PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT Laili Fauziah Sufi1, Haninda Bharata2, Rini Asnawati2
[email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK This quasi experimental research aimed to know the differences of student’s understanding of mathematical concepts in cooperative learning model of think talk write (TTW) and numbered heads together (NHT) type with posttest only design. The population of this research was all students of grade 7th of MTs Mathla’ul Anwar Gisting, even semester in academic year of 2014/2015. The samples of this research were students of VII.D and VII.E which were taken by purposive random sampling. Based on the result of research, it was gotten the conclusion that the student’s understanding of mathematical concepts in cooperative learning model of TTW type was higher than student’s understanding of mathematical concepts in the cooperative learning model of NHT type. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep matematis siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) dan numbered heads together (NHT) dengan posttest only design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Mathla’ul Anwar Gisting semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII.D dan kelas VII.E yang dipilih dengan teknik purposive random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kata kunci: NHT, pemahaman konsep matematis, TTW
matika (OECD, 2013: 5). Kenyataan
PENDAHULUAN
ini disebabkan karena belum terPermendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika tingkat SMP/MTs adalah agar peser-
capainya upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam matematika, terutama pemahaman konsep matematis siswa.
ta didik memiliki kemampuan memahami konsep. Suherman (2003: 25) mengatakan bahwa matematika kedudukannya sebagai ratu sekaligus pelayan ilmu.
Banyak ilmu yang
pengembangannya konsep-konsep Oleh
karena
dari itu,
memanfaatkan matematika. konsep-konsep
dalam matematika harus dipahami sejak dini. Hal ini dikarenakan konsep-konsep dalam matematika merupakan satu rangkaian sebab akibat.
Pemahaman konsep yang
salah akan berakibat pada kesalahan terhadap pemahaman konsep selanjutnya.
dengan guru bidang studi matematika di MTs Mathla’ul Anwar Gisting, dalam kegiatan pembelajaran guru telah
berupaya
mengembangkan
pemahaman konsep matematis siswa. Walaupun begitu, tidak semua siswa dapat menguasai konsep yang diajarkan guru. Dengan adanya keanekaragaman latar belakang siswa dan respon siswa terhadap matematika tidak menjadikan siswa seluruhnya menyukai matematika.
Masih
banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit.
Pemahaman konsep matematis siswa dipandang sebagai salah satu tolak ukur yang penting dalam berhasil atau tidaknya pelajaran matematika. Namun pada kenyataannya di Indonesia pemahaman konsep matematis siswa masih harus selalu diperhatikan.
Berdasarkan hasil wawancara
Hasil
survei
PISA
tahun 2012 menunjukan bahwa dari 65 negara, Indonesia menempati peringkat ke 64 dalam bidang mate-
Model
pembelajaran
yang
dapat memberi peluang kepada siswa untuk dapat mengembangkan pemahaman
konsep
matematis
siswa
adalah model pembelajaran kooperatif seperti think talk write (TTW) dan numbered heads together (NHT). Model pembelajaran TTW dan NHT menekankan pada pemahaman siswa
terhadap materi yang akan dipelajari-
yang terdistribusi dalam lima kelas.
nya.
Pengambilan
sampel
dilakukan
Yamin dan Ansari (2012: 84)
dengan teknik purposive random
menyatakan bahwa secara garis besar
sampling yaitu dengan memilih kelas
model pembelajaran kooperatif tipe
yang mewakili populasi dilihat dari
TTW dimulai dari keterlibatan siswa
rata-rata ujian mid semester ganjil.
dalam berpikir atau berdialog dengan
Diperoleh kelas VII.D sebagai kelas
dirinya sendiri setelah proses mem-
yang menggunakan model pembel-
baca masalah (think), selanjutnya
ajaran kooperatif tipe TTW dan kelas
berbicara dan membagi ide dengan
VII.E sebagai kelas yang mengguna-
temannya (talk) untuk menyelesaikan
kan model pembelajaran kooperatif
masalah tersebut sebelum menulis
tipe NHT.
