PEMBANGUNAN DAERAH
Menurut Balkley, 1988 pembangunan daerah merupakan fungsi dari sumber daya manusia dan alam, investasi, kewirausahaan, transportasi, komunikasi, komposisi teknologi, teknologi lintas daerah, pasar ekspor, situasi perekonomian internasional, kapasitas perekonomian daerah, pengeluaran pemerintah pusat dan bantuan – bantuan pembangunan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara :
1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah. 2. Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah. 3. Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi). 4. Melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
KOMODITAS UNGGULAN DAN KOMODITAS POTENSIAL
Sektor unggulan dapat diarikan sebagai sektor yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitar yang ditunjukkan dengan parameter – parameter berikut : • Sumbangan sektor perekonomian terhadap perekonomian wilayah yang cukup inggi. • Komoditas yang mempunyai muliplier efect yang cukup inggi. • Komoditas dengan kandungan deposit yang melimpah. • Memiliki potensial added value yang cukup baik.
Pengerian sektor/komoditas potensial adalah sektor atau kegiatan ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja dan prospek yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya dan diharapkan mampu menggerakkan kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat tercipta kemandirian pembangunan wilayah. Sektor/komoditas potensial terdiri dari kegiatan ekonomi primer, sekunder dan tersier di wilayah yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Kabupaten Gunungkidul.
Pengolahan ikan pada keramba.
Budidaya ikan di kolam.
Pantai & Wisata Minat Khusus
WISATA PANTAI
Pantai Ngobaran.
Potensi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari beberapa obyek wisata alam. Di Kabupaten Gunungkidul terdapat 56 pantai yang sangat indah yang didukung dengan pasir puihnya dan pemandangan alam sekitarnya yang cukup asri. Beberapa pantai telah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi obyek wisata yaitu antara lain:Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Drini, Ngobaran, Siung, Sepanjang, Pok Tunggal, Wediombo, Ngrenehan dan Nguyahan.
Pengolahan Perikanan Laut & Tawar
PENGOLAHAN PERIKANAN LAUT
Pengolahan Ikan Air Laut.
Luas wilayah perairan laut (0-4 mil dari garis pantai) yang dimiliki Gunungkidul adalah 518,56 km2, dengan panjang pantai 70 km. Sedangkan jumlah Kecamatan pesisir sebanyak 5 kecamatan, yaitu kecamatan Purwosari, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop dan Girisubo, dengan 17 desa pesisir. Prasarana pendukung perikanan tangkap di Kabupaten Gunungkidul antara lain Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sejumlah 7, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) sebanyak 1, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di seiap PPI dan PPP. Jenis ikan Tangkap yang dihasilkan nelayan Gunungkidul yaitu ; Tuna, Lobster, Tongkol, Kembung, Layur, Bawal, Kakap, Hiu, Pari, Manyung, Kepiing, Tengiri, Cakalang, Lemadang, Dorang, Gerok, Tiga, Waja, Lendra, Kerapu, Gogokan dll.
PENGOLAHAN IKAN AIR TAWAR
Pemasaran Ikan di seiap Tempat Pelelangan Ikan.
Usaha budidaya perikanan darat (Air Tawar) di Gunungkidul dilakukan dalam bentuk pemeliharaan di kolam terpal, kolam tanah, pemanfaatan telaga, keramba jaring aping di perairan umum dan budidaya tambak. Presentase terbesar usaha budidaya adalah pemeliharaan di kolam terpal sebesar 94,48 persen, pemanfaatan telaga sebanyak 4,9 persen, dan tambak sebesar 0,07 persen.
Di samping pembinaan, pelaihan dan pendampingan kepada pembudidaya ikan air tawar Gunungkidul memberikan fasilitas berupa bantuan terpal, paket induk unggul,benih ikan unggul dan bantuan modal usaha. Dinas Kelautan & Perikanan memberikan pendampingan pembuatan pakan berbahan baku lokal dengan sistem kerja sama antara pembudidaya dengan penjual ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Baron.
Pembudidaya ikan membuat pakan berbahan baku gaplek, sisa potongan ikan dan jingking dari TPI Baron. Hasilnya pun sangat bagus, untuk mempercepat pertumbuhan ikan air tawar. Jenis Budidaya ikan perairan darat yang dipelihara yaitu: Lele, Nila, Bawal, Gurami, Tawes, Mujair, Ikan Mas dll.
PENGOLAHAN HUTAN RAKYAT
Pengolahan Hutan Rakyat Kabupaten Gunungkidul.
Menurut Undang-Undang Kehutanan, berdasarkan kepemilikannya hutan dibedakan menjadi hutan negara dan hutan milik. Hutan Negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbu di atas lahan yang idak dibebani oleh hak milik, sedangkan hutan hak milik adalah hutan yang tumbuh di atas lahan yang dibebani oleh hak milik yang biasa disebut hutan rakyat. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh diatas lahan milik rakyat, baik petani secara perseorangan, maupun bersama-sama atau badan hukum. Potensi hutan yang ada di Kabupaten Gunungkidul belum dilakukan pengolahan secara maksimal sehingga memerlukan peralatan yang modern agar menghasilkan produk-produk yang berkualitas baik dan bernilai jual inggi.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks