PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
Putri Rizky Utami, Arnelis Djalil, M. Coesamin Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
[email protected] ABSTRACT This is a quasi-experimental research aimed to know about the influence of peer tutoring learning model towards student’s understanding of mathematical conceptual. Peer tutoring learning model is one of the learning model that was developed to help students who have learning difficulty by another students who have high ability for understanding the topic.The research uses posttest only control group design. The population was all eleventh grade students of SMAN 2 in Tumijajar Tulangbawang Barat District in the academic year 2012/2013. Sample was all students from two class which selected by random purposive sampling. Based on the analysis of data, it can be concluded that peer tutoring learning affects student’s understanding of mathematical conceptual of eleventh grade in state senior high school 1 in Tumijajar Tulangbawang Barat District in academic year 2012/2013.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tutor sebaya terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Model pembelajaran tutor sebaya adalah salah satu model yang dikembangkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memanfaatkan siswa lain yang mempunyai kemampuan lebih dalam memahami suatu pembelajaran. Penelitian ini menggunakan posttest only control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah siswa pada dua kelas dari tiga kelas yang dipilih dengan purposive random sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat tahun pelajaran 2012/2013
Kata Kunci
: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya
PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang
kan bahwa pendidikan bertujuan
Dasar 1945 alinea keempat menyata-
untuk mencerdaskan suatu bangsa.
Pendidikan juga merupakan salah
wa harus mempelajari dan me-
satu sektor yang paling penting
ngikuti tahap demi tahap, materinya
dalam pembangunan nasional, me-
saling berkaitan dan bertingkat, dan
lalui sektor pendidikan dapat di-
tidak semua materi mudah dicerna
bentuk manusia yang berkualitas.
oleh siswa. Budiono (2009: 4) me-
Baedhowi (2003: 13) juga menyata-
nyatakan bahwa kemampuan siswa
kan pendidikan berfungsi untuk me-
dalam menyelesaikan soal matema-
ngembangkan kemampuan serta me-
tika yang berkaitan dengan pe-
ningkatkan mutu kehidupan dan
mahaman konsep tentunya menjadi
martabat manusia menjadi wahana
masalah dalam pembelajaran mate-
utama dalam meningkatkan kapabi-
matika. Konsep matematika yaitu
litas seorang atau masyarakat.
segala yang berwujud pengertian-
Dalam Pendidikan
Peraturan
sebagai hasil pemikiran, meliputi
Tahun 2006 tentang Standar Isi
definisi, pengertian, ciri khusus ha-
Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1
kikat dan inti/isi dari materi ma-
disebutkan bahwa salah satu mata
tematika.
pokok
Nomor
pengertian baru yang bisa timbul
22
pelajaran
Nasional
Menteri
yang
diajarkan
Pemahaman terhadap suatu
kepada siswa adalah mata pelajaran
konsep sangat penting, karena apa-
matematika. Matematika merupakan
bila siswa menguasai konsep materi
salah satu ilmu dasar yang dipelajari
yang sedang diajarkan, maka se-
di setiap jenjang pendidikan, mulai
lanjutnya siswa akan lebih mudah
dari sekolah dasar, sekolah me-
untuk memahami konsep materi
nengah pertama dan atas, sampai
selanjutnya. Selain itu, siswa yang
perguruan tinggi.
menguasai konsep dapat mengidetifi-
Matematika termasuk mata
kasikan dan mengerjakan soal baru
pelajaran yang di ujikan dalam Ujian
yang lebih bervariasi. Pemahaman
Nasional setiap jenjang pendidikan,
konsep yang baik dapat membantu
tetapi pada umumnya perolehan nilai
siswa mencapai hasil belajar yang
matematika siswa sangat rendah di-
baik pula.
bandingkan mata pelajaran yang lain.
