DAFTARISI BAHASA BAHASA-KEMAMPUAN BAHASA
Kemampuan Bahasa-Teknologi, Tantangan MEA(KR,22/12)
1
BAHASA-PEMAKAIAN
Kata(KEM)AYU (t, 29/12) , Mengapa Memilih Bahasa Kekerasan(K,22/12) Puisi: Pengalaman dalam Olah Bunyi(K,28/12)
2 4 5
BAHASA ASING-KEMAMPUAN BAHASA
Penguasaan Bahasa Asing Mahasiswa Sulawesi Lemah(R, 11/12)
7
BAHASA INDONESIA-ISTILAH DAN UNGKAPAN
Swafoto dan Dirian(K,20/12)
8
BAHASA INDONESIA-KELAS KATA
Bayar Sesuai Tarif(MI,29/12)
9
BAHASA INDONESIA-KOSAKATA
^
Aman(T, 1/12)
11
y-
Miskin(K,27/12) Yang Memanjat itu hanya Beruk(MI, 14/12)
13 15
BAHASA INDONESIA-LAFAL
Pukul Kososng Kosong Titik Kosong Kosong(MI, 12/12)
16
BAHAS INDONESIA-PELAJARAN UNTUK ORANG ASING
Mahasiswa UNY Jadi Tutor "BIPA"(KR,9/12)
17
BAHASA INDONESIA-PEMAKAIAN
Bahasa Menunjukkan Bangsa(KR,21/12) Bahasa Indonesia Diwajibkan dalam MEA(MI, 12/12) Konteks(T,22/12) PerihalSPG(MI,7/12)
18 19 20 22
BAHASA INDONESIA-SINONIM DAN ANTONIM
Kata Bersinonim dan Konteks Kalimat(Intisari, no. 627)
23
BAHASA MELAYU-PEMAKAIAN
Bahasa Meiayun Terkendala Geopolitik(K, 13/12)
25
BAHASA MELAYU-SEJARAH
Sejarah Melayu Masih Diwamai Mitos(K, 12/12)
26
FONETIK
Dunia Tanpa Huruf T'(T,8/12)
27
KEMAMPUAN BAHASA
Menunggu Strategi Bangun Budaya Baca(K,22/12)
29
MORFOLOGI
Mengomunikasikan atau Menyampaikan(K,6/12)
30
KESUSASTRAAN BUKU DAN BACAAN
Franfurt Book Fair 2014: Karya Sastra Perempuan Indonesia Tumbuh Pesat(SP, 11/10)
32
CERITA PANJI
Cerita Panji dalam Hikayat Melayu(R,8/12) Kisah Lelaki Bertopi dalam Banyak Versi(R,8/12) Melanglang Buana dengan Cinta(R,8/12)
34 36 38
CERITA PENDEK
Lembar Sastra dalam Rimba Raya Cerita(MI,28/12) 'Peiangi di Kaki Langit' Antologi Guru Bahasa SLTP DIY(KR,29/12)
41 44
DONGENG
Dongeng Indonesia Warisan Dunia: Kisah Asmara Panji dan Candrakirana(R,8/12) Dongeng Rakyat; Smong, Smoong, Smooog
45 48
HADIAH SASTRA
Heran Ada Pengarang Seperti Dukun Penunggu Wahyu(KR,7/12) Menjaring Novelis Muda Berbakat(KT,24/12)
49 51
KESUSASTRAAN
Agenda Seni dan Hilangnya Ruang Dialektika(KR,21/12) 16.180 Puisi Kota Bogor Akan Disampaikan kepada Ibu Negara (WK,12/12) Lebih Asyik dengan Buku Cerita(K, 12/12) Melahirkan Novel dalam Keterbatasan: Ariny NH(K, 10/12) Perempuan Bergerak, yang Terlupakan(R, 14/12) Sastrawan yang Kehilangan Identitas(KR, 14/12) Sastra Agen Transformasi Kebudayaan?(R,7/12)
53 55 56 58 61
63 65
KESUSASTRAAN DAERAH
Revitalisasi Sastra Kampung(KR,7/12)
67
KESUSASTRAAN JAWA
Sastra Jawa Pembuka Revolusi Mental: Suwardi Endraswara
Guru Besar UNY(KR, 10/12)
69 ii
KESUSASTRAAN-PENDIDIKAN
Sastra sebagai Sumber Nilai, Terdegradasi(KR,27/12)
70
KESUSASTRAAN-TEMUILMIAH
Berpuisi di Rumah Puisi(K,28/12) Dan Penyair Pun Menemukan Rumah ....(K, 28/12)
71 73
KOMIK,BACAAN
Bangkitnya Komik Indonesia(MI,21/12) Kembaii ke Gaya Lama(MI,21/12) Kebangkitan Komik Indonesia(SP, 11/12)
75 77 78
KOMIK,VISUAL
Jagoan Era Barn(MI,21/12)
80
OPERA
Puisi Perempuan yang Kehilangan(KT, 14/12)
81
PUISI
Dalam Sajak(T,29/12) Kumpulan Puisi Pelajar Masuk Muri(K,23/12) Kompsi dan Revolusi Sastrawi(K,21/12) Pemanggungan Puisi, Bebas Tergantung BCreativitas(KR,28/12) Penyair Magelang di Sastra Bulan Pumama(KR,8/12) Puisi dan Olahraga(R,28/12) Puisi Badrul Lekat Situasi Tradisi(KR,27/12) Puisi; Pengaruh dan Altematif Jiwa(R,21/12)
84 86 87 89 90 91 93 94
PUISI-TEMU ILMIAH
Peluncuran dan Diskusi Puisi(KR, 14/12)
96
SITUMORANG,SITOR
Akhir 'Petualanmgan" Sitor Situmorang(K,22/12) Jenazah Sitor Tiba di Tanah Air(K,30/12) Sitor(KT,24/12) Sitor dan Sekarang Apa?(T,29/12) Sitor Kembaii ke Toba Na Sae(MI,28/12) Sitor Situmorang Berpulang(KT,22/12)
Hi
97 98 99 101 103 105
BAHASA-KEMAMPUAN BAHASA
Kemampuan Bahasa-Teknolo^f TantanganMEA Masyarakat Ekonpmi ASEAN (MEA)
Santoso mengatakan, kebijakan pembatasan anggaran untuk meniadakan
2015 yang semakin kompleks, menjadi
rapat di hotel berbintang akan mem-
YOGYA (KR) - Tantangan di era
sinyai bagi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif. Lulusan yang dihasilkan tidak se^adar
berikan efek domino pada perekrutan
tenaga kerja. Kendati demikian,lulusan AMPTA tidak perlu terlalu khawatir,
pandai secara akademik,tapi benar-be-
karena para pimpinan dan manajer ho-
nar berkompeten dan sesuai kebutuhan
tel sudah menyiapkan strategi penggan-, ti. Salah satunya dengan meningkatkan event-event raaupun tingkat hunian kamar. Meski begitu, karena persaingan
pasar.
"Kemampuan bahasa dan penguasaan
' teknologi bukan lagi menjadi syarat merebut pasar ke^a,tapi telah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi," kata Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata AMP-
yang dihadapi semakjn ketat, lulusan harus beiusaha meningkatkan kualitas diri.
TAYogyakarta Drs Santoso AM dalam
"Dunia keija tidak selalu identik de
Wisuda Program Diploma dan Saijana
ngan bekeija di perusahaan. Karena itu, saya berharap para lulusan tidak perlu ragu untuk memulai karier sebagai
Periode 1-2014/2015 di Royal Ambarruk-
mo Yogyakarta,Sabtu(20/12). Wisuda diikuti 79 lulusan, dengan Lulusan Terbaik diraih Dianita Nindya
- Ratnasari dan Riezl^atri Septianingsih
,^engan IPK 3,71 dari Program Studi T^a J
:
Kedaiilatan Rakyat, 22 dcscnibcr 2014
wirausahawan. Apalagi dengan bekal
yang diperoleh di bangku kuliah saya optimis, hasilnya bisa optimal," terang Santoso.
__(Ria)K>_
BAHASA-PEMAKAIAN
KATA(KEM)AYU
TIAPkalimembacakaryasastra,orangmestibersiap EKOEND^MOKO*
menghadapibanyak hal tak terduga. Boleh dia kecewa, barangkali karena jalan cerita berputar-putar,
atau la mendapati banyak kata yang tidak ia mengerti atau tidak menuruti kaidah berbahasayangjamak,atau ia
menjumpai sejumlah fakta yang berbeda dengan kenyataan sebenarnya,atau tokoh idamannya ternyata tidak punya etika. Bolehjuga ia kecewa,sebab petualangan sang tokoh yang sudah memikatnya^ejak awal,di ujung cerita semua itu cuma lamunan atau fantasi si tokoh itu belaka. Umumnya pangkal
kecewa pembaca terletak pada jurang lebar antara harapan dan "kenyataan" yang ia hadapi dalam fiksi yang ia baca. Itu juga kira-kira yang saya alami sewaktu berhadapan de
ngan Cegta Cinta Enrico Ayu Utami(2012,seterusnya angka da lam tanda kurung merujuk ke angka halaman). Tulisan ini hanya ingin meninjau sekadarnya aspek bahasa-bukan aspek sastra, sebab saya takut kena semprit penanggungjawab rubrik ini-karya fiksi dari hal paling sederhana: kata,unit terkecil bahasa.
Rasanya saya sudah cukup bersiap
menghadapi banyak hal tak terduga di Sana, tapi tetap saja saya rada terkaget-
kaget. Misalnya sewaktu saya menda pati kepingin dan belagu dalam
tu-
Salah
pcngcrtian? Saya pikir kontekslah yang akan mendiidiikkan
buhku tahu bahwa anak itu sebetul-
nya kepingin ditaklukkan, meski tingkahnya belagu" (149). Kita tahu kedua kata itu tidak masuk golongan kelas terhormat dalam kalangan(bahasa)
yang baik dan benar, dan sebab itu sangat mungkin bisa mengusik para polisi bahasa. Ayu pun relaks saja memakai kata sejenis: atret (84), mengoretnya (86), capek
makna kata pada tcnipatnya dan dengan begitu inenghindarkan salah pengertian.
(121), termehek-mehek(126), horni(148), bahkan
yang berbauJawa,seperti geru-geru(8), menggusahgusah (8), kesrimpet (11), kadung(ll,71), bungah (45), dilabur (57), nelangsa(68,165),ngelangut(157),dan menclok(212). Tentu tak ada yangistimewa pada pemakaian kata yang dicomot dari laras bahasa percakapan macam itu dalam fiksi. Banyak penulis lain juga melakukannya. Misalnya, Leila S. Chudori dalam 9dari Nadira(cetakan 11,2010) dengan begitu
saja memakai menggeret (53), celemotan (91), klepas-klepus (206),atau senewen(289).
t
^
Para polisi bahasa, yang cenderung berpandangan preskriptif,saya kirabakalsedikit mengernyitkan kening,apalagi saat menemukan sejumlah kata lain pada Cerita Ayu tadi. Ada fonem /k/ di awal kata yang luluh sewaktu mendapat imbuh-
an /me-/, mengilap (69, 73), tapi /p/ tak luluh, mempopulerkan(111), mempengaruhi(129), mempesona(176)(Lebih lanjut lihat "Kaidah yang Goyah" dalam Tempo edisi 23 Juni 2014).
Tempo, 29 Dcscmbcr 2014
Atau ini: frustasi(6,222,232), berpetualang(213), kerapihan (240),yangsemestinyafrustrasi,bertualang,kerapian. Kaget yang sedikit lain adalah saat saya mendapati satu kata majemuk ditulis bersambung: keretaapi(9). Dan ternyataiataksendlri.Ada yangtakberimbuhan,sepertibatuapung (35),jerlhpayah(36),buahtangan(45),alrmata(109,159,160), orangtua (122),jurumasak (172), belaskasih (205, 208),junikamera (233). Ada juga yang berimbuhan, bersukacita (73),
diberitahu (138), penanggungjawab (138), berumahtangga (168).
Seperti bisa diterka,segera kita teringat Pramoedya Ananta Toer.Sudah pada beberapa halaman pertama Bumi Manusia(cetakan V,dengan perbaikan teknis dan redaksional,Februari 1981)kita menemukan tigabelas (1), berterimakasih (3),
keretaapi(3), delapanbelas(4),tuantanah(5), matakeranjang (5), rumahpeiesir (10). Dalam Nadira Leila, kita temukan memberitahu (103,117,160) dan terimakasih (29,103, 121,122,133,206,208).
Semua contoh bentuk majemuk di atas lazimnya,juga di dalam kamus bahasa Indonesia,
dituliskan terpisah. Pernah ada penjelasan, manakala sebagai gabungan kata memberi arti baru yang tak dapat dikembalikan ke-
pada arti satu-satu kata pembentuknya, atau apabila berpotensi menimbulkan salah pengertian,sebuah kata majemuk mes-
ti dituliskan bersambung. Argumen ini se gera saja rontok oleh (telur) mata sapi, sebab bentuk majemuk ini merujuk bukan lagi pada mata milik sapi. Kenapa matahari(sambung),tapi mata sapi(pisah)?Jangan kita lupa, kamus bahasa Indonesia mengeja orang tua,da lam arti baik bapak dan ibu maupun orang yang tua,tidak ditulis bersambung untuk pengertian yang pertama. Salah pengertian? Saya pikir kontekslah yang akan mendudukkanmakna kata padatempatnya dandenganbegitumenghindarkan salah pengertian. Bila pun argumen tadi mau kita pakai,semestinya kita menulis lidahbuaya(tanaman),lidahkucing(kue), atau lidahmertua(tanaman)yang berbeda de ngan lidah (milik) buaya,lidah (milik) kucing, dan lidah(mi lik)mertua.
Sampai hari ini kita belum mendapatkan penjelasan yang cukup tentang cara menuliskan bentuk majemuk,apakah ter pisah atau bersambung. Sastrawan seperti Ayu, Leila, atau Pram punya kontrol dan kuasa penuh atas bahasa.Jangan-ja-
ngan sikap menolak kemayu dalam berbahasa inilah penyebab tersingkirnya unsur "yang indah", dalam SUsastra menjadisemata sastra.o •IPENYUSUN TESAURUSeAHASA/NDONESM
BAHASA-PEMAKAIAN
MengapaMemilih BaliasaKekerasan]!
^^■■■■rjengapa bahasa kekerasan masih f Ik
I terus digunakan berbagai
ll^|H I kalangan dan pihak untuk l^k vH I memaksakan kehendak, maksud, serta tujuan mereka? Tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut, memang, sekalipun kita sangat mudah mengumpulkan bukti. Oleh karena akibat dari penggunaan bahasa kekerasan itu berserak di pelbagai belahan dunia Sebut saja, di sejumlah negara di Afrika, di Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, Amerika Serikat, bahkan Eropa Di Peshawar, Pakistan, misalnya saja, belum lama ini kelorapok Taliban Pakistan—yang biasa disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP—secara membabi buta,
tanpa mengenal rasa ampun dan perikemanusiaan, menembaki para siswa sekolah dan guru. Lebih dari 140 orang—132 orang di antaranya murid sekolah—tewas, tanpa bisa dan mampu mempertahankan diri. Tahim lalu, di negara yang sama dan Juga di kota yang sama, Peshawar, TTP mengebom sebuah gereja. Dan, aldbatnya? Sekurang-kurangnya 127 orang tewas. Di Afrika, Boko Haram tetap merupakan kelompok penyebar maut di Nigeria. Meski mengibarkan bendera agama, sepak teijang kelompok ini sungguh di luar batas kemanusiaan. Menurut data yang ada sejak Juli 2009 hingga Juni 2014, mereka sudah membunuh lebih dari 5.000 orang, termasuk selama paruh pertama tahun 2014 sebanyak 2.000 orang. Sejak tahun 2009, sudah lebih dari 500 perempuan dan anak-anak mereka culik, termasuk 276 murid sekolah perempuan pada April 2014. Sepak terjang kelompok NlIS di Irak dan Suriah menambah panjang litani kekerasan yang dilakukan berbagai kelompok di pelbagai sudut dunia. Mereka secara terang-terangan membunuh korbannya, ada yang ditembak, ada pula yang disembelih. Menurut laporan PBB, Juni 2014, mereka sudah mem bunuh ratusan tahanan perang dan membunuh lebih dari 1.000 penduduk sipil. Bahkan, diberitakan ribuan tentara Irak dinyatakan "hilang" dan diduga dibunuh oleh ke lompok yang mengibarkan bendera agama ini. Yang perlu dicatat, target kelompok ini dan juga kelompok-kelompok
berhaluan
keras
lainnya
adalah
orang-orang yang tidak berdosa. Menurut Syed Hussain Soherwordi, seorang ahli terorisme intemasional, hal itu dilakukan untuk memberikan kejutan, rasa takut, kepada semua pihak dan memberikan catatan bahwa hal semacam f itu bisa teijadi kalau timtutan mereka tidak dikabulkan. Namun, mengapa mereka selalu menggunakan bahasa . kekerasan dibandingkan dengan bahasa persaudaraan dan
; kasih? Selama mas^ ada kemiskinan, ketidakadilan, ket timpangan kesejahteraan, tidak percaya dan mencurigai » kelompok atau pihak lain, iri hati, persaingan tidak sehat,
^dan tentu saja tak ada perdamaian di antara umat ber-
^ agama, bahasa kekerasan akan terus digunakan.
•mpas, 22 Descmbcr 2014
BAHASA-PEMAKAIAN
PUISl:
PENGALAMAN DALAM
OLAH BUNYL Mulanya, menikmati puisi adalah menikmati seni
berbahasa; seni bermain-main dengan kata. Pembaca dibuat kagum oleh cara penyarr menyeleksi diksi, menyusun frasa, meletakkan Imaji, dan sebagianya. Itu mulanya. OLEH UNAR FAUZI BALLAH
Selanjutnya, pembaca terpana dan lebih khusyuk untuk mengetahui kedalaman maknanya.Dengan memahami dua unsur itu, kenikniatan puisi pun bisa dicapai. Barang tentu, tidak semua pembaca mencapai kenikmatan serupa. Kenikmatan sepeiti itulah yang saya rasakan ketika membaca buku puisi terbaru karya A Muttaqin bertajuk Tetralogi Kerucut. TetralogiKerucut adalah buku kedua A Muttaqin setelah Pembuangan Phoenix (2011). Sama seperti halnya Tetralogi Kerucut yang tahun ini dinobatkan sebagai lima besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2014,Pembuangan Phoenix pun berada di lima besar tahun 2011. Namun,
terlepas dari kondlsi tersebut, A Mut taqin adalah penyair fenomenal dan berbakat Dalam catatan saya, penyair ini
mjdai berkibar di kancah nasionk sejak
Kompas, 28 Dcscmbcr 2014
2007 dan nyaris di Jawa Timur sendin namanya, pada tahun tersebut, belum pemah "diperhitungkan." Sebagai penyair berbakat, puisinya tampak berbeda dengan puisi-pu^i yang dibuat oleh kebanyakan penyair lain. Kebakatannya dalam berpuisi dapat telisik pada "spontanitasnya" berpuisi.
Setiap kali berhadapan dengan puisi A Muttaqin, saya membayangkan b^wa puisi dengan seenaknya keluar dari da lam pikirannya. Hal ini terlihat
bagaimana dia menuliskan bebunyian begitu rapat antarkata dalam satu frasa atau antarlarik dalam nma.
A Muttaqin berupaya menangkap momen estetis yang ia abadikan deng^ kesederhanaan, kegelian, se^t kejeDATA BUKU
♦ Judul: Tetralogi Kerucut ♦ Penulis; A Muttaqin ♦ Penerbit: Quntum Media ♦ Cetakan: 1,2014 ♦ Tebal: vlli + 44 halaman
♦ ISBN: 978-602-9241-38-9
nakaan, dan pesan filosofis. Salah satu
yang menarik adalah puisi "Sepatuku"; "Sebenamya, kau makhluk bangsat belaka,/Sepatuku. Kau amat keparat Dan
laknat./ Mulutmu pun pantas disumbat..// Kau bahkan menghasut kakiku,
hingga/mereka tak akur dan tergesa. Aku heran,/bagaimana kau menyuap kepala sekolah/Sehingga ia mewqjibkanmu turut serta."
Penekanan bunyi menjadi karakter_
puisi A Muttaqin. Larik-larik seperti itu tddak mudah lahir dari cWam diri penyair yang tidak memiliki kecakapan berba-
hasa dan kehalusan perasaan terhadap hal-hal sederhana yang mungkin sering kita lihat sehari-hari.
Beberapa puisi A Muttaqin pada ju-
dul-judul aw^ dalam kumpulan ini begitu rimbun dengan metafora. Flora dan fauna menjadi metafora surealis dan
menjadi ornamen fantasi yang menghenyakkan, seperti pada "Sekuntum Rum":"Hujan melepas katak dan kim-
bang perdu./ Ada birahi,juga sepi yang berbaris/ dari telur-telur waktu. Langit
jadisuwung/sepertilesungpipimu://Pipi yang tak berpupur bianglala semu/atau
mad, sang penutup para rasul, sebagai "Maha Mahabbah." Nabi Muhammad,
sosok yang menjadi alasan terciptanya alam raya atau nur Muhammad, dimetaforakan dengan baik seperti petikan berikut, "Sebab semula, sebab segala yang membuat ini itu ada/ adalah ca haya.// Dan dia tumbuh bagai lentera pertama. Jauh Teramat/jauh, sebelum kelopak kun menyalin serat jasadnyct' (hal 42). Kecanggihan dan modifikasi semacam itu tampaknya menjadi kerajinan be berapa penyair dalam dekade inL Di antara mereka gemar menyalin teks asal yang tampak biasa-biasa saja menjadi teks yang lebih berkilauan. Puisi-puisi
sisa sayqp kupu-kupu./Seiy'a pun legam
mutakhir Indonesia memanfaatkan teks
dalam merah siam/ yang padam di bibirmu.// Lalu semut-semut merambat/
yang sudah ada ke dalam bentuk yang lebih indah. Tentu saja, ini bagian dari kreativltas yang tujuannya dimaksudkan
dari alismu ke alas mimpiki/'(hal 1).
untuk menafsir kembali rasa keindahan.
Pengaiaman transenden Puisi "Tetralogi" adalah puncak kum
pulan Tetralogi Kerucut. Namun, puisi ini memiliki empat subjudul, yaitu "Ketuban Cahaya","Api di Puncak Semak", "Sempalan Cinta", dan "Maha Ma-
habb^".Di sinilah tarapak keterampilan dan keija intelektual penulisan puisinya
Puisi "Tetralogi" ditulis dengan dua lirik dalam satu bait sebagaimana kaidah penulisan gurindam. Tipografi demikian tentu sudah dipersiapkan dengan ke-
jelian proses kreatif sang penyair. Melalui "Tertralogi", sejatinya A Muttaqin hendak mewartakan empat nabi yang
bergelar ulul azmi.Penyair mencipt^n metafora dengan simbol sedemikian rupa untuk melukiskan hal tersebut la "menyembunyikan" Nabi Ibrahim se-
bagai "Ketuban Cahaya": "Hatinya tergetar. itukah tuhan, tubuh tak teraran,/
labuhan bagi segala puji dan sembahan?//... ketika subuh menjemput semua pendarnya.// Hingga kedip ter-
akhimya./la meronta. Batal sudah/se gala duga. Fqjar pun pecah" Begitulah seterusnya,A Muttaqin memetaforakan "Api di Puncak Semak"
sebagai Nabi Musa, Nabi Isa sebagai "Sempalan Cinta," dan Nabi Muham-
Rasa keindahan yang kemudian melahirkan pengaiaman transenden. Inilah peijalanan spii'itual yang dihadirkan melalui puisi. Lebih dari itu, keindahan bentuk dan
pengalaman-pengalaman puitik yang di hadirkan dalam Tetralogi Kerucut bukan hanya pada tataran frasa, kalimat, dan kesatuan larik-bait, melainkanjuga pada tataran kecil seperti diksi. Penyair ini gemar memakai kata-kata yang asing didengar. Umumnya berasal dari bahasa daerah, seperti kintir, pisuhan,geronjal,jumbleng,peteng, merit, krikitan, punal, kreweng, wuku, cukul, dan turali. Ada juga yang berasal dari bahasa Arab,seperti toyibah dan hibbah. Pada tataran ini, A Muttaqin sesungguhnya telah melakukan dua hal, yakni memperkenalkan kata untuk bahasa In donesia yang nantinya bisa jadi termaktub dalam kaidah serapan. Kedua, diksi itu merupakan kesatuan puitik yang sengaja dihadirkan sebagai bentuk kosmologi estetika puisinya Ini sekaligus membuktikan kekayaan penyair ter hadap kosakata dan mendayagunakannya untuk kekuatan puitiknya. UMAR FAUZI BALLAH
Kritikus Sastra
BAHASA ASING-KEMAMPUAN BAHASA
Penguasaan Bahasa Asing Mahasiswa Sulawesi Lemah MANADO — Koordinator Per-
guruan Tinggi Swasta (Kopertis)
wilayah IX menyatakan keterampil.an mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS) di kawasan Sulawesi
cukup baik dan mampu bersaing. Sayangnya, keterampilan tampak masih lemah dari sisi penguasaan bahasa asing.
Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IX Hawignyo mengatakan, sudah saatnya bersaing dan mening-
katkan keterampilan berbahasa asing agar mampu bersaing dengan
negara di Asia Tenggara, bahkan ke belahan dunia lainnya. Hawignyo mengatakan, mengha-
dapi berlakunya kesepakatan pasar
bebas Masyar^at Ekonomi ASEAN (MEA), memang keterampilan sumber daya manusia di kawasan timur
Indonesia,terutama para mahasiswa, sudah cukup baik."Lembaga pendidikan di kawasan timur Indonesia
sudah cukup banyak dan berkualitas
sehingga dapat diandalkan," katanya,Rabu (10/12).
la mengungkapkan, perguruan tinggi tidak bisa mengabaikan kemampuan SDM,terutama mahasis
wa dari sisi bahasa asing. Keraampuan itu harus ditingkatkan, seperti keterampilan lainnya. Jika hal itu dibiarkan,-ia mengatakan,Indonesia akan dibanjiri tenaga kerja dari luar negeri.
Kemampuan berbahasa asing,
Hawln^yo mengatakan,harus menjadi prioritas di samping keterampil an. la berharap dengan kemampuan umum yang baik, ditambah dengan
berbahasa yang baik pula, dijamin
Rcpiiblika, 1 1 Dcscmbcr2014
saat MEA nanti,Indonesia akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Di tempat terpisah, Kopertis Wi
layah IX Sulawesi juga merintis kerja sama bidang pendidikan dengan Negara Federasi Rusia dan Republik
Belarus.Bertempat di Kota Makassar, saat ini tengah dipersiapkan rencana penandatanganan letter of intent antara Kedubes RI untuk Moskow
dan Kopertis Wilayah IX. Koordinator Kopertis Wilayah
IX Sulawesi Audi Niartiningsih me ngatakan, naskah keria sama itu ,
akan ditandatangani Dubes RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk
Federasi Rusia dan Republik Bela rus, Djauhari Oratmangim.Poin inti
kerja sama tersebut, Niratininpih mengungkapkan,kedua belah pihak bersepakat mengadakan kerja sama saling menguntungkan dalam pro-
mosi dan peningkatan intensitas hubungan pendidikan di kedua negara. Menurutnya, pihak kedubes akan membantu Kopertis IX menjajaki kerja sama dengan lembaga pen didikan dan penelitian pada bidang. teknologl serta bidang lainnya. Kerja sama tersebut, menurutnya, mem-
buka peluang berupa pertukaran mahasiswa dan dpsen. Termasuk, melaksanakan KKN atau KKLP dan
pengabdian kepada masyarakat di kedua negara.
"Peluang ini jangan disia-siakan oleh pihak PTS di daerah ini. Karena kerja sama itu bagian dari
upaya meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi MEA 2015," ujarnya. I antara ed:andi nur aminah
9
BAHASA INDONIISIA-ISTILAII DAN UNGKAPAN
ANDR^ MOLLER
Swafoto dan Dirian
Jikalau pembaca yang budiman berkunjung ke Borobodur atau Prambanan sepuluh tahun lalu, pembaca bakal melihat wisatawan sibuk mencermati relief-relief kuno dan dengan
teliti mendengarkan ilmu dan pengetahuan yang keluar dari mulut-raulut pemandu, guru, dan mahaguru. Rasa ketalguban
mengalami langsung kedua keajaiban kebudayaan Nusantara ini terasa kental. Ada rasa bangga bercampur dengan keheranan.
Tercenganglah para wisatawan tadi. Dan wajarlah hal tersebut Namun,kalau Anda berkesempatan mengunjungi kedua cagar
budaya pada saat ini, maka pemandangan yang menunggu Anda cukup berbeda. Sudah tidak ada orang yang berusaha menafsirkan relief-relief tadi dan jarang ada yang mendengarkan pemandu-pemandu. Pada zaman ini hal terpenting ketika mengunjungi candi,pantai,gunung pusat pertokoan,atau tempat
lain yang bisa dian^ap menarik adalah ambil selfie alias nge-selfie alias memotret diri dan kemudian menyebarkannya dalam berbagai media sosial bak virus.
Tentu saja masalali pemotretan diri bukan hal yang baru. Seniman terkemuka dari Belanda, Rembrandt, misalnya, berhasil melukis lebih dari seratus potret diri selama hidup dan ini teijadi pada awal abad ke-17. Seperti pada zaman sekarang para seniman kala itu juga memakai sejumlah "filter" untuk mempercantik dunia nyata dan tidak segan menyampaikan karyanj^a dalam bentuk yang barangkali agak lebih indah daripada aslinya. Temyata bukan saja wisatawan biasa yang lagi gemar melakukan kegiatan ini karena jemaah haji pun tidak mau ketinggalan. Di Tanah Suci sana ada ulama yang mengharamkannya dan ada pula jemaah yang menghalalkannya, dan bahkan menciptakan tagar
#hajiselfie di media sosial. Potret diri yang diambO beberapa saat sebelum atau sesudah shalat id juga bermunculan. Bukan tugas kita di sini untuk menUai kebiasaan semi-baru ini atau memberikan cap halal, haram, dan sejenisnya kepadanya
Yang pantas kita renungkan sejenak adalah istilah selfie itu sendiri. Kata berakar Inggris ini dengan sangat cepat mengakar di Indonesia, dan barangkali bahkan sudah dianggap bagian dari kosakata Indonesia. Namun,apakah ada altematif lain bagi yang lebih peka terhadap masalah kebahasaan?
Ada (setidaknya) tiga. Yang pertama adalah swafoto, sebuah istilah yang pemali muncul dalam koran ini juga. Kata ini, dengan awalan Sanskerta dan akhiran Yunani/In^ris/Belanda, terasa enak di lidah dan merupakan ciptaan baru (saya kira?) yang
kreatif dan mengmdonesia Kata swqfoto ini adalah kata benda, tetapi bagi saya agak susah membayangkan bagaimana kita bisa menciptakan kata keija yang terasa pas. Berswqfoto terasa mengada-ada dan mengambil swafoto mungkin kepanjangan. Sehari-hari orang mxmgkin akan mengatakan ngeswqfota Ba-
gaimanapunjuga,saippai sekarang saya tidak pernah mendengar orang memakai istilah swqfoto ini dalam bentuk apa pun.
Kompas, 20 Dcscmbcr 2014
BAHASA INDONESIA-KELAS KATA
SUPRIANTO AnNAF Staf Bahasa Media Indonesia
BILA bepergian dengan kendaraan
umum, Anda akan kerap menemui tu-
lisan 'Bayar sesuai tarif'. Kebanyakan tuiisan itu ditempel di dekat pintu atau
tempat atau lokatif, tetapi lebih menunjukkan suasana yang berkontras dengan kata siang. Sebaliknya,preposisi di berfungsi sebagai penan-
da lokatif: di meja, di kantor, atau di mana pun. Karena itu, konstruksi di malam hari mestinya diganti pada malam hari.
Begitu pula dengan gabungan kata terdiri dari. terpajang di kaca samping kiri-kanan kendaraan. Kata dari dipakai sebagai preposisi yang menun Maksudnya tentu mengimbau penumpang un- jukkan asal, seperti dalam kalimat Dia berasal
tuk membayar ongkos sesuai dengan tarif yang dari Bengkulu. Sebaliknya,gabungan terdiri dari berlaku. Apalagi, sebulan lalu memang terjadi tidak sama sekali menyinggung asal,tetapijustru penaikan harga BBM yang berefek senarai pada menyatakan perincian. Karena itu, konstruksi kenaikan lain, termasuk tarif angkutan umum. tersebut seharusnya berganti menjadi terdiri atas Ada seal bila tuiisan 'Bayar sesuai tarif' dikaji dan berasal dari. dalam hubungan sintaksis. Dalam rangkaian Bentuk gabungan tergantung dari juga mengitu semestinya disertakan kata tugas dengan gelitik untuk diurai. Kalimat Pemberantasan sehingga menjadi 'Bayar sesuai dengan tarif'. korupsi tergantung (dari) keberanian presiden Konstruksi kata sesuai dengan
menegaskan kesalahpakaian
merupakan pasangan majemuk yang dimunculkan bersamaan.
Lihat juga pada gabungan berikut:sesuflj perunyuk(seharusnya
Interpretasi lain hendak menunjukkan ongkos sudah
sesuai dengan petunjuk) dan se
naik dan penumpang harus
suai jadwal(seharusnya sesuai
mematuhi perubahan itu.
dengan jadwal).
gabungan kata itu sudah men
jadi biasa. Sekali lagi, kata dari harusnya menunjukkan asal. Dalam teks kalimat itu, semestinya kata tergantung berpasangan dengan pada:Pem berantasan korupsi tergantung
Begitu pula dalam perilaku semantis. Gabung pada keberanian presiden. an kata itu(juga disebutfrasa)menandai hubung Gabungan kata terakhir dalam tuiisan ini, an kesenaan atau cara. Artinya, pengguna jasa yakni buang sampah pada tempatnya, hendak angkutan diminta membayar ongkos dengan cara menunjukkan kekhilafan berbahasa yang kian yang berlaku saat ini. Interpretasi lain hendak menunjukkan ongkos sudah naik dan penum pang harus mematuhi perubahan itu.
berlangsung lumrah sehingga tidak disadari se bagai penyimpangan,tidak berlogika,dan kehru.
Sekali lagi hendak ditegaskan bahwa kata depan Kekhilafan menggunakan kata tugas seperti pada tidak menunjukkan tempat, yang tentu kasus tersebut sebenarnya kerap pula ditemui berbeda dengan preposisi di, ke,dan dari.Semes pada kesempatan dan bentuk lain. Lihat saja tinya wacana singkat itu tertulis buang sampah pada gabungan kata berikut ini: di malam hari, ke tempatnya. terdiri dari, tergantung dari, atau buangsampah Terakhir. Penulis hendak mengajak pembaca
pada tempatnya.
Untuk gabungan kata di malam hari,kesalahan
untuk menggunakan bahasa bayar sesuai de ngan tarif, membuang sampah ke tempatnya,dan
terletak pada tertukarnya kata depan pada de kurangi keluar pada malam hari walaupun itu j ngan kata depan di. Kata malam Udak mengacu tergantung pada niat diri sendiri. k —
Media Indonesia, 29 Descmbcr 2014
it*
A
Sebelum saya menemukan istilah swafoto tadi, saya sempat
merenungkan dan mengusulkan kata dirian sebagai pengganti selfie. Kata ini, saya kira, cukup mudah dimengerti dan bisa mendapat tempat dalam bahasa Indonesia. Namun,kata ini pun sebuah kata benda yang tidak begitu jelas bentuk kata keijanya. Mendirian kedengaran cukup aneh (setidaknya pada awalnya) dan ada risiko nanti bentuk ngedirian jadi yang iumrah dipakai.
Altematifketiga adalah potret diri dan memotret diri yang lama dikenal dalam bahasa Indonesia. Masalahnya, istilah ini seperti-
nya menggambarkan sebuah kegiatan yang ada sebelum keberadaan kamera digital dan dengan demildan tidak mehcerminkan perkembangan beberapa tahun terakhir.
Akhirulkata, sepertdnya paling wajar kita kembangkan awalan
svva- dan barangl^ juga awalan Sanskerta lain seperti mahO', misalnya, dalam bentuk maAoffuru tadi, yakni profesor. _ ANDRE MOLLER
1-
Pemlis Kamus Swedia-Indonesia, Indonesia-Swedia
f1
BAHASA INDONESIA -KOSAKATA
AMAN
SEANDAINYA sejumlah petugas keamanan, SENOGUMI^AJIDARMA*
polisi ataupun militer, muncul di depan pintu ru-
mah Anda sembari berkata, "Mari, ikut bersama kami,Saudara akan kami amankan," apakah Anda lantas akan sungguh-sungguh merasa aman?
Saya kira,setidaknya,seandainya pun Anda seorang manusia teguh beriman, Anda tidak akan merasa nyaman.
Sahib dibayangkan, sebagian besar orang bahkan akan mendapat perasaan sebaliknya. Bukan rasa aman,melainkan rasa lidak aman sepenuhnya!
Pertanyaannya,apakah makna kata aman telah diguna-
kan para petugas tersebut dengan keliru? Tidakkah seharusnya kata dasar yang digunakan adalah tangkap atau tahan?
_
,
1
j
Dalam diskusi, sangat mungkin akan muncul penda-
pat bahwa kata aman adalah suatu penghalusan atau eufemisme saja dari kata tangkap atau tahan tersebut. Sangat mungkin pula akan terdengar pendapat lain bah wa eufemisme dengan kata aman bagi yang se-
mestinya tangkap atau tahan itu bukan hanya merupakan kesalahan atau bahkan pelanggaran, melainkan sudah merupakan perusakan bahasa. Adalah ironis jika pe-
ngertian diamankan akhirnya justru menjamin berlangsungnya perasaan tidak aman.
Nah, benarkah petugas keamanan itu telah berbahasa secara keliru? Ka-
lau kita tengok Kamus Besar Bahasa In donesia,ternyata petugastersebutsama sekali tidak keliru,karena terdapat lema
mengamankan yang di antara banyak artinya termasuklah: "menahan orang yang melanggar hukum demi keamanan umum dan keamanan orang itu dari kemungkinan tindakan main hakim sendiri"(Pusat Bahasa,2008:47).
Sedangkan dalam Tesaurus Bahasa Indonesia,ternyata arti mengamankan memang tegas-tegas termasuk: membekuk, memegang, menangkap, mencekal, menciduk, mencomot, menyergap,meringkus(Endarmoko,2006;19). Ternyata para petugas itu tidak keliru, arti mengaman kan memang antara lain menangkap. Apakah dunia sudah terbalik? Saya merasa waswasjuga ketika membayangkan seandainya perasaan dan penalaran yang tampaknya cu-
kup sehat dan masuk akal tentang ironi kata diamankan tadi itulah yang ternyata keliru!Betapapun saya belumbisa menerima bahwa kata mengamankan memang secara resmi"boleh" memberi perasaan tidak aman.
Namun,jika asal-usul perasaan tidak nyaman terhadap kata diamankan atau mengamankan ini dilacak kemba-
li, ternyata kalimat "menahan orang yang melanggar hi^ kum" itulah yang s^etiilnya menjadi mjsalah: rasa tidak
Tempo, 1 Descmber 2014
1_2^
nyaman munculjika yang ditangkap atau ditahan sama sekali bukan pelanggar hukum. Bukan bahasanya yang salah, melainkan bahwa pengertiannya-pernah terlalu se-
ring-diterapkan kepada orang yang tidak bersalah, sehingga makna diamankan dan mengamankan pun lantas menjadi persoalan.
