- T'SUMBERDAYAMANIJSIADAI,AIvI PENGEVIBANGAN PENGEI,IBANGAN BUDAYA ( Suatu Pemikiran AwaI )
Makalah disiapkan
dalanr rangka Pesta Seni Rakyat Minahasa Jakarta,
Januari
1989
-252-
PENGE\,IBANGAN SIIMBERDAYAMANUSIADAI.A},IPENGEIIEANGAN BUDAYA ( Suatu Pemikiran Awal )
Pengantar Panitia
telah meminta saya untuk menulis makalah ini. Dengan agak ragu saya nenerinanya karena beberapa pertinbangan. pertana nakalah ini ditulis dalam rangka kegiatan Pesta seni Rakyat Minahasa, sedangkanpengertian sumber daya manusia (SDr{) ps.1.*a-tama merupakan suatu pengertian ekononi, sehingga bagaimana pula kaitannya dengan seni serta pengembangannya. Kedua, sDM sebagai pengertian ekonomi, terasa rnasih jauh kaitannya dengan pengembanganbudaya, aparagi apabila sDM dalam pengertiarurya yang klasik berkaitan dengan masalah-masalahproduktivitas dan efisiensi, sedangkan budaya dalam pengertiannya yang populer berkaitan dengan perestarian, pengembangan,serta menikmati nilai-nilai kemanusiaan. Namundemikian saya memberanikandiri juga untuk menganalisanyasebagai suatu pemikiran awal dengan berpedomanpada asumsi bahwa pada hakekatnya setiap kebudayaan dimotori dan dinikrnati oleh manusia, sehingga antara surnber daya manusia dengan kebudayaan terdapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. I.
PengembanganSunber Daya Manusia (SDM) 1. BeberaDa Pendekatan dan Pengertian
seperti telah dikemukakan, pengembangansDM pertama-tama nerupakan suatu konsep ekonomi. Investasi dalam pengembangansDM merupakan hal yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi misalnya melalui pendidikan yang semakin merata dan tinggi kualitasnya, pelatihan yang cocok dengan keperluan tenaga trampil yang dibutuhkan dalam lapangan kerja yang terbuka, perbaikan derajat kesehatan serta perbaikan.gizi. semuausaha ini secdra langsung akan meningkatkan taraf hidup, nenghapus kemiskinan dengan produktivitas
001 E
yang semakin meningkat.
-253-
Suatu pendekatan baru dalam strategi Inelihatnya dari
segi kebutuhan keluarga.
pengembanganSDM ialah
dengan
Terutama dalam nrasyarakat dimana
licbutuhan dan ke1>utusankeluarga sangat menentukan. Misalnya investasi tlalam sektor pendidikan tidak dengan sendirinya meningkatkan produktivicas. Mungkin saja terjadi inyestasi itu telah merupakansuatu pemborosan tlc.nganterjadinya banyak tenaga sarjana menganggur. Penulis mendapat inI'orrnasi bahwa ada satu desa di Kabupaten Minahasa yang hampir setiap keIuarga mempurryaiseorang sarjana. Namundengan banyaknya sarjana di deSa tcrsebut tidak dengan sendirinya mengubahkualitas hidup atau produktivitirs desa tersebut. pengembanganSI,M ini yang melihatnya dari su,lut kebutuhan keluarga menunjukkan dengan jelas bahwa strategi pengemlrangan SDMbukan hanya dari sudut trsupply" nisalnya dari rencana nasional rrntuk tenaga kerja serta sistem pendidikan yang sesuai untuk itu, tetapi Pendekatan baru dari
juga dengan rnernperhitungkankeputusan-keputusan keluarga yang akan memanl'aatkan servis atau peluang-peluang yang diberikan atau ditawarkan kepatlanya. Dalam bidang pendidikan misalnya, seperti ilustrasi desa yang diselrtrtkan tadi, tidak dengan sendirinya meningkatkan produktivitas. Yang jeLas ialah pendidikan akan memberi nilai tuarga untuk memperbaiki kualitas
tambah bagi suatu keputusan ke-
hidupnya dan oleh sebab itu
nemerlukan
Dapat pula terjadi
investasi pendit)cndidikan untuk mencapdi tujuan itu. ,likan harrya bertujuan untuk meningkatkan status keluarga tanpa memperhitrrrrgkanapabila investasi itu berrnanfaat dan hanya sekadar untuk memperolch gelar sarjana saja. Dan hal inilah yang terjadi dalam masyarakat Itita. Orang tua menjual sar,rahladang dan ternak sehingga jatuh miskin, lranya karena ingin menyekolahkan anaknya ke universitas riclar, meskipun nantinya tanpa pckerjaan. Dari
