KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
bab
01 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (PP No. 26 Tahun 2008). Kawasan permukiman mendominasi kawasan perkotaan yang membangkitkan kegiatan dan terus mengikuti, bahkan mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah pengembangan kota yang bersangkutan. Setiap Se kawasan fungsional yang dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang beraktifitas di dalam kawasan yang tersebut. Pertumbuhan kawasan permukiman dapat dikelompokan sebagai kawasan yang direncanakan dan an tertata dengan baik, serta kawasan permukiman yang merupakan
cikal bakal
tumbuhnya
kawasan perkotaan dan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatannya Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau kota, perkembangan dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak terkendali dan menyebabkan munculnya permukiman kumuh, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada meningkatnya kesenjangan masyarakat serta angka kriminalitas, dan da rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Dalam rangka mengatasi permasalahan permukiman tersebut, pemerintah daerah bersama dengan semua pemangku kepentingan pembangunan permukiman perlu menentukan kawasan permukiman yang akan mendapatkan penanganan prioritas p sesuai dengan potensi dan tantangan
LaporanAntara|I - 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
yang dihadapi kawasan tersebut. Adapun kawasan permukiman prioritas ditentukan berdasarkan hasil
1.2.2 Sasaran Penyusunan RPKPP
penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan. Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan kawasan tersebut perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Kesalahan mengantisipasi pola
Berdasarkan
tujuan
tersebut,
maka
sasaran
dari
Kegiatan
Penyusunan
Rencana
PembangunanKawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini adalah:
Terwujudnya
peningkatan
kapasitas
pemangku
kepentingan
kota/
kabupaten
dalam
penanganan dan pemberian priotitas pada kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan
penyusunan RPKPP sebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan
berdampak terhadap proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Adapun
permukiman prioritas di kota/ kabupaten;
dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas tersebut dapat berupa: a.
Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan
kawasan permukiman prioritas melalui community participatory approach (CPA);
serta memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan. b.
Kawasan permukiman dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih
luas. Termasuk dalam kriteria ini seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi
Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan yang bersifat operasional pada kawasan permukiman prioritas yang dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan di kota/kabupaten .
Kawasan permukiman potensi bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan
segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya. d.
Teridentifikasinya kawasan permukiman prioritasdan program strategis strat pada kawasan prioritas (berdasarkan hasil SPPIP)
kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya. c.
Terwujudnya interaksi dan keterlibatan masyarakat dalam proses rencana pembangunan
Tersusunnya rencana encana detail desain pembangunan kawasan permukiman prioritas untuk penanganan tahun pertama
Kawasan ‘peralihan’ dipinggiran areal perkotaan, yang berfungsi sebagai hinterland atau penyangga bagi kawasan perkotaan.
Pada umumnya kawasan tersebut
berubah menjadi
1.3 Metodologi dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
kawasan permukiman baru yang perlu diperhatikan perkembangannya. Hal ini akan terkait pada pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar permukiman perkotaan.
1.3.1 Metodologi
Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini perlu dituangkan dalam suatu Rencana Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan beberapa metode pendekatan sebagai berikut :
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah suatu rencana yang memuat rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman
1.
Pendekatan
Normatif,
Pelakasanaan
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dilakukan dengan mengacu pada dokumen perencanaan
dan pembangunan infrastruktur perkotaan, khususnya bidang Cipta Karya.
dan kebijakan pembangunan yang sudah dimiliki kota tersebut.
1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Penyusunan RPKPP
2.
Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif if Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pendekatan fasilitatif dilakukan dalam bentuk memberikan pendampingan dalam proses
Kegiatan ini bertujuan memberikan pendampingan kepada pemangku kepentingan di tingkat
penyusunan RPKPP kepada pada tim Pokjanis kota bersangkutan. Hal ini selain ditujukan untuk
Kota/Kabupaten untuk dapat menghasilkan rencana Pembangunan kawasan permukiman prioritas
mendapatkan pembelajaran bersama di tingkat pemangku kepentingan daerah, juga untuk
dengan muatan rencana program investasi jangka menengah infrastruktur bidang Cipta Karya, serta
mendapatkan hasil yang disepakati bersama.
rencana pembiayaan yang dilengkapi dengan rencana detail desain pada tahun pertama.
Pendekatan partisipatif dilakukan dalam bentuk pembahasan konsep, k rencana penanganan dan renca aksi program bersama pemangku kepentingan kota dan kawasan.
LaporanAntara|I - 2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
3.
Pendekatan Teknis – Akademis Proses penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis baik untuk teknik identifikasi, analisa, penyusunan stategi maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan.
