1. PENDAHULUAN UMUM
1.1. Latar belakang Estuari merupakan daerah pantai semi tertutup yang penting bagi kehidupan ikan. Berbagai fungsinya bagi kehidupan ikan seperti sebagai daerah pemijahan, daerah pengasuhan, dan lumbung makanan serta jalur migrasi menjadikan estuari kaya dengan keanekaragaman hayati ikan pada berbagai tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dan dewasa) (Blaber 1997; Costa et al. 2002). Estuari disebut sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton -daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)- yang memberikan karakteristik khusus pada ekosistem yang terbentuk. Ekosistem utama yang terbentuk di estuari yaitu padang lamun, mangrove, pantai, dan sungai (khususnya bagian muara). Segara Menyan berada di sebelah barat perairan Pantai Mayangan merupakan bagian dari sistem Laut Jawa yang pada daerah pesisirnya terbentuk ekosistem mangrove. Segara Menyan merupakan ekosistem unik dengan ragam habitat yang terbentuk seperti pantai berpasir, laguna, dan dua aliran sungai (Sungai Terusan dan Sungai Poncol) yang bermuara di laguna. Daerah ini dimanfaatkan oleh nelayan sebagai daerah penangkapan ikan yang intensif karena perairan ini menyimpan fauna ikan yang besar. Simanjuntak et al. (2001) pernah mencatat 77 spesies ikan yang hidup di perairan Pantai Mayangan dan 10 tahun kemudian Zahid et al. (2011a) dalam riset enam bulan pertama telah tercatat 105 spesies di estuari Mayangan. Spesies ikan yang melimpah di ekosistem ini tidak terlepas dari kondisi ekosistemnya dalam menyediakan ruang untuk bereproduksi, tumbuh dan berkembang biak, dan sebagai lumbung makanan berbagai spesies ikan. Segara Menyan sebagai daerah estuari, memegang peranan penting dalam menyediakan sumber daya makanan bagi komunitas ikan yang hidup di perairan tersebut. Peran yang ditampilkan oleh estuari mendorong beberapa kelompok ikan memanfaatkan daerah ini untuk melangsungkan pemijahan karena di sini mampu memberikan kepastian bagi larva ikan untuk mendapatkan makanan. Selain itu, makanan melimpah di daerah ini mampu mendukung pertumbuhan optimal bagi ikan dan tempat terbaik untuk mengungsi. Kajian mengenai kebiasaan makanan dan
1
2
ekologi trofik ikan merupakan kunci dalam memahami berbagai aspek biologi, ekologi, fisiologi, dan tingkah laku ikan (Gonçalves & Erzini 1998). Penelitian mengenai aspek ekobiologi ikan belum dilakukan secara khusus di perairan Segara Menyan, hanya saja beberapa spesies yang ditemukan di sekitar perairan Pantai Mayangan telah diteliti lebih lanjut pada aspek pertumbuhan (Suhono 2005), reproduksi (Novitriana et al. 2004; Yuniarti et al. 2005; Rahardjo 2006a; Rahardjo & Simanjuntak 2007; Zahid & Simanjuntak 2009), dan makanan (Rahardjo & Simanjuntak 2002; 2005; Wahyuni et al. 2004; Rahardjo 2006b; 2007; Rahardjo et al. 2006; 2009; Simanjuntak & Zahid 2009). Penelitian mengenai interaksi inter- dan intraspesies juga belum pernah dilakukan secara komprehensif. Hubungan yang nyata antara spesies satu dengan lainnya di dalam ekosistem adalah interaksi trofik komunitas ikan di perairan ini. Fakta ini yang mendorong kajian mengenai ekologi trofik dalam mendukung pertumbuhan dan reproduksi ikan yang mendiami ekosistem tersebut. Pemahaman mengenai ekologi trofik komunitas ikan dapat dijadikan sebagai dasar di dalam menyusun jejaring trofik di dalam ekosistem. Dalam memahami ekologi trofik komunitas ikan diperlukan kajian mengenai diversitas dan sebaran ikan yang ditentukan habitat (spasial) dan musim (temporal) yang berkembang.
