Daftar Isi
1.
Pendahuluan........................................................................................................................ 1
2.
Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 2
3.
2.1.
Lingkungan Internal .................................................................................................... 2
2.2.
Lingkungan Eksternal ................................................................................................. 3
2.2.1.
Lingkungan Umum .............................................................................................. 3
2.2.2.
Lingkungan Industri ............................................................................................. 4
Strategi dan Analisisnya ..................................................................................................... 6 3.1.
Analisis Internal Eksternal .......................................................................................... 6
3.2.
Analisis SWOT ........................................................................................................... 7
3.2.1.
Porter Generic Strategy ........................................................................................ 7
3.2.2.
Marketing Mix ..................................................................................................... 8
3.2.3.
Internal Control Strategy (COSO) ....................................................................... 9
3.2.3.
Internal Control Strategy (COSO) ....................................................................... 9
3.2.4.
Customer Relationship Management (CRM) Strategy ...................................... 10
3.2.5.
Financing Strategy ............................................................................................. 11
3.3. 4.
5.
Analisis Boston Consulting Group (BCG) ................................................................ 11
Kesimpulan dan Saran ...................................................................................................... 12 4.1.
Kesimpulan................................................................................................................ 12
4.2.
Saran-saran Berdasarkan Strategi-strategi Hasil Analisis SWOT............................. 13
4.3.
Saran-saran Berdasarkan Analisis BCG .................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................................... 15
1.
Pendahuluan
Sari kuring merupakan restoran yang dibangun pertama kali pada tahun 1980 oleh Bapak Surya Darma yang saat ini terletak di daerah Batu Ceper, Jakarta.Restoran ini pada awalnya menawarkan jenis masakan Sunda tetapi sudah beberapa kali mengalami perubahan diantaranya, masakan Sunda dan Jawa, restoran seafood, dan terakhir diputuskan menjadi restoran Indonesia.Sari Kuring pernah memiliki 8 cabang termasuk di Singapura.Seiring dengan semakin menurunnya kinerja dari bisnis ini, sekarang Sari Kuring hanya memiliki 4 cabang di Indonesia dimana 3 cabang berlokasi di Jakarta dan 1 cabang berlokasi di Serpong. Minimnya halangan untuk masuk ke dalam industri restoran menyebabkan banyak kompetitor-kompetiror baru bermunculan. Munculnya kompetitor-kompetitor ini menjadikan Sari Kuring semakin mengalami kemunduran dalam usahanya. Dalam upaya meningkatkan kembali bisnis restoran Sari Kuring, Bapak Charles Thaddeus selaku Business Development Manager dari Sari Kuring menginginkan adanya strategi untuk mengatasi masalah yang terjadi di Sari Kuring guna dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang ada. Mengingat kondisi Sari Kuring yang sudah berdiri selama 30 tahun lebih, Sari Kuring perlu melakukan strategi berbasis inovasi. Berdasarkan data badan pusat statistik Indonesia, dapat dilihat bahwa Indonesia sedang mengalami pertumbuhan dalam industri perdagangan diantaranya restoran dimana PDBnya meningkat dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2011 mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu 1.022 ,106 triliun rupiah. Pengeluaran per Tahun (Triliun Rupiah)
Produk Domestik Bruto (Triliun Rupiah) 1200
5000
1000
4000
800
3000
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
600 400
Pengeluaran
2000 1000
200 0
0 2008 2009 2010 2011
2008
2009
2010
2011
Pengaruhnya terhadap industri restoran di Indonesia adalah semakin meningkatnya usaha-usaha restoran baru yang mana menyebabkan persaingan semakin ketat. Kendati demikian, data pengeluaran penduduk Indonesia per tahun menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 mencapai 4.646,251 triliun rupiah. Adapun, Menurut Far Eastern Economic Review (2004), 60% dari penduduk Indonesia suka makan di luar rumah. Dengan demikian, walaupun persaingan semakin ketat, peluang bagi para pebisnis restoran di Indonesia masih cukup besar. 1
2.
Identifikasi Masalah
Sari Kuring adalah restoran yang sudah berdiri selama lebih dari 30 tahun.Saat ini, Sari Kuring tengah mengalami fase penurunan yang mana dikarenakan telah banyaknya pesaingpesaing baru dan kurangnya kemampuan bersaing dari Sari Kuring.Hal ini menyebabkan sulitnya Sari Kuring untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru.Adapun, kurangnya kemampuan bersaing dari Sari Kuring ini disebabkan oleh masalah dari lingkungan internalnya sendiri yang mana berhubungan dengan minat pemilik dan juga faktor-faktor dari lingkungan eksternal dimana persaingannya semakin ketat.