(write). Trianto (2013: 82) me-
Penelitian ini adalah penelitian
nyatakan bahwa terdapat empat fase
eksperimen semu dengan mengguna-
yang digunakan guru sebagai sintaks
kan desain posttest only. Data yang
model pembelajaran kooperatif tipe
digunakan dalam penelitian ini beru-
NHT, yaitu penomoran, mengajukan
pa data kuantitatif tentang pemaham-
pertanyaan, berpikir bersama, dan
an konsep matematis siswa. Teknik
menjawab. Berdasarkan uraian ter-
pengumpulan data yang digunakan
sebut dilakukan penelitian untuk me-
adalah tes yang diberikan di akhir
ngetahui
pemahaman
pembelajaran. Instrumen yang digu-
konsep matematis siswa pada model
nakan dalam penelitian ini berupa
pembelajaran kooperatif tipe TTW
soal tes essai. Setiap soal pada tes
dan NHT di kelas VII MTs Mathla’ul
essai mengandung satu atau lebih
Anwar
indikator pemahaman konsep mate-
perbedaan
Gisting
tahun
pelajaran
2014/2015.
matis. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) menyatakan ulang suatu konsep; 2) meng-
METODE PENELITIAN
klasifikasikan objek-objek menurut Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa
kelas
VII
MTs
Mathla’ul Anwar Gisting semester genap tahun pelajaran 2014/2015
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; 3) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
atau operasi tertentu; dan 4) meng-
siswa melalui model pembelajaran
aplikasikan konsep pada pemecahan
kooperatif tipe TTW dan NHT
masalah.
dilakukan
analisis
nilai
posttest
Untuk memperoleh perangkat
menggunakan uji kesamaan dua rata-
tes yang mempunyai validitas isi
rata. Sebelum melakukan analisis uji
yang baik terlebih dahulu mengkon-
perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu
sultasikan soal yang telah dibuat ke
uji normalitas dan uji kesamaan dua
guru mitra. Dengan mengasumsikan
varians.
bahwa guru mata pelajaran matema-
normalitas dan uji kesamaan dua
tika (guru mitra) kelas VII MTs
varians,
Mathla’ul Anwar Gisting mengetahui
posttest siswa yang mengikuti pem-
dan memahami dengan benar kuriku-
belajaran TTW dan NHT berdistri-
lum SMP, validitas instrumen tes ini
busi normal dan kedua populasi
didasarkan pada penilaian guru mata
homogen, sehingga uji hipotesis
pelajaran
Langkah
dilakukan dengan menggunakan uji
selanjutnya adalah mengadakan uji
kesamaan dua rata-rata mengguna-
coba kemudian menghitung besarnya
kan uji t.
reliabilitas,
matematika.
daya
pembeda
perhitungan,
Arikunto (2006: 195), harga tersebut kriteria
diketahui
bahwa
uji
data
HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh
reliabilitasnya sebesar 0,93. Menurut
memenuhi
dilakukan
dan
tingkat kesukaran soal tes. Setelah dilakukan
Setelah
sangat
tinggi
karena koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,8. Daya pembeda dari hasil uji coba disimpulkan bahwa soal baik
Hasil pengelolaan dan analisis data posttest disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa N Min
Max
S
atau sangat baik dan sesuai dengan
TTW 36
24
100 69,94 18,89
kriteria yang digunakan dan kelima
NHT 36
26
100 62,17 17,74
soal memiliki interpretasi tingkat kesukaran sedang. Untuk mengetahui perbandingan pemahaman konsep matematis
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis data pemahaman konsep matematis siswa, diperoleh
>
maka tolak H0 dan terima H1,
peningkatan kemampuan pemaham-
sehingga pemahaman konsep mate-
an konsep siswa yang mengikuti
matis siswa dengan model pembel-
pembelajaran kooperatif tipe TTW
ajaran kooperatif tipe TTW tidak
lebih tinggi daripada siswa yang
sama dengan pemahaman konsep
mengikuti
matematis
sional.
siswa
dengan
model
pembelajaran
konven-
Penelitian yang dilakukan
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Chandra (2013) yang bertujuan untuk
Dari Tabel 1 diketahui bahwa rata-
mengetahui
rata siswa yang memahami konsep
matematis siswa yang mengikuti
pada kelas yang mengikuti pembel-
pembelajaran dengan tipe NHT di-
ajaran TTW lebih tinggi dari pada
bandingkan
rata-rata siswa yang memahami kon-
mengikuti
sep pada kelas yang mengikuti pem-
sional. Penelitian tersebut menyim-
belajaran NHT. Dengan demikian
pulkan bahwa pemahaman konsep
dapat disimpulkan bahwa pemaham-
matematis siswa yang mengikuti
an konsep matematis siswa yang
pembelajaran dengan model pembel-
mengikuti
ajaran kooperatif tipe NHT sama
model
pembelajaran
pemahaman
dengan
konsep
siswa
pembelajaran
konven-
kooperatif tipe TTW lebih tinggi
dengan
daripada pemahaman konsep mate-
matematis siswa yang mengikuti
matis siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional.