4.
Pendampingan
bagi pemangku kepentingan
kota, terutama pokjanis, dalam proses
Konsultasi Publik,, merupakan kegiatan diskusi dengan masyarakat dan stakeholder terkait dalam menentukan penyusuna Rencana DED kawasan.
5. Diskusi Pembahasan,, merupakan kegiatan pembahasan laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapnya.
Diskusi Pembahasan dilakukan bersama bers tim teknis dari pemberi kerja
penyusunan RPKPP dalam bentuk
(Satker).
a.
antara, laporan akhir sementara dan laporan akhir kepada tim teknis dari pemberi pekerjaan.
Melakukan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi
Diskusi Pembahasan dilakukan untuk pembahasan laporan pendahuluan, laporan
terkait di daerah. b.
Menyusun materi visualisasi hasil rencana (RPKPP) yang akan digunakan untuk kebutuhan
1.3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet. Materi visualisasi ini berisikan konsep, rencana, strategi dan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman pada kawasan prioritas c.
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang ini diselenggarakan dalam jangka waktu 7 (Tujuh) bulan sejak SPMK diterbitkan.
Melakukan kegiatan diskusi dan pembahasan sebagai berikut:
Pra FGD dan FGD, merupakan kegiatan pertemuan dengan pemangku kepentingan
1.4 Ruang lingkup
untuk menjaring masukan tertentu dan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali sesuai dengan tahapan pelaksanaan dan target capaian, akan melibatkan minimal 20 orang
1.4.1 Ruang lingkup substansi
pemangku kepentingan. Adapun diskusi FGD selama 3 kali tersebut dilakukan dalam menentukan beberapa substansi pekerjaan berikut ini :
Pra FGD danFGD 1 merupakan kegiatan diskusi dengan topik kesepakatan
yaitu lingkup kegiatan penyusunan RPKPP dan lingkup kegiatan koordinasidiskusi dengan beberapa
penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
stakeholder terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Pra FGD danFGD 2 merupakan kegiatan diskusi dengan topik kesepakatan
A. Kegiatan Penyusunan RPKPP Kabupaten Jombang
Perumusan Rencana Aksi Program
Pra FGD danFGD 3 merupakan kegiatan diskusi dengan topik kesepakatan penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap I
1. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan dokumen RPKPP (minimal melibatkan tim tenaga ahli, pokjanis, tim teknis Propinsi, seluruh satker Propinsi bidang Cipta Karya, perwakilan koordinator koor Pusat/
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya yang ditujukan untuk
Koordinator Wilayah)
2. Melakukan overview / kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah
Pihak konsultan akan mengikuti kegiatan Kolokium dan melaporkan kemajuan
berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan
pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan RPKPP.
pembangunan oleh Pemerintah Daerah, terutama teru terhadap arahan program pembangunan
Setiap wilayah diperkirakan akan melibatkan 2 orang dari tim konsultan, Satker PP
yang telah tersusun dalam dokumen SPPIP yang telah dimiliki.
Propinsi yang bersangkutan, 2 orang Pokjanis
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan rangkaian lingkup kegiatan sebagai berikut:
Kolokium, merupakan kegiatan yang akan dikoordinasikan dengan Direktorat
melakukan penyamaan pencapaian dari kegiatan penyusunan RPKPP.
Secara umum ruang lingkup Penyusunan RPKPP Kabupaten Kabupat Jombang ini meliputi 2 kegiatan
Diseminasi, merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada akhir kegiatan dan ditujukan
3. Melakukan kajian mikro kawasan permukiman prioritas sesuai arahan dalam SPPIP melalui penyusunan profil rinci eksisting kawasan.
untuk menginformasikan seluruh hasil kegiatan khususnya RPKPP dan arahan Program
4. Melaksanakan pra FGD bersama rsama dengan tim teknis Propinsi, Satker terkait dan pokjanis agar
yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait pemangku kepentingan lainnya
dapat tersedia bahan yang cukup matang untuk dibahas dan mendapatkan masukan/
yang akan terlibat dalam pembangunan kota tersebut, minimal melibatkan 40 orang.
kesepakatan dalam FGD yang akan dilakukan.
Diskusi Partisipatif, merupakan kegiatan diskusi dengan masyarakat dalam menentukan pemantapan penentuan lokasi kawasan pembangunan Tahap I.
