BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teoritis 2.1. 1 Media Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Media Arsyat ( 2013 : 3) Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Istilah “ media “ bahkan sering di kaitkan atau dipergantikan dengan kata “ teknologi” yang berasal dari kata latin tekne ( bahasa inggris art ) dan logos ( bahasa indonesia ilmu ). Banyak batasan yang di berikan orang tentang media, Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan ( Association of Education and communication Technologi/AECT ) di amerika,membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne, 1970 ( dalam Sadiman , dkk, 2012: 6 )” menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Association/NEA ) dalam ( sadiman , dkk, 2012: 7) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah : bentuk – bentuk komunikasi baik tercatat maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat didengar, dapat dilihat, dan di baca.
9
Adapun batasan yang di berikan,ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengerim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Gerlach dan Ely, 1971 ( dalam Arsyad, 2013: 3 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 2.1.1.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Suatu proses belajar mengajar ada dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Menurut Sadiman, dkk ( 2012 : 17 ) secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan – kegunaan sebagai berikut : 1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis ( dalam bentuk katakata tertulis atau lisan belaka ); 2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera misalnya : a).Obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambaran, film bingkai, film, atau model; b).Obyek yang kecil, di bantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; 10
c).Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photographi; d).Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa di tampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; e). Obyek yang terlalu kompleks ( misalnya mesin-mesin ) dapat di sajikan dengan model, diagram, dan laian-lain,dan; f). Konsep yang terlalu luas ( gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain ) dapat di visualkan dalak bentuk film, bingkai, gambar, dan lain-lain. Penggunaan media pembelajaran dalam pindidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyatatan, memungkinkan anak didik belejar sendiri – sendiri menurut kemampuannya dan minatnya. Adanya sifat yang unik pada tiap siswa di tambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditetentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan sisiwa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuanya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Menurut sudjana dan Rivai, 1992 ( dalam Arsyad, 2013 : 28 ) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : 1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar ; 2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih diahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata –semata komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak 11
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; 4). Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain – lain. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus di rancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip – prinsip belajar. Di samping menyenangkan media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa. 2.1.1.3 Jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknolologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas atas dasar prinsip mekanis. Menurut Arsyat ( 2013 : 31 ) media pembelajaran di kelompokkan ke dalam 4 kelompok 1). Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. 2) Media hasil teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan – pesan audio dan visual. 3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer. 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Salah satu ciri dari media ini adalah membawa pesan atau informasi kepada penerima. Sebagian di anataranya memproses pesan atau informasi yang di ungkapakan oleh siswa. Dengan demikian media ini di sebut media interaktif yang
12
terpenting adalah pesan dan informasi di siapkan untuk kebutuhan dan kemampuan belajar seseorang serta di kembangkan agar siswa berpatisipasi dengan aktif selama proses belajar. Ringkasnya, dengan media tersebut terciptalah lingkungan pengajaran yang interaktif dan memberikan respon terhadap kebutuhan belajar siswa. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Macam- macam bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik.media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar tidak sembarang, disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional dan kompotensi guru. 2.1.1.4 Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri dari media pembelajaran harus menjadi acuan didalam setiap penggunaan media pembelajaran sehingga mengetahui kaidah dan esensi dari media yang akan digunakan untuk pembelajaran.ciri ini sangat penting bagi guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Gerlach & Ely 1971 (dalam Azhar Arsyad 2013: 15-17) mengemukakan tiga ciri media yaitu: 1).Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek; 2). Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording ; 3). Ciri Distributif (Distributive Property) memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
13
Dengan ciri fiksatif media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Menurut ( Azhar Arsyad ,2013: 6) cirri-ciri media pembelajaran yaitu : a). Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera; b). Media pendidkan mempunyai pengertan non-fisk yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa; c). Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio; d).Media pendidikan yang memiliki alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas; e). Media pendidikan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru – siswa dalam proses pembelajaran; f). Media pendidikan dapat digunakan secara masa (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul computer, radio tape/kaset, video recorder); g). Sikap perbuatan, organisasi, strategi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengelola pesan dan respon siswa dan media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. 2.1.1.5 Klasifikasi Media Pembelajaran Media yang yang telah di kenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya,dan dari bahan serta cara pembuatannya. Media pembelajaran sebagai
14
salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Djamarah dan Jain ( 2010 : 124 ) di lihat dari jenisnya media di bagi menjadi : a). Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. b). Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. c). Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Brigs (dalam Arif Sadiman,dkk, 2012 : 23) mengidentifikasi media menjadi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film televise, dan gambar. Ciri utama media dapat diidentifikasi menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis, dan dan simbol yang merupakn bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Taksonomi Brigs lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari medianya sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya. Edgar Dale (dalam Azhar Arsyad, 2013 : 10) mengklasifikasikan pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi ini kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman. Kerucut pengalalman adalah sebuah teori tentang pola media pembelajaran. Pada kerucut tersebut digambarkan tingkatan-tingkatan dan alat yang digunakan untuk memperoleh pengalaman belajar. Pengalalman belajar berlangsung dari tingkat yang konkrit menuju tingkat yang abstrak. Dalam tingkat konkrit siswa belajar langsung dari apa yang dialaminya sendiri, kemudian berlanjut menuju tingkat diatasnya hingga sampai pada tingkat kerucut. Tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar, belajar 15
harus selalu dimulai dari pengalaman langsung,tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Gagne ( Arief Sadiman,dkk, 2012 : 23) “tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar”. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar
stimulus
belajar,
penarik
minat
belajar.