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pada
pemahaman
yang
analisis
konsep
pencapaian
Hasil penelitian ini sejalan
indikator pemahaman konsep mate-
dengan beberapa penelitian yang
matis siswa, diperoleh bahwa rata-
telah dilakukan sebelumnya. Pene-
rata pencapaian indikator pemaham-
litian yang dilakukan oleh Hasanah
an konsep matematis siswa pada
(2012) yang bertujuan untuk menge-
kelas yang mengikuti model pembel-
tahui efektivitas strategi pembelajar-
ajaran kooperatif tipe TTW adalah
an tipe TTW terhadap peningkatan
sebesar 70,8% lebih tinggi diban-
pemahaman konsep matematis siswa
dingkan kelas yang mengikuti model
kelas
Bandar
pembelajaran kooperatif tipe NHT
tersebut
adalah sebesar 65,2%. Indikator yang
menyimpulkan bahwa rata-rata skor
paling tinggi dan paling rendah dari
VIII
Lampung.
SMPN Penelitian
19
kedua kelas sampel adalah sama.
peneliti. Hal ini sesuai dengan pen-
Indikator paling tinggi yang dicapai
dapat Yamin dan Ansari (2012: 85)
oleh siswa adalah kemampuan me-
yang menyatakan bahwa pada tahap
nyatakan ulang suatu konsep, yaitu
think bertujuan untuk merangsang
untuk kelas yang mengikuti model
siswa sebelum, selama, dan sesudah
pembelajaran kooperatif tipe TTW
membaca, sehingga dapat memper-
adalah sebesar 85,3% sedangkan
mudah diskusi dan mengembangkan
pada kelas yang mengikuti model
pemahaman konsep matematis siswa
pembelajaran kooperatif tipe NHT
serta
adalah sebesar 84,5%.
menulis.
Indikator
keterampilan
berpikir
dan
paling rendah yang dicapai oleh
Sulaeman (2011: 17) menge-
siswa adalah kemampuan meng-
mukakan bahwa pada tahap talk
aplikasikan konsep pada pemecahan
siswa
masalah, yaitu untuk kelas yang
serta menguji ide-ide dalam diskusi
mengikuti
kelompok agar siswa dapat saling
model
pembelajaran
merefleksikan,
menyusun,
kooperatif tipe TTW adalah sebesar
berbagai
56,8% sedangkan pada kelas yang
mereka dapat semakin mengetahui
mengikuti
teori yang mereka pahami.
model
pembelajaran
pengetahuan
kelas
49,8%.
masalah yang diberikan guru dalam berkelompok
siswa
Pada
kooperatif tipe NHT adalah sebesar
Kedua kelas mampu mencapai
NHT,
sehingga
mengerjakan
sehingga
memung-
indikator menyatakan ulang suatu
kinkan ada siswa yang tidak ikut
konsep dengan cukup baik, namun
berperan aktif dalam mengembang-
kelas yang menggunakan model
kan konsep-konsep yang dimilikinya.
pembelajaran kooperatif tipe TTW
Berdasarkan keempat indikator
memiliki persen pencapaian indika-
pemahaman konsep matematis siswa
tor yang lebih baik. Faktor penye-
yang digunakan dalam penelitian ini
babnya adalah pada pembelajaran
terlihat jelas bahwa pada kelas yang
TTW siswa dilatih untuk mengem-
menggunakan model pembelajaran
bangkan secara mandiri konsep yang
kooperatif tipe TTW selalu mem-
telah dimiliki untuk menyelesaikan
peroleh rata-rata pencapaian yang
masalah
lebih tinggi dibandingkan kelas yang
awal
yang
diberikan
menggunakan model pembelajaran
pelajari. Sehingga siswa dapat meng-
kooperatif tipe NHT.
aplikasikan konsep ke pemecahan
Hal tersebut
dikarenakan pada pembelajaran yang
masalah yang diberikan.
Langkah
menggunakan model pembelajaran
tersebut sesuai dengan peranan guru
kooperatif tipe TTW siswa lebih
dan tugas guru dalam usaha meng-
termotivasi untuk lebih memahami
efektifkan penggunaan model pem-
pelajaran yang sedang dipelajari.
belajaran kooperatif tipe TTW.