2.1.
Lingkungan Internal Kekuatan
Penjelasan
Brand Image yang baik
Sari Kuring merupakan pelopor masakan Sunda Jawa dengan ikan gurame goreng terbang, Sari Kuring berhasil membangun brand image yang cukup baik
Mempunyai jasa layanan antar
Sari Kuring menawarkan jasa mengantarkan makanan untuk pelanggan yang berlokasi di lingkungan sekitar restoran
Mempunyai ruang VIP
Cukup jarang ada restoran bertema masakan Indonesia yang menawarkan ruang VIP dengan fasilitas karaoke. Hal ini merupakan salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki Sari Kuring
Pelanggan lama masih setia Sampai saat ini, beberapa pelanggan lama yang sudah cocok dengan cita rasa Sari Kuring masih setia berkunjung Karyawan-karyawan berpengalaman
Sebagian besar karyawan-karyawan Sari Kuring merupakan karyawan lama yang sudah bekerja antara 10 – 30 tahun. Biasanya, karyawan-karyawan yang setia dan berpengalaman memiliki kompetensi dan komitmen yang baik
Kelemahan
Penjelasan
Tidak mempunyai visi dan misi yang jelas
Sari Kuring belum memiliki tujuan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Bisnis restoran ini hanya dijalankan begitu saja tanpa objektif.
Sistem manajemen tidak memiliki struktur yang jelas
Sari Kuring merupakan perusahaan keluarga di mana manajemennya masih menggunakan top-down sistem dan pemilik sangat memegang kendali semua pengambilan keputusan.
Tidak ada Standard operating procedure untuk proses perekrutan karyawan baru
Karyawan baru hanya direkrut dari kenalan karyawan lama
Tidak ada insentif tambahan untuk karyawan
Karyawan kurang dimotivasi dan bonus yang diberikan hanya
2
yang berprestasi
THR saja
Kemampuan analisa pasar yang minim
Sari Kuring sebelumnya tidak pernah melakukan studi tentang siapa target market mereka
Kurangnya pembinaan hubungan dengan pelanggan
Tidak ada prosedur penanganan komentar dari konsumen dan proses pengumpulan feedback tidak digunakan lagi karena data yang diperoleh terlalu sedikit
Waktu tunggu makanan terlalu lama
Waktu yang diperlukan dari semenjak makanan dipesan sampai makanan tersebut disajikan kurang lebih 30 – 40 menit.
Promosi yang minim
promosi yang dijalankan hanya menggunakan plang nama kecil di muka restoran, kerja sama dengan kartu kredit BNI 46 untuk cabang Kelapa Gading saja,dan iklan di social media (Twitter, Facebook, Detik.com, dan Urbanesia).
Lokasi dengan area parkir yang sempit
Beberapa restoran Sari Kuring seperti di Jalan Batu Ceper memiliki area parkir yang sangat sempit.
2.2.
Lingkungan Eksternal 2.2.1. Lingkungan Umum Ancaman
Penjelasan
Perubahan gaya hidup masyarakat
Gaya hidup masyarakat yang terus berubah menyebabkan Sari Kuring selaku restoran dengan konsep lama cenderung kurang diminati
Tingkat inflasi yang berfluktuasi
Tingkat inflasi di Indonesia yang sering berubah-ubah menyebabkan harga-harga bahan baku makanan terkadang naik tinggi secara tiba-tiba.
Kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan gas
BBM dan gas yang semakin langka membuat harga berpotensi untuk terus meningkat dari waktu ke waktu
Kondisi lalu lintas di Jakarta
Kemacetan di Jakarta yang semakin hari semakin parah membuat masyarakat Jakarta cenderung memilih untuk mencari tempat makan di lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat kerja dan rumah mereka
Peluang
Penjelasan
Peningkatan daya beli masyarakat
Seiring dengan pendapatan masyarakat Indonesia khususnya Jakarta yang kian meningkat membuat daya beli masyarakat pun semakin tinggi. Hal ini memberikan sebuah kesempatan bagi para pebisnis
Perkembangan teknologi
Semakin majunya teknologi dapat dijadikan peluang bagi Sari Kuring untuk membuat sistem internal yang lebih canggih.
