-1-
LAMPIRAN:
1.1
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 - 2030
LATAR BELAKANG Sinkronisasi
sektor-sektor pembangunan
merupakan modal
dasar bagi ctercapainya pembangunan pariwisata baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Pernyataan ini berdasarkan kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa bermacam kendala dan permasalahan pembangunan pariwisata di Indonesia bersumber dari kondisi tersebut. Salah berkembang
satu
tujuan
mendasar
yang
ingin
dicapai
negara
seperti Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu
pertumbuhan ekonomi yang kuat dan mantap. Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sub sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya secara efisien dan efektif, agar dapat
didayagunakan
sebagai
salah
satu
andalan
kegiatan
-2-
perekonomian
nasional
dan
daerah.
Berkembangnya
kegiatan
pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh pada sector ekonomi
serta
mendorong
pembangunan
sektor-sektor
khususnya dalam hal memperluas lapangan kerja dan
lainnya,
peluang untuk
berusaha. Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sub sektor pariwisata masih belum memenuhi target yang diharapkan, sehingga peran serta pemerintah, dunia usaha dan masyarakat masih terus dituntut peran aktifnya. Berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah merupakan titik tolak yang sangat strategis untuk dapat mengoptimalkan dengan menggali, mengembangkan dan mengelola asset-aset dan sumberdaya yang
dimiliki
sehingga
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan pembangunan dan perekonomian. Oleh karena itu, setiap daerah harus mencermati sektor-sektor strategis dan potensial untuk
dikembangkan
sehingga
produktif
dan
dapat
membantu
menopang Pembangunan Daerah, memberikan nilai manfaat serta menghasilkan produktifitas yang tinggi bagi Pembangunan Daerah maupun Peningkatan Kesejahteraan. Dalam mendukung program pemerintah pusat yang ingin menjadikan beberapa daerah di Nusantara ini menjadi daerah unggulan dalam sektor pariwisata yang mempunyai daya tarik tersendiri maka masing-masing
daerah
dituntut
untuk
mengembangkan
sektor
pariwisata unggulan masing-masing daerah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sektor parwisata merupakan salah satu penghasil devisa Negara yang sangat besar. Upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan mengembangkan daerah/kawasan wisata secara terpola, terpadu dan dengan rencana program yang baik. Hal ini dimaksudkan agar target pengembangannya dapat dicapai dalam waktu yang cepat dan dari segi pembiayaan dapat lebih efisien. Salah satu program yang perlu dilaksanakan agar dapat merealisasikan upaya diatas adalah dengan membuat suatu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) yang dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan
-3-
pariwisata di daerah sehingga acuan pengembangannya menjadi lebih jelas dan terarah. Pasca
diundangkannya
UU
No.
10
tahun
2009
tentang
Kepariwisataan sebagai pengganti UU No. 9 tahun 1999, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana
Induk
jPembangunan
Kepariwisataan
Nasional
(RIPPARNAS) Tahun 2010 – 2025, mau tidak mau daerah harus menyesuaikan
diri
tentang
pengaturan
dan
pengelolaan
bidang
kepariwisataan. Disisi lain, bagi pemerintah sendiri yang diharapkan usaha pariwisata dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan negara/daerah, baik dalam bentuk pajak, retribsi dan lain sebagainya. Agar semua biasa berhasil dengan baik, perlu ada dukungan dengan
bentuk
perencanaan
terpadu
dengan
pengelolaan
yang
profesional, untuk menempatkan pariwisata sebagai bagian yang terintegrasi dalam keseluruhan pembangunan nasional. Jadi pariwisata diusahakan dapat menjadi suatu industri yang dapat berfungsi sebagai katalisator (agent of development) dan dapat menunjang sektor-sektor lainnya secara berkesinambungan. Jadi jelas bahwa pariwisata dapat berfungsi menpercepat proses pembangunan dimana pariwisata itu dikembangkan, oleh karenanya pariwisata dapat dijadikan sebagai pendorong atau sumber energi untuk
pembangunan
berkelanjutan
bagi
suatu
negara
yang
mengembangkannya. Namun dalam preses pencapaian tersebut, dalam perjalanannya terjadi hal-hal yang dapat merugikan pembangunan industri pariwisata itu sendiri dan pembangunan bangsa secara keseluruan, seperti misalnya: terjadinya kebocoran devisa (leakege) sebagai berikut: Pertama : Maraknya
outbound
tourism
yang
tentunya
akan
berakibat dihamburkannya devisa oleh wisatawan warga negara sendiri di luar negeri. Kedua
: Masih banyak inpor barang untuk keperluan industri pariwisata,
khususnya
yang
dilakukan
oleh
industry
-4-
perhotelan seperti: daging, telur, buah-buahan, dan bahkan sayur-sayuran. Ketiga
: Masih banyak tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di sektor industri pariwisata, seperti pada hotel, restoran, bidang hiburan (entertainment).
Keempat : Banyaknya
wisman
yang
berkunjung
ke
Indonesia
menggunakan airline, hotel, restoran, dan bahkan tour leader/tour
guide
milik
negara
mereka
sendiri
yang
berartidevida lari kembali ke negra asal wisatawan. Apabila pembangunan kepariwisataan Indonesia dicermati lebih lanjut, secara umum terdapat tiga permasalahan utama klasik yang tidak kunjung terselesaikan, yaitu:
Sedikit objek atau kawasan wisata di Indonesia yang dikembangkan melalui suatu perencanaan yang komprehensif dan terpadu dengan sektor-sektor
pembangunan
lain,
dan
sebagian besar lainnya
tumbuh dan berkembang secara alamiah mengikuti perkembangan dan keinginan pasar/pengunjung. Kalaupun dilakukan pembenahan sifatnya
hanya
perbaikan
seadanya,
dengan
focus
pada
pembenahan/perbaikan yang menjadi objek wisata itu sendiri, sedangkan keterkaitannya dengan bidang lainnya sering diabaikan.
Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang menjadi tulang punggung pelaksanaan
kegiatan
ini
dari
sisi
kualitas
dan
kuantitas masih kurang memadai untuk menjadikan sektor ini tulang punggung perekonomian nasional sebagai pesaing minyak dan gas bumi
dalam
penerimaan devisa negara. Banyak aparat
Instansi Pariwisata Pemerintah Daerah maupun kalangan Usaha Pariwisata yang tidak memiliki latar belakang pariwisata atau cukup memiliki pengalaman di dunia pariwisata.
Dana pemasaran yang selalu dikeluhkan kurang, baik di tingkat pusat maupun daerah. Terkadang persoalan ini selalu dijadikan alasan apabila target yang telah ditetapkan tidak tercapai.
-5-
Pariwisata juga merupakan aktivitas yang beragam karena dilakukan tidak hanya terfokus pada kegiatan pariwisata, tetapi aktivitas-
aktivitas
tersebut
berhubungan
dengan
aktivitas
atau
kegiatan sosial kemasyarakatan, bisnis, dan pemerintahan. Rencana Pembangunan kepariwisataan mencakup 2 (dua) aspek, yaitu aspek spasial dan aspek non spasial. Aspek spasial menyangkut hal-hal yang terkait dengan perencanaan tata ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan termasuk diantaranya perencanaan Kawasan Wisata Unggulan provinsi, serta keterkaitan antar kawasan dan keterhubungan atau aksesibilitasnya. Rencana Induk Pariwisata juga membuat aspek non spasial, khususnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan, mekanisme kerjasama antar lembaga dan hal-hal lainnya yang non spasial, termasuk keterkaitan antar sector dalam mendukung pengembangan pariwisata. Belum tergarapnya potensi wisata secara optimal di Provinsi Sulawesi Selatan menjadikan sektor pariwisata daerah ini belum dapat memberikan
kontribusi
yang
positif
terhadap
pertumbuhan
dan
pembangunan perekonomian daerah. Rencna
Induk
Pembangunan
Kepariwisataan
Daerah
(RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan adalah pemanfaatan ruang parawisata
yang
disusun
untuk
penyiapan
perwujudan
rencana
pengembangan dan pembangunan parawisata yang berkualitas serasi, optimum
sesuai
memujudkan
dengan
kebijakan
kesesuaian
antara
pembangunan
kebutuhan
daerah,
pembangunan
serta dan
kemampuan daya dukung lingkungan melalui pemanfaatan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya buatan. Selain itu, dalam penyusunan-nya, RIPPARDA merupakan rencana yang mempunyai keterkaitan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010 – 2025 yang telah menetapkan beberapa potensi unggulan pariwisata
di
Pengembangan
Provinsi
Sulawesi
Pariwisata
Selatan
Nasional
diantaranya
(KPPN),
serta
Kawasan
menetapkan
-6-
Makassar–Takabonerate dan sekitarnya sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Sementara itu, dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028, terdapat beberapa potensi pariwisata yang dikembangkan yang tertuang dalam Pasal 60 rencana pengembangan kawasan pariwisata Taman Wisata Alam (TWA), Taman Wisata Budaya (TWB), dan Taman Wisata Sejarah, baik berskala nasional maupun skala provinsi. Dengan demikian, maka RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan perlu disusun agar sesuai dengan kondisi kekinian sehingga seluruh potensi daya tarik wisata dapat tergarap dengan baik dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari sektor pariwisata, serta pemanfaatan sumber daya alam yang optimal. 1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Maksud
dari
penyusunan
Rencana
Induk
Pembangunan
Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan adalah untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan instansi teknis didalam mengelola kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, penyusunan RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan juga dimaksudkan untuk: 1. Menyatukan pandangan diantara sektor pembangunan lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan terhadap pentingnya kebudayaan dan pariwisata dalam konteks perencanaan pembangunan daerah. 2. Membudayakan dan memudahkan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Menyusun perencanaan pengembangan kepariwisataan yang mampu meningkatkan kualitas kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan.
-7-
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini antara lain adalah: 1.
Untuk memudahkan pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dalam rangkaian pelaksanaan operasional kebijakan yang telah digariskan dalam hal pengembangan kepariwisataan.
2.
Untuk
mewujudkan
landasan
hukum
penyelenggaraan
kepariwisataan di Propinsi Sulawesi Selatan 3.
Untuk
memberikan
kepariwisataan
arahan
terhadap
dasar
pengembangan,
pembangunan pengelola
bagi
kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan. 4.
Sebagai alat pengendali pelaksanaan program pemanfaatan ruang yang telah digariskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) khususnya didalam hal pengembangan pariwisata.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan adalah: 1.
Tersedianya
landasan
hukum
pembangunan
dan
pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan; 2.
Tersedianya data-data mengenai potensi objek daya tarik wisata Provinsi Sulawesi Selatan;
3.
Sebagai bahan data dan informasi bagi investor serta para pelaku pariwisata lainnya termasuk masyarakat luas tentang potensi kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan.
1.3 LINGKUP KEGIATAN RIPPARDA tingkat kabupaten seyogyanya memfokuskan pada perencanaan satu atau beberapa daerah tujuan wisata yang memang menjadi, atau akan menjadi unggulan provinsi, bukan mencoba mengembangkan seluruh daerah di dalam provinsi yang malah menjadi tidak jelas arahnya. Daerah tujuan wisata tersebut kemudian menjadi kawasan wisata unggulan provinsi. Pengembangan kawasan wisata unggulan
provinsi
diharapkan
nantinya
akan
berdampak
ganda
-8-
terhadap pengembangan kawasan-kawasan wisata lainnya maupun sektor-sektor lain didaerah-daerah lain. RIPPARDA
Provinsi Sulawesi Selatan
menjadi acuan bagi
seluruh stakeholders pariwisata di daerah, memberikan arahan yang jelas bagi pengembangan pariwisata daerah, mendudukkan posisi kepariwisataan provinsi dalam lingkup nasional, mendudukkan posisi RIPPARDA provinsi dalam RIPPARNAS agar dapat bersinergi secara positif, dan menghindarkan benturan antar daerah akibat otonomi daerah. Selain itu, RIPPARDA provinsi juga memberikan tatanan yang jelas dalam pelaksanaan pengembangan kepariwisataan di lapangan, termasuk dalam mekanisme kerjasama antar berbagai pihak yang terkait; siapa berbuat apa (baik untuk instansi tingkat provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota), dan kaitan antar-sektor. Dengan demikian Lingkup Penyusunan RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan meliputi:
A. Lingkup Wilayah Perencanaan Secara makro, lingkup wilayah dalam penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah
di
seluruh
kabupaten/kota.
wilayah
Secara
provinsi
mikro,
ruang
yang
terbagi
lingkup
dalam
wilayah
24
dalam
penyusunan RIPPARDA ini adalah menyangkut seluruh daya tarik wisata yang terdapat di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. B. Lingkup Materi Kajian Dalam
Penyusunan
Rencana
Induk
Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Daerah (RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan akan
memuat
mengenai
beberapa
rumusan
alternatif
rencana
kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan data dan hasil analisis. Lingkup materi dalam RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan antara lain : 1. Destinasi Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan a. Konsep perwilayahan Destinasi Pariwisata Provinsi;
-9-
b.
Pembangunan Daya Tarik Wisat;
c. Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata; d. Pembangunan
Prasaran
Umum,
Fasilitas
Umum,
dan
Fasilitas Pariwisata; e. Pemberdayaan Masyarakat melalui kepariwisataan; dan f.
Pembangunan investasi di bidang pariwisata.
2. Pembangunan
Pemasaran
Pariwisata
Provinsi
Sulawesi
Selatan a. Pengembangan pasar wisatawan; b. Pengembangan citra pariwisata; c. Pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata; dan d. pengembangan promosi pariwisata. 3. Pembangunan Industri Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan a. Penguatan struktur industri pariwisata; b. Peningkatan daya saing produk pariwisata; c. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata; d. Penciptaan kredibilitas bisnis; dan e. Pengembangan tanggungjawab terhadap lingkungan. 4. Pembangunan
Kelembagaan
Kepariwisataan
Provinsi
Sulawesi Selatan a. Penguatan organisasi kepariwisataan b. Pembangunan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan. 1.4 MASA BERLAKU PERENCANAAN Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Sulawesi
Selatan
adalah
dokumen
perencanaan
Provinsi
pembangunan
kepariwisataan provinsi untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2028. 1.5 LANDASAN HUKUM Penyusunan
Rencana
Induk
Pembangunan
Kepariwisataan
Daerah (RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan erat kaitannya dengan
-10-
pemanfaatan ruang, sehingga didalam penyusunannya mengacu pada strategi dan dasar-dasar penyusunan penataan ruang. Selain itu juga kepariwisataan merupakan suatu komponen yang memiliki banyak keterkaitan dengan komponen lainnya seperti; keterkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup, budaya dan sejarah serta struktur ekonomi masyarakat. Adapun dasar hukum penyusunan RIPPARDA Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang KetentuanKetentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215). 2.
Undang-Undang
Nomor
5
Tahun
2004
Tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421). 3.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4.
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir
dan
Pulau-Pulau
Kecil
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 5.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427).
6.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
7.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168).
-11-
8.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun
2015
tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
Menjadi
Undang-Undang
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125).
10.
Keputusan
Menteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
RI
Nomor
Kepariwisataan 012/ KP/IV/2001, Tentang Pemberian Perizinan Usaha Kepariwisataan. 11.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 275 Tahun 1982 Tentang Pedoman Kerjasama Pembangunan Antar Daerah.
12.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028. Selain ketentuan tersebut, di dalam penyusunan RIPPARDA
Provinsi Sulawesi Selatan juga memperhatikan produk-produk hukum di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi; 1.
Pola Dasar Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan.
2.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan.
3.
Rencana Strategis Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan;
Tentang Kepariwisataan antara lain adalah: 1.
Rio Declaration on the Environment and Development, 1992.
2.
Stckholm Declaration Againts the Commercial Sexual Exploitation of Children, 1996.
3.
Manila Declaration on the Social Impact of Tourism, 1997.
4.
The Global of Ethics for Tourism, 1999.
-12-
5.
Johannesburg Declaration on the Sustainable Development, 2002.
6.
World Summit Th. 1992 dan Th. 2002 tentang Sustainable Development.
7.
The Hue Declaration on Cultural Tourism and Poverty Alleviation of 2004.
1.6 PENGERTIAN DASAR 1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata;
2.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata;
3.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut;
4.
Kepariwisataan
adalah
keseluruhan
kegiatan
yang
terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame
wisatawan,
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah,
dan
pengusaha. 5.
Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengendalian, dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki.
6.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang selanjutnya perencanaan
disebut
dengan
pembangunan
RIPPARNAS kepariwisataan
adalah
dokumen
nasional
untuk
periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2025. 7.
Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata, aksesibilitas,
-13-
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya Kepariwisataan. 8.
Destinasi Pariwisata Provinsi yang selanjutnya disingkat DPP adalah Destinasi Pariwisata yang berskala nasional.
9.
Kawasan
Strategis
Pariwisata
Provinsi
yang
selanjutnya
disingkat KSPP adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata provinsi yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. 10.
Perwilayahan Pembangunan DPN adalah hasil perwilayahan Pembangunan Kepariwisataan yang diwujudkan dalam bentuk DPP, dan KSPP.
11.
Daya
Tarik
Wisata
adalah
segala
sesuatu
yang
memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 12.
Aksesibilitas
Pariwisata
adalah
semua
jenis
sarana
dan
prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata. 13.
Prasarana
Umum
lingkungan
yang
lingkungan
dapat
adalah
kelengkapan
pengadaannya beroperasi
dan
dasar
fisik
memungkinkan berfungsi
suatu suatu
sebagaimana
semestinya. 14.
Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan keseharian.
15.
Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan,
-14-
kenyamanan,
keselamatan
wisatawan
dalam
melakukan
kunjungan ke Destinasi Pariwisata. 16.
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, akses, dan peran masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memajukan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan melalui kegiatan Kepariwisataan.
17.
Pemasaran
Pariwisata
menciptakan, wisata
dan
adalah
serangkaian
mengkomunikasikan, mengelola
mengembangkan
relasi
untuk
menyampaikan
dengan
Kepariwisataan
proses
produk
wisatawan
dan
seluruh
untuk
pemangku
kepentingannya. 18.
Industri Pariwisata adalah kumpulan Usaha Pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
19.
Kelembagaan Kepariwisataan adalah kesatuan unsure beserta jaringannya yang dikembangkan secara terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara berkesinambungan
guna
menghasilkan
perubahan
ke
arah
pencapaian tujuan di bidang Kepariwisataan. 20.
Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan Pemerintah
maupun
swasta
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan. 21.
Sumber Daya Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat SDM Pariwisata adalah tenaga kerja yang pekerjaannya terkait secara
langsung
dan
tidak
langsung
dengan
kegiatan
yang
kegiatan
Kepariwisataan. 22.
Usaha
Pariwisata
menyelenggarakan
jasa
adalah
pariwisata
atau
bertujuan
menyediakan
atau
mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata,dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut;
-15-
23.
Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata;
24.
Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun
atau
disediakan
pariwisata.
1.7
Alur Pikir Penyusunan RIPPARDA
untuk
memenuhi
kebutuhan
-16-
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI SULAWESI SELATAN A. ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS WILAYAH Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai luas wilayah 45.764,53 km. persegi, memliki daerah administratif 21 kabupaten, tiga kota, 304 kecamatan, dan 2.953 desa/kelurahan. Provinsi Sulawesi Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah Utara dan Teluk Bone serta Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur serta sebelah Barat dan Timur masing-masing dengan selat Makassar dan Laut Flores. Tabel 2.1. Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 Luas Area Jumlah Banyaknya No Kabupaten/Kota (Km2) Kecamatan Desa/Kelurahan 1 Selayar 903,50 11 74 2 Bulukumba 1.154,67 10 126 3 Bantaeng 395,83 8 67 4 Jeneponto 903,35 11 113 5 Takalar 566,51 9 83 6 Gowa 1.883,32 18 167 7 Sinjai 819,96 9 80 8 Maros 1.619,12 14 103 9 Pangkep 1.112,29 13 102 10 Barru 1.174,71 7 54 11 Bone 4.559,00 27 372 12 Soppeng 1.359,44 8 70
-17-
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Makassar Pare Pare Palopo Sulawesi Selatan
2.506,20 1.883,25 1.961,17 1.786,01 3.000,25 2.054,30 7.502,68 6.944,88 1.151,47 175,77 99,33 247,52 45.764,53
14 11 12 12 21 19 11 11 21 14 4 9 304
176 105 104 129 227 159 176 102 151 143 22 48 2.953
Sumber : Sulawesi Selatan Dalam Angkatan Tahun 2012
B. ASPEK FISIK DASAR 1. Letak dan Kondisi Geografis Sulawesi Selatan terletak antara 0⁰12’ - 8⁰ Lintang Selatan dan 116⁰48’ 122⁰36’ Bujur Timur. Geografi wilayah mencakup pesisir dan pulau, daratan rendah dan daratan tinggi, dengan 67 aliran sungai dan tiga danau. Terdapat gunung Bawakaraeng di selatan, serata gunung Lompobattang
dan Rante
Mario di Utara, pada bagian tengah membentuk bukit karst sepanjang Maros dan Pangkep, dengan klimatologi yang terbedakan antara musim pada pantai Barat dan Timur. 2. Topografi Wilayah Sulawesi Selatan membentang mulai dari daratan rendah hingga daratan tinggi. Kondisi kemiringan tanah 0 sampai 3 persen merupakan tanah yang relatif datar, 3 sampai 8 persen merupakan tanah relatif bergelombang, 8 sampai 45 persen merupakan tanah yang kemiringannya agak curam, lebih dari 45 persen tanahnya curam dan bergunung. Wilayah daratan terluas berada pada 100 hingga 1000 meter DPL. 3. Geologi Daerah Sulawesi Selatan termasuk ke dalam provinsi Busur Volkanik Tersier Sulawesi Barat, yang memanjang dari Lengan Selatan sampai ke Lengan Utara. Secara umum, busur ini tersusun oleh batuan-batuan Plutonik-Volkanik berumur Paleogen-Kuarter serta batu-batuan metamorf dan sedimen berumur Tersier. Geologi Sulawesi Selatan bagian timur dan barat sangat berbeda, di mana kebudayaan dipisahkan oleh Depresi Walanae yang berasal UUB-SST.
-18-
Secara stuktural, Sulawesi Selatan terpisah dari anggota Busur Barat Sulawesi lainnya oleh suatu depresi berarah UB-ST yang melintas disepanjang Danau Tempe (van Leeuwen, 1981). Struktur geologi batuan di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki karatkteristik geologi yang dicirikan oleh adanya berbagai jenis satuan batuan yang bervariasi. Struktur dan formasi geologi wilayah provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari volkan tersier, sebaran formasi volkan tersier ini relative luas mulai dari Cenrana sampai perbatasan Mamuju, daerah pegunungan salapati (Quarles) sampai pegunungan Molegraf, pegungan Perombengan sampai Palopo, dari Makale sampai utara Enrekang, disekitar Sungai Mamasa, Sinjai sampai Tanjung Pattiro, di daerah pegunungan sebelah barat dan timur Ujung Lamuru sampai Bukit Matinggi. Batuan volkan kwarter, Formasi batuan ini ditemukan di sekitar Limbong (Luwu Utara), sekitar Gunung Karua (Tana Toraja) dan di Gunung Lompobatang (Gowa). 4. Hidrologi Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesara di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang, dan pinrang. Panjang sungai tersebut masing-masing 150 km. Di Sulawesi Selatan terdapat empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur. 5. Klimatologi Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya sama dengan daerah lain yang ada di Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Berdasarkan pengamatan ditigal Stasiun Klimatologi (Maros, Hasanuddin, dan Maritim Paotere) selama tahun 2010 rata-rata suhu udara 27,4 C di Kota Makassar dan sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan nyata. Suhu udara maksimum di stasiun klimatologi Hasanuddin 32,1 C dan suhu minimum 24,0 C. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim menurut oldeman, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 5 jenis iklim, yaitu tipe iklim A termasuk kategori iklim yang sangat basah dimana curah hujan rata-rata 3500 – 4000 mm/Tahun. Wilayah yang
-19-
termasuk kedalam tipe ini adalah kabupaten Enrekang, Luwu Utara, dan Luwu Timur. Tipe iklim B, termasuk iklim basah dimana curah hujan rata-rata 3000 – 3500 mm/Tahun. Wilayah tipe ini terbagi 2 tipe yaitu (B1) meliputi Kabupaten Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur. Tipe B2 meliputi Gowa, Bulukumba, dan Bantaeng. Tipe iklim C termasuk iklim agak basah dimana curah hujan rata-rata 2500 – 3000 mm/Tahun. Tipe iklim C terbagi 3 yaitu iklim tipe C1 meliputi Kabupaten Wajo, Luwu, dan Tana Toraja. Iklim C2 meliputi Kabupaten Bulukumba, Banteng, Barru, Pangkep, Enrekang, Maros, dan Jeneponto. Sedangkan tipe iklim C3 terdiri dari Makassar, Bulukumba, Jeneponto, Pangkep, Barru, Maros, Sinjai, Gowa, Enrekang, Tana Toraja, Parepare, dan Selayar. Tipe Iklim D dengan curah hujan rata-rata 2000 – 2500 mm/Tahun. Tipe iklim ini terbagi 3 yaitu wilayah yang masuk kedalam iklim D1 meliputi kabupaten Wajo, Bone, Soppeng, Luwu, Tana Toraja, dan Enrekang. Wilayah yang termasuk iklim D2 terdiri dari kabupaten Wajo, Bone, Soppeng, Sinjai, Luwu, Enrekang, dan Maros. Wilayah yang termasuk iklim D3 meliputi Kabupaten Bulukumba, Gowa Pangkep, Jeneponto, Takalar, Sinjai, dan Kota Makassar. Tipe iklim E dengan Curah hujan rata-rata antara 1500 – 2000 mm/Tahun dimana tipe iklim ini disebabkan sebagai tipe iklim kering. Tipe iklim E1 terdapat di Kabupaten Maros, Bone, dan Enrekang. Tipe iklim E2 terdapat di Kabupaten Maros, Bantaeng, dan Selayar. 6. Penggunaan Lahan Penggunaan kawasan hutan hingga akhir tahun 2011, terluas terdapat di Kabupaten Selayar yang mencapai 981.601,4 Ha. atau 28,68% dari total luas hutan Negara yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan seluas 3.428.167,34 Ha. Kabupaten lain yang memiliki hutan Negara yang relatif luas adalah Kabupaten Luwu Timur 734.755,48 Ha, dan Kabupaten Bone seluas 124.325,44 Ha, serta Kabupaten Pangkep seluas 106.169,18 Ha. Kabupaten lainnya berada dibawah seratus ribu hektar. Area Kabupaten bertambah sebesar 715.355 Ha (21%) menjadi 3.428.167,34 Ha. Tetapi hutan lindung berukuran 12.002 Ha menjadi 1.221.558 Ha, hutan produksi terbatas berkurang sebanyak 250.697 Ha (51%) menjadi 237.854 Ha, hutan produksi bisa turun 19.000 Ha, menjadi 112.641 Ha, hutan suaka alam/wisata naik menjadi 1.026.793 Ha, sedangkan hutan produksi konversi
-20-
hanya pada Kab. Luwu Utara dan Timur naik 100% menjadi 248.552 Ha, kawasan perairan hanya di Selayar yaitu 580.765 Ha. Kawasan hutan terluas di Kabupaten Luwu Timur naik menjadi 734.755,48 Ha, Luwu Utara menjadi 530.001 Ha, dan Kabupaten Luwu 275.437,81 Ha. Selebihnya dibawah 100 Ha. Tiga daerah kawasan hutan terendah Kota Pare-pare 2.312,6 Ha, Kab. Bantaeng 5.792 Ha, Takalar 7.536 Ha, serta Jeneponto 9.599 Ha, dan Palopo 9.321 Ha. Areal Perkebunan sebesar 671.923 Ha meliputi: areal perkebunan rakyat 669.438 Ha dan yang terluas merupakan areal tanam coklat sebesar 265.985 Ha dengan produksi mencapai 172.083 Ton, Kelapa dalam area tanam seluas 94.768 Ha, dengan produksi mencapai 72.805 Ton, Jambu Mente 63.818 Ha, dengan produksi 19.733 Ton, kemudian Kopi Arabika 43.960 Ha, dengan produksi
21.798 Ton, Kopi Robusta 26.452 Ha, dengan produksi sebesar
13.747 Ton, kemudian Cengkeh 44.524 Ha, dengan produksi mencapai 16.385 Ton. Areal perkebunan besar 15.079,51 Ha, dimana yang terbesar adalah perkebunan karet seluas 5.054,88 Ha. Secara umum luas areal tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 1 hingga 0,6 % dari tahun sebelumnya. Dari luas kawasan hutan Sulawesi Selatan terdapat hutan lindung seluas 1.221.558,96 Ha, dimana yang terluas adalah kabupaten Luwu Utara 362.214 Ha, dan Luwu Timur 240.775 Ha. Hutan produksi terbatas yang terluas adalah Kabupaten Bone 80.478,30 Ha. Hutan Produksi biasa terbesar di Kabupaten Gowa dengan luas 26.932,84 Ha. Kawasan perairan terbesar adalah Kabupaten Kepulauan Selayar seluas 530.765 Ha, dan Kabupaten Pangkep seluas 50.000 Ha. Luasan kawasan hutan pada umumnya memperliatkan penurunan luasan setiap tahun, hal ini perlu menjadi perhatian minimal dapat mempertahankan untuk kelestarian SDA dan LH di masa datang. Penggunaan lahan sebagai sawah terbesar terdapat di Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo. Dimana sebagin besar berupa sawah tada hujan yang luasnya mencapai 641,95 Km2 di Kabupaten Bone dan 657,80 Km2 di Kabupaten Wajo. Penggunaan lahan sebagai sawah yang menggunakan irigasi teknis terbesar terdapat di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Sidenreng Rappang. Penggunaan lahan sawah irigasi mencapai 375,75 km2 di Kabupaten Pinrang dan 298,90 km2 di Kabupaten Sidenreng Rappang.
-21-
GAMBAR 2.1
PETA ADMINISTRASI PROVINSI SULSEL
-22-
C. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Rencana struktur runag provinsi Sulawesi Selatan dibangun dengan bebearapa pusat kegiatan seperti pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah pusat, kegiatan lokal maupun sub pusat kegiatan lokal, serta kawasan perkotaan berupa kota, ibukota kabupaten, ibukota kecamatan dan kawasan pusat pertumbuhan industri dan perdagangan yang padat dengan kegiatan perkotaan dan fasilitas pemukiman. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) provinsi Sulawesi Selatan adalah kawasan Metropolitan Mamminasata yang terdiri dari Kota Makassar, Kota Maros, Kota Sungguminasa, dan Kota Takalar. Mamminasata berfungsi sebagai pusat jasa pelayanan perbankan yang cakupan pelayanannya berskala nasional, pusat pengolahan dan pengumbalan barang secara nasional khususnya KTI, menjadi simpul transportasi udara maupun laut skup pelayanan nasional, pusat jasa publik lainnya seperti pendidikan tinggi dan kesehatan yang skup pelayanan nasional khususnya KTI, berdaya dorong pertumbuhan wilayah sekitarnya, dan menjadi pintu gerbang internasional terutama jalur udara dan laut. Pusat kegiatan wilayah (PKW) adalah Kota Palopo, Watampone di Kabupaten Bone, Parepare, Barru, Pangkajenne, Jeneponto, Bulukumba, serta arahan pengembangan Kabupaten Selayar untuk menjadi PKW sebagai pusat distribusi kebutuhan bahan pokok KTI. PKW minimal berfungsi sebagai; pusat jasa pelayanan keuanga/perbankan yang melayani beberapa Kabupaten, pusat pengolahan/ pengumpul barang yang melayani beberapa kabupaten, simpul transportasi yang melayani beberapa kabupaten, serta pusat pelayanan publik lainnya untuk beberapa kabupaten. Ibukota kabupaten yang tidak termasuk sebagai PKW atau dalam PKN Mamminasata akan mejadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi sebagai pusat pengolahan atau pengupulan barang yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatan kabupaten tetangga, sebagai simpul tranportasi yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatan tetangga, sebagai jasa pemerintah kabupaten, serta sebagai pusat pelayanan publik lainnya untuk kabupaten dan beberapa kecamatan tetangga. PKL di wilayah Sulawesi Selatan adalah Malili, Masamba, Toraja Utara, Enrekang, Pangkajenne, Sengkang, Soppeng, Sinjai, Bantaeng, Watansawitto, Belopa, Benteng, dan Pamatta.
-23-
Berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, terdapat kawasan andalan yang berfungsi sebagai; tempat aglomerasi permukiman perkotaan, pusat kegiatan produksi dan atau pusat pengumpulan/ pengolahan komoditas wilayahnya dan wilayah sekitarnya, dan kawasan yang memiliki sector-sektor unggulan berdasarkan potensi sumber daya alam kawasan. Adapun kawasan andalan di wilayah provinsi Sulawesi Selatan adalah: 1. Mamminasata dan sekitarnya (Makassar, Maros, Gowa, Takalar, Pangkep) dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, perikanan, industry umum, dan agroindustri serta perdagangan; 2. Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, perkebunan, pertanian, dan perikanan; 3. Bulukumba – Watampone dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata, perikanan, dan perdagangan; 4. Parepare dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, agroindustri, dan perdagangan; 5. Kawasan laut Kapoposang dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata; 6. Kawasan laut Teluk Bone dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata, dan pertmabangan; 7. Kawasan laut Singkarang–Takabonerate dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata; 8. Kawasan laut Selat Makassar dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata. Selain itu, terdapat kawasan yang diarahkan sebagai wilayah yang dapat dibudidayakan dan difungsikan untuk kepentingan pembangunan dalam bentuk kegiatan usaha berbagai sektor dan atau sub sektor pembangunan. Pada sektor pengembangan pertanian tanam pangan, perkebunan, dan peternakan hewan besar, provinsi Sulawesi Selatan diarahkan pada pengembangan beberapa komuditas unggulan berupa padi sawah, padi lading/ tadah hujan, jagung, kako, kelapa sawit, kopi robusta, jambu mente, jarak, dan sapi yang tersebar ke seluruh kabupaten kota yaitu; Kabupaten Bantaeng luar area 16.044,24 ha, Kabupaten Barru (18.195,73 ha), Kabupaten Bone (203.883,63 ha), Kabupaten Bulukumba (69.772,85 ha), Kabupaten Enrekang (16.525,21 ha), Kabupaten Gowa (41.249,14 ha), Jeneponto (39.238,05), Luwu (66.279,81 ha), Luwu Timur
-24-
(55.563,72 ha), Luwu Utara (124.095,96 ha) Kota Makassar (5.465,20 ha), Kabupaten Maros (48.593,69 ha), Kota Palopo (6.032,93 ha), Kabupaten Pangkep (30.352,96 ha), Kota Parepare (4.268,30 ha), Kabupaten Pinrang (76.445,75 ha), Kabupaten Selayar (34.311,28 ha), Kabupaten Sidrap (91.266,84 ha), Kabupaten Sinjai (14.407,44 ha), Kabupaten Soppeng (50.520,92 ha), Kabupaten Takalar (39.663,68 ha), Kabupaten Tana Toraja (3.421,02 ha), Kabupaten Toraja Utara (1.857,66 ha), dan Kabupaten Wajo dengan luas arean 183.907,44 ha. Untuk pembangunan perikanan provinsi Sulawesi Selatan mengarahkan pengembangan pada komuniti unggulan Undang Windu. Lokasi diarahkan terhadap pada 5 Kabupaten yaitu; Kabupaten Barru seluas 2.860,74 ha atau sebesar 6,77%, Kabupaten Pangkep (8.307,12 ha) atau 19,67%, Kabupaten Bone (8.401,13 ha) atau 19,89%, kabupaten Wajo (9.100,43 ha) atau 21,55%, dan Kabupaten Pinrang seluas 13.559,01 atau 32,11%. Untuk kawasan pertambangan, terdapat 8 blok wilayah pertambangan minyak yang potensial yaitu; Blok Segeri Barat, Blok Bone, Blok Sidrap, Blok Endrekang, Blok Bone Utara, Blok Kambuno, Blok Karaengta, dan Blok Selayar. Diarahkan eksplorasi tambang minyak ini menyebabkan daya unkit perekonomian wilayah Sulawesi selatan dan sekaligus meningkatkan ekonomi rakyat melalui kebijakan Coorporate Social Responsibility (CSR), serta harus dipikirkan pembangunan sumber pendapatan baru dari hasil keuntungan penambangan ini, sertavitalisasi fungsi lingkungan pasca tambang. Bahan tambang galian potensial lainnya seperti; besi, emas, plaser, kromit, mangan, timbal, nikel, pasir besi, tembaga, seng, batubara, batubara muda, basal, dolomitik, andesit,batu apung, kaolin, marmer, jasper, gipsum, pasir kuansa, pasir dan sirtu, tras dan zoelit yang juga tersebar di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dapat dimanfaatkan apabila mampu meningkatan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya, meningkatkan fungsi lindung, meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendapatkan pendapatan daerah dan nasional, menciptakan kesepakatan kerja, meningkatkan ekspor, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan potensi sumber daya alam baik berupa komuditas pertanian maupun perdagangan dan posisi geografis wilayah provinsi Sulawesi Selatan, Serta mempertimbangkan pemerataan kesejahteraan antar wilayah dan antar lapisan Masyarakat, maka selain kawasan industry besar juga diarahkan tumbuh dan
-25-
berkembangnya kawasan-kawasan industry kecil di sentra-sentra produksi yang berorientasi kepengembangan industry rakayat sebagai komunitas lokal. Kawasan industri pengolahan yang bersifat umum diarahkan pengembangannya terpadu dan berada di pusat kegiatan nasional serta pusat-pusat kegiatan wilayah yang mempunyai aksebilitas pelabuhan laut tinggi seperti; Mamminasata, Bulukumba, Watampone, Pangkep, Barru, Parepare. Kawasan Industri initeturama diarahkan untuk mengolah barang-barang setengah jadi terutama hasil agroindustri rakyat. Selain itu juga di buka kesempatan pembangunan kawasan industri khususnya yang mengolah bahan bakunya di sentra pembangunan seperti pabrik semen, marmer di Maros dan Pangkep, serta pabrik pengolahan
nikel di Sorowako.
Kawasan
perdagangan juga diarahkan tumbuh berkembang terpadu dengan pengembangan kawasan industri lokal di sentra-sentra produk di seluruh wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan perdagangan sedang diarahkan berkembang di ibukota-ibukota kabupaten, sendangkan kawasan perdagangan skala besar diarahkan pada Pusat Kegiatan
Nasional
dan
pusat
kegiatan
wilayah.
Pembangunan
kawasan
perdagangan diarahkan perencanaannya seperti; perkantoran swasta, perbankan, pertokoan, hotel, dan restoran terminal bis pembantu, pergudangan dan lainnya. Pada Sektor pariwisata, berbagai aspek seperti daya tarik keindahan alam darat maupun laut, budaya, sejarah, olahraga, Konvensi, dan belanja bisa dijadikan tujuan. Secara umum Objek wisata budaya dan alam Tana Toraja merupakan ikon pariwisata Sulawesi Selatan yang sudah dikenal mendunia. Taman laut Takabonerate sangat potensial untuk menjadi ikon wisata bahari dengan mengembangkan faktor aksesibilitas, akomodasi, dan perlindungan terumbu karang dan anak-anak ikan. Selain itu, banyak ragam obyek wisata dengan daya tarik regional, nasional maupun lokal yang lokasinya tersebar di kabupaten-kabupaten dan kota di wilayah Sulawesi Selatan yang dapat dikembangkan secara aktif sehingga tumbuh berkembangnya lapangan kerja pemandu wisata, jasa transportasi, perhotelan, restoran, informasi pariwista, komunikasi, cindera mata, kesenian, perdagangan jasa maupun produk lainnya yang bermuara pada peningkatan ragam sumber dan volume pendapat masyarakat lokal. Pengembangan pariwisata ini diharapkan tidak menurunkan kualitas lingkungan dan terganggunya habitat berbagai flora dan fauna. Selain itu, pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil merupaka salah satu faktor urgen yang harus dipertimbangkan, daya dukung fisik, sosial,
-26-
ekonomoi, dan budaya perlu diperhatikan dengan; dengan menyediakan ruang untuk kehidupan manusia yang sehat dan nyaman beserta segenap kegiatan pembangunannya, menyediakan sumber daya untuk kepentingan manusia baik melalui penggunaan langung maupun melalui proses produksi atau pengolahan, menyerap atau menetralisasi limbah, serta melakukan fungsi-fungsi penunjang termasuk siklus biokimia, siklus hidrologi, dan lainnya. Mengacu pada aza keadilan, maka akses transportasi laut dan terutama akses informasi dan komunikasi perlu dipertimbangkan keseluruh pulau-pulau kecil. Perairan pantai selatan dan timur Sulawesi Selatan yang potensial sebagai budidaya rumput laut dapat dikembangkan dengan agrobisnis maupun agroindustri khusus rumput laut yang mengikut sertakan komunitas petani rumput laut. Untuk peningkatan perekonomian rakyat dan perekonomian wilayah, maka wisata bahari tepat dikembangkan dengan potensi Kawasan Wisata Bahari Kapoposan dan sekitarnya, termasuk pulau-pulau kecil di Kota Makassar dan Kabupaten Takalar, kawasan wisata bahari dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Sinjai, serta Kawasan Wisata Bahari Takabonerate, Perairan pantai bila diperlukan juga dapat direklamasi untuk penambahan luas daratan untuk pembangunan dan atau perluasan pelabuhan, bandara,
kawasan
perkotaan
seperti
permukiman,
perdagangan,
industri,
pergudangan. D. WILAYAH RAWAN BENCANA Bencana yang berpotensi melanda wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalah Banjir, gerakan tanah, gempa bumi, dab tsunami. Banjir yang terjadi di Propensi Sulawesi Selatan disebabkan karena terjadinya proses degradasi kawasan lindung yang sebagian besar berupa hutan lindung baik di hulu maupun di hilir daerah sungai yang sering dijumpai pada kawasan perdesaan dan juga disebabkan oleh system drainase yang tidak berfungsi dengan optimal serta tersumbatnya sungai dan saluran air oleh sampah yang biasanya terjadi di kawasan perkotaan. Berdasarkan data tahun 2012, luas wilayah genangan di Provinsi Sulawesi Selatan seluas 5.154 Km² atau sekitar 20% dari luas kawasan budidaya produksi pertanian. Kawasan rawan bencana banjir di Propensi Sulawesi Selatan di tetapkan di wilayah Kabupaten Jeneponto, Maros, Pangkajene Kepulauan, Bantaeng Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang, Luwu, dan Luwu Timur.
-27-
Berdasarkan proses terbentuknya Pulau Sulawesi Selatan, maka terdapat garis sesar gempa memanjang dari perairan kanan dan kiri pulau selayar menuju ke utara melewati Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Sidrap, bercabang di Kabupaten Enrekang yang merupakan kawasan pengaruh kegempaan. Garis sesar gempa ini menunjukkan daerah rawan gempa di daerah yang dilewatinya yang berpusat di Kabupaten Bone, Kabupaten Pinrang, Tana Toraja, Kabupaten Luwu, dan Kabupaten Luwu Utara. Selain daripada itu garis sesar di sebelah barat Kabupaten Pinrang dan di sebelah selatan Makassar penyebab daerah pantai di Kabupaten Pinrang, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Selayar serta Kota Makassar rawan terdapat bencana tsunami. Berdasarkan peta gerakan tanah Provinsi Sulawesi Selatan, Wilyah Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh zona kerentanan gerakan tanah rendah dan menengah. Hal ini mengindikasikan bahwa bencana gerakan tanah di Provinsi Sulawesi Selatan sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia khususnya pada pemanfaatan ruang di wilayah DAS dan pegunungan yang rentan akan bencana longsor. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan wilayah yang rawan bencana gerakan tanah adalah Kabupaten Takalar, Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba Sinaji, dan Luwu Timur. E. DEMOGRAFI Perkembangan
penduduk
Sulawesi
Selatan
hingga
tahun
2011
memperlihatkan peningkatan dengan tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun 2006 hingga tahun 2011 sebesar 1,2%. Jumlah penduduk provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011 adalah sebesar 8.115.638 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2011 di Kota Makassar yang merupakan pusat kegiatan perekonomian dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.136 jiwa. Terendah adalah Kabupaten Selayar 123.283 jiwa.
