Dibawa ke darat untuk diserahkan kepada kontraktor pengelola limbah bersertifikasi PPLI
Dibawa ke lapangan lainnya milik PT Santos ntuk diolah kembali disistem proses atau dibawa ke darat untuk diserahkan ke kontraktor pengelola limbah bersertifikasi-PPLI Dibawa ke darat untuk diserahkan kepada kontraktor pengelola limbah bersertifikasi PPLI Dibawa ke darat untuk diserahkan kepada rumah sakit lokal bersertifikat yang memiliki insenerator
26 No
Klasifikasi
VI
Synthetic mineral fiber
VII
Asbestos
Warna
Pembuangan akhir Dibawa ke darat untuk diserahkan kepada kontraktor pengelola limbah bersertifikasi PPLI
Sumber : Dokumen Pelaksanaan Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo, Periode I tahun 2012
Total limbah B3 yang dihasilkan oleh Lapangan Gas Maleo dari tahun 2008-2011 adalah 19 pcs untuk accu bekas, 4 drum/pack untuk lampu fluorensent bekas, 5 drum untuk bahan kimia bekas, 112 drum untuk drum bekas bahan kimia/oli bekas, 8 drum untuk campuran minyak dan air, 153 drum untuk majun dan sarung tangan bekas, 17 pcs untuk filter bekas, 8 drum untuk campuran limbah padat (filter, kaleng, dll), 2 pcs untuk asbestos, 6.680 kg untuk oily rags, 560 kg untuk drum metal kosong, dan 121 kg untuk used accu. Sedangkan jumlah limbah non B3 yang dihasilkan pada tahun 2011 mencapai 12.934 kg dengan rincian 4.030 kg untuk metal waste, 4.227 kg untuk sampah organik, dan 4.677 kg sampah non organik (Dokumen PROPER Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, 2011). Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Indikator Sosial dan Ekonomi Manajemen dampak lingkungan sosial yang dilakukan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya berupa 1) program pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo, 2) program pengembangan masyarakat (CD), dan 3) hubungan masyarakat (community relation atau CR). Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan aspek sosial ekonomi berdasarkan Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo meliputi pengelolaan terhadap 1) pembatasan wilayah penangkapan dan 2) kesempatan bekerja bagi masyarakat sekitar. Sementara itu, kegiatan pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak, yaitu persepsi masyarakat terhadap operasional perusahaan. Pengelolaan dan pemantauan terhadap ke-4 komponen sosial ekonomi tersebut dilaksanakan setiap enam bulan sekali dalam satu tahun. Landasan hukum CSR industri hulu Migas Indonesia tersaji pada Tabel 2.10 berikut ini. Tabel 2.10 Landasan Hukum CSR di Industri Hulu Migas Indonesia No 1.
Landasan Hukum UU No. 8/1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Keterangan Konsep CSR telah termaktub dalam PSC term, CSR diakomodir dalam bentuk pengangaran kegiatan dalam form rencana kerja dan anggaran (WP&B). Direktorat Manajemen Production Sharing (MPS), Pertamina, pada saat itu mengeluarkan ketentuan kegiatan CSR yang harus dilakukan oleh KKKS. Acuan CSR tersebut menganut 4 prinsip, yaitu: 1) merupakan komitmetn KKKS di wilayah operasi dan sekitarnya; 2) diberikan dalam bentuk Natura (inkind);
27 No
Landasan Hukum
2
UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, pasal 40 ayat 5
3
PP No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, pasal 72
4
PP No. 35/2004, Pasal 72 ayat 1
5
PP No. 35/2004 pasal 75
6
PP No. 35/2004 pasal 77
7
PP No. 79/2010 perihal biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi
8
Pedoman Tata Kerja (PTK) No. 17/PTK/III/2005
Keterangan 3) disusun berdasarkan skala prioritas; 4) tidak berorientasi ideology, politik, dan SARA Badan Usaha Tetap (BUT) menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup disamping juga ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat, artinya ikut serta dengan cara mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas tertentu dan meningkatkan lingkungan hunian masyarakat agar tercipta keharmonisan antara BUT dengan masyarakat sekitar. Bentuk CSR diwujudkan dalam kegiatan CD dan CR. Kontraktor yang melaksanakan kegiatan usaha hulu wajib menjamin dan menaati ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat setempat. Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan ikut bertanggungjawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat. Dalam keikutsertaan untuk pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat sebagaimana maksud dalam pasal 74 ayat (1) kontraktor mengalokasikan dana dalam setiap penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan. Pelaksanaan keikutsertaan kontraktor dalam pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (1) diberikan dalam bentuk natura berupa saran dan prasarana fisik atau pemberdayaa usaha dan tenaga kerja setempat. Program CD dilaksanakan dengan ketentuan: a) biaya program CD yang dilaksanakan oleh KKKS eksplorasi dimasukkan sebagai biaya operasi (cost recovery); b) biaya program CD yang dilaksanakan oleh KKKS produksi tidak dimasukkan sebagai biaya operasi (non cost recovery); Mengadopsi produk Pertamina MPS dan menambah acuan menjadi 6 prinsip. Tambahan prinsip itu berupa: 1. keberhasilan program diukur berdasarkan Key Performance Indicator (KPI); 2. program CD diupayakan bersinergi dengan program pemerintah setempat.