3
2.2.2. Lingkungan Industri Benchmark Dalam upaya meningkatkan kembali bisnisnya, Sari Kuring harus mampu bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang ada, dimana mencakup restoran-restoran pesaing yang sudah sejak lama bersaing dengan Sari Kuring di dunia industri makanan Indonesia maupun restoranrestoran baru yang sekarang sedang berkembang. Adapun beberapa restoran yang mempunyai potensi bersaing yang kuat dengan Sari Kuring adalah: Bandar Djakarta, Pondok Laguna, dan Tekko/Lekko, dan restoran-restoran masakan Indonesia lainnya. Kompetitor
Penjelasan
Bandar Jakarta
Bandar Jakarta yang menyajikan aneka makanan seafood sedang sangat berkembang sekarang ini. Dibandingkan dengan Bandar Jakarta, Sari Kuring sangat tertinggal jauh baik dari jumlah pelanggan, kualitas pelayanan, dan kenyamanan lingkungan. Bandar Jakarta menyediakan suasana yang nyaman dekat dengan laut yang identik dengan makanan seafood. Bandar Jakarta juga memiliki cita rasa yang memenuhi selera baik dari anak muda hingga orang dewasa. Pelayanan yang diberikan juga sangat cepat dan terorganisir.
Pondok Laguna
Pondok Laguna pada umumnya hampir sama seperti Sari Kuring dengan memiliki ciri khas menu masakan Indonesia yang enak seperti gurame goreng, tahu kipas. Pegawai pemerintahan akan lebih cenderung memilih Sari Kuring karena lebih orisinil. Namun, Pondok Laguna tetap patut diperhitungkan sebagai kompetitor karena dapat saja merebut pelanggan baru dari Sari Kuring.
Tekko/Lekko
Tekko sekarang ini merupakan restoran yang sangat dikenal masyarakat terutama bagi kalangan anak muda dengan ke khasan “Iga Penyet”. Bila dibandingkan dengan Tekko, Sari Kuring memiliki kelemahan dalam inovasi masakan dan lama nya pelayanan. Tekko dapat menyajikan makanan dalam waktu singkat sekitar 10-15 menit dan memiliki “Gurame Penyet” yang merupakan inovasi dari gurame goreng.
Restoran- restoran masakan Indonesia lainnya
Tak dapat dipungkiri juga bahwa restoran-restoran masakan Indonesia lainnya juga memiliki potensi bersaing yang kuat. Apalagi dengan datangnya pesaing-pesaing baru yang kian memiliki daya saing yang kuat, seperti: Cabe Rawit, Cabe Ulek, dan lainnya. Para pesaing baru tersebut dapat memberikan differensiasi yang baik, pembinaan hubungan dengan pelanggan yang kondusif, serta berbagai promosi yang menarik (brosur, plang nama yang besar, kerja sama kartu kredit dengan berbagai Bank di semua cabang, pemberian diskon untuk hari-hari dan jam-jam tertentu, serta iklan melalui surat kabar dan internet). 4
Porter Five Forces Threat of New Entrants – HIGH Ancaman dari pesaing-pesaing baru semakin kuat dengan makin banyaknya restoran-restoran bertema masakan Indonesia yang mulai beroperasi. Switching cost dari industri makanan pun terbilang rendah sehingga menyebabkan pelanggan dapat memilih-milih restoran dengan mudah sesuai dengan selera mereka. Adapun, Sari Kuring sendiri tidak memiliki diferensiasi yang baik. Dilihat dari produknya, Sari Kuring hanya memiliki makanan khas ikan gurame goreng dan patin bakar yang mana sudah banyak ditiru oleh para pesaingnya. Dilihat dari suasana yang ditawarkan, suasana restoran Sari Kuring terlihat kurang menarik yang mana dikarenakan renovasi berulang yang kurang sempurna dimana konsep renovasinya tidak jelas, banyak benda-benda usang yang tidak dibenahi, serta suhu udara yang masih terasa panas. Bargaining Power of Suppliers – LOW Banyaknya restoran-restoran baru bertema masakan Indonesia yang mulai berdatangan dan tidak terlalu sulitnya untuk membuat restoran-restoran bertema masakan Indonesia di masa sekarang ini membuat bargaining power of suppliers menjadi rendah. Dengan demikian, para supplier (restoran-restoran masakan Indonesia) saat ini perlu bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Bargaining Power of Customers – HIGH Sehubungan dengan produk yang ditawarkan Sari Kuring merupakan produk makanan siap saji standar bertemakan masakan Indonesia dan makin banyaknya restoran seperti ini yang mulai beroperasi, para pelanggan secara tidak langsung memiliki bargaining power yang tinggi. Adapun, tingkat kemacetan yang tinggi di Jakarta membuat para pelanggan yang berdomisili jauh dari restoran Sari Kuring cenderung untuk makan di restoran lain yang memiliki tema yang sama seperti Bumbu Desa, dan lain sebagainya. Threat From Substitute Products - HIGH Semakin banyaknya restoran-restoran di Jakarta dan beragamnya suku pada masyarakat Jakarta membuat ancaman akan produk substitusi pada industri restoran seperti Chinese food, masakan Thailand, masakan eropa, dan masakan-masakan lainnya tidak dapat terelakkan. Competitive Rivalry Within An Industry – HIGH Tingginya persaingan antar competitor dalam industri restoran masakan Indonesia tergolong tinggi. Hal ini disebabkan oleh: adanya beberapa pesaing yang seimbang, pertumbuhan industri yang lambat, kurangnya diferensiasi, dan switching cost yang rendah.