dua jenis
untuk memperoleh
pendekatan mengenai pengembanganSDM tersebut
di
irttrs menunjukkanbahwapengembangan SIM mcrnpunyaidimcnsi-dimensi sosial, (.crutantapada pendekatan yang terakhir. Terlebih bagi negara berkembang scpcrti
Indonesia, strategi
pengembanganSDM erat
kaitannya dengan fak-
tor-l:aktor sosial budaya, pada nilai-nilai sosial budaya yang mengingat kcluarga dan rnasyarakat, Dengan kata lain antara SDI'Idan budaya mempuuyai lrtrl>rrngan timbal balik. Denganmengetahui potensi masing-nasing perrdekatan .;c'rta peluang-peluang yang terbuka, keduanya dapat dimobilisasikan dalam nasional. ntasyarakat, dan akhirnya bagi penrbangunan lrcmbangunan
254
2"
SD"I Sebagai Penggerak dan Tujuan Penbangunan
Pembangunanmerupakan suatu upaya yang berencana dan oleh sebab itu Tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Perencanaan itu sendiri disusun dan dilaksanakan oleh manusia. Manusia itu sendiri adalah pendukung dan penggerak rencana itu, Inilah hakekat dari bertujuan.
semua upaya pengenbangan SDM. Sebagai penggerak pembangunan,manusia itu harus mempunyaikualitas dalam keboteharurya untuk melaksanakan rencana tersebut. Faktor manusia memainkanperanan yang sangat strategis dalam pembangunan,karcna tertentu
. dia
merupakan faktor produktif yang menggerakkan jalannya pembangunan, dan pada saat yang bersamaan manusia itu juga sebagai peniknat dari hasil
karya pembangunannya itu. Manusia adalah alat dan sekaligus tujuan pentbangunan. Dengan kata lain, manusia bukanlah sekadar alat pembangunan, dia adalah tujuan dari usaha pembangunanitu sendiri yaitu manusia yang mempunyaikualitas
hidup yang lebih baik, lebih berdimensi, lebih kaya material dan spiritual. Dalam pengertian ini, pengembangan SI-[,t bukan hanya sekadar peningkatan produktivitas manusia sebagai alat pro-
dalam arti
duksi atau sebagai sarana ekonomi, tetapi mobilisasi serta pemanfaatan potensi manusia dalam suatu proses yang meliputi aspek-aspek ekonomi dan sosial yang menyeluruh guna mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas dari manusia seutulmya serta masyarakat seluruhnya. Inilah konsep pembangunarryang menyeluruh yang bertulrpu pada pengembanganSDtvl.Xonsep ini menolak pandangan bahwa kemajuan adalah hasil dari pembangunanekonomi semata-mata, tetapi merupakan interaksi antara alat dan tujuan, antara dimensi-dimensi sosial dan ekonomi dalam konteks pengembanganSDM. Jelaslah kiranya, suatu konsep pembangunanyang bertolak pada pendekatan pengembanganSDM, adalah pembangunanyang berdimensi kemanusiaan. Malah benar apabila dikatakan suatu rencana pembangunandengan pendekatan pengembangan SDM adalah "pembangunan yang berwajah kemanusiaan". GtsllN-1988dengan jelas mengatakan bahwa pembangunannasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunanManusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh Masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional kita bukan senlata-mata bersifat materialistik, tetapi juga spiritual. Inilah pembangunanyang berwajah manusiawi. Selanjutnya GBHNmengatakan bahwa sasaran pembangunan
-255-
adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang serba maju. Dan menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pcnrbangunan dan sekaligus tujuan pembangunan,rnakakualitas manusia perlu ditingkatkan sebagai surnberdaya insani. dari kualitas Manusia Indonesia ?