Bagaimanapun
s ua t u
pengelompokan apapun bentuk dan tujuannya dapat memperjelas perbedaan dan fungsi dan kemampuanya. 2.1.1.6 Pemilihan Media Pembelajaran Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Setiap media
pembelajaran memiliki kemampuan
masing- masing, maka diharapkan kepada guru untuk menentukan pilihannya sesuai dengan kemampuan dalam menggunakan media tersebut. Menurut ( Arsyad, 2013 : 67 ). kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatanya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain : (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu, papan tulis atau proyektor transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang di pilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang di pilihnya dapat menarik minat atau perhatian siswa, serta menuntunya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini di harapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.
16
Ada beberapa pendekatan atau cara memilih media pengajaran yakni Pertama, memilih media dengan menggunakan klasifikasi media. Klasifikasi berdasarkan pada kelompok – kelompok sesuai dengan jenis stimuli atau informasi yang di sajikan. Kadua, memilih media dengan menggunakan saluran sensoris dan kontrol guru dengan menggunakan bagan ( charts ) sebagai alat bantu. Menurut Harjanto (2010 : 255 ) Berbagai kondisi dan prinsip – prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut : 1).Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan; 2).Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda – beda. Faktor – faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk beljar; 3).Tujuan pembelajaran. Jika siswa di beritahukan apa yang di harapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar; 4).Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih muda jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan di pelajari di atur dan di organisasikan kedalam urutan – urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun secara berurutan dan secara teratur; 5).Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan persyaratan untuk penggunaan media dengan sukses; 6).Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan; 7).Pertisipasi. Agar pembelajaran berlngsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tdak sekedar di beritahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik dari pada mendengarkan dan menonton secara pasif; 8).Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa di informasikan kemajuan belajarnya; 9). Penguatan ( reinforcement ). Apabila siswa berhasil belajar ia akn di dorong untuk terus belajar; 10).Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat di pelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu seiring diulangi dan dilatih dalam berbagai konsep; 11).Penerapan. Hasil 17
belajar yang di inginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Ada dua pendekatan yang dapat di lakukan dalam usaha memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat di beli guru dan langsung dapat di gunakan dalam proses pengajaran. Pendekatan ini sudah tentu membutuhkan biaya untuk membelinya, lagi pula belum tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dengan kegiatan belajar yang di lakukan oleh siswa. Memilih berdasarkan kebutuhan yang nyata telah di rencanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah di rumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak di sampaikan. 2.1.1.7 Liquid Crystal Display (LCD) LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu metode tampilan yang menggunakan panel-panel kristal cair sebagai pembentuk gambar. Pada LCD Projector, gambar yang di layar dibentuk dari 3 buah LCD Panel (Red, Green, Blue) yang masing-masing membentuk element gambar Merah, Hijau dan Biru. Dari ketiga element gambar tersebut lalu disatuk an lewat prisma dan kemudian difoku skan ke lensa dan diteruskan ke layar. Dalam hal ini LCD Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup, dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup tersebut, terbentuklah sebuah gambar. Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar
18
atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis ini merupakan
j e ni s
yang
lebih
modern
dan
merupakan
teknologi
yang
dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada lembaran bening. Proyektor LCD biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi atau perkuliahan, tapi juga bisa digunakan sebagai aplikasi home theater. Untuk menampilkan gambar, proyektor LCD mengirim cahaya dari lampu halide logam yang diteruskan ke dalam prisma yang mana cahaya akan tersebar pada tiga panel polysilikon, yaitu komponen warna merah, hijau dan biru pada sinyal video. Teknologi liquid crystal display (LCD) adalah sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan member sinar pada kristal cair dan filter berwarna (http://www.pengertianlcd. com) . LCD saat ini banyak dipakai sebagai layar computer maupun note book atau labtop. Laptop yang dipadukan dengan proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2 X 2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya banyak. Perpaduan antara labtop dengan lcd proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud audio, visual diam, visual gerak atau audio visual gerak. Dengan tampilan penuh warna sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
19
Media LCD mempunyai banyak keunggulan dan kelebihan dibandngkan media pembelajaran yang lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli siswa dapat menyerap ilmu melalui indra penglihatannya sebanyak 83%, indra pendengaran 11% dan indra yang lainnya 6%. Berarti dengan menggunakan media audo visual gerak (LCD), siswa dapat menyerap ilmu sebanyak 94% dari materi yang ditampilkan dengan perincian 83% melalui indra penglihatannya dan 11% melalui indra pendengarannya. Hal ini menunjukan media lcd sangat baik di sekolah.(http://haryonostkip.blogspot.com/2009/01/liquit-crystal-displaylcd.html). 2.1.1.8 Karakteristik Media LCD Setiap proyektor memiliki karakteristik berbeda-beda bila ditinjau dari teknologinya. LCD disebut juga teknologi transmisive, yakni meneruskan cahaya. Sebab cahaya yang masuk pada LCD setelah melalui proses penyaringan menggunakan cermin Dichroic akan diteruskan secara langsung ke layar proyektor. Cermin Dichroic atau disebut juga Dichroic Mirror memisahkan warna menurut gelombangnya. Ada tiga warna dasar yang dihasilkan oleh cermin tersebut yaitu merah, biru, dan hijau. Ketiga warna ini dihasilkan dengan tiga cermin yang masing-masing menyaring warna berbeda. Teknologi LCD sudah dianggap cukup stabil dan biaya panelnya pun cukup rendah, sehingga memungkinkan menggunakan tiga panel LCD (RGB) sekaligus dalam satu proyektor. Hal ini membuat gambar yang dihasilkan proyektor memiliki warna yang cukup bagus. Begitu pula halnya dengan cahaya yang sudah sangat baik.
20
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2183924-klasifikasi-dankarakteristik-media-pembelajaran/
Di bawah ini disebutkan ada beberapa kalebihan dari media LCD itu sendiri yaitu: 1. Kelebihan dari Media LCD jika dilihat dari segi penggunaannya dalam suatu pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru, yaitu: a. Guru dapat dengan mudah menyampaikan materi tanpa harus menuliskannya terlebih dahulu di depan kelas. b. c.
Guru dapat lebih leluasa berinteraksi dengan murid- muridnya. Murid dapat dengan leluasa mengekspresikan gagasannya secara terbuka sehingga
konsep pembelajaran menarik dan interaktif dapat tercipta dalam
proses ini. d.
Guru pun dapat dengan mudah mengevaluasi segala bentuk aktivitas pembelajaran yang ada di kelasnya sehingga proses perbaikan kualitas pendidikan dapat dilakukan.
2.
Kelebihan-kelebihan yang dapat dilihat dari segi fasilitasnya Media LCD
memiliki
kelebihan sebagai berikut:
a. Pilihan foto, keuntungan besar penel LCD yang memungkinkan Anda untuk proyek apa pun yang muncul di monitor komputer Anda teks, data, atau visual ke layar besar.
21
b.
Kapasitas besar, komputer dapat menyimpan sejumlah hampir tak terbatas visual, yang dapat dipanggil dengan menekan tombol.
2.1.1.9 Kemampuan Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran Media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak bernyawa alat ini brsifat netral peranannya akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Sebagai media yang meletakan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Guru dapat mengembangkan media sesuai dangan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode, dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan keterpaduan dari semua unsur ini akan sangat mendukung pengembangan media pengajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010 : 164) peran guru yang sangat penting adalah menjado fasilitator belajar. Tujuannya adalah mempermudah proses belajar cara yang di lakukan guru antara lain adalah membimbing siswa belajar, menyediakan media dan sumber belajar, memberi penguatan belajar, menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara dan hasil belajar serta memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki diri. Media yang meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar,pengembanganya diserahkan kepada guru. Guru dapat mengembangkan media sesuai dengan kemampuannya. Pemanfaatan media pengajaran juga tidak asal – asalan menurut keinginan guru, tidak berencana dan sestematik. Guru harus memanfaatkannya menurut langkah – langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik.