Kemungkinan-kemungkinan ancaman bagi Sari Kuring berdasarkan Benchmark dan Porter Five Forces: 5
Ancaman
Penjelasan
-
Persaingan tinggi
-
Hambatan untuk masuk Pendatang baru dalamindustri restoran dapat dengan mudah mendapatkan akses untuk masuk dalam industri dikarenakan industri sangat kecil switching cost pada industri restoran yang rendah dan sulitnya melakukan diferensiasi.
-
Produk substitusi tersedia Banyaknya restoran yang kian bermunculan dengan tema-tema masakan yang semakin beragam membuat produk substitusi sangat banyak semakin banyak.
-
Kekuatan tawar menawar Banyaknya restoran yang tersedia di Jakarta menyebabkan semakin sulitnya untuk membuat suatu diferensiasi. Para konsumen sangat tinggi konsumen cenderung berpikir bahwa tidak ada lagi makanan yang spesial di Jakarta.Dengan demikian, bargaining power dari konsumen cenderung tinggi.
Peningkatan jumlah restoran di Jakarta yang cukup pesat menciptakan lingkungan persaingan yang semakin kompetitif.
3.
Strategi dan Analisanya
3.1.
Analisis Internal Eksternal Matrix IE
EFE
IFE Strong
Average
Weak
High
Growth or Build
Growth or Build
Hold or Maintain
Medium
Growth or Build
Hold or Maintain
Harvest orDivest
Low
Hold or Maintain
Harvest or Divest
Harvest or Divest
(David, 2006)
Berdasarkan hasil pengamatan lingkungan internal dan eksternal, Sari Kuring memiliki Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) yang lemah. Dalam kondisi seperti ini, ada 2 strategi yang dapat digunakan, yaitu mengambil hasil (harvest) atau melepaskan (divest). Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa Sari Kuring sedang berada pada fase penurunan (declining phase). Menurut Kotler (2008), suatu entitas yang berada pada fase penurunan cenderung menikmati hasil dan mengurangi seluruh biaya yang pada akhirnya akan sampai pada fase kematian (death). Adapun, selain menuju pada fase kematian, ada pilihan lain yang dapat diambil oleh entitas tersebut, yakni bangkit kembali (rebirth). Untuk bangkit kembali, tentu saja diperlukan inovasi besar-besaran yang mana memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab
6
itu, pemilik dari Sari Kuring harus berani mengeluarkan dana agar usahanya dapat bangkit kembali disamping melakukan divestasi.
3.2.
Analisis SWOT
Strengths: -
Brand Image yang baik Mempunyai jasa layanan antar Mempunyai ruang VIP Pelanggan lama masih setia Karyawan-karyawan berpengalaman
Weaknesses: -
(Weihrich, 1982)
-
Opportunities: -
Peningkatan daya beli masyarakat Perkembangan teknologi
Threats: -
-
Perubahan gaya hidup Tingkat inflasi berfluktuasi Kelangkaan BBM dan gas Kondisi lalu lintas di Jakarta Persaingan tinggi Hambatan untuk masuk industri sangat kecil Produk substitusi tersedia sangat banyak Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
Tidak mempunyai visi dan misi yang jelas Sistem manajemen Sari Kuring tidak memiliki struktur yang jelas Adanya keterbatasan dana Tidak ada SOP untuk proses perekrutan karyawan baru Tidak ada insentif tambahan untuk karyawan yang berprestasi Kemampuan analisa pasar yang minim Kurangnya pembinaan hubungan dengan pelanggan Waktu tunggu makanan terlalu lama Promosi yang minim Lokasi dengan area parkir yang sempit
S-O Strategies: Porter Generic Strategy Marketing Mix Strategy
W-O Strategies: Porter Generic Strategy Marketing Mix Strategy
S-T Strategies: Porter Generic Strategy Marketing Mix Strategy
W-T Strategies: Porter Generic Strategy Internal Control Strategy CRM Strategy Financing Strategy
3.2.1. Porter Generic Strategy Berlandaskan pada strategi generik Porter, Sari Kuring perlu melakukan diferensiasi dan berfokus pada satu segmen tertentu. Pentingnya melakukan strategi diferensiasi dan fokus dikarenakan telah semakin banyaknya restoran-restoran baru bermunculan di Jakarta yang mana 7
membuat pasar persaingan monopolistik industri restoran ini semakin ketat. Tanpa diferensiasi, Sari Kuring tidak akan mempunyai daya saing yang mana akan cenderung menyebabkan para pelanggan berkunjung ke restoran lain. Sari Kuring juga perlu berfokus pada satu segmen tertentu guna menghindari persaingan yang semakin ketat. Sehubungan dengan strategi diferensiasi dan fokus yang merupakan kunci sukses terbesar dari sebuah restoran seperti Sari Kuring untuk dapat bangkit kembali, strategi-strategi ini dapat diformulasikan menjadi visi dan misi perusahaan.