Sumber : Buletin BPMIGAS No. 87/Oktober 2012 Edisi Mengapa Tanggung Jawab Sosial Masuk Cost Recovery
Program pengembangan masyarakat perusahaan migas di Kabupaten Sumenep bukan merupakan hal yang baru. Selain Santos (Madura Offshore) Pty
28
Ltd terdapat juga kontraktor migas lainnya, yaitu Energi Mega Persada (EMP) Kangean yang beroperasi di Pulau Kangean. Adanya program pengembangan masyarakat dari EMP Kangean memberikan contoh konsep program CD untuk Pemkab Sumenep bagi perusahaan migas lainnya yang akan beroperasi di wilayah administrasi mereka. Sebagai lembaga pelaksana program CD, dibentuklan Komite CD. Pembentukan Komite CD didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000 tentang Pembentukan Organisasi Pengembangan Masyarakat yang berlaku di Kecamatan Sapeken. Komite CD selama ini merujuk pada pengalaman program CD EMP Kangean yang telah dinilai oleh SKKMIGAS sebagai lembaga pemerintah yang berhasil mengelola program CD.. Berdasarkan Tabel 2.10 tersebut, program pengembangan masyarakat dibedakan menjadi 1) Program Sosial Penunjang Operasi (PSPO) dan 2) hubungan masyarakat (community relation) bagi KKKS Hulu Migas. Fokus pelaksanaan program CR dan PSPO adalah peningkatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, fasilitas sosial dan umum, pelestarian lingkungan hidup, serta seni dan budaya. Hubungan masyarakat (CR) adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan hubungan baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitarnya untuk memperoleh kepercayaan, saling pengertian, dan saling mendukung, dengan semua pihak terkait, yaitu para pemangku kepentingan setempat, melalui prakarsa atau swakelola dan juga berupa bantuan, kerjasama, dan sebagainya. Dengan adanya Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000, program pengembangan masyarakat Santos (Madura Offshore) Pty Ltd mengikuti konsep dari Pemkab Sumenep yang telah ditetapkan dengan tetap menjadikan PTK No. 17/2005 sebagai acuan. Mekanisme pengajuan dana program CD melalui Rencan Kerja dan Anggaran atau Work Program and Budget (WP dan B) yang diajukkan kepada SKKMIGAS WP dan B merupakan usulan rincian rencana kegiatan dan anggaran tahunan dengan mempertimbangkan tentang kondisi, komitmen, efektivitas, dan efisiensi pengoperasian KPS/JOB/KKS di suatu wilayah kontrak kerja, meliputi: a. kegiatan eksplorasi (Survei Seismik dan Geologi, Pemboran dan Studi Geologi dan Geofisik), Lead dan Prospect, Exploration Commitment; b. kegiatan produksi dan usaha menjaga kesinambungan sumur, meliputi: • plan of development (POD); • pemboran sisipan; • operasi produksi dan kerja ulang; • mempertahankan produksi; • proyek Enhanced Oil Recovery (Sec. Recovery dan Tertiary Recovery). c. biaya untuk program-program tersebut, meliputi : • kegiatan eksplorasi; • pemboran development dan fasilitas produksi; • produksi dan operasi; • administrasi umum, administrasi eksplorasi, dan biaya overhead. Mulai tahun 2013, bentuk CSR bidang sosial ekonomi industri hulu migas meliputi 1) program yang terkait dengan kepentingan kelancaran operasi dilaksanakan dalam bentuk Program Kemasyarakatan Pendukung Operasi (PKPO), kegiatan ini berorientasi pada kepentingan keberlangsungan kegiatan operasi, sehingga biaya yang timbul menjadi bagian dari biaya operasi (cost recovery) dan 2) kegiatan pemberdayaan/pengembangan masyarakat, sebagai
29
bentuk komitmen moral terhadap masyarakat sekitar, maka biaya yang muncul menjadi tanggungjawab KKKS atau non-cost recovery (Wurjantoro 2013). Penilaian Stakeholder Eksternal terhadap Kinerja Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Penilaian Kinerja CSR Komponen Ekologi Pengetahuan responden terhadap pengelolaan lingkungan komponen ekologi yang telah dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berupa 1) penanaman mangrove (50.7% responden), 2) transplantasi terumbu karang (14% responden), 3) pengelolaan air tawar (6.7% responden), dan 4) pengelolaan limbah dan kebocoran gas (4% responden). Terdapat perbedaan pengetahuan terhadap program penanaman mangrove antara desa lokasi penanaman, yaitu Desa Galis, Bringsang, dan Gedugan dengan desa bukan lokasi penanaman, yaitu Desa Aenganyar, Lombang, Jate, Banbaru, dan Banmaleng. Sebesar 24.7% responden di desa lokasi penanaman mengetahui program penanaman mangrove sedangkan sekitar 25.3% responden di desa bukan lokasi penanaman telah mengetahui program tersebut. Persentase pengetahuan responden terhadap program penanaman mangrove perusahaan tersaji pada Gambar 2.1 berikut ini.
Persentase responden
50.0
43.3
40.0
30.0
25.3
24.7
20.0 10.0
6.7
0.0 Desa penanaman Tahu program
Gambar 2.1
Desa non penanaman Tidak tahu program
Persentase pengetahuan responden terhadap program penanaman mangrove Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Responden di desa lokasi penanaman menyatakan bahwa hanya sekitar 30% bibit mangrove yang bertahan hidup dari penanaman pada bulan Juni 2011. Kendala yang dirasakan oleh responden adalah 1) kurangnya sosialisasi cara penanaman bibit mangrove yang benar, hal ini menyebabkan banyak bibit yang mati karena ditanam bukan pada dasar berlumpur tetapi dasar berpasir dan 2) banyak bibit mangrove yang terbawa gelombang karena tidak terdapat penghalang gelombang di depan bibit yang baru ditanam. Sedangkan program tranplantasi terumbu karang baru dilaksanakan pada saat sampling penelitian dilakukan, yaitu pada Desember 2011, sehingga peneliti belum dapat mendeskripsikan persepsi responden terhadap program tersebut, deskripsi dilakukan terhadap pengetahuan responden mengenai keberadaan program. Kondisi mangrove dan terumbu karang buatan di lokasi penelitian tersaji pada Gambar 2.2 berikut ini
30
Kondisi Mangrove di Desa Galis
Kondisi Mangrove di Desa Gedugan
Terumbu buatan di Desa Gedugan
Gambar 2.2 Kondisi mangrove dan terumbu karang buatan di lokasi penelitian Selain tetap melanjutkan program pelestarian lingkungan hidup seperti penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang yang telah dilaksanakan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, warga pun berharap adanya program pengelolaan air tanah/tawar oleh perusahaan. Responden menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas air tanah/tawar di lingkungan tempat tinggal mereka mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir (sejak 2009) terutama pada musim kemarau. Selain kuantitas yang menurun, kualitas air tanah pada musim kemarau menjadi payau hingga asin terutama untuk sumur-sumur yang berjarak kurang dari 100 meter dari pesisir pantai. Walaupun mengalami keterbatasan, warga di Pulau Giligenting masih dapat menggunakan air tanah/tawar dari sumur umum maupun milik tetangga mereka yang berjarak lebih dari 200 meter dari pantai, sedangkan warga di Pulau Giliraja mengalami kesulitan karena jumlah air tanah/tawar di Pulau Giliraja sangat terbatas. Warga dari desa lain harus mengambil air dari sumur umum yang terletak di Desa Banmaleng atau membeli air tawar untuk dikonsumi dan seringkali menggunakan air hujan untuk keperluan sehari-hari. Pihak perusahaan sebaiknya juga melakukan pemantauan kulitas air tanah/tawar pada sumur-sumur penduduk yang terletak di pesisir pantai Kecamatan Giligenting. Hal ini untuk menjawab dugaan masyarakat yang menyatakan air tanah/tawar berubah menjadi asin sejak perusahaan beroperasi di wilayah perairan Kecamatan Giligenting. Pengelolaan aspek ekologi lainnya yang dianggap sangat penting oleh beberapa responden adalah adanya pengelolaan kualitas air laut. Hal ini terkait dengan aktivitas budidaya rumput laut di wilayah pesisir yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Pulau Giliraja. Sedangkan di Pulau Giligenting sendiri tidak terdapat lagi aktivitas budidaya rumput laut sejak tahun 2008. Rumput laut memerlukan karakteristik perairan yang tenang dan terlindungi dari gelombang besar. Selain itu, kualitas air laut pun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan rumput laut tersebut. Adanya perbedaan kegiatan budidaya rumput laut antara Pulau Giligenting dan Giliraja menyebabkan beberapa responden di Pulau Giligenting menduga terdapat keterkaitan antara opersional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dengan perubahan kualitas air laut di daerah mereka, tetapi responden lainnya berpendapat hal tersebut disebabkan karena banyak warga di Pulau Giligenting yang memilih untuk bekerja ke daerah lain.