Apakah ciri-ciri
GBIIN-1988telah
Manusia Indonesia. Salah satu ciri
nrerinci berbagai sifat dari kualitas pokok dari Manusia Indonesia ialah manusia yang berwawasankebudayaannasional yang berdasarkan Pancasila sebagai keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabatnya sebagai bangsa. Desalah satu ciri kualitas Manusia Indonesia ialah manusia
ngan kata lain,
ialah ntatrusiayang berbudaya. Inilalt salalt satu nasional. Dan oleh sebab itu aspek yang ingin dicapai melalui pembangunan juga pernbangunannasional merupakan pembangunanyang berbudaya.
yang mcmpunyaiidentitas,
Gambar I menunjukkan hubungan antara strategi pembangunannasional dcrrgan pcrrdekatan pengctnbangatrSDM, serta peranalr kebudayaan dalam proses rnencapai Manusia Indonesia seutuhnya. GarnbarI.
Pembangunandengan Pendekatan pengembanganSDM
Manusia Indonesia dcwasa ini
__>
Rencana
dan
Ke
giatan Pcmbangun an yanq Berbuday
Manusia Indonesia Scutulurya
( Proses)
(Masukan)
(Keluaran)
I
II.
PengembanganSDt'l sebagai aspek PengernbanganBudaya l.
KebudayaanNasional
Terlepas dari polenrik apakah sudah terwujud kebudayaan nasional atau bclunr, suatu hal yang jelas ialah masyarakat Indotresia telah bertekad untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berwawasankesatuan dan perPancasila. satuan bangsa dengan kehidupan yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur yang utuh dan berkenKebudayaannasional berakar dari nilai-nilai bang dari nrasyarakat lndotresia yang beragam, disamping unsur-unsur kebu-
_256_
dayaan luar yang bermanfaat bagi pernbangunanmasyarakat Indonesia. Di dalam proses pengembangankebudayaan nasional ini terdapat bermacan ragam kekuatan dan kecenderungalt yang saling mempengaruhi sesuai dengan gerak yang hidup dalam masyarakat misalnya pola kepemimpinan, persepsi terhaclap tradisi, pergeseran nilai antara budaya kota yang terbuka dengan budaya desa yang cenderung ke arah retradisionalisasi. Selain itu dengan kemajuan tekrrologi komunikasi telah terjadi pengarnbilalihan ininilai-nilai
siatif
budaya dan produksi budaya pada masyarakat kota. Sebagai akibatnya baru dari I'kelas mcnengah"dengan nilai-nilai
ialah munculnyanilai-nilai etis, luas.
agama, estetika,
dan sistem simbol baru ke tengah-tengah masyarakat Pengaruh pernerataan pendidikan lebih memperkuat proses erosi ni-
lai-nilai
tradisional
sampai ke desa-desa terpencil.
Di dalam proses pembentukandan pelestarian
kebudayaan nasional ini manusia menjadi sangat strategis karena manusia itu sendiri adalah pencipta, penikmat, dan sekaligus manusia itu sendiri terbentuk dari hasil budaya itu sendiri. Dengan kata lain, manusia itu adalah sarana dan sekaligus pula tujuan dari proses rnembudaya itu. faktor
Telah diuraikan bahwa tujuan pembangunannasional adalah Manusia Indonesia Seutuimya yang tidak lain adalah mar.rusiaIndonesia yang berwawasan budaya Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila sebagai suatu sistem kesadaran maknamerupakankekuatan dalam penciptaan dan pelestarian nilai:nilai tersebut bagi manusia Indonesia. Wawasanbudaya Pancasila itu merupakan suatu sistem kesadaran. nilai yang bertentangan dengan naturalisasi dan mekanisasi, atau bertentangan dengan nilai-nilai saintisme serta teknokratis, teknologi
tanpa menolak nilai-nilai positif dari ilmu pengetahuan dan dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia.