3.2.2. Marketing Mix Strategy (4P)
(Borden, 1964)
Price (Good) Kondisi saat ini: Harga yang ditetapkan oleh Sari Kuring saat ini sudah cukup bersaing dengan para kompetitornya untuk segmen pasar masyarakat kelas menengah. Inisiatif strategi: Harga saat ini sudah baik karena sudah bisa menyamai atau mengalahkan pesaing. Target:
Pelanggan puas dengan harga Sari Kuring Hasil kuesioner per bulan > 3.50. Place (Low)
Kondisi saat ini: Beberapa cabang restoran Sari kuring berada diluar komplek tempat makan, kondisi tempat makan yang kurang baik (suhu udara yang panas dan kondisi penerangan yang agak gelap), dekorasi restoran yang kurang sempuna (ada beberapa barang usang yang ditaruh begitu saja, serta desain interior yang kurang menarik), dan area tempat parkir di beberapa cabang tidak memadai. Inisiatif strategi: Relokasi, renovasi, dan inovasi. Target:
Suasana yang menarik dan nyaman Hasil kuesioner per bulan > 3.50.
Pengukur:
Kuesioner mengenai ketertarikan dan kenyamanan tempat (Skala Likert: 1.Tidak Puas, 2.Cukup Puas, 3.Biasa Saja, 4.Puas, 5.Sangat Puas). Promotion (Low)
Kondisi saat ini: Sari Kuring hanya mengandalkan website www.sarikuring.com, dan social media seperti facebook dan twitter. Di samping itu, plang nama Sari Kuring di 8
muka restoran terlalu kecil. Inisiatif strategi: Tingkatkan promosi untuk mendorong brand awareness yang lebih besar dan menghilangkan promosi-promosi yang tidak berguna (kecuali plang nama). Target:
Promosi-promosi yang efektif Hasil kuesioner setiap promosi per bulan > nilai rata-rata seluruh promosi (buang promosi-promosi dengan nilai di bawah rata-rata dan gantikan dengan promosi baru).
Pengukur:
Kuesioner dengan berbagai pilihan promosi yang menyebabkan pelanggan datang ke Sari Kuring. Product (Low)
Kondisi saat ini: Makanan Sari Kuring dinilai enak oleh banyak pengunjung, namun menumenu yang ditawarkan terlalu biasa. Adapun, pelayanan dengan waktu tunggu dari awal pemesanan sampai menu dihidangkan dimeja konsumen dirasa sangat lama. Inisiatif strategi: Inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan. Target:
Produk-produk yang banyak diminati dan pelayanan yang memuaskan Hasil kuesioner per bulan > 3.50
Pengukur:
Kuesioner mengenai produk makanan dan kualitas pelayanan (Skala Likert: 1.Tidak Puas, 2.Cukup Puas, 3.Biasa Saja, 4.Puas, 5.Sangat Puas).
3.2.3. Internal Control Strategy (COSO) Segregation of Duties and Authorization Pembagian tugas dan tanggung jawab di dalam Sari Kuring sudah cukup baik. Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing tanpa ada tumpang tindih pekerjaan. SOP mengenai proses kerja pun sudah jelas. Kendati demikian, tidak ada kontrol untuk pelaksanaan SOP tersebut. Selain itu, kunci otorisasi juga dipegang penuh oleh sang pemilik, yang mana berarti seluruh tanggung jawab perusahaan berada di tangan pemilik dan tidak ada struktur organisasi yang jelas. Adapun, sang pemilik jarang mengunjungi restoran-restorannya, sehingga kegiatan monitoringnya terbilang kurang Menurut aspek control activities, information and communication, dan monitoring dari COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadaway Commission), struktur organisasi yang baik harus memiliki garis komando dan wewenang yang benar, serta adanya kemudahan berkomunikasi dengan pihak-pihak pemegang otoritas. Adapun, Sari Kuring harus menyusun struktur organisasi dengan pembagian otoritas yang baik dan termonitor.
