∑ - Dwi Jomlo. Gue adalah seorang yang menjomblo. Apa yang membuat gue menjomblo? Mungkinkah karena gue jelek? Ah, mana mungkin. Wajah gue adalah wajah tertampan di kota ini, setidaknya menurut nyokap gue. Sejak kecil gue selalu di puji akan ketampanannya oleh keluarga keluarga gue. “anak ganteng siapa ini?, anak ganteng siapa ini?, anak ganteng siapa ini?” pertanyaan pertanyaan yang selalu di tanyakan oleh oom dan tante tante gue jika gue datang berkunjung kerumahnya saat kecil dulu. Jadi alasan wajah kurang adalah alas an yang gak masuk akal untuk menjelaskan ke jombloan gue. Harta? Heh, gue ini adalah calon pengusaha sukses. Gue punya bisnis di bidang internet marketing, dan saat ini sedang tumbuh dan berkembang. Jadi faktor materi bukan jadi alasan buat gue jadi jomblo saat ini. Oke, semua orang yang ada di Indonesia pasti berfikir dan menempatkan dua alasan di atas untuk mendefenisikan sebab seseorang menjadi jomblo. Padahal ada faktor yang paling penting dari dua alasan di atas. Seperti gue ini gue menjomblo karena prinsip. Oh iya gue lupa, nama gue Dwi Novianto biasanya dipanggil Ian. Dan nama Dwi adalah nama yang paling pasaran di negri ini. Ada cewek ada juga yang cowok hampir setiap anak yang kedua diberi nama Dwi. Bahkan ada juga bencong yang pake nama Dwi. Bencong dekat simpang jalan rumah gue 5
misalnya namanya mbak Dwi. Terkadang gue malu punya nama Dwi dan kadang gue mikir kenapa gue gak di namain Roy ato Frans ato yang lagi tenar Andika. Eh Andika ndak masuk deh, Roy Ato Frans aja deh. Soalnya citra nama seoarang yang bernama Andika sudah turun drastis, dirusak oleh vokalis band karena menikahi anak dibawah umur. Jadi gue urungkan niat gue buat milih nama Andika jika gue di beri kesempatan buat milih nama sendiri. Hahaha Belum lagi soal nama restoran depan kompleks, bukan restoran sih. Rumah Makan Padang lebih tepatnya. Ya, di depan kompleks dekat sekitaran rumah gue ada yang namanya restoran rumah makan padang dan di papan namanya tertera jelas “Andika” belum lagi didepan pintu masuknya ada baliho bertuliskan “selamat datang di rumah makan padang ANDIKA” Gue sering di rangukan apakah gue ini cowok ato cewek? Ini semua karena nama gue yang ada Dwi dan Novinya. Dan satu satunya yang dapat menurunkan keraguan atas pertanyaan adalah lengkap belakang gue “Novianto”. Nama Novi adalah nama yang paling pasaran selanjutnya setelah nama Dwi, dan nama Novi udah ada ribuan cewek yang gue temuin di Facebook. Setelah nama Dwi tentunya. Dua nama di itu (Novi dan Dwi) adalah nama buat cewek, so please ibu ibu muda jangan kasih nama anak kalian itu ya. Kasian anak cowoknya. Karena gue pernah menemukan seorang cowok punya nama Dwi foto profilnya. Heuuuh 6
Foto profil cowok yang bernama Dwi yang gue temuin menambah rasa penyesalan gue atas nama gue. Pengen ganti nama aaaaaaaaa….. Dan yang lebih sialnya lagi mbak Dwi bencong di simpang komplek itu punya salon dan salonnya di beri nama “Novi”. Ya, salon Novi adalah salon yang paling popular di sekitaran rumah gue karena gak ada salon saingan dan karena pemiliknya mbak Dwi. Mbak Dwi adalah bencong yang paling ramah yang gue temuin, mbak Dwi orangnya mudah di akrabi murah senyum lumanyan cantik lah, halah. Dia sering memanjakan pengunjung pengunjung salonnya dengan bonus bonus yang membuat terkejut para pelanggannya. Mulai dari bonus lemon tea gratis hingga kadang potong rambut gratis. Kadang gue penasaran kenapa salonnya mbak Dwi dikasih nama “Novi”. Pernah sekali gue nanya sama mbak Dwi kenapa nama salonya itu. Waktu gue lagi mau cukur rambut. Gue
: “mbak!?”