Maka saya pun sahih jika sebelumnya menduga pengertian "aman yang tidak aman" itu merupakan produk kekuasaan, yang begitu berdaya sehingga makna dalam kamus
pun bisa diubah atau ditambahinya. Secara teoretis, hal itu memang dimungkinkan berdasarkan konsep makna dalam ilmu pengetahuan budaya: makna adalah obyek kajian, bu kan sesuatu yang sudah selalu sudah ada sebelumnya.Jadi, makna tidak perlu diandaikan sudah berada di dalam sesua tu, karena makna adalah hasil komunikasi, merupakan pro duk kebudayaan(Hartley dalam O'Sullivan et.al,1994:174). Ini berarti terdapat pergulatan antarwacana dalam konstruksi makna suatu kata, dengan bekerjanya berbagai faktor determinan dalam sirkulasi kuasa, se hingga dari saat ke saat malcna suatu kata pun
berproses. Dalam sirkulasi kuasa itulah fak tor seperti lembaga pendidikan, agama, media, negara, regulasi, dan lembaga militer menyodokkan wacana dalam pro ses hegemonisasi.Bukankah dalam berbagai kamus besar sering kita temukan arti dari suatu kata yang sepanjang se-
jarah bisa berubah atau bertentangan, bahkan tak jarang sudah tidak dipergunakan lagi?
Pengertian diamankan yang tidak memberi rasa aman ini pertama kali saya
dengar pada 1978, ketika Rendra ditahan se-
telah pembacaan puisi-puisi kritik sosialnya di Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki,Jakar
ta, dilempari bom asap, dan Sudomo, seorang pe-
tinggi keamanan Orde Baru, berkata bahwa, "Rendra di amankan." Namun saya salah jika mengira peristiwa itulah
yang telah mengubah atau menambah arti diamankan atau mengamankan dalam kamus. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lebih tua, mengamankan sudah berarti, antaralain:"menyerahkan(menitipkan)supaya selamat, me-
nahan dalam penjara, dlsb"(Poerwadarminta,1966:35).
Barangkali ini memang bukan berarti kekuasaan sudah lebih lama lagi mempermainkan makna aman,melainkan
betapa sudah cukup banyak orang tidak bersalah ditahan karena dikhawatirkan mengganggu keamanan, dengan
memanfaatkan arti kata yang memang terdapat dalam ka mus: mengamankan = menahan, menangkap, memenjarakan.9 •IWARTAWAN PANAJOURNAL.COM
15 BA?IASA INDONESIA-KOSAKATA
SAMSUDIN BERLIAN
Miskin
Sebelum dikooptasi pemasar dari dunia limpali-ruah bernama Amerika, Natal adalah tentang kemiskinan, bukan
urusan hadiah kindong berbungkus blingbling.Semua kisah Natal Alkitabiah bertema kemiskinan, tiada pesta, dan jauh dari
meriah. Keluarga muda di tengah peijalanan yang tak punya uang
cukup untuk menyewa kamar sehingga terpaksa bermalam di kandang.Bayi baru lahir yang ditidurkan di dalam tempat minum
lembu sapL Gembala yang meronda di padang menjaga kambing domba dari maling dan binatang buas. Bahkan, cerita pencarian panjang orang kaya yang beijalan janh dari timur membawa bingkisan mahal toh berpuncak pada kebingungan dan kekagetannya bahwa Sang Raja baru temyata tak ditemukan di dalam istana mewah.
Di tengah Indonesia yang memakmur, separuh penduduk masih hidup dalam kemiskinan. Bagi mereka, masa depan adalah harapan dan bukan rencana. Namun, dari mana kita tahu bahwa memang ada "separuh" yang miskin? Yang bilang separuh itu Bank Dunia. Negara bilang bukan separuli, tetapi kira-kira 12
persen. Hitungan Program Fembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa sekitar 16 persen. Kalau mau,anda bisa bilang, dengan argumen sahih pula bahwa penduduk Indonesia 90 persen miskin, misalnya, dengan mengikuti standar suatu negeri kaya di Eropa Bagian Barat.
Mengapa bisa demikian? Miskin tak memiliki standar aiamiah.' Walaupun sampai tahap tertentu garis kemiskinan bisa ditentukan berdasarkan perhitungan dan analisis berbagai disiplin ilmu,
pada akliimya penentuan itu bersifat politis, dengan kata Iain, mana suka. Miskin adalah konsep penilaian lebih daripada
konsep keadaan; dan penilaian sosial lebih daripada penilaian diri. Bisa teijadi perbedaan penilaian terhadap suatu keadaan. Harta yang dinilai sangat berarti di satu tempat bisa kurang bemilai di tempat lain. Bisa pula teijadi konflik antara penilaian sosial dan penilaian diri. Orang yang dianggap miskin merasa kaya. Orang yang dipandang kaya merasa miskin.
Orang miskin, kata suatu definisi berlingkar yang sarat makna, adalah siapa saja yang dianggap miskin oleh tetangga-tetangga-
nya Apabila anda sekeluarga (istri suami dan dua anak) berpenghasilan total 1.900 dollar per bulan di Ametika, kalian berempat secara resmi miskin. Tetan^a berkasihan. Dengan penghasilan serupa di Nusantara, menurut konversi paritas daya beli, Rp7juta, anda sekeluarga hidup lumayan nyaman. Tetangga agak iri.
Miskin adalah alat musik tiup. Maaf,salah buka kamus Inggris. MQn\im\.IQimusBesarBahasa Indonesia, miskin(Arab)atau pqpa
(Sanskerta)sama saja, berarti 'tidak berharta','serba kekurangan
(berpenghasilan sangat rendah)'. Kira-kira seperti itu juga makna miskin dalam kamus pada umumnya pada bahasa apa saja. Perhatikanlah bahwa harta, kurang, dan rendah adalah lata-kata yang bersifat subjektif.
Kompas, 27 Dcscmbcr 2014
'
^Pembuat kebijakan yang prihatin dengan kehidupan or^g miskin bersusah-payah berusahamerumuskan definisi kemiskinan sebagai patokan objektif yang bisa diukur dengan setepat-
tepatnya, tidak mengandalkan penilaian atau pendapat yang bergantung pada perasaan orang. Tanpa itu, raereka tidak akan tahu siapa saja yang termasuk miskin.Dan kalau demikian,bagaimana mereka tahu apakah suatu kebijakan berhasU atau gagal me-
merangi kemiskinan? Kaiau mengandalkan perasaan orang saja, jangan-jangan hasil survei akan membuktikan bahwa 99 persen orang raengakUJuiskinrapalagLyarig bertanyajiela^afr-pajak.-fih, pegawai Kantor Statistik.
,
Adalah Mollie Orshansky,perempuan ekonom dan statistikus,
pegawai negeri Amerika yang pada 1960-an mengemban^can kriteria garis atau ambang kemiskinan,dengan penghitungan rumit berbagai harga barang kebutuhan hidup, untuk kepentingan administrasi pemerintahnya dalam menentukan kebijakan untuk membantu orang miskin. Sistemnya sejak itu dipakai di manamana sambil terus-menerus diperbaiki, disesuaikan, dan diutakatik menurut kebutuhan dan kepentingan lokal dan zaman.
Selain miskin ekonomi dan sosial, ada pula miskin jiwa. Itu
urusan penjiwalah. Miskin ilmu? Mari para guru. Miskin rohani? Sila perohani. Bulan ini, bagi banyak orang,tanpa perlu berpesta di Hotel Miskin bintang empat yang bersejarali di Walp,bematal ria dalam kemiskinan ekonomi adalah juga kekayaanjiwa dan kelimpalian rohani. Selamat Natal. SAMSUDIN BERLIAN
Penggumul Semantik
BAHASA INDONESIA-KOSAKATA
Yang Memanjat itu hanyaBeruk Fakhrunnas ma Jabbar Dosen Universitas Islam Riau, Pekanbaru
BANYAK cara dilakukan seseorang untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan saat memulaipidato. Salah satu kalimat yang cukup dominan seperti
ini: "Marilah kita sama-sama memanjatkan syu
kur kepada Tuhan Yang Mahakuasa." Kebiasaan menggunakan kata memanjatkan tentu sebuah kesalahan yang sulit disadari. Apalagi kalimat pembuka pidato tersebut sudah bagai tradisi. . Pujangga H Soeman Hs, pelopor cerpen mo
munajat diartikan sebagai 'doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dsb'. Di dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari terutama berkaitan dengan pelafalan
kata selalu terjadi bias. Kata memunajatkan saat dilafalkan dapat didengar sebagai kata memanjatkan.Apabila peristiwa itu berlangsung terus-menerus, terjadilah 'pembenaran' kata tersebut. Inilah sebenarnya yang terjadi dalam
pernyataan kalimat pembuka pidato tadi. Sebenarnya penggunaan kata memanjatkan untuk urusan bersyukur kepada Tuhan bisa saja dimaafkan. Di dalam gaya ba-
dern Indonesia yang sejak lahir
hingga wafatnya berkiprah di Tanah Melayu, Riau, kampung
asal usul bahasa Indonesia, sudah lama mempersoalkan
.
' tl/ saai oaf jatKan Kata memunajatkan saat dilafalkan dll3Talkan dapat Q at didengar sebagai kata memanjatkan. lemanjatkan.
penggunaan kata memanjat. Menurut Soeman,ketika mengasuh acara Seluk-
metaforabanyak dan eufemisme sebagalmana ditemu-
Ran dalam kalimat puisi, rasa syukur itu boleh saja dipanjat-
kan. Namun,seperti yang dipersoalkan Soeman Hs,kata memanjatkan itu lebih
lazim digunakan untuk perbuatan atau tindakan beluk Bahasa Indonesia di stasiun RRI Pekan baru, penggunaan kata memanjatkan pada'me 'menaiki' suatu pohon baik yang dilakukan hemanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa' wan (baca: beruk) maupun manusia. Oleh sebab itu, marilah kita mengingatkan tidak tepat dan tidak pantas. "Yang memanjat itu hanya beruk." Tradisi orang-orang kampung siapa pun saat berpidato agar lebih tepat meng di Riau memang selalu memanjatkan beruk di gunakan: "Marilah kita memunajatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa." Apalagi, hal itu pohon kelapa untuk memetik buahnya. Namun kritik itu hampir tak bergema. Pada- berkaitan dekat dengan urusan memperhambahal, bila diselisik lebih jauh, penggunaan kata kan diri kepada Tuhan yang dipandang bernilai sakral dalam kehidupan. memanjatkan itu memang tidak tepat. Apabila ingin menghindari kesalahan dalam Menurut pendapat penuiis, kata memanjatkan yang dikaitkan dengan rasa syukur kepada Tu menggunakan kata memunajatkan tersebut. le han lebih dipengaruhi kekeliruan mendengar
bih baik pakai kata mengucapkan, menyampai-
ucapan. Pada awalnya,kalimat pembuka pidato itu berbunyi begini:"Marilah kita memunajatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa." Dalam
kan, mempersembahkan, atau menyatakan. Hal itu terasa lebih pas bila dikaitkan dengan ukuran kepantasan saat berpidato.Jangan biarkan keke
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
liruan berbahasa terus berlaniut.
Media Indonesia, 14 Dcsembcr2014
16 BAHASA INONESIA-LAFAL
Pukul Kosong Kosong Titik Kosong Kosong E Zaenal Arifin
Pengamat Bahasa, Universitas Indraprasta PGRI
JUTAAN pemirsa televisidiseluruhIndone
dan kesastraan termasuk ke kelompok pengem bangan bahasa. Pembinaan bahasa adalah upaya pemasya- •
rakatan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sia menyimak dengan saksama pengu- kepada segenap lapisan masyarakat.Pembinaan muman pemerintah tentang pengalihan dilakukan melalui penyuluhan dan penataran subsidi BBM ke kegiatan produktif, yang bagi berbagai kalangan, seperti siswa, mahadisampaikan langsung oleh Presiden Joko Wido- siswa, pegawai pemda, para lurah, para camat, hakim, dan para jaksa. do pada Selasa;18 November 2014 pukul 20.00. para Peserta penyuluhan bahasa dari berbagai ka Pada detik-detik yang sangat mendebarkan
jantung warga bangsa Indonesia itu, Presiden langan tersebut diajak para penyuluh bahasa mengatakan, "Harga BBM baru akan berlaku untuk melafalkan kata yang benar, misalnya pada pukul kosong kosong titik kosong kosong lafal yang benar bagi nomor telepon adalah nol —
pada hari Rabu, 19 November 2014."
Pasal 41 ayat (1)'Undang-
Bilangan dilambangkan dengan
delapan satu lima satu enam dua dua delapan lima lima, dan bukan kosong delapan satu lima satu enam dua dua
Undang Bahasa' (yang saya maksud 'Undang-Undang Ba hasa' ialah Pasal 25 sampai
angka dan dilafalkan
delapan lima lima. Bilangan
nol, saw, dua, tiga,
dilambangkan dengan angka
dengan Pasal 45 Bab III UU RI
dan seterusnya.
No 24/2009 tentang Bendera, Bahasa,Lambang Negara,serta
dan dilafalkan nol, satu, dua,
tiga, dan seterusnya. Sementara itu, kata kosong merupa-
adjektiva atau kata sifat yang beroposisi Lagu Kebangsaan)berbunyi,'Pemerintah wajib kan dengan adjektiva penuh,seperti dalam kalimat mengembangkan,membina,dan melindungi ba gelas minum ini kosong karena airnya tumpah; hasa dan sastra Indonesia agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan sementara gelas yang satu lagi penuh karena bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara se- airnya belum diminum. Berdasarkan ketentuan itu, Presiden Joko suai dengan perkembangan zaman'. Widodo saat pengumuman penaikan harga Pengembangan bahasa adalah upaya unBBM seyogianya mengatakan,"Harga BBM baru tuk membuat kodifikasi bahasa, yang mela-
hirkan berbagai buku acuan kebahasaan dan akan berlaku pada pukul nol nol titik nol nol kesastraan, seperti Tata Bahasa Baku Bahasa pada hari Rabu,19 November 2014." Alasannya
yang menandai waktu ialah bilangan nol yang purnakan,dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. beroposisi dengan bilangan satu, dua, tiga, dan Penyusunan 'Undang-Undang Bahasa' dan bilkan ajektiva kosong yang berlawanan dengan
Indonesia, Pedoman Umum Ejaanyang Disem-
kegiatan peneliiian aspek-aspek kebahasaan adjektiva penuh.
Media Indonesia, 12 Descinber 2014
BAMASA INDONESiA-PBLAJAIlAN UNTUK ORANG ASING
Mahasiswa UNY|
iadiTutor"BIPA"f ^
Kampus Universitas Negeri 1)agi mahasiswa asing tersebut. Peran - R tutor BIPA adalah memberikan layanan Yogyakarta (UNY) memiliki yang baik di bidang akademik kepada kantor Urusan Internasional mahasiswa asing, scperti belajar bahasa Indonesia,sedangkan peran student
dan Kemitraan (KUIK), yang menaungi berbagai urusan dan
volunteer adalah memberikan layanan
kerjasama bidang di pendidikan
yang baik di bidang non akademik, seperti "global culture festival."
serta non pendidikan, baik dalam negeri maupun luar
Namun,agenda capacity building ini ditujukan untuk tutor BIPA dan
negeri. Di dalam negeri,
UNY setalu mengembangkan ^ student volunteer, sebagai upaya up-grading, serta memperbaharui kerjasamanya dengan sekolah. semangat dalam menjalankan tugasnya. universitas, lembaga sosial Agenda ini diselenggarakan Jumat pagi
masyarakat, serta perusahaan.
sampai Sabtu sore, 5 dan 6 Desember
Hal ini dillkukan untuk
2014,dengan lokasi di Rektorat
mengembangkan jaringan
UNYdanDesa
Wisata Bleberan,
informasi serta memberikan
Gunungkidul. Agenda di Rektorat
kesempatan mahasiswa UNY untuk menyalurkan potensinya.
Sedangkaii diluar negeri,
UNY meliputi materi "public relation"
dan etika pergaulan yang disampaikan
UNY mempunyai peran
yang medunia dengan
oleh Lusi Lukita
semboyan "on the move to the World Class University",
(Professional MC/
dengan upaya mengembangkan
PR)yang membahas bagaimana seorang
jaringan informasi secara global serta
individu dapat
berkontribusi di era globalisasi, melalui
menempatkan etikanya dengan baik,serta dapat
kerjasama internasional dengan universitas terkemuka di dunia.
Melalui kerjasama dengan universitas
di luar negeri, UNY selalu menerima mahasiswa asing dari berbagai negara
menjaga hubungan
nyaman dengan I
memperhatikan
I untuk menunjukkan eksistensinya
public relation.
: secara mendunia. Untuk inensukseskan
Materi selanjutnya
Hal tersebut, UNY mempunyai berbagai
'program untuk mahasiswa asing dengan bantuan, inahasiswanya.
adalan "Cross Culture
Understanding" ■ (CCU)yang
Maiiasiswa inilah yang akan menjadi
disampaikan o|ph
.j
tutor Bahasa Indonesia bagi Penulur
Suwarsih Madya
f
Asing(BIPA)dan "student volunteer"
(Wakfl Rektor IV ,
Kedaulatan Rakyal, 9 Desember 2014
BAHASA INDONESIA-PEMAKAIAN
Bahasa
Menunjukkan Bangsa MENURUT pendapatsaya, kan kata oke daripada Tjaiklah'. Dalam
makna rangkaian katakata di atas men^ambarkan budaya, tatakrama dalam arti luas termasiik kemampuan penalaran
suatu bangsa secara umum. Setiap membaca karya tulis mitra kenthel sa
lakalantas dan bencana alam misal-
nya, di media cetak selalu saya baca rangkaian kata luka serins'. Mer^apa tidak memakai bahasa In donesia 'luka parah'? Padahal secara barfiah kata'serius'beiTQakna'berpikir
ya,dimas AMoersantoso seperti di Pi-
sungguh-sungguh///iowgAi/ii/, sama
kiran Pembaca Kedaulatan Rakyat (9/12) selalu saya merasa bergelar
sekali b\ikan mam-main/no/playful.
MBACmasih belum apa-apa).
Menurut saya, inti pendapat beliau
Sering saya lihat tulisan spacefor rent diruang iklan baliho. Secara nalar karena rangkaian kata penawaran itu
tertera pada objek yang ditawarkan kata space tidak perlu dicantumkan.
dalam tulisan di atas sangat tepat makna bahwa kita lebih merasa ber-
gengsiAmtelek bila menggunakan kosakata bahasa asing. Para politisi kita le bih suka menggunakan kata signifi cant padahal ada istilah 'sangat penting' dalam bahasa Indonesia, juga lebih suka(gei^,g^ah?)mei^una-
Akhirul kalam, ajakan saya, marilah kita gunakan bahasa Indonesia yang
Kedaulatan Rakyat, 21 Dcscmbor 2014
benar dan cermat. □ - s
FS Heirtorw, Purwosari RT 004 RW059Sinduadi Sleman, Yosyakarta 55284. HP 081328855007.
BAHASA INDONESIA-PEMAKAIAN
Indonesia
Diwajibkan dalam MEA BADAN Pengembangan
dengan Menteri Ketenaga-
dan Pembinaan Bahasa
keijaan terkait pelaksanaan UKBI bagi para pekerja asing
Kemendikbud atau Badan
Bahasa mendukung pemerintah untuk menyukseskan
itu," cetus Yeyen.
perdagangan bebas di ka-
Bahasa bakal memfasili-
wasan Asia tenggara atau
tasi pengajaran bahasa In
Kedua, kata Yeyen, Badan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
donesia bagi penutur asing.
(MEA)pada 2015. "Kami dukung MEA 2015
Pekerja asing bakal difasilitasi dengan kelas belajar
dengan sejumlah langkah untuk memasyarakatkan bahasa Indonesia," ungkap
•program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Kepala Pusat Pembinaan
dan Pemasyarakatan Badan
Bahasa Yeyen Maryani di
bahasa Indonesia melalui
Dengan langkah itu, ujarnya, pemerintah memagari
Sentul, Bogor, kemarin.
dalam seleksi tenaga kerja asing yang ingin masuk ke
Menurut Yeyen, langkah itu antara lain pihaknya
Indonesia. "Artinya ini sangat baik sebagai saringan.
kini tengah menyiapkan uji
Jangan serta-merta mereka bekerja di sini tanpa mempe-
kompetensi bahasa Indo
nesia (UKBI) untuk pekerja
lajari bahasa Indonesia yang
asing yang mau masuk ke
jadi bahasa negara kita,"
Indonesia. "Mereka yang
paparnya.
bekerja di sini kami wajib-
Hal itu pun, jelas Yeyen, sebagai upaya pemerintah
kan bisa berbahasa Indo
nesia, seperti kalau orang
untuk menasionalisasikan
mau bekerja atau studi ke luar negeri. Maka itu, Ke
sekaligus menggaungkan bahasa Indonesia menjadi
pala Badan Bahasa tengah
bahasa internasional atau
mengadakan pembicaraan
bahasa dunia.(Bay/H-2)
Media Indonesia, 12 Desember 2014
20
BAMASA INDONESIA-PEMAKAIAN
KONTEKS
SEORANG teman merasa perlu mengusulkan kata UUSUHARDI*
baru: tau. Kata itu dibuat sebagai pengganti tahu dalam arti "mengerti", agar berbeda dengan tahu
sebagai "makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak". Menurut dia, pemakaian tau sudah raeluas dan menglkuti pelafalan(Bagja Hidayat, ikelaSelasa,2014).
Seorang teman lain menyarankan menghidupkan lema helah untuk membedakannya dengan helat(Kurniawan,"Perhelatan, Dihelat, Menghelat", Tempo, 20-26 Oktober 2014). Jadi, menghelah berarti "menipu" dan berhelah bermakna
"berdalih", sementara menghelat sama dengan "menyelenggarakan". Dengan begitu,helat tidak iagi bermakna ganda seperti yang tercantum dalam Kamus %esar Bahasa Indone sia(2008).
Dalam hal helat dan helah, saran itu bolehlah
dipertimbangkan. Sebab, kata helah memang hidup dalam bahasa Melayu Malaysia, setidaknya tercantum dalam Kamus Dewan
(2007), dengan makna "muslihat", "tipu daya",atau "dalih".
Lain halnya untuk kata tau. Seandainya tau diterima sebagai lema baru,kon-
sekuensinya sangat besar. Kepanjangan
IPA dan IPS akan menjadi "ilmu pengetauan alam" dan "ilmu pengetauan sosial", misalnya, sementara fakultas ilmu
pengetahuan budaya mesti diganti menja di "fakultas ilmu pengetauan budaya".
Terlepas dari konsekuensi itu, sesungguhnya bahasa Indonesia-seperti bahasa
pada umumnya-memiliki kata-kata yang mengandung makna ganda. Kata yang sama lafal dan ejaannya tapi berbeda maknanya,seperti tahu,dalam li-
nguistik disebut homonim. Contoh lain yangbiasa kita gunakan sehari-hari adalah kata hak dalam "hak asasi" dan "hak
sepatu".Juga kata bisa yang bermakna "racun"dan yang bersinonim dengan "dapat".
Selain itu, ada homograf, yakni kata yang sama ejaannya dengan kata lain tapi berbeda lafal dan maknanya. Misalnya teras. Teras yang "e"-nya dilafalkan dengan "e" pepet,seper ti "berat" dan "lempat", bermakna "yang terpenting" atau "yang terbaik",seperti pada frasa "pejabat teras".Sedangkan teras dengan "e" taling, semacam "sepak" dan "belok", ber arti "tanah atau lantai yangagak tinggi di depan rumah"atau "halaman".
Ada pula homofon, yaitu kata yang sama lafalnya dengan kata lain tapi berbeda ejaan dan maknanya. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah sangs'i("bimbang")dan sanksi("hukuman"),Juga masa dan massa. Homonim pun dapat kita temukan pada kata turunan. Mengurus,misalnya,bisa turunan
Tempo,22 Descmber 2014
21
darikata dasar"urus",dapat pula bentukan dari"kurus".
Bagaimana kitabisa tahu mengurus itu turunan dari"urus" atau "kurus"? Kontekslah yang membantu kita. Mengurus dalam kaiimat"Tubuhnya mengurus" tentu turunan dari"ku rus"(menjadi kurus). Sedangkan mengurus dalam "Dia rajin mengurus tubuhnya'-bersinonim dengan "merawat"-pastilah bentukan dari"urus".
Jadi, makna kata selalu bergantung pada konteksnya. Tak akan timbul kebingungan pada pengguna bahasa karena se lalu ada konteks untuk kata. Kata kepala dalam kaiimat "Ke-
pala saya mau pecah rasanya" berarti bagian tubuh di atas leher. Sedangkan dalam kaiimat "Dia menjadi kepala kelompok hitam", kepala bermakna "pemimpin" atau "ketua". De ngan konteks,kitajuga dapat membedakan makna mencuri bola di pasar swalayan dengan mencuri bola dalam pertandingan sepak bola.
Begitulah. Konteks membantu kita mengenali makna denotasi dan makna konotasi.
"Dia memelihara beberapa ekor kambing hitam" bermakna denotasi karena yang
dia pelihara memang hewan kambing. Sedangkan kambing hitam bermakna konotasi dalam kaiimat "Dia dijadikan
kambing hitam" karena berarti "orang
yangdijadikantumpuankesalahan". Ada makna konotasi negatif dan ada makna konotasi positif. Dalam bahasa Indonesia, hitam berkonotasi negatifdan
putih berkonotasi positif. Orang yang tak memahami makna konotasi dalam bahasa
Indonesia, misalnya,akan menganggap peng-
usaha hitam sebagai pengusaha berkulit hitam.
Karena Itu, tak ada yang salah sebenarnya dalam frasa kampanye hitam(Rohman Budijanto, "Istilah Kam-
panye Hitam yang Salah Kaprah", Tempo, 9-15 Juni 2014). Kampanye hitam bukanlah terjemahan dari black campaign, seperti halnya kambing hitam bukan terjemahan dari black goat. Maknanyaberbeda-beda. Maka makna tak bisa menguasai kata. Kamuslah yang
membantu kita paham bahwa makna tidak dapat memonopoli kata. Dari kamus niscaya kita tahu bahwa pada umum-
nya kata tak bermakna tunggal-dan bahwa makna kata sela lu mengikuti konteksnya. Bahkan sebuah kata bisa punya lebih dari satu kelas. Mengenai, misalnya, dapat berkelas kata
verba("tepat mengenaisasaran"),bisa pula menjadi preposisi ("pembicaraan mengenai hal itu"). Namun,sembari mencuaikan kamus,jika tahu bahwa kon
teksnya adalah pelesetan ala Srimulat,kita dapat memahami kaiimat ini:"Berikutkan kami tampilnya suatu hil yang mustahal."• •I REDAKTUR BAHASA TEMPO
22
BAHASA INDONUSIA-PEMAKAIAN
Perihal SPG IFariz Alniezar
itu merupakan pukulan telak yang membuat
iDosenSTAINU Jakarta
saya tidak saja pening dan mimisan dibuat oleh-
DIMinggu pagi yang cerah selepas
saya memberi perkuliahan kelas nonregular, seorang mahasiswi dengan
tergopoh-gopoh menghampiri saya. "Pak, ada waktu sebentar?" dia melontarkan suaranya kepada saya.
"Oh,iya,ada.Ada yang bisa saya bantu?"jawab saya serius kepadanya. "Maaf, Pak, selama ini saya tidak pernah
nya,tapi juga melumpuhkan semangat saya yang
selama ini optimistis bahwa membudayakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sekaligus enak ialah hal yang tidak mustahil.
Betapa tidak? Dalam percakapan singkat saya dengan mahasiswi tersebut yang berlangsung hanya sekitar 5 menit, sudah saya jumpai bermacam-macam bahasa tidak jelas yang me-
nyusup begiiu saja ke dalam bahasa sehari-hari. Weekdays, weekend, SPG, owner.
Padahal,jika kita disiplin dan teliti mengguna mengikuti perkuliahan Bapak karena kesibukan kan bahasa Indonesia yang baik, sesungguhnya kerja jadi SPG dan lerkena kebijakan baru dari semua kata tersebut dengan mudah kita temukan owner perusahaan." padanannya dalam bahasa Indonesia,kecuali kata "Kebijakan baru apa itu?" "Iya, Pak. Jadi, liburnya dua hari, satu di SPG.Kata weekdays sepadan dengan hari aktif, bisa juga diartikan tengah pekan,kata weekdays dan satunya lagi di weekend."
Singkat hikayat, mahasiswi itu menjelaskan kepada saya mengapa selama ini ia jarang sekali masuk. Dari penjelasan
itu saya paham bahwa dia sibuk bekerja dan tidak bisa mengelak dari kebijakan baru pemilik perusahaannya yang memberi-
weekend sepadan dengan akhir
Jika kita disiplin dan teliti menggunakan bahasa Indonesia yang baik, semua kata Itu dengan mudah kita temukan padanannya dalam bahasa Indonesia, kecuali
pekan, owner sepadan dengan pemilik perusahaan. Untuk SPG (sales promotion
girl), memang belum ada Catal an dari Badan Bahasa untuk memadankan lema itu. Namun,
itu bukanlah jadi alasan bagi kita
untuk tetap berkukuh menggu kata SPG. nakan istilah asing tersebut. nya libur dua hari. Pertama di Lema SPG tersebut bisa kita padankan dengan salah satu hari di akhir pekan dan satunya lagi gadis promosi atau gadis penjual barang. Ya, di tengah pekan atau hari aktif. Yang membuat saya mengernyitkan dahi dan memang terasa aneh, ganjil, dan kaku di lidah
serasa ingin membenturkan kepala saya ke tembok ialah apakah mahasiswi saya itu tidak
saat pertama kali kita mengucapkannya. Namun,
sadar bahwa ia sedang berbicara dengan dosen bahasa Indonesia yang selama ini diamanati un-
bahasa persatuan kita di tengah rongrongan serta jajahan bahasa-bahasa asing?
tuk menjadi penjaga gawang serta satpam agar
Kasus yang terjadi pada mahasiswi saya ter sebut sangatlah mungkin disebabkan juga oleh
mahasiswa-mahasiswi itu berbahasa Indonesia
dengan baik, benar, dan juga enak? Ada semacam perasaan campur aduk hinggap di benak saya. Sebagai dosen pengampu bahasa
bukankah itu akan lebih baik bagi kelangsungan
virus selebritas negeri ini yang gemar mencam-
puradukkan bahasa. Contoh besarnya sebuah ikian minuman suplemen 'Bukan PHP' dieja
Indonesia,sayamerasakankejadianminggupagi menggunakan ejaan Inggris. Amboi!
Media Indonesia, 7 dcsember 2014.
BAHASA rNDONESIA-SINONIM DAN ANTONIM
KATA BERSiNONIM DAN KONTEKS KALIMAT
Hampir semua bahasa di dunia ini memi-
liki kata yang bersinonim atau makna-
nya hampir mirip. Demikian
juga bahasa Indonesia. Banyak sekali kata yang bersinonim antara satu dan lainnyaj\mbil contoh kata diselenggarakan,
dilangsungkan, dan dilaksanakan.
Meski maknanya hampir mirip, pemakaiannya sangat
bergantung pada konteks kalimat. Sayang tidak semua orang awas dengan konteks kalimat
kan atau diselenggarakan. Pilihan kata lain yang dapat menggantikannya adalah dilakukan. Sementara pada kalimat
kedua, kata dilangsungkan da pat digantikan dengan diseleng garakan atau dilaksanakan. Oleh karena itu, meski se-
jumlah kata bersinonim, pe makaiannya belum tentu sama. Kita mesti memperhatikan dan merasakan dulu kon
teks kalimat yang ada karena akan berpengaruh pada nuansa kalimat. S(Yoyok Prima Maulana)
sehingga kadang pemakaian kata-kata yang bersinonim jadi kurang tepat. Perhatikan contoh berikut.
(1) Operasi usus buntu tersebut dilaksanakan oleh tim dokter asal Amerika Serikat.
(2) Upacara penunman bendera
dilangsungkan di kantor kelurahan.
Pada kalimat pertama, kata dilaksanakan tidak dapat di-
gantikan oleh kata dilangsung
Intisan,No. 627 Desember2014
"■
UNY), yang membahas pergaulan
komunikasi yang disa mp^Kan"olelfThg
inlernasional.
Satoto,senajti, outbond, tracking, body rafting, dan presentasi hasil diskusi.
Sedangkan agenda di Dcsa Wisata Bleberan meliputi sarasehan, diskusi, homestay, materi icntang pemahaman
•(adi)
BAHASA MELAYU-I>BMAKATAN
KOMUNiKASt ANTARBANGSA
Bahasa Melayu Terkendala Geopolitik BATAM, KOMPAS - Upaya mewujudkan bahasa Melayu sebagai bahasa kawasan Asia Tenggara masih terkendala faktor-faktor geopolitik dan ekonomi, ter-
adakan Persatuan'Wartawan In
donesia,di Batam,Kepulauan Riau, Jumat (12/12). Seminar dibuka Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, dengan pemutama terkait sentiraen antara bicara Abdul Malik(dosen KeguIndonesia dan Malaysia Padahal, ruan dan Kependidlkan Univerpenutur utama bahasa Melayu sitas Maritim Raja Ali Haji Tanjustru berada di kedua negara itu. Jung Pinang),Totok Suhardijanto Perlu strategi kebudayaan dan (dosen Linguistik Universitas In konsistensi politik untuk meno- donesia), Taufik Ikram Jamil pang itikad tersebut (sastrawan), Zen RS (kolumnis), Demikian terungkap dalam dan TD Asmadi (Ketua Forum
Asia Tenggara, terutama menyambut era masyarakat ekono mi ASEAN. Jumlah penutur ba hasa ini mencapai 250 juta lebih di Indonesia, Malaysia, Brunai,
Singapura,sebagian Filipina, dan Thailand. Jumlah itu memadai
untuk menjadikan bahasa ini sebagai bahasa kawasan yang berdekatan secara geografis. Namun, Pemerintah Indone sia belum berkomitmen mendo-
rong bahasa Melayu menjadi ba
seminar Pra-Konvensi Bahasa Media Massa bertema "Bahasa
Bahasa Media Massa). Menurut Abdul Malik, bahasa
hasa ASEAN.Penggunaan bahasa asing untuk nama-nama ruang
Melayu untuk Indonesia Bahari dan Indonesia Baharu" yang di-
Melayu berpotensi menjadi ba hasa pengantar sesama negara
arkan.(BAZ/NAIO
Kompas, 13 Dcscmbcr2014
publik dan komersial masih dibi-
BAHASA MELAYU-SEJARAH
Sejarah Melayu Masih Diwarnai Mitds Menurut Ahmad Dahlan, ke-
JAKARTA, KOMPAS - Tidak mudah mengungkap fakta seja rah masyarakat Melayu karena masih banyak mitos yang digu-
hadiran buku ini diharapkan bisa menambah rujukan sejarah Me layu. "Latar belakang saya me-
nakan untuk memberikan narasi
nulis buku ini, sewaktu saya
masa lalu. Padahal, mitos itu jelas berbeda dengan fakta sejarah. "Mitos bukan fakta sejarah. Dalam pengertian fakta, mitos belum tentu benar," kata sejarawan Anhar Gonggong, dalam Peluncuran dan bedah buku Sejarah Melayu karya Wall Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau,Ahmad
menjadi staf Badan Otorita Ba tam.Sebelum 1998,ada kesulitan
menemukan nama-nama pahlawan Melayu, padahal waktu itu dibutuhkan mantan Kepala Ba dan Otorita Batam BJ Habibie,
untuk memberi nama enam jem-
batah yang akan diresmikan di Batam," katanya.
Dahlan, Kamis (11/12) di Jakarta
Taufiq Ismail mengungkap-
Hadir dalam acara itu, Ahmad
kan, pelajaran di sekolah selama 65 tahun terakhir melalaikan pe-
Dahlan dan sastrawan Taufiq Is mail sebagai pembahas. Menurut Anhar, masyarakat masih memercayai peristiwa se
jarah yang terkandung di dalam mitos.Akan tetapi, kebenaran sejarahnya harus tetap dipertanyakan."Bangsa Melayu disebut-
nanaman
kecintaan
membaca
buku dan bimbingan mengarang kepada siswa. "Dari kejauhan abad ke-19 Masehi, sastrawan Roi^owarsito,
yang menulis 23 buku, telah memberikan sinyal tentang ke-
k^ di dalam buku ini bermula
kisruhan zaman kita di abad
dari Sultan Iskandar Zulkarnain. Ini berasal dari mitos di ma
ke-20 dan ke-21 dalam nukilan
syarakat," katanya.
da," kata Taufiq.(NAW)
Kompas, 12 Dcscmbcr2014
puisi panjangnya, Serat Kalati-
FONETIK
27
DUNIATANPAHURUF'F
BENARjuga apa yang ditulis seseorang entah siapa BAGJAHIDAYAT*
pada sebuah meme di Internet: "Siapa bilang orang
Sunda takbisa bilang'F'? Pitnah!"
Sebagaimana umumnya mimikri,ia mengandung keiakar. Barangkali yang menulisnya juga orang Sunda, suku di Jawa Barat yang suka banyol hingga melahirkan tokoh dongeng yang cerkas semacam Kabayan. Karena itu, keiakar di Sana juga sekaligus pengakuan: meledek cacat diri sendirl secara kocak.
Sulitmelacakasal-usulorangSundatakbisamelafalkankata-
katayangmengandunghuruf"F","V","X",dan "Z".Jikanamanama lama orang Sunda diulang-ulang, mungkin itu karena pengaruh pupuh,tembang,seloka,pepatah,dan sya ir yang mengandung rima. Misalnya dipoyok dile-
"Cadel cadel
bok, dihina-hina tapi diambil juga, dan ngarawu ku siku, mengambil dengan siku, peribahasa tentang keserakahan. Lalu berpenga-
primordial" ini kian menegaskan
ruh pada nama: Didin Hapidin, Yandi Rofiyandi, lyan Bastian. Tapi kesulitan melafalkan "F"susah dicari sejarahnya.
Barangkali karena alfabet bahasa Sun da tak mengandung huruf-hurufitu. Hana-ca-ra-ka-da-ta-sa-wa-la. Sedangkan
abjad yang dibuat orang Funisia, penghuni wilayah Libanon, lalu dikembangkan bangsa Yunani, telah memuat "F", "V", dan "P" sejak awal."Z","W","X", dan "Y" masuk kemudian, ketika para pemikir
bahwa bahasa
Indonesia, sebagai bahasa persatuan, harus dipelajari secara sungguh sungguh.
mengembangkan aljabar, dan menggenapi ab jad menjadi 26seperti yang kita kenal sekarang. Ar-
linya, kebudayaan Funisia dan Sunda tak memiliki irisan dalam soal bahasa.
