EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Vindy Antika1, Haninda Bharata, Pentatito Gunowibowo2
[email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This quasi experimental research aimed to know the effectiveness of cooperative learning model of NHT type viewed by student’s mathematical communication ability. The population of this research was grade 9th students of junior high school state of 2 of Adiluwih in academic year of 2014/2015. The samples of this research were students of IXD and IXB class that were determined by purposive sampling technique. The design of this research was post-test only control design. Based on the result of data analysis, it was concluded that the cooperative learning model of NHT type was effective viewed by student’s mathematical communication ability.
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe NHT ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 2 Adiluwih tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IXD dan IXB yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian ini adalah post-test only control design. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa.
Kata kunci: komunikasi matematis, konvensional, numbered heads together
\
Teacher of Mathematics
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu
(2000)
meliputi
(1)
(NCTM)
kemampuan
proses interaksi dalam rangka mem-
pemecahan masalah (problem solving);
pengaruhi siswa agar dapat menye-
(2)
suaikan diri sebaik mungkin terhadap
(communication);
lingkungannya sehingga dapat menim-
berargumentasi/bernalar (reasonning);
bulkan
(4)
perubahan
dalam
dirinya.
kemampuan
kemampuan
berkomunikasi (3)
kemampuan
mengaitkan
ide
Proses interaksi ini dapat terjadi di
(connection). Kemampuan komunikasi
lingkungan tempat tinggal dan sekolah.
matematis perlu ditumbuhkembangkan
Kegiatan pokok dalam keseluruhan
pada diri siswa. Seperti yang diung-
proses pendidikan di sekolah adalah
kapkan oleh Baroody dalam Ansari
kegiatan pembelajaran.
(2009) menyebutkan sedikitnya dua
Pentingnya belajar matematika
alasan penting mengapa komunikasi
tidak lepas dari perannya dalam segala
matematika
dimensi kehidupan. Dalam Kurikulum
bangkan pada diri siswa. Pertama,
2004 (Depdiknas, 2003) disebutkan
matematika tidak hanya sekedar alat
bahwa matematika disusun dengan
bantu berpikir, alat untuk menemukan
penalaran deduktif, yaitu kebenaran
pola, menyelesaikan masalah atau
suatu konsep di dalam matematika
mengambil kesimpulan, tetapi mate-
diperoleh sebagai akibat logis dari
matika juga sebagai alat yang berharga
kebenaran sebelumnya.
Saat ini
untuk mengkomunikasikan berbagai
banyak persoalan ataupun informasi
ide secara jelas, tepat, dan cermat.
yang
dengan
Kedua, sebagai aktivitas sosial dalam
bahasa matematika, misalnya menya-
pembelajaran matematika, matematika
jikan persoalan ke dalam model mate-
juga sebagai wahana interaksi antar
matika yang dapat berupa diagram,
siswa, dan juga komunikasi antar guru
persamaan matematik, grafik, ataupun
dan siswa.
disampaikan
orang
tabel.
perlu
ditumbuhkem-
Namun, penelitian yang dilakuStandar
pembelajaran
mate-
matika menurut National Council of
kan oleh Suryadi (2004) mengungkapkan
bahwa
pada
umumnya
pembelajaran matematika masih ber-
yajikan materi pelajaran, diharapkan
fokus pada pengembangan kemam-
kemampuan
puan berpikir tahap rendah dan bersifat
siswa dapat ditingkatkan. Salah satu
prosedural. Hal ini pun terjadi di
usaha yang dapat dilakukan untuk
SMPN 2 Adiluwih. Berdasarkan hasil
meningkatkan
wawancara dengan guru matematika
nikasi matematis siswa dengan cara
SMPN 2 Adiluwih Pringsewu diper-
melibatkan siswa secara aktif.
oleh informasi bahwa dalam proses
Pembelajaran
komunikasi
matematis
kemampuan
komu-
yang
dapat
pembelajaran, guru masih menggu-
mendorong siswa untuk aktif dalam
nakan model pembelajaran langsung
kegiatan pembelajaran adalah pem-
atau
dengan
belajaran kooperatif., Salah satunya
pembelajaran konvensional. Kemam-
yaitu model pembelajaran kooperatif
puan komunikasi matematis siswa
tipe
SMPN 2 Adiluwih juga dinilai masih
(NHT).
cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari
bahwa model pembelajaran kooperatif
keseharian siswa dalam pembelajaran
tipe NHT dikembangkan oleh Spencer
sehari-hari. Siswa cenderung merasa
Kagan pada tahun 1992. Dalam model
kesulitan dalam menyelesaikan perso-
pembelajaran kooperatif tipe NHT,
alan
setiap siswa diberikan kesempatan
yang
lebih
dikenal
matematika yang berkaitan
dengan
kemampuan
komunikasi
matematis.
Numbered
Heads
Lie (2004) mengungkapkan
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
Melihat pentingnya kemam-
Together
paling tepat.
jawaban
yang
Selain itu, siswa akan
puan komunikasi matematis bagi siswa
termotivasi untuk meningkatkan sema-
dan masih rendahnya kemampuan
ngat kerja sama mereka. Model pem-
komunikasi matematis siswa di SMPN
belajaran kooperatif tipe NHT dapat
2 Adiluwih, maka perlu dilakukan
digunakan dalam semua mata pela-
inovasi
yang
jaran dan untuk semua tingkatan siswa.
digunakan dalam pembelajaran mate-
Terdapat lima langkah yang
matika. Dengan adanya inovasi, ter-
harus diperhatikan dalam pembelajaran
utama dalam perbaikan cara men-
kooperatif tipe NHT.
menyangkut
model
Pembelajaran
dimulai
dari
skenario
menjadi lebih kecil, konflik antar
pembelajaran dan LKK, yang kemu-
pribadi berkurang, pemahaman yang
dian dilanjutkan dengan pembentukan
lebih mendalam, meningkatkan keb-
kelompok.
Pada saat pembentukan
aikan budi, kepekaan, toleransi, dan
kelompok tersebut, guru memberikan
hasil belajar lebih tinggi. Hal ini sesuai
nomor kepada setiap siswa. Langkah
dengan hasil penelitian Khomsiyah
berikutnya yaitu melaksanakan diskusi
(2013) yang menyimpulkan bahwa
kelompok. Selama diskusi berlang-
komunikasi matematis siswa dengan
sung, siswa bekerja sama dalam
pembelajaran NHT menjadi lebih baik.
kelompok
persiapan
untuk
menyelesaikan
masalah yang terdapat pada LKK. Setelah diskusi selesai dilakukan, guru memanggil
nomor
anggota
untuk
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusinya. Langkah yang terakhir adalah
menyimpulkan
jawaban
Adanya kerja sama antar siswa di dalam kelompok menyebabkan hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat belajar untuk menerima perpendapat
yang
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Adiluwih Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari tujuh kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan
bersama siswa yang lain.
bedaan
METODE PENELITIAN
terjadi
di
kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lundgren dalam Amri dan Ahmadi (2010) bahwa ada beberapa manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu
didapatkan kelas IX B sebagai kelas eksperimen dan kelas IX D sebagai kelas kontrol. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu dengan posttest only control design. Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pembelajaran NHT dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan komunikasi matematis siswa berbentuk esai. Dalam penelitian ini dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data tersebut.
Hasil uji
Selanjutnya dilakukan uji t’ terhadap
kemampuan
normalitas disajikan pada Tabel 1.