Kenyataan yang banyak di-
Dalam mempelajari matematika sis-
jumpai di sekolah-sekolah selama ini
adalah pembelajaran yang berpusat
IPS. Rendahnya pemahaman konsep
pada guru dan cara menyampaikan
matematis siswa dikarenakan siswa
pembelajaran yang masih didominasi
menganggap bahwa pelajaran mate-
dengan metode ceramah. Guru di-
matika sulit dimengerti dan juga
jadikan sebagai satu-satunya sumber
dipengaruhi oleh proses pembelajar-
pengetahuan bagi siswa dan peng-
an yang selama ini dilakukan guru
gunaan metode ceramah tersebut me-
masih menggunakan model pem-
nyebabkan partisipasi siswa dalam
belajaran konvensional yang didomi-
pembelajaran rendah, pemahaman
nasi dengan metode ceramah. Siswa
siswa tidak dapat dipantau, dan siswa
umumnya tidak aktif bertanya, di-
menjadi tidak aktif. Ketidakaktifan
sebabkan karena guru tidak meng-
siswa selama proses pembelajaran
gunakan model pembelajaran yang
merupakan salah satu faktor yang
mendorong siswanya untuk bertanya
dapat mengakibatkan siswa sulit me-
tentang materi yang tidak mereka
mahami
materi,
pahami sehingga tidak adanya inter-
khususnya materi matematika. Jika
aksi timbal balik antara guru dan
hal
siswa.
konsep
tersebut
suatu
terjadi,
dapat
me-
ngakibatkan pemahaman terhadap
Siswa tidak
yang
belum
konsep menjadi kurang optimal.
bahkan
Dengan pemahaman konsep yang
namun tidak bertanya disebabkan
kurang optimal, maka tujuan pem-
karena beberapa faktor, diantaranya
belajaran akan sulit tercapai. Agar
siswa
hasil belajar yang diperoleh dapat
pertanyaan, siswa tidak dapat me-
menjadi lebih baik, perlu dicoba
nyusun pertanyaan dengan baik,
pembelajaran dengan model lain.
siswa tidak percaya diri atau bahkan
malu
memahami
atau
untuk
materi
mengajukan
Berdasarkan hasil observasi
siswa takut untuk bertanya. Beberapa
dan wawancara dengan guru bidang
faktor tersebut menyebabkan siswa
studi matematika di kelas XI SMA
menjadi pasif dan tidak memahami
Negeri 2 Tumijajar Kab. Tulang-
materi yang diberikan guru.
bawang Barat, diketahui bahwa pe-
Pemahaman suatu konsep da-
mahaman konsep matematis siswa
pat tercapai apabila menggunakan
masih rendah khususnya di kelas XI
model pembelajaran
yang tepat.
Hamalik (2001: 40) menyatakan
dipahami, tidak ada rasa enggan,
bahwa sekarang ini berkembang
rendah diri, malu, dan sebagainya
model-model pembelajaran matema-
sehingga diharapkan siswa yang
tika yang dimaksudkan untuk lebih
kurang paham tidak segan-segan
memberikan kesempatan yang luas
untuk
kepada siswa untuk aktif belajar.
kesulitan yang dihadapinya pada saat
Dapat juga dikatakan model-model
belajar matematika. Model pembe-
tersebut untuk mengupayakan agar
lajaran tutor sebaya memberikan
pembelajaran yang terpusat pada
peluang kepada siswa untuk dapat
guru
berubah
melaksanakan pembelajaran dengan
siswa
memanfaatkan siswa lain yang mem-
(teacher oriented)
menjadi
terpusat
kepada
(student oriented). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan
punyai
kemampuan
kesulitan-
lebih
untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
meningkatkan pemahaman konsep
Dengan demikian perlu di-
matematis siswa adalah tutor sebaya.
lakukan penelitian terhadap pengaruh
Suherman (2003: 277) menyatakan
model pembelajaran tutor sebaya
bahwa pembelajaran tutor sebaya
terhadap pemahaman konsep mate-
adalah pembelajaran yang terpusat
matis siswa semester genap kelas XI
pada siswa, dalam hal ini siswa
IPS
belajar dari siswa lain yang memiliki
Kabupaten
status umur, kematangan/harga diri
tahun pelajaran 2012/2013.
SMA
Negeri
2
Tumijajar
Tulangbawang
Barat
yang tidak jauh berbeda dari dirinya
Rumusan masalah dalam pe-
sendiri. Model pembelajaran tutor
nelitian ini adalah: “Apakah model
sebaya ini menuntut siswa yang
pembelajaran
mempunyai kemampuan lebih dari
pengaruh
temannya dalam pelajaran mate-
konsep matematis siswa kelas XI IPS
matika bertanggung jawab kepada
SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten
teman-teman dalam kelompoknya
Tulangbawang Barat tahun pelajaran
untuk mengajarkan suatu materi
2012/2013?”. Berdasarkan rumusan
pelajaran. Bahasa yang digunakan
masalah tersebut, dapat dijawab per-
sesama teman sebaya lebih mudah
tanyaan penelitian yaitu: “Apakah
tutor
terhadap
sebaya
ber-
pemahaman
pemahaman konsep matematis siswa
berupa
tes
pemahaman
yang mengikuti pembelajaran tutor
matematis. Perangkat tes terdiri dari
sebaya lebih baik daripada pe-
5 butir soal esai. Setiap soal memiliki
mahaman konsep matematis siswa
satu atau lebih indikator pemahaman
yang mengikuti pembelajaran kon-
konsep matematis. Untuk mengukur
vensional?”