Masalahnya, orang Sunda yang mempelajari bahasa asing tetap takbisa menghindari kesulitan melafalkan "F". Seorang
teman yang fasih berbahasa Inggris dan Prancis masih kisruh ketika mengucapkan akronim Fakultas Pertanian: Faperta. Keberadaan huruf"F" dan "P" di sana menelingsut lidahnya
hingga terdengar ia mengeja "Paferta", bahkan"Paperta". Dan problem pengucapan ini sejak dalam pikiran karena ba-
nyak yang keliru memakai "F" dan "V" saat menuliskannya, terutama pada kata-kata serapan. Banyak yang menulis "aktifis" untuk maksud "aktivis" dari "activist". "Aktivitas" ditulis
"aktifitas". Bahkan,saking takutnya "F" dan "P"tertukar, ada
yang menulis"nafas",alih-alih "napas",dan "faham",semestinya"paham".
Untungnya,huruf"X"diterjemahkan ke dalam kata-kata In donesia menjadi "eks" sehingga tangan orang Sunda selamat menuliskannya, meskipun ketika mengucapkannya tetap saja terdengar"ekpor" untuk "ekspor" atau "eklusi[p]" untuk "eks-
Tempo,8 Desember 2014
2a
klusiT. Sebagai orang Sunda yang bekeija sebagai wartawan,
saya hams melipatkan kewaspadaan dan bolak-balik memeriksa kamustiap kali menulis berita,apalagljlka mengandung banyakistilah asing.Karena pusingtertumpukbahan dan mepettenggat,ada saja kata-kata yang mengandung empat bumf itu kelim sayatubs.
Belum lag!mewaspadaipenulisan kalimatpasifakibatstmktur bahasa Sunda yang mengedepankan predikat. DiJawa Ba-
ratlebih pas"gebugsia ku aing"(pukulkamu oleh saya)daripada "ainggebugsia"(saya pukulkamu)karena taklazim.Stniktur ini menyebabkan tarik-menarik yang msuh dalam pikiran saat saya menulis dalam bahasa Indonesia. Sebab,sebaik-ba- iknya menulis adalah memakai kalimat aktifagar lebih bertenaga dan menggugah.
Dan,agaknya,"cadel primordial"initak hanya melanda orang Sunda.Suku-suku lain di Indo nesia punya cadelnya sendiri yang berpengaruh pada budaya lisan dan baca-tulis. Teman-teman Bugis kerap kebablasan ketika menuliskan kata-kata yang berakhiran humf"n" karena abjad ini dilafalkan "ng"
dan kata yang berakhiran "ng" malah diucapkan "n". Saharuddin,seorang teman
sekolah asal Enrekang, ketika pert^a bertemu mengenalkan diri,"Saharudding, tanpa'G'."
Sahamddin dan saya kerap saling menerta-
wai kekurangan kami masing-masing. Menumt
dia, pengucapan itu hams pula diwaspadai keti ka menulis. Acap kali,tak hanya untuk bahasa asing, kata-kata Indonesia saja ia sering terbalik-balik menulis-
kannya.Karena itu,di Bugis ada marga Ambdng yang leluhurnya berasal dari Ambon,Maluku.
OrangSemendo di pesisir Kmi,LampungBarat,jugatakbisa mengucapkan "R"jika bercakap dalam bahasa daerah mereka.Kmi diucapkan "K-ghr-ui"."R"dalam bahasa mereka dila falkan daritenggorokan,dalam dan bergetar.Pelafalan"R"itu
berimbas ketika mereka berbicara dalam bahasa Indonesia^ Selama dua bulan tinggaldisana,sayagagal mengucapkan R seperti mereka dengan benar.
"Cadel-cadel primordial" ini kian menegaskanbahwa baha sa Indonesia,sebagai bahasa persatuan,hams dipelajari seca-
ra sungguh-sungguh. Setiap kata yang ditulis dan diucapkan akan bertempur dalam pikiran setiap orang, teriitama yang
punya bahasa-ibu bukan Melayu. Maka,tak aneh,di sana-sini kerap kitajumpaikesalahan gramatika,pelafalan,hingga makna-makna yang memuai. Indonesia: sebuah negeri yang menuntut dipelajariterus-menerusoleh bangsanyasendiri.• •IWARTAVVANT^PO^
KHMAMPUAN BAHASA
Menunggu Strategi
Bangun Budaya Baca
Sejak lama,persoaian me-
numbulikan budaya baca
sudah disadaii Namun,
strategi khusus untuk membangun budaya baca tak kunjung
bahasa. Akibatnya, anak jenuh," kata Darmaningtyas.
Buta huruf
Kepala Penelitian dan Pe-
ada. Keresahan itulah yang an-
ngembangan Persatuan Guru RI
tara lain mengemuka dalam
Mohammad Abduhzen, yang ju-
Refleksi Akhir Tahun Ikatan Penerbit Indonesia DKI Jakarta
cara, mengatakan, dunia pendi
"Budaya Membaca Menuju In donesia Unggul", pekan lalu, di
dikan belum menyentuh secara khusus strategi literasi yang
Jakarta.
ga menjadi salah satu pembi
menciptakan budaya membaca.
Kebiasaan membaca buku
Selama ini, strategi literasi bam
semestinya dipupuk di keluarga dan didorong oleh guru sekolah. Jika pembelajaran di sekolah
sebatas pemberantasan buta hu ruf."Fokusnya masih di urusan memberantas buta huruf dan
menuntut murid untuk belajar
mencetak tenaga keija siap pa-
banyak hal, sebenamya itu
kai," ujamya.
dapat menjadi !'pintu masuk" bagi guru untuk mendorong murid-muridnya banyak mem baca.
Jika pemerintah serius ingiri
menin^tkan minat baca, hams ada langkah-langkah seperti menekankan pentingnya bahasa
Salah satu pembicara, praktisi pendidikan dari Perguruan
Indonesia sebagai mata pelajar-
Taman Siswa, Darmaniiigtyas,
serta didik untuk membaca, me-
an yang bisa membiasakan pe-
mengatakan,sebenamya ada ga-
mahami konteks bacaan, dan
gasan untuk mendorong wajib
pada akhirnya memdis.
membaca masuk ke dalam ku-
Menumt Gum Besar Fakultas
rikulum pendidikan dasar hingga menengah. Tugas negara
Ilmu Budaya Universitas Indo
"mencerdaskan kehidupan
kebiasaan membaca dan menu-
bangsa" sebetulnya tid^ hanya
lis bisa dimulai oleh gum me-
nesia Sapardi Djoko Damono,
berhenti pada mendirikan seko
lalui pemberian tugas menulis
lah, tetapi mendorong masyara-
esai. Jika membaca buku sudah
kat untuk gemar membaca.
dianggap kebutuhan, proses me
Namun,lanjut Darmaning-
nulis al4n mudah. Namun, pada
instrumen formal yang meng-
tahap awal, gum hams mau bekeija keras meneliti hasil tulisan
atur kewajiban masyarakat
esai murid-muridnya.
tyas, sampai saat ini belum ada membaca Bahkan,kurikulum
yang merupakan instrumen pembelajaran pun tidak secara implisit dan eksplisit mendo rong murid wajib membaca. "Pembelajaran bahasa malah teijebak pada penghafalan tata
Kompas,22 Dcsember 2014
"Tanamkan dulu dalam pikir-
an, buku itu kebutuhan. Ji^ su dah menjadi kebutuhaa anakanak pasti akan mau membaca buku. Tentu, bukunya juga ha ms menarik minat," kata
Sapardi.(LUK)
MORFOLOGI
EKO ENDARMOKO
Mengomunikasikan atau Menyampaikan
Ada belong, atau objek yang absen, dalam takrif lema
mengomunikasikan Qebih banyak orang menulisnya meng-
komunikasikari) dalam kamus bahasa Indonesia Begini kamus kita itu memerikannya: "mengirim lewat saluran ko-
munikasi; menyebarkan melalui saluran komunikasi". Mengirim atau menyebarkan apa? Untungnya, benak kita sebagai penutur bahasa Indonesia menyimpan, dan kemudian menyodorkan, "informasi" untuk diisikan-satu hal yang nlscaya—ke dalam
belong itu. Tanpa informasi sebagai objek kalimat, rumusMi arti lema mengomunikasikan tadi tidaklah lengkap. Namun,jangan
tanya mengapa banyak orang, terutama kalangan "elite"—media massa lalu tanpa pikir panjang menggemakannya-lebih menyukai kata mengomunikasikan daripada menyampaikan,sebuah kata yang sudah lebih lama kita kenal
Sebelum datang anggapan keliru, di sini saya menomorduakan
atau menepikan kata mengomunikasikan buW karena ia penghuni baru dalam khazanah bahasa kita Communicate menurut
Oxford American Dictionaries dalam komputer jinjing saya artinya 'berbagi atau bertukar kabar atau ide'. Kita lihatlah sebentar, dalam bahasa Indonesia, mengomunikasikan diserap bukan dari verba communicate, melainkan dari nomina com
munication. Baru kemudian ia mendapat imbuhan pembentuk
kata keija. Pola serupa kita lihat pada mengonsumsi yang bukan berasal dari verba consume, melainkan dari nomina consumpti on.
Sebenamyalah semacam stigma penghuni "baru", atau kata
berbau "asing" itu tadi, pada dirinya bukan tidak bermasalali. Khususnya dalam dunia bahasa, sulit sekali kita menetapkan batas persis antara asing dan asli (tengok tulisan Anton M Moeliono, "Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia", Kompas edisi 30 Desember 2009; dan Samsudin Berlian, "Kata Asing",
Kompas edisi 27 September 2014). Jadi, bukan karena itu saya tidak memilih mengomunikasikan.
Juga bukan karena soal pengucapan, mengingat lidah penutur bahasa Indonesia umumnya saya pikir mengalami sedikit kesulitan, atau katakanlah, kurang nyaman melafalkan kata itu. Mungkin bukan kebetulan bila ada anggapan bahwa rasa kurang
nyaman pada alat ucap kita terjadi pada banyak kata yang datang belakangan: mengampanyekan, mengonsolidasikan, mengoordinasikan, menstimulir, menyinyalir.
Bagi saya kata menyampaikan lebih memadai karena dua alasan. Dari bentuk das^sampai, kata ini memberi tekanan pada hasU.Ia melukiskan proses pengalihan suatu objek—bukan hanya
informasi, tapi bisa juga amanah, titipan atau benda-benda dari hibah, sumbangan sampai upeti—dari satu pihak hingga sampai kepada pihak lain. Pada kata mengomunikasikan, sebagaimana ia .mendapat arti dalam kamus bahasa Indonesia, proses dan
^medium menjadi xmsur makna yang menonjol. Kedua, sebagai
Kompas,6 Desember 2014
lenis kata umum atau generik, spektrum makna menyampaikan
J
.
..
1
*
t
meiliutili &cmau
c&Kan
n
-u
paling cocok dengan keperluan di dalam menyampaikan, bukan
mengomunikasikan, sesuatu kepada pihak lain. , Mari kita tilik kembali,kata menyampaikan punya makna asali 'membawakan. membingkis. mengantar, mengirimkan. meneruskan, menyalurkan'-yang menyertakan asumsi hmgga sampm itu tadi. Maka bUa objek kata ini tak sampai,tentu ada yang salah, ada penyimpangan atau penyelewengan di sana. Makna kata menyampaikan lambat-laun menyerap juga se-
iumlah pengertian atau makna lain. MendaJpvahkan mengkhotbahkan, sebagai padan kata menyampaikan, ti^ biasa kita ungkapkan dalam frase mepgomunikasikan dakwah atau men^
munikasikan khotbah. Kita ju^ belum pernah"inenemuk^-
bentuk mengomunikasikan kritik atau mengomunikasikan tu-
I?^ikianlah Tuan dan Puan.Tidakkah kata menyampaikan itu ai(a)ib? Ubih kaya makna daripada mengomunikasikan dan. mi yang lebih penting. seperti punya mekanisme swakontrol, semacam pengawasan melekat, di dalam
'
Munsyi,Penyusun Tesaurus Bahasa Indonesia
BUKU DAN BACAAN
Frankfurt Book Fair 2014
Karya Sastra Perempuan Indonesia Tumbuh Pesat IFRANKFl/RTJ Karya
rikan pendidikan tentang
sastra perempuan Indonesia
persamaan kedudukan pe rempuan di dalam masyara-
mengaiami perkembangan yang pesat. Nama-nama
penulis perempuan semakin banyak berniunculan dan mewarnai dunia literasi Indonesia.
Di masa lalu, penulis
kat kolonial seperti tertuang dalam karya Kartini, Rohana Koedoes," ujar Toeti yang juga pendiri Jumal Perempuan, saat diskusi di Stan Indonesia dalam
lain NH Dini, Marianne Katoppo, Mira W, Ike
Frankfurt Book Fair (FBF) 2014,Jerman,Jumat(10/10), seperti dilaporkan wartawan
Supomo, dan La Rosse.
Siiara Pembaruan Natasia
Sedangkan, di masa kini
Christy Wahyuni dari
muncul nama-nama seperti Ayu- Utami, penulis karya Saman; atau penulis karya
Frankfurt.
perempuan populer antara
Teweraut, yakni Ani
Sek^ningsih; dan penulis asal Bali Oka Rusmini; pe nulis tentang Indonesia ti-
mur Hanna Rambe; dan pe nulis Dimsum Terakhir, Clara Ng.
Penulis dan aktivis pe rempuan Toeti Heraty mengatakan, kemunculan literatur perempuan di Indonesia sudah dimulai se-
jak zaman kolonial pada 1911-1942. Seiring waktu, literatur perempuan terus berkembang dengan munculnya sejumlah penulis pe
Toeti mengatakan, isu
yang diangkat dalam novelnovel populer karya penulis perempuan sekitar tahun I960, antara lain keperawanan, pergerakan sosial, dan kehidupan pernikahan atau asmara dalam masyarakat perkotaan. Di masa sekarang, penulis perempu an Indonesia banyak menggambarkan tentang perjuangan atas hak asasi manusia dan kebebasan serta perjuangan membela kelompok maijinal. "Contohnya, novel kar
ya Linda Christanty beijudul Don't Write Us as
rempuan generasi baru, se
Terorist menceritakan keke-
perti Okky Madasari, Emi
rasan dan konflik di bebera-
Aladjai, dan Abidah El-
pa wilayah, seperti perang
Klialieqy.
"Pada mulanya, karya sastra perempuan Indonesia berorientasi untuk membe-
sipil di Timor Timur dan konflik Aceh," tutur Toeti. Dalam FBF atau Frankfurter Buchmesse ta-.
Suara Pembaruan. 11 Desember2014
hun ini, stan Indonesia juga banyak menampilkan karya-karya sastra yang ditulis penulis perempuan. Hadir pula Dewi Lestari un tuk membawakan diskusi
tentang bukunya, Supernova,dan Recto Verso.. Sementara itu, Direklur
FBF Juergen Boos menga
takan, Indonesia merupakan sebuah negara yang luar biasa karena memiliki jumlah penduduk sangat banyak serta kekayaan bahasa dan budaya. Pemilihan Indonesia sebagai tamu kehormatan atau Guest of
Honour (GoH) untuk FBF
2014 bukan tanpa sebab. "Indonesia adalah nega ra luar biasa, negara ber kembang yang sangat besar. Besar di sini bukan hanya angka, tapi juga berarti hebat," kata Juergen. Ragam Indonesia
Juergen mengatakan, Indonesia yang dikenalnya adalah negara dengan 240
juta penduduk serta memiliki 5.000 bahasa. Menurutnya,
perkembangan Indonesia dari masa ke masa merabu-
atnya luar biasa.
"Apa yang saya tahu tentang Indonesia, apa yang
saya baca dari surat kabar bahwa Indonesia punya politik masa lalu yang berma-
salah, kolonialisasi, dik^-^
sai penjajah, pertikaian, \ konflik, tapi sekarangjustm E
merupakan negara demo-[ krasiterbesardidunia,"ujar' Juergen. Juergen mengatakan,saat seseorang bertanya tentang Indonesia di toko bu-
ku, maka biasanya dia akan diberikan buku wisata ten-
tang Bali. Indonesia juga cuma dikenal dari Kota
Jakarta, salah satu megacity di dunia. Padahal, ujamya, Indonesia punya ribuan pu-
lau. "Saya tidak pernah mengaiami kemacetan yang lebih lama dari macet di
Jakarta," ucapnya. Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Bidang
Kebudayaan, Wiendu Nu-
ryanti, mengatakan, orang umumnya berpikir tentang Indonesia hanya sebatas Jawa dan Bali. Oleh karena
itu, posisi sebagai GoH akan membuat dunia luar lebih
mengenal Indonesia.
"Indonesia punya 16.998 pulau untuk dijelajahi. Indonesia berada di zona ring offire. Indonesia juga punya 65.000 candi atau situs budaya," kata Wiendu.♦
CI-RITA PANJl
Hikayat Melayu
Tak hanya dalam bentuk kisah orang Jawa, ceriat
Panji kemudianjuga ber,...;Salin rupa menjadi hikayat Melayu, dalam arti ditulis dalam ak-
■ sara Jawi(Arab Melayu) memakai bahasa Melayu. Salah satu contohnya adalah naskah atas nama Tumenggung Ariwangsa yang ditulis di Palembang pada Ahad. 12 Jumadll Akhir 1886 M (1304 H). Is! ceri-
tanya begini: Pada zaman da-
hulu, yaitu pada zaman Banul ZIn, ada ratu lima bersaudara,
ahak seorang raja keturunan
putri yang cantik jelita yang diberi nama Galuh Candrakirana. Se-
menjak kanak-kanak, putri ini sudah ditunangkan dengan Inu Ker tapati yang merupakan putra
mahkota Raka Kuripan itu. Sama dengan Inu pada suatu hari Can
drakirana diculik seorang raksasa
yang bernama Wilusamba. Untunglah putri itu kemudian dapat diselamatkan oleh Cekel
wanengpati (Inu Kertapati). Se telah menyelamatkan Candraki rana, sang pembebas putri ini kemudian ikut mengabdi sebagai penggawa Kerajaan Daha. Bah-
Pandawa yang beristri bidadari.
kan, Cekelwanengpati kemudian
yakni Bambang Salaka. Semula Bambang Salaka menjadi raja dl
sangat disayang raja Daha karena
kahyangan. Namun, kemudian
mempunyai kecakapan yang tinggi dalam mengurus kerajaan.
Batara Guru memerintahkannya
Namun,situasi tenteram itu
dia kembali ke bumi untuk
kemudian terusik kembali ketika
menjadi raja manusla. Setelah turun ke bumi. Bam
bang Salaka kemudian mempunyai lima orang putra yang juga semuanya menjadi raja, yakni
Raja Kuripan. Raja Gagelang,
Raja Mengkodo meminang Ga luh Candrakirana. Raja Daha sebenarnya ingin menolak pinangan itu, tapi tak berani karena
kalah kuat dan sakti. Tapi un tunglah, kerajaan Daha kemudi an dapat diselamatkan. Dengan
Raja Daha, Raja Singasari. dan . Ratu Emas. Salah satu dari raja ini, yakni Raja Kuripan, mempunyai putra yang bernama Inu Kertapati. Namun sayang, pada
(Inu Kertapati), yakni Carang-
sebuah peristiwa keributan Inu
dikalahkan. Inu Kertapati kemu dian diganjar menjadi Adipati
dibantu adik Cekelwanengpati tiningal, yang dahulu pergi mengembara. Raja Mengkodo dapat
Kertapati yang merupakan putra mahkota Kerjaan Kuripan diculik
Tambakbaya yang nanti akan
oleh Ratu Sencawindu.
memerintah Daha.
Tak cukup diculik, Inu Kerta
Namun, pada saat yang sa ma, Galuh Candrakirana juga ke luar istana untuk mengembara
pati juga disiksa dan dibuang ke laut. Akan tetapi, nyawanya tertolong oleh seseorang yang ber
dan kemudian dipungut sebagai
nama Jurudeh dan Persanta. Dia
anak Raja Lasem. Dalam pe-
kemudian tinggal bersama ke-
ngembaraan ini, Candrakirana
dua orang penolongnya ini serta kemudian mengganti nama menjadi Cekelwanengpati. Pada keturunan Bambang Sa laka yang kemudian menjadi raja di Kerajaan Daha,salah satu ketu-
r^nannya melahirkan seorang
menyamar menjadi seorang lelaki bernama Maesa Utara.
Merasa kehilangan, raja Daha kemudian memerintahkan
Inu agar mencari Candrakirana. Inu melaksanakan perintah itu kemudian mencarinya dengan
menyamar sebagai Tumenggung
Republika, 8 Dcscmbcr20]4
'Ariwangsa. Setelah mengalami?
berbagai peristiwa. Inu pun bisa j bertemu Galuh Candrakirana.'
Galuh Gegelang. anak Candra
Dan, dalam pertemuan itu, keduanya saling jatuh cinta dan
kirana ini berhasil mendapat obat yang didapat dari pemberian Dewi Supraba. Tapi ketika hendak pulang. dalam perjalanan
kemudian menikah.
Tandaraman kemudian dibunuh
Tapi, cerita belum berakhir' karena kemudian Inu punya ba-
Citra Alingbaya (anak Galuh Gagelang], Namun, dia berun-
nyak selir. Salah satu di antara seliryang bernama Galuh Gagelang berhasil memfitnah Can drakirana yang membuat Inu Kertapati terpengaruh dan ke
tung dapat hidup kembali dan kemudian mengobati ayahnya. Karena mampu mengobati penyakitnya. Raja Inu Kertapati yang masih saja belum tahu sta
mudian membuangnya ke hutan
tus Maesa Tandarman mencari
meski dalam keadaan hamil. Di
tahu slapa sebenarnya orang itu.
tengah hutan. Candrakirana
Dan lama kelamaan, teka-teki
melahirkan anak yang diberi
Tandaraman kemudian bisa dia bongkar. Dia kemudian tahu bahwa itu adalah anak laki-lakinya
nama Maesa Tandaraman.
Namun. sepeninggal Can drakirana. Raja Inu Kertapati ja
yang lahir dari Candrakirana yang
tuh sakit. la kemudian memer-
dahulu dibuang ke hutan. Maka.
intahkananak selirnya atau anak_ Galuh Gagelang mencari obat.
ia pun segera menjemput istri pertamanya dari tengah hutan untuk diboyong pulang ke keraton
:Anak Galuh dari Candrakirana
yang berada di tengah hutan ikut
kembali. Setelah kembali ke
mendengar sakitnya sang ayah
istana. Inu kemudian linobatkan Sebagai raja. Mmuhammad.&ubarkdh
dan kemudian ikut juga mencar-
ikan obat. Bereba dengan anak
CL-RITA PANJI
•KISAH LELAKI BERTOPI
dalam Banyak Versi Oleh Muhammad Subarkah
Kissh Panji itu diceritakan dalam banyak versi. Tak hanya ditulis dalam versi orang Jawa, tapi juga ditulis versi orang
KisahPanjiterdiri dari ba
Melayu. Benarkah begitu?
nyak versi. Ada versi Bali, Jawa, hingga Melayu.
Berikut dinukilkan dua
kisah cerita Panji yang di relief candi di Jawa Timur
kerap digambarkan sebagai lelaki muda yang mengenakan topi. Kisahnya begini: Dahulu kala, Di
Kerajaari Jenggala ada seorang resi ber-
nama Gadahu. Dia mempunyai empat
menumpang sebuah kapal. Namun, di
tengah perjalanan, kapal yang ditumpanginya diserang badai sehingga para penumpangnya berhamburan ke luar
kapal. Panji terdanipar di Dayak. Dewi Candrakirana terdampar di Bali. Atas
musibah itu, orang-orang Jenggala mengira semua penumpang telah mati tenggelam. Untuk memastikan itu, dua orang penggawa Kerajaan Jenggala,
Brajanata dan Lempungkaras, diperin-
orang putra dan seorang putri, yaitu
tahkan mencari Panji untuk memastikan
Prabu Dewakusuma, Dewi Killisuci,
kabar tersebut.
Lembu Amijaya, Lenibu Mengarang,dan Pregiwangsa. Setelah sang ibu meninggal, mereka diboyong ke pertapaan Arga Jambangan oleh ayahnya.
Suatu ketika mereka mendengar adanya sayeinbara untuk melenyapkan panji-panji ajaib yang menyebarkan wabah
besar bagi Kerajaan Keling. Dewa kusuma pun mengikuti sayembara dan memenangkannya sehingga ia menjadi pengganti Raja Keling dan dinikahkan
dengan putrinya. Dari pernikahan itu, lahirlah seorang putra yang bernama Panji atau Marabangun. Setelah dewasa,
Panji kemudian menikah dengan Dewi
Candi'akirana dan menetap di Jenggala. • ••
Panji pada suatu waktu ingin mengaJakan perjalanan ke Keling dengan
Republika, 8 Desember 2014"
Setelah siuman akibat terlempar ke luar kapal yang terempas angin ribut, Panji tiba-tiba didatangi Sang Hyang Narada yang turun ke bumi khusus me-
nemuinya.Dalam pertemuan itu, Narada
kemudian mengingatkan Panji agar mengganti namanya menjadi Jayaku-
suma dan mengabdikan diri kepada Raja Urawan. Tak hanya mendatangi Panji yang berada di Dayak, Narada juga menemui Candrakirana yang terdampar di tengah hutan di Bali. Dalam pertemuan itu, Narada men-
yarankan Candrakirana mengubah penampilannya menjadi seorang laki-laki dengan nama Jayalengkara. Selian itu, Narada pun meminta Jayalengkara me-
ngabdi pada sebuah kerajaan di Bali yang kebetulan hendak diserang bala tentara Ui-awan yang dipimpn Panji. Maka, peperangan segera teijadi. Bahkan,Jaya lengkara berhasil memukul mundur
pasukan Panji yang bermaksud merebut kerajaannya.
Melihat bala tentaranya kocar-kacir, maka Panji(Jayakusuma) mereka leceh-
kan. Dia pun m^ah besar dan tidak me-
terlalu kuat sehingga sangat susah untuk' dikalahkan.
Mehdengar keluhan itu, maka Jaya kusuma langsung menyarankan agar
nerima adanya kenyataan pahit tersebut'.
Jayalengkara memilih menyerah. Semula
Maka,ia pun mencari cara untuk mema-
Jayalengkara enggan karena merasa
ta-matai siapa Raja Bali yang memlmpin
harga dirinya direndahkan. Akibatnya,
pasukan itu.
keduanya terlibat percekcokan serta kemudian memancing keduanya untuk melakukanperkelahian hidup dan mati. Keduanya pun sudah berhadap-hadapan
Hasilnya, padg suatu malam Jaya-
kusama berhasil melihat langsungsosok Raja Bali yang saat itu tengah bertapa. Ia pun kemudian memperhatikan dengan saksama wajah raja itu. Bukan hanya itu, ' dia pun_dengan jeli meneliti keseluruhan
penampilan tubuh raja yang menjadi musuhnya. Akibatnya, di situ ia pun terkejut karena ternvata Raja Jayalengkara yang sakti tersebut ternyata seorang perempuan.Ia makin tercengang setelah sadar betapa rupawan wajah sang seterunya itu.
~ ^ka,tanpa perlu berpikir panjang lagi, Jayakusuma kemudian berusaha membangunkan Jayalengkara dari tapanya. Begitu terbangun, tanpa men-
gubah penampillannya sebagai Jayakusuma, Panji langsung saja memperkenalkan diri sebagai dewa cinta yang bisa mengabulkan seluruh permohonan dari
pihak orang yang bertapa. Adanya
pernyataan dari 'sang cewa cinta' pun dipercaya dengan begitu saja oleh Jayalengkara. Tanpa sungkan, dia kemu- ' mengeluhkan musuhnva yang
siap berkelahi dengan menghunus keris. • ••
Untunglah pada saat yang genting, Narada turun dari langit menemui me
reka. Dia langsung raelerai perkelahian sembari memberltahxikan-siapa-sebe^narnya kedua orang tersebut dan menerangkan mengenai maksud dari peperangan itu.
Akhirnya, setelah Narada mene-
rangkan asa usul atau jati diri mereka,
keduanya tersadar dan langsung menghentikan perselisihan. Narada kemudian
mengembalikan sosok Jayakusuma sebagai Panji dan mengembalikan sosok Jayalengkara sebagai Dewi Candra-
kirana. Maka, keduanya pun kembali bersatu sebagai sepasang kekasih. ■
38 CERITA PANJI
i Oleh Muhammad S^barkah
Meski belum banyak t^u, ,
diam-diam kis^ Panji sudah ihenyebar ke b^fbagcu Di M^aysia, Panji dikjsahkan
dalam bentuk tuHsah^ dan pertunjukan wayang, sementara di Thailand
dan Kamboja muncul dalam bentuk teater.
Cinta memaiig menjadi kebutuhan
selxiruh umatmanusia. Meski terkadang kisah asmaca itu isinya sama s^ja,tentang perpisahan dan pertautan hati dua insan
yang serbaharu-biru,kisah cinta temyata
menjadi pelipnr lara, bahkan kadang
Pengajar di Fakultas Bastra dan
Budaya Uhivei^tas.Udayana IDG Windhu Sancaya mengafakan,sastra Panji atau cerita-ceritadengammotif dan tema Panji dikenal cukup luas dalamma^az^drat Bali. Mendiang peneliti budaya nusantara asal Belanda PJ Zoetmulder mengatakan, berdasarkan jumlah tulisan yahg membahas tema inij kisah tentang Pangeran Panji sangat digemaii. "Pada zaman Kerajaan Gellgel(pada abad XV) dan Kerajaan Klungkimg banyak dilahirkan karya-kaiya sastra Bali yang berbobot, di mana pengaruh cerita Panji masih kuat.Setelah melewati beberapa abad,keadaan t^ebutagaknya sudah berubah.Mai^arakatBali,terutama generasi mudanya,agaknya tak lagi mengetahui tokoh Panji dengan baik saat ini,"
kata Sancaya.
*
Berbeda dengan kalahgan generasi
niula,lanjut Sancaya,di kalangantert^tu, seperti kelompok mabasan dan para sastrawab trhdisiohal di perdesaan Bali, cerita Panji kini masih dikenal dengan
menjadiimpian semua orang.Alhasil,
balk; PenCiptaan karya-karya sastra de-
herah bila kisah cinta y^ng sebenamya
rgan motifdant^a Panji masih dijiunpai juga pada saat ini. Meski centaPanjisangat dlke]l^,.mehgenai kapan dan bagaimana'c ini
bersifat pribadi,kemudian meiuas melin-
tasi batas sekat dan batas hegara. Dan,kisah percintaan Pangeran Panji dan Dewi Candrakirand yang'asU Jawa'itu kim sudah menjadi milik banyak wilayah dan negara. Dengan berbagai versi dan -bung^-bunga'ceiita inisudah eksis,seperti di Bali, Suhda,Lombok,-Kalimantan,Palembang,dan Mela3ru.Sedangkan,di berba gai negara di daratan Asia Tenggara,seperti
Malay^a dan Thailand,juga mengenalnya.
mai^ke dalanl khazhhhh sastra dan bu; daya Bali masih belum bisa dipastik^n sampm s^karang.Ini karena bdum ada pe-^ sebut; Nam^un,berdasarkan perldraan,cen
yaitu paddzaihan Kerajaan C^gdi.^0babi pada z^an Gelgel, di bawah pemekesusastraan berkemb^g pesat di Bali. ' 'Keberadaaii cerita Panji dalam ma^
Rcpublika, 8 Dcscmbcr 2014
syarakat dan kebudyaan Bali tersimpan dalam berbagai ranah, balk ranah teks-
teks cerita rakyat,sastra kidung,dan geguritan (macapat), maupun dalam ranah
berbagai bentuk pertunjukan tradisional serta dalam bidang seni rupa," katanya. Bila dirunut lagi, sebenarnya hingga_ tahun 1990-an kisah tentang Panji masih populer dalam masyarakat Bali walaupun sifatnya terbaias. Cerita Panji atau kisah Panji ini dikenal dan berkembang luas dalam masyarakat Bali, terutama melalui
berbagai bentuk seni pertunjukan,seperti Gambuh, Arja, Topeng, Drama Gong, Prembon, maupun Wayang. "Berdasarkan sejumlah fakta, cerita
Panji berkembang menjadi beberapa tahapan, yakni melalui cerita Panji Malat (Kidung Malat), seni pertunjukan, cerita
rakyat(dongeng),melalui versi cerita Panji. dari luar Bali,dan melalui penggabungan dari sastra seni sastra dan seni pertun jukan," ungkap Sancaya. Kemudian, bagaimana sosok cerita
Panji yang ada di mancanegara, misalnya Malaysia? Menurut akademisi Universitas
Sains Malaysia Noriah Moharaed, cerita
Panji sudah begitu dikenal atau mempunyai tempat khusus dalam masyarakat
Malaysia. Namun, memang ada sedikit perubahan bentuk, yakni elemen cerita
Panji yang khas Jawa itu dikesampingkan
dan diberi bentuk cerita baru dengan hanya mengambil kisah percintaan antara jejaka dan dara yang memang memikat itu.
"Sehingga,dikatakan tidak tertampak suatu garis pemisah kerana banyaknya ti-
tik persamaan. Cerita Panji ini di Malaysia telah melebar luas dan merembes teles
dalam karya tradisional Melayu yang lain, seperti dalam Sejarah Melayu dan Hikayat
Hang Tuang. Cerita ini tertuang dalam _bentuk prosa dan puisi," kata Noriah. Menurut dia, meluasnya penyebaran
cerita Panji ke Malaysia memang terjadi karena kisah ini sesuai dengan selera masyarakat Melayu. Dan, bila raenyoal mengenai luasnya penyebaran cerita ini,
jawabnya disebabkan adanya dorongan daripada hal politik, perdagangan, dan budaya yang memang antara Jawa(nusan-
tara) dan Malaysia banyak kemiripannya. Namun,lanjut Noriah, memang ketika berada di khalayak lain, rentetan cerita ini
. kemudian memuat unsur tempatan atau
■J^^uatan lokal. Hal yang sama juga terjadi
Kel^ka cerita Panji berlaku dalam masyarakat Thailand dan Kamboja. Akibatnya,
tidak mengherahkan bila di Bali, Lombok,
dan Jawa cerita Panji dituangkan dalam tulisan dan bahasa lokalnya, di Malay
sia cerita panji pada zaman dahulu itu pun ditulis dalam akasara lokal, yakni aksara
'Jawi' (Arab Melayu) dan menggunakan bahasa Melayu.
"Masyarakat Melayu di Kelantan, para dalang telah menggunakan-cer-lta Panji sebagai ranting pertunjukan wayang kulit. Kelainan ini terjadi selain karena bermula
dari cerita lisan, pengarang cerita yang kemudian menuliskannya dalam teks Me layu juga akan menggubah cerita menuint seleranya dengan tujuan memberikan
kepuasan kepada khalayak. Dan, karena cerita ini sudah menjadi 'hak bersama',
maka siapa saja dapat menggunakannya secara bebas," kata Noriah.
Namun, yang paling musykil untuk menjawab penyebab cerita Panji bisa meluas hingga menyeberangi negeri, lautan, dan daratan adalah karena tema
ceritanya kisah cinta yang memang disukai semua orang tanpa terkecuali. "Khalayak
Melayu menyadari cerita Panji adalah cerita berasa dari Jawa dan pastinya ada kaitannya dengan Hindu dan tak terlepas dari pengaruh dewa-dewi. Namun, dewa-
dewi ini idanggap sekadar paparan tuhan yang bukan Islam," ujar Noriah lagi. Diakui Noriah, kalau dalam soal 'hu-
bungan kebatinan', kebudayaan Jawa dan Melayu (Malaysia) memang takkan terpisah atau mempunyai tali ikatan yang kuat. Cerita Panji juga dapat menjadi buk-
tinya. Dan bila ditelisik, cerita Panji ini sudah bisa dikatakan berada di kalangan khalayak Melayu sejak kurun abad ke-15,
yaitu setelah adanya hubungan Jawa dan Melayu secara lebih kuat. Dan, memang semua kisah cerita Panji di Malaysia di tulis dengan menggunakan tulisan 'Jawi'.
"Rasanya tidak ada cerita-cerita Panji versi Malaysia ditulis selain menggunakan aksara lain, di luar aksara Jawi. Dan, pe ngaruh cerita Panji juga tidak boleh dinafikan seperti yang terdapat dalam Hikayat Hang Tuah dan Sejarah Melayu. Cerita Panji telah dijadikan induk ide dan mewamai teks-teks tersebut," kata Noriah. Contoh pengaruh ide cerita Panji yang
berasal dari Jawa dalam Hikayat Hang Tuah dipakai ketika memaparkan keean-
tikan Raden Mas Ayu yang kadang kala digunakan nama Raden Galuh Mahu ketika
didaupkan dengan Ratu Melayu: Maka Ra
den Mas Ayu pun dihigsi oranglah dengan
'pakaiyi'iHdSh-^SdWUSHdptfri^ng Langau dan berkain kembang, kain dipercik air emas telu natar, berpedak stisun tely, galuh
siri bersayap sandang, berpermata manikam dan berkemarperbuatanJawa, berincil-incil berpermata merah, bersunting bunga semendara wilis dan bersanggul menyerong cara Jawa....(Hikayat Hang Tuah).
Kemudian, bagairaana rupa kisah Panji di Thailand dan Kamboja? Di Thailand, cerita panji muncul dalam bentuk pertun-
jiikan, teater'Inao'.Inao adalah tokoh utama dalam teater gaya Thailand tersebut. "Kata Tnao' mengingatkan kita pada
kata Tnu', yaitu sebutan untuk putra mahkota Jenggala yang bernama Inu Kertapati (juga nama lain dari Panji). Kesatria Inao dalam teater Thailand
memiliki kekasih beimama Puspa yang
artinya bunga, dan ini ada kaitannya dengan nama depan kekasih Panji Inu Kertapati, yaitu Sekartaji. Kata 'sekar' adalah dari bahasa Jawa yang artinya
bunga atau 'puspa'," kata Sumaryono, dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Bagaimana sosok cerita Panji di Kamboja? Jawabannya temyata tak jauh berbeda dengan Thailand. Bentuk lahir dari sajian ceritanya memang sudah berubah, tapi isinya tetap sama. Bila Inu disebut'Inao' di Kamboja disebut'Ejmao'. Akhimya, kisah Panji ternyata sudah menyebar secara luas, bukan? ■
CERITA PENDEK
Damhuri Muhammad
BILA tuan penynka cerita,tuan tak perlu repot pergi ke toko buku,
mengobrak-abrik rak buku fiksi guna menemukan jenis cerita yang sesuai selera. Di era Facebook dan Twitter, keseharian
kita sudah bergelimang cerita. Di mana pun tuan berada-sedang bersantai di rumah,
menunggu pacar di restoran cepat saji, di sela jadwal rapat yang padat, atau sekadar mengisi waktu dalam kalutnya kemacetan di Jakarta-tuan leluasa menyantap nipa-rupa cerita. Tuan tiada bakal kekurangan stok cerita. Sebab,ia
melimpah ruah dan beralih rupa dalam waktu tak terduga. Tuntas satu cerita, tiba cerita
baru yang lebih dahsyat, hingga dalam beban persoalan yang kian berat, kita sedikit terhibur, atau mungkin terpesona dibuatnya. Ada kisah ringan tentang ibu rumah
tangga yang'ngomel-ngomeT di dinding Facebook lantaran fenomena 'jilboops'berjilbab di kepala, tapi menganga bagian
dada (&oops)--yang seolah menyindir gayanya berbusana. Betapa tidak? Kepala memang
sudah berkerudung, tapi wilayah dada masih membusung.Itulah awal mula isu 'jilboops' bergulir dan menjadi pergunjingan yang sibuk di media sosial. Maklumlah,ibu muda
itu baru saja terpanggil untuk berhijab dan ia belum dapat meninggalkan penampilan seksi sebagaimana dulu. Ia sudah punya niat baik,
tapi dunia maya malah menertawakan prosesi pertobatannya.