Manusia Inemangtelah terperangkap dalam masyarakat teknologis tanpa dapat melarikan diri. Namundalam keterferangkapan itu tidak perlu ia menjadi steril tanpa inisiatif dan kreativitas. Di sinilah pentingnya manusia Indonesia itu mempunyai suatu sistem simbol yang transenden terhadap niteknologis itu yaitu nilai-ni1ai lai-nilai Pancasila. Nilai-nilai simbolik Pancasila memberi peluang penerobosan terhadap keterkungkungan pada materialisme, dan oleh sebab itu memberi tempat kepada kemampuantransendensi manusia ialah daya inisiatif Nilai produktivitas dan kreativitas. mempunyai konotasi materialistik karena berkaitan dengan keluaran (outPut) hasil karya nanusia dilihat dari segi ekonomis semata.
l -257-
Dengandaya terobos sirnbolik Pancasit."nr"ndensi nilai-nilai "tuu 1a maka kebudayaan nasional juga mempunyai kemampuantransendensi terhayang melekat pada kelas sosial, budaya lokal, dan budaya dap nilai-nilai Iuar yang merugikan terbentuknya Manusia Indonesj.a Seutuhnya. Selain itu, nilai-nilai sirnbolik Pancasila juga mempunyaidaya terobos terhadap kekakuan individu karena memberi tempat pada transendensi individu untuk teKedua daya terobosan ini, trausettdcttsi dan rus berkarya dan berinisiatif. kreativitas sangat penting bagi pengembangan kebudayaannasional. KebudayaanNasional. 2. Pengenrbangan SDMsebagai Aspek Pengembangan Di atas telah diuraikan betapa dekatnya konsep pengembanganSDMdekebudayaannasional. Pertama kita lihat konsep ngan strategi pengembangan dasar strategi pengenrbanganSDM serta strategi pengembangankebudayaan pada yang yaitu manusia adalah titik nasional bertitik asumsi sama tolak tolak dalarn setiap kegiatan kehidupan. Manusia adalah sentral dan bukan digaris pcriferis sebagai penonton atau diarahkan pada suatu ti-
bcrdiri
tik yang non-human.Manusia adalah subyek, baik dalam pembangunanmaupun dalam proses kebudaya:n nasional. Kebudayaannasional bukanlah suatu yang jatuh dari langit tetapi hasil karya manusia Indonesia yang berakar pada kebudayaan daerah yang beraneka raganr. Manusia bukan sekadar produk dari kebudayaannasional, ia ikut dalam proses pembentukankebudayaannasional dan sekaligus pula ia adalah produk dari kebudayaannasional. Pcndckatan pcngcmbangan SDM rrrenrpradugakanmanusia seutulrnya dan sebagai "animal economicusrr, atau rrhomo faberrr. Pendekatan pengembangan SDMmelihat manusia itu sebagai makhluk bukan hanya nrelihat manusia itu
transenden yang mengatasi nilai-nilai Lai-nilai
loka1, materialistik, tetapi nikebuuniversal yang transenden. Begitu pula dalam pengembangan
dayaan, rnanusia itu bukan hanya sebagai individu, bagai semut atau lebah. Lebih dari itu,
atau makhluk sosial se-
manusia mempunyaikemampuan untuk
rrr<-'rrcipta, nrelestarikan, bahkan mengubahbentuk-bentuk kehidupan sosial. l)cndekaterrrkebudayaarr terhadap pcmbangutratrbcrarti
nrctnberi tenrpat kepacla
lultur daya cipta rnanusia serta kernanrpuan untuk melestarikan nilai-nilai yang ternyata bennanfaat. Adalah sangat tepat apabila GBHN-1988menganranatkan agar pernbangunannasional adalah penbangunanyang berbudaya.