LaporanAntara|I - 3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
5. Bersama tentang
dengan potensi
pemangku
kepentingan
kota
melakukan
analisis mendalam
dan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
1.5 Kedudukan Dokumen 1.5.1 Pengertian RPKPP
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas. 6. Melakukan penyusunan konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas. RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan
7. Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan menghasilkan: Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada
kawasan prioritas selama 5 tahun dengan pendekatan perencanaan pastisipatif Pemilihan kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya
pada tahun
pertama
(dilakukan
penyusunan rencana penanganan secara lebih
dengan
tim
penyusun
dikoordinasikan oleh Direktorat
SPPIP
mengikuti
Pengembangan
kegiatan
Permukiman
kolokium
yang akan
untuk memberikan
menjaring masukan terhadap konsep, rencana
penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman permukiman
perkotaan
pada
pertama
di dalam kawasan
dan
Engineering
kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP merupakan
pengembangan kota untuk bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Design/DED)
diseminasi
hasil
penyusunan
berorientasi
pada
penanganan
kawa kawasan
permukiman
yang
Rencana pembangunan kawasan
yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara logis dan
bertahap sesuai kebutuhan;
untuk pelaksanaan tahun
yang meliputi infrastruktur bidang Cipta Karya yang disajikan
RPKPP
diprioritaskanpembangunannya;
Rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi yang tinggi karena dalam am penyusunannya melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait termasuk
dalam bentuk visual 3 dimensi (3D). 10. Melakukan
RPKPP
memiliki karakteristik yang membedakan dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya,
infrastruktur
kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun. Penyusunan
Rencana Detail Desain (Detailed
infrastruktur bidang cipta karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dan dengan
meliputi:
pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan. 9. Penyelenggaraan konsultasi publik untuk
Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP merupakan rencana sektor bidang permukiman dan
penjabarandari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas dengan tetap t mengacu pada arah
rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000) 8. Bersama
permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan prioritas di perkotaan.
RPKPP
kepada
masyarakat yang terkena dampak, serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakan kebijakan makro di
dinas/instansi terkait di kota
atasnya; dan
bersangkutan.
Produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada sebagian sebagia kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini mencakup juga perencanaan detail untuk
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
kawasan pembangunan tahap 1.
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP memiliki fungsi
dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang mengacu pada arahan yang terdapat dalam
sebagai berikut:
dokumen SPPIP Kabupaten Jombang yaitu :
Sebagai alat operasionalisasi asionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas;
Sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM
Kawasan perkotaan prioritas Ploso mencakup wilayah administrasi 5 (lima) Wilayah,
1. Wilayah Bawangan 2. WilayahLosari 3. WilayahRejoagung 4. WilayahJatigedong 5. WilayahPloso lokasi pengembangan kawasan industri ploso di WilayahJatigedong Kabupaten Jombang Tema pengembangan kawasna yang diangkat adalah Kawasan Pengembangan Permukiman
Untuk Mendukung Industri – Ploso. LaporanAntara|I - 4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
RENCANA KERJA KEGIATAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN JOMBANG 2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERSOALAN
1. PERSIAPAN
LINGKUP
WAKTU
BULAN 1
3. PERUMUSAN AKSI PROGRAM
BULAN 2
BULAN 3
4. PENYUSUNAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN
BULAN 4
1.2 Pembentukan/ KoordinasiPokjanis Daerah
2.1 KajianKebijakan Dan Strategi Pembangunan Daerah
4. 1 PerumusanKriteriadanIndikatorPenentuanK awasanPengembangantahap I
3.1 IdentifikasiKebutuhanPena nganan
iventarisasikebutuhan data penyiapanalatsurveidanper alatan 1.4 Penyusunanrencanaker jadanmetodologi
2.2 KajianmikrokawasanPermu kimanPrioritas
2.3 IdentifikasiPotensidanPerma salahan Pembangunan PermukimandanInfrastruktu rpada KPP
O1
3.4 PerumusanRencanaAksi Program Penanganan Program Penanganan
Survei Data Primer
penyiapanPetadasar
KEGIATAN DISKUSI
Petapotensi, persoalan, hambatan, dantantangan Petakebutuhandanskalaprioritaspenangananpemb angunanpermukimandaninfrastruktur
PetaPotensidanpermasalahan Petainfrastruktur
FGD 2
Perumusankebutuhandanskalapri oritaspenanganan. Rencanakerja Petadasar Data daninformasi
O1
LaporanPendahuluan
4.5 Penyusunan DED
O2
FGD 1
4.4 PenyusunanRencana Pembangunan KawasanPengembangant ahap I
3.5 Penyusunan Program Penangananpada KPP
PengukuranLapangan
O4
4.3 PenyusunanKonsep Pembangunan KawasanPengembangantahap I
3.3 Identifikasi Program Penanganan
Survei Data Skunder
Kesepakatankonsepsi, rencana, strategi, dan program penanganan .