Atau kisah tragis tentang bocah perempuan yang disiksa hingga meninggal dunia oleh ibu kandungnya. Pasalnya sepele; saat ditinggai
"bukan main. Tega ia menghajar anak manisnya. Menjambakrambutnya, menendangnya, hingga tersungkur di lantai,lalu mencekik anak kandungnya itu hingga tewas. Tak lamai berselang,ibu muda itu menemukan secarik kertas berisi tulisan pensil lipstik goresan tangan almarhumah gadis keciinya;ILove Mama.
Ada pula ironi tentang perempuan bercadar yang sedang berbelanja ch sebuah minimarket
di Paris. Setelah mendapatkan barang-barang kebutuhan,lekas ia menuju kasir. Kasir yang dituju ialah peremjjuan keturunan
Arab berbusana modern. Sinis ia menatap perempuan bercadar itu. Ia menghitung nilai
barang-barang belanjaan perempuan bercadar, lantas melemparkannya secara kasarke
alas mefa! Tapi perempuan bercadar begitu tenang, hingga kasir kian geram."Kita punya banyak masalah di Prancis dan cadar kamu itu
salah satu masalahnya. Di sini kita berbisnis, bukan untuk pamer agama. Kalau kamu mau mengenakan cadar, pulanglah ke negerimu dan
jalani agamamu sesukamu!" Sesaat perempuan bercadar berhenti memasukkan belanjaan ke dalam keranjang. Lekas ia membuka cadar, lalu menatap mata kasir. Wajah di balik cadar temyata wajah perempuan kulit putih dengan sepasang mata biru."Aku perempuan Prancis tulen. Begitu pula ibu-bapakku. Ini Islamku
dan ini negeriku. Kalian telah menjual agama kalian dan kami merabelinya."
. Kisah-kisah semacam i^ lalu-lalang saban hari. Tak perlu repot mencari alamat situsnya.'*Cukup mengikuti dinamika linimasa (timeline).masing-masing media sosial. Setiap user akan mendistribusikannya kepada sesama
pengguna. Mungkin pada mulanya tuan
M
coret menggunakan lipstik milik ibunya. Ia . memperlakukan lipstik mahal sebagai kapur
tak berminat,tapi karena tautannya terus-
ja|
^tulis guna mencoreti dinding, daun pintu, l^gga seprei. Setiba di rumah,ibunda marah
mau,tuan akan membacanya,suka atau tak. g
di rumah. si bocah asyik bermain corat-
Media Indonesia, 28 Desember 2014
menerus menghujani linimasa, mau tak
^
Inilah zaman ketika lubang kesendirianyaQgJl
kita gali di dalam t6lS|)ori"pintar menjelma belaniara cerita, belukar kisah yang rimbun dan subur, dengan dramaturgi yang dapat diuji ketajamannya,imaji tragik yang bisa dipertandirigkan mutunya, elegi yang lebih menikam tingkat kepedihannya ketimbang cerita garapan pengarang sungguhan. Lalu, apa yang tersisa bagi cerpen koran? Cerpen koran tak bisa melarikan diri
dari belantara maya itu, apalagi menganggapnya sebagai residu kelisanan belaka. Cerpenis yang tak memilild kepekaan pada realitas ganjil yang sedang menggejala akan terkepung dalam
hanya menggunakan imaji tentang peel yang melekat di kepala ketua •
RT. Lipatan peci yang
!"
biasa digunakan ketua
i
RT untuk menyimpan uang, berkembang menjadi sumber kecurigaan warga, bahwa ia juga menyimpan uang hasil korupsi di situ.
Simbol peci yang berkonotasi kesucian dikontradiksikan
ketercelaan, hingga keduanya tak dapat dipisahkan. Dalam konteks berbeda, imaji tentang peci
Cerpen bisa tersingkir dan tergeletak sebagai teks lapuk lantaran tak
disentuh perabaca. Sebab, , i
f;
tehilang pada Leiaki Berped (MI,22/6)karya Yusri Fajar. Di sini peci dicurigai sebagai atribut yang erat kaitannya dengan radikalisme, sebagaimana imaji banyak orang tentang cadar dan sorban,sejak maraknya fundamentalisme
ketimbang teks sastra yang di ■
agama di berbagai belahan dunia. Sekali lagi, cerpen mempertukarkan 'yang putih' dan 'yang
masa lalu mungkin dipuja sebagai
hitam' dalam ruang metafiksionalnya. Bila
di sekitar kita lebih tragik
karya besar dan adiluhung. Maka, kreativitas untuk melahirkan bentuk-bentuk baru
menjadi penting di ranah kepengarangan. Menemukan ide yang genuine memang bukan perkara mudah.
etika dan agama menegaskan garis demarkasi
. Jjahkan menempatkan 'yang mulia' dan jjjyang tercela' secara hierarkis, sastra bekerja 8 ... mencampurbaurkannya, membuat keduanya berkelit-kelindan, hingga sukar memilahnya. Dalam'yang tercela'selalu saja
Namun, bukan berarti
ada 'yangpantas dipuja', atau
kebaruan tak dapat digali
sebaliknya.
Eep Saefulloh Fatah
dan realisme udik tak bisa
dalam JaketAyah (.MI,4/5)
diperbarui.
juga menunjukkan upaya. eksperimental serupa. Muka dua kaum poUtisi yang sudahjamak
Upaya-upaya
eksperimental dalam merancang cerita menjadi
salah satu pertimbangan rubrik cerpen Media
dalam penglihatankita,
Indonesia sepanjang
tak direkam dalam
gambaran utuh, tapi
2014. Boleh jadi gagasannya ialah etika
politik yang dekaden sebagaimana tampak
^ pada Piljpjes 2014,tetapi ,cerpen tak berpretensi jmengisap'realitas itu
?seutuhnya. Satmoko >B.udi Santoso dalam Peci
.
dengan watak korup yang bejat. Satmoko mengaburkan makna 'peci' menjadi duma abu-abu. Keterpujian yang bersenyawa dengan
lingkaran keusangan yang kehilangan daya tariknya.
cerita yang berseliweran
Ayah (M7, 31/8), niisalnya,
^
hanya dikisahkan melalui atribut partai di musim kampanye. Jaket
-^yang sejatinya menjadi identitas
^kaligus kebanggaan terhadap partai yang menganiarkan seorang politisi menjadi bupati, di tangan
^ pengarang berbalik menjadi
■^Ifnuasal kebencian, hingga Eep mengunci cerpennya
dengan adegan seorang istri membakar jaket partai milik suaminya, lantaran kecewa pada , lelaku politik yang telah mengubah suaminya menjadi individu ambisius, lalu
menghalalkan segala cara demi merengkuh kekuasaan.
Upaya kreatif
dalam pencarian bentuk baru telah memunculkan nama-
nama baru dengan kedalaman refleksi dari
keterampilan teknis yang layak diperhitungkan. Sebutlah, misalnya, cerpen Keputusan Ely (M/, 3/8) karya Dewl Kharisma Michellia, dan
Kisah Sedih Kontemporer [MI, 7/12) karya Dea Anugrah. Michellia mengembangkan layar imaji tentang
keretakan hubungan
suami-istri yang berakibat berat bagi anak-anak usia pradewasa. Tak ada kekerasan, juga dialog-dialog yang
menggambarkan
■i perseteruan sebelum perceraian. la hanya = membangun karakter Ely, yang mengangkut semua mainan kesayangan semasa masih
bersama ayah kandung, ke rumah ayah tiri yang tidak ia sukal. Di sana, Ely merawat
ingatan bahwa dirinya masih berada di pangkuan ayah kandung. Ruang penceritaan
penuh dengan halusinasi tentang ayah yang hilang dan masa kanak-kanak yang lekas ■ berlalu. Cerpen dikunci dengan penegasan
Ely tetap menjadi 'penyakit jiwa' yang bisa menimpa siapa saja.
Dea Anugerah merancang sentimentalisme terhadap pseudo-romantika dunia maya. Cinta sejati, belahan jiwa, setia sampai tua
sebagai 'ideologi' dalam romantika masa silam hendak dipatahkan, atau ditempatkan sebagai jargon lapuk yang tak layak dipercaya. Kisah Sedih Kontemporer ialah kamuflase dalam hubungan percintaan modern. Banyak yang
latah mengucapkan rindu dan cemburu dalam hubungan 'terselubung' yang berlangsung
tanpa perjumpaan fisik. Ada yang patah hati lantaran merasa dikhianati, friistrasi hanya karena pasangan abai membalas pesan yang
terkirim melalui private message, padahal mereka tak pernah bertemu muka. Banyak orang terobsesi hendak meng-online-kan
perasaan, tapi mereka kerap tersiksa hanya karena mati lampu atau koneksi internet terputus tiba-tiba.
Eksplorasi imajiner dengan corak kebaruan serupa dapat pula ditemukan pada Menara Dosa {MI, 13/7) karya Maya Lestari Gf, Seekor CapungMerah (MI, 25/5) karya Rilda A Oe Taneko, dan Dunia Angka {MI, 27/4) karya Wina
Bojonegoro. Para pendatang baru yang patut
jadi perhatian setelah generasi Taufik Ikram Jamil, Arswendo Atmowiloto, Yanusa Nugroho, Gus Tf Sakai, Agus Noor, Ratih Kumala, Iksaka Banu-sekadar menyebut beberapa nama.
Demikianlah semestinya peran lembar sastra di harian dengan segmen pembaca umum. Ia
mempertimbangkan bacaan yang tak hanya bisa dikonsumsi penyuka sastra, tapi juga
dapatdinikmati oleh sebanyak-banyaknya
pembaca. Selain itu, lembar sastra tak melulu mengisi ruangnya dengan nama-nama besar,
tapi memberi peluang pada nama-nama baru dengan mekanisme kuratorial yang ketat dan terukur. Maka, tunai pula tugas koran selanjutnya; melahirkan cerpenis baru guna
memperkaya khazanah sastra. Jayalah terus cerpen Indonesia... -: ~ S
I bahwa sejatinya ayah Ely sudah lama
meninggal dunia, hingga ceracau gadis kecil di sepanjang cerpen itu hanya sandiwara yang tak
Damhuri Muhammad
perlu. Tapi, imaji pembaca mustahil direnggut' begitu saja. Problem psikis y^g dialami
Kurator cerpen lembar sastra Media Indonesia
Cerpenis, esais
CERITA PENDEK
pelANGI DI KAKI LANGIT'
Antologi Guru Bahasa SLIP DIY YOGYA (KR) - Sejumlah karya esai dan cerita pendek (Cerpen)dalam buku antologi'Pelangi di Kaki Langit' menjadi bukti guru bahasa SLTP di DIY mampu mencipta karangan melalui proses kreatif perenungan dan pemikiran, sekaligus memilild ketajaman penglihatan dan kepekaan menangkap problem sosial dan kemanusiaan yang dihadapinya. Kepala Balai Bahasa DIY Drs Tirto Surwondo MHum me-
ngemukakan halitu terkait terbitnya buku antologi esai dan cer pen ^iru-guru SLTP DIY Pelangi di Kald Langit'baru-baru ini.
Setelah selesai berproses kreatif melalui kegiatan Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia 2014 selama tiga bulan,diharapkan para guru bahasa SLTP itu bisa menjadi guru yang aktif dan kreatif. "Sebab, hanya guru yang aktifdan kreatiflah yang akan mampu meraih kualitas hidup lebih baik," kata Tirto Suwondo di Balai Bahasa DIY.
Balai Bahasa DIY selalu menyelenggarakan Bengkel Bahasa dan Sastra sebagai pembinaan kepada semua yang bertalenta menulis kaiya kebahasaan dan kesastraan. Tahim 2014 sasaran-
nya guru bahasa SLTP di DIY. Mereka kemudian mendapat tugas menulis esai dan cerpen yang kemudian diterbitkan dalam
bentuk antologi. Para penulis tersebut kemudian diundang da lam "Ibrau Penulis dan Bedah Buku' di Ruang Tfeatrikal Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga(UIN Suka) Yogyakarta. Sebagai narasumber Drs Umar Sidik SIP MPd
(peneliti Balai Bahasa,dosen dan penulis serta pustakawan)dan Evi Idawati(penyair, penulis, aktris dan sutradara). Evi Idawati memuji kaiya para guru tersebut, bahkan ada be-
berapa di antaranya yang mampu menyedot perhatian. Sementara Drs Herry Mardianto dan Umar Sidik sebagai editor antolo gi menyatakan kegembiraannya terhadap kesungguhan guru dalam menyimak dan mencatat materi yang diberikan tutor, mendiskusikan, mempertanyakan dan akhimya mencoba menulis esai dan cerpen. Berbagai permasalahan dihadirkan para guru lewat karya mereka. Menurut editor,secara umum
esai dan cerpen yang termuat di antologi Pelangi di Kaki Langit' sudah layak imtuk diperbincangkan.Semua kekurangan masih
bisa diperbaiki dengan kemauan dan semangat berlatih mengembangks^im^masi,menulis dan terus menulis.(War)-s
Kcdaulatan Rakyal, 29 Dcsembcr 2014
DONGENG
DAN CANDRAKIRANA
DONGENGi WARISAN Oleh Muhammad Subarkah
Indonesia ternyata punya dongeng yang mendunia,yaknikisah . percintaan Raden Panji dan Candrakirana. Namun sayang, masyarakatnya sendiri sudah melupakannya. Kalau begitu,akankah cerita Panji segera musnah? £
1%
A
pakah tak acla cerita
asli Indonesia," be-
a ^ gitu ujaran masyarakat setiap kali tam ^ yangan televisi di Indonesia menyiarkan
ala Eropa: Romeo dan JuUet. Jawabnya temyata:"Ada dan punya!" Dongeng 'asli Indonesia' itu adalah cerita Panji, yang berisi kisah percintaan antara putra mahkota Kerajaan Jenggala, Inu Kertapati, dan pufri 'Sekar
sinetron Mahabarata versi India. Mung-
Kedathon' Kerajaan
kin sebagian ada yang kesal, tapi haiTis diakui sebagian besar publik lainnya bersikap biasa saja. Mereka malah me-
Sekartaji(Dewi Candrakirana).
nerima ki.sah 'perang saudara, antara Kurawa dan Pandawa itu seolah menjadi
penjelraaan'sikap hidupnya. Di masyarakat Jawa, malah dianggap cerita itu sebageii miliknya.
Tapi, apakah.betul" Indonesia tak punya dongeng seraemukau kisah Ma habarata, Ramayanara1.a.uj.kisah asmarp
Republika,8 Desember 2014
Kediri, Dewi
Menurut dosen Institut Seni In
donesia (Yogyakarta)Sumaryono,cerita
Panji adalah asli dari Jawa. Kisahnya diilhami oleh pembagian atau perabelahan wilayah antara sebelah timur Sungai Berantas yang disebut Jenggala dan di sebelah barat Sungai Berantas yang
dikenal Panjalu, pada tengah abad II,
atau tepatnya antara tanggal 20-24
November 1042 menjelang turunnya takhta Raja Airlangga.
"Namun,berdasarkan data yanglain, yakni yang ^tulis Slamet Mulyana dalam buku tafsir sejarah Negarakretagama, cerita Panji bertitik tolak dari perkawinan Raja Panjalu ke-10 dengan Dewi Sasikirana dari Jenggala. Berdasarkan data ini, maka kemunculan cerita Panji diperkirakan antara akhir abad ke-12
sampai dengan avval abad ke-l3 M," kata
Sumaryono dalam makalah yang disampaikan pada Seminar Naskah Kuno
Nusantara cerita Panji sebagai warisan dunia, akhir Oktober lalu, di Jakarta.
Siunaryono menegaskan,kisah putra mahkota Jenggala Panji Inu Kertapati tersebut memang ditulis oleh para pujangga sastra dengan berbagai variasi. Namun, meski terkesan berbeda, sebenarnya itu hanya sekadar variasi sebab masing-masing memiliki intisari kisah
yang sarha. Pertama, ada cerita yang bersifat roman yang oleh para ahli disebiit sebagai'Roman Panji'. "Tema besar kedua adalah semua
kisah Panji adalah berkisah tentang dua tokoh utamanya, yaitii Raden Panji Inu Kertapati dan pasangannya bernama
Menurul Kieven, memang ada pen-
dapat berbeda-beda mengenai awal cerita Panji—apakah pada zaman Kera-
jaan Kediri, Singosari, atau baru pada Kerajaan Majapahit? Nah, walaupun belum bisa ditentiikan, yang penting bahwa cerita Panji adalah bukti kreati vitas budaya Jawa Timur.
"Pada zaman Majapahit cerita Panji menjadi.populer dan sekaligus dihargai.
Salah satu ^asannya adalah karena simboiisme politiknya; yakni usaha untuk menyatukan dua kerajaan historis— Kerajaan Jenggala(dengan putra Panji) dan Kerajaan Daha (dengan Putri Candrakirana)—adalah aspek penting
dalam kedamaian dan harmoni kerajaan. Penggambaran cerita Panji digunakan sebagai simbol religius dan sekaligus lambang politik," ujamya. Kepopuleran cerita Panji juga diceritakan dalam Negarakertagama. Dalam 'Kakawin' ini dikisahkan Raja Hayam Wuruk menari dalam pentas Wayang Tbpeng yang mementaskan cerita Panji. Dan,di samping fungsi politik, kesenian Panji temyata masih raenjadi bertambah
penting dilam arti religius pada abad ke-
Dewi Candrakirana. Kisah dua tokoh
15 sewaktu kekuasaan Majapahit sudah
utama tersebut selalu diwamai dengan pengembaraan,penyamaran,dan percintaan," lanjut Sumar^'ono seraya menye-
mulai runtuh.
butkan adanya empat kisah Panji yang bertema seperti ini, yakni Serat Panji Jaya Kusuma (versi Jawa),Panji Malat (versi Bali), Serat Wangbang Wideya (versi Bali), dan Serat Kuda Narawangsa (versi Jawa). •
Kemasyhuran cerita atau sastra Panji itu terlihat jelas jejaknya pada dindirig di berbagai candi yang ada di.Jawa Timiir. Peneliti dari Universitas Frankurt
Jennan,Lydia Kieven, mengatakan, jejak cerita Panji ini salah satunya terpatri pada potongan-potongan relief yan ada di Candi Penataran.DFsana ada panel kecil yangmenggambarkan sosok lelaki
bertopi yang dapat ditafsirkan sebagai Panji. Adegan di relief yang menggambarkan ada seorang lelaki bertopi yang menyeberangi air dengan duduk di atas ikan.
- "Sastra Panji adalah salah satu con-
toh khas untulc kreativitas pada Jawa Timur. Naskahnya atau versi lisan diciptakan pada zaman itu dan tidak berdasarkan pada sastra India," kata Kieven.
"Saat itu, banyak orang istana menghindar dari persaingan dan kekacauan. politik dengan mencari ketenaiigan lewat agama. Misalnya, di Candi Kendalisodo
yang letaknya terpencil itu, di sana din-
ding-dindingnya dihiasai relief yang menggambarkan cerita panji," kata Kieven. ' Kentalnya kekuatan cerita yang
merupakan hasil ciptaan mahakarya bangsa sendiri(local genius) merupakan warisan budaya khas Indonesia (Jawa).
Dan,kini cerita Panji diwujud^n dalam berbagai bentuk kes^nianl seperti wayang,reog, tarian, dan teater. "Namim,beberapa jenis wayang yang
ada kaitannya dengan cerita Panji, seperti Wayang Krucil, Wayang Beber, dan Wayang Gedhog keberadaarmya kini
terancaip kepunahan," ujar Kieven kembali menegaskan. Menyinggung mengenai nasib cerita
Panji ke masa depan, Kieven pun menya-
takan s^karang akan kembali berpulang. pada kepedulian masyarakat. Bila mereka menyadari dan tnenghargainya.
, pada akhirnya mereka "juga akan .melestarikannya dalam berbagai bentuk transformasi.
7
Mengapa demikian? Hal ini karena
budaya tak bisa hanya sekadar menjadi media penghiburan, tapi esensi dan nilainya harus pula diperhatikan dan
dipraktikkan. Bila tidak, budaya ini termasuk cerita Panji—akan musnah ditelan zaman.
Akhirnya, apakah kisah Panji akan tenggelam di daiam. pusaran zaman? Wallnhu'alam.~
48 DONGENG
DONGENG RAKYAT
Smong, Smoong, Smooong.!, "y-ynoong.. smooooongg.... Ada
^smoonggJ Ayo hri ke atas bukitl" Ayah berteriak ke-
lantakkan pulau itu tahun 1907.
Kisah pilu itu kemudian diaba- ; dikan dalam dongeng smong
pada ibu, nenek, dan para te-
yang diingat dan diindahkan sampai sekarang,termasuk ke-
tangga...".
tika tsunami kembali menyer-
Rentetan kaliraat itu melun-
cur deras dari mulut Agus Nur
Amal, pendongeng asal Aceh.
gap Aceh pada 26 Desember 2004.
Saat mengungsi di atas
Para hadirin, termasuk puluhan
bukit itu 10 tahim lalu itu, se-
siswa SD yang duduk bersimpiih
orang ibu melahirkan bayi la-
di Bentara Budaya Jakarta
ki-laki. Bersyukur kepada Tuhan, bayi itu pun diberi nama
(BBJ), Rabu (17/12) siang, itu terhanyut. Terlebih saat kata smong diucapkan deng^ suara melengking panjang.
Pendongeng yang dijuluki
Smong.PM TOH meneruskan dongengnya.
"Karbanjiwa di Simeulue ha-
nya tujuh orang. Sedikit korban
PM TOH itu kembali menerus-
itu berkat kisah rakyat tentang
kan lakon berjudul Nama Soya
Smong itu. Kali ini, dalam nada
smong. Legenda itu menyatakan, bila tanah bejgerak-gerak, per-
khas Aceh yang mengentak-entak, pendek-pendek.
rut, segeralah mengungsi ke tern-
"Bumi terns berguncang-gum
cang selama sekitar 10 menit. Warga Simeulue melihat dengan mata kepala sendiri. Air laut di pantai menjadi suri^ Jkan-ikan menggelepar di dasar laut. Na-
mukaan laut turun, air laut su
pat yang tinggi." Berkat dongeng itu, sebagian besar warga di pulau itu akhirnya selamat dari tsunami yang menewaskan sekitar 170.000 orang itu.
mun, warga tak beranjak dari bukit. Mereka tidak ingin me-
munguti ikan-ikan itu."
10 tahun tsunami Pentas Nama Soya Smong
Para siswa SD yang bersera-
adalah rangkaian peringatan
gam Pramuka coklat-coklat itu
"Refleksi 10 Tahun Tsunami
semakin penasaran. Sambii mendengar, mata mereka me-
Aceh" yang digelar BBJ. Dalam
melototi layar yang memperllhatkan gambar orang-orang ber-
sama dengan peneliti dari Uni-
larian ke atas bukit PM TOH
pang, Yoko Takafirji. Selama . pentas, perempuan itu memegang gambar-gambar tragedi
dengan kepala berpeci tinggi kian semangat berkisah.
pergelaran ini, PM TOH bekeija versitas Rikkyo di Tokyo, Je-
Diceritakan, bagaimana warga di Pulau Simeulue di pesisir ba-
tsunami.
rat Sumatera itu serta merta
teringat kisah smong dari kakek
kan, sebagaimana di Aceh, masyarakat di Jepang juga menge-
nenek. Para tetua mengingat-
nal Tsunami Tendeko dan Ina-
Yoko Takaiuji mengungkap-
kan,jika teijadi gempa dan ke-
mura no Hi, kisah tsunami se-
mudian air laut surut itu per-
tempat. Semua itu merupakan
tanda adanya tsunami. Warga
metode siaga bencana dari
pun berlarian ke atas bukit sam
pengalaman nenek moyang. Ge-
bii berteriak smong,smong,
nerasi baru hendaknya mewansi
smong....
kearifan lokal agar lebili mema-
Legenda itu mengacu pada tragedi tsunami yang meluluh-
hami smong.(lAM)
Kompas, 18 Desember 2014
HADlAliSASTRA
Oka Rusmini
Dukun Penunggu Wahyu BELUM lama ini, Oka RusminisasU-awan Bali- meraih penghai^an
ia fokuskan dalam hal perspektifgen der, terutaraa kesejajaran posisi perem-
Khatulistiwa Literary Award melalui
puan dan lelaki di d^am budaya Bali.
buku kumpulan puisinya Saiban. Di lapangan sastra, ajang penghargaan
Tbntu saja,lahan gai'apan estetrik semacam itu, bukanlah lahir dari un-
berslmla nasional tersebut memang
sur dendam budaya setempat. Justru ia
cukup bergengsi. Setidaknya dari pa rameter parajuri yang terlibat. Tbntu saja, yang menarik, mengetahui liku proses kreatif Oka selama ini. Betapa
ingin menunjukkan kebanggaan men
jadi orang Bali. Bagi Oka,orang Bali adalah satu-satunya masyarakat yang .
sangat verbal menghormati bumi ^
dalam hal melahirkan kaiya, Oka
ini. Buktinya,pohon pun di-
menganggap bahwa semua kaiya yang
perhatikan dalam laku
dihasilkannya, baik yang bergenre cer-
upacara. Bukankah itu
pen, puisi, novel, maupun naskah dra
indah? Orang Bali adalah komunitas yang
ma, mempunyai tingkat kesulitan berbeda. Hanya saja, analoginya,ibarat seorang ibu, maka karya-karyanya adalah anak-anaknya.la mencintai mereka dengan cara-cara dan
perlakuan berbeda tetapi dengan takaran cinta yang sama. Boleh dikata, hasil karya yang dilahii-kan Oka selalu bisa menjadi kontroversi ateu perbmcarigaii
di ranah piiblik sastra y^g luas.
^
sangat menghargai alam,jauh sebelum orang-orang
menanamkanjargon: cintai lingkungan Anda.
Di mata Oka, ma
syarakat Bali kasta-kasta. Thpi,
Misalnya saja,sampai adayang meng
bukan itu sebenamya
anggap Oka adalah pejuang kesetaraan kasta. Setidaknya, dari sejumlah hasil
yang menjadi fokus uta- i;;
penelitian sejurnlah saijana sastra
kembangkan. Hal ini pen.. tingdigarisbawahi sebagai per- '
yang menelaah karya sastra buah tangan Oka, di antaranya ada yang mendekati dengan perspektif seperti itu. Tfentu saja, itu sah-sah saja. Tiada
^
ma lahan estetika yang ia'■
hatian bersama,sebab betapa pun sah dan bebas-bebas saja, antara asiun.-
si(penilaian)pembaca dan konsep kre
kalau hal semacam itu ditanyakan ke-
atif pengarang bisa saja sebenamya bertentangan. Sejak awal Oka menulis,
pada Oka,ia bisa saja hanya
ia mencoba mencatat beragam budaya
batas dalam hal interpretasi. Meskipun
tersenyum dan mempunyai pendapat berbeda yangjuga bemdai sah. Ia justru bisa heran kenapa ia dikatakan
Bali, yang ia tawarkan pada pembaca, yang mana yang harus dipangkas, yang • mana harus dipertahankan.
menxUis tentang kasta?
Diakuinya, hal ini memerlukan proses
,Menm-ut Oka,sebenamya,sejak awal, secara konseptual yang ia tuliskan
kadang Oka menyayangkan kalau
Kcdaulalan Rakyal, 7 Dcscmbcr 2014
paiyang. Dalam laku proses kreati&iya,
50
orang hanya melihat persoalan kasta semata. Buku-bukunya banyak
melahirkan sarjana, namim dianggap-
nya tidak ada yang melihat dalam an gle sebagai dokumen budaya.
akan dana ratusan juta untuk penelitian. Menurut Oka, bisa saja membeli
buku-buku pengarangyang sudah teru•ji karyanya, lalu disebarkan pada siswa-siswa di seluinh Indonesia.
Sebenamya,aspek ini bisa dilihat, yang
Apalagi Badan Bahasa mempunyai
paling dekat dain nama tekoh yang la gunakan. Itu semua nama-nama khas
Balai Bahasa di masing-masing dae-
Bali yang makin hari makin tergerus
dengan benar.
modemisasi. Tak ada satu pun
para saijana bisa melihatnya. Ini mengerikan,karena menxirut Oka,terlihat pembacaan mereka pada
karya-karya bermuatan kultural masih lemah.
Terhadap apa yang
rah. Sayang kalau tidak difungsikan "Saya tahu dana itu ada.
Harapannya, tentu Badan Bahasa mampu bergerak seperti itu. Syukur kalau berani memberi hadiah ratusEm
juta untuk pengarang yang
dedikasinya memang bisa dipertai^-
gungjawabkan. Kita juga punya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
ditulis Oka selama
Penghai-gaan ratusan juta rupiah tidak
"ini, memang bisa saja
masalah, beli buku-buku yang bermu
ada pihak yang tidak
atan lokal juga bukan masalah. Daripada buat proyek ini-itu yang ti
bisa menerima, seolah-olah ia malah an-
dak jelas. Itu impian saya terhadap
• tikasta. Pandangan , penghargaan untuk pengarang
seperti ini bisa saja ■^dimanfaatkan dleh"^
orang-orangyang ptmya
kepentii^to politis.
Namun, Oka' tida^.eduli, yangjadi impiannya,''peiempii^ Bali punya tempat dan kedudukan sejajai* dengan lelaki. Sebagaimana harapannya sendiri terhadap dunia sastra, ia ingin dunia sastra Indonesia tidak lagi beijalan di tempat. Bag! Oka, kita masih kui'ang menghargai kaiya-karya sastra yang khas Indonesia (memiliki muatan kul
Indonesia," tukas Oka. ~ Oka~sadar, menulis aspek budaya
(apalagi yarig dikaitkan dengan agama) selalu bemilai sensitif. Oleh sebab itu-
lah, dengan mengemas menjadi fiksi, info budaya yang ada di dalam fiksi tersebut akan lebih elegan sampai ke-
pada pembaca dibandingkan dengan teks-teks riset yang bernilai membosankan. Oka sendiri merasakan
semakin mengasah kemampuan proses
kreatifnya agar tidak tumpul ia bisa mengombinasikan antara menjadi tipe penxxlis kamar dan komunitas. Ia jus-
tural yang kental). Harusnya, lembaga seperti Badan Bahasa berani membeli karya-karya yang dinilai memerkaya
tru heran jika ada pengarang yang
kedntaan dan informasi tentang bu
bersosialisasi. (k) ■
daya Indonesia, dibanding menyedi-
berlagak seperti seorang dxikun yang
menun^ wahyu, tidak bekeija, tidak Satmoko Budi Santosa
HADIAHSASTRA
Berbakat^ Novel berjudul Kambing dan Hujan menjadi
pemenang pertama Sayembara Menulis Novel yang digelar Dewan Kesenian Jakarta. Jumlah pesertataksebanyaks^belumnya. Ratnaning Asih ratnaning(§itempo.co.id
Sayembara Meniilis Novel, perhelatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Komite
Sastra
Dewan
Kesenian Jakarta (DKJ), bam
ujar Zen. Novel ini, menurut Zen, juga memiliki alur yang mengalir, dengan penokohan yang cukup kuat dan konsisten. Adapun tema
perbedaan pandangan dalam agama berhasil dilebur tanpa teijebak menjadi sebuah mimbar dakwah.
Sang penulis, Mahfud, mengsaja usai. Dalam malam pengaku tak menyangka dapat meraih hargaan yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, penghargaan ini. "Novel ini pada 18 Desember lalu itu, sebenamya sudah satu tahiin di Dewan Juri yang terdiri atas
penerbit,tapi enggak terbit-terbit.
Martin Suryajaya, Nukila Amal, Jadi, saya kirim ke sini," ujamya. dan Zen Hae memilih empat Atas kemenangannya itu, Mahfud mengantongi uang Rp 20 juta dan pemenang. Mahfud Ikhwan menjadi masih memegang hak cipta serta pemenang pertama lewat novel- penerbitan naskah. Juara kedua diraih Ziggy nya Kambing dan Hujan. Novel Zezyazeoviennazabrizkie dengan tersebut bercerita tentang kisah novel berjudul Di Tanah Lada, percintaan berlatar perbedaan "aliran" agama, antara NU dan yang bertema kekerasan terha-
Muhammadiyah.Zen Hae menyebut salah satu kekuatan tuHsan Mahfud adalah penggunaan baha-
dap anak dan rumah tangga yang
retak."Novel ini memilih penutur
sa yang bersih dan cermat,jauh di atas rata-rata naskah lain.
"Variasi dan permainan baha-
anak perempuan berusia 6 tahun, sudut pandang yang jarang dipilih karena memang tak mudah," ujar Nukila Amal.
Napas Mayat kaiya Bagus Dwi Hananto, yang meraih juara ketisi tua pada dasawarsa 1960-an, ga, juga dipuji karena mengambil yang masih menggunakan ejaan tema kriminalitas dan kanibalisSuwandi, hingga bahasa e-mail me, yang masih jarang diangkat. dan SMS generasl muda saat ini," "Penggambaran protagonis dan
sa bisa dikatakan unggul. Dari
penggunaan bahasa tulis genera-
Koran Tempo,24 Desember 2014
psikosisnya juga cukup mendalam,"
Zen menambahkan. Adapun juara keempat,Puya ke Puya,novd ciptaan PMsal Oddang yang bertutur tentang gesekan antara adat dan modemisasi, dipuji karena memi-
liki cara bertutur yang unik."Ada keragaman perspektif orang hidup dan mati, dengan sudut pandang bembah-ubah,"kata Zen.
Untuk mendapatkan keempat juara ini,dewan juri menggunakan empat kriteria penilaian.Pertama, kesatuan isi cerita dengan bentuk peniJisan, seperti diksi, metafora,
plot,iatar, hingga penokohan.Tiga parameter lain adalah kebaruan
tema dan cara penulisan, kepia-
dibilang istimewa dalam sayem bara kali ini. Artinya, tak ada
karya dengan pencapaian unggul merata dalam empat kriteria penilaian sekaligus," ujar Martin Suryajaya. Pada naskah pemenang perta
ma, misalnya, salah satu kritik dewan juri adalah tema cerita yang sudah berkali-kali diangkat. Di luar para pemenang, dewan juri menemukan banyak naskah yang tidak memperlihatkan kecakapan berbahasa, bahkan kesalahan mendasar seperti penyusunan kalimat, atau kesalahan
imbuhan. Pada hampir semua naskah,dewan juri juga menemu
waian bercerita, serta kemahiran
kan inkonsistensi cerita, terutama
berbahasa Indonesia.
pada plot dan penokohan, serta
Sementara itu, jumlah peserta Sayembara Mehulis Novel tahun
ini menurun secara signifikan, hanya 64 naskah yang diterima. Dua tahun lalu, naskahnya mencapai 300 judul."Hal itu teijadi karena seleksi ketat yang dilaku-
kan untuk mendapatkan kaiya yang lebih berkualitas," ujar Ketua Dewan Kesenian Jakarta,
minimnya diksi dan metafora
yang digunakan.
Sayembara Menulis Novel per tama kali digelar Dewan Kesenian
Jakarta pada 1974, dengan nama Sayembara Mengarang Roman, dan telah digelar sebanyak 16 kali. Sayembara ini sempat
dihapus sepanjang 1981 hin^a 1984 karena dianggap mengalami
Irawan Karseno, dalam sambut-
penurunan
annya.
Hadiah Sastra untuk buku-buku
Ihhun ini memang diterapkan dua syarat tambahan bagi calon peserta. Pertama, usia peserta
terbaik. Dari 1985 hingga 1996, Sayembara Menulis Novel juga Hadiah Sastra tidak diselengga-
dibatasi 17-37 tahun.Peserta juga
rakan, dan baru muncul kembali
diwajibkan telah menerbitkan
pada 1997, dengan kemenangan Saman dari Ayu Utami sebagai juara pertama. Selain Saman, beberapa novel lain yang dila-
setidaknya tiga kaiya cerpen atau prosa di media massa atau satu
buku di penerbit umum. Meski syarat pendaftaran telah
mutu, digantikan
hirkan dalam lomba ini adalah
diperketat,Dewan Juri mengakui
Dari Hari ke Hari karya Mahbub
masih banyak kelemahan dalam
Djunaidi, Stasiun
naskah peserta yang mereka
Wijaya, dan Olenka ciptaan Budi
_nilai^Tidak ada kaiya yang bisa
Darma.•
oleh Putu
KliSUSASTRAAN
RmngDialektika mah Budaya EAN,Pendapa Bagong
SEORANG publik seni pemah menyatakan kebingungannya mau menghadiri acara kesenian mana di Yogyakarta. Sebab, dalam waktu bersamaan di tempat berbeda, ada se-
jumlah acara dilangsungkan. Mulai pentas teater, pembukaan pameran lukisan, pembacaan dan musikalisasi puisi sampai laimching dan diskusi
Kussudiarjo, Tembi, LIP, Bentara, Sangkring, Pendapa LKiS,PP Kaliopak, hingga kampus, komunitas, toko buku dan kafe.Semua ikut ambil
bagian,semua punya jadwal. Menggembirakan
Ini menggembirakan tentu saja. Tahun 97-an, awal saya di Yogya,jika hendak mengadakan acara kami merasa perlu berkoordinasi dengan ko munitas lain, minimal saling intip
buku. Ini merujiik malara hari, se-
jadwal supaya tidak tabrakan. Na-
dangkan slang hari biasanya ada se minar, workshop dan lomba. Itu pun bam mengambil beberapa genre seni. Padahal untuk pertunjukan saja, selain teater, terdapat jenis pertunjukan lain seperti musik dan
mun lama-lama,tabrakan jadwal tak terhindari karena kegiatan kian pa-
tari, baik tradisional maupun mo
dem. Di seni mpa,selain seni lukis, ada patung, kriya, desain dan Iainlain. Belum lagi film dan fotografi. Masing-masing memiliki agendanya sendiri. Selain bersifat regular, yakni
kegiatan pada hari-hari biasa, juga ada agenda tetap tiap bulan, sebutlah Sastra Bulan Pumama dan Bincang-
bincang Sastra di bidang sastra atau
Jagongan "Wagen di bidang pertun jukan. Ada piila event khusus,, seperti FKY,Biennale,ArtJog, Jogjezz, Festi val Gamelan, Pekan Film, Festival Teater dan sebagainya. Dapat dibayangkan,jika hari-hari biasa saja Yog-
dat, mang seni marak dan pelakimya meningkat,sehingga persamaan jad waljadi biasa.
Ya, persamaan jadwal tak lagi dianggap sebagai benturan. Tab, tiap agenda sudah ada pengisinya tanpa mengganggu satu sama lain, bahkan hal yang paling esensial dalam agen da seni, yakni publik, lambat-laun ju ga terpetakan. Masing-masing komu nitas, venue dan agenda, ada publiknya sendiri. Di kota-kota lain, di mana jumlah komunitas lebih terbatas, jadwal kesenian masih bisa diatur, bukan menghindari benturan, tapi supaya jadwal satu dengan yang lain berbeda,sebab satu bal: publik-
nya relatif sama. Kadang, pelakunya pun sama.