_258_
Dengan pandangan manusia yang sentral dalam sistem simbolik kehidupan termasuk dalam kehidupan dan pengembangankebudayaan, maka peranan nanusia menjadi sangat menonjol dalam setiap
usaha pembangunandan pe-
ngenrbanganbudaya. Manusia bukan hanya tmtuk pembangunan,tetapi manusia adalah sasaran penrbangunanitu sendiri yaitu untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Manusia mempunyaihak untuk menikrnati hasil berarti bahwa pembangunanitu harus mempunyai tujuan
karyanya. I{al ini ialah
meningkatkan sebagai perorangan dan juga untuk semua anggopembangunanberarti ta masyarakat. Pemerataan hasil-hasil hasil pemba-
mutu kehidupan manusia itu
ngunan itu harus dapat dinikmati oleh semua anggota masyarakat secara merata. Begitu pula dalam pengembangankebudayaan, manusia bukan hanya sebagai obyek pengembangankehidupan tetapi sekaligus sebagai yang menikpengernbangankebudayaan itu.
nrati hasil
Llal ini
berarti
pembangunanna-
sional tidak dapat mengabaikanpenrbangunankebudayaan, karena keduaduanya berakar dari subyek yang sama ialah Manusia Indonesia. Pembangunannasional yang mengabaikan pengernbangankebudayaan nasional akan kehilangan kehilangan tmsur penggerak yang kreatif dan mengabaikan
dasar berpijak,
hakekat transendensi manusia. Khusus mengenai yang terakhir, bangunan Indonesia terlepas sulit
kiranya
apabila pem-
dan hakekat transendensi manusia maka akan
terbinanya Manusia Indonesia Seutulrrya yang berwawasanni-
lai-nilai
Pancasila. Apabila demikian halnya,
orientasi
trasendental Pancasila, rnaka keberhasilan pembangunanIndonesia
apabila
kita
kehilangan
adalah keberhasilan semu karena hanya mencapai keberhasilan material
se-
mata-nata. Bagaimana sekiranya strategi pengembangankebudayaan nasional yang pembangunandengan pendekatan pengembangan dikaitkan dengan strategi SDIvI?
Dalan kaitan ini ada dua kelompok manusia : 1). para budayawan, dan 2) para peniknat kebudayaan. Para budayawan adalah para penggerak utama dalam pengadaan dan perubahan nllai-nilai budaya. Daya kreativitas sebagai pengembangannilai-nilai
mereka berfungsi
budaya daerah maupun Begitu pula daya kreativitas rnereka menjaring injeksi-injeksi dari luar yang berguna bagi penambahangizi budaya nasional seperti
nasional. nilai
nrisalnya nilai-nilai etik protestantisme dari Eropah Barat, dan etos kerja dari kebudayaan Budisme. Kepada para pelopor pencipta kebudayaan ini perlu diberi
diberi
yang sesuai untuk mencipta dan bereksperimen, serta serta penghargaan untuk lebih mendorong daya ciptanya.
iklim
motivasi
_259_
Selain itu,
tidak kurang pentingnya pula pcrnbinaanpara penikrnat kebuda-
yaan itu
sendiri. Bukankalt mereka itu adalal'r tujuan dari pengembangankebudayaan ? Dalam kaitan ini para peniknrat kebudayaanperlu diberikan sarala-sarana yang nrernadai agar terbuka kesempatan yang luas bagi para penikmat, sekaligus peningkatan kualitas dari hasil-hasi1 budaya yang termasuk penangkalan terhadap nilai-nilai budaya yang tidak Pancasila. Peningkatan daya tangkal kebudayaan sesuai dengan nilai.-nilai
dinikrnati, tidak
lain
dari
peningkatan pengetahuan dan apresiasi
terhadap budaya
rrasional, ternasuk budaya daerah. Ilal ini hanya terjadi. apabila kebudayaan itu
dihayati dan dinikmati oleh semua manusia Indonesia. Kritisisme perlu bagi pengernbangan budaya nasional. Seperti Cassirer me-
budaya ini
nyatakan, terdapat polarisasi
yang terus menerus antara stabilisasi dan evolusi kebudayaan. Manusia selalu berada dalam arus polarisasi yang terus mencrus ini antara kenrauanuntuk rnelestarikan darr dorongan untuk rnencipLa yang baru, antara kekuatan reproduktif dan kekuatan kreatif.