Human Resource Management Sari Kuring memiliki banyak karyawan-karyawan berpengalaman yang sudah bekerja selama 10 – 30 tahun. Karyawan-karyawan berpengalaman dan setia seperti ini cenderung 9
memiliki kompetensi dan komitmen yang baik. Adapun, beberapa kemungkinan penyebab betahnya karyawan-karyawan di Sari Kuring adalah gaji yang sesuai dengan atau diatas UMP dan adanya jaminan keselamatan kerja berupa Jamsostek. Kendati demikian, ada beberapa kekurangan pada manajemen sumber daya manusia di Sari Kuring, yakni tidak adanya insentif tambahan untuk karyawan yang berprestasi (kurang memberi motivasi) dan juga tidak adanya SOP untuk proses perekrutan karyawan baru (yang mana dapat menyebabkan munculnya karyawan-karyawan yang tidak memliki kompetensi dan komitmen di kemudian hari). Menurut aspek control environment dari COSO, sebuah perusahaan yang baik harus memiliki SOP yang jelas untuk semua proses kerja. Dalam bukunya, Robbins (2009) mengatakan bahwa karyawan dengan motivasi yang tinggi akan cenderung memiliki performa yang sangat baik. Dengan demikian, Sari Kuring harus menyusun SOP untuk perekrutan karyawan dan memberikan motivasi-motivasi yang lebih lagi bagi para karyawannya.
3.2.4. Customer Relationship Management (CRM) Strategy Saat ini, Sari Kuring terlihat tidak memiliki prosedur penanganan komentar dari konsumen. Proses pengumpulan umpan balik (feedback) pun diberitakan tidak digunakan lagi karena dilansir bahwa data yang diperoleh terlalu sedikit. Adapun, pengumpulan umpan balik merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan strategi perusahaan. Selain itu, berorientasi pada kepuasan pelanggan juga merupakan salah satu kunci keberhasilan dari sebuah perusahaan. Kondisi-kondisi seperti ini terjadi di Sari Kuring karena minimnya usaha untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Pada dasarnya, Sari Kuring membutuhkan umpan balik dari para pelanggannya. Oleh karena itu perlu adanya strategi untuk mendapatkan umpan balik yang tentunya diselaraskan dengan peningkatan hubungan dengan para pelanggan. Adapun, strategi-strategi yang dapat digunakan adalah: -
-
-
Pemberian hadiah Memberikan hadiah atau layanan tertentu bagi yang mau mengisi kuesioner. Buat komunitas khusus Buat forum bagi para pelanggan pada situs Sari Kuring dan aktif pada forum tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui apa yang pelanggan diskusikan tentang Sari Kuring dan sekaligus dapat berinteraksi untuk mempererat hubungan dengan pelanggan. Permudah pelanggan untuk menghubungi Sari Kuring Berikan nomor telepon, email, situs forum, ataupun messenger (yahoo, msn) kepada para pelanggan, dan usahakan untuk selalu aktif menjawab mereka. Berikan beberapa produk baru secara gratis Berikan secara cuma-cuma produk baru kepada para pelanggan agar mereka dapat membantu mereview produk tersebut.
10
Hubungi pelanggan yang berulang tahun Tunjukkan rasa peduli kepada para pelanggan dengan menghubungi mereka saat ulang tahun yang dapat dilakukan melalui sms, email, atau dengan mengirimkan kartu ucapan. Tambahkan pemberian hadiah untuk para pelanggan yang setia.
-
3.2.5. Financing Strategy Dalam menghadapi masalah keterbatasan dana yang merupakan salah satu dari kelemahan Sari Kuring untuk berinovasi, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. Strategistrategi tersebut adalah: Utang Meminjam dana dari Bank atau perusahaan-perusahaan multifinance. Kerja sama Mencari partner atau investor yang mau menanam modalnya pada Sari Kuring. Adapun bentuk-bentuk kerja sama dapat berupa franchise atau pembelian saham. Relokasi Mencari lokasi yang lebih baik (yang berada di dalam kompleks tempat makan dengan area parkir yang luas) dengan menjual lokasi yang lama.
-
-
3.3.