Di Yogya, publik dan pelaku seni menyebar di berbagai komunitas atau
paguyuban. Maklumlah,sebagai kota
ya penuh dengan berbagai agenda seni, apalagi ketika ada festival. Jadwal bukan lagi sama hari dan jamnya,juga tempatnya. TBY lazim jadi tempat dilangsungkan beberapa ma-
budaya,Yogya tempat mukim banyak pelaku seni yang karyanya dinanti publik. Sebagai kota pelajar,ia dihuni
ta acara sekaligus. Tbmpat lain ikut
butuh mang-mang katarsis, oase, di luar mal dan citraan konsumtif..Me-
terlibat. Sebutlah PKKH UGM,Ru-
mahasiswa dari berbagai daerah yang
Kcdaulalan Rakyat,21 Dcscmbcr 2014
. reka inilah yang setia menanti agenda seni. Bahkan mereka juga terlibat daiam paguyuban atau komunitas, baik di dalam maupun di luar kampus. Karenanya agenda seni di kota ini memiliki pelaku dan publik yang beragam.
mereka mesti punya persepsi yang sama atas iklim kesenian di Yogya.
Artinya, orang produksi dan pengelola ruang seni, perlu agenda pertemuan untuk merumuskan visi bersama.
Misal, bagaimana memecah konMan^emen
sentrasi publik supaya tak hanya fa-
Di sisi lain ada hal yang perlu digarisbawahi, alih-alih sebagai bahan evaluasi. Iferciptanya publik seni ber-
natik pada agenda tertentu. Publik perlu didorong memasuki venue dan
dasarkan.agenda yang digandrungi,
agenda lain. Jika tddak, bukan hanya komunikasi antardisiplin seni yang
sebenarnya menyiratkan situasi lebih
mandeg,juga stagnasi apresian ter-
luas: kurangnya tegur-sapa publik
hadap agenda-agenda seni di Yogya.
lintas disiplin seni. Kadang, meski-
Selain itu, meski benturan jadwal bukan raasalah, tapi manajemen tetap perlu mempertimbangkan segala kemimgkinan. Misalnya dari segi skala acara. Bila ada jadwal pertunjukan dengan skala
pun pelaksanaan acara tak selalu ber-
benturan, publik A belum tentu mau
hadir ke venue B dan sebaliknya. Karena sudah punya agenda sendiri, agenda lain diabaikan. Timbul eks-
klusivitas atas agenda dan venue ter-
besar, tentu kurang pas dibiarkan
tentu.
berbenturan dengan pertunjukan lain sebab bisa dipastikan publik akan tersedot ke sana. Sepanjang bisa dihindari atau dijadwal ulang, mungkin lebih baik, sebab juga memberi ke-
Faktor ini ikut menyumbang sinyalemen renggangnya hubungan ant^-
disiplin seni dan hilangnya ruang dialektika lantaran tak terjadi pertukarangagasan antarcabangkesenian. Publik merasa puas di zonanya masing-masing, semacam zona nyaman,
sempatan publik menghadiri dua atau lebih agenda berbeda. Benturan
sebatas agenda yang ia kukuhi saja.
jadwal kadang juga bisa fatal. Misal, pemah acara pembukaan pameran di
Padahal mereka berpotensi menjadi
Yogya Galeri dengan baca puisi D Za- .
pelintas-batas, penikmat ulang-alik,
wawi Imron, bertabrakan dengan acara dangdut di alun-alun yang pe-
dari cabang satu ke cabang lain, dari satu venue ke venue lain, dari festival
ngeras suaranya menggelegar. Hal
ke festival. Itulah istimewanya Yogya. menyelenggarakan acara penuh tanggung jawab. Jangan sampai materi belum maksimal sudah diagendakan,
begini perlu dihindari. Untuk itu dibutuhkan manajemen seni dalam menyusun dan menyelenggarakan agen da seni di Yogya. Kuncinya adalah ko munikasi antarpegiat kesenian. Se-
sedikit-sedikit bikin acara, sehingga
moga. □ - g
Karenanya, manajemen seni mesti
jika itu terjadi, percayalah, agenda yang bejibim, akan berbanding terbaI lik dengan kualitas. Lebih dari itu,
*) Raudal Thryung Banua, Koordinator Komunitas
Rumahlebah Yogyakarta.
55 Kl-SUSASTRAAN
16.180 Puisi Pelajar Kota Bogor Akan Disampaikan kepada Ibu Negara Bogor, Warta Kota Sebanyak 16.180 judul puisi hasil kaiya pelajar se-Kota Bogor dibukukan oleh komunitas buda-
ya Kota Bogor. Belasan ribu puisi itu disusun dalam buku setebal
150 halaman. Menurut rencana buku itu akan didaftarkan ke Museum
Rekor Indonesia (Murl) dan di-
arak oleh para pelajar dari Balai Kota Bogor ke Istana Bogor untuk selanjutnya diserahkan ke
Ibu Negara Iriana pada Minggu (21/12) mendatang. "Seluruh puisi dalam buku itu tullsan tangan. Nanti akan dike-
tik ulang, dan disusun menjadl
55 Bayangkan betapa indah-
dan temyata ini disambut antusias oleh mereka," ujamya.
nya jika dari Bogor banyak lahir sastrawan besarseperti Rendra, Sutardji,
menyukai sastra akan tumbuh menjadi individu yang berka-
atau Chalrii Anwar.
rakter mencintai kemanusiaan, keindahan. kreativitas, dan ke-
cerdasan sebagai modal terbaik untuk pembangunan. Mulai 2015 nanti katanya,
akan diadakan pergelaran puisi ACE SUMANTA
Ketua Forum Sastra Bogor ram digital dan akan diunggah ke situs internet tahun depan agar bisa diakses oleh publik.
.^uku/' ujar Ketua Komunitas,
setiap minggu di sekolah secara bergiliran. Namun, sebelumnya, akan diadakan pelatihan penu-
lisan puisi dengan menghadirkan para penyair dan pujangga besar Indonesia.
"Bayangkan betapa indahnya
Jlka dari Bogor banyak lahir_
Ibu Negara. Museum Rekor Indonesia, Pemkot Bogor, dan
teknis kepada para guru sastra
Universitas Pakuan.
dari 20 sekolah.
sastrawan besar seperti Rendra,„ Sutardji, atau Chairil Anwar," katanya. Saldy menambahkan, tahun 2015 mendatang akan mengajak lebih banyak pelajar Bogor untuk berpuisi dan bersastra. Akhir ta hun depan, diharapkan akan ada 100.000 puisi karya para pelajar yang slap dipentaskan untuk'
"Kami mendorong agar sastra populer di kalangan anak-anak
menghidupkan galrah kegiatan | ^tra di Bogor.(wid) [
Rekoris-Puisf-Dunja-Indoiiesia
Disambul anlusias Sementara itu, Ketua Forum
Saidy dalam diskusi RRI Bogor belum lama ini.
Buku asli tulisan tangan para pelajar itu akan dislmpan
oleh komunitas, Kopi buku asli akan dlbuat terbatas untuk
"i
Menurut Ace, an^-anak yang
Seluruh puisi, lanjut Saldy,
* akan didokumentaslkan ke cak-
Sastra Bogor Ace Sumanta mengatakan, pembukuan 16.180 puisi itu merupakan tindak lan jut deklarasi Bogor Kota Puisi
Dunia pada Agustus 2014 yang dilanjutkan dengan bimbingan
BsJ
Warta Kola, 12 Descmbcr 2014
58 KESUSASTRA AN
MEMBACA
Selain buku pelajaran, minggu ini kita su-
dah membaca buku apa saja ya? Membaca
menjadi salah satu jawaban yang diisikan dalam kolom hobi jika ada formulir yang hams kita isi. Namun, benarkah pudh
abu-abuers memang suka membaca buku? Buku apa saja sih yang sudah kita baca? Bukan hanya itu, buku juga mem-
berikan bany^ manfaat untuk kita embaca bu
sebagai pelajar SMA. Kalau ada tugas
ku menjadi
yang mengharuskan kita mencari bahan pengetahuan umum, mau enggak
suatu hibur-
V,;
an tersendiri bagi seseo-
I rang. Kalau pikiran kita sedang lelah karena pelajaran di sekolah, membaca novel
fiksi bisa menjadi rekreasi untuk menyegarkan pikiran. Bagi mereka yang suka dengan puisi,juga banyak loh buku puisi yang menarik. Siapa tahu, inspirasi datang ketika kita sedang membaca
Kompas, 12 Descmbcr2014
mau pasti mencari buku.
Dari buku pengetahuan, kita bisa
mendapat banyak sekali bahan untuk membuat tugas sekolah. Jangan malas ya, sebab seperti kata-kata klasik, tetapi tetap pas dijadikan pegangan sampai sekarang, buku itu cakrawala dunia.
Pada era teknologi yang semakin maju kini, kita bukan hanya bisa membaca buku secara fisik, tetapi ju ga melalui online (daring). Hampir semua majalah dan buku mempunyai media online untuk bisa dinikmati se
mua orang. Nah, kurang mudah bagaimana lagi, kalau sudah banyak me dia yang bisa kita akses.
Tebih ringan Siswa SMAN 48 Jakarta, Hana Azalia, memilih membaca novel fiksi
yang lebih ringan sebagai hiburan. i Meski sering membaca novel, dia mengaku enggak mempunyai pengarang favorit. "Biasanya aku pilih yang menarik
senang dengan buku fisik, mungkin saat ini masih duduk di bangku kuliah tingkat akhir. "Mereka yang belum terpapar me dia sosial saat masih SD sampai SMA. Mereka adalah anak muda yang suka novel dan komik," kata Fuadi.
atau buku rekomendasi dari teman.
Nah,tipe lainnya, lanjut Fuadi, ge nerasi muda yang tidak terlalu suka
Namim novel Laskar Pelangi karya
buku karena turabuh pada era media
Andrea Hirata dan Bumi Manusia
sosial. Informasi dan hiburan bisa de
karya Pramoedya Ananta Toer, aku juga baca kok," kata Hana Untuk sebuah novel dengan cerita yang menarik, Hana bisa membacanya hanya dalam waktu tiga hafi. "Kalau novel sastra, bahasanya lebih 'tinggi', bisa satu minggu baru aku habis membacanya. Apalagi kalau aku lagi banyak tugas sekolah," katanya. Hal senada juga disampaikan siswa
SMAN 2 Yogyakarta, Am^ia Az Zahra, yang juga memilih novel fiksi. "Dari SD sih memang aku suka mem baca novel, apalagi kalau ceritanya bi
sa menginspirasi dalam kehidupan sehari-hari," ujamya. Amalia juga pemah membaca no
vel sastra, tetapi itu pun karena tugas sekolah.
"Kalau novel sastra, aku kurang su
ngan mudah mereka dapatkan melalui internet, media sosial, dan ben-tuk digital lainnya.
"Untuk tipe yang kedua itu ke-
mungkinan akan semakin banyak jumlahnya Apalagi kalau mereka ti
dak diperkenalkan dengan dunia bu ku, selanjutnya generasi muda akan
semakin beijarak dengan buku," ujar Fuadi.
Kini, beragam tema buku ditawar-
kan kepada pembaca. Sayangnya, menurut Fuadi, keragaman buku itu be
lum tentu menarik minat generasi pembaca muda usia. Sebaiknya, pe-
nerbit buku pun menawarkan prog ram menarik untuk memperkenalkan
buku fisik maupun elektronik kepada pembaca muda.
Perkembangan teknologi yang se makin canggih membuat penulis bu
ka Bahasanya enggak kayak bahasa biasa, aku pemah baca (novel sastra) gara-gara tugas Bahasa Indonesia seperti Tenggelamnya Kapal van der
online bukunya.
ku pun harus kreatif membuat media
"Misalnya dengan memperkenal kan e-book, buku interaktif, buku vi
Wifck,Burung-burung Mariyar,Para
sual, dan membangun komunitas
Priyayi, dan Harimau!Harimau!. Kita diharuskan membaca sampai selesai," ujar Amalia yang mendapat tugas re-
lan-pelan minat(anak muda) bergeser, dan mereka suka membaca bu
sensi novel dan diskusi.
ku," kata Fuadi.
Novel dan komlk Penulis novel Negeri5 Menara, Ahmad Fuadi, mengatakan, generasi muda yang suka membaca terbagi da lam dua tipe. Pertama, mereka yang
pembaca online. Semoga saja pe-
Nah, mulai sekarang kita tidak boleh malas membaca buku. Semua hal
yang ada di Bumi ini, pasti ada di
buku. Kita bisa memulainya dengan membaca buku apa saja... (SUSIE BERINDRA) >
KBSUSASTRAAN
I
Melahirkan Novel dalam Keterbatasan Setelah naskali jadi dan siap cetak, naskah pun dikirim ke sejumlah pe-
Meski lahir dengan keterbatasan fisik, Ariny Nurul Haq memiliki impian yang tak terbatas. la
tolak enam kali. Akhimya, naskah pun
Ingin menjadi novelis sekallgus
dikirim ke penerbit indie di Subang,
sarjana sastra bahasa Indonesia.
Dl usianya yang ke-23 tahun, Ariny NH memang belum mampu meraih gelar sarjana. Tetapi, setldaknya, ia sudah mampu menghasilkan sejumlah novel, cerpen, dan pulsi.
nerbit mayor. Namun,semua penerbit
mayor menolaknya,"Naskali kami diJawa Barat," katanya.
Karena hanya diterbitkan oleh pe nerbit indie, novel Kuntilanak Gaul hanya dijual secara daring. Harganya
Rp 40.000 per buku.Dalam dua tahua novel yang terjual tidak lebih dari 10 buku. Namun,Ariny cukup gembira. Ia tidak berhenti menulis setelah
novel pertamanya terbit. Setiap hari ia
berkutat dengan komputemya. Me nulis memang menjadi kesibukan utamanya setelah putus sekolali. Setelah lulus dari Madrasah Tsa-
OLEH JUMARTO YULIANUS
Novel pertama saya beijudul Kuntilanak Gaul. Novel setebal 189 halaman itu terbit
pada Agustus 2012," kata Ariny saat ditemui di rumahnya di Desa Keramat
Baru, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (29/11).
Ariny yang penyandang tunadaksa sejak lahir mengatakan, novel pertamanya digarap bersama tiga penulis
lain, yakni Nenny Makmun, Dahliany Wiskasari, dan Siti Azqiyah Lailatul
Wahidah."Mereka yang menjadi part
ner saya itu mengembangk^ outline yang telah saya buat," ujamya. Novel pertama itu selesai pada awal tahun 2012. Pengeijaan novel tersebut
memakan waktu satu bulan. Setiap orang yang terlibat dalam penulisan novel menyumbang naskah setebal 20 halaman.
Kompas, 10 Dcscmbcr 2014
nawiyah (MTs) Puteri Al-Amin Pasayangan, Martapura, Kalimantan Selatan, tahun 2010, Ariny tak lagi me-
lanjutkan pendidikan. Ia sebenamya sangat ingin melanjutkan ke Madra sah Aliyah (MA) Puteri Al-Amin Pasayangan, tetapi terkendala keterba tasan flsiknya. Sebenamya, MTs dan MA Puteri Al-Amin Pasayangan berada di dalam satu kompleks. Namun, kelas MTs di lantai dasar, sedangkan kelas MA di lantai tiga bangunan sekolah. Orangtua Ariny yang setiap hari mengantar dan menjemputnya tak
sanggup jika harus menggendong anaknya itu naik-turun lantai tiga. Untuk bersekolah di sekol^
lain,
lokasinya jauh
dari '
rumah. Kondisi itu juga me- ^ nyulitkan bapak dan ibunya:
Akhirnya, dengan sangat terpaksa, orangtuanya pun tidak lagi menyekolahkan Ariny. Padahal, secara eko-
"Tiomi, orangtuanya cukup mampu membiayai pen-
tulisan saya, saya ajak gg^ H^img," tutumya. Hasil kolaborasi dengan teman-
didikan anaknya. Bapak Ariny seorang pembakal
teman di Facebook membuahkan lima
(k^pala desa), sedangkan
novel pada tahxm 2012-2013.
ibunya berjualan di kios di
"Semua novel itu diterbitkan oleh
penerbit indie karena gagai menem-
depan rumahnya
bus penerbit mayor," kata Ariny Media soslal Tidak
sekolah
sambil tertawa
dan
diam di mrnah sepan-
Karya individu
jang hari membuat
_Ariny jenuh. la pun menghabiskan banyak waktu dengan berselancar di media sosial. "Dengan
Setelah menghasilkan beberapa no vel dengan berkolaborasi, pada akhir 2012, Ariny mencoba menulis novel secara individu. Dua novel dia sele-
memakai HP jadul yang ada akses internetnya, saya banyak bermain
saikan. Novel beijudul Kukembalikan
Facebook untuk menghilangkan bete
akhirnya bisa menembus penerbit ma yor. Ariny pun girang. Novel beijudul Kukembalikan Cin tamu terbit pada Juli 2013 dan IQimu
(bosan)," kata sulung dari dua ber- saudara ini.
Saat membuka Facebook, yang dicari Ariny adalah cerita bersambung. Ariny, y^g hobi membaca cerita di
Cintamu dan Kamu adalah Cintaku
adalah Cintaku terbit pada Oktober
2013. Naskah kedua novel itu, masing-
majalah Bobo sejak keias I SD, pada
masing setebal 100 halaman, dibeli
pertengahan 2011 baru mulai menulis berbagai cerita di akun Facebook mi-
oleh penerbit di Jakarta seharga Rp
liknya yang aktif sejak 2009.
1.750.000 per naskah.
Kini, kedua novel karya Ariny itu
Memasuki tahun 2012, Ariny^ se-
men^asi rak buku toko-toko buku
makin semangat menulis setelah memiliki komputer dan berkenalan de ngan Fitria Pratnasari, penulis novel
sama-sama terdiri atas 268 halaman
horor dan skenario film bioskop In
tak lagi mendapatkan royalti atas pen-
besar di Tanah Air. Kedua novel yang itu dijual Rp 45.000 per buku."Meski
donesia di salah satu stasiun televisi
jualan novel itu, sebagai penulis mula,
swasta "Saya kenal' 'dengan Mama
saya tetap merasa senang dan bangga,"
Fitria, ya, lewat Facebook," ujamya. Sejak berkenalan dengan Fitria, Ariny mengaku mendapat banyak ilrau
tutumya.
dalam menulis. "Mama Fitria mengajarkan ilmu EYD (Ejaan Yang Disem-
untuk terus bisa menembus penerbit
pumakan), kelogisan bahasa, dan ka-
saya masih ada puluhan naskah novel siap cetak. Naskah itu sudah dita-
rakter dalam penulisan," papamya. Dari "kursus" bahasa
Indonesia
yang dia peroleh, Ariny pun mulai
berani mengutarakan keinginarmya
Keberhasilan menembus penerbit mayor menjadi pelecut semangatnya mayor. "Sekarang ini, di komputer
warkan ke beberapa penerbit mayor, tetapi belum ada jawaban," kata pe-
sampaikan lewat status di akun Face-
rempuan murah senyum yang selalu tidur menjelang pukul 02,00 ini. Meniulit Ariny, dirlnya menulis se-
book miliknya. Misalnya,"Saya ingin
tiap hari. Targetnya, minimal meng
xmtuk menulis novel. Keinginan itu dia
menulis novel dengan judul Kun-
hasilkan tulisan sepanjang lima ha
tilanak Gaul, siapa yang mau jadi
laman setiap hari. Menulis biasa dia lakukan puM 14.00-16.00 dan dilan-
partner saya?"
"Beberapa teman Facebook pun langsimg menawarkan diri untuk menjadi partner dalam penulisan novel. Namun, sa. ya seleksi dulu. Saya lihat karakter dan gaya tulisan-
juga mulai menyunting naskah novel
nya. Yang cocok^ngan gaya
dan cerpen yang akan diterbitkan pe-
jutkan pukul 23.00-02.00. "Yang saya
tulis tidak hanya novel, tetapi juga cerpen dan puisi," ujamya. Selain menulis novel, cerpen, dan
puisi, sejak akhir tahun 2013, Ariny
60
nerbit indie. Untuk menyunting naskah setebal tidak lebih dari 100
haiaman, ia mendapat bayaran sebesar Rp 100.000 per naskah. Ariny pun senang karena sudah bisa menghasiikan uang melalui hobinya. Sang ibu,
yang awalnya ingin anaknya menekuni usaha jahit dan kerajinan manik,kini mendukung penuh kegemaran anaknya dalam menulis. Ariny yang menggandrungi novel dan cerpen karya Habiburrahman El Shirazy, Agnes Davonar, dan Asma Nadia ingin terus berkarya melalui penulisan novel, cerpen, dan puisi. Dalam hidupnya, ia berprinsip, ke-
16 September 1991 ♦ Pendldikan:
- SD A! Amin Cemani, Surakarta, ' •• kelas l-V (1998-2003)
- SD Negerl Tambak Anyar,
Martapura, kelas V (2003-2004) ■ Ml Baldatun Taibah Tambak
Anyar, Martapura, kelas lll-IV (2003-2005)
- Ml MIftah Darussaiam, Martapura, kelas V-VI (2005-2007) - Mis Puterl Al-Amin Pasayangan,
Martapura, kelas VII-IX (2007-2010)
♦ Ayah: Muslim (47) ♦ Ibu: Hj Aidatun Nasikin (40) ♦ Adilc Taufik Hidayat (14) ♦ Alamat: Jalan Martapura Lama RT
terbatasan fisik itu sama sekali bukan
002 RW 001 Desa Keramat Baru,
penghalang untuk menuju kesuksesan. Yang sering kali menjadi peng halang ialah keinginan untuk mendapatkan kesuksesan dengan cara
Martapura Timur ♦ Karya tutis: - Kuntilanak Gaul (Agustus 2012), Di Antara Dua Pllihan (September 2012), Ketika Cinta Semerah Darah (Oktober 2012), Susan Ngesot (Desember 2012), Love
yang cepat
Storm in Seoul (Januarl 2013), Kukembalikan Cintamu (Juli
2013), Kamu adalah Gntaku
ARINY NH ♦ Nama lengkap: Ariny Nurul Haq atau Ariny NH ♦ Panggllan: Ariny
♦Lahjr Surakarta, Jawa Tengah,
(Oktober 2013), Kesempurnaan
Qnta (Mei 2014), Pantaskah Aku Menclntainya? (September 2014), 2 buku antologi puisI, dan 4 buku
kumpulan cerpen
kbsusastraan
Perempoean Bergen yang OLeh Sartika Sari* ~Wahai kaoemkoe pehak perempoean. saja
memperingatkan, djikalau boekan kita sendiri misti memperbaiki nasib kita dengan
'motor' yang menggerakkan penerbltan surat kabar Perempoean Bergerak. Kehadiran surat ' kabar ini menjadi salah satu bukti autentik atas pergerakan perempuan Medan-Deli. Tulisan-tulisan Boetet Satidjah, Sitti Sahara, dan Sitti Roekiah, dalam bentuk opini-opini
sekeras-kerasnja, dan bila kita asik masoek dengan kelemahan kita dan ketjantikan kita, soedah tentoelah kita akan tinggal tertjitjir
singkat, misalnya, pada dasarnya bicara tentang perempuan.Segala aspek disoroti dalam tulis
selama-lamanja."
an-tulisan mereka. Mulai dari persoalan sapaan
(Perempoean Bergerak, edisi 1919]
yang tepat, pergerakan perempuan dalam beberapa abad, hingga ke berbagai masalah
Iasyraktcendrungditempatknpad posi
Kesadaran membangun budaya literasi dalam
memupuk
semangat
dan
kekuatan kaum perempuan menjadi se-
buah kebanggaan yang tidak bisa diukur .dengan materiil atau kekuasaan. Pergerakan . ikaum yang dalam lingkungan sosial budaya impelementer ini, mengupayakan kesadaran ituk berpikir maju dan merhbentuk eksistensi ri di tengah perjuangan dan beragam aspek ihidupan.
rumah tangga. Siti AUma, dalam koran yang sama, turut
menyampaikan buah pikirnya melalui tulisan, namun dengan gaya yang sedikit berbeda. Olehnya, pemikiran-pemikiran kritisdan skeptis dikemas dalam bentuk puisi yang manis. Berikut petikan sajaknya, "teman sekalian, moeda jang poe'ta,
toentoetlah segala iimoe jang nyata
soepaja laki-laki menghargakan kita djangan diboealnja sebarang kala"
Kekuatan tekad kaum perempuan untuk elibatkan diri dalam pergerakan kemajuan
ingsa di tengah kontra yang muncul dari lum lelaki dan pakem -masyarakat sosial, wal kodrat seorang perempuan,disampaikan elalui nota-nota singkat dalam koran. Pemlkiran-pemikiran cerdasyang sebelum'a lebih banyak dipendam,akhirnya dilansirkan ! publik. Maka, secara perlahan, perempuan
emiliki ruang gerak yang lebih luas dalam ^be^langsungan hidup di lingkungan sosial. Perempoean Bergerak,terbit untuk menyo-
ing pergerakan kaum perempuan Medan Deli, ilam 1919 yang terbit sekali sebulan, memberi jberapa ruang
untuk
para
perempuan
'•^enyuarakan kepentingan-kepentingan kaum,
Fenomena penting yang semestinya juga direkam dalam sejarah kesusastraan Indonesia.'. Puisi, dalam konteks ini menjadi cerminan '■
kehidupan perempuan kala itu. Meminjam , pernyataan Rene Wellek dan Austin Warren, ihwal keberadaan sastra yang merupakan i.-
institusi sosialyang memakai medium bahasa, maka puisi-puisi Siti Alima juga merupakan ;■ karya sastra yang "menyajikan kehidupan", dan "kehidupan" dari kenyataan sosial. Melalui puisi-puisi Siti Alima. masyarakat, khususnya kaum perempuan. dapat mengetahui ... kondisi kaumyang mungkinsebelumnya tidak ■' diketahui. Selain itu, dapat memupuk rasa cinta, semangat dan rasa senasib sepenanggungan
terkait posisinya sebagai makhluk sosial. Sebagai pimpinan redaksi, Parada Harahap
antarperempuan, untuk kemudian melakukan .
didampingi oleh Boetet Satidjah, Anong S.
Keberagaman bentuk penyampaian penda- • pat dalam Perempoean Bergerak, secara tidak, "
Hamidah, Ch. Barijah, dan Siti Sahara, menjadi
Republika, 14 Desember 2014
perubahan.
ISiPada periodeatau angkatan45,ada beb^alji^ enulis wanita seperti S. Rukiah,Ida Nasution,; an Siti Nuraini(Sumardjo, 1992:139-1401. Lalu ^
^angsung tetah rnemtiifeffeUamm'^mper
—
budaya literasi di kalangan perempuan. Meski tidak segairah yang terjadi pada kaum laki-, Laki, tetapi kehadiran Perernpoean Bergerak tetap saja harus diakui sebagai sebuah keber-
ada angkatan 2000-an, perempuan penulis I ^ semakin banyak bermunculan. Yang paling sontak adalah Ayu Utami dengan " Saman". Meski perubahan fase, pandangan, dan
pemikiran yang lahir pada tiap masanya ber- j beda, namun tetap saja,jika bicara soaljumlah 1 perempuan yang menulis, Indonesia masih '
hasilan. dan semestinya drtindak lanjuti secara
sangat kekurangan. Dalam tiap angkatan yang ;
profesional.
telah dipetakan dalam kanon sastra, kehadiran
Namun, sayangnya ketika pergerakan
waktu rriGmbawa perubahan zaman, satu per ^ satu perempuan penulis berguguran, bahkan
nyaris hilang. Pergerakan kaum perempuan ; sering mengalami hambatan dan sering kali tidak terdokumentasi karena tidak dituliskan.
Kondisi ini salah satunya dapat dilihat dengan jelas dalam peta kesusastraan Indo^
nesia yang sedikit sekali merekam nama pe rempuan penulis. Padahal,sejarah telah menun-
jukkan sinergi yang besar untuk melanjutkan pergerakan melalui tulisan.
Pada periode pujangga lama yang menjadi rahim kelahiran hikayat-hikayat melayu dan " syair. karya yang dihasilkan memang masih cenderung anonim dan tidak teridenlifikasi
• siapa penulisnya, sehingga pemakluman atas ketidakhadiran perempuan penulis masih bisa dilakukan.
Lalu pada angkatan Balai Pustaka, kesusas traan Indonesia yang dirajai oleh novel Sumatera
dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya, hanya berhasil merekam beberapa nama dan karya.seperti Merari Siregar dengan karyanya
"Azab dan Sengsara" (1920), "Siti Nurbaya" (1922) oleh Marah Roesli. Apakah memang tiada perempuan yang berhasil dlliput dan men-
duduki peta angkatan ini, selain Hamidah yang menulis Kehilangan Mestika pada 1935?
Sementara. pada periode atau angkatan Pujangga Baru, hanya ada pengarang perem puan bernama Selasih.Saleguri, atau Sariamin. Perempuan yang lahir di Talu(Sumatera Baratj.
31 Juli 1909 ini mengenyam pendidikan guru dan pernah menjadi guru di Bengkulu dan Bukittinggi.
perempuan penulis sangat jauh tertinggal dari
jumlah laki-laki penulis ySng ada, Beberapa tahun belakangan, di Indonesia, tengahkebanjiran perempuan penulis. Dalam berbagai acara-acara sastra dan kep.enulisan, jumlah perempuan-umumnya kaula muda-lebih
banyak daripada jumlah laki-laki. Tentu saja, ini menjadi kabar baik bagi perkembangan kesusastraan.
Namun. keadaan yang mesti diantisipasi adalah perihal ketahanan berkarya dan kesiapan berproses dalam tiap fasenya. Di samping masa muda yang masih sibuk dengan proses pencarian jati diri dan rentan dengan beragam perubahan. godaan lain yang datang dan menghantui para perempuan penulis adalah
fakta sejarah tentang hierarki perempuan pe nulis daerah yang jejaknya sebagian besar mengisahkan ketidakberdayaan melawan arus dan akhirnya menghilang. Terutama.ke tika memasuki fase bekerja dan pernikahan.
Kenyataan itu secara tidak langsung telah menjadi warisan pemikiran bagi tiap generasi. Namun sejarah tak bisa diubah, Kenyataan
bahwa perempuan penulis di Indonesia jauh tertinggal dari laki-laki penulis, tidak dapat dimungkiri adanya, Dari Perernpoean Bergerak sampai perempuan posmodern, perkembangan keberadaan perempuan penulis masih terbilang minim. Atau. apakah kita benar-benar telah lemah dan tidak berdaya untuk melakukari pergerakan yang nyata melalui aksara?'' '
(*) Penulis adalah alumnus ProgramS
Studi Sastra Indonesia Universitas Negern
KESUSASTRAAN
SasirawEHJiehilangan IdeniitK diperbincangkan dan dikembangkan ulang se
Shalihin Muhammad
BELAKANGAN ini,dalam nibrik
bagai upaya penyalamatan.Agar seni estetis tidak meryadi artifisial dan kosong makna.
Pertama, menyadari sastra hidup di tengah-
yang sama, mimcul tendensi terhadap
tengah pergolak^ sosial masyarakat. Karena
keadaan kesusastraan mutakhir.
itu sastra tidak akan lagi mengamiiu konsep berdemokrasi -dari rakyat, untuk ral^t dan oleh rakyat. Yang selama ini cukup dikenal
Kesusastraan yang dilatari oleh potensi narsisus di kalangan para sastrawan kita, yang mempunyai otoritas dalam perkembangan kha7anah keberpuisian di tanah air ini.
Di Indonesia,sastia mengalami keadaan yangjauh di luar dirinya sendiri. Keadaan ini
akan memungkinkan ketidakmampuan sastra
untuk memahami peristiwa-peristiwa pada realitas masyarakat kontemporer, karena
sendiri oleh sastrawan kita, bahwa dunia sastra
adalah 'dari sastrawan,oleh s^trawan dan un tuk sastrawan'. Kesadaran itu dengan sendirinya akan memanifestasikan wawasanwawasan etika-politik, kognitifdan libido-estetik.
sastrawannya sendiri sudah terlalu sibuk
Etika politik akan mengupayakan suatu pengetahuan mengenai apa yang pantas,ku-
memikirkan dirinya imtuk cepat terdeteksi se-
rang pantas dan tidak pantas dilakukan dalam
bagai seorang sastrawan, dibandingkan mengembangkan dan memerkaya daya intelek-
hubungannya dengan kerangka sosial. Jadi, sastra tidak dapat dipisahkan dengan etika-
tualnya berkesusastraan.
Padahal melihat fenomena masyarakat tidak
hanya sekadar mengandalkan kemampuan diri seorang sastrawan dalam mempertahankan autentik estetika lewat ta-ansfonnasi-ki-eativitas
yang ditandai dengan kuantitas dan kualitas karya, atau bahkan mendalami keadaan sosial
masyarakat untuk tidak menjadikan "dunia sebagian kecil masyarakat Indonesia" (Goenawan Mohamad).
Sejak Goenawan menulis esainya itu,sampai han ini untuk tidak menjadikan karya sastra sebagai dunia sebagian kecil masyarakat
Indonesia,sungguh dirasa sangat sulit sekali, sebab para sastrawan kita cenderung dalam
beberapa kesempatan,seperti yang dikemukakan Iwan Simatupang, memikirkan apa kaiya selanjutnya.Artinya, mereka(sas
trawan) memosisik^ diri sebagai penghasil karya tanpa merasa perlu mempimyai tanggungjawab penuh terhadap lekuk wajah
sosial di masyar^at kita. Perspektifsastrawan inilah yang kemudian
seolah mengupayakan karya sastra masuk pada konvensi yang kosong,tidak sebagai representasi makna-makna sosial, akibatnya sastra mutakhir cenderung tidak lagi memeroleh ruangyang nyaman dan teduh di mata masyara kat luas.
Sehaiusnya sebagai seni estetik, mampu membuatkan gambaran moral bagi
pembacanya. Agar tidak berubah fungsi menjadi ajang permainan bagi kalangan sastrawan sendiri, subversi, dekonstruksi dan ironi. Ada
Kedaulatan Rakyat, 14 Descmbcr 2014
politik, sebab sastra sendiri adalah hasil pergu-
latan sasti'awan dengan sosial yang ada, yang ^ dibentuk secara kognitif, yang meniscayakan adanya estetika yang bersifat normatif,libidoestetik, dan integrasi kebudayaan melalui lembaga yang mengusung wajah seni yang otonom; seni yang berangkat karena adanya motivasi dari dalam diri seorang sastrawan tanpa adanya konstruksi ideologi yang beradajauh di luar dirinya. Kedua, menempatkan sastra pada dirinya sendiri. Artinya sastra yang dikembangkan lewat kegelisahan seorang sastrawan dalam menyikapi persoalan sosial masyarakatnya, dengan begitu sastra akan menemukan dirinya masih utuh sebagai identitas otentik yang komprehensif dan menjunjung tinggi kesejahteraan bersama,tanpa dimobilitasi oleh komoditi kapitalisme dan kepentingan pribadi sastrawan: narsis, popularitas dan sebagainya. Budaya populer, dengan kata lain narsis, menggerakkan tiga esais dari komunitas Kutub Yogyakarta,Anwar Noeris, Muchlas J Samorano dan Shohebul Umam Jr. Mereka
bertiga mengupas narsisme yang diderita oleh sastrawan kita dengan sudut pandang yang berbeda. Ketiganya pun sungguh luar biasa menyajikan pandangan dan sebuah realitas di mana seharusnya kita sebagai pembaca menempatkan posisi. Ibtapi,saya agak terkejut,sambil lalu meyakini diri atas sudut pandang yang dibangun oleh Muchlas sendiri dalam esainya yang dimuat{Minggu Pagi, 15/11). la mengan^ap
narsisme yang mendera kaum sastrawan
adalah 'upaya pengenalan ideologis yangterutama sekali mempertimbangkan kerangka nilai dan kandungan moral'. Dan'hak prerogatif. Sudut pandang inijustim akan membuat sas-
tra akan semakin dekat dengan apa yang diungkap sendiri oleh Muchlas di pai-agrafterakhir esainya itu, wilayah sastra infotainment.
Saya tidak ingin mengajak pembaca untuk .
berkata bahwa Muchlas tidak konsisten. Tfetapi berusaha menggarisbawahi bahwa budaya pop ular(narsis) di kalangan sastrawan akan semakin menghilangkan identitas otentik sas tra itu sendiri.
Saya memang cendenmg masuk pada beberapa asumsi yang dibangun anwar dalam
esainya(24/10) melihat fenomena pasca teknologi yang mempercepatjarak ruang-waktu, perpindahan reaHtas pada hiperrealitas, modemisme ke post-modemisme,akhimya kaiya sastra begitu mudahnya ditemukan di sana-sini, sebab adanya superioiitas media
sosial maya,yang kemudian membuang nilai sosial dari identitas otentik sastra yang memang mengupayakan adanya bentuk per-
lawanan terhadap nihilisme dan kehampaan makna. Jadi saya sebagai pembaca tiga esai itu merasa kalau sastrawan Indonesia adalah sas
trawan yang tidak tahu terhadap dirinya
sendiii dan terhadap gelar yang masyarakat sandangkan terhadap mereka.
Selebihnya saya hanya ingin mengatakan "Marilah menulis imtuk bangsa dan tanah air
tercinta Indonesia danjangan mengimpikan
sesuatu yang individu^stik saja,sebab ribuan diskriminatif masih tengadah meminta diper- I juangkan."(k)■ '/
KESUSASTRAAN
astra Agen Transformasi ■T)erpikir bangsa, sehlngga berperan uhtuk
Oleh Jusuf AN*
mencerdaskan bangsa. Bagi pembaca, karya
"Lebih balk segera menyalakan lUin,
daripada mengutuk kegelapan." A Mustafa Bisri
Era globalisasi yang di ringi dengaa;
kemajuan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi merupakan tantangan bagi: bangsa Indonesia. Persebaran informasi yang bisa diakses dengan mudah dan cepat^ mengakibatkan terjadinya perubahan budaya; yang sulit terkontroL Sayangnya, perubahanf budaya tersebut sering kali bukan menuju ke arah yang lebih baik. melainkan sebaliknya. ? Besarnya tantangan era globalisasi bagi bangsa Indonesia kurang sebanding dengankualitas sumber daya manusia dan somber
j daya ekonomi yang kita miliki, Penguasaan. ilmu pengetahuan dan teknologi kita yang masih rendah merupakan realitas sosialyang tengah' kita alami saat ini. Bangsa kita akan semakirji tertinggaljikaselamanya menjadi bangsa yang senang meniru dan membeli produk-produk bangsa asing. Indonesia akan menjadi negara
yang lemah jika masyarakatnya tidak kreati^ dan menghargai ilmu pengetahuan.
, Untuk bisa menjadi bangsa yang mandiri,, maju,dan bermartabat memang tidak semudah membalik telapak tangan. Harus ada upaya dan itu harus melalui proses yang tidak sebentar.
Terkait dengan hal tersebut. barangkali kita perlu mengingat ungkapan yang mengatakan bahwa bangsa besar adalah' bangsa yang menghargai karya sastra.Karya sastra dipercaya ampuh memberikan
sastra dapat menggugah perasaan, mendorong , orang memikirkan masalah masyarakat dan ^manusia. Membaca karya sastra memungkinkan ; seseorang mendapat masukan tentang manusia ^ atau masyarakat dan menimbulkan pikiran 'serta motivasi untuk berbuat sesuatu bagi ^
,.kemanusaian atau masyarakat itu, Setelah itu, ^
"akan timbul kepedulian pribadi dan anggota
^masyarakat terhadap apa yang dihadapi r^imasyarakat.