-28-
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatana Tahun 2007-2011 No
Kabupaten/ Kota 2007 2008 1 Selayar 117.860 119.811 2 Bulukumba 386.239 390.543 3 Bantaeng 171.468 172.849 4 Jeneponto 330.379 332.334 5 Takalar 252.270 255.154 6 Gowa 594.423 605.876 7 Sinjai 223.522 225.943 8 Maros 299.662 303.211 9 Pangkep 291.506 295.137 10 Barru 160.428 161.732 11 Bone 699.474 705.717 12 Soppeng 228.181 229.502 13 Wajo 375.833 378.512 14 Sidrap 248.769 250.666 15 Pinrang 342.852 346.988 16 Enrekang 185.527 188.070 17 Luwu 320.205 324.229 18 Tator 452.663 234.534 19 Luwu Utara 305.468 313.674 20 Luwu Timur 224.383 230.821 21 Toraja Utara * 226.478 22 Makassar 1.235.239 1.253.656 23 Parepare 116.309 117.591 24 Palopo 137.595 141.996 Provinsi 7.700.255 7.805.024 Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Tahun 2009 121.749 394.746 174.176 334.175 257.974 617.317 228.304 306.687 298.701 162.985 711.748 230.744 381.066 252.483 351.042 190.576 328.180 240.249 321.979 237.354 229.090 1.271.870 118.842 146.482 7.908.519
2010 122.055 394.560 176.699 342.700 269.603 652.941 228.879 319.002 305.737 165.983 717.682 223.826 385.109 271.911 351.118 190.248 332.482 221.081 287.472 243.069 216.762 1.338.663 129.262 147.932 8.034.776
2011 123.283 398.531 178.477 346.149 272.316 659.512 231.182 322.212 308.814 167.653 724.905 226.079 388.985 274.648 354.652 192.163 335.828 223.306 290.365 245.515 218.943 1.352.136 130.563 149.421 8.115.638
F. PERTUMBUHAN EKONOMI Perekonomian Sulawesi Selatan selatan selama lima taun terakhir mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 7,78%, pada tahun 2009 melambat menjadi sebesar 6,23%. Namun pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi kembali meningkat menjadi 8,19%. Sementara pada tahun 2011 pertumbuhan menurun menjadi 7,61% dan kembali meningkat pada tahun 2012 menjadi 8,37%. Namun demikian dalam kurun waktu 2008 – 2012 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 6,23% dengan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan telah melampaui kinerja Nasional, Bahkan mengalami peningkatan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012 ketika pertumbuhan nasional menurun.
-29-
Tabel 2.3. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 No Pertumbuhan PDRB 2008 2009 2010 2011 2012 1
Nasional
6,1
4,7
6,2
6,46
6,23
2
Prov. Sul-Sel
7,78
6,23
8,19
7,61
8,37
Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Meningkatnya perkembangan ekonomi ini ditandai dengan peningkatan produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawasi Selatan dari tahun ketahun. Perkembangan nilai PDRB Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 selama kurun waktu 2008 – 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 nilai PDRB tercatat sebesar Rp. 44.549,80 milyar kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 59.708,60 milyar sehingga selama periode PDRB Provinsi Sulawesi Selatan naik sebesar Rp. 15.158,79 milyar. 1. PRODUCT DOMESTIC REGIONAL BRUTO (PDRB) Nilai dan konstribusi sektor dalam PDRB Provinsi Sulawesi Selatan atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) melangalami peningkatan selama kurun waktu 2008 – 2012. Sebagai daerah yang bertumpu pada hasil-hasil pertanian, maka sektor pertanian masih memberikan konstribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun tersbut, konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan mencapai nilai Rp. 39.518,40 milyar, meskipun sepanjang tahun 2008-2012 peranan sektor ini menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
-30-
Tabel 2.4. Nilai dan Konstribusi Sektor PDRB atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 (miliar rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bidang/ Urusan Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Konstruksi Perdagangan Hotel & Restorant Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa – Jasa PDRB ADHK
Sumber
2008 12.923.40 4,034.90
% 29.01 9.0
2009 13.528,70 3,852.80
% 28,59 8.14
Tahun 2010 13,844.70 4,459.30
% 27.40 8.71
2011 14,737.40 4,152.70
% 26.75 7.54
2012 15,494.20 4,251.60
% 25.95 7.12
6,241.40
14.01
6,468.80
13.67
6,869.40
13.42
7,394.50
13.42
8,083.50
13.54
451.00
1.01
490.40
1.04
529.80
1.03
575.40
1.04
647.50
1.08
2,328.40 7,034.60
5.23 15.79
2,656.80 7.792.10
5.61 16.46
2,900.30 8,698.80
5.66 16.99
3,250.80 9,631.90
5.90 17.48
3,638.70 10,605.60
6.09 17.76
3,651.40
8.20
4,023.70
8.50
4,619.90
9.02
5,179.30
9.40
5,949.60
9.96
2,881.10
6.47
3,204.00
6.77
3,742.10
7.31
4,297.30
7.80
4,979.10
8.34
5,003.60 44,549.80
11.23 100.00
5,308.80 47,326.10
11.22 100.00
5,535.60 51,199.90
10.81 100.00
5,879.60 55,098.90
10.67 100.00
6,058.80 59,708.60
10.15 100.00
: Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, terjadi perkembangan struktur ekonomi Sulawesi Selatan yang mengrah pada keseimbangan dan perbaikan struktur ekonomi. Kondisi struktur ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2012 memperlihatkan keadaan sebagai berikut: konstribusi sektor pertanian 25,95% ADHK dan 24,79% ADHB; sektor pertambangan dan penggalian 7,12% ADHK dan 5,52% ADHB; sektor industri dan pengolahan 13,54% ADHK dan 12,23% ADHB; sektor listrik, gas, dan air bersih 1,08% ADHK dan 0,90% ADHB; sektor konstruksi 6,09% ADHK dan 5,71% ADHB; sektor perdagangan, hotel, dan restorant17,76% ADHK dan 17,78% ADHB; sektor pengangkutan dan komunikasi 9,96% ADHK dan 8,14% ADHB; sektor keuangan, persewahan, dan jasa 8,34% ADHK serta 7,40% ADHB; sektor jasajasa 10,15% ADHK dan 17,52% ADHB.
-31-
Tabel 2.5. Nilai dan Konstribusi Sektor PDRB atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 (miliar rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bidang/ Urusan Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Konstruksi Perdagangan Hotel & Restorant Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa – Jasa PDRB ADHB
Sumber
2008 25,071.80 6,201.50
% 29.45 7.28
2009 28,008.20 5,503.80
% 28.02 5.51
Tahun 2010 % 30,442.40 25.83 7,119.70 6.04
2011 34,788.20 8,345.80
% 25.32 6.07
2012 39,518.40 8,803.00
% 24.79 5.52
11,060.40
12.99
12,514.90
12.52
14,457.30
12.27
16,789.30
12.22
19,492.50
12.23
838.10
0.98
949.20
0.95
1,088.00
0.92
1,245.90
0.91
1,439.20
0.90
4,253.50 13,913.80
5.00 16.34
5,387.80 16,690.30
5.39 16.70
6,534.50 20,435.00
5.54 17.34
7,760.90 24,236.30
5.65 17.64
9,109.80 28,349.60
5.71 17.78
6,972.00
8.19
7,594.00
7.96
9,445.60
8.01
10,849.80
7.90
12,982.90
8.14
5,203.00
6.11
6,241.50
6.24
7,810.10
6.63
9,513.70
6.92
11,803.30
7.40
11,629.00 85,143.10
13.66 100.00
16,704.90 99,954.60
16.71 100.0 0
20,529.70 117,862.30
17.42 100.00
23,859.80 137,389.70
17.37 100.00
27,928.40 159,472.10
17.52 100.00
: Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Dari tabel pertumbuhan konstribusi sektor BDRB ADHK dan ADHB. Menunjukkan perkembangan konstribusi masing-masing sektor terhadapa pembentukan ADRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2008 – 2012. Konstribusi tersebut didominasi oleh sektor pertanian; perdagangan; hotel dan restorant; sektor jasa-jasa; dan sektor industri. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; konstruksi; serta pertambangan dan penggalian mempunyai peranan relative kecil, tetapi berpengaruh terhadap sektor yang dominan. Konstribusi sektor pertanian pada tahun 2008 terdapat PDRB atas dasar harga berlaku mempunyai andil sebesar 29,45%, tetapi terjadi penurunan sebesar 24,79%
pada tahun 2012. Demikian halnya dengan konstribusi sektor
pertanian terdapat PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2008 mencapai 29,01% dan terjadi penurunan hingga 25,95% pada tahun 2012. Sementara itu, konstribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2008 terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 16,34% dan mengalami peningkatan sebesar 17,78% pada tahun 2012. Sedangkan konstribusi sektor perdagangan hotel, dan restorant pada tahun 2008 terdapat PDRB atas dasar harga konstan sebesar 15,79%, terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 17,76%. Sektor perdagangan, hotel dan restorant memberikan konstribusi terbesar kedua setelah sektor Pertanian dalam perekonomian Sulawesi Selatan.
-32-
Kostribusi sektor jasa-jasa pada tahun 2008 terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tercatat 13,66% dan meningkat menjadi 17,52% pada tahun 2012. Namun konstribusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2008 menurun dari 11,23% menjadi 10,15% pada tahun 2012. Sektor jasa-jasa merupakan sektor yang relative besar memberi konstribusi dalam perekonomian Sulawesi Selatan tetapi peranannya sempat tergeser oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sejalanya konstribusi sektor industri pengolahan terdapat PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai 12,99% dan mengalami penurunan menjadi 12,23% pada tahun 2012. Sementara konstribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB atas dasar harga konstan juga mengalami penurunan dari 14,01% pada tahun 2008 menjadi 13,54% pada tahun 2012. Penurunan tersebut disebabkan oleh dampak kenaikan harga BBM dan pengaruh situasi perekonomian dunia yang kurang kondusif akibat krisis financial global, sehingga konstribusi sektor industri masih belum banyak bergerak hingga tahun 2012. Tabel 2.6. Pertumbuhan Konstribusi Sektor PDRB ADHB & ADHK Provinsi Sulawesi Selatan 2008 – 2012 No
Sektor
1
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Konstruksi Perdagangan Hotel & Restorant Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa – Jasa
2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber
2008 HB HK % % (2.40) (1.57)
2009 HB HK % % (4.84) (1.46)
2010 HB HK % % (7.82) (5.41)
2011 HB HK % % (1.97) (1.08)
2012 HB HK % % (2.11) (2.98)
(14.40)
(9.95)
(24.40)
(10.11)
9.71
6.98
0.56
(13.47)
(9.10)
(5.52)
(1.75)
0.86
(3.62)
(2.44)
(2.03)
(1.84)
(0.38)
0.03
0.05
0.8
(5.55)
4.38
(3.53)
2.36
(2.79)
(0.14)
(1.76)
0.92
(0.45)
3.84
8.01
11.23
7.90
7.41
2.86
0.91
1.89
4.15
1.16
3.29
3.04
3.23
2.18
4.27
3.83
3.19
1.74
2.89
0.80
1.61
(1.68)
4.41
(2.82)
3.73
0.71
6.13
(1.46)
4.18
3.12
6.00
(1.21)
2.40
2.18
4.68
6.12
7.96
4.50
6.71
6.92
6.92
13.28
(1.86)
22.36
(0.120
4.22
(3.63)
(0.30)
(1.30)
0.87
(4.910
: Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Dari perkembangan konstribusi masing-masing sektor terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan, maka dapat di gambarkan pertumbuhan konstribusi sektor dominan (Pertanian) selama kurun waktu 2008 – 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) kecenderungan
-33-
bertumbuh negatif, artinya setelah terjadi pergeseran truktur ekonomi Sulawesi Selatan dari sektor pertanian ke Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran. 2. Inflasi Laju inflasi Provinsi Sulawesi selatan lima tahun terakhir mengalami flukturasi yang cukup besar. Pada tahun 2008 inflasi Sulawesi Selatan cukup tinggi yaitu mencapai 12,40% yang merupakan inflasi tertinggi selama lima tahun terakhir akibat dampak krisis moneter. Namun pada tahun 2009 inflasi menurun menjadi 3,39%, dan kembali meningkat sebesar 6,56% di tahun 2010. Sementara pada tahun 2011 inflasi kembali turun menjadi 2,88%, selanjutnya meningkat di tahun 2012 sebesar 4,41%. Tabel 2.7. Perkembangan Laju Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan 2008 – 2012 No
Inflasi
Satuan
1
Nasional
%
2008 11,06
2
Prov. Sul-Sel
%
12,40
2009 2,78
Tahun 2010 6,96
2011 3,79
2012 4,3
3,39
6,56
2,88
4,41
Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Tahun 2008, inflasi di Sulawesi Selatan disumbang dari inflasi kelompok bahan makanan 21,48% dan dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 14,47%. Kemudian, pada kondisi tahun 2012 inflasi di Sulawesi Selatan mengalami penurunan menjadi 4,41% yang di sumbang oleh inflasi pada komponen sedang sebesar 8,70%; dan bahan makanan 6,56%. 3. PDRB Per Kapita Salah satu indikator yang dapat menggambarkan tingkat
kesejahteraan
masyarakat pada suatu wilayah adalah dengan melihat tingkat pendapatan penduduk wilayah tersebut, dan PDRB per kapita merupakan proxy indicator untuk menentukan tingkat pendapatan per kapita disuatu wilayah. Tabel 2.8. PDRB Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 No
Kab / Kota
2009 99,954.60
Tahun 2010 117,862.30
2011 137,389.70
2012 159,427.10
1
Nilai PDRB (Rp)
2008 85,143.10
2
Jumlah Penduduk (jiwa)
7,805,024
7,908,519
8,034,776
8,115,638
8,306,848
10,825,425
12,567,364
14,669,010
16,929,030
19,192,249
3
PDRB Per Kapita (Rp/jiwa)
Sumber
: Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
-34-
Dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan makin membaiknya struktur ekonomi Sulawesi Selatan, menciptakan kondisi pendapatan perkapita yang meningkat secara segnifikat dan peningkatan kesempakatan kerja yang semakin meningkat serta makin berkurangnya tingkat pengangguran. Tabel 2.9. Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten / Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 - 2013 Tahun 2008 2009 2010 1 Selayar 6,471,168 7,600,677 9,272,673 2 Bulukumba 6,967,180 8,304,680 9,537,341 3 Bantaeng 7,140,044 8,728,416 10,366,630 4 Jeneponto 4,610,849 5,498,174 6,634,117 5 Takalar 5,885,433 6,890,922 7,622,678 6 Gowa 5,529,628 6,723,419 7,783,598 7 Sinjai 8,763,212 10,535,799 12,293,670 8 Maros 5,729,993 6,822,748 8,144,361 9 Pangkep 12,776,755 15,187,789 17,594,543 10 Barru 7,460,311 8,723,197 10,036,580 11 Bone 7,540,910 8,985,077 10,492,627 12 Soppeng 8,718,841 10,360,170 12,189,646 13 Wajo 10,257,960 12,148,525 14,046,563 14 Sidrap 9,057,342 10,949,482 12,381,995 15 Pinrang 10,810,450 12,891,200 15,068,399 16 Enrekang 7,210,200 8,557,801 10,099,496 17 Luwu 8,264,778 9,698,354 11,181,456 18 Tana Toraja 5,109,776 5,728,578 6,658,056 19 Luwu Utara 8,254,408 9,399,879 10,673,524 20 Luwu Timur 30,055,724 27,013,744 34,123,050 21 Toraja Utara 5,235,498 5,868,904 6,917,434 22 Makassar 20,066,123 23,690,417 27,645,085 23 Pare Pare 10,315,544 11,900,669 13,893,981 24 Palopo 9,926,422 11,409,601 13,893,981 Provinsi 10,825,425 12,567,364 14,669,010 Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
No
Kab / Kota
2011 11,242,919 10,755,395 12,209,399 7,730,819 8,696,171 8,993,574 13,994,793 9,432,271 20,766,938 11,358,620 12,188,533 14,195,790 17,111,133 15,350, 303 17,5269,224 11,925,764 12,956,764 8,053,762 12,298,014 39,387,454 8,319,159 32,118,182 15,881,651 15,291,036 16,929,030
Sementara Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten/Kota selama tahun 2007 – 2011 menunjukkan peningkatan setiap tahun, kecuali kabupaten Tana Toraja yang mengalami penurunan pada tahun 2008 – 2010 dari PDRP per kapita tahun 2007 yaitu 8.217.545 juta rupiah mejadi 6.658.067 juta rupiah dan Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2009 dari PDRB per kapita tahun 2007 yaitu 28.830.814 juta rupiah menjadi 27.013.744 juta rupiah. Walaupun Kabupaten Luwu Timur adalah Kabupaten yang PDRP per kapita tertinggi di Sulawesi Selatan pada tahun 2007 dan tahun 2011. Sedangkan kabupaten yang PDRB per kapita terendah di Sulawesi Selatan pada tahun 2007 dan tahun 2011 adalah Kabupaten Jeneponto.
-35-
4. Indeks Gini Ratio Selama kurun 2008 – 2012, Gini Rasio cenderung meningkat dari 0,36 pada tahun 2008 menjadi 0,41 tahun 2012. Pada tahun 2008, Gini Rasio Sulawesi Selatan diatas Gini Rasio Nasional yaitu 0,35 dan pada tahun 2012 Gini Rasio Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional sama-sama mencapai 0,41. Angka Gini Rasio tersebut menyiratkan bahwa distribusi pendapatan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan masih timpang. Namun ketimpangan pendapatan penduduk Sulawesi Selatan masih termasuk kategori ketimpang sedang. Tabel 2.10. Indek Gini Ratio Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 No
Gini Ratio
1
Nasional
2008 0,35
2
Prov. Sul-Sel
0,36
2009 0,37
Tahun 2010 0,38
2011 0,41
2012 0,41
0,39
0,40
0,41
0,41
Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
5. Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 1.031.700 jiwa menjadi 805.920 jiwa pada tahun 2012. Sementara itu jika di liahat dari presentasenya, selama kurun waktu 2008 – 2012 tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan juga mengalami penurunan. Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2008 tercatat mencapai 13,34% kemudian menurun menjadi 9,82% pada tahun 2012. Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan tersebut berada di bawah rata-rata nasional yaitu 11,66%. Selama Maret 2012 – September 2012, garis kemiskinan mengalami kenaikan, yaitu dari 190,545,- per kapita per bulan menjadi Rp 195.627,- per kapita perbulan, kenaikan tersebut masih dimungkinkan karena terjadinya inflasi selama periode tersebut. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan maret 2012 sumbangan GKM terhadap GK sebesar 69,55%, tetapi pada bulan September 2012 peranan naik menjadi 75,06%.
-36-
Tabel 2.11. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2012 No 1
2
Penduduk Miskin Jumlah Kota + Des
Ribu Jw
2008 1.031,7
2009 963,60
Tahun 2010 913,40
2011 832,91
2012 805,90
Satuan
a.
Perkotaan
Ribu Jw
150,80
124,50
119,20
137,02
133,60
b.
Perdesaan
Ribu Jw
880,90
839,10
794,20
695,89
672,30
%
13,34
12,31
11,60
10,27
9,82
Persentase Kota + Desa a.
Perkotaan
%
6,05
4,94
4,70
4,48
4,44
b.
Perdesaan
%
16,79
15,81
14,88
13,63
12,93
Ribu Jw
34.963
32.530
31.023
30.018
28.594
%
15,42
14,15
13,33
12,49
11,66
3
Jumlah Nasional Kota + Desa
4
Persentase Nasional Kota + Desa
Sumber : Sulawesi Selatan dalam Angka Tahun 2012
Komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada bulan September 2012, sumbangan pengeluaran besar terhadap Garis Kemiskinan Makanan sebesar 40,18% di perdesaan dan 36,71% di perkotaan. Selain beras, barang-barang kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap Garis Kemiskinan Makanan adalah rokok (14,83% di perdesaan, 14,06% di perkotaan), bandeng (6,03% di perdesaan, 6,04 di perkotaan), gula pasir (5,23% di perdesaan, 4,56% di perkotaan), telur ayam ras (2,37% di perdesaan, 3,83% di perkotaan), mie instan (3,19% di perdesaan , 2,18% di perkotaan), minyak goreng (2,33% di perdesaan, 2,08% di perkotaan), dan ikan teri (1,91% di perdesaan, 3,78% di perkotaan).
Tabel 2.12. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulsel, Tahun 2012 Daerah/Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa
Garis Kemiskinan Rph/Kapita/Bulan Bukan Makanan Total Makanan 150.162 65.629 215.790 144.931 39.028 183.959 146.849 48.779 195.627
Penduduk Miskin (Jiwa) 133,60 672,30 805,90
Sumber : BRS BPS – Diolah dari data Susenas Maret 2008 – September 2012
Persentase Penduduk Miskin 4,44 12,93 9,82
-37-
G. ASPEK PELAYANAN UMUM / SARANA DAN PRASARANA 1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Beberapa kemajuan telah berhasil di capai dalam pembangunan transportasi jalan, yaitu dengan meningkatkan kinerja transportasi jalan di tunjukkan dengan bertambahnya kapasitas jaringan jalan dari 24.307 Km pada tahun 2008 menjadi 32.432 Km pada tahun 2012 dengan kondisi mantap mencapai 66,24% (21.484 Km), rusak ringan 4.081 Km (12,58%) dan rusak tersebut 6.867 Km (21,17%). Tabel 2.13. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Tahun 2008-2012 N o
Bidang/Uru san
Satua n
1
Kondisi Baik
Km
2 3 4
5
Kondisi Sedang Rusak Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat Jasa Secara Keseluruhan (Nasional, Provinsi, dan Kab/Kota
Km Km Km
Km
2008 10.087, 05
% 41,5 0
2009 10.617, 90
% 43,6 8
7.528,1 2
30,9 7
6.253,7 2
25,7 3
4.231,4 2 2.460,5 4
17,4 1 10,1 2
4.701,5 8 2.733,9 3
19,3 4 11,2 5
24.307, 13
24.307, 13
Tahun 2010 % 17.42 53,4 1 2 4.243 4.081 6.867
32.61 2
13,0 1 12,5 1 21,0 6
2011 17.24 1
% 53,1 6
2012 17.33 2
% 53,1 6
4.243
13,0 8
4.749
13,0 9
4.081 6.867
32.43 2
12,5 8 21,1 7
4.236 6.167
12,5 9 21,1 7
32.48 6
Sumber : Dinas Bina Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Sementara kondisi jalan menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2011, masih banyak dalam kondisi rusak besar da rusak sedang/ringan. Jaringan jalan terbanyak yang kondisinya rusak berat terdapat di Kabupaten Bulukumba sepanjang 471 km, Kabupaten Maros sepanjang 504 km, kabupaten Sidrap sepanjang 513 km, kota Makassar sepanjang 597 km, Kab. Tana Toraja sepanjang 940 km, Kab. Bone sepanjang 978 km, dan Kab. Gowa sepanjang 1.313 km. kemudian jaringan jalan yang kodisinya lebih banyak yang rusak sedang dan ringan terdapat di Kab. Luwu sepanjang 843 km, Kab. Bone sepanjang 699 km, Kab. Luwu Utara sepanjang 635 km, Kab. Sinjai sepanjang 596 km, Kab. Pinrang sepanjang 561 km, Kab. Wajo sepanjang 526 km, kab. Sidrap sepanjang 490 km, Kab. Enrekang sepanjang 465 km, Kab. Takalar sepanjang 456 km, Kab. Maros sepanjang 416 km, dan Kab. Tana Toraja 414 km.
-38-
Tabel 2.14. Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 Kondis Jalan Rusak Rusak Baik Sedang Ringan Berat 1 Selayar 506 80 107 101 2 Bulukumba 756 216 46 471 3 Bantaeng 376 65 63 107 4 Jeneponto 1.495 28 18 5 Takalar 390 334 122 40 6 Gowa 1.010 97 260 1.313 7 Sinjai 701 399 197 138 8 Maros 558 126 290 504 9 Pangkep 660 104 58 52 10 Barru 518 122 89 220 11 Bone 1.201 219 480 978 12 Soppeng 382 142 174 242 13 Wajo 827 190 336 240 14 Sidrap 497 294 196 513 15 Pinrang 239 256 305 61 16 Enrekang 593 325 140 91 17 Luwu 547 373 470 182 18 Tana Toraja 215 151 263 940 19 Luwu Utara 2.110 443 192 72 20 Luwu Timur 2.512 21 Toraja Utara 22 Kota Makassar 726 148 171 597 23 Kota Pare Pare 197 39 93 24 Kota Palopo 225 92 11 5 Sulawesi Selatan 17.241 4.243 4.081 6.867 Sumber : Dinas Bina Marga Prov. Sul-Sel Tahun 2013 No
Kabupaten/Kota
JUmlah Total 794 1.489 611 1.489 886 2.680 1.435 1.478 874 949 2.878 940 1.593 1.500 861 1.149 1.572 1.569 2.817 2.512 1.642 329 333 32.432
2. Rasio Jaringan Irigasi Dalam upaya memenuhi kebutuhan irigasi untuk mendukung pencapaian target ”overstock pangan” dan mendukung ketahanan pangan nasional dilakukan peningkatan luas layanan jaringan irigasi dan optimalisasi fungsi irigasi pada lahan seluas 470.958 hektar. Kinerja jaringan irigasi di Provinisi Sulawesi Selatan memperlihatkan adanya peningkatan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasio jaringan irigasi pada tahun 2008 sebesar 126 meningkat menjadi 226 pada akhir tahun 2012. Tabel 2.15. Rasio Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No
Jaringan Irigasi
2008 2009 1 Jaringan irigasi 329.291 329.291 2 Jaringan sekunder 1.194.074 1.194.074 3 Jaringan tersier 2.073.309 2.073.309 4 Luas lahan budidaya 423.173 423.173 5 Rasio 126 126 Sumber : Dinas PSDA Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Tahun 2010 329.291 1.194.074 2.073.309 423.173 126
2011 1.164.918 2.257.440 2.695.253 470.958 226
2012 1.164.918 2.257.440 2.695.253 470.958 226
-39-
Tabel 2.16. Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 No
Kabupaten/ Kota
(1)
(2)
Panjang Jaringan Irigasi (M) Primer Sekunder Tersier (3)
(4)
(5)
1 Selayar 2 Bulukumba 19.185 80.297 1.754 3 Bantaeng 54.678 4.233 84.393 4 Jeneponto 10.800 70.590 133.358 5 Takalar 20.479 34.784 48.249 6 Gowa 59.157 242.341 201.351 7 Sinjai 19.460 22.430 16.950 8 Maros 28.480 69.145 205.538 9 Pangkep 15.518 120.418 276.290 10 Barru 8.262 25.700 29.474 11 Bone 91.322 186.163 314.548 12 Soppeng 40.705 91.087 211.230 13 Wajo 28.173 115.919 105.450 14 Sidrap 153.958 527.243 219.357 15 Pinrang 45.826 402.332 386.210 16 Enrekang 24.035 5.858 17 Luwu 443.520 132.774 148.050 18 Tana Toraja 21.997 5.761 7.550 19 Luwu Utara 27.160 16.451 102.230 20 Luwu Timur 49.302 95.391 203.271 21 Toraja Utara 22 Kota Makassar 23 Kota Pare Pare 3.200 24 Kota Palopo 2.901 5.350 Sulawesi Selatan 1.164.918 2.257.440 2.695.253 Sumber : Dinas PSDA Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Total Panjang
Luas Lahan Terairi
Rasio
(6=3+4+5)
(7)
(8=6/7)
0 101.236 143.304 214.748 103.512 502.849 58.813 303.163 412.226 63.436 592.033 343.022 249.542 900.558 834.368 29.893 724.344 35.308 145.841 347.964 0 3.200 3.200 8.251 6.117.611
3.880 26.456 13.672 28.537 18.243 30.462 15.369 21.494 16.186 6.638 49.886 24.726 26.915 40.206 47.108 12.814 33.468 19.030 14.531 19.167 565 565 1.605 470.958
0 4 10 6 5 15 3 14 25 10 12 14 9 22 18 2 22 2 10 18 5 226
Tabel 2.17. Efesiensi & Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 Tahun No Jaringan Irigasi 2008 2009 2010 2011 2012 1
1 2 3 4 5
2
Pasok irigasi per area Pokok Irigasi Relatif Pokok air relative Indek luas area Rancangan luas area
3
4
5
6
7
1.4 0.3 0.4 170 200
1.4 0.3 0.4 170 200
1.4 0.3 0.4 170 200
1.4 0.3 0.4 170 200
1.4 0.3 0.4 170 200
Sumber : Dinas PSDA Prov. Sul-Sel Tahun 2013
-40-
Tabel
2.18.
Efesiensi & Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
(1)
(2)
(3)
Luas Lahan Terairi (Ha) (4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makassar Kota Pare Pare Kota Palopo Jumlah
3.880 34.817 16.386 29.039 19.866 31.657 18.710 24.447 18.284 11.348 63.782 34.883 39.918 45.115 54.277 13.645 47.527 19.082 80.465 25.822 600 2.005 635.555
3.880 26.456 13.672 28.537 18.243 30.462 15.369 21.494 16.186 6.638 49.886 24.726 26.915 40.206 47.108 12.814 33.468 19.030 14.531 19.167 565 1.605 470.958
No
Kabupaten/Kota
Luas Rancangan (Ha)
Kebutuhan Air Tanaman (Ha) (5)
Pasok Air Irigasi (Lt/dtk) (6)
1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25
3.880 33.070 17.090 35.671 22.804 38.078 19.211 26.868 20.233 2.298 62.358 30.908 33.644 50.258 58.885 16.018 41.8355 23.788 18.164 23.959 706 2.006 587.728
(7)
Total Pasok Air (Lt/dtk)) (8)
1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 -
37.038 19.141 39.952 25.540 42.647 21.517 30.092 22.660 9.293 69.840 34.616 37.681 56.288 65.951 17.940 46.855 26.642 20.343 26.834 2.247 653.118
Total (Lt/dtk)
Menurut
PIA (Lt/dtk/ Ha)
PIR (Lt/dtk/ Ha)
PAR (Lt/dtk/ Ha)
IA (%)
(9=6/4)
(10=7/5)
(11=8/5)
(12=4/3)
1 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 -
1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12 -
46.298 23.926 49.940 31.925 53.309 26.896 37.615 28.326 11.617 87.301 43.271 47.101 70.361 82.439 22.425 583.569 33.303 25.429 33.542 2.809 816.398
1,00 0,76 0,83 0,98 0,92 0,96 0,82 0,88 0, 89 0 ,58 0,78 0,71 0,67 0,89 0,87 0,94 0,70 1,00 0,18 0,74 0,94 0,80 -
Sumber : Dinas PSDA Prov. Sul-Sel Tahun 2013
3. Perhubungan a. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Jumlah arus penumpang angkutan penumpang umum dari tahun ketahun mengalami peningkatan, ini tentunya harus menjadi perhatian yang serius, dan dibarengi dengan peningkatan kualitas dan infrastruktur. Rata-rata peningkatan jumlah penumpang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebesar 1 juta penumpang.
-41-
Tabel 2.19. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah penumpang 1 99.648 Bis Jumlah penumpang 2 kereta api Jumlah penumpang 3 632.783 688.830 512.469 823.177 823.177 kapal laut Jumlah penumpang 4 4.700.000 5.400.000 6.500.000 7.300.000 8.400.000 pesawat udara Total Jumlah 5 5.323.783 6.088.830 7.012.469 8.123.177 9.322.825 Penumpang Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Tabel 2.20. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kabupaten/Kota (2)
Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makassar Kota Pare Pare Kota Palopo Jumlah
Bis
Jumlah Penumpang Kereta Kapal Api Laut
Pesawat Udara
Toatal Jumlah Penumpang (7=3+4+5+6)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.662.755 5.475.716 2.435.937 4.699.507 4.577.606 8.375.522 3.169.612 4.251.178 41.321 2.270.397 9.950.937 3.244.955 5.341.658 3.526.187 4.858.905 2.626.087 4.539.337 28.566 426.866 3.135.004 3.524.787 1.747.568 164.363 1.919.092 99.648
-
823.177 823.177
8.400.000 8.400.000
Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Sul-Sel Tahun 2013
1.662.755 5.475.716 2.435.937 4.699.507 4.577.606 8.375.522 3.169.612 4.251.178 41.321 2.270.397 9.950.937 3.244.955 5.341.658 3.526.187 4.858.905 2.626.087 4.539.337 28.566 426.866 3.135.004 3.524.787 9.240.652 164.363 1.919.092 9.322.825
-42-
b. Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis Jumlah pelabuhan laut/ udara/ terminal bis mengalami peningkatan, pada tahun 2011 sebesar 99, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 101, peningkatan
jumlah
ini
diakibatkan
semaki
menigkatnya
jumlah
penumpang yang melalui pelabuhan laut/ udara/ terminal, namun peningkatan jumlah peningkatan dari tahun ke tahun.
Tabel 2.21. Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah pelabuhan laut 59 60 61 61 62 2 Jumlah pelabuhan udara 11 11 11 12 13 3 Jumlah terminal bis 26 26 26 26 26 Jumlah 96 97 98 99 101 Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Tabel No
2.22.
Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 Kabupaten/Kota
Pel. Laut 1 Selayar 13 2 Bulukumba 3 3 Bantaeng 1 4 Jeneponto 1 5 Takalar 1 6 Gowa 7 Sinjai 3 8 Maros 9 Pangkep 5 10 Barru 4 11 Bone 7 12 Soppeng 13 Wajo 4 14 Sidrap 1 15 Pinrang 4 16 Enrekang 17 Luwu 4 18 Tana Toraja 19 Luwu Utara 1 20 Luwu Timur 5 21 Toraja Utara 22 Kota Makassar 2 23 Kota Pare Pare 1 24 Kota Palopo 2 Jumlah 62 Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Jumlah Pel. Udara 2 1 1 2 3 1 1 1 13
Terminal Bis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 26
-43-
H. TENAGA KERJA 1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Tabel 2.23. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 No. 1
2
3 4 No.
Uraian ANKATAN KERJA Bekerja Pengangguran Jumlah penduduk angkatan kerja (i) BUKAN ANGKATAN KERJA Sekolah Mengurus RT Lainnya Jumlah penduduk bukan angkatan kerja (ii) Jumlah penduduk usia kerja (i) + (ii) TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Uraian
Laki-Laki 2.209.849 2.106.671 103.178 2.209.849
Perempuan 1.351.042 1.245.237 105.805 1.351.042
Jumlah 3.560.891 3.351.908 208.983 3.560.891
493.000 174.181 46.527 272.929
1.614.094 197.401 1.250.065 166.628
2.107.094 371.582 1.296.592 438.920
493.000
1.614.094
2.107.094
2.702.849
2.965.136
5.667.985
81,76%
45,56%
62,82%
4,67%
7,83%
5,87%
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
2. Penduduk Angkatan Kerja Tabel 2.24. Penduduk Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 Golongan Umur
Bekerja
(1)
(2)
Angkatan Kerja Mencari Pekerjaan (3)
Jumlah (4=2+3)
15-19 216.494 48.477 264.971 20-24 316.083 64.538 380.621 25-29 444.116 32.674 476.790 30-34 476.865 18.822 495.687 35-39 433.590 14.232 447.822 40-44 435.801 11.494 447.295 45-49 329.341 8.734 338.075 50-54 256.220 8.266 264.486 55-59 182.074 1.106 183.180 60-64 123.771 640 124.411 65+ 137.553 0 137.553 Total 3.351.908 208.983 3.560.891 Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel 2013
-44-
3. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tabel 2.25. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 Lapangan Usaha No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kab/Kota
Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tana 18 Toraja Luwu 19 Utara Luwu 20 Timur Toraja 21 Utara Kota 22 Makassar Kota Pare 23 Pare Kota 24 Palopo Total Seprovinsi
Bangunan
Perdagangan, Restoran, dan Hotel
Angkutan, Pergudangan, Komunikasi
6.503 11.906 3.716 3.223 6.731 32.850 3.746 14.654 13.742 2.842 12.785 3.793 18.709 9.288 6.406 2.531 18.711
2.033 7.244 3.431 10.836 13.583 16.314 2.168 7.103 7.136 3.134 11.177 1.741 8.332 2.804 5.157 2.415 4.200
7.591 31.533 10.492 21.079 20.069 52.188 12.448 29.206 27.220 9.909 42.778 11.074 31.643 22.052 23.540 7.914 14.142
1.324 9.867 4.731 12.0822 8.350 12.653 3.503 8.046 7.891 2.081 17.649 1.780 5.860 7.825 2.970 1.569 4.690
Keuangan, Asurans, Usaha Persewaan 200 3.730 797 531 1.583 4.464 865 2.965 1.016 164 917 1.826 746 1.580 3.099 559 1.293
8.813 16.833 15.361 11.027 14.852 32.886 16.200 26.881 22.674 15.181 42.496 12.119 18.146 14.952 18.180 11.079 14.973
Lainnya (Pertambangan, Listrik, dan Air Minum) 423 172 809 1.978 3.146 3.757 271 803 2.287 1.108 1.436 0 2.163 1.596 933 610 410
52.064 188.255 84.827 156.601 113.782 273.211 112.493 134.344 113.656 63.983 322.088 97.953 168.455 104.710 126.724 90.720 118.667
81.212
1.693
4.367
4.196
4.794
459
8.960
248
105.929
74.166
7.101
4.796
16.256
1.723
1.246
14.888
1.408
121.584
45.764
7.396
6.693
14.960
3.216
2.590
14.085
7.065
101.769
65.827
1.728
3.674
5.150
2.639
734
10.010
231
89.993
2.336
27.966
46.291
160.556
47.443
24.394
185.680
7.642
502.308
2.391
2.941
3.919
19.762
4.805
1.639
16.160
202
51.819
Pertanian
Industri Pengolahan
25.177 106.970 45.490 95.945 45.468 118.099 73.292 44.686 31.690 29.564 192.854 65.620 82.856 44.173 66.439 64.046 60.248
Jasa Kemasyarakatan
Jml
11.570
4.919
2.885
18.324
4.111
746
12.543
875
55.973
1.475.783
225.880
181.433
614.082
181.602
58.143
574.976
40.009
3.351.908
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
-45-
4. Angka Partisipasi Angkatan Kerja Tabel 2.26. Angka Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012 No
Bidang/Urusan
Satuan
Tahun 2008
2009
2010
2011
Angkatan kerja 15 Jiwa 3.447.879 3.536.920 3.571.317 3.612.424 tahun keatas Jumlah penduduk Usia Jiwa 2 5.559.748 5.660.624 5.567.601 5.616.709 15 tahun keatas Angka Partisipasi 3 62,62 62,48 64,14 65,06 Angkatan Kerja Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013 1
2012 3.560.891 5.667.985 62,82
5. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun Tabel 2.27. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1 2 3
Bidang/Urusan
Tahun 2010
Satuan
2008 2009 2011 2012 Jumlah sengketa pengusaha Jml 16 276 210 189 142 pekerja Jumlah perusahaan Jml 10.177 11.348 12.059 11.067 11.358 Angka sengketa pengusaha% 1,57 24,32 17,41 17,08 12,50 pekerja Per tahun Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tabel 2.28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012 No
Bidang/Urusan
Satuan
Tahun 2008
2009
2010
2011
Jumlah penduduk Jiwa 3.447.879 3.536.920 3.571.317 3.612.424 angkatan kerja Jumlah penduduk Jiwa 2 5.559.748 5.66.624 5.567.601 5.616.709 usia kerja Tingkat partisipasi 3 % 62,02 62,48 64,14 64,32 angkatan kerja Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013 1
2012 3.560.891 5.667.985 62,82
-46-
7. Pencari Kerja yang Ditempatkan Tabel 2.29. Pencari Kerja yang Ditempatkan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 20082012 No 1 2 3
Bidang/Urusan
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
Orang
14.728
15.722
25.754
21.067
30.094
Orang
193.939,00
204.373,00
225.371,00
232.496,00
235.115,00
%
7,59
7,69
11,43
9,06
12,80
Satuan
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Jumlah pencari kerja yang mendaftar Pencari kerja yang ditempatkan
Sumber Data
: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
8. Pengangguran Terbuka Tabel 2.30. Pengangguran Terbuka Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1
Bidang/Urusan Jumlah pengangguran terbuka usia angkatan kerja
Tahun
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
Orang
311.768
314.664
298.952
236.926
208.983
2
Jumlah pendidik angkatan kerja
Orang
3.447.879
3.536.920
3.571.317
3.612.424
3.560.891
3
Tingkat pengangguran terbuka
%
9,04
8,90
8,37
6,56
5,87
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel Tahun 2013
9. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah a. Persentase Koperasi Aktif Kabupaten/Kota Tabel 2.31. Persentase Koperasi Aktif Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No
Bidang/Urusan
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah koperasi aktif
5.327
4.949
5.105
5.452
5.554
2
Jumlah koperasi
7.017
7.292
7.497
7.958
8.026
3
Persentase koperasi aktif
75
67
68
68
69
Sumber Data
: Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
-47-
b. Jumlah UKM Non BPR/LKM Tabel 2.32. Jumlah UKM Non BPR/LKM Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No
Bidang/Urusan
a
Jumlah seluruh UMKM
b
Jumlah BPR/LKM
c
Jumlah UMKM Non BPR/LKM Sumber Data
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
788.024
824.417
860.163
894.163
916.232
23
22
22
22
22
820.324
856.909
889.396
801.947
: Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
Tabel 2.33. Jumlah UKM Non BPR/LKM Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1
Kabupaten/Kota
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
26.013
27.998
29.210
30.113
30.554
2
2
2
2
2
25.882
27.858
29.063
29.962
30.401
27.875
29.951
31.253
31.904
32.372
1
1
1
1
1
27.735
29.801
31.096
31.744
32.210
15.490
16.990
17.171
18.098
18.358
-
-
-
-
-
15.412
16.905
17.628
18.007
18.266
12.790
14.158
14.752
15.221
15.515
-
-
-
-
-
12.726
14.087
14.678
15.144
15.437
27.871
29.946
31.248
31.899
32.367
-
-
-
-
-
27.731
29.796
31.091
31.729
32.205
24.607
26.535
27.689
28.269
28.952
Kabupaten Pinrang Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
6
2012
Kota Pare-Pare Jumlah Seluruh UKM
5
2011
Kabupaten Barru Jumlah Seluruh UKM
4
Tahun 2010
Kabupaten Pangkep Jumlah Seluruh UKM
3
2009
Kab. Maros Jumlah Seluruh UKM
2
2008
Kabupaten Sidrap Jumlah Seluruh UKM
-48-
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR 7
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
28.127
28.807
51.176
54.337
56.724
57.885
58.742
1
1
1
1
1
50.920
54.065
56.440
57.595
58.448
24.236
26.147
27.283
27.855
28.262
-
-
-
-
-
24.114
26.016
27.148
27.715
28.120
27.480
29.543
30.832
31.475
31.936
-
-
-
-
-
27.342
29.395
30.677
31.317
31.776
11.545
12.851
13.383
13.811
14.076
1
-
-
-
-
11.487
12.786
13.316
13.471
14.005
20.821
22.569
23.543
24.040
24.390
1
1
1
1
1
20.716
22.456
23.425
23.919
24.268
16.966
18.532
19.324
19.737
20.022
1
1
1
1
1
16.881
18.439
19.227
19.638
19.921
24.852
19.962
14.298
14.754
14.964
1
1
1
1
1
24.727
19.962
14.226
14.680
14.889
6.414
14.323
21.459
22.130
22.450
-
-
-
-
-
6.381
14.251
21.351
22.019
22.337
73.679
77.889
81.325
85.418
87.372
3
3
3
3
3
Kabupaten Toraja Utara Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
15
27.550
Kabupaten Tana Toraja Jumlah Seluruh UKM
14
26.402
Kabupaten Luwu Timur Jumlah Seluruh UKM
13
24.483
Kabupaten Luwu Utara Jumlah Seluruh UKM
12
-
Kota Palopo Jumlah Seluruh UKM
11
-
Kabupaten Luwu Jumlah Seluruh UKM
10
-
Kabupaten Soppeng Jumlah Seluruh UKM
9
-
Kabupaten Wajo Jumlah Seluruh UKM
8
-
Kabupaten Bone Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM
-49-
Jumlah UMKM Non BPR 16
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
24.479
24.714
-
-
-
-
-
21.282
23.088
24.089
24.356
24.590
38.534
41.090
42.871
44.184
44.836
-
-
-
-
-
38.341
40.884
42.656
43.963
44.611
19.657
21.356
22.281
22.753
23.083
-
-
-
-
-
19.558
21.249
22.169
22.639
22.967
12.834
14.215
14.822
15.145
15.361
1
1
1
1
1
12.769
14.143
14.747
15.069
15.284
33.338
35.675
37.238
38.009
38.568
-
-
-
-
-
33.171
35.496
37.051
37.818
38.375
32.143
34.420
35.922
36.667
37.206
2
2
2
2
2
31.982
34.247
35.742
36.483
37.019
15.474
16.977
17.706
18.087
18.347
-
-
-
-
-
15.396
16.892
17.617
17.996
18.255
70.268
74.327
77.613
79.971
81.157
3
3
3
3
3
69.916
73.955
77.224
79.568
80.751
152.585
141.421
147.482
162.259
172.632
6
5
5
5
5
151.822
140.712
146.744
161.447
171.768
Kabupaten Gowa Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
24
24.211
Kabupaten Enrekang Jumlah Seluruh UKM
23
23.205
Kabupaten Takalar Jumlah Seluruh UKM
22
21.389
Kabupaten Jeneponto Jumlah Seluruh UKM
21
86.935
Kabupaten Selayar Jumlah Seluruh UKM
20
84.990
Kabupaten Bantaeng Jumlah Seluruh UKM
19
80.918
Kabupaten Bulukumba Jumlah Seluruh UKM
18
77.499
Kabupaten Sinjai Jumlah Seluruh UKM
17
73.310
Kota Makassar Jumlah Seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UMKM Non BPR
Sumber Data : Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
-50-
c. Usaha Mikro dan Kecil Tabel 2.34. Usaha Mikro dan Kecil Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No
Bidang/Urusan
Satuan
2009 723.288
Tahun 2010 755.292
2011 780.452
2012 797.081
a
Jumlah usaha mikro
Jml
2008 691.162
b
Jumlah usaha kecil
Jml
92.448
96.760
101.205
109.323
112.657
c
Jumlah UKM
Jml
805.989
824.416
860.810
894.160
916.500
d
Usaha Mikro dan Kecil
%
97,22
99,47
99,50
99,51
99,26
Sumber Data : Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
d. Jumlah Usaha Mikro dan Jumlah Seluruh UMKM Tabel 2.35. Jumlah UKM Non BPR/LKM Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
5
6
7
8
Kabupaten/Kota Kab.Maros Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Pangkep Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Barru Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kota Pare-Pare Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab.Pinrang Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Sidrap Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Wajo Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Soppeng Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
23.106 26.761
24.234 27.998
25.361 29.236
26.019 30.113
26.358 30.585
25.620 28.623
26.851 29.951
28.082 31.279
28.551 31.904
28.910 32.383
14.495 16.238
15.217 16.990
15.939 17.743
16.206 18.098
16.409 18.369
11.214 13.538
11.741 14.158
12.267 14.778
12.600 15.221
12.828 15.526
24.906 28.619
26.035 29.946
27.163 31.274
27.633 31.899
27.991 32.378
22.779 25.355
23.782 26.535
24.784 27.715
25.200 28.269
25.518 28.963
46.727 51.924
48.778 54.337
50.828 56.750
51.679 57.885
52.331 58.753
22.232 24.984
23.219 26.147
24.206 27.309
24.615 27.855
24.929 28.273
-51-
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kab. Luwu Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kota Palopo Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Luwu Utara Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Luwu Timur Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Tana Toraja Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Toraja Utara Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bone Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Sinjai Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bulu Kumba Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bantaeng Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Selayar Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Jeneponto Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Takalar Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Enrekang Jumlah Usaha Mikro Jumlah Seluruh UMKM Kab. Gowa Jumlah Usaha Mikro
26.434 28.228
27.550 29.543
28.667 30.858
29.130 31.475
29.484 31.947
9.642 12.293
10.116 12.851
10.590 13.409
10.892 13.811
11.099 14.087
18.271 21.569
19.160 22.569
20.049 23.569
23.403 24.040
20.673 24.401
15.589 17.714
16.284 18.532
16.978 19.350
17.268 19.737
17.490 20.033
23.768 25.600
18.402 19.962
13.036 14.324
13.358 14.754
13.524 14.975
6.082 7.162
12.165 14.323
18.247 21.485
18.730 22.130
18.979 22.461
69.332 74.427
75.511 77.889
75.689 81.351
78.739 85.418
80.213 87.383
20.297 22.137
21.288 23.205
22.280 24.237
22.462 24.479
22.645 24.725
36.376 39.282
38.104 41.090
39.833 42.897
40.926 44.184
41.490 44.847
19.356 20.405
20.257 21.356
21.158 22.307
21.493 22.753
21.749 22.094
12.879 13.582
13.498 14.215
14.117 14.848
14.355 15.145
14.537 15.572
31.081 34.086
32.625 35.675
34.169 37.268
34.728 38.009
35.155 38.579
28.947 32.891
30.390 34.420
31.834 35.948
32.373 36.667
32.786 37.217
14.731 16.222
15.371 16.977
16.012 17.732
16.278 18.087
16.481 18.358
61.697
64.878
68.060
69.807
70.707
-52-
Jumlah Seluruh UMKM 71.016 74.327 77.839 Kota Makassar Jumlah Usaha Mikro 105.601 110.772 115.943 Jumlah Seluruh UMKM 153.333 141.420 147.208 Sumber Data : Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
24
79.968
81.168
127.007 162.259
134.795 172.643
e. Jumlah Usaha Kecil dan Jumlah Seluruh UMKM Tabel 2.36. Jumlah Usaha Kecil dan Jumlah Seluruh UMKM Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2008-2012 No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kabupaten/Kota Kab. Maros Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Pangkep Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Barru Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Pare-Pare Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Pinrang Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Sidrap Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Wajo Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Soppeng Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Luwu Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Palopo Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Luwu Utara Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
3.524 26.761
3.634 27.998
3.743 29.236
3.926 30.113
4.075 30.565
2.896 28.623
2.992 29.951
3.086 30.279
3.245 31.904
3.365 32.383
1.686 16.238
1.715 16.990
1.745 17.743
1.833 18.098
1.901 18.369
2.192 13.538
2.285 14.158
2.378 14.778
2.489 15.221
2.565 15.527
3.595 28.619
3.794 29.946
3.993 31.274
4.150 31.899
4.269 32.378
2.499 25.355
2.676 26.535
2.853 27.715
2.992 28.269
3.098 28.963
4.995 51.924
5.357 54.337
5.719 56.750
6.003 57.885
6.220 58.753
2.678 24.984
2.853 26.147
3.027 27.309
3.164 27.855
3.268 28.273
1.734 28.228
1.932 29.543
2.129 30.858
2.283 31.475
2.401 31.947
2.501 12.293
2.584 12.851
2.668 13.409
2.769 13.811
2.838 14.087
3.186 21.569
3.295 22.569
3.405 23.569
3.523 24.040
3.613 24.401
-53-
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kab. Timur Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Tana Toraja Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Toraja Utara Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bone Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Sinjai Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bulukmba Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Bantaeng Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Selayar Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Jeneponto Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Takalar Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Enrekang Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kab. Gowa Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM Kota Makassar Jumlah Usaha Kecil Jumlah Seluruh UMKM
1.998 17.714
2.120 18.532
2.243 19.350
2.340 19.737
2.414 20.033
1.752 25.600
1.486 19.962
1.219 14.324
1.326 14.754
1.382 14.975
1.074 7.162
2.149 14.323
3.223 21.485
3.384 22.130
3.467 22.461
4.936 74.427
5.218 77.889
5.501 81.351
6.518 85.418
7.009 87.383
1.814 22.137
1.854 23.205
1.894 24.237
1.955 24.479
2.016 24.725
2.689 39.282
2.767 41.090
2.844 42.897
3.037 44.184
3.137 44.847
1.010 20.405
1.060 21.356
1.109 22.307
1.220 22.753
1.306 23.094
692 14.848
751 15.145
797 15.372
665 13.582
679 14.215
2.976 34.086
3.021 35.675
3.207 37.264
3.350 38.009
3.350 38.579
3.848 32.891
3.933 34.420
4.017 35.948
4.196 36.667
4.334 37.217
1.434 16.222
1.548 16.977
1.661 17.732
1.749 18.087
1.817 18.358
9.145 71.016
9.274 74.327
9.402 77.639
9.985 79.968
10.284 81.168
27.621 153.333
28.534 141.420
29.447 147.508
33.135 162.259
33.731 172.843
Sumber Data : Dinas Koperasi & UKM Prov. Sul-Sel Tahun 2013
-54-
I.