Analisis Boston Consulting Group (BCG) Perbandingan Market Share
Perbandingan Market Growth
Antar Cabang (2011)
Antar Cabang (2005 s/d 2011) 0 -10000
9.85% 13.37% 47.56%
29.22%
Sudirman
-20000
Kelapa Gading
-30000
Kelapa Gading
Batu Ceper
-40000
Batu Ceper
BSD
-50000
Sudirman
BSD
-60000 -70000
Berdasarkan perbandingan market share antar Berdasarkan perbandingan market growth antar cabang Sari Kuring, cabang Sudirman masih cabang Sari Kuring, terlihat bahwa seluruh terlihat mendominasi dengan jumlah 47.56% cabang mengalami pertumbuhan negatif. yang kemudian diikuti oleh Kelapa Gading. Adapun, cabang Batu Ceper dan BSD terlihat memiliki market share yang rendah. 11
(Henderson, 1963)
Dari hasil perbandingan market share dan market growth, dapat diketahui bahwa cabang Sudirman dan Kelapa Gading berada dalam posisi cash cow dimana diperlukan lebih banyak pemeliharaan, sedangkan cabang Batu Ceper dan BSD berada pada posisi dog dimana perlu segera diberikan tindakan penanganan.
4.
Kesimpulan dan Saran
4.1.
Kesimpulan
Sari Kuring selaku restoran yang sudah beroperasi selama lebih dari 30 tahun tengah mengalami fase penurunan. Pada fase seperi ini, Sari Kuring harus dapat memutuskan apakah akan terus menikmati hasil sampai kepada fase kematian dan kemudian melakukan divestasi, atau bangkit kembali. Untuk dapat bangkit kembali, Sari Kuring harus dapat membenahi seluruh aspek baik internal maupun eksternal yang tentunya memerlukan strategi-strategi. Porter generic strategy memberikan pedoman bagi Sari Kuring untuk dapat mengetahui kemana perusahaan harus diarahkan. Dalam menghadapi masalah eksternal, Sari Kuring dapat menggunakan marketing mix strategy. Selain masalah eksternal, masalah internal pun juga harus dibenahi, yang mana COSO dan Customer Relationship Management dapat menjadi acuan bagi Sari Kuring. Adapun, untuk dapat menjalani seluruh strategi-strategi pada fase penurunan ini, Sari Kuring membutuhkan dana yang besar. Financing strategy yang tepat dapat menjadi landasan bagi Sari Kuring untuk memperoleh akses pendanaan.
4.2.
Saran 4.2.1. Visi dan Misi Baru (Porter Generic Strategy)
Visi: Menjadi Restoran Masakan Sunda Terbaik di Indonesia
12
Berfokus pada segmen masakan Sunda agar pasarnya lebih khusus (niche) guna menghindari persaingan industri restoran di Jakarta yang semakin ketat. Pemilihan masakan Sunda sebagai target positioning dikarenakan Sari Kuring mempunyai ciri khas dan lebih dikenal oleh masyarakat Jakarta sebagai restoran dengan cita rasa masakan Sunda. Selain itu, masakan Sunda juga mempunyai pasar yang lebih khusus (niche) dibanding masakan Indonesia. Misi: -
Menjadi spesial di hati pelanggan Terus berinovasi mengikuti perkembangan masa kini Berorientasi pada kepuasan pelanggan
Terus mencoba melakukan diferensiasi dengan berbagai inovasi berkelanjutan agar terus dapat mengikuti perkembangan masa kini yang disukai oleh banyak orang.
4.2.2. Saran-saran Berdasarkan Strategi-strategi Hasil Analisis SWOT S-O Strategies Dengan semakin modernnya jaman, alangkah baiknya jika Sari Kuring dapat merenovasi restoran-restorannya dengan teknologi dan desain yang modern. Desain yang digunakan juga dapat dimainkan pada interior warna untuk meningkatkan attention dari konsumen, seperti warna merah yang mana dipercaya dapat menambah daya makan. Adapun, gambar-gambar atau wallpaper yang digunakan juga dapat disesuaikan dengan lokasi (seperti: pada cabang Sudirman diberi gambar-gambar dunia kerja, dan pada cabang Kelapa Gading diberi gambar-gambar suasana kekeluargaan).
Place (Marketing Mix)
Suhu udara diusahakan untuk selalu dingin agar terasa nyaman dan tidak Place banyak nyamuk. (Marketing Mix) Usahakan penyediaan tempat parkir yang memadai. Apabila tempat yang sekarang dirasa tidak mencukupi lagi, coba lakukan relokasi dengan tempat parkir yang luas. Relokasi cabang Kelapa Gading ke Mal Kelapa Gading karena akses pintu masuknya La Piazza berada di ujung, dekat dengan komplek perumahan. Adapun, Mal Kelapa Gading memiliki akses masuk yang banyak dan mudah sehingga para pengunjung cenderung mencari restoran di dalam area Mal Kepala Gading dibandingkan harus jalan jauh sampai ke La Piazza.