kemampuan
pemahaman
konsep
konsep
matematis mengacu pada indikator METODE PENELITIAN
pemahaman konsep matematis yaitu:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kab. Tulangbawang Barat yang terdistribusi dalam tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 91 orang. Sampel dari penelitian ini diambil melalui teknik Purposive random sampling dengan mengambil dua kelas dari tiga kelas yang nilai rata-rata hasil belajar
matematika tahun ajaran
2012/2013 semester ganjil sama atau hampir sama. Satu kelas pada sampel sebagai
kelas
eksperimen
yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yaitu kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS2 sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pem-
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan model posttest only control grup design. Instrumen yang dalam
penelitian
2) mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu; 3) memberi contoh dan non contoh dari konsep; 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan 7) mengaplikasikan konsep. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik, yaitu harus valid dan reliabel. Validitas instrumen dalam penelitian ini didasarkan atas judge-
belajaran konvensional.
digunakan
1) menyatakan ulang sebuah konsep;
ini
ment dari guru matematika di sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Dengan asumsi bahwa guru matematika kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Tumijajar Kab. Tulang-
an dua rata-rata, yaitu dengan uji t.
bawang Barat mengetahui dengan
Sebelum melakukan analisis uji t
benar kurikulum SMA, maka pe-
perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu
nilaian terhadap kesesuaian butir tes
uji normalitas dan uji homogenitas.
dengan indikator pembelajaran di-
Setelah dilakukan uji normalitas dan
lakukan oleh guru tersebut. Butir-
uji homogenitas, diperoleh bahwa
butir tes dikategorikan valid apabila
data dari kedua kelas berdistribusi
telah sesuai dengan kompetensi dasar
normal dan homogen.
dan indikator yang akan diukur. Guru mitra menyatakan bahwa butir-
HASIL DAN PEMBAHASAN
butir tes sudah sesuai dengan kompetensi dasar sehingga dinyatakan valid. Setelah perangkat tes dinyatakan valid, kemudian dilakukan uji coba soal di luar sampel penelitian, tetapi masih dalam populasi yang sama dan selanjutnya menganalisis hasil uji coba,
yaitu mengukur
Setelah dilakukan uji coba instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien reliabilitas tes, yaitu r11 = 0,97 sehingga instrumen tes kemampuan pemahaman konsep mateyang
matis siswa diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan pada akhir pembelajaran, baik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya maupun pada kelas yang menggunakan
pembelajaran
kon-
vensional.
reliabilitas.
matis
Data pemahaman konsep mate-
digunakan
memiliki
reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian karena sudah memenuhi kriteria tes yang
Pengolahan data post-test menunjukkan
bahwa
rata-rata
pe-
mahaman konsep matematis siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya, yaitu 77,17 lebih tinggi dari-pada rata-rata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional,
yaitu
68,83. Selanjutnya, untuk menguji kebenaran hipotesis dilakukan uji
baik. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji kesama-
prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas.
Berdasarkan hasil uji norma-
dasarkan kriteria pengujian, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
litas, diperoleh pada kelas eksperi-
2.90 berada dalam daerah penolakan
2
men nilai x
hitung
2
= 3,67 dan x
tabel
=
7,81 sedangkan pada kelas kontrol 2
nilai x
2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
dimana
>
1.68
yang
berarti terima 𝐻1. Dengan demikian,
= 7,81.
rata-rata skor pemahaman konsep
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
matematis siswa yang mengikuti
hitung
= 3,19 dan x
𝐻0
2
bahwa nilai x
2
pada taraf
pembelajaran tutor sebaya lebih dari
signifikan 5% untuk kelas ekspe-
rata-rata skor pemahaman konsep
rimen maupun kelas kontrol yang
matematis
berarti H0 diterima. Dengan demi-
pembelajaran konvensional.