PENANAMAN MODAL
1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Tabel 2.37. Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No
Jumlah Investor
2008 12
2009 6
Tahun 2010 34
2011 53
2012 42
a
PMA
b
PMDM
4
6
23
49
54
c
Total
16
12
57
102
96
Sumber Data : Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2013
2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Tabel 2.38. Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1
2
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
18
33
14
20
26
Nilai investasi
7.379.499.289.163
5.553.150.057.462
4.073.669.821.053
9.683.212.201.289
21.604.651.396.034
Realisasi Jumlah proyek
16
12
57
102
96
Nilai investasi
1.382.214.465.255
1.918.263.711.520
7.630.256.431.280
4.881.895.243.368
8.144.168.200.000
Jumlah Investasi Persetujuan Jumlah proyek
Sumber Data : Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2013
3. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tabel 2.39. Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 No 1 2 3
Uraian Jumlah tenaga kerja PMA/PMDN Jumlah seluruh PMA/PMDN Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
3.876
1.096
5.211
22.025
82.879
16
12
57
102
96
91
91
216
863
242
Sumber Data : Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2013
-55-
2.2 POTENSI KEPARIWISATAAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Provinsi Sulawesi Selatan memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan alam dan kebudayaan sebagai potensi parawisata yang besar dibandingkan dengan daerah lain. Diantara potensi-potensi besar tersebut adalah, wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar hampir disemua kabupaten kota. Mulai dari wisata bahari kepulauan dan pesisir pantai yang sangat indah dan alami. Ditambah dengan wisata pedalaman yang memiliki wisata tirta, wisata ritual dan situs hingga wisata sosial dan publik yang juga menawarkan sejuta keindahan kebudayaan dan alam yang eksotis. Jenis-jenis daya tarik wisata yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan wilayah kabupaten/kota antara lain terdiri dari:
A. DAYA TARIK WISATA ALAM Objek wisata alam (nature tourism) adalah objek wisata yang berbasis pada alam, baik panorama alam, kondisi alam, keunikan alam, dan bentukan alam. Adapun objek wisata alam yang dimaksud, sebagai berikut: Tabel 2.40 No. 1 2 3 4 5 6
Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Sulawesi Selatan Jenis Nama Objek Lokasi Obyek Objek Taman Wisata Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Sumber Air Panas Anoang Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Gunung Bawakaraeng Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Taman Ria Bili-Bili Kecamatan Parangloe Alam Kabupaten Gowa Danau Kallobborang dan Kecamatan Mawang Alam Bontomarannu Kabupaten Gowa Sumber Air Pencong Kecamatan Alam Bantimurung
Keterangan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-56-
7
Taman Wisata Bantimurung Alama
8
Hutan Alam Karaenta Alam
9
Taman Safari Benteng Gajah
10
Permandian Mallarangan
Alam Alam
11 12
Taman Wisata Gua Pattunuang Permandian Air Panas Uaepellae
13
Penelusuran Sungai Bone Pute
14
Suaka Margasatwa Ko’mara
Alam Alam Alam Alam
15
Teluk Laikang Alam
16
Pantai Topejawa Alam
17
Pulau Sanrobengi
18
Pantai Marina
Alam Alam
19
Perburuan Buru Barugaya Alam
20
Air Terjun Ko’mara Alam
22
Pantai Punaga Alam
24
Permandian Birta Ria Kassi
25
Pasanggarahan Loka
Alam Alam
Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros Kecamatan Polong Bangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kelara
Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sedang dikembangkan Sedang dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah
-57-
26
Air Terjun Boro
Alam
27
Batu Jangang
Alam
28
Suaka Margasatwa Bo nto Bahari
Alam
29
Puncak Pua Janggo
Alam
30
Air Terjun Limbua dan Air Terjun Bropa
Alam
31
Permandian Alam Hila-Hila
Alam
32
Pantai Ujung Kupang
Alam
33
Air Terjun Barania
Alam
34
Air Terjun Lanta’E
Alam
35
Air Panas Panggo
Alam
36
Air Panas Tondong
Alam
37
Air Terjun Batu Barae
Alam
38
Pantai Padongko
Alam
39
Sumber Air Panas Kampala
Alam
40
Goa Karampuang
Alam
41
Air Terjun Lasiai
Alam
42
Air Terjun Bissappu
Alam
43
Gunung Loka
Alam
Kabupaten Jeneponto dikembangkan Kecamatan Kelara Belum Kabupaten Jeneponto dikembangkan Kecamatan Tarowang Belum Kabupaten Jeneponto dikembangkan Kecamatan Bonto Sudah Bahari Kabupaten dikembangkan Bulukumba Kecamatan Bonto Sudah Bahari Kabupaten dipasarkan Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Belum dan Kindang dikembangkan Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Sudah Kabupaten Bulukumba dipasarkan Kecamatan Sinjai Belum Timur Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Sinjai Barat Belum Kabupaten Sinjai dikembangkan Kecamatan Sinjai Belum Selatan Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Sinjai Belum Timur Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Sinjai Belum Timur Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Sinjai Belum Borong Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Belum Tellulimpoe Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Belum Kabupaten Sinjai dikembangkan Kecamatan Bulupoddo Belum Kabupaten Sinjai dikembangkan Kecamatan Sinjai Belum Timur Kabupaten dikembangkan Sinjai Kecamatan Bissappu Sudah Kabupaten Bantaeng dipasarkan Kecamatan Ulu Ere Belum Kabupaten Bantaeng dikembangkan
-58-
44
Gua Batu Ejaya
Alam
45
Tempat Peristirahatan Loka
Alam
46
Air Terjun Karaeng Loba
Alam
47
Permandian Alam Eremerasa
Alam
48.
Sumur Tua
Alam
49.
Air Terjun Suttia
Alam
50.
Permandian Eremata
Alam
51.
Puncak
Alam
52.
Permandian Topa
Alam
53.
Alam
54.
Permandian Alam Balang Kulambu Air Terjun Ohe Gonggong
55.
Air Terjun Ohe Mogan
Alam
56.
Air Terjun Patikore
Alam
57.
Air Terjun Langta Pumangka
Alam
58.
Gua Bala’bara
Alam
59.
Gua Batuttumpa
Alam
60.
Gua Majaopahit
Alam
61.
Danau Pulau Teteran
Alam
62.
Alam
63.
Gua-Gua Tua Lembang Mate’ne Kebun Pala Laloasa
64.
Goa Mampu
Alam
65.
Permandian Alam Wae Tuo
Alam
66.
Permandian Alam Saweng
Alam
Alam
Alam
Kecamatan Bissappu Belum Kabupaten Bantaeng dikembangkan Kecamatan Ulu Ere Sudah Kabupaten Bantaeng dikembangkan Kec. Tompo Bulu Belum Kabupaten Bantaeng dikembangkan Kecamatan Eremerasa Sudah Kabupaten Bantaeng dipasarkan Kec. Bonto Mate’ne Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontomanai Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontomanai Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontomanai Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontoharu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontoharu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontosikuyu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontosikuyu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontosikuyu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontosikuyu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontosikuyu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Pasimarannu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Pasimarannu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Pasimarannu Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Pasilambena Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Bontomanai Belum Kab. Selayar dikembangkan Kec. Dua Boccoe Sudah Kabupaten Bone dipasarkan Kecamatan Kajuara Belum Kabupaten Bone dikembangkan Kecamatan Ponre Belum Kabupaten Bone dikembangkan
-59-
67.
Permandian Alam Panyiling
68.
Permandian Naga Uleng
69.
Pantai Ujung Pattiro
70.
Permandian Alam Lanca
Alam Alam Alam Alam
71.
Permandian Alam Taretta
72.
Hutan Wisata Cani Sidenreng
73.
Air Terjun Pammusureng
74.
Air Terjun Baruttungnge
75.
Air Terjun Ladenring
76.
Bendungan Salomekko
77.
Permandian Air Panas Lejja
Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam
78.
Permandian Alam Ompo
79.
Taman Kelelawar
80.
Sumber Air Panas Bebbae
81.
Kolam Renang Bebbae
82.
Permandian Alam Citta
83.
Sumber Air Panas Cimai
84.
Perkemahan dan Camping Ground Taman Perburuan Rusa
85.
Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam
86.
Bendungan Kalola Alam
87.
Pulau Karang
Alam
Kecamatan Palakka Kabupaten Bone Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Kecamatan Amali Kabupaten Bone Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Kec. Labalata Kab. Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo Kecamatan Manjangpojo Kabupaten Wajo Kecamatan Keera Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dipasarkan Belum dipasarkan Belum dipasarkan Belum dipasarkan Belum dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan
-60-
88.
Wisata Bahari Desa Pasir Putih
89.
Permandian Air Panas
90.
Wisata Bahari Desa Tellesang
91.
Air Terjun Desa Lompoloang
92.
Gunung Pattirosompe
93. 94.
Komplek Penjual Tuak Palaguna Hutan Lindung
95.
Gua Tompo Batu Parinding
96.
Taman Rekreasi DataE
Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam
97.
Permandian Matampa
98.
Rangkaian Gua Kapur
99.
Air Panas Padang Luara
100.
Permandian Mallopia
101.
Bola Batue
102.
Kawasan Tanete
103.
Air Panas Bacukiki
104. 105.
Hutan Wisata Pangeran Pettarani Permandian Lemo Susu
106.
Panorama Alam Bambapuang
107.
Buttu Kabobong
108.
Permandian Lewaja
109.
Goa Loko Malilin
110.
Simullung Limbuang
Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam
Kecamatan Bola Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kecamatan Pitumpinua Kabupaten Wajo Kecamatan Keera Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap Kecamtan Marritengngae Kabupaten Sidrap Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Rangkaian Gua Kapur dan Lukisan Toala Kabupaten Pangkep Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kecamatan Bacukiki Kota Parepare Kota Parepare Kabupaten Pinrang Kab. Enrekang Kec. Anggeraja Kab. Enrekang Kec. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang
Belum dikembangkan Belum dekembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum
-61-
111.
Loko Patumang
112.
Loko Lumbang
113.
Permandian Alam Latuppa
114.
Panorama Alam Kambo
115.
Permandian Alam Batu Papan
Alam Alam Alam Alam Alam
116. 117.
Permnadian Alam Batu Tongkonan
Alam
Permandian Alam Bambalu Alam
118.
Goa Kalo Dewata Alam
119.
Pulau Libukang
120.
Panorama Alam Sampoddo
121.
Wisata Alam Limarrang
Alam Alam Alam
122.
Air Terjun Salu Sabeng, Belopa
123.
Pantai Pannori
Tirta Alam
124.
Pantai Buntu Mata’bing
125.
Gua Liang Andulan
Alam Alam
126.
Air Terjun Bungalo
127.
Pantai Bone Pute
Alam Alam
128.
Pantai Lare-Lare Alam
129.
Pantai Talumae
Alam
Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kec. Wara Utara Kota Palopo Kecamatan Wara Utara Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Belopa, Kab. Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum
-62-
130.
Pantai Sallolo
131.
Pantai Mamonta
132.
Pantai Batu Killong
133.
Hutan Mangro Ongko
Alam Alam Alam Alam
134.
Air Terjun Bontolle
135.
Gua Pompessak
Alam Alam
136.
Air Terjun Magadang Alam
137.
Air Terjun Toga Alam
138.
Air Terjun Tipayo Alam
139.
Air Terjun Salonso Alam
140.
Gua Ilang Batu
141.
Air Terjun Paraposoang
142.
Air Terjun Karangan Titale
143.
Gua Libani
144.
Air Terjun Sarassa Jambong
Alam Alam Alam Alam Alam
145.
Gua Palar Alam
146.
Air Terjun Buntu Sawa Alam
147.
Air Terjun Bilante
148.
Gua Buntu Sawa
Alam Alam
Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu Kecamatan Suli Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Desa Libani Seppong Kabupaten Luwu Desa Tumbu Bara Kec. Bajo Kabupaten Luwu Desa Bukit Sutra Kec. Larompong KabupatenLuwu Desa Binturu Kec. Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu Desa Bukit Sutra
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum
-63-
149.
Permandian Supuangirat
150.
Air Terjun Sarambu Masiang
Alam Alam
151.
Air Terjun Assallangnge Alam
152.
Air Bubung Datu Alam
153.
Danau Matano Alam
154.
Danau Towuti Alam
155.
Sungai Larona Alam
156.
Pulau Bulu Poloe Alam
157.
Salu Anuang Alam
158.
Air Terjun Atue Alam
159. 160. 161.
Air Terjun Mata Buntu Wasuponda Air Terjun 12 Susun Rantepaccu Air Terjun Sarambu Alla Kalotok
Alam Alam Alam
162.
Buntu Burake
Alam
163.
Pango-Pango
Alam
164.
Tilangnga
Alam
165.
Sillanan
Alam
Kec. Larompong Kabupaten Luwu Desa Kaili Kabupaten Luwu Desa Kaladi Kec. Suli Barat Kabupaten Luwu Desa Tiro Manda Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Lurah Kec. Bua Kabupaten Luwu Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Kec. Makale Kab. Tana Toraja Kec. Makale Kab. Tana Toraja Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Kec. Gandangbatu Sillanan
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-64-
166.
Makula
Alam
167.
Sarambu Assing
Alam
168.
Lo’ko Tongko
Alam
169.
Bolokan
Alam
170.
Tampangallo
Alam
171.
Air Terjun Patongloan
Alam
172.
Gua Alam Babakanan
Alam
173.
Tambalong
Alam
174.
Singki’
Alam
175.
Kolam Alam Limbong
Alam
176.
Puncak Libane
Alam
177.
Bombowai
Alam
178.
Antolong
Alam
179.
Dengo’
Alam
180.
Liku Rombe
Alam
181.
Tinimbayo
Alam
182.
Sarambu Lilikira’
Alam
183.
Kawasan Karre Penanian
Alam
184.
Bululangkan
Alam
185.
Sambu Eran Batu
Alam
186.
Mata Kanan
Alam
187.
Pedamaran
Alam
188.
Ranteaa’
Alam
Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Selatan Kab. Tana Toraja Kec. Bittuang Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla Kab. Tana Toraja Kec. Saluputti Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Kab. Tana Toraja Kec. Bittuang Kab. Tana Toraja Kec. Mangkendek Kab. Tana Toraja Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah
-65-
189.
Tongkonan Ne’ Mallun
Alam
190.
To’ Barana
Alam
191.
Ballo’ Pasange
Alam
192.
Ba’ba Sarata
Alam
193.
Sullukan
Alam
194.
Buntu Susan
Alam
195.
Gunung Sopai
Alam
196.
Sarambu Sikore
Alam
197.
Marimbuna
Alam
198.
Buntu Barana’
Alam
199.
Lion
Alam
200.
To’Tarra
Alam
201.
Bunian Bulawan
Alam
202.
Buntu Tondon
Alam
203.
Tongka
Alam
204.
Kata Piongan
Alam
205.
Kolam Limbong Piongan
Alam
206.
Arung Jeram
Alam
207.
Gunung Napo
Alam
208.
Sarambu Marendeng
Alam
209.
Sarambu Dua’
Alam
Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu
dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah
-66-
210.
Salu Baruppu’
Alam
211.
Palakka
Alam
212.
Batito’
Alam
213.
Sikki’
Alam
214.
Tiroan
Alam
215.
Sarambu Tonapa
Alam
216.
Ke’te Kesu’
Alam
217.
Kongkang Batui
Alam
218.
Alla Taluntun
Alam
219.
Simulluk
Alam
220.
Limbong Langi’
Alam
221.
Masayo
Alam
222.
Busso
Alam
223.
Buntu Talinga
Alam
224.
Buntu Bokin
Alam
225.
Buntu Matanduk
Alam
226.
Batutumonga
Alam
227.
Lo’ko’ Mata
Alam
228.
Kawasan Wisata Kalimbuang
Alam
229.
Sarambu Limbong Padang
Alam
Sumber : Hasil Survey, Tahun 2013
Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Tondon Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Suloara Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Suloara Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Awan Rante Karua Kab. Toraja Utara
dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-67-
B. DAYA TARIK WISATA TIRTA Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai daerah yang memiliki kekhasan kebudayaan maritim menjadi tidaklah lengkap jika tidak melihat dan mendatangi pulau-pulau yang bertebaran di sepanjang pantai Sulawesi Selatan. Tercatat di daerah ini memiliki keunikan dimana terdapat kabupaten yang memiliki pulau – pulau kecil seperti Kabupaten Pangkajenen dan Kepulauan, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar, dan sebagian besar kabupaten terdiri dari daerah pesisir pantai yang sudah tentu memiliki daya tarik wisata tirta yang cukup unik untuk dikunjungi. Berikut adalah daftar dan sebaran daya tarik wisata tirta yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 2.41 No. 1.
Daya Tarik Wisata Tirta di Provinsi Sulawesi Selatan Nama Objek
Jenis Objek
3.
Pantai Akkarena, Pantai Barombong Pulau Samalona dan Kayangan, Barang Ca’di, Lae-Lae, Barang Lompo Pulau Sanrobengi
4.
Pantai Topejawa
Tirta
5.
Teluk Laikang
Tirta
6.
Pantai Topejawa
Tirta
7.
Pantai Marina
Tirta
8.
Air Terjun Ko’mara
2.
Tirta Tirta Tirta
Tirta
Lokasi Obyek Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar
Keterangan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dipromosikan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-68-
9.
Pantai Punaga Tirta
10.
Pulau Libukang
11.
Pantai Kalumpang
Tirta Tirta
12.
Kawasan Pantai Bira Tirta
13.
Pantai Mandala Ria Tirta
14. 15.
Pantai Lemo-Lemo, Kasuso, Paran Luhu, dan Pantai Marumasa Pulau Sembilan
Tirta Tirta
16.
17.
Pantai Pasir Putih Korong Batu
Tirta
Pantai Bantaeng Tirta
18.
Taman Laut Pajukukang Tirta
19. 20.
Taman Nasional Taka Bonerate Pantai Pulau Pasi
21.
Pantai Pamatata
22.
Pantai Tanaera
23.
Pantai Lembangia
24.
Pantai Lasangireng
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
Belum dikembangkan
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Pajukakang Kabupaten Bantaeng Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne
Sudah dipasarkan
Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan
Belum dikembangkan
Belum dikembangkan
Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-69-
25.
Pantai Balara
26.
Pantai Talloiya
27.
Pantai Labuang Nipaya
28.
Pantai Tanjung Harapan
29.
Pantai Karang Indah
30.
Pantai Appabatu
31.
Pantai Ngapalohe
32.
Pantai Babaera
33.
Pantai Kota Benteng
34.
Pantai Je’neiya
35.
Pantai Liang Tarussu
36.
Pantai Dongkalang
37.
Pantai Bone Tappalang
38.
Pantai Appatanah
39. 40.
Pantai Bone Pattumbukang Pantai Hara
41.
Pantai Batu Etang
42.
Pantai Ngapaloka
43.
Pantai Bone Sela
44.
Pantai Batu Karapu
45.
Pantai Pulau Tambolangan
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Benteng Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar
Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-70-
46.
Pantai Pulau Polassi
47.
Pantai Pulau Nambolaki
48.
Pantai Pulau Malimbu
49.
Pantai Sangkulu-kulu
50.
Pantai Baloiya
51.
Perairan Panau Pulau Kayuadi Perairan Panau Pulau Tarupa Perairan Panau Pulau Latondu Perairan Panau Pulau Rajuni Perairan Panau Pulau Tinabu Perairan Panau Pulau Langitigiang Perairan Panau Pulau Jinato Perairan Panau Pulau Tambunan Perairan Panau Pulau Pasitalu Perairan Panau Pulau Jampea Perairan Panau Pulau Tanamalala Perairan Panau Pulau Bembe Perairan Panau Pulau Harapan Perairan Panau Pulau Katela Perairan Panau Pulau Panjang Perairan Panau Pulau Jailamu Perairan Panau Pulau
52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 69. 70. 71. 72. 73 74. 75. 76. 77.
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-71-
78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.
Bonerate Perairan Panau Pulau Teratan Perairan Panau Pulau Kalao Perairan Panau Pulau Kalao Toa Perairan Panau Pulau Karumpa Perairan Panau Pulau Madu
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Pelabuhan Bajoe Tirta
85.
Permandian Alinge Tirta
86.
Pantai Palette Tirta
87.
Bendungan Sanrego
88.
Pantai Pasir Putih Bone Lampe
89.
Danau Tempe
90. 91. 92.
Danau Sidenreng Bukit Pattiro Sompe Kepulauan Spermonde
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.
Pantai Camba-Cambaan Pantai Maccini Baji Pulau Dutungan Pantai Lumpue Pantai Maroneng Pulau Kamarrang Pucak Lakawang Pantai Palopo
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap Terumbu Karang, Pantai, dan Fasilitas Wisata Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Barru Kota Parepare Kabupaten Pinrang Kabupaten Pinrang Kab. Enrekang Kecamatan Wara Kota Palopo
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan
-72-
101. Pantai Labombo
Tirta
102. Pantai Songka Tirta 103. Pantai Pannori Tirta
104. Pantai Buntu Mata’bing
Tirta
105. Pantai Bone Pute Tirta
106. Pantai Lare-Lare Tirta
107. Pantai Talumae
Tirta
108. Pantai Sallolo
Tirta
109. Pantai Mamonta
Tirta
110. Pantai Batu Killong
Tirta
111. Air Terjun Bontolle 112. Air Terjun Magadang 113. Air Terjun Toga 114. Air Terjun Salonso
Alam Alam Alam Alam
115. Air Terjun Paraposoang
Alam
116. Air Terjun Karangan Titale
Alam
117. Air Terjun Sarassa Jambong
Alam
Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo
Belum dikembangkan
Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu Kecamatan Suli Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Desa Tumbu Bara Kec. Bajo Kabupaten
Belum dikembangkan
Belum dikembangkan
Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Belum dikembangkan
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-73-
118. Air Terjun Buntu Sawa
Alam
119. Air Terjun Bilante
Alam
120. Permandian Supuangirat
Alam
121. Air Terjun Sarambu Masiang
122. Air Terjun Assallangnge 123. Air Bubung Datu
Alam Tirta Tirta
124. Pantai Lemo Tirta 125. Pantai Batu Menggoro Tirta 126. Pantai Sore Bissue Tirta 127. Sungai Rongko Tirta 128. Permandian Makula Sumber : Hasil Survey, Tahun 2013
Tirta
Luwu Desa Binturu Kec. Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu Desa Kaili Kabupaten Luwu Desa Kaladi Kec. Suli Barat Kabupaten Luwu Desa Tiro Manda Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Lurah Kec. Bua Kabupaten Luwu
Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Kec. Sangalla Kab. Tana Toraja
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Sedang dikembangkan Belum Berkembang Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan
-74-
C. DAYA TARIK WISATA AGRO (AGRO TOURISM) Wisata agro di Provinsi Sulawesi Selatan cukup banyak dan terdapat beberapa jenis buah-buahan yang dapat menjadi daya tarik wisata agro diwilayah ini. Jenis tanaman buah-buahan yang ada diantaranya Durian, Langsat, dan Rambutan. Ketiga jenis objek daya tarik wisata agro ini memiliki keunggulan tersendiri, dimana kawasan-kawasan pusat agro wisata tersebar hampir keseluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan menjadi salah satu pelengkap dalam objek dan daya tarik wisata lain seperti wisata alam. Penyebaran wisata agro di Provinsi Sulawesi Selatan meliputi. Daya Tarik Wisata Agro (Agro Tourism) di Provinsi Sulawesi Selatan Jenis No. Nama Objek Lokasi Obyek Keterangan Objek 1. Perkebunan Karet Kecamatan Kajang Sudah Bolongbessi, Balangriri, Kabupaten Bulukumba dipasarkan Agro Bulupadido, Tanente, dan Palangisang 2. Pertanian Terpadu Bodo Kecamatan Ujung Leo Sudah Agro Kabupaten Bulukumba dikembangkan 3. Perkebunan Markisa Kecamatan Sinjai Barat Sudah Agro Kabupaten Sinjai dikembangkan 4. Perkebunan Durian Otong Kecamatan Sinjai Barat Sudah Agro Kabupaten Sinjai dipasarkan 5. Hutan Bakau Sinjai Kecamatan Sinjai Sudah Agro Timur Kabupaten Sinjai dikembangkan 6. Ikan Belut di Bejo Kecamatan Bulupoddo Belum Agro Kabupaten Sinjai dikembangkan 7. Kebun Jeruk Manis Kec. Bonto Mate’ne Sudah Agro Latowaan Barang Mata Sapo Kab. Selayar dikembangkan 8. Kebun Mente Maharayya Kec. Bonto Mate’ne Belum Agro Kab. Selayar dikembangkan 9. Kebun Cengkeh Lembang Kec. Bontomanai Belum Agro Bau Kab. Selayar dikembangkan 10. Kebun Vanili Bontomarannu Kec. Bontomanai Sudah Agro Kab. Selayar dikembangkan 11. Pedamaran Kec. Sangallangi Belum Agro Kab. Tana Toraja dikembangkan 12. Pabrik Semen dan Marmer Kecamatan Sudah Industri Bantimurung dipasarkan Kabupaten Maros Tabel 2.42
-75-
13.
Kerajinan Keramik
14.
Kapala Pinisi Pallengo
Industri Industri
15.
Garam Nasara Industri
16.
Kerjinan Perak/Kuningan
17.
Kerajinan Songko To Bone
18.
Agro Wisata Sutera
19.
Agro Wisata Sutera
Industri Industri Agro Industri Agro
20.
Peternakan di Bila
21.
Persuteraan Alam
22.
Pertanian Terpadu Matampa
23. 24.
Peternakan Allita dan Yammapa Peternakan Bina Mulya
25.
Perkebunan Kelapa Sawit
26.
Kebun Anggrek Delia
27.
Pedamaran
28.
Pegunungan Kandora
29.
Perkebunan Kopi Arabika Toraja Perkebunan Kopi Arabika Toraja Hitan Wisata Ma’pongka
30. 31.
Sumber : Hasil Survey, Tahun 2013
Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro Agro
Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Kecamatan Barangkala Barat Kabupaten Jeneponto Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Kabupaten Sidrap
Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan
Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sedang dikembangkan
Kec. Bontoala Kota Makassar Kec. Sanggalangi Kab. Tana Toraja Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja Kec. Saluputti Kab. Tana Toraja Kec. Sanggalangi Kab. Tana Toraja Kec. Mangkendek Kab. Tana Toraja
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap Kabupaten Pangkep Kabupaten Pinrang Kab. Enrekang
-76-
D. DAYA TARIK WISATA SEJARAH/ARKEOLOG Situs seakan telah menjadi kekuatan lain dari keluhuran kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan yang dapat ditemui di banyak tempat di Kabupaten Provinsi Sulawesi.
Tabel 2.43
Daya Tarik Wisata Sejarah/Arkeolog di Provinsi Sulawesi Selatan Jenis No. Nama Objek Lokasi Obyek Keterangan Objek 1. Makanan Raja-Raja Tallo dan Kecamatan Tallo dan Sudah dipasarkan Datuk Rimbadang Sejarah Kecamatan Ujung Pandang Baru 2. Museum Lagaligo Budaya/ Kec. Tamalate Sudah dipasarkan Sejarah Kota Makassar 3. Monumen Mandala Kec. Makassar Sudah dipasarkan Sejarah Kota Makassar 4. Landrat dan Nerenmest Museum Kec. Ujung Pandang Sudah dipasarkan Sejarah Kota Kota Makassar 5. Benteng Ujung Pandang Kec. Ujung Pandang Sudah dipasarkan Sejarah Kota Makassar 6. Makam Pangeran Diponegoro Kec. Wajo Sudah dipasarkan Sejarah Kota Makassar 7. Klenteng Ibu Agung Bahari Kec. Wajo Sudah dipasarkan Sejarah Kota Makassar 8. Museum Balla Lompoa Kecamatan Somba Opu Sudah dipasarkan Sejarah Kabupaten Gowa 9. Museum Sultan Hasanuddin Kecamatan Somba Opu Sudah dipasarkan Sejarah Kabupaten Gowa 10. Kota Peristirahatan Malino Kecamatan Sudah dipasarkan Kawasan Tinggimoncong Wisata Kabupaten Gowa 11. Mesjid Tua Katangka Kecamatan Somba Opu Sudah dipasarkan Sejarah Kabupaten Gowa 12. Makam Syech Yusuf Kecamatan Somba Opu Sudah dipasarkan Sejarah Kabupaten Gowa 13. Makam Arupalakka Kecamatan Somba Opu Sudah Sejarah Kabupaten Gowa dikembangkan 14. Balla Lompoa dan Sumur Tua Kecamatan Bajeng Belum Sejarah Bajeng Kabupaten Gowa dikembangkan 15. Kawasan Suku Toala LeangKecamatan Sudah dipasarkan leang Sejarah Bantimurung Kabupaten Maros 16. Rumah Karaeng Marusu Sejarah Kecamatan Marusu Belum
-77-
17. 18. 19.
Leang Sarifa, Pattae, Jarie, Mattampa, Burung Ulu Leang, Lomba Torang, dan Batu Napora Gua Singapura, Kallang, dan Rapang di Tanralili Makam Raja-Raja Sanrobone
Sejarah Sejarah Sejarah
20.
Monumen LAPRIS Sejarah
21.
Makam Raja-Raja Binamo Sejarah
22.
Makam I Maddi’ Dg. Rimakka
23.
Bungung Salapan
24.
Makam Datu Tiro
25.
Rangkaian Gua Malukua, Passea, dan Pasohara
26.
Taman Purbakala Gojeng
27.
Makam Baso Latenri Rua
28.
Makam Raja-Raja Bone
Sejarah Sejarah Sejarah Arkeologi Sejarah Sejarah Sejarah
29.
Makam Raja-Raja Naga Uleng
30.
Makam Laummasa
Sejarah Sejarah
31.
Makam Pette Bettae Sejarah
32.
Makam Raja-Raja KalakkoE Sejarah
33.
Makam Raja Bone Sejarah
34. 35.
Kuburan Tua Raja-Raja Soppeng Makam Petta Janggo
Sejarah Sejarah
Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Maros Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Kecamatan Tenete Riattang Barat Kabupaten Bone Kecamatan Ranete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng
dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dipasarkan Belum dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan
-78-
36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Daerah Fosil Simpou Daerah Megalistik Lawo Vila Ratu Yuliana Kuburan Jera Lompoa Makam Jera Aleppoja Makam Datuk Mario Masjid Tua
43.
Situs Tosara
44.
Gua Nippon
45.
Monumen
46.
Makam Addatuang Sidenreng
47.
Mesjid Tua Allakuang
48.
Makam Kerajaan Suppa
49.
Makam Tandi Jalling
50.
Keperbukalaan Benteng Alla
51.
Makam Puang Loerang
52.
Kuburan Tandi Jallm
53.
Mesjid Jamo Tua Palopo
54.
Makam Raja-Raja Luwu LokkoE
55.
Makam Datuk Sulaeman
56.
Makam Tandipau
Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Alam/ Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah
57.
Lapandoso Sejarah
58.
Meriam Kuno Sejarah
59.
Batu Megalitik
60.
Batu Perahu
Sejarah/ Alam Sejarah
Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kecamatan Mauleng Kabupaten Wajo Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Kecamatan Takkalala Kabupaten Wajo Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap Kota Parepare Kec. Anggeraja Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Desa Assallangnge Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Barua Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Suli Kec. Suli Kabupaten Luwu Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Kecamatan Masamba
Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
dipasarkan dipasarkan dipasarkan dipasarkan dipasarkan dipasarkan dipasarkan
Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum
-79-
61.
Ayam Puang Ridate Sejarah
62.
Bubung Lamu Sejarah
63.
Benteng Tajojok Sejarah
64.
Awa’ Tondong Sejarah
65.
Kawasan Pantilang Sejarah
66.
Loko’ Maindo Sejarah
67.
Bukit Kamanre Sejarah
68.
Kuburan Tua Noling
69.
Kawasan Kaili
70.
Makam Pontiku di Pangala
71.
Batu Bambalu
Sejarah
72.
Benteng Pertahanan
Sejarah
73.
Museum Ne’ Gandeng
Sejarah
74.
Museum Landorundun
Sejarah
75.
Museum Dende
Sejarah
76.
Benteng Batu
Sejarah
77.
Makam Puang Sanggalangi’
Sejarah
78.
Benteng Mamullu
Sejarah
Sumber : Hasil Survey, 2013
Sejarah Sejarah Sejarah
Kabupaten Luwu Utara Desa Tede Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Tede Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Uraso Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Pantilang Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Pantilang Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Maindo Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Cilallang Kec. Kamanre Kabupaten Luwu Kec. Suli Kabupaten Luwu Desa Kaili Kabupaten Luwu Kec. Rindingalo Kab. Tana Toraja Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-80-
E. DAYA TARIK WISAT SENI DAN BUDAYA Yang cukup khas dari masyarakat Bugis, Makassar, dan Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan sekaligus kemegahan sebuah kebudyaan. Karena pada ritual – ritual adat tersebut, selain dapat diamati sebagai peristiwa kebudayaan, juga secara bersamaan dapat tercermati nilai – nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
Tabel 2.44 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Daya Tarik Wisata Seni dan Budaya di Provinsi Sulawesi Selatan Jenis Nama Objek Lokasi Obyek Keterangan Objek Al-Markas Kec. Bontoala Sudah dipasarkan Budaya Al-Islami Kota Makassar Pecinan Kec. Wajo Sudah dipasarkan Budaya Kota Makassar Tanjung Bunga Kec. Tamalate Sudah dipasarkan Budaya Kota Makassar Perumahan Tua Bugis Kec. Tallo Sudah dipasarkan Budaya Makassar Tallo Kota Makassar Pelabuhan Paotere Kec. Ujung Tanah Sudah dipasarkan Budaya Kota Makassar Benteng Somba Opu Kec. Barombong, Sudah dipasarkan Budaya/ Kab. Gowa/ Sejarah Kec. Makassar Kota Makassar Seni Pertunjukan tradisi dan Kecamatan Somba Belum dipasarkan Budaya Kontenporer Opu Kabupaten Gowa Kota Peristirahatan Malino Kecamatan Sudah dipasarkan Kawasan Tinggimoncong Wisata Kabupaten Gowa Warisan Budaya Malino Kecamatan Belum Budaya Tinggimoncong dikembangkan Kabupaten Gowa Perkampungan Halwatiah Kecamatan Maros Sudah dipasarkan Budaya Maros Baru Kabupaten Maros Rumah Adat Karaeng Kecamatan Galesong Sudah Budaya Galesong Kabupaten Takalar dikembangkan Maudu Lompoa Cikoang Kecamatan Sudah Budaya Mangarabombang dipromosikan Kabupaten Takalar Pacuan Kuda Pabiang Budaya Kecamatan Binamu Sudah
-81-
14.
Upacara Jene-Je’ne Sappara’
15.
Rumah Adat Patealla
16.
Balla Lompoa
17.
Amma Toa Kajag
18.
Benteng Balang Nipa
Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
19.
Rumah Adat Arung Lappa Budaya
20.
Rumah Adat Karangpuang
21.
Balla Tujua di Onto
22.
Rumah Adat Bantaeng
23.
Makam Tua Silolo
24.
Mesjid Tua Gantarang
25.
Kampung Bissorang
26.
Kampung Tenro
27.
Gong Negaraka
28.
Jangkar Rakasasa
29.
Balang Bolu-Bolu
30.
Binaga Sangkulu-Kulu
31.
Buhung Batu Eja
32.
Buhung Tutuma
33.
Makam Opu Tanjung
34.
Tanjung Bakkarang
35.
Rumah Adat Bonerate
Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kajang Kota Bulukmuba Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Passimarannu
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum
-82-
36.
Pembuatan Perahu Phinisi
37.
Makan Kuno Lembang Matene Bola Soba
38.
Budaya Budaya Budaya
39.
Museum Lapa Wawoi Budaya
40.
Perkampungan Suku Bajo Budaya
41.
Rumah Adat Batu-Batu
42.
Bekas Istana Raja Umpangan
43.
Rumah Adat AtakkaE
44.
Festival Danau Tempe
45.
Rumah Terapung
46.
Rumah Adat Saoraja
47.
Pohon Asem Tua
48.
Perkampungan Tolotang
Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
49.
Rumah Adat di Pangkajene
50. 51.
Upacara Adat TUdang Sipulung dan Pesta Panen Sumpang Bita
52.
Seni Pertunjuka Sigeri
53.
Rumah Adat Lapinceng
54.
Suku Bintung
55.
Pesta Ajang Tappareng
56.
Museum Bissu
Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
Kab. Selayar Kec. Passimarannu Kab. Selayar Kec. Passimarannu Kab. Selayar Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tenete Riattang Barat Kabupaten Bone Kabupaten Soppeng Kabupaten Soppeng Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Barru Kota Parepare Kota Parepare
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah
-83-
57.
Museum Sao Lebi
58.
Pemukiman Kota Parepare
59.
Kuburan Gantung Tongkonan Tana Palli di Kaluppini
60. 61. 62.
Pandang Batu dan Liang Batu Benteng Buttu Batu
63.
Istana Kerajaan Luwu
64.
Museum Batara Guru Langkane Makam Puang Sanro “Simpuru” Siang
65.
Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
66.
Lemo
Budaya
67.
Sirope
Budaya
68.
Tumbang Datu-Bebo
Budaya
69.
Kambira
Budaya
70.
Makam van De Loosdrecht
Budaya
71.
Pallawa
Budaya
72.
Patene Pong Masangke
Budaya
73.
Bori Kalimbuang
Budaya
74.
Ko’lan Go’yang
Budaya
75.
Lombok Parinding
Budaya
76.
Ba’kan Ulu
Budaya
77.
Nadu’
Budaya
78.
Tongkonan Tangkeallo
Budaya
Kota Parepare Kota Parepare Kec. Anggeraja Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kab. Enrekang Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Utara Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Kab. Tana Toraja Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara
dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-84-
79.
Penanian Nanggala
Budaya
80.
Gua Bunda Maria
Budaya
81.
Kawasan Karre Penanian
Budaya
82.
Dulang
Budaya
83.
Tanete (Batu)
Budaya
84.
Tongkonan Tanete
Budaya
85.
Batu Sitodo
Budaya
86.
Misa’ Ba’bana (Lempo Batu)
Budaya
87.
Tongkonan Unnoni
Budaya
88.
Batu Kianak
Budaya
89.
Galugu Dua
Budaya
90.
Pala’ Tokke
Budaya
91.
Bambania
Budaya
92.
Randan Batu
Budaya
93.
Lo’ko’ Tedong
Budaya
94.
Maruang
Budaya
95.
Siguntu
Budaya
96.
Lo’ko’ Mebali
Budaya
97.
Rante Kandeapia
Budaya
98.
Pangala Tondok
Budaya
99.
Rante Mellammak
Budaya
100. Rante Lombongan
Budaya
101. Lingka Saile Belo Raya
Budaya
Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-85-
102. Rantewai
Budaya
103. Kollo-Kollo
Budaya
104. Rante Tendan
Budaya
105. Bamba Kawasik
Budaya
106. Tongkonan Ne’Timban
Budaya
107. To’ Sarrira
Budaya
108. To’ Doyan
Budaya
109. Tongkonan Ranteallo
Budaya
110.
Pasar Hewan Tradisional Bolu
Budaya
111. Tunuan
Budaya
112. Pong Timban
Budaya
113. Londa
Budaya
114. Buntu Pune
Budaya
115. Rante Karassik
Budaya
116. Marante
Budaya
117. Pollondo
Budaya
118. Rante To’ Kullin
Budaya
119. Lo’ko’ Sura’
Budaya
120. Tanete Ke’pe’
Budaya
121. Angin-Angin
Budaya
Sumber : Hasil Survey, 2013
Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Tondon Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-86-
F.
SARANA AKOMODASI Sarana
akomodasi
di
Provinsi
Sulawesi
Selatan
tidak
mengalami
perkembangan yang begitu cepat. Jenis akomodasi yang ada berupa Hotel dan penginapan. Untuk sarana akomodasi (penginapan) yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan lebih jelasnya sebagaimana pada tabel dibawah ini. Sedangkan apabila dilihat daripada kelengkapan akomodasi yang bertaraf internasional sudah tersedia, dimana dapat memberikan gambaran bahwa suatu kawasan wisata sudah mengalami perkembangan. Dengan demikian, dalam pengembangan obyek-obyek wisata yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dapat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan dan berdampak terhadap tingkat hunian kamar, sehingga berdampak terhadap tingkat kebutuhan akan sarana hotel maupun penginapan. Lamanya menginap didasarkan pada tujuan kedatangan para tamu ke suatu daerah. Kedatangan tamu di Provinsi Sulawesi Selatan, masih sangat rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain dimana kegiatan kepariwisataan sudah berkembang dengan baik.
-87-
Tabel 2.45. Kunjungan Wisatawan Ke Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 No a. 1 2 3 b. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kabupaten/ Kota Kota Makassar Pare-Pare Palopo Jumlah (kota) Kabupaten Maros Pangkep Barru Sidrap Pinrang Soppeng Bone Wajo Enrekang Tana Toraja Toraja Utara Luwu Luwu Utara Luwu Timur Gowa Takalar Jeneponto Bantaeng Sinjai
Jumlah Jenis Wisata
Jumlah Total Pengunjung wisata setahun
Wisata Jumlah Potensi Pariwisata
Jumlah Kontribusi PDRB Sektor Wisata
Hotel & Restoran Jumlah Jumlah Jumlah Hotel Hotel Rumah Makan Berbintang Melati & Restoran
5 3 5 13
2.302.477 476.389 9.970 2.788.836
28 7 12 47
-
38 38
71 16 26 113
240 32 6 278
4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 2 2 4 5 5 5 4
305.644 93.969 39.938 10.960 10.083 5.256 56.305 25.250 90.509 297.141 295.299 18.616 47.777 43.356 156.746 291 200 123.169 20.116
12 15 19 20 13 31 20 5 4 14 10 3 3 3 10 27 28 6 5
-
13 -
5 8 10 8 10 12 21 9 7 33 5 7 13 8 17 2 2 9 13
15 62 27 16 10 3 27 26 4 11 12 10 21 8 127 20 30 42 58
-88-
No
Kabupaten/ Kota
20 21
Bulukumba Selayar Jumlah (Kabupaten) Jumlah se Provinsi (Kabupaten + Kota)
Jumlah Jenis Wisata 6 1 81 94
Sumber : Dinas Pariwisata Sulsel, 2013
Wisata Jumlah Total Jumlah Pengunjung Potensi wisata setahun Pariwisata 121.944 36 18.046 8 1.780.615 292 4.569.451
339
Jumlah Kontribusi PDRB Sektor Wisata -
Hotel & Restoran Jumlah Jumlah Jumlah Hotel Hotel Rumah Makan Berbintang Melati & Restoran 24 12 15 12 13 238 553 51
351
831
-89-
G.
KUNJUNGAN WISATAWAN
Potensi Pariwisata di Sulawesi Selatan sangat beraneka ragam jenisnya sehingga daerah ini cukup memberi kontribusi terhadap nasional mengenai jumlah kunjungan wisatawan. Selama periode 2008 – 2012, kunjungan wisatawan di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 24,37%, yakni dari 2.06 junta orang tahun 2008 meningkat menjadi 4,94 juta jiwa tahun 2012. Tabel 2.46. Kunjungan Pariwisata Provinsi Sulawesei Selatan Tahun 2007 – 2012 Tahun Bidang/Urusan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kunjungan wisatawan 2.063.236 2.751.427 3.810.623 3.810.623 4.523.381 4.936.567 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sul. Sel 2013
Hal ini tidak terlepas dari Program pemerintag Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang setiap tahunnya melaksanakan event-event pariwisata sertiap tahunnya atara lain Lovely December, Expedition, Takabonerate Island, dan berbagai ivent kepariwisataan lainnya. b. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Tabel 2.47. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Provinsi Sulawesei Selatan Tahun 2008 – 2012 No
Bidang/Urusan
a Hotel b Restoran c Hiburan dan Rekreasi Jumlah Total (Juta Rp.) Jumlah Total
2008 171.496,12 55.455,41 1.309.474,07 1.309.474,07 1,54
2009 201.964,68 1.282.431,48 1.558.942,65 1.558.942,65 1,56
Tahun 2010 247.744,46 1.504.949,82 1.851.860,86 1.851.860,86 1,57
2011 294.242,65 1.751.934,80 2.163.757,29 2.163.757,29 1,57
2012 358.047,59 2.045.051,21 2.554.778,75 2.554.778,75 1,60
Jumlah 1.273.225,50 488.698,40 9.428.813,62 9.4288.813,62 1,57
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sul. Sel 2013
H.
CALENDAR EVENT Pada dasarnya semua kegiatan pariwisata akan sangat baik apabila didukung
oleh masyarakat sekitar. Masyarakat dimana event itu diselenggarakan harus terlibat secara aktif. Artinya mereka tidak hanya kita libatkan tetapi lebih pada tingkat pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk itu penting bagi kita untuk membuat event yang mengakar pada kearifan lokal. Banyak contoh kegiatan kepariwisataan yang tidak berlanjut karena kurang mendapatkan dukungan masyarakat lokal. Suatu kegiatan yang sifatnya pesanan dari sang penguasa. Disinilah pentingnya dapat dilihat event event di Sulawesi Selatan ini secara arif dan bijaksana. Betulkah
-90-
event yang diselenggarakan pada tahun 2012 memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Event yang tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat kebutuhan masyarakat, atau sedikit multiflier effeknya, tentu cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh masyarakat. Intinya semua kegiatan haruslah mengakar pada apa yang kita punya, menginduk pada potensi kita. Dan, jangan membuat suatu kegiatan-event
berdasarkan
pada
keinginan
saja,
tanpa
melihat
akar
permasalahnnya. Milhat calendef of Event Tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Dinas kebudayaan dan Priwisata Provinsi Sulawesi Selatan yang dimaksud lebih memfokuskan pada daya tarik wisata alam pantai, yang terkait dengan pariwisata sejarah, seni dan budaya. Hal ini dikarenakan para wisatawan berkunjungnya ke obyek obyek yang mengandung nilai kesejarahan, seni dan budaya.
Tabel 2.48
Calender of Event Visit South Sulawesi 2013
4 FEBRUARI 2013
PHINISI FESTIVAL (KABUPATEN BULUKUMBA)
FEBRUARI 2013
CAP GO MEH (MAKASSAR)
Cap Go Me adalah perayaan bernuansa religious oleh masyarakat Tionghoa yang berdomisili di Kota Makassar yang dikenal dengan nama Imlek atau tahun baru cina. Perayaannya selain pemujaan di vihara, biasanya mereka juga melaksanakan pawai kendaraan hias dengan berbusana adat tionghoa mengelilingi kota, serta pertunjukan kesenian khasnya Tionghoa.
FEBRUARI 2013
MAPPACEKKE WANUA FESTIVAL (LUWU)
Tradisi
Mappacekke
Wanua
dituangkan
dalam
bentuk
adalah
dilaksanakan
yang
Festival untuk
menciptakan suasana harmonis dan dinamis
yang
mendatangkan kesejahtraan
dipercaya berkah
bersama
bagi
akan berupa seluruh
-91-
lapisan masyarakat luwu. 12-18 FEBRUARI 2013
FESTIVAL SHIMPONI KECAPI (KABUPATEN SIDRAP)
Kegiatan seni music yang dikhususkan pada
seni
memainkan
kecapi.
Kabupaten Sidenreng Rappang
Di pada
setiap acara-acara menyambut tamu atau acara kawinan sering di adakan pertunjukan
simphoni
kecapi
yang
dimainkan secara kelompok oleh gadisgadis sambil menari dan bernyanyi. Biasanya dimeriahkan juga dengan atraksi
“mattojang”
dan
“mappadendang”. FEBRUARI 2013
FEBRUARI 2012
BUTTU KABOBONG FESTIVAL (KABUPATEN ENREKANG) PONNORI LEPALEPA RACE (KABUPATEN LUWU)
FEBRUARI 2012
FESTIVAL SAWITTO (KABUPATEN PINRANG)
FEBRUARI 2012
MAUDU LOMPOA
Salah satu tradisi masyarakat beragama islam yang berada di daerah cikoang kabupaten
takalar
sebagai
wujud
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka merayakan kelahiran nabi
dengan
menggelar
ritual
keagamaan seperti barasanji, syikir, puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Selain itu mereka
juga
menyajikan
berbagai
macam makanan seperti ketan atau songkolo, ayam, telur yang diwarnai kemudian ditusukkan ke batang pisang untuk
nantinya
diberikan
kepada
masyarakat. Makanan ini kemudian dipajang pada setiap perahu yang diparkir disepanjang pantai. Setelah
-92-
acara
ritual
berlomba
berakhir
naik
masyarakat
keatas
memperebutkan
perahu
makanan
dan
maupun
hiasan kain/umbul-umbul tersebut. MARET 2013
PASAR SENI WISATA MAKASSAR (KOTA MAKASSAR)
Kegiatan
yang
menyajikan
kerajinan
serta
atraksi
menampilkan
budaya
aneka
seni
yang
khas
kota
Makassar MARET 2013
MAKASSAR BARONGSAI CHAMP
Barongsai bukan hanya sebagai seni tradisi
warga
Barongsai
juga
Tionghoa, bisa
tetapi
menjadi
nilai
budaya untuk saling menghormati antar suku bangsa. 24-26 MARET 2013
FESTIVAL BUDAYA ASSISAMA TURUSSENG (KABUPATEN SOPPENG)
13-15 APRIL 2013
SOUTH SULAWESI TRADISIONAL ART AND CULTURE FESTIVAL MAKASSAR
Kegiatan
yang
ditujukan
kepada
pelestarian dan rasa cinta terhadap nilai-nilai budaya daerah serta kearifan budaya lokal. Menggelar pertunjukan seni
tradisional
dari
etnis
bugis,
makassar, mandar dan toraja. APRIL 2013
FEMME MAKASSAR
APRIL 2013
MAKASSAR TOURISM FAIR FESTIVAL KATINTING (KABUPATEN BONE)
APRIL 2013
“Katinting” nelayan
yang
adalah
jenis
menggunakan
perahu mesin
sebagai tenaga penggeraknya. Untuk memperingati suatu perayaan besar biasanya
masyarakat
pesisir
mengadakan lomba perahu katinting dengan mengadu
menghias
perahunya
kelihaiannya
serta dalam
mengendarai kapal, dengan diiringi oleh bunyi-bunyian serta sorak sorai
-93-
penonton. MEI 2013 MEI 2013
MAKASSAR CRAFT EXPO A’JARANG FESTIVAL (KABUPATEN JENEPONTO)
SDA..... Masyarakat
jeneponto
selain
mengkonsumsi
mereka
masih
juga
masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi dalam mengangkut bahanbahan hasil pertanian. Karena itulah masyarakatnya terutama kaum pria banyak
yang
pandai
menunggangi
kuda. Olehnya itu di jeneponto sering diadakan festival pacuan kuda dimana penilaian
lomba
terletak
pada
keindahan serta ketangkasan dalam menunggang kuda. 2 – 10 JUNI 2013 JUNI 2013
JUNI 2013
26 JUNI 2013
FESTIVAL PANTAI LOSARI ASEAN YOUTH CAMPING (KABUPATEN GOWA) MATANO LAKE FESTIVAL (KABUPATEN LUWU TIMUR) GANTARANG KEKE FESTIVAL (KABUPATEN BANTAENG)
“Gantarang
keke”
adalah
daerah
potensial yang memiliki daya tarik, salah
satunya
gantarang
keke
dengan yang
pesta
adat
dilaksanakan
berdekatan dengan pohon JULI 2012
SALO KARAJAE FESTIVAL (PAREPARE)
“Salo karajae” adalah sungai yang dikeramatkan oleh masyarakat yang berdiam di sekitar sungai tersebut, mereka
meyakini
suatu
adat
(cerita/mitos) yang membuat sungai itu dikeramatkan oleh masyarakat. Untuk memperingatinya diadakan solo karajae festival dengan menggelar pesta adat berupa kesenian dan lomba perahu dayung.
-94-
JULI 2013 JULI 2013
FESTIVAL BEDUG MAKASSAR BUTTERFLY EXOTIC EXHIBITION (KABUPATEN MAROS)
Di daerah Maros terdapat karsd serta pegunungan yang memanjang sampai di perbatasan pangkep yang sangat dikenal sebagai salah satu objek wisata ,termaksud bagian
bantingmurung
dari
karsd
sebagai
tersebut.
Selain
keindahan stalagmite dan stalagtitnya didaerah ini terdapat habitat terbesar kupu-kupu, dengan berbagai spesies yang sulit di temukan di tempat lain. Kecantikan
warna
dan
bentuknya
menjadi daya tarik tersendiri sehingga diadakan pameran kupu-kupu dengan berbagai
bentuk,
corak
dan
keindahannya. Agar masyarakat lebih mengenal
dan
menjaga
kelestarian
habitatnya. JULI 2013 JULI 2013 AGUSTUS 2013 23-25 AGUSTUS 2012
FESTIVAL SOP SAUDARA, PANGKEP SALO KARAJAE FESTIVAL (KOTA PAREPARE) PERTEMUAN SAUDAGAR BUGIS MAKASSAR SILK EXHIBITION (SENGKANGMAKASSAR)
Event international yang menghadirkan produk-produk
sutra
dari
berbagai
Negara yang dipamerkan serta digelar bersama peragaan busana sutra oleh perancang-perancang busana terkenal. AGUSTUS 2013
FESTIVAL TORAJA (TORAJA)
Festival Toraja tidak hanya dirancang sebagai event kebudayaan dalam skala nasional
tetapi
internasional AGUSTUS 2013
RAMBU SOLO ( TORAJA)
juga
dalam
skala
-95-
AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013
RAMBU TUKA (TORAJA) SANDEQ RACE (MAMUJUMAKASSAR)
Sandeq adalah cadik tradisional yang digunakan oleh masyarakat mandar untuk berlayar dan menangkap ikan tuna dan kaviar.
SEPTEMBER 2013
TALLO FUN FESTIVAL (MAKASSAR)
Catatan : foto yang ada di buku calender event supaya diganti dengan foto kegiatan karnaval atau pawai, pameran kuliner dan kerajinan pada (hal 34)
SEPTEMBER 2013
LOMBA FOTO SAPTA PESONA (MAKASSAR)
Catatan : foto yang ada di buku calender event supaya diganti dengan foto kegiatan pameran foto objek wisata (hal 35)
SEPTEMBER 2013 13-15 OKTOBER 2013
FESTIVAL LOSARI (MAKASSAR) INTERNATIONAL FISHING TOURNAMENT (KABUPATEN SELAYAR)
Event bertaraf internasional dengan mengundang Negara-negara tetangga sebagai
peserta
memancing.
dalam
Para
kegiatan
peserta
akan
berlomba memancing ikan besar yang berada
dikepulauan
selayar
serta
menikmati keindahan flora dan fauna yang ada di perairan tersebut. OKTOBER 2013 OKTOBER 2013 2 – 6 OKTOBER 2013 NOVEMBER 2013 NOVEMBER 2013 NOVEMBER 2013
MAKASSAR JAZZ FESTIVAL (MAKASSAR) MAKASSAR ART MOMENT CELEBES FAIR (MAKASSAR) CELEBRATING 406 MAKASSAR ANNIVERSARY CULTURAL CARNAVAL (MAKASSAR) MAKASSAR CULINARY FESTIVAL
-96-
17 NOVEMBER 2013 NOVEMBER 2013 29 NOVEMBER 2013
NOVEMBER 2013
ACCERA KALOMPOANG (KAB GOWA) FESTIVAL RIBURANE (MAKASSAR) TAKABONERATE EXPEDITION (KABUPATEN SELAYAR) MAPPALILI FESTIVAL (KABUPATEN PANGKEP)
Takabonerate adalah gugusan pulaupulau
yang
berada
di
sepanjang
perairan kepulauan selayar, “Mappalili” sebelum
adalah turun
upacara sawah,
ritual dengan
memohon izin kepada yang maha kuasa
agar
menjauhkan
negeri/kampong dari marabahaya yang dilaksanakan oleh pendeta bugis atau disebut bissu. DESEMBER 2013
LOVELY DECEMBER (KABUPATEN TORAJA-TORAJA UTARA)
Gelaran menyajikan
event
tahunan
berbagai
budaya
yang suku
toraja , mulai dari pesta budaya toraja , kegiatan ritual serta atraksi kesenian sebagai puncak adari seluruh perhelatan budaya di visit south Sulawesi 2012.
Sumber : Dinas Pariwisata Sulsel, 2013
-97-
3.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKAH MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013 – 2018 J. VISI Sesuai dengan permedagri 54 Tahun 2010, visi dalam RPJMD ini adalah gambaran tentang kondisi Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan
terwujud/tercapai
pada
akhir
periode
2013-2018.
Substansi utama dari visi ini adalah rumusan visi kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah yang penjelasan visinya yang dijabarkan sesuia dengan
system
perencanaan
pembangunan
daerah.
Berdasarkan
Substansi dan penjabaran tersebut maka visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013-2018 adalah sebagai berikut. “SULAWESI SELATAN SEBAGAI PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN SIMPUL JEJARING AKSELERASI KESEJAHTERAAN PADA TAHUN 2018” Dalam rumusan visi ini ada dua pukuk visi yakni pilar utama pembangunan nasional dan simpul jejaring akselerasi kesejahteraan. Penjelasan masing-masing pokok visi adalah sebagai berikut.
-98-
Pilar Utama Pembangunan Nasional adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi acuan dan berkontribusi
nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa
Indonesia. Persoalan mendasar tersebut khususnya dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas strategis. Ini ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi luar pulau Jawa. Ini juga terkait dengan perwujudan pola ideal kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama, ketertiban dan keamanan serta akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi. Simpul Jejaring adalah gambaran tentang Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi distribusi barang dan jasa, simpul layanan pendidikan dan kesehatan, serta simpula perhubungan darat, laut dan udara di Luar Jawa dan Kawasan Timur Indonesia Khususnya. Akselerasi Kesejahteraan adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landasan dan memasuki awal kematangan ekonomi. Pada saat itu, indeks pembangunan manusia berada pada kategori menengahtinggi,
pertumbuhan
ekonomi
berada
diatas
rata-rata
nasional,
pendapatan perkapita sekitar Rp. 30 juta/tahun, angka kemiskinan dan
pengangguran
dibawah
rata-rata
nasional,
agroindustri
berkembang pesat serta industri manufaktur dan jasa berkonstribusi signifikan dalam perekonomian. Ini ditandai oleh kondisi di mana Sulawesi Selatan kuat mensinergikan kemajuan kabupaten dan kota serta
bersinergi
dengan
perkembangan
regional,
nasional,
dan
internasional. K. MISI Misi dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai upaya-upaya umum yang hendak dijalankan demi terwujudnya visi. Misi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2012-2018 dan penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Mendorong semakin berkembangnya masyarakan yang religious dan kerukanan intra dan antar ummat beragama.
-99-
Kebahagiaan (happiness) adalah pencapaian puncak dari seluruh upaya pembangunan. Visi ini terkait dengan penciptaan kondisi bagi pemenuhan kehidupan rohaniah dan spritualitas masyarakat sebagai salah satu landasan bagi pencapaian kebahagiaan yang hakiki. Dalam upaya umum ini tercakup penciptaan dukungan bagi umat
beragama,
baik
laki-laki
maupun
perempuan,
bagi
terpenuhinya situasi yang kondusif bagi penyelengaraan ibada, kecukupan tempat ibadah, kapasitas pencemarah agama, serta kerukanan intra dan antara umat beragama. 2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan lingkungan Pencapaian kesejahteraan umum merupakan misi pokok kehidupan berbangsa peningkatan perkapita,
dan
bernegara.
Upaya
pertumbuhan penurunan
umum
ekonomi,
angka
ini
terkait
peningkatan
kemiskinan,
dengan
pendapatan
penurunan
angka
pengangguran, perbaikan distribusi pendapatan. Ini diupayakan seiring dengan akselerasi pembagunan pertanian, perikanan dan kehutanan, pengembangan industri, pengembangan wirausaha, penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial,
serta
pelestarian
lingkungan dan sumber daya alam. Misi ini menseimbangkan antara upaya pertumbuhan kesejahteraan di satu sisi dengan pelestarian
lingkungan
dan
pemerataan
kesejahteraan
disisi
lainnya, serta memperhatikan kesempatan yang adil antara laki-laki dan perempuan dalam akses dan penerimaan manfaatnya. 3. Meningkatkan
Akses
dan
Kualitas
Pelayanan
Pendidikan,
Kesehatan, dan Infrastruktur Misi ini mencakup upaya-upaya untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai simpul bagi pelayanan pendidikan, kesehatan dan perhubungan di luar jaya, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Tercakup didalamnya upaya untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai simpul bagi pendidikan tinggi selain semakin memantapkan partisipasi wajib belajar 12 tahun, juga upaya menjadikan Sulawesi Selatan
sebagai
simpul
layanan
kesehatan
seiring
dengan
-100-
pengembangan layanan rumah sakit berskala internasional sambil semakin memantapkan layanan kesehatan untuk lapisan bawah dan rumah tangga miskin. Pada misi ini juga tercakup upaya untuk semakin memajukan intrastruktur perhubungan darat, laut, dan udara
serta
sarana
memposisiskan
atau
Sulawesi
prasarana
Sebagai
transportasi
simpul
guna
perhubungan
dan
transportsi dikawasan timur Indonesia dan luar Jawa umumnya 4. Meningkatkan Daya Saing Daerah Dan Sinergitas Regional, Nasional, Dan Global Peran
pemerintah
mengkordinasikan,
Provinsi dan
amat
Urgen
member
dalam
energi
memfasilitasi,
kepada
daerah
Kabupten/Kota untuk menghasilkan sinergi dalam mendorong pusat-pusat
kemajuan.
Misi
ini
mencakup
upaya-upaya
mengefektifkan kerjasama antar daerah kabupaten/kota intra Provinsi Sulawesi Selatan, meningkatkan kerjasama pembangunan antar provinsi regional Sulawesi dan kawasan timur Indonesia serta mendinamiskan sinergitas global dengan lembaga internasional. Selain itu misi ini juga berfokus pada upaya meningkatkan daya saing daerah melalui perbaikan iklim investasi dan pengembangan inovasi daerah. 5. Menigkatkan Kualitas Demokrasi Dan Kepastian Hukum Kemajuan tatanan menuju peradaban yang baik mempersyaratkan terpatuhinya nomor-nomor kehidupan. Ini akan beriring dengan perwujudan kesetaraan dan fierness di dalam berbagai aspek tatanah. Misi ini mencakup upaya-upaya peningkatan kesadaran dan kepatuhan hukum, penciptaan iklim bagi persaingan usaha, serta pensubstansian demokrasi dalam tatanah. Selian itu, tercakup upaya-upaya
perwujudan
kesetaraan
gender,
pemberdayaan
perempuan, dan perlindungan anak. 6. Meningkatkan Kualitas Ketertiban, Keamanan, Dan Kesatian Bangsa Perwujudan ketertiban umum dan jaminan keamanan untuk sesame (baik laki-laki maupun perempuan) merupakan esensi dari
-101-
penyelenggaraan pembangunan. Tentu saja ini harus seiring dengan upaya untuk terus menerus memvitalkan manifestasi kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Misi ini mencakup upaya pokok untuk mendukung perwujudan ketertiban dan ketentraman, pencegahan dan penanganan konflik sosial, pemeliharaan harmoni sosial, penegakan pilar berbangsa dan bernegara, serta penegakan implementasi regulasi daerah. 7. Menigktkan Perwujudan Kepemerintahan Yang Baik Dan Bersih Kepemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi dorongan perubahan yang lebih efektif, efisien, dan berkeadilan. Misi ini mencakup upaya-upaya pokok atas reformasi birokrasi, perbaikan system pelayanan, perencanaan pembangunan, pengawasan dan pengendalian pembangunan, pengembangan system akuntabilitas dan transparansi, serta pengelolaan keuangan dan asset daerah. Setiap misi ini mempunyai keterkaitan dengan pokok-pokok visi. Gambaran keterkaitan pokok-pokok visi dengan pokok-pokok misi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.1. Keterkaitan Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD Pokok-Pokok Misi Penjelasan Misi Visi Visi: Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2008 1 Pilar Utama Mendorng semakin Mendukung Pembangunan berkembangnya terpenuhinya situasi Nasional masyarakat yang kondusif utuk ummat religious dan dalam pelaksanaan kerukunan intra dan ibadah, keterpenuhan antar umat beragama tempat beribadah, (Misi 1) kapasitas penceramah agama, serta kerukanan intra dan antar umat Bergama. Meningkatkan Menigkatkan kualitas kemakmuran produktivitas dan ekonomi, produksi perekonomian; kesejahteraan sosial, peningkatan dan dan kelestarian pemerataan lingkungan (Misi 2) pendapatan; penurunan
No
-102-
Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum (Misi 5)
Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan, dan kesatuan bangsa (Misi 6)
2
Pusat Jejaring
Menigkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur wilyah (Misi 3)
angka kemiskinan dan pengangguran; akselerasi pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan; pengembangan industri, pengembangan wirausaha lokal; penanganan masalah kesejahteraan sosial; pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan hukum; pendidikan demokrasi; perwujudan kesetraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak; dukungan informasi dan komunikasi. Meningkatkan pemeliharaan ketertiban dan ketentraman, pencegahan dan penanganan konflik sosial, penegakan pilar berbangsa dan bernegara, penegakan implementasi regulasi daerah. Meningkatkan pemberantasan butu huruf, akselerasi pendidikan tinggi dan pemantapan wajib belajar 12 tahun; mengembangkan layanan rumah sakit berskala internasional dan memantapkan layanan kesehatan lapisan bawah dan rumah tangga miskin; memajukan instrastruktur perhubungan darat, laut dan udara serta
-103-
Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global (Misi 4)
3
Akselerasi Kesejahteraan
Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan (Misi 2)
Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang
sarana/prasarana transportasi; yang didalamnya terdapat partisipasi dan penerimaan maafaat yang adil antara lakilaki dan perempuan Mengembangkan kawasan andalan; mengefektifkan kerjasama antar kabupaten/kota; meningktkan kerjasama regional Sulawesi dan Indonesia Timur; mendinamiskan sinergitas global; daerah melalui peningkatan perbaikan iklim investasi dan pengembangan inovasi daerah. Meningkatkan produktivitas dan produksi perekonomian; peningkatan dan pemerataan pendapatan; penurunan angka kemiskinan dan pengangguran; akselerasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan; pengembangan industri, pengembangan wirausaha lokal; penanganan masalah kesejahteraan sosial; pelestarian lingkungan dan sumber daya alam; yang didalamnya terdapat akses dan penerimaan manfaat yang adil antara lakilaki dan perempuan Meningkatkan kualitas reformasi birokrasi; perbaikan system
-104-
biak (Misi 7)
pelayanan; perencanaan pembangunan; pengawasan dan pengendalian pembangunan; pengembangan system akuntabilitas dan transparansi, pengelolaan keuangan dan asset daerah, yang didalamnya terdapat perhatian atas kesetaraan laki-laki dan perempuan
Sumber : RPJMD Prov. Sulsel, 2013-2018 L. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dalam RPJMD diartikan sebagai suasana yang diinginkan tercapai dan merupakan penjabaran dari pokok-poko visi, sementara sasaran adalah penjabaran dari tujuan. Dengan demikian, sebuah tujuan dapat terjabarkan ke dalam lebih dari satu sasaran. Tujuan dan sasaran RPJMD ini dalam perwujudan memperhatikan pengalaman, aspirasi, partisipasi, dan perolehan maaf bagi laki-laki dan perempuan secara adil. Tujuan dan sasaran RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018 adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran 2013-2018 Misi Tujuan Mendorong Meningkatkan semakin kualitas kehidupan berkembangnya religius masyarakat masyarakat dan kerukunan intra religius dan dan antar umar kerukanan umat beragama beragama Meningkatkan Meningkatkan kualitas kualitas kemakmuran kemakmuran ekonomi ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian
RPMD Sulawesi Selatan Sasaran Terjaminnya keadaan yang kondusif bagi penghayatan dan pengamalan agama (1) Terpeliharanya kerukunan intra dan antar umat beragama (2) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan (3) Meningkatkan produksi
-105-
ekositem
Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial
Meningkatkan kelestarian lingkungan sumber daya
dan alam
Meningkatkan Meningkatkan akses akses dan dan kualitas layanan kualitas pendidikan pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
dan produktivitas industri daerah (4) Meningkatkan produksi dan produktivitas koperasi dan UMKM (5) Berkembangnya daya saing pariwisata daerah (6) Terkendalinya luas lahan pangan berkelanjutan guna mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional (7) Meningkatnya kapasitas penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan (8) Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat (9) Berkurangnya penduduk miskin di desa dan kota (10) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial (11) Meningkatnya perlindungan fungsi lingkunagn dan penanganan dampak lingkungan (12) Meningkatnya konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta pemeliharaan keanekaragaman hayati (13) Meningkatnya kemampuan literasi dan minat baca masyarakat (14) Meningkatnya akses dan mutu penyelenggaraan wajib belajar 12 tahun (15) Berkembangnya pendidikan tinggi (16)
-106-
Meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan
Meningkatnya akses dan kualitas layanan infrastruktur
Meningkatnya ketahanan budaya secara serasi dan keolahragaan (18) Bekembangnya layanan rumah sakit bertaraf internasional (19) Meningkatnya kualitas penanganan penyakit dan jaminan kesehatan masyarakat (20) Meningkatnya kualitas penanganan kesehatan Ibu, anak, dan gizi (21) Meningkatnya pola hidup sehat, keberdayaan masyarakat dalam masalah kesehatan, dan kesehatan lingkungan (22) Terkendalinya pertumbuhan penduduk (23) Meningktkan kapasitas jalan guna mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul transportasi luar Jawa (24) Tersedianya jaringan prasarana dan sarana transportasi yang terintegrasi antar moda dan antar wilayah yang mampu menunjang Sulwesi Selatan sebagai simpul perhubungan luar jawa (25) Tersedianyan akses dan layanan informasi dan komunikasi yang mampu menunjang Sulawesi Selatan sebagai simpul komunikasi dan informasi di luar Jawa (26) Meningkatnya keterpenuhann kebutuhan akan rumah layak huni (khususnya rumah tangga miskin) dan infrastruktur
-107-
Meningkatnya Meningkatnya daya saing saing daerah daerah dan sinergitas regional, nasional, dan global
daya
Meningkatnya kerjasama antar kabupaten/kota serta sinergitas nasional dan global
pemukiman yang berkualitas (27) Meningkatnya kualitas dan cakupan layanan daerah irigasi dan rawa serta pemanfaatan air tanah (28) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur energi dan sumberdaya mineral untuk mendukung peningkatan perekonomian wilayah (29) Tercukupinya infrakstruktur dasar dan layanan dasar/ masyarakat dan pulaupulau kecil dan terluar (30) Tersedianya infrakstruktur dan kesiapsiagaan penanganan bencana (31) Terjaganya iklim investasi berkualitas yang mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (32) Terwujudnya daya saing tenaga kerja pada bidang yang mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (33) Berkembangnya inovasi daerah yang mendukung Sulawesi Selatan sebagai simpul jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (34) Efektifnya peran Sulawesi Selatan dalam mendorong kerjasama antar Kabupaten/ Kota, klaster, MP3EI, kerjasama regional Sulawesi dan kawasan
-108-
Meningkatnya kulaitas demokrasi dan kepastian hukum
Meningkatanya kualitas penyelenggaraan demokrasi dan penegakan hukum Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
Meningkatnya kualitas ketertiban, keamanan, dan kesatuan bangsa
Memelihara ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat
Meningkatnya perwujudan kepemrintahan yang baik
Mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih
Memelihara harmoni sosial dan kesatuan bangsa
timur Indonesia, dan kerjasama internasional (35) Meningkatnya percepatan pembangunan kawasan andalan (36) Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum dan norma sosial (37) Meningkatnya kualitas kehidupan demokrasi dan politik (38) Meningkatnya kesetaraan gender, keberdayaan perempuang, dan perlindungan anak (39) Terpeliharanya ketertiban, ketentraman, dan kenyamanan dalam masyarakat (40) Berkembangnya wawasan, kesadaran dan perilaku masyarakat yang mendukung kesatuan bangsa dan harmoni sosial dalam wadah NKRI (41) Terwujudnya kelembagaan dan tata laksana pemerintahan daerah yang kuat, efektif, efisien, dan transparan (42) Terwujudnya peningkatan kapasitas dan pendayagunaan aparatur pemerintah daerah yang berkelanjutan (43) Terwujudnya pengelolaan keuangan (pendapatan dan belanja) yang tarnsparan, akuntabel dan inovatif, dan asset daerah yang tertib (44) Terwujudnya perencanaan dan pengendalian
-109-
pembangunan yang berkualitas, sensitif gender dan memperhatikan kreatif lokal (45) Terwujudnya manajemen pelayanan publik yang berkualitas (46) Mewujudkan Meningkatnya kekuatan keberdayaan kelembagaan dan masyarakat dan kemampuan masyarakat kualitas pemerintahan (47) desa Meningkatnya kekuatan kelembagaan dan kemampuan pemerintahan desa (48) Sumber : RPJMD Prov. Sulsel, 2013-2018
-110-
Tabel 3.3. Uraian Visi dan Misi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 Visi: Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 Misi 1: Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religious dan kerukunan intra dan antar umat beragama (2 sasaran) No. Tujuan Sasaran Strategi 1. Meningkatkan kualitas Terjaminnya keadaan yang kondusif Penguatan kerjasama pemerintah kehidupan religious bagi penghayatan dan pengalaman dan tokoh agama dalam masyarakat dan agama (1) pemeliharaan situasi kondusif bagi kerukunan intra dan kehidupan beragama antar umat beragama Terpeliharanya kerukunan intra Penguatan kerjasama pemerintah dan antar ummat beragama (2) dan tokoh agama dalam pemeliharaan situasi kondusif bagi kehidupan beragama Misi 2: Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian ekosistem (16 sasaran) 2 Meningkatkan kualitas Meningkatkan produksi dan Penguatan dukungan ketersediaan kemakmuran ekonomi produktivitas tanaman pangan dan sarana produksi tanaman pangan horticultural, peternakan, dan hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan (3) perkebunan, dan perikanan Meningkatnya produksi dan Penguatan kapasitas teknologi dan produktivitas industri daerah (4) manajerial industri yang sudah ada dan inisiasi industri baru Meningkatnya produksi dan Penguatan dukungan permodalan produktivitas koperasi dan UMKM dan manajemen koperasi dan UKM
-111-
(5) Berkembangnya daya pariwisata daerah (6)
3
4
disertai dan daya saing pasar saing Peningkatan daya saing obyek wisata dan pengembangan destinasi wisata baru Terkendalinya luas lahan pangan Pengendalian konversi lahan yang berkelanjutan guna pertanian pangan secara mendukung Sulawesi Selatan komplementer dengan optimalisasi sebagai lumbung pangan nasional lahan pangan dan pencetakan lahan (7) pangan baru Meningkatnya kapasitas Penguatan akses informasi pelaku penyuluhan pertanian, perikanan, utama dan pelaku usaha bidang dan kehutanan (8) pertanian, perikanan, dan kehutanan Meningkatnya ketahanan pangan Peningkatan kordinasi sinergis lintas masyarakat (9) sektor dalam pengelolaan komsumsi pangan dan keamanan pangan Meningkatkan kualitas Berkurangnya penduduk miskin di Pemenuhan hak dasara dan kesejahteraan sosial desa dan kota (10) pemberdayaan orang miskin Meningkatnya pemenuhan Peningkatan pembinaan dan kebutuhan hidup penyandang pemenuhan kebutuhan PMKS masalah kesejahteraan sosial (11) Meningkatkan kelestarian Meningkatnya perlindungan fungsi Peningkatan kelestarian dan daya lingkungan dan sumber lingkungan dan penanganan dukung lingkungan secara beriringan daya alam dampak lingkungan (12) dengan penanganan dampak lingkungan Meningkatnya konservasi dan Peningkatan keterlibatan multi pihak rehabilitasi hutan dan lahan krisis dalam gerakan pelestarian serta pemeliharaan lingkungan keanekaragaman hayati (13)
-112-
5
6
Misi 3: Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur Meningkatkan akses dan Meningkatnya kemampuan literasi Penuntasan buta huruf secara kualitas layanan dan minat baca masyarakat (14) terpadu berbasis desa seiring dengan pendidikan pengembangan minat baca Meningkatnya akses dan mutu Peningkatan efektivitas dukungan penyelenggaraan wajib belajar 12 pembiayaan pendidikan melalui tahun (15) pendidikan gratis Berkembangnya pendidikan tinggi Dukungan pembiayaan mahasiswa (16) tahun pertama Mengkatnya ketahanan budaya Revitalisasi dan pengembangan secara serasi dengan spirit zaman kekayaan budaya secara adaptif(17) kreatif terhadap perubahan global Meningkatnya peran dan prestasi Pengembangan prestasi pemuda dan pemuda dan keolahragaan (18) keolahragaan Meningkatkan akses dan Berkembangnya layanan rumah Kerjasama pihak swasta dan fasilitas kualitas layanan sakit bertaraf internasionla (19) kabupaten dalam mendorong kesehatan peningkatan kualitas rumah sakit Meningkatnya kualitas penanganan Mendorong keikut sertaan penyakit dan jaminan kesehatan masyarakat dalam system masyarakat (20) penjaminan kesehatan nasional Meningkatkan kualitas pelayanan Penanganan komprehensif usia 1.000 kesehatan ibu, anak, dan gizi (21) hari pertama kelahiran Meningkatnya pola hidup sehat, Penanaman nilai dan norma pola kebudayaan masyarakat dalam hidup sehat serta pemberdayaan masalah kesehatan, dan kesehatan masyarakat dalam kesehatan lingkungan (22) Terkendalinya pertumbuhan Peningkatan wawasan pembangunan
-113-
7
penduduk (23) Meningkatnya akses dan Meningktanya kapasitas jalan guna kualitas layanan mendukung Sulawesi Selatan infrastruktur sebagai simpul transportasi luar Jawa (24) Tersedianya jaringan prasarana dan sarana transportasi yang terintegrasi antar moda dan antar wilayah yang mampu menunjang Sulawesi Selatan sebagai simpul perhubungan luar Jawa (25) Tersedianya akses dan layanan informasi dan komunikasi yang mampu menunjang Sulawesi Selatan sebagai simpul komunikasi dan informasi luar Jawa (26) Meningkatnya keterpenuhan akan rumah layak huni (khususnya bagi rumah tangga miskin) dan infrastruktur pemakaian yang berkualitas (27) Meningkatnya kualiatas dan cakupan layanan daerah irigasi dan rawa serta pemanfaatan air tanah (28) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur energi dan
berbasis kependudukan Pemeliharaan dan peningkatan kapasitas jalan berbasis simpul jaringan intra dan ekstra Sulawesi Selatan Pengembangan sarana perketrampilan lintas Sulawesi dan peningkatan kapasitas pelabuhan udara dan pelabuhan laut dalam kerangka Sulawesi Selatan sebagia hub perhubungan Sulawesi dan Kawasan Timur Indonesia Mendorong Kota Makassar sebagai sentra penyediaan dan jaringan komunikasi bagi perusahaan telekomunikasi Dukungan pemenuhan rumah layak hunu bagi rumah tangga miskin dan infrastruktur penduduk pulau kecil dan terluar Keterpaduan hulu dan hilir dalam pengelolaan sumberdaya air Pengembangan energi alternative
sumber-sumber terbuka dan
-114-
sumberdaya mineral untuk mendukung peningkatan perekonomian wilayah (29) Tercapainya infrastruktur dasar dan layanan dasar warga/masyarakat pulau-pulau kecil dan terluar (30)
8
optimalisasi pengelolaan sumberdaya air
Kondisi lintas sektor dan daerah dalam pemenuhan infrastruktur dasar dan layanan dasar pulau-pulau kecil yang terluar Tersedianya infrastruktur dan Pengembangan daya resiliensi kesiapsiagaan penanganan bencana masyarakat atas bencana secara (31) beriringan dengan peningkatan kordinasi pemerintah dan lembaga lain dalam penanganan kebencanaan Misi 4: Meningkatnya daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional, dan global Meningkatkan daya saing Terjadinya iklim investasi Pengembangan kerjasama daerah berkualitas yang mendukung pembangunan dan penguatan daya Sulawesi Selatan sebagai simpul saing daerah jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (32) Terwujudnya daya saing tenaga Peningkatan kompetensi tenaga kerja kerja pada bidang yang mendukung pada level yang dapat bersaing pada Sulawesi Selatan sebagai simpul tingkatan internasional jejaring ekonomi dan jasa luar Jawa (33) Berkembangnya inovasi daerah Membangun sinergitas penelitian dan yang mendukung Sulawesi Selatan pengembangan antara lembaga sebagai simpul jejaring ekonomi penelitian perguruan tinggi, dan jasa luar Jawa (34) pemerintah daerah dan dunia usaha
-115-
9
10
11
Meningkatkan kerjasama antar kabupaten/kota serta sinergitas national dan global
Efektifnya peran Sulawesi Selatan dalam mendorong kerjasama antar kabupaten/kota, klaster MP3EI, kerjasama regional Sulawesi dan Kawasan Timut Indonesia, dan kerjasama internasional (35) Meningkatnya percepatan pembanguan kawasan andalan (36)
Pengembangan simpul sinergi antar pihak dan antar wilayah secara mulii level provinsi, regional, nasional, dan global Peningkatan kualitas interkoneksitas fungsional antar kawasan baik secara formard lingkage maupun backward linkage
Misi 5: Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum Meningkatkan kualitas Meningkatnya kepatuhan Memperkuat kordinasi dengan penyelenggaraan masyarakat terhadap hukum dan instansi terkait secara vertical dan demokrasi dan penegakan norma sosial (37) horizontal seiring dengan hokum peningkatan kesadaran masyarakat atas hukum dan norma sosial Meningkatnya kualitasnya Meningkatnya pembinaan partai kehidupan demokrasi dan politik politik serta penguatan civil bagi (38) perkembangan keadaan kondusif ats kehidupan demokrasi yang lebih substantive Meningkatkan kesetaraan Menigkatakan kesetaraan gender, Memperkuat keberdayaan gender dan perlindungan keberdayaan perempuan, dan perempuan disektor publik dan privat anak perlindungan anak(39) secara terkordinasikan dengan pelayanan perlindungan perempuan dan anak dari korban kekerasan
-116-
12 13
14
Misi 6: Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan, dan kesatuan bangsa Memelihara ketertiban Terpeliharnya ketertiban, Memperkuat system terpadu dan ketentraman dalam ketentraman, dan kenyamanan pengembangan ketertiban, masyarakat dalam masyarakat (40) ketentraman, dan kenyamanan Memelihara harmoni Berkembangnya wawasan, Meningkatkan kualitas modal sosial sosial dan kesatuan kesadaran dan perilaku masyarakat sebagai basis harmoni sosial dan bangsa yang mendunkung kesatuan bangsa kesatuan bangsa dan harmoni sosial dalam wadah NKRI (41) Misi 7: Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih Mewujudkan Terwujdkan kelembagaan dan tata Penataan dan penguatan organisasi kepemrintahan yang baik laksana pemerintahan daerah yang dan manajemen SDM aparatur serta kuat (42) penyempurnaan system pelayanan Terwujudnya peningkatan kapasitas Mensinergikan pendidikan danp dan pendayagunaan aparatur elatihan aparatur dengan pemerintahan daerah yang pembelajaran organisasi (learning berkelanjutan (43) organization) karena peningkatan kompetensi individual dan peningkatan kapasitas organisasional Terwujudnya pengelolaan keuangan Mengefektifkan pengelolaan dan (pendatan dan belanja) yang sumber pendapatan daerah secara transparan, akuntabel, dan inovatif seiring dengan pembelanjaan yang dan asset daerah yang tertib (44) efektif dan efisien berbasi pada inovasi admistratif dan teknis Terwujudnya perencanaan dan Meningkatkan kualitas proses politik, pengenalian pembangunan yang teknokratis, parsitipatif, top down-
-117-
15
berkualitas, sensitf gender, dan botton up dalam pengurus utamaan memperhatikan kearifan lokal (45) gender yang makin segnifikan dan memperhatikan penuh kearifan lokal Mewujudkan keberdayaan Meningkatnya kekuatan Peningkatan keswadaan masyarakat masyarakat dan kualitas kelembagaan dan kemampuan berbasi kreatif lokal pemerintahan desa masyarakat (46) Meningkatnya kekuatan Penguatan kapasitas pemerintahan kelembagaan dan kemampuan desa dan kerangka otonomi desa pemerintahan desa (47)
-118-
M. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumasan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien, selain itu
strategi
juga
berguna
sebagai
sarana
untuk
melakukan
transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja dan birokrasi Provinsi Sulawesi Selatan secara berkelanjutan. 1. Strategi Rumusan
strategi
merupakan
pernyataan
yang
menjelaskan
bagaimana sasaran akan dicapai. Ia merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif yang mewujudkan visi dan
misi.
