~y ISSN 0216-3128
Herry Poernomodan ME. Budiyono
233
ABU
PEMANFAATAN BAHAN POZOLAN UNTUK SOLmIFIKASI LIMBAH B3 (Cr) Herry PoerDomo daD ME. BudiYODO Puslitbang TeknologiMaju Batan. Yogyakarta.
2/~~
LAYANG
r I~ I
ABSTRAK PEMANFAATANBAHAN POZOLANABU LA YANG UNTUK SOL/DIFIKASI L/MBAH B3 (Cr). Te/ah di/akukan pene/itian so/idifikasi /imbah B3 yang mengandungkromium (Cr) menggunakan/imbah abu /ayang. Tujuanpene/itian ada/ah untuk meminima/kantingkat pencemarankromium (Cr) yang dihasi/kan dari /imbah proses penyamakanku/it sebe/umdibuang ke tempatpembuanganakhir. Tahappertama di/akukanreaktifasi abu /ayangdengancara menambahkan kapur (CaCOj) dan membakarpada suhu 1000 'C dengan waktu pembakaran1. 2. 3. 4 dan 5 jam. Tahapkeduadi/akukan so/idifikasi /imbah padat penyamakanku/it yang mengandungkhrom 1480,5 mg/kg menggunakanabu /ayang yang te/ah reaktif denganbeban/imbahsebesar2.4.6.8. dan 10% dari berat air dan abu /ayang.se/anjutnyadiuji tekandan uji /indi. Hasi/pene/itian menunjukkanbahwaabu /ayangyang direaktijkanmampumengikat/imbahpadat khrom sebanyak2 s.d. 10% dari berat air dan abu /ayangmenjadimono/it kampositbeton-/imbahdengan uji /indikhrom hari ke-14sebesar0.02 s.d. 0,05 mg// dan kuat tekansebesar1017.5s.d. 577 ton/m2 atau 101.7 s.d. 54.7 kg/cm2. Hasi/ mono/it kampositbeton-/imbahtersebuttermasukkatagori batu heron peja/ ke/asB (100)s.d. ke/asB (40)yang sesuaidenganStandarIndustri Indonesia(SII) 0284-80. Hasi/ uji kuat tekan dan uji /indi memenuhipersyaratandari Bapet;ia/untuk so/idifikasi /imbah B3 dengan kuat tekan minimum10 ton/m2dan uji /indi khrommaksimum5 mg//.
ABSTRACT USE OF FLY .4.S!l POZZO!~4NMATER/AL FOR SOLIDIFICATION OF TOXIC WASTE (Cr). The experimentof solidification of toxic wasteare containingchrome (Cr) using fly ash wastehas beendone. The e.-:periment objectiveare mmimizegrade ofchromepolution are producedfrom waste of tannery before disposedto landfill. First stepare reactivationfly ash byaddedlime andfired at the temperature of1000 °C for 1, 2, 3, 4, and 5 hours. Secondstepare solidification oftannerysolid wasteare containing chrome of 1480,5mg/kguse ofthe reactivefly ash with wasteload are 2,4,6,8, and 10% time weight ofwater and fly ash, then com.oressive strenghttest and leach test. The experimentresult were shown that fly ash was reactified can binding chrome solid wastesum of2 to 10% time weight of water and fly ash becamea composite of concrete-wastemonolite with leach testfor 14 days are 0.02 to 0.05 mg/l and compressi'1~ strenghtare 1017.5to 577 ton/m2or 101.7to 54.7 kg/cm2. The concrete-waste compositemonolite results include ofsolid concretestonecatagory with classes ofB (100)to B (40) are fulfil of Indonesia Industry Standard (SfI 0284-80). The compressivestrenght and leach test resuls to fulfil of Bapedal law to solidification of toxic waste with minimum compressivestrenght of 10 ton/m2 and moximum leac~.test chromeof5 mg/l.
