Clipping Service Anti Money Laundering 17 Juni 2011
Indeks 1. Dugaan Korupsi KPU Ada aliran dana ke lima media 2. Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan nazaruddin 3. Hakim Syarifuddin Bantah Terima Suap Cetak.kompas.com
Jumat, 17 Juni 2011
DUGAAN KORUPSI KPU Ada Aliran Dana ke Lima Media Bengkulu, Kompas - Kejaksaan Tinggi Bengkulu akan memanggil lima pemimpin
media massa di Bengkulu terkait dengan dugaan kasus korupsi yang menjerat Ketua Komisi Pemilihan Umum Bengkulu Dunan Herawan. Jaksa menemukan ada aliran
dana mencurigakan dari KPU ke lima media tersebut senilai lebih dari Rp 500 juta. ”Surat pemanggilan pimpinan redaksi media massa tersebut kami kirim sekarang. Mereka akan diperiksa pada Senin-Rabu (20-22/6),” kata Asisten Pidana Khusus
Kejaksaan Tinggi Bengkulu Agus Istiqlal, Kamis.
Agus mengatakan, pemeriksaan pemimpin media tersebut antara lain untuk
mengetahui apakah dana yang diterima lima media massa tersebut sesuai dengan yang tercantum di bukti pembayaran.
Selain aliran dana ke sejumlah media massa, jaksa juga mendapati biaya perjalanan dinas atas nama Ketua KPU yang janggal senilai sekitar Rp 489 juta. ”Dalam satu hari, 10 Maret 2010, misalnya, Ketua KPU melakukan perjalanan dinas lima kali. Coba ini logis tidak,” katanya.
Dunan Herawan kini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Bengkulu bersama Kepala Bagian Keuangan dan Logistik KPU Wirin dan Bendahara KPU Ali Afni. Mereka
ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana pemilihan gubernur 2010. Dunan mengatakan, selaku warga negara yang taat hukum, ia akan mengikuti segala proses hukum yang berjalan. Korupsi di Aceh Pada Kamis kemarin Kepolisian Daerah Aceh melimpahkan tersangka kasus dugaan
korupsi dana sisa lebih penggunaan anggaran APBD Aceh Utara senilai Rp 220 miliar, yaitu Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Ilyas Pase dan Syafrudin, ke Kejaksaan
Negeri Banda Aceh, beserta berkas perkara dan sejumlah barang bukti perkara ini. Dua tersangka tidak ditahan karena permintaan penangguhannya dikabulkan. Mereka didampingi penasihat hukum.
Kasus ini bermula dari kebijakan Bupati Aceh Utara yang memerintahkan dana sisa lebih penggunaan anggaran sebesar Rp 220 miliar didepositokan. Semula dana itu didepositokan di Bank Mandiri Cabang Lhokseumawe. Bupati lalu memerintahkan dana tersebut dipindah ke Bank Mandiri Cabang Jelambar, Jakarta. Namun, transaksi tersebut diketahui Badan Pemeriksa Keuangan. Bukannya
dikembalikan ke kas daerah, dana itu justru dibagi-bagikan ke 100 rekening berbeda. (ADH/HAN)
Tempointerkatif.com Jumat, 17 Juni 2011
Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan Nazaruddin
TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku masih mencari
cara untuk memulangkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin, ke Tanah Air. Statusnya yang masih sebagai saksi itu membuat KPK tak bisa menjadikannya buronan internasional.
"Sedang kami bahas mekanismenya seperti apa," ujar juru bicara KPK, Johan Budi, ketika dihubungi Tempo, Jumat 17 Juni 2011.
Sebelumnya, KPK menyatakan akan menjemput paksa Nazaruddin untuk diperiksa
ketiga kalinya dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games
XXVI Jakabaring, Palembang. Penjemputan paksa akan dilakukan karena Nazaruddin sampai saat ini tak juga memenuhi panggilan KPK. Dua kali rencana KPK memeriksa Anggota Komisi VII DPR ini gagal karena Nazaruddin mangkir. Ia mengaku sedang berada di Singapura untuk melakukan pengobatan.
Nazaruddin terbang ke Singapura pada 23 Mei lalu, tepat sehari sebelum pihak
imigrasi melakukan pencekalan terhadapnya. Sampai saat ini keberadaan Nazaruddin di Singapura pun masih buram. Nazaruddin tersangkut kasus ini setelah Mindo Rosalina Manulang, tersangka dalam kasus korupsi wisma atlet, menyebutnya menerima succes fee sebesar Rp 25 miliar dari proyek senilai Rp 191 miliar ini. Rosa juga menyebut Nazaruddin sebagai
atasannya di PT Anak Negeri. Namun, belakangan Rosa mencabut pernyataannya ini. Menurut Johan, pihaknya tak bisa menggunakan strategi yang sama seperti yang digunakan untuk mencari Nunun Nurbaeti. Menurutnya, status Nazaruddin yang masih sebagai saksi menyulitkan KPK untuk menetapkannya sebagai buronan. "Kecuali kalau dia sebagai tersangka," ujarnya.
Soal keberadaan Nazaruddin di Singapura, KPK juga belum dapat memastikannya.
"Yang kami tahu dia tidak di Indonesia, tapi tidak tahu apakah dia di Singapura atau di mana," jelasnya. FEBRIYAN
Tempointeraktif.com Jumat, 17 Juni 2011
Hakim Syarifuddin Bantah Terima Suap
TEMPO Interaktif, Jakarta - Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Syarifuddin Umar tetap berkukuh, membantah bahwa dia telah menerima uang suap maupun "duit
terimakasih" dari kurator PT Sky Camping Indonesia, Puguh Wirawan. Syarifuddin tertangkap basah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 1 Juni 2011 lalu di
rumahnya, di kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara, bersama barang bukti uang sebesar Rp 250 juta yang diduga sebagai suap.
"Saya belum tahu uang terimakasih itu atau bukan," kata Syarifuddin saat memasuki
kantor KPK, Jumat 17 Juni 2011. "Saya cuma katakan, saya tidak tahu masalah uang." Pengacara Puguh Wirawan Sheila Salomo sebelumnya mengatakan bahwa duit yang diberikan kliennya kepada Syarifuddin sebesar Rp 250 juta merupakan ucapan
terimakasih atas penjualan aset PT Sky Camping. Duit itu berasal dari fee Puguh
sebagai kurator bersama dua rekannya sesama kurator yaitu Chairil Poloan dan Michel Markus Iskandar.
Syarifuddin pun membantah bahwa duit yang diberikan Puguh itu merupakan "uang terimakasih". "Itu yang harus dibuktikan, apakah itu uang yang diberikan kepada saya untuk berbuat atau tidak berbuat apa yang diinginkan kurator," ujarnya.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Syarifuddin dan Puguh sebagai tersangka. RUSMAN PARAQBUEQ
Humas PPATK
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E)
[email protected]
DISCLAIMER:
Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan
digunakan
khusus
untuk
PPATK
dan
pihak-pihak
yang
memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan
pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.