Strategi
tersebut
selanjutnya
diperjelas
dengan
serangkaian arah kebijakan. Penetapan startegi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab satu sasaran pembangunan ataupun
lebih
dari
satu
sasaran
pembangunan,
dengan
mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi pencapaian target sasaran. Dalam kaitan ini, arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan
menjadi
perencanaan pencapaian
dua:
pembangunan visi-misi
(1)
perencanaan
daerah
pembangunan
yang
strategik
yaitu
menekankan
pada
daerah;
(2)
perencanaan
operasional yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja layanan setiap. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap starategis, ini dijalankan melalui program pembangunan daerah dan program prioritas berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Perencanaan
strategik
ini
didukung
oleh
keberhasilan kinerja implementasi perencanaan operasional dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan melalui program prioritas masing-masing urusan. Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang digunakan dalam mengarahkan
-119-
keselarasan dengan pilihan program pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2) perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif keuangan. 2. Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahun guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu. Pendekatan prioritas pada seriap tahap berbeda-beda, namun memiliki kesinambungan dari satu periode keperiode yang lain dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima tahun dalam SKPD. Dengan
prioritisasi
tersebut
bukan
berarti
program/kegiatan
pembangunan operasional SKPD di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, ia tetap berjalan tetapi dengan penekanan strategis yang lebih rendah dibanding ang diprioritaskan Arah kebijakan pembangunan lima tahun Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013-2018 adalah sebagai berikut. a. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2013 Pembangunan tahun 2013 merupakan transisi dari periode RPJMD sebelumnya. Fokus pembangunan selain melanjutkan pencapaian periode RPJMD sebelumnya, juga meletakkan dasardasar bagi fokus pembangunan pada tahun 2013 diarahkan kepada: 1) Pembangunan ekonomi kerakyatan: Penigkatan produksi tanam pangan Peningkatan populasi ternak Peningkatan produksi perikanan dan rumput laut Peningkatan produksi tanaman perkebunan Pengembangan komuditas garam Pengembangan industri lokal
-120-
Penguatan permodalan dan manajerial UKM Non BPR serta koperasi Penumbuhan wirausaha baru Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja Pengembangan obyek wisata unggulan dan promosi wisata Penegakan regulasi lahan pangan berkelanjutan Penguatan
penyuluhan
pertanian,
kehutanan,
dan
perikanan Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap usaha produktif Peningkatan batuan dan jaminan penyandang masalah kesejahteraan sosial 2) Pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan: Pemberian bantuan SPP kepada mahasiswa baru Peningkatan akses dan jenjang layanan pendidikan gratis Penuntasan buta huruf Pemeliharaan kelestarian budaya Pengembangan organisasi dan kegiatan pemudaan dan keolahragaan Pelestarian seni budaya 3)
Pembanguna bidang kesehatan: Dukungan
pengembangan
rumah
sakit
berakreditas
nasional Peningkatan
akses
masyarakat
terhadap
layanan
kesehatan gratis Penguatan jaminan kesehatan masyarakat Penanganan komprehensif ibu dan anak 1.000 hari pertama kehidupan Peningkatan upaya kesehatan preventif dan promotif Penguatan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera 4) Pemberdayaan masyarakat dan penguatan kemandirian desa Penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi pedesaan
-121-
Penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat Penanggulangan kemiskinan.
b. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2014 Tahun 2014 merupakantahun tahun terkhir dari berlakunya RPJMN
2010-2014.
Karena
itu
prioritas
RPJMN
menjadi
perhatian,. Selain itu, tahun2014 merupakan tahun demokrasi dan politik, sehingga dengan pelaksanaan pemilihan legislatif dan presiden, sehingga perhatian juga perlu diberikan terkait hal tersebut.
Kebijakan
pembangunan
tahun
2015
diarahkan
kepada: 1) Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi Penegakan hukum dan norma sosial Dukungan penyelenggaraan pemilu Pembinaan partai politik Pemberdayaan perempuan Perlindungan anak Pemeliharaan ketertiban dan keamanan Penguatan wawasan kesatuan bangsa 2) Pemantapan kehidupan beragama Pemenuhan sarana/prasarana ibadah Pemeliharaan kerukunan beragama 3) Pembinaan dan pengentasan masyarakat tidak mampu Penigkatan akses masyarakat miskin terhadap usaha produktif Pemenuhan
kebutuhan
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial 4) Peningkatan kapasitas masyarakat tidak mampu Dukungan pembangunan jalur kereta api trans-Sulawesi Peningkatan kapasitas jalan Peningkatan kapasitas bandara Peningkatan kapasitas pelabuhan
-122-
Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi Pengembangan perumahan dan pemukiman Pengelolaan sumberdaya air Penguatan kapasitas listrik Pengembangan energy terbarukan Pembangunan pertambangan Pemenuhan infrastuktur dan masyarakat pesisir dan pulau Peningktana kapasitas penanganan bencana 5) Reformasi birokrasi dan penguata governance Penguatan kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan daerah Penigkatan kompetensi aparatur Pembangunan transparan birokrasi Penguatan manajemen pembangunan dan pengendalian tata ruang Penertiban pengelolaan keuangan dan asset daerah Perbaikan administrasi pemerintahan umum Penguatan dukungan pemerintahan kewilyahan Selain itu, pengembangan ekonomi kerakyatan, pembangunan bidang
pendidikandan
kesehatan,
masih
kebudayaan
menjadi
prioritas
serta pada
pembangunan beberapa
arah
kebijakannya ditahun ini. c. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2015 Pada tahun 2015 legislatif baru dan cabinet baru mulai berjalan. Karena itu,sebagian dari kebijakan akan menyesuaikan diri dengan araha dari cabinet baru tersebut. Pembangunan tahun 2015 sebagian masih melanjutkan prioritas tahun 2014 yakni pengembangan ekonomi kerakyatan, pengembangan bidang pendidikan dan kebudayaan, pembanguan bidang kesehatan, dan peningkatan kapasitas infrsatruktur wilayah. Selain itu, ditambahkan prioritas baru yakni:
-123-
1. Peningkatan kelestarian dan penanganan dampak lingkungan Perlindungan fungsi lingkungan Penanganan dampak lingkungan Konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis Antisipasi perubahan iklim. 2. Pengembangan kerjasama Daerah dan Daya Saing Daerah Pengembangan
kerjasama
Provinsi
Sulawesi
Selatan
dengan Provinsi Luar Negeri. Pengembangan
kerjasama
Kabupaten/kota
dengan
Kabupaten/Kota lain di Indonesia dan Luar Negeri. Pengembangan iklim dan sarana/prasarana pendukung investasi daerah. Pengembangan system jaringan distribusi komoditas strategis. Peningkatan kualitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja. Penguatan system inovasi daerah. Pengembangan dukungan MP3EI dan BKPRS. d. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2016 Pada tahun 2016 seluruh pembangunan diarahkan untuk mengkselarasi capaian kinerja seluruh kebijakan yang telah dijalankan
bagi
tiga
tahun
sebelumnya.
Selain
itu,
juga
dilakukan penyesuaian sebagai respons terhadap perubahan lingkungan strategis regional, nasional maupun global. e. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2017 Pada tahun 2017 prioritas diberikan kepada kebijaka-kebijakan yang target kinerjanya masih jauh dari pencapaian. Sementara kebijakan yang target kinerjanya sudah mendekati pencapaian maka pencapaian dilakukan untuk menuntaskan pencapaian tersebut.
-124-
3.2 RENCANA STRATEGIS KEPARIWISATAAN
DINAS
KEBUDAYAAN
DAN
A. VISI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 adalah: “Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018” Visi ini mengandung pengertian bahwa pada tahun 2018 Sulawesi Selatan menempatkan diri sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia, ditandai dengan jumlah pengunjung wisata yang berada pada ranking 10 besar Indonesia. Perwujudan ini mencakup tiga keunggulan yakni daerah tujuan wisata yang menarik, kehidupan senibudaya yang berkembang, dan kemunculan ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek (MDI). B. MISI Misi adalah upaya umum yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan dalam mewujudkan visinya adalah: 1.
Mewujudkan destinasi wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah terjangkau, berwawasan lingkungan serta berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat;
2.
Mewujudkan pemasaran pariwisata yang efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;
3.
Mewujudkan kemitraan pengelolaan pariwisata yang mendorong berkembangnya industri pariwisata yang berdaya saing dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan kehidupan masyarakat;
4.
Mengembangan kekayaan budaya dan keragaman budaya serta merevitalisasi budaya maritim sebagai karakteristik entitas Sulawesi Selatan
-125-
Mendorong perkembangan ekonomi kreatif berbasis media,
5.
disain dan iptek serta ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya. C. TUJUAN Tujuan dalam Renstra ini diartikan sebagai pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis daerah dalam urusan kebudayaan dan pariwisata. Tujuan pembangunan kebudayaan dan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 adalah: 1.
Meningkatkan daya tarik destinasi wisata unggulan;
2.
Menambah destinasi wisata unggulan baru;
3.
Meningkatkan pengenalan dunia atas daya tarik wisata dan destinasi wisata;
4.
Meningkatkan daya saing industri pariwisata;
5.
Mengembangkan keragaman budaya;
6.
Melestarikan kekayaan budaya;
7.
Merevitalisasi nilai-budaya maritim;
8.
Mengembangkan ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek;
9.
Mengembangkan ekonomi kretaif berbasis seni dan budaya.
D. SASARAN Sasaran dalam Renstra ini diartikan sebagai hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional dan dapat dicapai dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas daya tarik destinasi wisata unggulan. Sasaran nyaman,
ini
mencakup
keragaman
keterjangkauan
oleh
meningkatnya
dan
kualitas
wisatawan,
rasa
daya
aman
tarik
responsivitas
dan
wisata, atas
kelestarian lingkungan dan efek peningkatan kesejahteraan atas masyarakat sekitar pada destinasi wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Destinasi wisata unggulan tersebut adalah:
-126-
(1) Tana Toraja dan sekitarnya; (2) Makassar dan sekitarnya; (3) Bulukumba dan sekitarnya; (4) Maros dan sekitarnya; (5) Selayar dan sekitarnya; (6) Wajo dan sekitarnya. Sasaran 2 : Meningkatnya jumlah destinasi wisata unggulan. Sasaran ini mencakup meningkatnya status potensi destinasi wisata menjadi menjadi destinasi wisata unggulan. Potensi destinasi wisata dimaksud adalah teluk Bone dan beberapa kabupaten lainnya yang diproyeksikan dapat berubah menjadi destinasi wisata unggulan. Sasaran 3: Meningkatnya
wisatawan
mancanegara
yang
tertarik
berkunjung ke Sulawesi Selatan. Sasaran ini mencakup keterpromosian
wisata unggulan dan potensi wisata di
Sulawesi Selatan kepada calon wisata mancanegara. Dengan dikenalnya destinasi wisata unggulan dan potensi destinasi wisata
kepada
calon
wisatawan
manca
negara
maka
diharapkan jumlah kunjungan wisatawan manca negara akan meningkat. Sasaran 4: Meningkatnya
wisatawan
nusantara
yang
tertarik
berkunjung ke Sulawesi Selatan. Sasaran ini mencakup keterpromosian wisata unggulan dan dan potensi wisata di Sulawesi Selatan kepada calon wisata nusantara. Dengan dikenalnya destinasi wisata unggulan dan potensi destinasi wisata kepada calon wisatawan nusantara maka diharapkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara akan meningkat. Sasaran 5: Meningkatnya sinergi pemerintah dengan dunia usaha dalam industri
pariwisata
mencakup khususnya
yang
efektivitas instansi
berdaya
kerjasama
saing. antara
pemerintah
Sasaran
ini
pemerintah,
provinsi
dan
kabupaten/kota dengan pelaku usaha di bidang pariwisata
-127-
seperti asosiasi pariwisata, jasa perhotelan, jasa perjalanan, pusat penjualan cinderamata, dalam berkembangnya daya saing industri pariwisata Sulawesi Selatan. Sasaran 6: Meningkatnya sinergi pemerintah dengan masyarakat lokal dalam industri pariwisata yang berdaya saing. Sasaran ini mencakup
efektivitas
khususnya
instansi
kerjasama
antara
pemerintah
pemerintah,
provinsi
dan
kabupaten/kota, dengan masyarakat lokal yang bergerak dalam pariwisata berbasis komunitas ataupun komunitas yang
bermukim
pada
sekitar
destinasi
wisata,
guna
berkembangnya daya saing industri pariwisata Sulawesi Selatan. Sasaran 7: Meningkatnya apresiasi keragaman budaya. Sasaran ini mencakup tingkat fasilitasi terhadap apresiasi nilai lokal, kerifan lokal, seni tari, seni suara, seni musik, seni drama, dan seni film. Sasaran 8: Meningkatnya
apresiasi
kekayaan
budaya.
Sasaran
ini
mencakup tingkat fasilitasi terhadap pelestarian museum, situs, dan cagar budaya. Sasaran 9: Meningkatnya apresiasi nilai-budaya kemaritiman. Sasaran ini mencakup tingkat revitalisasi terhadap nilai maritim sebagai identitas dan karaktek sosial budaya tatanan Sulawesi Selatan. Sasaran 10: Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek. Sasaran ini mencakup perkembangan ekonomi kreatif yang terlahirkan dari aktivitas media, disain dan iptek.
-128-
Sasaran 11: Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya. Sasaran ini mencakup perkembangan ekonomi kreatif yang terlahirkan dari aktivitas sosial-budaya. E. STRATEGI Strategi dalam Renstra ini diartikan sebagai rumusan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran hendak dicapai dan selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Strategi ini dirumuskan berdasarkan hasil analisis terhadap gambaran pelayanan kebudayaan dan pariwisata, hasil perumusan isu-isu strategis dan tujuan serta sasaran yang hendak dicapai. Penyusunan
strategi
ini
dilakukan
dengan
langkah-langkah
sebagai berikut. (1) Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; (2) Menentukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
dan
ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran untuk setiap langkah yang dipilih; (3) Melakukan evaluasi terhadap alternatif langkah-langkah tersebut dengan menggunakan analisis SWOT untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat; (4) pemetaan strategi terpilih
ke
dalam
masyarakat/layanan, kelembagaan,
empat perspektif
perspektif
keuangan.
perspektif proses
yakni
perspektif
internal,
perspektif
Berdasarkan
langkah-langkah
penyusunan tersebut maka strategi terpilih dalam mencapai setiap sasaran dalam Resntra ini adalah sebagai berikut.
-129-
Tabel 3.5. Strategi Pencapaian Setiap Sasaran No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sasaran Meningkatnya kualitas daya tarik dan keterjangkauan destinasi wisata unggulan Meningkatnya jumlah destinasi wisata unggulan
Indikator Kinerja Sasaran Jumlah destinasi wisata unggulan yang mengalami peningkatan daya tarik dan keterjangkauan Jumlah destinasi wisata unggulan baru yang berkembang
Meningkatnya wisatawan mancanegara yang tertarik berkunjung ke Sulawesi Selatan Meningkatnya wisatawan nusantara yang tertarik berkunjung ke Sulawesi Selatan
Jumlah kunjungan wisata mancanegara
Meningkatnya sinergi pemerintah dengan dunia usaha dalam industri pariwisata yang berdaya saing Meningkatnya sinergi pemerintah dengan masyarakat lokal dalam industri pariwisata yang berdaya saing Meningkatnya apresiasi keragaman budaya
Jumlah kemitraan dengan pelaku usaha yang efektif bagi perkembangan industri wisata
8.
Meningkatnya apresiasi kekayaan budaya
9.
Meningkatnya apresiasi nilai-budaya kemaritiman
10.
Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek
11.
Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya
Jumlah kunjungan wisata nusantara
Jumlah kemitraan dengan masyarakat lokal yang efektif bagi perkembangan industri wisata Jumlah nilai budaya, kearifan lokal, dan kesenian daerah yang difasilitasi Jumlah museum, situs, cagar, dan benda budaya yang difasilitasi Jumlah pengetahuan lokal dan nilai budaya kemaritiman yang terapresiasi Jumlah produk ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek yang difasilitasi Jumlah produk ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya yang difasilitasi kreasinya
Strategi Meningkatkan kualitas kemasan produk/paket wisata dan kualitas infrastruktur dari dan ke destinasi wisata unggulan. Mengembangkan kerjasama daerah dan pelibatan multistakehoder dalam perintisan dan pengembangan destinasi wisata unggulan baru Mempromosikan daya tarik wisata melalui media campaign, marketing kit, partisipasi pada even nasional dan internasional, joint promotion, farm trip, branding, promosi berbasis teknologi informasi dan menjadikan bandara internasional Sultan Hasanuddin sebagai etalase pariwisata Sulawesi Selatan Mengefektifkan jejaring komunikasi dan forum kerjasama antara pemerintah provisi, kabupaten/kota, pelaku usaha pariwisata, peminat pariwisata, dan masyarakat sekitar destinasi wisata dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata Sulawesi Selatan Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan lokal asli dan mengembangkannya untuk merespons unsur-unsur kebudayaan global dengan keterlibatan dunia akademis, komunitas adat/lokal, seniman dan budayawan, pemerintah dan dunia usaha, serta media massa.
Pembinaan kepada pelaku ekonomi kreatif bidang MDI dan seni budaya berbasis daerah dan lintas daerah dengan bertumpu pada penguasaan teknologi infromasi dan jaringan antar pelaku pada skala nasional dan global
F. KEBIJAKAN Kebijakan dalam Renstra ini diartikan sebagai pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilihi agar dapat lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan ini berfungsi membantu menghubungkan strategi kepada sasaran secara lebih rasional,
-130-
memperjelas strategi sehingga lebih spesifik/fokus, konkrit dan operasional, mengarahkan pilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tupoksi agar lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan memperhatikan faktor penentu keberhasilan dalam mencapai sasaran; mengarahkan pilihan kegiatan agar tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan melanggar kepentingan umum. Visi: Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018 Misi 1: Mewujudkan destinasi wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah terjangkau, berwawasan lingkungan serta berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan daya tarik destinasi wisata unggulan
Meningkatnya kualitas daya tarik destinasi wisata unggulan
Meningkatkan kualitas Pengembangan kemasan produk/paket sarana/prasarana wisata wisata dan kualitas pada destinasi wisata infrastruktur dari dan ke dalam daerah tujuan wisata destinasi wisata unggulan. Menambah destinasi Meningkatnya Mengembangkan Pengembangan daya tarik wisata unggulan baru jumlah destinasi kerjasama daerah dan wisata pada kawasan wisata unggulan pelibatan multistakehoder pengembangan wiata Teluk dalam perintisan dan Bone pengembangan destinasi wisata unggulan baru Misi 2: Mewujudkan pemasaran pariwisata yang efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan Meningkatnya Mempromosikan daya Pemanfaatan teknologi pengenalan dunia wisatawan tarik wisata melalui media informasi dalam atas daya tarik wisata mancanegara yang campaign, marketing kit, mengefektifkan promosi dan destinasi wisata tertarik berkunjung partisipasi pada even daya darik wisata ke luar ke Sulawesi nasional dan internasional, negeri Selatan joint promotion, farm trip, branding, promosi berbasis Pemanfaatan jaringan Meningkatnya teknologi informasi dan wisatawan kerjasama antar provinsi menjadikan bandara nusantara yang dalam mengefektifkan tertarik berkunjung internasional Sultan promosi daya tarik wisata Hasanuddin sebagai ke Sulawesi dalam negeri etalase pariwisata Sulawesi Selatan Selatan Misi 3: Mewujudkan kemitraan pengelolaan pariwisata yang mendorong berkembangnya industri pariwisata yang berdaya saing dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan kehidupan masyarakat Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan daya Meningkatnya Mengefektifkan jejaring Penguatan forum saing industri sinergi pemerintah komunikasi dan forum komunikasi dan kerjasama pariwisata dengan dunia kerjasama antara pariwisata antara usaha dalam pemerintah provisi, pemerintah provinsi, industri pariwisata kabupaten/kota, pelaku pemerintah yang berdaya saing usaha pariwisata, peminat kabupaten/kota, pelaku pariwisata, dan usaha pariwisata dan
-131-
Meningkatnya sinergi pemerintah dengan masyarakat lokal dalam industri pariwisata yang berdaya saing
masyarakat sekitar destinasi wisata dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata Sulawesi Selatan
pemerhati pariwisata Pengembangan pariwisata berbasis komunitas lokal dan lingkungan
Misi 4: Mengembangan kekayaan budaya dan keragaman budaya serta merevitalisasi budaya maritim sebagai karakteristik entitas Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Mengembangkan Meningkatnya Meningkatkan apresiasi Pengembangan keragaman keragaman budaya apresiasi masyarakat terhadap budaya keragaman budaya kebudayaan lokal asli dan mengembangkannya Melestarikan Meningkatnya Pelestarian kekayaan kekayaan budaya apresiasi kekayaan untuk merespons unsurbudaya unsur kebudayaan global budaya dengan keterlibatan dunia Merevitalisasi nilaiMeningkatnya Revitalisasi nilai budaya akademis, komunitas budaya maritim apresiasi nilaikemaritiman adat/lokal, seniman dan budaya budayawan, pemerintah kemaritiman dan dunia usaha, serta media massa Misi 5: Mendorong perkembangan ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek serta ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Mengembangkan Meningkatnya Pembinaan kepada pelaku Pengembangan ekonomi ekonomi kreatif produk ekonomi ekonomi kreatif bidang kreatif berbasis media, berbasis media, disain kreatif berbasis MDI dan seni budaya disain dan iptek dan iptek media, disain dan berbasis daerah dan lintas iptek daerah dengan bertumpu pada penguasaan teknologi Pengembangan ekonomi Mengembangkan Meningkatnya infromasi dan jaringan ekonomi kretaif produk ekonomi kreatif berbasis seni dan berbasis seni dan kreatif berbasis seni antar pelaku pada skala budaya nasional dan global budaya dan budaya
-132-
Kepariwisataan merupakan suatu kegiatan yang memiliki fungsi strategis dan bersifat multi dimensional serta melibatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat.
Kegiatan
penyelenggaraan
kepariwisataan
berfungsi sebagai penggerak seluruh potensi yang dimiliki daerah dan menjadi
pemicu
penanganan
pengembangan
secara
terpadu,
kegiatan
lain
khususnya
yang
memerlukan
perencanaan
kegiatan
pariwisata, pengawasan mutu produk, pembinaan, perizinan dan pengembangan pariwisata daerah menjadi wewenang daerah provinsi. Pemerintah Daerah bertugas menyelenggarakan pembinaan dan pemberdayaan Pariwisata
terhadap
Daerah
keberadaan
untuk
Usaha
ketertiban
pariwisata
penyelenggaraan
Promosi kegiatan
kepariwisataan. Sejalan dengan semangat Otonomi Daerah yang memberikan
kewenangan
kepada
daerah
provinsi
di
bidang
kepariwisataan, khususnya pembinaan dan pengaturan kegiatan usaha pariwisata, Promosi Pariwisata Daerah dan kegiatan kepariwisataan lainnya.
-133-
Analisis pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan bertujuan untuk mempelajari kondisi yang ada pada sejumlah kawasan yang potensial dan untuk mengumpulkan informasi tentang faktor dan aturan yang mempengaruhi pembangunan kawasan yang diharapkan dapat memberikan arahan yang lebih jelas dan mampu mengakomodir berbagai DTW yang ada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sehingga mampu dikembangkan sesuai dengan kondisi dan daya tarik yang dimiliki. Pengembangan DTW saling terkait antara satu DTW dengan DTW yang ada untuk dapat mengembangkan sektor pariwisata secara makro wilayah dan dapat mengembangkan struktur tata ruang pariwisata. Kondisi
fisik
wilayah
Provinsi
Sulawesi
Selatan,
sejarah,
penduduk, alam, dan budayanya merupakan potensi utama dalam pembangunan kepariwisataan. Di lain pihak, potensi utama tersebut dapat berubah menjadi permasalahan jika tidak direncanakan dan dikelola dengan bijaksana. Pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan juga tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor eksternal,
seperti
kondisi
maupun
kepariwisataan
dan
kebijakan
Indonesia
pengembangan
Timur,
nasional,
wilayah bahkan
internasional. Kondisi politik dan keamanan nasional juga menjadi penentu keberhasilan pembangunan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Pada bab ini akan digambarkan potensi dan peluang yang dimiliki
Provinsi
Sulawesi
Selatan
untuk
mengembangkan
kepariwisataan daerahnya, serta permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi agar pembangunan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan dapat berkelanjutan. Potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan akan dibahas dengan memperhatikan komponen-komponen dalam kepariwisataan, yaitu produk, pasar, sumber daya manusia, dan kelembagaan. Tahapan
analisis
ini
merupakan
lanjutan
dari
bab-bab
sebelumnya sebagai wujud nyata untuk menemukenali letak dan posisi wilayah sebagi masukan (input) dalam mendukung proses analisis ini,
-134-
data yang ada akan dilakukan tahapan analisis sesuai dengan kebutuhan ruang berdasarkan kondisi fisik dasar wilayah tersebut yang tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait kepariwisataan. 4.1 ANALISIS LINGKUP EKSTERNAL Terkait
dengan
disampaikan
pencermatan
beberapa
lingkungan
simpulan
yang
eksternal,
berikut
diperkirakan
dapat
mempengaruhi kinerja kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu:
A. POSISI STRATEGIS SULAWESI SELATAN Dilihat dari letak geografis, posisi Sulawesi Selatan sangat menguntungkan dalam pengembangan pariwisata karena berada di jalur lalu lintas laut dan udara nasional maupun internasional. Dengan letak goegrafis yang sangat strategis dalam konteks jalur perdagangan Internasional dan nasional serta dukungan sumber daya alam, Provinsi Sulawesi Selatan telah menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional yang memberikan keuntungan bagi Sulawesi Selatan dalam pengembangan pariwisata, terutama dalam melakukan kerjasama dalam bidang investasi dan jalur wisata tersebut. Sulawesi Selatan yang juga memiliki ciri wilayah kepulauan di beberapa wilayah seperti di Kota Makassar, Kabuaten Pangkep, dan Kabupaten Kepulauan Selayar, dengan kekayaan alam, sejarah dan budaya, dimana masing-masing wilayah memiliki karakteristik daya tarik yang berbeda. Dengan potensi daya tarik yang dimilikinya Provinsi Sulawesi Selatan sangat ideal untuk diarahkan pengembangannya ke aktivitas
wisata
kepariwisataan
alternatif, dunia
apalagi
mengarah
selama
kepada
ini
perkembangan
pengembangan
wisata
alternatif. Dengan merujuk pada pernyataan tersebut peluang Provinsi Sulawesi Selatan sebagai kawasan wisata alternatif sangat besar.
-135-
B. EKONOMI Perkembangan ekonomi Sulawesi Selatan cukup mutakhir (Sulsel Triwulan III-2013) terbilang cukup menggembirakan. Hasil analisis dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah I Sulampua (Sulawesi Maluku Papua) tercatat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pada triwulan III-2013, perekonomian Sulawesi Selatan mencatat akselerasi pertumbuhan ekonomi yang signifikan dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya,
bahkan
Perlambatan
ekonomi
dibandingkan global
maupun
pertumbuhan domestik
nasional.
relatif
kurang
berpengaruh kepada perkembangan ekonomi Sulawesi Selatan. Tingkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan III-2013 mencapai 8,32 persen di atas triwulan I-2013 dan II-2013 masing-masing 7,97 persen dan 6,33 persen. Bahkan, angka pertumbuhan Sulsel tersebut tetap lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional (5,62 persen). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi bersumber dari masih kuatnya ekspor dan konsumsi domestik. Sementara dari sisi produksi,
kinerja
sektor
primer
(Pertanian
dan
Pertambangan)
meningkat tajam setelah melambat di triwulan II-2013. Ekspor nonmigas Sulawesi Selatan, di tengah perlambatan harga komoditas, masih menunjukkan kenaikan secara riil (volume), seperti kopi, teh, kakao, ikan, udang, kerang, pupuk dan mineral alam lainnya, serta barang mineral non-logam. Faktor musiman bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Pilkada memberikan kontribusi kenaikan di sisi konsumsi domestik. Peran sektor perbankan terhadap kegiatan sektor riil, sesuai kebijakan Bank Indonesia,
sedikit
menunjukan
perlambatan
di
ekspansi
kredit.
Terutama pada kredit konsumsi. Sedangkan pada kredit modal kerja dan investasi masih menunjukkan akselerasi pertumbuhan. Disisi lain, peran
fiskal
daerah
sampai
dengan
triwulan
III-2013,
belum
memberikan hasil optimal. Hal ini tercermin dari target belanja rutin maupun belanja infrastruktur (belanja modal) yang masih lebih rendah dibandingkan kinerja tahun sebelumnya.
-136-
Realisasi belanja daerah hingga kuartal ketiga tahun 2013, baru mencapai sekitar setengah dari anggaran 2013. Pendapatan daerah, seiring dengan masih kuatnya konsumsi domestik hampir mencapai target yang ditetapkan. Terutama bersumber dari pajak kendaraan bermotor. Pertumbuhan ekonomi berhasil diikuti penurunan tingkat pengangguran dari 5,9 persen menjadi 5,1 persen. Sektor primer (sektor pertambangan dan penggalian) berhasil menyerap banyak tenaga kerja, demikian juga sektor sekunder (sektor bangunan; serta sektor angkutan dan komunikasi). Perkembangan harga di wilayah Sulawesi Selatan, pada triwulan III-2013 tercatat 7,24 persen secara year on year (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 4,36 persen (yoy). Dari sisi penawaran, indikasi perlambatan karena diperkirakan turunnya produksi sektor primer akibat faktor cuaca dan faktor musim tanam dan faktor harga internasional yang belum membaik untuk komoditas pertambangan. Kebijakan Pemerintah di bidang ekspor minerba,
diperkirakan
masih
akan
masih
menjaga
ekspor
pertambangan pada level moderat. Dari sisi permintaan, kegiatan investasi dan konsumsi masih akan tumbuh positif, meski dampak kebijakan pengetatan likuiditas, tetap terasa pengaruhnya. Beberapa proyek infrastruktur multiyears, seperti Pelabuhan New Port Makassar, hotel, dan pembangkit tenaga listrik, akan meningkatkan kinerja investasi. Di sisi inflasi, melambatnya laju inflasi terjadi pada semua komponen disagregasi. Efek kenaikan harga BBM subsidi mulai mereda pada awal triwulan IV-2013. Level inflasi tercatat paling tinggi terjadi pada
bulan
September
sebesar
7,24
persen
(yoy)
dan
mulai
menunjukkan tren penurunan pada bulan Oktober 2013, yakni 6,60 persen (yoy). Inflasi volatile food membaik didorong faktor cuaca yang kondusif serta kondisi pasokan yang stabil sejak akhir triwulan III2013. Dari uraian tersebut diatas, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia Timur. Sulawesi Selatan kini menjadi salah satu indikator
pusat-pusat
ekonomi
nasional
dengan
dukungan
-137-
infrastruktur serta pelayanan dengan standar internasional. Selain sebagai kawasan ekonomi unggulan nasional dengan perkembangan ekonomi yang signifikan, maka merupakan daya tarik bagi investasi termasuk didalamnya investasi bidang kepariwisataan. C. PERSAINGAN DAN PERKEMBANGAN DESTINASI WISATA PADA TINGKAT NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL Penataan dan pengembangan kepariwisataan di wilayah lain, baik pada skala nasional maupun regional. Tiap daerah maupun Negara secara terus-menerus berupaya menggali potensi pariwisatanya sebagai salah satu unsur pembangunan wilayah. Di satu sisi, upaya ini akan dapat meningkatkan daya tarik dan daya saing kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun di sisi lain, upaya pengembangan pariwisata daerah lain ini harus dicermati secara serius oleh Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan persaingan yang terjadi antar destinasi, pada konteks nasional dengan provinsiprovinsi lainnya dan pada konteks regional yang memiliki karakteristik produk yang hampir sama. Persaingan tidak hanya mencakup upaya untuk meraih kunjungan wisatawan namun juga persaingan dalam meraih investasi di sektor pariwisata. Untuk itu, para pelaku usaha dan stakeholders kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. perlu segera meningkatkan kualitas dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada serta didukung oleh kebijakan dan iklim investasi yang kondusif.
D. KESIAPAN
PARIWISATA
SULAWESI
SELATAN
DALAM
MENGHADAPI AFTA (ASEAN FREE TRADE AREA) Kepariwisataan Sulawesi Selatan akan menghadapi persaingan skala internasional akibat pemberlakuan AFTA. Dampak langsung dari pemberlakuan ini adalah terhadap SDM, bisnis, dan investasi di sektor pariwisata. Antisipasi dan pengembangan kapasitas secara menyeluruh perlu segera dilakukan, baik terhadap unsur kebijakan, SDM, kualitas pelayanan, maupun unsur lain terkait.
-138-
Apabila tidak segera dilakukan antisipasi secara serius terhadap ancaman ini, dikhawatirkan secara bertahap stakeholders pariwisata Sulawesi Selatan hanya akan menjadi penonton di daerahnya sendiri.
E. PEMANFAATAN TEKNOLOGI (INFORMASI) DAN JEJARING KERJASAMA DENGAN STAKEHOLDERS PARIWISATA DI LUAR SULAWESI SELATAN (NASIONAL DAN INTERNASIONAL) Perkembangan teknologi, termasuk teknologi informasi demikian pesat yang menjadikan kendala jarak secara fisik sebagai bukan masalah lagi dan juga kemampuan jangkauannya yang cenderung „tanpa batas‟. Pelaku pariwisata Sulawesi Selatan harus memanfaatkan teknologi informasi ini secara optimal untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan informasi, promosi dan pemasaran, dalam bersaing dengan destinasi wisata lain di dalam negeri maupun luar negeri. Pengembangan jejaring kerja secara lokal, nasional, maupun internasional, saat ini dan masa datang sudah menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan pengembangan pariwisata. 4.2 LINGKUNGAN INTERNAL A. PENCERMATAN PRODUK PARIWISATA 1. Daya Tarik Wisata Provinsi Sulawesi Selatan telah ditetapkan sebagai salah satu wilayah yang memiliki keragaman daya tarik wisata. Hal tersebut dapat dilihat dari keunikan sumber daya alam dan budaya yang mewarnai aktivitas wisata di tiap tiap kota dan kabupaten. Kota Makassar memiliki potensi yang sangat dikenal diseluruh Indonesia, hanya ada satu pantai yang dapat menyaksikan sunrise dan sunset di satu titik berdiri yang sama. “Pantai itu yakni pantai Losari, Makasar”. Lepas dari itu, pantai Losari adalah salah satu pantai paling resik dan apik yang pernah saya lihat, dan hebatnya lagi pantai ini berada tepat di jantung kota besar. Waktu paling ideal mengunjungi pantai Losari adalah sore hari antara jam 15.00
-139-
hingga jam 21.00. Banyak yang datang kemari untuk duduk duduk menikmati pantai yang bersih, jogging disepanjang pedestrian sejauh 500m, atau makan di warung warung yang telah direlokasi oleh Pemda setempat (diujung paling selatan pantai). Tua muda akan datang kemari menikmati matahari terbenam disini sambil membeli makanan dari pedagang. Jika suka jogging, tempat ini juga sangat ideal. Udara bersih dan angin bertiup tanpa henti, matahari yang merah keemasan menyapu wajah manusia yang duduk bibir pantai. Di
Kabupaten
Wisata
Maros,
Taman
Bantimurung Sulawesi melalui
Objek
Nasional Bulusaraung
Selatan, darat
perjalanan
sekitar
1
jam.
Objek Wisata ini sangat terkenal di Provinsi Sulawesi Selatan, dan menjadi tempat Wisata Favorit di Provinsi ini. Di tahun 1856-1857 seorang naturalis Inggris yang terkemuka, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebahagian hidupnya yang sangat menyenangkan di kawasan ini, menangkap banyak jenis kupu-kupu, burung-burung, dan serangga langka. Diantara kupukupu
yang
tertangkap
adalah jenis Papillo Androcles salah satu jenis kupu-kupu yang terbesar
dan
sangat
langka
berekor seperti burung layanglayang. Penjelasan secara rinci tentang
kawasan
ini
menarik
perhatian Para arkeolog. Besarnya perhatian para peneliti dari mancanegara
membuat
Bantimurung
tempat
melakukan penelitian dan rekreasi keluarga.
favorit
untuk
-140-
Tanah Toraja di dua Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, merupakan obyek wisata yang terkenal dengan
kekayaan
budayanya.
Dua
kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah terkenal rumah
Utara
Makassar
ini
sangat
dengan
bentuk
bangunan
adatnya.
Rumah
adat
ini
bernama TONGKONAN. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan ini juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang
dalam
dimana
peti-peti
mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepau. Kabupaten Bantaeng yang berbatas di sebetah Utara dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba, di sebelah Selatan dengan Laut Flores. Di sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Bulukumba dan di bagian Barat dengan Kabupaten Jeneponto.yang merupakan pusat pembuatan kapal orang Bugis dengan reputasi yang terkenal selama ratusan tahun. Daerah ini kaya akan sejarah maritimnya. Di Utara Bantaeng terdapat sebuah air terjun yang cukup mengesankan. Di sini wisatawan dapat melakukan kegiatan olahraga pantai, mandi atau berendam di laut atau berlayar dengan perahu. Di sepanjang pantai tersedia perahu nelayan yang dapat
-141-
disewa untuk berkeliling di sepanjang pantai. Sejumlah obyek wisata alam dan budaya yang menjadi andalannya antara lain Pantai Pasir Putih Korong Batu yang terletak di Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, sekitar 18 kilometer dan Kota Bantaeng. Selain itu juga terdapat beberapa daya tarik seperti Hutan Wisata Gunung Loka, Pemandian alam Eremmerasa, Air Terjun Bissapu, Pantai Seruni, Pantai Lamalaka, Gua Batu Ejaya, Masjid Tua Tompong, Makam Raja-raja La Tenri Ruwa, Wisata dalam kota Bantaeng juga dapat mengunjungj Balla Lompoa, rumah adat khas Bugis-Makassar tempat bermukimnya raja-raja Bantaeng pada jaman dulu, dan masih banyak lagi daya tarik wisata di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi andalan dan yang dikenal
skala
nasional. 2. Fasilitas Pariwisata Kota Makassar memiliki fasilitas wisata yang lengkap dengan kualitas dan kuantitas yang sangat memadai baik untuk akomodasi berbintang hingga non bintang, rumah makan yang menawarkan variasi menu makanan, Asia dan Indonesia maupun lokal asli Bugis Makassar, serta ketersediaan biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata yang menawarkan inbound dan outbond tour sangat bervariasi. Adapun fasilitas lain yang mendukung kegiatan berwisata
di
Kota
Makassar
seperti
money
changer,
tourist
information center, serta fasilitas umum rumah sakit, tempat beribadah, perbankan dan bisnis center dapat dikatakan baik dan memadai. Kota Makassar memiliki fasilitas wisata yang lengkap dengan kualitas yang cukup memadai baik dalam ketersediaan variasi akomodasi, rumah makan, biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata. Sedangkan untuk fasilitas wisata lain yang mendukung kegiatan berwisata juga sudah lengkap dengan kualitas cukup memadai. Kelemahan terletak belum tersedianya tourist
-142-
information center yang mampu memberikan interpretasi aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan secara informatif. Selain itu, pada beberapa kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan memiliki fasilitas yang cukup memadai yang memiliki
fasilitas
wisata
yang
sangat
lengkap
pada
wilayah
pengembangan khusus namun untuk wilayah lainnya ketersediaan akomodasi, rumah makan, biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata yang cukup memadai. Untuk fasilitas lain yang mendukung kegiatan wisata masih dirasakan kurang memadai kualitasnya. Sedangkan fasiiltas umum seperti money changer, tourist information center, serta fasilitas umum rumah sakit, tempat beribadah, perbankan dan bisnis center dapat dikatakan baik dan memadai. Kota Makassar, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Maros memiliki fasilitas wisata yang rata- rata cukup memadai baik jumlah dan kualitas akomodasi didominasi klasifikasi jenis rumah makan, biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata. Seedangkan fasilitas pendukung aktivitas wisata dirasakan kurang memadai namun demikian untuk fasilitas umum rumah sakit, tempat beribadah, dan perbankan dapat dikatakan baik dan memadai. Kabupaten Kepulauan Selayar dalam ketersediaan fasilitas wisata
seperti
akomodasi
yang
masih
bersifat
homestay
/
penginapan dengan jumlah yang terbatas, sedangkan untuk fasilitas rumah makan cukup memadai. Untuk fasilitas pendukung kegiatan wisata seperti money changer, tourist information center belum memadai. Namun demikian fasilitas umum seperti rumah sakit, tempat beribadah dan perbankan dapat dikatakan cukup memadai. Prioritas
bidang
destinasi
yang
paling
utama
adalah
pembenahan berbagai sarana penunjang wisata seperti dermaga untuk wisata yang belum terbangun akibat keterbatasan dana, kemudian pembenahan sarana perahu penunjang wisata seperti di Bulukumba yang menjadi „icon‟ provinsi. Fasilitas keamanan seperti
-143-
life jacket belum tersedia, kondisi perahu juga sudah banyak yang tidak layak. Permasalahan ini akan mengurangi tingkat keamanan, kenyamanan
dan
keselamatan
bagi
para
wisatawan
yang
berkunjung. Dermaga wisata sudah selayaknya menjadi sarana penunjang wisata yang wajib ada di setiap ODTW yang bertema bahari. Dermaga wisata harus representatif, bernilai estetika tinggi dan terutama
aman.