PENDAHULUAN P
ada
pengolahan
limbah
cair
limbah
diolah
penyamakan melalui
kulit,
penyaringan,
penetralan,pengendapandengan bahankoagulan serta pengolahan secara biologis. Dalam pengolahan secara biologis ini akan terjadi pengendapan lumpur aktif. Limbah khrom dari basil pengendapan secara koagulasi dan pengendapan lumpur aktif, sebelum dilakukan pembuangan dilakukan proses penyaringan menggunakan saringan pasir atau dengan menggunakan filter press. Padatankering tersebut mengandung senyawa kimia khrom bervalensi 6, dan senyawa tersebut tergolong unsur B3. Dengan pertimbangan penekanan terhadap biaya produksi,
maka kebanyakan industri penyamakan kulitkurang peduli terhadap prosedur pembuangan akhir limbah B3 yang dipersyaratkan oleh Bapedal sehingga limbah khrom tersebut hanya dibuang sebagai tanah urug dan bahkan industri kecil atau industri rumah tangga penyamakan kulit hanya membuang limbah khrom ke selokan di sekitamya. Dengan demikian akumulasi dari limbah khrom tersebut berpotensi mencemari lingkungan hidup di sekitamya. Untuk mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah dengan ongkos yang realtif murah, maka limbah khrom tersebut disolidifikasi atau distabilisasi menggunakan bahan yang bersifat pozolanik. Pozolan merupakan material halus aluminasilika yang tidak mengandung semen,
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
234
ISSN 0216 -3128
tetapi dengan keberadaankapur dan air akan mengerassepertisemen. Penggunaan semendenganhargayang lebih ekonomis diluar semen portland ini sangat dibutuhkan selain untuk menurunkan biaya bangunanjuga untuk mengefisienkanteknologi yang sudah ada. Semenyang dapat digunakan sebagai substitusi semenportland adalah semen pozolan (SP). Secaraumum keberadaanpozolan pada SP akan menurunkankuat tekan awal pada beton. Kekuatan akhirnya akan melebihi kuat tekanbetondari semenportlandtipe 1.
Herry Poernomodun Mi;:.Budiyono
material alam sepertitrass, diatome, lempung,kaolin,bentonit,dll. Kelas F & C : Pozolanartifisial ataubuatan. Yang termasukdalamjenis ini adalahslag furnace,
abu
layang
daTi
pembakaranbatubara. Pembagian jeQ:s berdasarkan karakteristik clan syaratpozolandapatdilihat padaTabell clan2.(1.2) Tabel 1. Penge/ompokanpozolan menurut ASTM C 618-91
Pada semen portland tipe I, hila ditambahkan air maka semen akan membentuk padatankalsiumhidroksidasejumlah:t 30%bagian beratsemen. Padatan kalsium hidroksida ini akan terbentukberdasarkan reaksisebagaiberikut: 2(3CaO.SiOJ+ 6H2O-+ 3 CaO.2Si02.3H2O + 3Ca(OH)2 2(2CaO.SiOJ+ 4H2O-+ 3 CaO.2Si02.3H2O + Ca(OHh Dalam air agre.sif seperti pada air laut, iarutan sulfat dapatmelarutkankalsiumhidroksida yang sebenarnyabersifatbasakuat. Tetapi semen pozolanakan lebih meningkatkanketahanankimia pada betonnya. Hal ini disebabkanpozolan dapat membentuk padatan aluminasilikat hidrat yaitu kalsium silikat hidrat (KSH) dan kalsium aluminat hidrat (KAH). Keberadaan padatan ini akan mengurangi kalsium hidroksida yang seharusnya terbentuk.