Place (Marketing Mix) Place (Marketing Mix)
W-O Strategies Revisi ulang semua menu mengikuti tren masa kini kecuali Ikan Gurame Product Goreng dan Ikan Patin Bakar yang menjadi ciri khas Sari Kuring. Usahakan (Marketing Mix) sambal dan bumbu-bumbu tetap menggunakan cita rasa masakan Sunda.
13
Percepat waktu keluar makanan. Berdasarkan pendapat banyak konsumen, Product akan lebih baik jika makanan tidak dikeluarkan secara bersama-sama, (Marketing Mix) melainkan satu per satu agar terlihat cepat dan pelanggan tidak bosan menunggu. Tingkatkan promosi. Selain dengan social media yang sedang Promotion dikembangkan, dapat juga menggunakan advertising lain (seperti: brosur, (Marketing Mix) majalah kuliner, dan surat kabar) dalam design yang menarik karena bagaimanapun konsumen akan menilai dari visual identity. Gunakan plang yang lebih besar dan menarik sehingga eye catching. Promosi lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan memberikan diskon atau voucher. S-T Strategies Pertahankan harga yang sekarang (karena sudah mampu menyamai atau Price mengalahkan pesaing) dan coba naikkkan atau turunkan sedikit sesuai (Marketing Mix) dengan keadaan pasar. Membuat sebuah paket menu (bundling) dengan harga terjangkau.
Product (Marketing Mix)
W-T Strategies Tingkatkan monitoring yang lebih sering dari pemilik. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal kunjungan berkala minimal sekali dalam satu bulan.
Monitoring
Tingkatkan hubungan dengan karyawan dan berikan insentif-insentif tambahan untuk terus memotivasi kinerja mereka.
Information and Communication
(COSO)
(COSO) Delegasikan pengambilan keputusan kepada para direksi lainnya agar proses kerja dapat lebih cepat, dan apabila ada masalah akan lebih cepat teratasi.
Control Activities (COSO)
Membuat SOP untuk perekrutan karyawan untuk dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan karyawan-karyawan yang kompeten dan berkomitment.
Control Environment
Tingkatkan hubungan dengan pelanggan dengan strategi-strategi CRM (Customer Relationsip Management).
CRM
Relokasi cabang BSD karena market share dan market growthnya terlalu kecil. Relokasi dilakukan dengan merenovasi tempat lama untuk kemudian dijual dengan harga yang baik dan buka cabang baru di tempat yang berada di dalam komplek tempat makan agar lebih banyak pengunjung.
Financing
Coba lakukan franchise agar dana untuk berinovasi tercukupi dan cabang Sari Kuring dapat dibuka lebih banyak lagi. Dengan kondisi Jakarta yang macet, masyarakat di Jakarta akan cenderung untuk mencari tempat-tempat makan di lokasi yang dekat dengan mereka. Adapun, semakin banyak cabang
Financing
14
(COSO)
yang dibuka, maka Sari Kuring akan lebih sering dikunjungi dan nama Sari Kuring akan semakin dikenal.
Apabila dana untuk berinovasi masih belum tercukupi, coba untuk berutang. Pastikan penggunaan strategi untuk rebirth yang benar dan pelaksanaan yang terkendali agar utang dapat dilunasi.
Financing
4.2.3. Saran-saran Berdasarkan Analisis BCG Kategori Cash Cow: Lakukan sedikit inovasi (buat paket-paket makanan yang menarik dan percepat waktu pelayanan), tingkatkan hubungan dengan pelanggan, dan tingkatkan internal control untuk cabang Sudirman dan Kelapa Gading. Kategori Dog:
Lakukan inovasi (berikan menu spesial harian, buat paket-paket makanan yang menarik, dan percepat waktu pelayanan), renovasi tempat (buat desain interior yang menarik, pastikan suhu udara yang dingin, perbesar plang nama, dan berikan budaya agar para karyawan dapat selalu secara bersama-sama menyambut para pelanggan yang datang), tingkatkan hubungan dengan pelanggan, dan tingkatkan internal control untuk cabang Batu Ceper. Relokasi cabang BSD karena market share dan growthnya terlalu kecil.
Daftar Pustaka Bandar Jakarta. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.bandar-djakarta.com Beasley, M. S., et al. 2010. Developing Key Risk Indicators To Strengthen Enterprise Risk Management. Journal Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) Kotler, P., 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, Hal. 58 – 62 Pondok Laguna. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.warung-tekko.com Purnomo, S. H., Zulkieflimansyah, 2007. Manajemen Strategi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal 23 – 81 Robbins, S., 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, Hal. 222 Sari Kuring. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.sarikuring.com Susilo, J. Cara-cara Melakukan Customer Relationship. Diunduh pada 27 September 2012. Alamat Situs: www.jokosusilo.com Tekko. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: https://twitter.com/PondokLaguna
15