Dengan
dibangunnya
dermaga
wisata
akan
memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam melakukan aktifitas berwisata dan terutama akan meningkatkan kualitas dari ODTW yang didatangi sehingga akan menambah pengalaman berwisata yang bernilai positif. 3. Aksesibilitas Kondisi
aksesibilitas
dalam
konteks
ketersediaan
sarana
transportasi udara, darat dan laut khusus di Kota Makassar dengan bandara Internasional yang melayani rute internasional, Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Timur, dan Kepulauan Selayar sudah memadai secara kuantitas yang melayani rute domestik, sedangkan di kabupaten lainnya belum memiliki sarana transportasi udara. Untuk kemudahan komunikasi secara umum baik di kota dan kabupaten sudah sangat memadai dengan ketersedian variasi akses internet dan jaringan selular yang telah berkembang baik. Letak ODTW yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi kendala dalam upaya mengembangkannya.Selama ini masih sulit akses dari satu ODTW ke ODTW lainnya diakibatkan moda transportasi, sarana prasarana yang belum terintegrasi. Wisatawan kesulitan untuk melakukan perjalanan wisata dengan harus menempuh jarak yang lama dan moda yang berganti-ganti serta tidak efisien. Apabila pola perjalanan (travel pattern) dapat terintegrasi dengan baik, cepat dan efisien maka akan menambah kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi. Maka harus dibuka akses yang seluas-luasnya bagi para wisatawan untuk berwisata dengan
-144-
membangun, memperbaiki dan meningkatkan berbagai sarana aksesibilitas pergerakan wisatawan. 4. Prasarana / Infrastruktur Rata – rata ketersediaan prasarana jaringan jalan dan jembatan, jaringan listrik, jaringan air bersih masih sangat kurang untuk mendukung
kegiatan
wisata
di
Provinsi
Sulawesi
Selatan.
Kurangnya infrastruktur untuk menunjang kegiatan kepariwisataan di Sulawesi Selatan menjadi kendala dalam mengembangkan dan menigkatkan Daya Tarik Wisata (DTW) karena ketika kebutuhan dasar seperti jaringan air bersih dan listrik tidak layak, maka akan sulit untuk mendatangkan investasi di bidang pariwisata. Jaringan jalan dan jembatan umum yang belum memadai juga akan menjadi halangan wisatawan dalam memutuskan untuk melakukan suatu perjalanan ke suatu DTW yang hendak dituju. Permasalahan disini menjadi timbul karena untuk pembangunan berbagai infrastruktur dasar tersebut bukanlah menjadi kewenangan Dinas pariwisata, tetapi instansi pemerintah lainnya termasuk didalamnya Dinas Pekerjaan Umum, sehingga sinkronisasi dan Koordinasi dengan instansi terkait akan lebih ditekan lagi untuk keserasian kegiatan.
B. PENCERMATAN PASAR DAN PEMASARAN Pemasaran pariwisata merupakan salah satu aspek (domain) terpenting dalam totalitas perencanaan kepariwisataan (tourism planning and development). Mengingat
pasar dan pemasaran
merupakan ujung tombak dalam menentukan identitas (citra) destinasi,
komunikasi,
dan
pada
akhirnya
arus
kunjungan
wisatawan ke Sulawesi Selatan. Pemasaran pariwisata pada dasarnya terdiri dari dua aspek pokok yaitu produk yang berperan sebagai supply side dan pasar yang berperan sebagai demand side. Pemahaman terhadap kedua hal diatas sangat penting dalam menjalankan fungsi pemasaran
-145-
pariwisata.
Selain
itu
dua
kontribusi
yang
besar
aspek tersebut
dalam
juga
perancangan
memberikan
kebijaksanaan
pemasaran suatu destinasi. 1. Pasar Pariwisata Pemasaran pariwisata Sulawesi Selatan sebagai destinasi wisata
berperan
penanganan
dan
melalui
penetapan
pengembangan
pasar
pasar
sasaran,
melalui
serta
penciptaan,
pendistribusian, dan pengkomunikasian nilai destinasi wisata. Pentingnya membangun nilai destinasi mengharuskan pemasaran pariwisata Sulawesi Selatan untuk selalu outward looking dan bersikap
proaktif
terhadap
setiap
perubahan
lingkungan.
Pentingnya orientasi pasar diterapkan secara konsisten adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap kemampuan sumber daya untuk diselaraskan dengan preferensi konsumen. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar maka pariwisata Sulawesi wisatawan memahami
Selatan secara
harus
mampu
menyeluruh
harapan
dan
menterjemahkan
untuk
preferensi
dapat
perilaku
mengetahui
wisatawan,
untuk
dan dapat
disesuaikan dengan sediaan produk yang ditawarkan (productmarket matching). Berikut ini dijabarkan aspek-aspek pasar yang berfungsi sebagai demand side dalam pemasaran kepariwisataan Sulawesi Selatan. a. Pertumbuhan Wisatawan Pariwisata di Sulawesi Selatan telah banyak dikenal oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Ini dapat terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pertumbuhan pasar pariwisata di Sulawesi Selatan secara rinci dapat terlihat pada gambar berikut ini :
-146-
Tabel 4.1. Kunjungan Wisatawan Ke Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 No a. 1 2 3 b. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kabupaten/ Kota Kota Makassar Pare-Pare Palopo Jumlah (kota) Kabupaten Maros Pangkep Barru Sidrap Pinrang Soppeng Bone Wajo Enrekang Tana Toraja Toraja Utara Luwu Luwu Utara Luwu Timur Gowa Takalar Jeneponto
Wisata Jumlah Total Jumlah Pengunjung Potensi wisata setahun Pariwisata
Jumlah Jenis Wisata
Jumlah Kontribusi PDRB Sektor Wisata
Hotel & Restoran Jumlah Jumlah Rumah Jumlah Hotel Hotel Makan dan Berbintang Melati Restoran
5 3 5 13
2.302.477 476.389 9.970 2.788.836
28 7 12 47
-
38 38
71 16 26 113
240 32 6 278
4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 2 2 4 5 5
305.644 93.969 39.938 10.960 10.083 5.256 56.305 25.250 90.509 297.141 295.299 18.616 47.777 43.356 156.746 291 200
12 15 19 20 13 31 20 5 4 14 10 3 3 3 10 27 28
-
13 -
5 8 10 8 10 12 21 9 7 33 5 7 13 8 17 2 2
15 62 27 16 10 3 27 26 4 11 12 10 21 8 127 20 30
-147-
18 19 20 21
Bantaeng 5 Sinjai 4 Bulukumba 6 Selayar 1 Jumlah (Kabupaten) 81 Jumlah se Provinsi 94 (Kabupaten + Kota) Sumber : Dinas Pariwisata Sulsel, 2013
123.169 20.116 121.944 18.046 1.780.615
6 5 36 8 292
-
13
9 13 24 15 238
42 58 12 12 553
4.569.451
339
-
51
351
831
-148-
Beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di Sulawesi Selatan dimasa datang antara lain:
Peningkatan aktivitas perjalanan global maupun nasional
Meningkatkan aktivitas ekonomi di Kawasan Timur Indonesia yang diikuti juga perkembangan perekonomian di wilayah Sulawesi Selatan.
Peningkatan kualitas dan kuantitas aksesibilitas ke seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
Peningkatan awarness masyarakat nasional maupun internasional terhadap wisata bahari di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang secara tidak langsung akan mampu meningkatkan pergerakan manusia ke Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Karakteristik Pasar Pariwisata Identifikasi pasar wisata dapat dilakukan dengan mempertimbangkan fakta pasar dan kecenderungannya untuk dapat merasionalisasikan ke dalam pasar pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan pada data yang ada, Sulawesi Selatan saat ini telah telah mampu menarik kunjungan baik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Wisatawan nusantara merupakan wisatawan didominiasi oleh wisatawan asal berasal dari luar Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan utama wisatawan nusantara yang datang ke Provinsi Sulawesi Selatan adalah Kota Makassar dan Tanah Toraja dengan tujuan untuk berbelanja dan bisnis. Sedangkan tujuan wisata lain adalah ke Pulau Selayar, Kabupaten Bulukumba, dengan tujuan utama untuk berekreasi. 1) Potensi Pasar a) Pasar Nusantara Pasar wisatawan nusantara merupakan suatu segmen pasar yang memiliki potensi besar bagi perkembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010, terdapat 10
-149-
provinsi yang menjadi penyumbang wisatawan nusantara dan dapat menjadi pasar potensial bagi kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan.
b) Pasar Mancanegara Pertumbuhan pasar wisatawan mancanegara di Provinsi Sulawesi Selatan masih didominasi oleh wisatawan dengan klasifikasi pshycocentris. Kondisi ini dapat terjadi karena saat ini provinsi Sulawesi Selatan telah menjadi salah satu pusat industry nasional dan telah dikenal dengan resort berskala internasional. Melihat trend
yang
terjadi
pada
aktivitas
pariwisata
dunia
serta
pertimbangan dampak ekonomi serta arah pengembangan Sulawesi Selatan, maka peluang untuk mengembangkan produk wisata yang berorientasi skala internasional terbuka luas. Berdasarkan pertimbangan proyeksi kondisi pasar dan kebijakan perencanaan Sulawesi Selatan, maka dapat diperkirakan profil pasar baik mancanegara maupun nusantara untuk Sulawesi Selatan adalah sebagai:
-150-
Tabel 4.2. Profil Pasar Wisata No 1
Profil Pasar Pshycocenttris
Kebutuhan Pasar Deskripsi Kegiatan pariwisata Pengembangan dilakukan
secara
individu peningkatan
atau group, untuk mencari produk
kualitas
wisata
produk wisata yang memiliki memiliki
yang standar
kualitas produk wisata yang internasional. superior.
dan
Secara
ekonomi memiliki dampak yang
signifikan
dicapai
melaluiinvestasi tinggi. 2
Kegiatan
Allocentris
pariwisata
lebih Pengembangan
produk
didominasi dilakukan secara wisata dilakukan seminimal individual,
untuk
mencara mungkin,
produk wisata yang unik
menitikberatkan
kepada konservasi.
Mengacu pada rencana pengembangan untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai Destinasi Pariwisata Skala Internasional, maka dapat diproyeksikan pasar sasaran untuk wisatawan mancanegara berdasarkan pola perjalanan yang meliputi : Individual Traveler Diarahkan kepada wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara individu. Group Inclusive Tour Diarahkan kepada wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara berombongan/group termasuk didalamnya perjalanan wisata yang mempergunakan kapal pesiar. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut diatas, maka pengembangan produk wisata memberikan konsekuensi mengacu kepada kriteria wisatawan diatas. 2) Prefensi Pasar Beberapa
hal
yang
terkait
dengan
preferensi
pasar
pengembangan produk yang perlu dicermati antara lain :
terhadap
-151-
Peningkatan variasi aktivitas serta objek wisata untuk memberikan pilihan yang lebih banyak dalam melakukan aktivitas wisata.
Peningkatan aksesibilitas, baik yang menghubungkan antar wilayah di Sulawesi Selatan atau dengan wilayah lain di luar Sulawesi Selatan. Dalam hal ini, perbaikan dan peningkatan sistem transportasi menjadi sebuah prioritas pengembangan.
Peningkatan kualitas dari prasarana dan sarana wisata yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
Pengembangan sistem informasi kepariwisataan, untuk kepentingan wisatawan, investasi, dan perencanaan terkait yang terpadu : lintas sektor dan antar wilayah.
Kebijakan dan program – kegiatan pengembangan produk yang mendukung kegiatan pariwisata yang sesuai dengan preferensi pasar.
Pengembangan wisata budaya dalam kemasan produk yang menarik (event, festival )
Penetapan strategi pemasaran yang superior dalam meningkatkan awarness terhadap Sulawesi Selatan.
c. Analisis Pemasaran Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administrasi terdiri atas dari 21 Kabupaten dan 3 Kota, didalam otonomi daerah ini memiliki kebijakan pembangunan secara mandiri termasuk didalamnya pengembangan kepariwisataan. Sampai dengan saat ini, belum meratanya kegiatan pemasaran pada kabupaten/ kota menyebabkan belum terjadinya pemasaran terintegrasi secara optimal bagi keseluruhan wilayah Sulawesi Selatan. Sebagai sebuah wilayah yang akan dikembangkan dengan skala internasional, sudah sebaiknya seluruh unsur pemerintahan tersebut secara bersama – sama menetapkan strategi pemasaran pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Dari hasil pencermatan, pemasaran pariwisata yang telah dilakukan, meliputi:
-152-
Pembuatan brosur, flyer dan buku informasi kepariwisataan yang belum secara optimal memberikan informasi komprehensif terhadap kepariwisataan Sulawesi Selatan.
Pengembangan mengetengahkan
situs
yang
informasi
secara yang
umum
komprehensif
belum terkait
mampu dengan
kepariwisataan Sulawesi Selatan.
Pengembangan event-event budaya sebagai bentuk promosi pariwisata yang belum secara signifikan mampu menarik kunjungan wisatawan kepada seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
Masih belum optimalnya aktivitas pemasaran, memberikan indikasi bahwa pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan harus belum optimalnya pengembangan dan pengelolaan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan.
d. Arahan Terhadap Program Pemasaran 1) Peningkatan Awareness Sebagai sebuah kawasan pariwasta yang sudah berkembang, guna meningkatkan awareness langkah utama yang harus dikembangkan dalam pemasaran kepariwisataan guna meningkatkan awarness wisatawan terhadap kekayaan sumber daya pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Peningkatan awarness ini diharapkan berimplikasi terhadap peningkatan jumlah kunjungan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemasaran destinasi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah citra destinasi itu sendiri (destination image). Dalam menciptakan citra destinasi tersebut dalam dilakukan mengacu kepada : Gambar 4.1. Destination Image
-153-
Sebuah Citra Destinasi menggambarkan seluruh produk dan jasa destinasi, yang merupakan bagian dari identitas destinasi. Dalam penciptaan
citra
destinasi
Provinsi
Sulawesi
Selatan,
dapat
menggambarkan elemen-elemen produk wisata yang unik di Provinsi Sulawesi Selatan yang membedakannya dari destinasi pesaing lainnya dan membuat sebuah persepsi dalam pikiran konsumen. Penciptaan citra destinasi bagi Provinsi Sulawesi Selatan akan menciptakan sebuah persepsi positif dibenak pasar wisata dan memudahkan dalam membentuk elemen –elemen pengemasan produk wisata. 2) Sistem Informasi Pariwisata Kualitas informasi dapat mempengaruhi efektivitas pemasaran kepada target pasar, mengingat fungsinya sebagai alat pemasaran maupun sebagai alat untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dan interaktif. Bagi wisatawan nusantara, saat ini brosur, liflet dan pusat informasi masih mendominasi dalam penetapan tujuan wisata. Sementara bagi wisatawan mancanegara, peran situs web dan informasi yang komprehensif sangat mendominasi dalam menetapkan destinasi tujuan wisatanya. Semakin meningkatnya edukasi pasar dan perkembangan teknologi informasi, peran sistem informasi pariwisata sebagai saluran pelayanan informasi menjadi mutlak dilakukan. Ekspektasi pasar terhadap ketersediaan dan kualitas informasi kawasan melalui media internet meningkat. Saat ini Provinsi Sulawesi Selatan telah memiliki web informasi pariwisata. Namun minimnya informasi pariwisata yang ditampilkan akan memberikan ekses yang kurang baik. Fasilitas ini tentunya perlu terus dipelihara kelengkapan, akurasi, dan kemutahiran data yang disampaikannya. Mengingat pengguna situs web
sebenarnya
tidak
hanya
wisatawan
namun
juga
untuk
kepentingan pengambilan keputusan, baik pemerintah maupun pelaku usaha pariwisata. Selain fungsi pemasaran, sistem informasi yang terkait dengan kepariwisataan perlu dikembangkan di secara lebih komprehensif, interaktif dan up to date di pusat-pusat distribusi
-154-
wisatawan maupun di destinasi wisata dalam upaya meningkatkan pelayanan informasi kepada wisatawan. 3) Posisi Daya Saing Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan sudah dapat dikatakan maju, ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah wisatawan ke Provinsi Sulawesi Selatan. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tersebut belum mampu terdistribusi secara meluas kepada seluruh wilayah
Provinsi
Sulawesi
Selatan
serta
guna
peningkatkan
kesejahteraan daerah maupun masyarakat secara signifikan. Potensi pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Bussiness Strenght) terhadap kondisi kepariwisataan secara global (Industrial Attractivness) dapat terlihat sebagai berikut :
Tabel 4.3. Penilaian Terhadap Bussiness Strenght Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan Aspek Deskripsi Bobot Rating Nilai Market Share
Market share pariwisata provinsi
0,3
3
0,9
0,3
4
1,2
0,2
4
0,8
0,2
4
0,8
Sulawesi Selatan secara nasional sudah
signifikan
dibandingkan
dengan wilayah lain di Indonesia. Grouth
Pertumbuhan
jumlah
kunjungan
wisatawan mancanegara maupun nusantara Selatan
di dari
Provinsi tahun
Sulawesi ke
tahun
mengalami peningakatan. Product Guality
Kualitas produk pariwisata sudah
Brand Reputation
baik, namun belum merata diseluruh wilayah
Sulawesi
Selatan
telah
dikenal oleh wisatawan belanja dan hibura. 1
3,7
-155-
Tabel 4.4. Penilaian Terhadap Industrial Attractiveness Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan Aspek Deskripsi Bobot Rating Nilai overall Market Size Pariwisata dunia berkembang secara 0,2 4 0,80 pesat, dan perkembangan pasar annual Market Grouth wisatawan 10 tahun ke depan akan 0,2 4 0,08 mengarah ke wilayah Asia Pasifik. Perkembangan bisnis pariwisata dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari jumlah maupun dari kontribusi ekonomi yang dihasilkan. Competitive intensity Produk wisata di sebagian besar 0,2 3 0,06 wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang unik alami dan spesifik jarang dimiliki oleh negara-negara lain, meskipun persaingan bisnis pariwisata semakin meningkat. Technology kebutuhan teknologi dalam 0,1 2 0,20 requirement pengembangan pariwisata dalam konteks bahari di Provinsi Sulawesi Selatan masih tergolong minim. hal ini disesuaikan dengan keinginan pasar wisata yang lebih cenderung dan didominasi oleh teknologi tradisional sebagai bentuk keunikan. Namun sebagai salah satu pusat pengembangan kawasan timur indonesia serta indikator pembangunan negara secara umum, kebutuhan teknologi merupakan hal yang mutlak. Historical Profit Investasi sektor pariwisata merupakan 0,1 3 0,30 Margin investasi secara terpadu dan akan berdampak kepada sektor 0,2 3 0,30 Environment impact perekonomian lainnya. Pariwisata merupakan sebuah industri yang berdampak kecil terhadap lingkungannya “smokeless industri”. 1,00 3,00
Berdasarkan analisis kekuatan bisnis pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan dengan daya tarik industri kepariwisataan berada pada matriks Mc Kinsey berikut ini:
-156-
Gambar 4.2. Matrik Mc. Kinsey
Posisi pariwisata Sulawesi Selatan saat ini berada pada kolom S (selective invest) yaitu kegiatan pengembangan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan harus dilanjutkan dengan tambahan investasi dalam upaya perbaikan-perbaikan di berbagai aspek. Manifestasi dari strategi dasar tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
Penciptaan dan pemelihaaraan sumber-sumber kompetitif yang terdapat pada aspek nilai beda/daya tarik dan komitmen stakeholders.
Pendanaan dan Investasi di bidang pariwisata.
Perencanan pengembangan pariwisata yang berimbang antara manfaat (benefit) dan korbanan (cost) yang dihasilkan.
Berdasarkan strategi dasar tersebut, maka untuk menyelaraskan antara strategi pengembangan produk dan pasar dalam pengembangan pariwisata, terdapat beberapa arahan atau langkah stratejik yang dapat dilakukan oleh pengembang kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Langkah stratejik tersebut adalah sebagai berikut: Penetrasi Pasar (Market Penetration) Langkah
stratejik
ini
ditujukan
untuk
mendayagunakan
atau
mengoptimumkan kapasitas produk dan pasar yang ada saat ini. Saat ini, Provinsi Sulawesi Selatan hanya dikenal sebagai dengan wisata alam dan budaya namun memiliki potensi yang sangat besar terhadap wisata bahari dan MICE. Maka langkah penetrasi pasar yang dilakukan adalah dengan
-157-
menggiatkan kegiatan pariwisata pada pasar existing, namun lebih mengetengahkan kepada wisata bahari, sejarah serta MICE. Pengembangan Produk (Product Development) Langkah ini ditujukan untuk mengembangkan produk-produk baru bagi pasar yang ada saat ini. Misalnya, dengan mengembangkan kegiatan wisata leisure and experience, berupa pembangunan wisata bahari, geowisata, eco heritage, maupun eco beach atau kegiatan wisata lain di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengembangan Pasar (Market Development) Langkah ini ditujukan untuk mengembangkan pasar wisatawan baru agar berkunjung ke Provinsi Sulawesi Selatan dan menikmati produk wisata yang telah berkembang saat. ini maupun yang akan dikembangkan. Pasar tersebut dapat berasal dari pasar wisata nasional maupun pasar Internasional . Diversifikasi (Diversification) Langkah ini ditujukan untuk menciptakan produk dan pasar yang baru di Provinsi Sulawesi Selatan. Utamanya ditujukan bagi pasar Internasional maupun niche market (eco, sejarah dan budaya, MICE). Setelah mencermati kajian pada masing-masing aspek, dapat disimpulkan bahwa agar dapat mencapai visi dan misi dalam pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan, maka perlu diterapkan beberapa prinsip-prinsip pengembangan kepariwisataan sebagai berikut: Memahami Profil Pasar Sasaran Berdasarkan pengamatan dan observasi, aspek pasar dan pemasaran pariwisata mulai dapat diidentifikasi namun belum dikelola dengan baik untuk menjadi basis pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan kepariwisataan. Pengamatan terhadap pasar dibutuhkan untuk dapat mengembangkan produk-produk pariwisata yang menarik dan mampu mengakomodasi keinginan dan kebutuhan pasar wisatawan. Utamanya untuk menciptakan produk dan pelayanan pariwisata yang dapat menciptakan kepuasan wisatawan. Selain itu, pemahaman terhadap profil pasar sasaran dapat mengarahkan desain produk wisata agar pengalaman wisatawan dalam berwisata menjadi semakin berkesan sehingga sektor pariwisata semakin maju dan unggul. Pemahaman terhadap
-158-
profil pasar sasaran juga akan semakin meningkatkan harmonisasi produk pariwisata dengan kegiatan pemasaran pariwisata. Memiliki Kualitas yang Unggul Kualitas pariwisata ditentukan oleh keberadaan produk wisata yang bersifat nyata (tangible) dan pelayanan (intangible) dan keduanya bertumpu pada kualitas SDM yang mengelola dan yang memberikan pelayanan wisata. Oleh sebab itu, kualitas pariwisata yang unggul dapat dipicu oleh peningkatan kualitas SDM, utamanya dalam mengelola dan memelihara sumber daya wisata agar berkesinambungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kreativitas dalam mengelola sumberdaya dan pelayanan pariwisata. Mengembangkan Inovasi yang Berkesinambungan Inovasi atau pembaharuan merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk menciptakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Inovasi dimulai dari pengembangan ide dan gagasan kreatif untuk semakin memajukan kepariwisataan. Hal tersebut diperoleh dari proses belajar yang terus menerus dari segenap stakeholders yang terlibat didalam pengembangan kepariwisataan. Oleh sebab itu, pengembangan pariwisata harus dapat memfasilitasi proses belajar, bertumbuh, dan berkembang bagi seluruh stakeholders yang terkait. Memperkuat Posisi Stratejik Provinsi
Sulawesi
Selatan
memiliki
keunggulan
bersaing
apabila
dibandingkan dengan destinasi lain di Indonesia. Oleh sebab itu Provinsi Sulawesi Selatan harus dapat mengidentifikasi faktor keunggulan tersebut dan memantapkan posisinya untuk dapat bersaing dengan destinasi lain.
-159-
Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut terdapat pada Gambar berikut ini: Gambar 4.3. Prinsip dan Langkah Stratejik Pengembangan Daya Saing Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan
C. PENCERMATAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN Pada masa reformasi, pembangunan pariwisata kembali memperoleh momentum yang baik. Strategi pembangunan pariwisata diletakkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan devisa dari sektor non migas. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non migas adalah dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata. Langkah tersebut diharapkan dapat memberikan hasil signifikan bagi perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, yang dapat membawa dampak sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat. Kelembagaan
-160-
mencakup hal-hal yang tidak tertulis seperti aturan adat, norma dan sistem nilai yang dianut masyarakat, dan mencakup sesuatu yang ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah. Jadi definisi kelembagaan adalah kegiatan kolektif dalam suatu kontrol atau jurisdiksi, pembebasan atau liberalisasi, dan perluasan atau ekspansi kegiatan individu seperti tersebut di atas. Dalam mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, maka pencermatan terhadap aspek kebijakan yang merupakan salah satu aspek dalam kelembagaan merupakan hal penting sebagai landasan atau dasar pembangunan yang mampu memberikan arahan terhadap tindakan-tindakan pengembangan yang akan dilakukan. Sebagai salah satu aspek dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, kebijakan-kebijakan pembangunan daerah telah secara tegas menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan guna menyokong perekonomian masyarakat. Dari sisi pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan telah mempunyai hak otonomi daerah untuk pembangunan dan pengembangannya sendiri, setelah lahirnya Provinsi Sulawesi Selatan sebagai sebuah provinsi yang memiliki sistem pemerintahan daerah sendiri (Undang-undang no 25 thn 2002). Wilayah admistrasi Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 21 Kabupaten dan 3 Kota, Tentunya dengan Kajian lingkungan kelembagaan pemerintah sebagai salah satu aspek penting dalam pencermatan lingkungan internal yang akan mempengaruhi pengembangan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan telah terjadi kordinasi yang baik antara
Dinas
Pariwisata
pada tingkat
provinsi
dan
tingkat
kabupaten/kota. Dalam hal ini telah terjadi keselarasan dalam Visi dan Misi antar lembaga pemerintah daerah untuk pengembangan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, dimana implikasinya yaitu terjadinya integrasi dan kesinambungan antar Provinsi dan Kabupaten/Kota serta bidang-bidang di kelembagaannya dalam konteks perencanaan, pembangunan & pengembangan, dan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan.
D. PENCERMATAN SUMBER DAYA MANUSIA Industri pariwisata pada era sekarang ini merupakan industri jasa yang perkembangannya
sangat
pesat.
Industri
pariwisata
merupakan
industri
multisektoral, yang senantiasa berhubungan dengan sektor-sektor dan pihak-pihak lain yang terkait, sehingga akan banyak keterlibatan tenaga kerja. Pemerintah,
-161-
masyarakat dan swasta adalah stakeholders yang memegang peranan utama dalam kelangsungan kegiatan pariwisata tersebut. Pemerintah selaku fasilitator dapat mendorong sektor pariwisata untuk lebih produktif khususnya dengan kebijakankebijakan yang telah ditentukan agar dapat menciptakan kepariwisataan yang sinergis baik dari segi jasa pelayanan, sarana-prasarana, pengusahaan objek dan daya tarik wisata. SDM merupakan salah satu aspek yang terpenting guna menciptakan kondisi tersebut. Pariwisata merupakan sebuah industri yang sangat bergantung kepada SDM sebagai sumberdaya dalam perencanaan, implementasi dan pengembangan kegiatan pariwisata. Mengingat pentingnya peran SDM dalam bidang kepariwisataan, telah ditetapkan sasaran pembangunan kepariwisataan nasional bidang SDM memiliki tujuan : 1. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan. 2. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan kompetensi SDM serta mutu pendidikan di bidang kepariwisataan melalui penerapan standarisasi, sertifikasi dan akreditasi. SDM yang terlibat dalam kegiatan pariwisata dapat dibagi kedalam : 1. SDM yang secara langsung terlibat di dalam kegiatan kepariwisataan. Jenis SDM ini adalah individu – individu yang bekerja dan bergantung kehidupannya dari sektor pariwisata. Jenis SDM yang secara langsung terlibat dalam kegiatan parwisata meliputi aparatur, pekerja usaha pariwisata dan lembaga/ asosiasi yang terkait dengan kegiatan parwisata. 2. SDM yang secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan kepariwisataan. Jenis SDM ini adalah individu-individu yang tidak bekerja dan bergantung kehidupannya dari sektor pariwisata namun sangat mempengaruhi kualitas kegiatan wisata di suatu daerah, dalam hal ini adalah masyarakat. Dari paparan tersebut hal-hal perlu dicermati dalam bidang SDM sebagai aktor utama kegiatan pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Kondisi penduduk Provinsi Sulawesi Selatan yang didominasi generasi muda merupakan potensi tersedianya SDM untuk kepentingan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan di masa datang. Ketersediaan SDM pariwisata masa datang yang dibutuhkan di Provinsi Sulawesi Selatan adalah dari berbagai bidang, baik
-162-
sektor pemerintah dan sektor usaha pariwisata, serta dalam berbagai level jenjang jabatan. 2. Pembinaan aparatur pemerintah yang terkait dengan kegiatan keparwisataan. Pemerintah merupakan regulator dan fasilitator sebagai lembaga pengusahaan Provinsi
Sulawesi
Selatan
khususnya
dalam
pengembangan
kegiatan
kepariwisataan. Pariwisata memiliki sifat multidimensi dan multisektoral yang berarti bahwa pariwisata tidak dapat berdiri sendiri dalam upaya mencipatakan suatu destinasi unggulan. Pembinaan SDM Aparatur Pariwisata dapat dilakukan pada lembaga pendidikan pariwista pada jenjang Diklat Teknis Tingkat Dasar, Menengah dan Pimpinan (Manajerial). 3. Standardisasi Kompetensi SDM usaha pariwisata pelayanan SDM yang diberikan di Provinsi Sulawesi Selatan belum secara menyeluruh memiliki standar minimum pelayanan. Dalam upaya antisipasi pengembangan industri pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada wisatawan perlu adanya standardisasi kompetensi melalui program pendidikan dan pelatihan dan program sertifikasi kompetensi SDM Pariwisata sesuai dengan bidang-bidang usaha kepariwsataan yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan pada jenjang teknis, supervisory dan manajerial. 4. Sosialisasi bidang kepariwisataan pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan banyak pihak dalam perencanaan maupun operasional. SDM yang tidak terlibat langsung (masyarakat) juga memberikan arti penting bagi kenyamanan kegiatan pariwisata. Sosialisasi tentang pariwisata khususnya mengenai penyuluhan sadar wisata secara terus-menerus akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kegiatan pariwisata yang berdampak kepada kenyamanan wisatawan dan peran serta masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan pariwisata baik langsung maupun tidak langsung.
-163-
4.3 ANALISIS SWOT Berdasarkan analisis terdahulu, yang mencakup kajian Lingkungan Eksternal dan Internal kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, ditetapkan prioritas lingkungan internal dan eksternal merupakan langkah penting dalam memperoleh gambaran dasar perencanaan stratejik yang selanjutnya digunakan untuk menyusun rencana pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. A. PENETAPAN PRIORITAS LINGKUNGAN EKSTERNAL Penetapan prioritas lingkungan eksternal kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan berfungsi untuk mengetahui keseluruhan faktor stratejik eksternal yang perlu menjadi perhatian untuk disikapi oleh para pelaku pariwisata. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis secara mendalam, maka diperoleh kesimpulan atas analisis faktor eksternal yang menjadi prioritas atas penyusunan Revisi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 4.5. Prioritas Peluang dan Ancaman Eksternal Pelung (Opportinities) Adanya kebijakan skala nasional dan internasional tentang pengembangan pariwisata bahari. Dukungan kelembagaan skala nasional dalam menangani pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Terjadinya pergeseran dominasi destinasi wisata dunia dari wilayah eropa ke wilayah asia pasifik. Pantai masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke indonesia. Ancaman (Threats) Tingginya tingkat persaingan destinasi pariwisata. Pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan dapat menimbulkan dampak sosialekonomi bagi masyarakat.
-164-
Penjelasan terhadap faktor-faktor stratejik eksternal yang menjadi prioritas utama dalam rangka menentukan asumsi-asumsi strategi adalah sebagai berikut: 1. Opportunities (peluang) a. Adanya
Kebijakan
Skala
Nasional
Dan
Internasional
Tentang
Pengembangan Pariwisata Terutama Wisata Bahari. Kepariwisataan Sulawesi Selatan dilihat dari daya tarik wisata bertumpu kepada
wisata
bahari.
Kebijakan
pada
tataran
nasional
yaitu
dikeluarkannya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil yang mana Provinsi Sulawesi Selatan termasuk kategori UU diatas yang salah satu aspeknya adalah pengelolaan untuk fungsi kepariwisataan. Adanya instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2005 tentang pengembangan pariwisata di Nusantara yang ditujukan kepada
departemen,
pengembangan
gubernur,
pariwisata
bupati/walikota
nasional.
untuk
Departemen
mendukung
Kebudayaan
dan
Pariwisata mengeluarkan kebijakan tentang pedoman pengembangan kebudayaan dan pariwisata di pulau kecil. Hal ini akan menguntungkan bagi Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki keragaman potensi bahari. b. Dukungan
Kelembagaan
Skala
Nasional
Dalam
Menangani
Pembangunan Kepariwisataan. Dukungan pembangunan pariwisata dilakukan oleh lembaga-lembaga skala nasional dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata nasional, yang akan berpengaruh pada penyelenggaraan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satunya adalah penetapan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah tujuan wisata nasional.
-164-
GAMBAR 4.4. PETA SEBARAN 50 DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
-165-
Dalam Blue Print Pemasaran Pariwisata Indonesia, penetapan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu tujuan wisata nasional. Penetapan sebagai salah satu tujuan wisata nasional memberikan keuntungan dukungan pusat bagi pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Dukungan yang umumnya diberikan meliputi dukungan pembangunan dan pemasaran destinasi. c. Terjadinya Pergeseran Dominasi Destinasi Wisata Dunia Dari Wilayah Eropa Ke Wilayah Asia Pasifik. Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Tentunya hal ini akan berdampak positif kepada aktivitas pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. d. Pantai Masih Menjadi Daya Tarik Utama Bagi Wisatawan Yang Berkunjung Ke Indonesia. Dari hasil Pasengger Exit Survey 2010 dapat dilihat di grafik bahwa persentase aktivitas alam yang paling diinginkan oleh wisatawan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pantai sebesar 61,91% dan wisatawan yang menginginkan kegiatan yang bersifat petualangan sebesar 46,38%. Hal ini sangat menguntungkan bagi Provinsi Sulawesi Selatan yang kekayaan alamnya wisatanya lebih didominasi pada wisata bahari. 2. Threat (ancaman) a. Tingginya Tingkat Persaingan Destinasi Pariwisata Pariwisata saat ini dianggap sebagai industri yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara. Saat ini Negara-negara di Asia Pasifik dan dunia tengah berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk wisatanya dalam upaya menjaring pasar wisata. Pengembangan kegiatan pariwisata di Thailand, Malaysia dan Singapore dengan keunikan daya tariknya saat ini telah mampu mendongkrak jumlah wisatawannya.
-166-
Selain pada tingkat internasional persaingan juga terjadi pada tingkat nasional maupun regional. Kondisi tersebut dapat melemahkan daya saing dari Provinsi Sulawesi Selatan, mengingat pesaing-pesaing tersebut memiliki daya tarik wisata yang hampir sama dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan telah berkembang lebih dulu. Oleh karena, itu Provinsi Sulawesi Selatan sebagai sebuah kawasan wisata baru nantinya, diharapkan akan mampu mengetengahkan fitur/karakteristik unik dari produk wisatanya yang membedakan dengan negara kompetitor tersebut. b. Pengembangan Pariwisata Di Provinsi Sulawesi Selatan Dapat Menimbulkan Dampak Sosial-Ekonomi Dan Sosial-Budaya Bagi Masyarakat Seperti telah diketahui bahwa pengembangan pariwisata di berbagai tempat dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap berbagai aspek baik fisik maupun non fisik. Pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki potensi timbulnya dampak negative, seperti meningkatnya kriminalitas, timbulnya demonstration-effect, menurunnya nilai-nilai
tradisional
masyarakat,
berkurangnya
lahan
terbuka,
meningkatnya harga, dan lain sebagainya. Dampak negatif yang mungkin timbul harus dapat diantisipasi agar dapat diperkecil, antara lain dengan cara melibatkan seluruh stakeholders pariwisata sejak proses perencanaan, implementasi dan evaluasi, sehingga dampak dapat dikendalikan lebih awal.
Sosialisasi
terhadap
rencana
dan
program-program
harus
dilaksanakan secara berkala kepada seluruh stakeholders agar mereka dapat memahami berbagai kegiatan yang akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan. B. PENETAPAN PRIORITAS LINGKUNGAN INTERNAL Berdasarkan hasil pencermatan lingkungan internal diperoleh faktor-faktor stratejik internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis secara mendalam, maka diperoleh kesimpulan atas analisis faktor internal yang menjadi prioritas atas penyusunan Revisi Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
-167-
Tabel 4.6. Prioritas Kekuatan dan Kelemahan Internal Kekuatan (Strengths) Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan yang semakin meningkat bahkan melebihi tingkat nasional. Adanya komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan pengembangan pariwisata. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi keragaman daya tarik wisata sejarah dan budaya, bahari, alam, dan keunggulan komparatif. Adanya dukungan lebaga formal dan informal terhadap pengembangan pariwisata. Peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas pada seluruh wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah. Letak strategis Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan pintu gerbang di Indonesia Bagian Timur. Citra dan Awarness wisatawan terutama pada wilayah ASEAN terhadap eksistensi kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Ancaman (Threats) Masih terfokusnya pembangunan kepariwisataan pada suatu wilayah tertentu Terbatasnya informasi yang komperhensif terhadap epariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM pariwisata. Kendala pengelolaan aksesibilitas yang terintegrasi antar pulau didalam Provinsi Sulawesi Selatan maupun Pulau terdepan yang berbatasan dengan wilayah provinsi lain.
Penjelasan terhadap faktor-faktor stratejik internal yang menjadi prioritas utama dalam rangka menentukan asumsi strategi adalah sebagai berikut : 1. Strength (kekuatan) a. Petumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Yang Semakin Meningkat Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang signifikan merupakan suatu daya tarik bagi investasi serta tenaga kerja yang akan berdampak langsung pada kinerja kepariwisataan. Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu wilayah semakin tinggi pula kebutuhan akan aktivitas pariwisata. Penetapan salah satu simpul pengembangan MP3EI serta tingginya perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan akan lebih meningkatkan daya tarik investasi termasuk investasi yang juga berdampak
-168-
pada kepariwisataan mengingat secara sumber daya pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan telah memiliki keunggulan komparatif yang tidak bersifat habis untuk pengembangan daya tarik wisata dan kegiatan pariwisata. b. Adanya
Komitmen
Pemerintah
Daerah
Dalam
Meningkatkan
Pengembangan Pariwisata Kebijakan pemerintah merupakan sebuah dasar hukum yang memiliki kekuatan dalam mendorong perkembangan suatu daerah yang akan berdampak kepada seluruh sektor ekonomi, salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan destinasi-destinasi pariwisata sebagai destinasi unggulan dan telah ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas pengembangan termasuk kerjasama regional, nasional dan internasional. Dukungan
pemerintah
dalam
pengembangan
realisasi
kebijakan
kepariwisataan merupakan salah faktor dalam mendorong pertumbuhan destinasi wisata Provinsi Sulawesi Selatan yang terkontrol dan terkendali secara berkesinambungan dan berkelanjutan dalam mencapai visi dan misi kepariwisataan berbasiskan wisata sejarah dan budaya, bahari dan keunggulan komparatif. c. Provinsi Sulawesi Selatan Memiliki Potensi Keragaman Daya Tarik Wisata Alam, Sejarah Dan Budaya, Bahari, Serta Keunggulan Komparatif Provinsi Sulawesi Selatan memiliki karakteristik alam dan sejarah budaya yang sangat beragam, namun dalam pengembangannya masih perlu optimalisasi serta memerlukan pengelolaan serta pengarahan dalam pengembangannya secara merata di seluruh wilayah provinsi. Selain daripada itu telah dimilikinya kekuatan pariwisata berbasis bahari dan kawasan-kawasan
pariwisata
eksklusif
(business,
leisure
dan
resort)
menjadikannya sebagai salah satu destinasi unggulan nasional. Dalam tiap kota dan kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki sumber daya pariwisata yang memiliki keunggulan komparatif khususnya sumber daya wisata alam, sejarah dan budaya serta bahari yang dapat dikelola dan dikemas untuk kegiatan wisata yang bersifat ramah lingkungan (small scale development) seperti ekowisata, wisata minat khusus,
-169-
resort eksklusif. Selain itu untuk sumber daya wisata yang bersifat mass tourism (high density development) dapat dikembangkan untuk kegiatan business, leisure, and outdoor recreation resort.
d. Adanya
Dukungan
Lembaga
Formal
Dan
Informal
Terhadap
Pengembangan Pariwisata Berbagai organisasi/lembaga yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, baik formal maupun informal, secara umum sangat mendukung upaya pengembangan
pariwisata
sebagai
salah
satu
sektor
yang
dapat
meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat dan memiliki minat yang sangat tinggi untuk terlibat dan berpartisipasi di dalam pengembangan kepariwisataan. Adanya dukungan ini merupakan modal dasar dan sangat penting bagi pengembangan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam
memperhatikan
menjaga
aspirasi
dan
komitmen
kuat
kepentingan
ini pihak
adalah
dengan
terkait
dan
mengikutsertakannya dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan. e. Peningkatan Infrastruktur Dan Aksesibilitas Pada Seluruh Wilayah Di Provinsi Sulawesi Selatan Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pemerataan pembangunan dan perluasan lapangan pekerjaan telah memiliki program perampungan pembangunan infrastruktur penyediaan air bersih, listrik serta perbaikan jalan dan penambahan moda sarana dan moda transportasi laut dan udara pada kawasan strategis dan kawasan yang terisolasi guna membuka akses ratusan pulau yang tersebar yang belum memiliki sarana transportasi dan jalan. Peningkatan infrastruktur secara otomatis akan meningkatkan kualitas dan kuantitas kondisi aksesibilitas yang juga merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan keberhasilan seuatu pengembangan daya saing destinasi pariwisata. Peningkatan pelabuhan udara dan laut di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan modal dasar keberhasilan kegiatan kepariwisataan seperti pembangunan pelabuhan laut dan pengadaan kapal, perahu serta peningkatan kualitas fisik dan pelayanan pelabuhan udara. Selain daripada itu, akses jalan darat di seluruh wilayah telah direncanakan
-170-
dan
dimplementasikan
secara
optimal
yang
memudahkan
dalam
pencapaian destinasi pariwisata dengan dibangunya jalur Lintas Pulau Sulawesi. f.