Tabel2. SyaratpozolanmenurutNI -20 (J)
Pada semen pozolan reaksi yang terjadi antara pozolan, kapur dan air adalah sebagai berikut: Ca(OHh + Si02 + H2O-+ CaO.Si02.2H2O Ca(OHh + Al2OJ+ S H2O-+ CaO.AI2OJ.6H2O 2Ca(OHh+ Al2OJ+ Fe2OJ + S H2O-+ 2CaO.AI2OJ.Fe20J.7H2O 2Ca(OHh+ Al2OJ+ 31 H2O+ 3S0J-+ CaO.AI2OJ,3CaS04.31 H2O Pada semenpozolanterbentuknyakalsium hidroksida melambatdan berjumlah sedikit, maka timbulnya panas hidrasi juga melambat. Hal ini dapat menghindariadanyapecah-pecahatauretakretakpadabeton. Menurut ASTM 618-91, pozolan terbagi menjadibeberapajenis yaitu : <1,2) Kelas N
: Pozolanyang berasaldari material-
Parameter pencemar dari buangan industri penyamakan kulit antara lain zat organik, minyak lemak, sulfida dan khrom. Dari basil analis is laboratorium diketahui kandungan khrom yang terdapat di dalam limbah padat basil filter press dari industri penyamakan kulit PT. Budi Makmur Yogyakarta adalah 1480,5 mg/kg. Tingginya kandungan bahan pencemar ini melampaui kategori untuk pembuangan di secure landfill kategori II yaitu 250 mg Cr/kg.(3) Dengan demikian limbah padat tersebut masih memerlukan penanganan dengan solidifikasi agar aman untuk dibuang ke secure landfill. Proses solidifikasi ini merupakan suatu proses pengolahan limbah 83 untuk mengungkung atau menjepit kandungan 83 dalam suatu komposit
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
Herry Poernomodan ME. Budiyono -~
235
~
beton-limbah bentuk monolit yang terbentuk dari kristal-kristal yang saling berikatan secara erat dan kuat sehingga akan memperkecil daya larut limbah B3 tersebut hila dibuang ke tempat penimbunan akhir (landfill). Bahan-bahan pozolan yang akan digunakan sebagai pengikat pada proses stabilisasi/solidiflkasi yaitu abu layang. Abu layang mudah diperoleh dari pembangkit listrik tenaga uap (PL 111) batubara karena merupakan limbah padat dalam jumlah yang sangat banyak. Abu layang dari PL 111
Suralaya mengandung 54,04% SiO2 , 24,29% AI2OJ, 7,42% Fe20J, 2,28% N~O, 0,41 % SOJ'( I )
Ditinjau dari total kandungan SiO2, Al2OJ dan Fe2OJ,maka abu layang dapat bersifat pozolanik seperti persyaratan pada Tabel I, sehingga apabila dicampur dengan senyawa kalsium (kapur) dan air dapat mengeras seperti beton semen. Proses solidifikasi limbah khrom sebagai berikut : senyawa seperti SiO2, AI2OJ, Fe20J yang terdapat dalam abu layang akan bereaksi dengan kapur dan air membentuk kristal-kristal seperti kalsium silikat hidrat (KSH), kalsium aluminat hidrat (KAH), kalsium aluminat refit hidrat (KAFH) yang akan mengikat kuat senyawa B3 tersebut menjadi komposit beton-limbah dalam bentuk monolit yang keras, kuat dan relatif tahan terhadap pengaruh panas dan air.
TATA KERJA Bahan Abu layang daTi PL TU Suralaya 1010s saringan 400 mesh dengan kandungan (SiO2 = 54,39%, AI2O) = 22,97, Fe2O) = 5,82%, N~O = 1,66%, CaO = 4,13%, MgO = 1,53%, K2O = 0,83%, MnO = 0,09%, TiO2 = 0,94%, P2Os = 1,31% dan H2O = 0,33%), kapur (CaCO)), akuades, limbah padat penyamakan kulit daTi PT. Budi Makmur dengan kandungan Cr = 1480,5
mg/kg.