31
Penilaian Kinerja CSR Komponen Sosial dan Ekonomi Penilaian terhadap kinerja CSR komponen sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah operasionalnya berdasarkan kriteria penilaian program CD dari BPMIGAS (SKKMIGAS). Kriteria penilaian program CD meliputi dimensi input (masukan), proses, output (keluaran), dan impact (dampak). Penilaian Kinerja Program CD Tahap Input Kategori penilaian kinerja CD perusahaan pada tahap input meliputi serangkaian tahap sistematik sebagai persiapan perusahaan untuk melakukan program pengembangan masyarakat. Tahap sistematik yang dimaksud berupa penilaian terhadap kelengkapan dokumen program CD, yaitu 1) profil CD perusahaan, 2) rencana strategis CD, 3) program CD (jangka pendek dan menengah), dan 4) pemetaan sosial (social mapping/baseline study). Dimensi kinerja tahap input program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, adalah: 1) membuat kebijakan lingkungan mengenai program pengembangan masyarakat, yaitu Kebijakan Hubungan Eksternal dan Investasi Sosial (Lampiran 6); 2) membedakan pelaksanaan CSR aspek sosial dalam kegiatan hubungan masyarakat (community relation/CR) dan program pengembangan masyarakat (community development/CD), sekarang dikenal sebagai program sosial penunjang operasi (PSPO); 3) memfokuskan jenis program CD perusahaan, berupa peningkatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, pelestarian lingkungan hidup, serta seni dan budaya; 4) perencanaan program CD dimulai dengan melakukan baseline study, Rapid Social Assessment (RSA), dialog, konsultasi publik, sosialisasi, dan koordinasi dengan berbagai kelompok masyarakat. Penilaian Kinerja Program CD Tahap Proses Penilaian kinerja CD perusahaan pada tahap proses meliputi penilaian pada 1) sistem dan mekanisme perencanaan program CD, 2) pelaksanaan program CD, dan 3) monitoring dan evaluasi program CD. Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan Pelaksanaan Program CD Program CD yang dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd mengikuti mekanisme perencanaan dan pelaksanaan program CD sesuai Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000. Komite CD mengajukan usulan CD kepada pihak perusahaan sejak tahun 2007. Program pengembangan masyarakat berdasarkan peraturan tersebut meliputi: 1) bidang ekonomi, dengan membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dalam usaha meningkatkan perekonomian; 2) bidang pendidikan dan kebudayaan, dengan memberikan beasiswa, membantu kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, olahraga, dan kegiatan budaya; 3) bidang kesehatan, dengan mendukung upaya kesehatan masyarakat; 4) bidang fasilitas sosial/umum, dengan mendukung pembangunan sarana dan prasarana sosial dan umum di daerah operasional; 5) bidang lingkungan, dengan mendukung program peningkatan kesadaran lingkungan; 6) bidang lainnya.
32
Masyarakat diwakili oleh Komite CD Kecamatan sebagai penyalur aspirasi program CD dan Pokmas (Kelompok Masyarakat) sebagai pelaksana program CD ditingkat desa. Setelah rencana kegiatan disahkan dan disosialisasikan melalui koordinasi, selanjutnya Komite CD Kabupaten Sumenep melakukan koordinasi untuk persiapan pelaksaaan kegiatan program CD, yaitu sebagai berikut: 1) kegiatan yang telah disetujui bersama oleh Komite CD dilanjutkan dengan mengadakan rapat koordinasi terbatas; 2) rapat tersebut mengundang pihak terkait, antara lain kepala satuan kerja (satker) terkait, camat, dan bank yang ditunjuk; 3) satker terkait diminta membuat Rancangan Anggaran Belanja (RAB) dan gambar (kegiatan fisik) serta rincian kegiatan lainnya; 4) camat meminta kepada kepala desa untuk menyusun Pokmas yang akan melaksanakan kegiatan CD ditingkat desa; 5) setelah terbentuk Pokmas, camat membuat Surat Keputusan Pembentukan Pokmas, selanjutnya pihak bank yang ditunjuk diminta membuatkan rekening atas nama Pokmas untuk setiap desa; 6) setelah RAB dan gambar diterima oleh Komite CD Kabupaten dan bank telah menetapkan Nomer Rekening Pokmas, diadakan rapat koordinasi dengan mengundang semua anggota Komite CD Kabupaten, anggota Komite CD Kecamatan, ketua dan bendahara Pokmas, koordinator CD KKKS, dan bank yang ditunjuk. Pengetahuan responden terhadap mekanisme perencanaan dan penyaluran program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, yaitu melalui kepala desa (47%) dan melalui Komite CD (53%). Komite CD yang diketahui oleh responden berupa Tim CD Kecamatan dan Pokmas. Persentase pengetahuan responden terhadap mekanisme perencanaan dan penyaluran program CD perusahaan tersaji pada Gambar 2.3 berikut ini. 53
Persentase responden
54 52
50 48
47
46 44 42 Kades
Gambar 2.3
Komite CD
Persentase pengetahuan responden terhadap mekanisme perencanaan dan penyaluran program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Responden menyatakan bahwa setiap tahunnya terdapat pembahasan mengenai jenis program CD yang akan diajukan kepada pihak Santos (Madura Offshore) Pty Ltd melalui Musrembangdes yang diikuti oleh perwakilan dari tiap komponen masyarakat berupa perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan perwakilan kelompok petani/nelayan. Walaupun Pemkab Sumenep telah membuat mekanisme perencanaan dan pelaksanaan program CD di Kabupaten Sumenep yang bersifat bottom up, hal tersebut belum sepenuhnya
33
terlaksana di Kecamatan Giligenting. Musrembangdes dan Tim CD Kecamatan serta Pokmas hanya sebagai lembaga formalitas pelaksana program CD karena aktor utama yang menentukan besaran dana, jenis program, dan waktu pelaksanaan program adalah kepala desa. Meskipun sekitar 54% responden mengetahui keberadaan Komite CD di desa mereka, namun mereka tetap menyatakan bahwa kepala desa lah yang memegang keputusan final terkait program CD perusahaan. Persepsi tersebut didasarkan pada masih bertahannya pola relasi patronase di masyarakat Kecamatan Giligenting. Berdasarkan social mapping yang dilakukan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd pada tahun 2010, dalam setiap musyawarah Komite CD di Kecamatan Giligenting, kepala desa akan menjadi perwakilan masyarakat bersama tokoh agama atau tokoh masyarakat. Biasanya tokoh masyarakat yang mewakili desa sebagai Komite CD merupakan bagian dari subordinat kepala desa, baik dalam posisi kepala desa sebagai patron maupun klien dengan kyainya. Oleh karena itu, agar suara desa menjadi bulat, kepala desa akan berkonsolidasi terlebih dahulu di desanya masing-masing untuk menyamakan persepsi dan keinginan terkait program CD, walaupun sudah dipastikan bahwa usulan tersebut adalah keinginan kepala desa sendiri maupun keinginan kyai sebagai patron tertinggi. Kepala desa memiliki peran sebagai eksekutor dalam program CD. Baik yang nantinya diserahkan kepada keluarga ataupun kelompoknya. Pada intinya, semua program CD diserahkan terlebih dahulu kepada kepala desa untuk kemudian dikelola dan dilaksanakan. Sehingga tidak mengherankan, setiap kepala desa di Kecamatan Giligenting memiliki unit usaha yang bergerak dalam bidang pengadaan bahan material dan konstruksi. Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri juga bahwa kepala desa memiliki atasan di Komite CD tingkat kabupaten, yang menyebabkan tidak setiap usulan dan keinginan kepala desa dapat terkabul dalam realisasi program karena adanya keputusan dari Komite CD Kabupaten. Kekuatan dan pengaruh terbesar dari kyai masih terlihat di Desa Aengayar, Galis, Bringsang, Banmaleng, dan Banbaru. Kepala desa dari lima desa tersebut merupakan alumni pondok pesantren, sedangkan kekuatan sosial politik kepala desa terlihat di Desa Gedugan, Lombang, dan Jate. Untuk memperkuat dan memperbesar pengaruh, para kepala desa membuat lembaga swadaya masyarakat untuk dijadikan subordinatnya. Kyai di tiga desa ini hanya berperan sebagi tempat berkonsultasi masalah keagamaan. Persentase jawaban responden/desa terhadap pengelola program CD perusahaan tersaji pada Gambar 2.4 berikut ini.