Letak Strategis Sulawesi Selatan Yang Berada Pada Jalur Lintas Pulau Sulawesi Keberadaan Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di jalur lintas sulawesi akan meningkatkan aktivitas perekonomian yang berdampak juga terhadap aktivitas kepariwisataannya dan berpeluang menjadi salah satu pusat pertumbuhan perekonomian Indonesia khususnya dikawasan timur di masa depan. Kekuatan pada jalur lintas tersebut memungkinkan Sulawesi Selatan akan ramai dikunjungi untuk kepentingan bisnis yang secara tidak langsung membutuhkan kegiatan refreshing berekreasi dan berwisata baik dalam bentuk kegiatan MICE maupun leisure (rekreasi) serta cruise ship. Pemerataan pembangunan ekonomi di pulau-pulau yang tersebar di Sulawesi Selatan akan lebih terstimulasi secara langsung akibat adanya perkembangan
pariwisata
yang
tidak
terlepas
dengan
kegiatan
perdagangan industri bilateral dan multilateral dalam era globalisasi dan AFTA. 2. Weakness (kelemahan) a. Masih Terfokusnya Pembangunan Kepariwisataan Pada Suatu Wilayah Tertentu Pengembangan kepariwisataan di Sulawesi Selatan saat ini masih terfokus di Kota Makassar. Pemekaran wilayah Kabupaten Tana Toraja ke Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara menuntut pengembangan kepariwisataannya untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi daerah dan masyarakat yang menjadi icon pariwisata budaya dan sejarah nasional di Provinsi Sulawesi Selatan yang masih terbatas pelayanan akomodasi yang dibawah standar, serta kawasan-kawasan lain yang belum dikelola yang tersebar dikabupaten kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh sebab itu, penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Provinsi Sulawesi Selatan ini menjadi amat penting dilakukan dan akan dilanjutkan guna mengakomodir pengembangan
-171-
kepariwisataan pada wilayah-wilayah ini dan wilayah lainnya di Sulawesi Selatan. b. Terbatasnya Kuantitas Dan Kualitas SDM Pariwisata Tenaga
kerja
yang
memiliki
kemampuan
sesuai
dengan
bidang
pekerjaannya merupakan asset besar dalam pengembangan sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun kondisi saat ini, SDM yang bergerak di bidang pariwisata pada sektor publik maupun sektor privat (usaha pariwisata) masih terbatas, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Pariwisata selalu menjadi perbincangan yang hangat dan sering di jadikan musabab muncul dan berkembangnya prikalu sosial dan dampak negatif di kalangan masyarkat yang pada akhirnya tidak mengerankan kalau sebagai masyarakat tidak menyutujui anaknya untuk bersekolah dan membangun karier di bidang jasa pariwisata, ditambah lagi Bahasa Inggris juga menjadi penyebab terhambatnya perkembangan pertumbuhan sumber daya manusia khususnya bidang pariwisata di Sulawesi Selatan. Usaha peningkatan SDM pariwisata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dapat dimulai melalui peningkatan pada institusi pendidikan pariwisata dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan kualitas maupun kuantitas institusi pendidikan secara proporsional. Setidaknya untuk setiap kabupaten kota memiliki sebuah sekolah menengah kejuruan bidang kepariwisataan dan sebuah perguruan tinggi kepariwisataan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian, pemerintah dapat memberikan kemudahan beasiswa pendidikan bagi tenaga pengajar dibidang kepariwisataan, menjalin kerjasama pendidikan dengan instiusi pendidikan pariwisata yang baik untuk melakukan kajian dan penelitian kepariwisataan serta mempererat hubungan kerja di bidang pendidikan, memotivasi siswa yang berminat terhadap pendidikan pariwisata dengan bantuan beasiswa pendidikan. Untuk meningkatakan kualiats SDM pelaku industri kepariwisataan dapat dilakukan dengam memberikan pelatihan bagi pelaku industri pariwisata secara berkala mulai dari pelatiahan operasional hingga pelatihan manajerial. Memberlakukan sertifikasi keahlian di bidang kepariwisataan untuk tenaga kerja kepariwisataan, memberdayakan organisasi profesi di bidang kepariwisataan melalui kerjasama, pelatihan dan diskusi-diskusi
-172-
serta memantau standarisasi pelayanan kepariwisataan kepada setiap industri kepariwisataan secara periodik. Selain membangun SDM pariwisata bagi masyarakat dan pelaku industri pariwisata, dalam sistim birokrasi juga layak dilakukan peningkatan terhadap SDM aparatur penyelanggara kepariwisataan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkaya wawasan bagi pengambil kebijakan pariwisata daerah dengan pelatihan serta melakukan studi perbandingan dengan daerah tujuan wisata lainnya. Untuk memperkuat payung hukum di bidang kepariwisataan, pemerintah dapat membuat perda kepariwisataan yang memihak bagi kepentingan masyarakat dan dunia usaha. Pembangunan sumber daya manusia pariwisata Sulawesi Selatan tidaklah kewajiban pemerintah semata. Peran serta
dan
dukungan
masyarakat
sangat
dibutuhkan.
Kepedulian
masyarakat terhadap penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan harus dikembangkan. pengetahuan
Semua
dapat
kepariwisataan,
memulainya
melalui
mengembangkan
pendalaman
sapta
pesona,
mengembangkan sikap yang sadar wisata, memelihara kelestarian lingkungan hidup dan memanfaatkan peluang-peluang usaha dibidang kepariwisataan.
Tanpa
dukungan
dan
peran
aktif
masyarakat,
pembangunan sumber daya mausia pariwisata dan penyelengaraan kegiatan kepariwisataan akan sulit dilaksanakan. c. Terbatasnya Informasi Yang Komprehensif Terhadap Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan Informasi kepariwisataan merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan dalam meningkatkan awareness terhadap daya tarik serta arus kunjungan ke suatu destinasi pariwisata. Perlu dilakukan pengembangan informasi bagi kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan yang tidak hanya terbatas kepada informasi daya tarik tetapi juga menyampaikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan pada saat melakukan aktivitas pariwisata. Perkembangan pariwisata di Sulawesi Selatan belum didukung secara optimal terhadap ketersediaan informasi database pariwisata komprehensif untuk kepentingan perjalanan wisata maupun investasi pariwisata. Informasi mengenai daya tarik obyek wisata belum mampu memenuhi
-173-
ekpektasi wisatawan, kemudian informasi akses dari dan ke obyek wisata yang ada di Sulawesi Selatan yang sangat minim dan terbatas, serta informasi pengelolaan dan regulasi obyek wisata yang tidak terpadu dimana informasi kepariwisataan tersebut masih dilakukan secara konvensional kerap menghambat pengembangan kepariwisataan di Sulawesi Selatan. Bercermin dari kondisi faktual tersebut, maka diperlukan peningkatan sistim informasi kepariwisataan berbasis teknologi untuk menjangkau pasar-pasar wisata yang lebih luas baik nasional maupun internasional serta peningkatan kualitas sarana komunikasi di semua kabupaten/kota yang menjadi destinasi wisata.
C. PENILAIAN LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKTERNAL Rating merupakan pemberian nilai terhadap faktor internal dan eksternal yang berkisaran atara 5,00 (paling menonjol) sampai 1,00 (paling tidak menonjol). Pemberian rating dilakukan berdasarkan kepentingan dari kondisi aktual. Setelah penentuan rating, dilakukan penentuan skor dan bobot dari masing-masing faktor lingkungan. Berikut ini adalah matriks penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal : Tabel 4.7. Penilaian dan Kesimpulan Faktor Internal Kekuatan (Strengths)
Penilaian
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan yang semakin meningkat
5
bahkan melebihi tingkat nasional. Adanya komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan pengembangan
3
pariwisata. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi keragaman daya tarik wisata
3
sejarah dan budaya, bahari, alam, dan keunggulan komparatif. Adanya dukungan lembaga formal dan informal terhadap pengembangan
4
pariwisata. Peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas pada seluruh wilayah di Provinsi
4
Sulawesi Selatan seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah. Letak strategis Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan pintu gerbang di Indonesia Bagian Timur.
5
-174-
3 Citra dan Awarness wisatawan terutama pada wilayah ASEAN terhadap eksistensi kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah
27 Ancaman (Threats)
Masih terfokusnya pembangunan kepariwisataan pada suatu wilayah
4
tertentu Terbatasnya informasi yang komperhensif terhadap epariwisataan Provinsi
4
Sulawesi Selatan. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM pariwisata.
3
Kendala pengelolaan aksesibilitas yang terintegrasi antar pulau didalam
4
Provinsi Sulawesi Selatan maupun Pulau terdepan yang berbatasan dengan wilayah provinsi lain. Jumlah
15
Keterangan : 1 = sangat tidak menonjol 2 = kurang menonjol 3 = cukup menonjol 4 = menonjol 5 = sangat menonjol Tabel 4.8. Penilaian dan Kesimpulan Eksternal Pelung (Opportinities)
Penilaian
Adanya kebijakan skala nasional dan internasional tentang pengembangan
5
pariwisata bahari. Dukungan kelembagaan skala nasional dalam menangani pembangunan
4
kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Terjadinya pergeseran dominasi destinasi wisata dunia dari wilayah eropa
3
ke wilayah asia pasifik. Pantai masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung
3
ke indonesia. Jumlah
15 Ancaman (Threats)
Tingginya tingkat persaingan destinasi pariwisata. Pengembangan
pariwisata
di
Provinsi
Sulawesi
4 Selatan
dapat
3
menimbulkan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat. Jumlah
Keterangan : 1 = sangat tidak menonjol 2 = kurang menonjol 3 = cukup menonjol 4 = menonjol 5 = sangat menonjol
7
-175-
Dari pemberian penilaian tersebut dapat diberikan suatu arahan strategi yang dapat digunakan oleh Provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan destinasi kepariwisataannya. Kuadran 1
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana objek memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari strategi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka
panjang
dengan
cara
strategi
diversifiksi
(produk/pasar). Kuadran 3
Objek menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, objek tersebut menghadapi beberapa Kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Gambar 4.5. Matrix Space
-176-
Melihat hasil perhitungan terhadap faktor internal dan eksternal dapat terlihat bahwa Provinsi Sulawesi Selatan memiliki kekuatan dan peluang yang sangat baik dalam pengembangan sektor kepariwisataannya. Berdasarkan strategi ini, pengembangan kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan harus melakukan : 1. Pengembangan Produk Adalah strategi peningkatan kinerja kepariwisataan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk wisata yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Pengembangan Pasar Adalah strategi menginformasikan produk wisata yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan pada pasar wilayah geografis lainnya. 3. Penetrasi Pasar Adalah strategi dalam usaha peningkatan pangsa pasar untuk produkwisata yang dimiliki melalui usaha pemasaran yang lebih intensif
D. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI SULAWESI SELATAN Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan asumsi strategi di atas, maka rumusan faktor kunci keberhasilan pengembangan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut : 1. Terciptanya wilayah–wilayah pengembangan pariwisata serta identitiasnya secara tematik. 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas hubungan kerjasama antar stakeholders dalam pengembangan dan pemasaran pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Tersedianya sistem transportasi yang handal dan merata diantara seluruh Kabupaten/ Kota dalam menunjang pengembangan pariwisata. 4. Terbentuknyacitrapenempatan (positioning) pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan terutam adalam meraih pasar regional, nasional maupun internasional. 5. Terjalinnya kerjasama – kerjasama pengembangan dan pemasaran Provinsi Sulawesi Selatan pada tingkat nasional dan internasional. 6. Adanya sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang berkualitas secara merata di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
-177-
7. Terciptanya kebijakan beserta sistem dan prosedur pendukung pariwisata yang mendukung kegiatan pariwisata dan dunia usaha & investasi yang terkait dengan sektor pariwisata. 8. Tersedianya sarana informasi kepariwisataan yang komprehensif dan terpadu. 9. Adanya SDM pariwisata yang kompeten dan berkarakter lokal.
E. VISI DAN MISI PEMBANGUAN KEPARIWISATAAN DAERAH Berdasarkan uraian tersebut diatas disusunlah Visi Pembanguan Kepariwisataan Daerah. Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah adalah “Sulawesi Selatan Sebagai Tujuan Wisata Yang Berdaya Saing Di Indonesia dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Sedangkan untuk mewujudkan visi tersebut disusunlah Misi sebagai berikut: a.
mewujudkan destinasi wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah terjangkau, berwawasan lingkungan serta berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat;
b. mewujudkan pemasaran pariwisata yang efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara; c.
mewujudkan
kemitraan
pengelolaan
pariwisata
yang
mendorong
berkembangnya industri pariwisata yang berdaya saing dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan kehidupan masyarakat; d. mengembangkan kekayaan dan keragaman budaya serta merevitalisasi budaya maritim sebagai karakteristik entitas Daerah; dan e.
mendorong perkembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain dan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya.
F. ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH 1) prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan; 2) orientasi pada upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan; 3) dilaksanakan dengan tata kelola yang baik;
-178-
4) dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektor, lintas Kabupaten/Kota, dan lintas pelaku; dan 5) dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan swasta.
G. ANALISIS STRATEGI SPASIAL Pengembangan strategi spasial pembangunan pariwisata diharapkan dapat memberikan arahan yang lebih jelas dan mampu mengakomodir kegiatan dalam setiap wolayah pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan arus kunjungan wisata sehingga dapat memberikan pengaruh bagi kegiatan wisata yang ada dan dapat meningkatkan pendpatan dari sektor priwisata. 1.
Analisis Satuan Kawasan Pengembangan Provinsi (SKPP) Keberadaan SKPP dalam suatu DTW merupakan syarat mutlak, karena sebagai tempat pusat layanan dan informasi bagi wisatawan yang datang, sebelum mengunjungi objek dan daya tarik dalam DTW. Tujuan dari analisis penentuan Satuan Kawasan Pengembangan Pariwisata (SKPP) adalah untuk memberikan pelayanan dan informasi tentang keberadaan objek dan daya tark wisata dalam suatu DTW, sehingga para wisatawan mendapatkan gambaran tentang bagaimana DTW yang dikunjungi. Dalam penentuan SKPP di Provinsi Sulawesi Selatan didasarkan pada jenis Daya Tarik Wisata (DTW), ditinjau dari aspek: karakteristik tiap daya tarik wisata dan ragam jenis daya tarik wisata. Adapun SKPP dalam wilayah DTW Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai berikut: a.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Makassar dan sekitarnya dengan pusat pelayanan terletak di Kota Makassar, yang terdiri wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto. Jenis daya tarik yang dikembangkan pada koridor ini diantaranya adalah DTW Alam, DTW Tirta, DTW Sejarah, DTW Budaya, DTW Agro.
b.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Bulukumba dan sekitarnya,
dengan
pusat
pelayanan
terletak
di
Kabupaten
Bulukumba. KSPD ini meliputi wilayah Kabupaten Bulukumba,
-179-
Kabupaten Sinjai, Kabupaten dan Kabupaten Bantaeng. Jenis daya tarik yang dikembangkan pada kawasan ini diantaranya adalah DTW Tirta, DTW Budaya, Alam, DTW, Agro, dan DTW Alam. c.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Kepulauan Selayar dan sekitarnya dengan pusat pelayanan di Kota Benteng. Pada kawasan ini dikhususkan dalam Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
karena
selain
pertimbangan
letak
geografis
juga
pertimbangan potensi Sumber Daya Alam yang khas dengn Daya Tarik Wisata Tirta. d.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Wajo dan sekitarnya dengan pusat pelayanan di Kabupaten Bone. Pada kawasan ini terdiri Kabupaten Bone, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidrap. Jenis Daya Tarik Wisata yang dapat dikemas dalam satu paket perjalanan wisata yang menjadi unggulan pada koridor tersebut yaitu terdiri dari DTW Alam, DTW Budaya, DTW Sejarah, DTW Tirta, dan DTW Agro, serta pengembangan daya tarik wisata minat khusus atau wisata penelitian yaitu pada kawasan industri Kerajinan dan pengolahan.
e.
Kawasan Strategis Pariwisata daerah (KSPD) Pare-Pare dan sekitarnya dengan pusat pelayanan di Kota Pare-pare. Pada kawasan ini
terdiri
dari
wilayah
Kabupaten
Pangkajene
Kepulauan,
Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, dan Kota Parepare. Jenis daya tarik yang dikembangkan pada koridor ini diantaranya adalah DTW Alam, DTW, Tirta, DTW Sejarah, DTW Budaya, DTW Agro dan Wisata Minat Khusus. f.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Palopo dan sekitarnya dengan pusat pelayanan di Kota Palopo. Pada kawasan ini terdiri dari Daya Tarik Wisata di Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara.
g.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Toraja dan sekitarnya dengan pusat pelayanan di Kabupaten Tana Toraja. Pada kawasan ini terdiri dari Daya Tarik Wisata di Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara.
-180-
2.
Analisis Penentuan Struktur Tata Ruang Pariwisata Fenomena perkembangan suatu kawasan wisata akan senantiasa terus tumbuh secara dinamis bergantung pada keterkaiatan antara sistem aktivitas pengunjung , sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem infrastruktur, sistem lingkungan dan sistem kelembagaan yang saling terkait (interconnection system) struktur tata ruang pariwisata. Struktur Tata Ruang Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan terbentuk sebagai akibat adanya sinergis sistem yang terjadi dalam setiap Daya tarik Wisata. Tahapan pembentukan dalam strukturnya dipengaruhi oleh sistem aktivitas, sistem transportasi, sistem infrastruktur, dan sistem prasarana wisata lainnya sehingga membentuk sustu sistem terpadu yang mampu memanfaatkan potensi wisata Provinsi Sulawesi Selatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing setiap DTW yang dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Guna memaksimalkan Struktur Tata Ruang Pariwisata, sehingga
dapat
membentuk
suatu
sistem
terpadu
yang
mampu
memanfaatkan potensi setiap DTW di Provinsi Sulawesi Selatan yang pada akhirnya ak meningkatkan daya saing pada setiap KSPD yang tersebut di atas maka dibutuhkan hirarki pemeringkatan pusat dan subpusat pengembangannya.pusat dan subpusat pengembangan ini nantinya berfungsi untuk melayani aktivitas setiap DTW. Tiap pusat-pusat pengembangan yang terbentuk meiliki ciri, karakteristik dan fungsi yang berbeda satu dengan alinnya. Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata daerah (KSPD) dalam RIPPARDA dimaksudkan untuk: a.
Meningkatkan
kualitas
serta
intensitas
pelayanan
wisata
kepadawisatawan; b.
Menghindari pembangunan yang berlebihan;
c.
Tindakan antisipatif terhadap perubahan dan perkembangan wilayah perdesaan menjadi wilayah perkotaan;
-181-
Lebih lanjut Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) didasarkan pada: a.
Kelompok kultural masyarkat yang adat;
b.
Pola sebaran sumber daya wisata; dan
c.
Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas penunjang wisata.
Pada masing-masing Kawasan Strategis Pariwisata daerah (KSPD) kemudian diarahkan jenis kegiatan wisata tertentu yang akan dikembangkan, yang menjadi ciri khas KSPD yang bersangkutan. Berdasarkan haltersebut, maka wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam RIPPARDA berkelanjutan dibagi dalam beberapa hubungan pelayanan kepariwisataan yang dihubungkan dengan sistem transportasi dan keanekaragaman DTW setiap KSPD yang efektif dan efisien dinikmati oleh para pengunjung/wisatawan.
-182-
5.1
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA PROVINSI Destinasi pariwisata atau yang disebut juga dengan daerah
tujuan pariwisata, adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, prasarana umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, investasi serta pemberdayaan masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pembangunan
destinasi
pariwisata
yang
berkualitas,
berkelanjutan dan berbasis masyarakat menjadi penting dilakukan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan untuk memenuhi harapan serta ekspektasi wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Selatan. Karena itu arah kebijakan dan strategi pembangunan destinasi pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan meliputi kebijakan dan strategi sebagai berikut : A. RENCANA
PERWILAYAHAN
PEMBANGUNAN
DESTINASI
PARIWISATA PROVINSI Perwilayahan destinasi pariwisata adalah hasil perwilayahan pembangunan Destinasi
kepariwisataan
Pariwisata
Provinsi
yang dan
diwujudkan Kawasan
dalam
Strategis
bentuk
Pariwisata
Provinsi. Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi merupakan kawasan
-183-
geografis yang berada dalam satu wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata daerah. Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi dan/atau lintas provinsi yang di dalamnya terdapat kawasankawasan pengembangan pariwisata nasional, yang diantaranya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP); 2. Memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan; 3. Memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya saing; 4. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan 5. Memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.
Sedangkan
Kawasan
Strategis
Pariwisata
Daerah
(KSPD)
ditentukan dengan potensi dan kriteria spesifik sebagai berikut : 1.
Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata;
2.
Memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas;
3.
Memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya nasional;
4.
Memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi;
5.
Memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah;
6.
Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
-184-
7.
Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan;
8.
Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;
9.
Memiliki kekhususan dari wilayah;
10.
Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar wisatawan potensial provinsi dan nasional; dan
11.
Memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan. Rencana pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
(KSPD) Sulawesi Selatan juga dibagi berdasarkan kelompok paket wisata dengan pertimbangan arah perjalanan wisata yang efektif dan efisien dengan tetap menikmati beberapa jenis daya tarik wisata dalam tiap paket perwilayahan yang akan dikembangkan, dengan tetap mempertimbangkan tingkat aksesibilitas dan karakter budaya yang menyebar di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan
pengertian,
kriteria
dan
pertimbangan-
pertimbangan internal karakter wilayah provinsi tersebut, maka Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Sulawesi Selatan meliputi: 1. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Makassar dan sekitarnya Pada KSPD ini terdiri dari wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto. Jenis daya tarik yang dikembangkan adalah DTW Alam, DTW, Tirta, DTW Sejarah, DTW Budaya, DTW Agro. Pusat pelayanan pada KPP Tanah Makassar terletak di Kota Makassar.
-185-
Tabel 5.1. Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Makassar dan sekitarnya No. 1 2
3
4 5
Nama Objek Pantai Akkarena, Pantai Barombong Makanan Raja-Raja Tallo dan Datuk Rimbadang Pulau Samalona dan Kayangan, Barang Ca‟di, Lae-Lae, Barang Lompo Seni Pertunjukan tradisi dan Kontenporer Museum Balla Lompoa
6
Museum Sultan Hasanuddin
7
Kota Peristirahatan Malino
8
Mesjid Tua Katangka
9
Makam Syech Yusuf
10
Taman Wisata
11
Sumber Air Panas Anoang
12
Makam Arupalakka
13
Gunung Bawakaraeng
14
Perkebunan The dan Markisa
Jenis Objek Tirta
Sejarah
Tirta
Lokasi Obyek Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Kecamatan Tallo dan Kecamatan Ujung Pandang Baru Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Sejarah Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Sejarah Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Kawasan Tinggimoncong Wisata Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Sejarah Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Sejarah Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Sejarah Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Alam Tinggimoncong Kabupaten Gowa Kecamatan Agro Tinggimoncong Kabupaten Gowa Budaya
Keterangan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan
-186-
15 16
Warisan Budaya Malino
Budaya
Taman Ria Bili-Bili Alam
17 18 19
Danau Kallobborang dan Mawang Balla Lompoa dan Sumur Tua Bajeng Sumber Air Pencong
Alam Sejarah Alam
20 21
Taman Wisata Bantimurung
Alam
Hutan Alam Karaenta Alam
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Taman Safari Benteng Gajah
Alam
Perkampungan Halwatiah Maros
Budaya
Pabrik Semen dan Marmer
Industri
Kawasan Suku Toala Leang-leang
Sejarah
Permandian Mallarangan Taman Wisata Gua Pattunuang Rumah Karaeng Marusu Permandian Air Panas Uaepellae Penelusuran Sungai Bone Pute Leang Sarifa, Pattae, Jarie, Mattampa,
Alam Alam Sejarah Alam Alam Sejarah
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Maros Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Marusu Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros Kecamatan Bantimurung
Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Sedang dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sedang dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan
-187-
32 33 34
Burung Ulu Leang, Lomba Torang, dan Batu Napora Gua Singapura, Kallang, dan Rapang di Tanralili Rumah Adat Karaeng Galesong
Kabupaten Maros
Sejarah Budaya
Pulau Sanro Bengi Tirta
35
Kerajinan Keramik Industri
37
38 39 40 41
Kawasan Pantai Mangarabombang, Pokko Parappa, Tope Jawa Kapala Pinisi Pallengo Suaka Margasatwa Ko‟mara Makam Raja-Raja Sanrobone
Tirta
Industri Alam Sejarah
Teluk Laikang Alam
42
Pulau Sanrobengi Alam
43
Pantai Marina Alam
44 45
Perburuan Buru Barugaya
Alam
Air Terjun Ko‟mara Alam
46
Monumen LAPRIS Buatan
47
Pantai Punaga
Alam
Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Maros Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takalar
Belum dikembangkan
Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Kecamatan Polong Bangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Kecamatan
Sudah dikembangkan
Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum
-188-
48 49
50
Maudu Lompoa Cikoang Makam Raja-Raja Binamo
Budaya
Sejarah
Garam Nasara Industri
51
52
53
54
Pacuan Kuda Pabiang Permandian Birta Ria Kassi Upacara Jene-Jene Sappara‟
Budaya
Alam
Budaya
Pulau Libukang Tirta
55
56
Makam I Maddi‟ Dg. Rimakka
Sejarah
Rumah Adat Patealla Budaya
57
Balla Lompoa Budaya
58
Bungung Salapan Sejarah
59
Pasanggarahan Loka Alam
60
Air Terjun Boro
Alam
Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Kecamatan Barangkala Barat Kabupaten Jeneponto Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto Kecamatan Kelara Kabupaten
dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan
-189-
Jeneponto 61 Pantai Kalumpang Kecamatan Tamalatea Tirta Kabupaten Jeneponto Sumber : Hasil Rencana Tim, Tahun 2013
Belum dikembangkan
GAMBAR 5.1. PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH MAKASSAR DAN SEKITARNYA
-190-
2. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Bulukumba dan Sekitarnya KSPD Bulukumba dan Sekitarnya yang meliputi wilayah Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sinjai, dan Kabupaten Bantaeng. Jenis daya tarik yang dikembangkan diantaranya adalah DTW Tirta, DTW Budaya, Alam, DTW, Agro, dan DTW Alam. Pusat pelayanan pada KPP Tanah Makassar terletak di Kabupaten Bulukumba. Tabel 5.2. Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Bulukumba
dan Sekitarnya No. 1
Nama Objek
Jenis Objek
Kawasan Pantai Bira Amma Toa Kajag
3
Industri Perahu Bonto Bahari
4
Makam Datu Tiro
5
Perkebunan Karet Bolongbessi, Balangriri, Bulupadido, Tanente, dan Palangisang Pantai Mandala Ria
6
Sudah dipasarkan
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Arkeologi Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Ujung Leo Agro Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Alam Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Tirta Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Alam Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Alam dan Kindang Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Alam Kabupaten Bulukumba Alam Kecamatan Sinjai
Sudah dipasarkan
Budaya Budaya Sejarah Agro
Tirta
7
Rangkaian Gua Malukua, Passea, dan Pasohara
8
Pertanian Terpadu Bodo
9
Suaka Margasatwa Bonto Bahari
10
Pantai Lemo-Lemo, Kasuso, Paran Luhu, dan Pantai Marumasa Puncak Pua Janggo
11 12
Air Terjun Limbua dan Air Terjun Bropa
13
Permandian Alam HilaHila Pantai Ujung Kupang
14
Keterangan
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Kajang Kota Bulukmuba Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
Tirta 2
Lokasi Obyek
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan
Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Belum
-191-
15
Air Terjun Barania
16
Air Terjun Lanta’E
Alam Alam
17
Air Panas Panggo Alam
18
Air Panas Tondong Alam
19
Air Terjun Batu Barae Alam
20
Perkebunan Markisa
21
Perkebunan Durian Otong Taman Purbakala Gojeng
22
Agro Agro Sejarah
23
Benteng Balang Nipa Budaya
24 25
Rumah Adat Arung Lappa
Budaya
Pulau Sembilan Tirta
26
Pantai Padongko Alam
27
Hutan Bakau Sinjai Agro
28
Sumber Air Panas Kampala
29
Ikan Belut di Bejo
30
Goa Karampuang
31
Rumah Adat Karangpuang Air Terjun Lasiai
32
Alam Agro Alam Budaya Alam
33
Air Terjun Bissappu
34
Makam Baso Latenri Rua
35
Pantai Pasir Putih
Alam Sejarah Tirta
Timur Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan
dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dipasarkan Belum dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah
-192-
Korong Batu 36
Balla Tujua di Onto
37
Rumah Adat Bantaeng
38
Gunung Loka
39
Gua Batu Ejaya
40
Tempat Peristirahatan Loka Air Terjun Karaeng Loba
41
Budaya Budaya Alam Alam Alam Alam
42
Pantai Bantaeng
43
Taman Laut Pajukukang
Tirta Tirta
44
Permandian Alam Eremerasa
Sumber : Hasil Rencana Tim, Tahun 2013
Alam
Pajukukang Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Kecamatan Pajukakang Kabupaten Bantaeng Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng
dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipasarkan
-193-
GAMBAR 5.2
PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH BULUKUMBA DAN SEKITARNYA
-194-
3.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Selayar
Dengan mempertimbangkan arahan Destinasi Kepariwisataan Nasional yang menetapkan daya tarik wisata Takabonerate sebagai salah satu destinasi pariwisata andalan nasional maka penetapan KSPD Selayar yang hanya mengkhususkan
Kabupaten
Kepulauan
Selayar
dalam
satu
koridor
pengembangan destinasi pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan yang juga mempertimbangkan letak geografis
wilayah yang merupakan
daerah
kepulauan namun dengan potensi daya tarik wisata alam dan daya tarik wisata tirta yang sangat unik. Pusat Pelayanan KSPD Selayar ini ditetapkan di Kota Benteng yang juga merupakan Ibukota dari Kabupaten Kepulauan Selayar. Berikut adalah sejumlah daya tarik wisata pada KSPD Selayar yang dikembangkan. Tabel 5.3 Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Selayar No. 1
Nama Objek
2
Taman Nasional Taka Bonerate Pantai Pulau Pasi
3
Pantai Pamatata
4
Pantai Tanaera
5
Pantai Lembangia
6
Pantai Lasangireng
7
Pantai Balara
8
Pantai Talloiya
9
Pantai Labuang Nipaya
10
Pantai Tanjung Harapan
11
Pantai Karang Indah
12
Pantai Appabatu
13
Pantai Ngapalohe
14
Pantai Babaera
Jenis Objek Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Lokasi Obyek Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar
Keterangan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-195-
15
Pantai Kota Benteng
16
Pantai Je’neiya
17
Pantai Liang Tarussu
18
Pantai Dongkalang
19
Pantai Bone Tappalang
20
Pantai Appatanah
21 22
Pantai Bone Pattumbukang Pantai Hara
23
Pantai Batu Etang
24
Pantai Ngapaloka
25
Pantai Bone Sela
26
Pantai Batu Karapu
27 28
Pantai Pulau Tambolangan Pantai Pulau Polassi
29
Pantai Pulau Nambolaki
30
Pantai Pulau Malimbu
31
Pantai Sangkulu-kulu
32
Pantai Baloiya
33
Perairan Panau Pulau Kayuadi Perairan Panau Pulau Tarupa Perairan Panau Pulau Latondu Perairan Panau Pulau Rajuni Perairan Panau Pulau Tinabu Perairan Panau Pulau Langitigiang Perairan Panau Pulau Jinato Perairan Panau Pulau Tambunan Perairan Panau Pulau Pasitalu
34 35 36 37 38 39 40 41
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta
Kec. Benteng Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar
Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-196-
42
55
Perairan Panau Pulau Jampea Perairan Panau Pulau Tanamalala Perairan Panau Pulau Bembe Perairan Panau Pulau Harapan Perairan Panau Pulau Katela Perairan Panau Pulau Panjang Perairan Panau Pulau Jailamu Perairan Panau Pulau Bonerate Perairan Panau Pulau Teratan Perairan Panau Pulau Kalao Perairan Panau Pulau Kalao Toa Perairan Panau Pulau Karumpa Perairan Panau Pulau Madu Sumur Tua
56
Air Terjun Suttia
57
Permandian Eremata
58
Puncak
59
Permandian Topa
60
Permandian Alam Balang Kulambu Air Terjun Ohe Gonggong Air Terjun Ohe Mogan
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
61 62 63 64 65
Air Terjun Ohe Gonggong Air Terjun Patikore
66
Air Terjun Langta Pumangka Gua Bala’bara
67
Gua Batuttumpa
68
Gua Majaopahit
Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Tirta Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam Alam
Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasimasunggu Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu Kab. Selayar Kec. Pasi’marannu Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kec. Pasi’lambena Kab. Selayar Kec. Bonto Mate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontoharu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Pasimarannu Kab. Selayar Kec. Pasimarannu Kab. Selayar
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-197-
69
Danau Pulau Teteran
70
Gua-Gua Tua Lembang Mate’ne Kebun Jeruk Manis Latowaan Barang Mata Sapo Kebun Mente Maharayya
71 72 73
75
Kebun Cengkeh Lembang Bau Kebun Vanili Bontomarannu Kebun Pala Laloasa
76
Makam Tua Silolo
77
Mesjid Tua Gantarang
78
Kampung Bissorang
79
Kampung Tenro
80
Gong Negaraka
81
Jangkar Rakasasa
82
Balang Bolu-Bolu
83
Binaga Sangkulu-Kulu
84
Buhung Batu Eja
85
Buhung Tutuma
86
Makam Opu Tanjung
87
Tanjung Bakkarang
88
Rumah Adat Bonerate
89
Pembuatan Perahu Phinisi Makan Kuno Lembang Matene
74
90
Alam Alam Agro Agro Agro Agro Alam Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
Sumber : Hasil Rencana Tim, tahun 2013
Kec. Pasimarannu Kab. Selayar Kec. Pasilambena Kab. Selayar Kec. Bonto Mate’ne Kab. Selayar
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan
Kec. Bonto Mate’ne Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontomanai Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Bontosikuyu Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Taka Bonerate Kab. Selayar Kec. Passimarannu Kab. Selayar Kec. Passimarannu Kab. Selayar Kec. Passimarannu Kab. Selayar
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-198-
GAMBAR 5.3
PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH SELAYAR
-199-
4. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Wajo dan sekitarnya Perwilayahan KSPD Wajo dan sekitarnya terdiri dari Kabupaten Bone, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidrap. Pusat KSPD Bugis Pantai Timur ini terletak di Kabupaten Bone. Pada KSPD Wajo dan Sekitarnya terdapat beberapa daya tarik wisata yang dapat dikemas dalam satu paket perjalanan wisata yang menjadi unggulan yaitu terdiri dari DTW Alam, DTW Budaya, DTW Sejarah, DTW Tirta, dan DTW Agro, serta pengembangan daya tarik wisata minat khusus atau wisata penelitian yaitu pada kawasan industri Kerajinan dan pengolahan. Berikut adaya Daya Tarik Wisata pada KSPD Wajo dan Sekitarnya.
Tabel 5.4
No.
Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Wajo dan Sekitarnya Nama Objek
1
Goa Mampu
2
Bola Soba
Jenis Objek
Lokasi Obyek
Alam
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
Sudah dipasarkan
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone
Sudah dipasarkan
Sudah dikembangkan
Tirta
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
Sejarah
Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
Sudah dikembangkan
Industri
Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
Sudah dikembangkan
Budaya 3
Museum Lapa Wawoi Budaya
4
Makam Raja-Raja Bone Sejarah
5
Pelabuhan Bajoe Tirta
6
Permandian Alinge
7
Pantai Palette
Tirta Tirta
Keterangan
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan
8
Bendungan Sanrego
Sudah dikembangkan
9
Makam Raja-Raja Naga Uleng
10
Kerjinan Perak/Kuningan
11
Permandian Alam Wae Tuo
Alam
Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone
Belum dikembangkan
12
Permandian Alam Saweng
Alam
Kecamatan Ponre
Belum
-200-
13
Permandian Alam Panyiling
14
Kerajinan Songko To Bone
15
Permandian Naga Uleng
16
Makam Laummasa
Kabupaten Bone
dikembangkan
Kecamatan Palakka Kabupaten Bone
Belum dikembangkan
Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
Sudah dikembangkan
Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
Sudah dikembangkan
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Kecamatan Tenete Riattang Barat Kabupaten Bone Kecamatan Tenete Riattang Barat Kabupaten Bone Kecamatan Patimpeng Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
Belum dikembangkan
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Kecamatan Amali Kabupaten Bone
Belum dikembangkan
Kecamatan Ranete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone
Belum dipasarkan
Belum dipasarkan
Alam
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone
Alam
Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone
Belum dipasarkan
Alam
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone
Belum dipasarkan
Alam
Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone
Belum dipasarkan
Alam Industri Alam Sejarah
17
Makam Pette Bettae Sejarah
18
Perkampungan Suku Bajo Budaya
19
Pemburuan Rusa (Ma’jonga)
20
Pantai Ujung Pattiro
21
Pantai Pasir Putih Bone Lampe
22
Wisata Alam Tirta
Permandian Alam Lanca Alam
23
Permandian Alam Taretta
24
Makam Raja-Raja KalakkoE
Sejarah
25
Hutan Wisata Cani Sidenreng
Alam
26
Makam Raja Bone
Alam
Sejarah 27
Air Terjun Pammusureng
28
Air Terjun Baruttungnge
29
Air Terjun Ladenring
30
Bendungan Salomekko
31
Permandian Air Panas Lejja
32
Permandian Alam Ompo
Alam Alam
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Belum dikembangkan Belum dikembangkan
Belum dipasarkan
Belum dipasarkan
Kecamatan Sudah Marioriwawo Kabupaten dipasarkan Soppeng Kec. Labalata Kab. Sudah Soppeng
-201-
dipasarkan 33
Pemeliharaan Ulat Sutera
34
Pengolahan Tembakau Cabbenge
35
Taman Kelelawar
36
Kuburan Tua Raja-Raja Soppeng
37
Sumber Air Panas Bebbae
38
Kolam Renang Bebbae
39
Permandian Alam Citta
40
Sumber Air Panas Cimai
41
Makam Petta Janggo
42
Rumah Adat Batu-Batu
43
Daerah Fosil Simpou
44
Daerah Megalistik Lawo
45
Permandian Alam Lawo
46
Vila Ratu Yuliana
47
Kuburan Jera Lompoa
48
Makam Jera Aleppoja
49
Makam Datuk Mario
50
Bekas Istana Raja Umpangan
51
Danau Tempe
52
Agro Wisata Sutera
53
Perkemahan dan Camping Ground
54
Masjid Tua
Industri Industri Alam Sejarah Alam Alam Alam Alam Sejarah Budaya Sejarah Sejarah Alam Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah Budaya Tirta Agro Industri Alam Sejarah
Proses Pembuatan
Sudah dikembangkan
Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng
Belum dikembangkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kabupaten Soppeng
Sudah dipasarkan
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Kecamatan Mauleng
Sudah
Sudah dipasarkan
-202-
55
Rumah Adat AtakkaE
56
Taman Perburuan Rusa
57
Situs Tosara
58
Bendungan Kalola
Budaya Alam
Kabupaten Wajo
dipasarkan
Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Kecamatan Maniangpajo Sudah Kabupaten Wajo dipasarkan Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan
Alam
Kecamatan Manjangpojo Kabupaten Wajo Kecamatan Keera Kabupaten Wajo
Agro
Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Budaya
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Budaya
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Sudah dipasarkan
Alam/ Sejarah
Kecamatan Takkalala Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
Alam
Kecamatan Bola Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
Alam
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Belum dekembangkan
Sejarah Alam
59
Pulau Karang
60
Agro Wisata Sutera
61
Festival Danau Tempe
62
Rumah Terapung
63
Gua Nippon
64
Wisata Bahari Desa Pasir Putih
65
Permandian Air Panas
66
Wisata Bahari Desa Tellesang
Alam
Kecamatan Pitumpinua Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
67
Air Terjun Desa Lompoloang
Alam
Kecamatan Keera Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
68
Gunung Pattirosompe
Alam
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
69
Komplek Penjual Tuak Palaguna
Alam
Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
70
Rumah Adat Saoraja
Budaya
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
71
Pohon Asem Tua
Budaya
Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
72
Monumen
Sejarah
Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo
Belum dikembangkan
73
Perkampungan Tolotang
Budaya
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sidrap
Sudah dikembangkan
74
Danau Sidenreng
Kabupaten Sidrap
Sudah dikembangkan
75
Rumah Adat di Pangkajene
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
76
Makam Addatuang
Kabupaten Sidrap
Belum
Tirta Budaya Sejarah
Belum dikembangkan
-203-
Sidenreng 77
Peternakan di Bila
78
Bukit Pattiro Sompe
79
Hutan Lindung
80
Mesjid Tua Allakuang
81
Gua Tompo Batu Parinding
82
Taman Rekreasi DataE
dikembangkan Agro Tirta Alam Sejarah Alam Alam
83
Persuteraan Alam
84
Upacara Adat TUdang Sipulung dan Pesta Panen
Agro Budaya
Sumber : Hasil Rencana Tim, Tahun 2013
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kecamtan Marritengngae Kabupaten Sidrap Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Kabupaten Sidrap
Belum dikembangkan
Belum dikembangkan
-204-
GAMBAR 5.4
PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH WAJO DAN SEKITARNYA
-205-
5. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Pare-Pare dan Sekitarnya Pada KSPD ini terdiri dari wilayah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, dan Kota Parepare. Jenis daya tarik yang dikembangkan adalah DTW Alam, DTW, Tirta, DTW Sejarah, DTW Budaya, DTW Agro dan Wisata Minat Khusus. Pusat pelayanan pada KSPD Pantai Barat terletak di Kota Kota Parepare. Berikut adalah daftar Daya Tarik Wisata yang dikembangkan pada KSPD Pare-Pare dan Sekitarnya. Tabel 5.5 No. 1
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Pare-Pare dan Sekitarnya Nama Objek
Jenis Objek
Kepulauan Spermonde Tirta
2
Permandian Matampa
3
Sumpang Bita
4
Rangkaian Gua Kapur
5
Pantai Camba-Cambaan
6
Pantai Maccini Baji
7
Air Panas Padang Luara
8
Pabrik Semen Tonasa
9
Seni Pertunjuka Sigeri
10 11
Pertanian Terpadu Matampa Rumah Adat Lapinceng
12
Proses Batu Aji
13
Permandian Wae Pubbu
14
Perikanan Siddo
15
Permandian Mallopia
16
Pulau Dutungan
17
Suku Bintung
18
Bola Batue
Alam Budaya Alam Tirta Tirta Alam Industri Budaya Agro Budaya Industri Industri Agro Alam Tirta Budaya Alam
Lokasi Obyek Terumbu Karang, Pantai, dan Fasilitas Wisata Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep Rangkaian Gua Kapur dan Lukisan Toala Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Pangkep Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru
Keterangan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan
-206-
19
Kawasan Tanete
20
Pantai Lumpue
21
Makam Kerajaan Suppa
22
Pesta Ajang Tappareng
23
Air Panas Bacukiki
24
Museum Bissu
25
Museum Sao Lebi
26
28
Pemukiman Kota Parepare Hutan Wisata Pangeran Pettarani Pelabuhan Regional
29
Permandian Lemo Susu
30
Hydro Bakru
31 32
Peternakan Allita dan Yammapa Pantai Maroneng
33
Pulau Kamarrang
27
Alam Tirta Sejarah Budaya Alam Budaya Budaya Budaya Alam Industri Alam Industri
Sumber : Hasil Rencana Tim, Tahun 2013
Agro Tirta Tirta
Kabupaten Barru Kota Parepare Kota Parepare Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Kota Parepare Kota Parepare Kota Parepare Kota Parepare Kota Parepare Kota Parepare Kabupaten Pinrang Kabupaten Pinrang Kabupaten Pinrang Kabupaten Pinrang Kabupaten Pinrang
Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan
-207-
GAMBAR 5.5 PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH PARE-PARE DAN SEKITARNYA
-208-
6. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Palopo dan sekitarnya Pengembangan perwilayahan destinasi pariwisata pada KSPD Palopo dengan tetap mempertimbangkan Perwilayahan Destinasi Pariwisata Nasional. Pengembangan KSPD Palopo dan Sekitarnya terdiri dari beberapa wilayah Kabupaten yang terhimpun dalam paket pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari daya tarik wisata di Kabupaten Luwu, daya tarik wisata di Kota Palopo, daya tarik wisata di Kabupaten Luwu Timur dan daya tarik wisata di Kabupaten Luwu Utara. Berikut adalah sejumlah daya tarik wisata pada KSPD Palopo dan sekitarnya.
Tabel 5.6
Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Palopo dan sekitarnya
No.
Nama Objek
1.
Mesjid Jamo Tua Palopo
2.
Pantai Palopo
3.
Permandian Alam Latuppa Panorama Alam Kambo
4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Objek Sejarah Tirta Alam Alam
Permandian Alam Batu Papan
Alam
Permnadian Alam Batu Tongkonan
Alam
Permandian Alam Bambalu
Alam
Goa Kalo Dewata Alam
9.
Pantai Labombo
10. 11.
Makam Raja-Raja Luwu LokkoE Makam Datuk Sulaeman
12.
Pulau Libukang
13.
Istana Kerajaan Luwu
14.
Museum Batara Guru Langkane Panorama Alam Sampoddo
15.
Tirta Sejarah Sejarah Alam Budaya Budaya Alam
Lokasi Obyek Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Utara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Kota Palopo Kecamatan Wara Utara Kota Palopo
Keterangan Sudah dikembangkan Sudah dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah Dikembangkan
-209-
16.
Wisata Alam Limarrang Alam
17.
Pantai Songka Tirta
18. 19.
Air Terjun Salu Sabeng, Belopa Pantai Pannori
Tirta Tirta
20.
Pantai Buntu Mata’bing Tirta
21.
Gua Liang Andulan Alam
22.
Air Terjun Bungalo
23.
Pantai Bone Pute
Alam Tirta
24.
Pantai Lare-Lare Tirta
25.
Pantai Talumae
26.
Pantai Sallolo
27.
Pantai Mamonta
28.
Pantai Btu Killong
29.
Hutan Mangro Ongko
Tirta Tirta Tirta Tirta Alam
30.
Air Terjun Bontolle
31.
Gua Pompessak
Alam Alam
32.
Air Terjun Magadang Alam
33.
Air Terjun Toga Alam
34.
Air Terjun Tipayo Alam
35.
Air Terjun Salonso
Alam
Kecamatan Telluwanuae Kota Palopo Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo Belopa, Kab. Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu Kecamatan Suli Kabupaten Luwu Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Utara
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-210-
36.
Gua Ilang Batu
37.
Air Terjun Paraposoang
38.
Air Terjun Karangan Titale Gua Libani
39. 40. 41.
Air Terjun Sarassa Jambong
Alam Alam Alam Alam Alam
Gua Palar Alam
42.
Air Terjun Buntu Sawa Alam
43.
Air Terjun Bilante
44.
Gua Buntu Sawa
Alam Alam
45.
Permandian Supuangirat
46.
Air Terjun Sarambu Masiang
47.
Alam Alam
Makam Tandipau Sejarah
48.
Lapandoso Sejarah
49.