Mochtar Lubis dengan yakin pernah meng-
'ungkapkan bahwa sastra mampu menggerakkan ^ gelombang kesadaran masyarakat serta i menyuntikan
motivasi
masyarakat
guna
melakukan loncatan tranformasi kebudayan
selekas-lekasnya. Sebab, karya sastra memiliki spririt untuk membangun nllai-nilai kemajuan. (Ramadhan KH (Ed). 1995: 80)
Membaca karya sastra diyakini bisa menjadi cara ampuh mengasah imajinasi yang amat dibutuhkan dalam perkembangan sebuah bangsa. Tidak heran jika di negera-negara maju,
"seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA menamatkan t^ingga 22-32 judul buku sebagai syarat keluluSan. Sementara, di Indonesia anak-anak muda justru tenggelam
pada televisi. Televisi telah menjadikan otak generasi muda menjadi pasif, imajinasi melemah, dan pada akhirnya membunuh pelanpelan kreativitas yang dimiliki.
Sastra juga dapat mengarahkan kepada pemberdayaan yang bukan saja membuat orang memiliki ketegasan, tetapi juga mampu menghadapi tantangan masa depan. Begitu • besarnya pengaruh karya sastra sehlngga para
ahli kebudayaan tidak ada yang meremehkan kekuatan sastra.
pengaruh terhadap transformasi kebudayaan.
Meskipun karya sastra bersifat imajiner,
T'ansformasi kebudayaan yang dimaksud di sini adalah perubahan budaya yang menjadikan bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik.
tetap masuk akal dan rpengandung kebenaran (Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyanto, •1995: 2). Hal tersebut dikarenakan pengarang_
Karena itulah, sastra tidak boleh diremehkan.
Sastra merupakan dokumen kebudayaan yang menjadi salah satu tiang peradaban. Karya sastra telah diyakini keunggulannya
Repubiika, 7 Desembcr 2014
mengemukakah realitas dalam karyanya
berdasarkan pengalaman dan pengamatannya j
terhadap kehidupan. Kebenaran dalam dunia ' fiksi adalah kebenaran yang telah diyakini .B^^aksahannya" sesuai dengan pandangannya
•tephadap masaiah hidup dan kehidupan. Karya sastra tidak tercipta begitu saja,tetapi merupakan produk intelektual dan perenungan
yang terkadang dikerjakan dengan riset yang mendalam. Selain sisi estetika (keindahan), di dalam karya sastra terdapat keseriusan yang tidak jarang memunculkan unsur ilmu
pengelahuan. Maka, dengan membaca karya sastra pembaca akan bisa menemukan (bukan
diajaril nilai-nilai kemanusiaan. (Basuki Ks^ 2005:201.
Oleh sebafa itu, dengan menjadikan sastra sebagai agen transformasi kebudayaan maka
harapan terwujudnya sebuah bangsa yang maju • semakin besar. Sebaliknya, mengesampingkan 'peran sastra, memandangnya sebelah mata,
atau bahkan menilainya sebagai sampahyang
tidak beruguna dan tidak berdampak apa-apa adalah awal kehancuran sebuah bangsa. >
Pegiat Komunitas SastPa Bimalukar Wonosdbo
F
Jusuf AN lahirdi Desa LipursarB
Wonosobo, Jawa Tengah, 2 Mei 198^' Karya-karyanya berupa cerpen, pui^;dan esai tersebar di berbagai media daer^i
KESUSASTRAAN DAERAH
--
Revitalisasi
rr... Itsa
Sasira Kampung Hazwan Iskandar Jaya
KOTA Yogyaltarta boleh dise-
'nyak pxila para sastrawan yang kemu-
but sebagai ibu kota sastra Indonesia. Di kota ini lahir,
dian memilih keluar dan kampung,
berpfoses, berkaiya dan berkembang
Mesld sastrawan dan budayawan tidak bisa dilahirkan secara u^tan,
para sastrawan yang kemudian sangat mewamai kehidupan sastra Indonesia.
bertempat tinggal di pinggiran kota. alffln tetapi denyut kehidupan dan pro
Guru para penyair Umbu Landu Pa
ses 'ndadV hams terus dipeijuangkan
rang pemah nienyebut Yogyakarta
untuk digarap secara serius. Persoalannya adalah ketika peneguhan l^m-
sebagai ibu kota kata-kata. Maksudnya na tinggi dan mencerahkan Indonesia
bali kebudayaan menjadi bagian 'istimewa', maka perlu ditelisik ulang ten-
banyak diproduksi oleh penghuni kota
tang apa-apa saja yang menjadi'keisti-
ini.
mewaan'itu.
kata-kata berkualitas, beimas, berm^-
Kalau dilacak,salah satu pilar atau penyangga utama kehidupan sastra di
kota ini adalah hadimya pai'a sastra- •
wan dan calon sastrawan di kampungkampung. Mereka menyatu dengan masyarakat, menimba gagasan dari masyarakat dan hidup uiituk dan bersama masyarakatnya. Untuk ikut me-
Di tengah arus deras masyarakat yang sangat suka pada upacara-upa^ra,seremonial, dan pesta-pesta mepjaHiVan proses kebangkitan sastra bu daya di Yogyakarta juga mengalami degradasi secara substansial. Pesta Festival Kesenian Yogyakarta(FKY)
Dengan dcmikian kehadiran kam-
misalnya,tidak lepas dari gambaran tentang prosesi seremonial itu. Padahal, momentum tahunan ini mestinya dapat dijadikan tolak ukur capaian ge-
pung-kampui^ ini menjadi penting.
rakan kebudayaan di Daerah Istimewa
Istilahnya, kalau sastrawan.itu ibarat
lestarikan dan mengembangkan denyut budaya kota ini.
pung betul-betul merupakan air dan
Yogyakarta. Bukan sekadar gemebyar yang'wah',akan tetapijuga mampu menjadi spirit membenahi peradaban yang mulai camt marut ini.
mata air sastra di kota ini. Puisi, cerpen, novel, naskah drama diproduksi
Dalam sebuah catatan, mimgkin ini? lah maksud A Teeuw yaiig mengatakan
bersama denyut budaya kampung. Lomba-lomba baca puisi(juga deklamasi),lomba poetry singing,folksong berbasis puisi, loinba membaca cerpen,
bahwa sastra-sastra daerah(kampung) tidak cukup hanya sekadar diteliti
penerbilan buku sastra, pbrtunjuk^ mewamai kampung-kampung yang
silang,lewat batas bahasa dan suku, dan dapat kita amati baik dari segi sejarah maupun dari segi tipologi(Tteeuw,
ada di Kota Yogyakarta.
1982:13). Sehingga bukan tidak
ikan maka masyai'akat kampunglah aiiTiya. Pemah ada masa di mana kam
sastra, diskusi sastra begitu hidup Sayang sekali, dalam pekembangan budaya aktual akhir-akhir ini kam
pung seiing dilupakan. Sastra kam pung,sastra yang bermata air di kam
pung-kampung diabaikan. Meski bany^yang bertahan di k^pu^^-
Kedaulatan Rakyat,Dcscmber 2014
dalam rangka kedaerahannya karena ada cross connections, yaitu hubungan
mungkin kita akan mendapatkan gambai-an utuh untuk menyusun ilmu sas tra(poetika)dan kntik sastra yang
mengindonesia. Dan,jika^aii^dituju '' dari revitalisasi indigeneous literature itu adalah terwujudnya ilmu sastra (poetika)dan kritik sastra Indonesia yang khas Indonesia, penelitian dan penggalian masalah-masalahnya harus disandarkan kepada karya sastra asU Indonesia sendiri(yar^ tersebar di berbagai daerah dengan bahasa asli daerahnya). Revitalisasi sastra kampung ini dapat dilakukan melalui pemaknaan kaiya sastra dengan raemahami refleksi-refleksi pikii-an masyarakatnya. Kedua,pen^alian nilai-nilai sosial budaya dalam sastra melalui pencarian hubimgan sastra dengan norrna-sosial
budaya,atau hubungan pencipta karya sastra dengan mimesis,tradisi dan pembaharuan,serta menemukan kem-
bali hubungan kemantapan wujud karya sastra dengan vaiiasi-variasinya. Upaya-upaya ini tentunya perlu
dilakukan sampai ke problematik teoretis dan tidak sebatas pendokumentasian atau pendeskiipsian. Bahkan hanya sekadar prosesi seremonial tanpa makna!(k)■ * Hazwan Iskandar Jaya: Sastrawan Yogyakarta.
K1-:SESAST11AAN JAWA
SUWARDIENDRASWARA GURU BESAR UNY
Sastrajawa Pembuka Revolusi Mental YOG'SA (KR) - Prof Dr H Suwardi
Endraswara MHum dikukuhkan menjadi Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta(UNY)dalam Rapat Senat Tferbuka di(}edung Rektorat UNY,Rabu(10/12)hari ini. Rapat dipimpin Ketua Senat UNY ProfDr H Achraad Dardiri MHum dan dihadiri Rektor
UNY Prof Dr H Rochmat Wahab MPd MA,mitra keija dan sejawat. Suwardi Endraswara
akan membawakan pidato pengukuhan
beijudul 'Antropologi Sastra Jawa sebagai Pembuka Jalan Berpikir Positif dan Revolusi Mental'.
Menurut lelaki kelahii-an Kulonprogo,3April 1964 itu, dalam tradisi dan budaya Jawa terdapat hikmah maupun nilai-nilai moralitas yang
bermanfaat untuk kehidupan. Namun, seringkali nilai-nilai positif tersebut tercerabut dari,akarnya, sehingga kehidupan orang menjadi gelisah dan berpildran negatif.
Kondisi ini, lanjut Suwardi Endraswara,jika dibiarkan akan ^ems^ tetanan keWdupan yang harmonis, ketenteraman dan kebahagiaan. "Bahkan, orang saat ini banyak berpikir negatif, termasuk terhadap Tuhannya sendiri, karena adanya krisis mental," ucap suami dari Dr HjAs Sartini.
Karena itu, ia berusaha mencoba mengingatkan kembali masyarakat akan pentingnya antropologi sastra Jawa sebagai pembuka jalan berpikir positif, sekaligus melakukan revolusi
mentalitas. Harapannya, orang se&akin sadar dan akan banyak berpikir positif, sehingga kehidupannya lebih baik. "Sentimen pikir atau pikiran negatif, selain membuat orang hidupnya susah dan menderita,
juga tidak memberikan efek baik bagi kehidupannya," kata ayah dari Hilmy Pramusinta, Lutfy Laksita Pranandari, Faqih Zakky Anindita dan Hafiz Afifah Nawangsari itu. Menurut Suwardi Endraswara, dalam sastra Jawa juga mengandung tata nilai kehidupan adiluhung, yangjika dipelajari,
dipahami,serta dijalankan secara benar membuat hidupnya semakin menenteramkan hati dan pikiran, serta banyak dikaruniai kebahagiaan dalam kehidupannya. (Asa)-o
Kedaulalan Rakyal, 10 Desember 2014
KESUSASTIIAAN-PENDIDIKAN
Sastra sebagai Sumber Nilai,Terdegradasi SOLO(KR)- Dr Ali Imron Al-Ma'ruf meni-
lai, selaraa ini bidang sastra sering hanya dianggap sebagai ilmu pinggiran dan terkesan hanya untuk meluapkan emosi belaka.
Padahal melalui sastra kita bisa menyampaikan nilai-nilai tentang kedekatan dengan
ting siswa ketika ujian bisa mengeijakan. Yang memprihatinkan lagi, latar belakang guru sastra umumnya bukan dari disiplin il
mu sastra, melainkan bahasa.Semakin terpuruk lagi, karena Kurikulum 2013 pada salah
lYihan ataujuga dengan sesama manusia.
satu tingkatan kelas tidak ada pembelajaran sastra. "Ini sangat ironis. Karena sastra sa
"Sayang sastra sebagai sumber nilai ter degradasi,"jelas Ali Imron usai dikukuhkan
nasi, watak dan memperhalus budi," kata Ali
sebagai Guru Besar Bidang Humaniora pada
Imron.
ngat berguna untuk mengembangkan imaji-
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
la berharap ke depan pemerintah mau
(FIQP)Universitas Muhammadiyah Surakar-
mengembangkan sastra secara baik,begituju ga masyarakatnya. Selain menghibur juga
taOJMS),Rabu (24/12). Menurutnya, pembaca sastra di Indonesia
mendapatkan pelajaran. Kalau dalam ilmu-il-
sangat memprihatinkari. Ini buntut dari kega-
mu yang lain pengajaran dianggap terlalu
galan pembelajaran di sekolah. Selama ini guru lebih banyak mengejar nilai, sementara esensi pembelajaran nilaijarang disentuh. Sastra ti-
doktriner, namun dalam pembelajaran sastra orang secara tidak sadar belajar dan sekaHgus mendapat nilai-nilai yang terkandung di
dak dianggap pentii^imtuk dicintai, yang pen-
dalamnya.
Kedaulatan Rakyat, 27 Dcsember 2014
(Qom)-o
KESUSASTRAAN-TEMU ILMIAH
Dan Penyair Pun Menemukan Rumah^^ Suatu pagi yang sejuk di antara
Gunung Marapi dan Singgalang, penyair Taufiq Ismail mengajak Danarto, Ikranagara, dan Eka Budianta sarapan pagi. Ada nasi goreng dan kopi panas. Ada kehangatan dalam obrolan
antarsahabat Itulah bagian dari acara Silaturahim Sastrawan Indonesia di
Ruraah Puisi, Padang Panjang,Suinatera Barat, yang berlangsung pada 19-21 Desember lalu.
Rumah Puisi yang dikelola Taufiq Ismail dan istrihya, Esiyati atau Ati Ismail, mengundang sejumlah sastra wan imtuk bersilaturahim. Hadir pe nyair dari Aceh, Banjarmasin, Batam,
Bekasi, Jakarta, Madura, dan Yogyakarta. Mereka adalah Abdul Hadi WM, Ikranagara, Danarto, Eka Budianta, Jo
ke Piniirbo, Suminto D Sayuti, Jamal D Rachman, Budi Setyawan, Mahwi Air
Taw^,D Kemalawati, Joni Ariadianata, Aida Ismet,Tarmizi Rumah Hitam,Lin
manusia. Ada persentuhan manusiawi.Ada rasa guyiib yang melebur," tutur Joko.
Dalam acara yang didukung Bank BNI dan Jiwasraya tersebut, selain membacakan puisi, penyair juga diajak berkeliling ke sejumlah tempat di sekitar Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh. Me reka berada dalam satu bus yang dipandu Ati Ismail yang menguasai benar setiap jengkal Ranaii Minang. Mereka mengunjungi Danau Singkai-ak, Lem-
bah Harau, Lenibah Anai, Ngarai Sianok, dan Istana Pagainiyung. Dari perjalanan tersebut,Joko Pinur bo tidak hanya menangkap keindahan alam Sumatera Barat. Ia juga meiakukan semacam rekonstruksi ingatan tentang tokoh-tokoh intelektual dan sas
trawan yang lahir dari Bumi Minang, seperti Tan Malaka, Hamka,dan Marah
Rusli. "Alam ikut membentuk kepri-
da Djalil, dan Ike Supomo. Diundang pula Prof Dr Taufik Abdullah yang
badian mereka."
menyampaikan Pidato Renimgan Akhir
Seniman merdeka
Tahun.
Silaturahim itu mengumpulkan para sastrawan sebagai individu tanpa beban "predikat" sebagai sastrawan meski da lam acara tertera kata-kata "sastrawan
Indonesia". Eka Budianta mengatakan, memang ia mengharapkan adanya ma-
teri atau wacana kesastraan yang dibahas, dibicarakan. Namun, di sisi lain,
ia melihat aspek lain yang justru jarang ia temui dalam pertemuan antarsastrawan. "Yang terjadi adalah silaturahim sebagai manusia," kata Eka. Eka membandingkan, dalam forum
formal dengan diskusi yang terarah, kadang bisa timbul ketidakcocokan. Da lam silaturahim, Eka merasakan hadir-
nya chemistry atau kemenyatuan antar-
individu yang notabene adalah para penyair. Kesan serupa juga dirasakan Joko Pinurbo yang terbang dari Yogyakarta. Menurut dia, sangat jarang sastrawan dari sejumlah daerah bertemu, terlebih dalam kapasitas sebagai pribadi. Cerita-cerita personal sebagai pribadi di rasakan Joko justru terasa hangat saat mereka bertemu dalam suasana infor-
mal,^."Renyair dipertenmkan, sebagai
Kompas, 28 Desember 2014
Taufiq Ismail sebagai tuan rumah memberi
sambutan
sebelum
acara
pembacaan puisi yang digelar di Rumah
Budaya Fadli Zon yang lokasinya bersebelahan dengan Rumah Puisi. Pada masa Orde Lama,sastrawan berkelom-
pok dalam organisasi-organisasi yang kemudian bemaung di bawah partai politik. Mereka lalu menjadi bagian dari
kekuatan politik."Kegiatan mereka pun diwamai oleh politik," kata Taufiq. Pada periode selanjutnya, lanjut Ta ufiq, seniman banyak yang enggan berorganisasi. Mereka ingin bebas, tak ter-
ikat Hal itu berlanjut sampai sekarang "Kegiatan kita sekarang ini tidak di-
lakukan oleh sebuah organisasi, tapi oleh Rumah Puisi," ujar Taufiq. Di Rumah Puisi, para sastrawan itu
menemukan kemerdekaan sebagai ma nusia, sastrawan, tanpa kooptasi kepentingan apa pun selain sebagai indi
vidu yang kebetulan menempuh jalan hidup sebagai penyair. Ketika itu, pe nyair dan puisi menemukan rumahnya di Rumah Puisi.
Malam itu, dengan mata berkaca-kaca, Taufiq_membacakan puisinya Ber-
ikut petikannya:
|.'BB
Waktu kita mati.
} HH
kita tak membawa dompet,
KTP, SIM,SINK,sertifikat,
paspor, visa... saham, kendaraan...
z'.
i« Ketika tubuhmu miring menghadap ff.- kiblat
• Ketika- kain kafan diikat di empat' •
tempat...
Ketika sunyi menanti
Apalagi yang akan terjadi Ketika nama dan tanggalmu dituliskan
I&tika papan nisan sudah ditancapkan...
(XAIO
Ki:SUSASTRAAN-'n-:MU ILMIAH
BERPUISI Dl RUMAH PUISI "Rumahku dari unggun-timbun
Rumah Puisi, Desa Pande Sikek me mang tampak di depan mata.
sajak. Kaca jernih dari luar segala nampak...." Itu kata Chain! Anwar dalam puisi "Rumahku". Penyair Taufiq Ismail benar-benar membangun Rumah Puisi. Di sana siapa pun bisa mengasah kepekaan akal budi lewat cipta sastra, termasuk puisi.
Udara sejuk, gunung, bukit, hutan, dan ladang hijau melingkun^ Rumah Puisi. Kala malam tiba, suara aneka serangga menjadi simfoni yang membisik telinga. Sangat puitis suasananya.
Pekan lalu. Rumah Puisi mengun-
dang sejumlah penyair dalam acara Silaturahim Sastrawan Indonesia. Da-
tang penyair seperti Abdul Hadi WM, Ikranagara, Danarto, Eka Budianta, Joko Pinmbo, Suminto D Sayuti, Jamal D Rachman,Budi Setyawan, Mah-
wi Air Tawar, D Kemiawati, Joni OLEH FRANS SARTONO
J^pada Singgalang bertanya aku Wahai gunung masa kanakku Di lututmu kampung ihuku Kenapa indahmu dari dahulu Tak habis-habisjadi rinduku Kepada Marapi berkata aku Wahai gunung masa bayiku Di telapakmu kampung ayahku Kenapa gagahmu dari dahulu Tak habis-hd)is dalam ingatanku
PuisiTaufiq Ismail beijudul"Dua Gunung. Bicara Padaku" yang lengkapnya ada 4 bait itu terpampang di(finding Rumah Puisi milik sang penyair. Rumah itu memang berada di antara Gunung Marapi dan Sin^alang. Tepatnya di Jalan Raya Padang Panjang-Bukittin^ Kilome ter 6, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Puisi tersebut disertai titi mangsa 2008, tahun pendirian Rumah Puisi. Disertakan juga keterangan tempat"... di seberang Nagari Pande Sikek" yang adalah desa kelahiran ibunda Taufiq Ismail, yaitu Siti Nur M Nun. Dari
Kompas,28 Dcseinber 2014
Ariadinata, Aida Ismet, dan Tarmizi
Rumah Hitam. Ada pula Linda Djalil yang membaca puisi serta Ike Supomo yang bernyanyi Diimdang pula Prof Dr Taufik Abdullah yang menyampaikan Pidato Renungan Akhir Ta hun.
Mereka berpuisi di Rumah Budaya milik Fadli Zon yang terletak bersebelahan dengan Rumah PuisL Me rekajuga diajak menikmati keindahan Ranah Minang dengan dipandu oleh Esiyati Ismail atau Ati, istri Taufiq Ismail, yang perigel menyelenggarakan Silaturahim, termasuk mengupayakan keqa sama dengan Bank BNI dan Jiwasraya sebagai pendukung. Mereka menginap di penginapan yang disediakan Rumah Puisi.Ada dua bangunan masing-masing bemama Rumah Pantun yang sesuai namanya terdiri dari 4 kamar serta Rumah
Gurindam dengan 2 kamar.
"Dengan Puisi Aku..." Gagasan mendirikan Rumah Puisi muncul sekitar sepuluh tahun silam. "Ati tanya kepada saya, 'Kalau nanti
Uda menin^al, buku-buku itu mau dikemakan?'," tutur Taufiq Ismail me-
ngutip pertanyaan istrinya. Taufiq ketika itu berpikiran akan
mewakafkan sekitar 77.000 judul bukunya ke Pusat Dokumentasi Sastra;
HB Jassin di Jakarta. Ati berpikiran !(^lain. Menui-ut dia, akses buku ba^ pelajar dan mahasiswa di Jakarta sa-
ngat mudah didapat."Kate Ati,'Ingatlah itu orang-orang yang ada di kampung". Waduh, tertusuk perasaan saya," tutur Taufiq.
Sejak itu, Taufiq dan Ati berusaha
mewujudkan gagasan membangun Rumah Puisi; Mereka mendapatkan lahan seluas 3.000 meter persegi di Nagari Aie Angek.Persoalan lain mun-
cul. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk membangim. "Ya, sudah saya berdoa saja. Eh, dikabulkan oleh
Allah. Saya tahun 2007 mendapat hadiah Sastra Habibie, 25.000 dollar AS.
Itu tidak masuk akal...," kate Taufiq. Ua^ yang saat itu setara dengan Hp 200 juta, dengan tambahan uang tabungan, bisa untuk membangun Rumah Puisi pada 2008. "Keinglnan kami dengan Rumah Puisi adalah agar kecintaan membaca dan menulis bagi
muda. Dian menuiis novel tentang s gempa di kampung halamannya, Pariaman. Taufiq mengakui, Dian me-
mang berbakat Dan di Rumah Puisi, bakat Dian berkembang cepaL "Anak-anak sanggar jadi terstimidasi menulis. Sekarang ada 3 atau 4 anak yang sedang menulis novel." "Adakah Suara Cemara" Rumah Puisi memang penuh puisi. Sederet puisi dari berbagai penyair
beijejer memagari rumah, antara Iain karya Rendra, Abdul Hadi WM,Ikranagara, Umbu Landu Paranggi, Toto Sudarto Bachtiar, dan Emha Ainun
Nadjib. Begitu masuk Rumah Puisi yang sebagian berdinding kaca itu terbacalah "Sajadah Panjang" yang dipopulerkan Bimbo sebagai lagu. Di bagian lain terpasang "Karangan Bu-
nga" dalam bahasa Inggris dan Belanda serta puisi "Aku Belura Mati-Mati Juga". Di salah satu sudut terpasang puisi
generasi muda itu terlaksana seba-
di atas dinding kaca Dari dinding kaca
ik-baiknya."
itu, kite bisa memandang Gimung
Keinginan itu diwujudkan antara lain dengan program membawa sastra
ke sekolahL Rumah Puisi juga mengadakan pelatihan Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra(MMAS). Rumah Puisi mengajak 3SMA dan 1 madrasah
di sekitar Padang Panjang dan Bukittinggi untuk men^lmti pelatihan tanpa dipungut biaya. Setiap Jumat
siang mereka datang ke Sanggar di Rumah Puisi untuk mendapat pe
latihan. Pada Jumat (19/12) tampak Lili Asrita, guru Bahasa Indonesia
SMA Negeri 4 Bukittinggi, sedang membimbing peserta dalam berapresiasi pada larya sastra Lili adalah
koordinator Sanggar Sastra Rumah Puisi.
Dian, salah seorang peserta pela tihan yang kini sudah kuliah di Fa-
kultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, telah menulis satu novel.
Berkat karyanya, Dian mendapat un-
dangan ke Malaysia sebagai penulis
Singgalang dengan hutan hijau rimbun dan ladang-ladang petani. Puisi itu berjudul "Adakah Suara Cemara". Pa da puisi itu tertera nama seseorang,
Ati, yang adalah istri Taufiq. "Adakah suara cemara/ Mendesing
menderu padamu/ Adakah melintas sepintas/Gemersik daunan lepas/Deretan bukit-bukit biru/ Menyeru lagu
itu// Gugusan mega lalah hiasan kencana/ Adakah suara cemara/ Men desing menderu padamu/ Adakah lautan ladang jagung/ Mengombakkan suara itu."
"Rumah Puisi, kalau mau disebut, yang membangun itu AtL Dia punya kemampuan manajemen, cari dana.
Aku ra iso, isane ngentek'ke duit ha-haha... (Aku tak bisa, bisanya meng-
habiskan uang)," kata Taufiq yang besar diPekalongan,Jawa Tengah,dalam seloroh berbahasa Jawa.
Rumah Puisi menjadi cara Taufiq
Ismail berpuisi secara konkret,seperti pernah ditulisnya. "Dengan puisi aku bemyanyi/Sampai senja umurku nan-
ti.. Dengan puisi aku berdoa/ Perkenankanlah kiranya..."
komik, bacaan
M
M m
'' '.'iCM
Bangkitnya Komik Indonesia Gundala, Panji Tengkorak, hingga Pendekar Tongkat Emas iaiah bukti Tanah
Air jugaiidak kalah kreatif menghasiikan tokoh jagoannya sendirl.
Sebelum jadi jagoan. Hasmi memberikan nama Sancaka, diambil dari Sancoko, seorang tokoh yang tidak terkenal dalam dunia pewayangan.
"Anak zaman artinya tidak dimakan
zaman, selalu bisa dikaryakan lagi di
era yang berbeda. Ia tetap berusia 27 tahun," jelasnya.
llmiah Ngawur DzULFIKRI PUTRA MaUWI
MENGAPA tokoh Gundala di komik Gundala Pa
tera Petir hanya memiliki kecepatan yang sedikit lebih unggul dari pesawat, mungkin
Hasmi j)un tidak asal mengarang kekuatan Gundala. Kemampuan Gun
dala mengeluarkan petir dari telapaki tangan karena konon, Santoko masihketurunan Ki Ageng Selo.
"Fiksi ilmiah Indonesia buruknya
lama jadi pertanyaan penggemarnya.
di sini, superhero itu dalam kategori fiksi ilmiah tapi kalau Gundala ilmiah-
Di zaman ketika jagoan Amerika sudah
ilmiahan atau ngawur,masukke negeri
melesat secepat cahaya itu kekuatan
petir,ini kan sudah dongeng dan tidak
Gundala memang tampak tanggurjg. Namun,jawabannya sama sekalibukan karena Hasmi, sang penciptanya, kurang kreatif atau berani. Justru di situlah ia menyelipkan sisi humoris dan rasa lokalnya. "Nanti Gundala repot kalau mau beli
rokok kelewatan terus kiosnya," canda Hasmi beberapa waktu lalu soal tokoh
yang ia ciptakan pada 1969 itu. Pria bernama asli Harya Suryaminata mengaku terilhami dari tokoh Flash yang ada di Amerika saat membuat
Gundala. Di Yogyakarta ia membaktikan dirinya untuk membuat puluhan judul komik Gundala Patera Petir.
Kelahiran Gundala dalam konsep karyanya ialah seorang anak zaman..
Nama bapaknya Alam, nama ibunya Pertiwi.
Media Indonesia, 21 Dcsember20l4
ilmiah lagi," canda Hasmi mengkritik karyanya sendiri.
Walaupim terkesan ngawur,Gunda
la jugamemi^^ Sebagaipert^eri kekuatan ia selalu bilang "Basmilah
kejahatan, berbuatlah yang baik demi perdamaian". Hasmi tidak menutupi soal unsur
jagoan barat yang memengaruhi karyanya. Meski tidak menampilkan tokoh Flash, ia seperti 'membayar'
perbuatannya meniru the Flash dengan membuatkan kisah Bruce Wayne
dan Clark Kent menjadi turis di Yogyakarta.
, •
-k
Saat jagoan asing itu pelesir tibatiba ada makhluk asing luar
angkasa mengganggu. Insting mereka sebagai superhero
junkeluar. Kemjidian Godam
dan Gundala juga datang d'aifn , mereka bertemu. Mereka a- I khirnya bekerja sama dan ' mengalahkan makhluk luar
" arigkasa itu.
"Tahun 1970 sayn sudah
temukan mereka berempat di Yogyakarta," kelakarnya sambil lertawa.
Tahun 2005 lalu komik Gun
dala dicetak ulang. Berkat kebangkitan komik lokal,Gun dala pun akan difilmkan kembaU2016.
Hasmi berharap tidak hanya Gundala yang bangkit tapi juga tokoh-tokoh jagoan lokal Indonesia lainnya. "Visual dan ide cerita anakanak sekarang sangat menyenangkan
dan yang terpenting bisa diwujudkan bukunya dan terbeli. Jangan hanya membeli komik dari luar tapi membeli
komik dalam negeri juga," harapnya. Lahir di Yogyakarta 67 tahun silam,
Hasmi mengaku sudah mulai meng-'' gambar sejak duduk di bangku SD. Saat mengerjakan komik Gundala, ia pun rela melalaikan kuliah.
Hasmiialah legenda komikus Indone-.
sia. Di usianya yang paruh baya hingga
saatini ia masih menjadi editor,ilustra-
tor, dan penulis skenario di beberapa program televisi dan teater.(M-4)
[email protected]
KOMIK. BACAAl^
dengan menyeret peti mati.
POPULARTTAS komik Jepang imanga)di Indonesia mulai era 90-an ikut meme-
ngaruhi penerbit lokal. Demi menjaga pasar, mereka meminta para komikus
"Saya sengaja gunakan baju com pang-camping agar sederhana, karaktemya seperti pengemis," jelas pria
Tanah Air untuk membuat karya de-
kelahiran Yogyakarta 1947 itu. Filosofis juga tersemat pada topeng
ngan pendekatan manga.
tengkorak yang menjadi ciri jagoan
Hal itu pun membuat banyak komi kus bergolak. Salah satunya ialah sang
tersebut. Dikisahkan pada awalnya
pencipta tokoh Panji Tengkorak di tahun 1968,Hans Jaladara. Kepopuleran
meninggal. Saat kuburannya digali, Panji menemukan kekasihnya tidak
Panji Tengkorak berhasil membuat
secantik sebelumnya.
Hans mencetak kembalikomik di tahun 1984-1996. Tekanan akan adopsi gaya
tiada guna wajah indah jika nantinya
Panji raemiliki kekasih, tapi kemudian
la pun kaget. dan berpikir bahwa
manga pun dilakukan Hans. Namun,
menjadi tengkorak.Sejak itu Panji me-
alih-alih dipuji,pada 1991 para pengge-
ngenakan topeng tengkorak agarsama
mar setia justru mencibir.
dengan sang kekasih.
"Penggemar waktu itu sudah suka dengan gaya lama saya.Saat itu kaum tua yang sudah membaca edisi sebelumnya marah dan mengkritik, sementara
generasi muda yang baru membaca justru senang.Akhirnya saya putuskan
Komik yang diciptakan hampir bersamaan dengan Si Buta dari Gua Hantu itu kemudian diangkat menjadi film tahun 1972. Lalu, pernah pula Hans
mengaku banyak mendapat inspirasi
kembali ke gaya lama." ungkap pria
dari khayalan anak-anak. Pengamat Komik,Hikmat Darmawan
yang bernama asli Hans Rianto itu. Meski tampilan komik sempat dike-
sekarang, komik Indonesia memang
cam, tidak ada yang menyanggah
kalah dari segi angka penjualan dan
kekuatan cerita Panji Tengkorak.Unsur
popularitas. Namun, komik tanah air juga punya keunggulan dalam soal
ketegangan,keunikan, dan banyaknya kejutan menjadi kekuatan Hans itu. Jika umumnya tokoh jagoan digambarkan keren, Panji justru berbaju
compang-camping. la irienger^ara
Media Indonesia, 21 Dcscmbcr2014
beranggapan sejak tahun 90'an sampai
sejarahnya yang panjang. Hikmat menilai sejarah dan keahli-
an sumber daya manusia itu sudah menjadi modal besar untuk sebuah industri. Tinggal tantangannya ialah mengembalikan komik Indonesia men jadi milik masyarpkat lagi.(Fik/M-4)
KOMIK,BACAAN
Kebangkitan Komik Indonesia
Industri komik du- .~
Bagaimana
dengan
adalah menghidupkan kembali
nia akan terus ber- .•
Indonesia? Indonesia tercatat se- ; semangat barkarya komikus asli
kembang sekali- '
semakin tingginya angka penjuaian ko mik tapi juga nilai bisnis Iain yang mun-
bagai negara dengan pembaca komik Jepang terbesar kedua di dunia, hanya kalah satu tingkat dengan Finlandia, mengalahkan pembaca Jepang sendiri yang ha nya di peringkat 16 pembaca ko mik Jepang terbanyak. Itu sebabnya, industri komik Indonesia
Indonesia di tengah serbuan ko mik-komik impor. Mereka tidak hanya melakukan "reformasi" terhadap teknik pembuatan ko
cul dari penerbitan
memiliki momentum emas di te-
komik, lahimya berbagai komunitas pen-
model bisnis komik yang sehat
ngah serbuan komik-komik im-
gus sangat menjanji- ;
kan di masa depan. Hal itu terlihat dari
por. Tak hanya besar dari sisi pasar, Indonesia juga memi liki potensi besaf un tuk bisa membangun
cinta komik, dan even khusus komik.
Di AS, penjuaian komik mencapai US$ 870 juta pada 2013, menurut data ICV2 dan
Comichron, dari jumlah itu, US$ 780 juta disumbangkan dari cetak, sementara untuk pen juaian komik digital meskipun bertumbuh paling cepat namun baru sekitar US$ 90 juta. Dari penjuaian US$ 780juta itu, US$ 365 juta disumbangkan dari penjuaian periodik komik, dengan komik paling mendapatkan penjuaian terbesar The
Walking Dead, Justice League of America, Superman Unchained, Guardians of the
Galaxy, Superior Spiderman. Di Jepang, penjuaian komik Jepang (Manga) pada 2011 mencapai US$ 3,533 miliar, dan
sekitar 503 juta kopi komik terjual di Jepang tahun itu atau meningkat 99% dari tahun sebe-
lumnya. Komik paling laris pada 2011 yakni One Piece
(37.996.373 kopi), Naruto (6.874.840 kopi), dan Blue
Exorcist (5.223.712 kopi). Hebatnya, penjuaian komik
Jepang di dalam negeri Jepang sendiri meningkat 17 kali lipat dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya atau 2003.
industri komik lokal
mik yang dulu dikerjakan de ngan teknik "jadul" dan kini
melalui sentuhan teknologi terkini; tapi juga menghidupkan melalui penerbitan komik seca
ra berkala, manajemen yang
profesional, melakukan pembinaan terhadap komikus muda,
menjadi tempat berkumpulnya para komikus berprestasi Indonesia, mengembangkan ka-
yang bisa mengalah
rakter-karakter komik asli
kan
komik-komik
Indonesia, serta berusaha me-
luar. Terbukti dengan banyaknya komikus Indonesia yang berprestasi di tingkat inter-
nembus kebekuan model-model
nasional, dan ber-
pemasaran komik dengan model
komunikasi yang benar-benar profesional.
Tanda-tanda menggembira-
pengaiaman dalam menghasilkan. Setidaknya mereka berhasil kan karya komik global. Setidaknya satu dekade tera- melampaui "kutukan" keempat khir, semangat bangkit sudah di- yang biasanya dialami penerbit suarakan para komikus lokal an komik yang berhenti hanya meski bergerak sendiri-sendiri pada edisi keempat. Hingga dan memulaimerintis jalan yang November 2014 lalu, rerON su sulit untuk bisa eksis di tengah dah menerbitkan 10 volume, de gempuran komik impor. Salah ngan penjuaian per bulannya satu momentum penting itu di- puluhan ribu eksemplar, suatu tunjukkan tahun 2013 ketika se- angka yang menjadi rekor terkelompok anak muda melahir- sendiri untuk komik lokal saat kan re:ON Comics, kompilasi ini. Antusiasme terhadap re:ON komik asli karya anak bangsa Comics pun bisa dilihat dari rasendiri. Hadimya re:ON Comics mainya penjuaian komik maumenjadi salah satu momentum pun merchandise re:ON di setisejarah penting, karena kehadir- ap even, termasuk kunjungan an kompilasi komik ini secara website mereka yakni www.reteratur telah berhasil memecah- oncomics.com, di mana pemba kan mitos terkait kegagalan ko ca bisa membaca komik lokal mik yang selama ini dihadapi dengan gratis. Kita tidak bisa menampik , komik-komik indie/independen. Semangat terpenting re:ON selama ini belum begitu banyak
Suara Pembaruan. 11 Dcscmbcr2014
kan industri komik mulai dirasa-
'perhatian pemerintah terhadap industri komik lokal. Era ICementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, saat industri kreatif
masih
memiliki
"Pembina" yang jelas, ada banluan bagi komunitas komikus, namun hal itu dinilai kurang
memberikan manfaat bagi para komikus, sebab diperlukan bukan hanya sekadar bantuan dana, tapi bagaimana memberi kan iklim yang kondusif terha
dap tiga persoalan penting ini: permodalan, kreativitas, distri-
busi dan pasar. Pemerintah diharapkan mampu memainkan peranan penting. Pertama, pembinaan
sumber daya manusia yang terkait industri komik, mulai dari
"ruh"nya yakni para komikus,
hingga memberikan iklim yang kondusif. Kedua, melakukan fa-
siiitasi para komikus dan indus tri komik nasional untuk menda-
patkan pasar yang lebih besar di
tingkat intemasionai. Ketiga, faktor pengaruh budaya baca komik yang melekat kedalam
kebijakan pendidikan seperti di Finlandia sangatlah penting. Di Sana, pemerintah menggunakan
komik sebagai bahan pengajaran untuk murid SD. Penulis adaiah pengamat komik dan
_{NDUSTR1 KREAHF,TINGGAL DI JAKARTA
KOMIK, BACAAN
"Jagoan Era Baru DI penghujung tahun ini kebangkitan tokoh jagoan lokal pun terlihat dengan munculnya film Pendekar Tongkat Emas. Produser Mira Lesmana dan sutradara
tokoh Elang dalam film ini digambarkan sebagai seorang yang misterius. Ia ada di luar perguruan silat dan membaur dengan masyarakat. Sifat-sifat dasarnya
Ifa Isfansyah adalah orang di ballk film
sangat rendah hati dan tidak suka menun-
tersebut.
jukkan kekuatannya di depan orang-orang.