denganvariasiwaktu 1 s.d.5 jam. Abu layangbasil reaktifasi(S) sebanyak370 g dimasukkanke dalam beker gelas, ditambah 130 g air (A) sehingga perbandinganA/S = 0,35,kemudiandiadukdengan alat pengaduk listrik (mixer) sampai menjadi adonanyang homogen. Setelahhomogenadonan dimasukkan ke dalam tabung polietilen dengan diameter3,78 cm daDtinggi 3,72 cm. Selanjutnya tabung polietilen ditutup, diberi tanda daDdiperam selama 14 hari. Dari variasi waktu pembakaran tersebutyang mempunyaibasil kuat tekan terbesar digunakan untuk kondisi proses pada proses solidiflkasi limbah padat khrom dengan beban limbah khrom dari 2% s.d. 10%daTiberat(A + S). Tahap II : Solidiflkasi limbah padat khrom denganabu layang hasil reaktifasi Abu layang basil reaktifasi sebanyak 370 g, limbah 130 g air dan limbah padat khrom sebanyak 2 % berat (A+S) atau 10 g limbah padat dengan ukuran butir -200 + 400 mesh dan kandungan khrom = 1480,5 mg/kg dimasukkan ke dalarn beker gelas 1000 ml, diaduk dengan mixer sampai homogen, adonan dituang ke dalam tabung polietilen, ditutup dan diperam selama 28 hari. Setelah 28 hari --komposit b~ton.ljmbah dalarn tabung polietilen dikeluarkan, dilakukan uji tekan menggunakan alat tekan hidrolis dan diuji lindi secara statis dengan cara merendarn dalam media lindi akuades di dalarn wadah tertutup. Perbandingan volume akuades da!arn wadah dengan !uas permukaan komposit beton.limbah yang direndarn = 10 cm. Setelah 14 hari perendaman diana!isis kandungan khrom dalam komposit beton-limbah yang terlindi dalam akuades, ana!isis dilakukan di Ba!ai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta. Dilakukan dengan cara yang sarna masing.masing untuk beban limbah khrom 4,6, 8, dan 10% berat (A+S). Setiap variasi beban limbah khrom dibuat bahan uji masing-masing sebanYak 6 buah dengan rincian 4 buah untuk uji tekan dan 2 buah untuk uji lindi.
Alat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mixer, gelas beker 1000 ml, gelas ukur 250 ml, pipet ukur, tabung polietilen bertutup, neraca analitik, alat tekan hidrolis, wadah uji lindi.
Uji Kuat Tekan pad a Reaktifasi Abu Layang
CARA KERJA TahapI: Reaktifas;abu layang Abu layang lotos saringan 400 mesh dicampur CaCO) dengan ukuran butir -200 + 400 mesh, dibakar dalam oven pacta suhu 1000 °C
Tahap awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan proses reaktifasi (peningkatan sifat pozolanik) abu layang dengan menambahkan CaCO) dan pembakaran 1000 °C pada variasi waktu pembakaran 1 s.d. 5 jam. Abu layang hasil reaktifasi dilakukan uji kuat tekan terhadap komposit beton pada umur 14 hari sesuai NI-20.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
Her", Poernomodon ME. Budiyono
Tabel3. Kuat tekankompositbetondari abu layanghasil reaktifasi.
Dari Tabel 3 terlihat bahwa abu layang basil reaktifasi yang terbaik adalah pacta pembakaran 1000 °C terhadap campuran abu layang daD CaCO] selama 2 jam. Waktu reaktifasi abu layang dengan pembakaran lebih dari 2 jam menjadikan sifat pozolanik menjadi berkurang yang ditandai dengan basil kuat tekan komposit beton yang berumur 14 hari semakin berkurang. Hal ini dapat dijelaskan dengan reaksi sebagai berikut : (6) I.
Pactasaatpembakaran mencapai suhu 650 °C aluminasilika daD CaCO3 terdekomposisi : AI2O].2SiO2.2H2O -+ AI2O] + SiO2 + 2H2O 9aCO] -+ CaO + CO2
2.