Dalam pembelajarannya siswa di-
Pemahaman konsep siswa yang
tuntut untuk dapat menyelesaikan
menggunakan model pembelajaran
masalah yang diberikan oleh peneliti
kooperatif tipe TTW lebih tinggi
secara mandiri atau individu. Dengan
daripada siswa yang menggunakan
cara ini, siswa lebih dapat mengem-
model pembelajaran kooperatif tipe
bangkan konsep-konsep yang di-
NHT.
miikinya untuk dapat menyelesaikan
model pembelajaran kooperatif tipe
masalah. Langkah selanjutnya, siswa
TTW melalui tiga tahapan, yaitu
mendiskusikan
penyelesaian
think, talk, dan write yang dilakukan
masalah yang didapatnya dengan
secara individu dan berkelompok.
teman kelompoknya yang telah di-
Dengan adanya tiga tahapan tersebut
tentukan sebelumnya.
Selama ber-
siswa diberikan kesempatan untuk
diskusi, siswa menyimpulkan jawab-
belajar sendiri melalui aktivitas-
an penyelesaian yang lebih tepat dari
aktivitas belajar.
apa yang telah didapatkan secara
pada pembelajaran di kelas VII.D,
mandiri.
Siswa melakukan diskusi
pada saat siswa menyelesaikan masa-
dengan baik dan bertanya kepada
lah yang diberikan secara individu,
peneliti apabila mengalami kesulitan
mereka berusaha keras menyelesai-
selama pembelajaran. Namun pene-
kannya secara mandiri.
hasil
Hal ini disebabkan pada
Hal ini terlihat
liti tidak secara langsung menjawab
Berbeda dengan kelas yang
pertanyaan dari siswa. Peneliti mem-
menggunakan model pembelajaran
berikan pertanyaan kepada siswa
kooperatif tipe NHT. Dalam pembe-
yang mengajukan pertanyaan untuk
lajaran NHT siswa belajar secara
memancing siswa dalam menyatakan
berkelompok dan kelompok yang
ulang konsep-konsep yang telah di-
ditentukan peneliti di pembelajaran
NHT
merupakan
kelompok
sana kelas masih belum kondusif
heterogen, sehingga memungkinkan
sebagai contoh beberapa siswa mela-
adanya siswa yang berkemampuan
kukan kegiatan lain yang kurang
tinggi, sedang, dan rendah maka
berhubungan dengan pembelajaran.
tidak sedikit siswa yang memanfaat-
Kelemahan lainnya adalah siswa
kan keadaan ini. Hal ini terlihat pada
belum memiliki kesadaran untuk
pembelajaran di kelas VII.E yang
mempelajari terlebih dahulu materi
dilaksanakan saat penelitian. Dalam
yang akan dipelajarinya, sehingga
menyelesaikan masalah secara ber-
peneliti masih harus memancing
kelompok, beberapa siswa yang ber-
pengetahuan siswa secara perlahan-
kemampuan rendah ataupun sedang
lahan yang seharusnya dapat siswa
seringkali tidak ikut membantu te-
gali sendiri melalui proses think.
mannya yang berkemampuan tinggi atau dianggap bisa dalam kelompok
SIMPULAN
tersebut. Hal inilah yang menjadikan siswa sering terlihat tidak antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga sulit dalam memahami pelajaran. Beberapa kelemahan dalam penelitian ini yaitu pertama, pada tahap write sebagian siswa tidak melakukannya secara individu.
Tindakan
yang peneliti lakukan untuk mengurangi kebiasaan siswa ini adalah selalu mengawasi siswa dan mengingatkan siswa untuk melakukan tahap Kedua,
tersebut peneliti
secara
individu.
masih
kesulitan
dalam mengoptimalkan waktu pembelajaran yang mengakibatkan berkurangnya waktu pelajaran berikutnya sekitar 5-10 menit. Ketiga, sua-
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaaan
pema-
haman konsep matematis siswa kelas VII MTs Mathla’ul Anwar Gisting tahun pelajaran 2014-2015 antara model pembelajaran kooperatif tipe TTW
dan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT, yaitu pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chandra, Kaheppi Ade. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Kelas VIII SMPN 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013). [Skripsi]. Bandarlampung: Universitas Lampung. Hasanah, Ummi. 2012. Efektivitas Strategi Pembelajaran Tipe TTW Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012). [Skripsi]. Bandarlampung: Universitas Lampung OECD. 2013. Pisa 2012 Results in Focus What 15-year-olds Know and what They Can Do with What They Know. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/. (diakses pada 26 Oktober 2014). Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sulaeman, Mandaputera. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran TTW untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statistika pada Siswa SMKN 1 Cilaku. [Online]. Tersedia:
http://repository.upi.edu. (diakses pada 26 Oktober 2014). Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Yamin, H.M, dan Ansari, Bansu I. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuaan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.