Di si-
ni pcntingnya kesadaran para budayawannauputr para penikrrrat budaya untuk pada kisi-kisi tetap berpedornarr dasar budaya nasional kita yaitu Pancasila yang berfungsi sebagai pengseleksi atau menapis unsur-unsur yang kurang serasi dan menrbahayakan kehiduparl bangsa.
III.
Pengembangan SDMdalam rangka Pengernbangan Budaya Minahasa l.
PerkernbanganBudaya lutinahasa
furalisis di bawah ini tidak berpretensi sebagai sesuatu pendapat yalg konklusif berdasarkan suatu pendlitian lapangan, tetapi lebih bersifat praduga yang perlu diverifikasikan dengan berbagai penelitian. Sejarah perkernbangan masyarakat Minahasa menunjukkan dua faktor yang nlcrn.pengaruhipertumbuhannya. Faktor pertama ialah rnasyarakatnya yang dcnokratis.
Mereka tidak mengenal raja atau sistem nrasyarakat aristokra-
Dcngan dcrnikian nrereka tidak mengenal sistem kehidupan yang berkelas-kelas dan tentunya pula tidak mengenal budaya istana atau keraton. tis.
hetiadaan pusat budaya yang mengkonservasikanserta kelas elit masyarakat yang nrengembaugkan budaya, rnerupakan penjelasan kurang suburnya perkembartgan budaya nlasyarakat Minahasa, nreskipun bukanlah berarti
bahwa per-
260 (! p (!.d
x
(! (d
xCd
px ,i
!<
.0 (D
'.] E* a9
o
o
6oci 5 ,sZ.H T, C @c)
.d6c
6 a .-
bO
*k >a\ o
G'H !!
d F.d bo c! p.c tr ErZ d o
E
6.O .d.d o.o
==
o
xc
dkC 60
bI)
iX
o6 'd k .d
(u(6C) >"o o
>. v) ?<
o jeO..
o
'.5
"oP o.
b0
'ooEl
- v
G
x6 '(,o
o ,9D dE do ob0
o .:4 d
@
o5
.d6 k6
'd Jzo (J< o o.da, i4 !! di4 xu3
dc(€c. 'o(6!od (6 E op k qrz d o.d o d FAOJz€
d
c6a6\ .*! 6 oa,
66
o o O
dtrC) E 6JZ
Eci o! Ad
rdZ
2Z €<
d
frx
6
G ^< ZH
G
Fr ;d <)<
(!
Ee 4,2 ze
z.a
E cs
vH
^; =
6H
bo
o u
()
od O JZ'C' .cd(d
P
ouE (6C C) 9(!A
frJZ od9
q)
J
oo bobo 5 ri bo bo !! ri.d xoi
= 8,4 9.d* 'h=
bo a<
Q.d €(5 (3d .d
Q.d
d
6s
o
(d()C(d
6
€
v
(!
.g o
cd
cgo
d 6
6G
oc6 () A.OU)
o
Q)/ p
o
.
p(d+)
3
d
a b0
6E god
boE
d
o UI
C)
:J (!'d d q
cd
J<6
Pi
t( rdJ. 4 cO
o
k d q
€c
(g 'H kk 90 !