Pactapembakaran mencapai suhu 650 -940 °C terjadi reaksi : AI2O] amorf -+ AI2O].(kristal) + y-AI2O]
3.
Pacta suhu 1000 oC, alumina bergabung menjadi mullite
daD silika
3AI2O].(kristal) + 2SiO2 -+ 3AI220].2SiO2 Mullite Dengan bertambahnya waktu pembakaran maka SiO2 dalam abu layang yang semula menjadi reaktif berangsur-angsur reaktifasinya berkurang karena mulai bereaksi dengan AI2O] membentuk senyawa mullite (3AI2O].2SiOJ yang merupakan bahan pembentuk keramik yang stabil. Ditinjau dari syarat pozolan menurut NI-20 pacta Tabel 2, maka reaktifasi abu layang setaro pembakaran pacta suhu 1000 °C selama 2 jam memberikan komposit beton terbaik dengan kuat tekan 86, I 0 kg/cm2 yang termasuk bahan dengan sifat pozolanik tingkat II dengan kuat tekan komposit beton umur 14 hari sebesar 75 -100 kg/cm2. Sedangkan reaktjfasi abu layang setaro pembakaran selama I, 3, 4 dan 5 jam termasuk bah~n dengan sifat pozolanik tingkat I!1 dengan kuat tekan komposit beton umur 14 hari sebesar 50 -75 kg/cm2.
Kuat Tekan Komposit Beton-Limbah Hasil Solidifikasi Limbah Padat Khrom Menggunakan Abu Layang Hasil Reaktifasi Kualitas terbaik komposit beton tanpa beban limbah diperoleh dari abu layang basil reaktifasi secara pembakaran pada suhu 1000 °C selama 2 jam. Abu layang basil reaktifasi ini digunakan sebagai bahan pengikat atau pemadat limbah padat penyamakan kulit dengan kandungan khrom 1480,5 mg/kg. Dengan adanya beban limbah tentu akan mengurangi kualitas komposit beton-limbah dari basil solidifikasi. Berapa beban limbah yang mampu diikat oleh abu layang hasit reiiktifasi menjadi komposit beton-limbah yang memenuhi persyaratan dari Bapedal tentang solidifikasi limbah B3. Pada penelitian ini dicoba beban limbah padat khrom dari 2 s.d. 10% dari beret (abu layang basil reaktifasi + air). Pengaruh beban limbah padat khrom terhadap karakteristika komposit beton-limbah basil solidifikasi ditunjukkan pada Tabel4. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa semakin banyak beban limbah padat khrom menyebabkan kuat tekan komposit beton-limbah basil solidifikasi semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena daya ikat kristal-kristal seperti kalsium silikat hidrat (KSH), kalsium aluminat hidrat (KAH) clan kalsium aluminat-ferit hidrat (KAFH) yang terbentuk dari reaksi antara air kapur dengan senyawa SiO2, AI2O) clan Fe2O) dalam abu layang menjadi berkurang karena terganggu oleh molekulmolekul yang berada dalam limbah padat tersebut. Sampai dengan beban limbah 10% temyata abu layang basil reaktifasi mampu mensolidifikasi limbah padat khrom basil filter press dari industri penyamakan kulit dengan basil kuat tekan komposit beton-limbah yang jauh lebih besar daripada yang dipersyaratkan oleh Bapedal untuk solidifikasi limbah 83 yaitu kuat tekan minimum = 10 ton/m2.
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Herry PoernomodonME. Budiyono
ISSN 0216 -3128
237
Tabel 4. Pengaruhbebanlimbah padot khrom terhadapkuat tekan kompositbetonlimbah dari solidifikasi dengan abu layang hasil reaktifasi secara pembakaranJ000 °C selama2jam. --
Kuat tekan (ton/m2) komposit beton-limbah basil soli(ffilkasi limbah padat khrom dengan variasi beban limbah (%)
Ditinjau daTi nilai kuat tekan komposit beton-limbah yang cukup tinggi maka komposit beton-limbah bisa dimodifikasi dan dikembangkan supaya bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan menurut katagori SII sesuaidengan nilai kuat tekan yang dimiliki oleh masing-masing komposit betonlimbah yang tercantum pactaTabel 5.
