Zulkifli Tri Darmawan
Hikayat Cinta Pengejar Mimpi Series 1 “Struggle” Cinta pada hakikatnya adalah memberi dan berkorban. Tidaklah dikatakan cinta jika cinta itu tak pernah kembali kepada sang maha pemberi cinta “Allah Azza Wa Jalla”
“Mimpi memang bukan kenyataan namun mimpi mampu menampakkan sebuah kenyataan”
1436 Hijriah
Hikayat Cinta Pengejar Mimpi Series 1 “Struggle”
Oleh: Zulkifli Tri Darmawan Copyright © 2016 by Zulkifli Tri Darmawan
Penerbit Mercusuar_Z group
Desain Sampul: Muhammad Yusuf Amir
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Ucapan Terima kasih:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Kedua Orang tua saya bapak Muchtar dan ibu Hasniah Guru-guru saya (TK/TPA Al mujahidin Balla’ Bunga, SD Negeri Longka, SMP Negeri 1 Parigi, SMA Negeri 1 Tinggimoncong, Jurusan Fisika FMIPA UNM) Keluarga Teman-teman seperjuangan saya & Para pemuda pemburu asa dan cita-cita dimanapun berada.
3
#Mimpi Keinginan yang kuat untuk menjadi besar adalah harapan bagi sebagian orang yang menuntut mereka lebih menguatkan tekad. Menjadikan diri lebih berwibawa oleh seorang yang terlahir dari keluarga berada adalah hal mudah namun bagaimana dengan mereka yang lemah, tertindas oleh nasib kurang beruntung yang menghadang mereka untuk bermimpi tinggi dan menjadikan jiwa-jiwa mereka lebih besar. Negeri yang subur ini adalah lahan luas bagi kami yang ingin memajukan semua sektor penunjang majunya suatu peradaban. Keinginan dan mimpi yang tergantung dilangit sana akan saya tengok sekian kalinya mudah-mudahan impian itu akan digariskan oleh tuhan dalam wujud keajaiban yang nyata. Aku berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi adat Makassar yang tinggi. Budaya yang dari kecil sudah aku kenal sebagai bagian dari hidupku. Budaya mengasihi yang lebih muda 4
dan
menghormati
yang
lebih
tua
adalah
sebagian kecil dari sekian banyaknya kekayaan budaya Makassar yang aku kenal. Setiap langkah kecilku kutelusuri jalan setapak negeri ini dengan harapan yang besar.Akan kujadikan asa dan harapanku itu kian mendekat menjadi kenyataan. Itulah budaya orang Makassar yang mempunyai tekad luar biasa dalam menggapai suatu keinginan. Keinginan yang menjadikanku pribadi yang tangguh. Wanita, tahta, serta harta adalah bagian dari keinginanku saat ini. Namun aku
teringat
bahwa
iblis
akan
selalu
menjerumuskan setiap anak cucu Adam dengan ketiga hal tersebut. Bukan berarti aku berputus asa ketika aku mengatakan yang demikian. Agama yang luhur, kebaikan yang mengiringi setiap ucapan yang terlontar dilisanku, akan selalu kuusahakan agar menjadi insan yang selamat dunia dan akhirat. Mimpi bagi saya adalah sebuah hal yang mendorongku bergerak lebih semangat dan 5
lebih maju. Kekurangan yang kumiliki sekarang adalah sebuah kekuatan sekaligus kelebihan yang akan aku manfaatkan dalam mimpimimpiku di ujung langit sana. Mimpi bukan sekedar bayangan maya yang oleh sebagian orang dianggap lelucon untuk anak seperti saya yang lemah, yang tidak berasal dari keluarga yang beruntung namun mimpi bagi saya adalah tekad yang akan mengantarkan saya menuju keujung langit sana sembari mengatakan,” Aku akan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi
orang
lain.
Posisiku
sekarang
akan
kujadikan alasan menjadikan orang lain besar seperti saya. Saya tidak akan melihat yang lalulalu namun kedepan gerbang yang terang dengan cahaya yang menyinari seantero dunia ini akan keperhadapkan bagi orang tuaku yang dianggap rendah oleh orang lain”. Impianku saat ini akan menjadi alasan bagi orang digenerasi setelahku
mengingatku,
melihatku
sebagai orang
6
menyayangiku, yang
bermanfaat
bukan orang yang memanfaatkan, menjadi orang yang membahagiakan bukan orang yang dibahagiakan serta menjadi orang yang kaya hati bukan pembenci”.
#Merantau ke tanah Aceh Aceh, sebuah negeri tempat lahirnya Islam di abad yang lalu, seakan menggelorakan asa dan harapan kebangkitan Islam dinegeri itu, mencari burung yang akan terbang bebas kelangit sana, memainkan senandung khas Aceh
dengan
irama
saman
yang
menghentakkan tangan akan kujejaki setelah peristirahatanku di butta mangkasara’. Asa yang menggebu-gebu akan selalu teringat dalam ingatanku. Aku akan jadikan hal itu sebagai bahan daripada perantauanku mencari apa yang selama ini kudambakan kenyatannya. Sore
itu
aku
niatkan
dalam
hati,
kuucapkan segala yang kuinginkan dihadapan tuhanku yang maha mengasihiku, sembari 7
bertaqarrub mengingat kenangan dan nodanoda hitam dimasaku yang kelam. Kujanjikan dalam hati esok hari aku akan berdiri tegak di hadapan
orang-orang
yang
dulunya
memusuhiku sembari mengatakan bahwa anak bawang yang terkupas kulitnya kini menjadi pohon yang kekar dan tahan akan hinaan yang menghantuiku bekalku,
setiap
kukatakan
detiknya. kepada
ibu
Kuangkat bapakku,”
Nakkuklampamo anne mange ributta Aceh, butta kaminang bajika ri kampong waraka, kampong
niaka
adak
mabajika.
Pappalak
doangangkak ri Alla ta’ala sollanna nabajik pakmaikku mange ri kampong passolongan cerakna guru agamayya”. Sembari memeluk tubuh renta orang tuaku,kutegarkan hatiku dihadapannya seakan gerbang masa depanku ada di tanah sana.Akupun berangkat kesana dengan bekal seadanya. Dengan balutan baju adat Bugis Makassar akupun melangkahkan kedua kakiku ke tanah yang aku niatkan 8
tersebut. Tanah yang aku harap bisa membuat hidupku lebih mulia dan bahagia. Tanah Aceh yang ada dimimpiku semalam kini menjadi kenyataan. Negeri ini amatlah elok laksana tanah Malino di negeriku sebelumnya. Negeri
dengan
menyentuh
panorama
kalbu
setiap
surgawi
yang
insan
yang
memadangnya. Pepohonan yang rindang serta tanah yang subur dengan aneka suguhan budaya yang khas menghiasi perjalananku disetapak jalan lika-liku ditanah serambi mekah ini.Orang-orang
disini
sangat
menghormati
orang luar yang berkunjung ditanah mereka. Mereka disuguhi dengan aneka macam budaya yang aku rasa sangat jarang ditemui pemuda yang masih menjunjug tinggi adat serta budaya disini. Bagian yang membuatku terkejut adalah tidak sedikit diantara mereka masih menjunjung nilai-nilai keislaman ditengah maraknya budaya barat yang kebanyakan bertentangan dengan budaya orang timur. Budaya yang seakan 9
menjadi binatang berbisa bagi siapa saja yang mendekati atau bahkan mengikutinya. “Erokku
mamo
anciniki
masigik
Baiturrahman mingka tena kuassengi oloanna”, pintaku dalam hati. Saat pikiran dan hatiku
10