Sejak kecil Mira yang telah menggebrak dunia film Tanah Air lewatAda Apa dengan Cinta di 2002, mengaku sebagai seorang
Sementara Eva Celia merasa hampir se
mua bagian dalam produksi film ini cukup menantang. "Harus jaga emosi
penggemar komik. Tiap kali membaca
agar tidak datar, dari awal proses
komik pun bayangan visual berwujud film
syuting sampai akhir kesulitan
selalu muncul di kepalanya."Ketika masuk
dan dapat memar juga," kata
sekolah film, adik saya bilang 'ini tandatanda mau bikin film silat'," kenangnya.
putri Indra Lesmana ini.
Dari kegemaran membaca komik itu
Eva memerankan tokoh Dara
yang merupakan salah satu mu-
Mira mengaku ada satu nilai yang la tang-
rid di perguruan Tongkat Emas.
kap yakni bahwa kekuatan dan kekuasaan
^a.menjadi pendekar bijaksana "^ang berani mengambil kepu-
tidak akan berarti jika kita tidak mempunyai hati. Nilai ini pula yang menurutnya menjadi.pelajaran yang dibutuhkan
bangsa Indonesia sekarang. Ketika akhirnya Mira bisa membuat
film silat, ia pun tidak tanggung-tanggung.
- lusan. Eva yang beberapa tahun
"'lalu tinggal di Amerika Serikat mengaku kesulitan lain dalam
film ini adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Adapun, aktris senior Chris
Dengan melibatkan 350 orang, Pendekar Tongkat Emas rnenjadi film paling lama dan paling mahal yang dibuatnya. Sementara itu, Ifa yang lebih dikenal sebagi sutradara film drama mengaku sangat antusias sekali menggarap film silat Indonesia ini. "Saya suka sekali film
yang luar biasa,saya menunggu untuk film
drama, di sini saya melihat silat bisa
ini," aktris berusia 57 tahun ini.
membungkus drama.Ini pengalaman yang
Film Pendekar Tongkat Emas nyatanya juga didampingi dengan komik berjudul sama. Soal penerbitan komik ini, Mira
baru," akunya.
Ifa beranggapan tantangan terbesarnya adalah semua yang ada diproduksi adalah ''pengalaman pertama, Ini yang membuat
tine Hakim harus menghadapi latlhan fisik luar biasa. "Reaksi
pertama waktu diajak sangat bersemangat, usia sekarang baru da-
pat film action yang seperti ini. Tantangan
mengaku bahwa ia merasa sebuah film
silat tidak lengkap tanpa komik. Ia pun ;
saya punya energi lagi. "Seperti punya
menggandeng seniman muda,Alex Irzaki, t
energi di titik.yang sama," ujarnya. Nicholas Saputra yang didapuk sebagai
imtjik.kornik itu.(Fik/M-4)
Media Indonesia, 21 Desembcr2014
OPERA
Puisi Perempuan
yang Kehilangan Memadukan narasi, koreografi, dan orkestra, opera tari Gandari menghadirkan perjuangan seorang ibu yang kehilangan anaknya. Dian Yullastuti
[email protected]
Lupakan Gandari yang setia
kepada suaminya yang buta, Destarata. Seorang perempvt
an yang memilih menutup kedua matanya sejak Raja Kuru itu menikahinya. Juga ibu dari Kurawa, yang habis terbunuh dalam perang Bharatayuda. Dalam pentas opera
tari Gandari yang dipentaskan di Teater Besar Gedung Teater Jakarta Taman Ismail MarzuM,
Jakarta, Jumat dan Sabtu malam lain,Gandari muncul dalam sosoknya yang lain. Gandari dalam opera tari yang
disuguhkan Tony Prabowo berda~^rkan puisi Goenawan Mohamad ini memang masih istri Destarata.
Tapi ia muncul dalam sosok seo rang perempuan dalam kemarahan. Seorang ibu yang kehilangan anak-anaknya dan baru menutup
matanya sebagai wujudprotesnya. Sebuah gambaran baru tentang
sosok perempuan dalam kisah Mahabharata, yang berbeda dari cerita yang ada selama ini. Kehilangan itu dipertajam dengan hadimya Maria Catarina Sumarsih menjelang akhir pentas. Dia adalah ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan atau yang
dikenal sebagai Wawan, mahasiswa Universitas Atmajaya yang tewas dalam Peristiwa Semanggi I
pada 1998."Ibu Sumarsih sengaja dihadirkan untuk mewakili jpara
ibu yang kehilangan anaknya.Dia
Koran Tempo, 14 Desember 2014
pantulan Gandari masa kinfr'ujar Yudi Ahmad Tajudin, sutradara pertunjukan itu, kepada Tempo seusai geladi bersih, Kamis, 11 Desember 2014. Gandari yang
ditampilkan di atas panggung lewat narasi, gerakan tari, dan orkestra itu bukan dalam kon-
teks sosok moral untuk baik dan
buruk,melainkan sebagai pribadi, perempuan,sekaligus ibu.
Yudi memulai pentas dengan narasi yang disampaikan oleh aktor Landung Simatupang dan
penyanyi Sita Nursanti di bawah cahaya temaram."Rekaman lima hari sebelum ibu para Kurawa itu
membalut matanya dengan sehelai kain hitarn, mendampingi sua
minya kelak,raja buta itu,sampai kelak beberapa detik sebelum ajal," demikian Sita membuka cerita. Landung beijalan meme-
gang pundak kanan Sita, seperti merekonstruksi raja buta itu.
Landung dan Sita awalnya keluar-masuk panggung. Terkadang mereka berperan seperti pasangan raja dan ratu Kuru itu. Tapi
kemudian mereka keluar menjadi pembaca narasi, melanjutkan
kisah dari puisi yang dibawakan penyanyi Belgia yang lama menetapi di Belanda, Katrien Baerts.
Suara gesekan senar biola yang liris dan amat menyayat mengantar larik-larik puisi yang dinyanyikan Baerts dengan nada sopran itu..Meskipim harus menyanyikan lirik berbahasa Indonesia, artiku-
lasi Baerts luraayanjelas.
Selanjutnya, melimcur kompo-
sisi ciptaan Tbny Prabowo dalam sajian miisik orkestea dari orches
Dalam satu adegan, Danang Pamungkas, yang hanya menge-
nakan cawat,berjalan dipandangi Katrien Baerts. Adegan ini meng-
tra Asko Schonberg-Slagwerk Den Haag,yang dikonduktori Bas Wiegers. Komposisi yang digarap
ingatkan kita akan cerita keti-
Tony lebih dari setahun itu sekaligus mengiringi enam penari yang
perang Bharatayuda. Duryudana seharusnya telanjang karena akan
membawakan tarian hasil kreasi"
diberi kekuatan kebal dari mata
koreografer asal Jepang, Akiko Kitamura. Menurut Tony, ia dan Goenawan Mohamad berdiskusi
untuk membagi mana lirik yang
diucapkan narator, dinyanyikan Baerts, dan paduan suara Batavia Madrigal.
Opera tari Gandari memang memadukan elemen yang bera-
gam,yakni sastra, musik,dan tari, yang diramu sedemikian rupa menjadi pertunjukan. Ketiga elemen itu ditampilkan di atas
panggung yang (^perkuat dengan elemen seni instalasi besi dan baja
setinggi hampir lima meter kaiya Teguh Ostenrik. Teguh menonjolkan "menara" yang disebutnya seperti batang serai, tapi sesungguhnya perlambang phallus.
Sebagai sutradara.Yudi berhasil meracik elemen-elemen pertun
jukan tersebut tanpa membuat salah satunya terlihat paling menonjol. Semua ditampilkan
dalam porsi seimbang, dimulai dari puisi, musik,hingga tari."Ada bagian ruang untuk musik,narasi,
'nyanyi,dan tari. Jeda pun demikian untuk eksplorasi,"kata Yudi.
Iringan musik orkestra kontemporer cukup pas dalam
mengiringi gerakan para penari yang berasal dari Jepang dan Indonesia itu. Para penari, yakni
Danang Pamungkas, Rianto, Luluk
Arie Prasetyo,' Kana
Ote, Yuki Nishiyama, dan Lion Kawai, terlihat luwes menerjemahkan kisah Gandari lewat
gerakan. Ada gerakan-gerakan yang memperkuat narasi seperti gerak koreografi telapak tangan yang seperti akan menutup raata. Ada juga gerakan bertarung atau menggambarkan kesendirian.
ka Duryudana, sulung Kurawa,
raenghadap
ibunya
sebelum
Gandari. Namun, karena malu
diejek Krisna,dia menutupi sebagian kemaluan dan pahanya. Sebagai koreografer, Kitamura, yang telah lama bekerja sama
dengan Yudi dan Tony, telah berusaha keras memahami sosok
Gandari dari puisi dan kisah epik Mahabharata. Meski tak seluruh
gerakan koreografinya mampu mencerminkan seluruh jalinan
cerita. Sejak Juni lalu, dia dan
para penari mengeksplorasi gerak dengan iringan musik digital. Mereka bam berlatih diiringi
orkestra secara langsung menjelang pementasan.
Yudi mengaku, mengharraoniskan koreografi dan musik bukan hal mudah. "Awalnya, penari
berlatih dengan iringan musik digital. Suasana dan emosinya sangat berbeda ketika diiringi musik langsung," ujar sutradara Teater Garasi ini. Dan memang,
dengan iringan orkestra tersebut,
para penari terlihat lebih "hidup dan beremosi".
Penonton pun bertepuk tangan
panjang memuji pertunjukan ini. Tapi ada juga penonton yang
belum bisa melepaskan sosok Gandari dari cerita Mahabharata
"Saya merasa agak asing, rausiknya bagi saya jadi seperti ilustrasi. Tapi saya menangkap pesan ibu yang kehilangan dari narasinya," ujar Haris Pumomo, salah seorang penonton.
Pengajar tari Institut Kesenian Jakarta, Maria Darmaningsih, melihat gerakan yang disuguhkan
para penari sebagai koreografi puisi. Tidak harus bercerita, tapi menghadirkan rangkaian puisi^ang dinarasikan dan dilagukan.
Opera tari Gandari, menurut dia, digarap sangat profesional dan
menampilkan hasil yang tidak main-main dari komitmen yang
tinggi."Sudah saatnya Indonesia
pimya pertunjukan-pertimjukan sejenis,"katanya.
Pujian serupa disampaikan sutradara teater Gandung Bondowoso. -Menurut dia, Yudi
berhasil menyajikan sebuah pertunjukan yang pas. "Waktunya
juga tepat. Kalau lebih lama lagi, mungkin orang akan mulai bosan,"ujamya.•
84 PUISI
-mengenangSitorSitumorang(1924-2014)
AGAM Wispi peraah mengatakan, ia diselamatkan
puisi. Penyair ini, seorahg anggota Partai Komunis
Indonesia, menulis sajak-sajak yang berarti bukan
karenaisinyasemata,melainkan karenasikapnya kepadamakna.
Ia memang pernah,beberapa waktu lamanya, mencoba menyerahkan makna kepada kebenaran yang diresmikan Partai. Tapi pada akhimya ia tak bisa. Pada akhirnya ia kembali kepa da puisiitusendiri:
puisU hanya kaulah lagitempatkupulang puisi,hanyakaulah pacarku terbang Puisi,dalam sajakini,adalah tempatyangakrab,semacam ru-
mah,juga sesuatu yang menemaninya dengan setia,ibarat"pa-
car", dalam perjalanan jauh.Setiap penyair tabu, hidup dalam sajak adalah hidup dalam kata dengan makna yang tak tunduk kepada batas-dan bersama itu kemerdekaan bergelora. Ketika mengenang Agam, yang meninggal pada 2003,sebuah sajakZen Hae menangkapgeloranya:Agam Wispi,yang hidup sebagai eksil sejak 1965 dan meninggal di Belanda tempat terakhir peijalanannya,sebenamyabukanlah "orangbuangan". kau menyebutku orangbuangan.aku seorangkelana,sebenarnya. aku tidur danjaga di atas kudaku. aku dan tungganganku adalah satu.
Dengan itu sang penyair menjelajah ke dalam wilayah yang terbentang luas: "sajakkujutaan bintangmerah di bawah langit tanpapintu."
Dengan itu pula sang penyairselamat dariruangtertutup dan jalan buntu-yang umumnya dialami para sastrawan yang ha ms,atau ingin,patuh kepadasebuah doktrin.
Dalam sebuah wawancara dengan HersriSetiawan dalamjurnal Indoprogress November 2014, Agam menyatakan kesimpulannya:doktrin yang dulu ada kini tak memadailagi. "Yang dulu sudah tidak ada," katanya. "Nonsens itu! Sudah omongkosong.Buatsayasudahljerakhir...ide-idesoal'Seniuntuk
Ralqrat','Politik adalah Pan^ima'...semuasudah ketin^an." Agam tak hendak berhenti, sementara slogan dan doktrin mengandung beban yang mudah mandek.Dalam pengembaraan Agam ada sesuatu yang mengingatkan kita kepada Chairil Anwar yang membelot kepada mang yang meringkus: ia ingin terbang dalam "theonlypossiblenon-stopflying'.Tanpa mendarat. Tapi dalam sajak, seorang penyair tak mungkin sepenuhnya dalam "non-stopflying'. Ia pasti pernah menyentuh tempat ia berasal,tempat ia pernah tinggal. Bahasa yang dipakainya mau
tak mau terkait dengan sebuah lingkungan yang memberinya arti, biarpim arti itu tak permanen.Bahasa itu juga diutarakan tubuh yang dibentuk sebuah habitat yang menumbuhkan bun)d,irama,dan langgam tertentu,
Tempo,29 Descmber 2014
85-
Sitor Situmorang dalam banyak hal mirip Agam Wispi. Penyair inijuga disingkirkan(dipenjarakan,kemudian hidup di Eropa)setelah perubahan politik 1965.lajuga meninggal di Belanda diseWtar.tahun baru. Dan seperti Agam,ia pernah mengenal Eropa se-
belum akhirnya hidup di sana.Agam di Leipzig,Sitor di Paris. Kedua orang ini "kelana". Mereka berangkat dengan puisi sebagai "tunggangan". Tapi tampak, hubungan mereka dengan tempat asal-tanah air, kampung halaman, dengan kenangan masa lalu-adalah hubungan yang ambigu. Dalam wawancaranya Agam mengakui, ia tak merasa terlkat lagi dengan Indonesia, tapi bahasa Indonesia adalah bahasa
yang dipakainya untuk menulis puisi, biarpun bertahun-tahun ia hidup dengan bahasajerman. Sitor, dalam sajaknya yang terkenal, "Si Anak Hilang", berki-
sah tentang dirinya yang pulang ke tepi Danau Toba,disambut ibu dengan bahagia.Tapi, Anakdiam mengenanglupa Dingin Eropa m usim kotanya Ibu diam berhenti berkata
Tiada sesal hanyagembira Malam tiba ibu tertidur
Bapaklamasudah mendengkur
Dipantaipasir berdesirgelombang Tahu sianak tiada pulang
Anak itu tiada pulang, tapi sajak ini tak jauh-Jauh terbang: di dalamnya kita merasakan langgam syair Melayu lama. Begitu pula ketika Sitor berkisah tentang sebuah percintaan
di Italia: frasa-frasanya yang mengejutkan dan mempersona adalah bentuk pantun yang dihidupkan kembali: Kerlingdanau dipagi hari Loncenggereja bukitltali Andaiabangtak kembali
Adikmenunggu sampai mati Bergerak antara pengembaraan yang tak kenal pulang dan keakraban dengan tempat asal, sajak-sajak ini sebenarnya tak ingin jadi pernyataan yang final. Hidup dalam sajak adalah hi
dup yang peka akan gerak yang berbeda dan bertentanganjuga dalam diri sendiri. Mungkin itusebabnya puisi tak bisaberbaris-baris.mengikuti tata. Plato mengusir para penyair ketika ia hendak meneguhkan sebuah Republikyangterjaga moralitasnya.Tapi(saya kutip Terry Eagleton dalam TheEventofLiterature,2012)sastra bukannyaberbahaya bagi moralitas,melainkanbagi moralisme-peni-
laian moral yang diabstrakkan dan terlepas dari hidup manusia yang utuh. Sebab sastra selalu mengembalikan penilaian itu kepada konteksnya yang hidup dan rumit. Artinya,beruntunglahkita punya penyair. •Goenawan Mohamad
86 PUISI
ICuinpulan Puisi Pelajar Masuk Muri rong agar sastra popular dl ka-
BOGOR.KOMPAS- Kumpul-
langan anak-anak dan temyata
an puisi tulisan tangan kaiya para
4^
pelajar di Kota Bogor,Jawa Barat, masuk catatan
Museum
Re-
kor-Dunia Indonesia. Puisi-puisi
tersebut dirangkum dalam bentuk buku yang terdiri atas 10.000 halaman dengan tebal 99 sentimeter.
Semua puisi itu merupakan
Saya memang
memimpikan generasi muda Bogor pada masa mendatang lebih
karya pelajar di 23 SD,SMP,dan
berbudaya.
SmVsMK. Penyumbang terba-
Bima Arya Sugiarto
nyak adalah SMP Negeri 6 Kota Bogor dengan 1.023 puisi atau
Ace mengatakan, anak-anak yang menggandrungi sastra akan tumbuh menjadi individu yang mencintai kemanusiaan, kein-
dahan, kreativitas, dan kecerdasan. Semua karakter itu meru
pakan modal penting untuk pembangunan. Mulai tahun 2015 disiapkan
pergelaran puisi setiap minggu di sekolah secara ber^iran. Sebelum itu diadakan pelatihan penu-
L023 halaman.
lisan puisi oleh para penyair dan pujangga Indonesia."Bayangkan, betapa indahnya jika dari Bogor
Wakil Direktur Museum Re-
kor-Dunia Indonesia (Muri) Osmar Semesta Susilo mengatakan,
pada awalnya komunitas budaya mengusulkan kumpulan puisi itu
disambut antusias," katanya
Buku asli, yang terdiri atas
nanti lahir Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, atau Chairil Anwar
terdiri atas 16.180 karya dan da-
kumpulan puisi tulisan tangan, akan disimpan komunitas. Kopi
pat disusun menjadi buku setebal
buku asli akan dibuat terbatas
Ace dan Saidy bertekad meng-
150-200 sentimeter. "Namun,
untuk Ibu Negara RI, Muri, Balai
ada seleksi menjadi 10.000 puisL Itu p\m sudah rekor dunia," kata-
Kota Bogor, dan Universitas Pa-
ajak lebih banyak pelajar untuk berpuisL Targetnya, pada akhir
kuan, Bogor. Semua puisi akan
tahun 2015, ada 100.000 puisi
nya seusai penganugerahan Muri
didokumentasikan ke cakram di
karya pelajar yang siap dipentas-
di Perhelatan Budaya "Menuju
gital dan diunggah ke situs in ternet agar bisa diakses publik.
kan sehingga gairah sastra di Bo
muda," kata Ace.
Ketua Forum Sastra Bogor Ace
gor kian hidup. Wall Kota Bogor Bima Arya
Sumanta mengatakan,pembuku-
Sugiarto menyatakan siap men-
an puisi itu merupakan tindak lanjut deklai-asi Bogor Kota Puisi
dukung kegiatan
takan, kumpulan puisi itu dipersembahkan untuk para ibu dalam
Dunia pada Agustus 2014 yang
gandrungi pelajar."Saya memang memimpikan generasi muda Bo
rangka memperingati Hari Ibu setiap 22 Desember.
teknis kepada para guru sastra dari 20 sekolah. "Kami mendo-
Bogor Kota Puisi Dunia" di Gedung Kemuning Gading, Bogor, Minggu (21/12). Ketua Komunitas Rekoris Pui
si-Dunia Indonesia Saidy menga
dilanjutkan dengan bimbingan
Kompas,23 Desember 2014
pementasan
puisi agar lebUi populer dan digor pada masa mendatang lebih beibudaya," katai^(BRO)
^
PUISl
Korupsi dan Revolusi Sastrawi OLEH NAUFIL iSTiKHARI KR
Korupsi bermxda dari pengham-
orang yang lupa pada "kekuatan ter
baan atas diii Berkat pengham-
sembunyi" di balik setiap revolusi. Saya
baan pula teijadi revolusi. Namun, ingat, alur keduanya lain sama
tddak bermaksud mengajak Anda men-
dadak religius. Kekuatan tersembrmyi
sekali.Di titimangsa ini,kadang korupsi
mungkin akan dimaknai sebagai in
bisa meledakkan revolusL Meski de-
visible hand yang sinonim dengan Tuhan. Tidak, Anda jangan salah paham.
mikian, tak ada jaminan setelah revoliosi tak akan tumbuh lagi korupsi. Kita bisa berkaca pada sejarah.
Kongsi dagang Hindia-Timur (VOQ. misalnya, dibubarkan pada 1799 akibat bangkmt karena korupsi. Revolusi segera terjadi: kata perdagangan diganti penjajahan. Penjajahan adalah peng-
Abad ke-18 ditandai dengan perubahan besan revolusi Inggris 1760, revolusi Amerika 1776, dan revolusi Perancis 1789. Namun,tak jarang orang
melupakan bahwa salah satu sumbu penggerak revolusi fisik adalah "revo lusi psikis". Revolusi jenis ini bergerak
hambaan sehingga meletus konsekuesi
dalam wacana sastra dan filsafat. Re
turunan untuk pribumi. Akhirnya, pii-
volusi selalu digerakkan oleh refleksi, oleh kontemplasi. Sejarawan menyebut
bumi juga melancarkan revolusi. Pada mulanya korupsi. Lalu revolusi. Namim,dalam tenda revolusi yang se-
masa itu dengan era romantisisme. Di masa itu kita akan beijumpa
benamya, terma korupsi tenggelam.
Voltaire, Shakespeare, Schopenliauer,
Kaum revolusioner beijuang untuk re
Goethe, SchUler, dan Fichte. Schopen
volusi itu sendiri. Mereka merumuskan
hauer mendemonstrasikan kecemasan
persatuan untuk menolak penjajahan. Soekamo, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka,
pada dunia, tetapi ia menyikapinya de ngan lantang, Persentuhan filsafat dan
Tjokroaniinoto, dan seterusnya akhir nya berhasil membebaskan bangsa ini. Tahun 1945 adalah tanda kesuksesan sebuah revolusi. Ben Anderson dalam
Java in a Time of Revolution: Occu
pation and Resistance (1972) mene-
ngarai keberhasilan itu dikarenakan adanya sesuatu yang oleh Anderson disebut common enemy (musuli ber-
saraa).Soekarno kemudian mendirikan
pilar Orde Lama, tetapi sayangnya diruntuhkan oleh Orde Baru. Saat itulah revolusi menemui babak baru. la pe-
sastra benar-benar melahirkan revolusi
sastrawi yang ditakuti. Voltaire menulis sastra "yang pasrah", tetapi selalu dilu-
muri "amar^". Candide berhasil mengatasi keputusasaan dengan gaiiah. Gairah seperti itu yang kita perlakukan hari ini: revolusi sastrawi. Per-
ubahan tak bisa disulap dalam sehari. Sastra Indonesia yang belakangan ber-
corak—meminjam bahasa Muhammad ' Al-Fayyadl—narsistik harus direstrukturisasi. Untuk menjawab kekinian, sastra harus ditempa ulang dengan spi
lan-pelan bersenyawa lagi dengan
rit romantisisme. Sastra yang, menurut
korupsi.
Achmad Fawaid, mengerti alteritas.
Setengah abad setelah itu, kita terlempar dalam ruas-ruas demokrasi.Re
Sastra "ant! korupsi"
volusi fisik tak mungkin terjadi lagi.
Melawan korupsi harus dengan re
Namun, korupsi, sesuatu yang cukup panjang tersembunyi, kini menjadi isu pasti. Orang ramai tiba-tiba menceletuk, "Ini warisan pemerintah Orde
volusi, sejauh revolusi dimaknai "per-
Baru. Ini adalah kutukan." Saya pun
terpancing bersuara, "Entah warisan atau kutukan, korupsi tetap harus dilawan!" Dengan apa? Revolusi. Revolusi sastrawi
Banyak orang merasa berutang budi kepada revolusi, termasuk Anda yang
baikan besar-besaran"; Artinya, semua
lini harus berani bertengkar dengan
korupsi. Di titik itulah sastra harus ^bU bagian di dalamnya.
Terbitnya
buku Puisi Menolak
Korupsi(2013) yang memuat puisi-pu-
isi penolakan penyair terhadap korupsi merupakan langkah awal yang patut
diapresiasi. Di dalamnya berisi kekecewaan dan ajakan perang melawan
membaca tulisan ini. Akan tetapi, saya
korupsi. Buku setebal 450 halaman ini, setidaknya, menjadi saksi betapa Indo
percaya,kalkulasi itu sedikit ketimbang
nesia sudah becek dengan korupsi dan.
Kompas, 21 Ocsembcr2014
karena itu korupsi wajib diamputasi. Puisi menjadi suara paling murni
yang mengungkapkan isi hati. Namxm,
lanjutkan dengan karya-karya cerpenis' muda
Orpen Eko Triono beijudul Pledoi
puisi saja tidak cukup.Revolusisastrawi Tikus (2013) mimgkin akan membuat
ini harus benar-benar menyeluruh. No
vel-novel sudah waktunya beranjak dari momen narsistik menuju alteristik:
sebuah cerita yang disusun untuk
kita merinding. Tikus yang diangkap rakus, membatin dalam dirinya,"Kami
hanya mengambil sebagian limpahan kecil dari limpahan anugerah Tuhan
menggerakkan animo masyarakat da-
kepada manusia Kepala ikan. Sisa ma-
lam membantu tugas negara mem-
kanan. Atau, makanan yang kelak tak berguna bagi kalian, tapi kami men-
berantas korupsi. Di Indonesia,Pramoedya Ananta To-
jadUtannya istimewa.. Tapi kalian meer mengawalinya lebih dulu. Pram me- nyamakan kami sesuka hati. Kami ha nulis novel Korupsi (1954) dengan se- nya tidak mampu menanam ubi senderhana, tetapi mengena. Pram hanya din, sebab tanah-tanah hanya boleh terlalu simplifistik dalam mengurai bersertifikat atas nama manusia" Eko Triono menyentil, tetapi juga praktik korup yang dilakukan Bakir, tokoh utama dalam novelnya. Banyak
sekali kejadian hari ini yang jauh lebih
can^ih dari yang dibayang^ Pram. Namun,Pram cerdas dalam membungkus ide-ide penentangannya.
Usaha Pram perlu dilanjutkan. Sastra-sastra "anti korupsi" penting segera ditulis dan disebarkan, dengan cerita,
dengan cerpen pun tak masalah. Cerpen-cerpen Putu Wijaya sudah banyak yang bertema demikian- Tinggal di-
mengusik derajat kemanusiaan yang
kerap pongah.- Diam-diam kita akan berkata dalam hati,"lya, ya!" Begitulah cara sastra bekerja. Revolusi tak se-
lamanya memerlukan besi. Kadang ia bisa bergolak hanya dengan bait-bait
puisi. Semoga ini tanda-tanda korupsi akan teratasL
NAUFIL ISTIKHARIKR
Esais, Aktifdi Lingkaran Metalogi UIN Yogyakarta.
PUISI
Pemanggungan Puisi,
Bebas Tergantung Kreativitas BERTEMPAT di Audito rium Ukhuwah Islamiah
nafas kematian. Secara teknis
Pimpinan Produksi'Sema
Universitas Muhammadiyah Purwokerto(UMP),antarko-
tersebut dibawakan dengan
rak Puisi'Itsnan Fauzan, mengatakan, pergelaran pemba-
pemanggungan realis, maka
caan puisi ini mempakan ke-
munitas mahasiswa di kam-
ini, jumlah peserta meningkat. Tahun lalu hanya enam
ga Kamis(23-25/12). Pemen-
nampak bertolak belakang. Malam kedua, tampil tiga komunitas, yakni Kelompok Akusara dengan puisi'Naung-
grup, sekarang sembilan.
tasan malam pertama, dibu-
an Kasih Sayang'(Kahlil Gi-
Dengan begitu para penyaji
ka dengan penampilan tiga puisi karya penyair kawai-
bran), Kelompok Valar Morg-
harus bekeija lebih keras un
hulis dengan "The Saddest
tuk mengondisikan serta me-
an, yakni'Aku Mabuk Allah'
Poem No 20'(Pablo Neruda),
(Emha Ainun Najib), Sajak Mata-mata' (WS Rendra), dan 'Stasiun'(Liong Lie).
dan Komunitas Manik Bas-
manfaatnya agar lebih maksimal, dan profesional, karena ^et untuk menontonjuga seharga Rp 10.000/orang. "Pembacaan puisi yang di
pus itu menyelenggarakan
'Semarak Puisi', Selasa hing-
bagus, tetapi puisi surealis
wara^
dengan
'Masku-
mambang' (Rendra). Untuk
Puisi 'Aku Mabuk Allah'
malam kedua, puisi'Naungan
karya Emha yang dibawakan
Kasih Sayang' mengajak kontemplasi penonton pada per-
giatan tahunan. Untuk tahun
panggungkan
merup^an
UMP,dengan tata artistik sa-
soalan romantdsme sentimen
ajang kreativitas masing-mas ing kelompok agar puisi men-
ngat apik dan memukau de
tal masing-masing.
jadi lebih menarik ketika
ngan pencahayaan yang te-
Malam terakhir, juga tiga kelompok. Kelompok Saroia
Komunitas Air Seni PBSI
pat. Penampil kedua, Kelompok Lensa Kodok UMP de
Kantil Mesem membawakan
rail sajak 'Mata-Mata',tampil hiruk pikuk tetapi kurang
'Kematian'(Kahlil Gibran),Satria Pancadasa dengan "Laut-
mengena,karena sajak protes terhadap pemerintahan orde
an Jilbab'(Emha Ainun Na-
baru tersebut secara kontek-
wakan 'Seorang Anak Muda Masa Kini' (Husni Djama-
stual tidak sesuai era saat ini.
Pertunjukan puisi ketiga, kelompok Sepur Kluthuk, mem-
djib), dan Sim Lider memba
ludin).
bawakan 'Puisi Stasiun' Lie
dipanggungkan dengan detail sesuai kompleksitaa puisi be-,:
Kedaulalan Rakyat, 28 Desembcr2014
diberi musik,dipertebal akting penampilnya, dan tata artdstik panggung yang dimaksimal-
,kan,"kata Fauzan. (Ero)-k
PUISI
Penyair Magelang di Sastra Bulan Pumama SEBANYAK18 penyair asal Magelang mengolah puisi menjadi jalinan kisah pertunjukan bertajuk 'Kilometer Nol: Pertunjukan Puisi dalam Jalinan Kisah'Senin (8//12) pukul 19.30 di Tfembi Rumah Budaya,J1 Parangtritis Km 8,5, Tfembi, Timbulhaijo, Sewon, Bantul. Pergelaran ini mengisi Sastra Bulan Pumama edisi 39.
Ke-18 penyair tersebut,Agus Munaji.Atika Sekar,Cholifatul Ridwan, Damtoz Andreas, Dedet Setiadi, Gepeng Nugroho, HariAtmoko,Hemadi Sasmoyo Aji, Joko Supriyono, M Dani, AAronds, Melur Seruni, Munir Syalala, Nindito Nugroho, Puraawan Andra, Rekki Zakia, Tentrem Lestari, Triman
Laksana,dan Wicahyanti Rejeki. Menurut 0ns Untoro, koordinator Sastra Bulan Pumama,
pertunjukan ini sekaligus untuk launching antologi puisi IQlometer NoP karya penyair dari berbagai usia dan tinggal di Magelang."Pertunjukan puisi ini menggabxmgkan antara sastra, musik, dan teater, meslp masing-masing puisi menghadirkan kisah yang berbeda, tetapi akan dihadirkan dalam jalinan kisah yang mengalir," kata 0ns Untoro. (Aspj^o
Kcdaiilalan Rakyat, 8 Descmbcr 2014
PUISI
Puisi dan Olahraga S'ejak masa 1920-an, kita membaca
ada Poedjangga Baroe, Pantja Raja, Konfrontasi, | MimbarIndonesia.Zenith, Tjerpen,Indonesia,dan j
Oleh Bandung Mawardt*
pelbagai buku sejarah dan kritik sastra
yang memberi penjelasan mengenai tema-tema
besar
garapan
para
sastrawan: cinta Tanah Air, perkawinan adat,
Budaja. 1 Sastra berkembang di majalah-majalah | kondang. Ingatan kita cenderung ke majalahmajalah itu ketimbang ke majalah-majalah j hiburan atau olahraga. Apakah teks-teks sastra §
di majalah-majalah itu mulai menghadirkan |
emansipasi perempuan, religiusitas, dan kota.
tema-tema berbeda dengan daftartetap dari |
Kita mengenang SalahAsoehan(Abdoel Moeisl, Lajar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbanal,
Majalah Aneka sebagai majalah olahraga t
Bebasari IRoestam Effendi). Njanji Sunji(Amir Hamzah),dan Belenggu(Armijn Pane). Warisan sastra dari masa silam mengikutkan ingat-an
tentang suguhan tema dan pembesaran makna berkonteks Indonesia dari masa ke masa.
Perkembangan sastra semakin menguat
'ifsaat para sastrawan mengatami pergauLan
?Pfdengan teks-teks sastra dunia. Masa 1950-
^an,kita mencatat ada kesanggupan sastrawan
iilndonesla menggarap tema-tema besar. Indonesia sedang mendefinisikan diri. Sastra memberi pengaruh atas selebrasi
masa lalu? Kita agak sulit menjawab.
pernah membuat rubrik aneh bernama "tjerpen ;; olahraga". Kita bisa simak pada edisi 1 Agustus _ 1964,ada penjelasan pendek dari redaksi: Atas'
banjak permintaan pembatja mulai nomer ini > Aneka akan hadir dengan tjerita pendek olah- ;
raga. Kepada penuUs-penulis tjerpen. kami • nantfkan karja saudara.Sjarat-sjarat themanja ;■ membangun manusla Indonesia baru melalui olahraga". Kebijakan berani saat situasi sastra . sedang mengalami perdebatan sengit oleh kubu-kubu ideologis. Sastra berbalut politik dihindari dengan ajakan menggubah teks-teks
imajinasi dan pemaknaan Indonesia, Rendra, Ajjp Rosidi. Toto Sudarto Bachtiar. Ramadhan KH,Subagio Sastrowardoyo, Achdiat K Mihardja, Pramoedya Ananta Toer, dan Trisno Sumardjo mempersembahkan teks-teks sastra untuk mengisahkan Indonesia dalam pelbagai
sastra bertema olahraga meski tetap berkaitan
tema. Kita mulai memiliki daftar tema tetap
di keluarga petinju. Olahraga tinju menjadi
Imenghafalkantemadari puis .cerpen.novel, mengacu ke pengajaran sastra di sekolah dan
misi Indonesia.
Cerpen perdana d'rAneka berjudul Dulu dan • Sekarang" gubahan Husmar Athar. Barangkali nama pengarang ini tak pernah tercatat dalarn buku-buku sejarah sastra atau kritik sastra di Indonesia. Husmar Athar berkisah kehidupan
universitas. Murid dan mahasiswa selalu diajak
perdebatan di keluarga,
dan drama. Daftar tema jarang bertambah
dengan pengharapan prestasi dan mendapati
meski tahun-tahun telah berlalu.
Kita ingin mengingat ada sajian cerpen sebagai bacaan pembaca majalah olahraga. Dulu, publik sering mendapati rubrik cerpen,
puisi. dan drama ada dalam majalah-majalah bercap sastra. seni. atau kebudayaan. Kita ingat
Rcpublika, 28 Desembcr2014
ti
Tokoh bernama Badji masuk ke dunia tinju
rezeki. Gairah itu berisiko. Bertinju dan hidup
adalah dilema. Badji berharap terus bertinju dan bertinju. Kemenangan pun diraih. Sang ibu
sering khawatir nasib Badji jika tetap bertinju. Di ujung cerpen, kita membaca konklusi; "Ajah Badji tewas karena ia adalah seorang petindju
^uiVq
b'erka'ta: "Saya memang sudah'
hienyiapkan satu buku puisi tentang tinju. Tinggal tunggu giliran. Setiap petinju besar, sudah saya tulis puisinya."
Kita mendapati sejumlah puisi tentang tinju
di mana norma-norma prikemanusiaan lebih ditondjolkan dalam tiap pertandingan."
dalam buku berjudul Ma/u (Aku] Jadi Orang Indonesia 120031. Taufiq Ismail dalam puisi "Lonceng Tinju (1987)" menulis: Setiap kali lonceng berkleneng/ Tanda putar-
Sejak 1 Agustus 1964, majalah Aneka memuat
an dimulai/ Setiap kali mereka bangkit/ Dan
bajaran,sedang Badji adalah petindju amateur,
.cerpen-cerpen bertema otahraga. Kita bisa membaca cerita tentang kehidupan atlet renang, tenis, sepak bola, berkuda. menembak, dan
atletik. Cerpen berjudul"Perdjoangan" karangan Wisjnu Adhi Buana tampil dlAneka edisi 8 Agustus 1964. Pengarang berkisah tentang dilema penjaga gawang. Kehidupan ekonomi berantakan.
SI penjaga gawang sedang bertarung dengan keputusan-keputusan untuk membela mati-matian demi bangsa dan negara atau menerima suap dari pihak musuh agar merelakan pemain lawan membuat got. Pada saat bersamaan si Istrl sedang menjalani proses kelahlran dan memerlukan ongkos. Godaan d.uit ditepis dengan kehormatan serta kemauan membela bangsa dan negara. Tim menang. Si penjaga gawang berhasilmenggagalkan sekian peluang tendangan dari pemain pihak lawan. Kemenangan memerlukan pengorbanan.Sikap
itu tentu dimaksudkan memberi pesan ke pembaca agar berpihak ke bangsa dan negara ketimbang uang. Cerpen memuat propaganda. Tahun demi tahun berlalu. Tema olahraga dalam sastra belum membesar atau mendapat perhatian serius. Pada 1972, Pustaka Jaya menerbitkan novel berjudul ffad/'a So/a gubahan Min Resmana. Novel ini menampilkan gejala sastra bertema olahraga. Pada masa 1980-an, Taufiq Ismail menggubah puisi-puisi mengenal tinju, Pilihan ini berbeda dengan pengenalan
publik bahwa Taufiq Ismail adalah pujangga tenar mengacu ke Tiranidan Benteng, berkisah tentang politik di Indonesia masa 1960-an, Pemuatan wawancara di majalah HumOr edisi 10-23 Maret 1993 menguak alasan-alasan Taufiq Ismail menulis puisi-puisi bertema tinju.
mengepalkan tinju/ Setiap teriakan histeria / Bergemuruh suaranya/Aku kelu/Dan meras di pojok/Sendirian. Si pujangga adalah pembenci tinju. Di dunia,
tinju itu bisnis dan skandal ketimbang olahraga. Taufiq Ismail menganggap ada manipulasimanipulasi dalam tinju. Tujuan tinju adalah "merusak dan mencederai badan manusia."
Kemarahannya diungkapkan dalam puisi berjudul "Don King Makan Siang di New York"
(1989). Puisi dibuka dengan larik-larik sedihi Setiap dua bulan tenggelam/Seorang petinju masukkuburan/Atau di krematorium dipangang/ DiAmerikasana/ Perdarahan otaksebab utama/
Dan ini sudah berlangsung lama/ Sejak 1918 sampai 1988... Di Indonesia, pertandingan tinju digandrungi jutaan orang. Si pujangga semakin merana dan berduka.