6 ' d € . i zo 6ro 6 > (6.tJ
P.d
o.
ad
606
(d.d
f
o
(d
a2 fq<
66
a "c, $ H
(D
q C)
o k
_26L_
kembanganyarg pesaL dari
suatu kebudayaan hanya terdapat
dalatl masyara-
kat feodal. Suku-suku Minahasa yang agraris dan berpindah-pindah urttuk ntcllgg,araplahan pertaniaturya serta pertentangan anl-ar kelor[pok yang setidak nrenrungkirtkantunrbuhnya suatu kebudayaan yang terpusat ring tcrjadi dan berkenrbarr"gsejalan dengan perjalanan waktu. Perkembangankebudayaan Nlinahasa berpusat pada kebudayaan agraris yang berpusat pada kehidupan pcngolahan lahan kering, kepala-kepala suku yang merupakan rrprimus inter paresrr dalam kehidupan pertanian dan adtninistrasi pemerinLahandesa atau kelorlpok-kelonrpok ntasyarakat, para parrglima perang yang menjadi peminrpin laltan pertattian dari dalarrr mcnrpertahatrkau yarrg lain
gangguan luar
nrauptutserbuan-serbuan suku-susku dari
luar
baik dari
suku
daerah, tertnasuk
kckuasaan penjajah yang dinrulai oleh bangsa Spanyol, Portugis dan kemud i a r r B e l a n d ad a n I n g g r i s . Dari tata kehidupan nasyarakat Mitraltasayang demokratis, tersimpan suatu t'kelemahatrttialah kekurangan potensi ketahanan budaya dalam menangkal pengarul-rkebudayaan dari 1uar. Tidak mengherankandengan masuknya perrgaruli Spanyol Portugis pada abad 16, kebudayaan Minaltasa dengan mudah nrenyerap budaya asing itu seperti tarnpak bekas-bekasnya ntisalnya dalant bahasa, tari cakalele, tari maengket. Pengaruh kebudayaan luar semakin tcrasa dengan nrasuknya VOC menggantikan kekuasaan Spanyol Portugis.
Se-
lain agamaKatolik dtgantikan dengan agamaProtestan' pengaruh kebudayaan IJarat terasa senrakin intens dengan masuknya pendidikan Barat. Pengaruh pentlidikan Barat sampai ke clesa-desa telah menghattcurkansisa-sisa kebudayaau asli Minahasa kecuali beberapa unsur yang tetap dipertahankan di desa-dcsa terperrcil. Proses moderltisasi dalam arIi westernisasi begitu jaulurya memasuki sendi-sendi kehidupan kebudayaan Minahasa yang terjalin dalam kehidupan aganladan pcndidikan sehingga proses "revivalrr kebudayaan Ilirahasa nerupakan usaha yang harus dimulai dari bawah dan nrerupakansuatu usaha yang sungguir-sungguh. Faktor kedua yang merupakanciri yarrg terbuka. Ciri
atau sifat
kebudayaanMinahasa ialah sifatnya erat kaitannya dengan fak-
keterbukaan ini
tor yang pertama ialah masyarakat dernokratis. Sifat keterbukaatt ini di dalam pengentbangansuatu kebusatu pihak tnerupakan potensi yang positif dayaan, di
lain
piltak nrerupakatr suatu bidang lelnalt dalam rrrenangkal dan luar. Keterbukaan dapat nrerupakan
nrcljaring unsur-utlsur kebudayaan dari
-262-
ciri
kelemahan ketahanan budaya. Ada sementara pendapat mengatakan
dari
bahwa suku Minahasa miskin budaya. Pengamatanini
ada benarnya. Penulis
nrasih ingat bagaimana budaya asli Minalrasa seperti tarian Maengket dianggap rrvulgarrr atau dianggap karnpunganbagi orang-orang yang telah mcngecapi pendidikan (Barat). Tari |tKabasarant'atau |tCakalelerr misalnya tidak lebih dari
tontonan aneh untuk menyenangkanhati para penguasa jajah-
an sebagai suatu hiburan yang aneh. 2. PengembanganSD'{ sebagai Dasar PengernbanganBudaya Minahasa Telah diuraikan
faktor-faktor
yang berperan dalam perkembanganke-
budayaan Minahasa yaitu
demokrasi dan keterbukaan. Kedua faktor ini nempunyai nilai positif dan juga nilai negatifnya. Nilai negatifnya ialah hambatan terhadap pengembanganbudaya, sedangkan nilai positifnya ialah kesediaan untuk nenerima pembaharuan. Dimanakah peranan pengembanganSDvl dalam pengembangankebudayaan Minahasa dengan ciri-ciri
khas tersebut
?