Meriam Kuno Sejarah
50.
Air Terjun Assallangnge Sejarah
51.
Air Bubung Datu Sejarah
52.
Ayam Puang Ridate Sejarah
53.
Bubung Lamu Sejarah
54.
Benteng Tajojok Sejarah
55.
Awa’ Tondong Sejarah
Kabupaten Luwu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Desa Libani Seppong Kabupaten Luwu Desa Tumbu Bara Kec. Bajo Kabupaten Luwu Desa Bukit Sutra Kec. Larompong KabupatenLuwu Desa Binturu Kec. Larompong Kabupaten Luwu Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu Desa Bukit Sutra Kec. Larompong Kabupaten Luwu Desa Kaili Kabupaten Luwu Desa Kaladi Kec. Suli Barat Kabupaten Luwu Desa Assallangnge Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Barua Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Suli Kec. Suli Kabupaten Luwu Desa Tiro Manda Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Lurah Kec. Bua Kabupaten Luwu Desa Tede Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Tede Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Uraso Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Pantilang Kec. Bastem Kabupaten Luwu
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-211-
56.
Kawasan Pantilang Sejarah
57.
Loko’ Maindo Sejarah
58.
Bukit Kamanre Sejarah
59.
Kuburan Tua Noling
60.
Kawasan Kaili
Sejarah Sejarah
Sumber : Hasil Rencana Tim, Tahun 2013
Desa Pantilang Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Maindo Kec. Bastem Kabupaten Luwu Desa Cilallang Kec. Kamanre Kabupaten Luwu Kec. Suli Kabupaten Luwu Desa Kaili Kabupaten Luwu
Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan
-212-
GAMBAR 5.6 PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH PALOPO DAN SEKITARNYA
-213-
7. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Toraja dan sekitarnya Rencana Pembangunan dan pengembangan destinasi pariwisata pada KSPD Toraja meliputi wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. Daya tarik yang menjadi keunggulan pada KSPD Toraja ini adalah daya tarik wisata budaya dan Sejarah. Pembangunan
destinasi
pariwisata
pada
KSPD
ini
juga
telah
mempertimbangkan arahan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Tana Toraja yang telah disusun pada tahun 2011 yaitu memfokuskan pengembangan destinasi pariwisatanya pada daya tarik wisata budaya dan religi.
Tabel 5.7 No.
Perwilayahan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Toraja dan sekitarnya Nama Objek
Jenis Objek
1
Buntu Burake
Alam
2
Pango-Pango
Alam
3
Tilangnga
Alam
4
Sillanan
Alam
5
Makula
Alam
6
Sarambu Assing
Alam
7
Lo’ko Tongko
Alam
8
Bolokan
Alam
9
Tampangallo
Alam
10
Air Terjun Patongloan
Alam
11
Gua Alam Babakanan
Alam
12
Tambalong
Alam
13
Singki’
Alam
14
Kolam Alam Limbong
Alam
15
Puncak Libane
Alam
Lokasi Obyek
Keterangan
Kec. Makale Kab. Tana Toraja Kec. Makale Kab. Tana Toraja Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Kec. Gandangbatu Sillanan Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Selatan Kab. Tana Toraja Kec. Bittuang Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla Kab. Tana Toraja Kec. Saluputti Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Kab. Tana Toraja Kec. Bittuang Kab. Tana Toraja Kec. Mangkendek Kab. Tana Toraja Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-214-
16
Bombowai
Alam
17
Antolong
Alam
18
Dengo’
Alam
19
Liku Rombe
Alam
20
Tinimbayo
Alam
21
Sarambu Lilikira’
Alam
22
Kawasan Karre Penanian
Alam
23
Bululangkan
Alam
24
Sambu Eran Batu
Alam
25
Mata Kanan
Alam
26
Pedamaran
Alam
27
Ranteaa’
Alam
28
Tongkonan Ne’ Mallun
Alam
29
To’ Barana
Alam
30
Ballo’ Pasange
Alam
31
Ba’ba Sarata
Alam
32
Sullukan
Alam
33
Buntu Susan
Alam
34
Gunung Sopai
Alam
35
Sarambu Sikore
Alam
36
Marimbuna
Alam
37
Buntu Barana’
Alam
38
Lion
Alam
39
To’Tarra
Alam
40
Bunian Bulawan
Alam
41
Buntu Tondon
Alam
42
Tongka
Alam
Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-215-
43
Kata Piongan
Alam
44
Kolam Limbong Piongan
Alam
45
Arung Jeram
Alam
46
Gunung Napo
Alam
47
Sarambu Marendeng
Alam
48
Sarambu Dua’
Alam
49
Salu Baruppu’
Alam
50
Palakka
Alam
51
Batito’
Alam
52
Sikki’
Alam
53
Tiroan
Alam
54
Sarambu Tonapa
Alam
55
Ke’te Kesu’
Alam
56
Kongkang Batui
Alam
57
Alla Taluntun
Alam
58
Simulluk
Alam
59
Limbong Langi’
Alam
60
Masayo
Alam
61
Busso
Alam
62
Buntu Talinga
Alam
63
Buntu Bokin
Alam
64
Buntu Matanduk
Alam
65
Batutumonga
Alam
66
Lo’ko’ Mata
Alam
67
Kawasan Wisata Kalimbuang
Alam
Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Tondon Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Suloara Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Suloara Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-216-
68
Sarambu Limbong Padang
Alam
Kec. Awan Rante Karua Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan
69
Permandian Makula
Tirta
Kec. Sangalla Kab. Tana Toraja
Sudah dipasarkan
70
Pedamaran
Agro
71
Pegunungan Kandora
Agro
Kec. Sanggalangi Kab. Tana Toraja Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja Kec. Saluputti Kab. Tana Toraja Kec. Sanggalangi Kab. Tana Toraja Kec. Mangkendek Kab. Tana Toraja Kec. Rindingalo Kab. Tana Toraja Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Dende Piongan Napo Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Rantebua Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Utara Kab. Tana Toraja Kec. Sangalla’ Kab. Tana Toraja Kec. Rantepao Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara
Sudah dipasarkan Sudah dipasarkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Belum dikembangkan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
72 73
Perkebunan Kopi Arabika Agro Toraja Perkebunan Kopi Arabika Agro Toraja
74
Hitan Wisata Ma’pongka
Agro
75
Makam Pontiku di Pangala
Sejarah
76
Batu Bambalu
Sejarah
77
Benteng Pertahanan
Sejarah
78
Museum Ne’ Gandeng
Sejarah
79
Museum Landorundun
Sejarah
80
Museum Dende
Sejarah
81
Benteng Batu
Sejarah
82
Makam Puang Sanggalangi’
Sejarah
83
Benteng Mamullu
Sejarah
84
Lemo
Budaya
85
Sirope
Budaya
86
Tumbang Datu-Bebo
Budaya
87
Kambira
Budaya
88
Makam van De Loosdrecht
Budaya
89
Pallawa
Budaya
90
Patene Pong Masangke
Budaya
91
Bori Kalimbuang
Budaya
92
Ko’lan Go’yang
Budaya
93
Lombok Parinding
Budaya
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-217-
94
Ba’kan Ulu
Budaya
95
Nadu’
Budaya
96
Tongkonan Tangkeallo
Budaya
97
Penanian Nanggala
Budaya
98
Gua Bunda Maria
Budaya
99
Kawasan Karre Penanian
Budaya
100
Dulang
Budaya
101
Tanete (Batu)
Budaya
102
Tongkonan Tanete
Budaya
103
Batu Sitodo
Budaya
104
Misa’ Ba’bana (Lempo Batu)
Budaya
105
Tongkonan Unnoni
Budaya
106
Batu Kianak
Budaya
107
Galugu Dua
Budaya
108
Pala’ Tokke
Budaya
109
Bambania
Budaya
110
Randan Batu
Budaya
111
Lo’ko’ Tedong
Budaya
112
Maruang
Budaya
113
Siguntu
Budaya
114
Lo’ko’ Mebali
Budaya
115
Rante Kandeapia
Budaya
116
Pangala Tondok
Budaya
117
Rante Mellammak
Budaya
118
Rante Lombongan
Budaya
119
Lingka Saile Belo Raya
Budaya
120
Rantewai
Budaya
Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Sesean Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Nanggala Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Rindingallo Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Buntao Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sa’dan Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sanggalangi Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Sopai Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Tikala Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
-218-
121
Kollo-Kollo
Budaya
122. Rante Tendan
Budaya
123
Bamba Kawasik
Budaya
124. Tongkonan Ne’Timban
Budaya
125. To’ Sarrira
Budaya
126. To’ Doyan
Budaya
127. Tongkonan Ranteallo
Budaya
128.
Pasar Hewan Tradisional Bolu
Budaya
129. Tunuan
Budaya
130. Pong Timban
Budaya
131. Londa
Budaya
132. Buntu Pune
Budaya
133. Rante Karassik
Budaya
134. Marante
Budaya
135. Pollondo
Budaya
136. Rante To’ Kullin
Budaya
137. Lo’ko’ Sura’
Budaya
138. Tanete Ke’pe’
Budaya
139. Angin-Angin
Budaya
Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Balusu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Tallunglipu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Baruppu Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Kesu’ Kab. Toraja Utara Kec. Tondon Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Bangkelekila Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara Kec. Kapalapitu Kab. Toraja Utara
Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan Sudah dipromosikan
Sumber : Hasil Rencana Tim, tahun 2013
GAMBAR 5.7 PETA KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH TORAJA DAN SEKITARNYA
-219-
B. RENCANA PEMBANGUNAN DAYA TARIK WISATA
-220-
Pembangunan Daya Tarik Wisata meliputi: daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata hasil buatan manusia. Kebijakan pembangunan daya tarik wisata di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut: 1. Perintisan pengembangan daya tarik wisata dalam rangka mendorong pertumbuhan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD); 2. Pembangunan daya tarik wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada; dan 3. Pemantapan daya tarik wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik kunjungan ulang wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas. Strategi untuk Perintisan pengembangan daya tarik wisata dalam rangka mendorong pertumbuhan Kawasan Pariwisata Provinsi (KPP) adalah dengan mengembangkan daya tarik wisata baru pada KSPD. Strategi Pembangunan daya tarik wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada adalah dengan mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas daya tarik wisata untuk mendorong akselerasi perkembangan KSPD. Strategi Pemantapan daya tarik wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik kunjungan ulang wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas adalah dengan melalui pengembangan diversifikasi atau keragaman daya tarik wisata.
C. RENCANA
PEMBANGUNAN
AKSESIBILITAS
PARIWISATA
PROVINSI Kebijakan Pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi pariwisata sebagai berikut: 1. Pengembangan
moda
transportasi
dalam
mendukung
pengembangan
pariwisata daerah; 2. Pengembangan prasarana transportasi dalam mendukung pengembangan pariwisata daerah; dan 3. Pengembangan
sistem
transportasi
dalam
mendukung
pengembangan
pariwisata. Strategi pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi pariwisata sebagai berikut:
-221-
1. Mengembangkan sarana moda transportasi darat, laut, angkutan sungai dan penyeberangan, dan transportasi udara yang menghubungkan antar destinasi pariwisata dan antarKSPD; 2. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat, laut, angkutan sungai dan penyeberangan, dan transportasi udara yang menghubungkan antar destinasi pariwisata dan antarKSPD; dan 3. Mengembangkan sistem transportasi darat, laut, angkutan sungai dan penyeberangan, dan transportasi udara yang menghubungkan antar destinasi pariwisata dan antarKSPD.
D. RENCANA PEMBANGUNAN PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM DAN FASILITAS PARIWISATA Kebijakan Pembangunan prasarana umum dan fasilitas pariwisata sebagai berikut: 1. Membangun prasarana umum dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan pariwisata; 2. Meningkatkan kualitas prasarana umum dan fasilitas pariwisata yang mendorong pertumbuhan daya saing KSPD; Strategi pembangunan prasarana umum dan fasilitas pariwisata sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemberian insentif untuk pembangunan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan kawasan pariwisata; dan 2. Mengembangkan prasarana/infrastruktur dasar untuk mendukung kesiapan kawasan pariwisata sebagai destinasi wisata baru/rintisan dan/atau kawasan pariwisata yang akan dikembangkan. Strategi untuk meningkatkan kualitas prasarana umum dan fasilitas pariwisata yang mendorong pertumbuhan daya saing KSPD sebagai berikut : 1. Mengembangkan
dan
menerapkan
berbagai
skema
kemitraan
antara
pemerintah daerah dan swasta (public private partnership) 2. Mengembangkan dan menerapkan berbagai skema kemandirian pengelolaan E. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEPARIWISATAAN Kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata sebagai berikut :
-222-
1. Peningkatan kapasitas dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan; 2. Peningkatan usaha ekonomi masyarakat di bidang kepariwisataan; dan 3. Penguatan kesadaran wisata masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan sebagai berikut: 1. Mengembangkan keterlibatan masyarakat dalam kepariwisataan melalui penerapan pola destination management organisation (DMO) dalam pengembangan kepariwisataan; 2. Meningkatkan
kapasitas/skill
serta
produk
layanan
usaha
ekonomi
masyarakat dibidang pariwisata; 3. Mengembangkan regulasi yang berorientasi untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha kreatif yang dikembangkan oleh masyarakat lokal; dan 4. Meningkatkan pemahaman, dukungan dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan sapta pesona. F. PENGEMBANGAN INVESTASI BIDANG PARIWISATA PROVINSI Kebijakan pengembangan investasi dibidang pariwisata sebagai berikut : 1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi dalam industri pariwisata; 2. Meningkatkan kemudahan investasi dibidang pariwisata; dan 3. Meningkatkan intensitas promosi investasi di bidang pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Strategi pengembangan investasi di bidang pariwisata, sebagai berikut : 1. Meningkatkan
perbaikan
jasa
pelayanan
perpajakan
untuk
investasi
penanaman modal dalam negeri dan modal asing di sektor pariwisata; 2. Mengusulkan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata 3. Mengembangkan deregulasi peraturan yang menghambat perizinan; 4. Mengembangkan sistim informasi investasi dibidang pariwisata; 5. Meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata didalam dan diluar negeri; dan 6. Meningkatkan sinergi promosi penanaman modal bidang pariwisata dengan sektor terkait.
-223-
5.2
PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA PROVINSI Di dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya pemahaman yang
mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan. Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut: A. KONSEP PEMASARAN 1. Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua criteria ini adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production. Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini. 2. Konsep produk Konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya akan membeli barang yang memiliki keunikan, inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan. 3. Konsep penjualan Pemasaran yang yang bertjuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang banyak volumenya an dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan pabrik, event olah raga, exhibition dan convention. 4. Konsep pemasaran Konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan
pengidentifikasian kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.
-224-
5. Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata.
6. Konsep Ekologikal dan Humanistik Konsep yang mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen dengan cara pengidentifikasian kebutuhan wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya.
7. Konsep Sistem Informasi Pemasaran Di dalam pemasaran pariwisata peran dari sistem informasi pariwisata (Marketing Information System atau isingkat MIS) ini sangat penting. Sebab perilaku calon wisatawan sagat dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu. Keputusan harus dapat cepat diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan
yang
terjadi.
Sistem
informasi
pemasaran
yaitu
dengan
Mengembangkan informasi. Pengembangan informasi ini terdiri atas: pencatatan informasi, membuat analisis informasi, menyusun suatu strategi dan membuat penelitian untuk pemasaran. B. ARAHAN KEBIJAKAN PEMASARAN PARIWISATA Arah kebijakan pemasaran pariwisata dilaksanakan melalui pemetaan, analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potencial sesuai dengan arahan pembagian koridor dalam pengembangan kawasan pariwisata, yaitu: 1. Pemetaan, analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial, yaitu dengan : a. Melakukan analisis, penetapan dan pengembangan pasar potensial wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara;
-225-
b. Merencanakan dan mengembangkan strategi bauran pemasaran untuk target pasar potensial berbasis prinsip pemasaran bertanggungjawab (responsible marketing); c.
Melakukan perintisan pemasaran terpadu antar industri dan antar kawasan; dan
d. Melakukan perintisan pengembangan citra kawasan pariwisata melalui mengangkat keunikan dan kekuatan produk yang dimiliki Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Pemantapan segmen pasar wisatawan massal (mass market) dan pengembangan segmen ceruk pasar (niche market) dalam mengoptimalkan pengembangan kawasan pariwisata dan dinamika pasar, yaitu dengan : a. Memfokuskan program pemasaran dan promosi untuk mendukung penciptaan lead destination baru, baik bagi wisatawan massal maupun wisatawan minat khusus. b. Melakukan akselerasi program pemasaran dan promosi pada pasar utama, baru, dan berkembang. c.
Mengembangkan program pemasaran dan promosi untuk meningkatkan pertumbuhan segmen ceruk pasar (niche market).
d. Mengembangkan promosi berbasis tema tertentu. e.
Melakukan akselerasi pergerakan wisatawan meningkatkan intensifikasi pemasaran wisata konvensi, insentif dan pameran yang diselenggarakan oleh sektor lain.
3. Pengembangan dan pemantapan citra Provinsi Sulawesi Selatan sebagai destinasi wisata dalam skala nasional, yaitu dengan : a. Mengembangkan dan memantapkan positioning citra Provinsi Sulawesi Selatan di antara para pesaing; dan b. Mengembangkan dan memantapkan positioning kawasan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. 4. Pengembangan citra kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan dar sebagai destinasi pariwisata yang aman, nyaman dan berdaya saing, yaitu dilaksanakan dengan peningkatan kehadiran media (media presence) dan dalam rangka meningkatkan citra positif pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
-226-
5. Pengembangan
kemitraan
pemasaran
yang
terpadu,
sinergis,
berkesinambungan dan berkelanjutan, yaitu dengan : a. Mengembangkan
keterpaduan
sinergis
promosi
antar
pemangku
kepentingan (stakeholders) pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan; dan b. Mengembangkan strategi pemasaran berbasis pada pemasaran yang bertanggung jawab (responsible marketing), yang menekankan tanggung jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan dan wisatawan.
5.3
PEMBANGUANAN INDUSTRI PARIWISATA PROVINSI
Pembangunan Industri Pariwisata adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka mendorong penguatan struktur industri pariwisata, peningkatan devisa, produk pariwisata, penguatan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan kredibilitas bisnis, dan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan. Pembangunan Industri Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan meliputi : A. PENGUATAN STRUKTUR INDUSTRI PARIWISATA Arah kebijakan penguatan struktur industri pariwisata diwujudkan dalam bentukpenguatan fungsi, hierarki, dan hubungan antar mata rantai pembentuk Industri Pariwisata untuk meningkatkan daya saing Industri Pariwisata. Strategi untuk penguatan fungsi, hierarki, dan hubungan antar mata rantai pembentuk Industri Pariwisata meliputi : 1. Memfasilitasi pembentukan organisasi industri pariwisata; dan 2. Menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku Usaha Pariwisata dan sektor terkait.
B. PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PARIWISATA Peningkatan daya saing produk pariwisata meliputi : 1. Daya saing Daya Tarik Wisata; 2. Daya saing Fasilitas Pariwisata; dan
-227-
3. Daya saing aksesibilitas. Arah kebijakan peningkatan daya saing Daya Tarik Wisata diwujudkan dalam bentuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha Daya Tarik Wisata. Strategi untuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha Daya Tarik Wisata meliputi: 1. Mengembangkan manajemen atraksi; 2. Memperbaiki kualitas interpretasi; 3. Menguatkan kualitas produk wisata; dan 4. Meningkatkan pengemasan produk wisata. Arah kebijakan peningkatan daya saing Fasilitas Pariwisata diwujudkan dalam bentuk pengembangan kapasitas dan kualitas fungsi dan layanan Fasilitas Pariwisata yang memenuhi standar internasional dan mengangkat unsur keunikan dan kekhasan lokal. Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas fungsi dan layanan Fasilitas Pariwisata meliputi : 1. Mendorong
dan
meningkatkan
standardisasi
dan
Sertifikasi
Usaha
Pariwisata; 2. Mengembangkan skema fasilitasi untuk mendorong pertumbuhan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah; dan 3. Mendorong pemberian insentif untuk menggunakan produk dan tema yang memiliki keunikan dan kekhasan lokal. Arah kebijakan peningkatan daya saing aksesibilitas diwujudkan dalam bentuk pengembangan kapasitas dan kualitas layanan jasa transportasi yang mendukung kemudahan perjalanan wisatawan ke Destinasi Pariwisata. Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas layanan jasa transportasi dilaksanakan melalui peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata.
C. PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA PARIWISATA Arah kebijakan pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata diwujudkan dalam bentuk pengembangan skema kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah
-228-
Daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Strategi untuk pengembangan skema kerja sama meliputi : 1. Mengembangkan pola–pola kerjasama industri lintas sektor antara pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat; 2. Menguatkan implementasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat; dan 3. Menguatkan monitoring dan evaluasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
D. PENCIPTAAN KREDIBILITAS BISNIS Arah kebijakan penciptaan kredibilitas bisnis diwujudkan dalam bentuk pengembangan manajemen dan pelayanan Usaha Pariwisata yang kredibel dan berkualitas.Strategi untuk pengembangan manajemen dan pelayanan Usaha Pariwisata yang kredibel dan berkualitas meliputi : 1. Meningkatkan sistem dan skema fasilitasi untuk usaha pariwisata; 2. Meningkatkan sistem dan skema regulasi untuk usaha pariwisata; dan 3. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam usaha–usaha di kawasan pariwisata.
E. PENGEMBANGAN TANGGUNGJAWAB TERHADAP LINGKUNGAN Arah kebijakan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan diwujudkan dalam bentuk pengembangan manajemen Usaha Pariwisata yang mengacu kepada prinsip-prinsip Pembangunan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Strategi untuk pengembangan manajemen Usaha Pariwisata sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Mendorong tumbuhnya industri yang ramah lingkungan di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah; dan 2. Mengembangkan manajemen Usaha Pariwisata yang peduli terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
-229-
5.4
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN PROVINSI
Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka pengembangan organisasi kepariwisataan, pengembangan sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan di destinasi pariwisata. Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan meliputi : A. PENGUATAN ORGANISASI KEPARIWISATAAN Arah kebijakan penguatan Organisasi Kepariwisataan meliputi: 1. Restrukturisasi dan reposisi organisasi kepariwisataan di tingkat provinsi; 2. Optimalisasi Koordinasi Antar Dinas dan Dengan Kabupaten/Kota; 3. Optimalisasi Organisasi Kepariwisataan Swasta dan Masyarakat Di Tingkat Provinsi; dan 4. Optimalisasi Kemitraan Usaha Pariwisata Antara Pemerintah Daerah, Swastadan Masyarakat. Strategi penguatan Organisasi Kepariwisataan meliputi: 1. Mereposisi Urusan Pariwisata di lingkungan Pemerintah Provinsi; 2. Merencanakan partisipatif koordinasi lintas sektor (merujuk pada Inpres 16 tahun 2005 tentang Arah kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata); 3. Memperkuat peran serta swasta dalam meningkatkan akselerasi pembangunan kepariwisataan melalui Public-private Partnership (PPP); 4. Mengembangkan dan revitalisasi organisasi masyarakat di bidang pariwisata; 5. Memperkuatsinkronisasi antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat; dan 6. Memperbaiki pelayanan pemerintah kepada swasta dan masyarakat. B. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA PARIWISATA
Arah kebijakan Pembangunan SDM Pariwisata meliputi:
-230-
1. Optimalisasi dan Akselerasi Kompetensi SDM Pemerintah; 2. Akselerasi Kualitas Institusi Pendidikan Kepariwisataan; 3. Standarisasi dan Sertifikasi Tenaga Pendidik; dan 4. Optimalisasi Kuantitas SDM Industri Pariwisata.
Strategi untuk pembangunan SDM pariwisata meliputi: 1. Optimalisasi kapasitas SDM di provinsi dan kabupaten/kota; 2. Mempetakan kualifikasi kompetensi SDM; 3. Mengembangkan institusi pendidikan pariwisata; 4. Mengembangkan kerjasama antara institusi pendidikan dan industri pariwisata; 5. Sertifikasi profesi tenaga pendidik (dosen); 6. Akselerasi kualitas pendidik kepariwisataan; 7. Perancangan jangka panjang kebutuhan SDM industri Pariwisata; 8. Pemetaan dan pengadaan SDM industri di tiap-tiap kawasan wisata; dan 9. Sertifikasi profesi di bidang kepariwisataan. C. PENYELENGGARAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Arah kebijakan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan untuk mendukung Pembangunan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Destinasi Pariwisata; 2. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Pemasaran Pariwisata; 3. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Industri Pariwisata; dan 4. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaan dan SDM Pariwisata. Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Destinasi Pariwisata sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya Tarik Wisata;
-231-
2. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan aksesibilitas dan/atau transportasi Kepariwisataan dalam mendukung daya saing destinasi pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan; 3. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung daya saing destinasi pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan; 4. Meningkatkan
penelitian
dalam
rangka
memperkuat
Pemberdayaan
Masyarakat melalui Kepariwisataan; dan 5. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan peningkatan investasi di bidang pariwisata.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Pemasaran Pariwisata sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Meningkatkan penelitian pasar wisatawan dalam rangka pengembangan pasar baru dan pengembangan produk; meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan penguatan citra pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan; 2. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata; dan 3. Meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan peran promosi pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan di luar negeri.
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Industri Pariwisata sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan Industri Pariwisata; 2. Meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan daya saing produk pariwisata; 3. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata; 4. Meningkatkan penelitian dalam rangka penciptaan kredibilitas bisnis; dan 5. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
-232-
Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaan dan SDM Pariwisata sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Meningkatkan
penelitian
dalam
rangka
pengembangan
Organisasi
Kepariwisataan; dan 2. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM Peariwisata.
-233-
6.1
UMUM
Dalam rumusan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2010 tentang
Rencana
menggambarkan
Induk
Pembangunan
bahwa
pembangunan
Kepariwisataan pariwisata
Nasional
melalui
(i)
Pembangunan Destinasi Pariwisata, (ii) Pemasaran Pariwisata, (iii) Industri
Pariwisata,
dan
(iv)
Kelembagaan
Kepariwisataan,
yang
tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah tersebut dan merupakan amanat dari penyelenggaraan kepariwisataan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. A. LOKASI Lokasi
merupakan
tempat
dimana
usulan
program
akan
dilaksanakan. B. SUMBER PENDANAAN Sumber pendanaan dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
(APBD)
Provinsi
Sulawesi
Selatan,
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, dan/atau masyarakat. C. INSTANSI PELAKSANA
-234-
Instansi pelaksana merupakan pihak-pihak pelaksana program prioritas yang meliputi pemerintah seperti satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dinas teknis terkait, dan/atau kementerian/lembaga, swasta, dan/atau masyarakat.
D. WAKTU DAN TAHAPAN PELAKSANAAN Program direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 10 (sepuluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan dan masingmasing program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi sesuai kebutuhan.
Penyusunan
program
prioritas
disesuaikan
dengan
pentahapan jangka waktu 5 (lima) tahunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sulawesi Selatan.
-235-
TABEL 6.1 MATRIKS SUSUNAN TIPOLOGI PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI SULAWESI SELATAN, TAHUN 2015 – 2030 PERWILAYAHAN DESTINASI PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Perencanaan Pembangunan Koridor Pariwisata dan Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Penyusunan regulasi Penyusunan Master Plan Destinasi Pariwisata Satuan KerjaPerangkat Master Plan tiap Koridor Unggulan Provinsi Daerah Pariwisata Provinsi dan Penyusunan Master Plan Koridor Pariwisata (SKPD) yang Destinasi Pariwisata Provinsi bertanggung Unggulan Provinsi jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya Arah Kebijakan 2 : Penegakan Regulasi Pembangunan Koridor Pariwisata dan Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi 2 Monitoring dan Penyusunan tata cara / petunjuk teknis Satuan Kerja pengawasan oleh penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan Perangkat Daerah pemerintah provinsi Provinsi (DPUP) (SKPD) yang terhadap penerapan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Master bertanggung Rencana Induk Plan Pembangunan Destinasi Pariwisata jawab di bidang Pembangunan Destinasi Unggulan Provinsi kepariwisataan Pariwisata dan Penyiapan rancangan peraturan tentang dan SKPD terkait Pariwisata Unggulan Destinasi lainnya Pariwisata Provinsi (Koridor Provinsi Pariwisata Provinsi/KPP)
-236-
Arah Kebijakan 3 : Pengendalian Implementasi Pembangunan Koridor Pariwisata dan Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi 3 Meningkatkan Sosialisasi dan publikasi peraturan daerah Satuan Kerja koordinasi antara tentang Rencana Induk Pembangunan Perangkat Daerah pemerintah daerah, Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan (SKPD) yang pelaku usaha, dan Pembentukan bertanggung Forum Kordinasi Teknis masyarakat. jawab di bidang Kepariwisataan kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-237-
PEMBANGUNAN DAYA TARIK WISATA Arah Kebijakan 1 : Perintisan pengembangan daya tarik wisata dalam rangka mendorong pertumbuhan koridor pariwisata provinsi TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Mengembangkan daya Fasilitasi perintisan pengembangan daya tarik Satuan Kerja tarik wisata baru di wisata sesuai sebaran potensi unggulan daya Perangkat koridor pariwisata tarik wisata Daerah provinsi (SKPD) yang Fasilitasi perencanaan dan perintisan bertanggung pengembangan sarana prasarana dasar di jawab di kawasan yang belum dikembangkan bidang Fasilitasi pemberian arahan bagi masyarakat kepariwisataan setempat mengenai pengelolaan dan dan SKPD pemeliharaan destinasi untuk mewujudkan terkait community based tourism dikawasan yang lainnya belum berkembang. Fasilitasi para pelaku usaha didalam pengembangan kawasan pariwisata.
-238-
Arah Kebijakan 2 : Pembangunan daya tarik wisata untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada 2 Mengembangkan inovasi Penguatan interpretasi dan inovasi produk Satuan Kerja manajemen produk dan dalam upaya meningkatkan kualitas daya tarik, Perangkat kapasitas daya tarik keunggulan kompetitif dan komperatif serta Daerah wisata untuk mendorong daya saing dan daya tarik wisata yang sedang (SKPD) yang akselerasi perkembangan berkembang. bertanggung koridor pariwisata Pengembangan jejaring manajemen kunjungan jawab di provinsi bidang terpadu dengan daya tarik wisata yang terkait kepariwisataan disekitar lokasi dalam konteks regional, dan SKPD maupun nasional dan internasional. terkait Peningkatan kualitas dan kapasitasi sarana lainnya dan prasarana dasar untuk meningkatkan kualitas kegiatan kepariwisataan disekitar lokasi daya tarik wisata.
-239-
PRASARANA UMUM, FASILITAS UMUM DAN FASILITAS PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Pembangunan Prasarana umum, fasilitas umun, dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Meningkatkan Fasilitasi penyediaan lahan untuk Satuan Kerja pemberian inseptif pembangunan sarana usaha pariwisata Perangkat untuk pembangunan dengan nilai kompetitif Daerah fasilitas pariwisata Fasilitasi (SKPD) yang kemudahan perizinan bagi dalam mendukung swasta bertanggung dan masyarakat dalam perintisan kawasan pengembangan sarana usaha pariwisata. jawab di wisata bidang Fasilitasi pemberian arahan bagi kepariwisataan masyarakat setempat mengenai dan SKPD pengelolaan dan pemeliharaan destinasi terkait untuk mewujudkan community based lainnya tourism dikawasan yang belum berkembang. Fasilitasi kemudahan pinjaman bank dengan suku bungan yang rendah bagi swasta dan masyarakat dalam pengembangan sarana usaha pariwisata. 2 Mengembangkan Fasilitasi perintisan penyediaan jaringan Satuan Kerja prasarana/infrastruktur listrik dan lampu penerangan dikawasan Perangkat dasar untuk pariwisata. Daerah mendukung kesiapan Fasilitas perintisan pembangunan jaringan (SKPD) yang kawasan pariwisata air bersih dikawasan pariwisata. bertanggung sebagai destinasi wisata Fasilitasi jawab di pembangunan jaringan baru/rintisan dan/atau telekomunikasi dikawasan pariwisata. bidang kawasan pariwisata Fasilitasi penyediaan dan pengembangan kepariwisataan yang akan pusat informasi pariwisata dikawasan dan SKPD dikembangkan terkait pariwisata.
-240-
Peningkatan kualitas penyediaan tempat penjualan cinderamata (souvenir shop) dikawasan pariwisata.
lainnya
-241-
Arah Kebijakan 2 : Meningkatkan Kualitas Prasarana umum dan fasilitas pariwisata, pertumbuhan daya saing koridor pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Mengembangkan dan Pengembangan skema regulasi untuk menerapkan mengatur peran dan tanggungjawab antara berbagai skema pemerintah dan swasta dalam kemitraan antara pengembangan prasarana umum, fasilitas pemerintah provinsi umum, dan fasilitas pariwisata dikawasan dan swasta. pariwisata. Peningkatan koordinasi dan singkronisasi antara pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan kemitraan dalam pengembangan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata dikawasan pariwisata. Fasilitasi pemberian arahan bagi masyarakat setempat mengenai pengelolaan dan pemeliharaan destinasi untuk mewujudkan community based tourism dikawasan yang belum berkembang. Fasilitasi kemudahan pinjaman bank dengan suku bungan yang rendah bagi swasta dan masyarakat dalam pengembangan sarana usaha pariwisata.
yang mendorong PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-242-
AKSESIBILITAS DAN/ATAU TRANSPORTASI PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Pembangunan Prasarana umum, fasilitas umun, dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Mengembangkan Pengembangan angkutan wisata darat yang Satuan Kerja sarana moda memenuhi standar keamanan dan Perangkat transportasi darat, kenyamanan bagi wisatawan Daerah laut, angkutan Mengembangkan moda transportasi yang (SKPD) yang sungai dan hemat energi dan ramah lingkungan. bertanggung penyeberangan dan Pengembangan angkutan wisata laut antara jawab di bidang transportasi antar koridor pariwisata provinsi yang memenuhi kepariwisataan koridor pariwisata standar keamanan dan kenyamanan bagi dan SKPD terkait provinsi lainnya wisatawan. Pengembangan kerjasama dengan perusahaan angkutan umum dan angkutan khusus milik swasta dalam rangka mendukung koridor pariwisata provinsi.
-243-
Arah Kebijakan 2 : Pengembangan Sarana Prasarana Trasnportasi dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata. TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Mengembangkan Pembangunan shelter bis pariwisata di tiapSatuan Kerja sarana dan tiap kawasan wisata. Perangkat prasarana Daerah Peningkatan kualitas terminal bis dan transportasi darat, angkutan umum. (SKPD) yang laut, ASDP dan Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan bertanggung udara yang Peningkatan kualitas dan kuantitas tourusm jawab di bidang menghubungkan kepariwisataan signage. antar koridor Penyusunan studi kebutuhan pengembangan dan SKPD terkait pariwisata daerah. lainnya prasarana transportasi dimasing – masing koridor pariwisata daerah, contoh : kebutuhan sarana “cable car” yang menghubungkan tanjung pinang dengan penyengat. Penambahan Armada Transportasi Bus Pariwisata untuk jalur – jalur tertentu. Pembangunan dermaga/pelabuhan/marina untuk pengembangan wisata bahari (cruise dan sailing)
-244-
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Peningkatan Kapasitas dan Peran Masyarakat dalam Pembangunan Bidang TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Menguatkan Peningkatan kapasitas organisasi masyrakat kelembagaan lokal dalam pengembangan kepariwisataan. masyarakat dalam Peningkatan intensitas keterlibatan lemabaga pengembangan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan. kepariwisataan. 2 Mengembangkan Pemetaan potensi dan kebutuhan penguatan keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan masyarakat dalam keparawisataan. pola DMO (destinatin Perintisan pemberdayaan potensi dan mangement kapasitas masyarakat dalam pembangunan organization) dalam kepariwisataan. pengembangan Pelatihan dan Pendidikan tentang DMO kepariwisataan .
Kepariwisataan PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-245-
Arah Kebijakan 2 : Peningkatan Usaha Ekonomi Masyarakat di Bidang Kepariwisataan. TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Meningkatan Fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan kapasitas/skill serta usaha wisata yang di kembangkan masyarakat produk layanan lokal di sekitar kawasan pariwisata. usaha ekonomi Fasilitasi pengembangan produk dan layanan masyrakat di bidang usaha ekonomi yang dikembangkan masyarakat pariwisata lokal di sekitar kawasan pariwisata Fasilitas pemberian modal usaha kecil menengah bagi masyarakat di bidang pariwisata Pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat dalam pengembangan produk dan layanan usaha ekonomi. 2 Mengembangkan Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat regulasi yang lokal dalam pengembangan usaha ekonomi berorientasi untuk masyrakat. mendorong Menyusun regulasi yang mendorong keterlibatan perkembangan usaha pihak swasta untuk mendukung pengembangan ekonomi yang usaha ekonomi masyarakat melalui program dikembangkan oleh corporate social responbility (CSR) masyarakat lokal.
PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-246-
INVESTASI PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Mendorong Tumbuh dan Berkembangnya Investasi Dibidang Pariwisata. TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Meningkatkan Penetapan Keringanan Pajak dalam priode perbaikan jasa waktu tertentu bagi Pengembangan Investasi. pelayanan perpajakan Menurunkan tarif pajak daerah yang untuk investasi berpotensi menyebabkan kenaikan harga/jasa. penanaman modal dalam negeri dan modal asing di sektor pariwisata. Arah Kebijakan 2 : Peningkatan Usaha Ekonomi Masyarakat di Bidang Kepariwisataan. TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Mengembangkan Penyesuaian atau kemudahan urusan kontrak Deregulasi peraturan tenaga kerja. yang menghambat Pengurangan jenis peraturan perijinan. perizinan
PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-247-
PEMASARAN PARIWISATA 1. Pasar Wisatawan Arah Kebijakan 1 : Pemantapan Segmen Pasar Wisatawan Massal (Mass Market) dan Pengembangan Segmen Ceruk Pasar (Niche Market) dalam Megoptimalkan Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Dinamika Pasar Global. TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Meningkatkan Intensifikasi promosi produk-produk wisata Satuan Kerja pemasaran dan promosi unggulan daerah Perangkat untuk mendukung Daerah penciptaan destinasi (SKPD) yang pariwisata yang bertanggung diprioritaskan jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya 2 Mengembangkan Program pemasaran dan promosi berbasis Satuan Kerja promosi berbasis tema tema tertentu melalui community marketing Perangkat tertentu dan kampanye pemasaran secara terencana Daerah (SKPD) yang dan terpadu dengan pengembangan produk sesuai tema. bertanggung jawab di bidang Program pemasaran dan promosi bertema kepariwisataan khusus untuk mendatangkan wisatawan dan SKPD terkait massal lainnya 3 Akselerasi pergerakan Penciptaan program pemasaran dan promosi Satuan Kerja wisatawan produk terpadu meliputi : penciptaan skemaPerangkat skema promosi silang di sepanjang mata Daerah rantai industri pariwisata dan yang terkait (SKPD) yang bertanggung Intensifikasi program promosi dan pemasaran jawab di bidang berbasis komunitas (community marketing),
-248-
melalui : a. Promosi wisata pada media khusus komunitas tertentu (billing, majalah hobi, buletin organisasi, dll) b. Pemanfaatan pertemuan/event komunitas tertentu sebagai media promosi (pertemuan keluarga, komunitas hobi, dll).
kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
Intensifikasi pemasran pada segmen remaja dalam rangka meningkatan rasa cinta tanah air, melalui : a. Penyebaran informasi di institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, lembaga bimbingan belajar, dll) b. Pengembangan insentif dan kerjasama antar pelaku industri pariwisata dengan institusi pendidikan Peningkatan kemudahan akses dan skema pembiyaan perjalanan wisata, melalui : a. Potongan harga terusan (cercuit discount) b. Keuntungan ganda atas jasa tertentu (double benefit) c. Kartu keanggotaan (traveller/expatriate card) d. One entry ticket yang berlaku untuk beberapa obyek wisata
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-249-
PEMASARAN PARIWISATA 2. Citra Pariwisata Arah Kebijakan 1 : Pengembangan dan Pemantapan Citra Provinsi Sulawesi Selatan Pariwisata. TAHAPAN NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM I II III 1 Mengembangkan Penilaian dan penajaman kembali strategi dan memantapkan poitioning pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan positioning dengan memfokuskan upaya promosi pada pasar domestik. Pengembangan program pemasaran dan promosi yang bermuara pada brand image yang telah ditetapkan secara konsisten dan berkelanjutan. Pengembangan media sosial sebagai media komunikasi utama dalam penyebarluasan brand image provinsi Arah Kebijakan 2 : Pengembangan dan Pemantapan Citra Provinsi Sulawesi Selatan Pariwisata. 2 Meningkatkan Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi kehadiran media pemasaran yang meliputi media on-line dan off dalam rangka line. meningkatkan citra Pengembangan promosi produk-produk wisata positif pariwisata minat khusus melalui online portals
sebagai Destinasi PENANGGUNG JAWAB Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya sebagai Destinasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan dan SKPD terkait lainnya
-250-
KEMITRAAN PEMASARAN PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Meningkatkan peran mempromosikan wisata. NO
STRATEGI
1
Mengoptimalisasikan pemanfaatan media komunikasi pemasaran baik media cetak maupun media elektronik.
media
komunikasi
INDIKASI PROGRAM
pemasaran
dalam
memasarkan
TAHAPAN I II III
dan
PENANGGUNG JAWAB
Intensifikasi promosi paket-paket pariwisata melalui brosur-brosur, surat kabar, dll yang populer dibaca masyarakat Sulawesi Selasa. Intensifikasi promosi wisata melalui program acara televisi dan radio baik lokal maupun nasional. Pendistribusian Kit Promosi dalam bentuk CD, DVD kepada segenap pelaku usaha dan pemerintah daerah yang diperkirakan memiliki keterkaitan pasar. Arah Kebijakan 2 : Pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu, sinergis, berkesinambungan, dan berkelanjutan. 2 Meningkatkan Koordinasi, integrasi, dan singkronisasi program kehadiran media pemasaran dengan upaya peningkatan eksport dalam rangka dan pengembangan investasi. meningkatkan citra Penguatan promosi bermitra (co-marketing) positif pariwisata dengan pelaku usaha pariwisata. Pengembangan fasilitas penjualan secara langsung (e-commerce) kepada wisatawan untuk dapat membeli paket wisata secara langsung.
-251-
PROMOSI PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Sulawesi Selatan. TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Menguatkan fungsi dan Program pemasaran dan promosi bertema peran promosi khusus untuk mendatangkan wisatawan pariwisata didalam massal melalui Direct Selling atau event-even negeri di pusat-pusat perbelanjaan. Pengembangan citra biru promosi pariwisata dalam negeri. Arah Kebijakan 2 : Penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Sulawesi Selatan di Luar Negeri. 2 Menguatkan fasilitasi, Partisipasi pada event-event / pameran di dukungan, koordinasi luar negeri dalam rangka mempromosikan dan singkronisasi pariwisata di Sulawesi Selatan. terhadap promosi Pengembangan cetak biru promosi pariwisata pariwisata Sulawesi luar negeri Selatan di Luar Negeri.
-252-
INDUSTRI PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk pariwisata. TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Meningkatkan daya Peningkatan sertifikasi seluruh usaha saing pariwisata pariwisata di Sulawesi Selatan Peningkatan standarisasi seluruh usaha pariwisatadari level nasional ke internasional Arah Kebijakan 2 : Pengembangan manajemen dan pelayanan usaha pariwisata yang kredibel dan berkualitas. 2 Meningkatkan sistem pengembangan insentif perizinan untuk dan skema fasilitasi melindungi industri pariwisata lokal untuk usaha pariwisata Pemberian insentif kepada industri pariwisata yang menggunakan produk lokal dan produk UMKM
-253-
KELEMBAGAAN PARIWISATA Arah Kebijakan 1 : Optimalisasi koordinasi antar dinas dan dengan kabupaten/kota. TAHAPAN PENANGGUNG NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM JAWAB I II III 1 Merencanakan partisipatif Revitalisasi ataupun pembentukan unit koordinasi lintas sektor kerja yang berfungsi mengkoordinasikan (merujuk kepada inpres 16 dan menggerakan sinergi lintas sektor tahun 2005 tentang arah Menginsentifkan komunikasi antar dinas kebijakan pembangunan dan dengan kabupaten/kota kebudayaan dan pariwisata) Arah Kebijakan 2 : Optimalisasi Organisasi kepariwisataan swasta dan masyarakat dan swasta ditingkat provinsi. 2 Memperkuat peranserta swasta Pembentukan dan operasionalisasi dalam meningkatkan akselerasi Gabungan Industri Pariwisata Nasional di pembangunan kepariwisataan tingkat provinsi. Pembentukan dan operasionalisasi BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah)
GUBERNUR SULAWESI SELATAN
SYAHRUL YASIN LIMPO