Taufiq Ismail pembenci tinju tapi penggemar olahraga bernama bulu tangkis. Olahraga ini sering jadi andalan Indonesia untuk mendapat kehormatan di mata dunia. Dulu, Indonesia
pernah menjadi negeri paling tangguh. Kini, bulu
tangkis sedang mengalami kemunduran prestasi. 51 pujangga pernah menggubah puisi berjudul "Bulutangkis"(1973), berisi pujian dan harapan: Bulu tangkis telah lama menggetarkan hatiku/ Bulu tangkis telah lama menggetarkan hatijutaan anak-anak Indonesia,/ anak-anak kecil, anak
muda, dan juga anak-anak tua. Kemauan Taufiq Ismail menulis puisi bertema olahraga tak jua membesarkan tema olahraga dalam perkembagan sastra di Indonesia. Oh!
Pengelola JagatAbjad Solo
PUISI
Puisi Badrul Lekat Situasi Tradisi SEORANG penyair seperti Badrul Munir
penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan
Chair tak akan bisa lepas dari segala entitas
Ekonomi Kreatif.
kedirian awal, sebagai muasal dirinya. Pulsi-
Beberapa karya puisi Badrul yang didiskusikan di antaranya "Lelaki yang Pergi Malam Hari' (2013), 'Sungai Berkelok' (2013), 'Selat
puisinya berada di tengah situasi tradisi masyarakat yang memandang tanah kelahiran itu penting, sehingga pulang kampung itu penting. Puisinya'Aku Tfelah Jadi Ikan di Sungai Kecil'
Madura'(2011),'Aku Ifelah Jadi Ikan di Sungai
Ifedl Ini'(2012),'Mula dan Berakhimya Sebuah
bisa d^ategorikan sebagai puisi sufistik yang Kota'(2012)dan 'SonetPengembara'(2014)mentak -bisa lepas dari istilah-istilah Kemadu- jadi topik dalam diskusi. Selain menghadirkan raannya.
pembahas Irwan juga mengundang Galuh Febri
"Garam,tembakau,ikan, laut. palung,seolah ikan yang dijadikan aku lirik dalam puisi ini pun bersaksi tentang peijalanan kaki di jembatan tua dan rielayan di'tepi pantai. Badrul teijebak
Putra.
atau mun^cin sengaja menceburkan diri dan tak
galan puisi "Rmjukkan Kami Jalan yang Lxirus',
mau lepas dari situasi masyarakat yang demikian," kata Irwan Bajang, sastrawan muda,
ayat di dalam Alquran. Namun pesan yang di-
pemimpin redaksi Indie Book Comer(IBC)da lam diskusi sastra, Selasa(23/12)malam. Dalam diskusi sastra bulanan di Pusat
Galuh Febri Putra, mahasiswa S2 Hmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya(FIB)UGM melihat puisi
Badrul dari sisi yang berbeda. Salah satu pengmenurut Galuh, mengingatkan pada salah satu sampaikan Badrul menegaskan sebuah peijalanan mempakan usaha imtuk melarikan diri dari batas-batas yang disematkan oleh sebuah
Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri(PKKH) tempat "Pesan itu meiyadi tegas lagi dengan UGM,"Selasa malam (23/12) raembahas puisi karya Badrul Munir Chair, mahasiswa Fakultas dilengkapi kaiya puisi yang lain seperti Rumah Filsafat UGM sekaligus seorang penulis puisi sejati ada dalam diri, bukan sekadar tanah dan dan cerpen di sejumlah media massa. Novelnya tempat singgah. Maka, pergilah!" kata Galuh (Asp)-m 'Kalompang" yang terbit 2014 mendapatkan Febri Putra.
Kcdaulatan Rakyat, 27 Deseinber20l4
PUISl
Puisi; an ■ Oleh M Amin Abdulrols*
laFn, sdperti Arriir Hamzah. WS Rendrai Sitor' ^
Dalam istilah "sastra".pasti kita mengenal
Situmorang, Hamka.MuchtarLubis,EmhaAlnun ^ Najib, Taufik Ismail,dan seterusnya.sebenarnya
tiga wujud sederhana, yaitu cerpen, novel, dan puisi. Kita mengenal cerpen
Chairil Anwar, sebagai momentum Hari Puisi
sebagai wujud catatan harian, novel sebagai dokumen perjalanan hidup manusia,
Namun,jauh dari itu. puisi-puisi karya Chairil Anwarditimbang lebih mengedepankanekspresi,
serta ketika kita mulal berada dalam suasana
baik itu secara personalitas atau konflik sosial. Dari "batu nisan" misalnya, kita bisa menyelami
gundatiatau riang, misal saat mengenal lawan
penandaan wafatnya penyair "binatang jalang", Nasional bukan tanpa alasan sebelah mata.
jenis dalam aspek asmara, pun puisi menjadi
bagaimana kepedihan hati yang mendalam
alat utama yang alir sebagai ungkapan gejolak jiwa kepada orang terkasiti. Puisi sejak berabad-abad lalu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa, dan bahkan tergolong suci ataupun keramat.Seperti di India,
Chairil saat ketiadaan nenek terclntanya, Darf
juga dari 'Aku"-nya, kita mampu menangkap kobaran hatlnya yang berapi-api. Memahami dari hal itu. puisi mempunyai
suatu bentuk narsisme personalyang berasal
manfaat yang luar biasa bag! jiwa kita. Selain sebagai alat untuk mencurahkan isi hati, puisi juga mampu memengaruhi kejiwaan seseorang. Buktinya saat membaca atau mendengar pembacaan puisi. perasaan kita akan tersentuh dan memberikan respons sesuai dengan aliran , puisi itu,ada puisi yang membuat kita menangis, serta ada yang mengobarkan semangal. Inilah efek samping yang natural, karena merhang puisi sebagai salah satu bagian dari sastra yang
dari pergumulan diri dengan kekecewaan,
lahir dari hati manusia sendiri.
keputusasaan, atau kebahagiaan. Lebih dalam dari itu, puisi juga ditulis sebagai bentuk ekspresi sosial untuk mengungkapkan segala halyang berkaltan dengan kehidupan.
dari megaphone mulai memeklk dan para kawula , muda menyeru pada kebebasan, keadilan, dan
puisi dianggap semacam kitab suci yang dikenal dengan nama Parajanana, bermakna sebagai penjaga kehidupan. Hal tersebut dimaksudkan, puisi adalah penyeimbang kehidupan manusia, kata-kata yang bermakna bisa menenangkan hati manusia.
Selanjutnya. puisi tidak hanya dimunculkan sebagai alat ekspresi dari ketragisan ataupun
|
Di suatu waktu, ketika kerasnya suara orator f
kemanusiaan, puisi akan selalu menjadi menu ^ pengobar semangat yang disuguhkan hangat. 1
Pengaruh Ekspresi diri dengan pelbagai macam
Puisi-puisi pamfletis dan teriakan-teriakan g
bentuknya dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kedalaman hati manusia sendiri, menangkap sosok manusia secara utuh. sekaligus membangkitkan kekuatan batin yang
dan hati yang geram karena ulah para penguiasa. g
kaitannya dengan hati nurani, kepekaan jiwa
terhadap diri sendiri, maupu'n persoalan di luar .^orldor diri kita.
Il^j^gga/pengabaikan eksistensi para penyair
Republika, 21 Dcscmbcr 2014
bengis mewarnai peristiwa demonstrasi diri B Sepintas, tindakan in! seperti halyang konyol. g meiawan politik dengan sastra. Toh korupsi, s
kolusi, dan nepotisme pun masih tetap langgeng, i meski seribu puisi dikumandangkan. Tetapi. I nilainya paling tidak mereka ingin menggugah B kesadaran kemanusiaan dengan bahasa hati, B meng.^tuk batin,
■iiyi ykd ^yiiuii i juy d ui jiiy luih.
^ptimisme. dan harapan baru untuk mengarungi |
^ehidupan mereka masing-masing.
^
Usut punya usut, cerita dalam film yang ■
rasa, dan menggugah kejujuran nurani. Mendalami tindakan para demonstran
menarik yang dilakukan LouAnne Johnson saat
mengobati gangguan mental sekelompokanak I
tersebut seperti menjelaskan pernyataan
muda yang putus sekolah dan pecandu narkoba .
[anggal yang diungkapan John F Kennedy, Bahwa jika politik bengkok, maka puisi yang
dengan bantuan puisi melalui karyanya My Posse
akan meluruskan". Dari pemahaman ini, sekali
Tiga komponen utama dalam terapi puisi, ' yaitu karya sastra (puisi), klien (pasien), ' fasilitator (tabib sastra/puisi) Selain komponen
lagj kita mengerli bahwa puisi sebenarnya mempunyai rnanfaat positif balk sebagai alat .untuk mencurahkan kegelisahan, atau untuk
Don't Do Homework.
-
itu, Piere J Longo PhD, kontributor Journaf of {
Poetry Therapy, merekomendasikan komponen't
memengaruhi kejiwaan.
penting lain untuk menunjang penerapan terapi • puisi, pertama, kenyamanan peserta. Dalam
Puisi selain sebagai alat ekspresi, juga populer sebagai media pengobatan jiwa alternatif yang dikenal dengan poetry therapy, biblio therapy, atau writing therapy. Dalam ranah ini, puisi digunakan sebagai alat untuk merangsang mental dan memperbaiki kejiwaan seseorang yang mengalami gangguan psikis dan perilaku menyimpang.
Seperti yang diungkapkan Arleen McCarty l'{99^]da[Brr\ Biblio Poetry Therapy, The Interactive Process: A Handbook., bahwa tujuan yang sebenarnya dari terapl puisi adalah untuk memperbaiki kapasitas respons, meningkatkan pemahaman
diri,
menambah
kesadaran
hubungan antarpribadi, dan memperbaiki •orientasi realitas. Dalam hal ini. terapi puisi memberikan rangsangan secara terus-menerus untuk meningkatkan kekuatan kesadaran diri
bag! proses pengobatan selanjutnya. Pada 1995, film Dangerous Minds yang diblntangi Michelle Pfeiffer sebagai LouAnne Johnson, menceritakan susah payah Johnson untuk menaklukkan sebuah kelas yang berisi anak-anak nakal dari beragam etnis. Dia mencoba mengajar dengan pelbagai teknik konvensional, tetapi hal itu gagal menarik •perhatian murid-muridnya, Akhirnya, dengan puisi, Johnson membuat kelas lebih santai dan Pertahan muricfberhasil memahami diri
aktivitas membaca atau menulis puisi, peserta ; tidak dalam tekanan atau paksaan.
Kedua, ketepatan pemilihan puisi. Fasilitator i menyajikan puisi yang mampu merasuk hati dan i
perasaan peserta, Ketiga, membaca berulang- ; ulang puisi dengan indah, maksudnya agar peserta fokus dan tersingkirkan dari kekacauan ^
pikiran. Keempat, mendiskusikan isi puisi dengan tenang tanpa ada dominasi fasilitator.
Puisi memang merupakan salah satu karya sastra yang istimewa. Jauh sebelum kita
mengenalperadabannya, masyarakat primitif sudah menggunakan kata-kata sebagai terapi jiwa dengan cara menyanyi sembari mengelilingi api unggun, Selain itu, kita mengetahui Alquran, hadis Nabi.^serta kitab-kitab seperti Taurat, Injil, dan lain sebagainya adalah pencerah hati ketika gundah dengan aliran kata-kata yang indah dan penuh makna.
Hal tersebut dilihat masih dari wujudnya sebagai kata, bukan eksistensinya menjadi pedoman agama. Promentheus, seorang tabib dalam mitologi Oceanus pernah berkata, "Kata-
kata adalah tabib bagi pikiran yang tersakiti", yang dimaksudkan adalah puisi. •] Alumnus Pendidikan Bahasa dan
; Sastra Indonesia STKIP PGR! Ponorogp;.' , Aktif di Forum Sastra "Ssc" Ponorogp.
PUISI-TEMU ILMIAH
Peluncuran dan Diskusi Puisi KOMUNTTAS Rumahlebah dan Lesbmni
Darsi Iswandari dan Nur Wahida Idris akan
Yogyakarta mengadakan peluncuran dan disku-
tampil membacakan sejumlah puisi kedua pe-
si buku puisi'Dongeng dari Utara'karya Made
nyair.
Adnyana Ole dan'Mencari Kubur Baiidin karya Riki Dhamparan Putra. Keduanya terbitan Akar Indonesia. Acara akan dilangsungkan di Rumah Seni Kasongan,Kasongan,Bangunjiwo,
Adapun Riki dan Ole akan membicarakan
proses kreatif dan pandangannya terhadap dunia kepenyairan terkini. Made Adnyana Ole kelahiran Tbbanan,Bali,dan Riki Dhamparan Pu
Kasihan,Bantul,Minggu(14/12)pukul 15.00. Raudal Tanjung Banua,Pimpinan Komuni-
tra kelahiran Pasaman, Sumatera Barat. Ke
tas Rumrahlebah, mengatakan, peluncuran itu
num Kopi Bali dan berguru kepada penyair Umbu Landu Paranggi,kemudian mendirikan
dengan pembicara Achmad Munjid, doktor lulusan Philadelphia University dan pengajar di Sastra Inggris FIB-UGM. Sedangkan Eetno
Kedaulatan Rakyat, 14 Dcscmbcr 2014
duanya pemah beigabung dengan Sanggar MiYayasan Selakunda,wadah sastra bagi petani di Margai-ana,Bali. (Jay)-k
SrrUMORANG,SITOR
OBiTUARI
Akhir "Petualangan" Sitor Situmorang kaan."Jika Chairil menjadi gambaran 'binatang jalang' yang terbuang, serupa Ashaveros menggelandang di jalanan, Sitor iaiah anak bangsa yang terbuang dan berpetualang," kata Agus. Sitor memang hidup dalam
JAKARTA, KOMPAS - Sas-
trawan dan budayawan Sitor Si tumorang (90) mengembuskan napas terakhimya di Apeldoom, Belanda, Minggu (21/12) pukul 03.30 WIB. Sepanjang hidupnya,
Sitor melahirl^ ratusan karya
pengasingan, tetapi itu tidak
berupa puisi, cerita pendek, esai, hingga naskah film, karya-kaiya Sitor
memberikan
membuatnya menjadi romantik ketika melihat Tanah Air. Agus melihat Sitor justru kian kritis. Pengasingan itu mimgkin pahit bagi Sitor, tetapi justru memberinya berkah, juga bagi kepenyairannya. "Sajak-sajaknya se-
wama
khas dalam sejarah sastra In donesia.
Putra keempat Sitor, yakni Iman SB Situmorang, mengatakan, kondisi ayahnya memang menurun karena usia lanjut"Beliau meninggal di kediamannya di Belanda dengan tenang," ujamya, Minggu. Sitor meninggalkan empat putra dan tiga putri, yakni Retni CH Boru Situmorang, Ratna Ch Boru Situmorang, Gulontam DP Situmorang, Iman SB Situmorang, Rianti Sarmauli Bo ru Situmorang, Indra Logo SH Situmorang, dan Leonard Bumbunan Situmorang. Di mata Iman, sang ayah merupakan seorang penulis yang luar biasa produktif. "Bahkan, di hari tuanya, beliau tak henti ber-
makin kuat d^ memperkaya Sitor Situmorang
Sosok Sitor tidak hanya se bagai penyair,diajuga raerambah sebagai penulis kritik, naskah film, hingga antropologi dunia Batak. Selain itu, Sitor juga men^abungkan keija politik de ngan karya puismya. Menurut JJ Rizal, Sitor sadar, sebagai seniman di dunia ketiga, dia juga seorang intelektuaL Keija polikarya. Menulis puisi seperti me- tiknya itu pula yang membuat nama dan karya Sitor seakan kanik saja," kenangnya. Sejarawan sekaligus pendiri "dihilangkan" pada niasa Orde penerbitan Komunitas Bambu, Baru. Sitor pun sempat menjadi JJ Rizal, mengatakan, lewat usia tahanan politik hampir 8 tahun. "Saatnya nama baik Sitor di80 tahun pun Sitor masih berkarya "Puisinya ada lebih 800 pulilikan. Sebagai penyair, dia ti bu^" ujar JJ Rizal yang pemah dak diragukan. Begitu keluar menulis penelitian tentang bio- penjara, sajaknya 'Peta Peijalangrafi poUtik Sitor Situmorang an' mendapat Hadiah Puisi De1956-1967 dan kini tengah me- wan Kesenian Jakarta pada 1976. Tudingan politik yang dituduhngumpuikan puisi Sitor. Bagi JJ Rizal, kehadiran karya kan kepadanya juga tidak terbukti," ujar JJ Rizal. Sitor ikut menandai kelahiran Cerpenis Agus Noor memiliki sastra modem Indonesia. "Dia mampu membuktikan penggu- kesan mendalam tentang Sitor. naan bahasa Indonesia sebagai Bagi dia, Sitor memberi gambahasa yang dapat mengungkap- baran lain perihal sejarah sastra kan perasaan emosional dan sub- Indonesia, terutama terkait kepenyairan pada awal kemerdelim," ujamya.
ungkapan dalam bahasa Indo nesia," papar Agus. Sitor menjadi contoh keke-
raskepalaan yang tidak menjengkelkan, tetapi memunculkan kekaguman. Agus melihat, Sitor nyaris tak tunduk jika bersikap menyangkut kebenaran sejarah sastra Indonesia. "Dia orang tua yang tidak menjadi kompromis dengan keadaan. Jarang sekali kita menemukan sastrawan tua
seperti itu," sambung Agus. Bagi sastrawan Martin Aleida, Sitor ialah tonggak sastrawan po litik kebudayaan di Indonesia. Sitor merupakan pendukung Soekarno yang setia dengan pilihannya. Martin pim menilai, puisi-puisi Sitor sangat terang. Kata-kata menjadi musikal, dirangkai, dan gampang dimengerti. Berpulangnya Sitor Situmo rang mengundang banyak suara di media sosial yang mengungkapkan rasa kehilangan sambil mengutip sejumlah puisinya. Salah satimya "Surat Kertas Hijau"
yang ditiUis Sitor pada 1953 dan inilah bait yang kerap dikutip para pemilik akun, "Mori, Dik, tak lama hidup ini/Semusim dan semusim lagi/ Burung pun berpulangan".(INE/IW)
Si rUMORANG,SITOR
SASTRAWAN
Jenazah Sitor Tiba di Tanah Air JAKARTA, KOMPAS - Jena
zah sastrawan Sitor Situmoran& yang meninggal di Belanda pada
"Hadir malam ini, Pak Taufiq, Osmaif) yang dulu juga bersebe-
pekan lain, tiba di Tanah Air pada
rangan dengan beliau. Ini men-
Senin (29/12). Sebelum dima-
jadi tanda bahwa perbedaan pikiran tidak boleh men^alangi
kamkan di tanah kelahirannya,di Tapanuli Utara, Sumatera Utara,
jenazah diseinayamkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Jenazah Sitor tiba di Galeri
Nasional sekitar pukul 20.45 de-
rasa cinta kita kepada saudara sebangsa. Biarlah Pak Sitor Situ morang membawa kesan itu saat
berpulang," ujar Anies. Taufiq Ismail mengakui, dulu
ngan diantar istrinya, Barbara
Sitor sempat berseberangan po
Brouwer, bereama para kerabat.
litik dengan sastrawan-sastrawan
Kedatangan peti jenazah disambut ratusan kerabat, sastrawan, dan awak media. Tampak hadir
besar pada masanya, seperti Asdemildan, Sitor sudah menan-
pula beberapa tokoh, antara lain
capkan naraanya dalam sejarah
Menteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan Anies Baswedan, putri
puisi Indonesia. Kekhasan puisi Sitor terletak pada keindahan ba-
presiden pertama HI Soek^o,
hasanya.
Sukwamati Soekamoputri; Dir-
"Dia seangkatan dengan Chairil Anwar,Asrul Sani, Rifei Apin.
jen Kebudayaan Kemdkbud Ka-
cung Marijan, penyair Taufiq Is
rul Sani dan Usmar Ism^. Meski
mail, dan sastrawan Martin Alei-
Di dalam sastra Indonesia, Sitor termasuk garda depan sesudah
da
(angkatan) Pujangga Baru. Sas
Anies mengatakan, peijalanan Sitor Situmorang tak saja mem-
trawan yang seangkatannya lebih
bekas di zamannya, tetapi keha-
dahulu berpulang dan dia yang terakhir," katanya. Taufiq sangat
dirannya masih terasa hingga kini. "Mendiang adalah satu dari
terkesan dengan puisi"Teluk Napoli" dalam buku karya Sitor,
sedikit sastrawan era 1940-an
Surat Kertas Hijau. Sitor merupakan salah satu
y^ di masanya tidak saja menin^alkan kaiya, tetapi juga
dari banyak korban konflik poli tik pada pergeseran Orde Lama
meryadi sastrawan terakhir dari era itu. Polarisasi politik, bahkan konflik politik, membawa beliau
komunis yang dihabiskan rezim
pada konsekuensi yang tidak
Orde Baru, melainkan juga pe-
ke Orde Baru."Bukan saja kaum
ringan," un^pnya.
mimpin-pemimpin
Dalam penghormatan terakhir kepada almarhum, Anies mera-
koh-tokoh sastra seperti Sitor,"
sakan bagaimana banyak orang begitu men^argai dan meng-
dan
to-
kata Sukmawati.
Sitor Situmorang meninggal di kediamannya di Apeldoom, Be
hormati beliau meski berbeda
landa. Min^ (21/12) pukul
pemikiran, ideologi, dan gagas-
03.30 WIB.(ABK)
Kompas,30 Dcscmbcr 2014
SITUMORANG,SITOR
Sitor Sepulang ke Indonesia, dia menerbitkan kumpulan puisi
ANTON KURNIA
Surat Kertas Hidjau (1953), yang
PENULISCERPEN
oleh penyairTaufiq Ismail disebut
SitorSitumorangwafatpada20
sebagai buku puisi yang meng-
nhaminya menjadi penyatr. Saya
Desember lalu di Apeldoom,
beruntung mendaj^tkan buku
Belanda, pada usia 90 tahun,
tua terbitan Pustaka Rakjat,
mewariskan ratusan puisi. Presiden Jokowi, melalui akun
Jakarta, itu di sebuah pamer-
TWitter resminya, segera menya-
sajak sendu:"Mari, dik, tak lama hidup ini/Semusim dan semusim lagi/Burungpun berpulangan." Berpuluh tahun kelak, puisi itu
an buku. Di situ terbaca sebait
takan dukacita,"Saya turut bela sungkawa atas wafatnya sastrawan besar nasional, Bapak Sitor
mengilhami seorang pengarang
Situmorang ..." Dia memang dihormati kawan
menulis sebuah novel.
Pada 1959, Sitor mendirikan
dan lawan. Oleh Ajip Rosidi, sastrawan berbeda kubu politik
Lembaga Kebudayaan Nasional dan kemudian gerak-geriknya
di masa lalu, Sitor, yang juga menulis cerpen, esai, dan lakon,
makin condong ke politik yang kekiri-kirian. Dia menjadi tokoh
dikagumi bukan hanya karena
produktivitas kepenulisannya pada awal 1950-an, tapi juga
di panggung kebudayaan nasio nal, kerap mewakili negara bermuhibah ke negeri-negeri blok Timur serupa Cina dan Rusia.
karena gayanya "yang khas dan memberikan udara segar paija
penulisan puisi waktu itu dan
Pada 1963, terbitlah kumpulan esainya yang menandaskan sikap kesenian dan politiknya, Sastra
karena filsafat 'iseng' yang dibawakannya".
Sitor dilahirkan di Harianboho, Pulau Samosir, Sumatera Utara, 2 Oktober 1924. Sebagai penya-
ir, dia dianggap bagian dari
Angkatan 1945 bersama Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rival
Apin. Pada rriasa revolusi kemer-
Revolusioner.
Naraun tibalah petaka nasio nal setelah peristiwa G30S 1965. Sitor, yang termasuk kaum nasionalis kiri pendukung Bung
Kamo,layaknya pengarang besar Pramoedya Ananta Toer, ikut
dekaan itu dia bekerja sebagai wartawan. Pada 1950-1953, Sitor berkelana di Eropa. Di sana
terlibas gelombang sejarah. Dia
ditulisnya puisi-puisi dan cerpen-
dan baru bisa menghirup udara bebas pada 1975.
cerpen"eksistensialis"yang kerap sinis memandang kehidupan. Dia bahkan sinis terhadap dirinya
sendiri. Sitor pemah menulis begini tentang dirinya dalam satu
dipenjarakan oleh kaum militer pendukung Orde Baru Soeharto
Situasi politik yang serba repre-
sif pada masa rezim Soeharto^ mendorong Sitor hengkang ke Belanda pada 1980. Dia menetap
cerpen berlatar Paris: "Rambut
di sana hingga akhir hayat ber
lebat, dipotong pendek, janggut muda, kemeja berkotak-kotak,
sama istri terakhimya, Barbara Brouwer, walau sesekali pulang
tak mudah kotor dan tebal; asal
ke Thnah Air.
dan pekeijaan tidak terang, tapi
Wafatnya Sitor di negeri yang
sepanjang hari ngobrol minum
jauh mengingatkan kita pada
kopi."
luka sejarah yang belum kunj^g
__
_
.
Koran Tempo,24 Desember 2014
sembuh. Banyak sastrawan kita
terpaksa mengungsi ke luar negeri kareha persoalan politik pada masa lalu. Sudah saatnya Tap
MPRS Nomor XXIV/1966 yang melarang Marxisme di Indonesia
dicabut. Pandangan politik dan ideologi adalah hak asasi manu-
sia. Tak perlu terulang tragedi "anak-anak hilang"yang tak bisa pulang ke Tanah Air hanya karena gejolak politik.
Selaraat jalan, Bung Sitor. Kini kau telah pergi meniti jalan ke surga, seperti judul satu cerpenmu yang mengisahkan kematian, Ibu Pergi ke Surga.
SITUMORANG,SITOR
SITOR DAN SEKARANG APA? » Berbeda dengan para penyair modernis segenerasinya yang mulai melihat pantun sebagai vintage, Sitor justru bertahan memakainya. ia melihat pantun sebagai semacam "ilmu alam di bawah kata".
K:I
EMARIN jam 21.30, Sitor telah menin^al. Sekarang apa? Bagaimana sebaiknya? Tadi diteLlepon wakil duta besar, akan kirlm pegawai ke rumahku untuk bantu memulangkan ke Indonesia. Hari ini Sitor dipindahkan dari rumah ke Mortuarium Schiphol(bandara Amsterdam). Akan ada perpisahan dan kesempatan kondoliansi di situ. Hari berikutnya 28.12 malam kami bertiga keJakarta...." Surat eiektronik itu berturut-turut diki-
rim Barbara Brouwer,istri penyair Sitor Situmorang,sejak Min^ pagi, seteiah Sitor meninggal pada Sabtu malam, 20 Desem-
ber 2014."Sekarang apa?" Pertanyaan Bar bara bergema,membuka ruangyangbegitu luas dalam lintasan waktu dan kenangan. Sekitar sepuluh tahun lalu, menjelang ulang tahunnya ke-80(2Oktober 2004),Si tor bertahan pada tongkatnya. Berdiri un
tuk tidak oleng di atas rakit bambu yang membawanya bersama Barbara menyeberangisungai,seteiah berkunjungkerumah Pramoedya Ananta Toer, di Bojong Cede, Bogor.Jawa Barat.Setiap Sitor hening,yang terdengar hanya ketukan tongkatnya.Saat seperti ini, saya tidak tahu di mana dia se-
dang berada di antara banyak lintasan sejarah yang dialaminya. Dia seperti tin^al sendirian dalam lintasan itu.
Enam puluh tujuh tahun lalu,1947,Menteri Penerangan pertama seteiah Proklamasl Kemerdekaan, Mohammad Natsir, meminta Sitor bertugas di Yogyakaita se
bagai wartawan Waspada, yang berkantor pusat di Medan.Saya bayangkan dia berangkat dengan kapal laut, meninggalkan Tanah Toba.Pusat pemerintahan baru saja pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, 10 Januaril946.
Perubahan "memindahkan kekuasaan
dalam tempo sesingkat-singkatnya", se perti pada frasa teks Proklamasi Kemerde
Tempo,29 Desember 2014
kaan, mengalir deras. Sederas puisi Sitor, Ke Yogya:"Yang hilang rumah akan punya kemerdekaan... rasakan ini darah deras
mengalir. Karena kita akan punya tanah air." Makna rumah dipindahkan ke ruang yanglebih luas dalam makna tanah air.
Pemerintah Soeharto
menjebloskan Sitor ke dalam
penjara selama delapan tahun, 1967-1976—penjara yang untuk Sitor justru berfungsi "merendahkan" kekuasaan makna
yang dijalankan Soeharto untuk
pembisuan sejarah. Tanah air itu terkesan lebih memukau
karena memunculkan bayangan daya pikatnya: kebebasan dan modemisme. Hingga rumah-dalam arti silsilah dalam tradisi marganya-ditinggalkan. Peristiwa pelepasan"gelangadat"daritangan Sitor,yang
merupakan simbol dicopotnya Sitor seba gai waris j^ang akan memimpin sukunya, diterimanya dalam bayangan perubahan dinegerinya. Berbeda dengan para penyair modemis segenerasinya yang mulai melihat pantun
sebagai vintage, Sitor justru bertahan me makainya. Ia melihat pantun sebagai se macam "ilmu alam di bawah kata".Sebuah
proses kimiawi yang berlangsung antara
tubuh dan bahasa,seperti siklus gejal^ge-
101
102^
jala alam.Apakah artinya pantun untuk revolusi.
Revolusi Tiongkok kemudian menjadi re-
presentasi baru bagi Sitor dalam melihat perubahan-sebagaisiklus alam dan manusia dari gandum ke rod, melibatkan makna kelas pekerja. Perang makna kemudi an mulai membuatnya jenuh dari makna: "Aku terlena di pinggir Seine. Aku terlena
di pinggir Yangtze. Terlena di pinggir Nil! Had bertanya." Puisi ini ditulisnya pada 1962, setelah perjalanan ke Tiongkok bersama Rivai Apin dan Utuy Tatang Sontani. Rumah dan sejarah tidak penting lagi buat Sitor. Naluri kepenyairan bergerak mendahului nalurinya sebagai politikus.la memburu batas makna antara kata dan tu-
buh: "Ketidakpastian iaiah kepastian ma-
nusia yang tidak memerlukan sejarah.... Ketidakpastian ialah hidup yang tidak di-
jadikan rumah."Tanah air kemudian memang menjadi kekuasaan makna yang buta. Pemerintah Soeharto menjebloskan
Sitor ke dalam penjara selama delapan tahun, 1967-1976-penjara yang untuk Sitor
justru berfungsi "merendahkan" kekuasa an makna yang dijalankan Soeharto untuk pembisuan sejarah. Persis sebulan setelah ulang tahunnya
ke-90, pada 2 November 2014, saya meng-
unjunginya di apartemennya, Paslaan Straat, Apeldoorn, Belanda. Bertemu dengan Barbara dan anaknya,Leonard Bumbunan. Waktu itu dia sudah hening, telah
menjadi"dia setelah kata". Berat badannya tinggal 37 kilogram. Bergerak di luar mak na waktu, batas yang kian tipis antara tubuhnya dan peradaban.
"Sekarang apa?"tanya Barbara. •AFRIZALMALNAfBERLIN]
SITUMORANG,SITOR
Sitor Kembali ke TobaNaSae KEPERGIAN sastrawan angkatan 45, Sitor' Situmorang,91,menyisakan dtika mendalam
Nainggolan. Mereka cerai lantaran Tiominar
bagi dunia kesusastraan. Kekuatan pada
"Kami semua berjumlah 6 orang dan cucu 10(dari istri pertama). Bapak memang
tema nasionalisme dan tradisi Batak pada
karya-karyanya membuat la matang betul
merasa dimadu.
sebagal seorang pujangga yang pernah In
tinggal di Belanda, tetapi jiwanya akan tetap di Indonesia," tutur Logo dengan mata
donesia miliki.
berkaca-kaca.
produktif jika dibandingkan dengan rekan
Logo bertemu terakhir kali dengan ayahnya pada 2010 saat Sitor datang ke Jakarta
seangkatannya.
untuk lawatan keluarga. la pun mendapati
Sitor memang menjadi sosok paling
la telah menulis lebih dari 103 puisi yang
terkumpul dalam tiga antologi. Itu melampaui Chairil Anwar yang hanya 69, Amir Hamzah 52, dan Sanusi Pane 48.
Opung Sitor menjadi penyair yang
mengembara ke berbagai negara, mulai Singapura, Belanda, Italia, sampai Paris. la menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Apeldoorn,Belanda,Sabtu(20/12) , pukul 21.00 waktu setempat atau Minggu
bahwa pemikiran ayahnya masih tajam saat itu.
"Bapak saat itu juga berkomunikasi de ngan baik. la juga masih tetap menulis dan membaca segala bacaan," paparnya.
Tentu saja, Sitor memang memberikan
pengaruh panting dalam khazanah kesusastraanlndonesia.la menjadi sosok yang
gigih memilih jalur sunyi untuk melahirkan karya-karya berkualitas.
"Bapak sendiri sudah mewasiatkan agar Jenazah Sitor, menurut rencana,akan tiba ; suatu saat tubuhnya dikremasi saja. Bila di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/12), ini keputusan bulat keluarga besar di sini, dan disemayamkan di Galeri Nasional. Ba-!' tulang-tulang nantinya akan kami prosesi (pemakaman)secara adai Batak. Proses ini rulah pada Selasa (30/12), pihak keluarga akan kami tempuh meski ke Belanda," ungakan menggelar acara bagi para seniman, budayawan, dan pemerintah. kap Logo, tersendat-sendat.
(21/12)pukul 03.00 WIB.
akan diberangkatkan ke Samosir dan pe-
Sitor lahir di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, 2 Oktober 1923. Saat masih bayi, ia
makaman jenazah berlangsung pada Kamis
bernama Raja Usu. Ia menempuh pendi-
(1/1/2015).
dikan di HIS, Balige dan Sibolga sena MULO.
Setelah itu, Rabu (31/12) malam jenazah
"Kondisi bapak juga sudah menurun. la
Ia pun berkelana.
juga sudah pikun dan fisik mulai lemah.
Perjalanan membawa ia menjadi war-
Komunikasi pun tidak secekatan lagi di akhir
tawan di harian Suara Nasional (Tarutung,
hidupnya," ujar Logo Situmorang,salah satu putra Sitor Situmorang, saat berbincang dengan Media Indonesia di Jakarta, Minggu
1945-1946) dan Harian Waspada (Medan,
(21/12) siang.
ke Jakarta dengan bekerja di beberapa me
Sitor menetap di Negeri Belanda hingga
akhir hayatnya. la tinggal bersama istri keduanya berkebangsaan Belanda, Barbara Brouwer. Istri pertama Sitor iaiah Tiominar
Media Indonesia, 28 Dcsember 2014
1947).
Kemudian, Sitor muda pun mulai pindah dia. Kiprah dalam dunia kesusastraan yang kiri membawa ia dipenjara sebagai tahanan
politik di Jakarta pada 1967-1974."Saat kecil pun ayah sangat gigih bekerja. Berbagai ba-
han bacaan pun ia lahap,"lcehangtogo.
Kepergian Sitor memang menjadi sebuah perpisahan abadi. Ia sudah terbang jauh. Namun, karya-karyanya, baik puisi mau-
pun prosa, akan selalu dikenang generasi berikutnya. Kumpulan cerpen Pertempuran
dan Salju di Paris (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional pada 1956. Begitu pula
kumpulan puisi Peta Perjalanan memperoleh Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakana (1976).
Penyair Sapardi Djoko Damono kepada Media Indonesia mengaku kehilangan de-
. ngan kepergian seorang sosok Sitor. Bahkan Sapardi menilai Sitor sudah tenang karena telah merayakan Natal di tempat entah di mana. "Ia tokoh 45 yang memiliki pengaruh," nilai Sapardi.
Begitu pula dengan sastrawan Gerson Poyk. Ia pun merasa kaget dan ikut sedih saat mendangar kabar kepulangan si'Anak , Hilang\ Bagi Gerson, ada sebuah kenangafi penting pada era 70-an. "Saat itu, kami membuat acara di Sura
baya. Kami sempat mengundang Sitor untuk berdiskusi dan baca puisi. Ia sosok
yang sangat keras, tetapi baik hati," kenang Gerson.
Sitor sudah menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pengarang. Kini, ia pun mengikuti rekah-rekannya, Chairil Anwar, Amir Hamzah, dan Sanusi Pane. Puisi-pusinya
akan tetap hidup dan akan menjadi bacaan generasi berikutnya.
Sebagaimana tenuang dalam sepenggai
puisinya Tatahan Pesan Bunda, berbunyi; Bila nanti ajalku tiba, kubur abuku di tanah Toba//Di tanah danau perkasaf/Terbujur di samping Bunda...//.
Selamat jalan Opung Sitor, sang tokoh
pujangga 45. Indonesia kehilangan kau..i. (Iwan Kurniawan/M-5)
SrrUMORANG, SITOR
Sitor Situmorang
^
Berpulang JAKARTA — Penyair Sitor Situmorang, 91 tahun, menutup
usia di Belanda, kemarin. Sastrawan "Angkatan 1945" itu wafat karena usianya sudah lanjut."Saya diberi tahu
keluarganya.Terakhir berat badannya 37 kilogram," kata sejarawan JJ Rizal, kemarin.
Rizal mengatakan jenazah Sitor disemayamkan di kediaman istrinya, Barbara Brouwer, di daerah Apeldoom,
sebuah gemeente Belanda yang terletak di Provinsi Gelderland. Pihak keluarga masih rherembukkan wasiat
Sitor yang ingin dimakamkan di tanah kelahirannya. Wasiat itu dituangkan Sitor dalam sajak berjudul Tatanan Pesan Bunda. Dalam sajak itu, Sitor menyatakan ingin dikubur di samping ibundanya di tepi Danau Toba. Menurut Rizal, Sitor adalah salah satu tokoh yang
JSejuralah.karya Sitor di
berpengaruh terhadap dunia sastra di Indonesia. "Dia
satu-satunya sastrawan 'Angkatan 45' yang ketika usia 85 tahun masih produktif menulis," ucapnya. Salah satu
sajak Sitor yang termasyhur dan kerap didiskusikan adalah
Malam
Lebaran.
antaranya Pertempuran dan Salju di Paris (1956) yang raendapatkan
penghar-
gaan Badan Musyawarah Nasional Kebudayaan pada 1956 serta kumpulan sajak
Peta Perjalanan, yang meraih Hadiah Puisi Dewan Kesenian
Jakarta 1976.Penyair kelahir-
^
anTapanuli Utara,2 Oktober 1923, itu pemah dipenjara
\ tanpa proses pengadilan oleh Wf/iJ
pemerintah
Orde
Baru pada 1967-1974.
*
Sitor pemah berkarier di dunia jumalistik. la menjadi wartawan Harian Suara Nasional
dan
Harian
Waspada
pada 1945-1947. la pernah menjadi dosen AkademiTeaterNasional $
Indonesia dan anggota Dewan Nasional mewa-
kili kelompok seniman. la juga pengagum Sukarno. •ERWAN HERMAWAN
Koran Tempo,22 Desember 2014