1.2. Perumusan masalah Permasalahan yang ada di perairan Segara Menyan adalah ukuran dan biomassa ikan semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh penangkapan ikan yang intensif dengan menggunakan berbagai macam alat tangkap non selektif, seperti jaring arad, jaring dogol, jaring rampus, dan pukat pantai. Bahkan penangkapan dengan menggunakan jaring insang dan rampus sangat intensif dilakukan di zona segara. Sumber penyebab lainnya adalah degradasi habitat. Degradasi habitat dalam bentuk abrasi dan kerusakan ekosistem mangrove. Kerusakan ekosistem mangrove ditimbulkan oleh kegiatan manusia, seperti kegiatan budi daya yang menyebabkan perubahan fungsi ekologis mangrove. Penangkapan dengan alat tangkap non selektif menyebabkan ikan pada fase juwana ikut tertangkap. Kondisi ini mengancam sumber daya ikan, karena dapat berdampak pada kehilangan fauna ikan (memengaruhi diversitas dan sebaran ikan).
3
Degradasi habitat menyebabkan ikan kehilangan ruang untuk mencari makanan. Pergerakan ikan menuju estuari lebih didasari pada upaya pencarian makanan selain perlindungan dan pengungsian. Makanan menentukan pertumbuhan dan reproduksi ikan. Persediaan sumber daya makanan yang menurun akibat perubahan habitat menyebabkan induk ikan akan cenderung mencari daerah lain untuk memijah yang mampu menyediakan sumber daya makanan bagi larva yang akan ditetaskannya. Sementara juwana ikan yang menetap di area tersebut tidak mampu tumbuh dengan optimal.
1.3. Kerangka pendekatan masalah Sumber daya ikan di perairan Segara Menyan perlu dikelola agar kepunahan spesies ikan tidak akan terjadi di masa datang. Prinsip pengelolaan yang dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: 1. Perlindungan habitat penyedia sumber daya makanan bagi komunitas ikan; dan 2. Pengendalian penangkapan sumber daya ikan dengan melakukan penangkapan menggunakan alat tangkap selektif sehingga laju pembentukan biomassa menjadi produktif dan efisien. Diagram alir kerangka pendekatan pemecahan masalah ditampilkan pada Gambar 11.
1.4. Ruang lingkup penelitian Penelitian tentang pendekatan ekologi trofik komunitas ikan sebagai dasar pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di estuari Segara Menyan mencakup tentang iktiodiversitas pada berbagai ragam habitat di Segara Menyan. Pada bagian ini diulas mengenai densitas dan biomassa ikan, serta jenis ikan dominan di ekosistem Segara Menyan. Pada bagian selanjutnya penulis menjabarkan tentang variasi spasio-temporal komunitas ikan di perairan estuari Segara Menyan. Ekosistem estuari memiliki dinamika spasial dan temporal kualitas perairan yang menentukan sebaran ikan di estuari Segara Menyan. Ekologi trofik komunitas ikan di perairan Segara Menyan yang meliputi jenis makanan utama, tingkat trofik, jejaring trofik yang disusun berdasarkan preferensi makanan utama, dan variasi spasiotemporal jejaring trofik komunitas ikan tersaji pada bagian selanjutnya. Bagian akhir
Gambar 1-1. Kerangka pendekatan pemecahan masalah
4
5
dari tulisan ini berisi tentang implikasi ekologi trofik pada pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di Segara Menyan, bagian ini pulalah yang menjadi pembahasan umum dari seluruh rangkaian yang telah ditulis sebelumnya.
1.5.Tujuan dan manfaat Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan iktiodiversitas yang mendiami ragam habitat, menjelaskan variasi spasio-temporal sebaran komunitas ikan, menjelaskan ekologi trofik komunitas ikan, dan menentukan strategi pengelolaan sumber daya ikan di Segara Menyan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan informasi mengenai peran estuari Segara Menyan bagi komunitas ikan perairan Mayangan dalam rangka menentukan konsep pengelolaan sumber daya ikan berkenaan dengan konservasi sumber daya ikan.
1.6. Kebaruan Kebaruan penelitian ini terletak pada pengungkapan interaksi interspesies dalam bentuk interaksi (ekologi) trofik komunitas ikan di ekosistem perairan tropis dan melalui pendekatan ekologi trofik tersebut digunakan sebagai acuan dasar dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan khususnya di ekosistem bertipe laguna.