34 94
Persentase responden
100
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
70
70 50 50
55
57 50 50
45
43
55 45
40 30
6 Aenganyar
Galis
Bringsang
Kades
Gambar 2.4
Gedugan
Lombang
Jate
Banbaru
Banmaleng
Jawaban responden/desa Komite CD
Persentase jawaban responden/desa terhadap pengelola program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang telah disetujui oleh BPMIGAS akan disosialisasikan kepada masyarakat dilakukan oleh Komite CD. Materi dalam sosialisasi program CD berdasarkan Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000, yaitu: 1) pelaksanaan kegiatan program CD (khusus fisik) diserahkan sepenuhnya pada Pokmas yang telah dibentuk hingga kegiatan selesai dan Pokmas masingmasing bertanggungjawab atas selesai/tidaknya kegiatan yang dilaksanakan sesuai perencanaan yang ditetapkan, yaitu RAB dan gambar; 2) penjelasan tentang tata cara pencairan dana; 3) penjelasan tentang RAB dan gambar masing-masing kegiatan; 4) penjelasan tentang mekanisme pengawasan, peran satker, peran Koordinator CD, KKKS, dan peran Komite CD Kecamatan serta peran Kepala Desa; 5) permintaan kepada KKKS agar mentransfer dana kegiatan pada rekening Pokmas pada bank yang ditunjuk. Senada dengan pengetahuan responden terkait mekanisme dan pelaksanaan program CD perusahaan, kegiatan sosialisasi yang dilakukan perusahaan terkait program CD perusahaan di Kecamatan Giligenting baru diketahui oleh 66% responden. Kegiatan sosialisasi yang paling diingat responden adalah pada saat pihak perusahaan akan mengadakan survei seismik di perairan Kecamatan Giligenting, masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di perairan selama kegiatan survei seismik berlangsung dan adanya pemutusan alat tangkap rumpon milik masyarakat di sepanjang jalur lintasan survei. Selain itu, responden menyatakan bahwa kegiatan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd disosialisasikan melalui perangkat desa, yaitu Kepala Desa yang nantinya diteruskan pada warga baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui tokoh/perwakilan masyarakat). Hal tersebut menyebabkan informasi terkait program CD atau program lainnya dari perusahaan tidak diketahui secara merata oleh masyarakat di Kecamatan Giligenting (Gambar 2.5).
Persentase responden
35 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
94 70
68
61
57
55 39
45
60
59 43
41
40
32
30 6
Aenganyar
Galis
Bringsang Gedugang
Ada
Gambar 2.5
Lombang
Banbaru
Jate
Banmaleng
Jawab responden/desa Tidak
Persentase pengetahuan responden/desa sosialisasi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
terhadap
kegiatan
Monitoring dan Evaluasi Program CD Mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengembangan masyarakat (CD) di Kabupaten Sumenep, yaitu: 1) komite CD Kecamatan dan KKKS memberikan laporan secara berkala kepada Komite CD Kabupaten sebagai bahan monitoring dan evaluasi tahap pelaksanaan program; 2) pelaksanaan CD dilakukan oleh Pokmas dan evaluasi pelaksanaan oleh KKKS dan Tim CD satker terkait. Dalam pelaksanaan evaluasi program CD, pihak perusahaan menggunakan jasa pihak ke-3, yaitu LSM Pupuk yang melakukan peninjauan langsung ke Kecamatan Giligenting untuk melihat pelaksanaan program CD, seperti pelaksanaan perbaikan infrastruktur jalan dan perbaikan ruang kelas baru dan bertanya kepada perwakilan masyarakat mengenai pendapat mereka tentang program CD yang telah dilaksanakan. Selain itu, pemantauan terhadap komponen persepsi masyarakat terkait program CD perusahaan juga dilakukan pada kegiatan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo dengan periode waktu enam bulan sekali. Secara umum, hasil pemantauan persepsi masyarakat periode II-2011 masyarakat mengakui akan manfaat dari program CD yang telah dijalankan perusahaan terutama program fisik seperti jalan dan sarana umum (kesehatan, pendidikan, dan keagamaan). Harapan yang diutarakan masyarakat berupa adanya prioritas program bagi nelayan selaku pihak yang terkena dampak langsung dari kegiatan, dan ketepatan waktu pencairan dana program, yaitu pada awal tahun. Penilaian Kinerja Program CD Tahap Keluaran (Output) Penilaian kinerja CD perusahaan pada tahap output dilakukan terhadap hasil program CD yang dilaksanakan, meliputi 1) bentuk program, 2) manfaat, dan pengaruh program terhadap masyarakat, serta 3) tindak lanjut yang dilakukan oleh masyarakat.