matematis siswa.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
pengujian,
Kelas NHT
Keputusan Uji H0 diterima
4,79
PK
7,81
2,48
H0 diterima
komunikasi
Setelah dilakukan
diperoleh
, yakni 8,14
bahwa
>
1,697 sehing-
ga tolak H0 yang berarti kemampuan komunikasi matematis siswa pada
dapat
kelas dengan pembelajaran NHT tidak
disimpulkan bahwa siswa yang me-
sama dengan kemampuan komunikasi
ngikuti pembelajaran NHT dan pem-
matematis siswa pada kelas dengan
belajaran konvensional berasal dari
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan
Tabel
1
Kemudian dilakukan analisis
populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homoge-
pencapaian
nitas, dan diperoleh hasil bahwa
komunikasi matematis siswa. Berda-
>
indikator
kemampuan
,yaitu 11,18 1,84 yang
sarkan Tabel 3, dapat disimpulkan
berarti data kemampuan komunikasi
bahwa secara umum baik pada kelas
matematis siswa dari kedua kelompok
dengan pembelajaran NHT maupun
populasi memiliki varian yang tidak
pembelajaran konvensional, persentase
sama. Dilihat dari hasil uji normalitas
pencapaian
dan homogenitas, maka uji hipotesis
matematis siswanya berbanding lurus.
dilakukan menggunakan uji-t’.
Namun, persentase pencapaian indi-
indikator
komunikasi
kator kemampuan komunikasi mateHASIL DAN PEMBAHASAN
matis siswa pada kelas dengan pem-
Berdasarkan penelitian yang
belajaran NHT lebih tinggi daripada
telah dilakukan, diperoleh data pene-
pada
litian sebagai berikut:
konvensional.
Tabel 2. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kls
n
x min
x mak
x
S
NHT
34
83,33
100
95,52
10,67
PK
34
56,67
100
79,61
119,21
kelas
dengan
pembelajaran
pada
Tabel 3. Data Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa N o
1.
2.
3.
4
Indikator Menyatakan, mengekspresi kan dan melukiskan ide-ide matematika kedalam bentuk gambar atau model matematika lainnya. Menyatakan situasi gambar, diagram atau benda nyata kedalam bahasa simbol, ide atau model matematika Menggunaka n istilahistilah, notasi-notasi matematika dan strukturstrukturnya untuk menyajikan ide Menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaika n suatu masalah matematis Rata-rata
Persent ase Kelas NHT
Persentase Kelas Konvensio nal
indikator
pertama,
menyatakan,
mengekspresikan
melukiskan
ide-ide
yaitu dan
matematika
kedalam bentuk gambar atau model matematika lain. Pencapaian indikator terendah kedua kelas pada indikator keempat, yaitu menyusun argumen
100
91,18
secara tertulis dalam menyelesaikan suatu masalah matematis. Rendahnya persentase pencapaian pada indikator menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaikan suatu masalah matematis. Hal ini terjadi karena
98,04
85,30
banyak
siswa
yang
mengalami
kesulitan dalam menyusun argumen. Selain itu, siswa juga kurang cermat dan teliti dalam mengerjakan sehingga hasil akhirnya pun kurang tepat. Kemampuan komunikasi mate97,39
79,74
matis siswa yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe NHT lebih tinggi dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena dalam proses pem-
92,81
69,28
belajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT selalu menuntut siswa untuk
97,06
81,38
Pada kedua kelas persentase penca-paian indikator tertinggi adalah
aktif
dan
mengungkapkan
pendapat atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut akan memberikan pengaruh yang
positif
karena
siswa
dapat
membangun konsep. Dengan demi-
adalah siswa pada kelas yang meng-
kian, pembelajaran kooperatif tipe
gunakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT memberikan kesempatan pada
NHT memiliki kemampuan komuni-
siswa untuk mengomunikasikan gaga-
kasi yang lebih baik dari kelas yang
sannya secara lisan dan tulisan.
mendapatkan pembelajaran konvensi-
Pada awal proses pembelajaran
onal. Pada saat pembelajaran, siswa
di kelas yang menggunakan pembela-
mengerjakan LKK dan latihan bersama
jaran kooperatif tipe NHT, siswa
teman
masih sering ribut sendiri, bingung
dituntut
dengan apa yang harus dilakukan dan
saiannya sendiri, membuat pertanyaan
jarang mengungkapkan ide, hanya
sendiri, mengungkapkan idenya dan
siswa tertentu saja yang aktif dan mau
menemukan jawaban atas pertanya-
membaca materi. Guru harus sering
annya. Ketika pembelajaran selesai
mengarahkan siswa agar mengikuti
guru memberikan pekerjaan rumah
skenario yang telah dibuat. Akan tetapi
yang akan dibahas pada pertemuan
pada pertemuan selanjutnya siswa
selanjutnya. Soal–soal yang diberikan
mulai
baik di kelas maupun yang diberikan
bisa
fokus
mengungkapkan mulai aktif
dan
semangat
ide-idenya.