22
Menurut Djamarah dan Jain ( 2010 : 136 ) ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media. Langkah – langkah itu adalah : 1). Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media; 2).Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan di manfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut di perhatikan; 3). Persipan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran; 4). Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatakan media pengajaran, keahlian guru di tuntut di sini. Media di perbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan penggunananya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan; 5). Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media disini bisa siswa sendiri yang mempraktekannya ataupun guru langsung memanfaatkanya, baik di kelas atau di luar kelas; 6). Langkah evalausi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya. Manfaat penggunaan media bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu di jelaskan oleh bahasa. Ketidak mampuan guru menjelaskan suatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media.
23
2.1.2 Motivasi Belajar .
2.1.2.1 Pengertian Motivasi Belajar Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. ( dalam uno, 2012 : 3 ) Istilah motivasi berasal juga dari kata motif yang dapat di artikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu Menurut Mc. Donald (dalam sadirman,dkk, 2008 : 73 ) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu : 1).Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia; 2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi sesorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; 3).Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari adanya aksi, yakni tujuan. Motivasi
belajar
lebih
mengutamakan
respon
kognitif,
yaitu
kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki
24
keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikologis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi
unt uk
melakukan
kegiatan
belajar.
Menurut
Sardiman (dalamhttp://dc353.4shared.com/doc/KeDVtTSk/preview.html). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk mengikuti serangkaian aktivitas yang berorientasi pada kegiatan belajar mengajar. 2.1.2.2 Bentuk-bentuk Motivasi dalam Pembelajaran Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehinnga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka. Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Menurut ( sardiman 2008 : 24)Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu :1).Memberi Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai 25
nilai/angka yang baik. Sehingga Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. 2). Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yamg tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.3).Saingan/kompetensi dapat digunakan sebagai alat motvasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.4).Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. 5). Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui kalau akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. 6). Mengetahui hasil dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.7). Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberkan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. 8). Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.9).Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.10).Minat Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a).Membangkitkan adanya suatu kebutuhan; b). Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c). Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d). Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.10). Tujuan yang diakui rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Motivasi pada dasarnya
dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain menentukan hal – hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar.
26
2.1.2.3 Aspek-aspek Motivasi Belajar Sumber(http://dc353.4shared.com/doc/KeDVtTSk/preview.html),Terda pat dua aspek teori motivasi belajar yang oleh Santrock yaitu: 1)Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan); 2). Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. Motivasi intrinsikTerdapat dua jenis, yaitu: a. Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka. b. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
27
Perbuatan atau perilaku individu manusia ditentukan oleh faktor – faktor di dalam diri yaitu faktor pribadi, dan faktor lingkungan individu yang bersangkutan. Sesungguhnya
faktor pribadi dan faktor lingkungan sering
berbaur,maka sulit menentukan apakah sesuatu benar – benar faktor pribadi. Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh pengaruh lingkungan. 2.2
Kerangka Berpikir Penggunaan media pembelajaran LCD tidak hanya sebagai alat
penyampai informasi atau pesan pembelajaran dari guru kepada siswa. Jika media pembelajaran LCD dimanfaatkan secara baik dan optimal dalam kegiatan pembelajaran maka akan memberikan atau meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak jenuh dan pembelajarn dapat berlangsung maksimal. Karena pada dasarnya media pembelajaran LCD dapat menampilkan visualisasi yang beragam seperti visualisasi gambar gerak atau diam, dapat pula audio-visual gerak seperti film documenter yang terkait dengan materi pengajaran ataupun hanya mengandalkan audio saja. Dengan demkian variasi dalam tampilan media pembelajaran LCD ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini dapat dibuat kerangka pemikiran yang menunjukan hubungan antara variabel yang diteliti. Adapun kerangka berpikir dapat dilihat sebagai berikut:
28
Penggunaan media LCD .
x x x x
Pemanfatan media Kemampuan guru dalam menggunakan media LCD Kereatif guru dalam menggunakan media LCD Guru mampu menciptakan suasana yang menyenangkan Motivasi Belajar Siswa
x
Keinginan untuk berhasil
x
Dorongan belajar dan kebutuhan dalam belajar
x
Penghargaan dalam belajar
x
Lingkungan belajar yang kondusif
2.3 Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan kajian teoretisnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu: terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan media pembelajaran LCD terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah di Kelas XI SMA Negeri 1Boolang Itang Barat.
29