perumusankebutuhandanskalaprioritaspenang anan. konsepsi, rencana, strategi, danindikasi O2
5.1 PenyempurnaanAksi Program danRencana PembangunanKawasanPengembangantaha pI
4.2 PenentuanKawasanPengembangant ahap I
3.2 PenyusunanKonsep Pembangunan kawasan
1.5 Observasiawal
LAPORAN
BULAN 7
KOLOKIUM
1.3 PersiapanTeknis
KEGIATAN PENYUSUNAN SUBSTANSI
OUTPUT
BULAN 6
1.1. Mobilisasi TIM
KEGIATAN PENDAMPINGAN DJCK
KEGIATAN PENYUSUNAN PETA
BULAN 5
5. FINALISASI DAN SOSIALISASI
LaporanAntara
PetaRencanaAksi Program Penaganan Pembangunan permukimandaninfrastruktur/ CK
DiskusiPartisipatif
ALBUM PETA
O3 FGD 3
Penyusunanrencanaaksi program penanganandanpembangunanpermukimantahappertama N
Skenariopembangunan, Skenariopembiayaan Kajianteknisakademisterkaitpenetapanprioritaspembangunant Kajianteknisakademisterkaitpenetapanprioritas ahappertama Konseppenanganankawasanpembangunan
O3
LaporanAkhirSementara AkhirSementara
DESIMINASI
KonsultasiPublik
Proceeding Dokumenprofilkawasandalam bentuk visual Dokumen DED dan RAB Album peta
O4
LaporanAkhir
LaporanAntara|I - 5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
LaporanAntara|I - 6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
1.5.2 Kedudukan RPKPP Dalam Kerangka Pengembangan Kota
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan perko dalam implementasinya akan menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS) komponen komponen pembentuk
Dalam kerangka kebijakan pembangunan permukiman yang dikembangkan oleh DJCK,
permukiman.Dalam konteks pembangunan bidang cipta karya, strategi sektor dan RIS yang telah
kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini sangat
disusun secara sistematis dan an sinergi ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan
erat kaitannya dengan SPPIP dan SPK. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penerapan atau
Rencana Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya, yang selanjutnya akan
implementasi dari SPPIP dan SPK di bidang permukiman. Kegiatan ini nantinya dapat juga
diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM sudah tersedia terlebih
memberikan umpan balik bagi penyempurnaan strategi yang disusun dalam SPPIP. Secara
dahulu ulu
diagramatis kedudukan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
mensinkronisasikan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam dokumendokumen tersebut,
Prioritas (RPKPP) ini dalam rangkaian kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur
sedangkan proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di
permukiman DJCK dapat dijelaskan dalam Gambar berikut.
dalam RPIJM IJM dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Secara diagramatis, keterkaitan
Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pengembangan dan pembangunan kota secara keseluruhan. Berdasarkan UndangUndang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang
dari
SPPIP,
maka
proses
penyusunan
SPPIP
akan
mempertimbangkan
dan
SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang berlaku di kota/kabupaten dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kota/kabupaten diamanatkan memiliki dokumen
RPKPP menjadi alat operasionalisasi dari RPIJM.Dalam hal ini, in program 5 (lima) tahunan yang
perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan,
(RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana
serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007
dalam RPIJM tersebut akan dirinci rinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan
tentang Penataan Ruang mengamanatkan tiap kota/kabupaten memiliki dokumen rencana tata ruang
lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 2-4 2 dan Gambar 2-5). Berdasarkan keterkaitan ini,
yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota/kabupaten berikut dengan rencana
maka apabila RPIJM sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam
rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, kebijakan dan strategi yang
RPIJM, khususnya untuk tahun pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi
terdapat pada kedua kelompok dokumen yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia
dan program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi penganggaran
ini, akan diterjemahkan dan disinkronkan dalam SPPIP.
akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut rinciannya r di dalam RPIJM. Untuk
Selain kedua pilar utama pembangunan ini, terdapat juga Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). KSPD ini
tahunkedua dan seterusnya, rumusan strategi dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM. lihat Gambar 1.2.
memiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur
Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan RPKPP perlu diperhatikanlingkup substansi dan
fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam
lingkup wilayahnya. Lingkup RPKPP lebih rinci dari RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk
sinkronisasi reguasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrument
seluruh kawasan, baik kawasan lindung, permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan se
perencanaan yang menjadi acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan
RPKPP hanya fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW dan
terkait pembangunan perkotaan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka kebijakan di dalam KSPD
secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja. Secara rinci
diterjemahkan dan disinkronisasikan dengan kebijakan lainnya di dalam SPPIP. Selain itu, berdasarkan
perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan perkotaa dapat dilihat pada
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, untuk menunjang pembangunan
Tabel 1.1.
permukiman dan infrastruktur perkotaan, kota/kabupaten diharapkan memiliki Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
dari sisi operassional pelaksanaan hasil perencanaan arahan spasial, SPPIP RKPP, dan RPIJM dapat dilihat pada gambar 1.4.
Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan dengan SPPIP. SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kota/kabupaten untuk LaporanAntara|I - 7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
1.5.3 Keluaran (Output)
Gambar 1.1 Kedudukan SPPIP, dan RPKPP Dalam Dokumen Kebijakan Pembangunan Wilayah Perkotaan
Keluaran yang dihasilkan dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) pada dasarnya mencakup tiga keluaran, yaitu: 1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), yang memuat: a. Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP b. Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP c. Potensi dan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas d. Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
e. Rencana aksi, berupa rencana program investasi jangka menengah infrastruktur skala kawasan pada kawasan prioritas selama 5 tahun
f. Minimal 2 (dua) kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1000)
g. Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : 1 : 5000 (untuk kawasan prioritas)
1 : 1000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama) 2. Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan untuk proses pemberian kekuatan hukum terhadap dokumen RPKPP. 3. Dokumentasi profil kawasan dalam bentuk visual berupa tampilan visual/ video/ film dokumenter untuk menggambarkan kondisi eksisting fisik kawasan, kondisi masyarakat hingga potensi dan permasalahan kawasan prioritas 4. Hasil konsep pembangunan kawasan prioritas yang disajikan dalam bentuk visual dengan tampilan tiga dimensi (3D). 5. Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) infrastruktur bidang Cipta Karya untuk kawasan prioritas beserta indikasi rincian anggaran biaya (RAB)
LaporanAntara|I - 8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
Gambar 1.2 Keterkaitan SPPIP, dan RPKPP dan RPIJM
Tabel 1.1 Perbedaan SPPIK, RKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan
Gambar 1.4 1. Perbedaan Arahan Spasial SPPIP, dan RPKPP dan RPIJM dalam pelaksanaan hasil perencanaan Gambar 1.3 Subtansi SPPIP, dan RPKPP dan RPIJM
LaporanAntara|I - 9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Timur
a. Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap I (pertama), yang memuat tentang :
Undang-Undang Undang No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Masterplan penanganan kawasan
Konsepsi, rencana, strategi, dan indikasi program prioritas untuk penanganan pembangunan
Undang-Undang No. 38/2004 04 tentang Jalan;
permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut.
Undang-Undang Undang No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
Rencana program aksi pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada
Undang-Undang Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang;
kawasan pengembangan tahap I (pertama)
Undang-Undang Undang No. 1/2011 tentang Permukiman;
Tahapan pelaksanaan penanganan dan pembangunan fisik komponen permukiman dan
infrastruktur keciptakaryaan serta kegiatan sektoral terkait lain yang berbasis kawasan
Pemerintah Daerah;
B. Kebijakan dan Strategi
Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Kebijaka Nasional Strategi Pengembangan (KNSP)
DED untuk komponen infrastruktur keciptakaryaan dan sektor terkait lainnya pada kawasan
Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan
pengembangan tahap I (pertama) yang siap diimplemetasikan untuk tahun berikutnya.
diselenggarakan secara berencana dan terpadu;
b. Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi pemangku kepentingan (stakeholder)
sebagai bahan untuk proses pemberian legitimasi terhadap rencana aksi program strategis penanganan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas. Adapun dokumen ini memuat mengenai:
Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP(KNSP SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;
Laporan penyelenggaraan FGD dalam rangka perumusan kebutuhan dan skala prioritas
penanganan. Laporan penyelenggaraan FGD untuk penyepakatan konsepsi, rencana, strategi, dan program
penanganan. Laporan penyelenggaraan FGD untuk penyusunan rencana aksi programpenanganan dan
pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas
1.5.4 Dasar Hukum Penyusunan RPKPP pada dasarnya bertitik tolak atau mengacu kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPKPP ini disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: A. Peraturan Perundangan
Undang-Undang No. 16/1985 tentang Rumah Susun;
Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
Undang-Undang No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;
Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahaan Daerah;
LaporanAntara|I - 10