Tabel 5. Nilai kuat tekan.kompositbeton-limbah hasil solidiJikasi pada variasi beban limbah menurutkatagoriSI/
Kadar Cr Total yang Terlindi Komposit Beton-Limbah
ke Air
dari
Ketentuan penting lainnya yang dipersyaratkan oleh Bapedal terhadap padatan basil solidifikasi limbah B3 adalah uji pelindian. Uji kimia-fisik dengan pel indian atau ekstraksi pada umumnya digunakan untuk menilai kinerja komposit basil proses stabilisasi daD solidifikasi limbah yang akan di Ianfilling, dikenal sebagai uji pel indian atau leaching test. Terdapat beragam uji pel indian, diantaranya dapat dibagi menjadi : uji dengan ekstraksi atau ekstraksi secara batch, uji dengan kolom lisimeter, uji pelindian. Uji-uji tersebut umumnya digunakan untuk menyimulasi kondisi limbah dalam lanfill yang terpapar dengan lingkungan sekitarnya, seperti air hujan, air lindi dari limbah itu sendiri.
---
Uji pel indian dilakukan dengan limbah dilindikan tanpa dihaluskan lebih dahl!.lu (kondisi monolitik) yang dapat dijalankan dengan dua kondisi, pertama yaitu kondisi statis dengan kecepatan pelindian rendah karena dalam kondisi hidrolis yang statis, kedua yaitu kocdisi dinamis yang mana pelindian terjadi dalam kondisi nonekuilibrium, karena larutan pelindi diganti secara periodik dengan yang baru. (7) Dalw~ hal ini uji pelindian-Cr total terhadap monolitik komposit beton-limbah dilakukan dengan memodifikasi metode uji pel indian pada kondisi statis dengan metode dari American Nuclear Society (ANS-16.1. 1986).(8) Caranya yaitu monolit komposit beton-limbah direndam dalam media pelindi akuades dengan perbandingan antara volume bahan uji dengan luas permukaan bahan uji = 10 cm. Setelah 14 hari dianalsis kandungan Cr total yang terlindi di dalam akuades. Kadar Cr total yang terlindi dalam akuades dari monolitik komposit beton-limbah dengan beban limbah padat penyamakan kulit sebesar 2, 4, 6, 8 daD 10% berturut-turut adalah 0,021, 0,025, 0,027, 0,028 dan 0,059 mg/l. Dari basil uji pelindi.an tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar beban limbah, maka Cr total yang terlindi semakin banyak. Hal ini disebabkan karena daya ikat kristal-kristal (KSH, KAH, KAFH) untuk menjepit senyawa Cr dalam limbah padat semakin kecil karena terganggu oleh_molekul-molekul yang ada dalam limbah parlato Karena proses solidifikasi terganggu, maka dimungkinkan akan menambah jumlah pori yang terbentuk di dalam bodi monolitik komposit beton-limbah. Dengan demikian akuades di luar bodi rnonolitik komposit beton-limbah akan masuk ke dalam bodi monolitik daD mengisi pori-pori, kemudian Cr dalam bodi monolitik terdifusi ke luar bodi monolitik masuk ke media lindi bersama-samadengan Cr yang terlindi lebih awal dari permukaan bodi monolitik.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
238
ISSN 0216-3128
KESIMPULAN
2.
NELSON, E.B., Cement Additive and Mechanismsof Action, In : "Well Cementing" by Erik B. Nelson, SchlumbergerEducational Services,5000Gullf FreewayHouston,Texas, (1990),3-12.
3.
ANONIM, Himpunan Peraturan tentang PengelolaanLimbah Bahan Berbahaya dan Beracun,Bapedal,Jakarta,(1996).