36
Bentuk Output Program CD Program sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh KKKS di wilayah operasionalnya terbagi menjadi tiga, yaitu program sosial penunjang kegiatan operasi, community development, dan kehumasan (Tabel 2.11). Tabel 2.11
No 1 2
Kegiatan kehumasan, pengembangan masyarakat, dan PSP Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Periode 2010-2011
Kegiatan Kehumasan Anggaran disetuji Kegiatan Tahun 2010 Hubungan dengan stakeholders 44,051 Hubungan dengan media 6,094
Anggaran disetujui Tahun 2011 4,505 713
3 Publikasi 4 Ajang khusus 5 Sponsorship 6 Donasi 7 Studi Total (USD)
1 2
241 282 2,308 0 8,547 0 0 10 0 0 6,341 65 Kegiatan Program Sosial Penunjang Operasi Kegiatan Anggaran disetuji Anggaran disetujui Tahun 2010 Tahun 2011 Infrastruktur 0 103,79 Kompensasi 0 0
3
Proses perijinan
No
0
4 Regulasi Total (USD) No 1 2 3 4
125,225 125,225 Kegiatan Community Development Kegiatan Anggaran disetuji Tahun 2010 Pendidikan 12,855 Ekonomi 0 Kesehatan 0 Fasos dan Fasum 0
5 Lingkungan Total (USD )
0 12,855
1,503 17,535 136,355 Anggaran disetujui Tahun 2011 0 0 1,456 0 738 8,836
Sumber : Dokumen PROPER Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, 2011 Keterangan : 1 US Dolar = Rp. 9.300,-
Program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang terealisasi sampai dengan tahun 2011 berupa bidang sarana dan prasarana, pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan hidup. Dana program CD tersebut mencapai 1.5 milyar rupiah (Lampiran 8). Pengetahuan responden terhadap jenis program CD perusahaan berupa program dalam bidang pendidikan (80.7%), ekonomi pedesaan (13.2%), pembangunan/perbaikan fasilitas umum/sosial (97.4%), dan lingkungan hidup (54%). Persentase pengetahuan responden terhadap jenis program CD perusahaan tersaji pada Gambar 2.6 berikut ini.
37
Persentase responden
120 100
97.4 85.8
80.7
81.1
80 54
60 40
17.5
20
1.8
19
18
13.2 0.9
0.9
28
0.9 1.8
0 Pendidikan Ada
Gambar 2.6
Ekonomi pedesaan
Kesehatan Program CD Tidak ada
Fasilitas umum/sosial
Lingkungan hidup
Tidak tahu
Persentase pengetahuan responden terhadap jenis program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Secara umum program CD yang telah dilakukan perusahaan sampai dengan tahun 2011 pada bidang pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial/umum, dan lingkungan hidup telah diketahui oleh lebih dari 50% responden. Program CD ekonomi pedesaan yang bersifat temporal atau tidak berlangsung setiap tahunnya menyebabkan rendahnya pengetahuan responden terhadap keberadaan program CD pada bidang ekonomi pedesaan tersebut. Program CD dalam bidang pendidikan yang diketahui responden adalah beasiswa ke Akademi Perikanan Sidoardjo (APS) sebesar 46%, pembangunan ruang kelas baru (RKB) sebesar 39.3%, dan renovasi gedung sekolah sebesar 13.3%. Program CD dalam bidang pelestarian lingkungan hidup yang diketahui oleh responden didominasi oleh jawaban program penanaman mangrove sebesar 36.7% dan transplantasi terumbu karang sebesar 9.3%. Program CD dalam bidang fasilitas umum/sosial yang diketahui responden berupa pengerasan jalan desa dan pemasangan paving jalan setapak perkampungan (81.3% responden), pembangunan tangkis laut (34% responden), pembuatan saluran drainase dijawab (4% responden), pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (6% responden), renovasi mushola (3.3% responden), bantuan listik (2% responden), dan bantuan alat tangkap (1.3% responden). Program CD dalam bidang ekonomi yang diketahui oleh responden adalah bantuan alat tangkap dan pelatihan pengolahan rumput laut dan pelatihan pembuatan gula siwalan (6% responden) dan pembinaan kader PKK serta bantuan renovasi rumah (2.7% responden). Program CD dalam bidang kesehatan yang diketahui oleh responden berupa Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah atau PMTAS (44% responden), pembagunan Polindes (37.3% responden), sunatan massal (6.7% responden), pengobatan gratis (6% responden), pemberian air mineral (4% responden), dan pembangunan sistem drainase (0.7% responden). Manfaat dan Pengaruh Program CD Manfaat program CD terhadap aspek sosial masyarakat Kecamatan Giligenting dibedakan menjadi tiga variabel, yaitu 1) aksesibilitas wilayah, 2) pola pikir, dan 3) gaya hidup (Gambar 2.7). Sebesar 88% responden menyatakan adanya perbaikan sarana aksesibilitas wilayah darat berupa pengerasan jalan desa dan dusun menggunakan aspal atau paving dari program CD Santos (Madura
38
Offshore) Pty Ltd. Perubahan lainnya terhadap aspek sosial masyarakat berupa perubahan pola pikir baru diutarakan oleh 36% responden dan perubahan terhadap gaya hidup diutarakan oleh 21.3% responden. Pola pikir merupakan pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. Pola pikir menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan adat istiadat. Berdasarkan studi social mapping tahun 2010, sampai saat ini tradisi yang berkembang di Kecamatan Giligenting lebih bersifat egalitarian. Hal tersebut tergambar dari nilai tradisi secara turun-temurun yang dipegang oleh masyarakat yang religius. Budaya masyarakat tergambar dari ketaatan warga dalam menjalankan ibadah sholat dan nilai-nilai solidaritaskebersamaan yang dipraktekkan dalam kehidupan keseharian. Nilai-nilai religius dan solidaritas kebersamaan termanifestasi dalam tradisi gotong royong, tolongmenolong, menghormati orang tua, tokoh agama, dan tamu/orang asing. Pola relasi sosial patronase tidak hanya dilingkungan sosial keagamaan saja tetapi terjadi pula di lingkungan birokrasi. Dibandingkan elit birokrasi, pengaruh kyai terhadap kehidupan sosial di Kecamatan Giligenting masih lebih kuat. Karena, kekuasaan kyai tidak hanya pada aspek agama saja tetapi juga pada pendidikan dan ekonomi. Sehingga, sampai saat ini stratifikasi kyai dalam masyarakat Giligenting masih paling tinggi. Pola patronasme yang tetap bertahan sampai saat ini, menyebabkan banyak warga di Kecamatan Giligenting merasa tidak dapat berekspresi secara total dalam menyampaikan pendapat dan melakukan gerakan perubahan untuk mensejahterakan masyarakat, karena pola tersebut sangat berpengaruh terhadap cara pengambilan keputusan oleh elit birokrasi desa. Seiring perkembangan informasi, bermunculan pula kelompok sosial/individu yang kritis terhadap kondisi politik dan sosial ekonomi masyarakat. Kelompok sosial tersebut adalah: 1) kelompok muda berpendidikan, merupakan lulusan dari pondok pesantren atau perguruan tinggi, bekerja sebagai tenaga pendidik (guru) atau membentuk suatu kelompok swadaya yang fokus terhadap peningkatan kualitas SDM Giligenting; 2) lembaga swadaya masyarakat/LSM. Perkembangan LSM di Pulau Giliraja lebih dinamis dibandingkan di Pulau Giligenting. Pada saat sampling data primer dilakukan, terdapat tiga LSM di Pulau Giliraja, yaitu LSM Forkomis (Forum Komunikasi Masyarakat Miskin), LSM Gerak, dan LSM Penegak Pilar Bangsa. Kemunculan lembaga swadaya masyarakat tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kinerja elit masyarakat Giliraja. Mereka beranggapan bahwa isu elitisme dan nepotisme yang menjalar di kalangan perangkat desa dan para kyai telah menghambat laju kesejahteraan ekonomi masyarakat di Giliraja. Sebaliknya para elit masyarakat menuding balik keberadaan LSM dengan persepsi negatif. Mereka menilai organisasi sosial tersebut tidak memiliki kapabilitas memadai dan tidak dapat bekerja bagi masyarakat. Sedangkan LSM di Pulau Giligenting sampai 2011 adalah Yayasan Ario Danurwendo. Individu yang kritis terhadap kehidupan sosial ekonomi warga, adalah mereka yang memiliki posisi strategis di masyarakat Giligenting, yaitu sebagai guru, kepala sekolah/pemilik sekolah, ketua kelompok tani/nelayan, dan pembina kelompok tani/nelayan. Hadirnya Santos (Madura Offshore) Pty Ltd di Perairan
39
Persentase responden
Giligenting dengan program CD dan aktivitas pendukung operasional perusahaan lainnya membawa “angin segar” bagi kelompok/individu sosial tersebut. Beberapa responden yang memiliki peran strategis dimasyarakat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam forum Musrembangdes terkait usulan program CD yang akan diajukan kepada pihak perusahaan, walaupun keputusan final tetap ditentukan oleh elit birokrasi. Hadirnya program CD menyebabkan ketergantungan perangkat desa dan kecamatan yang tergabung kedalam komite CD dan kelompoknya menjadi sangat tinggi terhadap perusahaan. Kehadiran perusahaan pun menyebabkan masyarakat menjadi lebih memperhatikan potensi sumberdaya migas di Perairan Giligenting dan Selat Madura, karena selain Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terdapat juga KKKS lainnya yang beroperasi di Perairan Selat Madura, yaitu KEI (Kangean Energy Indonesia Ltd) dan Husky Energy. Kehadiran perusahaan juga membuat masyarakat menjadi lebih kritis terhadap adanya dampak dari kegiatan di Lapangan Gas Maleo, seperti adanya kekhawatiran penurunan kualitas air laut, kebocoran gas, peluang bekerja, dan program CD perusahaan. Perubahan terhadap aspek gaya hidup dirasakan oleh sebagian responden terkait dengan kesempatan bekerja dan tambahan pendapatan dari program CD yang terealisasi seperti pengaspalan jalan dan pembangunan/perbaikan gedung sekolah dari perusahaan. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
88 78.7
67.3
64
58.7
54 46
41.3
36
32.7 21.3
12
Aksesibilitas wilayah
Gambar 2.7
Pola pikir Aspek Sosial
Gaya hidup Ada
Pendapatan
Tidak ada
Pekerjaan
Pendidikan
Aspek Ekonomi
Persentase jawaban responden terhadap manfaat aspek sosial dan aspek ekonomi yang dirasakan dari adanya program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Manfaat program CD terhadap aspek ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting dibedakan menjadi tiga variabel, yaitu 1) pendidikan, 2) pekerjaan, dan 3) pendapatan (Gambar 2.7). Manfaat pada variable pendidikan dari adanya program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dirasakan oleh 67.3% responden, hal ini berkaitan dengan program CD berupa beasiswa Akademi Perikanan Sidoardjo dan perbaikan sarana prasarana pendidikan. Sedangkan perubahan terhadap aspek pendapatan dirasakan oleh 46% responden dan pekerjaan oleh 41.3% responden. Perubahan terhadap aspek pendapatan (46%) dirasakan secara positif maupun negatif. Perubahan pendapatan secara positif dirasakan oleh 46.6% responden dan perubahan pendapatan secara negatif (penuruan pendapatan)
40
dirasakan oleh 53.6% responden. Penurunan pendapatan terkait dengan adanya pembatasan lokasi penangkapan nelayan yang tidak boleh mendekati area Anjungan Lapangan Gas Maleo pada radius < 1 km. Nelayan berpendapat bahwa di sekitar lokasi anjungan terdapat banyak ikan karena berdekatan dengan lokasi karang katon dan adanya cahaya dari pembakaran gas di flare anjungan yang menarik banyak ikan terutama pada malam hari. Pendapat nelayan Kecamatan Giligenting tidak banyak berubah dari tahun 2010 sampai dengan sampling 2011 dilakukan, berdasarkan Social Mapping, 2010 Keberadaan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merugikan komunitas nelayan karena menyebabkan hasil tangkapan ikan berkurang. Lokasi Lapangan Gas Maleo merupakan fishing ground nelayan Giligenting. Program CD yang telah ada, seperti pengaspalan jalan, pembangunan mushola bukanlah hal yang utama. Bagi nelayan, yang utama adalah bagaimana hasil ikan cukup, tanpa harus mengeluarkan bahan bakar solar yang banyak. Komite CD merupakan kelompok yang penuh kepentingan, untuk menjadi anggota dari Pokmas saja harus melalui seleksi kepala desa (klebun), sehingga apabila bukan merupakan kelompok klebun, bisa dipastikan tidak akan pernah menjadi anggota Pokmas. Ketua nelayan Desa Lombang, menyatakan bahwa Santos (Madura Offshore) Pty Ltd pada saat melakukan pemutusan rumpon tidak melakukan sosialisasi kegiatan, sehingga banyak nelayan yang tidak mengetahui pemutusan tersebut. Masyarakat sempat melakukan demonstasi ke Kepala Desa (klebun) Jate. Adanya peluang pekerjaan yang diutarakan oleh 41.3% responden berasal dari proses penerimaan tenaga kerja sebagai security pada Anjungan Gas Maleo dan bekerja dengan Tim Pokmas pada program CD yang terealisasi setiap tahunnya, seperti pengerasan jalan, pengadaan material pasir dan batu untuk jalan, dsb. Pada program CD anggaran tahun 2011 terdapat program pengaspalan jalan yang melibatkan tenaga kerja (tukang) dari masyarakat Kecamatan Giligenting, yaitu sekitar 25-30 orang. Tetapi untuk tenaga kerja ahli, seperti tenaga yang mengoperasikan mesin pengerasan jalan masih menggunakan tenaga kerja dari luar (merupakan pendamping pelaksanaan program). Semua bahan material seperti batu didapatkan dari masyarakat Kecamatan Giligenting. Menurut tokoh masyarakat, warga mendapatkan pelajaran dari pembangunan jalan secara bersama-sama. Dengan adanya pembangunan jalan, tenaga kerja yang berasal dari Giligenting menjadi mengerti akan teknis peletakkan batu atau pengerasan jalan. Responden pun mengutarakan keluhan mereka berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja lokal sebagai security di Anjungan Gas Maleo. Responden menyatakan informasi terkait lowongan pekerjaan tersebut tidak bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui informasi tersebut, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara pasti jumlah warga mereka dan sejak kapan bekerja sebagai security di Anjungan Gas Maleo. Informasi tentang adanya penerimaan tenaga kerja bagi warga lokal sebagai security tersebut baru diketahui oleh 64.7% responden (Gambar 2.8).