hitung
<x
tabel
tabel
kian, data kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
siwa
yang
mengikuti
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemahaman konsep
Sementara itu, dari uji homo-
matematis siswa yang menggunakan
genitas diketahui varian kelas ekspe-
model pembelajaran tutor sebaya
rimen 137.20 dengan dk =29 dan
lebih
varian kelas kontrol 107.40 dengan
konsep matematis siswa yang meng-
dk = 29. Berdasarkan hasil per-
gunakan pembelajaran konvensional.
hitungan, diperoleh Fhitung = 1,28 dan
Hal tersebut berarti model pem-
Ftabel = 1,86. Hasil ini menunjukkan
belajaran tutor sebaya berpengaruh
bahwa Fhitung < Ftabel pada taraf
terhadap pemahaman konsep mate-
signifikan 5% yang berarti H0 di-
matis siswa kelas XI IPS SMA
terima. Dengan demikian, data dari
Negeri
kedua kelompok populasi memiliki
Tulangbawang Barat tahun pelajaran
varian yang sama.
2012/2013.
baik
2
daripada
Tumijajar
pemahaman
Kabupaten
Hasil uji prasyarat menyata-
Penerapan model pembelajar-
kan bahwa data post-test berdistri-
an tutor sebaya dapat membantu
busi normal dan memiliki varian
siswa memahami konsep lebih baik.
yang sama atau homogen, maka uji
Hal
kesamaan dua rata-rata dapat di-
pembelajaran tutor sebaya, siswa di-
lakukan dengan menggunakan uji t.
berikan kesempatan untuk mengaju-
Hasil perhitungan uji t menghasilkan
kan pertanyaan-pertanyaan tentang
thitung =2,90 dan ttabel =1,68 Ber-
materi yang belum dan bahkan tidak
tersebut
dikarenakan
dalam
mereka pahami langsung kepada
dan paham materi yang diberikan
tutor
ke-
dan bisa memperoleh nilai yang baik.
lompoknya. Pertanyaan adalah sti-
Hal-hal tersebut menjadi kelebihan
mulus yang mendorong siswa untuk
dari
berpikir dan belajar. Tujuan siswa
sebaya.
sebaya
masing-masing
bertanya adalah untuk meningkatkan
model
Proses
pembelajaran
tutor
pembelajaran
pada
perhatian dan rasa ingin tahu siswa
pertemuan pertama di kelas yang
terhadap suatu topik, siswa menjadi
menggunakan model pembelajaran
lebih aktif, dan siswa belajar secara
tutor sebaya cukup sulit dan tidak
maksimal dengan mengembangkan
efisien karena siswa belum terbiasa
pola pikir sendiri.
diajarkan oleh teman sebaya mereka
Hal
ini
efektif
sendiri dalam memperoleh suatu
digunakan pada siswa yang kurang
konsep materi yang dipelajari dan
berani mengungkapkan pertanyaan di
masih terbiasa dengan pembelajaran
dalam
yang konvensional. Namun, untuk
kelas
sangat
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung. Dalam
pertemuan
hal ini, guru dapat melihat bagai-
siswa mulai terbiasa diajarkan oleh
mana keinginan siswa yang se-
teman sebaya dan lebih leluasa untuk
benarnya dalam mengikuti proses
bertanya apabila mereka tidak me-
pembelajaran yang pada akhirnya
ngerti dengan materi yang diberikan
akan menimbulkan kegiatan pem-
sehingga meningkatkan partisipasi
belajaran yang aktif dan terbuka dan
siswa dalam proses pembelajaran.
guru dapat lebih memantau kegiatan pembelajaran
yang
berlangsung.
pertemuan
selanjutnya
Sebelum para tutor menjelaskan
materi
kepada
anggota
Selain itu, tutor sebaya masing-
kelompoknya, kelima orang tutor
masing
sebaya diberi pengarahan dan pem-
kelompok
mempunyai
tanggung jawab yang besar kepada
belajaran
terlebih
masing-masing anggota kelompok-
peneliti. Jadi sebelum tutor sebaya
nya, sehingga mereka (para tutor)
menjelaskan materi mereka sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk
paham mengenai konsep materi yang
mengajarkan anggota kelompoknya
akan diajarkan kepada teman-teman
agar anggota kelompoknya mengerti
dalam
kelompoknya.