4.
ANONIM, Mutu dan Care Uji Bata Beton Pejal (SII 0284-80), Departemen Perindustrian,Jakarta,(1980).
5.
SMITH, W.F., Principles of Materials Science and Engineering,(1991),559 -616.
6.
AUSTIN, G.T., Shreve's Chemical Process Industries,5 ed., Mc Graw-Hill International Editions,144-169,New York (198~).
7.
DAMANHURI, E., Teori TCLP, Hubungannya dengan Uji Karakteristik Limbah B3, PelatihanPengujianKarakteristik Limbah B3 dengan Meode TCLP, P~sat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan, Pusarpedal-Bapedal bekerjasamadenganJapan International Coorporation Agency (JICA), (1999).
8.
NEILSON, R.M., COLOMBO, P., Wastefrom Development Program Annual Progress Report, BNL 51614, UC-70, Nuclear Waste Management-TIC45, New York, (1973).
9.
HESPE,E.D., Leach Testing of Immobilized Radioactive Waste Solid, A Proposal for a Standard Method, Atomic Energy Rewiew Vol. 9, (1971), 195-207.
Dari data basil penelitian dan pembahasan dapatdisimpulkansebagaiberikut: 1. Abu layang dapat dipakai untuk solidifikasi limbah B3 (Cr) daTiindustri penyamakankulit denganbasil yang baik yaitu uji kuat tekan dan uji pelindian terhadapmonolit kompositbetonlimbah telah memenuhisyaratdaTiBapedal. 2. Kuat tekan monolit komposit beton-limbah = 547,4 s.d. 1017,6 ton/m2, sedangkansyarat Bapedalkuattekan minimum= 10ton/m2. 3. Kuat tekan monolit komposit beton-limbah = 101,7s.d. 54,7 kgicm2,makamenurutSII 028480 basil monolit komposit dengan kuat tekan tersebut termasuk katagori barn beton pejal kelasB (100) s.d.kelasB (40). 4. Uji pelindian Cr terhadap monolit komposit beton-limbahdalammediaakuadessecarastatis pada hari ke-14 untuk bebanlimbah2 s.d. 10% yaitu 0,021 s.d. 0,059 mgil, sedangkansyarat Bapedalmaksimum= 5 mgil. 5. Solidifikasi terhadap limbah B3 (Cr) menggunakan limbah abu layang, dapa~ mengurangipencemaranterhadaplingkungandi sekitar landfill dan sekaligusdapatmengurangi persyaratankatagorisecurelandfill. 6. Hasil solidiflkasi limbah padatdaTiprosesfilter press pada industri penyamakankulit yang menggunakanlimbah abu layang selain dapat digunakan untuk barn beton pejal standarSII 0284-80 juga dimungkinkan dikembangkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai altematif bahanbangunanyang lain sepertibatako,corn block, paving block, grass block, divider jalan raya.
UCAPAN TERIMA KASIH
TANYAJAWAB Sugondo
Dengan ini karni mengucapkanterima kasih kepada Tri Suyatno clan Sunardi yang telah membantu penelitian dari awal sampai tersusunnya makalah ini. -
DAFTARPUSTAKA KA WIGRAHA, A., dkk., PemanfaallinSifat Pozolan Abu Batubara untuk Bahan Baku Semen, Prosiding Konperensi Energi, Sumberdaya Alam daD Lingkungan,
Herry Poernomodan ME. Budiyono
-Apakah metoda anda dapat digunakan untuk 83 bentuk chip.
Herry Purnomo -Metode solidifikasi limbah B3 dengan bahan pozolan abu layang dapat digunakan untuk lin.bah B3 bentuk chip seperti yang dilakukan di P2PLR untuk immobilisasi limbah padat yang dapat dikompresi. seperti limbah padat kaleng/drum bekasyang terkontaminasi.
11-12
Maret 1997,BBPT, Jakarta,(1997),278-283.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001