41 64.7
70.0 Persentase responden
60.0 50.0 40.0 27.3
30.0 20.0
8
10.0 0.0 Ada
Gambar 2.8
Tidak ada
Tidak tahu
Persentase jawaban responden terhadap pelaksanaan penerimaan tenaga kerja lokal (local hiring) Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Pengelolaan komponen kesempatan kerja dilakukan dengan merekrut warga lokal dari Kecamatan Giligenting dan Kecamatan Saronggi (wilayah ring I) untuk menjadi petugas pengamanan di fasilitas produksi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Tenaga kerja lokal yang direkrut diutamakan yang mampu mengendarai speedboat untuk berpatroli dan memiliki kemampuan untuk menggunakan Global Positioning System (GPS) dan Compas. Jumlah tenaga kerja lokal yang telah bekerja di fasilitas produksi perusahaan sampai tahun 2012 adalah 11 orang, dengan rincian 8 orang berasal dari Kecamatan Giligenting dan 3 orang berasal dari Kecamatan Saronggi (Tabel 2.12). Tabel 2.12 Tenaga kerja lokal dari Kecamatan Giligenting No
Nama
1
Tolak Imam
2
Karyonoto
3
David Fargiyanto
4
Moh. Zaini
5
Bunali
6
Bunoto / Pok
7
Dawit Basuki Rahman
Daerah Asal Dsn. Cang-cang Rt. 06 Rw.2 Desa Lombang Dsn. Sumur Agung Ds. Banbaru Dsn Kalang Mangga Rt. 009/004 Desa Jate Dusun. Bundajah, 007/003 Desa. Banmaleng Dusun. Komandu Rt. 01/02 Banmaleng Dusun Sumur Agung Rt. 002/003 Desa Banbaru Dusun. Murasem Barat Rt. 003/001 Desa Aenganyar
Pendidikan Formal Informal SMA SMK SMA SMP
Pendidikan Dasar Satuan Pengaman
MA SD MA
Sumber : Database security Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, PT Nawakara Persada Nusantara Tahun 2012 dalam Dokumen RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode I Tahun 2012
Secara umum, manfaat adanya program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd pada aspek sosial dan ekonomi belum dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Giligenting, hal ini terlihat dari jawaban responden untuk variabel pola pikir, gaya hidup, pendapatan, dan pekerjaan yang masih dibawah 50%. Beberapa jenis program CD perusahaan yang telah terealisasi di Kecamatan Giligenting tersaji pada Gambar 2.9 berikut ini.
42
Sekolah
Polindes
Pelra dan Jalan Desa
Gambar 2.9 Beberapa jenis program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Tindak lanjut masyarakat terhadap Program CD Pendapat responden terkait tindak lanjut yang dilakukan terhadap keberlangsungan program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, didominasi oleh jawaban mengikuti sistem/kebijakan yang telah terbentuk (74%), melakukan diskusi (24%), dan mengusulkan ide langsung kepada pihak perusahaan (3%). Tindak lajut pertama yang dilakukan responden adalah dengan tetap mengikuti sistem/kebijakan mekanisme perencanaan dan penyaluran program CD yang telah ditetapkan oleh Pemkab Sumenep melalui Komite CD. Responden menyatakan kebijakan tersebut menyebabkan beberapa kendala bagi masyarakat Kecamatan Giligenting, yaitu: 1) terbatasnya informasi mengenai program CD, dalam hal ini mencakup jenis program yang akan diusulkan dan direalisasikan, lokasi pelaksanaan program, besaran dana, dan waktu pelaksanaan; 2) pengusulan program CD melalui forum Musrembangdes, dinilai belum mewakili seluruh elemen masyarakat; 3) pelaksanaan program CD melalui Pokmas, diidentikkan sebagai kelompok kepentingan kepala desa; 4) sejak tahun 2008-2011 terlalu banyak jenis program CD yang direalisasikan dalam hal pembangunan dan perbaikan infrastruktur desa, seperti jalan, hal tersebut tidak terlepas dari strategi Pemkab Sumenep yang memanfaatkan dana program CD/PSPO Santos (Madura Offshore) Pty Ltd sebagai sumber anggaran pembangunan selain dari APBD Kabupaten Sumenep. Tindak lanjut kedua yang diutarakan responden adalah dengan mengadakan diskusi, yaitu: 1) diskusi bersama perangkat desa (Kades dan Pokmas) Tim CD Kecamatan dan anggota Badan Pengurus Desa (BPD) dalam forum formal pada saat Musrembangdes dan forum non formal; 2) diskusi dengan teman-teman LSM di Kecamatan Giligenting yang aktif memperjuangkan kebutuhan masyarakat kepada Tim CD Kecamatan dan Desa, Tim CD Kabupaten Sumenep, bahkan langsung ke pihak perwakilan perusahaan di Surabaya. Tindak lanjut ketiga yang diutarakan responden berupa melakukan usulan langsung kepada Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dalam hal: 1) tim CD perusahaan memiliki pihak ke-3 sebagai pengawas dana dan pelaksanaan program CD yang terealisasi;
43
2) pihak perusahaan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan masyarakat; 3) adanya kantor perwakilan perusahaan di Kecamatan Giligenting. Penilaian Kinerja Program CD Tahap Outcome Penilaian program CD pada tahap outcome meliputi aspek substansi yang terdiri atas lima dimensi indikator penting dampak program CD perusahaan, yaitu 1) taraf hidup, 2) kelembagaan, 3) tata kelola (good governance), 4) kemandirian, dan 5) kohesi sosial. Dampak (Outcome) CD terhadap Indikator Taraf Hidup Penilaian dampak atau perubahan mendasar yang disebabkan oleh adanya program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap variable taraf hidup didasarkan pada indikator fisik, yaitu kondisi rumah, sekolah, fasilitas kesehatan, dan fasilitas komunikasi (Gambar 2.10). Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, didapatkan bahwa program CD perusahaan yang berhubungan dengan perubahan pada taraf hidup dengan indikator perbaikan fisik baru berdampak pada perbaikan fisik bangunan sekolah berupa program renovasi gedung sekolah dan pembangunan ruang kelas baru (62%) dan fisik fasilitas kesehatan berupa pembangunan Pondok Bersalin Desa (Polindes) pada ke-7 desa, yaitu di Desa Bringsang, Galis, Gedugan, Lombang, Jate, Banbaru, dan Banmaleng. Sedangkan di Desa Aenganyar, karena telah terdapat Puskesmas, tidak dibangun Polindes. Namun, Polindes yang telah dibangun di tujuh desa tersebut, pada saat ini tidak ditempati oleh bidan dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana pendukung aktivitas bidan. Adanya perbaikan fisik pada rumah masyarakat dijawab oleh 2% responden berupa perbaikan rumah di Desa Galis pada tahun 2011, sedangkan perbaikan fasilitas komunikasi belum menjadi prioritas program CD perusahaan sampai dengan tahun 2011, hal ini terlihat dari keseragaman jawaban semua responden (100%) yang menyatakan belum perbaikan/peningkatan fasilitas komunikasi belum menjadi program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd.