dahulu
Pada
oleh
saat
pertemuan
pertama
berlangsung,
anggota kelompoknya dan peneliti
masing-masing tutor sebayapun ke-
memberikan motivasi kepada tutor
lihatan masih bingung dalam men-
agar tutor lebih baik lagi dalam
jelaskan
anggota
memberikan materi kepada anggota
kelompoknya dan siswa yang lain
kelompoknya. Peneliti juga mem-
masih banyak yang kurang mengerti
beritahu siswa lain(anggota kelom-
dengan penjelasan yang diberikan
pok) untuk lebih memperhatikan dan
oleh tutor sebaya masing-masing
menghargai
kelompok.
mereka di dalam kelas sehingga pada
materi
kepada
tutor
sebagai
guru
Kegiatan selanjutnya adalah
pertemuan selanjutnya, siswa sudah
mengerjakan lembar latihan yang
dapat dikondisikan dengan baik,
telah dipersiapkan oleh guru. Pada
siswa lebih serius dalam berdiskusi
kegiatan ini siswa masih terlihat
kelompok sesuai dengan langkah-
kurang mengerti dengan materi yang
langkah model pembelajaran tutor
dipelajari,
masing-masing
sebaya.
membantu
anggota
tutor
kelompoknya
Proses
pembelajaran
pada
yang mengalami kesulitan dalam
kelas yang menggunakan model
mengerjakan soal yang diberikan.
pembelajaran konvensional, siswa
Namun masih banyak pula siswa
hanya mendengarkan dan mencatat
yang main-main dan tidak me-
materi yang diberikan oleh guru
ngerjakan soal yang diberikan.
sehingga siswa menjadi kurang aktif.
Kemudian
setelah
selesai
Setelah
pemberian
materi,
guru
mengerjakan lembar latihan, guru
memberikan contoh soal tentang
meminta beberapa siswa untuk me-
materi yang sedang dipelajari. Saat
ngerjakan soal di depan kelas, siswa
guru bertanya kepada siswa tentang
terlihat masih ragu-ragu dan malu
materi yang dipelajari atau tentang
maju mengerjakan soal ke depan
materi
kelas. Dengan melihat masalah ini
banyak siswa yang hanya diam dan
pada pertemuan pertama, peneliti
sebagian kecil yang mau menjawab,
terus mengingatkan kepada masing-
terdapat pula faktor-faktor lain yang
masing tutor untuk lebih men-
menyebabkan siswa tidak berani
dekatkan diri dengan masing-masing
yang
kurang
dipahami,
mengajukan
pertanyaan
secara
langsung.
sebayanya
menjelaskan
materi.
Kurangnya pengalaman peneliti da-
Selain itu, saat guru mem-
lam mengontrol siswa menyebabkan
berikan latihan-latihan soal ternyata
dalam pembelajaran masih ada siswa
masih banyak siswa yang mengalami
yang kurang memperhatikan, meng-
kesulitan
mengerjakannya
ganggu teman yang lain, melihat
karena mereka masih tidak paham
jawaban teman, dan suasana kelas
dengan materi yang telah dipelajari
yang kurang kondusif.
dalam
sehingga tidak mengerti apa yang dimaksud soal. Proses pembelajaran
KESIMPULAN
tersebut menyebabkan banyak siswa Penelitian ini menyimpulkan
yang memilih mengobrol dengan temannya daripada mengerjakan soal karena mereka tidak mengerti dalam menyelesaikan
soal-soal
tersebut.
Hal tersebut mengakibatkan partisipasi siswa kurang, sehingga pemahaman konsep matematis sulit
Adapun
kelemahan
dalam belajar kelompok, banyak siswa yang melakukan kegiatan lain kurang
mendukung
pem-
belajaran, keterbatasan kemampuan tutor
untuk menyampaikan
materi yang diberikan, dan ada beberapa siswa yang tidak menghargai tutor sebagai guru mereka, hal tersebut
berpengaruh
terhadap
pemahaman konsep matematis siswa lelas XI IPS semester genap SMA Negeri
2
Tumijajar
Kabupaten
Tulangbawang Barat tahun ajaran
dalam
penelitian ini yaitu masih ditemukan
para
sebaya
2012/2013.
untuk dicapai.
yang
bahwa model pembelajaran tutor
menyebabkan
kurangnya
kesadaran siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan setelah tutor
DAFTAR PUSTAKA Boedhowi. 2003. Informasi Bantuan Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. Budiono. 2009. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran .Tersedia di http//www.scribd.com/doc/216 84083/Pengemb-MateriPembelaj-Budiono-SMANEJABlitar Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara.
Permendiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.