Mbak Dwi : “apose, beb.” Sahut mbak dwi dengan nada khas banci dan gerak tubuh yang menggelikan itu. Gue : “ini kenapa ya nama salonnya Salon Novi?” Tanya gue mencurigai. Mbak Dwi : “oh, mau tau banget ato mau tau aja?” menjawab pertanyaan gue dengan pertanyaan balik menirukan gaya gaya anak alay jaman sekarang. 7
Gue
: “……”
Sejak saat itu gue hanya bisa pasrah mungkin suatu saat gue dapat penjelasan yang memuaskan rasa ke ingintahuan gue. Gue sering kesalonnya mbak Dwi, selain karena dekat dari rumah gue biaya potong rambut di tempatnya mbak dwi cukup murah dibanding salon salon lain yang pernah gue datengin. Eits, jangan salah prasangka dulu ya. Jangan mikir gue termasuk cowok yang sering keluar masuk salon. Gue kesalon Cuma sebulan sekali, catet itu. Gue bukan cowok alay yang sering mondar madir kesalon. Dan kalo di salon gue cuma potong rambut. Alasan utama gue memilih salon sebagai tempat potong rambut adalah trauma. Ya, gue trauma potong rambut di tempat pangkas rambut. Kejadian itu saat gue baru masuk SMA, dan sekolahan baru gue mewajibkan peserta didiknya berambut pendek. Atas dasar itu gue pergi ke tempat cukur langganan gue, cukup jauh dari rumah karena lokasinya dekat bekas SMP gue. Gue langsung antri, wajar tempat ini rame karena sekarang mau masuk tahun ajaran baru dan gue yakin tempat ini ramenya kalo lagi pergantian ajaran kayak gini. Giliran gue yang di potong setelah antri sekitar setengah jam di kursi depan. Dengan mantap gue bilang ke abangnya “potong kayak biasanya ya bang”. Gue biasa potong gaya 321. Rambut atas lebih panjang dan rambut samping pendek. ***** 8
Fatihah, Fatihah Firdaus. Teman SMA gue ini dulu sukanya mengejek potongan rambut gue. Nama panjang yang memiliki arti pembuka surga katanya ke gue dulu. Mungkin orang tuanya pengen dirinya nanti di akhirat gue bisa membuka pintu surga firdaus untuk mereka berdua tambahnya lagi. Daus : “rambut lo lucu yan, kayak monyet” Gue : “biarin, dari pada kenak denda ini” Daus : “gue foto ya buat kenang-kenangan?” sambil memotret wajah gue tanpa menunggu persetujuan dari gue. Daus orang pendiem sama orang-orang yang belum di kenalnya. Tapi kalo udah kenal sama seseorang dia bisa berubah seperti orang gila. Ngomng panjang lebar yang kadang-kadang suka ngomong gak jelas juga, dan sering ngomong yang gak penting buat diomongin. gue kadang kasian sama si Daus ini, Wajahnya lumanyan cantik tapi dia sering di tindas waktu SMA dulu. Daus : “gue beneran jelek ya yan?” Gue : “lo punya kaca kana?” jawab ku sekenanya. Daus : “....” Wajah daus itu memang unik, apalagi kalo lagi pake kerudung model hijab, mukanya bulet gak karuan. Entahlah tapi katgue wajahnya enak buat ditindas. Dia kejam, gue bisa lebih kejam. Daus ini sering nangis gak jelas. Macem-macem alasanya. Pas awal masuk SMA dulu waktu sedang di OSPEK 9
kakak kelas, dia lupa bawa bekal makan siang trus nangis pas upacara pembukaan. Dia sukses menjadi pusat perhatian abang dan kakak kelas dan seluruh siswa baru satu SMA. Terus waktu dia dateng telat pas hari senin pertama masuk sekolah. Padahal bukan cuma dia aja yang telat, gue dan banyak temen temen kelas 1 yang lain juga telat. Dia malah nangis pas lagi di hukum hormat bendera sampai habis satu jam pelajaran. Karena tangisnya guru BP melarikannya ke UKS. gue kadang iri sama dia, jurus nangisnya selalu ampuh buat menghidari masalah. Kadang gue mikir buat ikutan nangis tapi kalo di pikir-pikir pasti bakal malu-maluin. Gue dan Daus dulu duduk di kelas yang sama kelas 1 b, dan dia duduk satu bangku denganku di kelas itu. Dan hal itulah yang membuat gue lumanyan mengenal si Daus dari teman teman yang lain. Dari pertemanan itulah gue mengenal Daus yang punya emosional berlebih itu. Tapi mungkin iya soalnya Daus gampang nangis alias rada emsional kadang? Mereka, teman teman satu kelas senang sekali menindas Daus mungkin karena sifat daus itu sendiri yang sering nangis trus jarang dan hampir tidak pernah menindas mereka. Jadi mereka seneng. Dan gue yang di tindas daus. Tapi walaupun begitu Daus bisa bergaul dengan semua orang di sekolahan. Dari semua anak dari yang golongan goblok hingga yang pinter. Karena dia terkenal dengan sifatnya yang ramah dan 10
sering nangis. yah begitulah kadang ada saatnya dia seneng gak jelas karena apa dan sedih tanpa alasan. gue pernah bilang ke dia kalau dia itu punya penyakit bipolar. Dan dia malah seneng di bilang bipolar. Satu hal yang gue tau betul dan gue yakini bener kalo si Daus itu gak pernah punya pacar dan gak akan pernah punya pacar. Kenapa? Karena dia bipolar. Kepribadian ganda. Tapi Daus pernah nggue ke gue kalo dia pernah suka sama orang, tapi dia lupain karena dia gak mau pacaran. Gue : “loh, kenapa?” Daus : “Karena kalo pacaran itu biasanya putus” Gue : “lah, wajar dong?” Daus : “gue kalo pacaran gak mau putus-putus, jadi gamau pacaran, oke” Sedih kadang kadang gue liat si Daus ini, punya badan tidak tinggi ke atas dan tidak pula lebar kesamping. Tingkahnya kadang seperti anak anak, jadi kalo dilihat orang pas lagi pake baju biasa. Persis seperti anak SMP bahkan bisa jadi SD, sedih. Tapi lucu. *****
11