Telah kita
lihat
bahwa pende-
katan pengembanganSIIvI menempatkanmanusia sebagai titik tolak pengembangan. Dalam kaitan ini pendidikan budaya dalam arti yang luas maupun dalam arti
sempit harus merupakan bagian dari kehidupan dalam setiap keluarga Minahasa,, lembaga-ldmbagapendidikan forrnal dan non formal di Minahasa ataupun Kawanua. Para budayawanMinahasa harus diberi kesenpatan untuk menggafli, mengembangkan dan mencipta yang baru demi untuk pengernbangan kebudayaan Minahasa. Akar-akar budaya Minahasa yang luhur masih banyak yang tetap hidup dan menunggugarapan para budayawan. Sejalan dengan itu
persepsi orang Minahasa sendiri
dipertajam
harus terus menerus diperkaya, dan dipupuk terlradap kebudayaan Minahasa yang merupakan kln-
sanah kebudayaan nasional. Kesenian Minahasa perlu terus menerus dikembangkan dan dinikmati oleh semaki.n banyak orang Minahasa dan masyarakat Indonesia umunnya. Usaha ini wan lulinahasa tetapi
dari
meminta partisipasi
bukan saja dari
budaya-
seluruh orang Minahasa. Pusat-pusat budaya Mina-
hasa perlu dipelihara, dikembangkan dan difungsikan. Potensi pengembangan itu ada justru karena budaya Minahasa yang terbuka dan penuh dinamika. Sifat
keterbukaan kebudayaan Minahasa perlu
nendapatkan perhatian
khusus dalan rangka terbukanya daerah Minahasa sebagai salah satu pintu
-263-
Dalan status ini kebudayaan Minahasa akan lehanya dari pengaruh kebudayaansekitar, juga dari lebar bukan terbuka bih kebudayaan luar. Ketahanan budaya merupakan syarat mutlak karena sifat gerbang dan tujuan wisata.
rawan masuknya unsur-unsur kebudayaan keterbukaan budaya mcrupakan titik asing yang dapat melemahkanketahanan nasional. Dalam kaitan ini faktor manusia Minahasa merupakan faktor yang menentukan. Manusia Minahasa harus dikcurbangkaubukan hanya sebagai faktor produksi induscri pariwisata, tetapi yang lebih penting ialah nranusia Minahasa itu dikembangkansebagai Nlarrusia lrlinahasa seutuhnya sebagai unsur dari Manusia Indonesia Seutuhruya. Dan ini berarti Manusia Minahasa yang berbudaya.
-264KEPUSTAKAAN
1.
Cassirer, Ernst, Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Dsei Tentang Manusia (terjemahan), Gramedia, Jakarta, 1987
7.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pengaruh Migrasi
Penduduk
terhadap PerkembanganI(ebuqqyean laerah
Jakarta,
Sulawesi Utara,
1983 Kuntowijoyo, Budayadan Masyarakat, Tiara Wacana,Yogya, 1987 REPELITAV, 1989/90 - L993/94 (Rancangar) TAP/MPR/No.II/MPI1/1988 tentang Garis-garis 6.
Besar Ilaluan Negara
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Paeific,
Iluman Resources Development in Asia and the Pacific,
Its
Social Dimension, Bangkok, 1986 1
United Nations Economic and Social Comnission for Asia and the Pasific,
Jakarta Plan of Action on HumanResources Development in the
ISCAP Region, Jakarta 1988 B.
World Bank, World DevelopmentReport, 1980