Persentase responden
120 100
98
100 80
62 50.7
60 37.3
40 20
2
0
0.7
45.3
4
0
0
0 Fisik rumah warga
Gambar 2.10
Fisik bangunan sekolah Ada Tidak ada
Fisik fasilitas kesehatan Tidak tahu
Fisik sarana komunikasi
Persentase jawaban responden mengenai dampak program CD indikator taraf hidup
44
Dampak (Outcome) CD terhadap Indikator Kelembagaan Berkelanjutan
Persentase responden
Penilaian dampak terhadap variabel kelembagaan berkelanjutan yaitu dengan menilai satu kelompok masyarakat pada level komunitas. Responden menyatakan bahwa sampai dengan tahun 2011 belum terdapat program pembinaan terhadap kelompok dimasyarakat, seperti pembinaan terhadap kelompok tani atau nelayan. Kelompok yang dibuat dan berhubungan dengan program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd adalah Pokmas yang memiliki fungsi sebagai pelaksana program CD di tingkat desa (Gambar 2.11). Program CD yang diingat oleh responden (12%) terkait komunitas berupa bantuan alat tangkap yang langsung diberikan kepada nelayan secara perorangan, pelatihan budidaya rumput laut, pelatihan pembuatan gula siwalan kepada beberapa pembuat gula, home industry kue kering, dan pembuatan terumbu dari semen di Desa Gedugan. Responden tidak setuju dengan pernyataan adanya Pokmas, pihak perusahaan telah melaksanakan pembinaan terhadap suatu kelompok dalam komunitas warga, karena sampai saat sampling dilakukan, Pokmas masih dianggap sebagai kelompok kepentingan kepala desa, dengan keanggotaan yang masih berkerabat dekat/keluarga dengan kepala desa. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
88
12
Ada
Gambar 2.11
Tidak ada
Persentase jawaban responden terhadap dampak program CD indikator kelembagaan berkelanjutan
Dampak (Outcome) CD terhadap Indikator Tata Kelola Fokus penilaian dampak terhadap variabel tata kelola adalah terlaksananya konsep good governance (transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, dan demokrasi) pada Komite CD yang telah dibentuk (Gambar 2.12). Sebesar 24% responden berpendapat bahwa Santos (Madura Offshore) Pty Ltd telah melaksanakan konsep good governance, yaitu: 1) konsep desentralisasi tergambar dalam hal pembentukan Komite CD ditingkat desa, kecamatan, dan kabupaten; 2) konsep demokratis dalam hal keterwakilan komponen masyarakat pada saat Musrembangdes dan pelaksanaan program CD yang melibatkan tenaga kerja lokal (contohnya pengerasan jalan); 3) konsep akuntabilitas terwakili dari kegiatan pelatihan Pokmas dari pihak perusahaan pada tahun 2011, dalam pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB), desain teknis, dan keseluruhan administrasi terkait program CD yang akan diusulkan.
45 76
Persentase responden
80 70 60 50 40 30
24
20 10 0
Sudah terlaksana
Gambar 2.12
Belum terlaksana
Persentase jawaban responden terhadap dampak program CD indikator tata kelola
Dampak (Outcome) CD terhadap Indikator Kemandirian Fokus penilaian terhadap variabel kemandirian diukur dengan indikator tumbuhnya inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas warga Kecamatan Giligenting terkait adanya program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd . Tumbuhnya inisiatif dinyatakan oleh 10% responden, tumbuhnya adaptasi dinyatakan oleh 9.3% responden, dan tumbuhnya otonomi dinyatakan 10% responden (Gambar 2.13). Variabel kemandirian tersebut berkaitan dengan adanya Pokmas sebagai pelaksana program CD di tingkat desa, yang pada pelaksanaan beberapa program CD melibatkan masyarakat seperti pengadaan material batu dan pasir, pelaksanaan pembangunan/konstruksi pengerasan jalan, dan renovasi/pembangunan ruang kelas baru. Dampak (Outcome) CD terhadap Indikator Kohesi Sosial Fokus penilaian variabel kohesi sosial mangacu pada isu/frekuensi kerjasama/konflik dan harmonisasi/integrasi sosial yang disebabkan dari adanya program CD perusahaan kepada masyarakat Kecamatan Giligenting. Persentase jawaban responden terhadap variabel kohesi sosial berupa tumbuhnya kerjasama dijawab oleh 36% responden, timbulnya konflik dijawab oleh 28.7%, dan timbulnya integrasi/harmonisasi sosial dijawab oleh 34.7% (Gambar 2.13). Kerjasama dan harmonisasi sosial yang dimaksud responden berasal dari keikutsertaan masyarakat pada beberapa kegiatan realisasi program CD perusahaan. Sedangkan kejadian konflik yang diutarakan oleh 28.7% responden dipicu oleh adanya: 1) pembatasan wilayah penangkapan terutama untuk nelayan di Desa Gedugan yang paling dekat dengan lokasi Anjungan Gas Maleo dan belum adanya alternatif lokasi penangkapan baru yang diajukan oleh perusahaan sebagai pengganti fishing ground nelayan di sekitar anjungan; 2) transparansi program CD ditingkat desa yang selama ini hanya dikuasai dan diketahui oleh kelompok tertentu saja; 3) gejala penurunan produksi rumput laut terutama di Perairan Pulau Giligenting; 4) realisasi penerimaan tenaga kerja lokal.
46 100
90.7
90
90
Persentase responden
90 80
71.3
65.3
64
70
60 50 36
40
34.7 28.7
30 20
10
9.3
10
10 0 Inisiatif
Adaptasi
Otonomi
Kerjasama
Ya
Gambar 2.13
Konflik
Integrasi
(b) Variabel Kohesi Sosial
(a) Variabel Kemandirian Belum
Persentase jawaban responde terhadap dampak program CD dengan variabel kemandirian (a) dan variabel kohesi sosial (b)
Secara umum, dampak terhadap perubahan taraf hidup yang telah dirasakan responden berupa perbaikan fasilitas fisik sekolah dan fasilitas kesehatan. Dampak terhadap perubahan tata kelola baru dirasakan kurang dari 30% responden untuk indikator transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, dan demokrasi. Dampak terhadap perubahan kemandirian baru dirasakan kurang dari 10% untuk indikator inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas. Dampak terhadap variabel kohesi sosial baru dirasakan kurang dari 40% responden dalam hal terciptanya kerjasama (36%), timbulnya konflik (28.7%), dan terbentuknya integrasi/harmonisasi sosial di masyarakat Kecamatan Giligenting (34.7%). Simpulan Komponen kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang perlu mendapat perhatian lebih dari pihak manajemen perusahaan adalah: 1) kajian resiko operasional perusahaan terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem di wilayah operasi; 2) evaluasi efektivitas program pelestarian keanekaragaman hayati yang telah dilakukan oleh perusahaan; 3) pencatatan volume air limbah dari fasilitas produksi; 4) deskripsi program 3R (reuse, reduce, and recycle) limbah perusahaan; 5) evaluasi manfaat program CD secara spesifik terhadap komponen sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting; 6) pengkajian dampak program CD terhadap komponen sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting; 7) kebijakan tentang proporsi/rasio jumlah tenaga kerja dan kriteria (asal tenaga kerja sehingga dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja lokal).