Siswa
mengungkapkan perta-
kelompok untuk
sehingga mencari
siswa
penyele-
untuk pekerjaan rumah merupakan soal-soal
yang
telah
disesuaikan
nyaan dan mempresentasikan hasil
dengan keempat indikator komunikasi
diskusi kelompoknya. Pada saat mem-
matematis.
baca dan mengerjakan LKK pun siswa sudah
mulai
terkondisikan,
siswa
Berbeda dengan kelas yang menggunakan kelas
pembelajaran dengan
NHT,
dalam kelompoknya tidak segan-segan
pada
untuk menanyakan soal dan materi di
konvensional siswa hanya memperoleh
LKK yang belum mereka pahami.
informasi
dari
pembelajaran
penjelasan
guru
Salah satu alasan siswa pada
sehingga siswa sering terlihat tidak
kelas yang menggunakan pembelajaran
antusias dalam memahami pelajaran.
kooperatif tipe NHT lebih banyak
Selain itu, dalam pembelajaran dengan
menjawab soal-soal dengan benar
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional siswa lebih terfokus pada
kurang
penjelasan guru dan siswa kurang
diperoleh baik dari segi kemampuan
diberi kesempatan untuk mengem-
komunikasi matematis siswa maupun
bangkan
pencapaian
kemampuannya
dalam
mengaplikasikan konsep. Namun, pro-
optimalnya
hasil
indikator
yang
kemampuan
komunikasi matematis siswa.
ses pembelajaran konvensional pada
Dalam penerapan pembelajaran
kelas kontrol berjalan lebih kondusif
dengan metode diskusi, kemampuan
dibandingkan pada kelas eksperimen.
guru sebagai mediator dan fasilitator
Walaupun dalam pembelajaran ini
dalam mengelola pembelajaran meru-
guru lebih berperan sebagai pusat
pakan bagian penting dalam pembe-
pemberi informasi, tetapi siswa tetap
lajaran.
aktif dan antusias mengerjakan soal-
rapkan memiliki kemampuan untuk
soal latihan yang ada.
memotivasi dan memberikan dorongan
Adapun beberapa kelemahan dalam
penelitian
ini,
yaitu siswa
Selain itu, guru juga diha-
kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
belum terbiasa dengan pembelajaran
kelas
NHT
mengarahkan
pembelajaran berjalan dengan efektif,
siswa untuk mengikuti skenario yang
sehingga skenario yang telah dite-
telah dibuat dan harus dijelaskan
tapkan, baik dalam persiapan, belajar
hampir
dalam kelompok, dan presentasi kelas
sehingga
setiap
sulit
pembelajaran
akan
dimulai sedangkan waktu pembelajaran sangat terbatas.
yang
baik
Pengelolaan
dapat
membuat
dapat terlaksana dengan baik.
Kelemahan
lainnya adalah siswa belum memiliki kesadaran untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari, sehingga peneliti perlu menjelaskan materi yang seharusnya dapat siswa gali sendiri melalui proses diskusi. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini menyebabkan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pem-
belajaran konvensional. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 2 Adiluwih Pringsewu tahun ajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Amri, S. dan Ahmadi K.I. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raja. Ansari, B. 2009. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Think Talk Writ. Disertasi. Bandung: UPI. Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Khomsiyah, Nur. 2013. Eksperimentasi Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Komunikasi Matematis Materi Bangun Ruang pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Puring Tahun Pelajaran 2011/2012. [Online]. http://ejournal.umpwr.ac.id. diakses pada 11 Desember2014 Lie, Anita. 2004. Mempraktikkan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas. Jakarta: Grasindo. NCTM. 2000. Principles and Standars for School Mathematics.
Virginia: The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. Suryadi, D. 2004. Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangkaian Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi. Bandung : UPI.